• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEDISIPLINAN TERHADAP TATA TERTIB SISWA DI ASRAMA ST ALOYSIUS TURI PAKEM SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEDISIPLINAN TERHADAP TATA TERTIB SISWA DI ASRAMA ST ALOYSIUS TURI PAKEM SKRIPSI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Grasia Veni Bhoko NIM: 141114021

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)

iv

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN:

Kupersembahkan Karyaku ini untuk:

Tuhan Yesus yang selalu menyertai dan memberkati saya dari awal hingga akhir denganbaik. Berbagai hal telah saya alami baik senang, sedih hingga kecelakaan

yang saya alami ditengah perjalanan skripsi. Semua merupakan berkat dan rencana Tuhan yang begitu luar biasa dalam hidup saya.

Orang tua Bapak Daniel A.Gedu & Ibu Waldetrudis Nembo yang selalu mengasihi ,mendukung dan mendoakan saya.

Kakak tersayang Eudes Raymond Gene yang selalu memberi motovasi kepada saya

Sahabat-sahabat terkasih Monica Wuluh Gandasuli, Dinda Tiara Putri Rasadi, Maria Valentina Heriwati, yang selalu menemani, dan memotivasi saya dari awal

perkuliahan hingga sekarang. Konstantinus Dhoy Wale yang selalu memberikan semangat dan bantuan.

Teman-teman tercinta Chaterina Dewi Anggreini, Gabriela Yullian Hemas,Lina Rahmawati, dan seluruh teman-teman angkatan 2014 yang selalu memotivasi

saya hingga saat ini.

. Dosen pembimbing tercinta ibu Dr MM.Sri Hastuti,M.Si yang selalu mendorong dan memberi banyak masukan dalam mengerjakan skripsi.

Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membatu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

TINGKAT KEDISIPLINAN TERHADAP TATA TERTIB SISWA DI ASRAMA SMP ST ALOYSIUS TURI PAKEM

Grasia Veni Bhoko Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2018

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa di asrama SMP St Aloysius, Turi, Pakem; dan (2) membuat usulan topik-topik bimbingan yang tepat untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di Asrama St Aloysius Turi Pakem.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP St Aloysius Turi yang tinggal di asrama berjumlah 33 orang. Pengumpulan data dengan kuesioner Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Asrama yang disusun oleh peneliti (nilai koefisien reliabilitas 0,967) yang terdiri dari 124 aspek dari empat aspek yaitu aspek keamanan, aspek kebersihan, aspek ketertiban, dan aspek keteladanan. Tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib dalam 4 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sednag, dan sangat rendah (Azwar,2013)

Hasil menunjukkan bahwa 8 siswa (24%) memiliki tingkat kedisplinan yang sangat tinggi, 16 siswa (48%) memiliki tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib yang tinggi, 8 siswa (24) memiliki tingkat kedisiplinan yang sedang, 1 siswa (3%) yang memiliki tingkat kedisiplinan rendah, tidak ada siswa (0%) memiliki tingkat kedisiplinan yang sangat rendah

Berdasarkan hasil analisis skor item-item kuesioner ditemukan tiga item terendah, peneliti mengusulkan topik bimbingan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa terhadap tata tertib sekolah.

(9)

ix

ABSTRACT

THE DISCIPLINARY LEVEL TOWARDS STUDENTS’ RULES WITHIN SMP ST. ALOYSIUS TURI PAKEM DORMITORY

Grasia Veni Bhoko Sanata Dharma University

Yogyakarta 2018

The aim of this study was to: (1) determine the disciplinary level of students within the dormitory of SMP St. Aloysius Turi Pakem; and (2) make a proposal on appropriate guidance topics to improve the students’ discipline in St Aloysius Dormitory Turi Pakem.

The research was a descriptive quantitative research. The subject of the research was SMP (Junior High School) St Aloysius Turi students that lived in the dormitory with total 33 students. The data collection was using a Discipline to Dormitory Conduct Questionnaire that arranged by the researcher (with reability coefficient value 0,967) which consist of 124 aspects which expanded from four aspects namely security aspect, hygiene aspect, order aspect, and exemplary aspect. The disciplinary level toward dormitory rule was categorized into four namely, very appropriate, appropriate, not appropriate, and very inappropriate. (Azwar,2013)

The results showed that 8 students (24%) had very high disciplinary level, 16 students (48%) had high disciplinary level, 8 students (24) had moderate disciplinary level, 1 student (3%) had low disciplinary level, no students (0%) had very low disciplinary level.

Based on the results of the scores analysis of the questionnaires items, it was found the lowest three items, and the researchers proposed the guidance topic to improve student discipline on school rules.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkat dan karunia yang begitu besar kepada penulis. Pengalaman yang sangat luar biasa, sehingga penulis mampu menyelesaikan perjalanan skripsi dari awal hingga akhir dengan baik. penulisan skripsi ini bertujuan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang penulis jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Prodi Bimbingan dan Konseling. 3. Dr. MM Sri Hastuti, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu

mendampingi proses penulisan skripsi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu memberikan waktu, saran, motivasi kepada penulis dalam perjalanan menyesaikan skripsi.

4. Bapak dan Ibu dosen Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dan membagi ilmunya selama masa studi. 5. Kedua orang tua terkasih Ayah Daniel A Gedu dan Ibu Waldetrudis

Nembo atas seluruh doa, dukungan, pendampingan, serta kepercayaan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Kakak Eudes Raymond Gene serta seluruh keluarga besar yang selalu mendukung penulis dengan doa maupun semangat.

7. Sahabat-sahabatku Monica Wuluh Gandasuli, Maria Valentina Heriwati, dan Dinda Tiara Putri Rasadi yang selalu mendampingi, memberikan semangat, motivasi, doa dan selalu ada untuk penulis selama perjalanan perkuliahan.

8. Konstantinus Dhoy Wale yang selalu memberikan perhatian, dukungan, semangat dan doa.

9. Teman-teman terkasih Chatarina Dewi, Gabriela Yullian Hemas, Lina Rahmawati dan seluruh mahasiswa BK angkatan 2014 yang selalu memotivasi maupun memberi warna dalam perjalanan perkuliahan penulis.

10. Bapak Stefanus Priyatmoko yang telah ramah dan sabar dalam membantu mengurus administrasi perkuliahan serta proses penulisan skripsi.

(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah... 6 E. Tujuan Penelitian... 7 F. Manfaat Penelitian... 7 G. Definisi Istilah... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 9

A. Hakikat Kedisiplinan... 9

1. Pengertian Kedisiplinan... 9

2. Fungsi Kedisiplinan Bagi Siswa...10

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan...13

(13)

xiii

B. Hakikat Tata Tertib... 19

1. Pengertian Tata Tertib... 19

2. Tata Tertib Asrama... 19

C. Hakikat Remaja... 21

1. Masa Remaja... 21

2. Tugas Perkembangan Remaja... 21

D. Kajian Penelitian yang Relevan... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 24

C. Subjek Penelitian... 24

D. Variabel Penelitian... 25

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 25

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 28

G. Teknik Analisis Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 38

A. Hasil Penelitian... 38 B. Pembahasan... 43 BAB V PENUTUP... 48 A. Simpulan... 48 B. Keterbatasan Penelitian... 49 C. Saran... 49 DAFTAR PUSTAKA... 51 LAMPIRAN... 52

(14)

xiv

DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM

Tabel 3.1 Jumlah Subjek Penelitian... 25

Tabel 3.2 Norma Skoring Kuesioner Kedisiplinan... 27

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kedisiplinan... 27

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas... 30

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kedisiplinan Dengan 88 Item Valid... 31

Tabel 3.6 Reliabilitas Item... 32

Tabel 3.7 Kriteria Guilford... 33

Tabel 3.8 Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan... 35

Tabel 3.9 Norma Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan... 36

Tabel 3.10 Norma Kategorisasi Skor Item... 37

Tabel 4.1 Kategorisasi Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib... 38

