• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA ASURANSI UNIT SYARIAH SINARMAS BUKITTINGGI SKRIPSI. Oleh : NELVI RAHMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN PRINSIP SYARIAH PADA ASURANSI UNIT SYARIAH SINARMAS BUKITTINGGI SKRIPSI. Oleh : NELVI RAHMI"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

NELVI RAHMI 3316.155

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020 M/ 1441

Acc skripsi untuk munaqasah,

6 November 2020

(2)

i ABSTRAK

Skripsi ini dibuat dengan judul Analisis Penerapan Prinsip Syariah Pada Unit Syariah Sinar Mas Bukittinggi, yang disusun oleh Nelvi Rahmi NIM 3316.155 Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Perusahaan Asuransi Sinar Mas Cabang Bukittinggi merupakan asuransi konvensional. Namun, dalam perusahaan tersebut terdapat dua produk yaitu produk konvensional dan produk syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produk syariah tersebut telah dijalankan sesuai prinsip syariah. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan kenyataan yang ada pada objek, berdasarkan informasi yang didapat di lapangan.

Hasil penelitian pada skripsi ini bahwa pada produk syariah yang ada di Perusahaan tersebut tidak diawasi oleh DPS secara langsung, karena DPS tidak pernah datang langsung ke perusahaan tersebut. Dalam pelaksanaannya tidak ada transparansi antara pihak asuransi dengan peserta asuransi mengenai pengelolaan dana pada produk syariah di perusahaan Asuransi Sinar Mas Cabang Bukittinggi.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan fikiran yang jernih dari keterbukaan hati sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Penerapan Prinsip Syariah pada Unit Syariah Asuransi Sinar Mas Cabang Bukittinggi.”

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) bagi Mahasiswa Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Selama proses penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir tidak lepas dari peranan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, kepada :

1.Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi serta Bapak dan Ibu Wakil Rektor yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

3. Ibu Sandra Dewi, S.E, M.M selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah IAIN Bukittinggi yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi penulis dalam mengurus segala keperluan yang berhubungan dengan penyelesaian skripsi ini.

(4)

iii

4. Ibuk Dra. Rusyaida, M.Ag sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan nasihat yang baik demi kelancaran proses belajarnya penulis.

5. Bapak Ilham Ilahi, SE., M.Sc sebagai pembimbing skripsi penulis, yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, mengarahkan, dan mengoreksi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai kaidah ilmiah yang berlaku.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis serta Bapak/Ibu kepegawaian tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.

7. Bapak/ Ibuk serta Karyawan Perusahaan Asuransi Sinar Mas Cabang Bukittinggi yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

8.Bapak/Ibu serta karyawan/karyawati perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kedua orang dan adik yang selama ini yang selalu menyemangati dan mendoa kan penulis tanpa henti-hentinya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman PS D. 2016 yang telah menjadi teman seperjuangan kuliah yang selalu memberikan semangat dan saling merasakan suka duka kuliah bersama penulis.

(5)

12. Kakanda Saiful Ramadhan, SH yang selama ini telah banyak meluangkan pikirannya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

13. Tim Seija Production yang telah membantu penulis dalam mengembangkan pikiran dan membantu penulis untuk tetap semgat menyelesaikan skripsi ini.

14.Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan studi di IAIN Bukittinggi ini.

Bukittinggi, Juli 2020 Penulis

Nelvi Rahmi NIM: 3316.155

(6)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8 C. Batasan Masalah... 9 D. Rumusan Masalah ... 9 E. Tujuan Penelitian ... 9 F. Manfaat Penelitian ... 9 G. Penjelasan Judul ... 10 H. Sistematika Penulisan ... 11 BAB II : PEMBAHASAN A. Asuransi Syariah ... 13

1. Pengertian Asuransi Syariah ... 13

2. Sejarah Asuransi Syariah ... 16

3. Sumber Hukum Asuransi Syariah ... 17

4. Jenis akad yang di pakai pada Asuransi Syariah ... 22

5. Ciri-Ciri Asuransi Syariah ... 23

6. Prinsip-Prinsip Asuransi Syariah ... 24

7. Jenis dan Produk Asuransi Syariah ... 26

8. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional ... 28

9. Mekanisme Kerja Asuransi Suariah ... 32

(7)

C. Kajian Terdahulu ... 40

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 43

C. Sumber Data ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

E. Teknik Analisisa Data ... 45 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Morfologi Perusahaan Asuransi Sinar Mas. 46 1. Sejarah Perusahaan Asuransi Sinar Mas 46 2. Profil Perusahaan Asuransi Sinarmas

Cabang Bukittinggi 48

3. Visi dan Misi dari Perusahaan Asuransi Sinar Mas

Bukittinggi 49

4. Struktur Organisasi dan uraian tugas Perusahaan

Asuransi Sinar Mas Bukittinggi 49 B. Produk Syariah Perusahaan Asuransi Sinar Mas

Cabang Bukittinggi 53

C. Analisis Produk Berdasarkan Konsep Syariah 57 D. Peran DPS Pada Asuransi Sinar Mas 66 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan 71

B. Saran 72

DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Peserta Asuransi Syariah Berdasarkan Produk Syariah

dari Asuransi Sinarmas Bukittinggi 6

(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1.1 Gambar struktur Organisasi Perusahaan Asuransi

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Maraknya lembaga syariah di Indonesia merupakan fenomena menarik dalam dunia ekonomi dan bisnis. Kehadirannya merupakan alternatif institusi ekonomi untuk memenuhi kebutuhsn masyarakat yang ingin beraktifitas ekonomi sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. Di antara lembaga tersebut adalah Bank Syariah, BMT, Asuransi Syariah, Reasuransi Syariah, Reksadana Syariah, Lembaga Pembiayaan Syariah, Pasar Modal Syariah, Pegadaian syariah dan lembaga keuangan lainnya yang berprinsip syariah. 1

Lembaga ekonomi syariah yang tidak kalah menarik untuk dikaji selain bank syariah yaitu asuransi syariah. Asuransi syariah dikenal juga dengan istilah takaful. Disisi lain, asuransi juga disebut pertanggungan yaitu suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu (KUHD Pasal 256).

1

Kuat Ismanto, Penerapan Prinsip-Prinsip Syariah pada Perjanjian Asuransi Syariah di RO

Takaful Keluarga Pekalongan, dalam Jurnal Hukum Islam (JHI), Volume 12, Nomor 1, Juni 2014, hal.

(11)

Asuransi syariah merupakan salah satu sistem ekonomi berbasis Islam yang bersifat Universal dan berlaku untuk semua masyarakat. Asuransi syariah tidak mengandung hal-hal seperti ketidakpastian, perjudian, riba, penganiayaan, suap, barang haram dan maksiat2. Berbeda dengan asuransi konvensional, asuransi islam harus beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat islam dengan cara menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadinya unsur-unsur gharar, maysir, riba.

Asuransi syariah berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 72/POJK.05/2016 tanggal 23 Desember 2016, sesuai ketentuan umum dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan, bahwa unit syariah adalah unit kerja dikantor pusat perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor di luar kantor pusat yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip syariah.3

Asuransi dalam literatur keislaman lebih banyak bernuansa sosial dari pada bernuansa ekonomi atau profit oriented (Berorientasi kepada keuntungan) yang menerapkan prinsip-prinsip syariah, pada dasarnya membangun masyarakat yang saling bekerja sama, saling membantu, saling bertanggung jawab, dan saling melindungi penderitaan satu sama lain. Hal ini dikarenakan dalam aspek tolong-menolong yang menjadi dasar utama dalam

2

Jeni Susyanti,S.E.,M.M.,BKB Pengelolaan Lembag,Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang : Empat Dua, 2019), hal. 175

(12)

3

menegakkan praktik asuransi dalam islam. Hal tersebut sesuai dengan ayat Al-Qur‟an surat Al-Maidah ayat 2 :4

ََّللّٱ َّنِإ َٰۖ َّللّٱ ْاىُقَّتٱ َو ِِۚن ََٰوۡدُعۡلٱ َو ِمۡثِ ۡلۡٱ ًَلَع ْاىُو َواَعَت َلَ َو َٰٰۖي َى ۡقَّتلٱ َو ِّسِبۡلٱ ًَلَع ْاىُو َواَعَت َو

