• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN PADA PERUSAHAAN PT. MADU PRAMUKA CIBUBUR DAN PT. MUTIARA TUGU IBU DEPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN PADA PERUSAHAAN PT. MADU PRAMUKA CIBUBUR DAN PT. MUTIARA TUGU IBU DEPOK"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI PENGEMBANGAN PADA PERUSAHAAN

PT. MADU PRAMUKA CIBUBUR DAN

PT. MUTIARA TUGU

IBU DEPOK

SKRIPSI KHAIRANI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

(2)

ii RINGKASAN

Khairani. D14070096. 2012. Strategi Pengembangan pada Perusahaan

PT.Madu Pramuka Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu

Depok.Skripsi.Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Dr. Ir. Asnath Maria Fuah., MS Pembimbing Anggota: Ir. Hotnida C.H. Siregar, M.Si

Usaha madu bermanfaat bagi kehidupan manusia dan kelestarian alam. Peluang pasar untuk usaha lebah madu masih terbuka lebar sehingga menambah dukungan terhadap peningkatan dan pengembangan usaha perlebahan di Indonesia.Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan PT. Madu Pramuka, Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam memproduksi dan menjual produk-produk lebah madu.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan alternatif strategi yang paling sesuai untuk kedua perusahaan.Data diperoleh melalui teknik wawancara.Data penelitian dikumpulkan selama satu bulan yaitu awal bulan Maret sampai akhir bulan April 2011.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari masing-masing perusahaan.Setelah nilai IFE dan EFE diperoleh, posisi masing-masing perusahaan dapat diketahui dengan menggunakan matriks IFE dan EFE. Alternatif strategi masing-masing perusahaan diperoleh melalui analisis SWOT(strength-weakness-opportunity-treath) dan dilanjutkan dengan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Nilai IFE dari masing-masing perusahaan adalah 2,988 untuk PT. Madu Pramuka, serta 2,607 untuk PT. Mutiara Tugu Ibu, sedangkan nilai EFE untuk PT. Madu Pramuka adalah 3,129 dan nilai EFE PT. Mutiara Tugu Ibu adalah 2,609.

Berdasarkan analisis SWOT pada PT. Madu Pramuka, strategi yang digunakan untuk memperkuat S-Oadalah mempertahankan kualitas produk untuk menambah kepercayaan konsumen memanfaatkan sifat kekeluargaan yang kuat antar karyawan dan atasan untuk bermitra dengan perusahaan lain. Pada PT. Mutiara Tugu Ibu, strategi yang dihasilkan adalah memanfaatkan teknologi yang modern untuk menghasilkan produk lain berupa produk diversifikasi, sehingga meningkatkan jumlah konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Strategi S-T pada perusahaan PT. Pramuka adalah mempertahankan kualitas produk dan menambah jumlah agen untuk mengurangi persaingan yang relatif tinggi, sedangkan pada perusahaan PT. MTI, strategi S-T yang diperoleh adalah meningkatkan variasi produk, membuat kemasan madu semenarik mungkin serta mempertahankan kualitas produk. Strategi Strategi W-O pada perusahaan PT. Pramuka adalah meningkatkan promosi dan mengadakan potongan harga untuk memperkenalkan produk selain madu, sedangkan pada PT. MTI, strategi yang disarankan adalah menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan bermitra dengan perusahaan lain serta memperbaharui pamplet toko menjadi lebih menarik. Strategi Strategi W-T pada perusahaan PT. Pramuka adalah

(3)

iii menggunakan kemasan yang menarik serta menambah kegiatan promosi, sedangkan pada PT. MTI meningkatkan promosi serta menambah jumlah agen untuk menghadapi persaingan yang tinggi.

Faktor yang paling berpengaruh terhadap perusahaan PT. Madu Pramuka adalah faktor eksternal, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu, faktor yang paling berpengaruh adalah faktor internalnya. Posisi untuk PT. Madu Pramuka adalah posisi II (tumbuh/bina), sedangkan posisiPT.Mutiara Tugu Ibu adalah posisi pertahankan dan pelihara, yaitu pada posisi V.

Berdasarkan hasil analisis QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix), strategi yang paling tepat untuk PT. Madu Pramuka adalah meningkatkan promosi dan mengadakan potongan harga untuk memperkenalkan produk selain madu dengan nilai Total Atractiveness Score (TAS) sebesar 16,732, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu memilih strategi menambah jumlah agen dan meningkatkan promosi dengan pameran, membuat toko menjadi lebih menarik , serta bermitra dengan perusahaan lain dengan nilai TAS 13,976.

Kata-kata kunci:SWOT, PT. Madu Pramuka, PT. Mutiara Tugu Ibu, Strategi pengembangan, Madu

(4)

iv ABSTRACT

Development Strategies Of PT. Madu Pramuka Cibubur And PT. Mutiara Tugu Ibu Depok

Khairani, A. M. Fuah, and H. C.H. Siregar

Business of honey provides benefits to human life and the sustainability of nature. Market opportunities for the honey bee are still wide open so that additional support for the enhancement and enterprise development in Indonesia beekeeping is still needed.This research analyzed development strategiesof PT.Madu PramukaCibubur and PT. Mutiara Tugu Ibu Depok. These companies were chosen intentionally because they were experienced companies in thehoney bee business. The data were collected through interviews during a month from March until end of April 2011. The Internal Factor Evaluation(IFE) and the External Factor Evaluation(EFE) were assessedto figure out strengths, weaknesses,opportunities and threats of each company. IFE and EFE matrix were used to find out the position of each company. Thesuitable development alternative strategiesof each companies were obtained through Strength-weakness-opportunity-treat (SWOT) analysis and Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM).The properdevelopment strategies for PT. Madu Pramuka were increasingthe promotionand offering a discountforproducts other than honey (Total Attractiveness Score/TAS= 16,732), whereas PT. Mutiara Tugu Ibu Depok strategies wereincreasingthe number of agentand promotion, making the store more attractive, and making partnerships with other companies (TAS=13,976).

Keywords: SWOT, PT. Madu Pramuka, PT. Mutiara Tugu IbuDepok, the development strategy, honey

(5)

v

STRATEGI PENGEMBANGAN PADA PERUSAHAAN

PT. MADU PRAMUKA CIBUBUR DAN

PT. MUTIARA TUGU

IBU DEPOK

Khairani D14070096

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada

Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

(6)

vi Judul :Strategi Pengembangan pada Perusahaan PT. Madu Pramuka

Cibubur dan PT.Mutiara Tugu Ibu Depok. Nama : Khairani

NIM : D14070096

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Anggota,

(Dr. Ir. Asnath Maria Fuah, MS) (Ir. Hotnida C.H. Siregar, M. Si)

NIP: 19541015 197903 2 001 NIP: 19620617 199003 2 001

Mengetahui: Ketua Departemen,

Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, M. Agr. Sc NIP: 19591212 198603 1 004

(7)

vii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kisaran, Sumatera Utara pada tanggal 15 September 1988.Penulis merupakan anak keempat dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak H. Muhammad Zaki dan Ibu Hj. Salmah Panjaitan (almarhumah). Pendidikan dasar diselesaikan Penulis pada tahun 2001 dari SDN 010083 Kisaran, pendidikan tingkat menengah tahun 2004 dari SMPN 1 Kisaran, pendidikan tingkat atas tahun 2007 dari SMAN 2 Kisaran. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Program Studi Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan pada tahun 2007. Lembaga kemahasiswaan yang pernah diikuti Penulis adalah FAMM AL-AN’AM periode 2010-2011. Penulis juga pernah aktif sebagai asisten praktikum pada mata kuliah TPTDU (Teknologi Produksi Telur dan Daging Unggas).

(8)

viii KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan Salam kepada Rasulullah Muhammad SAW atas keteladanan dan bimbingan beliau dalam menerangi dunia ini dengan cahaya Islam.Penyusunan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan.

Skripsi yang berjudul ” Strategi Pengembangan Pada PT. Madu Pramuka Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu Depok” ini mencoba menguraikan upaya pengembangan perusahaan PT. Madu Pramuka Cibubur dan PT. Mutiara Tugu Ibu Depok melalui pemilihan strategi yang tepat dengan matriks faktor internal dan eksternal, analisis SWOT dan QSPM. Dalam penelitian ini Penulis mengalami kesulitan untuk mendapatkan data keuangan, sehingga analisis secara ekonominya tidak dapat dilakukan.Skripsi ini juga diharapkan dapat memberi gambaran tentang kegiatan usaha PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu dan kondisi industri perlebahan di Indonesia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan data dan kemampuan yang dimiliki oleh Penulis.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kedua perusahaan dan pihak-pihak yang terkait.