Diagram 4.1 Kategorisasi Kedisiplinan Terhadapa Tata Tertib... 40

Tabel 4.2 Kategorisasi Skor Item Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib... 41

Tabel 4.3 Tiga Skor Terendah Item Kedisiplinan TerhadapTata Tertib.. 42

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian... 77 Lampiran 2 Kuesioner Penelitian... 78 Lampiran 3 Hasil Komputasi Uji Validitas Item-Total

Instrumen Penelitian... 84 Lampiran 5 Tabulasi Data Penelitian... 88

(16)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentanglatar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatas masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Anak remaja memiliki banyak masalah. Masalah anak remaja ada yang mengenai perubahan dalam dirinya sendiri, tugas-tugas dalam keluarga, dan tugas-tugas di sekolah. Perubahan tugas dalam keluarga yaitu ketikakanak-kanak tidak perlu membantu ibu di dapur dan anak-anak biasanya bermain saja, tetapi ketikaremaja harus membantu ibu di dapur. Sedangkan tugas di sekolah juga terjadi perubahan, ketika di bangku SD pekerjaanrumah (PR) adalah tugas pribadi namun memasuki di bangku SMP, PR perlu dikerjakan bersama kelompok, perlu belajar bekerjasama. Selain perubahan tugas di sekolah dan di rumah, anak remaja juga mengalami perubahan hormonal dalam dirinya sendiri pada masa pubertas, sehingga pertumbuhan mereka menjadi bertambah.

Disiplin di asrama apabila di terpkan dengan baik akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong siswa belajar secara konkrit dalam praktik hidup di asrama. Dengan melakukan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik, sehingga hubungan antar siswa, proses belajar dan lingkungan asrama menjadi kondusif. Perilaku tidak disiplin siswa terhadap tata tertib yang berlaku di

(17)

sebabkan oleh karena emosi siswa yang belum stabil dan pada masa remaja, siswa memiliki hasrat yang sangat kuat disertai keinginan untuk mewujudkan hasrat yang ada (Sarwono, 1989).

Tidak semua siswa SMP St Aloysius Turi tinggal di asrama. Kebanyakan yang tinggal di asrama disebabkan oleh rumah mereka yang jauh atau dari luar kota Yogyakarta. Orang tua lebih percaya dan merasa lebih aman bila anak mereka tinggal di asrama. Selama studi para siswa memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri melalui pendidikan di sekolah dan pendidikan di asrama.

Kehidupan di asrama adalah kehidupan displin. Anak-anak dilatih untuk hidup tertib. Hidup tertib itu dimulai dengan mematuhi peraturan yang ada di asrama. Peraturan asrama meliputijam bertamu, jam pesiar, keluar masuk asrama harus dengan alasan yang penting, jadwal piket, jam makan bersama, saat jam belajar tidak boleh berbicara dan tertawa keras karena akan mengganggu teman lain, dan masih banyak peraturan yang lain. Kegiatan asrama meliputi kerjabakti, kegiatan kerohanian, piket harian, dan kegiatan memelihara kesehatan serta kebersihan. Seluruh tara tertib dan kegiatan ini harus dijalankan oleh para siswa penghuni asrama.

Penyesuaian diri merupakan hal penting dalam kehidupan remaja. Tugas para siswa di asrama yaitu melakukan kegiatan dan tugas-tugas di asrama. Dalam menjalankan tugas-tugas pendidikan diperlukan alat bantu berupa peraturan-peraturan. Penyesuaian diri di asrama di mulai sejak siswa menjadi penghuni asrama. Pada waktu yang sama ketika remaja sedang

(18)

mencari otonomi dari orang tua mereka dan orang tua lain, mereka juga sedang mencari penyesuaian (conformity) untuk dapat diterima dari kelompok mereka. Untuk bisa diterima mereka mencontoh gaya bahasa, pakaian dan tingkah laku kelompok. Dalam kelompik-kelompok dengan kohesi yang kuat, berkembang norma-norma kelompok tertentu. Meskipun norma-norma tersebut tidak merupakan norma yang buruk, terdapat bahaya bagi pembentukan identitas remaja. Dia akan lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok dari pada mengembangkan pola norma dirinya sendiri. Moral kelompok tadi dapat berbeda dengan moral yang diajarkan orang tuanya sejak kecil dan sudah di hayatinya. Bila moral kelompok lebih baik dari moral keluarganya, tidak menjadi masalah. Tetapi jika ada paksaan kelompoknya akan sulit bagi remaja untuk mencapai keyakinan diri.

Para siswa di asrama mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, karena bagi siswa-siswi di asrama kehidupan di asrama lebih ketat dan tertib.Menurut pengamatan penulishal tersebut terlihat waktu mereka membuat kesalahan dalam mematuhi peraturan asrama, ada 2 sampai 3 anak yang kelihatan selalu murung tiap hari dan menangis minta pulang. Selain itu juga siswa siswi berasal dari rumah yang kurang mementingkan kedisiplinan. Seperti tidak dilatih untuk mengerjakan pekerjaan rumah, misalnya menyapu rumah, jarang belajar, bermain game, malas mengerjakan tugas.

Hal tersebut dialami hampir sebagian dari siswa siswi yang tinggal di asrama, karena kurangnya perhatian dari orang tua. Banyak orang tua dari mereka yang rumah tangganya berantakan akibatnya anak merasa kurang

(19)

mendapatkan kasih sayang. Hal tersebut membuat orang tua mereka memilih untuk memasukan mereka ke asrama, agar mereka dididik menjadi anak yang disiplin. Para siswa di asrama harus patuh pada semua peraturan dan kegiatan di asrama selama mereka tinggal di asrama. Meskipun tujuan tata tertib asrama adalah mengatur seluruh kegiatan di asrama agar para penghuni asrama disiplin dalam menggunakan waktu dan teratur dalam menjalankan hidup bersama di asrama, namun dalam pelaksanaannya tentu ada siswa yang mengalami kesulitan. Kesulitan itu baik dialami siswa yang tinggal di asrama memasuki tahun pertama, tahun kedua, dan tahun ketiga.

Penyesuaian diri setiap siswa penghuni asrama bergantung kemampuan penyesuaian diri dan pengalaman-pengalaman hidup dalam lingkungan asrama itu serta pengalaman-pengalaman hidup asal siswa. jika mereka sudah bisa menyesuaikan diri mereka dan terbiasa dengan peraturan-peraturan yang dibuat di asrama maka tingkat kedisiplinan mereka akan semakin membaik.

Ketika penulis melakukan KKN pada tahun 2017 dan selama sebulan disana, banyak hal yang dapat diamati tentang ketidakdisiplinan siswa siswi asrama. Misalnya :

1. Bangun pagi jam 04.15 tapi sebagian dari siswa ada yang masih bangun terlambat dan kesiangan.

2. Sarapan pagi jam 06.00 tapi masih banyak siswa yang terlambat ke meja makan dan masih bersiap di kamar ganti.

(20)

3. Istirahat siang pukul 14.00 (wajib bagi yang tidak mengikutikegiatanekstrakurikuler) tapi sebagian besar siswa-siswa malah bermain dan bercerita di kamar

4. Belajar sesi kedua pukul 20.00 tapi ada 4-5 siswa yang tiduran di kelas akibat tidak memanfaatkan waktu saat tidur siang.

5. Istrihat malam pukul 22.00 tapi sebagian siswa siswi masih keluar masuk kamar dan bercerita di kamar sehingga mengganggu teman yang sedang beristirahat.

