PERENCANAAN CHECK DAM BATANG KURANJI SEGMEN TENGAH
DIKOTA PADANG
Muhammad Syukrizal, Mawardi Samah, Lusi Utama
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang Email : muhammadsyukrizal@gmeil.com, mawardi_samah@yahoo.com,
lusi_utamaindo115@yahoo.co.id
ABSTRAK
Akibat dilakukan galian C dibatang Kuranji yang menyebabkan tebing sungai menjadi rawan longsor, sehingga sedimen yang terbawa dan sedimen yang masuk pada aliran Sungai Batang Kuranji pada galodo yang terjadi tahun 2012 yang sebelumya perna terjadi pada tahun 2000, dengan jumlah sedimen yang dihasilkan galian C dan longsoran tebing, maka perlu upaya di bangun bangunan pengendali sedimen (check dam) untuk mengatasi permasalahan penurunan dasar Sungai (degradasi). Data curah hujan didapatkan dari peta topografi serta stasiun Gunung Nago, stasiun Batu Busuk dan stasiun Alai dari tahun 2004 sampai 2013. Dari analisa hidroligi didapat curah hujan rencana (R20th) 242,01m3/dtk dengan menggunakan metode Hasper dan
metode Gumbel. Debit banjir rencana untuk periode ulang 20 tahun digunakan metode Melcior didapatkan (Q20th)769,22 m3/dtk. Bangunan check dam direncanakan tipe pelimpah (head work)
dengan tinggi check dam 4 m. Kemiringan tubuh dibagian hulu 10 : 8, tinggi sub dam 1 m, panjang apron 15 m, tebal lantai apron 1,6 m, dengan estimasi volume aliran sedimen yang dapat ditampung sebesar 2816,55 m³ / sekali banjir. Stabilitas konstruksi check dam diperhitungan terhadap guling dengan koefisien keamanan = 1,5 1,2, geser 1,7 1,2, sehingga kontruksi check dam stabil dan dasar sungai stabil terhadap degradasi.
Kata kunci : curah hujan, debit, sedimen, check dam
ABSTACT
As a result of carried out excavation C dibatang Kuranji that causes river banks become prone to landslides, so the sediment and sediment entering the stream of Sungai Batang Kuranji on galodo that occurred in 2012 which previously breathing occurred in 2000, with the amount of sediment produced quarrying C and avalanches cliff, it is necessary to wake up the effort in building sediment control (check dams) to address the basic problems of a decrease in river (degradation). Rainfall data obtained from topographic maps as well as the station of Mount Nago, Batu Foul station and station Alai from 2004 to 2013. From the analysis obtained hidroligi rainfall plan (R20th) 242,01m3 / sec using Hasper and methods Gumbel. Flood discharge plan for a return period of 20 years used the method Melcior obtained (Q20th) 769.22 m3 / sec. Building check dams planned type of spillway (head work) with a check dam height of 4 m. The slope of the upper section of the body 10: 8, sub dam 1 m high, 15 m long apron, apron floor 1.6 m thick, with an estimated volume of sediment flow that can be accommodated at 2816.55 m³ / once the flood. Stability check dam construction reckoned to bolster the security coefficient = 1.5 1.2, 1.7 1.2 shear, so that the construction of check dams and riverbeds stable stable against degradation.
PENDAHULUAN
Propinsi Sumatera Barat merupakan daerah dengan hujan yang cukup tinggi, kondisi topografi yang bergunung-gunung. Di beberapa tempat, kondisi geologi regionalnya banyak mempunyai daerah patahan. Kondisi tersebut berdampak pada dinamika topografi sungai-sungai yang berada di provinsi ini dan mempunyai potensi daya rusak air yang cukup tinggi. Sungai-sungai dengan kondisi alam seperti tersebut rawan terhadap bencana alam, antara lain: longsoran tebing sungai, banjir bandang (Galodo), dan fenomena lain juga mengakibatkan terjadinya longsoran, pendangkalan, dan penumpukan sedimen, di sebabkan aktivitas penambangan galian C di sungai Batang Kuranji yang terus berlansung mengakibatkan tingginya laju penurunan dasar sungai dan memicu kerusakan bangunan sungai serta tebing sungai yang alami dan landai mengakibatkan tinginya terjadi longsoran tanah. Proses ini mengakibatkan terjadinya sedimentasi pada ruas sungai tertentu, ditambah lagi kondisi sungai yang berkelok-kelok dan memiliki penyempitan penampang sungai yang mengurangi kapasitas alir. Pengurangan kapasitas ini berdampak negatif berupa ancaman banjir pada saat terjadi aliran besar
pada sungai tersebut di musim penghujan berikutnya.
Perubahan iklim di kota Padang maupun oleh campur tangan manusia yang ada di masing-masing daerah aliran sungai (DAS). Secara umum, kejadian banjir terjadi karena menurunnya daya dukung lingkungan, perubahan bentang alam akibat kegiatan manusia, adanya dinamika topografi sungai-sungai. Salah satu kejadian banjir yang terjadi adalah banjir bandang yang melanda Kota Padang pada tanggal 24 Juli 2012 dan September 2012, khususnya yang terjadi di sungai-sungai besar yang melintasi kota tersebut antara lain yaitu Batang Kuranji, Batang Arau, Batang Air Dingin, dan anak-anak sungainya. Khusus Batang Kuranji berdasar data yang ada banjir bandang pernah terjadi 12 tahun sekali yaitu pada Tahun 1984, Tahun 2000, dan Tahun 2012..Untuk mengatasi hal tersebut, maka direncanakan pembuatan bangunan pengendali sedmen (Check Dam) agar pendang kalan akibat dari penumpukan sedimen yang terjadi dihulu sungai dapat di batang kurangi dan Meminimalkan dampak Galodo dan galian C di Batang Kuranji METODELOGI
Untuk mengetahui kondisi check dam Batang Kuranji sekmen tengah serta
aspek-aspek yang mempengaruhi dalam perencanaan, baik ditinjau dari segi teknis maupun non teknis, maka perlu dilakukan peninjauan (survey), sehingga memudahkan dalam menyimpulkan kondisi dilapangan serta mengambil langkah-langkah yang tepat dalam perencanaan dan mendapatkan data-data pendukung untuk perencanaan bangunan penahan sedimen check dam Batang Kuranji sekmen tengah. Penulisan melakukan studi literature dan pengumpilan data. Kegiatan yang akan dilakukan secara garis besar dibedakan atas:
a. Studi Literatur
Yaitu pengumpulan referensi dan panduan-panduan kerja untuk mendapatkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini. b. Pengumpulan Data
data yang dibutuhkan adalah peta DAS, data curah hujan 10 tahun (tahun 2004 sampai tahun 2013) yang berasal dari 3 stasiun yaitu Stasiun Batu Busuk, Stasiun Gunung Nago dan Stasiun Alai.
c. Analsa dan perhitungan 1) Curah hujan maksimum
Pada analisa ini, data curah hujan yang akan digunakan adalah data curah hujan rara-rata
maksimun yang diperoleh dengan menghitung data curah hujan 10 tahun dari 1 stasiun dengan menggunakan motede Aljabar.
2) Curah hujan rencana
Untuk menghitung curah hujan rencana penulis menggunakan 2 metode yaitu :metode Hasper dan metode Gumbel.
3) Analisa debit banjir rencana Untuk perhitungan debit banjirrencana dilakukan dengan metode Hasper, metode Melchior, dan Metode Rasional. Data untuk metode tersebut di ambil dari nilai curah hujan rencana.
4) Analisa dan perhitungan pada bangunan check dam dimana pada tahap ini diuraikan tentang perencanaan bangunan pengendali sedimen pada sungai Batang Kuranji segmen tengah di Kota Padang.
ANALISA DAN PEMBAHASAN 1. Analisa Hidrologi
a. Peta Topografi
PetaTopografi adalah peta meliputi seluruhdaerah aliran sungai dengan skala 1:50.000.
2. Perhitungan Curah Hujan Rata-rata
Metode Aljabar
Untuk perhitungan curah hujan rata-rata menggunakan metode aljabar,
pengambilan metode ini berdasarkan faktor luas DAS yang < 500 km2. Metode ini
cocok untuk kawasan topografi rata atau datar dan alat penakar tersebar hampir merata.
