• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

57

BAB III

METODE PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

3.1. METODE PENGUJIAN 3.1.1. Metodologi Pengujian

Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah : 1) Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan melakukan pencarian data di internet, tentang differential, gradeability, juga tentang penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan. Selain itu juga dilakukan studi terhadap buku-buku literatur yang berkaitan dengan topik tugas akhir. 2) Pengujian / Eksperimen

- Uji Dispersi : pengujian terhadap unit existing dengan kondisi unit 93% dan gear ratio standar yaitu 6,428. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian fuel consumption & gradeability

(2)

- Uji fuel consumption : pengujian dilakukan terhadap pemakaian

fuel dump truck dengan GR Differential 6x41 (6,833) dan 7x41

(5,87).

- Uji gradeability : pengujian dilakukan terhadap kemampuan menanjak / mendaki dump truck dengan GR Differential tipe 6x41 (6,833) dan tipe 7x41 (5,87).

Pengujian dilakukan dengan mengambil sampel pada kendaraan dump

truck Hino FM 260 JD kapasitas 20 ton di jalan tambang batubara.

3) Studi Lapangan

Pengambilan data langsung dari lapangan atau aktivitas hauling batubara. Proses pengukuran penelitian bersifat kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan aktivitas hauling dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

3.1.2. Diagram Alur Penelitian

Dalam sub bab ini menguraikan tentang alur jalannya penelitian uji coba modifikasi gear ratio differential terhadap nilai gradeability dan konsumsi bahan bakar pada truk batubara kapasitas 20 ton. Diagram alur pengujian ini diperlukan untuk mempermudah penguji dalam melakukan tahapan-tahapan penelitian sehingga tujuan penelitian bisa tercapai dengan benar. Diagram alur pengujian ini merupakan gambaran secara umum proses penelitian dari mulai persiapan, proses pengambilan data penelitian sampai pada tahap akhir kesimpulan penelitian. Langkah-langkah pengujian :

(3)

1. Persiapan pengujian dimana kendaraan truk dibawa menuju lokasi pengujian yakni di jalan tambang PT. “R”, serta peralatan pendukung seperti fuel flow

meter, diffential gear, alat ukur grade jalan, odometer dan hour meter, dan

bahan bakar solar full tank.

2. Sampai lokasi pengujian kendaraan truk dilakukan uji dispersi terlebih dahulu.

3. Jika hasil uji dispersi tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan maka mesin kendaraan truk dilakukan servis dahulu, jika hasil uji dispersi kedua truk sesuai dengan yang dipersyaratkan maka proses pengujian dilanjutkan.

4. Dump truck no. 1 dipasang differential gear dengan tipe 6x41 GR : 6,833. Dump truck no. 2 dipasang differential dengan tipe 7x41 GR : 5,857

5. Pengukuran bahan bakar dengan cara :

Awal : Tangki bahan bakar di isi full tank kemudian di catat jumlah volume

fuel dan awal hour meter / kilometer (odometer).

Akhir : Pengisian fuel berikutnya dengan posisi full tank, kemudian di catat kembali jumlah volume fuel dan hm/km terakhir. Masukkan data yang diperoleh ke dalam tabel data.

6. Tukar semua differential yang terpasang di kendaraan truk 1 (gear ratio 6,833) ke dump truk no 2, demikian sebaliknya.

7. Isi kembali tangki bahan bakar kedua truk dan lakukan pengujian kembali. 8. Jalankan dump truk untuk menempuh jarak 5 km untuk 1 ritasi ulangi

langkah-langkah pengujian di atas beberapa kali. Pengujian di lakukan 3 kali dengan 6 ritasi tiap pengujian dengan durasi 2,5 – 3 jam.

(4)

10. Pengujian selesai dan kembali ke lokasi tambang

Secara garis besar urutan pengujian dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Gambar 3.1 Skema alur pengujian Persiapan Uji Differential Dump Truck 2 Uji Dispersi Uji Differential Dump Truck 1 OK ( < 2% ) NG ( > 2% )

Data Hasil Uji - Uji Fuel Consumption - Uji Gradeability

Analisa & Perhitungan

Kesimpulan Mulai

(5)

3.1.2. Peralatan Pengujian

Didalam melakukan pengujian alat-alat yang diperlukan adalah : 1. Kendaraan : Dump Truck

Tipe : Heavy Duty Truck FM 260 JD (6x4)

Kecepatan max. : 86 km/jam

Tenaga Maksimum : 260 HP pada 2500 RPM Torsi Maksimum : 76 kg.m pada 1500 RPM Tipe Engine : Engine J08E

Jumlah DT : 2 Unit ( dengan availability = 93% ) Tahun pembuatan : 2012

Gear Ratio Differential Standar : GR = 6,428

Gear Ratio Differential Modif : GR = 6,833 & GR = 5,857

Minimum Fuel Consumption rate : 168 gr / PS.hr ( full load )

Beban / Inflation Pressure :

No. Unit Berat Kosongan (kg) GVW (kg)

Kendaraan#1

DT 240 12.610 32.610

Kendaraan#2

DT 241 12.680 32.580

Tabel 3.1. Specifikasi FM 260 JD (ref ; data Moco PT. “R”)

CAPACITY FUEL TANK Liter 200

SPESIFIC FUEL GRAFITY 0,82

TYRE 10.00-20-16PR

FLYWHEEL HP HP/rpm 260 / 2500

MAX. TORQUE kgm/rpm 76 / 1500 MIN. FUEL CONSUMPTION

(6)

2. Alat survey ( pengukur elevasi dan ketinggian )

Total Station adalah alat optik / elektronik yang digunakan dalam survei teknologi

modern dan konstruksi bangunan. Total station adalah teodolit elektronik yang terintegrasi dengan electronic distance meter (EDM) untuk mengukur & membaca jarak kemiringan dari TS ke titik tertentu.

Tipe : Total Station tipe SET500

Gambar 3.2 Total Station Sokkia Tabel 3.2. Spesifikasi Total Station

(7)

3. Flow Meter

Alat ini digunakan untuk menghitung / mengukur jumlah aliran fluida dalam satuan volume. Sehingga alat ini bisa menghitung volume fuel yang di supplai dari tangki solar ke tangki bbm truck.

Gambar 3.3. Fuel Flow meter ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, 16.00 )

4. Jembatan Timbang

Alat ini lazim digunakan di pertambangan batubara, untuk mengukur berat muatan total atau berat kendaraan tanpa muatan. Alat ini terpasang di bawah jembatan dalam bentuk sensor beban, kemudian sinyal tersebut di kirim ke display

meter yang terdapat di dispatch room.

(8)

Gambar 3.5. Jembatan Timbang ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, 12.50 )

5. Odometer

Odometer adalah alat yang terdapat dalam unit / kendaraan yang berfungsi untuk

menghitung jarak tempuh sebuah kendaraan / truck. Satuan odometer adalah

kilometer.

(9)

6. Hour Meter ( HM )

Hour Meter adalah alat yang terdapat dalam unit / kendaraan yang berfungsi

untuk menghitung waktu engine running sebuah kendaraan / truck. Satuan hour meter adalah jam ( jam mesin ). Idealnya 1 jam dunia sama dengan 1 jam mesin. Tapi dalam kenyataannya pabrikan membuat sebuah toleransi penghitungan jam yaitu ± 1 menit. Karena sensor hour meter di letakkan pada putaran output engine, yang di konversikan kedalam satuan waktu.

Gambar 3.7. Hour Meter ( ref ; doc. Foto arif n Kamis, 27 Mar 14, 14.30 )

3.1.3. Kondisi Pengujian

Tempat : Jalan hauling batubara site Rantau PT. “R” dengan kondisi jalan tanah dengan grade jalan di 8 titik / segmen jalan antara 2 % - 8 %

Distance : 1 rit = 5 km (muatan dan kosongan) ; 1 jam = 2 - 3 rit

(10)

Kecepatan : Rata-rata 18 km/jam ; maksimum 40 km/jam Segmen Jalan : 8 segmen

Segmen A – B, B – C, C – D, D – E, Segmen E – F, F – G, G – H, H – I

Tabel 3.3. Grade Jalan dan Segmen Jalan – ref Doc. Mine Plan PT “ R” JALAN PIT 1 & 2

Segment Grade ( % ) Jarak ( m )

A – B 1.00% 300 B – C 6.20 % 500 C – D 4.56 % 250 D – E 6.89 % 400 E – F 8.10% 450 F – G 1.10% 150 G – H 1.00% 100 H – I 4.13 % 350 Total 2500

(11)

Gambar 3.9. Arah Peta Lokasi Pengujian (kosongan) – ref Doc. Mine Plan PT “ R”

Gambar 3.10. Lokasi Pengujian Segmen C – D ( ref ; doc. Arif n, Jumat, 28 Mar 14, 14.05 )

C

(12)
(13)

3.1.4. Metode Pengujian

Pengujian gradeability dan konsumsi bahan bakar pada truk FM 260 JD kapasitas 20 ton ini adalah menggunakan 2 tipe gear differential tipe 6x41 dan tipe 7x41 dengan cara membandingkan langsung di lapangan, dalam hal ini di jalan tambang Pit 1 dan 2 PT. “R” Site Rantau. Pemilihan lokasi pengujian dilakukan di jalan tambang bertujuan untuk mengetahui dampak perubahan gear ini secara akurat dan aktual di aktivitas penambangan. Traffic di jalan tambang Pit 1 dan 2 relatif lebih padat karena ada aktivitas hauling overburden yang melalui jalan pit 1, sedangkan jalan pit 2 relatif sepi. Tapi secara kondisi pengujian tidak ada hambatan yang berarti, karena setiap driver di jalan tambang sangat disiplin terhadap rambu-rambu jalan.

Jadi data hasil pengujian yang didapatkan adalah kondisi truk yang tidak ada hambatan, karena sudah terkondisi secara otomatis oleh regulasi keselamatan di jalan tambang. Sebelum pengujian dilakukan tim kami menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kelancaran dan validitas pengujian diantaranya persiapan fisik kendaraan, uji dispersi gradeability dan konsumsi bahan bakar kedua truk, termasuk mempersiapkan peralatan yang digunakan dan sebagainya.

(14)

Sampai di lokasi pengujian, truk 1 : DT 240 diisi bahan bakar full tank. Begitu juga hal sama dilakukan pada truk 2 : DT 241. Semua truck ( DT240 dan DT241 ) masih dipasang tipe differential 7x45 ( GR 6,428) untuk selanjutnya dilakukan uji dispersi selama 3 kali atau 7,5 jam secara berturut-turut. Selanjutnya truck 1 DT 240 dipasang differential tipe 6x41 sedangkan DT 241 dipasang

differential 6x41. Setelah itu keduanya di isi bahan bakar sampai penuh. Dan

untuk selanjutnya dilakukan uji gradeability dan uji fuel consumption. Kemudian dari uji ini dibuatkan tabel. Ada 3 tabel yang akan di tampilkan :

1. Tabel Uji Dispersi 2. Tabel Uji Gradeability 3. Tabel Uji Fuel Consumption

3.1.5. Jarak Tempuh dan Destination

Kedua truk uji berangkat dari loading point menuju dumping point sampai akhirnya kembali lagi ke loading point. Dengan jarak tempuh PP adalah 5 km dan kecepatan maksimum ditentukan adalah 40 km/jam. Jarak tempuh dari loading

point sampai kembali ke loading point di sebut 1 ritasi. Pengujian di lakukan

sampai 3 ritasi ( minimal ). Setelah truck mencapai pada jumlah 3 ritasi atau lebih, truck menuju fuel station atau fuel truck terdekat untuk dilakukan pengisian bahan bakar sampai full tank kembali. Catat angka volume atau liter pada flow meter di

fuel truck / fuel station. Kemudian nilai volume bahan bakar setelah perjalanan

tersebut masukkan pada tabel data pengujian. Yang perlu diperhatikan juga adalah pencatatan hour meter yang terdapat pada unit truck tersebut.

(15)

Gambar 3.13 Pengukuran volume bahan bakar ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; 12.55 )

Proses pengambilan data pengujian seperti urutan langkah-langkah di atas dilakukan lagi untuk memperoleh data yang lebih banyak sehingga data pengujian pemakaian kedua differential terhadap gradeability dan konsumsi bahan bakar dapat dilakukan analisa pengujiannya.

(16)

3.1.6. Uji Dispersi

Sebelum dilakukan pengujian terhadap gradeability dan konsumsi bahan bakar pada DT 240 dan DT 241 dengan memakai differential 6x41 dan 7x41 harus dilakukan pengujian dispersi gradeability dan konsumsi bahan bakar antara kedua truk tersebut. Pengujian dispersi harus dilakukan untuk membuktikan bahwa gradeability dan konsumsi bahan bakar antara kedua truk adalah relatif sama. Pengujian dipersi dilakukan dengan membandingkan gradeability dan konsumsi bahan bakar antara DT 240 dan DT 241 dengan menempuh jarak 5 km (PP) dan dengan jumlah ritasi 5. Pada saat mulai pengujian dispersi tangki bahan bakar kedua truk diisi dengan penuh (full tank). Setelah mencapai jumlah ritasi yang sama dan rute yang sama, kemudian kedua dump truck mengisi lagi bahan bakar dengan kondisi penuh (full tank). Data hasil pengukuran dicatat ke dalam tabel hasil uji dispersi kemudian dilakukan perhitungan konsumsi bahan bakar kedua truk sehingga akan diketahui dispersi konsumsi bahan bakar kedua truk.

Begitu juga untuk mengukur gradeability. Karena mengukur gradeability harus tahu terlebih dahulu lokasi dan segmen jalan yang sudah di petakan nilai

grade-nya. Sehingga penulis mencatat dalam tabel uji hasil dispersi khusus untuk gradeability berdasarkan segmen jalan.

Tabel 3.4. Contoh Form Observasi Pengamatan Gradeability

No. DT Ritasi ke- Segmen Jalan Grade Jalan Penggunaan Gear ke-

(17)

Alur Uji Dispersi :

1. Persiapan dan penimbangan berat kendaraaan

Kosongan Muatan

Gambar 3.15. Penimbangan Berat Kendaraan ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; 12.50 )

Kedua dump truck dilakukan pengukuran berat kendaraan baik posisi kosongan maupun posisi muatan.

2. Pengisian Bahan Bakar (full tank)

Gambar 3.16. Pengisian Bahan Bakar ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; 12.55 )

(18)

3. Truck menuju lokasi titik awal ( loading point )

Gambar 3.17. Menuju titik awal ( loading point ) ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; 13.00 )

Dump Truk menuju lokasi loading point. Dari posisi fuel truck dan loading point berjarak kurang lebih 100 - 200 meter, sehingga pemakaian fuel penulis

abaikan, karena diasumsikan tidak banyak berpengaruh.

4. Truck menuju dumping point dengan membawa muatan

Gambar 3.18. Hauling Muatan menuju dumping area

Truck menuju dumping point dengan membawa muatan

(19)

Truck dengan posisi kosongan menuju loading area kembali

Gambar 3.20.. Dump truck kembali menuju loading area

Mengulangi dari loading point – hauling muatan – dumping – hauling kosongan dan kembali lagi ke loading point. Dalam uji dispersi ini penulis melakukannya sejumlah 3 ritasi atau sekitar 1 jam. Setelah itu di lakukan pengisian bahan bakar kembali dan di catat volume fuel, HM unit dan KM.

(20)

3.1.7. Uji Differential tipe 6x41 dan tipe 7x41

Pengujian terhadap dua jenis differential yang berbeda ini membutuhkan metode pengujian yang seimbang dan parameter yang sama. Karena pengujian harus setara maka harus dilakukan sebagai berikut :

Hari pertama pengujian

1. Dump truck DT 240 dipasang differential tipe 6x41 ( GR : 6,833 ) dan dump

truck DT 241 dipasang differential tipe 7x41 ( GR 5,857 )

2. Jarak tempuh dan rute ; dengan metode yang sama dengan uji dispersi, maka jarak tempuh adalah 5 km (PP) dengan rute pit 1 & 2 dengan 8 segmen jalan. 3. Waktu dan jumlah ritasi ; untuk waktu dengan pola yang sama dengan uji

dispersi yaitu 2,5 jam dan 6 ritasi. Sedangkan jumlah uji coba adalah 3 kali. Hari kedua pengujian

1. Dump truck DT 240 dipasang differential tipe 7x41 ( GR : 6,833 ). Dump truck DT 241 dipasang differential tipe 6x41 ( GR 5,857 ), kebalikannya. 2. Jarak tempuh dan rute ; dengan metode yang sama dengan uji dispersi, maka

jarak tempuh adalah 5 km (PP) dengan rute pit 1 & 2 dengan 8 segmen jalan. 3. Waktu dan jumlah ritasi ; untuk waktu dengan pola yang sama dengan uji

dispersi yaitu 2,5 jam dan 6 ritasi. Sedangkan jumlah uji coba adalah 3 kali. Hari kedua secara kondisi lapangan dan cuaca sangat mendukung. Sedangkan waktu pelaksanaan adalah dari jam 13.00 – 20.30 WITA.

Dalam pelaksanaan uji differential ini penulis / penguji di bantu oleh beberapa team pelaksana lapangan. Sehingga pelaksanaan uji coba ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.

(21)

Adapun team yang membantu penguji atau penulis adalah :

1. Team Plant  Support manpower dengan mengerahkan crew mekanik-nya

yang membantu membongkar pasang differential

2. Team Logistik  Support part atau komponen differential dengan 2 tipe yang berbeda yaitu tipe 6x41 dan 7x41. Support yang kedua adalah bahan bakar solar dan fuel truck-nya.

3. Team Produksi  Support kendaraan atau dump truck-nya untuk di jadikan bahan eksperimen, yaitu DT 240 dan DT 241.

4. Team Training & Development  Support manpower dengan mengerahkan tenaga instruktur untuk mengoperasikan unit atau truck tersebut. Karena diharapkan, secara pengoperasian lebih standar dan kompeten sesuai prosedur pengoperaperasian alat, terutama saat pengoperasian dan perpindahan gigi.

Alur Uji Differential :

Secara alur kurang lebih sama dengan alur saat uji dispersi. Yang membedakan adalah ada bongkar pasang differential.

1. Persiapan komponen differetial

(22)

2. Bongkar dan pasang Differential

Gambar 3.24. Bongkar pasang differential

3. Persiapan dan penimbangan berat kendaraan

Kondisi ini sama seperti saat uji dispersi, yaitu dump truck menuju jembatan timbang untuk di ukur kondisi truck kosongan dan muatan.

(23)

4. Pengisian Bahan Bakar

Tahap ini sama seperti saat uji dispersi. DT 240 dan DT 241 di isi dengan solar posisi full tank ( penuh ) . Kemudian di catat HM dan KM-nya, sebagai awal posisi start uji differential modifikasi.

5. Dump truck menuju loading point

Kedua dump truck menuju lokasi loading point di excavator ( alat loading ). Secara bergantian kedua unit dicatat HM start dan KM awal, untuk acuan penghitungan fuel consumption.

Gambar 3.26. Truck Uji saat di point loading muat coal ( ref;doc arif n )

6. Hauling dan dumping

Aktivitas ini adalah pemindahan batu bara dari loading point ke dumping

area dengan jarak tempuh 2,5 km (sekali perjalanan) atau 5 km (pulang

pergi). Kemudian dumping batubara dan truck kembali ke loading point dengan posisi kosongan.

(24)

7. Eksperimen sampai 6 kali ( 6 ritasi x 3 kali )

Sama halnya dengan uji dispersi, uji coba ini dilakukan setelah 6 ritasi pertama, dump truck akan di isi lagi bahan bakar untuk pengambilan data setelah pengujian. Jadi total uji coba adalah 18 ritasi atau kurang lebih 7,5 jam. Untuk hari pertama dan kedua waktu pengujian dilakukan pada jam 13.00 – 20.30, sama seperti pada saat uji dispersi.

Catatan :

1. Fuel truck standby di lokasi loading point kira-kira 200 meter dari

aktivitas loading.

2. Selama pengujian tidak ada proses penyiraman jalan, untuk menghindari

slip pada kendaraan, karena posisi tanjakan panjang.

3. Kedua Operator atau drivernya adalah instruktur yang sama, baik saat uji

dispersi maupun uji kedua differential. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyimpangan terhadap cara operasi.

(25)

3.2. PENGUMPULAN DATA

3.2.1. Pengumpulan Data Uji Dispersi

Dalam uji dispersi data yang akan di tampilkan adalah data gradeability (kemampuan menanjak) dan data fuel consumption. Hasil dari eksperimen tersebut di jelaskan di sub bab berikut ini.

3.2.1.1. Data Uji Dispersi Fuel Consumption

Uji dispersi dilakukan pada siang hari sekitar jam 13.00 s.d 20.30, dimana uji ini dilakukan 3 kali percobaan. Masing-masing percobaan ada selang jeda sekitar 5 menit untuk pengisian ulang bahan bakar. Hasil akhir dari uji dispersi konsumsi bahan bakar adalah :

Tabel 3.5. Data Uji Dispersi Fuel Consumption

Parameter DT 240 DT 241 Uji Dispersi 1 Uji Dispersi 2 Uji Dispersi 3 Uji Dispersi 1 Uji Dispersi 2 Uji Dispersi 3 Waktu (jam) Awal 13:04:00 15:35:47 18:12:48 13:01:00 15:34:46 18:06:03 Akhir 15:30:47 18:07:34 20:43:33 15:29:46 18:01:03 20:33:43 TOTAL 2:26:47 2:31:47 2:30:45 2:28:46 2:26:17 2:27:40 Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.610 12.610 12.680 12.680 12.680 Muatan (kg) 34.705 34.194 33.172 34.156 34.113 33.109 Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 27 27 27 27 26,5 26 Konsumsi (lt/h) 11,10 10,73 10,80 10,87 10,89 10,61 Uji coba dispersi pada truck DT 240 didapat hasil :

Waktu tempuh : jam 13.04 - 15.30, sehingga ∆t = 146 menit = 2,44 jam.

Konsumsi bahan bakar total ( 6 ritasi ) = 27 liter, sehingga konsumsi bahan bakar pertama truck 1 ( DT 240 ) adalah :

(26)

Uji coba dispersi pada truck DT 241 didapat hasil :

Waktu tempuh : jam 13.01 - 15.29, sehingga ∆t = 148 menit = 2,47 jam.

Konsumsi bahan bakar total ( 6 ritasi ) = 27 liter, sehingga konsumsi bahan bakar pertama truck 1 ( DT 240 ) adalah :

a

T2 = 27 liter / 2,46 jam = 10,95 liter/jam

Sehingga dispersi konsumsi bahan bakar antara kedua truk didapatkan sebagai berikut :

Dispersi pengujian 1 (D1) = 100% −𝑎𝑇2𝑎𝑇1 = 100% −10,9511,10

= 1.4 %

Dengan cara perhitungan yang sama pada pengujian dispersi 2 dan 3 akan diperoleh hasil seperti pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.6 Perbandingan Dispersi Konsumsi Bahan Bakar Truk Uji

UJI DISPERSI

DUMP TRUCK DT 240 DUMP TRUCK DT 241

DISPERSI Awal Akhir Waktu Konsumsi Awal Akhir Waktu Konsumsi

Uji 1 13:04 15:30 2:26 11,10 13:01 15:30 2:29 10,87 2,0% Uji 2 15:35 18:01 2:25 10,73 15:34 18:01 2:26 10,89 1,5% Uji 3 18:06 20:43 2:36 10,80 18:06 20:33 2:27 10,61 1,7%

HASIL DISPERSI 1,8%

Dari tiga kali pengujian akan diperoleh rata-rata dispersi konsumsi bahan bakar truk sebesar : Rata-rata dispersi =𝐷1+𝐷2+𝐷33

= 2,0%+1,5%+1,7%3 = 1,8 %

(27)

Dari hasil pengujian dispersi konsumsi bahan bakar truk diperoleh rata-rata sebesar 1,8 % (Toleransi 2%) sehingga dapat disimpulkan konsumsi bahan bakar kedua truk relatif sama.

3.2.1.2. Data Uji Dispersi Gradeability

Uji dispersi untuk gradeability dilakukan bersamaan dengan uji fuel consumption yaitu siang hari dengan jam yang sama 13.00 s.d 20.30, dimana uji ini juga dilakukan 3 kali percobaan. Hasil akhir dari uji dispersi untuk gradeability adalah :

Tabel 3.7 Perbandingan Gradeability Truk Uji

KONDISI GRADE

DT 240 DT 241

Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3

Gigi ke- Gigi ke-

Muatan 1,00% 5 5 5 5 5 5 6,20% 2 2 3 2 2 3 4,56% 3 3 4 3 3 4 6,89% 2 3 3 3 3 2 -8,10% 6 6 6 6 6 6 1,10% 5 5 5 5 5 5 -1,00% 5 5 5 5 5 5 4,13% 3 3 3 3 3 3 Kosongan -1,00% 6 6 6 6 6 6 -6,20% 7 7 7 7 7 7 -4,56% 7 7 7 7 7 7 -6,89% 7 7 7 7 7 7 8,10% 6 6 6 6 6 6 -1,10% 7 7 7 7 7 7 1,00% 7 7 7 7 7 7 -4,13% 7 7 7 7 7 7

Dari data di atas terlihat perbedaan penggunaan gigi pada grade 6,89%, jika di bandingkan antara DT 240 dan DT 241 pada grade 6,89% terjadi selisih atau deviasi penggunaan gigi senilai 2,1%. Secara detail dapat di lihat pada tabel 3.7.

(28)

Tabel 3.8 Perbandingan Dispersi Gradeability Truk Uji KONDISI GRADE DT 240 DT 241 DISPERSI Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3

Gigi ke- Gigi ke- Uji 1 Uji 2 Uji 3

Muatan 1,00% 5 5 5 5 5 5 0% 0% 0% 6,20% 2 2 3 2 2 3 0% 0% 0% 4,56% 3 3 4 3 3 4 0% 0% 0% 6,89% 2 3 3 3 3 2 33% 0% 33% -8,10% 6 6 6 6 6 6 0% 0% 0% 1,10% 5 5 5 5 5 5 0% 0% 0% -1,00% 5 5 5 5 5 5 0% 0% 0% 4,13% 3 3 3 3 3 3 0% 0% 0% Kosongan -1,00% 6 6 6 6 6 6 0% 0% 0% -6,20% 7 7 7 7 7 7 0% 0% 0% -4,56% 7 7 7 7 7 7 0% 0% 0% -6,89% 7 7 7 7 7 7 0% 0% 0% 8,10% 6 6 6 6 6 6 0% 0% 0% -1,10% 7 7 7 7 7 7 0% 0% 0% 1,00% 7 7 7 7 7 7 0% 0% 0% -4,13% 7 7 7 7 7 7 0% 0% 0%

Hasil Uji Dispersi 2,1% 0,0% 2,1% 1,4%

Dari tiga kali pengujian akan diperoleh rata-rata dispersi perpindahan gigi truk sebesar :

Rata-rata dispersi =𝐷1+𝐷2+𝐷33

=2,1 % + 0 % + 2,1% 3

= 1,4 %

Dari hasil pengujian dispersi penggunaan gigi truk diperoleh rata-rata sebesar 1,4 % (Toleransi 2%) sehingga dapat disimpulkan kemampuan menanjak kedua truk relatif sama.

(29)

3.2.2. Pengumpulan Data Uji Fuel Consumption

Pengujian gear ratio terhadap konsumsi bahan bakar, dilakukan di jam dan kondisi yang sama pada saat uji dispersi. Pengujian dilakukan dengan kondisi sbb:

Waktu pengujian : 13.00 – 20.30 Durasi pengujian : 2,5 jam Jumlah pengujian : 3 X pengujian

Jumlah ritasi pengujian : 6 ritasi tiap pengujian Metode pengujian : Sistem silang

Jumlah truk uji : 2 unit DT Batubara kapasitas 20 ton Prosentase sampling : 50% dari populasi truck batubara

Pengujian bersifat silang, maka dilakukan dalam 2 tahap. Berikut rinciannya : Hari pertama : Truck DT 240 dipasang differential tipe 6 x 41 ( GR 6,833 )

Truck DT 241 dipasang differential 7 x 41 ( GR 5,857 ) Hari kedua : Truck DT 240 dipasang differential tipe 7 x 41 ( GR 5,857 )

Truck DT 241 dipasang differential 6 x 41 ( GR 6,833 )

Uji fuel consumption sama dengan uji dispersi yaitu dilakukan pada siang hari sekitar jam 13.00 s.d 20.30, dimana uji ini dilakukan 3 kali percobaan. Masing-masing percobaan ada selang jeda sekitar 5 menit untuk pengisian ulang bahan bakar. Hasil akhir dari uji konsumsi bahan bakar ini dilakukan pada 2 tipe gear differential yang berbeda dan unit yang berbeda.

(30)

3.2.2.1. Pengujian Fuel Consumption Hari Pertama.

Tabel 3.9. Data Uji Fuel Consumption Hari Pertama Tipe 6x41 dan 7x41

Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3 Waktu (jam) Start 13:00:50 15:36:10 18:12:30 13:04:10 15:30:46 18:00:05 End 15:31:55 18:07:19 20:45:33 15:24:10 17:50:03 20:20:43 TOTAL 2:31:05 2:31:09 2:33:03 2:20:00 2:19:17 2:20:38 Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.610 12.610 12.680 12.680 12.680 Muatan (kg) 34.742 34.108 33.266 34.156 34.113 33.109 Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 26,5 26 26 27 26,5 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,46 10,33 10,20 11,57 11,44 11,36 Data pengujian 1 ( DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 )

Tabel 3.10. Data Perbandingan Pengujian 1 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x41 dan 7x41

Parameter DT 240 (GR : 6,833) DT 241 (GR : 5,857) Durasi (menit ) Ritasi 1 26 23 Ritasi 2 25 24 Ritasi 3 25 23 Ritasi 4 26 23 Ritasi 5 25 24 Ritasi 6 25 23 TOTAL 152 140

Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680

Muatan (kg) 34.742 34.156

Bahan Bakar (liter)

Volume (lt) 26,5 27

Konsumsi (lt/h) 10,46 11,57

Jika melihat data di atas terdapat perbedaan di cycle time atau waktu edar truck dalam 1 ritasi. Termasuk volume atau penggunaan bahan bakar dalam 6 ritasi dump truck batubara. Secara muatan rata-rata dalam 6 rit juga relatif sama, karena muatan tergantung feeling seorang operator excavator yang memuat ke dalam vessel dump truck tersebut.

(31)

Grafik 3.1. Grafik Perbandingan Cycle Time Pengujian

Grafik 3.2, Grafik Pengujian 1 Perbandingan Konsumsi BB Truck

22 22 23 23 24 24 25 25 26 26

Ritasi 1 Ritasi 2 Ritasi 3 Ritasi 4 Ritasi 5 Ritasi 6 DT 240 GR 6,833 26 25 25 26 25 25 DT 241 GR 5,857 23 24 23 23 24 23 M e n it

Perbandingan Cycle Time Pengujian 1

152 min 140 min 26,5 lt/h 27 lt/h 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857

Perbandingan Konsumsi BB

(32)

Grafik 3.3. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 1 ( lt/h ) Data pengujian 2 ( DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 )

Tabel 3.11. Data Perbandingan Pengujian 2 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x41 dan 7x41

Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Durasi (menit ) Ritasi 7 25 23 Ritasi 8 25 24 Ritasi 9 25 23 Ritasi 10 25 23 Ritasi 11 26 23 Ritasi 12 25 23 TOTAL 151 139

Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680

Muatan (kg) 34.108 34.113 Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 26 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,33 11,44 9.80 10.00 10.20 10.40 10.60 10.80 11.00 11.20 11.40 11.60 DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Konsumsi Bahan Bakar

(lt/h) 10.46 11.57

Li

te

r/

jam

(33)

Grafik 3.4. Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 2

Grafik 3.5. Grafik Pengujian 2 Perbandingan Konsumsi BB Truck

22 22 23 23 24 24 25 25 26 26

Ritasi 7 Ritasi 8 Ritasi 9 Ritasi 10 Ritasi 11 Ritasi 12 DT 240 ( GR : 6,833 ) 25 25 25 25 26 25 DT 241 ( GR : 5,857 ) 23 24 23 23 23 23 m e n it

Perbandingan Cycle Time Pengujian 2

151 min 139 min 26 lt/h 26,5 lt/h 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 )

Perbandingan Pemakaian Fuel

(34)

Grafik 3.6. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 2 ( lt/h )

Data pengujian 3 ( DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 )

Tabel 3.12. Data Perbandingan Pengujian 3 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x41 dan 7x41

Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Durasi (menit ) Ritasi 13 25 23 Ritasi 14 26 23 Ritasi 15 26 23 Ritasi 16 25 23 Ritasi 17 25 24 Ritasi 18 26 24 TOTAL 153 140

Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680

Muatan (kg) 33.266 33.109 Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 26 26,5 Konsumsi (lt/h) 10,20 11,36 9.60 9.80 10.00 10.20 10.40 10.60 10.80 11.00 11.20 11.40 11.60 DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) 10.33 11.44

Konsumsi BB dalam lt/h

(35)

Grafik 3.7. Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 3

Grafik 3.8. Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian 3

22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 Ritasi 13 Ritasi 14 Ritasi 15 Ritasi 16 Ritasi 17 Ritasi 18 DT 240 GR 6,833 25 26 26 25 25 26 DT 241 GR 5,857 23 23 23 23 24 24 M e n it

Perbandingan Cycle Time Pengujian 3

153 min 140 min 26 lt/h 26,5 lt/h 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 )

Perbandingan Pemakaian Fuel

(36)

Grafik 3.9. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 3 ( lt/h )

3.2.2.2. Pengujian Fuel Consumption Hari Kedua

Tabel 3.13. Data Uji Fuel Consumption Hari Kedua (Tipe 6x41 dan 7x41)

Parameter DT 240 (GR : 5,857) DT 241 (GR : 6,833) DT 240 (GR : 5,857) DT 241 (GR : 6,833) DT 240 (GR : 5,857) DT 241 (GR : 6,833)

Uji 4 Uji 5 Uji 6

Waktu (jam) Start 13:04:30 13:01:15 15:32:10 15:36:30 18:00:30 18:12:10 End 15:22:55 15:32:15 17:53:19 18:07:05 20:22:33 20:45:43 TOTAL 2:18:25 2:31:00 2:21:09 2:30:35 2:22:03 2:33:33 Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680 12.610 12.680 12.610 12.680 Muatan (kg) 34.042 34.383 34.183 34.025 33.883 35.042 Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 27 26 27 26 27 26 Konsumsi (lt/h) 11,74 10,33 11,49 10,40 11,25 10,20

Pengujian hari kedua adalah penggantian silang differential antara GR 6,833 dengan GR 5,857 pada kedua truck.

9.60 9.80 10.00 10.20 10.40 10.60 10.80 11.00 11.20 11.40 DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) 10.20 11.36

(37)

Data pengujian 4 ( DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 )

Tabel 3.14. Data Perbandingan Pengujian 4 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x71 dan 7x41

Parameter DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Durasi (menit ) Ritasi 1 23 25 Ritasi 2 23 26 Ritasi 3 23 25 Ritasi 4 23 25 Ritasi 5 23 25 Ritasi 6 23 26 TOTAL 138 152 Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680 Muatan (kg) 34.042 34.383 Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 27 26 Konsumsi (lt/h) 11,74 10,33

Grafik 3.10. Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 4

22 22 23 23 24 24 25 25 26 26

Ritasi 1 Ritasi 2 Ritasi 3 Ritasi 4 Ritasi 5 Ritasi 6 DT 240 GR 5,857 23 23 23 23 23 23 DT 241 GR 6,833 25 26 25 25 25 26 M e n it

(38)

Grafik 3.11. Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian 4

Grafik 3.12. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 4 ( lt/h )

Data pengujian 5 ( DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 )

Tabel 3.15. Data Perbandingan Pengujian 5 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x71 dan 7x41

138 152 27 26 0 50 100 150 200 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833

Perbandingan Konsumsi BB

Jam Operasi Pemakaian Fuel

9.50 10.00 10.50 11.00 11.50 12.00 DT 240 (GR : 5,857) DT 241 (GR : 6,833) Konsumsi Fuel (lt/h) 11.74 10.33 Li te r/ jam

(39)

Parameter ( GR : 5,857 ) DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 Durasi (menit ) Ritasi 7 24 25 Ritasi 8 23 25 Ritasi 9 23 25 Ritasi 10 24 25 Ritasi 11 24 25 Ritasi 12 23 25 TOTAL 141 150

Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680

Muatan (kg) 34.183 34.025

Bahan Bakar (liter)

Volume (lt) 27 26

Konsumsi (lt/h) 11,49 10,40

Grafik 3.13. Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 5

22 23 23 24 24 25 25

Ritasi 7 Ritasi 8 Ritasi 9 Ritasi 10 Ritasi 11 Ritasi 12 DT 240 ( GR : 5,857 ) 24 23 23 24 24 23 DT 241 ( GR : 6,833 ) 25 25 25 25 25 25 m e n it

(40)

Grafik 3.14. Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian 5

Grafik 3.15. Grafik Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 5 ( lt/h )

141 min 150 min 27 lt/h 26 lt/h 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 )

Perbandingan Pemakaian Fuel Pengujian 5

Jam Operasi Pemakaian Fuel

9.80 10.00 10.20 10.40 10.60 10.80 11.00 11.20 11.40 11.60 DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) 11.49 10.40

Konsumsi BB dalam lt/h

Konsumsi BB dalam lt/h

(41)

Data pengujian 6 ( DT 240 GR 5,857 dan DT 241 GR 6,833 )

Tabel 3.16. Data Perbandingan Pengujian 6 Cycle Time & Fuel Usage Tipe 6x71 dan 7x41

Parameter DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) Durasi (menit ) Ritasi 13 24 25 Ritasi 14 24 25 Ritasi 15 23 25 Ritasi 16 23 26 Ritasi 17 24 26 Ritasi 18 24 26 TOTAL 142 153 Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680 Muatan (kg) 33.883 35.042 Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 27 26 Konsumsi (lt/h) 11,25 10,20

Grafik 3.16. Grafik Perbandingan Waktu Edar Pengujian 6

22 22 23 23 24 24 25 25 26 26 Ritasi 13 Ritasi 14 Ritasi 15 Ritasi 16 Ritasi 17 Ritasi 18 DT 240 GR 5,857 24 24 23 23 24 24 DT 241 GR 6,833 25 25 25 26 26 26 M e n it

(42)

Grafik 3.17. Grafik Perbandingan Pemakaian Bahan Bakar Pengujian 6

Grafik 3.18. Grafik Perbandingan Konsumsi BB Pengujian 6 ( lt/h )

142 min 153 min 27 lt/h 28 lt/h 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 )

Perbandingan Pemakaian Fuel Pengujian 6

Jam Operasi Pemakaian Fuel

10.80 10.85 10.90 10.95 11.00 11.05 11.10 11.15 11.20 11.25 DT 240 ( GR : 5,857 ) DT 241 ( GR : 6,833 ) 11.25 10.98

(43)

1. Summary Hasil Pengujian Fuel Consumption

Pengujian hari pertama dan kedua dapat di buat ringkasan atau rata-rata dari 6 kali pengujian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.17. Data Perbandingan Fuel Concsumption 3 Jenis Gear Ratio

C/N DT GR 6,833 (lt/jam) GR 5,857 (lt/jam) GR 6,248 (lt/jam)

DT 240 10,3 11,49 10,9

DT 241 10,6 11,46 10,8

RATA-RATA 10,4 11,47 10,8

Grafik 3.19. Grafik Summary Perbandingan Konsumsi BB ( lt/h )

9.6 9.8 10.0 10.2 10.4 10.6 10.8 11.0 11.2 11.4 11.6 GR 6,833 GR 5,857 DT 240 10.3 11.49 DT 241 10.6 11.46 Li te r/ jam

(44)

3.2.3. Pengumpulan Data Uji Gradeability

Pengujian gear ratio terhadap perubahan gradeability atau kemampuan menanjak, dilakukan di jam dan kondisi yang bersamaan dengan uji fuel consumption. Pengujian dilakukan dengan kondisi sbb:

Waktu pengujian : 13.00 – 20.30 Durasi pengujian : 2,5 jam Jumlah pengujian : 3 X pengujian

Jumlah ritasi pengujian : 6 ritasi tiap pengujian Metode pengujian : Sistem silang

Jumlah truk uji : 2 unit DT Batubara kapasitas 20 ton Prosentase sampling : 50% dari populasi truck batubara

Pengujian bersifat silang, maka dilakukan dalam 2 tahap. Berikut rinciannya :

Hari pertama : Truck DT 240 dipasang differential tipe 6 x 41 ( GR 6,833 ) Truck DT 241 dipasang differential 7 x 41 ( GR 5,857 ) Hari kedua : Truck DT 240 dipasang differential tipe 7 x 41 ( GR 5,857 )

Truck DT 241 dipasang differential 6 x 41 ( GR 6,833 )

Uji Gradeability dilakukan bersamaan dengan uji fuel consumption yaitu pada siang hari sekitar jam 13.00 s.d 20.30, dimana uji ini dilakukan 3 kali percobaan. Penguji melakukan uji keduanya secara bersamaan dengan metode observasi lapangan. Untuk uji grade ini penguji melakukan observasi terhadap penggunaan gigi, RPM kendaraan dan memperhatikan segmen jalan yang dilalui.

(45)

3.2.3.1. Pengujian Gradeability Hari Pertama

Tabel 3.18. Data Perbandingan Pengujian Hari Pertama Gradeability (Muatan)

Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Jarak Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3

A - B 1,00% 300 5 6 6 5 5 5 B - C 6,20% 500 3 4 4 3 3 3 C - D 4,56% 250 4 4 4 4 4 4 D - E 6,89% 400 3 3 3 3 3 3 E - F -8,10% 450 6 6 6 6 6 6 F - G 1,10% 150 5 5 6 5 5 5 G - H -1,00% 100 6 6 6 6 6 6 H - I 4,13% 350 4 4 4 4 4 4 Berat Unit (kg) 34.741 34.108 33.266 34.156 34.113 33.109 Kecepatan Rata-rata (km/h) 14,4 15,6 16,2 16,4 16,5 16,1 RPM Rata-rata (rpm) 1434 1425 1411 1412 1413 1399

Tabel 3.19. Data Perbandingan Pengujian Hari Pertama Gradeability (Kosongan)

Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Segmen Grade Jarak Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 1 Uji 2 Uji 3

A - B -1,00% 300 6 6 6 6 6 6 B - C -6,20% 500 7 7 7 7 7 7 C - D -4,56% 250 7 7 7 7 7 7 D - E -6,89% 400 7 7 7 7 7 7 E - F 8,10% 450 6 6 6 6 6 6 F - G -1,10% 150 7 7 7 7 7 7 G - H 1,00% 100 7 7 7 7 7 7 H - I -4,13% 350 7 7 7 7 7 7 Berat Unit (kg) 12.610 12.610 12.610 12.680 12.680 12.680 Kecepatan Rata-rata 22,6 23,4 25,2 25,2 26,3 24,9 RPM Rata-rata 1197 1283 1283 1107 1158 1095

Pada hari pertama ini penguji membedakan tabel menjadi 2 kategori, yaitu pengujian dalam kondisi muatan dan kosongan. Hal ini perlu di bedakan karena berat kendaraan sangat berpengaruh terhadap kemampuan menanjak kendaraan, sehingga hal ini ditentukan saat penggunaan atau perpindahan gigi. Sehingga data diatas menunjukkan penggunaan gigi terhadap muatan kendaraan.

(46)

Grafik 3.20. Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Muatan )

Grafik 3.21. Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 2-Muatan )

Grafik 3.22. Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 3-Muatan ) 0 1 2 3 4 5 6 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6,883 5 3 4 3 6 5 6 4 DT 241 GR 5,857 5 3 4 3 6 5 6 4 Gi gi Tr an sm isi

Penggunaan Gigi Pengujian 1

0 1 2 3 4 5 6 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6,833 6 4 4 3 6 5 6 4 DT 241 GR 5,857 5 3 4 3 6 5 6 4 Gi gi Tr an sm isi

Penggunaan Gigi Pengujian 2

0 1 2 3 4 5 6 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6,833 6 4 4 3 6 6 6 4 DT 241 GR 5,857 5 3 4 3 6 5 6 4 Gi gi Tr an sm isi

(47)

Grafik 3.23. Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Kosongan )

Grafik 3.24. Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Kosongan )

Grafik 3.25. Perbandingan Penggunaan Gigi tipe 6x41 dan 7x41 ( Uji 1-Kosongan ) 5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6,833 6 7 7 7 6 7 7 7 DT 241 GR 5,857 6 7 7 7 6 7 7 7 Gi gi Tr an sm isi

Penggunaam Gigi Kosongan ( Uji 1 )

5.5 6 6.5 7 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6,833 6 7 7 7 6 7 7 7 DT 241 GR 5,857 6 7 7 7 6 7 7 7 Gi gi Tr an sm isi

Penggunaam Gigi Kosongan ( Uji 2 )

5.4 5.6 5.8 6 6.2 6.4 6.6 6.8 7 A - B B - C C - D D - E E - F F - G G - H H - I DT 240 GR 6,833 6 7 7 7 6 7 7 7 DT 241 GR 5,857 6 7 7 7 6 7 7 7 Gi gi Tr an sm isi

(48)

Grafik 3.26. Perbandingan GR 6,833 vs GR 5,85 Uji Coba 1-3 ( Muatan ) DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Kecepatan Rata-rata 19.6 20.9 18.5 19.0 19.5 20.0 20.5 21.0 K m /jam

Kecepatan Rata-rata Pengujian 1-3

DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Berat Unit (kg) 34,038 33,793 33,650 33,700 33,750 33,800 33,850 33,900 33,950 34,000 34,050 34,100 kg

Berat Unit Pengujian 1-3 (kg)

DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 RPM Rata-rata 1455 1408 1380 1390 1400 1410 1420 1430 1440 1450 1460 R PM

RPM Pengujian 1-3 Rata-rata

(49)

Grafik 3.27. Perbandingan GR 6,833 vs GR 5,85 ( Kosongan ) DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Kecepatan Rata-rata 23.3 25.5 22.0 22.5 23.0 23.5 24.0 24.5 25.0 25.5 26.0 A xi s Ti tle

Kecepatan Rata-rata Pengujian 1-3

DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 Berat Unit (kg) 12,610 12,680 12,560 12,580 12,600 12,620 12,640 12,660 12,680 12,700 kg

Berat Unit Pengujian 1-3 (kg)

DT 240 GR 6,833 DT 241 GR 5,857 RPM Rata-rata 1191 1120 1080 1100 1120 1140 1160 1180 1200 R PM

RPM Rata-rata Pengujian 1-3

(50)

3.2.3.2. Pengujian Gradeability Hari Kedua

Tabel 3.20. Data Perbandingan Pengujian Hari Kedua Gradeability (Muatan)

Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6

A - B 1,00% 300 5 5 5 6 6 5 B - C 6,20% 500 3 3 3 4 4 3 C - D 4,56% 250 4 4 4 4 4 4 D - E 6,89% 400 3 3 3 3 3 3 E - F -8,10% 450 6 6 6 6 6 6 F - G 1,10% 150 5 5 5 5 5 5 G - H -1,00% 100 6 6 6 6 6 6 H - I 4,13% 350 4 4 4 4 4 4 Berat Unit (kg) 34.042 34.183 33.883 34.383 34.025 35.042 Kecepatan Rata-rata 16,1 16,83 17,52 15,4 16,65 15,6 RPM Rata-rata 1366 1423 1478 1404 1515 1545

Tabel 3.21. Data Perbandingan Pengujian Hari Kedua Gradeability (Kosongan)

Jalan Pit 1 & 2 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Segmen Grade Jarak Uji 4 Uji 5 Uji 6 Uji 4 Uji 5 Uji 6

A - B -1,00% 300 6 6 6 6 6 6 B - C -6,20% 500 7 7 7 7 7 7 C - D -4,56% 250 7 7 7 7 7 7 D - E -6,89% 400 7 7 7 7 7 7 E - F 8,10% 450 6 6 6 6 6 6 F - G -1,10% 150 7 7 7 7 7 7 G - H 1,00% 100 7 7 7 7 7 7 H - I -4,13% 350 7 7 7 7 7 7 Berat Unit (kg) 12.610 12.610 12.610 12.680 12.680 12.680 Kecepatan Rata-rata 26,7 27,4 29,8 24,6 23,8 23,1 RPM Rata-rata 1169 1203 1310 1256 1214 1173

Dari hasil pengujian hari pertama dan kedua menunjukkan hasil bahwa perbedaan tipe differential berdampak kepada nilai gradeability, kecepatan dan putaran mesin. Secara teori akan di jelaskan dalam analisa data di bab berikutnya.

(51)

Grafik 3.28. Hasil Pengujian 4 – 6 ( Muatan ) 0 1 2 3 4 5 6 1.00% 6.20% 4.56% 6.89% -8.10% 1.10% -1.00% 4.13% DT 240 GR 6,833 5 3 4 3 6 5 6 4 DT 241 GR 6,833 6 4 4 3 6 5 6 4 Gi gi Tr an sm isi

Penggunaan Gigi Pengujian 4

0 1 2 3 4 5 6 1.00% 6.20% 4.56% 6.89% -8.10% 1.10% -1.00% 4.13% DT 240 GR 5,857 5 3 4 3 6 5 6 4 DT 241 GR 6,833 5 3 4 3 6 5 6 4 Gi gi Tr an sm isi

Penggunaan Gigi Pengujian 6

0 1 2 3 4 5 6 1.00% 6.20% 4.56% 6.89% -8.10% 1.10% -1.00% 4.13% DT 240 GR 5,857 5 3 4 3 6 5 6 4 DT 241 GR 6,833 6 4 4 3 6 5 6 4 Gi gi Tr an sm isi

(52)

Grafik 3.29. Perbandingan Uji 4-6 GR 6,833 vs GR 5,857 ( Muatan ) 33,800 33,900 34,000 34,100 34,200 34,300 34,400 34,500 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Berat Unit (kg) 34,036 34,483 Kg

Berat Unit Pengujian 4 -6 (kg)

18.0 19.0 20.0 21.0 22.0 23.0 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Kecepatan Rata-rata 22.4 19.8 K m /h

Kecepatan Rata-rata Pengujian 4-6

1380 1400 1420 1440 1460 1480 1500 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 RPM Rata-rata 1422 1488 R PM

RPM Rata-rata Pengujian 4-6

(53)

Grafik 3.30. Perbandingan Uji 4-6 GR 6,833 vs GR 5,857 ( Kosongan ) 1205 1210 1215 1220 1225 1230 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 RPM Rata-Rata 1227 1214 R PM

RPM Rata-Rata Pengujian 4-6

21.0 22.0 23.0 24.0 25.0 26.0 27.0 28.0 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Series1 28.0 23.8 km /jam

Kecepatan Rata-rata Pengujian 4-6

12,560 12,580 12,600 12,620 12,640 12,660 12,680 DT 240 GR 5,857 DT 241 GR 6,833 Berat Unit (kg) 12,610 12,680 kg

(54)

3.3. ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

3.3.1. Analisa Data dan Perhitungan Fuel Consumption

Data – data yang ada dalam observasi penguji / penulis adalah data mengenai cycle time dump truck, jarak tempuh dan grade jalan. Berikut data-data yang akan penulis analisa dan perhitungkan sesuai rumusan teoritis.

Diketahui data-data DT 240 GR 6,833 pada rit pertama adalah : Data pertama : Tabel 3.22. Data Perhitungan Kecepatan

DT 240 - Ritasi : Pertama ( Muatan )

Waktu

(det) Penggunaan Gigi Segment Grade ( % ) (derajat) Sudut Jarak (m)

A – B 1,00% 0,57 300 65,00 5 B – C 6,20% 3,55 500 200,00 3 C – D 4,56% 2,61 250 100,00 4 D – E 6,89% 3,95 400 165,00 3 E – F -8,10% -4,64 450 65,00 6 F – G 1,10% 0,63 150 25,00 5 G – H -1,00% -0,57 100 15,00 6 H – I 4,13% 2,37 350 105,00 4 Total 2500 740,00

Data kedua : Tabel 3.23. Data Cycle time DT 240

Ritasi ke-

No. Dump

Truck Kodisi

Waktu Cycle Time ( Menit )

Start End Loading Time Travel Load Dump Time Travel Empty Manuver Time TOTAL

1 DT - 240 Muatan 13:01:00 03:10 12:20 01:30 24:33 Kosongan 13:25:33 06:33 01:00

Data ketiga : Tabel 3.24. Data Perhitungan Muatan

Berat Unit ( GVW ) Kosongan Muatan 12.610 32.700

(55)

Dari data diatas kita bisa mencari kecepatan tiap segmen atau kecepatan rata-rata dalam 1 ritasi. Perhitungan kecepatan :

V = Jarak / waktu

1. Kecepatan pada segmen A-B : V = 300 meter / 65 det

= 4,62 m/det = 16,6 km/jam

2. Perhitungan putaran mesin :

Ra = 6,833 ( Gear ratio modifikasi )

Rtrans = 2,538 ( Gear Ratio pada gigi 5  sesuai tabel data di segmen A-B ) Rev = 315 ( dari tabel 2.2. Tyre Revolution per Kilometer )

Sehingga RPM Engine adalah :

= 1513 rpm

Dengan perhitungan yang sama dengan di atas, untuk mencari dan menentukan kecepatan jelajah kendaraan dan putaran engine, maka tabel dibawah ini menunjukan hasil dari perhitungan tersebut diatas.

(56)

Tabel 3.25. Data Perhitungan Kecepatan dan Putaran Mesin

Segment

Grade Rit ke-1

Muatan Kosongan Jarak (m) Muatan : 32.700 kg Gigi ke- GR Time (det) RPM V (km/h) A – B 1,00% - 1% 300 5 2,538 65,00 1513 16,6 B – C 6.20 % - 6.20 % 500 3 4,644 200,00 1499 9,0 C – D 4.56 % - 4.56 % 250 4 3,478 100,00 1123 9,0 D – E 6.89 % - 6.89 % 400 3 4,644 165,00 1454 8,7 E – F - 8,1% 8,10% 450 6 1,806 65,00 1615 24,9 F – G 1.10% - 1.10% 150 5 2,538 25,00 1967 21,6 G – H - 1.00% 1,00% 100 6 1,806 15,00 1555 24,0 H – I 4.13 % - 4.13 % 350 4 3,478 105,00 1497 12,0 Rata-rata 2500 1437 15,7 Segment

Grade Rit ke-1

Muatan Kosongan Jarak (m) Kosongan : 12610 Gigi ke- GR Time (det) RPM V (km/jam) A – B 1,00% - 1% 300 6 1,806 55,00 1272 19,6 B – C 6.20 % - 6.20 % 500 7 1,335 70,00 1231 25,7 C – D 4.56 % - 4.56 % 250 7 1,335 30,00 1437 30,0 D – E 6.89 % - 6.89 % 400 7 1,335 47,00 1467 30,6 E – F - 8,1% 8,10% 450 6 1,806 99,00 1060 16,4 F – G 1.10% - 1.10% 150 7 1,335 23,00 1124 23,5 G – H - 1.00% 1,00% 100 7 1,335 15,00 1149 24,0 H – I 4.13 % - 4.13 % 350 7 1,335 54,00 1117 23,3 Rata-rata 1159 24,1

3. Perhitungan Daya yang dibutuhkan a. Perhitungan Daya Tahanan Gelinding

Mengacu tabel 3.23, nilai kecepatan per segmen sudah di ketahui. Kita akan ambil contoh segmen A-B dengan v = 16,6 km/jam. Akan tetapi rumus di atas kecepatan dalam satuan mph.

(57)

Jadi, v = 16,6 km/jam = 10,32 mph Nilai Cp :

Cp = 1,75 ( mengacu tabel 2.10 Tire Pavement Factor )

Truck FM 260 JD menggunakan ban bias dan beroperasi di daerah tambang dengan jalan tanah atau hard soil. Dalam tabel faktor pavement tire kategoti diatas nilainya adalah 1,75

Nilai GVW :

GVW adalah berat unit ( baik saat muatan atau kosongan ) dari hasil timbangan nilai GVW = 32.700 kg. Dalam rumus diatas dalam satuan pound atau lb. Sehingga nilai GVW = 32.700 x 2,205 = 72.087,2 lb

𝑃𝑟 = ( 6,1 + (0,06 𝑥 10,32))𝑥 1,75 𝑥 72.087,2 𝑥 10,32 375.000

=8752129,5 375.000 = 23,34 𝐻𝑃

b. Perhitungan Daya Tahanan Udara

Perhitungan daya diatas menggunakan satuan standar Amerika. Sehingga untuk mencari daya tahanan udara adalah

V = 10,32 mph

FA = 4,5 m2 x 10,77 = 48,5 ft2 ( frontal area untuk FM 260 adalah 4,5 m2 )

Cd = 0,9 ( dalam tabel 2.9 koefisien gaya tarik jenis tuck rigid adalah 0,9 )

(58)

𝑃𝑎 =48,5 𝑥 0,9 𝑥 10,323 156.000 = 0,31 𝐻𝑃

Dalam perhitungan rumus lain (satuan internasional) adalah :

Dimana v = 16,6 km/jam = 4,62 m/det 𝑃𝑎 =1

2 𝑥 1,292 𝑥 4,623 x 4,5 x 0,9 = 257,2 𝑤𝑎𝑡𝑡

= 0,35 HP

Dari hasil diatas ada sedikit perbedaan tapi untuk nilai diatas dapat diambil angka yang terbesar, yaitu 0,35 HP.

c. Perhitungan Daya Tahanan Kelandaian Pg =𝐺 𝑥 𝐺𝑉𝑊 𝑥 𝑣

375

Sama halnya dengan rumusan diatas, bahwa rumus ini juga menggunakan satuan standar Amerika.

Sehingga nilai Pg adalah :

Pg = 1% 𝑥 72.087,2 𝑥 10,32

375

= 7532,3 375 = 20,1 𝐻𝑃

(59)

d. Perhitungan Daya Aksesoris ( kelengkapan kendaraan )

Untuk kebutuhan daya ini termasuk sulit di hitung, sehingga beberapa referensi mengambil kesimpulan adalah asumsi. Jika di perhitungkan dalam rumus adalah :

Pacc = Pfan + Pps + Pac + Pc + Pe +Pl + P?

Daya semua aksesoris atau kelengkapan biasanya diasumsi sekitar 5 – 15 HP. Untuk alat heavy duty dengan kapasitas muat 90 ton berkisar antara 10 – 15 HP, sedangkan kapasitas kecil ( 20 – 30 ton ) berkisar antara 5 – 10 HP. Sehingga penulis mengasumsikan power atau daya aksesoris unit FM 260 JD adalah 5 HP.

e. Perhitungan Energi Kinetik

Dalam setiap benda bergerak yang mengalami perubahan kecepatan akan menimbulkan percepatan. Setiap ada perubahan kecepatan atau terjadi percepatan maka akan terjadi usaha atau energi.

Ek = ½ . m . (v22 –v12)

Jika W = F . s, maka W = m. a.s = ½ m.2.a.s, sehingga 2.a.s = (v22 –v12)

Percepatan (a) di dapat dengan persamaan : 𝑎 = (𝑣22 – 𝑣12)

2 s

v1 adalah kecepatan awal, karena dari posisi berhenti maka v1 = 0

v2 = 4,62 m/det

s = 300 meter

(60)

𝑎 = (4,622 − 0 ) 2 x 300 = 0,04 m/det2

Sehingga energi kinetik adalah : Ek = ½ m.2.a.s

= ½ x 32.700 x 2 x 0,04 x 300 = 348.284,0 joule

Ek identik dengan W atau usaha.

Untuk menghitung daya yang terjadi maka Pk = 𝑊 𝑡 = 348.284,0 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒 65 𝑑𝑒𝑡 = 5.358,215 Watt = 7,3 HP

f. Perhitungan Daya Engine yang di butuhkan 𝑃𝑒𝑛𝑔= 𝑃𝑟𝑒𝑞 E𝐷𝑇 + 𝑃𝑎𝑐𝑐 Dimana, Preg = Pr + Pg + Pa + Pk = 23,34 𝐻𝑃 + 0,35 HP + 20,1 HP + 7,3 HP = 51,09 HP

EDT = efisiensi drive train, adalah efisiensi dari transmisi dan axle terkait

(61)

Dalam tabel 2.5, efisiensi drive train FM260JD adalah direct drive transmisi dan axle bentuk tandem sehingga ;

EDT = 0,99 x 0,9 = 0,891

𝑃𝑒𝑛𝑔=

51,09 0,891+ 5 = 62,3 HP

Sehinggga engine bekerja di power 62,3 HP pada kondisi : Grade Jalan = 1%

Kecepatan = 16,6 km/jam Jarak tempuh = 300 meter Waktu tempuh = 65 detik

4. Perhitungan Fuel Consumption Rumus dasar fuel consumption adalah :

a. Minimumm fuel consumption : fb = 145 gr/HP.hr

Diambil angka itu karena sesuai grafik hasil pengujian, bahwa putaran engine bekerja pada RPM rata-rata 1500 RPM. Jika dari grafik performance engine FM 260 JD termasuk kategori medium. Sehingga nilai minimum fuel consumption adalah 145 gr/HP.hr

(62)

b. Massa jenis solar atau specific gravity ρ = 0,82 gr/ml

Diambil data tersebut karena mengacu pada tabel specifikasi yang di keluarkan Pertamina tahun 2006.

c. Daya engine yang di butuhkan

Berdasarkan perhitungan daya diatas diperoleh daya yang bekerja pada kendaraan adalah Peng = 62,3 HP

d. Fuel Consumption a = 62,3 𝐻𝑃 𝑥 145 𝑔𝑟 𝐻𝑃. ℎ 1000 𝑥 0,82 𝑔𝑟𝑚𝑙 a = 90,39 820 = 11,02 liter/jam

5. Perhitungan Fuel Consumption Total

Dengan melakukan cara perhitungan yang sama dan urutan langkah yang sama maka didapat pemakaian bahan bakar total dalam 1 ritasi.

Yang perlu di catat adalah perhitungan 1 ritasi ini yaitu :

1. Perbedaan berat kendaraan mempengaruhi perhitungan fuel consumption 2. Setiap perubahan kecepatan tidak hanya terjadi percepatan tapi juga terjadi

perlambatan. Sehingga nilai percepatan bisa menjadi minus. Tapi karena tanda minus hanya merupakan vektor, bukan besaran pengurang maka nilai percepatan di absolutkan menjadi positif

(63)

3. Saat di posisi turunan maka daya tahanan kelandaian di asumsikan pada saat kondisi jalan mendatar. Sehingga faktor kelandaian di asumsikan maksimal 0,5% , atau mendekati mendatar. Sehingga perhitungan daya kelandaian tidak berarti 0 ( nol ) tapi masih ada daya yang dibutuhkan. 4. Dalam cycle time dump truck tidak semata-mata kecepatan dan jarak

tempuh yang mempengaruhi fuel consumption. Tapi waktu operasi sangat berpengaruh. Karena cycle time dump truck adalah :

CT = Ct Load + Ct Haul Load + Ct Dump + Ct Haul Empty + Ct Manuver Ct Load + Ct Dump + Ct Manuver adalah termasuk fix time. Artinya waktu tersebut tidak akan melebihi dari standar pembuat truck.

Sedangkan Ct Haul Load + Ct Haul Empty tergantung kondisi jalan termasuk rolling resistance, grade resistance dan air resistance.

Tabel 3.26. Hasil Perhitungan Percobaan 1 ( rata-rata dalam 6 ritasi )

DT 240 - Percobaan 1 (muatan)

Kecepatan Percepatan Waktu

Segment Grade Sudut Jarak Tinggi MPH Km/jam m/s g a

A – B 1,00% 0,57 300 3,00 10,32 16,6 4,62 9,81 0,04 65,00 B – C 6,20% 3,55 500 31,00 5,59 9,0 2,50 9,81 0,02 200,00 C – D 4,56% 2,61 250 11,40 5,59 9,0 2,50 9,81 0,00 100,00 D – E 6,89% 3,95 400 27,56 5,42 8,7 2,42 9,81 0,00 165,00 E – F -8,10% -4,64 450 -6,45 15,49 24,9 6,92 9,81 0,05 65,00 F – G 1,10% 0,63 150 1,65 13,42 21,6 6,00 9,81 0,04 25,00 G – H -1,00% -0,57 100 -1,00 14,91 24,0 6,67 9,81 0,04 15,00 H – I 4,13% 2,37 350 14,46 7,46 12,0 3,33 9,81 0,05 105,00 Total 2500 15,73 4,37 740,00

Hasil perhitungan diatas adalah hasil perhitungan rata-rata dari 6 ritasi atau 1 kali percobaan pada kondisi muatan. Dengan muatan rata-rata adalah 34.742 kg. Dengan waktu edar hanya waktu hauling muatan.

(64)

a. Percobaan Hari Pertama Fuel Consumption Percobaan 1

Tabel 3.27. Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 pada Percobaan 1 ( rata-rata dalam 6 ritasi )

DT 240 - Percobaan 1

(muatan) Power ( HP ) Fuel

Consumption Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng

A – B 1,0% 300 24,8 0,3 21,1 7,7 54,0 65,6 11,60 B – C 6,2% 500 12,9 0,1 70,8 1,8 85,5 101,0 17,86 C – D 4,6% 250 12,9 0,1 52,1 0,0 65,0 78,0 13,79 D – E 6,9% 400 12,5 0,1 76,3 0,1 88,9 104,7 18,52 E – F -8,1% 450 38,9 1,2 1,6 15,3 57,0 68,9 12,19 F – G 1,1% 150 33,1 0,8 30,2 11,3 75,3 89,5 15,83 G – H -1,0% 100 37,3 1,1 1,5 13,3 53,2 64,7 11,44 H – I 4,1% 350 17,5 0,1 62,9 7,5 88,0 103,7 18,35 Total 2500 84,5 14,95 DT 240 - Percobaan 1

(kosongan) Power ( HP ) Fuel

Consumption Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng

A – B -1,0% 300 10,4 0,5 0,4 4,2 15,5 22,3 3,95 B – C -6,2% 500 14,6 1,1 0,6 2,9 19,2 26,6 4,70 C – D -4,6% 250 17,5 1,8 0,7 5,3 25,2 33,3 5,89 D – E -6,9% 400 17,9 1,9 0,7 0,5 21,1 28,6 5,07 E – F 8,1% 450 8,9 0,3 61,1 4,5 74,7 88,8 15,71 F – G -1,1% 150 13,2 0,9 0,5 8,2 22,8 30,6 5,40 G – H 1,0% 100 13,5 0,9 11,1 1,1 26,6 34,9 6,17 H – I -4,1% 350 13,1 0,9 0,5 0,4 14,9 21,7 3,84 Total 2500 35,9 6,34

Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 14,95 lt/jam

Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,36 lt/jam

Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 14,95 + 6,34

2 = 10,65 lt/jam

(65)

Tabel 3.28. Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 241 pada Percobaan 1 ( rata-rata dalam 6 ritasi )

DT 241 - Percobaan 1

( Muatan ) Power ( HP )

Fuel Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng

A – B 1,0% 350 22,5 0,2 19,3 4,9 46,9 57,6 10,2 B – C 6,2% 300 15,8 0,1 85,9 2,0 103,7 121,4 21,5 C – D 4,6% 300 16,5 0,1 65,9 0,2 82,7 97,8 17,3 D – E 6,9% 600 17,1 0,1 102,8 0,1 120,0 139,7 24,7 E – F -8,1% 350 45,8 1,5 1,8 28,0 77,1 91,6 16,2 F – G 1,1% 150 30,8 0,5 28,3 27,9 87,5 103,2 18,2 G – H -1,0% 300 30,8 0,5 1,3 0,0 32,6 41,6 7,4 H – I 4,1% 150 20,1 0,2 71,9 10,0 102,2 119,7 21,2 Total 2500 96,6 17,1 DT 241 - Percobaan 1 ( Kosongan ) Power ( HP ) Fuel Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng

A – B -1,0% 300 12,7 0,8 0,5 7,0 21,0 28,5 5,0 B – C -6,2% 500 16,3 1,5 0,7 3,0 21,4 29,0 5,1 C – D -4,6% 250 15,2 1,2 0,6 1,8 18,8 26,1 4,6 D – E -6,9% 400 16,0 1,4 0,6 0,8 18,9 26,2 4,6 E – F 8,1% 450 10,7 0,5 72,4 3,1 86,6 102,2 18,1 F – G -1,1% 150 15,6 1,3 0,6 11,9 29,4 38,0 6,7 G – H 1,0% 100 14,7 1,1 11,9 3,2 31,0 39,8 7,0 H – I -4,1% 350 12,7 0,8 0,5 1,8 15,8 22,7 4,0 Total 2500 39,1 6,9

Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 17,1 lt/jam

Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,9 lt/jam

Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 17,1 + 6,9

2 = 12,0 lt/jam

(66)

Pada hasil pengujian pada percobaan 1 didapat : Parameter DT 240 ( GR : 6,833 ) DT 241 ( GR : 5,857 ) Durasi (menit ) Ritasi 1 26 23 Ritasi 2 25 24 Ritasi 3 25 23 Ritasi 4 26 23 Ritasi 5 25 24 Ritasi 6 25 23 TOTAL 152 140

Berat Unit (kg) Kosongan (kg) 12.610 12.680

Muatan (kg) 34.741 34.156

Bahan Bakar (liter) Volume (lt) 26,5 27

Konsumsi (lt/h) 10,46 11,57

Sehingga konsumsi bahan bakar adalah DT 240 (GR 6,833) = 10,46 liter/jam. DT 241 (GR 5,857) = 11,57 liter/jam Dalam hasil perhitungan ketemu nilai fuel consumtion :

DT 240 (GR 6,833) = 10,65 liter/jam DT 241 (GR 5,857) = 12,00 liter/jam

Jika kita perhitungkan deviasi DT 240 GR 6,833 dan DT 241 GR 5,857 : Deviasi (%) =(10,65 − 10,46)

10,65 Deviasi (%) =

(12,0 − 11,57) 12,00 = 0,018 atau 1,8 % = 0,036 atau 3,6%

Deviasi diatas dipengaruhi oleh ketrampilan operator / skill operator. Skill operator mempengaruhi konsumsi bahan bakar rata-rata sekitar 1 - 5 %. Deviasi diatas masih dalam rentang aman. Penulis tidak membahas mengenai pengaruh skill operator terhadap konsumsi bahan bakar.

(67)

Percobaan 2

Tabel 3.29. Hasil Perhitungan Power Engine vs Fuel Consumption DT 240 (GR 6,833) pada Percobaan 2 ( rata-rata dalam 6 ritasi )

DT 240 - Percobaan 2

( Muatan ) Power ( HP ) Fuel

Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng

A – B 1,0% 300 24,3 0,3 20,7 7,6 53,0 64,4 11,4 B – C 6,2% 500 13,0 0,1 71,3 1,8 86,1 101,6 18,0 C – D 4,6% 250 12,6 0,0 51,1 0,1 63,9 76,7 13,6 D – E 6,9% 400 12,9 0,1 78,7 0,0 91,7 107,9 19,1 E – F -8,1% 450 36,9 0,9 1,5 13,4 52,7 64,2 11,4 F – G 1,1% 150 32,5 0,7 29,6 8,5 71,3 85,0 15,0 G – H -1,0% 100 36,6 0,9 1,5 13,1 52,1 63,5 11,2 H – I 4,1% 350 18,1 0,1 64,8 7,5 90,5 106,6 18,8 Total 2500 14,8 DT 240 - Percobaan 2

(Kosongan) Power ( HP ) Fuel

Con. Segment Grade Jarak Pr Pa Pg Pk Preq Peng

A – B -1,0% 300 10,8 0,5 0,5 4,6 16,4 23,4 4,1 B – C -6,2% 500 14,2 1,0 0,6 2,2 18,0 25,2 4,5 C – D -4,6% 250 14,6 1,1 0,6 0,7 17,1 24,1 4,3 D – E -6,9% 400 17,5 1,8 0,7 3,3 23,3 31,1 5,5 E – F 8,1% 450 8,8 0,3 60,4 4,2 73,7 87,7 15,5 F – G -1,1% 150 13,2 0,9 0,5 8,3 22,9 30,7 5,4 G – H 1,0% 100 13,5 0,9 11,1 1,1 26,6 34,9 6,2 H – I -4,1% 350 13,4 0,9 0,5 0,1 15,0 21,8 3,9 Total 2500 6,2

Hasil perhitungan rata-rata dalam 6 ritasi di dapat nilai fuel consumption adalah : Saat muatan nilai fuel consumption ( a1 ) = 14,8 lt/jam

Saat kosongan nilai fuel consumption ( a2 ) = 6,2 lt/jam

Sehingga jika di rata-rata adalah : a = 14,8 + 6,2

2 = 10,5 lt/jam

Gambar

Tabel 3.3. Grade Jalan dan Segmen Jalan  – ref Doc. Mine Plan PT “ R”
Gambar 3.9. Arah Peta Lokasi Pengujian (kosongan) – ref Doc. Mine Plan PT “ R”
Gambar 3.11..  Penampang Melintang Lintasan
Gambar 3.16. Pengisian Bahan Bakar ( ref ; doc arif n, Kamis, 27 Mar 14 ; 12.55 )  Pengisian bahan bakar penuh  pencatatan HM awal sebelum pengujian
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

HAFISZ TOHIR DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN I.. Oleh karena itu Anggota DPR RI berkewajiban untuk selalu mengunjungi ke daerah pemilihan telah ditetapkan sesuai dengan

PT Darmawan Surya Perkasa belum mempunyai metode yang tepat untuk manajemen persediaannya seperti: peramalan untuk menentukan penjualan periode selanjutnya, jumlah

Berdasarkan yang telah dijelaskan mengenai Dyland PROS, penelitian ini akan memfokuskan pada bagaimana personal branding yang dilakukan Dyland dalam menarik perhatian

Core knowledge adalah pengetahuan operasional maupun strategic yang membantu proses dan pencapaian hasil (Debowski, 2007).. 2) Strategic core knowledge merupakan

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan kenaikan berat badan bayi atau status gizi pada bayi telah dilakukan, diantaranya Zein (2012) dan Sari (2010) tentang

Parameter keberhasilan pengujian ini adalah munculnya pilihan perusahaan yang data sahamnya dapat diunduh sesuai dengan isi file companydata.txt yang terdapat di

Saat Pemotongan dan Pemungutan Objek Oleh Bendaharawan Pemotongan objek pajak PPh 21 dan PPh 23 di SMP dilakukan langsung oleh bendaharawan sekolah baik sebelum maupun sesudah