• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. KONDISI EKSISTING PDAM KOTA SIBOLGA PDAM KOTA SIBOLGA Aspek Teknis Aspek Keuangan...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3. KONDISI EKSISTING PDAM KOTA SIBOLGA PDAM KOTA SIBOLGA Aspek Teknis Aspek Keuangan..."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Daftar Isi - 1 PT. Waseco Tirta

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

I

I

S

S

I

I

DAFTAR ISI ... i Bab 1. PENDAHULUAN ... 1 - 1 1.1. PEMAHAMAN ... 1 - 1 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN ... 1 - 2 1.3. SASARAN ... 1 - 2 1.4. REFERENSI HUKUM ... 1 - 2 1.5. LOKASI KEGIATAN ... 1 - 2 1.6. LINGKUP KEGIATAN ... 1 - 3 1.7. KELUARAN ... 1 - 3 1.8. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN ... 1 - 3 1.9. SISTEMATIKA PELAPORAN ... 1 - 3

Bab 2. GAMBARAN UMUM DAERAH STUDI ... 2 - 1

2.1. KOTA SIBOLGA ... 2 - 1 2.1.1. Kondisi Administrasi dan Geografi ... 2 - 1 2.1.2. Fisik ... 2 – 2 2.1.3. Sosial Ekonomi ... 2 – 3

Bab 3. KONDISI EKSISTING PDAM KOTA SIBOLGA ... 3 - 1

3.1. PDAM KOTA SIBOLGA ... 3 - 1 3.1.1. Aspek Teknis ... 3 – 1 3.1.2. Aspek Keuangan ... 3 - 7

Bab 4. ANALISA TERHADAP POTENSI PENGEMBANGAN SPAM ... 4 – 1

4.1. PDAM KOTA SIBOLGA ... 4 – 1 4.1.1. Aspek Teknis ... 4 – 1 4.1.2. Kewajaran Biaya Investasi ... 4 – 5 4.1.3. Aspek Keuangan ... 4 – 9 4.1.4. Rekomendasi Pembiayaan ... 4 - 12

(2)

Daftar Isi - 2 PT. Waseco Tirta

Bab 5. IDENTIFIKASI POTENSI PENGEMBANGAN SPAM ... 5 - 1

5.1. Umum ... 5 – 1 5.2. Kriteria Penilaian Potensi Pengembangan SPAM ... 5 – 1 5.2.1. Aspek teknis dengan bobot 60 % ... 5 – 2 5.2.2. Aspek keuangan dengan bobot 40 % ... 5 - 3 5.3. Standar Kriteria Potensi Pengembangan SPAM ... 5 - 4 5.4. Hasil Identifikasi Potensi Usulan Pengembangan SPAM ... 5 – 5 5.4.1. Usulan Program Pengembangan SPAM PDAM Kota Sibolga ... 5 – 5

Bab 6. KESIMPULAN DAN REKOMENDAS POTENSI PENGEMBANGAN SPAM ... 6 – 1

6.1. Kesimpulan ... 6 - 1 6.2. Rekomendasi ... 6 - 2 6.2.1. Rekomendasi Aspek Teknis ... 6 - 2 6.2.2. Rekomendasi Pembiayaan ... 6 - 3

(3)

Daftar Gambar - 1 PT. Waseco Tirta

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

G

G

A

A

M

M

B

B

A

A

R

R

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PDAM Kota Sibolga ... 3 – 1 Gambar 3.2. Skematik Eksisting Unit Sarudik PDAM Kota Sibolga ... 3 – 6 Gambar 4.1. Porsi Pendanaan Proyek ... 4 - 8

(4)

Daftar Tabel - 1 PT. Waseco Tirta

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

T

T

A

A

B

B

E

E

L

L

Tabel 2.1. Tabel Luas Wilayah di Kota Sibolga Menurut Kecamatan ... 2 - 2 Tabel 2.2. Keadaan Temperatur, Penguapan, Curah Hujan

dan Kecepatan Angin Rata-rata di Kota Sibolga ... 2 - 3 Tabel 2.3. Tabel Jumlah Penduduk Kota Sibolga Menurut Kelurahan ... 2 - 3 Tabel 2.4. Tabel Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga

Kota Sibolga Menurut Kecamatan ... 2 - 4 Tabel 2.5. Produk Domestik Regional Bruto Kota Sibolga Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 – 2011 (Jutaan Rupiah) ... 2 - 7 Tabel 2.6. Sarana dan Prasarana Pendidikan ... 2 - 9 Tabel 2.7. Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 ... 2 - 9 Tabel 2.8. Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Peribadatan di Kota Sibolga ...2 - 11 Tabel 3.1. Kapasitas Produksi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga ... 3 - 3 Tabel 3.2. Sistem Air Baku PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga ... 3 - 4 Tabel 3.3. Ringkasan Data Produksi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga Tahun 2006-2007 ... 3 - 5 Tabel 3.4. Data Keuangan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga Tahun 2009-2011 ... 3 - 8 Tabel 3.5. Indikator Keuangan PDAM Kota Sibolga Tahun 2009 -2011 ... 3 - 9 Tabel 4.1. Permasalahan dan Solusi/Lingkup Potensi Kegiatan SPAM Kota Sibolga ... 4 – 2 Tabel 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum ... 4 - 4 Tabel 4.3. Rencana Anggaran Biaya Penurunan NRW Kota Sibolga

Dari 42,37% menjadi 25% ... 4 - 5 Tabel 4.4. Kewajaran Biaya Investasi ... 4 - 7 Tabel 4.5. Asumsi Perhitungan ... 4 - 9 Tabel 4.6. Proyeksi Keuangan SPAM Pengembangan ...4 - 11 Tabel 5.1. Kriteria Penilaian Aspek Keuangan ... 5 - 4 Tabel 5.2. Hasil Evaluasi Rencana Program PDAM Kota Sibolga ... 5 – 5 Tabel 6.1. Peringkat Usulan Program Pengembangan SPAM PDAM ... 6 - 1 Tabel 6.2. Rekomendasi Teknis ... 6 - 2 Tabel 6.3. Rekomendasi Pembiayaan ... 6 - 3

(5)

Bab 1 - 1 PT. Waseco Tirta

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

1.1 PEMAHAMAN

Peningkatan/pengembangan SPAM oleh PDAM dilakukan dalam peran sertanya menuju target MDG’s 2015 dimana akses masyarakat terhadap air minum yang aman sebesar 68,9% (nasional), 78,19% (perkotaan), 61,60% (perdesaan). Untuk mencapai sasaran MDGs tersebut diperlukan pendanaan atau investasi yang tidak sedikit. Selain itu diperlukan komitmen serta upaya bersama, baik fisik maupun non fisik dari berbagai stakeholder, baik di Pusat maupun daerah yang terdiri dari unsur-unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan bahkan LSM. Menurut Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya, dana APBN yang tersedia untuk pembiayaan seluruh pembangunan bidang Cipta Karya Tahun 2010 - 2014 hanya sebesar Rp. 50 Trilyun.

Dana yang diperlukan untuk sektor air minum diperkirakan sampai tahun 2014 diperkirakan sebesar Rp. 46 Trilyun, atau untuk mencapai target MDGs diperlukan dana sebesar Rp 46 Trilyun, sedangkan dana APBN yang tersedia hanya sebesar Rp. 12 Triliun, sampai dengan tahun 2014. Oleh sebab itu diperlukan alternatif sumber pendanaan selain APBN dan APBD. Upayanya antara lain melalui hibah (grant), pinjaman lunak (softloan), dana-dana masyarakat dan kerjasama dengan dunia usaha/pihak swasta, termasuk melalui Corporate Social Responsibility (CSR).

Alternatif sumber pendanaan ini didasari dengan adanya peraturan yang semakin jelas dan memperkuat pelaksanaan alternatif investasi. Peraturan tersebut adalah Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2010 perubahan atas Perpres Nomor 67 tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur. Peran BPPSPAM dalam mencapai target MDG’s 2015 adalah melakukan Identifikasi pengembangan SPAM terutama dilakukan terhadap PDAM yang sehat dan belum belum pernah ada studi mengenai potensi pengembangan SPAM. Identifikasi diprioritaskan pada daerah yang merupakan pusat pertumbuhan (ibukota propinsi/ daerah wisata/ daerah industri/ daerah berkembang lainnya), memiliki alternatif air baku yang banyak dan memiliki potensi kebutuhan (demand) yang tinggi yang diindikasikan dengan adanya tingkat pertumbuhan penduduk tinggi serta air tanah jelek.

Bab

(6)

Bab 1 - 2 PT. Waseco Tirta

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja PDAM tahun 2011 didapatkan hasil sebanyak 144 PDAM sehat, 105 PDAM kurang sehat dan 86 PDAM sakit. Untuk PDAM kurang sehat dan sakit dilakukan analisa faktor penyebab PDAM tersebut kurang sehat/sakit untuk kemudian PDAM tersebut akan diberikan rekomendasi tindak turun tangan. Sedangkan untuk PDAM yang sehat, BPPSPAM akan mengklasifikasi menjadi daerah berpotensi, daerah yang kurang berpotensi dan daerah yang tidak berpotensi. Melalui identifikasi akan didapatkan sejauh mana PDAM mempunyai potensi untuk pengembangan. Hasil identifikasi pengembangan SPAM ini akan diserahterimakan ke stakeholder untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam pemilihan atau seleksi PDAM yang akan disusun studi kelayakannya.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud kegiatan ini adalah mendorong pengembangan cakupan pelayanan SPAM;

Tujuan kegiatan Membantu BPPSPAM dalam melakukan identifikasi potensi pengembangan SPAM;

1.3 SASARAN

Adanya hasil identifikasi potensi pengembangan SPAM PDAM di beberapa provinsi Sumatera

1.4 REFERENSI HUKUM

a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;

b) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

c) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294 Tahun 2005 tentang Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

d) Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada PDAM;

e) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;

f) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2009 tentang Pedoman Teknis Kelayakan Investasi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM);

g) Peraturan Menteri Keuangan no.114 tahun 2012 tentang Penyelesaian Piutang Negara Yang Bersumber Dari Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah Pada Perusahaan Daerah Air Minum

(7)

Bab 1 - 3 PT. Waseco Tirta

1.5 LOKASI KEGIATAN

PDAM di beberapa provinsi pulau Sumatera

1.6 LINGKUP KEGIATAN

• Identifikasi potensi pengembangan SPAM dilihat dari aspek teknis dan aspek finansial; • Klasifikasi daerah berpotensi, kurang berpotensi dan tidak berpotensi;

1.7 KELUARAN

• Output laporan identifikasi potensi pengembangan SPAM;

• Outcome adanya hasil identifikasi mengenai potensi pengembangan SPAM pada suatu daerah.

