• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

(Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

Andrea Taufiq Mutaqin 0901720

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGA ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

(Studi Deskriptif di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Cimahi)

Oleh

Andrea Taufiq Mutaqin

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Andrea Taufiq Mutaqin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

(4)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT

KECERDASAN EMOSIONAL

(Studi Deskriptif Pada Siswa di SMP Negeri 1 Cimahi)

Andrea Taufiq Mutaqin Dr. Hj. Tite Juliantine, M. Pd

Dra. Lilis Komariyah, M. Pd

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara partisipasi keikutsertaan dalam ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP Negeri 1 Cimahi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan populasi 50 orang siswa dan teknik sampling yang digunakan adalah sampling purposive dengan kriteria tertentu, sehingga sampel berjumlah 30 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket. Instrumen untuk mengukur kecerdasan emosional mengambil dari Goleman (2005) dengan lima indikator yaitu, mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, empati, dan membina hubungan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan angket. Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data dihasilkan koefisien korelasi sebesar 0,953 ini menunjukan bahwa mempunyai hubungan yang sangat kuat dan hasil uji signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 (α), ini berarti menunjukan bahwa hubungan tersebut signifikan/positif. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah partisipasi keikutsertaan dalam ekstrakurikuler olahraga bola basket mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP Negeri 1 Cimahi.

(5)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE RELATIONSHIP BETWEEN PARTICIPATION IN EXTRACURRICULAR BASKETBALL BY LEVEL OF EMOTIONAL INTELLIGENCE

(Descriptive Study on Students in 1 Cimahi Junior Highschool)

Andrea Taufiq Mutaqin Dr. Hj. Tite Juliantine, M. Pd

Dra. Lilis Komariyah, M. Pd

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the relationship between participation in extracurricular participation basketball with emotional intelligence level of students at 1 junior highschool. The method used in this research is descriptive method with a population of 50 students and the sampling technique used was purposive sampling criteria, resulting in the sample were 30 students who follow basketball extracurricular activities. Instrument to measure emotional intelligence Goleman take from (2005) with five indicators, namely, to know emotions, managing emotions, motivating oneself, empathy, and build relationships. The tools used to collect data using questionnaires. After processing and data analysis produced a correlation coefficient of 0.953 indicates that has a very strong relationship and the results of tests of significance of 0.000 <0.05 (α), this means shows that the relationship is significant / positive. Conclusions obtained in this study is participation in extracurricular sports participation basketball has a significant relationship with the level of emotional intelligence of students at 1 junior highschool.

(6)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Praktis ... 6

2. Manfaat Teoritis ... 6

E. Sistematika Penulisan ... 7

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 8

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Olahraga ... 8

a. Pengertian Olahraga ... 8

b. Manfaat Olahraga ... 8

c. Tujuan Olahraga ... 9

2. Partisipasi ... 12

3. Permainan Bola Basket ... 14

a. Pengertian Permainan Olahraga ... 14

(7)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 16

a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 16

b. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 17

c. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 18

d. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 19

5. Kecerdasan Emosional ... 19

a. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 19

b. Dasar Kecerdasan Emosional ... 21

c. Wilayah Kecerdasan Emosional ... 22

d. Ciri Kecerdasan Emosional ... 23

e. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional .. 24

B. Kerangka Pemikiran ... 26

C. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

C. Desain Penelitian ... 29

D. Metode Penelitian ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 35

1. Uji Validitas ... 35

2. Uji Reliabelitas ... 40

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 42

H. Teknik Perhitungan Dan Analisis Data ... 42

1. Statistik Data ... 42

2. Uji Normalitas ... 42

3. Uji Homogenitas ... 43

(8)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Hasil Data Statistik ... 44

2. Hasil Uji Normalitas ... 45

3. Hasil Uji Homogenitas ... 45

4. Hasil Koefisien Korelasi ... 46

5. Hasil Uji Signifikansi Korelasi ... 47

B. Pembahasan ... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(9)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek perilaku hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lutan dalam Megasari (2012:2) menyebutkan: “secara sederhana, pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untuk bergerak, mulai pengalaman gerak tersebutlah terbentuk perubahan aspek jasmani dan rohani”. Oleh sebab itu maka pendidikan jasmani sangat diperlukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani, membentuk perubahan perilaku menjadi lebih baik dan menentap.

Guna meningkatkan kebugaran jasmani siswa dapat melakukan berbagai kegiatan olahraga seperti permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik/aktivitas air, pendidikan luar sekolah.

Dalam beberapa kasus di sekolah terlihat peranan pengajar masih terpaku pada potensi akademiknya saja, sehingga tidak ada ruang bagi peserta didik untuk menggali potensi non akademik yang sesungguhnya berperan lebih besar terhadap pembentukan karakter sebagai manusia yang utuh.

(10)

pembentukan kepribadian, selalu mencari jati diri dan kesulitan dalam mengekspresikan dirinya secara bebas.

Dengan begitu anak merasa dibatasi gerak-geriknya dan merasa tertekan batinnya, kurang sekali kesempatan yang diberikan oleh sekolah untuk melakukan ekspresi bebas baik yang bersifat fisik maupun psikis, sebab semuanya telah diatur dan dipastikan mengikuti buku kurikulum dan satuan pelajaran yang baku. Hal tersebut sejalan dengan penjelasan menurut Kartini dalam Agustina (2011:1) “sekolah kita sampai waktu sekarang masih berfungsi sebagai sekolah dengan memberikan kesempatan yang luas untuk membangun aktivitas, kreativitas, dan intensitas anak”.

Pendidikan di sekolah tidak hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja seperti

pengetahuan yang bersifat rasional contohnya berhitung, membaca, menulis, dan lain sebagainya, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa.Kecerdasan emosional sendiri memiliki pengertian “Kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan

dalam hubungan dengan orang lain” (Goleman: 2005: 512).

Salovey dan Mayer dalam Goleman (2005: 513) mendefinisikan kecerdasan

emosi sebagai “kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan

orang lain, serta menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.” Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosinya dalam bertindak.

(11)

3

Dunia pendidikan saat ini hanya berorientasi pada IQ sedangkan EQ yang seharusnya menjadi prioritas masih diabaikan, karena intelegensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang. Hal ini sejalan dengan pendapat Goleman (2005 : 44) :

Kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan yang lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotien (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan kerjasama.

Karena sifat-sifat di atas, bila seseorang memiliki IQ tinggi namun taraf kecerdasan emosionalnya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak peka terhadap kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya, dialami oleh orang-orang yang memiliki taraf IQ namun memiliki kecerdasan tinggi.

(12)

Pengembangan potensi siswa tidak hanya dapat dikembangkan hanya melalui pendidikan intrakurikuler, namun pendidikan melalui kegiatan ekstrakurikulerpun memiliki peranan yang besar pula, baik ekstrakurikuler yang bersifat ilmiah, keolahragaan, nasionalisme, maupun keterampilan. Kegiatan ektrakurikuler merupakan kegiatan untuk siswa sebagai pengisi waktu luang yang dilaksanakan diluar jam pelajaran dan dimaksudkan untuk lebih memantapkan pembentukan kepribadian, dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dan keadaan serta kebutuhan lingkungan.

Melalui kegiatan ektrakurikuler kebutuhan belajar siswa diharapkan terpenuhi dan tersalurkan, sehingga potensi anak didik dapat dikembangkan secara maksimal. Kegiatan ektrakurikuler yang terprogram dapat memberi nilai positif bagi siswa dalam memanfaatkan waktu luang. Pada beberapa kasus yang dilakukan oleh siswa yang yang salah satunya terjadi di kota Cimahi diketahui bahwa siswa khususnya yang menginjak usia remaja sering memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang memiliki nilai negatif yang dilakukan para siswa sekolah yang dapat mempengaruhi perilaku siswa yang lainnya.

Dalam upaya menekan angka terjadinya kegiatan negatif yang dilakukan para siswa, sewajarnyalah kegiatan ektrakurikuler diprogramkan pada bentuk-bentuk kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga berdampak nilai positif dari kegiatan tersebut. Bentuk kegiatan ektrakurikuler yang ada di SMPN 1 Cimahi adalah PMR, paskibra, basket, futsal, teater, dan lain-lain. Khusus mengenai kegiatan ektrakurikuler olahraga tidak lepas dari nilai-nilai yang berorientasi pendidikan dalam kegiatannya juga menekankan pada pembentukan dan pengembangan emosi siswa.

(13)

5

perkembangan aspek sosial dan emosional siswa, hal ini sesuai dengan ungkapan Brooks dalam Tarmidi (2012: 89), bahwa:

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler olahraga tidak hanya dapat mengembangkan keterampilan, tetapi mereka juga belajar untuk menghormati otoritas, belajar untuk menghadapi tantangan baru, dan menikmati kebersamaan dengan teman. Kegiatan olahraga tidak hanya baik untuk fisik tetapi juga meningkatkan emosional siswa. Berolahraga dapat mengurangi kecemasan dan depresi, melancarkan peredaran darah, dan meningkatkan harga diri. Anak-anak yang berolahraga lebih percaya diri, mengurangi ketidakhadiran di sekolah, dan biasanya mendapatkan nilai yang lebih baik.

Hal tersebut berkaitan dengan ranah emosional, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler olahraga seperti bola basket diharapkan siswa mampu mengendalikan emosinya dengan baik. Kemampuan dalam mengendalikan emosi ini biasa disebut dengan kecerdasan emosional. Hurlock dalam Nurgala (2011: 26) menyebutkan bahwa “Permainan yang mampu mengembangkan kecerdasan emosional adalah pola permainan yang bernuansa sosial seperti olahraga beregu karena di dalam olahraga beregu melibatkan orang lain atau teman secara penuh.”

Dalam kaitan pentingnya kegiatan ektrakurikuler untuk tingkat kecerdasan emosional pada diri siswa, penulis tertarik untuk meneliti lebih mendalam mengenai Hubungan Antara Partisipasi Keikutsertaan dalam Ekstrakurikuler Bola Basket Dengan Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa di SMPN 1 Cimahi.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah terdapat hubungan antara partisipasi keikutsertaan dalam ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kecerdasan emosional?”

C. Tujuan Penelitian

(14)

keikutsertaan dalam ekstrakurikuler bola basket dengan tingkat kecerdasan emosional.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Sebelumnya telah penulis kemukakan uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang hendak dicapai pada penelitian ini, maka selanjutnya penenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak lainnya, baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang penulis harapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Dalam tatanan praktis, penelitian ini diharapkan:

a. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk menjadikan bahan pemikiran dalam mengupayakan layanan yang dapat diberikan kepada para siswanya, khususnya dalam pengembangan kecerdasan emosional melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga.

b. Memberi masukan kepada guru, khususnya guru pendidikan jasmani dan kesehatan dalam mengembangkan program kegiatan ekstrakurikuler olahraga. c. Sebagai informasi kepada orang tua siswa agar mengikutsertakan anaknya

dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai yang diminati.

d. Serta bagi siswa, dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga mampu meningkatkan kecerdasan emosional.

2. Manfaat Teoritis

Dalam tatanan praktis, penulis mengharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai:

a. Bahan masukan bagi sekolah untuk memaksimalkan pembinaan kepada peserta didik, baik itu pembinaan dalam hal akademik/ intrakulikuler maupun non akademik/ekstrakulikuler.

(15)

7

c. Informasi kepada pihak sekolah dan orang tua siswa mengenai fungsi dan manfaat kegiatan ekstrakulikuler olahraga permainan bola basket di sekolah. d. Sumbangan pemikiran untuk pihak sekolah, orang tua siswa, dan siswa

mengenai manfaat kegiatan ekstrakulikuler olahraga permaianan bola basket dalam hal kecerdasan emosional dan perilaku hidup sehat siswa.

e. Pedoman bagi siswa untuk mengembangkan kecerdasan emosional.

