LAPORAN AKHIR SKRIPSI
RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur
Oleh :
MEYER DANIEL SIREGAR 110406114
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
SIBOLGA VISITOR CENTER
(ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR)Oleh :
MEYER DANIEL SIREGAR 110406114
Medan, Agustus 2015
Disetujui Oleh :
Ir. Morida Siagian, MURP, Ph.D Dosen Pembimbing
Ketua Departemen Arsitektur
SIBOLGA VISITOR CENTER
SKRIPSI
Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang
pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Medan, Juli 2015
Penulis
Tanggal : 14 Juli 2015
Panitia Penguji Skripsi
Ketua Komisi Penguji : Ir.Morida Siagian, M.U.R.P.
Anggota Komisi Penguji : 1. Devin Defriza Harisdani, S.T., M.T.
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Meyer Daniel Siregar
NIM : 110406114
Judul Proyek Tugas Akhir : Sibolga Visitor Center
Tema : Arsitektur Neo-Vernakular
Rekapitulasi Nilai :
A
B+
B
C
C+
D
E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Koordinator RTA - 4231
1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, Juli 2015
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang telah membantu, memimpin dalam segala hal, dan menjadi sumber kekuatan. Tugas akhir ini mengambil judul: Sibolga Visitor Center. Tugas akhir ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan dengan rasa hormat dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua alm.dr.Patar Siregar dan dr. Tata Chandra. Kakak Bintang Golda Siregar dan Kartika Sri Indira Siregar beserta keluarga.
2. Bapak Ir. N. Vinky Rachman, MT. selaku Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
3. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Ibu Ir. Morida Siagian, MURP, Ph.D .
4. Para penguji bapak Ir. Samsul Bahri, MT dan bapak Devin Defriza,ST, MT.
5. Habib Wiyandra, Novita Andanwuri, Fairus Wardhana, Rio Riezky, Dani Fadila, Verdi Alfonso, Debby Anastasya, Bagus Wicaksono, Hafizul Haque, Priscillia Jennifer, Yolanda, Ericko Govardi, John Mayer, serta seluruh keluarga Pomade Mdn selaku sahabat.
7. Sahabat sekelompok bimbingan Ibu Morida Siagian, Maryana, Heryani, Ilsa, Robert, Kepin, Erlin, Putri.
8. Pak Larry Page, Sergey Brin, Jimmy Wales, Larry Sanger, Héctor Reitmann.
9. Seluruh mahasiswa stambuk 2011 Departemen Arsitektur USU sebagai teman serta saudara.
10. Semua Dosen, Abang, Kakak dan Adik keluarga besar Arsitektur Usu, terutama Ade, Nazla, Sakinah Nauli, Wanda, Aldi, Uci, Karin, Darian, Orin, Akbar, Irfa, seluruh adik 2014 serta abang 2008.
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Maksud dan Tujuan ... 2
1.3. Latar Belakang Permasalahan ... 3
1.4. Lingkup / Batasan Proyek ... 4
1.5. Pendekatan Perancangan ... 4
1.6. Kerangka Berfikir ... 5
BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 7
2.1. Pengertian dan Penjelasan Proyek ... 7
2.1.1. Data Sibolga ... 12
2.2. Tinjauan Umum ... 19
2.2.1. Resort ... 19
2.2.2. Visitor Center ... 21
2.3. Tinjauan Khusus ... 22
2.3.1. Tinjauan Lokasi ... 22
2.3.2. Tinjauan Kondisi ... 25
2.4. Studi Banding Proyek Sejenis ... 28
2.4.1. Visitor Center ... 28
2.4.2. FoodCourt ... 32
2.5. Masterplan & Letak Proyek ... 33
BAB III ELABORASI TEMA ... 35
3.1. Pengertian Tema ... 35
3.2. Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular ... 36
3.3. Studi Banding Tema Sejenis ... 37
4.2. Analisa Konteks Sekitar ... 47
4.2.1. Budaya di Sibolga ... 47
4.2.2. Bangunan di Sibolga... 49
4.3. Analisa Fungsional ... 51
4.3.1. Analisa Jumlah Pengunjung ... 51
4.3.2. Analisa Aktivitas ... 52
4.3.3. Program dan Besaran Ruang ... 54
4.4. Analisa Goal, Constrain, dan Criteria... 56
BAB V KONSEP ... 58
5.1 Kemacetan ... 69
5.2 Konteks Sibolga ... 70
5.3 Pedestrian dan Parkir ... 71
5.4 Eksterior Bangunan ... 73
5.6 Tangga Seratus ... 75
5.6 Struktur ... 76
BAB VI GAMBAR KERJA ... 90
BAB VII KESIMPULAN ... 75
Gambar 1. 1. Diagram Kerangka Berfikir ... 5
Gambar 2. 1. Peta Sumatera Utara ... 23
Gambar 2. 2. Kota Sibolga ... 23
Gambar 2. 3 Letak Tangga Seratus ... 25
Gambar 2. 4 4 Bangunan eksisting ... 26
Gambar 2. 5. Kondisi jalan yang bolong... 27
Gambar 2. 6. Bangunan sekitar Sibolga ... 28
Gambar 2. 7. JNTO TIC ... 30
Gambar 2. 8. Cairns Bot. Visitor Center ... 31
Gambar 2. 9. Eksterior Cairns Botanic Gardens Visitors Center ... 31
Gambar 2. 10. Eksterior Pasar Khatulistiwa ... 32
Gambar 2. 11. Interior Pasar Khatulistiwa ... 33
Gambar 2. 12. Interior Pasar Khatulistiwa ... 34
Gambar 3. 1. Simalem Resort ... 38
Gambar 3. 2. Masjid Raya Sumatera Barat ... 40
Gambar 4. 1. Cad Kota Sibolga ... 43
Gambar 4. 2. Potongan dan 3d site ... 46
Gambar 4. 3. Bangunan eksisting di tapak. ... 47
Gambar 4. 4. Baju Adat... 48
Gambar 4. 5. Pelaminan serta ornament Sibolga ... 48
Gambar 4. 6. Tikungan Tarutung – Sibolga ... 49
Gambar 4. 7. Kantor walikota Sibolga ... 49
Gambar 4. 8. Hotel Bumi Asih Sibolga ... 50
Gambar 4. 9. Hotel Wisata Indah Sibolga ... 50
Gambar 5. 1. Solusi Kemacetan ... 70
Gambar 5. 2. Atap serta dinding yang memakai konteks Sibolga ... 71
Gambar 5. 3. Pedestrian dan Parkiran ... 72
Gambar 5. 4. Eksterior Bangunan ... 73
Gambar 5. 5. Interior Bangunan ... 74
Tabel 2. 1. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km) ... 14
Tabel 2. 2. Tabel Tingkat Pengangguran Penduduk ... 15
Tabel 2. 3. Tabel Penumpang Ferry ... 16
ABSTRAK
Sibolga memiliki banyak keindahan alam beserta potensi potensi besar, namun hingga saat ini tidak ada sama sekali sarana yang menunjang hal tersebut. Sibolga selama ini hanya dijadikan tempat persinggahan bagi pengunjung yang ingin ke Pulau Nias dan sebagainya.
Sibolga Visitor Center adalah sebuah rancangan untuk memfasilitasi semua pengunjung yang melewati Kota Sibolga untuk mencari informasi destinasi di dalam Kota Sibolga serta sekitarnya. Tidak lupa adanya fasilitas penunjang seperti foodcourt yang sesuai dengan konteks Kota Sibolga.