Perhitungan : Untuk Tahun 2004
3 87 186 155 R = 143 mm
Tabel 1. Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata
(Sumber :Hasil Perhitungan)
3. Perhitungan Curah Hujan
Didalam perhitungan data curah hujan rencana dengan metoda ulang, metoda yang digunakan adalah :
Perhitungan dengan Metode Hasper
Contoh perhitungan :
R2= 82,06 + 84,292. (-0,22) = 63,51mm
Table 2.Perhitungan Curah Hujan Metode Hasper
(Sumber :Hasil Perhitungan)
Perhitungan dengan Metode Gumbel
Contoh perhitungan : R2=82,06+
x 58,82= 73,36 mm
Tabel 3.Curah Hujan Metode Gumbe
Tabel 4. Resume Curah Hujan
(Sumber :Hasil Perhitungan)
4. Perhitungan Debit Banjir Rencana perhitungan debit banjir dilakukan dengan 3 metode.
a. Metode Hasper b. Metode Melchior c. Metode Rasional
Table 5. Resume Debit Banji
Dari ketiga metode tersebut diambil Q20 yang mendekati Q20rata-rata yaitu hasil
perhitungan Metode Melchior. Jadi besarnya
debit rencana (design flood) diambil harga Q20 hasil perhitungan :
(Q20) = 769,22m3/dt
5. Analisa Sedimen
a. Menghitung Besar Konsentrasi Sedimen (Cc) ) tan Ø )(tan ( tan w s w Cc Dimana: s = Densitas Sedimen = 1,98 t/m3 w = Densitas air = 1 t/m3
Ø = Sudut geser dalam tanah = 300 θ = kemiringan sungai = 0,00029 ) tan Ø )(tan ( tan w s w Cc ) 00029 , 0 30 )(tan 1 98 , 1 ( 00029 , 0 tan 1 x Cc
b. Estimasi Volume Aliran Sedimen xfr Cc x n Cc A Vs ) 1 ( ) 1 ( 10 . . R20 3 Dengan: 00028 , 0 Cc
Vs = Volume sedimen sekali banjir (m3)
A= Cathment Area Potensi sedimen yang ditinjau
R20= Curah hujan Maksimum pada
periode ulang 20 tahun = 769,22mm
n= Porositas = 0,4
Cc= Konsentrasi sedimen/debris = 0,00028
Fr= Koefisien run off = 0,6 Maka:
2816,55
Vs
m3/sekali banjirc. Perhitungan Kapasitas Check dam Tinggi check dam dari dasar sungai direncanakan setinggi 4 m dari dasar sungai dengan lebar rata-rata sungai adalah 50 m.
Gambar 1. Perbandingan Death Storage(A1) dengan Control Storage
(A2)
Sumber : Analisa Data tan = 0,00029 n = 1/tan n =1/tan =3446,04 m L= 2.n.H L= 2 x 3446,04x 4 = 27648,34 m L’= 4.n.H L’= 4 x 3446,04 x 4 = 55296,68m A1(death storage) = ½ x 4 x 55296,68m = 55296,7 m2 A2(Control storage) = = =55296,7 m2 Luas tampungan total :
Vtampung = (A1+A2)x B
Vtampung = (110593,36 + 55296,7) x 50m = 8294502,4 m3
ANALISA PERENCANAAN CHECK DAM
Adapun gaya-gaya yang bekerja pada tubuh Check dam yang perlu diperhitungkan adalah :
1. Berat sendiri Check dam (self weight of weir)
2. Tekanan air hidrostatis 3. Gaya gempa (seismic force) 6 , 0 ) 000028 , 0 1 ( ) 4 , 0 1 ( 000028 , 0 10 7 , 202 769,22 3 x x x x x Vs
B1 B2 h3 w m 1 4. Tekanan lumpur dan sedimen
(sedimen pressure)
Untuk desain Check Dam Batang Kuranji Segmen Tengah ini di buat tinggi rencana Check dam H= 10 m Asumsi-Asumsi Perencanaan Check dam Batang Lampasi : Tinggi Rencana (H) = 4 m Tinggi Pondasi = 2 m Hujan Rencana = 143 mm Debit Rencana (Q20) = 769,22m3/dt Debit Rata-rata (Q20) = 242,01m3/dt Luas CA = 202,7 km2 Kemiringan Sungai = 0.00029 Faktor Keamanan Guling = 1,2 Faktor Keamanan Geser = 1,2 Faktor Keamanan Eksentrisitas= 1,7 Berat Jenis Batu Kali (γ) = 2,20 T/m3
Berat Jenis Sedimen (γs) = 2,65 T/m3
Berat Jenis Air (γw) = 1,00 T/m3
Koefisien Gempa = 0.25 PERENCANAAN PELUAP
Debit rencana harus ditentukan dengan mempertimbangkan konsentrasi sedimen. Rumus yang digunakan untuk menghitung Debit yang melewati peluap adalah.
Qd = (1 + ). Qw Dengan :
= Cc = Konsentrasi aliran sedimen = 0,00028
Qw= Debit puncak untuk periode 20 tahun = 769,22m3/dt
( )
Qd = (1 + 0,00028) . 769,22 Qd = 769,4436 m3/dt
Maka Debit yang melewati peluap dengan debit puncak 20 tahun adalah 769,4436 m3/dt.
Gambar 2. Penampang Peluap
Persamaan Perencanaan Peluap: Q= 2/15 x C x (2.g) x (3.B1 + 2B2) x h31/3
Dengan : 1. Data :
Q = Debit diatas pelimpah = 769,4436 m3/dt C = Koefisien debit
= 0,6diasumsikan g = Percepatan gravitasi
= 9,81 m/dt2
B1 = Lebar Pelimpah bagian bawah (m) B2 = Lebar Pelimpah bagian atas (m) W = Tinggij agaan (m)
m = Kemiringan tepi Pelimpah = 0,5di rencanakan B = Lebar sungai
H3= Tinggi air diatas pelimpah
2. Hitung lebar pelimpah bagian atas
3. Hitungtinggi air diataspelimpah √( ) ( ) √( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Maka : ( ( ) ) ( ) ) ( ) ( ) ………….Ok Didapat dari Trial and Error H3 = 4,85004 ~ 4,8 (dibulatkan) Jadi Tinggi Air diatas Pelimpah = 4,8 m
4. Hitung lebar pelimpah bagian bawah ( )
( ) m
Tabel 6. Tinggi Ruang Bebas
Tabel 7. Lebar Mercu Sesuai dengan Material dan Hidrologisnya
5. Kontrol terhadap koefisien debit yang dipakai dengan menggunakan rumus Rehbock (sumber : Program Magister PSDA-ITB-PU, Pokok Bahasan HidraulikaTerapan)
( ) Dengan :
H3 = Tinggi air diatas pelimpah = 4,8 m
H = Tinggi mercu Main Dam dari tanah dasar sungai = 4 m
Maka :
( )
Jadi Koefisien Debit yang dipakai = 0,7 cocok dengan nilai koefisien debit yang ditentukan oleh Rumus Rehbock.
Menghitung Kemiringan Main Dam Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen) dengan tinggi tubuh dam rencana 4 m. Untuk menghitung kemiringan main dam bagian hulu, digunakan rumus Anonymous
( ) [ ( ) ( ) ] ( ) ( ) ( ) a. Hitung kemiringan Main Dam bagian
hulu ( ) [ ( ) ( ) ] ( ) ( ) ( ) Untuk mendapatkan akar-akar persamaan kuadrat m, digunakan rumus : √ √ √ √ Dari kedua nilai akar-akar persamaan kuadrat diatas, nilai m1 dapat diambil
sebagai kemiringan main dam bagian hulu = 0,804~ 0,8
Dengan demikian maka diambil kemiringan main dam bagian hulu = 0,8
Kemiringan Main Dam = Kemiringan Sub Dam
Menghitung Lebar Dasar Main Dam a. Data :
Q20 = 769,4436m3/dt
m = 0,8 n = 0,2 b = 2 m
H = Tinggi main dam diatas fondasi = 4 m
b. Hitung lebar Main Dam bagian bawah diatas tanah dasar (b2)
( ) ( )
Merencanakan Kedalaman Fondasi
Disarankan fondasi masuk kedalam batuan dasar 1 – 2 m pada tanah berpasir atau batu. Meskipun demikian masuknya fondasi dalam tanah dapat lebih dalam lagi terutama pada batuan dasar yang mengalami retak atau lapuk dimana batuan dasar tidak homogen (Japan International Cooperation Agency (JICA), Volcanic Sabo Technical Centre, Perencanaan Bangunan Pengendali Sedimen).
Pada check dam Batang Kuranji direncanakan kedalaman fondasi = 2 m Merencanaan Sub Dam dan Lantai (Apron)
Lantai (Apron) yang terletak antara main dam dan sub dam dibuat untuk menanggulangi bahaya gerusan pada dasar sungai asli.
Langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :
H = Tinggi Main Dam dari permukaan lantai (Apron) = 4 m
H3 = Tinggi air diatas mercu Main Dam
= 4,8 m
Qd = Debit diatas mercu Main Dam
= 769,4436 m3/dt g = Percepatan gravitasi
= 9,81 m/dt2
B1 = Lebar pelimpah bagian bawah
= 35,2 m β = Koefisien
(4,5 ~ 5,0) B = Lebar sungai
= 50 m
a. Jarak Antara Main Dam dengan Sub Dam
L = (1,5 ~ 2,0) x (H1 + H3)
L = (1,5 ~ 2,0) x (4+ 4,8)
L = 13,2 ~ 17,6 m (diambil 15 m) b. Tinggi Sub Dam
H2 = (⅓ ~ ¼) x H1 H2 = (⅓ ~ ¼) x 4
H2 =1,33 ~ 1 (diambil 1 m)
c. Hitung debit persatuan lebar pelimpah (qo)
d. Hitung kecepatan aliran (Vo)
e. Hitung panjang terjunan (Lw)
* ( )+
* ( )
+
f. Hitung kecepatan aliran diatas titik terjunan (V1)
√( ( )) √( ( ))
g. Hitung tinggi air pada titik jatuh terjunan (h1)
h. Angka Froude pada aliran titik terjunan (Fr)
√( )
√( ) 3,253 > 1 ……….. Aliran super kritis i. Hitung tinggi loncatan air dari permukaan lantai s/d diatas mercu Sub Dam (hj)
(√ )
(√ )
j. Hitung panjang loncatan air (X), nilai β diambil = 4,5
k. Hitung debit persatuan lebar sungai (q1)
l. Hitung tinggi air diatas Sub Dam (Yc)
√( )
√(
) Dikarenakan sedimen-sedimen berukuran besar telah tertahan pada hulu main dam makadiambil lebar mercu sub dam (b3) = 1
m
m. Tebal lantai olakan (t) ( ) (( ) )
n. Lebar dasar Sub Dam (b4)
( ) ( ) ~ 2.52 m
Tinjauan Gerusan Lokal di Hilir Sub Dam
Langkah perhitungan : a. Data
B = Lebar Sungai = 50 m
n = Koefisien kekasaran Manning
untuk sungai curam = 0,05
Qd = m³/dt
Io = Kemiringan rata-rata sungai sampai
kelokasi Check dam = 0,00029 q1 = Debit persatuan lebar sungai
= 15,389 m3/dt/m
Yc = Tinggi air diatas Sub Dam
= 0,632 m
b. Hitung tinggi air di Hilir Sub Dam
( √ ) ( √ ) Sehingga nilaiH : ~ 1m ~ 1,5 m
Menurut ketentuan Vendjik :
1. 2,00 < H/Yc< 15 , maka T = 3 Yc +0,10H
2. 0,5 < H/Yc< 2 , maka T = 0,4 Yc + 0,40H
Maka dipakai Ketentuan Vendjik nomor 2 :
Pemeriksaan Stabilitas Check dam a. Stabilitas terhadap Guling
1. Keadaan Air Normal dengan pengaruh Gempa
Langkah Perhitungan : a) Data
ΣMV = Jumlah Momen Vertikal
= 142,83t.m
ΣMU = Jumlah Momen Uplift
= 57,96t.m
ΣMH = Jumlah Momen Horizontal
= 50,34t.m
ΣMG = Jumlah Momen Gempa
= 19,02t.m SF = Safety Factor
= 1,2
a) Hitung keamanan terhadap Guling ∑
∑
2. Keadaan Air Banjir dengan pengaruh Gempa
3. Data
ΣMV = Jumlah Momen Vertikal
= 227,70t.m
ΣMU = Jumlah Momen Uplift
= 57,96t.m
ΣMH = Jumlah Momen Horizontal
= 153,12t.m
ΣMG = Jumlah Momen Gempa
= 19,02t.m SF = Safety Factor
= 1,2
4. Hitungke amanan terhadap Guling ∑
∑
b. Stabilitas terhadap Geser
1. Keadaan Air Normal dengan pengaruh Gempa
Langkah Perhitungan : a) Data