ِباَقِعۡلٱ ُديِدَش

Artinya :

…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Dalam konteks kehidupan warga masyarakat yang saling memberikan pertolongan dan perlindungan maka akan terwujud kehidupan sosial yang stabil dan damai sebagai realisasi dari kesadaran masyarakat untuk berbuat kebajikan yang didasari nilai keimanan kepada Tuhannya. Dengan demikian gagasan mengenai asuransi syariah berkaitan dengan unsur saling menanggung risiko diantara para peserta asuransi, di mana peserta yang satu menjadi penanggung peserta yang lainnya. Tanggung menanggung tersebut dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut.5

4

Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam (Jakarta : Prenada Media, 2004), hal. 55

5

Burhanuddin S, Penerapan Prinsip Syariah dalam Lembaga Perasuransian di Indonesia, dalam Jurnal Syariah dan Hukum, Volume 5 Nomor 1, Juni 2013, hal. 98

(13)

Asuransi syariah pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1994.6 Sampai sekarang perkembangan asuransi syariah sudah semakin baik. Perusahaan asuransi yang berbasis syariah sudah sekitar 40% di Indonesia. Walau jumlahnya tak sebanyak Perbankan Syariah, namun peminat dan pengetahuan masyarakat tentang asuransi syariah sudah mulai banyak. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuagan (OJK), pangsa pasar IKNB Syariah sampai November 2019 telah mencapai 6,17%, dibandingka 5 tahun terakhir. Pada tahun 2015 Rp 26,51%, pada tahun 2016 naik menjadi Rp33,22%, pada tahun 2017 juga naik menjadi Rp 40,52%, pada tahun 2018 kembali naik dengan Rp 41,91%. 7 Perkembangan asuransi syariah sampai tahun 2019 sangat baik dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan pertumbuhan asuransi syariah yang meningkat dengan baik. Masyarakat pun sudah banyak yang berminat menggunakan asuransi syariah, sehingga banyak perusahaan asuransi yang membuat cabang syariah, salah satunya adalah Asuransi Sinarmas Bukittinggi. Asuransi Sinarmas Bukittinggi sama dengan perusahaan asuransi lainnya, yang membantu masyarakat untuk mengatasi masalah atau kejadian yang dialami nasabah. Perusahaan asuransi merupakan asuransi kerugian milik Negara. Pada perusahaan Asuransi Sinarmas, mempunyai beberapa produk yaitu Asuransi

6

Novi Puspitasari, Manajemen Asuransi Syariah, (Yogyakarta : UII Press, 2015),hlm. xv

7

https://suaramerdeka.news/2020-ojk-proyekso-asuransi-syariah-tumbuh-8/, pada tanggal 1 April 2020 pukul 7.50

(14)

5

kredit perdagangan, Sinarmas Travel Insurance, Sinarmas Sehat Gold,Sinarmas Mudik, Sinarmas mobil, Asuransi Jiwa Sinarmas, dan Sinarmas Asuransi Syariah. Produk-produk dari Asuransi Sinarmas diantaranya yaitu Asuransi Syariah Perjalanan Umroh, Asuransi Kebakaran Syariah, Asuransi Kendaraa Bermotor Syariah, Simas Sehat Gold Syariah, Simas Sehat Executive Syariah.

Peserta dari Asuransi Syariah Sinarmas Bukittinggi sudah cukup banyak. Masyarakat sudah banyak yang memahami hal positif menggunakan asuransi syariah, diantaranya terhindar dari gharar maysir dan riba. Adapaun target calon peserta Asuransi Syariah Sinarmas yaitu BPRS Haji miskin, BPRS Carana Kiat Andalas, dan beberapa pedagang yang di Aur dan Pasar Atas ataupun Pasar Bawah. 8

(15)

Table I.I

Jumlah Peserta Asuransi Syariah Berdasarkan Produk Syariah dari Asuransi Sinarmas Bukittinggi

Produk- Produk Syariah Jumlah Peserta Asuransi Sinarmas Syariah

Presentase %

Asuransi Syariah Perjalanan Umroh

37 0,34%

Asuransi Kebakaran Syariah, 17 0,15% Asuransi Kendaraa Bermotor

Syariah

19 0,17%

Simas Sehat Gold Syariah 16 0,15%

Simas Sehat Executive Syariah 21 0,19%

Jumlah 110 100%

Sumber : Admin Perusahaan Asuransi Sinarmas Bukittinggi

Berdasarkan tabel diatas, peneliti ingin melihat bagaimana Asuransi Sinarmas Syariah Bukittinggi. Dengan adanya produk-produk yang dikeluarkan oleh Asuransi Sinarmas tersebut, bisa dipilih atau digunakan oleh masyarakat apa yang diinginkan. Perusahaan Asuransi Sinarmas merupakan perusahaan konvensional, dan perusahaan asuransi ini melakukan kerja sama dengan Asuransi syariah. Namun, pada Asuransi Sinarmas tersebut, tidak dibuatkan brand syariahnya, sehingga masyarakat hanya tahu Asuransi Sinarmas Bukittinggi itu konvensional, kecuali agen dari asuransi tersebut menjelaskan kepada calon nasabah mengenai Asuransi Sinarmas tersebut telah menggunakan brand syariah. Pada Asuransi Sinarmas Bukittinggi yang

(16)

7

mengetahui tentang syariah hanya agen dan Pimpinan Cabang saja, sehingga terbatasnya pemahaman tentang asuransi syariah tiap karyawan, dan informasi yang akan disampaikan kepada nasabah juga terbatas. Perbedaan antara syariah dan konvensional terletak pada prinsipnya, dalam asuransi syariah memakai prinsip-prinsip syariat islam, selain gharar, maysir, riba ada beberapa prinsip asuransi syariah, yaitu tauhid, keadilan, tolong-menolong, kerja sama, amanah dan kerelaan. Adapun prinsip-prinsip tersebut tidak semua berjalan baik yaitu prinsip keadilan dan amanah.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada salah satu peserta Asuransi Syariah Sinarmas, alasan nasabah menggunakan asuransi syariah merupakan anjuran dalam islam sehingga nasabah memakai produk dari Asuransi Sinarmas Bukittinggi. Produk yang dipakai peserta yaitu asuransi kecelakaan. Nasabah mengetahui produk apa saja yang ada pada Asuransi Sinarmas yaitu melalui agen asuransinya. Agen akan datang mengunjung calon nasabah dan menawarkan produk yang ada pada asuransi syariah Sinarmas tersebut. Namun, tidak semua agen menjelaskan dengan rinci bagaimana asuransi syariah itu, dan bagaimana prinsip yang dipakai pada asuransi syariah. Sehingga sebagian calon peserta tidak mengetahui lebih jelas prinsip yang ada pada asuransi syariah tersebut. 9

(17)

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, asuransi syariah berpedoman berdasarkan pasal 1 point 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, bahwa asuransi syariah menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip syariah yang telah ditentukan. Seperti yang telah dijelaskan penulis, bahwa Asuransi Sinarmas Bukittinggi ada yang syariah dan konvensional. Akan tetapai Asuransi Sinarmas Bukittinggi lebih dikenal dengan konvensional dibandingkan syariah.

Dalam asuransi syariah itu harus berpedoman pada prinsip-prinsip syariah. Dalam menjalankan usahanya pimpinan cabang menjelaskan teori syariah kepada agen, sehingga hanya 2 orang yang menguasai syariah. Bagian SDM pun tidak mengetahui teori syariah tersebut. Oleh sebab itu, karena keterbatasan SDM tentang syariah, penulis ingin melihat apakah Asuransi Syariah Sinarmas Bukittinggi telah berpedoman ke aturan syariah tersebut.

Oleh karna itu, dengan melihat latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang permasalahan tersebut dengan judul “Analisis Penerapan Prinsip Syariah pada Asuransi Unit Syariah Sinarmas Bukittinggi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah terkait penelitian ini yaitu :

(18)

9

1. Pada Perusahaan Asuransi Syariah Sinarmas, yang memahami prinsip syariah hanya pimpinan cabang dan agen.

2. Terbatasnya penyampaian tentang Asuransi Syariah kepada peserta asuransi.

3. Sebagian peserta masih ada yang kurang memahami tentang asuransi syariah.

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan ini bisa dikaji dengan baik dan tepat sasaran, maka penelitian ini dibatasi pada Analisis Penerapan Prinsip Syariah pada Asuransi Unit Syariah Sinarmas Bukittinggi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah produk asuransi Sinar Mas Cabang Bukittinggi sudah menerapkan prinsip syariah.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan prinsip syariah pada Asuransi unit Syariah Sinarmas Bukittinggi.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti menambah ilmu dan pengetahuan serta informasi yang digunakan dalam penulisan penelitian ini.

(19)

2. Bagi Praktisi

Bagi praktisi untuk memperluas penelitian tentang asuransi syariah, khususnya penelitian tentang analisis penerapan prinsip syariah pada Asuransi Unit Syariah Sinarmas Bukittinggi.

G. Penjelasan Judul

Sebelum melangkah lebih jauh dalam membahas proposal skripsi ini dan menjembatani pemikiran penulis dengan pembaca agar terdapat persamaan pemahaman dalam memahami proposal skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang akan ditemui dalam proposal skripsi ini.

Analisis : Aktivitas yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti, mengurai, membedakan, memilih, sesuatu untuk dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu dan kemudian dicari kaitannya lalu ditafsirkan maknanya.

Prinsip Syariah : Ilmu yang mempelajari prilaku ekonomi manusia yang prilakunya diatur berdasarkan aturan agama islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana

(20)

11

dirangkum dalam rukun iman dan rukun islam.

Asuransi Syariah : Asuransi adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset atau tabarru‟ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai syariah.

Dari penjelasan judul diatas, maka penulis menyimpulkan maksud tulisan ini adalah Bagaimana Analisis Penerapan prinsip syariah pada Asuransi Unit Syariah Sinarmas Bukittinggi.

H. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Merupakan pendahuluan, yang berisikan Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penjelasan Judul, Kajian Terdahulu dan Sistematika Penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Merupakan landasan teori, yang terdiri dari teori pemahaman Auransi Syariah, Dasar Hukum, sejarah

(21)

asuransi syariah, ciri-ciri asuransi syariah, prinsip-prinsip asuransi syariah, jenis dan produk asuransi syariah, perbedaan asuransi konvensional dan asuransi syariah, dan pendapat ulama.

BAB III Metode Penelitian

Merupakan metode penelitian yang terdiri dari Jenis penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

BAB IV Pembahasan dan Hasil Penelitian

Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi objek penelitian, analisis data serta pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup

Pada bab ini berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran bagi pihak yang terlibat dan berkepentingan terhadap hasil penelitian ini.

(22)

13 BAB II PEMBAHASAN A. Asuransi Syariah

1. Pengertian Asuransi Syariah

Kata asuransi diambil dari bahasa Belanda dengan sebutan “assurantie”, sedangkan dalam hukum Belanda disebut dengan “verzekering” yang berarti pertanggungan. Istilah ini kemudian berkembang menjadi “assuradeur” yang berarti penanggung dan tertanggung disebut “geassureerde”.10

Secara umum, pengertian asuransi dapat dilihat pada pasal 246 Kitap Undang-Undang Hukum Dagang, yang dimaksud dengan asuransi adalah suatu perjanjian yang mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada pihak tertanggung untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang dideritanya karena sesuatu yang tidak pasti. 11

Dalam konsep asuransi syariah, asuransi syariah dalam bahasa Arab diterjemahkan dalam beberapa istilah, yaitu ta‟min, takaful, atau

tadhamun.12 Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, ta‟min

10

Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum, Hukum Ekonomi Syariah : Dalam

Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, (Jakarta : Kencana, 2016), hlm. 237

11 Janwari, H.A, Lembaga-Lembaga Perekonomian umat, ( Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada, 2002), hlm. 119

12

(23)

adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang pihak penanggug mengingkatkan diri kepada pihak tertanggung dengan menerima premi

ta‟min untuk menerima penggantian kepada pihak tertanggung karena

kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari peristiwa yang tidak tentu.

Melihat pengertian asuransi tersebut, dapat diketahui bahwa antara asuransi konvensional dan asuransi syariah mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama saling menanggung risiko diantara sesama manusia sehingga diantara yang satu dan lainnya menjadi penanggung atas risiko masing-masing. Perbedaannya dalam asuransi syariah (takaful) tanggung menanggung risiko dilakukan atas tolong-menolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing mengeluarkan dana yang ditujukan untuk menanggung risiko tersebut.13

Unsur-unsur pada asuransi :

a. Perjanjian yang mendasari terbentuknya perikatan anatara dua pihak yang sekaligus terjadinya hubungan keperdataan.

13

(24)

15

b. Premi berupa sejumlah uang yang sanggup dibayarkan oleh tertanggung kepada penanggung.14

c. Adanya ganti rugi dari penanggung kepada tertanggung jika terjadi klaim

d. Adanya suatu peristiwa yang tidak tertentu yang adanya suatu resiko yang memungkinkan datang atau tidak ada resiko.

Asuransi merupakan bisnis yang unik, didalamnya terdapat berbagai apek ekonomi, hukum, bisnis, social, dan matematik. Dilihat dari aspek hukum ,asuransi merupakan suatu kontrak pertanggungan risiko antara tertanggung dengan penanggung. 15 Dari aspek bisnis, asuransi adalah sebuah perusahaan yang usaha utamanya menerima/menjual jasa, pemindahan risiko dari pihak lain, dan memperoleh keuntungan dengan berbagai risiko (sharing of risk) di antara sejumlah nasabahnya. Dari segi sosial, asuransi merupakan organisasi sosial yang menerima pemindahan risiko dan mengumpulkan dana dari anggota-anggotanya guna membayar kerugian yang mungkin terjadi pada masing-masing anggota tersebut. Dalam pandangan matematik, asuransi merupakan aplikasi matematika dalam memperhitungkan biaya dan faedah pertanggungan risiko.

14 Janwari, H.A, Lembaga-Lembaga Perekonomian umat, …, hal, 119

(25)

2. Sejarah Asuransi Syariah

Secara kelembagaan, perkembangan asuransi syariah global ditandai dengan kehadiran perusahaan asuransi syariah di berbagai belahan dunia, antara lain Sudanese Islamic Insurance (1979), Islamic Arab Insurance Co (1979), Dar Al-Maal Al-Islami, Geneva (1981), Islamic Takafol Company (I.T.C), S.A. Luxembourg (1983), Islamic Takafol and Re-Takafol Company, Bahamas (1983), Syarikat Al-Takafol Al-Islamiah Bahrian, E.C (1983), Takaful Malaysia (1985).

Adapun perkembangan asuransi syariah di Indonesia baru ada pada paruh akhir tahun 1994. Yaitu dengan berdirinya Asuransi Takaful Indonesia pada 25 Agustus 1994, dengan diresmikannya PT Asuransi Takaful Keluarga melalui SK Menkeu No. Kep-385/KMK.017/1994. Pendirian Asuransi Takaful Indonesia diprakarsai oleh Tim Pembentuk Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI) yang dipelopori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) melalui yayasan Abdi Bangsa, Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Jiwa Tugu Mandiri, Pejabat dari Departemen Keuangan, dan Pemgusaha Muslim Indonesia. 16

16

Dr. Andri Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2009), hal. 250

(26)

17

Melalui berbagai seminar nasional dan setelah mengadakan studi banding dengan Takaful Malaysia, akhirnya berdirilah PT Syarikat Takaful Indonesia (PT STI) sebagai Holding Company pada tanggal 24 Februari 1994. Kemudian PT STI mendirikan 2 anak perusahaan, yakni PT Asuransi Takaful Keluarga (life Insurance) dan PT Asuransi Takaful Umum (General Insurance). PT Asuransi Takaful Keluarga diresmikan lebih awal pada tanggal 25 Agustus 1994 oleh Bapak Mar‟ie Muhammad selaku Menteri Keuangan saat itu. Setelah keluarnya izin operasional perusahaan pada tanggal 4 Agustus 1994. Setelah itu, lahirlah beberapa perusahaan asuransi syariah yang lain.

