• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1. Kabupaten Batu Bara

Pada pertengahan tahun 2007 berdasarkan UU No. 5 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara. Kabupaten Asahan dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Asahan dan Kabupaten Batu Bara. Wilayah Asahan terdiri dari atas 13 Kecamatan sedangkan Batu Bara 7 Kecamatan yaitu Kecamatan Sei Balai, Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Talawi, Kecamatan Lima Puluh, Kecamatan Air Putih, Kecamatan Sei Suka, Kecamatan Medan Deras. Berdasarkan Peraturan Bupati Batu Bara Nomor 3 Tahun 2007 ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Batu Bara adalah tanggal 8 Desember 2006 sesuai dengan Persetujuan Bersama DPR RI yang memutuskan undang-undang tentang pembentukan Kabupaten Batu Bara.

Kabupaten Batu Bara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang baru terbentuk pada tahun 2007 berdasarkan pemekaran dari Kabupaten Asahan. Kabupaten Batu Bara berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara yang berbatasan dengan Selat Malaka. Kabupaten Batu Bara menempati area seluas 904,96 Km2 atan 90.496 Ha yang terdiri dari 7 kecamatan serta 100 desa/kelurahan defenitif. Letak geografis kabupaten ini berada di 2003’00” Lintang Utara dan 99001-100’00” Bujur Timur. Adapun batas administrasi Kabupaten Batu Bara yaitu :

(2)

1. Sebelah Utara : Kabupaten Serdang Berdagai

2. Sebelah Selatan : Kabupaten Asahan

3. Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun

4. Sebelah Timur : Selat Malaka

Ibukota Kabupaten Batu Bara terletak di Kecamatan Lima Puluh. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, daerah Lima Puluh merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah mencapai 239,55 Km² atau 26,47 % dari luas total Kabupaten Batu Bara. Sedangkan Kecamatan Medan Deras merupakan wilayah terkecil dengan luas 65,47 Km² atau 7,23 % dari luas total Kabupaten Batu Bara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Wilayah di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009

No. Kecamatan Ibu Kota Kecamatan

Kelurahan Desa Luas (Km²) Jarak Ke Ibu Kota Kabupaten 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sei Balai Tanjung Tiram Malawi Lima Puluh Air Putih Sei Suka Madang Deras Sei Balai Tanjung Tiram Labuhan Ruku Lima Puluh Indrapura Sei Suka Pangkalan Dodek - 1 1 1 1 1 2 8 11 12 26 12 12 12 92,64 173,79 89,80 239,55 72,24 171,47 65,47 31 18 15 0 15 20 46 Jumlah 7 93 904,96 -

(3)

2.1.2. Kelerengan

Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan lahan adalah kemiringan lahan (lereng). Wilayah Kabupaten Batu Bara mempunyai topografi yang bervariasi, yakni kondisi landai, datar, bergelombang, curam dan terjal. Pada sebagian wilayah utara (arah pesisir) memiliki kondisi kemiringan yang relative tidak bervariasi yaitu landai dan datar.

2.1.3. Ketinggian lahan

Ketinggian Lahan dimaksud adalah ketinggian permukaan lahan rata-rata di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Batu Bara berada pada ketinggian 0 sampai dengan 100 meter di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Batu Bara didominasi dengan ketinggian 7 – 25 meter di atas permukaan laut dan untuk ketinggian lahan yang terkecil yakni 0 – 7 meter di atas permukaan laut. Memiliki kedalam efektif tanah yang dangkal (20-50) cm, sedang tanah lahan kering umunya memiliki kedalaman tanah sangat dalam (> 90 cm).

Drainase tanah di lokasi pengamatan juga bervariasi dari berdrainase baik hingga sangat terhambat. Drainase sangat terhambat umunya terdapat pada lahan sawah dan tambak, sedangkan drainase baik hingga agak baik terdapat pada tanah lahan kering. Namun demikaian, pada lahan kering di beberapa lokasi pengamatan ada yang memiliki drainase agak terhambat (muka air dangkal), kadang-kadang

(4)

tergenang beberapa lama. Hal ini terutama terjadi pada lahan dekat pantai atau sungai yang muka air tanahnya terpengaruh oleh pasang surut air laut.