1.8 JANGKA WAKTU PENYELESAIAN KEGIATAN

Periode kerja kegiatan ini selama 6 (enam) bulan terhitung setelah kontrak ditanda tangani dan berlaku efektif dengan 36 orang bulan (manmonth).

1.9 SISTEMATIKA PELAPORAN Bab 1 Pendahuluan

Berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, referensi hukum, lokasi kegiatan, lingkup kegiatan dan hasil keluaran.

Bab 2 Gambaran Umum Daerah Studi

Berisikan uraian tentang Geografi dan administrasi, aspek sosial ekonomi, sistem penyediaan air minum.

Bab 3 Kondisi Ekssting PDAM

Berisikan uraian tentang Kondisi Teknis dan Keuangan PDAM saat ini.

Bab 4 Analisa Terhadap Potensi Pengembangan SPAM

Berisikan uraian tentang analisa teknis berupa rencana pengembangan SPAM

PDAM baik Brown Field maupun Green Field serta Rencana Anggaran Biaya

Pengembangan SPAM dan juga berisi tentang analisa Kewajaran Investasi dan analisa Keuangan untuk proyek pengembangan SPAM.

Bab 5 Peringkat Potensi Pengembangan SPAM

Berisikan uraian tentang Hasil Analisa yang dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan diikuti dengan menetapkan peringkat potensi pengembangan SPAM masing-masing PDAM.

(8)

Bab 1 - 4 PT. Waseco Tirta

Bab 6 Kesimpulan dan Rekomendasi Potensi Pengembangan SPAM

Berisikan uraian tentang hasil penilaian dan kreteria menentukan peringkat masing-masing PDAM, rekomendasi teknis, pembiayaan.

(9)

Bab 2 - 1 PT. Waseco Tirta

G

GA

AM

MB

BA

AR

RA

A

N

N

U

UM

MU

UM

M

D

D

AE

A

E

RA

R

AH

H

S

ST

TU

UD

DI

I

2.1. KOTA SIBOLGA

2.1.1. Kondisi Administrasi dan Geografi

Sibolga terletak di Pantai Barat Sumatera Utara, sejauh 344 Km dari Kota Medan melalui jalan darat ke arah Selatan. Kota ini berada pada sisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap kearah Lautan Hindia. Secara geografis berada antara 1°42’ - 1°46’ LU dan 98°44’ - 98°48’ BT. Bentuk kota memanjang dari Utara ke Selatan mengikuti garis pantai, dimana sebelah menyebelah terdiri dari gunung yang cukup terjal dan curam di sebelah Timur dan lautan di sebelah Barat. Lebar kota yang merupakan jarak dari garis pantai ke arah pegunungan sangat sempit hanya rata rata 500 meter, itupun telah masuk didalamnya timbunan laut dan kaki gunung yang dijadikan perumahan. Luas wilayah administrasi keseluruhannya 3.536 Ha (35,36 Km²) yang terdiri dari :

a. Daratan Pulau Sumatera : 1.126 Ha

b. Pulau-pulau 5 buah : 238 Ha

c. Lautan : 2.171 Ha

Batas-batas wilayah Kota terdiri dari :

• Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Tengah

• Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Tengah

• Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah

• Sebelah Barat : Teluk Tapian Nauli/Samudera Indonesia.

Kota Sibolga adalah kota pantai yang pada sisi lainnya berbatasan langsung dengan kaki Bukit Barisan. Letaknya yang sedemikian mengakibatkan keadaan topografi wilayah Kota Sibolga terbagi 2 (dua) kategori yaitu : wilayah datar dan wilayah terjal.

Bab

(10)

Bab 2 - 2 PT. Waseco Tirta

Tabel 2.1. Tabel Luas Wilayah di Kota Sibolga Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

1 Sibolga Utara 3,733

2 Sibolga Kota 1,293

3 Sibolga Selatan 3,143

4 Sibolga Sambas 5,308

Jumlah 13,478

Sumber : Sibolga Dalam Angka Tahun 2012

2.1.2. Fisik

a. Geologi

Kondisi geologi di Kota Sibolga hanya terdiri dari struktur tanah alluvium, dan regosol. Untuk alluvium berada di daerah dataran Kota Sibolga, sedangkan tanah regosol merah berada di kaki bukit Kota Sibolga. Jenis struktur tanah lainnya yang ditemui adalah batuan cadas yang terddapat didaerah perbukitan dan Pulau Poncan.

b. Iklim

Kota Sibolga termasuk beriklim tropis dengan suhu maksimum pada tahun 2011 mencapai 31,50C. Rata-rata curah hujan di Kota Sibolga pada tahun 2011 adalah sebesar 3.304,8 mm, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5.534 mm. Sejalan dengan rata-rata curah hujan, rata-rata kelembaban udara Kota Sibolga juga mengalami penurunan menjadi 75 persen pada tahun 2011. Sementara itu, rata-rata kecepatan angin di Kota Sibolga pada tahun 2011 adalah sebesar 6,1 knot, dengan penguapan udara sebesar 5,0 mm.

(11)

Bab 2 - 3 PT. Waseco Tirta

Tabel 2.2. Keadaan Temperatur, Penguapan, Curah Hujan dan Kecepatan Angin Rata-rata di Kota Sibolga

NO

URAIAN

TAHUN

2007

2008

2009

2010

2011

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1 Rata-rata Suhu Udara (

0

C)

- Minimum

- Maksimum

- Rata-rata

21,8

31,5

25,9

21,5

31,5

26,0

22,1

31,7

23,8

21,5

31,9

26,3

21,4

31,5

26,2

2 Rata-rata tingkat kelembaban

udara (%)

82

83

83

83

75

3 Rata-rata kecepatan angin

(knot)

6,4

6,7

7,4

6,5

6,1

4 Rata-rata curah hujan (mm)

5.095,9

5.124,0

4.227,7 5.534,0

3.304,8

5 Jumlah hujan ( hari)

230

237

229

216

216

6 Penyinaran matahari (%)

48

46

59

52

48

7 Penguapan (mm)

4,3

4,6

4,9

4,8

5,0

Sumber : Sibolga Dalam Angka Tahun 2012

2.1.3. Sosial Ekonomi a. Demografi

Jumlah Penduduk Kota Sibolga tahun 2011 sebesar 85.271 jiwa yang terdiri dari 42.761 jiwa penduduk laki-laki dan 42.510 jiwa penduduk perempuan serta 18.128 rumah tangga. Bila dibandingkan dengan luas Kota Sibolga (35,36 Km2), maka rata-rata tingkat kepadatan penduduknya mencapai 2.411 jiwa Km2.

Tabel 2.3. Tabel Jumlah Penduduk Kota Sibolga Menurut Kelurahan

No. Kecamatan Kelurahan Jumlah

Penduduk

1. Sibolga Utara a. Sibolga Ilir 6.123

b. Simare-mare 5.428

c. Angin Nauli 3.533

d. Hutabarangan 2.209

e. Huta Tonga-tonga 2.677

(12)

Bab 2 - 4 PT. Waseco Tirta

No. Kecamatan Kelurahan Jumlah

Penduduk

b. Pasar Baru 1.487

c. Pancuran Gerobak 5.247

d. Pasar Belakang 5.397

3. Sibolga Sambas a. Pancuran Kerambil 2.914

b. Pancuran Pinang 4.724

c. Pancuran Dewa 4.971

d. Pancuran Bambu 7.516

4. Sibolga Selatan a. Aek Manis 9.038

b. Aek Habil 6.325

c. Aek Parombunan 9.871

d. Aek Muara Pinang 4.848

T O T A L 84.481

Sumber : Sibolga Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 2.4. Tabel Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kota Sibolga Menurut Kecamatan

Sumber : Sibolga Dalam Angka Tahun 2012

b. Tata Guna Lahan

Wilayah Kota Sibolga dibagi menjadi 5 (lima) BWK dan 12 (dua belas) Sub BWK, hal ini untuk mempermudah dalam menentukan luas serta batasan masing-masing BWK, adapun pembagiannya adalah :

Bagian Wilayah Kota (BWK) I

Bagian wilayah kota I terdiri dari 3 kelurahan yaitu, Kelurahan Simare-mare, Kelurahan Angin Nauli dan Kelurahan Sibolga Hilir. Bagian wilayah kota (IBWK) I Mempunyai fungsi sebagai Pusat pemerintahan Kota Sibolga, pusat permukiman, pusat pendidikan, pelayanan kesehatan, pusat pengembangan wisata bahari, industri dan pengembangan kawasan lindung/Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Rencana pengembangan BWK I, dibagi dalam 2 (dua) sub blok perencanaan, yaitu sub blok I.1 dan blok I.2. dengan Luas sebesar 253.52 Ha dengan luas masing – masing blok adalah :

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk Rumah Tangga Rata-rata Banyak ART 1. 1990 71.895 12.933 6 2 2000 82.310 17.852 5 3 2010 84.481 18.128 5

(13)

Bab 2 - 5 PT. Waseco Tirta

1. Sub Blok BWK I.1 dengan luas 81,98 Ha, meliputi : Kelurahan Simare-mare. Adapun fungsi dari Sub blok I.1, yaitu sebagai pengembangan wilayah Kota Sibolga melalui reklamasi pantasi, sebagai pusat pemerintahan Kota Sibolga, Pusat Permukiman, Pusat pelayanan jasa/hotel dan kawasan lindung.