3. Sumber Hukum Asuransi Syariah

Dalam sumber asuransi syariah dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu sumber hukum normati dan sumber hukum posisitf.

a. Sumber hukum normatif yaitu hukum islam yang terdapat pada Al-Qur‟an dan Hadits.

a) Al-Qur‟an

asuransi syariah tidak disebutkan secara tegas dalam Al-Qur‟an, tidak ada satu ayatpun secara nyata menjelaskan tentang praktik asuransi. Al-Qur‟an hanya mengakomodasi beberapa ayat yang mempunyai muatan nilai-nila dasar yang

(27)

ada dalam praktk asuransi, seperti nilai dasar tolong menolong, kerja sama atau semangat untukmelakuka proteksi terhadap peristiwa kerugian yang diderita dimasa yang akan datang. Adapun dasar hukum asuransi syariah terdapa pada Al-Qur‟an

17

:

1) Firman Allah SWT tentang perintah mempersiapkan hari depan, dalam QS. Al-Hasyr : 1818

ۡتَمَّدَق اَّم ٞسۡفَو ۡسُظىَتۡل َو َ َّللّٱ ْاىُقَّتٱ ْاىُىَماَء َهيِرَّلٱ اَهُّيَأ

َنىُلَمۡعَت اَمِب ُُۢسيِبَخ َ َّللّٱ َّنِإ ََِّۚللّٱ ْاىُقَّتٱ َو ٰۖ دَغِل

٨١

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah

kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2) Firman Allah SWT tentang prinsip-prinsip bermu‟amalah, baik yang harus dilaksanakan maupun dihindarkan,, terdapat dalam QS. Al-Maidah :1

17

Prof. Dr. Drs. H. Abdul Manan, S.H., S.IP., M.Hum, Hukum Ekonomi Syariah …, hlm. 245

18 Jeni Susyanti, S.E.,M.M.,BKP, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, (Malang : Empat

(28)

19

أ

ُةَميِهَب مُكَل ۡتَّل ِحُأ ِِۚدىُقُعۡلٱِب ْاىُف ۡوَأ ْا ٓىُىَماَء َهيِرَّلٱ اَهُّي ََ

ۡمُك ۡيَلَع ًََٰلۡتُي اَم َّلَِإ ِمََٰعۡوَ ۡلۡٱ

ۡمُتوَأ َو ِدۡيَّصلٱ يِّل ِحُم َسۡيَغ

٨ُ

دي ِسُياَمُمُك ۡحَيَهَّللٱَّوِإ ٌۗ م ُسُح

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, penuhilah

aqad-aqad itu[388]. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya

3) QS.al-Baqarah : 279

ُت ۡبُت نِإ َو ٰۖۦِهِلىُس َز َو ِ َّللّٱ َهِّم ب ۡسَحِب ْاىُوَذۡأَف ْاىُلَعۡفَت ۡمَّل نِإَف

ۡم

َنىُمَل ۡظُت َلَ َو َنىُمِل ۡظَت َلَ ۡمُكِل ََٰى ۡمَأ ُسوُء ُز ۡمُكَلَف

٩٧٢

Artinya : Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

b) Al-Hadits

Hadits Riwaayat Muslim dari Abu Harairah r.a yang artinya : “Barang siapa melepaskan dari seseorang muslim

(29)

suatu kesulitan di hadiskiamat, dan Allah SWT senantiasa menolong hambanya selama ia (suka)menolong saudaranya.”19

Dalam Hadts tersebut, tersirat adanya anjuran untuk saling membantu antara sesama muslim didunia ini dengan menghilangkan kesukaran hidup yang dideritanya.

Hadits Riwayat Bukhari r.a yang artinya : “Diriwayatkan dari Amir bin Sa‟ad bin Ali Waqasy, telah bersabda Rasulullah SAW lebih baik jika engkau meninggalkan anak-anak kamu (ahli waris) dalam keadaan kaya raya, dari pada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin(kelaparan) yang meminta-minta kepada manusia lainnya.

Pada hadits diatas, kaitannya dengan asuransi syariah yaitu mewajibkan anggotanya untuk membayar uang iuran (premi) yang digunakansebagai tabungan dan dapat dikembalikan ke ahli warisnya jika pada suatu saat terjadi peristiwa yang merugikan, baik dalam bentuk kematian nasabah atau kecelakaan diri.

Adapun dalam hadits Nabi Riwayat Ibnu Majah dari „Ubadah bin Shamit, Riwayat Ahmad dari Ibnu „Abbas, dan

19

(30)

21

Malik dari Yahya, yang artinya “Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain”. b. Sumber hukum positif

a) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha perasuransia.20

b) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 422/KMK.06/2003 tentang penyelenggaran Usaha Perusahaan Asuransi dan perusahaan Reasuransi.

c) Keputusan Menteri keuangan Nomor 426/KMK.06/2003 tentang perizinan Usaha dan kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

d) Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424/KMK.06/2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.

e) Fatwa DSN Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 TENTANG PEDOMAN Umum Asuransi Syariah

f) Fatwa DSN Nomor 22/DSN-MUI/IX/2002 tentang Asuransi Haji.

g) Fatwa DSN Nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Mudharabah Mustarakah pada Asuransi Syariah .

20

(31)

h) Fatwa DSN Nomor 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Tabarru‟ pada Asuransi Syariah.

4. Jenis akad yang di pakai pada Asuransi Syariah a) Akad Tabarru‟

Akad tabarru‟ merupakan akad dalam memindahkan kepemilikan harta/dana seseorang kepada orang lain melalui cara hibah. Dalam akad tabarru‟ ini tidak tidak di syaratkan adanya qabul dari penerima hibah. Tabarru‟ secara bahasa berarti bersedekah. Tabrru‟ secara hokum fiqhiyah masuk dalam kategori akad hibah. b) Akad Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata “dharb” yang berarti memukul atau berjalan, maksudnya yaitu proses seseorang kakinya dalam menjalankan usahanya. Kerjasama dilakukan anatara pihak pertama shahibul mal (pemilik modal) dengan menyediakan modal, sedangkan pihak ke 2 yaitu mudharib (pengusaha) bertindak sebagai pengelola yang melakukan suatu usaha yang disepakati bersama.

c) Akad Mudharabah Musyarakah

Perbedaan anatara akad Mudharabah dengan akad Mudharabah Musyarakah hanya terletak pada “kesertaan modal” Mudharib pada proyek yang dikerjakan. Dalam akad ini mudharib selain berfungsi sebagai pengusaha ia juga berfungsu sebagau Shahibul Mal,

(32)

23

karena turut berkontroversi dalam pesertaan dana. Sehingga dalam akad ini terdapat , Shahibul Mal modal pertama , Mudharib, sekaligus sebagai Shahibul Mak.

d) Akad Wakalah Bil Ujrah

Secara bahsa, wakalah berarti penyerahan atau pendelegasian kepada seseorang. Seseorang ingin melakukan sebuah pekerjaan, yaitu proyek A. Namun dikarenakan keterbatasannya, ia tidak mampu melaksanakan sendiri, sehingga ia mewakilkan kepada pihak lain untuk melakukan proyek tersebut.

5. Ciri-ciri Asuransi Syariah

a) Akad asuransi syariah adalah bersifat tabarru‟, shingga tidak mengenal premi melainkan infaq atau sumbangan, dan sumbangan tidak bisa ditarik kembali.21

b) Jika tidak ada tabarru‟, maka andil yang dibayarkan berupa tabungan yang akan diterima jika terjadi peristiwa, atau akan diambil jika akad berhenti sesuai dengan kesepakatan, dengan tidak kurang dan tidak lebih. Jika lebih maka kelebihan itu adalah keuntungan hasil mudharabah bukan riba.

c) Akad asuransi ini bukan akad mulzim (perjanjian yang wajib dilaksanakan) bagi kedua belah pihak, karena pihak anggota ketika memberikan sumbangan tidak bertujuan untuk mendapat imbalan,

21

(33)

dan kalau ada imbalan sesungguhnya imbalan tersebut didapat melalui izin yang diberikan oleh peserta asuransi.

d) Dalam asuransi syariah tidak ada pihak yang lebih kuat, karena semua keputusan dan aturan-aturan diambil menurut izin nasabah seperti dalam asuransi takaful.

e) Akad asuransi syariah harus bebas dari gharar, maisir, riba. Sebab perusahaan asuransi diharamkan berinvestasi dengan cara konvensional yang ribawi. Hanya boleh menggunakan system syariah yaitu bagi hasil. Selain itu, jenis usahanya harus dipilih yang halal.

f) Asuransi syariah bernuansa kekeluargaan yang kental

g) Akad kontribusi Tabarru‟ dan kontribusi investasi antara peserta dengan perusahaan adalah wakalah bil ujrah.

