• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Rubella

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Rubella"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

Asuhan Keperawatan RUBELLA

Dosen : Hanura Aprillia, S.Kep,Ns

Disusun oleh: Kelompok I

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN REGULER

2010 Abadi Agus tihadi Akhmad Dailami Aliasyah Antung Aisyah Arif Habibi Ary Syahriadi Chandra Eka A Dahliana Desy Normalia Dwi Mustika Elysa

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN RUBELLA

A. PENGERTIAN

Rubella adalah penyakit saluran nafas (ringan) yang biasanya disertai ruam, namun mempunyai akibat serius bagi bayi yang belum lahir.

Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan suatu virus RNA dari golongan Togavirus. Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan.

Rubella merupakan virus RNA, terselubung penyebab penyakit yang kadang-kadang disebut “campak 3 hari” atau “campak jerman”. Penyakit ini hamper terberantas dengan diproduksinya vaksin rubella hidup yang dilemahkan. Ini merupakan satu-satunya virus dimana vaksin telah dibuat terutama untuk memberantas akibat-akibatinfeksi janin.

Syndrome rubella menggambarkan prototype infeksi virus congenital. Selama infeksi pada ibu, virus rubella dapat menembus plasenta, menyebabkan infeksi pada janin dan mengakibatkan kematian pada konseptus atau bayi dilahirkan dengan menderita rubella congenital. Bayi yang menderita infeksi kronik, ketika masih dalam kandungan dapat merupakan sumber yang mempertahankan virus

(3)

selama periode diamana dalam masyarakat hanya ditemukan beberapa kasus saja. Imunisasi dengan mempergunakan vaksin rubella hidup yang telah dilemahkan mengakibatkan penurunan insiden penyakit rubella congenital.

Rubella - yang sering dikenal dengan istilah campak Jerman atau campak 3 hari - adalah sebuah infeksi yang menyerang, terutama, kulit dan kelenjar getah bening. Penyakit ini disebabkan oleh virus rubella (virus yang berbeda dari virus yang menyebabkan penyakit campak), yang biasanya ditularkan melalui cairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan. Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui aliran darah seorang wanita yang sedang hamil kepada janin yang dikandungnya. Karena penyakit ini tergolong penyakit ringan pada anak-anak, bahaya medis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita hamil, yang dapat menyebabkan sindrom cacat bawaan pada janin tersebut. Sebelum vaksin untuk melawan Rubella tersedia pada tahun 1969, epidemi rubella terjadi setiap 6 s.d. 9 tahun. Anak-anak dengan usia 5 - 9 menjadi korban utama dan muncul banyak kasus rubella bawaan. Sekarang, dengan adanya program imunisasi pada anak-anak dan remaja usia dini, hanya muncul sedikit kasus rubella bawaan.

B. ETIOLOGI

Rubella disebabkan oleh suatu RNA virus, genus rubivirus, family Togaviridae. Virus dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita.Secara fisikokimia virus ini sama dengan anggota virus lain dari family tersebut, tetapi virus rubella secara serologic berbeda. Pada waktu terdapat gejala klinis virus ditemukan pada secret nasofaring, darah, feses dan urin. Virus rubella hanya menjangkiti manusia saja. Virus Rubella adalah adalah virus RNA beruntai tunggal, dari keluarga Paramyxovirus, dari genus Morbillivirus. Virus campak hanya menginfeksi manusia, dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, pH asam, eter, dan tripsin (enzim). Ini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di udara, atau pada benda dan permukaan.

Virus rubella ditularkan melalui percikan ludah penderita atau karena kontak dengan penderita. Penyakit ini juga ditularkan dari ibu hamil kepada janin yang

(4)

berada di dalam kandungannya. Penderita bisa menularkan penyakit ini pada saat 1 minggu sebelum munculnya ruam sampai 1 minggu setelah ruam menghilang. Bayi baru lahir yang terinfeksi ketika masih berada dalam kandungan, selama beberapa bulan setelah lahir, bisa menularkan penyakit ini.

Virus campak berada dalam lendir di hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi. Penularan campak dapat terjadi ketika bersin atau batuk. Lendir yang terinfeksi dapat mendarat di hidung orang lain atau tenggorokan ketika mereka bernapas atau memasukkan jari-jari mereka di dalam mulut atau hidung setelah menyentuh permukaan yang terinfeksi. Virus tetap aktif dan menular pada permukaan yang terinfeksi sampai 2 jam. Transmisi campak terjadi begitu mudah kepada siapa pun yang tidak di imunisasi campak.

