• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

3 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Produksi Kelapa Sawit Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit mulai dari faktor kesesuaian lahan, bahan tanaman, pemeliharaan tanaman hingga hama dan penyakit.Pengendalian gulma di perkebunan merupakan salah satu aspek penting yang sangat berpengaruh di pemeliharaan tanaman.

Gulma yang selalu ada di sekitar tanaman budidaya akan memberikan pengaruh pada tanaman kelapa sawit sebagai akibat adanya persaingan karena keduanya berinteraksi. Gulma sebagai pesaing akan berusaha bahwa lawannya akan dapat dikalahkan dengan bermacam cara. Gulma, yang dalam sifat aslinya adalah sebagai tumbuhan yang “rakus” merupakan sifat yang menurun yang sangat menguntungkan dalam peristiwa persaingannya. Gulma semacam ini dilengkapi dengan perakaran yang tumbuh luas dan cepat, cepat menyerap air maupun nutrisi, sehingga tumbuhnya menjadi cepat pula. Dengan tumbuh cepat, kanopi yang dibentuk akan cepat rimbun. Kanopi yang rimbun cepat mengisi ruangan dan menekan tumbuhan lain yang berada dibawah naungannya (Moenandir, 1993).

Persaingan antara tanaman utama dan gulma terjadi baik di atas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, dan ruang tumbuh, di dalam tanah pun terjadi persaingan, yakni persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut dapat menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman pokok menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman. Dalam usaha perkebunan keberadaan gulma menjadi masalah karena membutuhkan tenaga, biaya, waktu terus menerus untuk mengendalikannya (Adi, 2010).

(2)

4 2.2. Definisi Gulma

Organisme atau jasad hidup secara global dikelompokkan menjadi dua golongan besar yaitu hewan dan tumbuhan. Perbedaan morfologi, fisiologi, maupun mobiitas kedua kelompok ini sangat berbeda. Gulma merupakan bagian dari tumbuhan sedangkan hama termasuk dalam golongan hewan atau binatang (Sembodo, 2014).

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak berguna atau merugikan tanaman yang lain. Namun demikian, pengertian gulma biasanya berbeda menurut pandangan masing-masing orang. Suatu jenis tumbuhan mungkin di anggap gulma bagi seseorang di suatu tempat, tetapi merupakan tanaman penting di tempat lain. Adkind (1997) mendefinisikan gulma sebagai tumbuhan yang bertumbuh ditempat-tempat atau pada waktu yang di anggap tidak diperlukan. Berdasarkan definisi tersebut, program pengendalian gulma harus memperhatikan situasi tentang status tumbuhan tersebut (Sembel, 2010).

Kehadiran gulma yang juga merupakan tumbuhan di sekitar tanaman budidaya tidak dapat dielakkan, terutama bila lahan pertanaman tersebut tak di kendalikan. Sebagai tumbuhan, gulma juga memerlukan persyaratan tumbuh seperti halnya tanaman lainnya, misalnya kebutuhan akan cahaya, nutrisi, air, gas CO2 dan gas lainnya, ruang dan lain sebagainya (Moenandir, 1988).

Seperti yang telah dikemukakan di atas, setiap orang mempunyai konsepsi dan defenisi yang berbeda beda tentang gulma. Defenisi ini sangat dipengaruhi oleh orang yang melihatnya dan bukan berdasarkan sifat siat morfologi, bentuk hidup, dan habitat tumbuhan itu sendiri. Beberapa defenisi yang termasuk dalam kelompok ini ialah :

 Tumbuhan yang tidak di kehendai manusia  Semua tumbuhan selain tanaman budidayanya  Tumbuhan yang masih belum diketahui manfaatnya  Tumbuhan yang hidup di tempat yang tidak diinginkan

(3)

5

Masih banyak lagi defenisi semacam ini yang dapat dikemukakan dan semuanya bersifat antroposentris. Adapun defenisi gulma yang lebih bersifat umum dalam berbagai keadaan yaitu :

 Gulma adalah sejenis vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia

 Sejenis tumbuhan yang individu-individunya sering kali tumbuh pada tempat-tempat dimana mereka menimbulkan kerugian bagi manusia (Sastroutomo, 1990).

2.3.Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Tanaman belum menghasilkan (TBM) merupakan tanaman kelapa sawit yang telah berumur lebih dari enam bulan sampai umur tiga tahun. Masa pemeliharaan TBM memerlukan cukup banyak tenaga dan biaya. Selain itu masa pemeliharaan TBM sangat menentukan keberhasilan pada saat masa tanaman menghasilkan (TM) (Lubis, 2011).

Masa sebelum panen (dari saat tanam pertama sampai panen pertama) berlangsung 30-36 bulan terdiri atas :

a. TBM 0 adalah menyatakan keadaan lahan sudah selesai di buka, ditanami kacangan penutup tanah kelapa sawit yang sudah di tanam pada titik pancang.

b. TBM I adalah tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)

c. TBM II adalah tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)

d. TBM III adalah tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36)

(LPP, 2010).

Kegiatan utama dalam pengendalian gulma pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah pemeliharaan piringan, pasar pikul dan

(4)

6

pemeliharaan gawangan. Sesuai dengan kondisi kacangan penutup tanah pada areal TBM. Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Membuang semua gulma yang ada digawangan dengan cara menggaruk, membabat, mendongkel, menyemprot.

b. Menggarpu atau wiping lalang.

c. Menggaruk, menyemprot pasar pikul dan pasar hektaran yang ada.

d. Menggaruk piringan dengan ukuran piringan minimal selebar tajuk kelapa sawit sampai 50 cm di luar tajuk kelapa sawit.

Piringan jangan sesekali dibiarkan di tumbuhi lalang karena jenis rumput ini sulit dikendalikan. Pemeliharaan piringan dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan demi memperlancar kegiatan operasional lainnya (Setyamidjaja, 2006).

2.4.Tanaman Menghasilkan (TM)

Tanaman kelapa sawit biasanya menghasilkan buah pada umur sekitar empat tahun. Masa berbuah ini perlu dijaga agar tanaman memiliki masa menghasilkan yang lama. Umumnya, produktivitas tanaman kelapa sawit akan menurun pada umur 25 tahun (Widanarko, 2011).

Berikut berbagai teknis pemeliharaan pada masa TM agar tetap berproduksi optimal :

a. Pemeliharaan Piringan

Pemeliharaan piringan dengan teratur dimaksudkan untuk memudahkan mengumpulkan brondolan yang jatuh. Pada umumnya, pencucian piringan dengan radius 2,5 meter dari pusat tumbuh pohon sawit hingga ujung pelepah terluar. Penggunaan bahan kimia dengan herbisida yang tepat menjadi pilihan utama. Penggarukan piringan pada area TM tua (> 15 tahun) harus dilakukan satu kali setahun.

(5)

7 b. Pemeliharaan Gawangan

Pengendaalian gulma secara selektif perlu dilakukan sama seperti pada areal TBM. Tanaman inang atau host plants yang menjadi tempat populasi hama predator pemakan daun, seperti Mahasena corbetti,

Setora nintens, termasuk Euphorbia heterophylla, Emilia sonchifolia, dan Ageratum spp. jangan di ganggu, bahkan harus di pelihara.

c. Pemeliharaan Pasar Pikul

Pasar pikul dengan lebar kurang lebih 2 m harus selalu bersih dan terpelihara untuk memudahkan akses keluar masuk hasil panen TBS. Sangat baik dan ekonomis bila digunakan herbisida yang tepat atau herbisida cocktail. Di areal datar, penggunaan roto slashing mungkin lebih praktis.

d. Pemeliharaan Pelepah

Tumbuhnya gulma yang merambat pada pelepah harus dicabut pada saat melakukan pengendakuan gulma secara selektif. Tidak dibenarkan melakukan penyemprotan pada pelepah, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peledakan hama serangga(Malangyoedo, 2014).

2.5. Jenis-Jenis Atau Penggolongan Gulma 1. Berdasarkan Siklus Hidup

Yang dimaksud dengan panjang atau rentang hidup suatu gulma adalah jangka waktu yang diperlukan oleh gulma untuk menjalani satu siklus hidupnya, yaitu berawal dari biji gulma berkecambah-tumbuh dewasa-menhasilkan biji-dan kemudian mati. Berdasarkan pada batasan atau pengertian tersebut maka gulma dibedakan menjadi :

(6)

8 a. Gulma Semusim (annual weeds)

Gulma semusim atau gula setahun adalah gulma yang melengkapi satu siklus hidupnya dalam satu musim atau dalam waktu kurang dari 12 bulan. Gulma yang termasuk dalam kelompok ini memiliki ciri-ciri utama pertumbuhan yang cepat dan menghasilkan biji dalam jumlah banyak. Beberapa contoh gulma semusim antara lain bayam duri (Amaranthus spionosus), wedusan (Ageratum conyzoides), meniran (Spigelia anthelmia) dan kentangan (Borreria alata).

b. Gulma Dua Musim (biannual weeds)

Gulma dua musim memerlukan dua musim pertumbuhan untuk menyelesaikan siklus hidupnya, biasanya berbentuk roset pada tahun pertama dan pada tahun kedua menghasilkan bunga, memproduksi biji lalu mati. Gulma ini kurang umum atau kurang penting dibandingkan gulma semusim. Contoh gulma dua musim adalah kiurat (Plantago sp.) dan jukut pendul (Cyperus difformis).

c. Gulma Tahunan (perennial weeds)

Gulma yang menghasilkan organ vegetatif secara terus menerus sehingga memungkinkannya hidup lebih dari dua musim atau dua tahun disebut gulma musiman atau gulma tahunan. Gulma yang memiliki organ perkebangan ganda, yaitu secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan rizom/rimpang, umbi, daun, atau stolon, umumnya masuk dalam gulma musiman. Contoh gulma musiman adalah Cyperus

rotondus, Imperata cylindrica dan Leersia hexandra(Sembodo, 2014).

2. Gulma Berdasarkan Morfologi

Gulma kelapa sawit dapat di kelompokkan secara sederhana menurut keadaan morfologi secara umum dapat di bedakan menjadi gulma berdaun

(7)

9

sempit atau rumput (grasses), gulma teki – tekian (sedges) dan gulma berdaun lebar (broad loves).

1. Rumput (grasses) Ciri – ciri :

 Batang bulat atau ada juga yang pipih Daun berbentuk garis (linier),tepi daun rata lidah daun sering kelihatan jelas.

Contoh : Echinochloa colonum (rumput bebek) 2. Teki (sedges)

Ciri – ciri :

 Bentuk batang umumnya segi tiga kadang – kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga tidak terdapat lidah daun.

Contoh : Cyperus rotundus (teki) 3. Gulma berdaun lebar (broad loves)

Ciri – ciri :

 Memiliki tulang berbentuk jari atau sirip, tepi daun ada yang rata dan bergerigi daun ada yang berbulu dan tidak berbulu.

Contoh : Salvinia molesta (keyambang) (Yakup, 2002).

3. Berdasarkan Habitatnya

Berdasarkan habitat tumbuhanya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebarannya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya Ageratum conyzoides, Digitaria spp., Imperata

cylindrica,dan Amaranthus spinosus.

Gulma air merupakan gulma yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhornia crassipes, Silvinia spp.), gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang

(8)

10

timbul kepermukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp., Sagitaria spp.) (Anonim, 2014).

2.6.Manfaat Dan Kerugian Gulma 1. Manfaat Gulma

Beberapa manfaat dari gulma antara lain :

a. Melinddungi tanah dari erosi

b. Menyuburkan tanah

c. Sebagai inang pengganti

d. Sebagai trap crop

e. Sebagai tanaman penghalang

f. Sebagai medium penanaman jamur merang

g. Menambah sesuburan tanah

h. Bahan penutup tanah atau mulsa

i. Sebagai makanan bahan ternak

(Yakup, 2002).

2. Kerugian Gulma

Kerugian yang ditimbulkan gulma antara lain :

a. Gulma akan menurunkan jumlah hasil dan mutu produksi

b. Gulma dapat menutup saluran air (drainase)

c. Gulma dapat meracuni tanaman (alelopati)

d. Gulma dapat menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan

e. Keberadaan gulma akan menambah biaya produksi.

(9)

11

g. Gulma dapat mengurangi jumlah cadangan air pada tanah

(Sembodo, 2014).

2.7.Pengendalian Gulma

Dalam pengusahaan perkebunan, pengendalian gulma bertujuan untuk menekan kerugian dan gangguan yang di timbulkan oleh gulma sehingga sekecil mungkin, agar pertumbuhan dan produksi tanaman serta kegiatan manajemen umumnya tidak terganggu.

1. Metode Pengendalian Gulma

Metode pemberantasan gulma dievaluasi baik dari pandangan mengenai pergantian gulma maupun persaingan gulma. Analisa kuantitatif mengenai pergantian dalam populasi gulma tertentu hendaknya juga diintesifikasi (J.D. Fryer, 1988).

Pada pokoknya ada enam macam metode pengendalian gulma, yaitu: mekanis, kultur teknis, fisis, biologis, kimia dan terpadu.

a. Metode Fisik/Mekanis

Tujuan medote ini adalah untuk merusak fisik atau bagian tubuh gulma sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati. Dalam pelaksanaannya di lapangan, gulma, beberapa sarana yang digunakan dalam pengendalian gulma yaitu sabit, bajak, cangkul, kored, tangan atau bahan bakar. Yang termasuk dalam metode mekanis adalah pencabutan (hand weeding), pembabatan (mowing), pengolahan tanah (soil tillage), dan pembakaran (burning)

b. Metode Kultur Teknis

Dalam budidaya tanaman, petani memprioritaskan pertumbuhan dan perkembangan tanaman daripada gulma. Metode pengendalian gulma

(10)

12

secara kultur teknis ini bertujuan untuk memanipulasi ekologi atau lingkungan sehingga pertumbuhan gulma tertekan dan sebaliknya untuk tanamannya. Misalnya dengan menentukan jarak tanam lebih rapat sehingga terbentuk naungan yang menekan pertumbuhan gulma, rotasi tanaman dan sebagainya (Sembodo, 2014).

d. Metode Biologis

Pengendalian hayati pada gulma adalah salah satu cara pengendalian gulma dengan menggunakan organisme atau agen hayati untuk meneka populasi tumbuhan inang.Agen-agen yang dapat dipergunakan untuk pengendalian hayati gulma adalah serangga, jamur, tungau, dan nematoda (Sembel, 2010).

e. Metode Kimia

Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini sangat diminati, terutama pada lahan pertanian yang cukup luas. Senyawa kimia yang dipergunakan sebagai pengendali gulma ini dikenal dengan nama “Herbisida”. Herbisida adalah suatu senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma tanpa mengganggu tanaman budidaya. Dalam aplikasinya herbisida sangat efektif dan efisien dalam hal biaya maupun tenaga (Yakup, 2002).

f. Metode Terpadu

Pengendalian gulma secara terpadu adalah menggunkan gabungan metode mekanis, kultur teknis, fisis, biologis dan kimia secara tepat untuk menekan populasi gulma dan mempertahankanya pada tingkat yang tidak merugikan, dengan mempertimbangkan kelestaian lingkungan (Nasution, 2015).

(11)

13 2. Pendekatan Pengendalian Gulma

Pendekatan kebijaksanaan pengendalian gulma di perkebunan mengikuti empat tahap, yaitu: identifikasi masalah, pemilihan teknik pengendalian, pelaksanaan pengendalian, dan program pengelolaan jangka panjang.

a. Identifikasi Masalah

Langakah pertama dalam pendekatan untuk menetapkan kebijaksanaan pengendalian gulma adalah menentukan masalah yang di hadapi. Untuk itu gulma yang tumbuh dilapangan dan parameter-parameter pertumbuhannya perlu di catat melalui suatu survey pencatatan.

Setelah mengetahui jenis dan parameter-parameter gulma yang tumbuh selanjutnya dipertimbangkan pula status gulma yang dominan dan yang umum terdapat. Dalam hal ini segi kerugian dan manfaat gulma yang ada, kelancaran kegiatan, dan segi lingkungan harus dipertimbangkan secara menyeluruh.

b. Pemilihan Metoda Pengendalian

Tahapan ke dua adalah pemilihan metoda atau teknik pengendalian yang paling tepat. Dalam hal ini hendaklah di kaji kemungkinan masing-masing metode pengendalian secara terpisah dan kaji pula apabila beberapa metode di antara digabungkan.Dalam memilih metode pengendalian ini pertimbangan hendaklah di dasarkan pada biaya dan ke untungan.

c. Pelaksanaan Pengendalian

Dalam melaksanakan metode pengendalian yang telah dipilih, perlu disusun suatu program interdisiplin yang bersifat horizontal, yang maksudnya adalah program kerja pengendalian gulma, yang di selaraskan dengan kegiatan kultur teknik diperkebunan, dan demikian

(12)

14

juga perlu diselaraskan dengan program pengendalian hama dan penyakit. Setiap pelaksanaan metode telah selesai hendaklah di evaluasi dalam segi efikasinya, biayanya maupun ekologinya.

d. Program Pengelolaan Jangka Panjang

Program pengendalian gulma jangka panjang disusun berdasarkan pengalaman dalam pelaksanaan pengendalian gulma. Dalam program pengendalian gulma jangka panjang termasuk tindakan-tindakan pencegahan maupun tindakan pengendalian dengan pertimbangan yang di perlukan dalam segi ekonomi dan ekologi (Nasution, 2015).

2.8. Efektivitas Pengendalian

Pelaksanaan pengendalian harus didasari oleh pengetahuan yang baik mengenai gulma yang bersangkutan dengan mengidentifikasi gulma, bagaimana beradaptasi dengan lingkungan dan dimana saja distribusinya dan reaksi terhadap perubahan lingkungan dan penurunan produksi. Serta melakukan pengendalian yang tepat meliputipengawasan pelaksanaan, pemilihan bahan herbisida dan peralatan secara tepat. Upaya ini harus dilakukan agar pengendalian gulmadapat berjalan efektif dan efisien dalam menggunakan biaya pengendalian.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan peta fungsi kawasan yang dikeluarkan oleh Badan Planologi Departemen Kehutanan skala 1:250.000, DAS Citarum bagian hulu terbagi menjadi dalam kawasan hutan yang

Konsep wali nanggroe yang dipakai oleh Hasan di Tiro adalah untuk menegaskan bahwa keluarga di Tiro adalah pemimpin baru rakyat Aceh yang bukan kesinambungan

Semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.  Menurut

Kegiatan yang dilakukan pada kegiatan ini adalah: 1) Menelaah kurikulum. 2) Mengembangkan perangkat pembelajaran terdiri dari buku siswa, lembar kegiatan siswa,

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah pepino kuning (Solanum muricatum Aiton) yang diambil dari tingkat kematangan yang berbeda (warna hijau, hijau kekuningan,

NAHH silahkan disimak bagi anda yang sedang punya tugas sekolah untuk membuat drama bisa NAHH silahkan disimak bagi anda yang sedang punya tugas sekolah untuk membuat drama bisa di

Fungsi utama arrester adalah melindungi trafo, karena dilihat dari segi penyaluran daya dan ekonomisnya trafo merupakan alat yang paling penting dan paling

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik. 03 Peraturan