• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVITALISASI ARMADA PELAYARAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN KAPAL BAJA LAMBUNG PELAT DATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVITALISASI ARMADA PELAYARAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN KAPAL BAJA LAMBUNG PELAT DATAR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

REVITALISASI ARMADA PELAYARAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN KAPAL BAJA LAMBUNG PELAT DATAR

Trizkia Woro Astiti 1106007981

Mahasiswa S1, Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424

Email: trizkiaworo@gmail.com

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang semakin meningkat, pelayaran rakyat tidak lagi dapat bergantung pada kapal kayu tradisional. Selain materialnya susah didapat dan harganya mahal, proses pembuatannya pun tidak praktis. Pada skripsi ini, penulis merevitalisasi armada pelayaran rakyat menggunakan kapal berbahan dasar baja dengan lambung pelat datar. Tujuannya, untuk menyukseskan pengaplikasian teknologi ini menjadi kapal Nasional, maka pemerintah perlu bekerja sama dengan perusahaan pelayaran rakyat. Pembiayaan modal investasi dalam tugas akhir ini dibebankan kepada pemerintah dan perusahaan pelayaran rakyat dengan pilihan presentase masing-masing 40, 50, dan 60, dan tingkat suku bunga peminjaman modal 10,5%.

Kata kunci: revitalisasi, pelat datar, kapal pelayaran rakyat

1. Pendahuluan

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17504, dimana luas lautan Indonesia secara kedaulatan mencapai 3,1 juta kilometer dan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer. Sebagai negara yang memiliki banyak pulau, tentunya kapal merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut agar kebutuhan penduduknya dapat terpenuhi.

Mengingat besarnya wilayah perairan Indonesia yaitu mencapai dua pertiga dari luas wilayah dan banyaknya pulau, tidak semua pulau dapat dijangkau dengan mudah oleh kapal besar dikarenakan kedalaman laut yang rendah dan infrastruktur pelabuhan yang tidak memadai. Oleh karena itu dibutuhkan kapal yang berukuran kecil atau sedang agar dapat menjangkau daerah-daerah tersebut. Kapal-kapal kecil hingga sedang ini termasuk ke dalam usaha pelayaran rakyat (Pelra). Perusahaan pelayaran rakyat pada umumnya identik dengan

(2)

kapal kayu tradisional. Contoh kapal kayu yang sudah terkenal sejak abad ke-14 adalah kapal pinisi, kapal tradisional yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar, Sulawesi Selatan. Keunikan dari kapal pinisi adalah pembuatannya yang masih tradisional tanpa peralatan modern dan seluruh bagian kapalnya menggunakan kayu.

Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan dan tuntutan masyarakat semakin meningkat, dipilih sebuah alternatif dalam pembuatan kapal yaitu dengan menggunakan material baja. Salah satu solusi yang ditawarkan dalam menekan biaya produksi kapal yang akan menggunakan pelat baja sebagai bahan dasar lambung yaitu dengan desain lambung yang tidak perlu dilengkungkan atau kapal pelat datar. Kapal lambung pelat datar ini dipasang pada gading-gading yang lurus. Seluruh pelat dan gading-gadingnya dibuat tanpa alat pelengkung sehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pembuatan, assembly dan memungkinkan pengurangan pekerjaan bending dan curving, seperti pada produksi kapal konvensional yang cukup memakan biaya.

Pada penelitian ini digunakan concept design dari kapal dengan konstruksi lambung pelat datar ukuran 40 m yang direncanakan untuk berlayar di perairan Jakarta – Balikpapan. Perencanaan awal kapal dan data pokok lainnya untuk mengestimasi harga pembangunan kapal dan operasional kapal, dan kapal direncanakan akan berlayar dengan muatan maksimum dengan rute Sunda Kelapa Jakarta –Semayang Balikpapan.

2. Landasan Teori 2.1 Industri Pelayaran

Industri pelayaran merupakan usaha industri jasa transportasi laut yang memberikan manfaat sangat besar bagi perpindahan suatu barang melalui perairan. Saat ini, industri pelayaran sudah sangat berkembang dan kapal merupakan moda transportasi laut yang paling efektif untuk membawa barang dengan permintaan yang besar. Berdasarkan kegiatannya, pelayaran terbagi atas pelayan niaga dan pelayaran non niaga. Adapun berdasarkan trayek yang dilayari terbagi atas pelayaran internasional dan pelayaran nasional.

2.2 Pelayaran Rakyat

Pelayaran rakyat adalah jasa angkutan barang dan penumpang yang umumnya dilaksanakan dengan menggunakan perahu layar motor dengan trayek antar pulau melalui laut atau sungai dengan kedalaman rendah. Pelayaran rakyat mengandung nilai-nilai budaya

(3)

pada jenis dan bentuk kapal yang digunakan. Peran pelayaran rakyat adalah sebagai angkutan rakyat yang dapat memberikan kontribusi bagi penyeberangan barang konsumsi dan komoditas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya ke pulau - pulau terpencil dan terisolasi dari jangkauan infrastruktur pembangunan. Perusahaan pelayaran rakyat pada umumnya identik dengan kapal kayu tradisional yang dioperasikan oleh pelaut alami dengan manajemen sederhana. Kapal yang digunakan merupakan kapal kayu khas suku Bugis yaitu pinisi.

Gambar. Pinisi Lamba bermesin

2.3 Kapal Pelat Datar

Sesuai dengan batasan masalah pada penulisan tugas akhir ini, desain kapal yang akan digunakan adalah kapal pelat datar 40 m. Kapal pelat datar (flat hull) merupakan salah satu bentuk kapal alternatif selain kapal berbentuk lengkung (streamline). Kapal ini pertama kali dirancang oleh Prof. Gallin dari TU Delft pada tahun 1977 – 1979 dikenal dengan nama Kapal “Pioneer”, kapal lambung pelat datar ini dipasang pada gading-gading yang lurus. Seluruh pelat dan gading-gadingnya dibuat tanpa alat pelengkung.

Gambar. Lines Plan Kapal "Pioneer"

(4)

Perencanaan kapal atau rancang bangun kapal adalah suatu proses perencanaan untuk menghasilkan desain bangunan terapung yang bergerak/ berpindah atau terpasang di laut secara menetap/permanen. Tahapan perencanaan kapal secara umum dapat dibagi menjadi:

a. Concept Design b. Preliminary Design c. Contract Design d. Detail Design

3. Metode penelitian

3.1 Tinjauan Geografis dan Iklim Perairan Indonesia

Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia berada diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia membuat Indonesia bisa menjalin hubungan yang baik antara negara-negara di kedua benua tersebut. Posisi geografis membuat dua samudera Indonesia berada dijalur lalu lintas internasional dan dapat menjadi transit jalur perdagangan dunia. Letak astronomis Indonesia yaitu 6o LU - 11o LS dan antara 95o BT - 141o BT. Dengan luas wilayah sekitar

5.180.053km².

Pada musim Barat pusat tekanan udara tinggi berekembang diatas benua Asia dan pusat tekanan udara rendah terjadi diatas benua Australia sehingga angin berhembus dari barat laut menuju Tenggara. Sedangkan, pada musim Timur pusat tekanan udara rendah yang terjadi diatas Benua Asia dan pusat tekanan udara tinggi diatas Benua Australia menyebabkan angin behembu dari Tenggara menuju Barat Laut. Angin gradien di wilayah Indonesia umumnya bertiup dari arah Barat Daya – Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 3-10 Knot.

Suhu Air Laut pada Perairan Indonesia yang terletak di daerah tropik, maka hampir sepanjang tahun suhu lapisan permukaan air lautnya tinggi, berkisar 26° C – 30° C. Sedangkan kelembaban udaranya berada pada kisaran 56% – 95%. Tinggi gelombang signifikan di perairan Indonesia sebesar 0,5 – 1,25 meter, sedangkan tinggi gelombang maksimalnya mencapai 0,75 – 2,5 meter.

3.2 Concept Design Kapal Pelat Datar

Spesifikasi utama dari kapal pelat datar rancangan sebagai berikut :

Loa = 40 m

(5)

B = 11 m

H = 5 m

T = 3,5 m

Service Speed = 11,5 knot

Payload = 700 ton

Lalu koordinat – koordinat dari desain kapal dimasukkan pada perangkat lunak Maxsurf Pro untuk membuat gambaran lines plan kapal seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar. Lines plan

Setelah lines plan dibuat maka didapatkan general arrangement seperti gambar dibawah ini:

(6)

Konstruksi dari kapal pelat datar direncanakan akan menggunakan baja sebagai pelat alas setebal 8 mm, pelat lambung setebal 6 mm dan struktur konstruksinya juga menggunakan baja. Sedangkan untuk pelat geladak direncanakan akan menggunakan baja tebal 6 mm dan dilapisi kayu tebal 30 mm. Untuk bangunan atas dengan kayu tebal 30 mm. Acuan dalam perencanaan konstruksi berdasarkan “Standar Kapal Non-Konvensi Berbendera Indonesia BAB II, Kementrian Perhubungan Replubik Indonesia (2009)”.

3.3 Pengumpulan Data Ekonomis

Untuk menganalisis kelayakan investasi dari kapal yang dibahas penulis, maka diperlukan data – data yang bersifat ekonomis. Pengumpulan data dilakukan dengan survey dan wawancara ke berbagai sumber yang terkait dengan penelitian. Survey dan wawancara yang dilakukan penulis dilakukan untuk mendapatkan: Estimasi Harga Pembuatan Kapal.

Berdasarkan survey dan wawancara pada tempat pembuatan kapal, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: biaya material badan kapal, biaya pengecatan, harga mesin utama dan generator set, biaya peralatan dan tenaga kerja, harga peralatan geladak dan fasilitas kapal, pajak dan administrasi.

4. Investasi Pengadaan Kapal

Pada bab ini akan dibahas mengenai pembangunan kapal pelat datar yang akan diajukan ke pemerintah sebagai armada pelayaran rakyat. Selama ini pelayaran rakyat menggunakan kapal dengan material kayu. Kapal baja pelat datar ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu program pemerintah dalam menghidupkan lagi pelayaran rakyat yang kini meredup.

4.2 Arus Kas Investasi

Besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit kapal pelat datar. Berdasarkan data – data dasar dari perencanaan, maka dapat ditemukan informasi dari material yang dibutuhkan untuk membangun badan kapal kosong. Dengan rata – rata harga material yang didapat dari beberapa supplier material di Jakarta.

(7)

Tabel 4.3 Biaya Investasi

Item Bagian Biaya

Material Kapal Kosong Rp2.871.125.650

Mesin Utama Rp1.009.984.299

Generator Set Rp114.937.875

Peralatan Kapal Rp799.209.565

Peralatan Geladak Rp532.806.377 Sub Total Teknis Rp5.328.063.765

Inflasi Rp372.964.464 Pajak Rp532.806.377 Currencies Rp532.806.377 Administrasi Rp53.280.638 TOTAL INVESTASI Rp6.819.921.619

4.3 Keuntungan Kapal Baja Pelat Datar

Dengan adanya revitalisasi armada pelayaran rakyat yang awalnya menggunakan kapal kayu menjadi baja dengan lambung pelat datar, diharapkan muatan yang diangkut dapat ditingkatkan jumlah maupun jenisnya karena pengoperasian yang lebih terjamin keamanannya. Selain itu karena kemampuannya untuk menjangkau berbagai pelosok Nusantara dan dilengkapi dengan peralatan navigasi dan komunikasi yang memadai maka armada ini dapat berfungsi juga untuk mendukung unsur ketahanan nasional dan kesatuan teritorial negara Indonesia. Dengan tetap mempertahankan keaslian bentuknya maka terbuka peluang kapal kayu ini untuk dijadikan pendukung pariwisata kelautan Indonesia.

4.4 Investasi Kapal

Misi utamanya adalah menjadikan kapal ini sebagai kapal Nasional. Apabila program ini disetujui pemerintah, dengan adanya kerja sama dengan pihak swasta yaitu perusahaan Pelayaran Rakyat, maka mimpi tersebut dapat diwujudkan.

Pembiayaan modal investasi dalam tugas akhir ini dibebankan kepada pemerintah dan perusahaan Pelayaran Rakyat.

(8)

Tabel.Presentase Modal Investasi Pemerintah Pelayaran Rakyat 40% 60% Rp2.727.968.700 Rp4.091.953.000 50% 50% Rp3.409.961.000 Rp3.409.961.000 60% 40% Rp4.091.953.000 Rp2.727.968.700

Biaya angsuran modal perlu dipertimbangkan oleh perusahaan Pelayaran Rakyat jika terdapat pinjaman modal investasi dari bank. Dengan rata – rata Suku Bunga Dasar Kredit oleh sejumlah Bank BUMN di Indonesia pada saat penelitian ini dilakukan adalah sebesar 10,5% per tahun. Direncanakan bahwa pilihan waktu angsuran akan dilakukan selama 3, 5, atau 8 tahun, dan biaya angsuran dibebankan setiap bulan.

Tabel.Biaya Angsuran Modal

Bulan 60%

Modal Angsuran per Bulan 36 Rp4.091.953.000 Rp132.998.471 60 Rp87.952.030 96 Rp63.179.821 Bulan 50%

Modal Angsuran per Bulan 36 Rp3.409.961.000 Rp110.832.065 60 Rp73.293.362 96 Rp52.649.853 Bulan 40%

Modal Angsuran per Bulan 36

Rp2.727.969.000

Rp88.665.658

60 Rp58.634.694

(9)

5. Kesimpulan

Dengan adanya tuntutan kemajuan maritim Indonesia, tentu kapal ini layak diwujudkan. Dibandingkan dengan armada pelayaran rakyat sebelumnya, yaitu menggunakan bahan dasar kayu, kapal ini tentu lebih tahan lama, pembuatannya praktis sehingga tidak memakan banyak waktu, dan perawatannya lebih mudah.

Manfaat kapal ini untuk Nusantara kedepannya yaitu, pelayaran antar pulau lebih lancar, daerah-daerah terpencil dapat dijangkau, dapat memantau keamanan laut Indonesia, dan dapat meningkatkan wisata Indonesia.

Kapal ini dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama dari Pemerintah dan Perusahaan Pelayaran Rakyat.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Albert Talahatu, Marcus. (1985). Teori Merancang Kapal. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia

[2] Blank, Lelank., Anthony, Tarquin. (2002) Engineering Economy Fifth Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education.

[3] Schneekluth, H., V, Bertram. (1998). Ship Design for Efficiency and Economy 2nd

Edition.. Cornwall: MPG Books Ltd.

[4] Eyres, D. J. (2001). Ship Construction 5th Edition. Cornwall:MPG Books Ltd.

[5] Sofi’i, Muhammad., Indra, Kusna Djaja. (2008). Teknik Konstruksi Kapal Baja. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

[6] Guswondo, Dwidjo. (2009). Analisa Kelayakan Investasi Kapal Lambung Pelat Rata

Sebagai Armada Pelayaran Rakyat. Depok : Universitas Indonesia.

[7] Bagus Anugrah, Prianto. (2014). Analisis Kelayakan Investasi Kapal Yacht Katamaran

Pelat Datar 20 Pax Sebagai Kapal Charter Wisata Penyeberangan Jakarta Ke Kepulauan Seribu. Depok: Universitas Indonesia

[8] Kementerian Perhubungan. (2009). Standar Kapal Non-Konvensi Berbendera Indonesia

Bab II. Jakarta.

[9] Asmiati, M. Yamin Jinca, Syamsu Alam. (2012). Manjemen Usaha Pelayaran Rakyat. Makassar: Universitas Hasanuddin

Gambar

Tabel 4.3 Biaya Investasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada interaksi antara pemberian kunyit dengan pemberian minyak jelantah terhada konsumsi ransum, pertambahan berat

Populasi penelitian adalah siswa putra kelas XI SMA Negeri 09 Pontianak tahun ajaran 2012 yang berjumlah 64 orang.Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 32

1) Ramin dapat diperbanyak dengan stek pucuk dari tumbuhan muda umur 1 tahun karena mampu menghasilkan akar dan daun, meskipun tanpa penambahan zat pengatur tumbuh

Pada table 3.1 berikut ini menunjukkan variabel, indikator/rumus dan skala pengukuran pada penelitian Analisis pengaruh Keanggotaan komite audit, proporsi

(3) Persetujuan dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak diperlukan bagi seorang suami apabila isteri atau isteri-isterinya tidak mungkin dimintai persetujuannya dan tidak

satuan pendidikan terhadap jumlah penduduk usia yang berkaitan, baik secara agregat maupun menurut karakteristik siswa, (2) Angka Partisipasi Murni (APM), yaitu persentase

Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuat RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL INTENSITAS LED OTOMATIS UNTUK MENGHEMAT ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN JALAN UMUM TENAGA