• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kuliah Kerja Lapangan 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kuliah Kerja Lapangan 2017"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN KUNJUNGAN KE

KUNJUNGAN KE SURABAYA-BALI-SURABAYA-BALI-LOMBOKLOMBOK

disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Kerja Lapangan (TKL 503) disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Kerja Lapangan (TKL 503)

Disusun oleh : Disusun oleh : KELOMPOK 15 KELOMPOK 15 1.

1. Natasya Natasya Ghinna Ghinna Humaira Humaira (210801141(21080114140108)40108) 2.

2. Erika Erika Lucitawati Lucitawati (210801141(21080114130109)30109) 3.

3. Riski Riski Adyan Adyan Prasasti Prasasti (210801141(21080114130110)30110) 4.

4. Tika Tika Ayu Ayu Kusuma Kusuma W. W. (21080114140111)(21080114140111) 5.

5. Ghina Ghina Aulia Aulia Ashar Ashar (210801141(21080114140113)40113) 6.

6. Yudha Yudha Bayu Bayu Laksono Laksono (210801141(21080114140114)40114) 7.

7. Alfian Alfian Rizky Rizky Rizaldianto Rizaldianto (210801141(21080114130115)30115) 8.

8. Cagayana Cagayana (21080114140116)(21080114140116)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dengan baik. Laporan ini disusun menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dengan baik. Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan pada dan diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan pada Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Destinasi Kuliah Kerja Lapangan 2017 meliputi beberapa lokasi di Kota Destinasi Kuliah Kerja Lapangan 2017 meliputi beberapa lokasi di Kota Surabaya, Bali, dan Lombok. Beberapa lokasi tersebut adalah Tempat Pemrosesan Surabaya, Bali, dan Lombok. Beberapa lokasi tersebut adalah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, dan Instalasi Pengolahan Akhir (TPA) Benowo, PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung. Laporan ini berisi mengenai data hasil pengamatan Air Limbah (IPAL) Suwung. Laporan ini berisi mengenai data hasil pengamatan lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan berlangsung. Selain lapangan yang dilakukan selama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan berlangsung. Selain itu, data sekunder juga dicantumkan untuk menyempurnakan laporan mengingat tidak itu, data sekunder juga dicantumkan untuk menyempurnakan laporan mengingat tidak semua bagian di lokasi kunjungan dapat dimasuki ataupun didokumentasikan. Akhir semua bagian di lokasi kunjungan dapat dimasuki ataupun didokumentasikan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik penyusun maupun kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik penyusun maupun  pembaca.

 pembaca.

Semarang, September 2017 Semarang, September 2017

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 3

1.1 Latar Belakang ... 3

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan ... 3

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Lapangan ... 4

1.4 Waktu dan Tempat Kuliah Kerja Lapangan ... 4

1.5 Metodologi Penyusunan Laporan ... 4

BAB II PEMBAHASAN ... 5

2.1 Kunjungan TPA Benowo ... 5

2.2 Kunjungan PT. Amerta Indah Otsuka ... 10

2.3 Kunjungan IPAL Suwung ... 16

BAB III PENUTUP ... 21

3.1 Kesimpulan ... 21

3.2 Saran ... 22

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kuliah lapangan merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan  perkuliahan di kelas. Selain teori, mahasiswa perlu mengetahui bagaimana aplikasi teori tersebut di lapangan. Kuliah lapangan ini dapat berupa  fieldtrip, Kerja Praktek (KP), maupun Kuliah Kerja Lapangan (KKL). KKL merupakan mata kuliah wajib semester VII pada Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Melalui kegiatan ini mahasiswa dapat mengamati dan mempelajari secara langsung objek-objek studi yang berkaitan dengan Teknik Lingkungan. Objek studi yang dikunjungi dapat berada di dalam negeri maupun di luar negeri.

Berbeda dari tahun 2016, KKL Departemen Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro tahun 2017 memilih destinasi di dalam negeri yaitu Surabaya-Bali-Lombok. Objek studi yang ingin dipelajari adalah mengenai implementasi pengolahan limbah padat dan limbah cair baik di industri maupun untuk keperluan pelayanan sanitasi masyarakat. Lokasi yang dipilih yaitu Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo Surabaya, PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung, Bali.

Salah satu hal yang tak banyak dipelajari saat perkuliahan adalah implementasi Power Plant di TPA Benowo. Produksi gas metan (CH4) yang melimpah dikonversi

menjadi listrik. Objek studi lain yang perlu dipelajari lebih jauh adalah pengolahan air limbah di IPAL Suwung, Bali. Hal ini mengingat banyaknya hotel di Bali dan karakteristik limbah yang sedikit berbeda bila dibandingkan dengan limbah domestik di Pulau Jawa. Dengan adanya Kuliah Kerja Lapangan ini, mahasiswa diharapkan dapat lebih memahami implementasi pengolahan limbah yang ada di Indonesia dan menambah wawasan baru mengenai hal-hal yang tidak dipelajari saat perkuliahan.

1.2 Tujuan Kuliah Kerja Lapangan

Tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah untuk mengamati dan mempelajari secara langsung operasional TPA Benowo, proses produksi dan

(5)

 pengelolaan limbah di PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, serta operasional IPAL Suwung.

1.3 Manfaat Kuliah Kerja Lapangan

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini adalah untuk menambah wawasan mengenai operasional TPA, proses produksi minuman kemasan,  pengelolaan limbah padat maupun cair yang ada di industri minuman kemasan, dan  pengelolaan limbah cair terpusat yang ada di Indonesia sehingga mahasiswa dapat memahami penerapan ilmu yang didapat di dunia perkuliahan, khususnya  penerapan/aplikasi pengelolaan limbah di lokasi kunjungan yaitu TPA Benowo, PT.

Amerta Indah Otsuka, dan IPAL Suwung.

1.4 Waktu dan Tempat Kuliah Kerja Lapangan

Kuliah Kerja Lapangan Teknik Lingkungan 2014 dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus sampai dengan 27 Agustus 2017 di Kota Surabaya-Bali-Lombok dengan lokasi kunjungan sebagai berikut :

1. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, Kota Surabaya 2. PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, Kabupaten Pasuruan 3. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Suwung, Provinsi Bali

1.5 Metodologi Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini dilakukan dengan cara menjabarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama berada di lokasi kunjungan disertai dokumentasi, serta melengkapi data primer tersebut dengan data sekunder (jurnal dan penelitian) mengingat tidak semua data yang diperlukan dijelaskan oleh  pihak kantor/perusahaan yang menjadi lokasi kunjungan. Selain itu juga tidak semua  bagian di lokasi kunjungan dapat didokumentasikan karena peraturan dari perusahaan.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kunjungan TPA Benowo

Kunjungan di TPA Benowo dilaksanakan pada Hari Selasa, 22 Agustus 2017. TPA Benowo terletak di Kelurahan Romokalisari, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya. Terletak di bagian barat Kota Surabaya, TPA Benowo berbatasan langsung dengan Kabupaten Gresik. Lokasi TPA Benowo dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Lokasi TPA Benowo Sumber  : Google Earth, 2017

Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui batas lokasi tapak TPA Benowo meliputi :

Sebelah Utara : tambak garam dan tambak ikan

Sebelah Selatan : tambak garam, sawah, dan Stadion Gelora Bung Tomo Sebelah Timur : tambak garam dan tambak ikan

Sebelah Barat : jalan raya

TPA yang menempati lahan seluas ± 34,7 Ha ini dibangun pada tahun 2001 dengan pengelola Pemerintah Kota Surabaya. Namun, sejak tahun 2012 Pemerintah Kota Surabaya –  dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan, bekerjasama dengan

(7)

sampah di Kota Surabaya dimana untuk pengambilan dan pengumpulan sampah dari sumber hingga TPS dikelola oleh masyarakat. Pengangkutan dari TPS ke TPA Benowo dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, sedangkan sampah yang sudah masuk ke TPA Benowo menjadi tanggungjawab PT. Sumber Organik. Dalam hal operasional TPA, PT. Sumber Organik dibantu oleh pihak independen yakni Surveyor Indonesia yang memiliki tugas untuk menimbang sampah dan mengarahkan sampah masuk ke titik pembuangan yang telah ditentukan.

Landfill seluas 25 Ha di TPA Benowo masih menggunakan sistem controlled landfill . Sampah yang telah dipadatkan akan ditimbun dengan tanah liat (clay) setebal 30 cm setiap 3 atau 4 minggu sekali. Tanah penutup ini didapat dari sekitar lokasi TPA. TPA Benowo melayani ± 3 juta penduduk Kota Surabaya dengan rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA sebanyak 1500-1600 ton per hari. Total ritasi per hari antara 300-320 ritasi dengan jam operasional mulai pukul 05.00 hingga 20.00.

Berdasarkan data tahun 2015, timbunan sampah di TPA Benowo dibagi menjadi lima sel dimana sel IA dan IB dalam tahap stabilisasi dan tiga sel lainnya masih dilakukan penambahan timbunan sampah (Harianto, 2015). Dengan volume sampah per hari sebanyak 1500-1600 ton ( 60% merupakan sampah organik) dan sistem yang digunakan masih controlled landfill  tentu akan timbul masalah bau akibat produksi gas metan (CH4) dan masalah lindi (leachate). Untuk menangani masalah bau, PT. Sumber

Organik menerapkan tiga cara yaitu :

1. Menyemprotkan EM6 setelah operasional

Selain EM6, cairan EM4 dan obat anti lalat disemprotkan pada saat sore hari dengan

takaran 2500 liter per hari. Cairan EM4  dan EM6  diketahui dapat mempercepat

degradasi sampah sehingga bau akibat produksi CH4  dapat dikendalikan.

Sedangkan obat anti lalat dimaksudkan untuk mengendalikan penyebaran vektor  penyakit.

2. Menutup sampah dengan tanah liat dan/atau geomembran 3. Menerapkan prinsip waste to energy

Salah satu hal spesial dari TPA Benowo –   yang belum ada di TPA lain, adalah

adanya  Power Plant   (Pembangkit Listrik) dengan memanfaatkan gas metana ( Liquid Fuel Gas) dengan kapasitas 1,6 –   2 megawatt. PT. Sumber Organik juga

(8)

sudah bekerjasama dengan PLN sejak tahun 2015 dalam hal pemanfaatan listrik ini. PT. Sumber Organik sendiri memiliki target untuk memanfaatkan Gasifikasi (thermal process) sehingga dapat menghasilkan listrik sebanyak 7 megawatt pada tahun 2019. Terdapat dua gas engine yang beroperasi di TPA Benowo. Gas engine dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2

Gas E ngine

di TPA Benowo

Proses pemanfaatan gas metan pada  Power Plant TPA Benowo adalah sebagai  berikut :

1. Gas dari landfill   dialirkan melalui collection pipe ke  purifier   karena gas yang dihasilkan tidak murni CH4, melainkan masih bercampur dengan gas lain seperti

CO2 dan H2S. Kondensat dari purifier akan dikeluarkan melalui pipa dan mengalir

ke sumur dan saluran drainase di sekeliling TPA.

2. Gas metan masuk ke cooling system agar temperatur gas tidak terlalu tinggi. 3. Gas metan yang telah didinginkan dialirkan menuju gas engine dengan melalui

 pengatur tekanan.

(9)

Gambar alat-alat pada landfill gas power plant TPA Benowo dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini.

(a) (b)

(c) (d)

(e)

Gambar 2.3 (a)

Collecting Pipe

 ; (b)

Purifier 

 ; (c)

Cooling System

 ; (d) Pengatur Tekanan ; (e)

Gas E ngine

(10)

Untuk menangani masalah lindi, TPA Benowo dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Lindi. Teknologi yang digunakan di IPAL ini adalah carbon oxidation, sebelum menuju outlet terdapat nano filter . Skema proses pengolahan air lindi di TPA Benowo selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4 Skema Proses Pengolahan Air Lindi di TPA Benowo

Berdasarkan hasil pengamatan saat kunjungan, bangunan pelengkap di TPA Benowo sudah tergolong lengkap dan dalam kondisi baik. Mulai dari kantor, warehouse, powerhouse, garasi alat berat, fasilitas cuci kendaraan, hingga kamar mandi. Beberapa bangunan pelengkap tersebut disajikan pada Gambar 2.5 berikut.

