1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Mobile Wallet
Dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, alat pembayaran elektronika semakin bermunculan. Para innovator menyadari bahwa ponsel merupakan alat yang selalu dibawa oleh masyarakat selain dompet, yang memberikan ide bagi mereka untuk membuat suatu teknologi yang menggabungkan ponsel dengan dompet. Sebelumnya sudah ada layanan inovatif dari mobile provider untuk melakukan pembayaran melalui sms maupun mobile web, dan seiring dengan perkembangan teknologi yang masih terus berjalan, munculah mobile wallet.
Mobile wallet (dompet mobile) atau istilah pembayarannya sering disebut mobile payment adalah suatu bentuk terbaru dari pembayaran elektronik. Mobile wallet memungkinkan penggunanya untuk melakukan berbagai jenis transaksi, baik itu pembayaran, pembelian barang atau jasa, transfer dan layanan lainnya melalui ponsel mereka layaknya seperti sebuah dompet yang menyimpan uang. Layanan mobile wallet ini ibarat visual payment, dimana ponsel pengguna merupakan sebuah dompet yang berisi uang non-kartal. layanan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang menginginkan adanya layanan non-tunai. Seperti halnya kartu kredit, ponsel berfungsi layaknya penyedia uang yang siap untuk digunakan dengan cara yang mudah, cepat, dan aman.
Adanya potensi kuat membuat layanan ini akan berkembang dengan melihat fakta mengenai jumlah pengguna mobile banking (yang merupakan inovasi transaksi melalui ponsel sebelum mobile wallet) di Indonesia yang dapat menyaingi pengguna ATM. Ditambah lagi dengan adanya izin dari
2
Bank Indonesia untuk para operator yang sudah menerbitkan layanan mobile wallet. Berbagai keuntungan yang didapat oleh pelanggan lewat layanan mobile wallet antara lain adalah :
1) Kemudahan dalam melakukan transaksi pembelian tanpa perlu membayar uang cash.
2) Dapat melakukan berbagai macam pembayaran, maupun penarikan uang cash di merchant-merchant yang sudah bekerja sama dengan operator yang digunakan pengguna.
3) Keamanan terjaga karena adanya nomor PIN untuk otorisasi transaksi.
Para pelanggan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk dapat melakukan transaksi dengan mobile wallet. Registrasi untuk memiliki akun mobile wallet pada masing-masing operator pun sangat mudah, pelanggan dapat melakukannya lewat SMS, internet, atau datang langsung ke gerai operator.
Menu transaksi juga jelas dan mudah untuk digunakan. Pelanggan dapat memilih berbagai macam transaksi yang diinginkannya, seperti pembelian mikro, pembayaran tagihan, transfer uang, atau melakukan penarikan tunai di merchant yang sudah bekerja sama dengan operator pelanggan. PIN merupakan salah satu penjamin keamanan bertransaksi melalui layanan ini sehingga keamanan dalam bertransaksi melalui ponsel terjaga.