Sibolga has a lot of natural beauty and having a great potential, but until now none at
all facilities to support it. Sibolga had only used as a stopover for visitor who want to go to Nias
Island, and so on.
Sibolga Visitor Center is a design to facilitate all visitors who pass through Kota Sibolga for
information destinations in Sibolga and surrounding areas. Not forgetting the supporting
ABSTRAK
Sibolga memiliki banyak keindahan alam beserta potensi potensi besar, namun hingga saat ini tidak ada sama sekali sarana yang menunjang hal tersebut. Sibolga selama ini hanya dijadikan tempat persinggahan bagi pengunjung yang ingin ke Pulau Nias dan sebagainya.
Sibolga Visitor Center adalah sebuah rancangan untuk memfasilitasi semua pengunjung yang melewati Kota Sibolga untuk mencari informasi destinasi di dalam Kota Sibolga serta sekitarnya. Tidak lupa adanya fasilitas penunjang seperti foodcourt yang sesuai dengan konteks Kota Sibolga.
Sibolga has a lot of natural beauty and having a great potential, but until now none at
all facilities to support it. Sibolga had only used as a stopover for visitor who want to go to Nias
Island, and so on.
Sibolga Visitor Center is a design to facilitate all visitors who pass through Kota Sibolga for
information destinations in Sibolga and surrounding areas. Not forgetting the supporting
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Sibolga adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan
berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota
Medan. Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.
Sibolga sangat memiliki potensi, dari kekayaan alamnya yang indah, serta kebudayaannya
yang kaya.
Berawal dari kelompok perancang mendapat tugas untuk merancang sebuah kawasan
di pesisir sumatera, perancang beserta kelompok langsung mencari dimana area terbaik
beserta masalah apa yang harus perancang jawab. Mulai dari pesisir timur dan pesisir barat
kami telusuri data serta membaca beberapa artikel, hingga kami menemukan area pesisir
barat yang indah dan cocok untuk dibangun. Pada awal kami menentukan lokasi di sekitar
hutan yang berada di timur Kota Sibolga, namun tidak adanya masalah yang mendesak untuk
diselesaikan di daerah tersebut membuat kami berpindah langsung ke Kota Sibolga itu
sendiri.
Perancang yang memilih untuk merancang area publik bagi pengunjung kota Sibolga
baik yang baru pertama kali berkunjung ke Sibolga maupun rakyat sibolga sendiri, memilih
untuk merancang Sibolga Visitor Center atau Pusat Pengunjung Sibolga, sebagai pusat
tempat berkumpulnya pengunjung, sebagai sarana untuk mencari informasi hal hal apa yang
terdapat di Sibolga dan sekitarnya, serta beberapa sarana penunjang seperti rest area dan
pusat jajanan maupun makanan.
Visitor Center sangat penting selain sebagai pusat destinasi wisata para wisatawan,
namun juga sebagai tempat untuk memanajemen wisata yang akan dilakukan sang
pemberhentian sang pengemudi serta penumpang yang sudah berjalan jauh dari kota lain
untuk singgah kota Sibolga. Sedangkan di Sibolga sendiri belum ada satupun bangunan yang
memfasilitasi wisatawan untuk mencari informasi wisata maupun berfokus pada tempat
istirahat para wisatawan.
Sibolga Visitor Center ini selain mempromosikan Kota Sibolga juga diarahkan
sebagai obyek wisata yang menyediakan sebuah area terpusat yang berfungsi sebagai
information center terkait khusus wisata di area Sibolga. Konsep yang dihasilkan bukan
semata merupakan investasi usaha atau bisnis di bidang jasa yang menjual pemandangan
yang indah dan udara yang segar dan fasilitas yang menghibur kepada masyarakat, namun
juga dapat berperan sebagai media promosi wisata di area Sibolga, menjadi media
pendidikan kepada masyarakat, dan konservasi untuk kelestarian lingkungan sekitar, serta
dapat menjadi pemicu kawasan pertumbuhan wilayah baru.
1.2. Maksud dan Tujuan
Sibolga telah memiliki potensi yang cukup prospektif dalam pengembangan sektor
wisata. Sibolga merupakan daerah paling sentral di pesisir barat dalam kegiatannya sebagai
tempat persinggahan wisata. Sibolga memiliki keindahan alam serta potensi yang besar
dalam bidang wisata. Kondisi perekonomian rakyat Kota Sibolga juga mendukung untuk
mengadakan rancangan ini sehingga dapat menjadi motor ekonomi baru bagi rakyat Sibolga.
Beranjak dari pemikiran diatas, maka dapat terwujud sebuah pusat pengunjung yang
mempunyai berbagai macam aktivitas, khususnya lebih mengarah pada bidang
memperkenalkan wisata di area Sibolga serta sekitarnya,wahana studi dan pengetahuan
wisata yang bersifat edukatif dan rekreatif. Selain itu terdapat fasilitas pendukung berupa
landscape taman, rest area, serta pusat jajanan sebagai area istirahat pengunjung yang
3 1.3. Latar Belakang Permasalahan
Kota Sibolga tersebut ternyata banyak memiliki masalah, dari tidak adanya lahan
kosong yang tersisa di tengah kota Sibolga, tidak adanya sebuah pusat rekreasi maupun
informasi sebagai pengalaman pengunjung saat mengunjungi Kota Sibolga, tidak adanya
motor ekonomi sebagai penunjang kesejahteraan rakyat Kota Sibolga selain berdagang dan
menangkap ikan, serta tidak ada wadah untuk melestarikan adat serta sejarah daripada kota
Sibolga itu sendiri.
Berawal dari masalah tersebut, kami memilih untuk merancang sebuah pusat rekreasi sebagai “muka” Kota Sibolga, yang dapat menjawab beberapa dari masalah tersebut, selain pusat rekreasi dapat menjadi penunjang ekonomi, menjadi mascot, sumber dan wadah
pengetahuan tentang adat serta Kota Sibolga tidak hanya menjadi kota persinggahan lagi.
Letak daripada rancangan kami cukup menjadi masalah, karena tidak adanya lahan
kosong lagi yang terdapat di kota Sibolga, sehingga kami memilih salah satu bukit yang
berada di jalan perlintasan dari Medan. Akibat dari proyek kami berada di bukit, kami
memakai nama Sibolga Resort Paradise, untuk mengkoherenkan kata Paradise dengan bukit
1.4. Lingkup / Batasan Proyek
Permasalahan perancangan dan perencanaan Sibolga Visitor Center mempunyai
lingkup dan pembahasan yang sangat luas, agar dapat ditangani dengan jelas, dalam
pembahasan dan perencanaan ini diadakannya batasan-batasanan berikut:
1. Lokasi proyek yang berada di pusat kota serta pusat kemacetan.
2. Luasan lahan sebesar 1500 m2
3. Kontur curam yang berada di site rancangan.
4. Rancangan yang harus mengikuti konteks dari Kota Sibolga.
1.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang ada dalam perancangan ini menggunakan berbagai metoda sebagai
berikut:
a. Studi Literatur
Metoda yang digunakan dengan cara mempelajari permasalahan yang ada pada
perancangan dengan menggunakan pemecahan masalah, pengambilan teori, penggunaan
data berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan, kontekstual, dan mendukung
dalam proses perancangan.
b. Studi Banding
Metoda yang digunakan untuk melakukan perbandingan terhadap pendekatan
masalah, pendekatan pemecahan masalah, dan perbandingan kasus yang memiliki kesamaan
isu ataupun tema yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, majalah, dan
lainnya.
c. Survey Lapangan
5 1.6. Kerangka Berfikir
BAB II
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1. Pengertian dan Penjelasan Proyek
Dalam proyek ini, perancang harus merancang sebuah bangunan di Pesisir Barat
Sumatera. Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok serta dosen pembimbing, akhirnya
ditentukan bahwasanya kami akan merancang sebuah kawasan resort di site yang sudah
ditentukan, akibat dari kebutuhan akan motor ekonomi yang baru serta potensi potensi view
yang ada. Tentu saja resort juga memiliki beberapa fungsi didalamnya sehingga dapat dibagi
fungsi-fungsinya dan kami dapat merancang masing masing fungsi tersebut.