ΣV = Jumlah Gaya Vertikal = 69,20t
ΣH = Jumlah Gaya Horizontal = 44,26 t
ΣU = Jumlah Gaya Uplift = 19,26 t
ΣG = Jumlah Gaya Gempa
= 13,54 t
b) Hitung keamanan terhadap Geser
∑ ∑
2. Keadaan Air Banjir dengan pengaruh
Gempa 3. Data
ΣV = Jumlah Gaya Vertikal = 99,84 t
ΣH = Jumlah Gaya Horizontal = 56,42 t
ΣU = Jumlah Gaya Uplift = 19,26 t
ΣG = Jumlah Gaya Gempa = 13,54 t 4. HitungkeamananterhadapGeser ∑ ∑ c. Terhadap Eksentrisitas
1. Keadaan Air Normal dengan pengaruh Gempa
(∑ ∑ ) ∑ (( ) ( ))
2. Keadaan Air Banjir dengan pengaruh Gempa (∑ ∑ ) ∑ (( ) ( ))
d. Terhadap Overstressing (Tegangan Tanah)
1. Keadaan Air Normal dengan pengaruh Gempa ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
2. Keadaan Air Banjir dengan pengaruh Gempa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, yaitu mulai dari tahap pengolahan data, sampai pada tahap perhitungan hidrolis check dam, maka dapat juga diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kajian penempatan konstruksi check dam harus mempertim bangkan : - Ditempatkan paling dekat dengan
daerah produksi sedimen terbesar, seperti pertemuan alur sungai dan tebing yang curam.
- Volume sedimen akan ditahan dan dikendalikan berrdasar kan volume tamping check dam.
2. Dalam perhitungan AnalisaHidrologi digunakan beberapa data penunjang antara lain :
- Untukcurah hujan priode ulang dengan dua metode yaitu Hasper dan Gumbel didapatkan R20th = 242,01 mm/hari - Analisis debit banjir rencana
menggunakan metode Hasper, Melchior, dan Metode Rasional.Dari ketiga metode tersebut diambil Q20
yang mendekati Q20 rata-rata yaitu
hasil perhitungan Metode Melchior. Jadi besarnya debit rencana (design flood) diambil harga Q20 hasil perhitungan sebesar Q20 = 769,22m3/dt
3. Stabilitas bangunan konstruksi check dam ditinjau terhadap gaya guling didapat , dan gaya geser didapat , Ke amanan terhadap Eksentrisitas dikontrol , dan
tegangan tanah
. Dari semua peninjauan stabilitas diatas, ternya takeseluruhan telah memenuhi syarat-syarat keamanan yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Perencanaan Teknis Bendung Pengendali Dasar Sungai, Pd T-12-2004-A, Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta Kamiana, I Made, Teknik Perhitungan Debit
Perencanaan Bangunan Air/I Made Kamiana, Yogyakarta, 2011
Kementrian Pekerjaan Umum, 2012, Desain Bangunan Pengendali Sedimen, Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Kementrian Pekerjaan Umum, Yogyakarta Kementrian Pekerjaan Umum, 2012,
Implementasi Sabo, Depertemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Kementrian Pekerjaan Umum, Yogyakarta
Lusi Utama, Ir. MT. Himpunan Kuliah Hidrologi
Mawadi samah, Ir. dipl. He. Bahan kuliah irigasi dan bangunan air.
Suripin, Dr. Ir. M. Eng, Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan Andi, Yogyakarta, 2004
Suroso, Panduan Praktis Perencanaan Detail Sabo Dam, Yogyakarta, 2008