(a) (b)

(11)

Selama kunjungan berlangsung, satu hal yang menjadi poin minus di TPA Benowo yaitu operasional dan perawatan saluran drainase yang kurang baik sehingga air tidak dapat mengalir. Meskipun pada saat kunjungan tidak terjadi hujan, genangan di saluran drainase cukup tinggi. Air ini kemungkinan berasal dari pengolahan lindi dan  purifier gas metan karena air yang berada di saluran ini berwarna gelap. Genangan pada saluran drainase TPA Benowo dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Genangan Air di Saluran Drainase TPA Benowo

2.2 Kunjungan PT. Amerta Indah Otsuka

Pada tahun 1997, Otsuka merupakan perusahaan afiliasi dari Otsuka Pharmaceutical Co, Ltd Jepang yang memulai perjalanannya di Indonesia dengan nama PT. Kapal Indah Otsuka. Pada tahun 1000, PT. Kapal Indah Otsuka berganti menjadi PT. Amerta Indah Otsuka. Otsuka nerkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008, Sistem Keamanan Pangan ISO 22000 : 2005, dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004 (Otsuka, 2017).

(12)

Tagline Otsuka adalah “Otsuka-people creating new products for better health

worldwide”. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, PT. Amerta Indah Otsuka

membuka pabrik pertama di Sukabumi pada tahun 2004. Kemudian pada tanggal 26 Mei 2010, pabrik kedua didirikan di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur (Otsuka, 2017).

Pabrik Otsuka yang kami kunjungi terletak di Jalan Raya Pasuruan-Malang KM 11, Desa Pacar Keling, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Lokasi PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan dapat dilihat pada Gambar 2.7 berikut.

Gambar 2.7 Lokasi PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan, Pasuruan Sumber : Google Earth, 2017 

PT. Amerta Indah Otsuka menempati lahan seluas 11,248 Ha dengan luas  bangunan 1,9326 Ha (Kusumo dkk, 2013). Fasilitas yang ada di tempat ini antara lain gedung utama, pabrik, bangunan pengolahan limbah (WWTP), aula untuk kunjungan, dan fasilitas yang dibuka untuk warga sekitar pabrik yaitu :

a. Masjid

 b. Training Center Rumah Belajar c. Lapangan Bola

d. Klinik

e. Perpustakaan f. Kantin

(13)

Produk yang dikeluarkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka adalah sebagai berikut : 1. Pocari Sweat

Pocari sweat merupakan minuman pengganti ion tubuh. Minuman rehidrasi ini dapat mengganti kandungan air dan ion yang hilang saat berkeringat selama menjalankan aktivitas sehari-hari. Produk Pocari Sweat berbagai kemasan dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Kemasan Pocari Sweat Berbagai Ukuran Sumber : www.aio.co.id

2. Soyjoy

Soyjoy merupakan cemilan Low GI (Glycemic Index) yang terbuat sepenuhnya dari tepung kedelai dan buah-buahan asli yang dikeringkan (Otsuka, 2017). Kemasan dan varian rasa Soyjoy dapat dilihat pada Gambar 2.9.

(14)

3. Ionessence

Ionessence merupakan minuman elektrolit rendah kalori untuk menjaga kelembaban kulit. Produk ini baru diluncurkan pada tahun 2015. Ionessence memiliki kandungan elektrolit yang mirip dengan pelembab alami atau  Natural  Moisturising Factor (NMF) pada kulit yang mempengaruhi kinerja kulit dalam

mengaktifkan enzim dan zat-zat seperti kolagen dan serat elastin (Otsuka, 2017). Kemasan Ionessence dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Kemasan Ionessence Sumber : www.aio.co.id

Pada kunjungan kali ini, kami lebih banyak dijelaskan mengenai proses produksi Pocari Sweat dan Ionessence dibanding pengolahan limbah yang ada di PT. Amerta Indah Otsuka karena kunjungan dipusatkan di Aula dan jalur khusus  factory visit . Untuk  proses produksi Soyjoy tidak dilakukan di PT. Amerta Indah Otsuka Kejayan karena

masih diimpor dari Jepang.

Proses produksi yang ada di sini menggunakan teknologi aseptik, yakni dengan cold filling . Menurut Setiawan (2013), Corporate Affair Director PT. Amerta Indah Otsuka, Pratiwi Juniarsih, mengatakan bahwa penerapan teknologi aseptik lebih efisien dan lebih ramah lingkungan. Dengen teknologi ini, bobot kemasan (botol) berkurang sekitar 20 persen yang artinya bias mengurangi penggunaan biji plastik sebanyak 276

(15)

ton dan 882 ton produksi CO2 dalam setahun. Kecepatan produksi botol PET mencapai

600 botol/menit. Pabrik ini beroperasi dari senin hingga jumat. Dalam sehari 23 jam  produksi, 1 jam istirahat. Khusus untuk hari sabtu digunakan untuk perawatan dan hari

minggu untuk sanitasi (sterilisasi alat-alat).

 Raw material  berupa air baku yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan Pocari Sweat dan Ionessence diambil dari sumber air di Pegunungan Tengger yang kemudian dialirkan melalui dasar tanah menggunakan pipa penyedot berukuran kecil dan ditampung sesuai kebutuhan. Dengan demikian air tanah tidak cepat habis karena dieksploitasi. Air baku ini kemudian melewati serangkaian uji laboratorium untuk mengetahui kualitas air baku yang digunakan. Setelah itu air baku melewati proses demineralisasi. Tahap selanjutnya air dicampur dengan bahan-bahan lain yang telah ditentukan komposisinya. Tahap terakhir, larutan di pasteurisasi  pada suhu dan waktu tertentu sebelum dimasukkan ke dalam kemasan.

Berikut ini adalah tahapan proses produksi Pocari Sweat dan Ionessence di PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan :

1. Resin dryer

Resin merupakan biji plastik khusus yang digunakan untuk bahan pembuat botol. Resin ini diimpor dari Jepang karena di Indonesia masih belum ada pihak yang menyediakan resin dalam kapasitas besar ( Offering-H, 2016).

2. Injection moulding

Injection moulding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana material yang meleleh karena pemanasan diinjeksikan ke dalam cetakan yang didinginkan oleh air sehingga mengeras (id.wikipedia.org).

3. Preform transfer conveyor

Preform merupakan bakal botol yang terbentuk dari injection moulding. Contoh  preform botol PET dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut.

(16)

Gambar 2.11 Preform PET Sumber : google.com 4. Blow moulding

Blow moulding adalah meniup preform dengan udara bertekanan sehingga menjadi botol kemasan Pocari Sweat yang ada di pasaran saat i ni.

5. Cap sterilization

Tutup botol Pocari Sweat dan Ionessence menggunakan material spesial sehingga tidak diproduksi di Indonesia melainkan diimpor dari Jepang.

6. Filling capping

Setelah botol siap dan tutup sudah disterilkan. Larutan siap dimasukkan ke dalam botol dan ditambah gas nitrogen, kemudian ditutup dengan sistem unik yaitu sistem 3 putaran. Cara ini dilakukan agar isi produk higienis dan bebas bakteri. Uji fisik, kimia, dan biologi larutan diperiksa setiap 2 jam sekali untuk memastikan larutan dan kemasan tidak terkontaminasi.

7. Cap sorter

Pada tahap ini tutup disortir. Kemasan dengan tutup yang tidak memenuhi standar akan disisihkan. Misal label pada tutup rusak.

8. Cap checker

Langkah selanjutnya yaitu memastikan kemasan sudah t ertutup dengan tepat dan aman. Kemasan yang tidak lolos pengecekan akan disisihkan.

(17)

9. Bottle pressure detector

Sesuai dengan namanya, pada proses ini tekanan botol akan dicek. Botol yang kurang tekanan atau kelebihan tekanan akan disisihkan. Tekanan dalam botol harus  pas untuk memastikan keamanan saat proses distribusi.

10. Labeller

Labeller merupakan proses pemasangan label pada botol. Label ini diperoleh dari produsen plastik di Indonesia.

11. Ink jet printer bottler

Ink jet printer bottler berfungsi untuk memberi kode batch dan best before pada kemasan.

12. Camera inspector

Camera inspector berfungsi memastikan produk yang dihasilkan sudah layak untuk didistribusikan ke konsumen. Bila ada produk yang cacat akan dipisahkan. 13. Auto caser

Tahap terakhir yaitu auto caser atau pengepakan produk ke dalam kardus. Pada tahap ini juga dilengkapi dengan weight checker untuk memastikan jumlah kemasan dalam satu kardus sudah memenuhi standar. Dari auto caser, kardus-kardus akan menuju gudang untuk melewati Quality Control dan Quality Assurance. Produk baru akan didistribusikan H+7 setelah tanggal produksi.

Produk reject yang tidak lolos QC dan QA sudah dianggap limbah. Sebelum limbah diolah, dipisahkan terlebih dahulu antara larutan di dalam botol, tutup, label, dan botol itu sendiri. Limbah cair akan masuk ke Waste Water Treatment. Konsep yang digunakan di WWT PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan adalah konsep sedimentasi. Sementara limbah cair diolah di WWT, limbah padat berupa botol, label, dan tutup dicacah secara terpisah kemudian diambil oleh pihak ketiga untuk keperluan non konsumsi.

2.3 Kunjungan IPAL Suwung

Instalasi Pengolahan Air Limbah Suwung dikelolan oleh Denpasar Sewerage Development Project (DSDP) di bawah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. DSDP merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang serta adanya  peran serta Pemerintah Provinsi Bali, Kabupaten Badung, dan Kota Denpasar. IPAL

(18)

Suwung terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai, Suwung, Desa Pemogan, Denpasar. Lokasi IPAL Suwung dapat dilihat pada Gambar 2.12 berikut.

Gambar 2.12 Lokasi IPAL Suwung, Denpasar Sumber : Google Earth, 2017 

IPAL Suwung menempati area seluas 10 Ha dengan area terbangun seluas 5,5 Ha (sudah termasuk bangunan IPLT). Pembangunan fisik dimulai tahun 2004 dan mulai  beroperasi pada tahun 2008. IPAL Suwung melayani .±15.000 SR yang berada di wilayah Denpasar, Kuta, dan Sanur dengan kapasitas 51.000 m3/hari. Data tahun 2017, rata-rata volume air limbah yang masuk ke IPAL Suwung per hari sebanyak 30.000 m3 sehingga ada rencana untuk meng-upgrade kapasitas IPAL menjadi 75.000 m3/hari. IPAL Suwung hanya menerima air limbah domestik dan tidak menerima air limbah dari industri dan rumah sakit.

Tanggungjawab terhadap saluran dari sumber ke house inlet   berada di tangan  pemilik rumah. Sedangkan dari house inlet   hingga IPAL menjadi tanggungjawab DSDP. Skema sambungan rumah ke jaringan pipa air limbah kota disajikan pada Gambar 2.13 berikut.

(19)

Gambar 2.13 Skema Sambungan Rumah ke Jaringan Pipa Air Limbah Kota Sumber : DSDP, 2017 

Konsep pengolahan yang digunakan di IPAL Suwung adalah konsep biologis. Skema pengolahan limbah di IPAL Suwung dapat dilihat pada Gambar 2.14 berikut ini.

(20)

Proses awal yaitu air limbah melewati  Bar Screen untuk menyaring sampah-sampah besar agar tidak ikut masuk ke unit selanjutnya.  Bar Screen ini dibersihkan secara manual oleh petugas, biasanya 2 hingga 3 kali sehari. Bangunan  Bar Screen yang menyaring air limbah dari Denpasar dan Sanur dapat dilihat pada Gambar 2.15 berikut.

Gambar 2.15

Bar Screen

Air limbah dari daerah layanan baik yang langsung mengalir secara gravitasi maupun yang berada di tangki dialirkan ke  Receiving Tank . Dari Receiving Tank masuk ke unit Grit Chamber   untuk menyaring sampah yang masih ikut ke dalam aliran air limbah agar tidak mengganggu kolam aerasi. Unit ini baru dibangun pada tahun 2016 lalu. Dari Grit Chamber air limbah masuk ke  Aerated Lagoon 1 (kapasitas 52.889 m3) atau  Aerated Lagoon 2 (kapasitas 42.169 m3). Keduanya bekerja secara parallel agar dapat dilakukan maintenance apabila terjadi kerusakan. Ada 21  surface aerator   yang tersedia di IPAL Suwung (9 aerator di Timur dan 12 aerator di Barat), namun hanya 11 aerator yang dioperasikan karena terjadi masalah pada panel dan motor. Aerated Lagoon  berfungsi untuk mendegradasi bahan organik (BOD COD), N dan P terlarut. Waktu tinggal limbah di kolam ini adalah 3 sampai 5 hari. Selanjutnya limbah masuk ke Sedimentation Pond 1 (kapasitas 24.371 m3) atau Sedimentation Pond 2 (kapasitas 24.473 m3). Sedimentation Pond  berfungsi untuk memisahkan TSS. Rencananya akan dilakukan desluge pada kola mini tahun 2018. Alga yang tumbuh di permukaan kolam

(21)

akan dibersihkan setiap hari agar tidak mengganggu proses biologis. Lumpur dari unit ini akan dipindahkan ke Sludge Drying Bed.

Selain IPAL, di tempat ini juga terdapat Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Skema pengolahan limbah di IPLT Suwung dapat dilihat pada Gambar 2.16 berikut ini.

Gambar 2.16 Skema Pengolahan Limbah di IPLT Suwung Sumber : DSDP, 2017 

Hal yang masih menjadi permasalahan di IPLT Suwung ini adalah masih adanya lemak limbah restoran yang masuk ke dalam IPLT sehingga proses penyisihan lemak menjadi lebih berat karena karakteristik lemak tinja dan lemak dari restoran berbeda.

Effluen dari IPAL dan IPLT Suwung akan dialirkan menuju hutan mangrove yang ada di bagian selatan. Sedangkan lumpur yang dihasilkan digunakan sebagai  pupuk untuk keperluan internal IPAL.

(22)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus sampai dengan 27 Agustus 2017 adalah:

1. Di TPA Benowo, pengambilan dan pengumpulan sampah dari sumber hingga TPS dikelola oleh masyarakat, pengangkutan dari TPS ke TPA Benowo dikelola oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, sedangkan sampah yang sudah masuk ke TPA Benowo menjadi tanggungjawab PT. Sumber Organik. TPA Benowo masih menggunakan sistem controlled landfill . TPA Benowo telah menerapkan prinsip waste to energy dengan adanya  Power Plant  (Pembangkit Listrik) yang memanfaatkan gas metana ( Liquid Fuel Gas), dan telah  bekerjasama dengan PLN untuk memanfaatan listrik yang dihasilkan. Untuk menangani masalah lindi, TPA Benowo dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Lindi. Bangunan pelengkap di TPA Benowo sudah tergolong lengkap dan dalam kondisi baik. Mulai dari kantor, warehouse, powerhouse, garasi alat  berat, fasilitas cuci kendaraan, hingga kamar mandi.

2. Produk yang dikeluarkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka adalah Pocari Sweat, Soyjoy, dan Ionessence. Proses produksi yang ada di sini menggunakan teknologi aseptik, yakni dengan cold filling . tahapan proses produksi Pocari Sweat dan Ionessence di PT. Amerta Indah Otsuka unit Kejayan adalah Resin Dryer, Injection Moulding, Preform Transfer Conveyor, Blow Moulding, Cap Sterilization, Filling Capping, Cap Sorter, Cap Checker, Bottle Pressure Detector, Labeller, Ink Jet Printer Bottler, Camera Inspector, Auto Casser.

3. IPAL Suwung melayani .±15.000 SR yang berada di wilayah Denpasar, Kuta, dan Sanur dengan kapasitas 51.000 m3/hari. Tanggungjawab terhadap saluran dari sumber ke house inlet   berada di tangan pemilik rumah. Sedangkan dari house inlet   hingga IPAL menjadi tanggungjawab DSDP. Konsep pengolahan yang digunakan di IPAL Suwung adalah konsep biologis. Selain IPAL, di tempat ini juga terdapat Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT). Hal yang masih menjadi permasalahan di IPLT Suwung ini adalah masih adanya lemak limbah restoran yang masuk ke dalam IPLT sehingga proses penyisihan lemak

(23)

menjadi lebih berat karena karakteristik lemak tinja dan lemak dari restoran  berbeda. Effluen dari IPAL dan IPLT Suwung akan dialirkan menuju hutan mangrove yang ada di bagian selatan. Sedangkan lumpur yang dihasilkan digunakan sebagai pupuk untuk keperluan internal IPAL.

3.2 Saran

1. Perlu adanya evaluasi sistem drainase TPA Benowo agar drainase di TPA Benowo dapat beroperasi dengan baik.

2. Perlu adanya buffer zone di sekitar TPA Benowo agar gas yang terbentuk tidak menyebar ke pemukiman warga sekitar.

3. Perlu adanya evaluasi kapasitas IPAL Suwung sehingga IPAL Suwung dapat melayani target SR yang telah ditentukan.

4. Perlu adanya manajemen waktu yang lebih baik agar ilmu yang didapat lebih optimal.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Botol Jus, Botol Air Minum, dan Botol PET Preform. https://www.google.co.id/search?q=preform+botol+pet&dcr=0&source=lnms &tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwik3pXe1IvWAhVHL48KHf6LAwcQ_AUI CigB&biw=1366&bih=659#imgrc=L6PSki-uOlfpyM:  diakses pada 4 September 2017.

Denpasar Sewerage Development Project (DSDP). 2017.  Profil  Denpasar Sewerage  Development Project (DSDP).

Harianto, Yoyus Ehan. 2015.  Dinamika Konflik Pengelolaan Sampah (Studi Deskriptif  Konflik Realistis Pengelolaan Sampah TPA Benowo Surabaya). Surabaya :

Universitas Airlangga.

Kusumo, Rahmadi Wijoyo dkk. 2013. Company Visit PT. Amerta Indah Otsuka. STIE Perbanas Surabaya. Surabaya.

Offering-H. 2016.  Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi S1  Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2014. Universitas Negeri

Malang. Malang.

Otsuka. 2017. Tentang Kami : PT. Amerta Indah Otsuka. http://www.aio.co.id diakses  pada 4 September 2017.

Pengertian Injection Moulding. https://id.wikipedia.org/wiki/Injeksi_molding diakses  pada 4 September 2017.

Setiawan, Indra. 2013. PT Otsuka Kembangkan Kemasan Berkonsep Aseptik.

Gambar

Gambar 2.1 Lokasi TPA Benowo Sumber  : Google Earth, 2017
Gambar 2.2 Gas E ngine di TPA Benowo
Gambar  alat-alat  pada landfill  gas  power  plant TPA  Benowo  dapat  dilihat  pada Gambar 2.3 berikut ini.
Gambar 2.4 Skema Proses Pengolahan Air Lindi di TPA Benowo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Menjamin mutu persiapan, pelaksanaan dan hasil kuliah kerja lapangan bagi mahasiswa di Jurusan Biologi FMIPA UM secara obyektif, terencana dan berkelanjutan..

Tujuan Praktik Kerja Lapangan bagi Praktikan adalah untuk menambah pengalaman dalam dunia pekerjaan, meningkatkan wawasan pengetahuan baru yang tidak didapatkan

Kuliah Kerja Lapangan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mengambil mata kuliah Tugas Akhir pada program Studi D

Materi pokok yang dapat diambil oleh mahasiswa dalam pembuatan laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah salah satu diantara matakuliah tersebut di bawah ini:1.

Materi pokok yang dapat diambil oleh mahasiswa dalam pembuatan laporan Kuliah Kerja Lapangan adalah salah satu diantara matakuliah tersebut di bawah ini:..

Penelitian Skripsi dengan judul “Sistem Informasi Pengelolaan Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Berbasis Web Responsif” telah menghasilkan sebuah sistem yang dapat

1.3 Manfaat Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan PKL I ini adalah agar Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas, mengenai proses pengilingan padi terhadap

Kuliah Kerja Lapangan di Kementrian Agama RI Lembaga yang menjadi tujuan pertama dari pelaksanaan kunjungan KKL bagi Mahasiswa Hukum Keluarga Islam adalah Kantor Kementrian Agama