Bogor, Februari 2012

(9)

ix DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN……… ii ABSTRACT……… iv LEMBAR PERNYATAAN……… vi

RIWAYAT HIDUP... . vii

KATA PENGANTAR……… viii

DAFTAR ISI……… ix

DAFTAR TABEL……… .xii DAFTAR GAMBAR……….... . xiii

DAFTAR LAMPIRAN………. xiv

PENDAHULUAN………... 1

Latar Belakang………. 1

Tujuan………. 2

TINJAUAN PUSTAKA……… 3

Produk Lebah Madu……… 3

Madu……….. 3

Royal Jelly………... 4

Propolis………. 5

Bee Pollen………. 6

Manajemen Strategi……… 6

Idendifikasi Lingkungan Internal………..….. 7

Faktor Sumber Daya Manusia……… 7

Faktor Produksi……… 7

Faktor Teknologi………... 8

Faktor Keuangan……….. 8

Faktor Pemasaran……… 8

Faktor Penelitian dan Pengembangan... 8

Identifikasi Lingkungan Eksternal………. 9

Faktor Ekonomi……… 9

Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan……… 9

Faktor Politik, Hukum, dan Pemerintahan……… 9

Faktor Persaingan……… 10

Analisis Perumusan Strategi………. 10

Tahap Input………. ………… 10

Tahap Mencocokkan………. 10

Tahap Pengambilan Keputusan……… ….. 11

METODE PENELITIAN………..… 12

Lokasi dan Waktu……….. .. 12

(10)

x

Pengumpulan Data……… 12

Analisis Data……….. 13

Tahap Pengambilan Keputusan………. 16

Matriks SWOT………. 18

QSPM……… 18

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………. 20

PT. Madu Pramuka……….. 20

Sejarah Singkat Perusahaan……… 20

Lokasi dan Tata Letak Perusahaan……… 21

Visi dan Misi Perusahaan……… 21

Struktur Organisasi Perusahaan………. 22

PT. Mutiara Tugu Ibu………. 22

Sejarah Perusahaan……… 22

Visi dan Misi……… 23

Lokasi dan Tata Letak Perusahaan……… 23

Struktur Organisasi Perusahaan………. 24

HASIL DAN PEMBAHASAN……… 26

Identifikasi Internal dan Eksternal Perusahaan……….. 26

Identifikasi Lingkungan Internal………. 26

Sumber Daya Manusia……….. 26

Produksi………. 29

Teknologi……… … 31

Keuangan……… 32

Pemasaran……….. 33

Penelitian dan Pengembangan………. 35

Identifikasi Lingkungan Eksternal……… 35

Ekonomi………. 35

Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan………. 36

Politik, Hukum dan Pemerintah……….. 37

Persaingan……… … 38

Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal………. 38

Kekuatan……… 40

Kelemahan……… 41

Peluang……….. 42

Ancaman……… 42

Nilai IFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu… 43 Nilai EFE PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu.. 43

Matriks IE……… 44 Matriks SWOT………... 45 Strategi S-O……… 47 Strategi S-T……… 48 Strategi W-O………... 48 Strategi W-T……… 48 Matriks QSPM……… 48

(11)

xi

KESIMPULAN DAN SARAN………. 52

Kesimpulan………... 52

Saran……… 52

UCAPAN TERIMA KASIH……… 53

DAFTAR PUSTAKA……… 54

(12)

xii DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Persyaratan Mutu Madu Berdasarkan SNI 01-3545-2004………. 4

2. Komposisi Royal Jelly……….. 5

3. Penentuan Bobot Variabel-variabel Strategis……….14

4. Matriks Evaluasi Faktor Internal……… 16

5. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal……….... 16

6. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif……… 19

7. Data Karyawan PT. Madu Pramuka……….. 27

8. Data Karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu……….. 29

9. Data Asumsi Keuntungan PT. Madu Pramuka dan PT. MTI………….. 33

10. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu……… 38

11. Matriks SWOT PT. Madu Pramuka……… 46

12. Matriks SWOT PT. Mutiara Tugu Ibu………. .47

13. Hasil Perhitungan Matriks QSPM pada PT. Madu Pramuka…………. 50

(13)

xiii DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Grafik IFE dan EFE……… .. 17

2. Matriks SWOT……… 18

3. Pintu Masuk Toko PT. Madu Pramuka……….. 21

4. Kondisi Di dalam Toko Utama PT. Mutiara Tugu Ibu……….. 24

5. Kemasan Madu PT. Madu Pramuka………. 30

6. Kemasan Madu PT. Mutiara Tugu Ibu………. 30

(14)

xiv DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian……… 57 2. Penilaian Faktor Internal dan Eksternal pada Pramuka dan MTI.. 62 3. Perhitungan Matriks IFE dan EFE Madu Pramuka dan MTI……. 64

(15)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, diantara jenis fauna yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah lebah madu.Usaha lebah madu memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan kelestarian alam.Manfaat bagi kehidupan manusia bersifat langsung yaitu menghasilkan produk utama madu dan produk lebah lainnya seperti royal jelly, lilin lebah, propolis dan pollen.Selain itu, manfaat yang dapat diperoleh dari produk madu yaitu menjaga kesehatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, serta meningkatkan pendapatan masyarakat, peternak dan pengusaha madu.

Peluang pasar untuk usaha lebah madu masih terbuka lebar sehingga menambah dukungan terhadap peningkatan dan pengembangan usaha perlebahan di Indonesia. Hal ini tergambar dari data BPS (2004) yang mengungkapkan bahwa laju pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang cukup tinggi 1,43% per tahun pada tahun 2000-2004, diharapkan dapat meningkatkan konsumsi produk lebah madu. Saat ini sudah banyak perusahaan yang bergerak di bidang usaha produk lebah madu.Di antaranya adalah PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur.Kedua perusahaan ini dipilih karena telah lama bergerak di bidang usaha perlebahan dan madu.

Di era globalisasi dan liberasi perdagangan serta investasi yang sarat dengan persaingan dibutuhkan suatu analisis pengembangan usaha yang tepat untuk mengembangkan suatu perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan suatu analisis yaitu analisis SWOT (strength-weak-opportunity-treath), sebagai salah satu cara untuk mengetahui strategi dalam pengembangan suatu perusahaan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari perusahaan sehingga dapat diambil suatu keputusan strategi yang tepat untuk mengahadapi kelemahan dan ancaman yang ada dengan menggunakan kekuatan dan peluang yang ada. Strategi-strategi yang diperoleh dari analisis SWOT diharapkan mampu membuat perusahaan dapat bersaing secara positif dengan pihak perusahaan lain yang bergerak di bidang usaha produk lebah madu. Namun sebelum menggunakan analisis SWOT, harus diketahui terlebih dahulu

(16)

2 posisi dari masing-masing perusahaan dengan menggunakan matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (Eksternal Faktor Evaluation).

Tujuan

Tujuan penelitian dari adalah mendapatkan alternatif strategi yang paling sesuai untuk pengembangan usaha dari perusahaan PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu.Alternatif strategi diperoleh melalui analisis faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang dan ancaman maupun kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan dengan metode SWOT.Penelitian ini juga bertujuan sebagai dasar acuan serta informasi bagi penelitian lebih lanjut.

(17)

3 TINJAUAN PUSTAKA

Produk Lebah Madu

Madu

Menurut Badan Standardisasi Nasional (2004), madu adalah cairan alami yang umumnya mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nectar) atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nectar) atau ekskresi serangga. Pusat Perlebahan Apriari Pramuka (2004) mendefenisikan madu sebagai cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar yang masih mengandung enzim diastase aktif.Jumlah dan kualitas madu dipengaruhi oleh ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen, cuaca, kelembapan, dan temperatur udara serta proporsi koloni lebah yang tertinggi saat produksi nektar paling banyak.

