• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sibolga Visitor Center

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sibolga Visitor Center"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR SKRIPSI

RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh :

MEYER DANIEL SIREGAR 110406114

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

(2)

SIBOLGA VISITOR CENTER

(ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR)

Oleh :

MEYER DANIEL SIREGAR 110406114

Medan, Agustus 2015

Disetujui Oleh :

Ir. Morida Siagian, MURP, Ph.D Dosen Pembimbing

Ketua Departemen Arsitektur

(3)

SIBOLGA VISITOR CENTER

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang

pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Medan, Juli 2015

Penulis

(4)

Tanggal : 14 Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Ir.Morida Siagian, M.U.R.P.

Anggota Komisi Penguji : 1. Devin Defriza Harisdani, S.T., M.T.

(5)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Meyer Daniel Siregar

NIM : 110406114

Judul Proyek Tugas Akhir : Sibolga Visitor Center

Tema : Arsitektur Neo-Vernakular

Rekapitulasi Nilai :

A

B+

B

C

C+

D

E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No. Status

Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Koordinator RTA - 4231

1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi

3. Perbaikan Tanpa Sidang

4. Perbaikan Dengan Sidang

5. Tidak Lulus

Medan, Juli 2015

(6)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang telah membantu, memimpin dalam segala hal, dan menjadi sumber kekuatan. Tugas akhir ini mengambil judul: Sibolga Visitor Center. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan dengan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua alm.dr.Patar Siregar dan dr. Tata Chandra. Kakak Bintang Golda Siregar dan Kartika Sri Indira Siregar beserta keluarga.

2. Bapak Ir. N. Vinky Rachman, MT. selaku Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Ibu Ir. Morida Siagian, MURP, Ph.D .

4. Para penguji bapak Ir. Samsul Bahri, MT dan bapak Devin Defriza,ST, MT.

5. Habib Wiyandra, Novita Andanwuri, Fairus Wardhana, Rio Riezky, Dani Fadila, Verdi Alfonso, Debby Anastasya, Bagus Wicaksono, Hafizul Haque, Priscillia Jennifer, Yolanda, Ericko Govardi, John Mayer, serta seluruh keluarga Pomade Mdn selaku sahabat.

7. Sahabat sekelompok bimbingan Ibu Morida Siagian, Maryana, Heryani, Ilsa, Robert, Kepin, Erlin, Putri.

8. Pak Larry Page, Sergey Brin, Jimmy Wales, Larry Sanger, Héctor Reitmann.

9. Seluruh mahasiswa stambuk 2011 Departemen Arsitektur USU sebagai teman serta saudara.

10. Semua Dosen, Abang, Kakak dan Adik keluarga besar Arsitektur Usu, terutama Ade, Nazla, Sakinah Nauli, Wanda, Aldi, Uci, Karin, Darian, Orin, Akbar, Irfa, seluruh adik 2014 serta abang 2008.

(7)

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

ABSTRAK ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Latar Belakang Permasalahan ... 3

1.4. Lingkup / Batasan Proyek ... 4

1.5. Pendekatan Perancangan ... 4

1.6. Kerangka Berfikir ... 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 7

2.1. Pengertian dan Penjelasan Proyek ... 7

2.1.1. Data Sibolga ... 12

2.2. Tinjauan Umum ... 19

2.2.1. Resort ... 19

2.2.2. Visitor Center ... 21

2.3. Tinjauan Khusus ... 22

2.3.1. Tinjauan Lokasi ... 22

2.3.2. Tinjauan Kondisi ... 25

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 28

2.4.1. Visitor Center ... 28

2.4.2. FoodCourt ... 32

2.5. Masterplan & Letak Proyek ... 33

BAB III ELABORASI TEMA ... 35

3.1. Pengertian Tema ... 35

3.2. Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular ... 36

3.3. Studi Banding Tema Sejenis ... 37

(8)

4.2. Analisa Konteks Sekitar ... 47

4.2.1. Budaya di Sibolga ... 47

4.2.2. Bangunan di Sibolga... 49

4.3. Analisa Fungsional ... 51

4.3.1. Analisa Jumlah Pengunjung ... 51

4.3.2. Analisa Aktivitas ... 52

4.3.3. Program dan Besaran Ruang ... 54

4.4. Analisa Goal, Constrain, dan Criteria... 56

BAB V KONSEP ... 58

5.1 Kemacetan ... 69

5.2 Konteks Sibolga ... 70

5.3 Pedestrian dan Parkir ... 71

5.4 Eksterior Bangunan ... 73

5.6 Tangga Seratus ... 75

5.6 Struktur ... 76

BAB VI GAMBAR KERJA ... 90

BAB VII KESIMPULAN ... 75

(9)

Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir ... 5

Gambar 2. 1. Peta Sumatera Utara ... 23

Gambar 2. 2. Kota Sibolga ... 23

Gambar 2. 3 Letak Tangga Seratus ... 25

Gambar 2. 4 4 Bangunan eksisting ... 26

Gambar 2. 5. Kondisi jalan yang bolong... 27

Gambar 2. 6. Bangunan sekitar Sibolga ... 28

Gambar 2. 7. JNTO TIC ... 30

Gambar 2. 8. Cairns Bot. Visitor Center ... 31

Gambar 2. 9. Eksterior Cairns Botanic Gardens Visitors Center ... 31

Gambar 2. 10. Eksterior Pasar Khatulistiwa ... 32

Gambar 2. 11. Interior Pasar Khatulistiwa ... 33

Gambar 2. 12. Interior Pasar Khatulistiwa ... 34

Gambar 3. 1. Simalem Resort ... 38

Gambar 3. 2. Masjid Raya Sumatera Barat ... 40

Gambar 4. 1. Cad Kota Sibolga ... 43

Gambar 4. 2. Potongan dan 3d site ... 46

Gambar 4. 3. Bangunan eksisting di tapak. ... 47

Gambar 4. 4. Baju Adat... 48

Gambar 4. 5. Pelaminan serta ornament Sibolga ... 48

Gambar 4. 6. Tikungan Tarutung – Sibolga ... 49

Gambar 4. 7. Kantor walikota Sibolga ... 49

Gambar 4. 8. Hotel Bumi Asih Sibolga ... 50

Gambar 4. 9. Hotel Wisata Indah Sibolga ... 50

Gambar 5. 1. Solusi Kemacetan ... 70

Gambar 5. 2. Atap serta dinding yang memakai konteks Sibolga ... 71

Gambar 5. 3. Pedestrian dan Parkiran ... 72

Gambar 5. 4. Eksterior Bangunan ... 73

Gambar 5. 5. Interior Bangunan ... 74

(10)

Tabel 2. 1. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km) ... 14

Tabel 2. 2. Tabel Tingkat Pengangguran Penduduk ... 15

Tabel 2. 3. Tabel Penumpang Ferry ... 16

(11)

ABSTRAK

Sibolga memiliki banyak keindahan alam beserta potensi potensi besar, namun hingga saat ini tidak ada sama sekali sarana yang menunjang hal tersebut. Sibolga selama ini hanya dijadikan tempat persinggahan bagi pengunjung yang ingin ke Pulau Nias dan sebagainya.

Sibolga Visitor Center adalah sebuah rancangan untuk memfasilitasi semua pengunjung yang melewati Kota Sibolga untuk mencari informasi destinasi di dalam Kota Sibolga serta sekitarnya. Tidak lupa adanya fasilitas penunjang seperti foodcourt yang sesuai dengan konteks Kota Sibolga.

(12)

Sibolga has a lot of natural beauty and having a great potential, but until now none at

all facilities to support it. Sibolga had only used as a stopover for visitor who want to go to Nias

Island, and so on.

Sibolga Visitor Center is a design to facilitate all visitors who pass through Kota Sibolga for

information destinations in Sibolga and surrounding areas. Not forgetting the supporting

(13)

ABSTRAK

Sibolga memiliki banyak keindahan alam beserta potensi potensi besar, namun hingga saat ini tidak ada sama sekali sarana yang menunjang hal tersebut. Sibolga selama ini hanya dijadikan tempat persinggahan bagi pengunjung yang ingin ke Pulau Nias dan sebagainya.

Sibolga Visitor Center adalah sebuah rancangan untuk memfasilitasi semua pengunjung yang melewati Kota Sibolga untuk mencari informasi destinasi di dalam Kota Sibolga serta sekitarnya. Tidak lupa adanya fasilitas penunjang seperti foodcourt yang sesuai dengan konteks Kota Sibolga.

(14)

Sibolga has a lot of natural beauty and having a great potential, but until now none at

all facilities to support it. Sibolga had only used as a stopover for visitor who want to go to Nias

Island, and so on.

Sibolga Visitor Center is a design to facilitate all visitors who pass through Kota Sibolga for

information destinations in Sibolga and surrounding areas. Not forgetting the supporting

(15)
(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Sibolga adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini

terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan

berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota

Medan. Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.

Sibolga sangat memiliki potensi, dari kekayaan alamnya yang indah, serta kebudayaannya

yang kaya.

Berawal dari kelompok perancang mendapat tugas untuk merancang sebuah kawasan

di pesisir sumatera, perancang beserta kelompok langsung mencari dimana area terbaik

beserta masalah apa yang harus perancang jawab. Mulai dari pesisir timur dan pesisir barat

kami telusuri data serta membaca beberapa artikel, hingga kami menemukan area pesisir

barat yang indah dan cocok untuk dibangun. Pada awal kami menentukan lokasi di sekitar

hutan yang berada di timur Kota Sibolga, namun tidak adanya masalah yang mendesak untuk

diselesaikan di daerah tersebut membuat kami berpindah langsung ke Kota Sibolga itu

sendiri.

Perancang yang memilih untuk merancang area publik bagi pengunjung kota Sibolga

baik yang baru pertama kali berkunjung ke Sibolga maupun rakyat sibolga sendiri, memilih

untuk merancang Sibolga Visitor Center atau Pusat Pengunjung Sibolga, sebagai pusat

tempat berkumpulnya pengunjung, sebagai sarana untuk mencari informasi hal hal apa yang

terdapat di Sibolga dan sekitarnya, serta beberapa sarana penunjang seperti rest area dan

pusat jajanan maupun makanan.

Visitor Center sangat penting selain sebagai pusat destinasi wisata para wisatawan,

namun juga sebagai tempat untuk memanajemen wisata yang akan dilakukan sang

(17)

pemberhentian sang pengemudi serta penumpang yang sudah berjalan jauh dari kota lain

untuk singgah kota Sibolga. Sedangkan di Sibolga sendiri belum ada satupun bangunan yang

memfasilitasi wisatawan untuk mencari informasi wisata maupun berfokus pada tempat

istirahat para wisatawan.

Sibolga Visitor Center ini selain mempromosikan Kota Sibolga juga diarahkan

sebagai obyek wisata yang menyediakan sebuah area terpusat yang berfungsi sebagai

information center terkait khusus wisata di area Sibolga. Konsep yang dihasilkan bukan

semata merupakan investasi usaha atau bisnis di bidang jasa yang menjual pemandangan

yang indah dan udara yang segar dan fasilitas yang menghibur kepada masyarakat, namun

juga dapat berperan sebagai media promosi wisata di area Sibolga, menjadi media

pendidikan kepada masyarakat, dan konservasi untuk kelestarian lingkungan sekitar, serta

dapat menjadi pemicu kawasan pertumbuhan wilayah baru.

1.2. Maksud dan Tujuan

Sibolga telah memiliki potensi yang cukup prospektif dalam pengembangan sektor

wisata. Sibolga merupakan daerah paling sentral di pesisir barat dalam kegiatannya sebagai

tempat persinggahan wisata. Sibolga memiliki keindahan alam serta potensi yang besar

dalam bidang wisata. Kondisi perekonomian rakyat Kota Sibolga juga mendukung untuk

mengadakan rancangan ini sehingga dapat menjadi motor ekonomi baru bagi rakyat Sibolga.

Beranjak dari pemikiran diatas, maka dapat terwujud sebuah pusat pengunjung yang

mempunyai berbagai macam aktivitas, khususnya lebih mengarah pada bidang

memperkenalkan wisata di area Sibolga serta sekitarnya,wahana studi dan pengetahuan

wisata yang bersifat edukatif dan rekreatif. Selain itu terdapat fasilitas pendukung berupa

landscape taman, rest area, serta pusat jajanan sebagai area istirahat pengunjung yang

(18)

3 1.3. Latar Belakang Permasalahan

Kota Sibolga tersebut ternyata banyak memiliki masalah, dari tidak adanya lahan

kosong yang tersisa di tengah kota Sibolga, tidak adanya sebuah pusat rekreasi maupun

informasi sebagai pengalaman pengunjung saat mengunjungi Kota Sibolga, tidak adanya

motor ekonomi sebagai penunjang kesejahteraan rakyat Kota Sibolga selain berdagang dan

menangkap ikan, serta tidak ada wadah untuk melestarikan adat serta sejarah daripada kota

Sibolga itu sendiri.

Berawal dari masalah tersebut, kami memilih untuk merancang sebuah pusat rekreasi sebagai “muka” Kota Sibolga, yang dapat menjawab beberapa dari masalah tersebut, selain pusat rekreasi dapat menjadi penunjang ekonomi, menjadi mascot, sumber dan wadah

pengetahuan tentang adat serta Kota Sibolga tidak hanya menjadi kota persinggahan lagi.

Letak daripada rancangan kami cukup menjadi masalah, karena tidak adanya lahan

kosong lagi yang terdapat di kota Sibolga, sehingga kami memilih salah satu bukit yang

berada di jalan perlintasan dari Medan. Akibat dari proyek kami berada di bukit, kami

memakai nama Sibolga Resort Paradise, untuk mengkoherenkan kata Paradise dengan bukit

(19)

1.4. Lingkup / Batasan Proyek

Permasalahan perancangan dan perencanaan Sibolga Visitor Center mempunyai

lingkup dan pembahasan yang sangat luas, agar dapat ditangani dengan jelas, dalam

pembahasan dan perencanaan ini diadakannya batasan-batasanan berikut:

1. Lokasi proyek yang berada di pusat kota serta pusat kemacetan.

2. Luasan lahan sebesar 1500 m2

3. Kontur curam yang berada di site rancangan.

4. Rancangan yang harus mengikuti konteks dari Kota Sibolga.

1.5. Pendekatan Perancangan

Pendekatan yang ada dalam perancangan ini menggunakan berbagai metoda sebagai

berikut:

a. Studi Literatur

Metoda yang digunakan dengan cara mempelajari permasalahan yang ada pada

perancangan dengan menggunakan pemecahan masalah, pengambilan teori, penggunaan

data berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan, kontekstual, dan mendukung

dalam proses perancangan.

b. Studi Banding

Metoda yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap pendekatan

masalah, pendekatan pemecahan masalah, dan perbandingan kasus yang memiliki kesamaan

isu ataupun tema yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, dan

lainnya.

c. Survey Lapangan

(20)

5 1.6. Kerangka Berfikir

(21)

BAB II

(22)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1. Pengertian dan Penjelasan Proyek

Dalam proyek ini, perancang harus merancang sebuah bangunan di Pesisir Barat

Sumatera. Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok serta dosen pembimbing, akhirnya

ditentukan bahwasanya kami akan merancang sebuah kawasan resort di site yang sudah

ditentukan, akibat dari kebutuhan akan motor ekonomi yang baru serta potensi potensi view

yang ada. Tentu saja resort juga memiliki beberapa fungsi didalamnya sehingga dapat dibagi

fungsi-fungsinya dan kami dapat merancang masing masing fungsi tersebut.

Resort adalah sebuah tempat untuk relaksasi maupun rekreasi. Resort adalah tempat, kota atau terkadang suatu tempat komersil yang dibentuk oleh sebuah perusahaan. Menurut

dinas Pariwisata Indonesia , resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara

bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan

kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.

Dari beberapa pengertian resort menurut para ahli, yang diambil dari artikel Sri

Kurniasih adalah

1. Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar

tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga

serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang

berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan

usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988)

2. Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang

banyak dikunjungi. (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987)

3. Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana

(23)

4. Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk

kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian

concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau

hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini. (Nyoman.S.

Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)

5.Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya sekedar untuk menginap

tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and

Management, Watson-Guptil Publication 1988)

6. Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata,

oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil

dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta: Akademi Pariwisata

Trisakti, 1999)

Resort didefinisikan sebagai penginapan yang terletak dikawasan wisata, dimana

sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak

cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa resort secara total menyediakan

fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari

kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari

kegiatan sehari-hari.

Kelompok kami mengajukan judul besar kawasan, yaitu Sibolga Resort Paradise

karena kebutuhannya atas Resort serta Paradise yang identik dengan keindahan.

Sibolga Resort Paradise merupakan suatu rangkaian kata dari :

Sibolga

Salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau

Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk

yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan. Kota ini hanya

(24)

Pada masa Hindia-Belanda kota ini pernah menjadi ibu kota Residentie Tapanuli. Setelah

masa kemerdekaan hingga tahun 1998, Sibolga menjadi ibu kota Kabupaten Tapanuli

Tengah. Kota dengan sebutan Negeri Berbilang Kaum, yang mana berarti memiliki berbagai

suku di dalam kota sibolga.

Suku asli kota sibolga adalah suku Batak Pesisir. Suku Batak Pesisir ini sebenarnya berawal

dari suku Batak Toba, Mandailing dan Angkola yang telah menetap di Sibolga dan Tapanuli

Tengah, sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Setelah sekian lama terjadi pembauran dari

ketiga suku Batak ini, maka datanglah imigran lain yang berasal dari Minangkabau dan

Melayu dari pesisir Timur Sumatra, lalu terjadi perkawinan-campur di antara ke 5 suku

bangsa ini. Dari percampuran ke 5 suku bangsa ini lah terbentuk suatu komunitas yang

disebut sebagai suku Pesisir.

Resort

Resort didefinisikan sebagai penginapan yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian

pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh

dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa resort secara total menyediakan fasilitas untuk

berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan

menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan

sehari-hari

Paradise

Arti nama paradise adalah tempat yang indah. Paradise berasal dari kata Yunani,

paradeisos, sebuah istilah metafisik untuk sebuah tempat yang memiliki eksistensi positif

dan harmonis.Paradise sering dideskripsikan sebagai sebuah "tempat yang lebih tinggi",

(25)

Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok serta dosen pembimbing, akhirnya

ditentukan beberapa fungsi untuk dirancang oleh anggota kelompok kami, diantaranya

adalah: information center, pujasera, gallery, cottage, restoran, convention hall, hotel dan

beberapa bangunan pelengkap. Dan dari hasil pembagian proyek per tiap anggota, saya

mendapatkan proyek Sibolga Information Center serta Pujasera.

Sibolga

Merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak

di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada

pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan.

Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.

Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain : Batak Toba,

Batak Mandailing, dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang

dipergunakan adalah Bahasa Minangkabau logat Pesisir.

Information

Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari

order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan

pesan. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,

pengalaman, atau instruksi

Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”

Center

Pengertian Center adalah pusat. Yang berarti pokok pangkal atau yg menjadi

(26)

sebuah kegiatan atau organisasi . Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau

fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.

Sibolga Information Center

Sibolga Information Center merupakan sebuah bangunan yang menjadi pusat, pokok

pangkal dan pumpunan segala informasi yang bisa didapat dari kota Sibolga dan yang

berhubungan dengan kota Sibolga.

Pujasera (Foodcourt)

Pujasera (bahasa Inggris: food court atau food hall) adalah sebuah tempat makan

yang terdiri dari gerai-gerai (counters) makanan yang menawarkan aneka menu yang

variatif. Pujasera merupakan area makan yang terbuka dan bersifat informal, dan biasanya

berada di mal, pusat perbelanjaan, perkantoran, universitas ataupun sekolah modern.

Pujasera (food court) merupakan jenis usaha penyediaan makanan dan minuman pada suatu

kesatuan tempat atau lokasi tetap tertentu dengan bangunan permanen atau semi-permanen,

yang terdiri dari gerai-gerai penyediaan makanan dan minuman. Untuk memudahkan

pengunjung dalam memilih, biasanya gerai-gerai yang ada di Food court dikelompokkan

berdasarkan jenis menu yang ditawarkan.

Food court adalah sebuah tempat makanan yang terdiri dari counter-counter makanan

yang menawarkan aneka menu yang variatif. Food court merupakan area makanan yang

terbuka dan bersifat informal.

Pemilik gedung biasanya mempekerjakan beberapa orang untuk mengelola dan

menjalankan pujasera di gedung miliknya. Dalam pengelolaan ini pemilik gedung dapat juga

memberikan penawaran kepada sebuah perusahaan pengelolaan properti atau pengelola

acara (event organizer) yang berpengalaman dalam mengelola pujasera.

Terdapat beberapa konsep dalam mengelola pujasera, yaitu konsep "makanan cepat

(27)

Konsep "makanan cepat saji" adalah suatu konsep yang mengarahkan para

pengunjung untuk langsung memesan makanan atau minuman di gerai-gerai yang siap

melayani mereka. Produk-produk yang ditawarkan adalah produk-produk siap saji (maks.

10-15 menit untuk produksi dan penyajian). Biasanya lebih banyak di mal-mal yang ramai

dan di area perkantoran yang para pengunjungnya mempunyai waktu terbatas.

Konsep "pesan di meja makan" adalah suatu konsep yang memanjakan para

pengunjung dengan pelayanan seperti di restoran. Pramusaji (waiter) yang disediakan siap

melayani pesanan pengunjung dengan cepat dan ramah. Produk-produk yang disajikan juga

terkadang membutuhkan waktu yang lama dalam proses produksi hingga penyajian.

Biasanya pujasera dengan konsep ini berada di mal-mal yang dinamis.