6. Kerja bakti pukul 07.00 tapi sebagian dari siswa malah bermain serta berlari-lari di lapangan.

Para siswa perlu mendapatkan bantuan dalam penyesuaian diri dengan kehidupan asrama. Dari perbandingan di atas menunjukan kalau siswa siswi mengalami kesulitan dalam menaati tata tertib yang ada di asrama. Hal tersebut membuat mereka menjadi kurang disiplin, maka peneliti tertarik dengan penelitian “TINGKAT KEDISIPLINAN TERHADAP TATA TERTIB

SISWA DI ASRAMA SMP ST.ALOYSIUS TURI PAKEM “

B. IdentifikasiMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut :

1. Beberapa siswa Kurang mampu dalam mengelolah waktu dengan tepat 2. Rendahnya kesadaran memanfaatkan waktu istirahat siang

(21)

4. Rendahnya kemampuan mengendalikan diri untuk berperilaku tertib 5. Tingginya kemalasan belajar dan mengerjakan tugas harian

6. Kurangnya kesadaran dalam menjalankan tugas piket yang diberikan dengan baik

7. Siswa ribut saat belajar malam bersama di kelas

C. PembatasanMasalah

Dalam penelitian ini, fokus kajiannya diarahkan untuk menjawab masalah yang termuat pada butir (1) Kurangnya kemampuan dalam mengelolah waktu dengan tepat, (2) Rendahnya kesadaran memanfaatkan waktu istirahat siang, (6) Kurangnya kesadaran dalam menjalankan tugas piket yang diberikan dengan baik, (7) Siswa ribut saat belajar malam bersama di kelas, yang teridentifikasai khususnya pada masalah mengenai Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Di Asrama SMP St Aloysius Turi.

D. Rumusan Masalah

Adanya tindakan kurang disiplin yang di lakukan siswa di asrama menimbulkan berbagai pertanyaan, diantaranya:

1. Seberapa tinggi tingkat kedisiplinan siswa siswi terhadap tata tertib di asrama?

2. Topik-topik bimbingan apakah yang sesuai diusulkan untuk mencegah perilaku ketidakdisiplinan pada siswa dan siswi berdasarkan item-item yang skornya terendah?

(22)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dibuat peneliti adalah :

1. Mengetahui tingkat kedisiplinan siswa di Asrama St Aloysius Turi Pakem 2. Mengetahui Topik-topik bimbingan apakah yang sesuai diusulkan untuk

mencegah perilaku ketidakdisiplinan pada siswa siswi di Asrama St Aloysius Turi berdasarkan item-item yang skornya rendah terendah

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan memperkaya wawasan mengenai kedisiplinan dalam menaati tata tertib di asrama.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi pendamping asrama

Penelitian ini diharapkan pendamping mampu memahami dan menambah pengetahuan dalam upaya meningkatkan pemahaman kedisiplinan pada siswanya di asrama.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain guna menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan dalam memberikan gambaran mengenai kedisiplinan dalam menaati tata tertib di Asrama.

(23)

G. Definisi Istilah

1. Kedisplinan

Kedisiplinan adalah sikap mental yang tercermin dalam perebuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan ,ketentuan, etika, norma, dan kaidah yang berlaku.

2. Tata tertib

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi mengenai hal-hal yang melandasi beberapa konsep penelitian, yaitu deskripsi penelitian, fungsi kedisiplinan bagi siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan, aspek-aspek kedisiplinan, defenisi tata tertib, tujuan tata tertib.

A. Hakikat Kedisiplinan

1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan suatu sikap yang sangat penting dimiliki seorang siswa karena kedisiplinan ini akan menjadikan siswa memiliki kehidupan yang teratur. Disiplin dapat mendorong siswa belajar secara konkrit dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif, sehingga perilaku siswa disekolah akan lebih teratur.

Jika dilihat dari asal bahasa, disiplin berasal dari bahasa latin

“Disciplina” yang menunjukan kepada kegiatan belajar mengajar.

Sedangkan disiplin dalam bahasa inggris “Disciple” diartikan sebagai mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri. Dalam bahasa Indonesia disiplin kerap kali terkait dengan istilah tata tertib dan ketertiban (Tuu, 2004)

Koesoema 2007, berpendapat kedisiplinan merupakan proses pengajaran, pelatihan, seni mendidik dan materi kedisiplinan. Stevenson menyatakan (Salahudin Anas, 2004) menyatakan disiplin adalah perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku.

(25)

Soegeng (Tuu,2004) menyatakan disiplin adalah kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses serangkaian perilaku menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuahan, kesetiaan, keteraturan, atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya.

Rachman mendefenisikan bahwa disiplin merupakan upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu dalam mengembangkan ketaatan terhadap tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya (Tuu, 2004). Kedisiplinan itu menyangkut berbagai aturan, norma dan tata tertib yang ada dalam lingkungan sosial. Hal tersebut mengatakan bahwa seseorang harus mampu mengikuti perturan, norma, atau tata tertib yang berlaku dilingkungannya.

Dapat disimpulkan pengertian kedisiplinan adalah sebuah latihan yang bertujuan untuk menanamkan perilaku disiplin kedalam diri siswa melalui proses belajar mengajar. Kedisiplinan adalah sesuatu yang sangat penting yang harus dimiliki oleh siswa, agar tercipta lingkungan yang kondusif dan mendukung proses pelaksanaan pembelajaran. Perilaku disiplin juga dapat dilohat dari ketaatan siswa terhadap tata tertib uang berlaku, ini berfungsi untuk mengatur siswa menjadi lebih baik dalam bertingkah laku.

2. Fungsi Kedisiplinan bagi Siswa

Disiplinan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa hal ini dikarenakan disiplin menjadi syarat bagi pembentukan sikap dan perilaku yang akan

(26)

mengantar seorang siswa menjadi sukses. Adapun fungsi-fungsi kedisiplinan bagi siswa menurut Tuu (2004) :

1. Menata kehidupan bersama

Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa diriny perlu menghargai orang lain dengan cara mematuhi peraturan yang berlaku, agar hubungan antar sesama menjadi baik dan lancar.

2. Membangun kepribadian

Kedisiplinan yang diterapkan pada masing-masing lingkungan memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik bagi seseorang. Apalagi siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan yang tertib, teratur, tenang, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik. Jadi disiplin sangat berperan dalam membangun kepribadian siswa.

3. Melatih kepribadian

Kedisiplinan terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang, salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan karena latihan merupakan proses belajar serta membiasakan diri melakukan sesuatu yang berulang-ulang. Dengan cara itu orang menjadi terbiasa, terlatih, terampil dan mampu melakukan sesuatu dengan baik. Jadi disiplin berfungsi membuat siswa terbiasa hidup dalam keteraturan pada peraturan yang berlaku.

(27)

4. Pemaksaan

Kedisiplinan berfungsi sebagai pemaksa kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-;eraturan yang berlaku dilingkungan. Memang disiplin seperti ini masih bersifat dangkal, akan tetapi dengan pendampingan, pemaksaan, pembiasaan, dan latihan disiplin seperti ini dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin itu penting baginya. 5. Hukuman

Ancaman hukuman penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi seseoarang untu mentaati dan mematuhi peraturan yang ada. Tanpa ancaman hukuman, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah. Tidak hanya itu, hukuman diharapkan mempunyai nilai pendidikan, artinya siswa menyadari bahwa perbuatannya yang salah akan membawa akibat buruk dan harus ditanggung oleh dirinya sendiri. jadi hukuman berfungsi untuk menyadarkan siswa akan pentingnya mematuhi aturan yang berlaku disekolah.