1.1.2 Layanan Mobile Wallet di Indonesia
Beberapa service provider di Indonesia, baik itu operator maupun non-operator telah memunculkan layanan mobile wallet, diantaranya adalah :
3
Perusahaan penyedia layanan mobile wallet Overview PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel Cash)T-Cash adalah suatu layanan yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan transaksi seperti pembelian, pembayaran, dan lain sebagainya melalui ponselnya. Fitur-fitur yang terdapat dalam layanan T-Cash antara lain : penambahan saldo, ganti pin, reset pin, pembelian, pembayaran tagihan, dan sebagainya. Untuk mengaktifkan layanan ini, pelanggan hanya perlu medatangi GRAPARI terdekat, atau mengirimkan SMS ke nomor 2828 dengan format :
TCASH<spasi>Nama#Tgl lahir#Nama Ibu kandung PT. Indosat Tbk
(Dompetku)
Layanan ini memungkinkan pelanggannya untuk melakukan pembayaran, pembelian, dan pengiriman uang melalui telepon genggam yang dimilikinya dengan memakai account yang telah didaftarkan. Untuk mengaktifkan layanan ini, dapat dilakukan dengan mendatangi Galeri Indosat, melalui software Java Applet, atau dengan mengirimkan SMS ke nomor 789 dengan format :
REG<spasi>Nama#Alamat#Nama Ibu Kandung PT. XL Axiata Tbk Layanan ini menawarkan kenyamanan bertransaksi
melalui handphone yang dapat dimanfaatkan untuk pembayaran belanja, pembayaran jarak jauh, pembelian voucher dan pembayaran tagihan. Untuk mengaktifkan layanan ini pelanggan hanya cukup mengetik *123*120# melalui ponselnya lalu menekan tombol “YES”, atau dapat melalui SMS ke nomor 120 dengan format :
Tunai<spasi>Nama#Tgl Lahir#Alamat#Nama Ibu Kandung
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
(FlexiCASH)
Layanan uang digital ini dapat dimanfaatkan untuk transaki pembayaran atau pembelian non tunai. FlexiCASH menggunakan nomor telepon Flexi baik Trendi maupun Classy yang diperlukan sebagai akun untuk menyimpan sejumlah uang.
Untuk mengaktifkan layanan ini, pelanggan hanya perlu mengirimkan SMS ke nomor 555 dengan format :
4
1.2 Latar BelakangPerkembangan industri perdagangan elektronik atau e-commerce, khususnya di Indonesia semakin memacu persaingan antara pelaku bisnis di dunia maya. Perkembangan bisnis online ini didukung oleh peningkatan secara signifikan dari pengguna internet itu sendiri. Hal itu menyebabkan banyak pelaku bisnis yang tertarik untuk melakukan bisnis online dengan melihat pangsa pasar yang ada. Data terakhir yang diperoleh pada bulan November 2011 menunjukkan bahwa pengguna Internet di Indonesia mencapai angka 45 juta orang, baik melalui komputer maupun telepon seluler (Suryadhi, A., 2010). Jumlah ini yang nantinya akan berpotensi terus tumbuh seiring dengan bertambahnya tahun. Bahkan, data dari lembaga riset International Data Corporation (IDC) pada tahun lalu menyatakan bahwa nilai perdagangan lewat Internet di Indonesia mencapai US $3.4 miliar atau sekitar Rp. 30 triliun. (dikutip dari http://www.detikinet.com , Diakses pada 28 November 2011)
Dampak dari perkembangan e-commerce tersebut telah membentuk suatu dimensi perekonomian yang baru. Teknologi pun terus berevolusi dan berfokus pada penemuan ide dan konsep baru, termasuk didalamnya mengenai mobile computing dan jaringan nirkabel (wireless). Berawal dari hal tersebut, terbentuklah suatu trend teknologi baru yang mencoba memberi sebuah bentuk diversifikasi pelayanan e-commerce dalam jaringan nirkabel yang disebut mobile e-commerce (m-commerce). Adaptasi dari terbentuknya m-commerce ini juga didasarkan atas fakta bahwa pemakaian telepon genggam sebagai salah satu alat bergerak yang dapat digunakan untuk akses m-commerce sudah lazim dipakai sebagai alat telekomunikasi dan dimiliki oleh semua lapisan masyarakat.
