• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Investasi

2.1.1 Manajemen Investasi

Menurut Pratomo dan Nugraha (2005), Investasi adalah “Membeli” suatu aset yang diharapkan dimasa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Menurut Cahyono, investasi (investment) adalah kata benda dari kata kerja invest yang mempunyai dua definisi yaitu menempatkan uang atau modal demi hasil atau bunga dengan cara membeli properti, saham obligasi dan lain-lain atau meluangkan/ memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan atau manfaat di kemudian hari. Menurut Bodie, investasi terbagi menjadi dua kelompok, pertama adalah real assets yaitu tanah, bangunan, pengetahuan, peralatan atau mesin yang digunakan untuk memproduksi barang, dan para pekerja yang keahliannya digunakan untuk mengelola sumber daya tersebut. Sedangkan yang kedua adalah financial assets seperti saham atau obligasi. Financial assets ini tidak mencerminkan kekayaan masyarakat tetapi memberikan kontribusi secara tidak langsung terhadap kapasitas produksi dalam ekonomi karena financial assets ini memberikan batasan yang jelas antara kepemilikan dan pengelolaan suatu perusahaan dan memfasilitasi transfer of funds kepada perusahaan dengan kompensasi yang menarik.

Financial assets dibagi menjadi dua kelompok yaitu direct investing dan indirect investing. Direct investing terdiri atas money market instrumens, capital market instruments (yang terbagi lagi menajdi fixed income isntruments dan equity instruments), dan derivative instruments. Penjelasan tentang direct investing dan indirect investing adalah sebagai berikut :

(2)

1. Direct investing adalah investasi dengan cara membeli secara langsung pada

efek. Direct investing terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut :

a. Money market instruments yaitu investasi pada financial assets terutama dalam obligasi yang jangka waktu jatuh temponya kurang dari satu tahun. b. Capital market instruments yaitu investasi pada obligasi yang jangka waktu

jatuh temponya lebih dari satu tahun. Instrumen ini juga dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:

- Fixed market instrument yaitu instrumen keuangan yang mempunyai jadwal pembayaran pokok dan bunga yang menarik.

- Equity instrument yaitu instrumen yang berinvestasi pada saham baik

preffered stock maupun common stock yang menjanjikan dividen dan

harapan mendapat keuntungan dari kenaikan harga saham.

c. Derivative instruments yaitu financial instrument yang nilainya diturunkan dari

financial instrument utama yang lebih dasar (seperti harga aktiva, index,

harga saham, harga obligasi, dan interest rate).

2. Indirect investing adalah investasi di mana investor dapat berinvestasi pada

reksa dana yang merupakan paket dari direct investing.

2.1.2. Konsep Resiko dan Imbal Hasil Portofolio

2.1.2.1. Konsep Resiko Portofolio

Tujuan melakukan investasi adalah untuk mendapatkan imbal hasil yang diharapkan (expected return) baik berupa penerimaan tunai maupun kenaikan nilai investasi di masa yang akan datang. Tetapi pada kenyataannya, realisasinya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terjadi karena adanya faktor ketidakpastian yang merupakan resiko dari investasi. Resiko adalah prospek suatu hasil yang tidak disukai atau dalam pengertian manajemen keuangan adalah penyimpangan arus kas yang mungkin terjadi di masa yang akan datang (Keown, 1996, 210). Semakin besar rentang penyimpangan yang mungkin terjadi / tingkat ketidakpastiannya maka akan semakin besar eisikonya.

(3)

Resiko ini timbul karena imbal hasil yang diharapkan akan diperoleh dari suatu investasi belum tentu akan diperoleh dengan sempurna atau terdapat kemungkinan imbal hasil yang sebenarnya berbeda dengan imbal hasil yang diharapkan. Resiko berbanding lurus dengan imbal hasil, semakin besar resiko maka semakin tinggi pula imbal hasil yang diminta pemodal. Untuk mengukur resiko digunakan standar deviasi (σ ). Standar deviasi adalah akar dari rata-rata penyimpangan pangkat dua dari setiap imbal hasil terhadap imbal hasil yang diharapkan. Formula standar deviasi adalah seperti persamaan di bawah ini :

( ) ( ) ( )

[

]

− = = d r E s r s p 2 σ σ Di mana : σ : standar deviasi 2 σ : Variance

p(s) : probabilitas imbal hasil dari masing-masing skenario

r(s) : holding period return pada masing-masing skenario

E(r) : expected return

Cara mengartikan standar deviasi adalah misalnya investasi pada suatu saham standar deviasinya adalah 4 % sedangkan imbal hasil yang diharapkan adalah 9 %, maka imbal hasil aktual akan berada dalam kosaran 5 % dan 13 % (9% plus / minus 4%) dengan asumsi penyebaran simpangan terjadi secara normal. Standar deviasi ini digunakan untuk membuat perbandingan antar instrumen investasi dan mengukur resiko portofolio antar reksadana. Semakin besar standar deviasinya maka semakin besar ketidakpastiannya sehingga semakin besar risikonya.