6. Prinsip-prinsip asuransi syariah

Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta‟awanu „ala

al-birr wa al-taqwa (tolomg menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan

dan takwa) dan al-ta‟min (rasa aman). Menurut Ahmad Azhar Basyir, asuransi ditegaskan dalam 3 prinsip utama, yaitu :22

a) Saling bertanggung jawab

22

Janwari, H.A, Lembaga-Lembaga Perekonomian umat, ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 131

(34)

25

Kehidupan diantara sesame muslim terikat dalam suatu kaidah yang sama dalam menegakkan nilai-nilai islam. Sehubungan dengan hal ini, kesulitan seorang muslim dalam kehidupan menjadi tanggung jawab bersama untuk membantu dan menolong peserta lain yang mengalami musibah dengan niat ikhlas, karena memikul tanggung jawab dengan niat ikhlas itu merupakan ibadah kepada Allah SWT.

b) Saling bekerja sama (tolong menolong)

Allah SWT memerintahkan agar dalam kehidupan bermsyarakat ditegakkan nilai tolong menolong dalam kebajikan dan taqwa. Para pesserta asuransi syariah diharapkan saling bekerja sama dan saling bantu membantu dalam mengatasi kesulitan yang dialami karena suatu musibah yang dideritanya. c) Saling melindungi dari segala penderitaan

Islam mengajarkan bahwa keselamatan dan keamanan merupakan tuntutan alami dalam hidup manusia, seperti halnya mencari rizki adalah merupakan tuntutan alami dalam hidup manusia. Para peserta asuransi syariah diharapkan dapat berperan sebagai pelindung bagi peserta lain yang sedang menderita kerugian atau terkena musibah.23

23

(35)

7. Jenis dan Produk Asuransi Syariah

Di dalam asuransi syariah yang sebenarnya terjadi adalah saling bertanggung jawab, bantu-membantu dan melindungi para peserta sendiri. Perusahaan asuransi syariah diberi kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk mengelola premi para peserta, mengembangkan dengan jalan halal, memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi akta perjanjian.24 Berkaitan dengan itu, maka perusahaan asuransi syariah menawarkan dua jenis produk, yaitu :

a. Asuransi Syariah Keluarga

Asuransi syariah keluarga yaitu bentuk asuransi yang memberikan perlindungan dalam menghadapi musibah kematian dan kecelakaan atas diri asuransi.25 Dalam musibah kematian yang akan mnerima santunan sesuai dengan perjanjian adalah keluarga atau ahli warisnya atau orang yang ditunjuk dalam hal orang yang tidak punya ahli waris. Dalam musibah kecelakaan yang tidak mengakibatkan kematian, santunan akan diterima oleh peserta yang mengalami musibah/yang masih hidup.

24

Dr. Andri Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga…, hal.268

25

(36)

27

Adapun jenis asuransi syariah keluarga (asuransi jiwa), dibagi dua macam, yaitu :26

1) Asuransi syariah dengan unsur tabungan, antara lain : a) Asuransi Syariah dana Investa

b) Asuransi Syariah dana Siswa c) Asuransi Syariah dana Haji

2) Asuransi syariah tanpa unsur tabungan, meliputi : a) Asuransi Syariah al-Khairat keluarga

b) Asuransi Syariah berjangka c) Asuransi syariah majelis taklim d) Asuransi syariah pembiayaan e) Asuransi syariah kecelakaan diri f) Asuransi syariah wisata dan perjalanan g) Asuransi syariah kecelakaan siswa

h) Asuransi syariah perjalanan haji dan umroh b. Asuransi Syariah Umum (Asuransi Umum)27

Asuransi umum yaitu bentuk asuransi yangmemberi perlindungan dalam menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta milik peserta asuransi, seperti rumah, kendaraan bermotor, dan bangunan pabrik.

26

Dr. Andri Soemitra, M.A, Bank dan Lembaga…, hal.269

(37)

Adapun jenis asuransi syariah yang bersifat umum, yaitu : a) Asuransi syariah kendaraan bermotor

b) Asuransi syariah kebakaran

c) Asuransi syariah resiko pembangunan d) Asuransi syariah resiko pemasangan e) Asuransi syariah mesin

f) Asuransi syariah peralatan elektronik g) Asuransi syariah pengangkutan h) Asuransi syariah rangka kapal i) Asuransi syariah kecelakaan diri

8. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional

Secara prinsip perbedaan asuransi syariah dan konvensioanl dapat dilihat dari beberapa segi, sebagaimana table berikut :28

Tabel 1.2

Perbedaam Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional

No Topik Asuransi Syariah Asuransi

Konvensional 1. Konsep Sekumpulan orang yang

saling membantu, saling menjalin dan beekerja sama, dengan cara masing-masing

mengeluarkan dana tabarru‟

Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pergantian

(38)

29

kepada tertanggung 2. Asal Usul Dari al-Aqidah,

kebiasaan suku Arab, jauh sebelum Islam datang. Kemudian disahkan oleh Rasulullah menjadi hukum islam, bahkan telah tertuang dalam konstitusi pertama didunia (Konstitusi Madina) yang dibuat langsung oleh Rasulullah

dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang dikenal dengan perjanjian Hammurabi dan tahun 1668M di coffe House

London berdirilah lioyd of london sebagai cikal

bakal asuransi Konvensional

3. Sumber Hukum

Bersumber dari wahyu Ilahi. Sumber hukum dalam syariahIslam adalah Al-Quran, Sunnah atau kebiasaan Rasul,

Ijma, Fatwa Sahabat,

Qiyas, Istihsan, „Urf

atau tradisi, dan mashalih

Mursalah

Bersumber dari fikiran

manusia dan

kebudayaan,

berdasarkan hukum positif, hukum alami, dan contoh sebelumnya.

4. Maysir, Gharar dan Riba

Bersih dari adanya praktek Gharar, Maysir,dan Riba

Tidak selaras dengan syariah Islam karena adanya Maysir, Gharar,

Riba. Hal yang

diharamkan dalam

Muamalah

5. Dewan pengawas syariah

Ada dewan pengawas syariah mengawasi manajemen, produk, dan investasi

Tidak ada

6. Akad Tolong-menolong dan investasi

Jual beli 7. Jamina

n

Sharing of risk, dimana

terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta lainya

Transfer of risk, dimana

terjadi transfer risiko dari tertanggung kepada penanggung

(39)

8. Pengelolaan dana

Pada produk-produk

saving (life) terjadi pemisahan dana, yaitu dana tabarru dan dana peserta, sehingga tidak mengenal dana hangus. Sedangkan untuk term

Insurance (life) dan

general Insurance

semuanya bersifat

tabarru

Tidak ada pemisah dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus

9. Kepemilikan Dana

Dana yang terkumpil dari nasabah (premi) merupakan milik peserta,perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengolahnya

Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi milik perusahaan. Perusahaan

bebas untuk

menentukan investasinya 10. Investasi dana Investasi dana

berdasarkan syariah dengan system bagi hasil (mudharabah)

Investasi dana berdasarkan bunga (riba)

11. Unsur Premi Iuran atau kontribusi terdiri dari unsur

tabarru dan

tabungan (yang tidak mengandung unsur

riba) tabarru juga

dihitung dari tabel mortalita tetapi tanpa perhitungan bunga teknik.