5
Teknologi m-commerce berkembang pesat dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah grafik penjualan m-commerce dari tahun 2008 hingga 2011 di negara Amerika:
Gambar 1. 1 Penjualan M-commerce
Sumber : http://ecommerceblog.cybertegic.com dan http://www.internetretailer.com (diakses pada 27 Januari 2012)
Berdasarkan Gambar 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa pertumbuhan Mobile Commerce meningkat dengan cepat, bahkan pada tahun 2011 penjualan yang dihasilkan dari m-commerce mencapai 6 miliar dolar. Sebuah studi oleh MEF pada bulan Juni 2011 juga menemukan bahwa 82% konsumen telah menggunakan ponsel mereka untuk melakukan pembelian (http://www.mefmobile.org, diakses pada 27 Januari 2012) . Di Indonesia, teknologi ini pun telah hadir di tengah-tengah maraknya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi elektronik dalam dunia network marketing, meskipun belum semua pihak tergerak untuk memanfaatkannya. Salah satu bentuk teknologi m-commerce yang cukup populer di Indonesia
6
adalah mobile banking. Berdasarkan suatu studi terhadap responden di Indonesia, telah ditemukan bahwa jumlah responden yang menggunakan layanan ini mencapai 73 persen pada tahun 2011 (http://www.dailysocial.net , diakses pada 27 Januari 2012)
Menurut data yang didapat dari Masyarakat Telekomunikasi Indonesia, pada tahun 2011, pengguna telepon seluler mencapai 235 juta pengguna. Dengan besarnya jumlah ini, dapat disimpulkan bahwa angka ini menunjukkan potensi pasar yang besar. Akan tetapi, masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan m-commerce jumlahnya masih sangat sedikit dibandingkan jumlah pelanggan telepon seluler, yaitu hanya mencapai 20 juta pelanggan atau sekitar 8.5 persen (http://www.mastel.or.id, diakses pada 27 Desember 2011).
Seiring dengan berkembangnya m-commerce dan untuk memenuhi tuntutan konsumen yang kian mendambakan kemudahan dan sebagian diantaranya sudah technology minded (yang merupakan suatu istilah dimana konsumen cenderung bergantung kepada teknologi karena Ia merasakan kemudahan ketika adanya suatu teknologi), terbentuklah suatu konsep baru yang berhubungan dengan sistem pembayaran elektronik melalui ponsel yang disebut mobile wallet.
Terbentuknya layanan mobile wallet ini juga dipicu oleh data mengenai pembayaran lewat ponsel atau mobile payment yang meraih volume yang cukup besar, seperti yang digambarkan pada gambar 1.2 di bawah ini :
7
Gambar 1.2Volume Penjualan Mobile Payment di Seluruh Dunia
Sumber: http://www.emarketer.com (diakses pada 1 Februari 2012)
Data menurut Gambar 1.2 di atas menunjukkan bahwa volume jumlah pengguna mobile payment, baik itu pembayaran yang dilakukan melalui sms, mobile internet ataupun near-field communication meningkat 38% pada tahun 2011, sedangkan volume mobile payment itu sendiri meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2011. Dengan melihat pertumbuhan yang signifikan pada mobile payment tersebut, para pebisnis pun melakukan inovasi melalui layanan mobile wallet.
Menurut Departemen Riset IFT, layanan mobile wallet ini sangat menarik sebagai alternatif pembayaran dan pendapatan bagi operator. Akan tetapi, operator-operator harus melengkapi layanan ini dengan bekerja sama dengan banyak merchant dan memperketat keamanan transaksi (http://www.indonesiafinancetoday.com, diakses pada 20 Januari 2012). Berikut ini adalah daftar operator di Indonesia yang sudah menerbitkan layanan e-money melalui ponsel (mobile wallet) :
8
Tabel 1.1Daftar Penerbit Uang Elektronik (e-money) oleh Operator di Indonesia
Nama Perusahaan Produk
Telkomsel T-CASH
Indosat Dompetku
XL Axiata XL Tunai
Telkom FlexiCash
Sumber : Majalah Infobank edisi khusus, 2011
Seperti yang sudah dipaparkan pada Tabel 1.1 di atas, penerbit uang elektronik non-bank yang dipelopori oleh operator-operator telepon seluler di Indonesia mulai bermunculan. Operator-operator tersebut melihat potensi yang besar dari bisnis uang elektronik ini karena adanya fakta bahwa jumlah penetrasi pengguna telepon seluler lebih besar daripada jumlah nasabah perbankan. Pada tahun 2011, Jumlah nasabah perbankan baru mencapai 50 juta pengguna sedangkan pengguna telepon seluler mencapai 235 juta pengguna. Dan diestimasikan jumlah pengguna mobile wallet pada tahun 2014 sudah mencapai 20% dari jumlah pengguna telepon seluler. International Finance Corporation (IFC), lembaga intermediasi anak usaha Bank Dunia, mengestimasi sekitar 20%-30% dari 60 juta rumah tangga di Indonesia menggunakan perangkat telepon genggam tanpa memiliki rekening bank. Jumlah tersebut menjadi peluang pasar mobile payment yang bisa dikembangkan oleh bank maupun operator. Kebutuhan-kebutuhan yang dapat dilayani oleh mobile payment antara lain pengisian pulsa, pembayaran tagihan, transfer uang, remitansi, dan transaksi keuangan lainnya. (http://www.mastel.or.id, diakses pada 27 Desember 2011)
9
Para operator menawarkan layanan mobile wallet dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya yang menginginkan kemudahan dalam bertransaksi. Mobile wallet dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembayaran ritel, namun perlu adanya pengembangan lebih jauh agar transaksi mobile wallet dapat ditingkatkan dan dikenal secara luas dikalangan masyarakat. Karena transaksi keuangan melalui layanan pembayaran bergerak (mobile payment) termasuk didalamnya mobile wallet di Indonesia baru mencapai Rp. 1,2 Triliun (Bank Indonesia, 2011).
Telkomsel sebagai salah satu operator yang memegang pangsa pasar terbesar di Indonesia meluncurkan suatu layanan yang mengadaptasi teknologi ini, yaitu Telkomsel Cash atau T-Cash yang merupakan layanan mobile wallet pertama di Indonesia. Telkomsel menyadari bahwa tren perkembangan transaksi kedepan adalah transaksi non tunai (cashless) yang menawarkan kecepatan, kepraktisan dan sekaligus keamanan transaksi. Oleh karena itu media yang digunakan dalam melakukan transaksi adalah ponsel. Selain berhubungan dengan inti bisnis perusahaan, ponsel dipilih sebagai media transaksi karena lebih aman bila dibandingkan dengan menggunakan kartu.
Sejak diluncurkannya T-Cash pada akhir tahun 2007 dan telah mendapat lisensi dari Bank Indonesia sebagai penyelenggara layanan electronic money, berbagai operator lain ikut memunculkan layanan mobile wallet seperti Indosat yang meluncurkan Dompetku, XL dengan layanan XL tunai dan Flexi dengan layanan FlexiCASH. Berikut ini adalah tabel yang memaparkan profil layanan mobile wallet yang dikeluarkan oleh masing-masing operator:
10
Tabel 1.2Profil Layanan Mobile Wallet Operator PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel)
Nama program mobile wallet : T-Cash
Target jumlah merchant 2011 : 260 merchant di 7.800 titik layanan Target pengguna : 100 juta pengguna Telkomsel Jumlah pengguna hingga 2011: 5,5 juta pengguna
Mulai Beroperasi : November 2007 PT Indosat Tbk (Indosat)
Nama program mobile wallet : Dompetku
Target jumlah merchant 2011 : 260 merchant di 7.800 titik layanan Target pengguna : 44,3 juta pengguna Indosat
Jumlah pengguna hingga 2011 : 150 ribu pengguna Mulai beroperasi : November 2010 PT XL Axiata Tbk (XL)
Nama program mobile wallet : XL Tunai Target jumlah merchant 2011 : 3.000 merchant Target pengguna : 40,4 juta pengguna XL Jumlah pengguna hingga 2011: 5.000 pengguna XL Mulai beroperasi : Maret 2011 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Nama program mobile wallet: FlexiCASH Target jumlah merchant 2011: 1000 merchant Target Pengguna : 410000 pengguna flexi Jumlah pengguna hingga 2011 Tidak ada data Mulai beroperasi : Maret 2008 Sumber : http://www.indonesiafinancetoday.com
11
Berdasarkan data yang tercantum pada Tabel 1.2, dapat dilihat bahwa jumlah pengguna mobile wallet masih terbilang sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah pelanggan seluler masing-masing operator. Untuk lebih jelasnya mengenai persentase pengguna mobile wallet masing-masing operator dibandingkan dengan jumlah pengguna operator seluler itu sendiri dapat dilihat pada Tabel 1.3 di bawah ini :
Tabel 1.3
Persentase Pengguna Mobile Wallet Masing-masing Operator Telkomsel Cash
Jumlah pengguna Telkomsel: 100 juta pengguna Jumlah pengguna Telkomsel Cash : 5,5 juta pengguna
Persentase pengguna Telkomsel Cash : 5,5% dari pengguna Telkomsel Dompetku
Jumlah pengguna Indosat : 44,3 juta pengguna Jumlah pengguna Dompetku : 150 ribu pengguna
Persentase pengguna Dompetku : 0,3% dari pengguna Indosat XL Tunai
Jumlah pengguna seluler XL : 40,4 juta pengguna Jumlah pengguna XL Tunai : 5000 pengguna
Persentase pengguna XL Tunai : 0,01% dari pengguna XL Sumber: Pengolahan data, 2011
Menurut Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa persentase pengguna layanan mobile wallet masih sangat sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah pelanggan seluler masing-masing operator, rata-rata para pengguna layanan mobile wallet dari masing-masing operator tidak lebih dari 6% pengguna
12
operator tersebut. Permasalahan yang terjadi disini adalah beberapa operator di Indonesia sudah memunculkan layanan ini namun jumlah penggunanya masih sangat sedikit. Dapat disimpulkan bahwa customer value yang ditawarkan oleh penyedia layanan belum sampai kepada konsumen, sehingga ada beberapa masyarakat Indonesia yang bahkan belum mengetahui akan adanya layanan inovatif yang memberikan banyak manfaat ini. Dengan jumlah yang masih sedikit ini, sangat perlu bagi para operator untuk mampu menyediakan berbagai layanan dan aplikasi yang variatif untuk menarik konsumen dalam menggunakan layanan mobile wallet.
Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Penduduk kota Bandung bukan hanya mereka yang tercatat di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, tetapi termasuk mereka yang berada di Bandung untuk studi atau mereka yang bekerja tetapi tidak berdomisili tetap di Bandung. Profil mengenai penduduk kota Bandung secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.4 di bawah ini :
Tabel 1.4
Profil Penduduk Kota Bandung Jumlah penduduk hingga Agustus 2011
(yang tercatat di catatan sipil) :
2.537.232 jiwa
Jumlah penduduk yang tidak tercatat hingga Agustus 2011 :
7.000.000 jiwa
Jumlah pengguna ponsel 2011 : 6.000.000 nomor Jumlah pengguna mobile wallet salah satu
operator (T-cash) :
350.000 pelanggan dari 3.6 juta penduduk kota Bandung yang memakai Telkomsel, atau sekitar 9,7%.
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Bandung& Telkomsel Bandung, 2011
13
Bandung merupakan salah satu kota pariwisata yang ada di Indonesia yang juga dikenal dengan “surganya belanja”, sehingga kota ini memiliki potensi yang besar bagi para operator untuk mengembangkan bisnis mobile walletnya. Namun, seperti yang tercantum pada Tabel 1.4 di atas, di kota besar ini pun jumlah pelanggan mobile wallet masih sangat sedikit, sebagai contoh adalah jumlah pelanggan mobile wallet di Bandung milik salah satu operator, yaitu Telkomsel T-cash yang hanya mencapai sekitar 350.000 pelanggan dari 3,6 juta penduduk Bandung yang memakai Telkomsel atau masih sekitar 9,7% (Telkomsel Bandung, 2011).
Customer value merupakan kumpulan manfaat yang diharapkan akan diperoleh oleh pelanggan dari suatu produk atau jasa tertentu atau trade off antara persepsi pelanggan terhadap kualitas atau manfaat produk dan pengorbanan yang dilakukan lewat harga yang dibayarkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa customer value yang baik terjadi apabila manfaat yang menjadi harapan konsumen lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa (Widjaja, 2009:55). Guna menciptakan customer value, sebuah bisnis harus melihat dirinya sebagai penyedia solusi, lebih dari sekedar penjual produk dan layanan agar dapat memberikan peluang bagi perusahaan untuk menciptakan benefit-benefit yang memberi nilai tambah bagi para pelanggan (Best dalam Sumarwan et al, 2011:31)
Mobile wallet dalam peranannya sebagai alat pembayaran praktis melalui ponsel menawarkan berbagai manfaat, antara lain adalah :
1. Kemudahan dalam bertransaksi, baik itu melakukan pembelian, pembayaran, maupun transfer tanpa harus membawa uang cash. 2. Pelanggan dapat melakukan transaksi pembelian mikro di
14
3. Dapat melakukan berbagai macam pembayaran tagihan (telepon, internet, listrik, dll).
4. Penarikan uang cash di merchant-merchant yang sudah bekerja sama dengan operator yang digunakan pengguna.
5. Isi ulang pulsa.
6. Pengiriman uang ke sesama pelanggan dengan operator yang sama.
Biaya tambahan atau additional fee untuk setiap kali melakukan transaksi dengan mobile wallet juga tidak terlalu mahal. Biasanya operator hanya membebankan biaya yang sama seperti biaya sms. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat yang ditawarkan oleh mobile wallet lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Begitu juga dengan customer value lain yang ditawarkan seperti misalnya kemudahan dalam mengakses dan kemudahan dalam bertransaksi tanpa perlu menggunakan uang cash.
Salah satu nilai (value) yang ditawarkan oleh mobile wallet adalah kepraktisan dan kemudahan. Respon positif akan layanan mobile wallet di Indonesia dapat dilihat dari fakta bahwa perilaku konsumen di Indonesia telah berubah karena sebagian besar konsumen di Indonesia menginginkan kepraktisan dan gaya hidup yang penuh mobilitas, yang membuat ponsel menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari (artikel pada http://www.telkomsel.com, diakses pada 26 Maret 2012).
Persepsi masyarakat akan customer value atau manfaat yang akan Ia didapatkan dari transaksi mobile wallet yang juga termasuk ke dalam transaksi mobile commerce juga bernilai positif. Persepsi positif tersebut didukung oleh jurnal yang diteliti oleh Agustine Eva Maria pada Tahun 2008. Penelitian tersebut mengukur persepsi masyarakat atas manfaat layanan mobile commerce. Hasil dari penelitian ini adalah 400 responden berpersepsi tinggi
15
atau positif terhadap manfaat-manfaat yang ditawarkan oleh layanan mobile commerce, salah satunya adalah melakukan berbagai macam transaksi secara mobile dengan menggunakan layanan mobile wallet.
Selain itu, Persepsi positif atas customer value yang ditawarkan oleh layanan mobile wallet didukung juga oleh adanya fakta bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia enggan untuk melakukan alternatif pembayaran untuk membeli konten atau aplikasi yang biasanya tersedia di toko aplikasi seperti Ovi Store, atau Android Market, kemudian konten digital seperti konten musik di Langit Musik, ataupun pembelian online di Multiply. Alternatif pembayaran konten dan aplikasi tersebut biasanya dapat dilakukan melalui transfer, kartu kredit, voucher, atau paypal. Melalui manfaat layanan mobile wallet, pengguna dapat melakukan pembayaran lewat ponsel miliknya sehingga proses pembayaran akan menjadi lebih praktis dan mudah. (http://www.id.berita.yahoo.com, diakses pada 26 Maret 2012)
Respon positif lainnya adalah kutipan yang didapat dari situs Jurigininternet mengenai customer value atau manfaat mobile wallet lainnya yaitu dapat mengirim uang lewat ponsel. Situs tersebut berpendapat bahwa “Layanan terbaru ini akan menjadi solusi yang paling efektif mengingat luasnya wilayah Indonesia, tanpa perlu memiliki rekening bank dan tanpa perlu menunggu waktu, bisa dilakukan dimana saja hanya dengan menggunakan handphone, solusi pengiriman uang via ponsel bisa secepat SMS.” (http://www.jurigininternet.com, diakses pada 26 Maret 2012)
Persepsi positif masyarakat atas layanan mobile wallet ini tidak terlepas dari data Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa 63% dari transaksi di Indonesia merupakan pembayaran dalam nominal kecil. Apalagi mengacu pada standar Weidong Kou pada Payment Technologies for e-commerce yang menegaskan bahwa pembayaran nominal kecil (di bawah Rp.
