BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran status gizi pasien anak yang
menderita penyakit jantung bawaan.
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional
Anak adalah seseorang yang belum berumur 18 tahun.
Penyakit jantung bawaan adalah suatu kelainan pada stuktur atau fungsi sirkulasi
jantung yang telah ada saat lahir yang telah didiagnosa oleh dokter spesialis dan
telah terbukti dengan pemeriksaan penunjang diantaranya foto toraks,
elektrokardiogram, dan echokardiografi.
Status gizi adalah ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat diukur
dengan metode antropometri yaitu dengan perhitungan indeks massa tubuh.
3.3. Cara Ukur
Cara ukur pada penelitian ini adalah dengan menghitung indeks massa tubuh
pasien berdasarkan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) kemudian di plot kan
ke kurva WHO dan CDC.
Anak penderita penyakit
jantung bawaan Status Gizi
3.4. Alat Ukur
Alat ukur pada penelitian ini adalah data rekam medis pasien anak dengan
penyakit jantung bawaan di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
3.5. Hasil Ukur
Hasil ukur pada penelitian ini adalah:
< 5th persentil : Underweight (Gizi Kurang) 5th persentil - < 85th persentil : Normal (Gizi Baik)
85th persentil - < 95th persentil : Overweight
>= 95th persentil : Obesitas
3.6. Skala Ukur
Skala ukur yang dipakai pada penelitian ini adalah skala numerik yang kemudian
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan melihat gambaran
status gizi pada anak dengan penyakit jantung bawaan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian direncanakan akan dilakukan pada bulan Juli 2014 – Oktober
2014. Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Tempat
penelitian ini dipilih karena RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan pusat
pelayanan kesehatan pemerintah yang menjadi tempat rujukan dari berbagai
sarana pelayanan kesehatan, khususnya di wilayah Sumatera Utara.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh anak dengan penyakit jantung bawaan berusia
kurang dari 18 tahun di RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2012 –
Desember 2013.
4.3.2. Sampel
Pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah total sampling
dimana semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menjadi
sampel penelitian.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah:
a. Kriteria inklusi
Pasien penderita penyakit jantung bawaan yang berumur 0-18 tahun
yang berobat di RSUP. Haji Adam Malik periode januari 2012 –
Desember 2013.
Pasien tidak memiliki data tentang berat badan dan tinggi badan di
rekam medis.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan melihat berat badan dan tinggi badan pasien yang berumur
0 – 18 tahun dengan penyakit jantung bawaan yang tercatat di rekam medis dari
Januari 2012 hingga Desember 2013 di RSUP. Haji Adam Malik Medan.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan dari rekam medis di RSUP Haji Adam Malik
Medan akan diolah menggunakan sistem komputerisasi. Analisis data dilakukan
secara dekriptif dengan menggunakan program komputer statistik yang sesuai.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Proses pengambilan data dilakukan dengan pecatatan data pada rekam
medis anak berusia kurang dari 18 tahun dengan penyakit jantung bawaan yang
dilaksanakan di RSUP. H. Adam Malik Medan. Penelitian ini dilaksanakan
selama 1 bulan, yaitu bulan Oktober 2014.
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik
sebagai rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No.
355/Menkes/SK/VII/1990. Rumah sakit ini berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17,
Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Dengan predikat
rumah sakit kelas A, RSUP Haji Adam Mallik telah memiliki fasilitas kesehatan
yang memenuhi standard an tenaga kesehatan yang kompeten. RSUP Haji Adam
Malik juga merupakan rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang
meliputi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau
sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang bervariasi. RSUP Haji
Adam Malik memiliki bagian instalasi rekam medis yang merupakan tempat
pengambilan data pada penelitian ini.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini merupakan seluruh anak berusia kurang dari
18 tahun dengan penyakit jantung bawaan di RSUP. Haji Adam Malik periode
2012-2013. Jumlah keseluruhan pasien anak PJB berusia kurang dari 18 tahun
pada periode Januari 2012 - Desember 2013 yang terdapat dalam rekam medis
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi %
Laki-Laki 61 50
Perempuan 61 50
Total 122 100
Dari tabel 5.1. dapat dilihat terdapat jumlah yang seimbang antara sampel
laki-laki dan perempuan. Jumlah sampel laki-laki sebanyak 61 orang (50%) dan
jumlah sampel perempuan sebanyak 61 orang (50%).