Madu berasal dari bunga yang beragam sehingga berbeda dalam penampilan dan mutu.Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu madu adalah warna, rasa, kekentalan dan aroma. Warna dan rasa merupakan karakteristik yang paling penting karena mudah rusak selama proses pengolahan. Sihombing (2005) menyatakan bahwa madu merupakan bahan makanan sumber energi yang baik karena mengandung gula-gula sederhana seperti fruktosa dan glukosa yang dapat dicerna oleh tubuh dengan cepat.Selain itu, madu juga mengandung garam-garam mineral dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan tubuh, seperti vitamin.Kegunaan madu banyak digunakan dalam bidang industri makanan dan industi obat (Sihombing, 2005).Saat ini madu banyak digunakan sebagai bahan tambahan alami untuk kosmetik.

Madu merupakan bahan makanan alami, namun harga madu cukup tinggi yaitu Rp. 150/ml sehingga madu sering dipalsukan untuk menambah keuntungan yang besar bagi produsennya. Menurut Sutami (2003), cita rasa, aroma, dan warna madu palsu sulit dibedakan dari madu asli. Pemenuhan kebutuhan akan madu berkualitas tinggi merupakan salah satu target dari setiap peternak madu. Jaminan akan keaslian dan kualitas madu di pasaran dalam negeri masih kurang, sedangkan kecurigaan akan pemalsuan madu selalu ada. Karena itu, Badan Standardisasi Nasional (2004) telah menyusun Standar Nasional Indonesia untuk persyaratan mutu madu yang dapat dilihat pada Tabel 1.

(18)

4 Tabel 1. Persyaratan Mutu Madu Berdasarkan SNI 01-3545-2004

Jenis uji Satuan Persyaratan

Aktivitas enzim diastase, min Hidroksimetilfulfural (HMF), maks. Air, maks.

Gula pereduksi (dihitung sebagai glukosa), min. Sukrosa, maks.

Keasaman, maks.

Padatan yang tak larut dalam air Abu, maks.

Cemaran logam timbale (Pb), maks. Cemaran logam tembaga (Cu), maks. Cemaran logam arsen, maks.

DN mg/kg %b/b %b/b %b/b ml NaOH 1N/kg % b/b % b/b mg/kg mg/kg mg/kg 3 50 22 65 5 50 0,5 0,5 1 5 0,5 Sumber : Badan Standardisasi Nasional (2004)

Berbagai parameter dikategorikan dalam persyaratan mutu madu di atas. Kadar HMF merupakan salah satu indikator kerusakan madu oleh pemanasan yang berlebihan atau karena pemalsuan dengan gula invert yaitugula yang sudah diinversikan atau dipecah lewat proses hidrolisis, bisa dengan katalis asam dan memakai panas, contoh gula tebu atau sukrosa.

Royal Jelly

Royal Jelly merupakan cairan kental asam manis berwarna putih susu, yang diolah secara alami dari nektar dan tepung sari bunga oleh lebah madu pekerja melalui kelenjar peringeal di kepalanya dan dikeluarkan melalui kelenjar rahang atas (Halim dan Suharno, 2001). Zat-zat yang dapat ditemukan dalam royal jelly adalah protein, vitamin (B1, B2, B6, B12, C, A dan K), histamine, acetilcholinum, ester, glukosa, garam mineral dan berbagai macam asam amino.Royal jelly banyak dijual dalam kemasan botol plastik berukuran kecil.Royal jelly dimanfaatkan sebagai pencegah kanker, mendorong pertumbuhan anak, menambah nafsu makan serta memulihkan syaraf-syaraf otonom (Stein, 1986).Komposisi royal jelly dapat dilihat di Tabel 2.

(19)

5 Tabel 2. Komposisi RoyalJelly

No. Komponen Jumlah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kadar Air Protein Kasar Gula Total

Asam Lemak Total Abu

Bahan belum Teridentifikasi Vitamin-vitamin: B1 (Tiamin) B2 (Riboflavin) B3 (Niasin) B5 (Asam pantotenat) B6 (Piridoksi) B7 (Inositol) B8 (Biotin) B9 (Asam folat) C (Asam askorbat) Ph 67% 12,5% 11% 5% 1% 3,5% 6 Hg/g 9 Hg./g 50 Hg/g 100 Hg/g 3 Hg/g 100 Hg/g 15 Hg/g 0,2 Hg/g 4 Hg/g 3,8 Sumber: Sastratriatmadja (1994) Propolis

Propolis merupakan bahan padat berwarna cokelat atau kuning kemerah-merahan.Propolis berasal dari cairan lengket yang dikumpulkan oleh lebah dari pepohonan dan kuncup tanaman, yang dibawa ke sarang dalam bakul sarinya (corticula) dan digunakan untuk memperbaiki atau menambal bagian sarang yang berlubang atau terbuka.Sarwono (2003) menyebutkan bahwa bahan ini dipakai sebagai bahan perekat sarang karena sifatnya lentur, lekat dan kuat.Propolis banyak dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit dalam seperti kanker serta digunakan sebagai antibiotik alami.Propolis adalah bahan campuran kompleks malam, resin, balsam, minyak dan sedikit polen.Komposisinya sangat bervariasi tergantung dari spesies tumbuhan asalnya (Sihombing, 1997).

(20)

6

Bee Pollen

Pollen atau tepung sari bunga merupakan alat reproduksi jantan tanaman yang kaya protein.Bagi lebah, pollen merupakan bahan sumber protein untuk pertumbuhan dan pengganti sel-sel tubuh yang rusak.Kandungan protein tergantung dari sumber pollen (Sihombing, 2005).Pollen dimakan oleh lebah madu terutama sebagai sumber protein dan lemak serta sedikit karbohidrat.Kandungan protein kasarnya bervariasi antara 8%-40%, rata-rata 23% serta mengandung semua asam-asam amino esensial maupun asam-asam lemak esensial (Sihombing, 1997).

Bee Pollen dengan kelengkapan unsur gizinya, bekerja terutama pada metabolisme yang bermanfaat untuk mendukung proses pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama sel jaringan otak, penambahan gizi bagi wanita hamil dan menyusui, meningkatkan daya berpikir dan daya konsentrasi baik untuk anak, remaja, usia sekolah dan dewasa, meningkatkan stamina tubuh bagi para penggemar olah raga, untuk mencapai prestasi tertinggi, meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap berbagai serangan bibit penyakit dan sebagai stabilisator sistem metabolisme tubuh. Mempertahankan dan memelihara sistem reproduksi baik pria maupun wanita (Sihombing, 2005).

Manajemen Strategi

Strategi adalah sejumlah tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang diambil untuk mengeksploitasi kompetensi dan keunggulan bersaing (Hitt et al., 1997). Menurut David (2004), sifat strategi adalah berorientasi ke masa depan. Srategi mempunyai konsekuensi multifungsional atau multidivisional dan dalam perumusannya perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan.Suatu perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada.Pearce dan Robinson (1997), mendefenisikan manajemen strategi sebagai sekumpulan keputusan-keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) danpelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Perencanaan strategi merupakan proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi. Tujuan utama perencanaan strategi adalah agar perusahaan dapat melihat

(21)

7 secara objektif kondisi-kondisi internal maupun eksternal.Perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada (Rangkuti, 2006).Perumusan strategi mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetukan kekuatan dan kelemahan perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang perusahaan, membuat sejumlah strategi alternatif untuk perusahaan dan memilih strategi tertentu untuk digunakan (Jauch dan Glueck, 1995).

Identifikasi Lingkungan Internal

Identifikasi lingkungan internal dimaksudkan untuk membaca atau memotret gambaran kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) organisasi yang aktual pada saat ini.Menurut Jauch dan Glueck (1995), lingkungan internal terbagi menjadi enam faktor yaitu sumber daya manusia, produksi, teknologi, keuangan, pemasaran, penelitian dan pengembangan.

Faktor Sumber Daya Manusia

Menurut Jauch dan Glueck (1995), serangkaian faktor sumber daya dan karyawan yang dapat memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan adalah struktur organisasi dan suasana yang efektif, sejarah perusahaan dalam mencapai tujuan, pengalaman kerja dan prestasi, kebijakan hubungan kerja yang efisien dan efektif, karyawan berkualitas tinggi, dan informasi manajemen dan sistem komputer yang efektif.