16
120.000) telah saatnya difungsikan kepada pengguna ponsel guna menghemat devisa.
Minat beli merupakan kecenderungan seseorang atau kemungkinan konsumen untuk membeli suatu produk (Dodds et al dalam Wu, 2008). Hubungannya dengan customer value adalah minat beli biasanya selalu timbul dikarenakan karena manfaat dan nilai yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk (Wu, 2008 ; Chi et al 2011). Untuk meningkatkan minat beli pada suatu produk atau jasa, perusahaan harus mengembangkan penawaran mereka secara berkesinambungan, karena tujuan utama perusahaan adalah berhasil memenangkan konsumen secara berkelanjutan. Customer value merupakan salah satu cara yang tepat untuk mengandalkan hal ini (Karkkila, 2008). Sehingga minat membeli konsumen akan meningkat apabila konsumen memperoleh manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan apa yang Ia bayarkan untuk produk tersebut (Dickson dan Sawyer dalam Chi et al, 2011).
Fenomena munculnya layanan mobile wallet oleh berbagai operator di Indonesia menimbulkan berbagai kontroversi di kalangan masyarakat terkait penggunaannya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya persentase jumlah pengguna ponsel yang menggunakan layanan mobile wallet, padahal customer value yang diberikan oleh operator-operator melalui layanan mobile wallet cukup banyak karena manfaat yang ditawarkan lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan layanan tersebut.
Dengan mengambil faktor customer value, peneliti ingin meneliti seberapa besar faktor tersebut berpengaruh terhadap minat untuk menggunakan layanan mobile wallet. Mengetahui besarnya pengaruh customer value terhadap minat dalam menggunakan layanan mobile wallet diharapkan mampu memberikan nilai tambah yang maksimal bagi konsumen, yang pada akhirnya akan mampu memberikan keunggulan bersaing (competitive advantage) bagi perusahaan.
17
1.3 Rumusan Masalah1. Bagaimana tanggapan responden di kota Bandung mengenai customer value layanan mobile wallet ?
2. Bagaimana tanggapan responden di kota Bandung mengenai minat mereka dalam menggunakan layanan mobile wallet? 3. Seberapa besar pengaruh antara customer value terhadap minat
menggunakan layanan mobile wallet ?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui customer value layanan mobile wallet menurut tanggapan responden.
2. Untuk mengetahui minat dalam menggunakan layanan mobile wallet menurut tanggapan responden khususnya di kota Bandung.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara customer value yang diperoleh dari penggunaan layanan mobile wallet terhadap minat dalam menggunakannya.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Kegunaan dari penelitian ini diantaranya:
a. Aspek Teoritis
Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan meningkatkan pemahaman mengenai elemen – elemen yang berpengaruh dalam marketing, salah satunya adalah m-commerce. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat melatih kemampuan analisis dan berfikir secara sistematis dan konseptual.
18
b. Aspek PraktisHasil penelitian mengenai pengaruh customer value terhadap minat dalam menggunakan mobile wallet bertujuan untuk meningkatkan efektivitas bisnis operator dimasa yang akan datang.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I berisi mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang masalah, tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Pada bab II berisi mengenai hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian yang dikemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab III berisi mengenai pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV akan menjelaskan mengenai hasil dan pembahasan yang diurasikan secara kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya