• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mendeskripsikan peran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mendeskripsikan peran"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif dengan metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mendeskripsikan peran perawat dalam melaksanakan Perawatan Kesehatan Masyarakat dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah survey.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat Perkesmas di Puskesmas Kota Salatiga yang berjumlah 30 orang jadi setiap Puskesmas mempunyai 5 perawat Perkesmas. Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti ( Notoadmojo, 1993 ).

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Srikandi, 1997 dikutip oleh Pariani, 2000 ).

Tehnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah “

Purposive Sampling “ karena dalam pemilihan sampel mempunyai tujuan

untuk memilih sampel yang mampu memberikan informasi tentang Perkesmas di Puskesmas Kota Salatiga dan memiliki kriteria inklusi yaitu :

(2)

a. Perawat yang bekerja dan diberi tanggung jawab melaksanakan Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Kota Salatiga dengan dasar pendidikan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) saja dan atau Akademi Perawatan / DIII Keperawatan.

b. Menyatakan bersedia menjadi responden.

Jumlah sampel sebanyak 30 perawat di 6 Puskesmas Kota Salatiga.

Tabel 3.1

Data Jumlah Perawat dan Wilayah Kerjanya di Puskesmas Kota Salatiga Tahun 2005 No. Puskesmas Jml Prwt Prosentase

1. 2. 3. 4. 5. 6. Cebongan Kali Cacing Mangunsari Sidorejo Kidul Sidorejo Lor Tegalrejo 5 5 5 5 5 5 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Jumlah 30 Tabel 3.2

Data Jumlah Perawat yang Pernah Mengikuti Pelatihan Perkesmas di Puskesmas

Kota Salatiga Tahun 2005 No. Puskesmas Jml

Prwt Jml Prwt Yg Pelatihan Perkesmas Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Cebongan Kali Cacing Mangunsari Sidorejo Kidul Sidorejo Lor Tegalrejo 5 5 5 5 5 5 2 2 2 2 2 2 40 % 40 % 40 % 40 % 40 % 40 % Jumlah 30 12 40 %

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 10 sampai 17 Maret 2005 di 6 Puskesmas Kota Salatiga

(3)

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mempunyai variable tunggal/mandiri yaitu Peran Perawat dalam Melaksanakan Perawatan Kesehatan Masyarakat. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variable lain (Sugiyono, 2000).

E. Cara Pengumpulan Data

Data yang diperoleh langsung dari perawat yang bekerja dan diberi tanggung jawab melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di 6 Puskesmas Kota Salatiga dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitas di Puskesmas Kota Salatiga. Perawat mengisi kuesioner sesuai dengan kenyataan yang ada di Puskesmas tempat mereka bekerja sehingga diperoleh data tentang peran perawat dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat di masing-masing Puskesmas Kota Salatiga dan di Dinas Kesehatan Kota Salatiga.

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Sebelum penelitian dilakukan, diadakan uji coba kuesioner kepada lima belas (15) responden untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner. 1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dan variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2003)

(4)

Uji validitas ada dua macam yaitu validitas internal dan validitas eksternal.

1) Validitas internal

Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian - bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity) yang menunjukan tingkat representative isi atau substansi pengukuran terhadap konsep (pengertian) variabel sebagaimana dirumuskan dalam definisi operasional (Pratiknya, 2003).

Index of Content Validity (ICV) dilakukan melalui konsultasi

dengan 2 orang ahli dalam bidang ilmu keperawatan komunitas pada setiap item pertanyaan. Index of Content Validity yang dikembangkan oleh Waltz & Bousell (1981) yang dikutip oleh Pratiknya (2003) meliputi 4 skala yaitu : skala 1 (tidak relevan), skala 2 (tidak dapat dikaji relevansi tanpa merevisi item yang bersangkutan), skala 3 (relevan, dibutuhkan sedikit revisi), dan skala 4 (sangat relevan) digunakan untuk menilai isis / content lembar kuesioner. Hasil dari uji validitas isi adalah sebagai berikut :

1 Kuesioner peran sebagai koordinator perkesmas

a. No. 11 Apakah bapak / Ibu / saudara selalu memantau hasil yang dicapai kegiatan perkesmas dan kegiatan yang terkait di setiap daerah binaan, nilai 1 artinya tidak relevan item ini tidak digunakan sesuai saran

b. No. 14 Apakah bapak / Ibu / saudara dalam pelaksanaan perkesmas merangkap sebagai penanggungjawab daerah binaan

(5)

dan atau pelaksanaan perkesmas, nilai 1 artinya tidak relevan item ini tidak digunakan sesuai saran

2 Kuesioner penanggung jawab daerah binaan keperawatan

a. No. 3 Apakah bapak / Ibu / saudara melakukan pembaharuan data kepada sasaran (individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat) secara keseluruhan di daerah binaan nilai 1 artinya tidak relevan. Item ini tidak digunakan sesuai saran.

b. No. 7 Apakah Bapak / Ibu / Saudara selalu memantau dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan perkesmas di daerah binaan, nilai 1 artinya tidak relevan. Item ini tidak digunakan sesuai saran

3 Kuesioner sebagai pelaksana perkesmas

a. No. 7 Apakah Bapak / Ibu / Saudara melaksanakan proses keperawatan secara benar dan lengkap, nilai 1 artinya tidak relevan. Item ini tidak digunakan sesuai saran

Berdasarkan hasil content validity item kuesioner tentang peran perawat sebagai koordinator perkesmas no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 dapat digunakan dalam penelitian dengan skor index of content validity (ICV) 4 yang berarti relevan untuk digunakan relevan tanpa harus merevisi item yang bersangkutan, item kuesioner tentang perawat sebagai penanggung jawab daerah binaan keperawatan no. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dapat digunakan dalam penelitian dengan skor

index of content validity (ICV) 4 yang berarti relevan untuk digunakan

tanpa harus merevisi item yang bersangkutan, dan hasil content validity item kuesioner tentang perawat sebagai pelaksana perkesmas

(6)

no. no. 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dengan skor index of content validity (ICV) 4 yang berarti relevan untuk digunakan relevan tanpa harus merevisi item yang bersangkutan, serta kuesioner tentang pertanyaan peran perawat sebagai pendidik dinyatakan relevan dengan nilai 4 pada semua item pertanyaan no. 1, 2, dan 3.

2) Validitas eksternal

Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel penelitian yang dimaksud ( Arikunto, 2002 ).

Setelah melakukan index of content validity (ICV) peneliti melakukan pilot study yaitu mengujicobakan instrumen penelitian kepada lima belas (15) responden yang sesuai dengan kriteria insklusi yang telah ditetapkan. Dari hasil coba tes kemudian dicari validitas tiap itemnya dengan menggunakan rumus product moment. Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0. Harga kritis r product moment (r tabel) dengan jumlah sampel 15 responden dengan taraf signifikansi 0, 01 % adalah 0,641. dengan r xy atau r

hitung 12 item pada kuesioner tentang peran perawat sebagai koordinator perkesmas adalah antara 0,518 sampai 0,668 lebih besar dari r tabel (0,641) berarti 12 item tersebut valid. Pada harga rxy atau r

hitung 9 item pada kuesioner tentang perawat sebagai penanggung jawab daerah binaan keperawatan adalah antara 0,532 sampai 0,889 lebih besar dari r tabel (0,641) berarti 9 item tersebut valid. Dan harga

(7)

rxy atau r hitung 6 item tersebut valid karena r hitung lebih besar dari r

tabel (0,641) yaitu antara 0,573 sampai 0,805. Ada dua item (no11 dan no 14) dalam instrumen penelitian dalam pertanyaan peran perawat sebagai koordinator perkesmas tidak dapat dianalisa kevalidannya, dan dua (2) item (no 3 dan no 7) dalam instrumen penelitian tentang pertanyaan peran perawat sebagai penanggung jawab daerah binaan keperawatan tidak dapat dianalisa kevalidannya, serta pertanyaan tentang peran perawat sebagai pelaksana perkesmas item no 4 dalam instrumen penelitian tidak dapat dianalisa kevalidannya sehingga item-item tersebut tidak digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk pertanyaan tentang peran perawat sebagai pendidik dalam instrumen penelitian dapat dianalisa kevalidannya

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas mengandung bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada sejumlah obyek yang sama atau relatif sama dan dapat memberikan hasil yang tetap (Sugiono, 1999). Selanjutnya uji reliabilitas tiap item soal pada instrumen yang dikatakan valid dilakukan dengan menggunakan rumus

Alpha Cronbach. Soal yang dianggap reliable adalah yang hasilnya

mendekati angka satu dan atau lebih dari r tabel (0,641) (Burns & Grove, 1993). Nilai alpha cronbach pada uji reliabilitas item tentang pertanyaan peran perawat sebagai koordinator perkesmas sebesar 0,8399, nilai alpha

(8)

cronbach pada uji reliabilitas item tentang pertanyaan peran perawat

sebagai penanggung jawab daerah binaan keperawatan sebesar 0,8299, dan nilai alpha cronbach pada uji reliabilitas item tentang pertanyaan peran perawat sebagai pelaksana peran perkesmas sebesar 0,8409 serta nilai

alpha cronbach pada uji reliabilitas item tentang pertanyaan peran perawat

sebagai pendidik adalah sebesar 0,6667. ke empat nilai alpha cronbach tersebut lebih besar dari r tabel (0,641) berarti instrumen tersebut reliable

G. Cara Pengolahan Data

1. Editing

Dengan memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data dan kesesuaian data segera diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan kepada seluruh perawat kesehatan masyarakat.

2. Koding

Koding dilakukan pada kuesioner untuk jawaban responden dan pada saat mengelompokkan data menurut peran perawat sebagai Koordinator Perkesmas, Penanggung Jawab Daerah Binaan Keperawatan, Pelaksana Perkesmas dan Pendidik. Pada nomor pertanyaan sesuai dengan perannya pada lembar kuesioner yang tersedia kemudian jawaban dibuat kode tertentu dengan menggunakan angka agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.

(9)

3. Tabulasi

Data yang telah diperoleh baik dari kuesioner dan dituangkan dalam bentuk tabel yang berisikan kode-kode dalam bentuk angka sehingga lebih mudah dilakukan pengolahan.

Pengolahan data dari kuesioner diolah dengan cara memberikan kode pada jawaban responden jika jawaban ya diberi kode satu ( 1 ) dan jika jawaban tidak diberi kode nol ( 0 ). Selanjutnya jawaban responden dikelompokkan ke dalam masing-masing peran dengan memberikan kode sesuai dengan perannya. Kode A untuk perawat sebagai koordinator Perkesmas, kode B untuk peran perawat sebagai Penanggung Jawab Daerah Binaan Keperawatan, kode C untuk peran sebagai Pelaksana Perkesmas dan kode D untuk peran sebagai Pendidik.

H. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif non analitik dengan menghitung jawaban-jawaban yang diberikan responden maupun dari hasil observasi dengan menggunakan skala ukuran ordinal: baik, cukup, dan kurang (Notoadmojo, 1996)

Menurut Suharsimi (1996) data ini dapat dianalisa dengan menggunakan scoring sebagai berikut : Baik apabila jawaban benar pada kuesioner > 75%, cukup bila hasil diantara 55% – 75%, dan kurang bila hasil < 55%. Untuk memperoleh hasil tersebut maka jawaban yang mendapat skor kemudian dicari prosentasenya.

(10)

Penghitungan dilakukan dengan rumus : % Pencapaian = Σxi X 100% N

Keterangan :

Σxi : jumlah skor jawaban responden N : jumlah skor maksimal

Dari skor yang didapat tiap – tiap responden dikelompokkan menurut pencapaian skor yang sesuai dengan karakteristik di atas dan dicari prosentasenya dengan menggunakan rumus :

% Pencapaian = Σps X 100% N

Keterangan :

Σps : Jumlah responden yang mendapat nilai dalam kategori (Baik, Cukup, Kurang)

N : Jumlah seluruh responden

Penghitungan prosentase pencapaian dilakukan pada seluruh perawat di Puskesmas Kota Salatiga dan pada setiap peran.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

Kompetensi adalah suatu kemampuan (keterampilan, sikap, dan pengetahuan) yang dimiliki seseorang yang dapat menunjukkan kinerja unggul dalam melakukan pekerjaan..

Definisi intensitas komunikasi yaitu ukuran tingkat seseorang yang meliputi frekuensi berkomunikasi, durasi yang digunakan untuk berkomunikasi, perhatian yang diberikan saat

Saragih (2001) menambahkan bahwa dasar pemikiran strategi pengembangan industri berbasis pertanian adalah sebagai berikut : (1) agroindustri memiliki keterkaitan yang besar, baik

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Penatalaksanaan yang diberikan kepada ibu bekerja dengan kurangnya produksi ASI adalah memberikan konseling mengenai penyebab masalah produksi ASI mulai berkurang dan cara