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Sampel berdasarkan Rentang usia
Rentang Usia Frekuensi %
0 - 24 bulan (0-2 tahun) 60 49.2
25 - 48 bulan (>2-4 tahun) 8 6.6
49 - 72 bulan (>4-6 tahun) 16 13.1
73 - 96 bulan (>6-8 tahun) 8 6.6
97 - 120 bulan (>8-10 tahun) 15 12.3
121 - 144 bulan (>10-12 tahun) 10 8.2
> 144 bulan (>12 tahun) 5 4.1
Total 122 100.0
Dari Tabel 5.2. jumlah sampel terbanyak berasal dari kelompok umur 0-24
bulan sebanyak 60 orang (49,2%), diikuti oleh kelompok umur 49-72 bulan
sebanyak 16 orang (13,1%), kemudian kelompok umur 97-120 bulan sebanyak 15
orang (12,3%), selanjutnya kelompok umur 121-144 bulan sebanyak 10 orang
(8,2%), lalu kelompok umur 25-48 bulan dan 73-96 bulan didapati jumlah sampel
yang sama yaitu masing-masing sebanyak 8 orang (6,6%), dan kelompok umur
5.1.3. Hasil Analisa Data
Tabel 5.3. Distribusi Sampel Penelitian Berdasarkan Jenis PJB
(AP)Atresia Pulmonal, (DSA)Defek septal atrial, (AT)Atresia Trikuspid, (PDA)Paten duktus arteriosus, (TAB)Transformasi arteri besar, (TOF)Tetralogy of fallot, (DSV)Defek septal ventrikel
Dari tabel 5.3. dapat dilihat dari 122 sampel jenis PJB yang paling banyak
ditemui adalah VSD yaitu sebanyak 36 orang (29,5%), diikuti jenis PDA
sebanyak 32 orang (26,2%), kemudian ASD sebanyak 24 orang (19,7%),
selanjutnya TOF sebanyak 20 orang (16,4%), lalu TGA sebanyak 7 orang (5,7%),
jenis AP sebanyak 2 orang (1,6%), dan AT sebanyak 1 orang (0,8%).
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Status Gizi Sampel Berdasarkan Indeks
Massa Tubuh dan jenis PJB
Kategori Status Gizi Asianotik Sianotik Total
Berdasarkan Tabel 5.4. untuk jenis PJB Asianotik status gizi yang paling
banyak adalah underweight (gizi kurang) yaitu sebanyak 63 orang (68,5%), status gizi normal (gizi baik) yaitu sebanyak 27 orang (29,3%), status gizi obesitas
sebanyak 2 orang (2,2%). Tidak ditemukan sampel dengan status gizi overweight
untuk jenis PJB Asianotik.
Untuk jenis PJB Sianotik status gizi mayoritas juga adalah underweight
(gizi kurang) sebanyak 17 orang (56,7%), status gizi baik sebanyak 11 orang
(36,7%), serta status gizi overweight dan obesitas masing masing sebanyak 1
orang (3,3%).
5.2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi pada anak
dengan penyakit jantung bawaan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data sebanyak 122 sampel dari Januari
2012 sampai Desember 2013 yang memenuhi kriteria inklusi. Data tersebut
digunakan sebagai panduan untuk menyusun pembahasan serta hasil akhir.
Dari tabel 5.1. dapat dilihat terdapat jumlah yang seimbang antara sampel
laki-laki dan perempuan. Jumlah sampel laki-laki sebanyak 61 orang (50%) dan
jumlah sampel perempuan sebanyak 61 orang (50%). Hasil yang didapatkan pada
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pelangi (2010) yang
mendapatkan mayoritas pasien PJB adalah perempuan yaitu sebanyak 75 orang
(57,3%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 56 orang (42,7%). Penelitian
sebelumnya oleh Mitchell (1995) didapati hasil yang tidak jauh berbeda yaitu
laki-laki sebanyak 23 orang dan perempuan sebanyak 25 orang. Perbedaan hasil
penelitian dengan penelitian sebelumnya dapat disebabkan lokasi penelitian,
waktu penelitian dan jumlah sampel.
Pada penggolonngan sampel berdasarkan rentang usia, sampel terbanyak
berasal dari kelompok umur 0-24 bulan sebanyak 60 orang (49,2%). Menurut
teori, sekitar 2-3 dari 1000 neonatus akan bergejala penyakit jantung pada usia 1
penderita. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Okoromah
Christy A N et.al. (2011) yang menunjukkan kelompok usia terbanyak pada
kelompok umur 0-59 bulan, yaitu sebanyak 64,3%, diikuti anak usia 60-120 bulan
sebanyak 23,1%, dan anak berusia >120 bulan sebanyak 12,6%.