C. PATOFISIOLOGI

Penularan terjadi melalui oral droplet, dari nasofaring, atau rute pernafasan. Selanjutnya virus rubella memasuki aliran darah. Namun terjadinya erupsi dikulit belum diketahui patogenesisnya. Viremia mencapai puncaknya tepat sebelum timbul erupsi di kulit. Di nasofaring virus tetap ada sampai 6 hari setelah timbulnya erupsi dan kadang-kadang lebih lama. Selain dari darah dan sekret nasofaring, virus rubella telah diisolasi dari kelenjer getah bening, urin, cairan serebrospinal, ASI, cairan sinovial dan paru.

Penularan dapat terjadi biasanya sejak 7 hari sebelum hingga 5 hari sesudah timbulnya erupsi. Daya tular tertinggi terjadi pada akhir inkubasi, kemudian menurun dengan cepat. Dan berlangsung hingga menghilangnya erupsi.

Rubella dapat ditularkan melalui kontak pernafasan dan memiliki masa

inkubasi antara 2-3 minggu. Penderita dapat menularkan penyakit ini selama seminggu sebelum dan sesudah timbulnya rash (bercak - bercak merah) pada kulit. Rash pada Rubella berwarna merah jambu, mengjilang dalam waktu 2-3 hari dan tidak selalu muncul untuk semua kasus infeksi.

(5)

Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir 60 % pasien akan timbul ruam. Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia maternal terjadi saat replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung kemampuan virus untuk masuk dalam barier plasenta. Untuk dapat terjadi viremia fetal, replikasi virus harus terjadi dalam sel endotel janin. Viremia fetal dapat menyebabkan kelainan organ secara luas. Bayi- bayi yang dilahirkan dengan rubella kongenital 90 % dapat menularkan virus yang infeksius melalui cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dalam 6 bulan sebanyak 30 – 50 %, dan dalam 1 tahun sebanyak kurang dari 10 %. Dengan demikian bayi - bayi tersebut merupakan ancaman bagi bayi-bayi lain, disamping bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi

D. MENIFESTASI KLINIS

Tanda-tanda dan gejala rubella, terutama pada anak-anak, sering begitu ringan sehingga sulit untuk dilihat. Jika tanda-tanda dan gejala yang terjadi, mereka biasanya muncul antara dua dan tiga minggu setelah terpapar virus. Rubella biasanya berlangsung sekitar dua sampai tiga hari dan gejalanya sebagai berikut:

• Demam ringan dengan suhu 38,5 derajat Celcius atau lebih rendah • Sakit kepala

• Hidung tersumbat atau pilek

• Radang, mata merah

• Ruam merah muda yang diawali pada wajah dengan cepat menyebar ke punggung dan kemudian lengan dan kaki

(6)

Masa Inkubasi

Masa inkubasi berkisar antara 14-21 hari. Dalam beberapa laporan lain waktu inkubasi minimum 12 hari dan maksimum 17-21 hari.

Masa Prodromal

Pada anak biasanya erupsi timbul tanpa keluhan sebelumnya, jarang disertai gejala dan tanda pada masa prodromal. Namun pada remaja dan dewasa muda masa prodromal berlangsung 1-5 hari dan terdiri dari demam ringan, sakit kepala dan nyeri tenggorokan, kemerahan pada konjugtiva, rinitis, batuk dan limfodenopati. Gejala ini sering menghilang pada waktu erupsi timbul. Gejala dan prodromal biasanya mendahului erupsi dikulit 1-5 hari sebelumnya.

Masa Eksantema

Seperti pada rubeola, eksentema mulai muncul pada muka dan dengan cepat meluas kebagian lain dari tubuh. Mula-mula berupa makula yang berbatas tegas dan kadang-kadang dengan cepat meluas dan menyatu, memberikan bentuk morbilliform. Pada hari kedua ekstensema di muka menghilang, diikuti hari ketiga di tubuh dan hari keempat di anggota gerak.

Limfedenopati merupakan gejala klinis yang penting padarubella. Biasanya pembengkakankelenjer getah bening itu berlangsung selama 5-8 hari. Sebagai kecil penderita masih terganggu dengan nyeri kepala, sakit kepala, rasa gatal selama 7-10 hari.

Pada remaja dan dewasa dapat terjadi artiritis dan artralgia dari sendi kecil tangan, kaki, lutut, dan bahu yang berupa pembengkakan dan nyeri. Khususnya artralgia pada tangan timbul setelah erupsi pada penderita dewasa.

(7)

Infeksi rubella pada ibu hamil dapat menimbulkan infeksi pda janin dengan kelainan teratogenesis yang bergantungdari umur kehamilan. Pada waktu mengalami infeksi Rubella ibu hamil tidak menunjukkan gejala atau tanda klinis. Meskipun demikian virus dapat menimbulkan infeksi pada plasenta dab diteruskan ke janin, yang mana virus itu itu banyak menyerang ke organ dan jaringan.