E. Struktur Organisasi

Adapun rincian tentang urutan sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Bab ini memuat tinjauan teoritis mengenai olahraga, permainan bola basket, kegiatan ekstrakulikuler, dan kecerdasan emosional. Bab ini akan diakhiri dengan memaparkan hipotesis penelitian.

BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional dari variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat pengumpulan data, uji validitas, dan reliabilitas alat ukur serta metode analisis data.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini terdiri atas dua hal utama, yakni:

1. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian;

2. Pembahasan atau analisis temuan.

BAB V : Kesimpulan dan Saran

(16)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 1 Cimahi, yang beralamat di Jalan Raya Raden Embang Artawidjaja No. 12. Lokasi penelitian merupakan tempat atau wilayah di mana penelitian tersebut akan dilakukan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi atau yang biasa disebut dengan universe atau universum merupakan sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik yang sama, yang mungkin diselidiki atau diamati. Menurut Sugiyono (2013:117) yang

dimaksud dengan populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek

atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa SMPN 1 Cimahi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket sebanyak 50 orang.

Dalam penelitian ini tidak semua anggota pupolasi dijadikan sumber data, tetapi hanya sebagian pupolasi yang umunya disebut sampel penelitian. Menurut

Sugiyono (2013:118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Adapun teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah sampling purposive. Menurut Sugiyono (2013:124) “Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.”

(17)

29

C. Desain Penelitian

Desain penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam proses penelitian, dengan adanya desain penelitian maka penelitian akan terarah dan terencana sehingga dapat memberikan efisiensi dan keakuratan terhadap tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Hidayat (2013) bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang suatu pengumpulan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.

Adapun desain penelitian yang dibuat untuk lebih memudahkan proses penelitian dalam mencapai tujuan secara optimal, penulis sajikan dengan gambar 3.1 sebagai berikut.

r

Gambar 3.1

Desain Korelasi (Sugiyono, 2013:66)

Keterangan:

X = Ekstrakurikuler Bola Basket. Y = Kecerdasan Emosional. r = Hubungan

Dari gambar 3.1 tersebut terdapat dua variabel dalam proses penelitian ini yaitu, variabel bebas (variabel X) adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket dan variabel terikat yaitu kecerdasan emosional (Y). Dimana variabel bebas sebagai variabel yang mempengaruhi variabel terikat, dengan siwa yang mengikuti ekstrakurikuler diukur partisipasi keikutsertaannya dalam ekstrakurikuler bola basket kemudian diukur pula tingkat kecerdasan emosionalnya.

(18)

D. Metode Penelitian

Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif. Kebenaran tersebut merupakan tujuan, sementara metode itu adalah cara. Penggunaan metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan bukti ilmiah yang kuat. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2013:6), bahwa:

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam pendidikan..

Dengan kata lain, metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencari jawaban atau kebenaran dari masalah dan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel

lain” (Siregar dalam Wardhani, 2013: 31). Sedangkan menurut Ali dalam Rizki (2013: 42) menyebutkan bahwa:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan masalah atau menjawab masalah yang sedang dihadapi pada saat sekarang. Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis atau pengolahan data serta membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan objektif dalam suatu deskripsi situasi.

(19)

31

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang berbentuk angka kemudian data tersebut dianalisis dan hasilnya akan dideskripsikan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Oleh karena itu, penelitian ini disebut penelitian deskriptif kuantitatif.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses penelitian, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Sugiyono (2013: 199) angket adalah:

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden.”

Angket digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, karena penelitian ini terdiri dari dua variabel, maka dalam penelitian ini terdapat dua jenis angket, yaitu angket untuk mengukur keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket, dan angket untuk mengukur kecerdasan emosional.

“Agar instrumen dapat menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap

instrumen harus memiliki skala” (Sugiyono, 2013: 133).

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert ini, maka variabel-variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi beberapa indikator, kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun kisi-kisi angket kemudian dikembangkan menjadi butir pertanyaan atau pernyataan dalam angket tersebut.

(20)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga (Krathwohl dalam Suhendar 2011: 41)

SUB.

KOMPONEN INDIKATOR

ITEM SOAL

(+) (-)

1. Kesadaran. a. Kesadaran akan manfaat. b. Kesadaran akan kebutuhan. c. Kesadaran akan keharmonisan.

53,33

a. Kegiatan yang menyenangkan. b. Menghilangkan kejenuhan.

a. Pilihan yang tepat.

b. Terdapat dampak yang positif. c. Terdapat kelebihan.

a. Mau melakukan karena ada saran. b. Tertarik setelah mengetahui bentuk

kegiatannya.

a. Adanya Kesadaran Sendiri. b. Menyadari pentingnya kegiatan.

49,34

a. Merasa yakin akan manfaat. b. Merasa puas melakukan kegiatan. c. Merasa puas karena menyehatkan.

(21)

33

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional Berdasarkan Teori Daniel Golemen

(2005)

KOMPONEN INDIKATOR ITEM SOAL

(+) (-)

1. Mengenali Emosi Diri.

a. Mengenal dan merasakan emosi diri.

b. Memahami penyebab perasaan yang timbul.

c. Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan.

a. Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah secara lebih baik.

b. Lebih mampu mengungkapkan amarah lebih tepat tanpa berkelahi.

c. Dapat mengendalikan perilaku yang agresif yang merusak diri sendiri dan orang lain.

d. Memiliki perasaan yang positif tentang diri sendiri, sekolah dan keluarga.

e. Memiliki kemampuan untuk mengatasi ketegangan jiwa (stress).

f. Dapat mengurangi perasaan kesepian dan cemas dalam pergaulan.

a. Mampu mengendalikan diri. b. Memiliki kemampuan untuk

mengatasi stres.

c. Mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan.

66,40

a. Mampu menerima sudut pandang orang lain.

b. Memiliki sikap empati atau kepekaan pada orang lain.

c. Mampu mendengarkan orang lain.

96,56

a. Memiliki kemampuan dan pemahaman untuk menganalisis hubungan dengan orang lain. b. Dapat menyelesaikan konflik

dengan orang lain.

81,5

60,4

85,29

(22)

c. Memiliki kemampuan berkomunikasi.

d. Memiliki sikap bersahabat atau mudah bergaul dengan teman sebaya.

e. Memiliki sikap tenggang rasa dan perhatian terhadap orang lain. f. Memperhatikan kepentingan

sosial (senang menolong orang lain).

g. Dapat hidup selaras dengan kelompok.

h. Bersikap senang berbagi rasa dan kerja sama.

i. Bersikap demokratis dalam bergaul dengan orang lain.

94,34

Kisi-kisi angket tersebut kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pernyataan dan pertanyaan. Bentuk butir pertanyaan atau pernyataan di dalam angket dapat bersifat positif maupun negatif. Pertanyaan atau pernyataan tersebut kemudian dijawab oleh responden dalam bentuk pilihan kata-kata yang sudah disediakan, antara lain: Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Untuk keperluan kuantitatif, maka jawaban tersebut dapat diberikan skor nilai 5,4,3,2,1. Untuk lebih jelasnya bentuk penilaian tersebut akan disajikan dalam Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3

Bentuk Kriteria Penilaian Jawaban Responden (Skala Likert) Sugiyono (2009: 135)

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

(23)

35

F. Uji Coba Angket

Setelah butir-butir pertanyaan atau pernyataan disusun, maka akan dilakukan terlebih dahulu uji coba angket, sebelum dilakukan penyebaran angket yang sebenarnya. Tujuan dari uji coba angket ini adalah untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Untuk menghasilkan instrumen penelitian yang valid dan reliabel, maka diperlukan uji validitas dan reliabilitas. Adapun tujuan uji coba angket menurut Arikunto (2010:210) adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman instrumen, apakah responden tidak menemukan kesulitan dalam menangkap maksud penelitian;

2. Untuk mengetahui teknik yang paling efektif;

3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam mengisi angket;

4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.

Uji coba angket ini dilakukan pada sekolah yang sama yaitu SMPN 1 Cimahi, tetapi pada ekstrakurikuler olahraga dengan cabang yang berbeda, yaitu olahraga futsal dengan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler futsal sebanyak 35 siswa. Sebelum para calon responden mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai tujuan dan tata cara mengisi angket tersebut.

1. Uji Validitas Instrumen

Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, dalam hal ini alat

ukur tersebut adalah angket. “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2013: 173).

(24)

a. Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.

d. Perhitungan dilakukan dengan bantuan micrscoft excel.

(25)

37

a. Uji Validitas Instrumen Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan formula pearsonproduct-moment dalam microsoft excel diperoleh data sebagai berikut yang akan disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal

NO. Rhitung Keterangan NO. Rhitung Keterangan

(26)

30 0.37 Valid 72 0.06 Tidak Valid

31 0.37 Valid 73 0.07 Tidak Valid

32 0.26 Tidak Valid 74 0.41 Valid

33 0.43 Valid 75 0.33 Tidak Valid

34 0.31 Tidak Valid 76 0.30 Tidak Valid

35 0.35 Valid 77 0.56 Valid

36 0.28 Tidak Valid 78 0.37 Valid

37 0.51 Valid 79 0.30 Tidak Valid

38 0.35 Valid 80 0.47 Valid

39 0.20 Tidak Valid 81 0.62 Valid

40 0.45 Valid 82 0.26 Tidak Valid

41 0.28 Tidak Valid 83 0.53 Valid

42 0.35 Valid 84 0.41 Valid

Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.4 diatas dengan ketentuan rtabel 0,334 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 50 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 34 butir soal. Selanjutnya butir soal yang valid akan dijadikan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini.

b. Uji Validitas Instrumen Kecerdasan Emosional

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan microscoft excel dengan menggunakan formula pearson product-moment dihasilkan data sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional

NO. Rhitung Keterangan NO. Rhitung Keterangan

1 -0.17 Tidak Valid 49 -0.08 Tidak Valid

2 0.32 Tidak Valid 50 -0.05 Tidak Valid

3 -0.01 Tidak Valid 51 0.56 Valid

4 0.43 Valid 52 0.12 Tidak Valid

5 -0.07 Tidak Valid 53 0.46 Valid

6 0.24 Tidak Valid 54 0.58 Valid

7 0.39 Valid 55 0.28 Tidak Valid

8 0.26 Tidak Valid 56 0.16 Tidak Valid

(27)
(28)

Berdasarkan data dalam tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 36 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 60 butir soal.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half metod). Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket tersebut.

a. Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap. b. Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi

variabel X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variabel Y.

c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan genap, dengan menggunakan formula correlation pearson product moment dalam microsoft excel.

d. Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian di sesuaikan dengan tabel interpretasi nilai.

Tabel 3.6 Interpretasi nilai (Arikunto, 2010: 319)

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Tinggi Agak Rendah

Rendah

(29)

41

a. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Partisipasi Keikutsertaan Dalam Ekstrakurikuler Futsal

Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Partisipasi Keikutsertaan Dalam Ekstrakurikuler Futsal

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0,882, nilai tersebut menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kecerdasan emosional disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Kecerdasan Emosional

(30)

G. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan relibel dalam arti instrument itu dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, oleh penulis diperbanyak dan untuk disebarkan kepada responden sampel penelitian yang merupakan sumber data dalam penelitian ini.

H. Teknik Perhitungan dan Analisis Data

Setelah data diperoleh melalui instrument yang diberikan kepada sampel penelitian yang berupa angket, langkah selanjutnya mengadakan pengolahan dan penganalisaan data melalui rumus statistik.

Adapun langkah-langkah pengolahan dan analisis data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Statistik Data

Data yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dalam tabel, kemudian dilakukan penghitungan skor dengan menggunakan program IBS SPSS versi 21 untuk Windows untuk mencari nilai rata-rata/mean, median, modus, simpangan baku/standar, varian, nilai minimum dan nilai maksimum.

Pemaparan data tersebut meliputi data dari kedua variabel penelitian, yaitu variabel ekstrakurikuler bola basket dan variabel kecerdasan emosional.

2. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti sebaran baku normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan teknik uji Kolmogrof Smirnov pada program IBM SPSS Versi 21 untuk Windows. Kriteria dari uji normalitas adalah data berdistribusi normal apabila nilai signifikan atau probabilitas > dari taraf signifikan (α = 0,05).

(31)

43

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua variabel tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas data menggunakan teknik uji dengan menggunakan formula F-Test Two-Sample for Variances dalam microscoft excel. Kriteria dari uji homogenitas adalah data berdistribusi homogen

apabila Fhitung < Ftabel dengan taraf signifikan (α = 0,05) dan dk (n1-1;n2-1).

4. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan untuk untuk memperoleh hasil pengolahan data sehingga dapat mengganbarkan masalah yang diungkap, yaitu hubungan kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dengan tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP Negeri 1 Cimahi. Perhitungan ini menggunakan program IBS SPSS versi 21 untuk Windows.

Dari hasil analisis korelasi akan didapatkan koefisien korelasi yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan dan arah hubungan, sedangkan signifikansi untuk mengetahui hubungan yang terjadi berarti atau tidak. Untuk mengetahui keeratan hubungan maka dilihat pada besarnya koefisien korelasi dengan pedoman sebagai berikut:

Tabel 3.9

Interpretasi Koefesien Korelasi (r) Abduljabar dan Darajat (2012:90)

Interval Koefesien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

(32)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data antara partisipasi keikutsertaan dalam ekstrakurikuler bola basket, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan dari hasil penelitian. Hal tersebut berdasarkan fakta dan data yang penulis peroleh dari lapangan. Adapun kesimpulannya bahwa partisipasi keikutsertaan dalam ekstrakurikuler bola basket mempunyai hubungan secara positif dengan tingkat kecerdasan emosional siswa di SMP Negeri 1 Cimahi.

Ini berarti bahwa semakin baik tingkat keikutsertaan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket, maka akan semakin baik pula untuk tingkat kecerdasan emosional. Sehingga dapat disimpulkan para siswa SMP Negeri 1 Cimahi yang mempunyai tingkat keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler olahraga bola basket dengan tingkat kecerdasan emosional siswa yang rata-rata berkategori baik juga cukup, memiliki nilai baik yang nantinya mempengaruhi tingkat kecerdasan emosional yang diharapkan.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah, khususnya kegiatan ekstrakurikuler bola basket, peneliti akan mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:

(33)

52

2. Kepada para remaja sekolah hendaknya lebih dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti kegiatan ekstrakurikuler.

3. Kepada pihak guru dan sekolah hendaknya tidak hanya memusatkan perhatian pada perkembangan pengetahuan atau kecerdasan intelegensi saja, namun perlu diperhatikan juga perkembangan emosional dan perilaku siswa. 4. Kepada para orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif

dalam berbagai kegiatan yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler agar perkembangan anak-anak lebih maksimal.

(34)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. dan Darajat, J. (2012). Aplikasi Statistika Dalam Penjas. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Agustina, S.A. (2011). Tingkat Kecerdasan Emosional Siswa yang Mengikuti dan yang Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga di SMAN 1 Dukupuntang. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Balitbang, Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. (2009). Model Pelaksanaan ESD Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. [online]. Tersedia di: http://litbang.kemdikbud.go.id/Data/puslitjak/laporan_hasil_penelitian/2009/ ESD2009%20-%20Model%20EXTRA%20isbn.pdf. Diakses 20 Januari 2014.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti (2011). Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR

FPOK, UPI. (2010). Peraturan Resmi Bola Basket 2006/2010. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Giriwijoyo, Y.S. Santoso et al. (2005). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB. Goleman, D. (2005). Emotional Intelligence. Alih bahasa: Widodo, ATK. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, Syarif. (2013). Desain Penelitian. [online]. Tersedia di:

http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2013/01/DESAIN-PENELITIAN.doc. Diakses 3 Februari 2014.

