• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAHAN DAN METODE PENELITIAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian inidilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2016 berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Samosir, Karodan Tapanuli Utara, Sumatera Utara karena di 4 kabupaten tersebut memiliki populasi kuda terbanyak di wilayah Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin dan dewasa tubuh sebanyak 231 ekor (Kab. Karo sebanyak 60 ekor, Kab. Humbang Hasudutan sebanyak 77 ekor, Kab. Tapanuli Utara sebanyak 52 ekor dan Kab. Samosir sebanyak 42 ekor).

No Kabupaten Kecamatan Desa Jumlah (Ekor) 1 Karo Berastagi Berastagi 32

Berastagi Gundaling I 7 Merdeka Jaranguda 15 Merdeka Merdeka 6 2 Humbang

Hasundutan

Dolok sanggul Sirisirisi 43

Dolok sanggul Saitnihuta 17 Pollung DolokNabolon 11 Parlilitan Sihassima 6 3 Tapanuli Utara Siborong-borong Silait-lait 26

Siborong-borong Pasar Siborong-borong 14 Siborong-borong Siaro 7

Parmonangan Hutajulu 5 4 Samosir Pangururan Parbaba 14

Pangururan Parmonangan 9 Simanindo Tanjungan 11 Ronggurnihuta Paraduan 8

(2)

Alat

Alat yang digunakan dalam panelitian ini adalah alat tulis, kamera dan lembar wawancara (kuisioner)yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik untuk menentukan ternak yang digunakan simple random sampling adalah suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi yang telah dewasa kelamin dan dewasa tubuh untuk ditetapkan sebagai anggota sampel.Data diolah menggunakan analisis deskriptif : warna dan tanda wajah (Sudjana, 2002). Parameter yang diamati

Sifat Kualitatif 1. Warna

Pengamatan dilakukan dengan melihat sifat fisik yang tampak berdasarkan warna bulu digolongkan menjadi 3, yakni: hitam, chesnut dan grey.

• Hitam (bay): Kuda dengan warna bay adalah kuda yang memiliki surai, ekor dan kaki berwarna hitam. Warna dasar bay terdiri atas tiga macam yaitu bay terang atau light bay yaitu coklat kemerahan atau coklat; bay cerah atau bright bay yaitu warna chesnut dan bay gelap atau dark bay yang cenderung berwarna coklat gelap (Brown dan Sarah, 1994).

• Chesnut:Chesnut merupakan warna coklat kemerahan pada bulu dan yang juga menjadi warna pada ekor dan surai (Vogel, 1995).Chesnut

(3)

merupakan bagian dari pigmen merah, seperti ditemukan pada kuda berwarna sorrel, palomino dan red duns.

• Grey: Warna abu-abu pada kuda dapat ditemukan pada tipe kuda poni sampai dengan kuda berat.Kuda grey memiliki warna mulai dari putih sampai dengan abu-abu gelap seiring dengan pertambahan umur.

2. Tanda wajah

Pengamatan yang dilakukan dengan melihat tanda pada wajah ternak yang diamati (Snipe, Blaze, Stripe, Bald Face dan Star).

• Snipe: Snip itu tanda putihnya hanya ada pada bagian hidung.

• Blaze:Blaze bentuk tanda putihnya sama seperti Stripe akan tetapi garisnya lebih lebar dari garis Stripe.

• Stripe:Stripe memiliki bentuk tanda putih di wajah seperti garis kecil dari kening sampai hidung.

• White Face: Tanda putih jenis white face memiliki tanda warna putih diseluruh wajah kuda.

• Star: tanda putih pada wajah yang berbetuk bercak putih seperti bintang yang terdapat pada bagian kening kuda.

(4)

Analisa Data

Analisis data pengamatan fenotipe kuda yang diamati disajikan dalam bentuk gambar. Setiap kuda memiliki informasi lengkap tentang fenotipe. Setiap ekor gambar kuda diberi nomor identitas. Frekuensi fenotipe setiap warna bulu yang diamati pada setiap jenis kuda dihitung menggunakan metode Minkema (1993):

Jumlah individu kuda dengan fenotip tertentu Frekuensi fenotipe =

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peta Sebaran Populasi Kuda bedasarkan kabupaten Kabupaten karo

Peta 1. Peta Sebaran Kuda di Kab. Karo

Dari peta geografis Kabupaten Karo didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 60 ekor. Di Kabupaten Karo, sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa Berastagi sebanyak 32 ekor, desa gundaling I sebanyak 7 ekor,desa Jaranguda sebanyak 15 ekor dan di desa Merdeka sebanyak 6 ekor.

(6)

Kabupaten Humbang Hasudutan

Peta 2. Peta Sebaran Kuda di Kab. Humbang Hasundutan

Dari peta geografis Kabupaten humbanghasundutan didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 77 ekor. Di Kabupaten Humbanghasundutan, sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa sirisirisi sebanyak 43 ekor, desa sait nihuta I sebanyak 17 ekor, desa dolok nabolon sebanyak 11 ekor dan di desa sihassima sebanyak 6 ekor.

(7)

Kabupaten Tapanuli Utara

Gambar 3. Peta Geografis Sebaran Kuda di Kab. Tapanuli Utara

Dari peta geografis Kabupaten tapanuli utara didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 52 ekor. Di Kabupaten tapanuli utara, sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa silait-lait sebanyak 26 ekor, desa pasar siborong-borong sebanyak 14 ekor,desa siaro sebanyak 7 ekor dan di desa hutajulu sebanyak 5 ekor.

(8)

Kabupaten Samosir

Peta 4. Peta Geografis Seberan Kuda di Kab. Samosir

Dari peta geografis Kabupaten samosir didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 42 ekor. Di Kabupaten samosir sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa parbaba sebanyak 14 ekor, desa parmonangan sebanyak 9 ekor,desa parmonangan sebanyak 11 ekor dan di desa paraduan sebanyak 8 ekor.

(9)

Warna Kuda

Warna Kuda di Kabupaten Karo

Populasi kuda di Kabupaten Karo yang diamati saat penelitian sebanyak 60 ekor dan menunjukan warna yangberagam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Karo adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Warna kuda di Kabupaten Karo

Kelompok warna Warna tubuh Proporsi (%) Jumlah (%)

Hitam Merah 15,00 31,67 Cerah 3,33 Gelap 13,33 Chesnut Merah 38,33 51,67 Kuning 3,33 Pudar 10,00 Grey Abu-abu 3,33 16,67 Putih 13,33

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Karo yaitu chesnut (coklat) merah sebesar (38,33%) diikuti berturut-turut hitam merah, (15,00%), hitam gelap dan grey puti (13,33%), coklat pudar (10,00%) dan diikuti hitam cerah, coklat kuning dan gey abu-abu sebesar (3,33%). Warna kuda yang digolongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 31,67%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 51,67% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 16,67% dari kuda di Kabupaten Karo menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Vogel (1995) yang menyatakan bahwa chesnut merupakan warna coklat kemerahan pada bulu dan yang juga menjadi warna pada ekor dan surai. Pigmen hitam yang mengendalikan sifat warna black, brown dan bay bersifat dominan terhadap pigmen merah. Chesnut merupakan

(10)

bagian dari pigmen merah, seperti ditemukan pada kuda berwarna sorrel, palomino dan red duns. Dijelaskan oleh Bowling dan Ruvinsky (2000) bahwa warna chesnut dikendalikan lokus Extension (E) yang dapat ditempati dua alel, yaitu E untuk sifat eumelanin dan e untuk sifat phaeomelanin.

Warna Kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan

Populasi kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan yang diamati saat penelitian sebanyak 77 ekor dan menunjukan warna yang beragam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Warna kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan

Kelompok warna Warna tubuh Proporsi (%) Jumlah (%)

Hitam Merah 10,39 31,17 Cerah 9,09 Gelap 11,69 Chesnut Merah 33,77 51,95 Kuning 9,09 Pudar 9,09 Grey Abu-abu 10,39 16,88 Putih 6,49

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu coklat merah sebesar 33,77% diikuti berturut-turut hitam gelap (11,69%), hitam merah dan abu-abu (10,39%), hitam cerah, coklat kuning dan coklat pudar (9,09) dan putih (6,49%). Warna kuda yang di golongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 31,17%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 51,95% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 16,88 % dari kuda di

(11)

Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bowling dan Ruvinsky (2000) yang menyatakan bahwa secara genetik maka warna tubuh kuda mengikuti perilaku gen bagi sifat kualitatif dimana merah (chestnut) resesif terhadap hitam (black) yang dikontrol oleh gen warna merah, yang berpasangan dengan gen lain untuk membentuk variasi lain apakah totol atau abu-abu.Warna dasar dari kuda adalah chestnut, bay, brown dan hitam, serta dimodifikasi karena ada gen lain yang mengontrol sehingga munculwarna-warna: black, darkbay, lightbay, liverchestnut, chesnut, dun, strawberry roan, palomin,piebald, skewbald, odd-colourd, blue roan, dapple grey, fleabitten grey, grey dan albino.Warna putih pada kaki akan dikatagorikan sebagai berikut: warna putih dari kuku sampai mendekati lutut (long sock), lebih rendah dari lutut (short sock), hanya di daerah sendi kaki (white pastern), lebih rendah lagi (short white pastern) dan hanya sestrip diatas kuku (coronet).

Warna Kuda di Kabupaten Tapanuli Utara

Populasi kuda di Kabupaten Tapanuli Utara yang diamati saat penelitian sebanyak 52 ekor dan menunjukan warna yang beragam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Tapanuli Utara adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel 7.

(12)

Tabel 7. Warna kuda di Kabupaten Tapanuli Utara

Kelompok warna Warna Tubuh Proporsi (%) Jumlah (%)

Hitam Merah 19,23 36,54 Cerah 7,69 Gelap 9,62 Chesnut Merah 30,77 46,15 Kuning 3,85 Pudar 11,54 Grey Abu-abu 7,69 17,31 Putih 9,62

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu coklat merah sebesar 30,77% diikuti berturut-turut hitam merah (19,23%), hitam gelap dan putih (9,62%), abu-abu dan hitam cerah (7,69%) dan coklat kuning (3,85%). Warna kuda yang di golongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 36,54%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 46,15% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 17,31% dari kuda di Kabupaten Tapanuli Utara menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brown dan Sarah (1994), yang menyatakan bahwa kuda dengan warna bay adalah kuda yang memiliki surai, ekor dan kaki berwarna hitam. Warna dasar bay terdiri atas tiga macam yaitu bay terang atau light bay yaitu coklat kemerahan atau coklat; bay cerah atau bright bay yaitu warna chesnut dan bay gelap atau dark bayyang cenderung berwarna coklat gelap. Menurut Bowling dan Ruvinsky (2000), bay adalah pigmen hitam yang menyebar dan membentuk pola pada surai, ekor dan kaki pada bagian lutut ke bawah. Lokus yang mengatur warna ini adalah agouti. Warna bay atau black dikendalikan lokus

(13)

agouti (A) yang dapat ditempati dua alel yaitu A untuk sifat bay dan a untuk sifat black.

Warna Kuda di Kabupaten Samosir

Populasi kuda di Kabupaten Samosir yang diamati saat penelitian sebanyak 42 ekor dan menunjukan warna yang beragam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Samosir adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Warna kuda di Kabupaten Samosir.

Kelompok warna Warna tubuh Proporsi (%) Jumlah (%)

Hitam Merah 14,29 40,48 Cerah 11,90 Gelap 14,29 Chesnut Merah 19,05 45,24 Kuning 14,29 Pudar 11,90 Grey Abu-abu 7,14 14,29 Putih 7,14

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Samosir yaitu coklat merah sebesar 19,05% diikuti berturut-turut hitam merah, hitam gelap dan coklat kuning (14,29%), hitam cerah dan coklat pudar (11,90%), dan warna abu-abu dan putih (7,14%). Warna kuda yang di golongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 40,48%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 45,24% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 14,29% dari kuda di Kabupaten Samosir menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Edwards (1994) menyatakan bahwa kuda lokal Indonesia (termasuk kuda Sumba) digolongkan kedalam kuda poni. Roberts (1994), menyatakan seluruh kuda poni (termasuk kuda Sumba didalamnya) telah

(14)

beradaptasi secara fisik dan merubah gaya hidup mereka untuk bertahan pada kondisi tempat mereka hidup. Jenis jenis kuda lokal Indonesia antara lain KudaKuda Priangan, Kuda Jawa, Kuda Padang dan Kuda Batak.

Keragaman Tanda Wajah

Keragaman Tanda Wajah Kuda di Kabupaten Karo

Populasi kuda di Kabupaten Karo yang diamati saat penelitian sebanyak 60 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Karo adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star. Penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tanda wajah kuda di Kabupaten Karo

Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze 6 3 10,00 5,00 Stripe White face 32 10 53,33 16,67 Star 9 15,00

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Karo yaitu stripe (53,33%) diikuti berturut-turut white face (16,67%), star (15,00%), snipe (10,00%) dan blaze (5,00%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bowling dan Ruvinsky (2000)yang menyatakan bahwa kuda memiliki warna yang bermacam-macam dan memiliki tanda yang istimewa, biasanya kuda dibedakan dari warna sebelum membedakan bangsa atau jenis kelamin.Kuda yang memiliki warna yang sama, dapat dibedakan dengan yang lain dengan tanda putih yang membentuk pola yang berbeda, dapat saja berbentuk warna putih memanjang (stripe) pada dahi, agak lebar putihnya (blaze), hampir meluas menutup hidung

(15)

dan sekitar mata (white face) atau hanya berbentuk semacam bintang pada dahi (star) dan pada moncong diantara kedua lubang hidung (snip).

Keragaman Tanda Wajah Kuda di Humbang Hasundutan

Populasi kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan yang diamati saat penelitian sebanyak 77 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star.Penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten humbang hasundutan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tanda wajah kuda di Humbang Hasundutan

Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze 5 8 6,49 10,39 Stripe White face 43 9 55,84 11,69 Star 12 15,58

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu stripe (55,84%) diikuti berturut-turut star (15,58%), white face (11,69%), blaze (10,39%) dan snipe (6,49%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Noor (2008) yang menyatakan bahwa secara genetik maka warna tubuh kuda mengikuti perilaku gen bagi sifat kualitatif dimana merah (chestnut) resesif terhadap hitam (black) yang dikontrol oleh gen warna merah, yang berpasangan dengan gen lain untuk membentuk variasi lain apakah totol, atau abu-abu.Warna dasar dari kuda adalah chestnut, bay, brown dan hitam, serta dimodifikasi karena ada gen lain yang mengontrol sehingga muncul warna-warna:black, darkbay, lightbay, liverchestnut, chesnut, dun,strawberry roan,

(16)

palomin, pie bald, skewbald, odd-colourd, blue roan, dapple grey, fleabitten grey, grey dan albino.

Keragaman Tanda Wajah Kuda di Tapanuli Utara

Populasi kuda di Kabupaten Tapanuli Utarayang diamati saat penelitian sebanyak 52 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Tapanuli Utara adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star. Penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten Tapanuli Utaradapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Tanda wajah kuda di Kabupaten Tapanuli Utara

Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze 13 5 25,00 9,62 Stripe White face 25 6 48,08 11,54 Star 3 5,77

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu stripe (48,08%) diikuti berturut-turut snipe (25,00%), white face (11,54%),blaze (9,62%) dan Star (5,77%). Hal ini sesuai pernyataan Eckstrom (2002) yang menyatakan bahwa cream merupakan warna dilusi pada kuda berwarna gelap dan bulu berwarna keemasan seperti pada kuda palomino dan bucksin. Kuda palomino memiliki warna surai dan ekor berwarna putih, sedangkan buckskin memiliki warna hitam pada surai, ekor dan kaki. Contoh lain warna cream adalah cremello dan perlino. Kuda cremello memiliki kulit berwarna merah muda, mata biru dan bulu berwarna gading (ivory). Kuda perlino memiliki warna yang sama kecuali pada bagian surai dan ekor yang berwarna lebih gelap

(17)

daripada warna bulu badan. Pigmen eumelanin dan phameomelanin pada kuda dengan homozigot dominan CcrCcr akan didilusikan menjadi warna gading (ivory) yang dikenal dengan warna cremello dan perlino. Gen cream ini banyak ditemukan, tapi tidak semua bangsa kuda memiliki gen ini. Gen cream merupakan sifat dominan yang tidak optimal. Kuda yang memiliki gen CC mempunyai pigmen warna yang terekspresi dengan sempurna. kuda yang memiliki gen Ccr merupakan dilusi tunggal yang menghasilkan warna palomino, buckskin, atau smoky black. Pigmen merah didilusikan menjadi warna emas dengan warna cream pada surai dan ekor. Kuda yang memiliki gen Ccr Ccr merupakan dilusi ganda (double dilution) yang menghasilkan warna cremello dan perlino.

Keragaman Tanda Wajah Kuda di Samosir

Populasi kuda di Kabupaten Samosir yang diamati saat penelitian sebanyak 42 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Samosir adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star. Penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Tanda wajah kuda di Kabupaten Samosir

Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze 2 5 4,76 11,90 Stripe White face 25 3 59,52 7,14 Star 7 16,67

Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Samosir yaitu stripe (59,52%) diikuti berturut-turut star (16,67%), blaze (11,90%),white face (7,14%) dan Snipe (4,76%). Hal ini sesuai pernyataan Nozawa et al. (1981) yang menyatakan bahwa pola putih pada kuda ditemukan

(18)

dalam bentuk bintik putih atau satu areal campuran putih. Bintik putih dapat melebar yang meliputi areal campuran bulu putih dan berwarna (roan) atau dapat juga tampil sebagai bintik-bintik putih yang terpisah yang meluas atau dibatasi pada suatu areal. Warna kuda seperti demikian ditemukan pada kuda tobiano, overo, leopard spotting atau kuda berbulu pola totol seperti macam. Pola warna spotted (buchi) dipengaruhi oleh lokus S dan genotip warna spotted adalah putih.

Rekapitulasi Hasil Penelitian

Untuk melihat hasil penelitian terhadap keragaman warna kuda dan tanda wajah pada kuda maka dilakukan rekapitulasi hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14.

Tabel 13. Rekapitulasi hasil penelitian keragaman warna kuda (%)

Kab

Warna (%)

Hitam Cokelat Grey

Me Ce Ge Me Ku Pu Aa Pt Karo Humbahas 15,00 3,33 13,33 38,33 3,33 10,00 3,33 13,33 10,39 9.09 11,69 33,77 9,09 9,09 10,39 6,49 Taput Samosir 19,23 7,69 9,62 30,77 3,85 11,54 7,69 9,62 7,14 36,58 14,29 11,90 14,29 19,05 14,29 11,90 7,14 Total 58,91 22,92 48,93 121,92 30,56 42,53 28,55 Rataan 14,73 7,64 12,23 30,48 7,64 10,63 7,14 9,15 Keterangan: Me = Merah, Ce = Cerah, Ge = Gelap, Ku = Kuning, Pu = Pudar,

(19)

Tabel 14. Rekapitulasi hasil penelitian keragaman tanda wajah kuda (%) Kabupaten

Tanda Wajah (%)

Snipe Blaze Strike White Face Star Karo 10,00 5,00 53,33 16,67 15,00 Humbahas 6,49 10,39 55,84 11,69 15,58 Taput 25,00 9,62 48,08 11,54 5,77 Samosir 4,76 11,90 59,52 7,14 16,67 Total 46,25 36,61 216,77 47,04 53,02 Rataan 11,56 9,23 54,19 11,76 13,26

Berdasarkan hasil rekapitulasi dilihat bahwa rataan warna kuda tertinggi pada Kabupaten Karo, Humbang Hasundutan, Tapunuli Utara dan Samosir, terdapat pada coklat merah sebesar 27,86% sedangkan bahwa rataan terendah terdapat pada abu-abu sebesar 7,14%. Dan pada rataan tanda wajah tertinggi strike sebesar 54,95% pada Kabupaten Karo, Humbang Hasundutan, Tapunuli Utara dan Samosir, sedangkan yang rataan terendah blaze sebesar 7,47%.

(20)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penyebaran kuda di Sumatera Utara umumnya warna tubuh coklat kemerahan sebesar (30,48%) diikuti berturut-turut hitam merah (14,73%), hitam gelap (12,23%), coklat pudar (10,63%), putih (9,15%), coklat kuning dan hitam cerah (7,64%), dan abu-abu (7,14%). Sedangkan tanda wajah kuda di Sumatera Utara umumnya strike sebesar 54,19%, diikuti berturut-turut star (13,26%), white face (11,76%), snipe (11,56%) dan blaze (9,23%).

Saran

Sebaiknya dilakukan penyuluhan untuk memberikan informasi bahwa kuda di Sumatera Utara dipertahankan sebagai keragaman kuda di Sumatera Utara dan berpotensi untuk dikembangkan serta dilestarikan sebagai upaya meningkatkan kesejahterakan masyarakat Indonesia.

Gambar

Gambar 3. Peta Geografis Sebaran Kuda di Kab. Tapanuli Utara

Referensi

Dokumen terkait

kembangan luas tanaman yang cepat yaitu 45 persen setiap tahunnya. Sudah barang tentu pengusahaan tanaman pepaya akan berbeda dengan pengusahaan tanaman palawija. Ditinjau

Bahkan Dahal dan Adhikari (2008) menyatakan bahwa modal sosial yang merujuk pada trust, norms dan networks, memainkan peran vital dan menentukan keberhasilan atau kegagalan dari

Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul ter- nyata dapat memberikan hasil yang jauh lebih tinggi da- ri pada benih lokal yang biasanya digunakan oleh peta- ni, asal

Hal ini dikarenakan serat ampas tebu yang memiliki ukuran lebih besar dari partikel sabut kelapa dapat berperan sebagai penguat pada papan komposit yang

Peranan praktikan adalah sebagai Design Specialist yang bertanggung jawab untuk merancang infografis untuk keperluan publikasi dan operasional LAPOR!, seperti

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling, Metode pengambilan sampelnya dilakukan peneliti dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat

Mengingat salah satu representasi keberadaan bahasa adalah produk- produk budaya tulis maka penguatan daya tahan dan daya sebar bahasa Sunda perlu pula dilakukan

Dari definisi ḥalaqah yang penulis telah jelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa itu sesuai dengan teori Sukardi yang menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah layanan yang