Bayi yang lahir dari ibu hamil menderita infeksi Rubella pada trimester pertama bisa terkena sindrom rubella kongenital, yaitu trias anomali kongenital pada mata ( katarak, mikroftalmia, glaukoma, retinopati), telinga ( ketulian), dan defek jantung (stenosis arteri pulmonalis, patent ductus arteriosus, ventrikal septal defect). Kerusakan jantung dan mata terjadi karena infeksi embrio yang berumur kurang dari 6 minggu, sedangkan ketulian defek mental terjadi pada semua embrio yang berumur kira-kira 16 minggu.

E. KOMPLIKASI

• Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:

1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah

2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami perdarahan

3. Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

4. Bronkopnemonia (infeksi saluran napas)

5. Otitis Media (infeksi telinga)

(8)

7. Diare

8. Kejang Demam (step)

• Cenderung terjadi pada orang dewasa, yang paling jarang terjadi. • Arthritis atau arthralgia:

o Terjadi pada 70% dari wanita dewasa, yang berlangsung hingga 1 bulan

o Biasanya mempengaruhi sendi kecil • Ensefalitis:

o 1 dalam 5.000 kasus

o Dapat dikaitkan dengan kematian • Perdarahan:

o 1 dari 3.000 kasus

o Terjadi pada anak-anak lebih dari pada orang dewasa • Trombositopenia: Umumnya dicatat

• Orchitis dan neuritis: Langka • Rubella kongenital Sindrom:

o Rubella infeksi pada kehamilan dini dapat menyebabkan kematian janin, kelahiran prematur, dan cacat bawaan.

o Keparahan cacat lebih buruk sebelumnya dalam kehamilan infeksi terjadi.

o 85% bayi yang terkena jika infeksi terjadi pada trimester 1. o Cacat jarang jika infeksi terjadi setelah minggu ke-20. o Umum cacat sindrom rubella bawaan:

 Tuli: cacat yang paling umum

 Ophthalmologic cacat: Katarak, glaukoma, microphthalmia  Jantung cacat: Patent ductus, arteriosus, defek septum

(9)

 Cacat neurologis: keterbelakangan mental, microcephalism Beberapa manifestasi sindrom rubella bawaan (diabetes mellitus, ensefalopati progresif) mungkin tertunda selama bertahun-tahun.

9. PROGNOSIS

Rubella biasanya merupakan infeksi ringan. Setelah infeksi, orang-orang memiliki kekebalan terhadap penyakit selama sisa hidup mereka.

• Cukup baik, sebanyak 50% dari infeksi asimtomatik.

• Rubella infeksi pada wanita hamil dapat menghancurkan untuk bayi (lihat "Komplikasi").

10. PENGOBATAN

Rubella tidak dapat ditangani dengan antibiotik karena AB tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi virus Wanita hamil yang terkena rubella harus segera menghubungi dokter spesialis.

• Penanganan di rumah

Rubella biasanya penyakit yang ringan, terutama pada anak-anak dan hanya membutuhkan penanganan kecil di rumah. Awasi suhu badan anak dan hubungi dokter jika demamnya meninggi Untuk mengurangi keyidaknyamanan, balita dapat diberikan acetaminophen atau ibuprofen. Cegah penggunaan aspirin kepada anak-anak yang terkena infeksi virus karena penggunaan aspirin pada kasus tersebut dicurigai menyebabkan terjadinya sindrom Reye, yang dapat menyebabkan kegagalan hati dan kematian.

(10)

• Membuat pasien dengan rubella aktif senyaman mungkin. Berikan buku anak-anak untuk membaca atau permainan untuk bermain untuk menyibukkan mereka.

• Jelaskan mengapa isolasi pernapasan diperlukan. Pastikan pasien mengerti betapa pentingnya adalah untuk menghindari mengekspos wanita hamil untuk penyakit ini.

• Laporan dikonfirmasi kasus rubella untuk lokal pejabat kesehatan masyarakat.

Ketika memberikan vaksin rubella:

• Mendapatkan riwayat alergi, terutama untuk neomisin. Jika pasien memiliki alergi ini atau telah memiliki reaksi terhadap imunisasi di masa lalu, cek dengan dokter sebelum memberikan vaksin.

• Jika pasien adalah wanita usia subur, tanyakan apakah dia hamil. Jika dia atau dia mungkin berpikir, tidak memberikan vaksin.

TIP KLINIS: Peringatkan perempuan yang menerima vaksin rubella untuk

menggunakan cara yang efektif untuk pengendalian kelahiran selama minimal 3 bulan setelah imunisasi.