2.1.4. Klimatologi

Kabupaten Batu Bara memiliki iklim tropis dimana kondisi iklimnya hampir sama dengan Provinsi Sumatera Utara. Menurut catatan Pos Perkebunan Sei Bejangkar, pada tahun 2007 terdapat 95 hari hujan dengan curah hujan sebesar 1.376 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Nopember yaitu sebesar 233 mm dengan hari hujan sebanyak 12 hari. Sedangkan Curah hujan terendah terjadi pada bulan Februari sebesar 18 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 2 hari. Rata-rata curah hujan tahun 2007 mencapai 144,67 mm/bulan.

2.1.5. Hidrologi

Satuan Wilayah Sungai yang tersebar yang terdapat di wilayah Kabupaten Batu Bara adalah Satuan Wilayah Sungai Bah Bolon dan sungai-sungai kecil lainnya yang mengalir ke pantai timur. Sungai-sungai di kabupaten ini merupakan sumber untuk pengairan ke persawahan dan perkebunan baik yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan swasta. Aliran Hidrologi dari sungai yang ada kemudian mengaliri irigasi semi teknis maupun irigasi sederhana di Kabupaten Batu Bara sehingga sebagian besar sawah di kabupaten ini dapat ditanami 3 (tiga) kali setahun. Sungai-sungai di Kabupaten Batu Bara sebagian besar berhulu di pegunungan bukit barisan yang terdapat di Kabupaten Simalungun. Kondisi ini mengakibatkan fluktuasi air sungai sangat dipengaruhi oleh kondisi penggunaan lahan wilayah aliran sungai (WAS) atau hulunya.

(5)

2.2. Penggunaan Tanah

Jenis penggunaan lahan dominan di Kabupaten Batu Bara adalah untuk budidaya komoditi perkebunan, terutama perusahaan perkebunan negara (BUMN) dan swasta nasional mencapai 49,61% dari total luas wilayahnya dan untuk perkebunan rakyat mencapai 21,35%. Luas penggunaan lahan untuk perkebunan ini belum termasuk luas lahan tegalan yang umumnya digunakan untuk kebun campuran dengan komoditi utama tanaman perkebunan (kelapa sawit, kakao, dan karet) mencapai 9,04% dari total luas wilayah Kabupaten Batu Bara. Jenis penggunaan lahan selengkapnya di Kabupaten Batu Bara disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas

Hektar % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pemukiman/Pekarangan Persawahan Perkebunan Nasional Perkebunan Rakyat Tegalan Rawa/Tambak/Kolam Hutan Lainnya 5.053 2.052 45.747 19.693 8.337 3.082 1.772 6.484 5,48 2,23 49,61 21,35 9,04 3,34 1,92 7,03 Jumlah 92.220 100

Sumber: Batu Bara dalam Angka Tahun 2010

Bila ditinjau per wilayah kecamatan, penggunaan lahan di Kabupaten Batu Bara bervariasi bergantung kepada posisi wilayah kecamatan tersebut. Untuk wilayah kecamatan yang berada di bagian tengah hingga ke barat lebih didominasi oleh penggunaan untuk pertanian lahan kering dan perkebunan, sementara di

(6)

bagian timur hingga pantai Sumatera, penggunaan lahannya didominasi oleh persawahan dan perairan. Jenis dan distribusi penggunaan lahan untuk masing-masing wilayah kecamatan di Kabupaten Batu Bara disajikan pada Tabel 2 sebelumnya.

Dari Tabel 2 tersebut diperoleh gambaran bahwa penggunaan lahan dominan di Kabupaten Batu Bara didominasi untuk perkebunan, baik perkebunan Negara maupun perkebunan rakyat. Penggunaan lahan yang berorientasi pada usaha dan kebun campuran berbasis tanaman perkebunan (terutama kelapa sawit, kelapa, karet dan kakao) juga tergambar dari hasil survei lapangan. Di areal persawahan juga banyak ditanami tanaman kelapa pada jarak tertentu di pematang sawahnya.

2.3. Kependudukan

Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Batu Bara dilihat dari tahun 2004 berjumlah 369.389 jiwa sampai pada tahun 2009 meningkat dengan jumlah 375.449 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Batu Bara pada tahun 2004 berjumlah 369.389 jiwa, pada tahun 2005 berjumlah 374.715 jiwa, tahun 2006 berjumlah 379.678 jiwa, tahun 2007 berjumlah 373.836 jiwa, sedangkan tahun 2009 berjumlah 375.449 jiwa. Dimana jumlah penduduk pada tahun 2009 terbesar berada di Kecamatan Lima Puluh debgan jumlah penduduk 84.904 jiwa dan jumlah penduduk terkecil berada di Kecamatan Sei Balai berjumlah 29.301 jiwa. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Batu Bara baru dimekarkan dari Kabupaten Asahan. Lihat Tabel 3.

(7)

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009

No. Kecamatan

Perkembangan Jumlah Penduduk (Jiwa)

2005 2006 2007 2008 2009 1. Sei Balai 58.132 34.111 34.820 28.699 29.301 2. Tanjung Tiram 33.627 59.004 59.713 59.790 59.350 3. Talawi 53.324 54.087 54.796 54.843 53.792 4. Lima Puluh 83.575 84.818 85.527 85.574 84.904 5. Air Putih 45.931 46.609 47.318 47.365 48.024 6. Sei Suka 50.474 51.116 51.825 51.872 53.232 7. Madang Deras 44.326 44.970 45.679 45.723 46.846 Jumlah 369.389 374.715 379.678 373.836 375.449 Sumber : Batu Bara dalam Angka ”2010” Biro Pusat Statistik Kab. Asahan (2010).

2.3.1. Laju pertumbuhan penduduk

Jumlah laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Batu Bara di Tahun 2009 sebesar 0,06 % per tahun di setiap kecamatan. Pertumbuhan penduduk tersebut diambil berdasarkan pertumbuhan kabupaten bukan rata-rata laju pertumbuhan kecamatan, dikarenakan ada perkembangan laju jumlah penduduk kecamatan yang mengalami penurunan atau minus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009

No. Kecamatan

Perkembangan Jumlah Penduduk (Jiwa) 2005-2006 2005-2007 2005-2008 2005-2009 1. Sei Balai -0,41 -0,23 -0,21 0,06 2. Tanjung Tiram 0,75 0,33 0,21 0,06 3. Talawi 0,01 0,01 0,01 0,06 4. Lima Puluh 0,01 0,01 0,01 0,06 5. Air Putih 0,01 0,01 0,01 0,06 6. Sei Suka 0,01 0,01 0,01 0,06 7. Madang Deras 0,01 0,01 0,01 0,06 Total 0,014 0,014 0,004 0,06

(8)

2.3.2. Distribusi Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data kepadatan penduduk di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2009 sebesar 414,88 jiwa/km2. Kepadatan terbesar di Kecamatan Medang Deras sebesar 715,53 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan Sei Suka sebesar 310,44 jiwa/km2. Lihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kepadatan Penduduk di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009

No. Kecamatan Luas (Km²)

Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²) 1. Sei Balai 92,64 29.301 316,29 2. Tanjung Tiram 173,79 59.350 341,50 3. Talawi 89,80 53.792 599,02 4. Lima Puluh 239,55 84.904 354,43 5. Air Putih 72,24 48.024 664,78 6. Sei Suka 171,47 53.232 310,44 7. Madang Deras 65,47 46.846 715,53 Jumlah 904,96 375.449 414,88

Sumber : Batu Bara dalam Angka ”2010” Biro Pusat Statistik Kab. Asahan (2010).

2.3.3. Sex Ratio

Sex ratio penduduk memberi gambaran perbandingan antara jumlah penduduk laki dengan jumlah penduduk perempuan. Rasio penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan pada tahun 2007 sebesar 1:1, artinya diibaratkan dalam setiap 100 jiwa penduduk perempuan. Bila dilihat sex ratio di tiap kecamatan, maka Kabupaten Batu Bara yang memiliki ratio perempuan

(9)

terkecil yaitu 186.340 jiwa penduduk dan yang memiliki ratio laki-laki terbesar yaitu 189.109 jiwa penduduk. Lihat Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009 No. Kecamatan Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah KK 1. Sei Balai 14.534 14.767 29.301 6.219 2. Tanjung Tiram 30.161 29.189 59.350 13.237 3. Talawi 27.119 26.673 53.792 11.960 4. Lima Puluh 42.369 42.535 84.904 18.341 5. Air Putih 24.063 23.961 48.024 11.417 6. Sei Suka 27.174 26.058 53.232 12.701 7. Madang Deras 23.689 23.157 46.846 11.274 Jumlah 189.109 186.340 375.449 85.149 Sumber : Batu Bara dalam Angka ”2010” Biro Pusat Statistik Kab. Asahan (2010).

2.4. Kelembagaan Pemerintahan

Perangkat pemerintah Kabupaten Batu Bara adalah Kepala Daerah Kabupaten, Kepala Kecamatan, dan Kepala Desa/Kelurahan. Tugas Pemerintah Kabupaten meliputi wewenang dan kebijaksanaan kegiatan pemerintah daerah, pemerintah umum, pemerintah desa, tugas pembantu, dan lain-lain sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2000 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah.

Selain Dinas Pemerintah, Kabupaten Batu Bara memiliki Kantor Daerah Kabupaten Batu Bara yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten melaksanakan unsur-unsur Pemerintahan yang telah menjadi tanggung jawab dan

(10)

kewenagannya yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Daerah Kabupaten yang mempunyai wilayah kerja satu atau beberapa wilayah Kecamatan. Untuk membantu pemerintahan daerah dalam melaksanakan wewenang dan tugas daerah maka Pemerintahan Kabupaten Batu Bara di bantu oleh unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten.

2.5. Kegiatan Perekonomian Masyarakat

2.5.1. Pertanian Tanaman Pangan

Perkembangan subsektor pertanian tanaman pangan yang meliputi komoditi tanaman padi sawah, kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau di Kabupaten Batu Bara pada empat tahun teakhir ini mengalami peningkatan, sementara komoditi jagung, ubi kayu dan ubi jalar mengalami penurunan produksi. Sementara untuk komoditi tanaman hortikultura, terutama sayuran dan buah-buahan umunya mengalami penurunan produksi yang dipengaruhi oleh pengurangan luas panen.

Produksi padi sawah di Kabupaten Batu Bara mengalami peningkatkan cukup signifikan. Produksi padi sawah pada tahun 2006 sebanyak 147.541 ton menjadi 169.921 ton pada tahun 2007, yang berarti terjadi peningkatann sebesar 15,17 %. Peningkatan produksi padi sawah ini terjadi karena adanya peningkatan luas panen dari 28.599 hektar pada tahun 2006 menjadi 32.677 hektar pada tahun 2007. Produksi padi sawah pada tahun 2009, hingga bulan September saja sebesar 189.920 ton yang berarti terjadi peningkatan sebesar 11,77 % dibandingkan pada tahun 2007.

(11)

Peningkatan produksi pada sawah ini juga terjadi akibat adanya peningkatan luas panen menjadi 37.984 hektar (hingga September 2009). Perkembangan luas panen dan produksi padi sawah di Kabupaten Batu Bara terjadi di semua wilayah kecamatan dengan jumlah produksi tertinggi pada tahun 2006 dan 2007 terjadi di Kecamatan Air Putih, sedangakan pada tahun 2009 terjadi di Kecamatan Lima Puluh. Perkembangan luas panen dan produksi padi sawah di setiap wilayah kecamatan di Kabupaten Batu Bara. Peningkatan produksi padi sawah di Kabupaten Batu Bara dari tahun ke tahun sebenarnya masih dapat ditingkatkan bukan hanya disebabkan oleh peningkatan luas

Produkstivitas lahan untuk tanaman padi sawah di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2006 rata-rata sebesar 4,9 ton/ha, meningkat menjadi rata-rata 5,2 ton/ha pada tahun 2007. Produktivitas lahan sawah di Kabupaten ini belum mencapai standar nasional yang ditetapkan sebesar 6,0 ton/ha. Dengan peningkatan produktivitas mencapai standar nasional saja, total produksi padi sawah di Kabupaten Batu Bara dapat ditingkatkan, meskipun luas panen tidak bertambah dan bahkan berkemungkinan berkurang akibat alih fungsi lahan menjadi penggunaan lain seperti untuk perkebunan kelapa sawit dan atau pemukiman.

(12)

2.5.2. Tanaman Hortikultura

Komoditi tanaman hortikultura (sayuran dan buah-buahan) yang banyak diusahakan di Kabupaten Batu Bara adalah mentimun, cabai, kacang panjang, sawi/petsai, terung, bayam, tomat dan semangka. Produksi mentimun di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 620 ton atau 25% dari tahun sebelumnya. Produksi mentimun pada tahun 2007 sebanyak 3095 ton dari luas panen 206 hektar (Batu Bara dalam Angka, 2008) menjadi 2475 ton dari luas panen 110 hektar pada tahun 2008 (Posko Bulanan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Batu Bara, 2009). Dari sumber (bahan) bacaan yang sama, diketahui bahwa produksi cabai juga mengalami penurunan dari 3446 ton dari luas panen 440 hektar pada tahun 2007 menjadi hanya 339 ton dari luas panen 29 hektar pada tahun 2008.

2.5.3. Daerah Penangkapan Ikan

Karena posisi letak geografis Kabupaten Batu Bara sebelah timur bersebelahan dengan selat Malaka, maka daerah penangkapan ikan (fishing ground) mengandalkan perairan laut selat Malaka. Perairan laut Kabupaten Batu Bara seluas 7.280 hektar yang terdiri dari perairan laut Kecamatan Tanjung Tiram seluas 3.471 hektar, Kecamatan Talawi seluas 286 hektar, Kecamatan Lima Puluh seluas 1.105 hektar, Kecamatan Sei Suka seluas 663 hektar dan Kecamatan Medang Deras seluas 1.755 hektar. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini:

(13)

Tabel 7. Luas Daerah Penangkapan Ikan Menurut Kecamatan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008

No. Kecamatan Luas (Ha)

1. Tanjung Tiram 3.471 2. Talawi 286 3. Lima Puluh 1.1.05 4. Sei suka 663 5. Medang Deras 1.755 Total 7. 280

Sumber : Batu Bara dalam Angka ”2010” Biro Pusat Statistik Kab. Asahan (2010). Kecamatan Tanjung Tiram memiliki perairan laut yang luas 3.471 hektar sebagai daerah penangkapan ikan bagi nelayan Kabupaten Batu Bara dan memiliki 1 unit TPI, kemudian disusul oleh Kecamatan Medang Deras 1.755 hektar yang memiliki 2 unti TPI. Sedangkan yang memiliki perairan laut terkecil sebagai daerah penangkapan ikan adalah di Kecamatan Talawi seluas 286 hektar.

2.5.4. Budidaya Laut

Kawasan budidaya laut Kabupaten Batu Bara tahun 2008 seluas 321 hektar yang tersebar di 5 Kecamatan Pesisir. Kecamatan Tanjung Tiram memiliki kawasan budidaya air laut terluas dibanding dengan Kecamatan Medang Deras seluas 85 hektar dan yang terkecil adalah di Kecamatan Talawi seluas 20 hektar. Untuk jelasnya potensi kawasan budidaya laut Kabupaten Batu Bara dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan data Tabel dibawah, bila kawasan budidaya laut dimanfaatkan 40 % yaitu 128,4 hektar atau 1.284 meter kubik volume air sebagai media kultur, maka keramba jaring apung dapat dioperasionalkan sebanyak 57 unit. Untuk lebih jelasnya lihat table 8 berikut ini :

(14)

Tabel 8. Produksi Olahan Hasil Laut Kabupaten Batu Bara (Ton) Tahun 2009

No. Kecamatan Jumlah

1. Tanjung Tiram 381,25 2. Talawi 18 3. Lima Puluh 15 4. Sei suka 9 5. Medang Deras 85 Total 508,25

Sumber : Batu Bara dalam Angka ”2010” Biro Pusat Statistik Kab. Batubara (2010).

Dari hasil tabek 8 diatas terlihat produksi olahan hasil laut pada kabupaten Batubara wilayah kecamatan Tanjung Tiram yang tertinggi yaitu sebesar 381,25 disusul dengan kecamtan Medang Deras, Talawi, Lima Puluh dan Sei Suka.

2.6. Persebaran Mata Pencaharian Sebagai Nelayan Pada Wilayah Kabupaten Batu Bara

Mata pencaharian masyarakat setempat selalu berhubungan erat dengan kondisi lingkungan setempat jadi umumnya masyarakat disini mempunyai mata pencaharian dari perikanan laut atau sering disebut nelayan perikanan laut. Nelayan umumnya tinggal di desa/kelurahan dekat dengan pinggiran pantai (BPS Sumatera Utara, 2006).

(15)

Tabel 9. Jumlah Penduduk di Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk

Jumlah Nelayan

Keterangan Jumlah Desa Nelayan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Madang Deras Sei Suka Air Putih Lima Puluh Talawi Tanjung Tiram Sei Balai 46.119 48.292 47.534 84.942 55.620 59.424 28.800 5.055 970 - 2000 2.762 10.580 - 7 2 - 6 7 5 0 Jumlah 370.731 21.367 27

Sumber : Dinas`Kelautan dan Perikanan Kabupaten Batu Bara, 2008

Dari Tabel 9 dapat dilihat pada tahun 2008 Kecamatan Tanjung Tiram memiliki jumlah nelayan sebanyak 10.580 jiwa dan merupakan jumlah nelayan terbanyak dan diikuti Medang Deras 5.055 jiwa, sedangkan jumlah nelayan terkecil terdapat di kecamatan Sei Suka 970 jiwa dan diikuti Lima puluh 2000 jiwa. Kabupaten Batu Bara, nelayan tidak terdapat pada seluruh kecamatan hanya ada di 5 (lima) kecamatan yang terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan yang ada di Kabupaten Batu Bara.

Tabel 10. Jumlah Penduduk Nelayan dan Jenis Pekerjaan Sektor Perikanan dan Kelautan Kabupaten Batu Bara Tahun 2008

No. Jumlah Nelayan

Jumlah Pekerjaan Sektor Perikanan Pemdudiaya Ikan Air Payau Pembudidaya Ikan Air Tawar Pembudid-aya Ikan Air Laut Pengolahan Hasil Perikanan Pedagang Ikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 5.055 970 - 2.000 2.762 10.580 - 150 - - 20 203 168 - 10 10 25 40 20 15 36 - - - - - - - 200 60 - 160 220 560 - 171 49 - 76 69 235 - Jumlah 21.367 541 - 1200 600

(16)

Dari Tabel 10 dapat dilihat jenis pekerjaan nelayan di sektor perikanan semakin bertambah dimana jumlah penduduk nelayan Kecamatan Tanjung Tiram adalah 10.580 dilihat dari segi pekerjaan pembudidaya ikan air payau, air tawar, pengolahan hasil perikanan dan pedagang ikan. Pada Kecamatan Tanjung Tiram pengolahan hasil perikanan dan pedagang ikan sangat tinggi dibandingkan dengan Kecamatan lainnya. Pembudidaya ikan air laut tiap-tiap kecamatan tidak ada karena sulit membuat sarana dan modal yang lebih besar.

Sebagian besar penduduk di wilayah pesisir bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan (marine resources base), seperti nelayan, petani ikan (budidaya tambak dan laut). Menurut BPS Sumatera Utara 2006, perikanan laut, meliputi sektor penangkapan dan budidaya ikan, dengan kewenangan di wilayah laut sejauh 4 mil. Sesuai dengan pelaksanaan UU. No. 22 Tahun 1999, dan UU. No. 32 Tahun 2002, Perikanan darat terdiri dari budidaya ikan air payau meliputi: udang dan ikan, budidaya air tawar meliputi : pemasaran ikan hias serta kolam-kolam pemancingan, dan perairan umum meliputi : waduk, sungai, dan rawa.

2.7 Kecamatan Tanjung Tiram

Kecamatan Tanjung Tiram merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Batu Bara, dengan luas wilayah sekitar 173,79 km² yang terdiri dari 19 desa yaitu, Bogak, Pahlawan, Bandar Rahmat, Sukamaju, Kampung Lalang, Bagan Dalam, Sukajaya, Guntung, Sentang, Lima Laras, Mekar Laras, Tanjung Mulia, Jati Mulia, Ujung Kubu, Bandar Sono, Sei

(17)

Mentaram, Pematang Rambai, Bagan Baru, Tali Air Permai, Kapal Merah dan 2 Kelurahan yaitu Tanjung Tiram dan Bagan Arya Kelurahan Labuhan Ruku Keadaan alam Kecamatan Tanjung Tiram adalah daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-4,5 m dpl yang berbatasan dengan Selat Malaka. Daerah Kecamatan Tanjung Tiram beriklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan suhu berkisar antara 28 – 37 ºC. Kedua musim ini sangat dipengaruhi oleh arah angin laut yang membawa hujan dan angin gunung yang membawa panas dan lembab. Secara administratif,

a. Kecamatan Tanjung Tiram berbatasan langsung dengan selat malaka disebelah timur

b. Disebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Asahan c. Disebelah barat berbatasan dengan kecamatan Talawi tepatnya dengan

Desa Masjid Lama.

2.8 Desa Bogak

Desa Bogak merupakan titik lokasi penelitian yang ditentukan oleh peneliti. Desa Bogak yang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Talawi Kabupaten Batu Bara. Desa ini berbatasan langsung dengan beberapa desa diantaranya Desa Masjid Lama, Desa Indrayaman dan Desa Tanjung Tiram dan juga berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Tiram atau masyrakat setempat menyabutkannya Pelabuhan Bom. Jarak yang dapat di tempuh untuk menuju Desa Bogak sekitar 35 Km dari Kota Kisaran, Kabupaten Asahan dan dari Kota Medan menempuh jarak Km.

(18)

2.8.1 Mata pencaharian

Mata pencaharian masyarakat di Desa Bogak Umumnya sebagai nelayan dan penambak ikan dan udang. Faktor yang membuat masyarakat yang berprosfesi sebagai nelayan dikarenakan wilayah Desa Bogak langsung bertemu dengan selat dan sejajar Pelabuhan Tanjung Tiram.

Mata pencaharian masyrakat di Desa Bogak sebagai penambak ikan dan udang juga memilik faktor dengan wilayah desa itu sendiri. Banyak lahan kosong yang di manfaatkan masyarakat setempat untuk membuka tambak ikan dan udang dan sebagaian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan juga memanfaatkan sebagai sumber tambahan penghasilan.

2.8.2 Sarana dan Prasaran nelayan di Desa Bogak

Fasilitas merupakan hal penting dalam suatu wilayah terkait dengan kepentingan masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Fasilitas yang terdapat di Desa Bogak yang mendukung langsung dengan kegiatan pengolahan sumber daya laut yaitu Pelabuhan Tanjung Tiram atau Pelabuhan Bom, Tempat Pelelangan Ikan dan Tempat Pengolaan Ikan Asin dan Ikan Teri.

a. Pelabuhan Tanjung Tiram

Pelabuhan Tanjung Tiram di Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram ini merupakan tempat kapal kapal nelayan berkumpul dari yang Tradisional dan Nelayan Modern. Setiap harinya kapal–kapal nelayan berlabuh dan melaut untuk menangkap ikan. Pelabuhan Tanjung tiram ini tidak hanya digunakan sebagai aktifias nelayan namun juga

(19)

digunakan sebagai akses untuk menuju tenpat wisata di daerah tersebut yaitu, pulau sama nama dan pulau berhala.

b. Tempat Pelelangan Ikan

Tempat pelelangan ikan merupakan hal utama dalam melakukan transaksi jual berli hasil tangkapan nelayan khususnya nelayan- nelayan yang ada di Desa Bogak. Walau dengan keadaan TPI tersebut keadaannya kurang terawat. Namun masyrakat dan nelayan tetap menggunakannya untuk menjalankan transaksi. Letak tempat pelelangan ikan di Desa Bogak ini tepatnya sebelum gerbang masuk Pelabuhan Tanjung Tiram

c. Tempat Pengolahan Ikan Asin dan Teri

Selain Tempat Pelelangan Ikan di Desa Bogak juga terdapat tempengolaan ikan–ikan hasil tangkapan nelayan yang di olah dengan tujuan untuk meningkatkan harga jual ikan. Namun dalam hal ini tenpat pengolaan ikan asin dan ikan teri ini merupakan milik pribadi dengan kata lain merupakan tempat usaha perseorangan. Tempat pengolahan ikan asin dan ikan teri ini terdapat 3 tempat dan saling bersebelahan.

Dengan adanya fasilitas–fasilitas nelayan yang ada di Desa Bogak tersebut tentu saja akan berpengaruh kepada pendapatan nelayan yang ada di daerah Desa Bogak dan sekitarnya

Gambar

Tabel 1. Luas Wilayah di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009
Tabel 2. Jenis dan Luas Penggunaan Lahan Di Kabupaten Batu Bara Tahun  2009
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Penduduk Di Kabupaten Batu Bara Tahun  2009
Tabel 5. Kepadatan Penduduk di Kabupaten Batu Bara Tahun 2009
+5

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Aspek aktualisasi nilai religius dan moral peserta didik responden menjawab baik artinya MTs Mathlaul Anwar dalam pembelajaran di kelas atau di luar kelas sudah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa tingkat kompetensi kepribadian dan sosial guru Penjasorkes Sekolah Menengah Atas Negeri di

Virtual Router Redudancy Protocol (VRRP) berjalan baik di Internet Protocol version 4 (IPv4) ditandai dengan nilai waktu perpindahan dan packet loss yang baik dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada industri tekstil dan produk tekstil berbagai provinsi di Pulau Jawa mengalami permasalahan deindustrialisasi yang terdiri atas

Ukuran tempurung biji buah kelapa sawit yang telah menjadi limbah yang dihasilkan dari pengolahan unit ripple mill tentunya akan menyulitkan untuk pembuatan

Komunikasi melalui internet dapat berupa melalui e-mail, yaitu surat elektronik yang dapat digunakan untuk menghubungi seseorang yang secara fisik berada ribu mil jauhnya,

Sedangkan data sekunder dilakukan melalui penelusuran dokumen/laporan penelitian maupun sumber-sumber lain.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada permasalahan sosial