Megasari, Bayuli. (2012). Pengaruh Pendekatan Taktis Terhadap hasil Permainan Bola Kecil Rounders. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

(35)

54

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurgala, Kania. (2011). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Kerja Sama dalam Permainan Bola Basket. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rizki, Anggi R. (2013). Kemampuan Psikomotorik Siswa Sebagai Refleksi dari Praktek Kerja Industri di SMKN 6 Garut. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Slamet, S. (2012). Teori Bermain. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Subroto, T. (2010). Olahraga Permainan. Bandung: Prodi POR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sucipto, et al. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: Prodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suhendar, N. (2011). Kontribusi Pembelajaran Futsal Terhadap Minat Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Penjas. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sukadinata, N. (2005). Emosi Individu. [online]. Tersedia di:

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/06/09/memahami-emosi-individu/. Diakses 20 Januari 2014.

Sulaksono, Bambang. (2014). Kontribusi Ekstrakurikuler Bola Basket Terhadap Kecerdasan Emosional dan Perilaku Hidup Sehat. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sunarto, H. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud. PT. Rineka Cipta.

Sunendar, T. (2013). Kerangka dan Struktur Dasar Kurikulum. [online]. Tersedia di:

http://www.scribd.com/doc/171338645/Kerangka-Dan-Struktur-Kurikulum-2013. Diakses 20 Februari 2014.

Suparlan, A. (2010). Permainan Bola Kecil. Bandung: Rodi PJKR FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Tanpa nama. (2005). Sistem Keolahragaan Nasional. [online]. Tersedia di: http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Republik_Indo

(36)

Mutaqin, Andrea T. 2014

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarmidi, V.D. (2012). Perbedaan Kecerdasan Emosional Siswa Ditinjau Dari Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler. [online]. Jurnal. Tersedia di: 1352-3598-1PB.pdf=repository.usu.ac. 20 Februari 2014.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wardhani, Widia. (2013). Penilaian Kognitif terhadap Keamanan dan Kenyamanan Parkir di UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Wikipedia (2013). Partisipasi [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Partisipasi. Diakses 23 Februari 2014

çˆõ–v[½Já­ïÌk¨_ZL_ló€H#§¨_^Ò_«¨š+¥ƒÎšO.Ý!Q»h_ç_§ãN¸ŸW• mt«´x ·(¬ÿ_w$dœ~•฀¤æºŽšiZõ[฀sN¿¹‚p¬“YºÛE,­´Å»å_çªã¡ÈÉöª_U–

Ú:ÏjѸ„˜üˆØ¤฀#d__Ž8?฀j|Hmiíâ฀[¹šAm_“o"_Ëå’_*ž˜`ÀúõÉUðî• x— QÏ£ZÌ©_o½/8_RÁU×=Nâ£_ùU)!8ûÚ_¡Õ$·Ó.´­amçk_‚Éi+•ÄžgÌÁ”üþŸCšè -|As«ü&¹ðÔÖÛ,Ʀ—1Iä$†Òp¬¸Lå€e%

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Keikutsertaan dalam
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional
Tabel 3.3 Bentuk Kriteria Penilaian Jawaban Responden (
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini penelitan ini penting dilakukan agar dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan khususnya dibidang pemasaran dan dapat menjadi

[r]

Conceptual change is the significance change of students’ conception in learning Light and Optics based on comparison of preliminary and post concept map

Application Of Five-Stage Conceptual Teaching Model By Utilizing Cmaptools To AnalyzeConceptual Change And Cognitive Learning Outcomes On Light And Optics Topic Universitas

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas V SDN Gandawesi, masalah yang dihadapi adalah masalah-masalah sifatnya konvensional seperti, penyajian materi

Exploring English Teachers’ Beliefs and Practical Knowledge about Communicative Language Teaching in EFL Contexts.. In Asia Pacific Education

FACULTY OF CULTURAL STUDIES UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN 2014.. A STUDY OF PSYCHOPATHIC PERSONALITY THROUGH THE LEADING CHARACTER IN THOMAS HARRIS’ NOVEL ‘ HANNIBAL RISING