• Berikan vaksin minimal 3 bulan setelah setiap pemberian globulin imun atau darah, yang bisa memiliki antibodi yang menetralisir vaksin.

• Jika pasien menderita penyakit immunocompromise atau imunodefisiensi atau menerima imunosupresan, radiasi, atau terapi kortikosteroid, hindari memberinya vaksin. Sebaliknya, mengelola globulin serum kekebalan tubuh untuk mencegah atau mengurangi infeksi.

• Setelah memberikan vaksin, mengamati pasien untuk tanda-tanda anafilaksis selama paling sedikit 30 menit. Jauhkan epinefrin 1:1.000 berguna.

(11)

• Peringatkan pasien yang demam ringan, ruam ringan, arthralgia transien (pada remaja), dan arthritis (pada pasien usia lanjut) yang mungkin. Sarankan aspirin atau acetaminophen untuk demam.

• Menyarankan pasien untuk menerapkan kehangatan ke situs injeksi untuk 24 jam setelah imunisasi (untuk membantu tubuh menyerap vaksin). Jika pembengkakan masih terjadi setelah 24 jam awal, menyarankan kompres dingin untuk mempromosikan vasokonstriksi dan mencegah pembentukan kista antigenik.

11. PENCEGAHAN

Penanggulangan infeksi rubella adalah dengan pencegahan infeksi salah satunya dengan cara pemberian vaksinasi. Pemberian vaksinasi rubella secara subkutan dengan virus hidup rubella yang dilemahkan dapat memberikan kekebalan yang lama dan bahkan bisa seumur hidup.

Imunisasi rubella secara luas dan merata sangat penting untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini, yang pada akhirnya dapat mencegah cacat bawaan/lahir akibat sindrom rubella bawaan. Vaksin ini biasanya diberikan kepada anak-anak berusia 12 - 15 bulan dan menjadi bagian dari imunisasi MMR yang telah terjadwal. Dosis kedua MMR biasanya diberikan pada usia 4 - 6 tahun, dan tidak boleh lebih dari 11 - 12 tahun. Sebagaimana dengan imunisasi lainnya, selalu ada pengecualian tertentu dan kasus-kasus khusus. Dokter anak akan memiliki informasi yang tepat. Vaksin rubella tidak boelh diberikan kepada wanita hamil atau wanita yang akan hamil dalam jangka waktu satu bulan sesudah pemberian vaksin. Wanita hamil yang tidak kebal terhadap rubella harus menghindari orang yang mengidap penyakit ini harus diberikan vaksinasi setelah melahirkan sehingga dia akan kebal terhadap penyakit ini di kehamilan berikutnya Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil atau

(12)

akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. Hal ini karena vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat berisiko menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang. Tidak ada preparat kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah viremia pada orang-orang yang tidak kebal dan terpapar rubella. Bila didapatkan infeksi rubella dalam uterus, sebaiknya ibu diterangkan tentang risiko dari infeksi rubella kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari infeksi pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan, bila diagnosis dibuat secara tepat.

(13)

Pusdiknakes. 1984. Perawatan Bayi dan Anak. Depkes RI : Jakarta Mahdiyat, Iskandar, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FK UI. • http://irfan-cadaas.blogspot.com/2009/10/rubela.html

• http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en| id&rurl=translate.google.co.id&twu=1&u=http://www.nlm.nih.gov/medlin eplus/ency/article/001574.htm&usg=ALkJrhj4rWIAYIqonOhzLfueX32B5 -mkkw.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor endogen : penyakit genetik (Sindrom Down), anak yang lahir sebelumnya menderita PJB, ayah dan ibu menderita PJB dan lahir dengan kelainan bawaan

Mexico Kriteria inklusi : Wanita hamil dengan peningkatan resiko preeklampsia Kriteria eksklusi : kehamilan multifetus, terdapat kelainan bawaan mayor pada janin,

Mexico Kriteria inklusi : Wanita hamil dengan peningkatan resiko preeklampsia Kriteria eksklusi : kehamilan multifetus, terdapat kelainan bawaan mayor pada janin,

indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,

medis anak berusia kurang dari 18 tahun dengan penyakit jantung bawaan yang.. dilaksanakan di

Meliputi nama anak, umur : rentan pada anak berumur 1-14 th dengan status gizi yang kurang dan sering mengalami penyakit infeksi, jenis kelamin (L dan

Konjungtivitis viral adalah penyakit umum yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan

a. Berbagai penyakit virus, paling sering menyebabkan leukopenia dan neutropenia pada anak. Beberapa contoh yaitu infeksi hepatitis, mononukleosis, virus sitomegalo,