Unsur premi terdiri dari tabel mortalita, bunga, biaya-biaya asuransi

12. Loading Pada sebagian asuransi syariah

loading tidak dibebankan pada peserta tetapi dari dana pemegang saham. Tapi sebagian yang

Loading pada asuransi

konvensional cukup besar terutama diperuntukan untuk komisi agen, bisa menyerap premi tahun pertama dan kedua. Karena itu nilai tunai

(40)

31

lainya

mengambilkan dari sekitar 20-30 persen saja dari premi tahun pertama. Dengan demikian nilaitunai tahun pertama sudah terbentuk

pada tahun pertama dan tahun kedua belum ada atau hangus

13. Sumber Pembayaran klaim

Dari rekening tabarru‟ (dana sosial) seluruh peserta

Dari rekening dana perusahaan 14. Sistem Akuntansi Menganut sistem akuntansi cash basis mengakui apa yang benar-benar ada. Sedangkan acrual basis dianggap bertentangan dengan syariah karena mengakui adanya pendapatan, harta, beban, atau utang yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sementara apakah itu benar-benar dapat terjadi hanya allah yang mengentahui.

Menganut sistem akuntansi acrual basis yaitu proses akuntansi yang mengakui terjadinya peristiwa nonkas, dan mengakui adanya pendapatan, peningkatan aset,

ekspanses, liabilites

dalam jumlah tertentu yang baru akan diterima dalam waktu yang akan dating

15. Keuntungan Dibagi antara perusahaan dengan peserta, sesuai prinsip bagi hasil

Seluruhnya menjadi milik perusahaan

16. Misi dan visi Misi yang diemban dalam asuransi syariah

Secara garis besar misi yang diambil oleh

(41)

adalah misi aqidah, misi ibadah, misi ekonomi, dan misi pemberdayaan umat

asuransi konvensional adalah misi ekonomi dan misi sosial.

9. Mekanisme kerja asuransi syariah 1. Underwriting

Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon

peserta yang dikaitkan dengan besarnya risiko untuk menentukan besarnya premi. Atau dengan kata lain, merupakan proses seleksi yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa untuk menentukan tingkat risiko yang akan diterima dan menentukan besarnya premi yang akan dibayar.29 Penentuan dan pengklasifikasian risiko calon peserta terkait dengan besar kecilnya risiko untuk menentukan diterima atau ditolaknya permohonan calon pemegang polis (pserta).

Pada asuransi syariah underwriting berperan : a. Mempertimbangkan risiko yang akan diajukan

b. Memutuskan menerima atau tidak risiko-risiko tersebut

c. Menentukan syarat, ketentuan dan lingkup ganti rugi termasuk memastikan peserta membayar premi sesuai dengan tingkat risiko, menetapkan bsarnya jumlah pertanggungan, lamanya

(42)

33

waktu asuransi dan paln yang sesuai dengan tingkat risiko peserta

d. Mengenakan biaya upah pada dana kontribusi peserta

e. Mengamankan profit margin dan menjaga agar perusahaan asuransi tidak rugi

f. Menjaga kestabilan dana yang terhimpun agar perusahaan dapat berkembang

g. Menghindari ant iseleksi

h. Underwriting juga harus memperhatikan pasar kompetitif yang ada dalam penentuan tariff, penyebaran risiko dan volume, dan hasil survey

i. Melakukan reasuransi setelah mengkaji limit retensi ( jumlah risiko yang dapat ditahan oleh perusahaan asuransi)30

2. Polis

Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Polis asuransi merupakan bukti autentik berupa akta mengenai adanya perjannian asuransi.

Unsur-unsur yang harus ada dalam polis, yaitu :

a. Deklarasi, memuat data yang berkaitan dengan peserta

(43)

b. Perjannian asuransi, memuat pernyataan perusahaan asuransi menyatakan kesanggupannya mengganti kerugian ats objek asuransi apabila terjadi kerusakan

c. Persyaratan polis, memuat kondisi objek, batas waktu pembayaran premi, permintaan pembatalan polis, prosedur pengajuan klaim, asuransi ganda, subrogasi

d. Pengecualian, memuat penyebuatan denganjelas musibah (peril) apa saja yang tidak ditutup atau di luar penutupan asuransi

e. Kondisi pertanggungan, memuat kondisi objek yang diasuransikan

f. Polis ditandatangani oleh perusahaan asuransi 3. Premi

Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat untuk menentukan besar tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan kebajikan atau dana klaim terhdap suatu kejadian yang mengakibatkan terjadinya klaim, menambah investasi pada masa yang berikutnya. Sedangkan bagi perusahaan premi berguna untuk menambah investasi pada suatu usaha untuk dikelola.

Premi dalam asuransi syariah umumnya dibagi beberapa bagian, yaitu :

(44)

35

a. Premi tabungan, yaitu bagian premi yang merupakan dana tabungan pemegang polis yang dikelola oleh perusahaan di mana pemiliknya akan mendapatkan hak sesuai dengan kesepakatan dari pendapatan investasi bersih.

b. Premi tabarru‟, yaitu sejumlah dana yang dihibahkan oleh pemegang polis dan digunakan untuk tolong-menolong dalam menanggulangi musibah kematian yang akan disantunkan kepada ahli waris bila peserta meninggal dunia sebelum masa asuransi berakhir.

c. Premi biaya yaitu sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta kepada perusahaan yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan dalam rangka pengelolaan dana asuransi, termasuk biaya awal, biaya lanjutan, biaya tahun berjalan, dan biaya yang dikeluarkan pada saat polis berakhir. 4. Pengelolaan dana asuransi (premi)

Pengelolaan dana asuransi (premi) dapat dilakukan dengan akad mudharabah, mudharabah musyarakah, atau wakalah bil ujrah. Pada akad mudharabah, keuntungan perusahaan asuransi syariah diperoleh dari bagian keuntungan dana dari investasi (sistem bagi hasil). Pada akad mudharabah musyarakah, perusahaan asuransi bertindak sebagai mudharib yang menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama dana para peserta. Perusahaan dan peserta

(45)

berhak memperoleh bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari investasi. Sedangkan pada akad wakalah bil ujrah, perusahaan berhak mendapatkan fee sesuai dengan kesepakatan. Para peserta memberikan kuasa kepada perusahaan untuk mengelola dananya dalam hal : kegiatan administrasi, pengelolaan dana, pembayaran klaim, underwriting, pengelolaan portofolio risiko, pemasaran dan investasi.

Mekanisme pengelolaan dana peserta (premi) dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :31

a. Ditinjau dari unsur tabungan

1. Sistem yang mengandung unsur tabungan

Setiap peserta wajib membayar sejumlah uang (premi) secara teratur kepada perusahaan. Besar premi yang akan dibayarkan tergantung kepada kemampuan peserta. Akan tetapi, perusahaan menetapkan jumlah minimum premi yang dapat dibayarkan. Setiap peserta dapat membayar premi tersebut, melalui rekening Koran, giro atau membayar langsung. Peserta dapat memilih cara pembayaran baik tiap bulan, kuartal, semester maupu tahunan.

2. sistem yang tidak mengandung unsur tabungan

(46)

37

setiap premi yang dibayar oleh peserta, akan dimasukkan dalam rekening tabrru‟, yaitu kumpulan dana yang diniatkan oleh peserta sebagai iuran kebajikan untuk tujuan saling tolong menolong dan saling membantu dan dibayarkan.

b. Ditinjau dari aliran dana pada asuransi syariah

Pada asuransi syariah semua premi yang masuk merupakan dana peserta setelah dikurangi dengan fee perusahaan atas jasa pengelolaan dana premi. Ketika terjadi klaim, perusahaan tidak mengeluarkan dana apa pun dari kas perusahaan karena penggantian klaim diambil dari dana tabungan peserta (tabarru‟).

5. Jenis investasi usaha asuransi syariah

Investasi yang dilakukan oleh asuransi syariah diikat oleh kaidah dan prinsip-prinsip syariah. Investasi keuangan syariah harus berkaitan sevara langsung dengan suatu aset atau kegiatan usaha yang spesifik dan menghasilkan manfaat, karena hanya atas manfaat itu dapat dilakukan bagi hasil. Tujuan utama dari kebijakan investasi dalam suatu perusahaan adalah untuk implementasi rencana program yang dibuat agar dapat mencapai return positif, dengan probabilitas yang tinggi, dari aset yang tersedia untuk diinvestasikan. Kebijakan investasi yang

(47)

diambil,mempertimbangkan hubungan langsung anatara return dan risiko untuk setiap alternative risiko. Review dan evaluasi bulanan termasuk dalam kebijakan yang timbul.

6. Klaim

Ketentuan klaim dalam asuransi syariah, yaitu :

a. Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal perjanjian.

b. Kalim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang dibayarkan.

c. Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. d. Klaim akad tabarru‟ merupakan hak peserta dan merupakan

kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad. 7. Penutupan asuransi

Penutupan asuransi adalah berakhirnya asuransi. Penyebab berakhirnya perjanjian asuransi bisa disebabkan oleh dua hal, yaitu :

a. Perjanjian berakhir secara wajar karena masa berlakunya sudah berakhir sebagaimana perjanjian semula.

b. Perjanjian berakhir secara tidak wajar karena dibatalakan oleh salah satu pihak walau masa berlaku perjanjian belum berakhir.

(48)

39

Masing-masing penutupn asuransi ini memiliki konsekuensi, sesuai dengan klausual akad di awal yang sudah sama-sama disepakati pleh para pihak.

B. Pendapat Ulama Tentang Asuransi Syariah

Asuransi berbicara tentang sesuatu yang tidak pasti, sebagian melihat bahwa praktik asuransi tidak dibenarkan dalam islam karena mengandung unsur gharar, maysir dan riba didalamnya. Namun sebagian yang lain berpendapat bahwa unsur-unsur yang haram dalam asuransi bisa dihilangkan sehingga praktik asuransi dapat diterima oleh islam. Oleh karenanya, praktik asuransi modern mendapat sambutan yang beragam dikalangan para ulama. Sebagian ulama ada yang menolak perjanjian asuransi dengan alasan-alasan tertentu, sebagian yang lain menerimanya dengan argumentasi tertentu pula.32

Pada umumnya, alasan-alasan para ulama yang menentang praktik asuransi antara lain :

1. Asuransi adalah perjanjian pertaruhan dan merupakan perjudian semata-mata (maysir)

2. Asuransi melibatkan urusan yang tidak pasti (gharar)

3. Asuransi jiwa merupakan suatu usaha yang dirancang untuk merendahkan iradat Allah

32

(49)

4. Dalam asuransi jiwa, jumlah premi tidak tetap karena tertanggung tidak mengetahui berapakali bayaran angsuran dapat dilakukan olehnya samapi ia mati.

5. Perusahaan asuransi menginvestasikan uang yang telah dibayar oleh tertanggung dalam bentuk jaminan bunga. Dalam asuransi jiwa apabila tertanggung mati, dia akan mendapat bayaran yang lebih dari jumlah uang yang telah dibayar. Ini adalah riba.

6. Bahwa semua perniagaan asuransi berdasarkan riba dilarang dalam islam.

Para ulama Indonesia dalan hal ini menerima asuransi berdasarkan hasil Fatwa DSN MUI No.21/DSN-MUI/X/2001 tentang pedoman umum asuransi syariah. Dalam fatwa ini ditetapkan bahwa asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk aset yang memberikan pola penegmbalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariat.

C. Kajian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan, diantaranya :

(50)

41

1. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni pada tahun 2015 yang berjudul “Analisis prinsip asuransi Syariah terhadap pelaksanaan Perjanjian Asuransi Jiwa yang dilakukan pada PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Bandung” yang menggunakan jenis penelitian kualitatif menyimpulkan bahwa pelaksanaan perjanjian asuransi jiwa PT. Asuransi Takaful Keluarga Cabang Bandung belum terlaksana dengan maksimal dikarenakan adanya salah satu pihak yang tidak melaksanakan maksud janjinya, sehingga perikatan dalam pelaksanaan perjanjian belum dilaksanakan dengan benar.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu membahas tentang Analisis Nilai-Nilai Ekonomi Islam dalam Asuransi Syariah (Studi Kasus : PT. Asuransi Sinarmas Bukittinggi).

2. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rokhaningsih pada tahun 2008 yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Tabarru‟ di PT. Asuransi Takaful Keluarga Semarang” yang menggunakan penelitian kualitatif menyimpulkan bahwa pelaksanaan akad tabarru‟ di PT Asuransi Takaful Keluarga Semarang, bertujuan untuk kebaikan dan tolong menolong, bukan semata-mata untuk tujuan koersial.

Penelitian yang dilakukan oleh Rokhaningsih berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu membahas tentang Analisis

(51)

Nilai-Nilai Ekonomi Islam dalam Asuransi Syariah (Studi Kasus : PT. Asuransi Sinarmas Bukittinggi).

3. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fajar Tri Susanto pada tahun 2016 “ Prinsip dan Penerapan Produk Mitra Mabrur serta Implikasinya terhadap Aspek Keuangan Lembaga Asuransi Syariah (Studi Kasus : PT. AJB Bumiputera Yogyakarta)” yang mengunakan penelitian lapangan karna data utama diproleh dengan bantuan kuesioner menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan prinsip yang sesuai menurut lembaga asuransi syariah tentang produk mitra mambrur yang ada pada perusahaan Bumiputera tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Fajar Tri Susanto berbeda dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu membahas tentang Analisis Penerapan Prinsip Syariah pada Unit Asuransi Sinarmas Bukittinggi.

Perbedaan yang mendasar antara proposal yang penulis buat dengan kajian terdahulu, yaitu :

1. Terletak pada studi kasus yang penulis buat dan kajian terdahulu buat berbeda.

2. Pada kajian terdahulu, hal yang diteliti lebih dirincikan pada produknya, sementara penulis lebih rangkum menjelaskannya.

(52)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah deskripsi kualitatif. Deskripsi kualitatif adalah metode penelitian yang berusaha mengambarkan dan intrepentasikan objek apa adanya. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam.33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Asuransi Sinarmas Bukittingi. Perusahaan Asuransi Sianarmas merupakan yang terkenal di masyarakat Bukittinggi.

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai awal Bulan Februari 2020 sampai penelitian ini selesai.

33 Mamang Sangadji Etta, Sopiah, Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta,

(53)

C. Sumber Data

Penelitian ini membutuhkan dua jenis data yaitu data primer dan data skunder. Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :34

a. Data Primer

Data primer merupakan keterangan yang diproleh secara langsung dari sumber pertama yaitu pihak-pihak yang dipandang mengetahui objek yang diteliti.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang sifatnya mendukung sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh dari dokumen dan catatan perusahaan yang berkaitan dengan penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dapat diperoleh dengan 3 cara, diantaranya : a. Observasi

Dalam penelitian ini dilakukan observasi terlebih dahulu. Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap sumber gejala yang nampak pada objek penelitian.35

34 Prof. Dr.H.M.Burhan Bungin,M.Si, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta :

Prenadamedia Group, 2013), hal. 129

35

Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Data Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2010), hlm145

(54)

45

b. Wawancara

Dalam penelitian ini dilakukan wawancara mendalam (in depth

interview) yaitu wawancara yang dilaksanakan secara intensif, terbuka

dan mendalam terhadap para informan dengan suatu perencanaan, persiapan dan berpedoman pada wawancara yang tidak terstruktur, agar tidak kaku dalam memproleh informasi dan dapat diproleh data apa adanya. Artinya, responden/informan mendapat kesempatan untuk menyampaikan buah pikiran, pandangan dan perasaannya secara lebih luas dan mendalam tanpa diatur secara ketat oleh peneliti.

E. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. 36Penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah data selesai dikumpulkan sesuai periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti telah melakukan analisis terhadap jawaban informan, apabila jawaban informan setelah dianalisis dirasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi hingga tahap tertentu, dimana telah diperoleh data yang dianggap kredibel.

(55)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Morfologi Perusahaan Asuransi Sinar Mas 1. Sejarah Perusahaan Asuransi Sinar Mas

Asuransi Sinar Mas merupakan Asuransi yang menawarkan produk layanan Asuransi umum, dan merupakan salah satu perusahaan asuransi terbesar dalam hal premi bruto di Indonesia. Perusahaan ini didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Agustus 1984 dengan nama PT. Asuransi Sinar Mas Dipa, kemudian berubah nama pada tanggal 25 Februari 1993 menjadi PT. Asuransi Sinar Mas yang merupakan salah satu group dari SINAR MAS. Asuransi Sinar Mas memiliki notaris Benny Kristianto, pada tanggal 25 Februari 1993 dihadapan Notaris Endrawila Permata, SH sebagai pengganti notaris Benny Kristianto, SH, menggantikan nama perusahaan dari PT. Asuransi Sinar Mas Dipa menjadi PT. ASURANSI SINAR MAS dengan persetujuan dari Menteri Kehakiman RI No. 02-1139.HT.01.04 TH 93.

Bentuk strtktur Dewan Direksi Perusahaan Asuransi Sinar Mas pusat :

Dewan Komisaris : Indra Widjaya – Komisaris Utama Ivena Widjaya – Wakil Komisaris

(56)

47

Wahjudi Prakarsa –Komisaris Independent Gandhi Sulistiyanto.S – Komisaris Doddy Suanto – Komisaris Dewan Direksi : Howen Widjaya – Direktur Utama

I Ketut Pasek Swastika – Direktur Nyoman Sudarta – Direktur dll Dumasi MM, Samosir – Direktur

Aryanto Alimin – Direktur Marten P. Lalamentik – Direktur dll

Perusahaan Asuransi Sinar Mas memiliki jaringan yang luas dan mempunyai jaringan pemasaran yang luas di seluruh Indonesia. Total Jaringan Pemasaran per Desember 2014 adalah 211 terdiri dari 30 Kantor Cabang, 3 Kantor Cabang Syariah, 71 Kantor Pemasaran dan 107 Marketing Point.

PT Asuransi Sinar Mas memberikan peranan penting dalam perkembangan asuransi umum di Indonesia. Perusahaan tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dalam memberikan perlindungan kepada nasabah. PT Asuransi Sinar Mas menyediakan berbagai produk asuransi umum dan layanan yang inovatif sesuai dengan kebutuhan nasabah. Produk asuransi tersebut didukung oleh perusahaan reasuransi yang mempunyai reputasi yang baik. Untuk meningkatkan

(57)

pelayanan bagi peserta Asuransi Kesehatan, Perusahaan memperluas kerjasamanya dengan rumah sakit provider lain di luar negeri. Pada bulan Maret 2012 dan Mei 2012, Perusahaan menandatangani kerjasama dengan Rumah Sakit Modern Hospital Guangzhou, China dan Penang Adventist Hospital, Malaysia.

Sebagai Perusahaan Asuransi Umum terbesar di Indonesia dari sisi Gross Premium Written, ASM telah membuktikan komitmen pelayanan kepada para pesertanya melalui pembayaran klaim yang cepat dan tepat untuk berbagai produk yang dipasarkannya. Selain itu Perusahaan juga memberikan kemudahan bagi para nasabah, rekanan dan partner/agen untuk mengakses segala hal yang berhubungan dengan pertanggungan asuransi melalui website, 24 Hour Customer Care, Call Center, dan lain2.

2. Profil Perusahaan Asuransi Sinarmas Cabang Bukittinggi

Perusahaan Asuransi Sinar Mas Cabang Bukittinggi pertama kali lahir di Bukittinggi pada tahun 2009, dan berlokasi di Jl. A. Karim No. 18 D Kel. Benteng Pasar Atas Bukittinggi dengan Nomor Telepon (0751) 8600016. Perusahaan Asuransi Sinar Mas Bukittinggi berada di pusat kota dan letaknya sangat strategis sehingga mudah di cari dan dijangkau oleh masyarakat. Situs web dari perusahaan Asuransi Sinar

(58)

49

Mas Cabang bukittinggi yaitu http://sinarmas.co.id/ jika masyarakat ingin mengetahui produk-produk dari Perusahaan Asuransi Sinarmas.

3. Visi dan Misi dari Perusahaan Asuransi Sinar Mas Bukittinggi a. Visi

Menjadi perusahaan asuransi profesional dan terpercaya dengan memberikan nilai yang berarti kepada nasabah, perusahaan reasuransi, pemegang saham dan karyawan kami.

b. Misi

1) Mengenal dan memenuhi kebutuhan nasabah

2) Hasil underwriting yang menguntungkan

3) Mengembangkan bakat, meningkatkan produktivitas dan efisiensi karyawan

4) Inovasi produk dan pengembangan teknologi informasi yang berkesinambungan

4. Struktur Organisasi dan uraian tugas Perusahaan Asuransi Sinar Mas Bukittinggi.

(59)

a. Struktur Organisasi

Gamabar I.I

Gambar struktur Organisasi Perusahaan Asuransi Sinar Mas Cabanag Bukittinggi

Sumber : Bagian Marketing Perusahaan Asuransi Sinar Mas Cabang Bukittinggi

b. Uraian Tugas

1) Pimpinan Cabang

a) Bertanggung jawab untuk mengoordinasi dan mengawasi semua operasi cabang.

b) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Direksi.

Pimpinan Cabang Bernando F Damonik

Ketua BAS

Morizan Debi Panhar

Staff Klaim

Dodi Eka Putra Admin Marketing Anggyana Ramadhan Marketing Officer Tiro Gaben Marketing Officer Elvi Dewir

(60)

51

c) Memberikan motivasi, membimbing serta memberikan keteladanan kepada bawahan yang dipimpinnya.

d) Menyampaikan kepada Direksi usul-usul serta perbaikan mengenai penempatan tenaga kerja, modal dan peralatan baik di minta maupun tidak di minta. e) Mengadakan kontrol atas hasil pelaksanaan pekerjaan

yang dipimpinnya.

f) Mengusahakan agar senantiasa terjalin hubungan yang baik dan erat dengan peserta Asuransi.

2) Marketing

a) Membuat suatu rencana kerja secara periodiK baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka panjang demi kelangsungan perusahaan Asuransi.

b) Membantu kepala cabang dalam menentukan strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan perusahaan Asuransi.

c) Membuat laporan yang sifatnya harian yang secara periodik diperiksa oleh Kepala Cabang.

d) Membuat aplikasi perpanjangan polis-polis dan meregisternya.

(61)

e) Melakukan survey resiko, dan membuat laporan atas hasil survey yang dilengkapi dengan dokumentasi objek pertanggungan.

f) Mengantarkan polis-polis, aplikasi perpanjangan polis dan surat-surat keluar.

3) BAS ( bancassurance specialist), yaitu meode pemasaran produk asuransi yang dilakukan kerjasama dengan pihak Bank untuk menjual produk asuransi dari perusahaan asuransi tersebut kepada para nasabahnya.

4) Staff Klaim

a) Meneliti terhadap semua polis yang terkena klaim apakah polis tersebut masih berlaku dan nyata sudah lunas.

b) Melakukan survey klaim dengan segera, memnuat foto-foto, dan mengumpulkan data yang dianggap perlu dalam penyelesaian klaim.

c) Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen pendukung klaim, dan apabila belum lengkap harus segera dimintakan kepada peserta atau pihak tertanggung.

Gambar

Gambar struktur Organisasi Perusahaan Asuransi Sinar Mas Cabanag  Bukittinggi

Referensi

Dokumen terkait

PT Prudential Indonesia Cabang Bandar Lampung memiliki fungsi memberikan pelayanan jasa asuransi dan reasuransi syariah, denganproduk yang banyak digemari oleh

Dalam penelitian ini, penulis mengangkat suatu permasalahan yaitu seberapa besar profitable produk asuransi kendaraan bermotor yang dipasarkan oleh Unit Syariah PT Asuransi

Penelitian ini meneliti mengenai tentang analisis peranan agen dalam meningkatkan penjualan polis asuransi syariah di Pru Forceone (Kantor Pemasaran Mandiri Prudential Asuransi

Asuransi Takaful Umum Kantor Perwakilan Purwokerto telah menerapkan syariah marketing tactic yaitu dari segi diferensiasi (differentation), bauran pemasaran

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan informasi, pandangan yang luas dan menambah pengetahuan di bidang perasuransian khususnya mengenai pengertian

Hal ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk diteliti karena PT Asuransi Jiwa Syariah Al-Amin Cabang Medan tidak memiliki manajer risiko dan underwriter di Kantor

Asuransi Sinar Mas Unit Syariah dari triwulan ke triwulan mengalami peningkatan dan penurunan pada setiap triwulannya, berdasarkan dari tabel di atas dapat

Dalam hal pemasaran, harga atau price merupakan salah satu komponen penting dalam bauran pemsaran. Pertanyaan : Menurut anda, harga yang ditawarkan oleh PT. Asuransi