6. Menciptakan lingkungan kondusif

Disiplin di sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan dengan lancar. Hal ini dicapai dengan merancang peraturan sekolah, merancang peraturan akan menjadikan lingkungan kondusif bagi kegiatan proses pembelajaran sehingga lingkungan menjadi aman, tertib, dan teratur, potensi serta prestasi siswa akan mencapai hasil maksimal. Jadi dengan disiplin

(28)

siswa akan mampu mengikuti proses belajar dengan maksimal dan akan tercapai lingkungan belajar yang kondusif.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

Menurut Tuu (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan individu, yaitu:

a. Kesadaran Diri

Kesadaran diri sebagai pemahaman diri bahwa disiplin dianggap penting bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya, selain itu kesadaran diri menjadi motif sangat kuat terwujudnya disiplin.

b. Ketaatan

Ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas peraturan-peraturan yang mengatur perilaku. Hal ini harus diikuti oleh kemampuan dan kemauan diri yang kuat sebagai langkah penerapan peraturan-peraturan yang mengatur.

c. Hukuman

Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan yang salah sehingga seseorang kembali pada perilaku yang sesuai dengan harapan. Jadi dengan hukuman yang diberikan kepada siswa maka siswa akan menjadi lebih disiplin terhadap tata tertib yang berlaku di sekolah.

d. Teladan

Keteladanan sangat penting bagi terbentuknya perilaku disiplin seseorang, karena seseorang dengan mudah meniukan apa yang

(29)

dilihatnya, sehingga setiap perilaku yang baik akan menjadi teladan yang baik bagi seseorang.

e. Lingkungan

Seseorang akan terbentuk berdasarkan lingkungannya, apabila ia berada pada lingkungan yang disiplin maka ia juga akan menjadi disiplin. Jadi jikalau siswa berada pada lingkungan yang disiplin maka siswa akan terbiasa berperilaku disiplin.

f. Latihan berdisiplin

Perilaku disiplin dalam diri dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan kebiasaan artinya disiplin akan terbentuk melalui kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan yang diungkapkan dapat disimpulkan bahwa disiplin siswa dapat terbentuk melalui kesadaran diri siswa untuk mentaati autran yang berlaku, tetapi kesadaran itu terbentuk melalui proses berkelanjutan baik dalam proses keteladanan dari pendidik maupun lingkungannya.

Hukuman yang berlaku juga menjadi alat untuk menyadarkan siswa apabila siswa melakukan pelanggaran, sehingga siswa mampu berperilaku disiplin dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah.

4. Aspek-Aspek Kedisiplinan

Dalam penelitian ini tingkat kedisiplinan didasarkan pada ketaatan siswa pada tata tertib yang berlaku di Asrma, sehingga aspek-aspek

(30)

kedisiplinan diambil berdasarkan tata tertib yang berlaku di SMP St Aloysius Turi.

Adapun beberapa aspek kedisiplinan menurut Tuu 2004 yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, aspek-aspek tersebut adalah:

a. Aspek Keamanan

Aspek keamanan yaitu siswa berperilaku baik di asrama dengan menjaga fasilitas asrama dan menjaga barang milik asrama, pribadi, maupun teman dari tindakan pencurian.

1) Setiap warga asrama wajib menjaga keamanan harta milik pribadi (seragam sekolah, kaos kaki, sepatu dll), milik warga asrama lainnya dan milik asrama.

2) Setiap warga asrama tidak diperbolehkan membawa/menyimpan uang saku lebih dari Rp 25.000.

3) Setiap warga asrama dilarang membawa, menyimpan senjata tajam, rokok baik di dalam maupun di luar asrama dan segala sesuatu yang bersifat pornografi.

4) Dilarang melakukan tindakan kekerasan, mengeluarkan kata kasar (termasuk kotor).

5) Siswa putra dilarang masuk ke lingkungan asrama putri dan sebaliknya tanpa ijin dari pendamping (kecuali tugas piket). 6) Dilarang mengendarai kendaraan bermotor tanpa ijin pendamping. 7) Dilarang keras merusak barang milik asrama, mencoret dinding,

(31)

8) Selain warga asrama dilarang keras memasuki wilayah asrama putra maupun putri.

b. Aspek kebersihan

Aspek kebersihan yaitu siswa wajib memelihara kebersihan lingkungan asrama dengan menjaga tugas piket dan tidak merusak fasilitas asrama.

1) Setiap warga asrama harus menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan asrama.

2) Wajib mencuci pakaian masing-masing kecuali seragam sekolah.

3) Potongan rambut harus sesuai dengan ketentuan asrama dan sekolah serta tidak diperbolehkan untuk menyemir dengan alasan apapun.

4) Tidak membuat gambar atau tulisan di bagian tubuh manapun meski hanya dengan spidol sekalipun atau lainnya.

5) Kamar tidur, ganti, belajar, jemuran, kamar mandi selalu dalam keadaan bersih dan rapih.

6) Piket bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kerapihan ruang makan.

7) Tidak diperbolehkan menggunakan seragam saat makan (kecuali pagi hari/extra/pengayaan).

(32)

c. Aspek ketertiban

Aspek ketertiban yaitu siswa wajib menaati tata tertib yang berlaku di sekolah dengan datang tepat waktu, mengikuti upacara bendera, menggunakan seragam sekolah sesuai jadwal, membayar uang asrama tepat waktu.

1) Dilarang bermain /tidur diruang doa. 2) Jagalah keheningan saat di ruang doa.

3) Saat doa pagi dan doa malam bersama dilarang membuat keributan.

4) Pintu ruang makan akan dikunci setelah selesai makan. 5) Dilarang meninggalkan ruang makan sebelum doa penutup. 6) Jika pendamping tidak berada di tempat, menjadi tanggung

jawab ketua dan wakil.

7) Dilarang memakai topi saat makan

8) Dilarang memukul menyembunyikan meja/kursi dengan cara apapun.

9) Dilarang berjalan-jalan saat makan dan duduk di tempat yang bukan miliknya.

10) Bila ada keperluan harus seijin bapak asrama/pendamping. 11) Bila membawa teman hanya sampai di ruang tamu dan wajib

memberitahukan kepada bapak asrama/pendamping.

12) Pukul 22.00 sudah harus berada di ruang tidur. (malam minggu pukul 23.00)

(33)

13) Dilarang berbicara kalau masih ada makanan di mulut.

14) Bagi siswa-siswi yang melakukan pelanggaran akan mendapatkan teguran lisan, peringatan tertulis (SP 1 dan 2) dan sanksi berat (dikeluarkan dari asrama).

15) Bagi orang tua/wali yang akan mengunjungi putra-putrinya diharapkan memperhatikan jam kunjung asrama dan apabila sangat penting, harap menginformasikannya dengan pendamping terlebih dahulu.

d. Aspek Keteladanan

Aspek keteladanan yaitu siswa berperilaku baik dengan menghormati pendamping asrama, teman ,masyarakat sekitar serta membuat suasana nyaman di asrama.

1) Setiap warga asrama harus bersikap sopan terhadap siapa saja dan dimana saja

2) Setiap warga asrama wajib mengikuti semua acara/kegiatan yang ditetapkan oleh Asrama dengan tanggung jawab penuh.

3) Wajib menggunakan pakaian yang sopan (khusus saat misa wajib memakai pakaian yang pantas, minimal kaos berkerah).

Dari aspek-aspek kedisiplinan diatas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang disiplin adalah siswa yang mampu menjauhi hal-hal yang dilarang sebagaimana yang tertulis di dalam tata tertib yang berlaku di asrama.

(34)

B. Hakikat Tata Tertib 1. Pengertian Tata Tertib

Istilah tata tertib berati perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur.

Menurut Depdikbu dalam mencapai sebuah tingkat kedisiplinan dalam suatu pelaksaanaan belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun diluar kelas maka di perlukan suatu peraturan. Peraturan disini berguna untuk mengatur segala tingkah laku yang dilakukan oleh para siswa.

Menurut Suharsini Arikunto (1993:122) berpendapat bahwa, tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.

Tata tertib merupakan kumpulan peraturan atau atauran-atura yang dibuat oleh asrama secara tertulis dan bersifat mengikat untuk semua warga asrama.

2. Tata tertib Asrama

Menurut Suharsimi, peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri siswa.

a. Peraturan menunjukan pada patokan atau standar yang sifatnya umum yang harus dipatuhi oleh siswa asrama. Misalnya, peraturan tentang kondisi yang harus dipenuhi oleh siswa di dalam kelas pada waktu belajar malam berlangsung

(35)

b. Tata tertib menunjukan pada patokan atau standar untuk aktifitas khusus. Misalnya tentang penggunaan seragam, penggunaan peralatan dapur, pembayaran uang asrama, dan lain sebagainya.

c. Di asrama pendampinglah yang diberi tanggung jawab untuk menyampaikan dan mengontrol berlakunya tata tertib asrama.

Menurut Hurlok (1999) fungsi tata tertib sebagai pedoman bagi siswa dalam berperilaku, pedoman ini mengharapkan siswa dapat berperilaku sesuai denga tata tertib yang berlaku dilingkungan sekolah dan asrama supaya proses belajar dapat berjalan dengan lancar dan prestasi siswa menjadi maksimal.

3. Tujuan tata tertib

Secara umum tujuan tata tertib adalah agar semua siswa mengetahui apa tugas,hak dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

Tata tertib asrama dibuat dengan tujuan sebagai berikut :

1) Agar siswa mengetahui tugas, hak, dan kewajibannya.

2) Agar siswa mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dan kreativitas meningkat serta terhindar dari masalah-masalah yang dapat menyulitkan dirinya.

3) Agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.

(36)

C. Hakikat Remaja 1. Masa remaja

Masa remaja merupakan masa yang tumpang tindih dengan masa pubertas, dimana remaja mengalami ketidakstabilan sebagai dampak pubertas, dimana remaja mengalami ketidakstabilan sebagai dampak dari perubahan-perubahan biologis yang dialaminya (Hurlock,1999). Periode masa remaja memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan periode-periode sebelum dan sesudah. Menurut Hurlock (1999), mengemukakan perubahan-perubahan yang terjadi pada masa ini antara lain perubahan emosi yang pada masa awal remaja biasanya terjadi lebih cepat.

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ia sangat senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Pada masa ini, hubungan antar teman menjadi sangat penting. Diterima oleh kelompok dan menjadi anggota kelompok merupakan tujuan utama.

Menurut Sri Esti Wuryani (Erikson,2006) thap selama masa remaja berpusat pada siapa saya, dengan identitas apa sebetulnya saya. Perubahan pubertas diperlukan remaja untuk mengubah konsep fisik mereka, menyesuaikan diri terhadap harapan-harapan teman dan keluarga serta membuat keputusan tentang peran sekolah dan tingkah laku.

2. Tugas Perkembangan Remaja

Menurut santrock (Aloisius,2018) tugas perkembangan remaja ada 8 yaitu :

(37)

a. Mampu menerima keadaan fisiknya

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia remaja c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok d. Mencapai kemandirian secara emosional

e. Mencapai kemandirian ekonomi

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota kelompok

g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua

h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab mereka

Setiap tahap perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangan. Tugas-tugas perkembangan memiliki peran penting untuk menentukan arah perkembangan yang normal. Remaja diharapkan untuk dapat mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.

D. Kajian Penelitian Yang Relevan

Penelitian tentang Tingkat Kedisiplina Terhadap Tata Tertib sudah pernah dilakukan oleh Rizki Dyah (2003) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Tingkat Kedisiplinan Para Anak Asuh Penghuni Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro Terhadap Tata Tertib Panti Asuhan Dan Usulan Program Layanan Bimbingan Yang sesuai”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan Kedisiplinan siswa kelas XI di SMA N 1 Temon Kulon Progo tinggi. Persamaan penelitian di astas dengan

(38)

penelitian ini yaitu meneliti tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib. Perbedaan penelitian di atas tempat di panti asuhan, sedangkan peneliti siswa SMP di asrama.

Penelitian tentang tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib sudah pernah dilakukan oleh Prasetyo (2007) Universitas Sanata Dharma dengan Judul “Tingkat Kepatuhan Asrama Putra Van Lith Muntilan “. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa jumlah penghuni asrama tahun pertama dan tahun kedua yang memiliki tingkat kepatuhan rendah terhadap peraturan asrama lebih banyak dari pada jumlah penghuni asrama yang memiliki ringkat kepatuhan tinggi terhadap peraturan asrama.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini diuraikan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, definisi variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, validitas dan reliabilitas instrumen, teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010).

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Siswa Di Asrama St Aloysius Turi.

B. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian berada di Asrama SMP St Aloysius Turi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juli 2017 sampai bulan Juni 2018. Pengumpulan dan pengolahan data dilaksanakan pada bulan juni 2018

C. Subjek Penelitian

(40)

Populasi penelitian ini 33 siswa di Asrama St Aloysius Turi

Tabel 3.1

Jumlah Subjek Penelitian

Kelas Jumlah Siswa

VII 12

VIII 16

IX 5

Total 33

Sugiyono (2013) menjelaskan, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipilih dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan populasi yang berjumlah 48 orang siswa.

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah kedisiplinan Kedisiplinan adalah sesuatu yang sangat penting yang harus dimiliki oleh siswa, agar tercipta lingkungan yang kondusif dan mendukung proses pelaksanaan pembelajaran. Peneliti ingin melihat tingkat kedeisiplinan siswa dalam menaati tata tertib asrama. Terdapat empat aspek dalam kedisiplinan yaitu aspek keamanan, aspek kebersihan, aspek ketertiban, aspek keteladanan.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kuesioner atau angket. Menurut Sugiyono (2012) “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

(41)

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Kedisiplinan dalam Menaati Tata tertib di asrama. Kuesioner bentuk ini berisi pernyataan-pernyataan yang disertai pilihan jawaban untuk pernyataan tersebut.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala Likert. Menurut Sugiyono (2012)dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban tersebut. Item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner terdiri dari pertanyaan favorable dan pertanyaan unfavorable. Dalam instrumen ini disediakan empat opsi atau satu alternative jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai

(42)

Tabel 3.2

Norma Skoring Kuesioner Kedisiplinan

Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Responden diminta untuk menjawab penyataan yang terdapat dalam angket kepercayaan diri dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda centang (√). Skoring dilakukan dengan menjumlahkan jawaban responden pada masing-masing item. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula kedisiplinan siswa, sebaliknya semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula kedisiplinan siswa. Kisi-kisi kuesioner tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa di asrama st Aloysius Turi, sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

Kisi-kisi Kuesioner tingkat kedisiplinan terhadap Tata Tertib Siswa Di Asrama St Aloysius Turi

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Kuesioner Kedisiplinan

No Aspek Indikator Nomor Butir jumlah

(43)

1. Keaman an

Siswa menjaga keamanan asrama baik menjaga keamanan barang milik diri sendiri maupun orang lain

1,2,3,5,7,9,11, 4,6,8,10,12,14,

17

14

34 Siswa berperilaku baik

agar asrama tidak mengalami ancaman dan gangguan dari dalam diri maupun dari luar 13,15,16,18,19, 21 20,22,24,26,28 ,29 12

Siswa wajib menjaga sarana dan prasarana di asrama 23,25,27,30, 32,34,36,38 8 2. Kebersi han Siswa menjaga kebersihan asrama 31,33,35,37,39, 41,43,45 40,42,44,46,48 ,49,51,53 16 32 Siswa membuang

sampah pada tempat yang disediakan

47,50,52,54 55,57,59,61 8

Saya menjaga

kebersihan pada diri saya

56,58,60,62 63,65,67,69 8

3. Ketertib

an

Siswa wajib menaati tata tertib yang berlaku di asrama 64,66,68,70,72, 74,76,78,80,82 71,73,75,77,79 ,81,83,85,87,8 9 20 32 Siswa wajib menjaga

ketenangan di asrama

84,86 91,93 4

Siswa mengikuti

kegiatan yang diadakan di asrama

88,90,92,94 95,96,98,100 8

4. Ketelad

anan

Siswa berperilaku yang

baik agar menjadi

teladan bagi teman-temannya 97,99,101,102,1 03,104,105,110, 111,112,113,11 7,118 106,107,108,1 09,114,115,11 6,119,120,121, 122,123,124 26 26 Total 62 62 124

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas

Menurut Sugiyono (2012) instrumen yang valid berarti yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda“ antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Bila peneliti membuat laporan

(44)

tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek, maka data tersebut dapat dinyatakan tidak valid.

