• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN SISWA MEMBACA AL-QUR AN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN SISWA MEMBACA AL-QUR AN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

SAWABIQ : JURNAL KEISLAMAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2020 SAWABIQ : JURNAL KEISLAMAN Volume 1 Nomor 1 Tahun 2020

STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN SISWA MEMBACA AL-QUR’AN

Imamatul Khoiriyah1, Rokim2, Sudarto Murtaufiq3

1,2,3,Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Lamongan,

Email : 1imamatulkhoiriyah22@gmail.com, 2rohimunisla@yahoo.co.id,

3murtaufiq@gmail.com

Abstract: In this reseach the existing problems at SMAN 1 Sukodadi Lamongan

namely the difficulty of students reading the Qur’an with focus in this research is ) how are strategy of teacher PAI in overcoaming the difficulty of students reading the Qur’an at SMAN 1 Sukodadi Lamonganin the Academic Year 2019/2020 ? 2) What are the causes of the lack and supporting factors of strategy of teacher PAI in overcoming the difficulty of students reading the Qur’an at SMAN 1 Sukodadi Lamongan in the Academic Year 2019/2020 ? 3) How is the solution teacher PAI in overcoming the difficulty of students reading the Qur’an at SMAN 1 Sukodadi Lamongan in the Academic Year 2019/2020 ?. This reseach uses qualitative methods and descriptive approach. Reseach subject are teacher PAI, student and headmaster. With interview, observation, and documentation. Data collection teqhniques using data reduction, data presentation, and data verification. From the first research show that a strategy of PAI teacher in overcoming the difficulty of students reading the Qur’an there are 1) teaching read the Qur’an from the easiest, give a special time, 3) get used to reading short letters before teaching and learning activities, 4) make personal approach to student, 5) do the midday prayer together. Therefore the supporting factors of a strategy of PAI teacher in overcoming the difficulty of students reading the Qur’an 1) are there is a responsibility and students willingness, 2) there is a rote class Juz ‘Amma, while the lacking factors are, 1) the lack of awareness students and laziness, 2) the lack of motivation to learn, 3) concern for parent not to care religious their children, 4) friend influence. The efforts of PAI teacher in overcoming the difficulty of students reading the Qur’an are 1) motivate students 2), 3) always reminding rote time give good grades

Keywords: Strategy of Islamic Religion Education Teacher, Difficulty Reading the

Qur’an

A. Pendahuluan

Dalam konsep pendidikan Islam, posisi guru begitu terhormat. Guru diposisikan sebagai orang yang ‘alim, wara’, shalih, dan sebagai uswah sehingga guru dituntut juga beramal saleh sebagai aktualisasi dari keilmuan yang dimilikinya. (Naim, 2016).

(2)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

Pendidikan Agama Islam dituntut untuk siswa dapat membaca, menulis serta memahami Al-Qur’an. Al-Qur’an merupakan kitab suci sekaligus pedoman hidup, sumber ketenangan jiwa, dengan membaca Al- Qur’an dan mengetahui isinya dapat diharapkan akan mendapat Rahmat dari Allah SWT.

Kehidupan kaum muslimin tidak akan terlepas dari Al-Qur’an karena Al-Qur’an diyakini sebagai petunjuk yang sekaligus menjadi pedoman hidup dalam urusan duniawi dan ukhrawi sehingga tidaklah mengherankan jika kaum muslimin selalu kembali kepada Al-Qur’an setiap menghadapi permasalahan kehidupan, akan tetapi kenyataanya generasi sekarang masih banyak yang belum mampu membaca Al-Qur’an secara baik apalagi mengamalkanya. (Sa’adah, 2018).

Pembelajaran Al-Qur’an yang optimal akan melahirkan generasi Qur’ani yang mampu memakmurkan bumi dengan Al-Qur’an dan menyelamatkan peradaban dunia di masa mendatang. Syarat mutlak untuk memunculkan generasi Qur’ani adalah adanya pemahaman terhadap Qur’an yang diawali dengan mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan.

Dalam hal ini, proses belajar mengajar sangat penting untuk meningkatkan kualitas anak dalam membaca Al-Qur’an. Dan dalam proses pembelajaran upaya atau usaha guru sangatlah penting demi kelangsungan proses belajar mengajar yang baik. (Mubarak, 2013).

Sekolah SMAN 1 Sukodadi Lamongan untuk mata pelajaran PAI alokasi waktunya adalah 3 jam, 2 jam untuk menghabiskan atau membahas tema-tema yang ada di buku paket dan yang 1 jam khusus dibuat untuk belajar Al-Qur’an, tetapi yang lebih ditekankan disini adalah hafalan Juz ‘Amma atau Juz 30. Targetnya untuk hafalan Juz ‘Amma bukan semata- mata agar siswa-siswi itu hafal juz 30, tetapi target sebenanarnya adalah untuk mengetahui seberapa jauh siswa-siswi itu dalam membaca Al- Qur’an. Dan target yang kedua setelah siswa-siswi itu hafal juz 30 agar bisa diterapkan atau diimplementasikan ketika sedang sholat biar tidak ayat-ayat itu saja yang dibaca, agar ada peningkatan dan menambah pengetahuan dalam menghafalkan surat-surat yang ada di juz 30. Untuk siswa-siswi yang belum bisa sama sekali dalam membaca Al-Qur’an cara guru Pendidikan Agama Islam disini memberikan keringanan untuk tidak menghafalkan juz 30 tetapi di ganti dengan belajar mengenal huruf-huruf hijaiyah melalui pembelajaran Iqro’ dari mulai jilid 1-6, siswa itu di bimbing satu per satu sampai ia benar-benar bisa dan lancer dalam membaca Al-Qur’an. (Kirom, 2019).

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMAN 1 Sukodadi dengan terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan pengetahuan, fakta dan bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

(3)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian “Stategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-qur’an di SMAN 1 Sukodadi Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020”.

B. Metode

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif, Adapun alasan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif karena dalam penelitian ini data yang dihasilkan berupa data deskriptif atau uraian dan bukan berupa angka- angka. (Meleong, 2016).

Peneliti mengambil subyek penelitian di SMAN 1 Sukodadi Lamongan yaiti guru Pendidikan Agama Islam, siswa yang kesulitan membaca Al-Qur’an serta kepala sekolah. Dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi serta dokumentasi. Dan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. (Sugiyono, 2015).

C. Hasil dan Pembahasan

1. Analisis tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur’an di SMAN 1 Sukodadi Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020

Sesuai dengan teori yang ada pada bab sebelumnya bahwa strategi adalah suatu prosedur yang digunakan untuk memberikan suasana yang konduktif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. (Hamdani, 2011).

Merujuk dari hasil data yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam, siswa dan kepala sekolah, peneliti akan menguraikan analisis sesuai dengan data yang didapatkan di SMAN 1 Sukodadi Lamongan. Data pertama yang peneliti analisis aadalah data mengenai strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur’an di SMAN 1 Sukodadi Lamongan sebagai berikut:

a. Mengajarkan Membaca Al-Qur’an dari yang Paling Mudah

Hasil penelitian maupun wawancara menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam memberikan peranannya dalam mengajarkan Al-Qur’an, hal ini dibuktikan dengan adannya bimbingan satu per satu kepada siswa untuk pengenalan huruf-huruf hijaiyah bagi yang belum bisa sama sekali dalam membaca Al-Qur’an dan pengenalan hukum bacaan Al-Qur’an atau tajwid bagi yang sudah lancar, juga mengajarkan dari yang paling dasar yaitu belajar Iqro’ dari mulai jilid 1-6 untuk siswa yang belum bisa membaca Al-Qur’an.

Strategi mengajarkan Al-Qur’an ini diperkuat oleh teori peneliti yang ada di bab dua hanya saja mempunyai kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama, dimana dalam teori yang tercantum adalah mengajarkan Al-Qur’an yang mengutip dari buku Saad Riyadh. (Riyadh, 2008). Sedangkan hasil penelitian ini

(4)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

sebagaimana dijelaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Sukodadi Lamongan bahwasanya mengajarkan membaca Al-Qur’an dari yang paling mudah.

b. Menyediakan Waktu Khusus

Pemberian waktu mengandung arti tambahaan dan makna khusus. (Djamarah, 2000). Guru Pendidikan Agama Islam menyediakan waktu khusus dengan memberikan waktu tambahan pada saat jam kosong. Hal ini dilakukan untuk memberikan arahan atau bimbingan individual kepada siswa agar tidak tertinggal dengan teman-temannya yang lain yang sudah lancar dalam membaca Al-Qur’an, pemberian waktu tambahan diluar jam pembelajaran ini bisa dilakukan di tempat yang siswa dan guru sepakati, biasannya lebih kondusif dilaksankan di mushola selain tempatnya suci juga tidak terlalu ramai.

Penyediaan waktu khusus ini diperkuat dalam teori peneliti yang ada di bab dua hanya saja mempunyai kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama.

c. Membaca Surat-Surat Pendek Sebelum KBM Berlangsung

Menghafalkan Al-Qur’an sangat erat kaitannya dengan kekuatan hafalan dan sangat bergantung pada kemampuan otak. (Riyadh, 2008).

Dengan demikian, peserta didik yang terus mengembangkan daya hafalanya melalui pembiasaan membaca surat-surat pendek, maka akan cepat hafal dengan sendirinya.

Guru Pendidikan Agama Islam mengajarkan kepada siswa untuk selalu membiasakan membaca surat-surat pendek sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai untuk mengingat-ingat ayat atau surat sebelumnya yang telah dihafal guna memudahkan bagi siswa yang bacaannya kurang lancar untuk bisa mendengar ketika surat-surat itu dibaca bersama-sama karena dari pembiasaan seperti ini selain untuk melatih ingatan siswa juga untuk membentuk karakter siswa agar selalu mengingat Al-Qur’an.

Pembiasaan membaca surat-surat pendek sama halnya mengembangjkan daya hafal peserta didik yang mana teori ini diperkuat dalam teori peneliti yang ada di bab dua yang mengutip dari buku Saad Riyadh. (Riyadh, 2008) Hanya saja mempunyai kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama.

d. Melakukan Pendekan Personal Siswa

Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh siswa, banyak cara yang dilakukan oleh guru di SMAN 1 Sukodadi Lamongan, khususnya guru Pendidikan Agama Islam. Salah satunya adalah dengan pendekatan personal, cara ini dilakukan untuk mengetahui alasan siswa sulit dalam membaca Al-Qur’an, dengan cara tersebut guru akan lebih responsif dan tau apa penyebab dalam kesulitanya belajar untuk kelancaran membaca Al-Qur’an, selain itu juga untuk mengetahui latar belakang siswa sehinggan lebih mudah untuk mencari solusi terbaik dalam membantu siswa.

(5)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

Melakukan pendekatan personal siswa ini diperkuat oleh teori peneliti yang ada di bab dua yang mengutip dari buku Saad Riyadh yaitu Pahami karakteristik anak. (Riyadh, 2008). Sedangkan dalam hasil penelitian ini yaitu melakukan pendekatan personal siswa, meskipun mempunyai kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama. Karena memahami karakteristik anak juga dibutuhkan dengan adannya pendekatan personal.

e. Melaksanakan Sholat Dhuhur Berjamaah

Keteladanan guru ini dicontohkan melalui pembiasaan untuk selalu melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, karena selain untuk meningkatkan nilai spiritual keagamaan siswa juga untuk menerapkan ilmu membaca Al-Qur’an kedalam sholat supaya bisa melafalkan Al- Qur’an dengan tepat sekaligus mendapat pengetahuan baru untuk kelancaran membaca Al-Qur’an, jika hal tersebut sudah diterapkan dengan sangat mudah siswa itu mampu meningkatkan kemampuannya dalam membaca Al-Qur’an.

Pembiasakan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah ini diperkuat dalam teori peneliti yang ada di bab dua yang mengutip dari buku Saad Riyadh. (Riyadh, 2008). Hanya saja mempunyai kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama. 2. Analisis tentang Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Guru Pendidikan

Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur’an di SMAN 1 Sukodadi Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020

Dari Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur’an, peneliti menemukan faktor pendukung yang terdapat pada siswa, dari faktor tersebut tentunya sangat membantu kemudahan siswa dalam belajar Al-Qur’an. Adapun faktor pendukung tersebut adalah :

a. Adannya Rasa Tanggung Jawab dan Kemauan Belajar Siswa

Belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai keberhasilan. Dan sudah seharusnya seorang siswa mengikuti setiap mata pelajaran yang sudah ditentukan di lembaga, seperti halnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya memuat materi-materi tentang keagamaan juga sekaligus ada waktu tambahan khusus untuk pembelajaran Al-Qur’an. Dengan dipadukannya pembelajaran ini membuat siswa merasa senang dan antusias dalam mengikutinya juga terbantu bagi siswa yang kesulitan membaca Al- Qur’an.

Adanya rasa tanggung jawab dan kemauan belajar siswa ini diperkuat oleh teori peneliti yang ada di bab dua dan mempunyai kata yang sama juga mengandung makna yang sama, yang mana teori peneliti ini mengutip dari buku Wasty Soemanto. (Soemanto, 2018).

(6)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

b. Adanya Kelas Hafalan Juz ‘Amma

Program sekolah yang mendukung dalam terlaksananya kegiatan pembelajaran Al-Qur’an adalah adannya kelas hafalan Juz ‘Amma untuk mempermudah dalam belajar membaca, khususnya siswa yang kesulitan dalam membaca Al-Qur’an. (Cholik, 2019).

Melalui kegiatan hafalan Juz ‘Amma inilah pembelajaran Al-Qur;an bisa terlakasana, karena dari pembelajaran seperti ini guru Pendidikan Agama Islam akan lebih mudah dalam mengenali siswa-siswinya terutama bagi siswa yang cara bacannya masih kurang lancar. Dari pembelajaran ini guru Pendidikan Agama Islam sudah melakukan berbagai cara mulai dari mengajarkan Iqro’ dari mulai jilid 1-6 bagi yang belum tahu huruf-huruf hijaiyah.

Adanya kelas hafalan Juz ‘Amma ini diperkuat di bab dua peneliti yang mempunyai kata sedikit berbeda tetapi mengandung makna yang sama,yang mengutip dari skripsi Ahmad Abdul Cholik, yang mana dalam teori peneliti menjelaskan faktor pendukungnya yaitu adanya kelas hafalan Juz 30, sedangkan hasil penelitian ini mengambil dari wawancara guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Sukodadi Lamongan menjelaskan adannya kelas hafalan Juz ‘Amma.

Setelah adanya faktor pendukung yang mempengaruhi strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur’an, tentu ada faktor penghambatnya juga. Diantara faktor penghambat tersebut adalah :

1) Kurangnya Kesadaran Siswa dan Rasa Malas

Kurangnya kesadaran siswa ini sangat menghambat dalam ia belajar membaca Qur’an, siswa yang seperti ini biasannya acuh dalam setiap pembelajaran Al-Qur’an dimulai.

Selain kurangnya kesadaran siswa, rasa malas yang ada pada diri siswa juga sangat mempengaruhi keterlambatan dalam proses pembelajaran Al-Qur’an terutama dalam hal membacannya.

Kurangnya kesadaran siswa dan rasa malas ini diperkuat oleh teori peneliti yang ada di bab dua dan mempunyai kata yang sama juga mengandung makna yang sama, dimana teori peneliti ini mengutip dari jurnal Kamil Perdomuan. (Perdomuan, 2017).

2) Kurangnya Motivasi Belajar

Kurangnya motivasi belajar merupakan masalah yang sangat kompleks. Dalam usaha untuk memotivasi tersebut tidak ada aturan-aturan yang sederhana. (Soemanto, 2018).

Motivasi belajar yang ada pada diri seseorang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Jika motivasi dari siswa itu tinggi akan lebih memudahkan siswa itu untuk lebih semangat lagi dalam belajar membaca Al-Qur’an. Kurangnya motivasi belajar ini diperkuat dalam teori peneliti yang ada di bab dua yang mengutip dari buku Wasty Soemanto dimana keduanya mempunyai kata dan makna yang sama.

(7)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

3) Orang Tua yang Tidak Peduli dengan Keagamaan Anaknya

Orang tua sangat berperan penting dalam tahap belajar, Dengan demikian, orang tua yang tidak memperhatikan anaknya akan memicu untuk malas belajar ngaji. Perspektif ini timbul karena orang tua yang beranggapan menyerahkan semua hak dan kewajiban belajar anaknya kepada guru sehingga ini menjadi beban tersendiri bagi pihak sekolah.

Orang tua yang tidak peduli dengan keagamaan anaknya ini diperkuat oleh teori peneliti yang ada di bab dua hanya saja mempunyai kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama, dimana dalam teori yang tercantum adalah kurangnya kepedulian orang tua yang mengutip dari buku Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono.(Supriyono, 2013). Sedangkan hasil penelitian ini sebagaimana dijelaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Sukodadi Lamongan bahwasanya Orang tua yang tidak peduli dengan keagamaan anaknya.

4) Pengaruh Teman

Siswa yang malas belajar biasanya dipengaruhi oleh temanya sendiri, terutama teman sebangkunya yang juga malas dalam belajar membaca Al-Qur’an siswa sebelahnya juga akan ikut-ikutan.

Pengaruh teman ini diperkuat oleh teori peneliti yang ada di bab dua hanya saja mempunyai kata yang berbeda tetapi mengandung makna yang sama, dimana dalam teori yang tercantum adalah teman- teman yang buruk termasuk faktor perusak kepribadian anak yang mengutip dari buku Saad Riyadh. (Riyadh, 2008). Sedangkan hasil penelitian ini sebagaimana dijelaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam SMAN 1 Sukodadi Lamongan bahwasanya faktor penghambat lainnya adalah dari pengaruh teman.

3. Analisis tentang Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur’an di SMAN 1 Sukodadi Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020

a. Memotivasi Siswa

Dengan adanya pemberian motivasi yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam kepada siswanya diharapkan ada tingkatan dalam setiap pembelajaran yang diberikan karena dari motivasi inilah yang menjadikan siswa lebih semangat lagi dalam belajar membaca Al- Qur’an.

Pemberian motivasi ini diperkuat oleh teori peneliti di bab dua yang mempunyai kata yang sama juga makna yang sama pula, teori tersebut mengutip dari buku Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. (Supriyono, 2013).

b. Mengingatkan Waktu Hafalan

Mengingatkan waktu hafalan dirumah sering kali sudah dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam setiap selesai pembelajaran Al- Qur’an dilaksanakan hal ini bertujuan untuk menghindari alasan siswa yang dilontarkan ketika mau setoran hafalan

(8)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

Juz ‘Amma. Hasil penelitian upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur’an yang kedua ini berbeda dalam teori yang ada di bab dua peneliti, karena dalam teori peneliti mencantumkan teori yang menjelaskan tentang Ego-involvement yang mengutip dari skripsi Chusnul Laili Kusna. (Kusna, 2016). Sedangkan hasil dari penelitian ini adalah selalu mengingatkan waktu hafalan di rumah sebelum disetorkan di sekolah.

c. Memberi Nilai yang Baik

Pemberian nilai yang baik kepada siswa-siswi ini diberikan kepada siswa yang cara membaca Al-Qur’annya sudah lancar dan tepat sesuai makhorijul huruf serta hukum bacaan tajwidnya dan untuk siswa yang masih dalam tahap awal belajar mulai dara dasar atau dari Iqro’ lagi tetap diberi nilai baik apabila dia sungguh-sungguh dalam memperlancar bacaan Al-Qur’annya.

Memberi nilai yang baik ini diperkuat oleh teori peneliti di bab dua yang mempunyai kata yang berbeda tapi mengandung makna yang sama. Teori tersebut mengutip dari skripsi Chusnul Laili Kusna yang menjelaskan mengenai pemberian angka sedangkan hasil penelitian yang didapat adalah memberi nilai yang baik, meskipun dua kata tersebut berbeda tetapi masih ada kesamaan makna. Teori memberi nilai yang baik ini juga peneliti perkuat lagi di bab dua yang mengutip dari buku Ngainun Naim. (Naim, 2016). Yang menjelaskan tentang nilai yang membahagaiakan, sedangkan hasil penelitian yang diperoleh adalah memberi nilai yang baik kepada siswa untuk lebih semangat lagi dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an.

D. Simpulan

Dari serangkaian pembahasan diatas, pada bab ini peneliti akan menyimpulkan kesimpulan yang kaitanya dengan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur’an di SMAN 1 Sukodadi Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah sebagai berikut :

1. Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur’an di SMAN 1 Sukodadi Lamongan Tahun Pelajaran 2019/2020 meliputi 5 strategi yaitu: a) Mengajarkan membaca Al-Qur’an dari yang paling mudah, b) menyediakan waktu khusus, c) membaca surat-surat pendek sebelum KBM berlangsung, d) melakukan pendekatan personal siswa, e) melaksanakan sholat dhuhur berjamaah.

2. Faktor pendukung dan penghambat strategi guru Pendidikan Agama Islam

Faktor pendukung: a) adanya rasa tanggung jawab dan b) kemauan belajar, adanya kelas hafalan Juz ‘amma. Faktor penghambat: a) kurangnya kesadaran siswa dan rasa malas, b) kurangnya motivasi belajar, c) orang tua yang tidak peduli dengan keagamaan anaknya, dan d) pengaruh teman.

(9)

(Imamatul Khoiriyah, et all)

3. Upaya guru Pendidikan Agama Islam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur’an meliputi: a) Memotivasi siswa, b) mengingatkan waktu hafalan, dan c) memberi nilai yang baik.

Berdasarkan penelitian dan kesimpulan diatas, maka saran-saran ini peneliti ajukan kepada pihak-pihak yang terkait, antara lain :

1. Bagi sekolah

Disarankan untuk menambah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terutama untuk kegiatan pembelajaran membaca Al-Qur’an serta menambah alokasi waktu agar pembelajaran Al-Qur’an bisa maksimal.

2. Bagi guru Pendidikan Agama Islam

Disarankan untuk selalu konsisten mengajarkan siswanya dalam hal kelancaran membaca Al-Qur’an serta tidak menggabungkan antara materi-materi yang ada dibuku paket dengan pembelajaran Al-Qur’an agar dalam menyampaikan keduanya bisa seimbang.

3. Bagi siswa

Disarankan untuk selalu giat dalam belajar membaca Al-Qur’an, jangan membangkang kepada guru ketika waktu setoran hafalan Juz ‘Amma agar guru tahu sampai mana kemampuan siswanya dalam kelancaran membaca Al-Qur’an.

Daftar Rujukan

Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Cholik, Ahmad Abdul. (2019). Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam

Menangani Kesulitan Baca Tulis Al-Qur’an di SMP Islam Sunan Giri Salatiga Tahun 2019. IAIN Salatiga.

Djamarah, Syaiful Bahri, (2000). Guru dan Anak Didik dalam interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani, (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Kusna, Chusnul Laili. (2016). Strategi Guru Al-Qur’an Hadits dalam Menumbuhkan

Motivasi Belajar Membaca Al-Qur’an pada Siswa di Mts Sultan Agung Jabalsari Tulungagung. IAIN Tulungagung.

Meleong, Lexy J. (2016). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Naim, Ngainun. (2016). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Perdomuan, Kamil. (2017). Peran Konselor dalam Membantu Pengentasan Malas Belajar Siswa. Jurnal Riset Tindakan Indonesia, Vol. 2 No. 2.

Riyadh, Saad. (2008). Ingin Anak Anda Cinta Al-Qur’an?. Solo: Aqwam.

Soemanto, Wasty. (2018). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin

Pendidikan). Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian ; Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

tambahan hafalan juz amma. Metode Murottal Berirama di gunakan dalam pembelajaran membaca Al Qur’an di SDIT Ar Risalah Su rakarta karena sesuai dengan usia siswa SDIT Ar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa kelas X dalam membaca al- Qur‟an, upaya -upaya yang dilakukan guru PAI dalam

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Peran guru PAI dalam pembelajaran Al- Qur’an sangat penting bagi siswa yang menemui kesulitan dalam membaca

meningkatkan penguasaan tajwid siswa di MTs Miftahul Huda Bandung. Untuk mengetahui peran guru mata pelajaran Diniyah Qur‟an dalam. meningkatkan kefasihan hafalan Juz ‘Amma

Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah (1) Bagaimana peran guru mata pelajaran Diniyah Qur‟an dalam meningkatkan kelancaran hafalan Juz „amma siswa di MTs Miftahul

Strategi Guru Al- Qur‟an Hadits Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al- Qur‟an Siswa a.. Pembelajaran Membaca Al- Qur‟an

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) adapun formulasi strategi yang dibuat guru Al-Qur‟an Hadist dalam meningkatkan kemampuan membaca Al- Qur‟an siswa MI

Kemudian saya kan menulis hafalan tersebut untuk bisa mendapatkan nilai yang baik jika nilai hafalan saya tidak lancar” 76 Gambar 4.3 Proses pembelajaran siswa dalam menghafal