Pada penggolongan sampel berdasarkan jenis PJB didapatkan dari 122
sampel jenis PJB yang paling banyak ditemui adalah VSD yaitu sebanyak 36
orang (29,5%), dan yang paling sedikit ditemui adalah jenis AT sebanyak 1 orang
(0,8%).Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan
oleh Sjarif et.al (2011) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang menunjukkan
jenis PJB yang paling banyak ditemukan adalah jenis VSD yaitu sebanyak 23,2%,
selanjutnya PDA sebanyak 13,7%, TOF 12,6%, dan ASD 7,4%. Ventrikel septal
defek (VSD) merupakan malformasi jantung yang paling sering ditemui, meliputi
25% dari penyakit jantung kongenital (Bersntein, 2000). Salah satu komplikasi
pada VSD adalah gangguan status gizi. Pada penelitian sebelumnya yang
dilakukan Rahayuningsih (2011) di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
menunjukkan malnutrisi terjadi pada 83% kasus VSD dan malnutrisi ringan paling
sering ditemukan.
Berdasarkan data yang telah disajikan untuk jenis PJB Asianotik status
gizi yang paling banyak adalah underweight (gizi kurang) yaitu sebanyak 63 orang (68,5%). Untuk jenis PJB Sianotik status gizi mayoritas juga adalah
underweight (gizi kurang) sebanyak 17 orang (56,7%). Penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Kumala (2012) di RSUP dr. Kariadi Semarang menunjukkan
hasil untuk jenis PJB Asianotik didapati 18 anak memiliki status gizi kurang
(45%) dan 22 anak memiliki status gizi baik (55%). Untuk jenis PJB sianotik
didapatkan hasil 11 anak memiliki status gizi kurang (84,6%) dan 2 anak memiliki
status gizi baik (15,4%). Hasil penelitian Hariyanto (2012) di RSUP Dr. M. Jamil
Padang menunjukkan status gizi terbanyak adalah gizi kurang yaitu sebanyak 51
orang (52%), selanjutnya gizi baik sebanyak 35 orang (35,7%), lalu gizi buruk
sebanyak 7 orang (7,1) dan gizi lebih sebanyak 5 orang (5,1%). Hasil penelitian
yang bervariasi dapat disebabkan oleh lokasi pengambilan data dan waktu
Penyebab dari kekurangan gizi pada pasien penyakit jantung bawaan
merupakan multifaktorial, diantaranya tidak adekuatnya asupan nutrisi,
malabsorbsi, meningkatnya energi yang dibutuhkan oleh karena meningkatnya
basal metabolisme tubuh. Tidak adekuatnya asupan nutrisi dapat dikatakan
sebagai penyebab paling penting pasien dengan penyakit jantung bawaan
memiliki status gizi kurang (Varan, 1999). Undernutrition pada jenis asianotik lebih tinggi dibandingkan lesi sianotik. Itu dapat disebabkan oleh adanya lesi
shunt dari kiri ke kanan yang dapat menyebabkan menurunnya kardiak output ke
sistemik. Pasien dengan kegagalan kongestif oleh karena lesi shunt intrakardiak
kiri ke kanan, terutama dengan gagal jantung kanan dan elevasi tekanan vena
sistemik dapat menimbulkan edema di dinding intestinal dan permukaan mukosa.
Hal itu kemudian dapat menghalangi proses penyerapan nutrisi. Faktor lainnya
yang dapat menjadi penyebab gizi kurang pada pasien PJB adalah kesulitan
makan yang diantaranya disebabkan oleh rasa sesak nafas dan kelelahan saat
makan (sjarif et.al, 2011). Itu membuat anak menjadi malas makan sehingga
asupan nutrisi menjadi berkurang. Pada penelitian ini ditemukan anak dengan
obesitas. Hal ini dapat disebabkan berbagai faktor, diantaranya berat badan saat
lahir, usia kehamilan, serta juga peranan orang tua. Kebanyakan orang tua yang
telah mengetahui kondisi dari anaknya akan sangat termotivasi untuk membantu
(Mitchell, 1995). Diantaranya dengan memberi perhatian yang lebih kepada sang
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan yang diperoleh dari
penelitian ini maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis kelamin anak penderita PJB memiliki jumlah yang sama antara laki-laki
dan perempuan.
2. Distribusi anak penderita PJB berdasarkan rentang usia terbanyak berasal dari
kelompok umur 0-24 bulan.
3. Jenis PJB yang paling banyak ditemui adalah VSD.
4. Status gizi terbanyak anak dengan PJB tipe asianotik adalah underweight (gizi kurang).
5. Status gizi terbanyak anak dengan PJB tipe sianotik adalah underweight (gizi kurang).
6.2. Saran
Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini, maka dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pihak rumah sakit untuk lebih meningkatkan kelengkapan
data dalam rekam medis sehingga lebih banyak lagi informasi yang dapat
digunakan.
2. Diharapkan kepada bagian konsultasi gizi untuk memberi perhatian lebih pada
pasien anak penderita PJB untuk dapat mengurangi kejadian status gizi
kurang.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian ini