2.1.1. Data Sibolga a. Demografi

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010 (SP2010), jumlah penduduk Kota

Sibolga sementara adalah 84.481 orang, yang terdiri atas 42.408 laki-laki dan 42.073

perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut Kecamatan Sibolga Selatan merupakan kecamatan

dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 30.082 orang, sedangkan kecamatan yang jumlah

penduduknya terkecil adalah Kecamatan Sibolga Kota yaitu 14.304 orang. Dengan luas

wilayah Kota Sibolga sekitar 10,77 km² serta didiami oleh 84.481 orang, maka rata-rata

tingkat kepadatan penduduk Kota Sibolga adalah sebanyak 7.844 orang per km². Kecamatan

yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sibolga Sambas yakni

sebanyak 12.821 orang per km², sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Sibolga

(28)

Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain Batak Toba, Batak

Mandailing, dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang dipergunakan

adalah Bahasa Minangkabau logat Pesisir.1

b. Transportasi dan Turisme

Untuk perhubungan darat, Sibolga telah terhubung dengan kota-kota lainnya di

Sumatera Utara, yakni dengan Padang Sidempuan dan Tarutung. Melalui jalur udara,

Sibolga juga memiliki Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing yang melayani rute

Sibolga-Medan dan Sibolga-Jakarta. Pelabuhan laut Sibolga, merupakan tempat

penyeberangan menuju Pulau Nias dan kota-kota pesisir barat Sumatera lainnya. Di

pelabuhan ini juga berlabuh KM Lambelu dan KM Umsini, yang melayani rute

Sibolga-Gunung Sitoli-Padang. Rekreasi di Sibolga hingga sekarang menarik turis berdasarkan

sejarahnya dan pantainya. Sibolga juga merupakan tempat persinggahan untuk berdagang

serta orang yang mau menyebrang ke Pulau Nias.

c. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km

(29)

Tabel 2. 1. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km)

Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara

d. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis

(30)
[image:30.595.132.483.117.446.2]

Tabel 2. 2. Tabel Tingkat Pengangguran Penduduk

Sumber: BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional 2013

(31)
[image:31.595.153.469.110.487.2]

Tabel 2. 3. Tabel Penumpang Ferry

(32)
[image:32.595.147.450.111.377.2]

Tabel 2. 4. Tabel Jumlah Hotel dan Rumah Makan di Kota Sibolga, 2009-2013

f. Sejarah Batak Pesisir

Suku Pesisir yang juga dikenal dengan banyak nama, seperti suku Batak Pesisir, suku

Pasisi, dan suku Pesisi, adalah salah satu suku yang hidup di sepanjang pesisir pantai sebelah

barat Sibolga dan Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Sejarah suku Pesisir ini

berawal dari percampuran antara suku Batak Toba, Batak Mandailing, dan Batak Angkola

yang sejak ratusan tahun lalu menetap di daerah Sibolga dan Tapanuli Tengah.

Dalam perkembangannya, percampuran ketiga suku Batak tersebut juga mengalami

pembauran lagi dengan para imigran Minangkabau dan Melayu yang berasal dari pesisir

timur Sumatera. Dari interaksi dan percampuran kelima suku tersebut, lahirlah sekarang

suku yang dikenal sebagai suku Pesisir.

Pada awalnya, mereka berbicara dalam bahasa Batak. Akan tetapi, setelah

(33)

berubah, dan kemudian disebut sebagai bahasa Pesisir, seperti yang hari ini digunakan dalam

komunikasi sehari-hari mereka.

Bahasa Pesisir ini terbilang bahasa yang unik, karena sejatinya merupakan gabungan

dari tiga bahasa, yaitu bahasa Batak Mandailing, bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu.

Jadi suku Pesisir ini boleh disebut sebagai orang Batak yang berbahasa Melayu. Hal tersebut

mirip seperti masyarakat Batak di Rokan Hulu, Provinsi Riau atau masyarakat Rao di

kabupaten Pasaman Sumatra Barat.

Pada awalnya, suku Batak Pesisir ini lebih suka kalau disebut sebagai orang Melayu

Pesisir. Tetapi belakangan ini, tidak sedikit dari mereka yang tidak menolak disebut sebagai

suku Batak Pesisir. Bahkan akhir-akhir ini sebagian dari mereka mulai mencantumkan

kembali marga-marga lamanya seperti Pohan, Siregar, Sitompul, Tanjung, dan Pasaribu.

Salah satu putra dari suku Pesisir yang dikenal orang adalah Akbar Tanjung.

Keberadaan suku Pesisir ini, mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat lain di

pulau Jawa atau daerah-daerah lain di luar provinsi Sumatra Utara. Tetapi sebenarnya, suku

Pesisir ini telah ada selama beratus-ratus tahun di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, dan

berdiri sejajar dengan etnis-etnis lain seperti suku Toba, Mandailing, Angkola, Minangkabau

dan Melayu. Pada perkembangannya, adat dan kebudayaan yang berkembang di tengah suku

Pesisir memang lebih banyak dipengaruhi oleh budaya Melayu. “Dampeng” dan “Tari Payung” adalah dua dari sekian kesenian yang cukup popular di kalangan masyarakat Sumatera Utara.

Mata pencaharian masyarakat Pesisir pada umumnya adalah sebagai nelayan. Namun

demikian, tidak sedikit juga yang kemudian bekerja di sektor pemerintahan dan swasta.

Selain itu, pada sektor pendidikan, hari ini semakin banyak masyarakat Psisir yang telah

(34)

2.2. Tinjauan Umum 2.2.1. Resort

a. Faktor Penyebab Timbulnya Resort

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Resort yaitu selain untuk menginap juga

sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya resort disebabkan oleh faktor-faktor

berikut :

a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat

Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu

menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.

b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan

menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

c) Kesehatan

Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat

mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para

pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh

di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi

penginapan sebagai sarana peristirahatan.

d) Keinginan Menikmati Potensi Alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan

yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk

menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan

pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun

pengguna hotel tersebut.

(35)

Ada 4 (empat) karakteristik resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya,

yaitu:

1. Lokasi Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi

pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan

berpengaruh pada harganya.

2. Fasilitas Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang

menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas

pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam

renang, lapangan tennis dan penataan landscape.

3. Arsitektur dan Suasana Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari

akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel

lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan

arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang

bernuansa etnik.

4. Segmen Pasar Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin

berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan

tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.

c. Jenis-jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata

a. Resort gabungan (intergrated resort)

Resort gabungan termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur adalah resort

yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal didalam atau dekat

dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan pada keistimewaan alam seperti pantai, laut,

(36)

daerah dengan arkeologi dan sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau Fasilitas

olahraga lain atau kombinasi

diantaranya.

b. Resort perkotaan (town resort)

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada komunitas

perkotaan, tetapi secara ekonomi difokuskan kepada aktifitas resort yang memiliki

akomodasi eperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa contoh resort perkotaan

seperti resort ski, resort pantai, dan resort spa dikota-kota Eropa dan Amerika utara. Resort

pantai di Australia dan resort spa diperkotaan Jepang.

c. Resort retreat (retreat resort)

Skala resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi direncanakan dengan kualitas

tinggi. Terdapat didaerah-daerah terpencil seperti di pegunungan atau dipulau-pulau kecil.

Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau kapal udara kecil atau jalan layang.

d. Rekreasi air (perairan)

Yang dimaksud dengan rekreasi air (perairan) yaitu rekreasi yang dilakukan pada media

perairan, baik sungai, danau, waduk atau laut. Rekreasi ini memanfaatkan potensi alam

perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan pada rekreasi perairan ditentukan oleh kondisi

perairannya. Aktifitas tersebut dapat bersifat pasif atau aktif. Sebagai contoh untuk perairan

yang airnya deras bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang indah, maka

aktifitasnya cendrung pasif (contohnya pada pantai Parangritis, Jogjakarta). Sedangkan

untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cendrung aktif (seperti Marina Ancol, Pantai

2.2.2. Visitor Center

a. Pengertian Visitor Center

Visitor Center atau Information Center adalah jenis utama dari pengembangan

(37)

khusus untuk menampilkan informasi yang ada. Pusat pengunjung umumnya memiliki

fasilitas pendukung (misalnya, parkir, hiburan yang menarik, Tempat duduk Outdoor, jalan

setapak, dan pemandangan) dan kemudahan bagi masyarakat bepergian

(Misalnya, toilet, mesin air, peta, sastra, telepon, dan gift shop).

Visitor Center (termasuk fasilitas terkait)

berfungsi untuk:

- Efektif berkomunikasi dan menginformasikan publik tentang informasi serta data Wilayah

- Meningkatkan kualitas rekreasi dan pariwisata peluang untuk semua

pengunjung.

- Menjelaskan kesempatan lain dan fasilitas yang tersedia di dalam Site.

- Memberikan informasi tentang sumber daya alam, budaya, dan sejarah di wilayah site.

- Membantu memberikan keamanan pengunjung dan kenikmatan.

- Mendidik dan mempromosikan keindahan alam.

2.3. Tinjauan Khusus 2.3.1. Tinjauan Lokasi

Hasil diskusi dengan kelompok, serta meminta saran dari dosen pembimbing,

akhirnya kami memilih site di Kota Sibolga. Kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke

selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km

(38)
[image:38.595.140.471.76.281.2]

Gambar 2. 1. Peta Sumatera Utara

Alasan kami memilih Kota Sibolga karena beberapa masalah yang dapat diselesaikan

dengan rancangan, seperti tidak adanya motor ekonomi di kota tersebut serta kota tersebut

selama ini hanya dijadikan kota persinggahan tanpa adanya daya tarik di kota tersebut.

Sedangkan potensi yang dimiliki kota tersebut sangat besar, serta view di kota tersebut

sangat eksotis.

[image:38.595.142.469.463.680.2]
(39)

Untuk letak site, kami mencari lahan kosong di Kota Sibolga, dan ternyata hampir

tidak ada sama sekali lahan kosong yang dapat dirancang, maka dari itu kami mencoba

mencari site yang memiliki potensi serta masalah yang dapat kami olah untuk tugas akhir

kami.

Beberapa pilihan diantaranya adalah di pinggir pantai atau di bukit bukit yang berada

di Kota Sibolga, dengan hasil pertimbangan, akhirnya kami memilih bukit karena masih

banyak lahan kosong di bukit serta beberapa pinggiran pantai yang airnya sudah jorok serta

lahan yang terbatas.

Dari beberapa bukit yang terdapat di Kota Sibolga, terdapat salah satu bukit yang

berada di tengah tengah Kota Sibolga, dan terdapat sebuah peninggalan didalamnya, yaitu

(40)
[image:40.595.222.386.75.326.2]

Gambar 2. 3 Letak Tangga Seratus

.

2.3.2. Tinjauan Kondisi

Pada kegiatan tinjauan kondisi eksisting, perancang melakukan kegiatan survey

lokasi langsung demi mengetahui tentang kondisi secara fisik dan non fisik serta potensi

(41)

1. Kondisi Eksisting

Setelah perancang melakukan kegiatan survey langsung Sibolga, ternyata terdapat

[image:41.595.85.530.160.480.2]

bangunan bangunan di Site tersebut namun sama sekali tak memiliki estetika.

Gambar 2. 4 4 Bangunan eksisting

2. Kondisi Jalan

(42)
[image:42.595.85.526.75.373.2]

Gambar 2. 5. Kondisi jalan yang bolong

3. Kondisi Bangunan Sekitar

Dari hasil survey yang kami lakukan di Sibolga, bangunan sekitar sudah

menunjukkan beberapa bangunan modern, dan tidak ada hubungannya dengan konteks

(43)
[image:43.595.142.472.71.518.2]

Gambar 2. 6. Bangunan sekitar Sibolga

2.4. Studi Banding Proyek Sejenis 2.4.1. Visitor Center

(44)

Untuk Information Center, saya mengambil studi banding dari JNTO TIC. JNTO TIC

(Tourist Information Center) telah menawarkan informasi pariwisata kepada pengunjung di

Jepang sejak 1962. Karyawan yang bersahabat lancar dalam berbahasa Inggris, Chinese dan

Korea yang memiliki banyak pengetahuan dan akan menawarkan saran saran yang terbaik

tentang apa yang harus dilihat dan dilakukan di Jepang.

Di JNTO TIC, kita dapat menggunakan Wi-Fi dengan gratis

JNTO TIC juga mempunyai peta gratis, brosur multibahasa, kupon serta berbagai keperluan

untuk meningkatkan pengalaman pariwisata kita di Jepang.

JNTO TIC menawarkan kesempatan pengalama untuk merasakan kultur Jepang seperti

mencoba Kimono, baju tradisional Jepang. Membuat Origami, seni melipat kertas. Menulis

(45)
[image:45.595.108.502.97.397.2]

Gambar 2. 7. JNTO TIC

Cairns Botanical Garden Visitor Centre

Cairns Botanic Gardens Visitors Centre terletak di hutan hujan Far North

Queensland, Cairns, Australia. Bangunan ini menampilkan konsep arsitektur tropis modern

(46)

Gambar 2. 8. Cairns Bot. Visitor Center

Bangunan ini disamarkan dengan fasade cermin yang benar-benar mencerminkan taman disekitarnya. Para arsitek menggambarkannya sebagai “efek visual yang mirip dengan setelan yang dikenakan oleh pemburu alien di asli 1987 Film Predator.”

Gambar 2. 9. Eksterior Cairns Botanic Gardens Visitors Center

Fasilitas yang disediakan oleh Cairns Botanic Gardens Visitors Center ini antara lain

: information center dan ruang pameran, kantor, cafe, perpustakaan, laboratorium, dan ruang

(47)

2.4.2. FoodCourt

[image:47.595.85.462.182.429.2]

Pasar Khatulistiwa

Gambar 2. 10. Eksterior Pasar Khatulistiwa

Di Indonesia terdapat sebuah foodcourt yang layak untuk dijadikan studi banding,

Dusun Bambu. Dusun Bambu bukan sekedar tawarkan pemandangan alam serta tempat

bersantai, namun juga Foodcourt yang tidak hanya sekedar Foodcourt. Di Foodcourt yang

dinamakan Foodcourt Khatulistiwa ini tawarkan beberapa produk dengan kwalitas paling

baik, seperti buah serta sayur-sayuran segar. Bukan sekedar produk tani, namun juga jajanan

khas Sunda serta cinderamata hasil karya orang-orang di seputar gunung Burangrang

(48)
[image:48.595.85.461.76.328.2]

Gambar 2. 11. Interior Pasar Khatulistiwa

Pasar ini juga di design khusus oleh pengelola tempat wisata Dusun Bambu sebagai

tempat menjual berbagai barang handicraft khas masyarakat Burangrang. Selain itu juga, di

Pasar Khatulistiwa Anda dapat membeli berbagai produk pertanian yang segar dan organik,

dijamin bebas pestisida berbahaya. Anda dapat menjumpai berbagai sayuran organik dan

buah buah segar dari para petani lokal.

.

(49)
[image:49.595.84.524.113.430.2]
(50)

BAB III

(51)

BAB III

ELABORASI TEMA

3.1. Pengertian Tema

Berdasarkan judul besar yang kami angkat serta korelasinya dengan Kota

Sibolga, kami memilih tema arsitektur neo-vernakular karena tema tersebut dapat menjawab problema dari culture sibolga yang masih harus dipertahankan serta menjawab

dari kebutuhan desain resort serta fungsi fungsi didalamnya yang membutuhkan sebuah

kemodernitas-an.

Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih

luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,

mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap,

hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur

juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber

tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik

Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas);

arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut,

dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur

harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula

bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun

psikologis.

(52)

36

Meyer Daniel Siregar | 110406114

Kata NEO atau NEW berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular

berasal dari kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli. Maka arsitektur vernacular dapat

diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat.

Arsitektur Vernacular konteks dengan lingkungan sumberdaya setempat yang

dibangun oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi

kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat

dari masyarakat tersebut. Dalam pengertian umum, arsitektur Vernacular merupakan istilah

yang banyak digunakan untuk menunjuk arsitektur indigenous kesukaan, tribal, arsitektur

kaum petani atau arsitektur tradisional.

Pengertian Arsitektur Vernacular sering disamakan dengan Arsitektur Tradisional.

Joseph Prijotomo berpendapat bahwa secara konotatif tradisi dapat diartikan sebagai

pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang

turun-temurun dari generasi ke generasi.

Pengertian Arsitektur Neo-Vernacular

Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur

Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai

rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri.

Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya

mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam

kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan.

Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuranantara unsur

setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.

3.2. Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular

(53)

- Selalu menggunakan atap bumbungan

Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga

lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada

tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.

- Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi

yang lebih vertikal.

- Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang

terbuka di luar bangunan.

- Warna-warna yang kuat dan kontras.

Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan

pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya. Hubungan

antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh

Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali.

- Pemakaian atap miring

- Batu bata sebagai elemen local

- Susunan masa yang indah.

Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur

setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.

Ciri-ciri :

a) Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat

diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).

b) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga

elemen non-fisik yaitu budaya , pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro

kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.

c) Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan

vernakular melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya).

(54)

38

Meyer Daniel Siregar | 110406114

Salah satu contoh bangunan yang memakai tema neo-vernakular di Sumatera Utara

adalah Simalem Resort. Salah satu objek wisata terbaru & termegah di Provinsi

Sumatera Utara, Terletak di kawasan Bukit Merek,Sidikalang objek wisata ini

menghadirkan pemandangan Danau Toba dari sudut pandang yang sangat luas. Luas

areal kawasan wisata ini mencapai 206 ha dgn lebih dr 25 ha telah ditanami tanaman buah

jeruk, biwa, markisa, terong belanda, alpukat,dll. Dilengkapi berbagai fasilitas modern dan

pilihan rekreasi a.l. wisata alam, agrowisata, lounge-cafe, dan resort/villa yang masih dalam

rencana pembangunan sampai thread ini ditulis. Objek wisata ini akan berprospek tinggi

karna didukung fasilitas yg sgt modern dengan objek alam yg spektakuler (Tao Toba

sbg danau terbesar di Asia Tenggara & terdalam di dunia serta air terjun kembar & hutan

[image:54.595.147.468.346.644.2]

alami).

(55)

b. Masjid Raya Sumatera Barat

Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar di Sumatera Barat, terletak menghadap

Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Bangunan Modern yang

masih mengambil konteks tradisional bangunan Minang. Masjid Raya Sumatera Barat

adalah masjid terbesar di Sumatera Barat, terletak menghadap Jalan Khatib Sulaiman,

Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.aArsitektur Masjid Raya Sumatera Barat memakai

rancangan yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang

diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Dari ratusan peserta, 71 desain

masuk sebagai nominasi dan diseleksi oleh tim juri yang diketuai oleh sastrawan Wisran

Hadi. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang

beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Menurut rancangan, kompleks bangunan

akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan

bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.

Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan

kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk

mengusung batu Hajar Aswad. Ketika empat kabilah suku Quraisy di Mekkah berselisih

pendapat mengenai siapa yang berhak memindahkan batu Hajar Aswad ke tempat semula

setelah renovasi Kakbah, Nabi Muhammad memutuskan meletakkan batu Hajar Aswad di

atas selembar kain sehingga dapat diusung bersama oleh perwakilan dari setiap kabilah

dengan memegang masing-masing sudut kain.

Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat salat di lantai dua adalah ruang lepas.

Lantai dua dengan elevasi tujuh meter dapat diakses langsung melalui ramp, teras terbuka

yang melandai ke jalan. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai dua diperkirakan dapat

menampung 5.000-6.000 jemaah. Lantai dua ditopang oleh 631 tiang pancang dengan

pondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi

(56)

40

Meyer Daniel Siregar | 110406114

menyesuaikan titik jenuh tanah tanah. Adapun lantai tiga berupa berupa mezanin berbentuk

leter U memiliki luas 1.832 meter persegi.

Konstruksi rangka atap menggunakan pipa baja. Gaya vertikal beban atap didistribusikan

oleh empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung yang

mempertemukan kolom beton miring secara diagonal. Setiap kolom miring ditancapkan ke

dalam tanah dengan kedalaman 21 meter, memiliki pondasi tiang bor sebanyak 24 titik

dengan diameter 80 centimeter. Pekerjaan kolom miring melewati 13 tahap pengecoran

selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.

[image:56.595.100.512.295.602.2]

.

Gambar 3. 2. Masjid Raya Sumatera Barat

(57)

BAB IV

(58)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

Pada tahap Analisa Perancangan penulis menganalisa beberapa hal yang berkaitan

dengan rancangan penulis.

4.1. Analisa Tapak 4.1.1 Lokasi Tapak

Tapak Proyek:

Dari hasil survey site, maka beberapa data yang kami dapat adalah:

Letak : Kel. Pasar Baru, Kec.Sibolga Utara, Kab. Tapanuli Tengah, Sumatera Utara Koordinat: 1o44’32” LU & 98o46’49” BT

Jarak ke Pantai : ± 650 meter

Jarak ke Bandara: ± 25 kilometer

Jenis Tanah: Tanah Podsolik Merah-Kuning

Ketinggian: ± 50 meter dari atas laut

Curah hujan : 526,1 mm

Kelembaban : 82,67%

Batas Site:

Utara: Perbukitan

Timur: Rumah Penduduk

Selatan: Jalan Nasional Sisingamangaraja

(59)
[image:59.595.89.532.78.445.2]

Gambar 4. 1. Cad Kota Sibolga

Tapak Proyek Penulis, Sibolga Visitor Center:

Letak: Samping tangga seratus

Batas Site:

Utara: Perbukitan

Timur: Tangga Seratus

Selatan: Jalan Nasional Sisingamangaraja

(60)
(61)

4.1.2 Analisa Sirkulasi Exsisting dan Matahari

(62)
[image:62.595.83.529.75.386.2]
(63)

4.1.4. Analisa Bangunan Eksisting

[image:63.595.119.487.88.335.2]

Gambar 4. 3. Bangunan eksisting di tapak.

Bangunan yang berada di site sudah sangat tidak layak huni. Karena asumsi tanah tersebut

sudah dibeli oleh stockholder, maka dari itu bangunan kami anggap dirubuhkan.

4.2. Analisa Konteks Sekitar 4.2.1. Budaya di Sibolga

Berdasarkan buku Struktur bahasa Pesisir Sibolga oleh Setiana Simorangkir,

Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain Batak Toba, Batak

Mandailing, Cina dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang

(64)
[image:64.595.98.511.77.353.2]

Gambar 4. 4. Baju Adat

[image:64.595.84.526.397.657.2]
(65)
[image:65.595.117.494.90.347.2]

4.2.2. Bangunan di Sibolga

Gambar 4. 6. Tikungan Tarutung – Sibolga

[image:65.595.115.496.377.611.2]
(66)
[image:66.595.118.492.79.358.2]

Gambar 4. 8. Hotel Bumi Asih Sibolga

[image:66.595.139.471.425.681.2]
(67)

4.3. Analisa Fungsional

4.3.1. Analisa Jumlah Pengunjung

Titik terberat (Po) pada bulan Juli yaitu 1309 pengunjung dalam sebulan.

Kenaikan jumlah wisatawan dalam setahun (r) adalah 0,4% (sumber bps.go.id)

Pt=Po(1+r)t

Keterangan :

Pt = Jumlah wisatawan mendatang

Po = Jumlah wisatawan sekarang

r = Rasio kenaikan wisatawan

(68)

Pt = 1309 (1,4)5

Pt = 7040 orang

Perkiraan wisatawan kota Sibolga perbulan tahun 2020 adalah 7040 orang.

Perkiraan wisatawan perhari ke Kota Sibolga adalah 234 orang

Perkiraan pengunjung Sibolga Visitor Center : 50% dari jumlah wisatawan

Total pengunjung resort per hari adalah 117 orang.

4.3.2. Analisa Aktivitas

Yang memakai bangunan Information Center serta Pujasera ini adalah :

-Pengunjung

Pengunjung adalah warga yang berdomisili di kota Sibolga serta turis dalam dan luar

kota

Kelompok pelaku kegiatan dibedakan berdasakan umur :

Kelompok Anak-anak ( biasanya datang dalam bentuk rombongan ), usia 5 – 13

tahun

Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun

Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun

Kelompok Lanjut usia, 55 tahun ke atas

Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari :

(69)

atau kendaraan pribadi).

- Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang

(dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi).

- Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan

menggunakan bus wisata).

Kegiatan yang dilakukan pengunjung :

- Makan (wisata kuliner)

- Mencari Informasi

- Beristirahat, Ke WC & Sholat

- Membeli / melihat – lihat produk yang disediakan oleh retail – retail penunjang - Rekreasi, melepaskan energi

-Pengelola:

-Servis.

Pusat Informasi dan Gift Shop

Pengguna

Kegiatan

Ruang

Sifat

ruang

Tamu,

staff

Mencari informasi

Information

center

Publik

Operator

Penitipan barang

Bersantai

dari

perjalanan

panjang

(70)

Buang Air Kecil, Besar dan

Sholat

Rest Area

Tamu

Berbelanja

Gift shop

Publik

Pusat Kuliner (Foodcourt)

No.

Kebutuhan Ruang

Pelaku

Sifat

1.

Hall

Pengunjung

Publik

2.

R. Makan

Pengunjung

Publik

3.

Dapur

Pengelola

Servis

4.

Pantry

Pengelola

Servis

5.

Counter

Pengelola

Private

6.

Gudang

Pengelola

Servis

7.

Toilet

Pengunjung & Pengelola Servis

4.3.3. Program dan Besaran Ruang

Pusat Informasi

Fungsi

Zon

(71)

Entrance hall

PB

100

0,6

/OR

G

1

60

NA

D

Resepsionis

PB

6

1,2

/OR

G

1

7,2

NA

D

R. Informasi

PB

-

-

1

200

AS

UM

SI

Area duduk

PB

50

2

/OR

G

1

100

NA

D

Toilet umum

PB

1

0,96

/OR

G

14

13,84

NA

D

LUAS

381

SIRKULASI 30%

114

TOTAL LUAS

495

MANAGING OFFICE

General manager SP

3

4,5 /OR

G

1

13,5 NA

D

Ass.

General

manager

SP

3

4,5 /OR

G

1

13,5 NA

D

R. Staff

SP

15

5 /OR

G

1

75 NA

D

R. Rapat

SP

20

2,4 /OR

G

1

48 NA

D

R. Tamu

SP

6

5,4 /OR

G

1

32,4 NA

D

(72)

SIRKULASI 30%

54.72

TOTAL LUAS

236

Pusat Kuliner (Foodcourt)

No.

Ruang

Standard

Sumb

er

Perhitungan

Luasan

1.

R.

Makan

1,2 m² per orang

NAD

40 orang, maka :

40 x 1,2 = 48 m²

48 m²

2.

Dapur

30% R. Makan

NAD

30% x 48 =

14.4m²

14.4 m²

3.

Counter 12% R. Makan

NAD

12% x 48 = 5.76

5.76 m²

4.

Gudang

50% Dapur

NAD

50% x 14.4 = 7.2

7.2 m²

5.

Sirkulasi 30% x luas total

30% x 75.6 =

22.6 m²

22.6 m²

Total

98.2 m²

Parkir:

Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir oleh Dinas Perhubungan, untuk

bangunan rekreasi sebesar 10000m2 membutuhkan parkir sebanyak 109 SRP.

4.4. Analisa Goal, Constrain, dan Criteria

a. Tujuan (Goal)

- Mampu menjadi sasaran utama para wisatawan yang melintasi Sibolga

- Menjadi motor ekonomi baru bagi warga sekitar dengan mengangkat kultur Sibolga

b. Batasan (Constrain) - Keterbatasan tapak - Kontur di belakang lahan

- Tangga seratus yang merupakan bangunan heritage dan tidak bisa dirobohkan - Membatasi penebangan pohon

c. Kriteria (Criteria)

(73)
(74)

BAB V

KONSEP

Berawal dari kelompok perancang mendapat proyek untuk merancang sebuah

kawasan di pesisir sumatera, perancang beserta kelompok langsung mencari dimana area

terbaik beserta masalah apa yang harus perancang jawab. Mulai dari pesisir timur dan pesisir

barat kami telusuri data serta membaca beberapa artikel, hingga kami menemukan area

pesisir barat yang indah dan cocok untuk dibangun. Pada awal kami menentukan lokasi di

sekitar hutan yang berada di timur Kota Sibolga, namun tidak adanya masalah yang

mendesak untuk diselesaikan di daerah tersebut membuat kami berpindah langsung ke Kota

Sibolga itu sendiri.

Kota Sibolga adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini

terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan

berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota

Medan. Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.

Sibolga sangat memiliki potensi, dari kekayaan alamnya yang indah, serta kebudayaannya

yang kaya.

Perancang yang memilih untuk merancang area publik bagi pengunjung kota Sibolga

baik yang baru pertama kali berkunjung ke Sibolga maupun rakyat sibolga sendiri, memilih

untuk merancang Sibolga Visitor Center atau Pusat Pengunjung Sibolga, sebagai pusat

tempat berkumpulnya pengunjung, sebagai sarana untuk mencari informasi hal hal apa yang

terdapat di Sibolga dan sekitarnya, serta beberapa sarana penunjang seperti rest area dan

pusat jajanan maupun makanan.

Visitor Center sangat penting selain sebagai pusat destinasi wisata para wisatawan,

namun juga sebagai tempat untuk memanajemen wisata yang akan dilakukan sang

wisatawan. Visitor center juga dapat berfungsi sebagai tempat istirahat maupun

pemberhentian sang pengemudi serta penumpang yang sudah berjalan jauh dari kota lain

untuk singgah kota Sibolga. Sedangkan di Sibolga sendiri belum ada satupun bangunan yang

memfasilitasi wisatawan untuk mencari informasi wisata maupun berfokus pada tempat

(75)

Sibolga Visitor Center ini selain mempromosikan Kota Sibolga juga diarahkan

sebagai obyek wisata yang menyediakan sebuah area terpusat yang berfungsi sebagai

information center terkait khusus wisata di area Sibolga. Konsep yang dihasilkan bukan

semata merupakan investasi usaha atau bisnis di bidang jasa yang menjual pemandangan

yang indah dan udara yang segar dan fasilitas yang menghibur kepada masyarakat, namun

juga dapat berperan sebagai media promosi wisata di area Sibolga, menjadi media

pendidikan kepada masyarakat, dan konservasi untuk kelestarian lingkungan sekitar, serta

dapat menjadi pemicu kawasan pertumbuhan wilayah baru.

Sebelum dilakukan perancangan terlebih dulu harus dilakukan penentuan dimana

lokasi proyek akan dilakukan.

Setelah itu saya berfokus pada ornament ornament mandailing serta artinya.

1. Bona Bulu

melambangkan sistem pemerintahan Huta

Makna: Suatu wilayah pemukiman telah dapat dikategorikan sebagai huta atau bona bulu

apabila sarana dan prasarananya telah lengkap antara lain: unsur-unsur Dalian Na Tolu

(Mora, Kahanggi dan Anak Boru), Raja Pamusuk, Namora Natoras, Ulubalang, Bayo-bayo

Nagodang, Datu dan Sibaso.

2. Bindu /

Pusuk ni Robung melambangkan sistem organisasi sosial

Makna: Kehidupan sosial-budaya masyarakat Mandailing berlandaskan Adat Dalian Na

Tolu (Tiga Tungku Sejarangan) atau Adat Markoum-Sisolkot (adat berkaum-kerabat)

3. Burangir /

(76)

Makna: Segala sesuatu perihal, baik itu menyangkut pelaksanaan upacara adat dan ritual

harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dan ijin kepada Raja dan Namora Natoras.

4. Sipatomu-tomu

melambangkan hak dan kewajiban Raja dan rakyatnya

Makna: Raja berkewajiban menjaga dan memelihara ketertiban dalam masyarakat agar

mereka dapat hidup aman dan damai serta saling menghormati antar sesama demi tegaknya

hukum dan adat.

5. Bintang na

Toras melambangkan pendiri huta

Makna: Huta tersebut didirikan oleh Natoras yang sekaligus berkedudukan sebagai

pimpinan pemerintahan dan pimpinan adat yang dilengkapi dengan Hulubalang,

Bayo-bayo Nagodang, Datu, dan Sibaso.

6. Rudang

melambangkan suatu Huta yang sempurna

Makna: Huta tersebut lengkap dengan segala atribut kebesaran adatnya seperti pakaian

adat, uning-uningan, senjata dan lain sebagainya.

7. Raga-raga

melambangkan keteraturan dan keharmonisan hidup bersama

Makna: Hubungan antar kekerabatan sangat erat dan berlangsung secara harmonis dengan

terjadinya hubungan perkawinan antar marga (klan), baik sesama warga huta maupun

(77)

8. Sancang Duri

melambangkan suatu kejadian yang tak terduga

Makna: Seseorang yang datang ke suatu huta dan ia langsung ke Sopo Godang, maka

Namora Natoras wajib memberinya makan selama ia berada di huta itu, dan apabila ia

meninggalkan huta harus diberi bekal makanan.

9. Jagar-jagar

melambangkan kepatuhan masyarakat terhadap adat-istiadat

Makna: Dalam setiap huta telah ada ketentuan mengenai adat Marraja, adat Marmora,

Markahanggi, Maranak boru, dan adat Naposo Nauli Bulung.

10. Bondul na

Opat melambangkan ketentuan dalam berperkara

Makna: Setiap perkara adat akan diselesaikan di Sopo Godang (Balai Sidang Adat) oleh

Namora Natoras, dan keputusan yang diambil harus adil sehingga tidak merugikan para

pihak yang berperkara.

11. Alaman

Bolak (Alaman Silangse Utang) melambangkan wewenang dan kekuasaan Raja

Makna: Kalau terjadi perkelaian misalnya dan salah seorang diantaranya berlari ke Alaman

Bolak yang terdapat di depan Bagas Godang (Istana Raja), maka orang tersebut tidak boleh

diganggu oleh siapapun. Kalau ada orang lain yang mengganggu, maka yang menjadi

(78)

12. Bulan melambangkan pelita hidup

Makna: Bulan yang bersinar pada malam hari dapat menerangi mata hati segenap warga

huta itu akan membawa mereka menuju taraf hidup yang lebih baik yaitu keberuntungan,

kemuliaan dan kesejahteraan.

13. Mataniari melambangkan Raja yang adil dan

bijaksana

Makna: Seorang Raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana akan membuat segenap

warga huta merasa bahagia. Raja harus menjadi pelindung rakyatnya dalam segala hal, <

Gambar

Tabel 2. 2. Tabel Tingkat Pengangguran Penduduk
Tabel 2. 3. Tabel Penumpang Ferry
Tabel 2. 4. Tabel Jumlah  Hotel dan Rumah Makan di Kota Sibolga, 2009-2013
Gambar 2. 1. Peta Sumatera Utara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Musik pada masyarakat pesisir Sibolga secara umum adalah sikambang dimana sikambang tersebut merupakan kesenian yang bagian pokoknya terdiri dari tari dan musik, yang

Merancang sebuah sarana yang menjadi pusat informasi mengenai kecantikan serta menyediakan berbagai kebutuhan yang mendukung untuk perawatan kecantikan mulai

Rumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana merancang Gorontalo Trade Center sebagai fasilitas yang dapat menampung kegiatan komersial dengan fungsi sebagai pusat

Pada waktu dan tempat tersebut diatas, berawal dari adanya informasi dari masyarakat bahwa ada seorang laki-laki yang sedang melakukan judi jenis Togel, selanjutnya saksi

Adapun peran desain interior dalam merancang pusat fotografi center yang berbasis co-working space dapat menjadi solusi untuk menjawab permasalahan mengenai tidak

Contoh dari memberi pilihan kompetisi adalah memilih makanan tinggi lemak dari pada rendah lemak karena rasa atau selera pilihan; mengemudi dengan melewati pusat rekreasi;

bangunan yang mempunyai kesadaran akan lingkungan sebagai target studi dalam Botanical Garden Visitor Center di Sleman ini mampu menjadi pusat wadah dari aktivitas

Musik pada masyarakat pesisir Sibolga secara umum adalah sikambang dimana sikambang tersebut merupakan kesenian yang bagian pokoknya terdiri dari tari dan musik, yang