Resort adalah sebuah tempat untuk relaksasi maupun rekreasi. Resort adalah tempat, kota atau terkadang suatu tempat komersil yang dibentuk oleh sebuah perusahaan. Menurut
dinas Pariwisata Indonesia , resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara
bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan
kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Dari beberapa pengertian resort menurut para ahli, yang diambil dari artikel Sri
Kurniasih adalah
1. Resort adalah suatu perubahan tempat tingga untuk sementara bagi seseorang di luar
tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga
serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang
berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan
usaha lainnya. (Dirjen Pariwisata , Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988)
2. Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang
banyak dikunjungi. (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987)
3. Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana
4. Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk
kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian
concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau
hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini. (Nyoman.S.
Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)
5.Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya sekedar untuk menginap
tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and
Management, Watson-Guptil Publication 1988)
6. Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan obyek wisata,
oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung kecil
dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta: Akademi Pariwisata
Trisakti, 1999)
Resort didefinisikan sebagai penginapan yang terletak dikawasan wisata, dimana
sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak
cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa resort secara total menyediakan
fasilitas untuk berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari
kegiatan menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari
kegiatan sehari-hari.
Kelompok kami mengajukan judul besar kawasan, yaitu Sibolga Resort Paradise
karena kebutuhannya atas Resort serta Paradise yang identik dengan keindahan.
Sibolga Resort Paradise merupakan suatu rangkaian kata dari :
Sibolga
Salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai barat pulau
Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada pada kawasan teluk
yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan. Kota ini hanya
Pada masa Hindia-Belanda kota ini pernah menjadi ibu kota Residentie Tapanuli. Setelah
masa kemerdekaan hingga tahun 1998, Sibolga menjadi ibu kota Kabupaten Tapanuli
Tengah. Kota dengan sebutan Negeri Berbilang Kaum, yang mana berarti memiliki berbagai
suku di dalam kota sibolga.
Suku asli kota sibolga adalah suku Batak Pesisir. Suku Batak Pesisir ini sebenarnya berawal
dari suku Batak Toba, Mandailing dan Angkola yang telah menetap di Sibolga dan Tapanuli
Tengah, sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Setelah sekian lama terjadi pembauran dari
ketiga suku Batak ini, maka datanglah imigran lain yang berasal dari Minangkabau dan
Melayu dari pesisir Timur Sumatra, lalu terjadi perkawinan-campur di antara ke 5 suku
bangsa ini. Dari percampuran ke 5 suku bangsa ini lah terbentuk suatu komunitas yang
disebut sebagai suku Pesisir.
Resort
Resort didefinisikan sebagai penginapan yang terletak dikawasan wisata, dimana sebagian
pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya terletak cukup jauh
dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa resort secara total menyediakan fasilitas untuk
berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan
menginap bagi pengunjung yang berlibur dan menginginkan perubahan dari kegiatan
sehari-hari
Paradise
Arti nama paradise adalah tempat yang indah. Paradise berasal dari kata Yunani,
paradeisos, sebuah istilah metafisik untuk sebuah tempat yang memiliki eksistensi positif
dan harmonis.Paradise sering dideskripsikan sebagai sebuah "tempat yang lebih tinggi",
Dari hasil diskusi dengan anggota kelompok serta dosen pembimbing, akhirnya
ditentukan beberapa fungsi untuk dirancang oleh anggota kelompok kami, diantaranya
adalah: information center, pujasera, gallery, cottage, restoran, convention hall, hotel dan
beberapa bangunan pelengkap. Dan dari hasil pembagian proyek per tiap anggota, saya
mendapatkan proyek Sibolga Information Center serta Pujasera.
Sibolga
Merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak
di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan berada
pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan.
Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.
Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain : Batak Toba,
Batak Mandailing, dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang
dipergunakan adalah Bahasa Minangkabau logat Pesisir.
Information
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari
order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan
pesan. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,
pengalaman, atau instruksi
Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM., (1999: 692), “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”
Center
Pengertian Center adalah pusat. Yang berarti pokok pangkal atau yg menjadi
sebuah kegiatan atau organisasi . Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau
fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.
Sibolga Information Center
Sibolga Information Center merupakan sebuah bangunan yang menjadi pusat, pokok
pangkal dan pumpunan segala informasi yang bisa didapat dari kota Sibolga dan yang
berhubungan dengan kota Sibolga.
Pujasera (Foodcourt)
Pujasera (bahasa Inggris: food court atau food hall) adalah sebuah tempat makan
yang terdiri dari gerai-gerai (counters) makanan yang menawarkan aneka menu yang
variatif. Pujasera merupakan area makan yang terbuka dan bersifat informal, dan biasanya
berada di mal, pusat perbelanjaan, perkantoran, universitas ataupun sekolah modern.
Pujasera (food court) merupakan jenis usaha penyediaan makanan dan minuman pada suatu
kesatuan tempat atau lokasi tetap tertentu dengan bangunan permanen atau semi-permanen,
yang terdiri dari gerai-gerai penyediaan makanan dan minuman. Untuk memudahkan
pengunjung dalam memilih, biasanya gerai-gerai yang ada di Food court dikelompokkan
berdasarkan jenis menu yang ditawarkan.
Food court adalah sebuah tempat makanan yang terdiri dari counter-counter makanan
yang menawarkan aneka menu yang variatif. Food court merupakan area makanan yang
terbuka dan bersifat informal.
Pemilik gedung biasanya mempekerjakan beberapa orang untuk mengelola dan
menjalankan pujasera di gedung miliknya. Dalam pengelolaan ini pemilik gedung dapat juga
memberikan penawaran kepada sebuah perusahaan pengelolaan properti atau pengelola
acara (event organizer) yang berpengalaman dalam mengelola pujasera.
Terdapat beberapa konsep dalam mengelola pujasera, yaitu konsep "makanan cepat
Konsep "makanan cepat saji" adalah suatu konsep yang mengarahkan para
pengunjung untuk langsung memesan makanan atau minuman di gerai-gerai yang siap
melayani mereka. Produk-produk yang ditawarkan adalah produk-produk siap saji (maks.
10-15 menit untuk produksi dan penyajian). Biasanya lebih banyak di mal-mal yang ramai
dan di area perkantoran yang para pengunjungnya mempunyai waktu terbatas.
Konsep "pesan di meja makan" adalah suatu konsep yang memanjakan para
pengunjung dengan pelayanan seperti di restoran. Pramusaji (waiter) yang disediakan siap
melayani pesanan pengunjung dengan cepat dan ramah. Produk-produk yang disajikan juga
terkadang membutuhkan waktu yang lama dalam proses produksi hingga penyajian.
Biasanya pujasera dengan konsep ini berada di mal-mal yang dinamis.
2.1.1. Data Sibolga a. Demografi
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010 (SP2010), jumlah penduduk Kota
Sibolga sementara adalah 84.481 orang, yang terdiri atas 42.408 laki-laki dan 42.073
perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut Kecamatan Sibolga Selatan merupakan kecamatan
dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 30.082 orang, sedangkan kecamatan yang jumlah
penduduknya terkecil adalah Kecamatan Sibolga Kota yaitu 14.304 orang. Dengan luas
wilayah Kota Sibolga sekitar 10,77 km² serta didiami oleh 84.481 orang, maka rata-rata
tingkat kepadatan penduduk Kota Sibolga adalah sebanyak 7.844 orang per km². Kecamatan
yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Sibolga Sambas yakni
sebanyak 12.821 orang per km², sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Sibolga
Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain Batak Toba, Batak
Mandailing, dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang dipergunakan
adalah Bahasa Minangkabau logat Pesisir.1
b. Transportasi dan Turisme
Untuk perhubungan darat, Sibolga telah terhubung dengan kota-kota lainnya di
Sumatera Utara, yakni dengan Padang Sidempuan dan Tarutung. Melalui jalur udara,
Sibolga juga memiliki Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing yang melayani rute
Sibolga-Medan dan Sibolga-Jakarta. Pelabuhan laut Sibolga, merupakan tempat
penyeberangan menuju Pulau Nias dan kota-kota pesisir barat Sumatera lainnya. Di
pelabuhan ini juga berlabuh KM Lambelu dan KM Umsini, yang melayani rute
Sibolga-Gunung Sitoli-Padang. Rekreasi di Sibolga hingga sekarang menarik turis berdasarkan
sejarahnya dan pantainya. Sibolga juga merupakan tempat persinggahan untuk berdagang
serta orang yang mau menyebrang ke Pulau Nias.
c. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km
Tabel 2. 1. Jarak dari Kota Sibolga ke Kota Lainnya di Sumatera Utara (km)
Sumber: Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Utara
d. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis
Tabel 2. 2. Tabel Tingkat Pengangguran Penduduk
Sumber: BPS-Survei Angkatan Kerja Nasional 2013
Tabel 2. 3. Tabel Penumpang Ferry
Tabel 2. 4. Tabel Jumlah Hotel dan Rumah Makan di Kota Sibolga, 2009-2013
f. Sejarah Batak Pesisir
Suku Pesisir yang juga dikenal dengan banyak nama, seperti suku Batak Pesisir, suku
Pasisi, dan suku Pesisi, adalah salah satu suku yang hidup di sepanjang pesisir pantai sebelah
barat Sibolga dan Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Sejarah suku Pesisir ini
berawal dari percampuran antara suku Batak Toba, Batak Mandailing, dan Batak Angkola
yang sejak ratusan tahun lalu menetap di daerah Sibolga dan Tapanuli Tengah.
Dalam perkembangannya, percampuran ketiga suku Batak tersebut juga mengalami
pembauran lagi dengan para imigran Minangkabau dan Melayu yang berasal dari pesisir
timur Sumatera. Dari interaksi dan percampuran kelima suku tersebut, lahirlah sekarang
suku yang dikenal sebagai suku Pesisir.
Pada awalnya, mereka berbicara dalam bahasa Batak. Akan tetapi, setelah
berubah, dan kemudian disebut sebagai bahasa Pesisir, seperti yang hari ini digunakan dalam
komunikasi sehari-hari mereka.
Bahasa Pesisir ini terbilang bahasa yang unik, karena sejatinya merupakan gabungan
dari tiga bahasa, yaitu bahasa Batak Mandailing, bahasa Minangkabau dan bahasa Melayu.
Jadi suku Pesisir ini boleh disebut sebagai orang Batak yang berbahasa Melayu. Hal tersebut
mirip seperti masyarakat Batak di Rokan Hulu, Provinsi Riau atau masyarakat Rao di
kabupaten Pasaman Sumatra Barat.
Pada awalnya, suku Batak Pesisir ini lebih suka kalau disebut sebagai orang Melayu
Pesisir. Tetapi belakangan ini, tidak sedikit dari mereka yang tidak menolak disebut sebagai
suku Batak Pesisir. Bahkan akhir-akhir ini sebagian dari mereka mulai mencantumkan
kembali marga-marga lamanya seperti Pohan, Siregar, Sitompul, Tanjung, dan Pasaribu.
Salah satu putra dari suku Pesisir yang dikenal orang adalah Akbar Tanjung.
Keberadaan suku Pesisir ini, mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat lain di
pulau Jawa atau daerah-daerah lain di luar provinsi Sumatra Utara. Tetapi sebenarnya, suku
Pesisir ini telah ada selama beratus-ratus tahun di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah, dan
berdiri sejajar dengan etnis-etnis lain seperti suku Toba, Mandailing, Angkola, Minangkabau
dan Melayu. Pada perkembangannya, adat dan kebudayaan yang berkembang di tengah suku
Pesisir memang lebih banyak dipengaruhi oleh budaya Melayu. “Dampeng” dan “Tari Payung” adalah dua dari sekian kesenian yang cukup popular di kalangan masyarakat Sumatera Utara.
Mata pencaharian masyarakat Pesisir pada umumnya adalah sebagai nelayan. Namun
demikian, tidak sedikit juga yang kemudian bekerja di sektor pemerintahan dan swasta.
Selain itu, pada sektor pendidikan, hari ini semakin banyak masyarakat Psisir yang telah
2.2. Tinjauan Umum 2.2.1. Resort
a. Faktor Penyebab Timbulnya Resort
Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Resort yaitu selain untuk menginap juga
sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya resort disebabkan oleh faktor-faktor
berikut :
a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat
Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu
menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.
b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi
Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan
menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.
c) Kesehatan
Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para
pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh
di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi
penginapan sebagai sarana peristirahatan.
d) Keinginan Menikmati Potensi Alam
Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan
yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk
menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan
pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun
pengguna hotel tersebut.
Ada 4 (empat) karakteristik resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya,
yaitu:
1. Lokasi Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah, pegunungan, tepi
pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan polusi perkotaan. Pada Hotel Resort, kedekatan dengan atraksi utama dan berhubungan dengan kegiatan rekreasi merupakan tuntutan utama pasar dan akan
berpengaruh pada harganya.
2. Fasilitas Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang
menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas
pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam
renang, lapangan tennis dan penataan landscape.
3. Arsitektur dan Suasana Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari
akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel
lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan
arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang
bernuansa etnik.
4. Segmen Pasar Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin
berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan
tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.
c. Jenis-jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata
a. Resort gabungan (intergrated resort)
Resort gabungan termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur adalah resort
yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal didalam atau dekat
dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan pada keistimewaan alam seperti pantai, laut,
daerah dengan arkeologi dan sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau Fasilitas
olahraga lain atau kombinasi
diantaranya.
b. Resort perkotaan (town resort)
Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada komunitas
perkotaan, tetapi secara ekonomi difokuskan kepada aktifitas resort yang memiliki
akomodasi eperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa contoh resort perkotaan
seperti resort ski, resort pantai, dan resort spa dikota-kota Eropa dan Amerika utara. Resort
pantai di Australia dan resort spa diperkotaan Jepang.
c. Resort retreat (retreat resort)
Skala resort ini lebih kecil, kira-kira 25-50 kamar, tetapi direncanakan dengan kualitas
tinggi. Terdapat didaerah-daerah terpencil seperti di pegunungan atau dipulau-pulau kecil.
Akses satu-satunya hanya melalui kapal boat atau kapal udara kecil atau jalan layang.
d. Rekreasi air (perairan)
Yang dimaksud dengan rekreasi air (perairan) yaitu rekreasi yang dilakukan pada media
perairan, baik sungai, danau, waduk atau laut. Rekreasi ini memanfaatkan potensi alam
perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan pada rekreasi perairan ditentukan oleh kondisi
perairannya. Aktifitas tersebut dapat bersifat pasif atau aktif. Sebagai contoh untuk perairan
yang airnya deras bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang indah, maka
aktifitasnya cendrung pasif (contohnya pada pantai Parangritis, Jogjakarta). Sedangkan
untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cendrung aktif (seperti Marina Ancol, Pantai
2.2.2. Visitor Center
a. Pengertian Visitor Center
Visitor Center atau Information Center adalah jenis utama dari pengembangan
khusus untuk menampilkan informasi yang ada. Pusat pengunjung umumnya memiliki
fasilitas pendukung (misalnya, parkir, hiburan yang menarik, Tempat duduk Outdoor, jalan
setapak, dan pemandangan) dan kemudahan bagi masyarakat bepergian
(Misalnya, toilet, mesin air, peta, sastra, telepon, dan gift shop).
Visitor Center (termasuk fasilitas terkait)
berfungsi untuk:
- Efektif berkomunikasi dan menginformasikan publik tentang informasi serta data Wilayah
- Meningkatkan kualitas rekreasi dan pariwisata peluang untuk semua
pengunjung.
- Menjelaskan kesempatan lain dan fasilitas yang tersedia di dalam Site.
- Memberikan informasi tentang sumber daya alam, budaya, dan sejarah di wilayah site.
- Membantu memberikan keamanan pengunjung dan kenikmatan.
- Mendidik dan mempromosikan keindahan alam.
2.3. Tinjauan Khusus 2.3.1. Tinjauan Lokasi
Hasil diskusi dengan kelompok, serta meminta saran dari dosen pembimbing,
akhirnya kami memilih site di Kota Sibolga. Kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Kota ini terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke
selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km
Gambar 2. 1. Peta Sumatera Utara
Alasan kami memilih Kota Sibolga karena beberapa masalah yang dapat diselesaikan
dengan rancangan, seperti tidak adanya motor ekonomi di kota tersebut serta kota tersebut
selama ini hanya dijadikan kota persinggahan tanpa adanya daya tarik di kota tersebut.
Sedangkan potensi yang dimiliki kota tersebut sangat besar, serta view di kota tersebut
sangat eksotis.
[image:38.595.142.469.463.680.2]Untuk letak site, kami mencari lahan kosong di Kota Sibolga, dan ternyata hampir
tidak ada sama sekali lahan kosong yang dapat dirancang, maka dari itu kami mencoba
mencari site yang memiliki potensi serta masalah yang dapat kami olah untuk tugas akhir
kami.
Beberapa pilihan diantaranya adalah di pinggir pantai atau di bukit bukit yang berada
di Kota Sibolga, dengan hasil pertimbangan, akhirnya kami memilih bukit karena masih
banyak lahan kosong di bukit serta beberapa pinggiran pantai yang airnya sudah jorok serta
lahan yang terbatas.
Dari beberapa bukit yang terdapat di Kota Sibolga, terdapat salah satu bukit yang
berada di tengah tengah Kota Sibolga, dan terdapat sebuah peninggalan didalamnya, yaitu
Gambar 2. 3 Letak Tangga Seratus
.
2.3.2. Tinjauan Kondisi
Pada kegiatan tinjauan kondisi eksisting, perancang melakukan kegiatan survey
lokasi langsung demi mengetahui tentang kondisi secara fisik dan non fisik serta potensi
1. Kondisi Eksisting
Setelah perancang melakukan kegiatan survey langsung Sibolga, ternyata terdapat
[image:41.595.85.530.160.480.2]bangunan bangunan di Site tersebut namun sama sekali tak memiliki estetika.
Gambar 2. 4 4 Bangunan eksisting
2. Kondisi Jalan
Gambar 2. 5. Kondisi jalan yang bolong
3. Kondisi Bangunan Sekitar
Dari hasil survey yang kami lakukan di Sibolga, bangunan sekitar sudah
menunjukkan beberapa bangunan modern, dan tidak ada hubungannya dengan konteks
Gambar 2. 6. Bangunan sekitar Sibolga
2.4. Studi Banding Proyek Sejenis 2.4.1. Visitor Center
Untuk Information Center, saya mengambil studi banding dari JNTO TIC. JNTO TIC
(Tourist Information Center) telah menawarkan informasi pariwisata kepada pengunjung di
Jepang sejak 1962. Karyawan yang bersahabat lancar dalam berbahasa Inggris, Chinese dan
Korea yang memiliki banyak pengetahuan dan akan menawarkan saran saran yang terbaik
tentang apa yang harus dilihat dan dilakukan di Jepang.
Di JNTO TIC, kita dapat menggunakan Wi-Fi dengan gratis
JNTO TIC juga mempunyai peta gratis, brosur multibahasa, kupon serta berbagai keperluan
untuk meningkatkan pengalaman pariwisata kita di Jepang.
JNTO TIC menawarkan kesempatan pengalama untuk merasakan kultur Jepang seperti
mencoba Kimono, baju tradisional Jepang. Membuat Origami, seni melipat kertas. Menulis
Gambar 2. 7. JNTO TIC
Cairns Botanical Garden Visitor Centre
Cairns Botanic Gardens Visitors Centre terletak di hutan hujan Far North
Queensland, Cairns, Australia. Bangunan ini menampilkan konsep arsitektur tropis modern
Gambar 2. 8. Cairns Bot. Visitor Center
Bangunan ini disamarkan dengan fasade cermin yang benar-benar mencerminkan taman disekitarnya. Para arsitek menggambarkannya sebagai “efek visual yang mirip dengan setelan yang dikenakan oleh pemburu alien di asli 1987 Film Predator.”
Gambar 2. 9. Eksterior Cairns Botanic Gardens Visitors Center
Fasilitas yang disediakan oleh Cairns Botanic Gardens Visitors Center ini antara lain
: information center dan ruang pameran, kantor, cafe, perpustakaan, laboratorium, dan ruang
2.4.2. FoodCourt
[image:47.595.85.462.182.429.2]Pasar Khatulistiwa
Gambar 2. 10. Eksterior Pasar Khatulistiwa
Di Indonesia terdapat sebuah foodcourt yang layak untuk dijadikan studi banding,
Dusun Bambu. Dusun Bambu bukan sekedar tawarkan pemandangan alam serta tempat
bersantai, namun juga Foodcourt yang tidak hanya sekedar Foodcourt. Di Foodcourt yang
dinamakan Foodcourt Khatulistiwa ini tawarkan beberapa produk dengan kwalitas paling
baik, seperti buah serta sayur-sayuran segar. Bukan sekedar produk tani, namun juga jajanan
khas Sunda serta cinderamata hasil karya orang-orang di seputar gunung Burangrang
Gambar 2. 11. Interior Pasar Khatulistiwa
Pasar ini juga di design khusus oleh pengelola tempat wisata Dusun Bambu sebagai
tempat menjual berbagai barang handicraft khas masyarakat Burangrang. Selain itu juga, di
Pasar Khatulistiwa Anda dapat membeli berbagai produk pertanian yang segar dan organik,
dijamin bebas pestisida berbahaya. Anda dapat menjumpai berbagai sayuran organik dan
buah buah segar dari para petani lokal.
.
BAB III
BAB III
ELABORASI TEMA
3.1. Pengertian Tema
Berdasarkan judul besar yang kami angkat serta korelasinya dengan Kota
Sibolga, kami memilih tema arsitektur neo-vernakular karena tema tersebut dapat menjawab problema dari culture sibolga yang masih harus dipertahankan serta menjawab
dari kebutuhan desain resort serta fungsi fungsi didalamnya yang membutuhkan sebuah
kemodernitas-an.
Pengertian Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih
luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,
mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap,
hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur
juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Menurut Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber
tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memilik
Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas);
arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut,
dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur
harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula
bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun
psikologis.
36
Meyer Daniel Siregar | 110406114
Kata NEO atau NEW berarti baru atau hal yang baru, sedangkan kata vernacular
berasal dari kata vernaculus (bahasa latin) yang berarti asli. Maka arsitektur vernacular dapat
diartikan sebagai arsitektur asli yang dibangun oleh masyarakat setempat.
Arsitektur Vernacular konteks dengan lingkungan sumberdaya setempat yang
dibangun oleh masyarakat dengan menggunakan teknologi sederhana untuk memenuhi
kebutuhan karakteristik yang mengakomodasi nilai ekonomi dan tatanan budaya masyarakat
dari masyarakat tersebut. Dalam pengertian umum, arsitektur Vernacular merupakan istilah
yang banyak digunakan untuk menunjuk arsitektur indigenous kesukaan, tribal, arsitektur
kaum petani atau arsitektur tradisional.
Pengertian Arsitektur Vernacular sering disamakan dengan Arsitektur Tradisional.
Joseph Prijotomo berpendapat bahwa secara konotatif tradisi dapat diartikan sebagai
pewarisan atau penerusan norma-norma adat istiadat atau pewarisan budaya yang
turun-temurun dari generasi ke generasi.
Pengertian Arsitektur Neo-Vernacular
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur
Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang mengutamakan nilai
rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi perkembangan teknologi industri.
Arsitektur Neo-Vernacular merupakan arsitektur yang konsepnya pada prinsipnya
mempertimbangkan kaidah-kaidah normative, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam
kehidupan masyarakat serta keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan.
Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuranantara unsur
setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.
3.2. Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular
- Selalu menggunakan atap bumbungan
Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah sehingga
lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan penyambut dari pada
tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan yang menyimbolkan permusuhan.
- Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan proporsi
yang lebih vertikal.
- Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan ruang
terbuka di luar bangunan.
- Warna-warna yang kuat dan kontras.
Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak ditujukan
pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lelbih pada keduanya. Hubungan
antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan jelas dan tepat oleh
Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan pemakaian kembali.
- Pemakaian atap miring
- Batu bata sebagai elemen local
- Susunan masa yang indah.
Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara unsur
setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan unsur setempat.
Ciri-ciri :
a) Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat
diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak denah, detail, struktur dan ornamen).
b) Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi juga
elemen non-fisik yaitu budaya , pola pikir, kepercayaan, tata letak yang mengacu pada makro
kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep dan kriteria perancangan.
c) Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip bangunan
vernakular melainkan karya baru (mangutamakan penampilan visualnya).
38
Meyer Daniel Siregar | 110406114
Salah satu contoh bangunan yang memakai tema neo-vernakular di Sumatera Utara
adalah Simalem Resort. Salah satu objek wisata terbaru & termegah di Provinsi
Sumatera Utara, Terletak di kawasan Bukit Merek,Sidikalang objek wisata ini
menghadirkan pemandangan Danau Toba dari sudut pandang yang sangat luas. Luas
areal kawasan wisata ini mencapai 206 ha dgn lebih dr 25 ha telah ditanami tanaman buah
jeruk, biwa, markisa, terong belanda, alpukat,dll. Dilengkapi berbagai fasilitas modern dan
pilihan rekreasi a.l. wisata alam, agrowisata, lounge-cafe, dan resort/villa yang masih dalam
rencana pembangunan sampai thread ini ditulis. Objek wisata ini akan berprospek tinggi
karna didukung fasilitas yg sgt modern dengan objek alam yg spektakuler (Tao Toba
sbg danau terbesar di Asia Tenggara & terdalam di dunia serta air terjun kembar & hutan
[image:54.595.147.468.346.644.2]alami).
b. Masjid Raya Sumatera Barat
Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid terbesar di Sumatera Barat, terletak menghadap
Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Bangunan Modern yang
masih mengambil konteks tradisional bangunan Minang. Masjid Raya Sumatera Barat
adalah masjid terbesar di Sumatera Barat, terletak menghadap Jalan Khatib Sulaiman,
Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.aArsitektur Masjid Raya Sumatera Barat memakai
rancangan yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang
diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada 2007. Dari ratusan peserta, 71 desain
masuk sebagai nominasi dan diseleksi oleh tim juri yang diketuai oleh sastrawan Wisran
Hadi. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang
beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Menurut rancangan, kompleks bangunan
akan dilengkapi pelataran, taman, menara, ruang serbaguna, fasilitas komersial, dan
bangunan pendukung untuk kegiatan pendidikan.
Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan
kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk
mengusung batu Hajar Aswad. Ketika empat kabilah suku Quraisy di Mekkah berselisih
pendapat mengenai siapa yang berhak memindahkan batu Hajar Aswad ke tempat semula
setelah renovasi Kakbah, Nabi Muhammad memutuskan meletakkan batu Hajar Aswad di
atas selembar kain sehingga dapat diusung bersama oleh perwakilan dari setiap kabilah
dengan memegang masing-masing sudut kain.
Ruang utama yang dipergunakan sebagai tempat salat di lantai dua adalah ruang lepas.
Lantai dua dengan elevasi tujuh meter dapat diakses langsung melalui ramp, teras terbuka
yang melandai ke jalan. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai dua diperkirakan dapat
menampung 5.000-6.000 jemaah. Lantai dua ditopang oleh 631 tiang pancang dengan
pondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter. Dengan kondisi topografi
40
Meyer Daniel Siregar | 110406114
menyesuaikan titik jenuh tanah tanah. Adapun lantai tiga berupa berupa mezanin berbentuk
leter U memiliki luas 1.832 meter persegi.
Konstruksi rangka atap menggunakan pipa baja. Gaya vertikal beban atap didistribusikan
oleh empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua balok beton lengkung yang
mempertemukan kolom beton miring secara diagonal. Setiap kolom miring ditancapkan ke
dalam tanah dengan kedalaman 21 meter, memiliki pondasi tiang bor sebanyak 24 titik
dengan diameter 80 centimeter. Pekerjaan kolom miring melewati 13 tahap pengecoran
selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.
[image:56.595.100.512.295.602.2].
Gambar 3. 2. Masjid Raya Sumatera Barat
BAB IV
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
Pada tahap Analisa Perancangan penulis menganalisa beberapa hal yang berkaitan
dengan rancangan penulis.
4.1. Analisa Tapak 4.1.1 Lokasi Tapak
Tapak Proyek:
Dari hasil survey site, maka beberapa data yang kami dapat adalah:
Letak : Kel. Pasar Baru, Kec.Sibolga Utara, Kab. Tapanuli Tengah, Sumatera Utara Koordinat: 1o44’32” LU & 98o46’49” BT
Jarak ke Pantai : ± 650 meter
Jarak ke Bandara: ± 25 kilometer
Jenis Tanah: Tanah Podsolik Merah-Kuning
Ketinggian: ± 50 meter dari atas laut
Curah hujan : 526,1 mm
Kelembaban : 82,67%
Batas Site:
Utara: Perbukitan
Timur: Rumah Penduduk
Selatan: Jalan Nasional Sisingamangaraja
Gambar 4. 1. Cad Kota Sibolga
Tapak Proyek Penulis, Sibolga Visitor Center:
Letak: Samping tangga seratus
Batas Site:
Utara: Perbukitan
Timur: Tangga Seratus
Selatan: Jalan Nasional Sisingamangaraja
4.1.2 Analisa Sirkulasi Exsisting dan Matahari
4.1.4. Analisa Bangunan Eksisting
[image:63.595.119.487.88.335.2]
Gambar 4. 3. Bangunan eksisting di tapak.
Bangunan yang berada di site sudah sangat tidak layak huni. Karena asumsi tanah tersebut
sudah dibeli oleh stockholder, maka dari itu bangunan kami anggap dirubuhkan.
4.2. Analisa Konteks Sekitar 4.2.1. Budaya di Sibolga
Berdasarkan buku Struktur bahasa Pesisir Sibolga oleh Setiana Simorangkir,
Masyarakat Sibolga terdiri dari bermacam-macam etnis, antara lain Batak Toba, Batak
Mandailing, Cina dan Minangkabau. Namun dalam kesehariannya, bahasa yang
Gambar 4. 4. Baju Adat
[image:64.595.84.526.397.657.2]4.2.2. Bangunan di Sibolga
Gambar 4. 6. Tikungan Tarutung – Sibolga
[image:65.595.115.496.377.611.2]Gambar 4. 8. Hotel Bumi Asih Sibolga
[image:66.595.139.471.425.681.2]4.3. Analisa Fungsional
4.3.1. Analisa Jumlah Pengunjung
Titik terberat (Po) pada bulan Juli yaitu 1309 pengunjung dalam sebulan.
Kenaikan jumlah wisatawan dalam setahun (r) adalah 0,4% (sumber bps.go.id)
Pt=Po(1+r)t
Keterangan :
Pt = Jumlah wisatawan mendatang
Po = Jumlah wisatawan sekarang
r = Rasio kenaikan wisatawan
Pt = 1309 (1,4)5
Pt = 7040 orang
Perkiraan wisatawan kota Sibolga perbulan tahun 2020 adalah 7040 orang.
Perkiraan wisatawan perhari ke Kota Sibolga adalah 234 orang
Perkiraan pengunjung Sibolga Visitor Center : 50% dari jumlah wisatawan
Total pengunjung resort per hari adalah 117 orang.
4.3.2. Analisa Aktivitas
Yang memakai bangunan Information Center serta Pujasera ini adalah :
-Pengunjung
Pengunjung adalah warga yang berdomisili di kota Sibolga serta turis dalam dan luar
kota
Kelompok pelaku kegiatan dibedakan berdasakan umur :
Kelompok Anak-anak ( biasanya datang dalam bentuk rombongan ), usia 5 – 13
tahun
Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun
Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun
Kelompok Lanjut usia, 55 tahun ke atas
Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari :
atau kendaraan pribadi).
- Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang
(dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi).
- Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan
menggunakan bus wisata).
Kegiatan yang dilakukan pengunjung :
- Makan (wisata kuliner)
- Mencari Informasi
- Beristirahat, Ke WC & Sholat
- Membeli / melihat – lihat produk yang disediakan oleh retail – retail penunjang - Rekreasi, melepaskan energi
-Pengelola:
-Servis.
Pusat Informasi dan Gift Shop
Pengguna
Kegiatan
Ruang
Sifat
ruang
Tamu,
staff
Mencari informasi
Information
center
Publik
Operator
Penitipan barang
Bersantai
dari
perjalanan
panjang
Buang Air Kecil, Besar dan
Sholat
Rest Area
Tamu
Berbelanja
Gift shop
Publik
Pusat Kuliner (Foodcourt)
No.
Kebutuhan Ruang
Pelaku
Sifat
1.
Hall
Pengunjung
Publik
2.
R. Makan
Pengunjung
Publik
3.
Dapur
Pengelola
Servis
4.
Pantry
Pengelola
Servis
5.
Counter
Pengelola
Private
6.
Gudang
Pengelola
Servis
7.
Toilet
Pengunjung & Pengelola Servis
4.3.3. Program dan Besaran Ruang
Pusat Informasi
Fungsi
Zon
Entrance hall
PB
100
0,6
/OR
G
1
60
NA
D
Resepsionis
PB
6
1,2
/OR
G
1
7,2
NA
D
R. Informasi
PB
-
-
1
200
AS
UM
SI
Area duduk
PB
50
2
/OR
G
1
100
NA
D
Toilet umum
PB
1
0,96
/OR
G
14
13,84
NA
D
LUAS
381
SIRKULASI 30%
114
TOTAL LUAS
495
MANAGING OFFICE
General manager SP
3
4,5 /OR
G
1
13,5 NA
D
Ass.
General
manager
SP
3
4,5 /OR
G
1
13,5 NA
D
R. Staff
SP
15
5 /OR
G
1
75 NA
D
R. Rapat
SP
20
2,4 /OR
G
1
48 NA
D
R. Tamu
SP
6
5,4 /OR
G
1
32,4 NA
D
SIRKULASI 30%
54.72
TOTAL LUAS
236
Pusat Kuliner (Foodcourt)
No.
Ruang
Standard
Sumb
er
Perhitungan
Luasan
1.
R.
Makan
1,2 m² per orang
NAD
40 orang, maka :
40 x 1,2 = 48 m²
48 m²
2.
Dapur
30% R. Makan
NAD
30% x 48 =
14.4m²
14.4 m²
3.
Counter 12% R. Makan
NAD
12% x 48 = 5.76
m²
5.76 m²
4.
Gudang
50% Dapur
NAD
50% x 14.4 = 7.2
m²
7.2 m²
5.
Sirkulasi 30% x luas total
30% x 75.6 =
22.6 m²
22.6 m²
Total
98.2 m²
Parkir:
Berdasarkan Pedoman Teknis Penyelenggaraan Parkir oleh Dinas Perhubungan, untuk
bangunan rekreasi sebesar 10000m2 membutuhkan parkir sebanyak 109 SRP.
4.4. Analisa Goal, Constrain, dan Criteria
a. Tujuan (Goal)
- Mampu menjadi sasaran utama para wisatawan yang melintasi Sibolga
- Menjadi motor ekonomi baru bagi warga sekitar dengan mengangkat kultur Sibolga
b. Batasan (Constrain) - Keterbatasan tapak - Kontur di belakang lahan
- Tangga seratus yang merupakan bangunan heritage dan tidak bisa dirobohkan - Membatasi penebangan pohon
c. Kriteria (Criteria)
BAB V
KONSEP
Berawal dari kelompok perancang mendapat proyek untuk merancang sebuah
kawasan di pesisir sumatera, perancang beserta kelompok langsung mencari dimana area
terbaik beserta masalah apa yang harus perancang jawab. Mulai dari pesisir timur dan pesisir
barat kami telusuri data serta membaca beberapa artikel, hingga kami menemukan area
pesisir barat yang indah dan cocok untuk dibangun. Pada awal kami menentukan lokasi di
sekitar hutan yang berada di timur Kota Sibolga, namun tidak adanya masalah yang
mendesak untuk diselesaikan di daerah tersebut membuat kami berpindah langsung ke Kota
Sibolga itu sendiri.
Kota Sibolga adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
terletak di pantai barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari utara ke selatan dan
berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota
Medan. Kota ini hanya memiliki luas ±10,77 km² dan berpenduduk sekitar 84.481 jiwa.
Sibolga sangat memiliki potensi, dari kekayaan alamnya yang indah, serta kebudayaannya
yang kaya.
Perancang yang memilih untuk merancang area publik bagi pengunjung kota Sibolga
baik yang baru pertama kali berkunjung ke Sibolga maupun rakyat sibolga sendiri, memilih
untuk merancang Sibolga Visitor Center atau Pusat Pengunjung Sibolga, sebagai pusat
tempat berkumpulnya pengunjung, sebagai sarana untuk mencari informasi hal hal apa yang
terdapat di Sibolga dan sekitarnya, serta beberapa sarana penunjang seperti rest area dan
pusat jajanan maupun makanan.
Visitor Center sangat penting selain sebagai pusat destinasi wisata para wisatawan,
namun juga sebagai tempat untuk memanajemen wisata yang akan dilakukan sang
wisatawan. Visitor center juga dapat berfungsi sebagai tempat istirahat maupun
pemberhentian sang pengemudi serta penumpang yang sudah berjalan jauh dari kota lain
untuk singgah kota Sibolga. Sedangkan di Sibolga sendiri belum ada satupun bangunan yang
memfasilitasi wisatawan untuk mencari informasi wisata maupun berfokus pada tempat
Sibolga Visitor Center ini selain mempromosikan Kota Sibolga juga diarahkan
sebagai obyek wisata yang menyediakan sebuah area terpusat yang berfungsi sebagai
information center terkait khusus wisata di area Sibolga. Konsep yang dihasilkan bukan
semata merupakan investasi usaha atau bisnis di bidang jasa yang menjual pemandangan
yang indah dan udara yang segar dan fasilitas yang menghibur kepada masyarakat, namun
juga dapat berperan sebagai media promosi wisata di area Sibolga, menjadi media
pendidikan kepada masyarakat, dan konservasi untuk kelestarian lingkungan sekitar, serta
dapat menjadi pemicu kawasan pertumbuhan wilayah baru.
Sebelum dilakukan perancangan terlebih dulu harus dilakukan penentuan dimana
lokasi proyek akan dilakukan.
Setelah itu saya berfokus pada ornament ornament mandailing serta artinya.
1. Bona Bulu
melambangkan sistem pemerintahan Huta
Makna: Suatu wilayah pemukiman telah dapat dikategorikan sebagai huta atau bona bulu
apabila sarana dan prasarananya telah lengkap antara lain: unsur-unsur Dalian Na Tolu
(Mora, Kahanggi dan Anak Boru), Raja Pamusuk, Namora Natoras, Ulubalang, Bayo-bayo
Nagodang, Datu dan Sibaso.
2. Bindu /
Pusuk ni Robung melambangkan sistem organisasi sosial
Makna: Kehidupan sosial-budaya masyarakat Mandailing berlandaskan Adat Dalian Na
Tolu (Tiga Tungku Sejarangan) atau Adat Markoum-Sisolkot (adat berkaum-kerabat)
3. Burangir /
Makna: Segala sesuatu perihal, baik itu menyangkut pelaksanaan upacara adat dan ritual
harus terlebih dahulu meminta pertimbangan dan ijin kepada Raja dan Namora Natoras.
4. Sipatomu-tomu
melambangkan hak dan kewajiban Raja dan rakyatnya
Makna: Raja berkewajiban menjaga dan memelihara ketertiban dalam masyarakat agar
mereka dapat hidup aman dan damai serta saling menghormati antar sesama demi tegaknya
hukum dan adat.
5. Bintang na
Toras melambangkan pendiri huta
Makna: Huta tersebut didirikan oleh Natoras yang sekaligus berkedudukan sebagai
pimpinan pemerintahan dan pimpinan adat yang dilengkapi dengan Hulubalang,
Bayo-bayo Nagodang, Datu, dan Sibaso.
6. Rudang
melambangkan suatu Huta yang sempurna
Makna: Huta tersebut lengkap dengan segala atribut kebesaran adatnya seperti pakaian
adat, uning-uningan, senjata dan lain sebagainya.
7. Raga-raga
melambangkan keteraturan dan keharmonisan hidup bersama
Makna: Hubungan antar kekerabatan sangat erat dan berlangsung secara harmonis dengan
terjadinya hubungan perkawinan antar marga (klan), baik sesama warga huta maupun
8. Sancang Duri
melambangkan suatu kejadian yang tak terduga
Makna: Seseorang yang datang ke suatu huta dan ia langsung ke Sopo Godang, maka
Namora Natoras wajib memberinya makan selama ia berada di huta itu, dan apabila ia
meninggalkan huta harus diberi bekal makanan.
9. Jagar-jagar
melambangkan kepatuhan masyarakat terhadap adat-istiadat
Makna: Dalam setiap huta telah ada ketentuan mengenai adat Marraja, adat Marmora,
Markahanggi, Maranak boru, dan adat Naposo Nauli Bulung.
10. Bondul na
Opat melambangkan ketentuan dalam berperkara
Makna: Setiap perkara adat akan diselesaikan di Sopo Godang (Balai Sidang Adat) oleh
Namora Natoras, dan keputusan yang diambil harus adil sehingga tidak merugikan para
pihak yang berperkara.
11. Alaman
Bolak (Alaman Silangse Utang) melambangkan wewenang dan kekuasaan Raja
Makna: Kalau terjadi perkelaian misalnya dan salah seorang diantaranya berlari ke Alaman
Bolak yang terdapat di depan Bagas Godang (Istana Raja), maka orang tersebut tidak boleh
diganggu oleh siapapun. Kalau ada orang lain yang mengganggu, maka yang menjadi
12. Bulan melambangkan pelita hidup
Makna: Bulan yang bersinar pada malam hari dapat menerangi mata hati segenap warga
huta itu akan membawa mereka menuju taraf hidup yang lebih baik yaitu keberuntungan,
kemuliaan dan kesejahteraan.
13. Mataniari melambangkan Raja yang adil dan
bijaksana
Makna: Seorang Raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana akan membuat segenap
warga huta merasa bahagia. Raja harus menjadi pelindung rakyatnya dalam segala hal, <