Faktor Produksi

Faktor-faktor produksi yang dapat memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan adalah biaya operasi total yang lebih rendah dibanding dengan biaya pesaing total, kemampuan untuk memenuhi permintaan pasar, fasilitas yang efisien dan efektif, ketersediaan bahan baku yang mencukupi, peralatan dan permesinan yang efesien dan efektif, sistem pengendalian persediaan yang efektif dan efisien, prosedur yang efisien dan efektif, kebijaksanaan perawatan yang efesien dan efektif, dan hubungan pemasok yang efektif (Jauch dan Glueck, 1995).

(22)

8 Faktor Teknologi

Faktor teknologi menggambarkan peluang dan ancaman yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing, serta membuat produk dan jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan zaman (Pearce dan Robinson, 1997).

Faktor Keuangan

Jauch dan Glueck (1995) menyatakan faktor keuangan yang mencerminkan keunggulan strategis dibandingkan pesaing adalah total sumber daya keuangan dan kekuatannya, struktur modal yang efektif, sistem akuntansi untuk perencanaan, anggaran biaya, laba, dan prosedur audit yang efektif,dan kebijaksanaan penilaian persediaan.

Faktor Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu proses menetapkan, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk atau jasa (David, 2004). Menurut Kotler (1991), manajemen pemasaran digunakan sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. Analisis pemasaran berhubungan dengan bauran pemasaran yang meliputi analisis terhadap produk, harga, distribusi, dan promosi.

Faktor Penelitian dan Pengembangan

Menurut Jauch dan Glueck (1995), faktor penelitian dan pengembangan merupakan keunggulan strategi karena dapat menciptakan produk baru atau produk yang ditingkatkan untuk pemasaran dan mengarahkan kepada peningkatan proses bahan untuk mendapatkan keunggulan dari biaya melalui efesiensi.

Identifikasi Lingkungan Eksternal

Pearce dan Robinson (1997), menyatakan bahwa lingkungan eksternal perusahaan merupakan lingkungan yang terdiri dari faktor-faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman yang berada diluar pengawasan dan kontrol pihak

(23)

9 manajemen perusahaan.David (2004), menjelaskan bahwa analisis terhadap lingkungan eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi peluang kunci dan ancaman yang dihadapi suatu perusahaan sehingga manajemen perusahaan memiliki kemampuan untuk dapat merumuskan suatu strategi.Analisis lingkungan eksternal menekankan evaluasi terhadap peristiwa diluar kendali sebuah perusahaan.Menurut David (2004), lingkungan eksternal terbagi menjadi empat faktor yaitu ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, hukum dan pemerintahan; dan persaingan.

Faktor Ekonomi

Faktor-faktor ekonomi mempunyai dampak langsung terhadap potensi daya tarik berbagai strategi.Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan beroperasi (Pearce dan Robinson, 1997). Menurut Jauch dan Glueck (1991), bahwa keadaan perekonomian pada waktu sekarang dan dimasa yang akan datang dapat mempengaruhi keuntungan dan strategi perusahaan.

Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan berdampak besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar dan pelanggan. Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan, nilai, sikap, opini dan gaya hidup orang-orang di lingkungan ekstern perusahaan. Faktor-faktor tersebut biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis (Jauch dan Glueck, 1991).

Faktor Politik, Hukum dan Pemerintahan

Faktor politik, hukum dan pemerintahan adalah peraturan-peraturan, undang-undang dan kebijaksanaan pemerintah baik pada tingkat nasional, provinsi, maupun daerah yang menentukan beroperasinya suatu perusahaan.Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha.Oleh karena itu, faktor-faktor politik, pemerintah, dan hukum dapat mencerminkan peluang atau ancaman kunci untuk organisasi kecil dan besar (Jauch dan Glueck, 1991).

(24)

10 Faktor Persaingan

Bagian terpenting dari audit eksternal adalah mengenali perusahaan-perusahaan saingan dan menentukan kekuatan, kelemahan, kemampuan, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi perusahaan pesaing. Mengumpulkan dan mengevaluasi informasi mengenai pesaing sangat penting untuk perumusan strategi.Mengidentifikasi pesaing utama tidak selalu mudah karena banyak perusahaan mempunyai berbagai divisi yang bersaing di industri yang berbeda.Strategi kerjasama di antara para pesaing semakin banyak dipakai (Pearce dan Robinson, 1997).

Analisis Perumusan Strategi

Teknik perumusan strategi menurut David (2006), dapat dipadukan menjadi kerangka kerja pembuatan keputusan tiga tahap, yaitu tahap input (input stage) atau pengumpulan data, tahap pencocokan (matching stage), dan tahap pengambilan keputusan (decision stage).

Tahap Input (Input Stage)

Tahap input merupakan tahap meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Prosedur dalam tahap input ini adalah pengumpulan dan pengklasifisikasian data faktor internal dan eksternal, memberikan penilaian terhadap faktor internal dan eksternal untuk menentukan bobot dan peringkat yang sesuai. Data hasil audit faktor internal dan eksternal disajikan dalam matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) dan EFE (External Faktor Evaluation) (David, 2006).

Tahap Mencocokkan (Matching Stage)

Tahap kedua adalah merumuskan alternatif-alternatif strategi yang dapat memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, dan mengatasi kelemahan untuk menghindari ancaman.Alat analisis yang dapat digunakan dalam tahap ini adalah matriks SWOT (Strength, Weakness, Oppurtunity and Threaths). Menurut Rangkuti (2006), bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi harus

(25)

11 menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman).

Tahap Pengambilan Keputusan (Decision Stage)

Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap penetapan strategi utama. Alat analisis yang digunakan adalah QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix), yaitu alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses internal dan eksternal yang dikenali sebelumnya (David, 2006) .

(26)

12 METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Madu Mutiara Tugu Ibu, Depok dan Apriari Pramuka, Cibubur.Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam memproduksi dan menjual produk-produk lebah madu.Data penelitian dikumpulkan selama dua bulan yaitu awal bulan Maret sampai akhir bulan April 2011.

Prosedur Penelitian

Menurut Rangkuti (2006), Proses penyusunan perencanaan strategi tersebut dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan.

Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari perusahaan melalui pengamatan langsung dan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) terhadap manajer divisi. Data sekunder mencakup data laporan tahunan perusahaan dan data dari instansi atau dinas yang terkait dengan masalah penelitian seperti Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) dan Departemen Kehutanan. Data yang diperoleh berupa faktor-faktor internal dan eksternal dari perusahaan.

a) Faktor Internal

Identifikasi faktor-faktor internal merupakan kegiatan yang dapat digunakan dalam peternakan sebagai alat untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Berdasarkan Jauch dan Glueck (1995), penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor internal perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur yang meliputi: 1) Sumber daya manusia; 2) Produksi; 3) Pemasaran; 4) Keuangan; 5) Teknologi dan 6) Penelitian dan pengembangan.

(27)

13 b) Faktor Eksternal

Identifikasi faktor-faktor eksternal peternakan merupakan kegiatan yang dapat digunakan dalam peternakan sebagai alat untuk mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihadapi sehingga peternakan dapat bertahan dan memenangkan persaingan. Berdasarkan David (2004), penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor eksternal PT. Mutiara Tugu Ibu, Depok dan PT. Madu Pramuka, Cibubur yang meliputi: 1) Ekonomi; 2) Sosial, budaya, dan demografi; 3) Politik, pemerintahan dan hukum; dan 4) Persaingan.

Analisis Data

Data yang terkumpul dibuat matriks EFI (Evaluasi Faktor Internal) dan EFE (Evaluasi Faktor Eksternal) untuk menetukan posisi dari perusahaan. Analisis data secara deskriptif kualitatif dilakukan untuk menelaah strategi pengembangan dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis deskriptif kuantitatif yaitu QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) digunakan untuk menentukan strategi pengembangan PT. Mutiara Tugu Ibu dan PT. Madu Pramuka yang paling tepat berdasarkan daya tariknya.

a) Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Evaluasi Faktor Eksternal

Setelah faktor-faktor strategi internal dan eksternal suatu peternakan diidentifikasi, suatu Tabel Evalusi Faktor Internal danTabel Evalusi Faktor Eksternal disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal dan eksternal tersebut dalam kerangka kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Berdasarkan David (2004), tahapan penyusunan Tabel Evaluasi Faktor Internal dan Tabel Evalusi Faktor Eksternal adalah:

1) Faktor-faktor strategis yaitu faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) pada Tabel 3. ditempatkan dalam kolom pertama.

2) Pada kolom kedua diberikan bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1 (kurang penting) sampai 4 (lebih penting). Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada faktor diatas harus sama dengan 1.

(28)

14 1 = jika variabel horizontal kurang penting dibandingkan dengan variabel

vertikal

2 = jika variabel horizontal sama penting dibandingkan dengan variabel vertikal 3 = jika variabel horizontal lebih penting dibandingkan dengan variabel vertikal 4 = jika variabel horizontal lebih penting sekali dibandingkan dengan variabel

vertikal

Indikator horizontal adalah variabel-variabel internal/eksternal pada lajur horizontal, sedangkan indikator vertikal adalah variabel-variabel internal/eksternal pada lajur vertikal.

Tabel 3. Penentuan Bobot Variabel-Variabel Strategis Faktor Strategis A B C D …. Total A B C D ….. Total 1,000

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menetukan setiap nilai variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan rumus:

αi = ∑ Keterangan:

αi = bobot variabel internal/eksternal ke-i xi = nilai variabel internal/eksternal ke-i i = 1, 2, 3,….n

n = jumlah variabel

3) Memberikan peringkat (dalam kolom 3) pada Tabel 4 untuk faktor internal dan pada Tabel 5 untuk faktor eksternal dengan memberikan skala mulai dari 4

(29)

15 (paling tinggi) dan 1 (paling rendah), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

Maktriks Evaluasi Internal menggunakan skala untuk: 1 = kelemahan utama

2 = kelemahan kecil 3 = kekuatan kecil 4 = kekuatan utama

Matriks Evaluasi Eksternal menggunakan skala untuk: 1 = respon jelek

2 = respon rata-rata 3 = respon diatas 4 = respon luar biasa

Baik untuk peluang maupun ancaman dapat memperoleh rating 1, 2, 3, dan 4. 4) Mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.

5) Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan bereaksi terhadap faktor strategi dan faktor-faktor strategi internal dan faktor-faktor-faktor-faktor eksternalnya.

6) Total skor pembobotan untuk Matriks Evaluasi Faktor Internal akan berada pada kisaran 1 (rendah) samapi 4 ( tinggi) dengan rata-rata 2,5

a) Total skor pembobotan yang jaug di bawah 2,5 merupakan ciri suatu perusahaan yang lemah secara internal.

b) Total skor pembobotan yang jauh di atas 2,5 merupakan cirri suatu posisi internal yang kuat.

7) Total skor pembobotan untuk Matriks Evaluasi Faktor Eksternal adalah

a) Total skor pembobotan sebesar 1 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang yang ada atau tidak menghindari anacaman-ancaman ekternal.

(30)

16 b) Total skor pembobotan sebesar 4 menunjukkan bahwa perusahaan memanfaatkan peluang yang ada atau dapat menghindari anacaman-ancaman ekternal.

Tabel 4. Matriks Evaluasi Faktor Internal Faktor-Faktor

Strategi Internal

Bobot (A) Rating (B) Skor (A x B)

Kekuatan - - Kelemahan - - Total

Tabel 5. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Faktor-Faktor

Strategi Eksternal Bobot (A) Rating (B) Skor (A x B) Peluang - - Ancaman - - Total

Tahap Pengambilan Keputusan

Pada tahap ini digunakan model matriks Internal Eksternal untuk menentukan posisi perusahaan. Menurut David (2004), Matriks Internal Eksternal didasarkan pada dua dimensi kunci atau total nilai Evaluasi Faktor Internal yang diberi bobot pada sumbu-x dan total nilai Evaluasi Faktor Eksternal yang diberi bobot pada sumbu-y. Total nilai yang diberi bobot dari setiap devisi dapat disusun Matriks Internal Eksternal. Di sumbu-x dan sumbu-y Matrik Internal Eksternal, total nilai Evaluasi Internal dan total Evaluasi Faktor Eksternal yang diberi bobot dari nilai (a) 1,000 sampai 1,999 menunjukkan posisi yang rendah, (b) 2,000 sampai 2,999 menunjukkan posisi yang sedang (c) 3,000 sampai 4,000 menunjukkan posisi yang tinggi.Gambar 1 mengidentifikasi sembilan sel strategi.

(31)

17 Sembilan sel strategi tersebut dibagi menjadi tiga bagian utama yang mempunyai dampak strategi yang berbeda, yaitu strategi intensif atau integratif, strategi penetrasi pasar dan pengembangan pasar, strategi menyelamatkan, dan menutup usaha.

Total Nilai IFE

Gambar 1. Grafik Matriks IFE dan EFE

Strategi Intensif atau Integratif.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel I, II, dan IV, dideskripsikan sebagai kelompok tumbuh dan membangun.Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk). Strategi Penetrasi Pasar dan Pengembangan Produk.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel III, V, dan VI, dideskripsikan sebagai kelompok pertahankan dan pelihara.

Strategi Menyelamatkan atau Menutup Usaha.Strategi ini bagi perusahaan yang berada di sel VI, VIII, dan IX, dideskripsikan sebagai kelompok memanen dan menjual dengan menggunakan strategi bertahan meliputi usaha patungan, strategi penciutan biaya, strategi penciutan usaha, dan strategi likuidasi.

Tinggi 3,000-4,000 Sedang 2,000-2,999 Rendah 1,000-1,999

Total Nilai EFE

Tinggi 3,000-4,000 I II III Sedang 2,000-2,999 IV V VI Rendah 1,000-1,999 VII VIII XI

(32)

18 Matriks SWOT

Matriks ini dappat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu: 1). Strategi S-O, 2). Strategi S-T, 3). Strategi W-O, dan 4). Strategi W-T.

Internal

Eksternal

Strengths (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Treaths (T)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi

ancaman

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Gambar 2. Matriks SWOT

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

Tahap terakhir dari proses penyusunan perencanaan strategi adalah tahap pengambilan keputusan mengenai strategi yang terbaik yang akan diterapkan pada perusahaan. Tahap ini menggunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif. Menurut David (2004), langkah-langkah untuk menyusun Matriks Prencanaan Strategis Kuantitatif adalah:

a). Membuat daftar kekuatan-kelemahan internal dan peluang-ancaman eksternal dari perusahaan dikolom kiri Matriks Perencanaan Startegis Kuantitatif. b). Memberikan bobot pada setiap faktor internal dan eksternal. Bobot tersebut

sama dengan yang ada di Matriks Evaluasi Faktor Internal danMatriks Evaluasi Faktor Eksternal.

c). Memeriksa matriks analisis di tahap 2 dan mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diterapkan.

(33)

19 d). Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractive Score) yang didefinisikan sebagai

angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik adalah:

1 = tidak menarik 2 = agak menarik 3 = menarik 4 = sangat menarik

e). Menghitung Total Nilai Daya Tarik (Total Attractive Score) yang diperoleh dari hasil perkalian bobot dengan Nilai Daya Tarik masing-masing baris. f). Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik dari masing-masing kolom strategi

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif. Jumlah Total Nilai Daya Tarik menunjukkan strategi paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif.Semakin tinggi nilainya, menunjukkan semakin menarik strategi tersebut.

Tabel 6. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif

Strategi-strategi Alternatif Faktor-faktor

Kunci Bobot

Strategi 1 Strategi 2 Strategi ke-n AS TAS AS TAS AS TAS Internal - - Eksternal - -

Jumlah Total Nilai Daya Tarik

Keterangan: AS = Attractive Score (Nilai Daya Tarik) TAS = Total Attractive Score (Total Nilai Daya Tarik)

(34)

20 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Madu Pramuka

Sejarah Singkat Perusahaan

Pada awal tahun 1970, Sekretaris Jenderal Kwartir Nasional (Kwarnas), yaitu Mayjen TNI (Purn) Dr. Aziz Saleh berkeinginan untuk mendirikan sebuah Apiari Pramuka di Indonesia. Hal ini didorong oleh keinginan untuk menerapkan kegiatan peternakan lebah secara modern di Indonesia yang saat itu masih dilakukan secara tradisional.Sementara peternakan lebah modern yang dirintis oleh pemerintah dan badan swasta (Massito Apiaries dan Lembaga Apikultura Indonesia) tidak membawa hasil memuaskan, bahkan mengalami kegagalan.Hal inilah, yang membuat kalangan gerakan pramuka bermaksud untuk membantu pemerintah merintis kembali usaha peternakan lebah modern di Indonesia.

Pada tanggal 28 Mei 1970, diselenggarakan workshop peternakan lebah di Indonesia, dan salah satu hasil dari acara tersebut adalah adanya pembentukan suatu badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkungan gerakan pramuka.Kemudian, badan ini dikenal dengan sebutan Pusat Apiari Pramuka atau disingkat menjadi Apiari Pramuka atau unit usaha Apiari Pramuka.Setelah Apiari Pramuka terbentuk, Kwarnas kemudian membentuk Tim Pelaksana Pusat Apiari Pramuka dengan SK Kwarnas No. 68/KN/71 Tanggal 20 Agustus1971 dan diketuai oleh Letjen TNI (Purn) HM Sarbini. Pada tanggal 20 April 1972, Apiari Pramuka mendapat sumbangan 25 kotak lebah (stup) beserta koloni lebah unggul Apis mellifera dari GN Frost, Presiden Australian Freedom fromChampaign Commitee. Bantuan ini merupakan modal pertama bagi Apiari Pramuka dalam menyelenggarakan peternakan lebah modern di Indonesia. Lebah ini kemudian coba diternakkan di PT Perkebunan Nusantara XVIII (Persero) di daerah Siliwok Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah dan ternyata dapat berkembang dan berproduksi dengan baik. Panen madu yang berlangsung bulan Agustus 1973, sekaligus menjadi acara peresmian kantor Apiari Pramuka oleh mantan Presiden RI, Bpk Soeharto. Pada tahun 1973, Pusat Apiari Pramuka resmi menjadi anggota Internasional Federation Of BeekepersAssociations, yaitu organisasi ternak lebah sedunia yang berpusat di Roma, Italia.

(35)

21 Di awal tahun 2004, Wawan Darmawan SE. MBA., selaku Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari Pramuka mengusulkan kepada Ketua Kwarnas untuk merubah bentuk unit usaha Apiari Pramuka menjadi Perseroan Terbatas (PT). Usulan tersebut bertujuan untuk memudahkan unit usaha Apiari Pramuka dalam menjalin kontrak kerjasama dengan perusahaan lain. Akhirnya, pada tanggal 23 Februari 2005, unit usaha Pusat Perlebahan Apiari Pramuka resmi berubah wujud menjadi PT. Madu Pramuka, yang diresmikan oleh ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Prof. Dr. H. Azrul Azwar, MPH dengan No. SIUP 01966/13-1.824.51 dan memiliki tiga orang komisaris yang berasal dari Kwarnas.

Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Lokasi PT. Madu Pramuka terletak di Bumi Perkemahan Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur. Sebelah barat berbatasan dengan jalan tol Jagorawi, sebelah timur merupakan kawasan Bumi Perkemahan Jakarta (BUPERTA), sebelah selatan dan utara berbatasan dengan pintu masuk dan keluar Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur. Wilayah usaha PT. Madu Pramuka saat ini berlokasi di Cibubur, Serang, Sukabumi, Tangerang, Gringsing, dan Yogyakarta.

Gambar 3. Pintu Masuk Toko PT. Madu Pramuka Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Visi PT. Madu Pramuka adalah mencetak tenaga terampil di bidang perlebahan dengan memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk magang

(36)

22 atau belajar keterampilan beternak lebah madu dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bersama. Misi kerja (4K):

Bekerja untuk Kwarnas (membantu dana gerakan pramuka). Bekerja untuk kantor (membangun kantor).

Bekerja untuk karyawan (mensejahterakan karyawan). Bekerja untuk kemasyarakatan (membantu masyarakat).

Landasan kerja:

Habluminallah (hubungan kepada Allah SWT)

Habluminannas (hubungan kepada manusia/silaturahim)

Semboyan kerja:

Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja Ikhlas Tulus, Serius, dan Terus Menerus

Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Madu Pramuka terdiri dari beberapa bagian yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.Direktur sebagai pimpinan PT. Madu Pramuka bertanggung jawab kepada kwarnas selaku komisaris. Dalam melaksanakan tugas, direktur dibantu oleh kepala bagian, yaitu bagian personalia, bagian keuangan dan accounting, bagian pemasaran indoor dan outdoor, bagian diklat dan umum, bagian produksi, bagian apitherapy, serta bagian gudang dan pengemasan. Setiap bagian memiliki tugas yang berbeda sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kebijakan atas disentralisasi diambil oleh direktur untuk pengelolaan kantor cabang, artinya kantor cabang diberi wewenang dan tanggung jawab penuh dalam segala kebijakan untuk mengatur dan mengelola unit usahanya masing-masing secara mandiri.

PT. Mutiara Tugu Ibu Sejarah Perkembangan Perusahaan

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 16 Mei 2005. Perusahaan ini merupakan kerjasama antara Drs. H. Suhaibin Sidi, MBA selaku pengusaha madu Tugu Ibu dengan Ir. Sri Hidayat selaku pengusaha ternak lebah madu Mutiara sehingga perusahaan ini menjadi perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu dengan merek dagang Apriari Mutiara Tugu Ibu. Perusahaan ini juga merupakan perusahaan

(37)

23 perlebahan hasil pelatihan pemuda mandiri yang diselenggarakan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor. Ir. Kasno, M.Sc, merupakan seorang ahli perlebahan dari LPPM IPB yang memberikan semangat serta binaan kepada perusahaan MTI untuk terus berkembang.

Sejak pendirian awal perusahaan ini memiliki struktur yang kuat yaitu pertama perusahaan ini mendapat modal dari mitra usahanya sehingga tak perlu membayar bunga bank, kedua pemimpin perusahaan ini dahulunya mempunyai pengalaman kerja di perusahaan madu, dan ketiga menguasai teknologi pembuatan madu karena usahanya dibina oleh LPPM IPB. Madu MTI sejak awal pendiriannya telah terdaftar di Departemen Kesehatan Republik Indonesia No. 109327602328 dan bersertifikat halal MUI No. 01121028201107.Motto perusahaan ini adalah “kejujuran adalah jaminan kami” maka produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan ini senantiasa terjaga keasliannya dan selalu mendapat kepercayaan dari konsumen.

Visi dan Misi

Perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu memilki visi yaitu memproduksi produk-produk lebah yang berguna untuk masyarakat dengan mengedepankan kualitas dan kejujuran. Misi yang dimiliki oleh perusahaan MTI adalah : 1) menjadi perusahaan yang mengutamakan kekeluargaan dan kepuasan pelanggan, dan 2) menyadarkan kepada masyarakat tentang pentingnya produk herbal/alami untuk kesehatan.

Lokasi Perusahaan dan Tata Letak Perusahaan

Perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki tiga toko yang beralamat: 1) Jl. Raya Bogor km 29 Cimanggis Depok Telp. 021-70987304, yang dapat diakses melalui bis jurusan terminal Kampung Rambutan dari arah Bogor. Tata letak bangunan ini memiliki etalase yang digunakan untuk memajang produk-produk PT. Mutiara Tugu Ibu yang terbuat dari kaca yang transparan dan terdiri dari satu etalase depan yang terdiri dari tiga rak, satu etalase samping terdiri dari tiga rak dan satu etalase belakang yang terdiri dari empat rak. Pada dinding toko terdapat

(38)

24 tiga rak dinding yang digunakan untuk memajang madu. 2) Depok Town Square (DETOS), Gedung LG samping Hypermarket-Depok, Telp 0815-1466-4477. Toko ini terdiri dari satu etalase kaca kecil dan dua etalase kaca besar.Etalase kaca kecil digunakan untuk menjual produk-produk dari perusahaan ini. Satu etalase besar digunakan untuk menjual produk-produk PT. MTI dan satu etalase lagi digunakan untuk menjual produk lain seperti coklat, cookies, minuman mineral dan produk serbuk kesehatan.

Gambar 4. Kondisi Di dalam Toko Utama PT. Mutiara Tugu Ibu Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi sebagai proses pembentukan kerja, pemberian wewenang maupun tanggung jawab dan penetapan hubungan-hubungan dengan tujuan bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi tersebut terdiri dari pimpinan, wakil pimpinan, bagian keuangan, bagian produkis/gudang, bagian pelatihan dan pemasaran. Pelaksanaan kegiatan operasional yang berlangsung di perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu di bawah pengawasan pimpinan. Pimpinan mengatur atau mengawasi kegiatan yang berlangsung antara lain seperti: mengawasi para pegawai dalam bekerja, mengatur kegiatan penjualan produk, dan membuat kebijakan-kebijakan dalam perusahaan.

Bagian keuangan yaitu bendahara bertanggung jawab terhadap keuangan yang ada di perusahaan.Bagian produksi/gudang terdiri dari pegawai yang

(39)

25 bertugas dalam membotolkan dan mengawasi madu, dan pegawai yang bertanggung jawab terhadap pencatatan arus produk-produk PT. Mutiara Tugu Ibu yang keluar dan masuk.Bagian pelatihan bertugas dalam pelatihan perlebahan, pembuatan sabun madu dan cream madu.Bagian pemasaran bertanggung jawab dalam memasarkan produ-produk dari perusahaan ini.

(40)

26 HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Lingkungan Internal dan Eksternal Perusahaan

Identifikasi Lingkungan Internal

Identifikasi lingkungan internal dimaksudkan untuk membaca atau memotret gambaran kondisi internal (kekuatan dan kelemahan) organisasi yang aktual pada saat ini. Menurut Jauch dan Glueck (1995), lingkungan internal terbagi menjadi enam faktor yaitusumber daya manusia, produksi, teknologi, keuangan, pemasaran,sertapenelitian dan pengembangan.

Sumberdaya Manusia

Persaingan industri yang semakin ketatmenuntut perusahaan untuk mengoptimalkanseluruh sumber daya yang dimiliki dalammenghasilkan produk berkualitas tinggi.Kualitas produk yang dihasilkan tidak terlepasdari peranan sumber daya manusia (SDM)yang dimiliki perusahaan (Rivai, 2006). PT. Madu Pramuka memiliki karyawan sebanyak 80 orang karyawan dengan tingkat pendidikan karyawan pendidikan dari SD hingga S2, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki karyawan sebanyak 13 orang. Masing-masing karyawan juga memiliki tingkat pendidikan mulai dari SD hingga S2.

Status karyawan PT. Madu Pramuka dibagi dalam empat bagian, yaitu (a).karyawan tetap adalah karyawan yang sudah bekerja dengan imbalan jasa sebesar 100% dari nilai gaji yang berlaku, (b). karyawan dengan sistem kontrak, biasanya hanya enam sampai satu tahun bekerja dengan imbalan jasa sesuai dengan kesepakatan dan (c). karyawan perbantuan adalah karyawan yang hanya dibutuhkan pada waktu tertentu, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu (MTI), seluruhnya merupakan karyawan tetap. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8.

Kompensasi adalah sesuatu yangditerima karyawan sebagai penggantikontribusi jasa mereka pada perusahaan.Kompensasi merupakan balas jasa yangdiberikan perusahaan baik secara langsung(finansial) maupun tidak langsung (nonfinansial). Gaji yang diterima sesuaidengan pekerjaan yang dilakukan karyawandan bonus yang diterima karyawan sebagai imbalan atas prestasi kerjanya akanmeningkatkan motivasi karyawan untukbekerja sehingga produktivitas kerja karyawanmeningkat (Saputra, 2004). Semua karyawan di PT. Madu Pramuka, baik yang sudah diangkat maupun belum diangkat, memperoleh

(41)

27 gaji atau imbalan jasa sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan begitu juga halnya di PT. Mutiara

Tabel 7. Data Karyawan PT. Madu Pramuka

Bidang Pendidikan Jumlah Pegawai

Tingkat Jumlah (orang) T K B Manajemen SMA S0 S1 S2 2 2 3 2 4 5 -

Umum dan Terapi

SD SMP SMA S1 S2 2 1 11 2 1 8 7 2 Marketing indoor SMA D1 S1 16 1 1 7 11 - Gudang SD SMP SMA S1 1 1 8 1 6 5 -

Outdoor wilayah Jakarta

SMA S1

6 1

2 5 -

Outdoor wilayah Jabar

SMA S1 5 1 4 2 - Security SMP SMA 2 7 6 3 - Pelatihan SMA S1 1 2 3 - -

Tugu Ibu. Sistem pembayaran gaji untuk semua kategori dibayarkan sebulan sekali melalui bank, sedangkan PT. Mutiara Tugu Ibu sistem pembayaran gaji untuk karyawannya dengan cara langsung atau cash.

Total Karyawan 80 Keterangan:

T : karyawan tetap K: karyawan kontrak B: karyawan perbantuan

(42)

28 Hari kerja di PT. Madu Pramuka yaitu dari hari Senin sampai Jumat, mulai pukul 08.00-16.00 WIB, sedangkan hari Sabtu mulai pukul 08.00-13.00 WIB. Kedai PT. Madu Pramuka buka setiap hari, mulai pukul 08.00-20.00 WIB sedangkan hari kerja di PT. Mutiara Tugu Ibu yaitu dari hari Senin sampai Minggu , mulai pukul 08.00-17.00 WIB.

Faktor –faktor yangmempengaruhi kepuasan kerja menurut F. Herzbergdalam Luthans (2006) adalah Two faktor theory(teori dua faktor), menyatakan puas atau tidaknyakaryawan bekerja dipengaruhi faktor motivator(satisfier) dan faktor hygiene(dissatisfier), yang perlu dibahas disini adalah faktor hygiene. faktorhygiene(dissatisfier) adalah faktoryang berhubungan dengan aspek di sekitarpelaksanaan pekerjaan atau job context yang disebutjuga aspek ekstrinsik pekerja, yang terdiri dari:kebijaksanaan dan prosedur perusahaan, supervisor,upah/gaji, hubungan dengan rekan kerja, dan kondisikerja. Menurut F. Herzberg dalam Luthans (2006), hubungan dengan rekan kerja yang baik akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawannya. Di kedua perusahaaan terdapat hubungan kerja yang baik yaitu sistem kekeluargaan.Sistem kekeluargaan di perusahaan ini diperoleh dari beberapa kegiatan rutin setiap minggu seperti olahraga bersama antara karyawan dan atasan. Sama halnya dengan PT. Madu Pramuka, PT. Mutiara Tugu Ibu juga menjunjung sifat kekeluargaan antara atasan dan karyawan, seperti pegawai yang sakit akan dijenguk oleh pegawai lainnya atau atasan.

Karyawan juga memperoleh beberapa fasilitas seperti Jamsostek (jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, jaminan kesehatan dan kematian), tunjangan makan, transpotasi, insentif kehadiran, serta pembinaan kepada karyawan dengan mengadakan seminar dan trainning untuk menambah wawasan masing-masing karyawan sesuai dengan bidangnya. Sama halnya dengan karyawan PT. Madu Pramuka, karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu juga memperoleh fasilitas berupa uang kesehatan, uang makan, uang transpotasi serta diklat yang diadakan oleh pemimpin perusahaan.

(43)

29 Tabel 8. Data Karyawan PT. Mutiara Tugu Ibu

Bagian Pendidikan Keterangan

Tingkat Jumlah (orang)

Pimpinan S1 1 T Wakil Pimpinan S1 1 T Keuangan S1 1 T Gudang/Produksi SD SMP SMA S1 1 1 1 2 T T T T Pemasaran SMA 4 T Pelatihan SMA 1 T Total Karyawan 13 Keterangan: T: karyawan tetap

Struktur pembagian kerja masing-masing karyawan di PT. Madu Pramuka dan PT. Mutiara Tugu Ibu sudah ada, namun dalam masih ada karyawan yang melakukan rangkap tugas (job desk).Namun, hal ini tak menjadi kendala, justru hal tersebut menambah sifat kekeluargaan dari masing-masing karyawan. Penambahan karyawan di PT. Mutiara Tugu Ibu dilakukan saat kebutuhan konsumen akan madu meningkat.

Produksi

PT. Madu Pramuka melakukan produksi sesuai dengan pemesanan dan permintaan konsumen.Madu yang paling banyak diminati oleh konsumen adalah madu rambutan, kelengkeng, super dan madu karet.Sistem produksi dilakukan dengan menerima madu dari peternak binaan yang sebelumnya sudah dilakukan pengujian di laboratorium oleh pihak peternak lebah madu.Madu yang telah ada di gudang disaring dengan menggunakan kain saring, setelah itu dilakukan penimbangan.Madu yang telah ditimbang kemudian dikemas ke dalam botol yang volumenya bervariasi. PT. Madu Pramuka menggunakan botol berukuran 350 ml, 400 ml, 600 ml hingga 2000 ml. Madu yang telah dikemas, kemudian ditutup dan disegel serta diberi label dengan menggunakan hotgun. Madu di perusahaan ini

(44)

30 tidak diturunkan kadar airnya disebabkan perusahaan belum memiliki alat yang mendukung. Perusahaan memiliki peralatan yang masih sederhana dan manual.Madu yang telah siap dijual, kemudian dibawa dari gudang ke toko PT. Madu Pramuka. Semua sistem produksi dilakukan dengan cara manual.

Jenis-jenis madu yang diproduksi PT. Madu Pramuka adalah madu kelengkeng, rambutan, mahoni, bunga matahari, karet, kapuk, kopi, mangga, apel, kaliandra, dan sonokeling.Selain menjual madu, PT. Madu Pramuka juga menyediakan jasa kursus lebah dan sengat lebah serta menjual propolis, bee pollen dan royal jelly.

Gambar 5 . Kemasan Madu PT. Madu Pramuka (kiri) Ukuran 350 ml, 400 ml, 600 ml dan 2000 ml serta PT. MTI (kanan) Ukuran 150 ml, 400 ml dan 600 ml.

Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdaganganyang semakin tajam adalah melalui desain kemasan.Daya tarik suatu produk tidak dapatterlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapandengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk; karena tujuan akhir daripengemasan adalah untuk menciptakan penjualan Wirya (1999).Gambar 5 menjelaskan bahwa kemasan yang dimiliki PT. Mutiara Tugu Ibu lebih terlihat lebih menarik daripada PT. Madu Pramuka.

Kegagalan dalam sistem produksi juga pernah dialami oleh perusahaan ini seperti madu meledak. Hal ini disebabkan kadar air yang tinggi di dalam madu sekitar 23%-25%, sehingga memudahkan kapang tumbuh di dalam madu yang

(45)

31 menyebabkan khamir memproduksi CO2 dalam jumlah yang tinggi. Hal itu

menyebabkan madu mudah meledak. Madu yang meledak akan menyebabkan madu keluar dari dalam kemasan. Hal itu ditanggulangi dengan membungkus kemasan dengan plastik untuk mencegah merembesnya madu keluar, sehingga madu yang tertampung pada plastik dapat dicampurkan kembali pada madu yang baru.

PT. Mutiara Tugu Ibu memproduksi madu hampir sama dengan PT. Madu Pramuka. Perbedaannya terletak pada teknologi yang digunakan. PT. Mutiara Tugu Ibu sudah melalukan pengurangan kadar air dengan metode dehumidifikasi untuk mencegah fermentasi pada madu di dalam kemasannya. Madu yang terfermentasi akan menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan kemasan meledak.

Produksi madu dilakukan sekitar sebulan sekali, yang dilakukan secara manual seperti halnya yang dilakukan PT. Madu Pramuka.Madu yang sangat digemari oleh konsumen adalah Honey Kids dan Madu Super. PT. Mutiara Tugu Ibu juga menggunakan bermacam-macam ukuran kemasan yaitu, 25 gram, 400 gram, 150 ml, 350 ml, 400 ml, 600 ml dan 2000 ml. Jenis-jenis madu yang dijual di perusahaan ini sama dengan PT. Madu Pramuka. Perusahaan PT. Mutiara Tugu Ibu memiliki lebih banyak variasi produk, hal ini yang menjadi kekuatan untuk perusahaan ini.Variasi produk tersebut berupa sabun madu, sabun madu cair, cream madu, shampo madu, dan tetes mata madu.namun perusahaan ini tidak menyediakan jasa apiterapi. Variasi produk sangat penting seperti halnya yang dikatakan (Kumpe & Bolwijn dalam Gudmundsson dkk,2004),perkembangan teknologi yang semakin pesat,segmentasi pasar yang meningkat, dankompetisi global yang semakin ketat,menyebabkan persaingan yang tidak hanyacukup dengan mengandalkan persaingan harga. Persaingan juga terjadi pada variasiproduk yang ditawarkan. Meningkatnyapersaingan variasi produk ini menyebabkankeberadaan produk dengan varian tertentu dipasar menjadi lebih singkat sehingga cenderungmenuntut proses produksi yang lebih singkat danpemanfaatan sumber daya yang lebih efektif danefisien agar mampu meningkatkan kompetensidalam bersaing secara global.

(46)

32 Teknologi

Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru yang lebih baik, mengubah posisi biaya bersaing, serta membuat produk dan jasa yang sudah ada menjadi ketinggalan zaman (Pearce dan Robinson, 1997).PT. Madu Pramuka untuk memproduksi produknya masih menggunakan cara yang manual, namun dalam proses penyegelan kemasan sudah digunakan alat hotgun(alat pelabelan),PT. Mutiara Tugu Ibu sudah menggunakan teknologi untuk menurunkan kadar air. Teknologi lain yang digunakan kedua perusahaan ini adalah komputer untuk memudahkan pengolahan data keuangan dan perusahaan.

Keuangan

Menurut Hanafi (2003), suatu analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.Keuntungan pada PT. Madu Pramuka meningkat 20%-30% dari tahun 2010-2011. Data keuangan dari masing-masing perusahaan untuk saat ini belum dapat disajikan secara lengkap.Keuntungan ini diperoleh dari penjualan produk, jasa kursus pendidikan dan pelatihan beternak lebah serta terapi sengat lebah. Selain itu, perusahaan juga mendapat pemasukan dari kunjungan perusahaan, instansi pemerintah maupun lembaga pendidikan yang ingin belajar dan mengetahui cara beternak lebah.

Laporan penjualan setiap hari dicatat oleh bagian keuangan, selain itu bagian keuangan juga menjadi kasir gaji tiap awal bulan. Sedangkan, bagian accounting bertugas membuat rekapitulasi semua laporan keuangan kantor, kedai dan pengecer PT. Madu Pramuka. Saat ini, volume penjualan produk perusahaan menunjukkan peningkatan, sehingga menyebabkan perusahaan melakukan ekspansi usaha dengan mendirikan beberapa kedai (counter) di beberapa tempat yang potensial maupun menambah fasilitas perusahaan, seperti taman wisata lebah.

Keuangan PT. Mutiara Tugu Ibu saat ini stabil.Sistem pencatatan laporan keuangan dilakukan oleh bagian keuangan.Semua transaksi keuangan penjualan produk madu menggunakan faktur.Transaksi penerimaan dan pengeluaran perusahaan dicatat dalam laporan keuangan setiap harinya. Setiap akhir bulan

Gambar

Tabel 4. Matriks Evaluasi Faktor Internal  Faktor-Faktor
Gambar 1. Grafik Matriks IFE dan EFE
Tabel 6. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
Gambar 3. Pintu Masuk Toko PT. Madu Pramuka  Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan proses belajar hendaknaya dapat meningkatkan cara berfikir siswa dengan kritis, hal tersebut dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung dimana

Melalui penanda dan petanda yang terdapat dalam adegan tersebut, maka peneliti menemukan salah satu bentuk nilai toleransi agama yangditunjukkan oleh Philipus Brown,

Dengan dukungan yang cukup besar dari Pemerintah untuk program magang mahasiswa ini, maka yang menjadi pertanyaan adalah apakah pelaksanaan PMMB ini memang lebih

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 39 kasus ibu dengan preeklamsia banyak terjadi pada kelompok usia 20-35 tahun (76,92%), pada ibu hamil primigravida (82,05%),

1) Kelayakan isi buku teks IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Kelas V yang diterbitkan Yudhistira ditinjau dari aspek kesesuaian materi dengan Standar Kompetensi (SK)

Berdasarkan Uji F terbukti bahwa secara simultan faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam mengkonsumsi kopi

Firstly, past loyalty studies (e.g. Chaudhuri and Holbrook 2001; Delgado- Ballester and Munuera-Aleman 2005; Eggers et al. 2009) have mainly been conducted from the perspective

Tujuan Penelitian : Mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media Power Point terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada