• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, individu adalah pribadi utuh yang seluruh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, individu adalah pribadi utuh yang seluruh"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Secara filosofis, individu adalah pribadi utuh yang seluruh tindakannya didorong oleh kemauan yang tidak membedakan antara yang bersifat duniawi dan spiritual. Oleh sebab itu, pembagian aktifitas manusia secara tajam antara yang bersifat duniawi dan yang bersifat ukhrowi, tampak berubah-ubah dan boleh jadi hanyalah suatu cara untuk mengatasi tuntutan-tuntutan keadaan ekonomi, politik dan agama, yang saling bertentangan. Hal ini tidak dapat digunakan untuk menjustifikasi sebuah aturan universal yang berlaku dalam segala situasi.

Dalam pandangan Islam, pemisahan antara yang sekuler dan yang spiritual tidak penting disamping kontra produktif juga tidak penting, karena hal itu bersifat artifisial dan tidak riil; kontra produktif, karena melahirkan ketegangan-ketegangan yang bersifat penderitaan. Ia membuat manusia mengakui apa yang tidak mereka imani, yang dapat mengeluarkan mereka dari pandangan nilai yang benar.1

Falsafat Islam dengan karakter kesatuannya, menentang dikotomi antara yang sekuler dan yang spiritual, baik ditingkat individu maupun masyarakat. Pada tingkat individu, manusia dipandang sebagai mahluk teomorfik. Manusia memiliki kebebasan; tetapi ia juga harus memiliki komitmen terhadap perbaikan masyarakat. Dengan demikian, adanya

1 Syed Nawab Haider Naqvi, Islam, Economics, And Society, Terj. M. Syaiful Anam, M. Ufuqul Mubin, “Menggagas Ilmu Ekonomi Islam”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. ke-1, 2003, hlm. 1.

(2)

dorongan etis yang kuat, diharapkan dapat menunaikan tanggung jawab ekonomi dan sosialnya atas harta miliknya sendiri dan milik masyarakat.

Dalam urusan muamalah (hubungan dengan manusia lain) tindakan membantu orang miskin yang sangat membutuhkan, pasti dikaitkan dengan pencapaian ketinggian derajat spiritual seseorang. Dengan membentuk frame work pemikiran dan tindakan secara utuh, Islam berusaha menciptakan kondisi yang diperlukan agar tercipta kemajuan ekonomi dan harmonitas sosial.

Keterkaitan antara hasrat manusia untuk meningkatkan kesejahteraan diri dan keinginannya untuk memenuhi dorongan-dorongan spiritual menjadikan tugas untuk menyatukan perintah-perintah etik dengan tindakan-tindakan ekonomi, bukan sekedar keingintahuan intelektual belaka. Pengaruh kepercayaan agama dalam perilaku ekonomi dan sosial sehari-hari masyarakat muslim adalah signifikan, tidak mungkin membuat model masyarakat muslim tanpa melibatkan kepercayaan agama.2

Di dalam kehidupannya, umat muslim dituntun oleh pedoman hidupnya, yaitu al-Qur'an. Al-Qur'an menegaskan tentang hal yang sangat diyakini oleh umat Islam, bahwa kitab samawi ini merupakan petunjuk yang sempurna dan abadi bagi seluruh umat manusia. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Jaatsiah ayat 20, dan surat An-Nahl ayat 89:

ﹶﻥﻮﻨِﻗﻮﻳ ٍﻡﻮﹶﻘِﻟ ﹲﺔﻤﺣﺭﻭ ﻯﺪﻫﻭ ِﺱﺎﻨﻠِﻟ ﺮِﺋﺎﺼﺑ ﺍﹶﺬﻫ

2

(3)

Artinya: Al-Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (Q.S. al-Jaatsiah: 20).3

ﺘِﻜﹾﻟﺍ ﻚﻴﹶﻠﻋ ﺎﻨﹾﻟﺰﻧﻭ

ﲔِﻤِﻠﺴﻤﹾﻠِﻟ ﻯﺮﺸﺑﻭ ﹰﺔﻤﺣﺭﻭ ﻯﺪﻫﻭ ٍﺀﻲﺷ ﱢﻞﹸﻜِﻟ ﺎﻧﺎﻴﺒِﺗ ﺏﺎ

Artinya: Dan kami turunkan kepadamu Al-kitab (al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S. an-Nahl: 89).4 Sehingga, al-Qur'an sudah pasti mengandung prinsip-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental dimana jawaban untuk setiap permasalahan dapat ditemukan termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan dunia ekonomi.5

Melihat luasnya ruang lingkup ekonomi, maka boleh jadi kita dapat menyederhanakan kajian ini, dengan mengambil sekian pakar ekonomi yang mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai 'suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia sebagai hubungan antara berbagai tujuan dan alat-alat (untuk mencapai tujuan) yang langka adanya dan karena itu mengandung alternatif dalam penggunaannya'.6

Pendorong bagi kegiatan itu adalah keutuhan dan keinginan manusia yang tidak mungkin dapat diperoleh secara mandiri. Untuk memenuhinya manusia terpaksa melakukan kerjasama dan seringkali harus mengorbankan

3

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: PT Bumi Restu, 1978, hlm. 817.

4

Ibid., hlm. 415.

5

Drs. Muhammad, M. Ag, R. Lukman Fauroni, M.Ag, Visi Al-Qur'an Tentang Etika

dan Bisnis, Jakarta: Salemba Diniyah, 2002, hlm. X.

6

Definisi itu dikemukakan pertama kali oleh Lord Robbins dalam bukunya An Essay

On The Nature And Segnificance Of Economics Secience, mac milland & Co LTD, London:

(4)

sebagian keinginannya, atau mengantar nya menetapkan prioritas dalam melakukan pilihan.

Namun ada juga manusia yang sukar mengendalikan keinginannya, sehingga ia terdorong untuk menganiaya terhadap sesama manusia. Dari sini amat diperlukan peraturan serta etika yang mengatur kegiatan ekonomi. Peraturan dan etika itulah yang membedakan antara ekonomi yang dianjurkan al-Qur'an dengan ekonomi lainnya.7

Ditengah fenomena yang demikian itu, muncul seorang pemikir yang sangat concent terhadap ekonomi Islam yaitu Dawam Rahardjo, yang sekarang menjadi Guru Besar di Universitas Muhamadiah Malang dan ketua redaksi majalah Ulumul Qur'an.8 Menurut Dawam, Aplikasi ajaran Islam selama ini lebih banyak yang menjurus ke aspek hukum atau fiqh. Kalau orang berbicara mengenai aspek ekonomi dalam Islam, maka yang biasanya dibicarakan adalah segi-segi hukum dari muamalah yang berkaitan dengan ekonomi, atau lebih sempit lagi, perdagangan.9

Lebih lanjut Dawam menjelaskan, bahwa pembicaraan mengenai etika ekonomi Islam berkaitan dengan studi mengenai apa yang disebut “ekonomi Islam”10. Tetapi sehubungan dengan itu apakah ada kegiatan ekonomi yang dengan ciri-cirinya yang khusus dapat disebut dengan predikat Islam?

7

Dr. M. Quraisy Shihab, M.A. Wawasan Al-Qur'an Tafsir Maudhu’I Atas Berbagai

Persoalan Umat, Bandung: Mizan Media Utama (MMU), Cet. ke-11, 2000, hlm. 402.

8

Biografi lainnya dapat dilihat pada M. Dawam Rahardjo, Intelektual, Intellegensia

dan perilaku politik Bangsa: Risalah Cendekiawan Muslim, Bandung: Mizan, Cet. ke-4, 1999,

hlm sampul.

9

M. Dawam Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen, Yogyakarta, Tiara Wacana, 1990, hlm. X.

10

Menurut para ekonom Islam ada tiga karakter ekonomi Islam; Pertama, diilhami dan bersumber dari al-Qur'an dan Sunnah. Kedua, memandang bahwa peradaban Islam

(5)

Terhadap pertanyaan itu antara lain telah dikemukakan jawaban misalnya dari ahli ekonomi dan technocrat Indonesia pada akhir 40-an dan 50-an. Sjafruddin Prawiranegara, bahwa kegiatan ekonomi atau ilmu ekonomi itu dimana-mana sama. Hal yang bisa membedakan adalah moral ekonominya. Karena itu yang bisa dipelajari secara lebih khusus adalah etika ekonominya, misalnya menurut ajaran Islam.11

Bertolak dari pandangan seperti itu, maka yang bisa dilakukan adalah melaksanakan “Islamisasi” terhadap ilmu ekonomi yang sudah diterima pengertiannya sebagai universal itu. Hasilnya bisa melahirkan apa yang disebut Sistem Ekonomi Islam, yang merupakan suatu bentuk pengaturan kegiatan ekonomi menurut prinsip-prinsip Islam. dengan kata lain, kegiatan dan ilmu ekonomi dibawa ke arah perkembangan yang lebih sesuai dengan syariat Islam.

Islam, sebagaimana agama-agama lain, mengajarkan nilai-nilai moral tertentu, sebagian bisa sama seperti apa yang diajarkan agama-agama lain, tetapi sebagian tentu berbeda. Inilah argumen utama perlunya dilakukan suatu studi tentang sistem moral ekonomi dan sistem etik Islam pada umumnya. Apabila perilaku manusia yang dipengaruhi oleh nilai-nilai moral Islam itu ternyata menghasilkan perilaku ekonomi yang berbeda atau khusus, maka akumulasi pengetahuan atau pengalaman dalam melaksanakan prinsip-prinsip

sebagai sumber prespektif dan wawasan ekonomi yang tidak ada dalam tradisi filosofis sekuler. Ketiga, bertujuan menemukan dan menghidupkan kembali nilai ekonomi, prioritas, dan adat-istiadat umat muslim awal di Arab pada abad ketuju. John L. Esposito, Oxford

Encyclopedia of the Modern Islamic Word, terj. Eva.yY.N, Femy. S, dkk, Ensiklopedi Oxford

Dunia Islam Modern, Bandung: Mizan, Cet. ke-1, 2001, hlm. 1.

11

(6)

moral itu, suatu ketika, apabila telah disusun secara sistematis, akan menghasilkan suatu pengetahuan yang khusus. Itulah yang disebut dengan ilmu ekonomi Islam, sebagaimana ada yang disebut sistem ekonomi sosialis atau yang lain.12

Disamping itu ketertarikan penulis mengkaji pemikiran beliau dikarenakan cara pandang beliau yang kritis. Terbukti dari cara pandang terhadap Islam dalam konteks ke-Indonesia-an secara lebih empiris. Ia tak lagi tertarik untuk memahami Islam dalam konteks tekstual per se tetapi dalam konteks persoalan yang berkembang di bumi Nusantara.13

Berangkat dari latar belakang pemikiran diatas tampak, bahwa studi atas gagasan Dawam Rahardjo, tentang etika ekonomi Islam merupakan bidang kajian yang sangat menarik dan beralasan. Gagasan Dawam ini bersifat mendasar, dimana kebanyakan ahli ekonomi mengamati aspek ekonomi (dalam hal ini ekonomi Islam) dari bidang usaha ekonominya, akan tetapi Dawam mengamati dari paradigma lain yaitu perilaku ekonominya, sehingga kajian secara ilmiah terhadapnya sangat diperlukan. Bukan saja untuk mencari terobosan baru dalam ilmu ekonomi melainkan sekaligus juga untuk memperkaya wacana dan khazanah pemikiran ilmu ekonomi.

12

Ibid., hlm. 3.

13

M. Dawam Rahardjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999, hlm. xii.

(7)

B. Pokok Permasalahan

Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dikemukakan disini pokok-pokok permasalahan yang hendak dibahas dalam skripsi ini.

Pokok-pokok permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemikiran Dawam Rahardjo mengenai etika ekonomi Islam?

2. Bagaimanakah prinsip-prinsip etika ekonomi Islam?

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui bagaimana pemikiran Dawam Rahardjo tentang etika ekonomi Islam, dalam kapasitasnya sebagai seorang ekonom muslim.

b. Untuk mengetahui secara umum tentang etika ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip Islam.

D. Telaah Pustaka

Sejauh penelusuran yang dilakukan penulis, belum ditemukan tulisan yang secara khusus dan mendetail membahas etika ekonomi Islam menurut pemikiran Dawam Rahardjo. Namun demikian terdapat beberapa tulisan yang berhubungan dengan etika ekonomi Islam.

Diantara tulisan-tulisan tersebut antara lain: Norma Dan Etika Ekonomi Islam oleh DR. Yusuf Qardhawi. Tulisan ini menguraikan tentang

(8)

pentingnya norma dan etika dalam ekonomi, kedudukannya dan pengaruhnya dalam lapangan ekonomi yang berbeda-beda, seperti soal produksi, konsumsi dan distribusi dan timbal balik.14

Karya lain yaitu: Menggagas Ilmu Ekonomi Islam oleh Syed Nawab Haider Naqvi. Tulisan ini menguraikan perlunya integrasi etika dan ekonomi ke dalam satu frame work yang independen dan konsisten dan upaya pencapaiannya dalam satu cara yang realistik sehingga perhatian terhadap ordinary bussiness of life tidak terkikis karena obsesi yang utopis.15

Disamping itu penulis juga mencatat beberapa tulisan yang mengupas pemikiran Dawam Rahardjo sebagai upaya untuk menggali karakteristik pemikiran beliau.

Diantara tulisan-tulisan tersebut antara lain: Metode Ekonomi Islam (Studi Pendapat M. Dawam Rahardjo Dalam Buku Islam Dan Transformasi Sosial Ekonami), oleh M. Ali Ashadi. Dalam tulisan ini Ashadi menggali konsep Ekonomi Islam yang dilontarkan oleh Dawam Rahardjo, Dawam menjelaskan bahwa Ilmu ekonomi Islam, sebenarnya sama saja dengan ilmu ekonomi umumnya, yaitu menyelidiki perilaku manusia dalam kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi yang menyangkut pilihan terhadap sumberdaya yang sifatnya langka dan alokasi sumberdaya tersebut guna memenuhi kebutuhan manusia. Dalam Islam, tujuan kegiatan ekonomi

14

DR. Yusuf Qardhawi, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, Jakarta, Gema Insani Pess, 1997.

15

Syed Nawab Haider Naqvi, Islam, Economics, And Society, Terj. M. Syaiful Anam, M. Ufuqul Mubin, “Menggagas Ilmu Ekonomi Islam”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. ke-1, 2003.

(9)

hanyalah merupakan target untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat, dengan melakukan ibadah kepada Allah. Ilmu Ekonomi Islam memperhatikan dan menerapkan syari'ah dalam perilaku ekonomi dan dalam pembentukan sistem ekonomi. Ilmu ekonomi Islam tidak hanya merupakan pengetahuan normatif, tetapi juga bisa dikembangkan sebagai pengetahuan positif yaitu jika kita melakukan pengamatan terhadap apa yang sesugguhnya terjadi, misalnya dalam penerapan kaidah-kaidah Islam, secara empiris-objektif. Penilaian bisa dilakukan secara obyektif, yaitu berdasarkan kesepakatan ilmiah (paradigma ilmiah) maupun secara normatif dari sudut ajaran Islam.16

Karya lain adalah: Pandangan M. Dawam Rahardjo Tentang Bunga Bank, oleh Ali Musyafa'. Tulisan ini mengupas pemikiran Dawam Rahardjo tentang kehalalan atau pembolehan bunga bank, ditengah wacana status bunga bank yang masih diperdebatkan oleh para ulama', ada sebagian ulama' yang mengharamkan, karena bunga bank termasuk riba, namun ada yang menghalalkannya. Penghalalan beliau ini tentunya didasari argumentasi ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Bank bagi Dawam Rahardjo merupakan lembaga yang melakukan perdagangan ( bay') dan penyedia unsur kesukarelaan. Unsur kesukarelaan inilah yang bisa menghapus unsur riba yang ada pada bank. Sehingga transaksi keuangan yang terjadi antara nasabah dan pihak bank bukan transaksi riba, jadi keuntungan dari transaksi tersebut halal.

16

M. Ali Ashadi, "Metode Ekonomi Islam (Studi Pendapat M. Dawam Rahardjo

Dalam Buku Islam Dan Transformasi Sosial Ekonami)", Skripsi sarjana Syari'ah, Semarang

(10)

Disamping itu yang dijadikan dasar oleh Dawam untuk membolehkan bunga bank, bahwa uang dimasa mendatang nilainya cenderung menurun dan dengan modal (uang) itu seseorang mempunyai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan. Namun Dawam Rahardjo lebih menekankan ad'afan muda'afan (Q.S. 3: 130) dalam memahami masalah riba. Bunga bank tidak termasuk tambahan yang berlipat ganda sehingga menurut beliau halal.17

Dengan demikian, penelitian yang mengkaji pandangan Dawam Rahardjo tentang etika ekonomi Islam, bukanlah merupakan pengulangan terhadap pembahasan yang pernah ada sebelumnya.

E. Metodologi Penelitian

Skripsi ini mendasarkan diri pada penelitian kepustakaan (library research). Karena itu, sehubungan dengan metodologi penulisan nya perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Semua sumber datanya berasal dari bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan Dawam Rahardjo, dan isu yang diangkatnya. Untuk memahami pemikiran yang dilontarkan Dawam, akan dilakukan kajian-kajian terhadap karya-karya tulisnya, terutama buku Etika Ekonomi Dan Manajemen yang memuat pemikiran Dawam tentang Islamisasi ekonomi dan aplikasi nilai-nilai Islam dalam ekonomi. Sedangkan untuk menelusuri dan memahami metodologi yang

17

Ali Musyafa', " Pandangan M. Dawam Rahardjo Tentang Bunga Bank", Skripsi sarjana Syari'ah, Semarang Perpustakaan Fak. Syariah, IAIN Walisongo Semarang, 2005, t.d.

(11)

dikembangkan Dawam, selain buku tersebut penulis juga mengkaji buku Islam dan transformasi sosial ekonomi, Intelektual, Intelligentsia dan Perilaku Politik Bangsa, Ensiklopedi Al-Qur’an Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci

Selain buku yang digunakan sebagai referensi utama, penulis juga mengkaji buku-buku tentang etika ekonomi Islam sebagai pembanding, diantaranya; karya Syed Nawab Haider Naqvi, Islam, Economics, And Society dan buku Etika Dan Moral Ekonomi karya Yusuf Qardhawi.

Dalam penelitian ini, juga digunakan kajian biografis18 untuk mengetahui kehidupan Dawam Rahardjo dalam hubungannya dengan masyarakat lingkungannya, yang mungkin menjadi factor internal yang melatar belakangi dan mempengaruhi pemikirannya.

2. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul maka penulis masuk pada pengelolaan data dengan melakukan analisis dan metode yang digunakan dalam langkah ini adalah: Analisis Isi (content Analisis)19.Yakni dengan menganalisis makna yang terkandung pada keseluruhan gagasan Dawam Rahardjo. Upaya tersebut dilakukan dengan melalui langkah-langkah sebagai berikut: menginventarisasi pokok-pokok pemikiran Dawam Rahardjo, mendeskripsikan dan menilai data terkait, kemudian

18

Moh. Nazir, Metode penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980, hlm. 50-60.

19

Noeng Muhajir, Methodologi penelitian Kualitatif Telaah Posifistik, Rasionalistik,

Phenomenologik, Dan realisme Methapisik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 1995, hlm.

(12)

mengidentifikasi dan memadukan konsep-konsep yang digunakannya, dan akhirnya membuat interpretasi sebagai refleksi penulis sendiri. Sedang dalam pemaparannya, studi ini lebih berupaya membiarkan Dawam Rahardjo berbicara sendiri dengan bebas mengenai ide-ide yang dikehendakinya.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri atas lima bab, masing-masing bab membahas tentang permasalahan yang uraikan menjadi beberapa bab lainnya adalah saling berhubungan dan berkaitan erat antara bab yang satu dengan bab yang lain. Adapun sistematikanya dapat penulis rumuskan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penulisan, telaah pustaka, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG ETIKA EKONOMI ISLAM Bab ini berisi tiga sub bab yakni; Etika ekonomi Islam-sebuah tinjauan teori, Prinsip-prinsip etika ekonomi Islam dan Konsep Etika Ekonomi Islam.

BAB III : PENDAPAT DAWAM RAHARJO TENTANG ETIKA EKONOMI ISLAM

Bab ini terdiri dari tiga sub bab; Biografi dan karya-karya Dawam Rahardjo, Metode dan corak pemikiran Dawam Rahardjo serta konsepsi Dawam Rahardjo sendiri tentang etika ekonomi Islam.

(13)

BAB IV : ANALISIS PENDAPAT DAWAM RAHARJO TENTANG ETIKA EKONOMI ISLAM

Dalam bab ini ada dua sub bab; Analisis terhadap metode dan corak pemikiran Dawam rahardjo, Analisis terhadap pendapat Dawam Rahardjo tentang etika ekonomi Islam.

BAB V: PENUTUP.

Bab ini adalah akhir dari rangkaian pembahasan skripsi yang memuat tentang kesimpulan, saran-saran, dan penutup.

Referensi

Dokumen terkait

Sikap penderita TB paru dalam mencegah penularan kontak serumah di Puskesmas Airtiris Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Provinsi Riau, menunjukkan sebagian besar

 Jaringan drainase sisi Utara rencana Bandara, yaitu saluran drainase yang menyusur dari Sidourip - Durian - Pantai Labu;.  Jaringan drainase sisi Selatan dan jaringan

69 Gambar 4.14 Water contact angle yang terbentuk pada membran dengan variasi.. media gelatin

Mukosa adalah lapisan jaringan epitel yang melapisi bagian tubuh yang memiliki kontak dengan udara. Jaringan mukosa bersifat lembab karena adanya glandula yang

(2) Formulir permohonan registrasi penambahan petugas pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b wajib diotorisasi y ang dilakukan dengan penandatanganan oleh Profesi

Hal ini didasarkan pada pereobaan ketiga dimana pereepatan tumbuh minggu pertama pada konsentrasi 1 ppm dan 1.5 ppm adalah yang terbesar namun perlu di­ paeu lagi dengan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pengangguran, Inflasi dan