(4)

Reksadana menawarkan berbagai komposisi sekuritas tergantung pilihan pemodal, sehubungan dengan hal tersebut maka sebenarnya reksa dana melakukan diversifikasi resiko dengan cara melakukan investasi pada aset yang berbeda-beda yang mempunyai korelasi rendah atau tidak saling mengkuti rendah atau tidak saling mengikuti sehingga penyimpangan imbal hasil portofolio akan menurun. Tetapi tidak semua resiko dapat diversifikasikan, ada resiko yang tidak dapat didiversifikasikan, oleh karena itu dalam hubungannya dengan total penyimpangan / total resiko maka ada dua konsep resiko, yaitu :

a. Resiko unik perusahaan (company – unique risk) – unsystematic risk

Yaitu resiko yang berkaitan dengan kejadian-kejadian unik perusahaan yang bersangkutan, misalnya kebijakan pendanaan, rencana pengembangan produk baru atau strategi ekspansi perusahaan. Resiko ini dapat didiversifikasikan (diversifiable risk).

b. Resiko pasar (market – related risk) – systematic risk

Resiko ini merupakan akibat dari pengaruh pasar secara umum yang mempengaruhi semua sekuritas misalnya perubahan tingkat bunga, inflasi, atau tax reform sehingga resiko ini tidak dapat didiversifikasikan (nondiversifiable

risk).

2.1.2.2. Mengatur Risiko Pasar

Ukuran resiko pasar yang tidak dapat didiversifikasikan adalah beta

( )

β . Beta mengukur sensitivitas perubahan imbalan hasil suatu sekuritas terhadap perubahan dalam imbal hasil pasar secara keseluruhan (market portofolio’s returns). Cara mencari beta adalah dengan membandingkan imbal hasil sekuritas pada rentang waktu tertentu dengan imbal hasil pasar (biasanya menggunakan S & P 500 Index atau IHSG jika di Indonesia) dalam rentang waktu yang sama. Teknik yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan analisis regresi linear. Hasil dari analisis regresi linear ini kemudian digambarkan secara grafis, kemudian kita tarik garis melalui titik-titik yang telah diplot tersebut sehingga diperoleh garis karakteristik (characteristic line). Slope garis karakteristik itulah yang disebut beta.

(5)

Jika beta sekuritas yang diperoleh sama dengan 1 maka imbal hasilnya cenderung mengikuti fluktuasi portofolio pasar (naik atau turun dalam proporsi yang sama), jika beta kurang dari 1 maka imbal hasilnya cenderung untuk naik atau turun dalam proporsi yang lebih kecil dari fluktuasi portofolio pasar. Jika beta lebih besar dari 1 maka imbal hasil sekuritas cenderung naik atau turun dalam proporsi yang lebih besar dari fluktuasi portofolio pasar. Jadi semakin besar beta semakin tinggi resikonya.

2.1.2.3. Konsep Imbal Hasil Portofolio

2.1.2.3.1.Expected Return Portofolio

Expected return portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari expected return individual sekuritas dengan bobot timbangan sama dengan proporsi dana

yang diinvestasikan dalam setiap jenis sekuritas. Dengan demikian expected return portofolio terdiri dari dua jenis saham yaitu lima saham A dengan r=18% dan lima saham B dengan r =6%, maka rpf = (5/10 x 18) + (5/10 x 6) = 12%. Formula

expected return portofolio adalah seperti persamaan di bawah ini:

i n i i pf w r sekuritas r

= = 1 Di mana : pf

r : expected return portofolio

wi : bobot / proporsi sekuritas i dalam portofolio sekuritas

r : rata-rata imbal hasil sekuritas i dalam portofolio

2.1.2.3.2. Imbal Hasil Reksadana

Imbal hasil dari investasi di reksadana dihitung dari proporsi peningkatan atau penurunan NAB ditambah distribusi pendapatan yang diterima oleh reksadana yang berasal dari dividen dan keuntungan modal (capital gain) pada periode

(6)

investasi tertentu terhadap NAB pada awal periode investasi. Formula rate of return reksa dana adalah seperti persamaan 2-4 berikut ini (Bodie et.al., 2002, 113):

0 0

1

NAV NAV

NAV Incomeand capital gaindistributions return

of

Rate = − + (2-4)

Di mana :

NAV1 : Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada waktu 1

NAV0 : Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada waktu 0 (pada awal periode investasi)

2.2. Teori Reksadana

2.2.1. Teori Reksadana di Indonesia

Pengertian reksadana menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah “suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi”. Yang dimaksud dengan efek adalah kumpulan atau kombinasi surat berharga, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola efek tersebut.

Penempatan investasi reksadana dapat dilakukan di berbagai instrumen efek di pasar uang, pasar modal, atau gabungan dari keduanya. Selain itu investasi reksadana dapat dikhususkan pada efek yang mewakili industri tertentu seperti industri manufaktur, keuangan atau infrastruktur. Hal ini menunjukkan bahwa reksadana bersifat fleksibel karena mampu memberikan berbagai alternatif bagi investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhan investasi.

Industri reksadana di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama sejak awal tahun 2000. Reksadana terbuka terutama yang berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) menjadi sarana investasi bagi kalangan investor, baik lokal maupun internasional, baik institusional maupun individual.

(7)

2.2.2. Bentuk Reksadana

Menurut Bapepam ( 1997 : 7 & 32) terdapat dua bentuk reksadana, yaitu :

1. Reksadana Berbentuk Perseroan

Dalam bentuk ini, reksadana menghimpun dana dari masyarakat dengan menjual sahamnya sendiri di bursa efek dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut diinvestasikan pada berbagai jenis efek baik yang diperdagangkan di pasar modal maupun di pasar uang. Ciri-ciri reksadana berbentuk perseroan adalah sebagai berikut :

- Bentuk hukumnya adalah Perseroan Terbatas (PT);

- Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara direksi perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk;

- Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara manajer investasi dengan bank konsultan.

Selanjutnya, reksa dana berbentuk perseroan ini dibedakan lagi berdasarkan sifatnya yaitu :

a. Reksadana Tertutup

Reksadana tertutup adalah reksadana yang transaksi perdagangan UP dilakukan di bursa saham karena pemegang UP memiliki saham dan menjualnya ke bursa sehingga permintaan dan penawaran merupakan harga dari UP atau saham. Bila investor tidak ada yang membeli saham tersebut maka investor tidak akan memperoleh dana dengan cepat, di samping itu, jumlah saham yang diterbitkan oleh perusahaan sama jumlahnya dari waktu ke waktu kecuali ada tindakan dari perusahaan (corporate action).

b. Reksadana Terbuka

Reksadana terbuka adalah reksadana dimana pemegang UP menjual unitnya langsung kepada manajer investasi. Harga unit ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan. Oleh karena itu, investor tidak mengetahui harga jual atau beli dari UP tetapi akan diketahui pada esok harinya.

(8)

Bentuk KIK dapat dijelaskan sebagai kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang UP dimana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. Reksadana berbentuk KIK hanya dapat beroperasi secara terbuka. Ciri-ciri reksadana berbentuk KIK adalah sebagai berikut :

- Bentuk hukumnya adalah KIK;

- Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi berdasarkan kontrak; - Penyimpanan kekayaan investasi kolektif dilaksanakan oleh bank kustodian

berdasarkan kontrak.

Di Indonesia, reksadana berbentuk KIK ini lebih populer dan jumlahnya mengalami perkembangan yang pesat.

2.2.3. Jenis Reksadana

Dalam mengelola reksadana, manajer investasi memiliki kebijakan investasi tertentu sesuai dengan prospektus reksadana. Kebijakan investasi ini mencerminkan konsentrasi investasinya. Konsentrasi investasi yang dibentuk oleh manajer investasi inilah yang membedakan reksadana berdasarkan jenisnya. Jenis reksadana menurut Bapepam adalah sebagai berikut :

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksadana jenis ini menginvestasikan dananya hanya pada efek yang bersifat hutang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun yang diperdagangkan di pasar uang dengan tujuan untuk menjaga likuiditas pemerliharaan modal. Perlu diketahui bahwa reksadana jenis ini mempunyai resiko yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis reksadana karena instrumen investasi yang dipilih adalah instrumen hutang jangka pendek seperti SBI, sertifikat deposito, dan Surat Pengakuan Hutang (SPH).

(9)

Reksadana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya pada efek bersifat hutang yang memberikan pendapatan yang pasti. Resiko reksadana ini relatif lebih besar daripada reksadana pasar uang karena instrumen hutangnya bersifat jangka panjang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan imbal hasil yang stabil.

3. Reksadana Saham (Equity Funds)

Jenis reksadana ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek yang bersifat ekuitas atau saham. Resiko reksadana ini paling tinggi jika dibandingkan dengan reksadana lainnya tetapi imbal hasil yang mungkin diperoleh juga lebih tinggi. Tingginya risiko reksadana jenis ini dikarenakan oleh sifat harga saham yang sangat fluktuatif. Meskipun demikian dalam jangka panjang imbal hasilnya dapat lebih tinggi dibandingkan dengan reksadana jenis lain. Jenis ini sesuai untuk investor yang mempunyai jangka waktu investasi yang panjang.

4. Reksadana Campuran (Mixed Funds)

Reksadana campuran melakukan investasi dalam efek yang bersifat ekuitas dan efek yang bersifat hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang dimana perbandingan investasinya tidak sama dengan reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Resiko reksadana ini modereat dengan imbal hasil yang relatif lebih tinggi daripada reksadana pendapatan tetap. Perbandingan komposisinya dapat beragam, dapat dalam bentuk efek hutang, efek ekuitas atau efek pasar uang.

2.2.4. Pihak-pihak yang Terkait dengan Reksadana

1. Manajer Investasi

Yang dimaksud dengan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali perusahaan asuransi, dan pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan undang-undang yang berlaku (UU. No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal).

(10)

Untuk menjamin agar pengelolaan suatu reksa dana dilaksanakan secara profesional maka manajer investasi yang boleh beroperasi hanyalah manajer investasi yang telah mendapatkan izin usaha dari Bapepam. Dalam pengelolaan investasi, manajer investasi wajib memiliki minimal dua tenaga profesional yang disebut Wakil Manajer Investasi (WMI) yang telah mendapatkan izin perorangan dari Bapepam.

Reksadana sering disebut sebagai wahana yang bercirikan three well, well

managed, well diversified, dan well regulated. Dua hal pertama itulah yang menjadi

tanggung jawab manajer investasi dan menjadi pedoman dalam mengukur sejauh mana kualitas manjer investasi yang bersangkutan. Di samping itu, syarat lain adalah integritas manjer investasi (Macmud: 1997). Tentu hal yang tidak mudah untuk memilih manajer investasi dengan reputsai yang baik dan integritas yang sudah teruji. Ada beberapa faktor yang membuat manajer investasi memiliki reputasi dan integritas yang baik di mata investor, yaitu sebagai berikut (Pratomo dan Nugraha, 2002, 140 – 144):

a. Pengalaman

Pengalaman berkaitan dengan lamanya perusahaan telah beroperasi. Beberapa manajer investasi merupakan afiliasi dari grup keuangan internasional yang juga bertindak sebagai manajer investasi dan telah beroperasi secara global selama puluhan tahu. Informasi ini dapat diperoleh dari prospektus.

b. Kinerja historis

Petunjuk yang paling kasat mata adalah kinerja historis meskipun tidak pernah menjadi suatu kepastian kalau reksadana yang memilik kinerja hebat di masa lalu akan menjamin hal yang sama di masa yang akan datang. Akan tetapi, paling tidak, konsistensi jangka panjang atas kinerja masa lalu merupakan salah satu petunjuk bagi potensi reksadana tersebut di masa depan. Berkaitan dengan kinerja historis adalah profil risk and return yang dihasilkan. Profil resiko dan kinerja perlu mendapat perhatian agar tidak terjerumus dengan hanya melihat imbal hasil yang dihasilkan. Di dalam investasi, kinerja yang tinggi selalu berdampingan dengan risiko yang tinggi pula.

(11)

c. Gaya investasi

Gaya berinvestasi (investment style) manajer investasi dapat dipelajari dari laporan keuangan yang sudah diaudit dalam pembaharuan prospektus (khususnya untuk reksa dana saham). Jenis saham apakah yang mendominasi portofolionya, apakah saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi kecil namun dengan tingkat pertumbuhan besar (growth stock) yang menandakan gaya berorientasi pada pertumbuhan tinggi ? atau justru sebaliknya, lebih banyak didominasi oleh perusahaan yang sudah mapan dengan kapitalisasi besar dengan pertumbuhan yang lebih kecil? Tingkat perputaran (turnover) juga menjadi salah satu indikator dalam hal sejauh mana manajer investasi melakukan aktivitas jual beli.

Perbedaan-perbedaan di atas akan sangat berpengaruh pada profil risk &

return reksa dana yang dikelolanya. Namun perlu juga diingat bahwa manajer

investasi bisa juga memiliki beberapa gaya investasi secara sekaligus dan diterapkan untuk masing-masing reksadana yang berbeda walaupun dari jenis yang sama.

d. Dukungan grup perusahaan

Umumnya investor melihat dukungan grup perusahaan untuk meyakinkan bahwa manajer investasi mempunyai komitmen jangka panjang untuk tetap beroperasi. Yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya conflict of interest (benturan kepentingan) di dalam pengelolaan investasinya. Krisis ekonomi di Indonesia telah memberikan pelajaran berharga khususnya bagi dunia perbankan, di mana dana yang dikumpulkan dari masyarakat telah disalahgunakan untuk membiayai perusahaan dari grup sendiri melewati batas yang telah ditentukan.

Manajer investasi merupakan suatu wadah dikumpulkannya dana masyarakat, independendi manajer investasi dalam mengambil keputusan investasi menjadi sangat penting. Dukungan grup harus lebih dikaitkan dengan jaringan informasi, bantuan teknis, efisiensi biaya serta yang paling penting adalah komitmen untuk tetap beroperasi dalam jangka panjang yang memungkinkan perusahaan manajer investasi bertahan di masa krisis.

(12)

Salah satu penyebab mundurnya industri reksadana ketika krisis adalah penarikan besar-besaran dana investor terutama oleh investro institusi. Tidak sedikit dari mereka yang ternyata terkait dengan fund manager yang mengelola dana sehingga pada saat grup perusahaan mengalami masalah, anak perusahaan ikut memikul imbasnya.

e. Besarnya aset yang dikelola dan jumlah nasabah

Besarnya aset yang dikelola akan memberikan keuntungan dari segi

economies of scale suatu perusahaan manajer investasi dalam hal efisiensi biaya

dan bargaining power untuk mendapatkan harga yang lebih baik dalam bertransaksi khususnya untuk instrumen pasar uang dan pendapatan tetap. Memang masih menjadi perdebatan, apakah semakin besar aset yang dikelola, semakin baik kinerja yang akan dihasilkan oleh manajer investasi.

Banyaknya nasabah juga bisa menjadi salah satu indikator kepercayaan investor publik kepada suatu manajer investasi. Selain mengelola reksadana, beberapa manajer investasi juga mengelola nasabahnya secara discretionary, dimana umumnya yang menjadi nasabahnya adalah investor institusi seperti dana pensiun atau perusahaan asuransi. Mengenai masalah jumlah aset dan banyaknya investor, perlu juga diperhatikan asal dari aset yang dikelolanya dan asal investor, apakah investor tersebut berasal dari investor publik atau dari grup sendiri.

f. Kualitas sumber daya manusia

Kegiatan usaha manjer investasi sangat tergantung pada kualitas sumber daya para stafnya. Itulah sebabnya, dalam prospektus reksadana akan selalu dijelaskan mengenai curriculum vitae dari para staf manajer investasi khususnya yang terlibat secara langsung dalam tim pengelolaan investasi. Investor bisa memperlajari pengalaman serta kualifikasi akademis yang dimiliki oleh tim investasinya. Dalam beberapa kasus, kepercayaan investor terhadap suatu manajer investasi mungkin saja disebabkan karena investor tersebut lebih percaya terhadap manajernya secara individu daripada terhadap perusahaan manajer investasinya sebagai suatu institusi.

(13)

g. Kualitas pelayanan

Pelayanan sebenarnya sangat luas cakupannya, namun akan dibatasi pada kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, keakuratan dan kecepatan pelaporan, dan kemudahannya untuk dihubungi jika diperlukan untuk berkonsultasi. Sama dengan industri jasa lainnya yang menekankan hubungan jangka panjang, kualitas pelayanan akan diukur melalui after sales service yang membuat nasabah merasa nyaman untuk terus berhubungan atau tidak.

2. Bank Kustodian

Lembaga kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek dan memberikan jasa lain seperti menerima dividen atau bunga. Selain itu, lembaga kustodian juga berperan menyelesaikan transaksi efek dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Lembaga kustodian ini biasanya berbentuk bank umum.

Dalam hubungannya dengan reksadana, bank kustodian mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk menyimpan, menjaga, dan mengadministrasikan kekayaan reksadana termasuk pencatatan dan pembayaran/penjualan kembali UP reksa dana berdasarkan kontrak yang dibuat dengan manajer investasi. Dengan kata lain, bank kustodian hanya mengeksekusi perintah yang diberikan oleh manajer investasi sesuai kontrak (Bapepam,1997, 16). Dalam Undang-Undang Pasar Modal disebutkan bahwa kekayaan reksadana wajib disimpan di bank kustodian sehingga manajer investasi tidak memegang langsung kekayaan tersebut. Selain itu bank kustodian juga dilarang terafiliasi dengan manajer investasi dengan tujuan untuk menghindari adanya benturan kepentingan dalam pengelolaan kekayaan reksadana.

3. WAPERD (Wakil Agen Penjual Efek Reksadana)

WAPERD adalah orang perseorangan yang mendapatkan izin dari Bapepam untuk bertindak sebagai wakil perusahaan efek untuk menjual efek reksadana. Izin tersebut hanya boleh dipergunakan untuk satu perusahaan efek. Selain WAPERD, pihak lain yang diizinkan untuk memasarkan efek reksadana adalah pegawai suatu

(14)

perusahaan efek yang telah memiliki izin sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) atau Wakil Penjamin Emisi (WPE) atau Wakil Manajer Investasi (WMI).

4. Profesi Penunjang Reksadana

Profesi penunjang dalam industri reksadana antara lain adalah:

a. Notaris, berperan sebagai pejabat umum yang berwenang membuat akta otentik seperti pembuatan akta kontrak yang diperlukan pada saat pendirian reksadana dan dalam pembuatan kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian.

b. Konsultan hukum, berperan sebagai ahli hukum yang memberikan dan menandatangani pendapat hukum tentang penawaran umum suatu reksadana dan semua kontrak yang dibuat oleh reksadana dengan pihak lain sehingga sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Akuntan publik, merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap

kewajaran penyajian informasi keuangan atau laporan keuangan dari reksadana.

2.2.5. Manfaat dan Resiko Reksadana

2.2.5.1. Manfaat Reksadana

Sebagai salah satu instrumen investasi, reksadana memiliki beberapa manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Manfaat tersebut antara lain (Bapepam, 1997, 13):

1. Dikelola oleh manajemen profesional

Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi yang memiliki keahlian khusus dan memenuhi persyaratan tertentu dalam hal pengelolaan dana. Hal ini sangat menguntungkan investor yang memiliki keterbatasan waktu dan kemampuan dalam menganalisis harga efek dan kondisi perekonomian.

2. Diverifikasi investasi

Dana yang terhimpun oleh suatu reksadana akan diinvestasikan pada efek yang terdiri atas beragam jenis efek sehingga resiko akan tersebar dengan dilakukannya diversifikasi.

(15)

3. Kemudahan berinvestasi

Kemudahan berinvestasi tercermin dari rendahnya nilai investasi awal dan kemudahan pelayanan administrasi baik dalam pembelian maupun penjualan kembali suatu unit reksadana bila dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Kemudahan lainnya adalah adanya fasilitas bagi investor untuk melakukan reinvestasi dengan menggunakan dividen yang diperolehnya sehingga UP terus bertambah.

4. Transparansi informasi

Reksadana wajib memberikan informasi kepada investornya tentang perkembangan dan biayanya secara kontinyu sehingga investor dapat memantau keuntungan, biaya, dan risiko investasinya setiap saat. Selain itu, pengelola reksadana wajib mengumumkan NAB setiap di hari di surat kabar dan menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta prospektus secara teratur sehingga investor mendapatkan informasi yang lengkap dan dapat memantau perkembangan investasinya secara terus menerus.

5. Likuiditas yang tinggi

Investor dapat mencairkan kembali saham atau UP-nya setiap saat sesuai dengan ketetapan yang dibuat masing-masing reksa dana sehingga memudahkan investor mengelola kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali UP-nya sehingga sifatnya sangat likuid.

6. Biayanya rendah

Dalam melakukan investasi di reksadana, investor dihadapkan pada biaya transaksi. Biaya ini dikenakan pada saat investor hendak membeli UP reksadana yang disebut sebagai biaya pembelian (front-end load) dan pada saat investor hendak menjual UP tersebut yang disebut sebagai biaya penjualan kembali

(back-end load). Di samping itu, reksadana harus mengeluarkan biaya operasional untuk

(16)

periodik diambil dari reksadana sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi NAB investor. Karena dana yang dipercayakan pada reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor dan kemudian dikelola secara profesional maka besarnya biaya transaksi per UP akan menjadi semakin kecil dan efisien apabila dibandingkan dengan biaya investasi investor individu yang melakukan sendiri transaksi di bursa.

2.2.5.2. Resiko Reksadana

Selain memberikan manfaat dan keuntungan yang besar, reksadana juga mengandung resiko yang harus dipertimbangkan oleh investor. Semakin tinggi imbal basil yang diharapkan, semakin tinggi pula resikonya. Resiko reksadana diantaranya adalah (Bapepam, 1997, 14):

1. Resiko berkurangnya UP

Resiko ini disebabkan oleh turunnya harga efek yang menjadi bagian dari reksadana seperti turunnya harga saham atau harga obligasi yang menyebabkan turunnya nilai UP.

2. Resiko Likuiditas

Penjualan kembali (redemption) sebagian besar UP oleh investor kepada manajer investasi secara bersamaan dapat menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan uang tunai bagi pembayaran tersebut.

3. Resiko Politik dan Ekonomi

Kondisi makro negara baik ditinjau dari segi ekonomi maupun politik akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang telah terdaftar di bursa efek. Hal ini jelas akan mempengaruhi harga efek yang ada dalam reksadana itu sendiri.

4. Resiko Wanprestasi

Resiko ini timbul pada saat perusahan asuransi yang menerima asuransi reksadana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari pada nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal di luar kendali reksadana seperti bencana

(17)

alam, kebakaran, kerusuhan atau wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksadana seperti pialang, bank kustodian atau agen pembayaran, yang mungkin dapat menyebabkan penurunan NAB reksadana yang bersangkutan

2.4. Pedoman Pengelolaan Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi

Kolektif

Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Bank Kustodian wajib menghitung Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana setiap hari bursa dan mengumumkannya.

2. Penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan (UP) dapat dilakukan melalui bank kustodian atau agen penjual yang ditunjuk oleh manajer investasi.

3. Setelah memberitahukan secara tertulis kepada Bapepam, manajer investasi dapat menginstruksikan kepada bank kustodian dan agen penjual untuk melakukan penolakan pembelian kembali (pelunasan) apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :

a. Bursa Efek dimana sebagian besar portofolio efek reksa dana diperdagangkan ditutup.

b. Perdagangan efek atas sebagian besar portofolio efek reksadana di Bursa Efek dihentikan.

c. Keadaan darurat

d. Terdapat hal-hal lain yang ditetapkan dalam kontrak pengelolaan investasi setelah mendapat persetujuan Bapepam.

4. Bank kustodian dilarang mengeluarkan Unit Penyertaan baru selama periode penolakan pembelian kembali (pelunasan)

(18)

5. Manajer investasi wajib memberitahukan kepada pemegang Unit Penyertaan apabila melakukan hal sebagaimana dimaksud dalam angka 3 diatas.

6. Manajer investasi atau bank kustodian wajib menolak pesanan pembelian Unit Penyertaan dari calon pemegang Unit Penyertaan, dalam hal terdapat keyakinan adanya adanya pelanggaran ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan Bapepam Nomor V.D.10 tentang Prinsip Mengenal Nasabah.

7. Manajer investasi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas sebaik mungkin semata-mata untuk kepentingan reksadana. dalam hal manajer investasi tidak melakukan kewajibannya, manajer investasi tersebut wajib bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul karena tindakannya.

8. Kontrak Investasi Kolektif wajib menetapkan hak dan tanggung jawab dari pihak-pihak dalam kontrak, yaitu antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan.

9. Alokasi Biaya

a. Biaya yang menjadi beban manajer investasi : 1. Biaya persiapan

2. Biaya administrasi 3. Biaya pemasaran 4. Biaya pencetakan

5. Biaya distribusi prospektus pertama kali b. Biaya yang menjadi beban reksa dana :

1. Biaya pengelolaan manajer investasi 2. Biaya bank kustodian

3. Biaya asuransi, jika ada 4. Biaya transaksi

5. Biaya pembaharuan prospektus dan pendistribusiannya 6. Biaya-biaya lain yang ditetapkan dalam kontrak

c. Biaya yang menjadi beban pemodal 1. Biaya penjualan, jika ada

(19)

3. Biaya transfer pembelian kembali (pelunasan) jika ada Pajak yang berkenaan dengan pemodal, jika ada.

d. Biaya yang menjadi beban manajer investasi atau reksadana 1. Biaya konsultan hukum

2. Biaya notaris 3. Biaya akuntan

10. Manajer investasi dapat menunjuk agen penjual yang menerima permintaan penjualan atau pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan untuk disampaikan kepada bank kustodian.

11. Manajer investasi dan atau agen penjual reksadana wajib memastikan bahwa sebelum membeli Unit Penyertaan reksadana calon pemegang Unit Penyertaan telah memahami isi prospektus reksadana.

12. Manajer investasi dapat menentukan tata cara pembelian kembali (pelunasan) Unit Penyertaan. i\

13. Manajer investasi dilarang terafiliasi dengan bank kustodian

14. Manajer investasi reksadana dilarang melakukan tindakan yang dapat menyebabkan reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang telah dinyatakan efektif:

a Membeli efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya tidak dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang tersedia.

b Membeli Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya dapat diakses melalui media massa atau fasilitas internet yang tersedia lebih dari 15% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana.

c Melakukan transaksi lindung nilai atas pembelian efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri lebih besar dari nilai efek yang dibeli.

d Membeli efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah mencatatkan efeknya pada Bursa Efek di Indonesia lebih dari 5% dari modal disetor perusahaan dimaksud.

e Membeli efek bersifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan lebih dari 10% dari Nilai Aktiva Bersih reksadana pada setiap saat. Pembatasan ini

(20)

termasuk pemilikan surat berharga yang dikeluarkan oleh bank-bank tetapi tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

f Menjual Unit Penyertaan kepada setiap pemodal lebih dari 2% dari jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak, kecuali:

- bagi manajer investasi, semata-mata untuk kepentingan sendiri dan bukan untuk kepentingan pihak lain. Pembelian tersebut guna menjamin pembayaran atas penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan oleh pemegang Unit Penyertaan.

- kelebihan pemilikan Unit Penyertaan tersebut yang dimiliki oleh pemegang Unit Penyertaan yang berasal dari penanaman kembali pembagian keuntungan

g Membeli Efek Beragun Aset lebih dari 10% dari NAB reksadana, dengan ketentuan bahwa setiap jenis Efek Beragun Aset tidak lebih dari 5% dari NAB reksadana.

h Membeli efek yang tidak melalui penawaran umum dan atau tidak dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia, kecuali efek pasar uang, efek sebagaimana dimaksud dalam angka 14 huruf b di atas dan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia.

i Membeli efek yang diterbitkan oleh pihak yang terafiliasi baik dengan manajer investasi maupun pemegang Unit Penyertaan lebih dari 20% dari NAB reksadana, kecuali hubungan afiliasi yang terjadi karena penyertaan modal pemerintah.

j menempatkan dana investasi dalam kas atau setara kas kurang dari 2 % dari NAB reksadana.

k Terlibat dalam kegiatan selain investasi, investasi kembali, atau perdagangan efek.

l Terlibat dalam penjualan efek yang belum dimiliki (short sale) m Terlibat dalam pembelian efek secara margin

(21)

o Terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak lebih dari 10 % dari nilai portofolio reksadana pada saat pembelian

p membeli efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum dimana manajer investasi atau afiliasinya bertindak sebagai penjamin emisi efek dari efek yang dimaksud.

q Terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi basil dengan manajer investasi atau afiliasinya.

r Membeli Efek Beragun Aset yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum dimana manajer investasinya sama dengan manajer investasi reksa dana dan akan terafiliasi dengan kreditur awal Efek Beragun Aset tersebut. s Membeli Efek Beragun Aset yang tidak tercatat di Bursa Efek.

15. Dalam hal manajer investasi melakukan pelanggaran terhadap ketentuan angka 14 di atas, kebijakan investasi, ketentuan dalam kontrak dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal, maka:

a Selambat-lambatnya dua hari kerja sejak terjadinya pelanggaran tersebut, bank kustodian wajib memberikan surat teguran kepada manajer investasi dengan tembusan kepada Bapepam.

b Manajer investasi wajj menyesuaikan selambat-lambatnya 10 hari kerja sejak terjadinya pelanggaran.

16. Dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam angka 14 huruf f diatas, manajer investasi wajib untuk membatasi penempatan dana awal pada saat dibentuknya reksa dana tersebut dengan ketentuan :

a Penempatan dana awal sekurang-kurangnya 1% dan sebanyak-banyaknya 20% dari jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak.

b Masing-masing pihak yang melakukan penyetoran penempatan dana awal dapat memiliki Unit Penyertaan sebanyak-banyaknya 2,5% dari jumlah Unit Penyertaan yang ditetapkan dalam kontrak

c Pihak tersebut dalam huruf b di atas dilarang melakukan penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan dalam jangka waktu satu tahun sejak efektifnya pernyataan pendaftaran reksadana tersebut

(22)

17. Bapepam berwenang mengalihkan, membekukan, mengamankan kekayaan, menunjuk manajer investasi lain untuk mengelola kekayaan reksadana, membubarkan reksadana dimaksud dan atau melakukan tindakan lain terhadap reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) untuk melindungi kepentingan para pemegang Unit Penyertaan.

18. Kontrak pengelolaan reksadana berbentuk KIK dan perubahannya wajib dibuat secara notariil.

19. Reksadana berbentuk KTK hanya dapat melakukan pembelian dan penjualan atas:

a Efek yang telah dijual dalam Penawaran Umum dan atau dicatatkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri

b Instrumen pasar uang dalam negeri yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun, meliputi Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, Surat Pengakuan Hutang, Sertifikat Deposito, baik dalam rupiah maupun dalam mata uang asing, dan Obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

c Surat berharga komersial dalam negeri yang jatuh temponya dibawah tiga tahun dan telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat Efek.

20. Formulir penjualan kembali (pelunasan) Unit Penyertaan yang diterima secara lengkap oleh manajer investasi sampai dengan pukul 13:00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) wajib diproses berdasarkan NAB reksadana yang ditetapkan pada akhir hari bursa yang bersangkutan.

21. Pembayaran atas Unit Penyertaan reksadana berbentuk KIK yang dijual kembali oleh pemegang Unit Penyertaan dilakukan sesegera mungkin, tidak lebih dari tujuh hari bursa sejak diminta penjualan kembali (pelunasan) oleh pemegang Unit Penyertaan.

22. NAB reksadana awal untuk setiap Unit Penyertaan dari reksadana wajib ditetapkan sebesar Rp 1.000,00. Sedangkan reksadana yang menggunakan denominasi mata uang asing, maka NAB reksadana awal wajib ditetapkan sebesar US$ 1 atau EUR 1.

(23)

23. Laporan keuangan tahunan reksadana wajib diperiksa oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam serta wajib disampaikan kepada Bapepam oleh manajer investasi selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan berakhir.

24. Manajer investasi reksadana wajib menerbitkan pembaharuan prospektus yang disertai laporan keuangan tahunan terakhir serta wajib disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan berakhir.

25. Manajer investasi wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada Bapepam mengenai rencana pembubaran, likuidasi dan pembagian basil likuidasi reksadana dengan melampirkan:

a Kesepakatan pembubaran dan likuidasi reksadana antara manajer investasi dengan bank kustodian

b Alasan pembubaran c Kondisi keuangan terakhir

26. Manajer investasi wajib mengumumkan rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian basil likuidasi reksadana dalam dua surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional selambat-lambatnya dua hari bursa setelah pemberitahuan kepada Bapepam. Pada hari yang sama dengan pengumuman tentang rencana pembubaran, likuidasi, dan pembagian basil likuidasi tersebut, manajer investasi wajib memberitahukan secara tertulis kepada bank kustodian untuk menghentikan perhitungan NAB reksadana.

27. Manajer investasi wajib memastikan bahwa basil dari likuidasi reksadana hams dibagi secara proporsional menurut komposisi jumlah Unit Penyertaan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang Unit Penyertaan.

28. Manajer investasi wajib menyampaikan laporan basil pembubaran, likuidasi dan pembagian basil likuidasi reksadana kepada Bapepam selambat-lambatnya dua bulan setelah tanggal pemberitahuan rencana pembubaran, likuidasi dan pembagian hasil likuidasi tersebut yang diajukan dengan dilengkapi pendapat dari konsultan hukum dan akuntan, serta Akta Pembubaran dan Likuidasi Reksadana dari notaris.

(24)

29. Dalam hal reksadana dibubarkan dan dilikuidasi, maka beban biaya pembubaran dan likuidasi reksadana termasuk biaya konsultan hukum, akuntan dan beban lain kepada pihak ketiga menjadi tanggung jawab dan wajib dibayar manajer investasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

2.5 Penelitian Sebelumnya

Penelitian tentang kinerja reksadana dirintis oleh Jensen (1968). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa reksadana tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam memilih saham yang menguntungkan. Hal ini berarti bahwa reksadana dianggap tidak dapat memberikan kinerja yang baik diatas kinerja pasar yang dijadikan sebagai proksi. Penelitian yang dilakukan oleh Malkiel (1995) juga menyatakan bahwa kinerja reksadana tidak lebih baik dari pada kinerja pasar.

Hasil penelitian Jensen dan Malkiel tersebut bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Grinbaltt dan Titman (1992), Goetzmann dan Ibbotson (1994), serta Brown dan Goetzmann (1995) yang menyatakan adanya kinerja yang baik pada reksadana-reksadana yang diobservasi. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan untuk periode penelitian yang lebih singkat yaitu satu hingga tiga tahun. Menurut penelitian mereka, adanya kinerja yang baik dari reksadana disebabkan oleh kemampuan yang tinggi atau adanya hot hands dari manager investasi dalam menentukan strategi investasi dan memilih saham yang tepat.

Elton, Gruber, Das dan Hlavka (1993) serta Elton, Gruber, Das dan Blake (1996) meneliti adanya kinerja yang baik pada sekelompok reksadana dalam periode pengukuran yang lebih lama yaitu lima sampai sepuluh tahun. Hal ini disebabkan oleh karena manajer investasi sekelompok reksadana tersebut memiliki informasi yang lebih kaya dibandingkan dengan manajer investasi sekelompok reksadana yang lain dan memiliki kemampuan dalam memilih saham yang tepat.

Sementara itu di Indonesia, Hayun (2003) menganalisis 64 reksa danapada kurun waktu 2001 dan 2002 dengan menggunakan Sharpe Measure. Kesimpulannya adalah pada tahun 2001 hanya 22 reksadana (34,38%) yang memiliki Sharpe Measure positif, sedangkan pada tahun 2003 hanya 33 reksadana (51,56%) yang memiliki Sharpe Measure positif. Setiadharma (1997) meneliti kinerja

(25)

Danareksa Mawar, Danareksa Melati dan Danareksa Anggrek yang merupakan produk reksadana PT Danareksa Fund Management dimana hasil penelitiannya berdasarkan ukuran Treynor menyatakan bahwa ketiga reksadana tersebut mempunyai ukuran Treynor yang positif dan mampu memberikan imbal hasil yang lebih besar daripada imbal hasil deposito. Bahkan kinerja reksadana Mawar dan Melati mampu memberikan imbal hasil dan imbal hasil per unit total resiko yang lebih besar daripada investasi yang menggunakan strategi pasif.

Selain itu penelitian yang dilakukan Wardhani (2003) menyatakan bahwa secara individu hanya tujuh dari 18 reksadana yang diteliti pada periode tahun 1999-2002 yang mempunyai kinerja yang outperform terhadap kinerja pasar, dengan tingkat nilai Alfa Jensen berkisar antara 0,11 sampai dengan 0,438. Sedangkan 11 reksadana lainnya menunjukkan kinerja yang underperform terhadap kinerja pasar dengan nilai Alfa Jensen berkisar antara -0,0673 sampai dengan -0,45.

Referensi

Dokumen terkait

Secara Keseluruhan Bukti Langsung, Empati, Kehandalan, Daya Tanggap, dan Kepastian terhadap Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Swasta di Bandung berada pada kategori

11 Bahan Mata Acara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa 2018 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. 28

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis pembungkus pada tempe biji lamtoro berbeda nyata terhadap kadar lemak, karbohidrat dan serat kasar (p < 0,05)

Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa skor rata-rata untuk dimensi desire sebesar 3,12 yang berarti iklan XL membuat mahasiswa FKIP UKSW tahun 2013/2014

Dengan pengertian ini, maka dalam pandangan Islam, seseorang dapat dikategorikan sebagai kaya, apabila telah terbebas dari keperluan-keperluan asasi manusia, tidak

Adalah fasilitas yang digunakan untuk backup data anak cabang, divisi dan

(1) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,

Organ ini terdiri atas lapisan otot dan serat kolagen yang berfungsi dalam proses penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga sangat