2. Sub Blok BWK I.2 dengan luas 171.54 Ha, meliputi : Kelurahan Sibolga Hilir dan Kelurahan Angin Nauli.

Adapun fungsi dari sub blok I.2, yaitu sebagai pusat pemerintahan Kota Sibolga, puat pelayanan kesehatan, pusat pelayanan jasa (Bank) dan kawasan Lindung.

Bagian Wilayah Kota (BWK) II/Pusat Kota

Bagian wilayah kota (BWK) II terdiri dari 7 Kelurahan yaitu, kelurahan Kota Beringin, Kelurahan Pasar Baru, Kelurahan Pasar Belakang, kelurahan Pancuran Kerambi, Kelurahan Pancuran Pinang, Kelurahan Pancuran Bambu dan Kelurahan Pancuran Dewa.

Bagian Wilayah Kota (BWK) II mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan kawasan perdagangan dan Jasa/ Central Bisnis Distric (CBD), pusat pemukiman, pusat pergudangan, pusat pelayanan kesehatan, kawasan militer, kawasan pendidikan, pengembagan wisata bahari dan pengembangan kawasan perkotaan (reklamasi pantai).

Rencana pengembangan BWK II dibagi menjadi 3 (tiga) sub blok perencanaan, yaitu sub blok II.1, blok II.2 dan blok II.3, dengan luas sebesar 264.87 Ha, dengan luas masing – masing blok adalah :

1. Sub Blok BWK II.1 dengan luas 41.16 Ha, meliputi : Kelurahan Kota Beringin. Adapun fungsi dari sub blok II.1 yaitu sebagai kawasan pergudangan, pengembangan permukiman, pusat perdagangan dan pusat pelayanan kesehatan. 2. Sub Blok BWK II.2 dengan luas 103.13 Ha, meliputi : Kelurahan Pasar Baru,

Kelurahan Pasar Belakang.

Adapun fungsi dari sub blok II.2 yaitu sebagai pusat perdagangan dan jasa (CBD), kawasan militer, kawasan permukiman, pelabuhan (pertamina) dan pengembangan wilayah.

3. Sub Blok BWK II.3 dengan luas 120.58 Ha, meliputi : Kelurahan Pancuran Kerambi, Kelurahan Pancuran Pinang, Kelurahan Pancuran Bambu dan Kelurahan Pancuran Dewa.

Adapun fungsi dari sub blok II.3 yaitu sebagai pengembangan perdagangan/jasa, permukiman, pengembangan wisata bahari dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

(14)

Bab 2 - 6 PT. Waseco Tirta

Bagian Wilayah Kota (BWK) III

Bagian Wilayah Kota (BWK) III terdiri dari 2 kelurahan yaitu, Kelurahan Aek Habil dan Kelurahan Muara Pinang. BWK III mempunyai fungsi sebagai pusat perdagangan, pusat permukiman, pusat pendidikan, pusat pemerintahan dan pengembangan pelabuhan.

Rencana pengembangan BWK III dibagi menjadi 2 (dua) sub blok perencanaan, yaitu sub blok III.1 dan blok III.2, dengan luas sebesar 117.34 Ha, dengan luas masing – masing blok adalah :

1. Sub BWK III.1 dengan luas 38.12 Ha, meliputi : Kelurahan Aek Habil.

Adapun fungsi dari sub blok III.1 yaitu sebagai kawasan permukiman, home industri ( penjemuran ikan asin) dan pergudangan.

2. Sub BWK III.2 dengan luas 79.22 Ha, meliputi : Kelurahan Muara Pinang.

Adapun fungsi dari sub blok III.1 yaitu sebagai kawasan pengembangan pelabuhan, permukiman dan perdangan dan jasa.

Bagian Wilayah Kota (BWK) IV

Bagian Wilayah Kota (BWK) IV terdiri dari 2 kelurahan yaitu, Kelurahan Aek Manis, Kelurahan Aek Parombunan. BWK IV mempunyai fungsi sebagai kawsan pengembangan permukiman, kawasan lindung, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan fasilitas kesehatan.

Rencana pengembangan BWK IV dibagi menjadi 2 (dua) sub blok perencanaan, yaitu sub blok IV.1 dan blok IV.2, dengan luas sebesar136.90 Ha, dengan luas masing – masing blok adalah :

1. Sub BWK IV.1 dengan luas 43.29 Ha, meliputi : Kelurahan Aek Manis.

Adapun fungsi dari sub blok IV.1 yaitu sebagai kawasan pengembangan permukiman, kawasan lindung, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan fasilitas kesehatan.

2. Sub BWK IV.2 dengan luas 93.61 Ha, meliputi : Kelurahan Aek Parombunan. Adapun fungsi dari sub blok III.1 yaitu sebagai kawasn permukiman, fasilitas kesehatan, kawasan lindung, perkantoran dan pusat olah raga.

Bagian Wilayah Kota (BWK) V

Bagian Wilayah Kota (BWK) V terdiri dari 3 kelurahan yaitu, Kelurahan Pancuran Gerobak, Kelurahan Huta Tonga-Tonga dan Kelurahan Hutabarangan. BWK V mempunyai fungsi sebagai kawasan permukiman, kawasan lindung dan pengembangan kawasn wisata (tangga 100).

(15)

Bab 2 - 7 PT. Waseco Tirta

Rencana pengembangan BWK V dibagi menjadi 3 (tiga) sub blok perencanaan, yaitu sub blok V.1, blok V.2 dan sub blok V.3, dengan luas sebesar 304.34 Ha, dengan luas masing – masing blok adalah :

1. Sub Blok BWK V.1 dengan luas 108.34 Ha, meliputi : Kelurahan Kota Pancuran Gerobak.

Adapun fungsi dari sub blok II.1 yaitu sebagai kawasan permukiman dan kawasan lindung.

2. Sub Blok BWK V.2 dengan luas 69.28 Ha, meliputi : Sebagian Kelurahan Pancuran Gerobak.

Adapun fungsi dari sub blok III.1 yaitu sebagai kawasn permukiman, pengembangan kawasan wisata (tangga 100) dan kawasan lindung.

3. Sub Blok BWK V.3 dengan luas 126.61 Ha, meliputi : Kelurahan Hutabarangan dan Kelurahan Huta Tonga-Tonga.

Adapun fungsi dari sub blok III.1 yaitu sebagi kawasan lindung.

c. Produk Domestik Regional Bruto

Sebagai indikator utama dan umum dipakai dalam menggambarkan perekonomian suatu daerah adalah PDRB. Di bawah ini ditunjukkan PDRB Kota Sibolga tahun 2007 s/d 2011.

Untuk mengetahui gambaran tentang struktur perekonomian Kota Sibolga dapat dilihat dari distribusi persentase PDRB, baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan yang dirinci menurut lapangan usaha sebagaimana pada tabel berikut ini.

Tabel 2.5. Produk Domestik Regional Bruto Kota Sibolga Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007 – 2011 (Jutaan Rupiah)

NO. LAPANGAN USAHA TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011* (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Pertanian 262.840,32 305.470,05 321.912,37 357.043,91 397.010,36 2 Pertambangan & Penggalian 82,65 88,11 90,50 93,06 95,72 3 Industri Pengolahan 96.465,33 110.039,28 119.416,74 131.367,89 133.961,57

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 12.637,16 13.897,35 14.725,91 15.732,84 17.508,27 5 Bangunan 58.334,86 66.898,74 76.485,36 85.869,21 95.850,52 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 235.288,45 277.424,96 309.309,58 353.021,30 386.420,27

(16)

Bab 2 - 8 PT. Waseco Tirta

NO. LAPANGAN USAHA TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011* (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 7 Pengangkutan dan Komunikasi 143.188,97 167.560,36 191.212,14 228.224,10 264.591,56 8 Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan

100.378,35 113.607,99 124.728,93 144.131,10 160.100,49

9 Jasa-jasa 166.044,67 180.106,02 203.241,20 228.293,29 242.747,78

PDRB /GDRP 1.075.260.77 1.235.092,85 1.361.122,72 1.543.776,70 1.698.286,54

Sumber : Sibolga dalam angka 2012 *) Angka Prediksi

Dari tabel diatas terlihat bahwa lapangan usaha yang paling dominan dalam struktur perekonomian Kota Sibolga adalah Pertanian dengan Sub Sektor Perikanan Laut. Adapun lapangan usaha yang dominan selanjutnya ialah perdagangan dan jasa – jasa. Namun perlu sebagai informasi selanjutnya bahwa sektor perdagangan juga sangat erat kaitannya dengan perikanan tersebut, karena sebagian besar usaha perdagangan adalah terkait dengan perdagangan ikan dan peralatan serta sarana pendukung untuk penangkapan ikan. Dengan demikian sektor perikanan tetap menjadi sektor dominan yang perlu mendapat perhatian yang besar di Kota Sibolga.

d. Sarana dan Prasarana

P endidik an

Pendidikan adalah merupakan ujung tombak pembangunan. Dengan pendidikan, sumber daya manusia dipersiapkan yang akan menjadi pemikir, perencana dan pelaksana keseluruhan pembangunan tersebut. Dan dengan pendidikan, pembangunan akan terlaksanakan secara berkelanjutan dan daya saing daerah akan meningkat.

Partisipasi Sekolah pada tahun 2011 berdasarkan Kelompok Umur 7-12 Tahun sebersar 98,57 %; 13-15 Tahun sebesar 91,63 % dan Kelompok Umur 16-18 Tahun sebesar 72,34 %.

Untuk kelancaran penyelenggaraan pendidikan tersebut, telah tersedia sarana prasarana pendidikan. Adapun data sarana prasarana tersebut adalah sebagaimana pada tabel berikut :

(17)

Bab 2 - 9 PT. Waseco Tirta

No. Jenjang Sekolah &

Status Jlh. Sekolah Jlh. Guru Jlh. Murid

Rasio Murid-Guru 1 2 3 4 5 6 1 TK 14 91 1.275 14,01 2 SD Negeri 45 677 13.390 19,78 3 SD Swasta 11 131 2.640 20,15 4 MI Negeri 2 36 525 14,58 5 MI Swasta 3 37 575 15,54 TotalSD/MI Negeri/Swasta 61 881 17.130 19,44 6 SMP Negeri 7 257 4.441 17,28 7 SMP Swasta 6 89 1.497 16,82 8 MTs Negeri 1 20 708 35,40 9 MTs Swasta 3 77 833 10,82 Total SMP/MTs Negeri/Swasta 17 443 7.479 16,88 10 SMA Negeri 3 163 2.143 13,15 11 SMA Swasta 5 110 1.810 16,45 12 SMK Negeri 3 185 1.903 10,29 13 SMK Swasta 5 106 1.044 9,85 14 MA Negeri 1 38 398 10,47 15 MA Swasta 1 46 275 5,98 SMA/SMK/MA Neg./Swasta 18 648 7.573 11,68 16 Sekolah Tinggi 4 143 2.715 18,96

Sumber : RPIJM Kota Sibolga Tahun 2014 K esehatan

sarana prasarana kesehatan yang tersedia di Kota Sibolga adalah seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.7. Sarana, Prasarana dan Tenaga Kesehatan Tahun 2011

NO. SARANA KESEHATAN

KECAMATAN

Sibolga

Utara

Sibolga

Kota

Sibolga

Selatan

Sibolga

Sambas

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1.

RSU

-

1

1

-

2.

Puskesmas

1

1

1

1

3.

Puskesmas Pembantu

4

3

5

2

4.

Balai Pengobatan/ Klinik

1

-

-

1

(18)

Bab 2 - 10 PT. Waseco Tirta

NO. SARANA KESEHATAN

KECAMATAN

Sibolga

Utara

Sibolga

Kota

Sibolga

Selatan

Sibolga

Sambas

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokter Spesialis

-

5

1

2

Dokter Umum

5

7

4

5

Dokter Gigi

-

4

1

4

6.

Bidan Praktek

11

10

13

8

7.

Posyandu

50

41

45

35

Sumber : Sibolga dalam Angka 2012 Agam a

Sejalan dengan pembangunan di semua sektor, pembangunan sektor agama mendapat perhatian yang cukup besar di Kota Sibolga. Pemerintah menyadari bahwa sektor agama sifatnya sangat strategis. Karena dengan pemahaman dan pengamalan agama secara baik dan benar maka tingkah laku dan moral manusia sebagai pemikir, perencana dan pelaksana pembangunan akan semakin baik yang pada akhirnya pembangunan di semua sektor akan dapat terlaksana secara baik dan efektif.

Dalam upaya pembangunan keagamaan, Pemerintah mengupayakan agar dalam setiap kegiatan keagamaan, aparatur pemerintah ikut berperan aktif di dalamnya. Sehingga fasilitas-fasilitas demi kelancaran kegiatan dapat dibantu, serta dalam setiap permasalahan yang timbul dapat dibantu untuk mencari pemecahannya. Dalam pembangunan sarana prasarana keagamaan, Pemerintah selalu memberikan bantuan sejauh kemampuan anggaran yang tersedia.

Dalam rangka pembinaan kerukunan antar umat beragama, maka di Kota Sibolga telah dibentuk Forum Komunikasi Pemuka Antar Agama (FKPA). Forum ini bertugas untuk merumuskan cara-cara terbaik pembinaan kerukunan antar umat beragama sesuai dengan kondisi daerah, serta menjaga agar kerukunan tersebut sifatnya langgeng dan disadari oleh seluruh insan pemeluk agama.

Adapun komposisi pemeluk agama dan jumlah sarana peribadatan di Kota Sibolga tahun 2010 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.8. Jumlah Pemeluk Agama dan Sarana Peribadatan di Kota Sibolga

(19)

Bab 2 - 11 PT. Waseco Tirta

1 Islam 54.311 34

2 Kristen Protestan 34.377 44

3 Kristen Katolik 4.491 2

4 Budha 3.045 7

(20)

Bab 3 - 1 PT. Waseco Tirta

K

KO

ON

ND

DI

IS

S

I

I

E

E

KS

K

SI

IS

S

TI

T

IN

NG

G

P

P

DA

D

AM

M

K

KO

OT

TA

A

S

SI

IB

B

OL

O

LG

GA

A

3.1. PDAM KOTA SIBOLGA

Sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kota Sibolga dikelola oleh PDAM Tirta Nauli sejak Tahun 1980 berdasarkan Peraturan Daerah No. 16 Tahun 1981. Struktur organisasi PDAM Tirta Nauli Sibolga dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor : 2 Tahun 2009 tentang organisasi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum yang ditetapkan melalui Keputusan Direktur Nomor : 17/SK-TN/SBG/II/2009 tanggal 9 Februari 2009 tentang Perubahan struktur organisasi Perusahaan Daerah Ar Minum (PDAM) Tirta Nauli Kota Sibolga. Susunan Badan Pengawas dan Direksi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga.

Struktur organisasi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga saat ini seperti terlihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.

WALIKOTA

DIREKTUR

DEWAN PENGAWAS

BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

BAGIAN HUBUNGAN

LANGGANAN BAGIAN TEKNIK

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga 3.1.1. Aspek Teknis

Unit Air Baku

Air baku yang digunakan PDAM Tirta Nauli Sibolga berupa:

• Air Permukaan yang berasal dari 3 (tiga) lokasi, yaitu sungai sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah, sungai aek Hopong di Kelurahan Aek Hopong Kota Sibolga dan

Bab

(21)

Bab 3 - 2 PT. Waseco Tirta

sungai Parombunan di Kota Sibolga.

• Air tanah berupa 1 (satu) unit sumur bor yang dioperasikan saat musim kemarau. Sistem pengambilan secara gravitasi dan pompanisasi pada musim kemarau, sedangkan distribusi dialirkan secara gravitasi.

Sungai Sarudik merupakan sumber air baku utama dan dalam keadaan normal memiliki debit aliran di atas 1800 l/detik. Kualitas air cukup baik dengan tingkat kekeruhan di bawah 25 NTU. Kondisi Sungai Sarudik saat ini sangat dipengaruhi oleh iklim, pada musim hujan kekeruhan air meningkat secara drastis sehingga memerlukan koagulan yang banyak sebaliknya pada musim kemarau debit aliran turun secara drastis dibawah 250 l/detik.

Sungai/Aek Hopong merupakan cabang dari sungai Doras sehingga kondisi pengaliran lebih kecil. Sungai ini juga dipengaruhi oleh perubahan iklim. Kapasitas di Aek Hopong sebesar 10 l/detik, pengambilan dan distribusi secara gravitasi. Demikian juga sungai Parombunan kondisinya tidak berbeda dengan kedua sumber lainnya yaitu sangat dipengaruhi iklim. Kapasitas terpasang di Sungai Parombunan sebesar 5 l/detik dengan pengambilan dan distribusi secara gravitasi

1 (satu) unit sumur bor dengan kapasitas 2 l/detik, mempunyai kualitas cukup baik, belum terpengaruh oleh intrusi air laut walaupun jarak yang relatif dekat ke pantai. Sumur bor ini dipergunakan hanya sebagai cadangan pada musim kemarau.

Intake

Intake yang dipergunakan PDAM Tirta Nauli Sibolga seperti Intake Sarudik , Intake Aek Hopong dan Intake Parombunan mempunyai elevasi yang lebih tinggi dari IPA sehingga sistem pengaliran dilakukan secara gravitasi. Tipe Intake adalah bendungan karena ketinggian permukaan air relatif dangkal.

Unit Produksi dan Distribusi

Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Sistem pengolahan air bersih yang dimiliki PDAM Tirta Nauli Sibolga adalah Pengolahan Lengkap dengan total kapasitas terpasang 270 l/detik. Sistem pengaliran dan pengolahan adalah 90% gravitasi.

Reservoar

PDAM Tirta Sibolga memiliki 10 (sepuluh) unit reservoar yang melayani daerah pelayanan dengan kapasitas berkisar 50 m3 sampai 1.200 m3. Adapun total kapasitas reservoar tersebut sebesar 3.130 m3. Adapun Kapasitas PDAM Tirta Nauli Sibolga dan lokasinya dapat dilihat pada

(22)

Bab 3 - 3 PT. Waseco Tirta

Tabel 3.1. Kapasitas Produksi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga

NO NAMA KAPASITAS PRODUKSI (M3)

1 Sarudik Tahun 1976 200

2 Sarudik Tahun 1981 200

3 Tangga Seratus 1200

4 Sarudik Tahun 1995 600

5 Sarudik Tahun 2002 300

6 Aek Hopong Tahun 2002 150

7 Aek Hopong Parombunan Tahun

2002

30

8 Aek Hopong Tahun 2007 50

9 Sarudik Tahun 2007 200

10 Aek Parombunan Tahun 2007 200

TOTAL KAPASITAS 3.130

Sumber : Business Plan 2009 - 2012

Sistem Transmisi

Sistem perpipaan transmisi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga dibedakan menjadi dua sistem yaitu: • Sistem transmisi air baku yaitu untuk mengalirkan air baku dari sumber air (intake) menuju

Instalasi Pengolahan Air (IPA)

• Sistem transmisi air bersih untuk mengalirkan air bersih dari IPA menuju reservoar.

Sistem pengaliran air pada sistem transmisi dilakukan secara gravitasi dengan menggunakan pipa diameter 1000 mm – 300 mm. Pada musim kemarau pengambilan air baku menggunakan pompa dari sungai Sarudik. Adapun jenis pipa yang digunakan untuk transmisi adalah steel, Galvanize Steel Pipa dan PVC dangan total panjang 2.200 meter.

Sistem Distribusi

Sistem Distribusi PDAM Tirta Nauli Sibolga berdasarkan DED Sistem Penyediaann Air Bersih Kota Sibolga Tahun 1993 dibagi dalam 4 wilayah pelayanan teknis yaitu :

• Wilayah Pelayanan : Sibolga Utara • Wilayah Pelayanan : Silbolga Kota • Wilayah pelayanan : Sibolga Sambas

• Wilayah Pelayanan : Sibolga dan Desa Sarudik

Pada jam puncak sampai saat ini masih terdapat beberapa daerah yang belum terlayani dengan baik terutama pada daerah perbukitan. Sampai saat ini total panjang pipa distribusi primer, sekunder dan tersier adalah 134.488 meter dengan jenis pipa yang dipergunakan ACP, Steel, GSP/GIP dan PVC.

(23)

Bab 3 - 4 PT. Waseco Tirta

Sistem Air Baku

Jumlah sistem yang dipergunakan PDAM Tirta Nauli saat ini sebanyak 3 (tiga) unit dengan rincian seperti terlihat pada Tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2. Sistem Air Baku PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga

NO LOKASI JENIS SUMBER KAPASITAS (l/detik)

Terpasang Produksi

1 Desa Sarudik Kab.

Tapanuli Tengah Air Permukaan

250 210

2 Kel. Aek Hopong Kota Sibolga

Air Permukaan 10 10

3 Kel. Aek Parombunan Kota Sibolga

Air Permukaan 10 10

JUMLAH 270 225

Sumber : Business Plan 2009 - 2012

Water Meter Induk

Water meter induk yang digunakan PDAM saat ini sebanyak 8 (delapan) buah, dimana seluruhnya mengalami kerusakan sehingga pengukuran kehilangan air tidak dapat dilaksanakan secara akurat.

Kapasitas Produksi

Dari seluruh sistem yang ada saat ini, jumlah kapasitas terpasang adalah sebesar 270l/detik sedangkan kapasitas produksi sebesar 225 l/detik sehingga masih terdapat idle capacity sebesar 45 l/detik. Adanya idle capacity tersebut disebabkan pada tahun 2006 diadakan penambahan kapasitas sebesar 40 l/detik. Disamping itu terdapat pula 1 (satu) unit sumur bor yang berlokasi di kantor PDAM Tirta Nauli Sibolga dangan kapasitas 5 l/detik. Sumur bor ini hanya dimanfaatkan pada musim kemarau untuk pendistribusian air melalui mobil tangki jenis sistem yang digunakan adalah pengolahan lengkap. Sistem pengaliran yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah 100% gravitasi sedangkan pada musim kemarau pengaliran di daerah dataran tinggi melalui pompanisasi.

Jam Operasi

Pada saat jam operasi produksi maupun distribusi adalah 24 jam namun pada pemakaian jam puncak sebagian pelanggan terutama di wilayah dataran tinggi mengalami gangguan.

(24)

Bab 3 - 5 PT. Waseco Tirta

Produksi air per 31 Desenber 2007 mengalami peningkatan sebesar 353.874 M3 (5,25%) dibandingkan tahun 2006 dimana jumlah air yang di produksi tahun 2006 sebesar 6.734.771 M3 menjadi 7.088.645 M3 pada tahun 2007.

Distribusi

Sedangkan jumlah air didistribusikan pada tahun 2007 adalah sebesar 7.041.827 M3 meningkat 381.423 M3 (5.72%) menjadi 7.041.827 M3 pada tahun 2007.

Ringkasan Data Produksi

Ringkasan data produksi dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3. Ringkasan Data Produksi PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga Tahun

2006-2007

NO URAIAN TAHUN 2006 TAHUN 2007

1 Kapasitas terpasang (l/det) 230 270

2 Kapasitas Dioperasikan (l/det) 211 225

3 Idle Capasity (l/det) 16 45

4 Operasi Produksi (jam) 24 24

5 Operasi Distribusi (jam) 24 24

6 Jumlah Produksi Air :

- Produksi Instalasi PDAM (000 M3/THN)

- Pembelian air olahan

6.735 7.089

7 Jumlah air didistribusikan 6.660 7.042

Sumber : Business Plan 2009 - 2012

Gambar 3.2 Menunjukkan diagram skematik Eksisting salah satu SPAM PDAM Kota

(25)

Bab 3 - 6 PT. Waseco Tirta

SKEMATIK PELAYANAN SPAM PDAM KOTA SIBOLGA

AEK SARODIK

Debit Sungai Q.0 = 1500 l/dt

INTAKE INTAKE

INTAKE IPA 95 KAP. 156 L/DT

RESERVOAR KAP. 600 M3 RESERVOAR KAP. 200 M3 IPA 28 KAP. 45 L/DT IPA 2007 KAP. 45 L/DT RESERVOAR KAP. 200 M3 RESERVOAR KAP. 300 M3 IPA 1981 KAP. 45 L/DT RESERVOAR KAP. 100 M3 SURGE TANK POMPA RES. TANGGA 100 (Non Aktif) KAP. 1200 M3 ZONA – 2 DAERAH PELAYANAN SIBOLGA

SAMBAS ZONA – 1

DAERAH PELAYANAN SIBOLGA UTARA DAN SIBOLGA KOTA

ZONA – 3 DAERAH PELAYANAN SIBOLGA

SELATAN DAN LUAR SIBOLGA

Gambar 3.2. Skematik Eksisting Unit Sarudik PDAM Kota Sibolga Unit Pelayanan

Berdasarkan data kependudukan pada tahun 2007 yang dikeluarkan oleh BPS Kota Sibolga tahun 2008 Kota Sibolga dengan proyeksi rata-rata pertumbuhan 1,78 %, dari 91,941 jiwa pada tahun 2007 menjadi 93.207 jiwa pada tahun 2008. Cakupan pelayanan PDAM Tirta Nauli Sibolga sesuai audit BPKP tahun 2007 mengalami peningkatan 63,27 % pada tahun 2006 menjadi 63,40 % pada tahun 2007. Angka cakupan ini merupakan khusus pelayanan wilayah administratif Kota Sibolga dalam Angka yang dikeluarkan pada tahun 2008 oleh BPS Sibolga. Jumlah Pelanggan selama 2 tahun terakhir mengalami peningkatan dari 11.279 SL pada tahun 2006 menjadi 11.541 SL pada tahun 2007. Adanya pertambahan pelanggan ini disebabkan pengembangan pelayanan terutama di kawasan pemukiman di atas laut dan pemasangan sambungan baru secara kredit

Pada akhir tahun 2007 jumlah penduduk Kota Sibolga yang terlayani air minum PDAM Tirta Nauli Sibolga adalah sebanyak 58.002 jiwa (9.667 SL) dengan jumlah penduduk 91.491 jiwa sehingga cakupan pelayanan pada tahun 2007 adalah sebesar 63,40% dari jumlah penduduk

(26)

Bab 3 - 7 PT. Waseco Tirta

Kota Sibolga. Di samping Kota Sibolga, PDAM Tirta Nauli juga melayani 2 kelurahan di Kabupaten Tapanuli Tengah Sebanyak 11.244 jiwa (1.874 SL) dengan cakupan pelayanan kedua kelurahan tersebut sebesar 73,53% Jumlah penduduk Kota Sibolga di atas yang disesuaikan dengan hasil audit BPKP tahun 2007, yang merupakan angka estimasi sebelum dikeluarkannya penetapan dari BPS Kota Sibolga.

3.1.2. Aspek Keuangan

a. Kinerja Keuangan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga

Kondisi keuangan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga terlihat dari Laba – rugi selama 3 tahun terakhir mengalami untung pada tahun 2009 sebesar Rp. 643,133 juta dan hingga tahun 2011 keuntungannya mengalami penurunan menjadi Rp. 489,413 juta.

Struktur modal menunjukan bahwa PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga memiliki hutang jangka panjang namun telah disetujui untuk dihapuskan yaitu sebesar Rp. 2,068 milyar sehingga nilai tersebut masuk pada pos hutang lain-lain, sebagian besar adalah merupakan dana penyertaan dari pemerintah pusat yang mencapai Rp. 10,118 milyar.

Tingkat efisiensi penagihan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga sangat baik pada tahun 2011 mencapai 99 %, namun jangka waktu penagihan masih cukup panjang rata-rata 69 hari.

Sedangkan ratio kecukupan tarif (Full Cost Recovery) yang dicapai PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga menunjukan pada tahun 2009 mencapai 89 %, tahun 2010 (100%) tahun 2011 turun menjadi 93 %, hal ini menunjukkan bahwa harga jual air belum dapat menutupi harga pokok air hanya pada tahun 2010telah menutupi harga pokok air (full cost recovery).

Ratio pegawai terhadap pelanggan yang ada masih cukup tinggi yakni 9 orang terhadap 1000 pelanggan.

Hasil evaluasi yang dilakukan oleh BPPSPAM menunjukkan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga selama tiga tahun terakhir termasuk dalam kategor sehat dengan nilai kinerja diatas 3. Tabel berikut ini menunjukkan kondisi dan indikator keuangan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga.

(27)

Bab 3 - 8 PT. Waseco Tirta

Tabel 3.4. Data Keuangan PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga Tahun 2009-2011

2009 2010 2011

I Laba - Rugi

Pendapatan Usaha 8.149.555.547 8.645.186.389 9.101.427.863

- Pendapatan Air 7.596.132.135 8.094.041.705 8.609.973.454

- Pendapatan Non Air 553.423.412 551.144.684 491.454.409

Biaya Usaha 7.506.422.138 8.079.423.743 8.525.914.152

- Biaya Operasional 2.395.748.174 3.438.042.679

- Biaya Admin Umum 3.812.750.499 3.771.201.672

- Biaya Penyusutan 1.297.923.465 981.357.301 1.316.669.801

Pendapatan - Biaya (lain2) 72.346.646 91.738.655

Pajak 197.596.650 177.838.838

Pajak Tangguhan

Laba - Rugi Usaha 643.133.409 638.109.292 489.413.528

593.246.438 II Neraca Aktiva Lancar - Kas 2.912.494.359 3.393.226.564 - Piutang Usaha 1.972.788.939 2.011.202.592

;- Penyisihan Piutang Usaha (422.106.194) (374.585.008)

- Piutang ragu-ragu - Piutang Non Usaha

- Persediaan 350.584.821 325.026.624

- Biaya yg dibayar dimuka 125.667.821 64.183.192

Jumlah Aktiva Lancar - 4.939.429.746 5.419.053.964 Aktiva Tetap

- Tanah 229.239.645 379.239.645

- Aktiva Tetap (diluar Tanah) 24.119.118.194 24.635.580.959

- Akumulasi Penyusutan (12.283.426.423) (13.600.096.232)

Jumlah Aktiva Tetap - 12.064.931.416 11.414.724.372

Aktiva Lain-lain 2.314.592.432 2.669.293.732

Total Aktiva - 19.318.953.594 19.503.072.068

Hutang Lancar 2.832.289.348 545.011.757 98.477.179

Hutang Jangka Panjang 434.258.198

-Hutang Lain-lain 1.302.426.093 2.087.265.467 2.108.756.982

Ekuitas

- Penyertaan Pemerintah Pusat/PPSAB 1.664.328.983 4.687.728.925 4.887.728.925 - Penyertaan Pemerintah Pusat yg Belum Ditetapkan Statusnya 1.509.007.630 5.231.960.630 5.231.960.630 - Penyertaan Pemerintah Daerah 1.891.124.925 1.664.328.983 1.664.328.983 - Laba - Rugi Tahun Lalu 933.936.074 4.662.145.190 5.022.405.841 - Laba - Rugi Tahun Berjalan 593.246.438 440.512.642 489.413.528

Jumlah Ekuitas 6.591.644.050 16.686.676.370 17.295.837.907

Total Pasiva 11.160.617.689 19.318.953.594 19.503.072.068

0 0

III Hasil Kinerja PDAM

Nilai 3,10 3,18 3,31

Kategori Sehat Sehat Sehat

N0 Uraian Tahun

(28)

Bab 3 - 9 PT. Waseco Tirta

Tabel 3.5. Indikator Keuangan PDAM Kota Sibolga Tahun 2009 -2011

2009 2010 2011

1 Tarif Air Rata-rata (Rp./m3) 1.367 1.553 1.530 2 HPP Air (Rp./m3) 1.529 1.550 1.638

3 Tingkat FCR (%) 89% 100% 93%

4 Current Ratio 9,06 55,03

5 Debt to total asset ratio (%) 14% 11%

6 ROE (%) 4% 3%

7 Ratio Pegawai (orang/1000 Sambungan) 9 9

8 Efisiensi Penagihan (%) 105,10% 94,60% 99,17%

9 Profitabilitas (%) 8% 7,38% 5%

10 Jangka waktu penagihan - 70 69 Sumber data : hasil analisa

N0 Uraian Tahun

b. Tarif Air Minum PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga

Tarif rata-rata PDAM Tirta Nauli Kota Sibolga dari tahun 2009 hingga 2011 berkisar Rp. 1.367 hingga Rp.1.553 per m3 sedangkan harga pokok penjualan air berkisar Rp. 1.529 hingga Rp. 1.638 per m3, hal ini menunjukkan bahwa harga jual air masih dibawah harga pokok penjualan, dari kecukupan tarif secara penuh (Full Cost Recovery) hanya tahun 2010 mencapai 100 %, Untuk ini tarif air minum PDAM tersebut perlu ditinjau kembali.

(29)

Bab 4 - 1 PT. Waseco Tirta

A

AN

NA

A

LI

L

IS

SA

A

T

TE

E

RH

R

HA

AD

DA

A

P

P

P

PO

OT

TE

EN

NS

S

I

I

P

PE

E

NG

N

GE

EM

MB

BA

AN

NG

GA

AN

N

S

S

PA

P

AM

M

4.1. PDAM KOTA SIBOLGA

4.1.1. Aspek Teknis

Jumlah penduduk Kota Sibolga 84.481 jiwa, dan jumlah penduduk yang terlayani oleh PDAM yaitu sebesar 64.685 jiwa dengan pelanggan sebanyak 12.937 SR dan asumsi 5 orang per-pelanggan, Cakupan pelayanannya sudah mencapai 76,57%. Jumlah penduduk yang belum terlayani sebesar 9.385 jiwa. dan kondisi saat ini juga konitinuitas aliran belum 24 jam, artinya pelanggan masih mendapatkan air secara bergilir. Dan dari tabel juga menunjukan bahwa Sibolga juga melayani Kabupaten Tapanuli Tengah aaartinya Kota Sibolga juga mampu melayani masyarakat di luar administrasinya.

NRW distribusi sebesar 41,41%. NRW ini disebabkan antara lain karena pelanggan tidak memiliki meter air, air yang tidak tertagih, kebocoran air selama proses distribusi dan lain sebagainya.

Karena cakupan pelayanan sudah mencapai 76,57%, dan tingkat NRW mencapai 41,41%, maka penurunan tingkat NRW menjadi lebih penting daripada peningkatan cakupan pelayanan. Penurunan NRW akan dilakukan , antara lain melalui menaikkan penagihan, pemasangan meter air pada pelanggan yang belum memiliki meter air, memasang zonning meter, memperbaiki atau mengganti pipa yang rusak/bocor, dan melakukan tindakan tegas terhadap sambungan liar.

Tabel 4.1. menunjukkan permasalahan serta solusi /lingkup potensi kegiatan SPAM PDAM Kota

Sibolga.

Bab

(30)

Bab 4 - 2 PT. Waseco Tirta

Tabel 4.1. Permasalahan dan Solusi/Lingkup Potensi Kegiatan SPAM Kota Sibolga

Permasalahan Usulan Solusi/Lingkup potensi Kegiatan

SPAM

• Cakupan pelayanan saat ini mencapai 76,57% dengan pelayanan belum 24 jam.

• NRW = 41,41 %

 Karena cakupan pelayanan sudah relatif tinggi, maka peningkatan cakupan pelayanan menjadi tidak prioritas. Dan penurunan NRW dan tingkat penagihan menjadi prioritas

Kesimpulan lingkup potensi kegiatan di Kota Sibolga :

1. Penurunan NRW dilakukan dari 41,41 %

menjadi 25 % menghasilkan

penambahan volume air sebesar 1.558.190 M3 maka dapat digunakan untuk peningkatan cakupan pelayanan hingga 98,33%. Dalam hal ini konsultan mengusulkan untuk tahapan pekerjaan penurunan NRW tersebut dilaksanakan dalam 3 tahun.

2. Program penurunan NRW meliputi: • Rehabilitasi pipa

• Penambahan meter induk • Zonning daerah pelayanan • Pembentukan tim NRW • Pelatihan NRW

Sumber : Analisa Konsultan, 2013

Tabel 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum menunjukkan proyeksi kebutuhan air di daerah

pelayanan Kota Sibolga sampai dengan tahun 2023. Asumsi-asumsi yang dipergunakan meliputi:

• Pemakaian air domestik meningkat dari tahun ke tahun sebesar (130 – 150) liter/orang/hari

• Cakupan pelayanan meningkat dari tahun ke tahun sebesar (75,52 % - 79%) dari total jumlah penduduk di daerah pelayanan

• Kebutuhan air non domestik meningkat dari tahun ke tahun sebesar = ( 20% – 25%) kebutuhan air domestik

• Tingkat NRW bila tidak ada program penurunan NRW, dari tahun ke tahun sebesar = 41,41%

(31)

Bab 4 - 3 PT. Waseco Tirta

• Tingkat NRW bila ada program penurunan NRW: Dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 = 41,41%; dan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2023 = 250%

• Selisih kapasitas rata-rata antara ada program NRW dan tanpa program NRW menunjukkan kapasitas air rata-rata yang dapat diselamatkan melalui program penurunan NRW

• Faktor Hari Maksimum = 1,2 x Hari Rata-Rata • Faktor Jam Puncak = 1,5 x Hari Rata-Rata

(32)

Bab 4 - 4 PT. Waseco Tirta

Tabel 4.2. Proyeksi Kebutuhan Air Minum

No Uraian Satua n Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 1. Jumlah Penduduk di Daerah Pelayanan Jiwa 85,986 86,034 86,082 86,130 86,178 86,225 86,273 86,321 86,369 86,417 86,464 86,512 86,560 86,608 86,656 86,703 86,751 86,799 86,847 86,895 86,942 2 Pemakaian Air Domestik l/orang/ hari 130 130 130 130 130 135 135 135 135 135 140 140 140 140 140 145 145 145 145 145 150 3 Faktor Pemakaian a. Hari Maksimum 1.2 b. Jam Puncak 1.5 4 Penduduk yang terlayani a. Cakupan Pelayanan % 75.52 76 78 78 78 78 78 78 78 78 78 79 79 79 79 79 79 79 79 79 79 b. Penduduk yang terlayani Jiwa 64,937 65,386 67,144 67,181 67,219 67,256 67,293 67,330 67,368 67,405 67,442 68,345 68,382 68,420 68,458 68,496 68,533 68,571 68,609 68,647 68,685 5 Kebutuhan Air a. Kebutuhan Air Domestik l/dt 97.71 98.38 101.03 101.08 101.14 105.09 105.15 105.20 105.26 105.32 109.28 110.74 110.80 110.87 110.93 114.95 115.02 115.08 115.14 115.21 119.24 b. Kebutuhan Air Non Domestik l/dt 19.54 19.68 20.21 20.22 20.23 21.02 21.03 21.04 21.05 21.06 21.86 22.15 22.16 22.17 22.19 22.99 23.00 23.02 23.03 23.04 23.85 c. Kebutuhan Air Rata-rata l/dt 117.25 118.06 121.23 121.30 121.37 126.10 126.17 126.24 126.31 126.38 131.14 132.89 132.97 133.04 133.11 137.94 138.02 138.09 138.17 138.25 143.09 I. TANPA PROGRAM NRW 6 Kebocoran % 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 41.41 l/dt 48.55 48.89 50.20 50.23 50.26 52.22 52.25 52.28 52.31 52.34 54.30 55.03 55.06 55.09 55.12 57.12 57.15 57.19 57.22 57.25 59.25 7 Total Kebutuhan Air Rata-rata l/dt 165.80 166.95 171.43 171.53 171.62 178.32 178.42 178.52 178.62 178.72 185.44 187.92 188.03 188.13 188.23 195.06 195.17 195.28 195.39 195.50 202.35 8 Kebutuhan Air Hari Maksimum l/dt 198.96 200.34 205.72 205.84 205.95 213.99 214.11 214.23 214.35 214.46 222.53 225.51 225.63 225.76 225.88 234.08 234.21 234.34 234.46 234.59 242.82 9 Kebutuhan Air jam Puncak l/dt 248.70 250.42 257.15 257.29 257.44 267.49 267.64 267.78 267.93 268.08 278.16 281.88 282.04 282.20 282.35 292.60 292.76 292.92 293.08 293.24 303.52

II. DENGAN PROGRAM NRW

6 Kebocoran % 41.41 41.41 41.41 41.41 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 l/dt 48.55 48.89 50.20 50.23 30.34 31.53 31.54 31.56 31.58 31.60 32.78 33.22 33.24 33.26 33.28 34.49 34.50 34.52 34.54 34.56 35.77 7 Total Kebutuhan Air Rata-rata l/dt 165.80 166.95 171.43 171.53 151.71 157.63 157.72 157.81 157.89 157.98 163.92 166.12 166.21 166.30 166.39 172.43 172.52 172.62 172.71 172.81 178.87 8 Kebutuhan Air Hari Maksimum l/dt 198.96 200.34 205.72 205.84 182.05 189.16 189.26 189.37 189.47 189.58 196.71 199.34 199.45 199.56 199.67 206.91 207.03 207.14 207.26 207.37 214.64 9 Kebutuhan Air jam Puncak l/dt 248.70 250.42 257.15 257.29 227.56 236.45 236.58 236.71 236.84 236.97 245.88 249.17 249.31 249.45 249.59 258.64 258.79 258.93 259.07 259.21 268.30

SELISIH KAPASITAS AIR YANG DAPAT DISELAMATKAN

Rata-Rata l/dt 0.00 0.00 0.00 0.00 19.92 20.69 20.71 20.72 20.73 20.74 21.52 21.81 21.82 21.83 21.84 22.64 22.65 22.66 22.67 22.69 23.48

l/hari 0 0 0 0 1,720,768 1,787,942 1,788,933 1,789,925 1,790,916 1,791,907 1,859,302 1,884,180 1,885,221 1,886,262 1,887,304 1,955,785 1,956,864 1,957,942 1,959,020 1,960,099 2,028,804

m3/hari 0 0 0 0 1,721 1,788 1,789 1,790 1,791 1,792 1,859 1,884 1,885 1,886 1,887 1,956 1,957 1,958 1,959 1,960 2,029

(33)

Bab 4 - 5 PT. Waseco Tirta

Di setiap wilayah kerja PDAM , besarnya potensi pelanggan dianggap penting untuk dikaji agar dapat melihat sampai sejauh mana PDAM tersebut mempunyai potensi untuk mengembangkan cakupan dan tingkat pelayanannya. Kajian terhadap potensi pelanggan ini dapat dilakukan oleh PDAM melalui 3 kegiatan seperti yang termuat dalam Permen Pu No: 21/PRT/M/2009 yaitu;

1. Kabupaten/pernah melakukan Real Demand Survey (RDS) 2. Survey Kepuasan Pelanggan

3. Waiting list (daftar tunggu)

Kegiatan –kegiatan seperti tersebut diatas sampai saat ini belum dilakukan oleh PDAM Kota Sibolga. Oleh karena itu konsultan menyarankan agar sebelum dilakukan suatu studi kelayakan maka dilakukan kegiatan yang tersebut diatas, sehingga pelayanan PDAM terhadap pelanggan dapat optimal.

Sedangkan Tabel 4.3. menunjukkan rencana anggaran biaya untuk potensi kegiatan SPAM

Tabel 4.3. Rencana Anggaran Biaya Penurunan NRW Kota Sibolga Dari 42,37% menjadi 25%

NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN JUMLAH UNIT VOLUME SATUAN HARGA

(RP) TOTAL (RP)

I. Jenis Program Pengembangan

Biaya Penurunan NRW sebesar 17,37 % (1.558.190 m3/th)

M3 1 1,558,190 10,000 15,581,897,460

II. Program Pentahapan Pelaksanaan

Tahun I Penurunan NRW sebesar 5 % (448.529 m3) M3 1 448,529 10,000 4,485,290,000 Tahun II Penurunan NRW sebesar 5 % (448.529 m3) M3 1 448,529 10,000 4,485,290,000 Tahun III Penurunan NRW sebesar 7,37 % (661.132 m3) M3 1 661,132 10,000 6,611,317,460 TOTAL 15,581,897,460

Sumber : Analisa Konsultan, 2013

4.1.2. Kewajaran Biaya Investasi

Kegiatan ini direncanakan untuk melakukan Identifikasi Potensi Pengembangan SPAM di wilayah Sumatera yang diharapkan akan menjadi acuan untuk kegiatan selanjutnya berupa Study Kelayakan untuk lokasi yang potensial, sehingga dapat meningkatkan cakupan pelayanan serta mendukung target pencapaian MDG’s. Dalam menentukan potensi pengembangan SPAM

(34)

Bab 4 - 6 PT. Waseco Tirta

tersebut akan dilakukan tahapan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 /PRT/M/2009 yang mengatur antara lain Penilaian Kewajaran Biaya Investasi.

Penilaian terhadap kewajaran biaya investasi dilakukan untuk menentukan apakah biaya investasi yang diusulkan dari bidang teknik masih dalam tingkat wajar atau tidak wajar. Untuk perencanaan SPAM wilayah Kota Sibolga akan dilakukan penilaian kewajaran biaya investasi dengan mengacu pada empat penilaian tingkat kewajaran yang ada dalam Peraturan Mentri Pekerjaan Umum yang antara lain :

a. Kewajaran Harga Satuan Investasi per Sambungan Rumah

Rencana pengembangan SPAM di Kota Sibolga adalah untuk program penurunan tingkat kehilangan air dimana kondisi eksisting menunjukknan tingkat kehilangan air sebesar 41,41 % dan direncanakan akan dilakukan program penurunan tingkat kehilangan air hingga menjadi 32 %. Hasil dari program penurunan tingkat kehilangan air tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pelanggan eksisting. Program tersebut dengan penurunanan tingkat kehilangan air yang mencapai 17 ,37 % atau sebesar 50 liter per detik atau setara dengan 3.507 unit sambungan apabila volume air tersebut diperuntukan terhadap pelanggan baru dengan asumsi untuk volume air 1 liter per detik dapat memenuhi kebutuhan untuk 70 rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk per Ha adalah 20 rumah per Ha maka perkiraan Zona distribusi adalah sebesar 175 Ha. Sedangkan kebutuhan untuk pipa transmisi atau jarak hingga ke wilayah pelayanan tidak ada, sehingga untuk menentukan tingkat kewajaran digunakan jarak yang terdekat dimana dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum N0 21 tahun 2009 adalah sepanjang 1.000 m, maka biaya investasi adalah sebesar Rp. 3,110.000 per sambungan rumah berdasarkan harga tahun 2008 atau sebesar Rp. 3,548.509 per sambungan rumah berdasarkan harga tahun 2011. Dengan harga tersebut maka rencana SPAM untuk program tersebut, dimana asumsi jumlah sambungan atau pelanggan yang akan dilayani sebanyak 3.507 unit sambungan maka kebutuhan total biaya investasi adalah sebesar Rp. 12,444 milyar. Lebih rinci dapat dilhat pada tabel Kewajaran Biaya Investasi berikut.

(35)

Bab 4 - 7 PT. Waseco Tirta

Tabel 4.4. Kewajaran Biaya Investasi

Uraian

Jumlah

Income per capita (Rp) 19.916.344 Rata-rata jumlah jiwa per Rumah (Jiwa) 5 Tingkat Kemampuan Membayar (WTP) Rp. 2.489.543 Rencana Penambahan SR (Unit) 3.507 Jarak IPA thdp batas daerah pelayanan (m) 1.000 Rencana Kepadatan pelanggan (Rumah/Ha) 20 Perkiraan Luas Zona Distribusi (Ha) 175 Total Investasi (Rp juta) 12.444

Tingkat Kewajaran :

* Investasi per SR (Rp./SR) 3.548.509 * Usulan Program Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan (WTP) 1,43 * Usulan Pinjaman Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan (WTP) 1,43 * Porsi Pendanaan Proyek : - Pinjaman 100% - Equity 0% --> Hasil tersebut menunjukkan bahwa besaran biaya investasi yang diusulkan wajar

karena lebih kecil dari 5,5 WTP

Sumber : Analisa Konsultan, 2013

b. Kewajaran Usulan Program Investasi Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan

Tingkat kewajaran biaya investasi terhadap kemampuan membayar pelanggan berdasakan perhitungan yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 21 tahun 2009 dimana diperoleh dari hasil perbandingan antara biaya investasi yang diusulkan terhadap tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP), dimana besaran biaya investasi per sambungan rumah berdasarkan harga tahun 2011 adalah Rp, 3,548.509 per sambungan rumah sedangkan tingkat kemampuan membayar pelanggan diperoleh 2,5 % dari income percapita diwilayah tersebut dikalikan dengan jumlah jiwa per rumah tangga dan menunjukkan hasil untuk Kota Sibolga sebesar Rp. 2.489.543. Dari nilai tersebut diperoleh hasil perhitungan terhadap tingkat kemampuan membayar pelanggan yakni Rp. 3,548 juta dibagikan dengan Rp. 2,549 juta menunjukkan hasil sebesar 1,43 WTP (kemampuan membayar pelanggan). Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No, 21 tahun 2009 mengatur bahwa besaran usulan investasi terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan (WTP) adalah < 5,5 WTP sedangkan hasil perhitungan terhadap Kota Sibolga menunjukkan nilai yang lebih kecil dari 5,5 WTP yakni 1,43 WTP untuk ini berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa besaran biaya investasi yang diusulkan dibandingkan dengan tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP) adalah wajar karena lebih kecil dari 5,5 WTP

(36)

Bab 4 - 8 PT. Waseco Tirta

c. Kewajaran Usulan Pinjaman Terhadap Kemampuan Membayar Pelanggan

Tingkat kewajaran usulan pinjaman terhadap kemampuan membayar pelanggan (WTP) diperoleh dari total pinjaman yang diusulkan dibagikan dengan jumlah rencana sambungan rumah dibagikan lagi dengan tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP). Usulan investasi untuk PDAM Kota Sibolga telah menunjukkan wajar sehingga apabila investasi tersebut akan dilakukan, sumber pendanaan dapat dilakukan dengan pendanaan dari pinjaman secara penuh atau 100 % dari total biaya investasi yang diusulkan atau dengan besaran usulan pinjaman sebesar 1,43 dari tingkat kemampuan membayar pelanggan (WTP).

d. Kewajaran Porsi Pendanaan Proyek

Dari usulan biaya investasi untuk SPAM tersebut sebesar Rp. 3.548.509 per sambungan rumah dan tingkat kemampuan membayar pelanggan sebesar Rp. 2.489.543 per pelanggan maka menghasilkan besaran pendanaan proyek tersebut sebesar 1,43 WTP (tingkat kemampuan membayar pelanggan), hal ini menunjukkan bahwa biaya investasi per pelanggan lebih kecil dari 5,5 WTP sehingga usulan program tersebut perlu pendanaan dari pinjaman sebesar secara penuh ata sebesar 100 dari total biaya investasi yang diusulkan. Dari hasil perhitungan diatas dimana ratio usulan pinjaman pembiayaan investasi terhadap kemampuan membayar pelanggan adalah sebesar 1,43 WTP dan kita lihat pada grafik berikut ini dengan ratio tersebut porsi pendanaan berada pada tingkat 100 % leverage atau pada titik 1 yang menunjukkan dimana kebutuhan pendanaan untuk investasi di Kota Sibolga adalah 100 % dari pinjaman.

Gambar 4.1. Porsi Pendanaan Proyek

Porsi Loan 100 % 70% 50% 30% A 1 B C 30% 50% 70% 2 Rasio Investasi = 2,5 WTP Rasio Pinjaman = 2,5 WTP Rasio Investasi = 3,5 WTP Rasio Pinjaman = 2,5 WTP Rasio Investasi = 4,8 WTP Rasio Pinjaman = 2,4 WTP Rasio Investasi = 5,0 WTP Rasio Pinjaman = 1,5 WTP Rasio Investasi = 5,3 WTP

Rasio Pinjaman = 0 Porsi Equity (APBN/APBD/PDAM) Note : A : Max leverage B : Med Leverage C : Low Leverage 1 : 100% leverage 2 : No Leverage Sumber; PERMEN PU no

(37)

Bab 4 - 9 PT. Waseco Tirta

4.1.3. Aspek Keuangan

Rencana program yang akan dilakukan di PDAM Kota Sibolga adalah program penurunan tingkat kehilangan air dan jumlah air dari hasil program tersebut direncanakan untuk dipergunakan oleh pelanggan yang ada atau pelanggan eksisting dengan program tersebut akan menambah volume air yang terjual sebesar 1.558.190 m3 atau sebesar 50 liter per detik dengan rencana program dilakukan secara bertahap yakni selama tiga tahun dengan capaian penambahan volume penjualan air pada tahun I dan tahun II masing-masing sebesar 448.529 m3 atau masing-masing sebesar 14 liter per detik dan pada tahun III sebesar 661.132 m3 atau sebesar 21 liter per detik. Asumsi yang digunakan dalam melakukan perhitungan analisa keuangan untuk SPAM tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.5. Asumsi Perhitungan

No Indikator Asumsi Keterangan

1 Tahun Dasar 2014

2 Tingkat inflasi 6 % Per tahun

3 Periode Proyeksi 20 Tahun

4 Tarif rata-rata Rp. 1.530 Setiap tahun naik sebesar 6 % 5 Harga Pokok Produksi Rp. 950 Setiap tahun naik sebesar 3 %

6 Tingkat Penurunan NRW 17,37 %

7 Volume air 50 liter per detik Penambahan Volume air terjual 8 Jumlah air yang terjual (tambahan) : 450.000 m3 Tahun I

900.000 m3 Tahun II

1.560.000 m3 Tahun III dan seterusnya

9 Total Biaya Investasi Rp 15,582 Milyar

10 Tingkat Diskonto 6 %.

Sumber : Analisa Konsultan, 2013

a. Perkiraan Kebutuhan Investasi dan Sumber Pendanaan

Rencana program untuk SPAM di wilayah Kota Sibolga seperti disebutkan sebelumnya adalah program penurunan tingkat kehilangan air yang akan digunakan untuk kebutuhan pelanggan eksisting dengan perkiraan total biaya investasi sebesar Rp. 15,582 milyar (berdasarkan harga tahun 2013) atau sebesar Rp. 17,668 milyar berdasarkan harga berlaku dengan rencana program yag akan dilakukan secara bertahap yakni selama tiga tahun. Dalam perhitungan tersebut biaya investasi tersebut akan didanai secara keseluruhan atau 100 % dari equity.

(38)

Bab 4 - 10 PT. Waseco Tirta

b. Harga Pokok Produksi Air

Harga pokok produksi air untuk pengembangan SPAM tersebut digunakan harga pokok produksi yang berlaku di PDAM Kota Sibolga yaitu sebesar Rp. 950 per m3 air yang diproduksi. Harga pokok produksi air tersebut diprhitungkan setiap tahunnya naik sebesar 3 % per tahun. Dengan program tersebut akan menghasilkan tambahan volume penjualan air yang diperkirakan mencapai 1.560.000 m3 per tahun atau sebsar 50 liter per detik yang akan dicapai dalam jangka waktu selama tiga tahun Dari volume air tersebut diasumsikan akan dipergunakan untuk memperbaiki pelayanan terhadap pelanggan eksisting yaitu diharapkan akan dapat memenuhi atau mencukupi konsumsi pelanggan yang ada.

c. Tarif Air Minum

Dalam menghitung pendapatan dengan adanya program tersebut digunakan tarif rata-rata yang berlaku di PDAM Kota Sibolga dikalikan dengan jumlah tambahan volume air yang terjual. Tarif rata-rata di PDAM Kota Sibolga adalah sebesar Rp. 1.530 per m3 dan setiap tahunnya disesuaikan sebesar tingkat inflasi yakni 6 % per tahun.

d. Hasil Analisa Keuangan

Perhitungan terhadap keuangan dengan adanya program tersebut dengan menggunakan asumsi-asumsi yang seperti disampaikan di atas maka hasilnya menunjukkan NPV lebih besar dari nol atau sebesar Rp. 7,986 milyar dan IRR lebih besar dari tingkat diskonto yakni sebesar 10 % hal ini menunjukkan bahwa program yang direncanakan tersebut layak untuk dilakukan. Hasil perhitungan keuangan untuk program di Kota Sibolga dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Gambar

Tabel 2.1.  Tabel Luas Wilayah di Kota Sibolga Menurut Kecamatan ...............................
Tabel 2.1.  Tabel Luas Wilayah di  Kota Sibolga  Menurut  Kecamatan
Tabel 2.2.  Keadaan Temperatur, Penguapan, Curah Hujan dan Kecepatan Angin  Rata-rata di Kota Sibolga
Tabel 2.4.  Tabel Jumlah Penduduk dan Rumah Tangga Kota Sibolga  Menurut Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

This current framework therefore focuses on helping National Societies to plan and monitor activities, outputs and immediate impacts of DRR/CCA that ultimately contribute to

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif korelatif yaitu penelitian yang diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan hubungan antara pola

Bagi wajib pajak yang telah terdaftar diharuskan memenuhi kewajiban perpajakan, salah satunya adalah kewajiban menyampaikan SPT Tahunan atas penghasilan yang diterimanya.Terdapat

Hasil analisa menunjukkan pemakaian Model AIDS dapat dipakai dalam menduga permintaan impor kedele dan gandum Indonesia, ini terlihat dari basil uji restriksi

Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (von Glaserfeld dalam Suparno 1997:18)

Pelayanan yang selama ini dilakukan secara manual dalam arti pengolahan data masih ditulis dengan menggunakan buku catatan, pelayanan transaksi buku masuk... dan buku

Pengaruh Personal Branding Terhadap Keberhasilan Usaha Clothing Company Peter Says Denim.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tujuan meratakan tingkat risiko dimaksudkan bahwa dengan berinvestasi pada beberapa usaha maka risiko yang dimiliki oleh satu usaha tidak berpengaruh secara total terhadap perusahaan