Validitas yang diuji untuk instrumen penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional dengan cara profesional

judgement (Anzwar, 2009). Instrumen peneliti ini dikonstruksi

berdasarkan aspek-aspek yang diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada ahli (dosen pembimbing).

Setelah melakukan uji validitas melalui profesional judgement, dilakukan uji validitas empiris. Penghitungan uji validitas empiris dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara masing-masing skor item pernyataan dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Pearson ProductMoment dengan menggunakan IBM SPSS Statistics Versi 20. Rumus korelasi Pearson product moment adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r : Korelasi produk momen

X : Nilai setiap butir

Y : Nilai dari jumlah butir

(45)

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa terdapat 88 item yang valid dan 37 item yang gugur dengan menggunakan standar koefesien 0,30. Pada tabel berikut akan ditunjukan hasil rekapitulasi uji validitas item, item yang valid akan dibedakan dengan item yang tidak valid dengan menggunakan simbol (*).

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

No Aspek Indikator Nomor Butir

Valid Tidak Valid

1. Keamanan Siswa menjaga keamanan

asrama baik menjaga keamanan barang milik diri sendiri maupun orang lain

2,3,5,6,8,11,12, 1,4,7,9,10,14,

17

Siswa berperilaku baik agar asrama tidak mengalami ancaman dan gangguan dari dalam diri maupun dari luar

13,20,22,26,28, 29

15,16,18,19,2 1,26

Siswa wajib menjaga sarana dan prasarana di asrama

23,25,27,32,34, 36,38

30

2. Kebersihan Siswa menjaga kebersihan

asrama

35,37,39,40,42, 43,44,45,46,48, 49,51,53

31,33,41

Siswa membuang sampah pada tempat yang disediakan

47,52,55,57,59, 61

50,54 Saya menjaga kebersihan pada

diri saya

56,58,60,62, 65,67,69

63

3. Ketertiban Siswa wajib menaati tata tertib

yang berlaku di asrama

66,68,71,72,74, 75,76,77,79,80, 81,82,83,85,87, 89

64,70,73,78

Siswa wajib menjaga

ketenangan di asrama

86,91,93 91,93

84 Siswa mengikuti kegiatan yang

diadakan di asrama

95,96,98,100 88,90,92,94

4. Keteladanan Siswa berperilaku yang baik

agar menjadi teladan bagi teman-temannya 99,102,104,106 ,107,108,109,1 12,114,115,116 ,117,118,119,1 20,121,122,123 ,124 97,101, 103,105,110, 113, Total 88 36

(46)

Pada bulan Juni 2018 dilakukan uji coba terpakai terhadap instrumen kepada siswa yang tingkat kedisiplinan dalam menaati tata tertib asramanya rendah, yang berjumlah 33 siswa. Dari hasil validitas terdapat 124 item, diperoleh 36 item yang tidak valid dari 124 item, sehingga terdapat 88 item yang dinyatakan valid. Kisi-kisi item analisis validitas terdapat pada tebel 3.5

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Kuesioner Kedisiplinan Dengan 88 Item Valid

No Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah

Favorable Unfavorable Item

1. Keamanan Siswa menjaga keamanan

asrama baik menjaga keamanan barang milik diri sendiri maupun orang lain

1,2,3,6 4,5,7 7

20 Siswa berperilaku baik

agar asrama tidak mengalami ancaman dan gangguan dari dalam diri maupun dari luar

8 9,10,12,15,16 6

Siswa wajib menjaga sarana dan prasarana di asrama

11,13,14 17,18,20,22 7

2. Kebersihan Siswa menjaga kebersihan

asrama 19,21,23,2 6,28 24,25,27,29,31 ,32,33,35 13 26 Siswa membuang sampah

pada tempat yang

disediakan

30,34 36,38,40,42 6

Saya menjaga kebersihan pada diri saya

37,39,41,4 3

65,67,69 7

3. Ketertiban Siswa wajib menaati tata

tertib yang berlaku di asrama 45,47,50,5 1,53,56,58 49,52,54,55,57 ,59,60,62,63 16 23

Siswa wajib menjaga

ketenangan di asrama

61 64,65 3

Siswa mengikuti kegiatan yang diadakan di asrama

66,67,68,70 4

(47)

n baik agar menjadi teladan bagi teman-temannya 7,81,82 ,79,80,83,84,8 5,86,87,88 Total 33 55 88 2. Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2012) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan indeks reliabilitas angket penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpa

Cronbach (α). Adapun perhitungan indeks reliabilitas kuesioner

penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien reliabilitas Alpa

Cronbach (α) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistics Versi 20. Dari hasil perhitungan didapatkan skor sebagai berikut.

Tabel 3.6 Reliabilitas Item

(48)

Cronbach's Alpha N of Items

,967 88

Hasil pengujian reliabilitas tersebut dikonfirmasi dengan menggunakan kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.7 Kriteria Guilford

No. Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat Tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup

4. 0,21-0,40 Rendah

5. < 0,20 Sangat Rendah

Berdasarkan kriteria Guilford dapat disimpulkan bahwa koefisien reliabilitas terhadap 88 butir item instrumen yang valid, dengan jumlah

Cronbach’s Alpasebesar ,967 termasuk dalam kriteria Tinggi. Artinya

kuesioner ini memiliki tingkat keajegan yang tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti,

melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotersis yang telah diajukan Sugiyono (2010).

Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan perhitungan statistik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program

(49)

menganalisis data secara statistik yaitu program IBM SPSS Statistics Versi

20. Dalam menganalisis rumusan masalah, peneliti menggunakan

deskriptif kategorisasi dimana subjek akan menjawab satu data kuantitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, skala pengukuran ini lebih

fleksibel dan tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga dapat digunakan mengukur presepsi responden terhadap fenomena lainnya (Sugiyono,2012).

Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Menentukan skor dan pengolahan data, penentuan skor pada item kuesioner dilakukan dengan cara memberikan nilai dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat pernyataan favourable atau unfavourable..

2. Membuat tabulasi data dan menghitung total jumlah skor masing-masing subjek serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data secara statistik menggunakan program IBM SPSS Statistics Versi 20. 3. Membuat kategori tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa di asrama. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kuntinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar,2011). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah sangat rendah sampai sangat tinggi. Perhitungan dalam penggolongan norma kategorisasi adalah sebagai berikut:

(50)

Tabel 3.8

Penentuan Kriteria Secara Keseluruhan

Perhitungan Skor Item Kategori

X ≤ μ-1,5σ Sangat Rendah μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ Rendah μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ Sedang μ+0,5σ <X≤ μ+1,5σ Tinggi μ+1,5σ < X Sangat Tinggi Keterangan:

Skor Rata-Rata Maksimum Teoritik : Skor tertinggi yang didapat Skor Rata-Rata Minimum Teoritik : Skor terendah yang didapat

Rata-Rata Teoritik (µ) : Rata-Rata teoritis skor

maksimum dan skor minimum Standar Deviasi (α) :Luas jarak rentangan dibagi 6

Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam pengelompokan tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa yang paling rendah berdasarkan skala penilaian dengan jumlah 88 item yang valid diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 88 × 4 = 352 Skor minimum teoritik : 88 × 1 = 88

(51)

σ (standar deviasi) : 264 : 6 = 44

µ (mean teoritik) : (352+88) : 2 = 220

Tabel 3.9

Norma Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Siswa Di Asrama St Aloysius Turi yang Rendah

Formula Kategori Rentang Nilai Skoring Kategori

X ≤ μ-1,5σ ≤ 154 Sangat Rendah

μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ 155-198 Rendah

μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ 199-242 Sedang

μ+0,5σ <X≤ μ+1,5σ 243-286 Tinggi

μ+1,5σ < X ≥287 Sangat Tinggi

Selain norma kategorisasi untuk mengukur tingkat kedisiplinan siswa, peneliti juga menyusun kategorisasi perolehan skor butir pengukuran dengan menggunakan norma yang sama. Adapun skor-skor yang digunakan menyusun kategorisasi perolehan skor-skor adalah sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 33 × 4 = 132 Skor minimum teoritik : 33 × 1 = 33

Luas jarak : 132–32= 99

σ (standar deviasi) :99 : 6 = 16,5

(52)

Hasil perhitungan data skor kuesioner tingkat kedisiplinan subyek disajikan dalam norma kategorisasi item kedisiplinan terhadap Tata Tertib Siswa Di Asrama St Aloysius Turi yang memiliki kedisiplinan rendah sebagai berikut pada tabel :

Tabel 3.10

Norma Kategorisasi Skor Item

Formula Kategori Rentang Nilai Skoring Kategori

X ≤ μ-1,5σ ≤58 Sangat Rendah

μ-1,5σ< X ≤μ-0,5σ 59-74 Rendah

μ-0,5σ < X ≤ μ+0,5σ 75-91 Sedang

μ+0,5σ <X≤ μ+1,5σ 92-107 Tinggi

(53)

BAB IV

HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan uraian tentang hasil penelitian, pembahasan, dan implikasi hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian akan menjawab rumusan masalah penelitian, yaitu :

1. Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Siswa Di Asrama St Aloysius Turi Yang Rendah

Berdasarkan perolehan data penelitian yang diperoleh melalui kuesioner kedisiplinan terhadap tata tertib, dapat dilihat gambaran kedisiplinan terhadap tata tertib di asrama yang rendah pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Kategorisasi Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Di Asrama Yang Rendah .

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Sangat Rendah ≤ 154 0 0% Rendah 155-198 1 3% Sedang 199-242 8 24% Tinggi 243-286 16 48% Sangat Tinggi ≥287 8 24% Jumlah 33 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa terdapat 0% atau 0 responden yang menunjukan hasi kedisiplinan terhadap tata tertib yang sangat rendah, 3% atau 1 responden yang menunjukan hasil kedisiplinan

(54)

terhadap tata tertib yang rendah, 24% atau 8 responden yang menunjukan hasil kedisiplinan terhadap tata tertib yang sedang, 48% atau 16 responden yang menunjukan hasil kedisiplinan terhadap tata tertib yang tinggi, 24% atau 8 responden yang menunjukan hasil kedisiplinan terhadap tata tertib yang sangat tinggi. Jumlah keseluruhan responden adalah 33 responden.

Pengamatan pada tabel menunjukan :

a. Terdapat 0 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan sangat rendah, artinya siswa memiliki kemampuan mengendalikan perilaku kedisiplinan dalam melaksanakan tata tertib di asrama

b. Terdapat 1 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang rendah, artinya ada satu siswa kurang mampu mengendalikan perilaku kedisiplinan dalam melaksanakan tata tertib di asrama.

c. Terdapat 8 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang sedang, artinya siswa cukup mampu mengendalikan perilaku kedisiplinan dalam melaksanakan tata tertb di asrama.

d. Terdapat 16 siswa yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi, artinya kemampuan mengendalikan perilaku kedisiplinan dalam melaksanakan tata tertib di asrama tinggi.

(55)

e. Terdapat 8 siswa yang memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi, artinya ada 8 siswa yang mampu mengendalikan perilaku kedisiplinan dalam melaksanakan tata tertib di asrama.

Kategorisasi kedisiplinan terhadap tata tertib siswa di asrama St Aloysius Turi yang memiliki tingkat kedisiplinan diri yang rendah digambarkan dala diagram, dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Diagram 4.1 Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Di Asrama St Aloysius Turi Yang Rendah

2. Identifikasi Butir Item yang Perolehan Skornya Rendah

Perolehan skor butir-butir pengukuran tingkat kedisiplinan terhadap tata tetib dikategorikan berdasarkan kategorisasi berikut :

(56)

Tabel 4.2

Kategorisasi Skor Item Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib

Kategori Interval Frekuensi Persentase Nomor Item Sangat Rendah ≤74 0 0% Rendah 75-100 1 1% 79 Sedang 75-91 24 27% Tinggi 92-107 50 57% Sangat Tinggi ≥108 13 15% Jumlah 88 100%

Berdasarkan tabel diatas ditemukan 0% atau 0 item yang masuk kategorisasi sangat rendah, 1% atau 1 item yang masuk kategori rendah, 27% atau 24 item yang perolehan skornya masuk kategori sedang, 57% atau 50 item yang perolehan skornya masuk kategori tinggi, 15% atau 13 item yang perolehan skornya masuk kategori sangat tinggi. Jumlah keseluruhan item adalah 88 item.

Terdapat pengamatan pada tabel menunjukan :

a. Terdapat 0 item yang memiliki skor yang sangat rendah, artinya tidak ada sama sekali kedisiplinan siswa dalam mematuhi tata tertib.

(57)

b. Terdapat 1 item yang memiliki skor yang rendah, artinya 1 butir tata tertib yang tidak dipatuhi oleh siswa.

c. Terdapat 24 item yang memiliki skor yang sedang, artinya 24 butir tata tertib yang cukup dipatuhi oleh siswa.

d. Terdapat 50 item yang memiliki skor yang tinggi, artinya 50 butir tata tertib yang dipatuhi oleh siswa

e. Terdapat 13 item yang memiliki skor yang sangat tinggi, artinya 13 butir tata tertib yang sangat dipatuhi oleh siswa Berdasarkan tabel 4.2 memperlihatkan rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi skor item tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib di Asrama St Aloysius Turi. Dari kategorisasi skor item rendah terdapat 1 butir item yang dapa dijadikan dasar dalam menyusun topik-topik pendampingan untuk meningkatkan kedisiplinan terhadap tata tertib siswa di Asrama St Aloysius Turi. Item tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3

Item-item Pernyataan yang Tergolong Dalam Kategori Rendah Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Siswa Di Asrama St Aloysius Turi

No. No. Item Aspek Indikator Rumusan

Pertanyaan Skor

1. 79 Keteladanan Siswa berperilaku

yang baik agar menjadi teladan bagi teman-temannya Saya sering mengambil dan menyembunyikan hand phone tanpa sepengetahuan pendamping asrama

71

2. 42 kebersihan Siswa membuang

sampah pada tempat yang disediakan Saya membuang sampah di kolong tempat tidur 97

(58)

3. 16 keamanan Siswa berperilaku baik agar asrama tidak mengalami ancaman, dan gangguan dari dalam diri maupun dari luar Saya selalu bersikap angkuh kepada semua orang 89

Item yang tergolong rendah pada tabel di atas akan digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik pendampingan dalam meningkatkan kedisiplinan terhadap tata tertib di Asrama St Aloysius Turi.

B. Pembahasan

1. Deskripsi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata Tertib Di Asrama St Aloysius Turi yang Rendah

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan menunjukan bahwa sebagian besar siswa yang kedisiplinan terhadap tata tertibnya rendah. Namun masih terdapat juga siswa yang memiliki kedisiplinan terhadap tata tertib sedang. Artinya ada siswa yang memiliki kedisiplinan terhadap tata tertib yang sedikit baik. Siswa yang melanggar tata tertib asrama seperti membuat keribuatan saat jam belajar berlangsung, tidak menjalankan piket dengan baik, membuat keributan saat makan bersama, membuang sampah sembarangan, terlambat bangun pagi.

Setelah melalakukan penelitian terhadap siswa di Asrama St Aloysius Turi hasilnya menunjukan bahwa kedisiplinan terhadap tata tertib di Asrama St Aloysius Turi sangat baik. Berdasarkan hasil perhitungan 0 item yang masuk kategorisasi sangat rendah, 1 item yang masuk kategori rendah, 24 item yang perolehan skornya masuk kategori sedang, 50 item

(59)

yang perolehan skornya masuk kategori tinggi, dan 13 item yang perolehan skornya masuk kategori sangat tinggi. Jumlah keseluruhan item adalah 88 item.

Hal ini menunjukan bahwa siswa asrama St Aloysius Turi sudah memiliki kedisiplinan terhadap tata tertib tapi belum berkembang secara baik dan optimal, hal ini bisa di pengaruhi oleh kesadaran yang belum sama sekali dimiliki oleh siswa untuk menaati tata tertib yang berlaku.

Siswa asrama St Aloysius Turi memiliki tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi, hal ini sangat bermanfaat bagi diri siswa maupun bagi lingkungan asrama, karena dengan kedisiplinan yang tertanam dalam diri siswa maka setiap perilaku siswa akan mendukung lingkungan belajar yang kondusif di asrama.

Kedisiplinan para siswa tidak dapat dipisahkan dari latar belakang siswa itu sendiri, karena disiplin muncul terutama adanya kesadaran dari dalam diri sendiri, kesadaran batin dan iman kepercayaan bahwa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya. Selain itu juga kedisiplinan sebenarnya melekat dalam diri siswa sejak siswa berada dilingkungan keluarga, karena keluarga adalah tempat yang paling pertama berkembangnya kedisiplinan siswa.

Instrumen penelitian kedisiplinan terhadap tata tertib siswa di Asrama St Aloysius turi yang di bagi dalam 4 aspek yitu Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, dan Keteladanan.

(60)

Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa asrama St Aloysius Turi yaitu pengaruh dalam diri siswa itu sendiri, dan pengaruh dari luar diri siswa. Pengaruh dalam diri siwa diantaranya pengalaman hidup. Kedisiplinan siswa akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup di lingkungan keluarga, misalnya siswa dari keluarga yang tidak memiliki kebiasaan melakukan berbagai kegiatan dengan tidak tepat waktu, maka perilaku yang akan muncul pada siswa adalah melakukan kegiatan dengan tidak tepat waktu atau menunda-nunda pekerjaan. Hal ini akan tertanam dan membentuk pola perilaku yang disiplin.

Pengaruh dari luar siswa juga ikut mempengaruhi kedisiplinan siswa, diantaranya teman sebaya, lingkungan sekitar,guru, pendamping asrama serta komponen-komponen yang ada di asrama. Kedisiplinan siswa di asrama akan sangat dipengaruhi oleh orang-orang dan lingkungan sekitar, misalnya siswa meniru perilakuteman asrama yang melanggar tata tertib asrama seperti membawa hanphone secara diam-diam tanpa memberi tahu pendamping asrama.

Berdasarkan hasi penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa siswa di asrama sebenarnya sudah memiliki kedisiplinan yang tinggi, namun kedisiplinan yang dimiliki siswa belum berkembang secara optimal. Hal ini dikarenakan siswa sedang berproses mengenali dan menanamkan konsisten dalam dirinya akan perilaku disiplin yang harus dia miliki.

(61)

Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-iem yang termasuk dalam kategori rendah dijadikan landasan dalam membuat usulan program bimbingan pada siswa asrama St Aloysius Turi.

Terdapat beberapa item yang menunjukan kedisiplinan dengan skor item terendah yaitu pertama, dengan pernyataan “Saya sering mengambil dan menyembunyikan hand phone tanpa sepengetahuan pendamping asrama”. Rendahnya item tersebut karena siswa belum memiliki kemampuan untuk dapat mengendalikan diri dalam bermain handphone.

Kedua, dengan pernyataan “Saya membuang sampah di kolong tempat tidur”. Rendahnya item tersebut karena siswa belum mengerti pentingnya menjaga kebersihan sekitar

Ketiga, denga pernyataan “Saya selalu bersikap angkuh kepada semua orang”. Rendahnya item ini dikarenakan siswa belum mengerti dengan baik fungsi dari bersosialisasi dengan orang sekitar menggunaka sikap yang baik.

Tabel 4.4

Rincian Usulan Topik-Topik Bimbingan

No Item Indikator Aspek Topik Tujuan Metode

1. Saya sering mengambil dan menyembun yikan hand phone tanpa sepengetahu an pendamping Siswa berperilaku yang baik agar menjadi teladan bagi teman-temannya Keteladanan Mengendal ikan diri dalam mengguna kan handphone Siswa mampu mengendalika n diri dalam menggunakan handphone Presentasi,di skusi,dinami ka kelompok, refleksi

(62)

asrama 2 Saya membuang sampah di kolong tempat tidur Siswa membuang sampah pada tempat yang disediakan Kebersihan Upaya meningkat kan kebersihan asrama Siswa mampu meningkatkan kebersihan dan sekitarnya Presentasi,di skusi,dinami ka kelompok, refleksi 3 Saya selalu bersikap angkuh kepada semua orang Siswa berperilaku baik agar asrama tidak mengalami ancaman, dan gangguan dari dalam diri maupun dari luar Keamanan Upaya meningkat kan kemampua n bersosialis asi Siswa mampu meningkatkan kemampuan bersosialisasi Presentasi,di skusi,dinami ka kelompok, refleksi

(63)

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran berdasarkan hasil penelitian.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal berikut sebagai jawaban atas pokok pembahasan dalam penelitian ini :

1. Tingkat kedisiplinan terhadap tata tertib siswa di asrama St Aloysius Turi tergolong sudah tinggi

2. Berdasarkan skor item tingkat kedisiplinan yang berada pada kategori rendah, maka di usulkan topik-topik bimbingan sebagai berikut :

a. Mengendalikan diri dalam menggunakan handphone dari indikator item

Saya sering mengambil dan menyembunyikan hand phone tanpa sepengetahuan pendamping asrama”.

b. Upaya meningkatkan kebersihan asrama dari indikator item “saya membuang sampah di kolong tempat tidur”.

c. Upaya meningkatkan kemampuan bersosialisasi dari indikator item “saya selalu bersikap angkuh kepada semua orang”

Gambar

Tabel 3.6  Reliabilitas Item
Tabel 3.7    Kriteria Guilford
Diagram 4.1 Kategorisasi Tingkat Kedisiplinan Terhadap Tata  Tertib Di Asrama St Aloysius Turi Yang Rendah

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan implementasi pembelajaran akhlak dalam menanamkan kedisiplinan tata tertib sekolah siswa kelas atas MI Ahmad

Tata tertib sekolah yang sudah dibuat harus ditaati oleh siswa sebagaimana Suryosubroto (2010: 82) menyebutkan “kewajiban menaati tata tertib sekolah adalah hal

BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Adakah pengaruh yang signifikan dari penerapan tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin

Hasil uji hipotesis: (1) Para siswi yang tinggal di asrama memasuki tahun pertama yang mengalami tingkat kesulitan penyesuaian diri tinggi terhadap tata tertib akademik tidak

Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh jawaban atas submasalah pertama yaitu bagaimana tata tertib asrama siswa dalam mata pelajaran ekonomi kelas X IIS

Peranan guru Akidah Akhlak dalam membina kedisiplinan siswa melaksanakan tata tertib sekolah siswa kelas VIII MTs PGRI 1 Labuhan Ratu Lampung Timur adalah guru berperan sebagai edukator

Tata Tertib Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa