POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
PENALAAN PARAMETER KENDALI PID DENGAN LOGIKA FUZZY PADA SISTEM TERMAL
Wiyono
Staf Pengajar – Progdi Teknik Elektro, Akademi Teknologi Warga Surakarta
ABSTRACT
Thermal system is a slow process of changing. If the cooling process done naturally will lead to the decrease in temperature to be slow, so that attempted to control overshoot and steady-state error as small as possible to the conditions set point and load changes. In the conventional PID control tuning is done off-line without taking into account the changes in the plant and the disturbances that arise. The purpose of this study is to design equipment for the control of thermal systems that can automatically tune the PID parameters by fuzzy logic. In the present study used a RISC AVR microcontroller as a control center, which will provide value to the control unit controls the power, then the percentage of control values fed to the heating element with 450 Watt power to heat water with a maximum volume of 2 Liters. While the software is used for PID algorithms and fuzzy logic programming with C language.
In order to tune the proper PID parameters on-line, then made two-level control system. The first two-level determines the PID parameters by finding the minimum and maximum value of Kp, Ki and Kd with the reaction curve method. The second level in order to design a fuzzy system can automatically tune the PID gain, then formulated into a combination of 49 fuzzy if-then rules to get the value of Kp, Ki and Kd the right of errors and changes in the value of delta error.
The results of the process control system with PID control parameters tuning with fuzzy logic is applied to the thermal system can improve the performance of conventional PID control. Tests for set point changes and changes in water volume resulting average value of the response characteristics of control systems as follows: rise time (tr) 231 seconds, the peak time (tp) 254 seconds, the time setting (ts) 302 seconds, the overshoot (Mp) 0.22
℃
and steady state error (OS) 0.28℃
. While the conventional PID control of the resulting tr = 223 seconds, tp = 307 seconds, ts = 678 seconds, Mp = 2.17℃
and OS = 0.67℃
.POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
I PENDAHULUAN
Kendali PID telah banyak
digunakan di proses industri
karena bentuknya sederhana dan
mudah diimplementasikan.
Keberhasilan pengendalian dengan
kendali PID ditentukan oleh
penalaan parameter PID. Pada
kendali PID konvensional
penalaan dilakukan secara off-line tanpa memperhitungkan perubahan yang terjadi pada plant dan
gangguan yang muncul.
Berdasarkan kondisi ini, maka dalam penelitian ini dicoba untuk mengoptimisasi parameter PID
secara on-line dengan
memperhitungkan perubahan yang terjadi pada plant dan gangguan yang muncul dengan menggunakan pengendali berbasis logika fuzzy
Di dunia industri,
khususnya yang menggunakan
sistem termal, diperlukan
pengendalian yang teliti, stabil terhadap gangguan dan mampu mengadaptasi perubahan setpoint maupun perubahan beban. Jika proses pengendalian menghasilkan keluaran melebihi harga setpoint
tetapi tidak dilakukan proses
pendinginan oleh peralatan kendali
artinya proses pendinginan
dilakukan secara alami, maka dibutuhkan waktu yang lebih lama
untuk melakukan proses
pendinginan menuju nilai setpoint. Dengan demikian perlu dirancang suatu sistem kendali yang mampu
menghasilkan keluaran dengan
overshoot dan steadystate error sekecil mungkin.
II METODE PENELITIAN 2.1 Bahan Penelitian
Bahan yang akan diteliti adalah proses pemanas zat cair berupa air. Air ditampung di bak
penampung dengan kapasitas
volume 2 Liter tanpa ditutup. Komponen pemanas berupa heater
coil dengan kapasitas daya 150 Watt sebanyak 3 Unit. Tidak dilakukan proses pendinginan oleh
peralatan, proses pendinginan
terjadi secara alami. Suhu air diharapkan dapat diatur sesuai dengan suhu yang diinginkan. 2.2 Alat Penelitian
Penalaan parameter PID dengan logika fuzzy yang dimaksud adalah ketiga parameter Kp, Kd dan Ki pada kendali PID ditala dengan menggunakan logika fuzzy. Pada kendali PID konvensional, penalaan dilakukan secara off-line tanpa memperhitungkan perubahan yang terjadi pada plant dan gangguan yang muncul. Struktur dari proses penalaan PID dapat dilihat pada Gambar 2.1.
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
Gambar 2.1 Diagram kotak proses pengendalian sistem termal
e(t) adalah selisih dari referensi dan keluaran, sedangkan de/dt adalah perubahan dari e(t). e(t) = Referensi(Sp) – Keluaran (Pv)
(2.1)
Hasil akhir dari proses
pengendalian yaitu untuk
mendapatkan nilai keluaran yang sesuai dengan nilai referensinya. Hasil proses pengendalian dapat dianalisis berdasarkan karakteristik
tanggapan sistem pengendalian
yang berhubungan dengan
kestabilan, respon transient
(karakteristik sistem) dan error
steady state.
2.3 Jalan Penelitian
2.3.1 Perancangan Perangkat
Keras
Secara diagram kotak
hubungan antara
komponen-komponen sistem kendali dapat
dilihat seperti pada Gambar 2.2 berikut ini.
Gambar 2.2 Diagram kotak perangkat keras kendali
2.3.2 Perancangan Perangkat Lunak Fuzzy dan PID
Gambar 2.3 Diagram kotak penalaan parameter PID dengan Fuzzy
Pada Gambar 2.3, merupakan Diagram kotak hubungan secara
fungsional proses penalaan
parameter PID dengan Fuzzy pada
sistem termal. Penelitian
menggunakan perangkat lunak
guna mengakses Mikrokontroler dengan periperal seperti LCD,
Keypad, ADC, PWM dan
komunikasi serial dengan
komputer. Disamping itu perangkat
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
pemrograman logika fuzzy dan kendali PID. Seluruh program yang
digunakan dalam penelitian
menggunakan bahasa C dengan bantuan tool software CodeVision AVR 1.25.3 (CV AVR) [6]. CV
AVR merupakan salah satu
software kompiler yang kusus digunakan untuk Mikrokontroler keluarga AVR.
2.3.3 Perangkat lunak PID
Persamaan kendali PID
dalam bentuk transformasi Laplace dapat dituliskan [21]:
(2.2)
dengan metode penyelesaian yang sering digunakan yaitu backward
difference method dapat dijelaskan sebagai berikut:
z0 = nomor sampling ke n (sekarang berlangsung)
z-1 = waktu sampling ke n-1
z-2 = waktu sampling ke n-2, dan seterusnya
Dengan metode Backward
difference persamaan PID menjadi:
(2.3)
Satu interval waktu sampling dapat dinyatakan:
(2.4)
Dengan mengurangkan persamaan awal sehingga menjadi:
(2.5)
Dari konsep kendali PID secara digital diatas, diharapkan
dapat diterjemahkan kedalam
pemrograman mikrokontroler
sesuai Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Diagram alir kendali PID
2.3.4 Perangkat lunak Logika Fuzzy
2.3.4.1 Fungsi Keanggotaan error dan Perubahan error
Nilai error e dibagi
kedalam tujuh level ( NB, NM, NS, ZZ, PS, PM, PB), sedangkan nilai perubahan error ec (error change) juga dibagi kedalam tujuh level (DNB, DNM, DNS, DZZ, DPS, DPM, DPB). Huruf pertama N, P dan D berarti negative, positive dan
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
S dan Z berarti big, medium, small dan zero.
Gambar 2.5 Keanggotaan input error e dan perubahan error ec
Sedangkan untuk fungsi
keanggotaan input error e dan perubahan error ec seperti pada Gambar 2.5.
Selanjutnya dilakukan
penurunan berdasarkan respon step
sistem, seperti Gambar 2.6,
dibawah ini
Gambar 2.6 Respon step sistem
Pada titik awal disekitar a, suatu sinyal aksi kendali yang besar dibutuhkan untuk mencapai waktu
naik yang cepat. Untuk
menghasilkan sinyal aksi kendali
yang besar diperlukan penguatan proporsional yang besar, penguatan derivatif yang kecil dan penguatan
integral yang besar. Dari
persamaan sebelumnya dapat
ditentukan apabila nilai Kp dan Kd diperoleh maka penguatan integral berlawanan secara proporsional terhadap ߙ, artinya penguatan integral yang kecil bermakna ߙ kecil. Akibatnya aturan disekitar al adalah:
If e(t) is PB and ė(t) is ZZ Then Klp is Big, Kld is Small,
ߙ
is SIf e(t) is ZZ and ė(t) is NB Then Klp is Small, Kld is Big,
ߙ
is BTabel 2.1 Aturan Kendali Kaidah Ke E DE U Referensi Fungsi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 PB PM PS ZE ZE ZE NB NM NS ZE ZE ZE ZE PB PS NB NB PS NS ZE ZE ZE NB NM NS ZE ZE ZE PB PM PS ZE NS NB NM PM ZE ZE PB PM PS NB NM NS NB NM NS PB PM PS ZE PM NM NM PM ZE ZE Titik a Titik e Titik i Titik b Titik f Titik j Titik c Titik g Titik k Titik d Titik h Titik l Titik set Daerah 1 Daerah 2 Daerah 3 Daerah 4 Daerah 5 Daerah 9
Perpendek rise time Perpendek rise time Perpendek rise time Kurangi overshoot Kurangi overshoot Kurangi overshoot Kurangi overshoot Kurangi overshoot Kurangi overshoot Perkecil osilasi Perkecil osilasi Perkecil osilasi Pengereman Perpendek rise time Kurangi overshoot Kurangi overshoot Perkecil osilasi Pengereman Pengereman
Dengan ide seperti Tabel 2.1, aturan-aturan yang lain dapat diturunkan sehingga diperoleh 49
aturan. Dengan menggunakan
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
fuzzifier dan center average
defuzzifier, parameter K' p , K' d dan
ߙ
dapat ditala secara on-linesesuai persamaan berikut ini [16].
2.3.4.2 Mencari Nilai Kp , Kd dan ∝
∝ ∝ ∝
penguatan PID yang akan ditala dinyatakan dengan [Kp min, Kp max] c R dan
[Kd min, Kd max] c R dengan penguatan proporsional Kp ∈ [Kp min, Kp max] dan penguatan derivatif Kd ∈ [Kd min, Kd max]. Untuk memudahkan Kp dan Kd
dinormalisasikan menjadi 0-1
dengan tranformasi linier seperti berikut.
K 'p = Kp – Kpmin / Kpmax –
Kpmin (2.9)
K 'd = Kd – Kdmin / Kdmax –
Kdmin (2.10) Konstanta waktu integral dapat ditentukan dengan mengacu kepada konstanta waktu derivatif. Dinyatakan dengan
Ti = α Td
(2.11)
Selanjutnya dapat diperoleh,
Ki = Kp / ( αTd) = KP 2
/ ( αKd) (2.12)
Table 2.2 rule untuk K’p
Table 2.3 rule untuk K’d
∆error DNB DNM DNS DZZ DPS DPM DPB error NB S S S S S S S NM B B S S S B B NS B B B S B B B ZZ B B S S S B B PS B B B S B B B PM B B S S S B B PB S S S S S S S
Table 2.4 rule untuk a
∆error DNB DNM DNS DZZ DPS DPM DPB error NB 2 2 2 2 2 2 2 NM 3 3 2 2 2 3 3 NS 4 3 3 2 3 3 4 ZZ 5 4 3 3 3 4 5 PS 4 3 3 2 2 3 4 PM 3 3 2 2 2 3 3 PB 2 2 2 2 2 2 2
Ketiga Tabel 2.2, 2.3, 2.4 diatas adalah hasil konsekuen untuk pembacaan nilai Kp’, Kd’ dan α.
∆error DNB DNM DNS DZZ DPS DPM DPB error NB B B B B B B B NM S B B B B B S NS S S B B B S S ZZ S S S B S S S PS S S B B B S S PM S B B B B B S PB B B B B B B B
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
Gambar 2.7 Fungsi keanggotaan K'p , K' dan α
Gambar 2.8 Diagram alir kendali Fuzzy
Dari diagram alir Gambar 2.8, dapat direalisasi rutin fuzzy
kedalam bahasa pemrograman
mikrokontroler. Tahap pertama
adalah membentuk definisi
keanggotaan error dan Delta error kedalam struktur array, kemudian membentuk fungsi keanggotaan tiap variabel keanggotaan error dan Delta error. Pada saat terjadi eksekusi program di setiap waktu sampling maka besar nilai crips
error dan Delta error dimasukkan
dalam fungsi keanggotaannya.
Hasil dari pembacaan fungsi
keanggotaan dilakukan proses
inferensi, selanjutnya dilakukan
proses defuzyfikasi untuk
menentukan nilai Kp’, Kd’ dan alpha. Nilai hasil defuzyfikasi
merupakan nilai tegas yang
nantinya digunakan oleh kendali PID sebagai variabel penalaannya. III HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA
3.1 Pengujian perubahan set
point
3.1.1 Kendali PID dengan beban minimal
Kendali PID diujikan pada volume 0,5 Liter air dan dilakukan perubahan Set Point dari 30℃ sampai 90℃. Nilai konstanta PID Kp = 12, Ki = 0,2 dan Kd = 180.
Gambar 3.1 Kurva (a), (b), (c) SP 30-90℃ Kendali PID Volume minimal
Hasil ketiga percobaan
kendali PID pada Gambar 4.1, Kurva (a), (b), (c) dengan volume 0,5 Liter air dan perubahan suhu dari 30℃ sampai 90℃ dihasilkan nilai rata-rata waktu kenaikan (tr)
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
90 detik, waktu puncak (tp) 131 detik, waktu penetapan (ts) 372 detik, terjadi overshoot dengan penyimpangan terhadap set point
2,5℃ dan kesalahan keadaan
mantap 0,6 ℃.
3.1.2 Kendali PID dengan beban maksimal
Kendali PID diujikan pada volume 2 Liter air dan dilakukan perubahan Set Point dari 33℃ sampai 90℃. Nilai konstanta PID Kp = 21, Ki = 0,175 dan Kd = 630.
Gambar 3.2 Kurva (a), (b), (c) SP 33-90℃ Kendali PID Volume maksimal
Sedangkan hasil ketiga
percobaan kendali PID pada
Gambar 3.2 Kurva (a), (b), (c) dengan volume 2 Liter air dan perubahan suhu dari 30℃ sampai 90℃ dihasilkan nilai rata-rata waktu kenaikan (tr) 270 detik, waktu puncak (tp) 396 detik, waktu penetapan (ts) yang sangat lama,
terjadi overshoot dengan
penyimpangan terhadap set point 2℃ dan kesalahan keadaan mantap 1,16℃.
3.1.3 Kendali Fuzzy+PID dengan beban minimal.
Kendali Fuzzy+PID diujikan pada volume 0,5 Liter air dan dilakukan perubahan Set Point dari 30℃ sampai 90℃. Nilai parameter Kpmin-maks = (12,21), Kdmin-maks = (180,630) dan Ki = 12/α.30.
Gambar 3.3 Kurva SP 30-90℃ Kendali fuzzy+PID untuk Volume minimal
Dari ketiga percobaan
kendali Fuzzy+PID pada Gambar 3.3 Kurva (a), (b), (c) dengan volume air 0,5 Liter dan perubahan suhu dari 30℃ sampai 90℃ dihasilkan nilai rata-rata waktu kenaikan (tr) 231 detik, waktu puncak (tp) 265 detik, waktu penetapan (ts) 339 detik, terjadi
overshoot dengan penyimpangan terhadap set point 0,2℃ dan kesalahan keadaan mantap 0,46℃. 3.1.4 Kendali Fuzzy+PID dengan dengan beban maksimal.
Kendali Fuzzy+PID diujikan pada volume 2 Liter air dan dilakukan perubahan Set Point dari 31℃ sampai 90℃. Nilai parameter Kpmin-maks = (12,21),
Kdmin-POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
maks = (180,630) dan Ki = 12/α.30.
Gambar 3.4 Kurva SP 31-90 Kendali Fuzzy+PID danVolume maksimal
Ketiga percobaan kendali
Fuzzy+PID pada Gambar 3.4 Kurva (a), (b), (c) dengan volume air 2 Liter dan perubahan suhu dari 30℃ sampai 90℃ dihasilkan nilai rata-rata waktu kenaikan (tr) 278 detik, waktu puncak (tp) 301 detik, waktu penetapan (ts) 315 detik, terjadi
overshoot dengan penyimpangan terhadap set point 0,1℃ dan kesalahan keadaan mantap 0,26℃.
4.1.2 Kendali PID dengan
Perubahan Beban dan set point Tetap
Kendali PID diujikan pada volume mulai 0,5 Liter air sampai 2 Liter air dan set point tetap sebesar 70℃. Nilai konstanta PID Kp = 12, Ki = 0,2 dan Kd = 180.
Gambar 3.5 Kurva perubahan Volume 0,5-2 Liter kendali PID
Dari ketiga percobaan
kendali PID pada Gambar 3.5 Kurva (a), (b), (c) dengan set point 70℃ dan perubahan volume 0,5 Liter sampai 2 Liter air dihasilkan nilai rata-rata waktu kenaikan (tr) 267 detik, waktu puncak (tp) 351 detik, waktu penetapan (ts) 630 detik, terjadi overshoot dengan penyimpangan terhadap set point
2,1℃ dan kesalahan keadaan
mantap 0,46℃.
4.1.2.2 Kendali Fuzzy+PID
dengan Perubahan Beban dan set
point Tetap
Kendali Fuzzy+PID diujikan pada volume mulai 0,5 Liter air sampai 2 Liter air dan set point tetap sebesar 70℃. Nilai parameter Kpmin-maks = (12,21), Kdmin-maks = (180,630) dan Ki = 12/α.30.
Gambar 3.6 Kurva perubahan Volume 0,5-2 Liter pada kendali Fuzzy+PID
Ketiga percobaan kendali
Fuzzy+PID pada Gambar 3.6 Kurva (a), (b), (c) dengan set point 70℃ dan perubahan volume 0,5 Liter sampai 2 Liter air dihasilkan nilai
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
rata-rata waktu kenaikan (tr) 208 detik, waktu puncak (tp) 226 detik, waktu penetapan (ts) 278 detik,
terjadi overshoot dengan
penyimpangan terhadap set point
0,3℃ dan kesalahan keadaan
mantap 0,2℃.
Dari pengamatan hasil
pengujian kendali PID dan
Fuzzy+PID maka dapat ditabelkan sesuai dengan Karakteristik respon sistem kendali.
Tabel 3.1 Data hasil pengujian Set Point (problem servo)
Tipe Kend ali
Volume Set Point
('C) MP('C) O,%(' C) PID 0.5 Liter 30-50 90 140 480 3.0ˇ 0.6ˇ 50-70 75 105 380 2.5ˇ 0.6ˇ 70-90 105 150 265 2.0ˇ 0.6ˇ Fuzzy +PID 0.5 Liter 30-50 280 380 604 0.6ˇ 0.6ˇ 50-70 165 152 165 0ˇ 0.4ˇ 70-90 250 250 250 0ˇ 0.4ˇ PID 2 Liter 30-50 220 340 = 2.5ˇ ⁺1.8ˇ 50-70 270 370 = 2.0ˇ ⁺1.3ˇ 70-90 320 150 1080 1.5ˇ 0.4ˇ Fuzzy +PID 2 Liter 30-50 235 305 335 0.3ˇ 0.3ˇ 50-70 280 280 290 0ˇ 0.1ˇ 70-90 320 320 320 0ˇ 0.4ˇ
Tabel 3.2 Data hasil pengujian perubahan beban (problem Regulator)
Tipe Kendali
Volu
me Set Point ('C) MP('C) O,%('C)
PID 0.5 Liter 0.5+0.5 353 465 640 2.5ˇ 0.4ˇ 1+0.5 290 370 710 2.0ˇ 0.4ˇ 1.0+0.25+0.25 160 220 540 2.0ˇ 0.6ˇ Fuzzy+PID 0.5 Liter 0.5+0.5 200 255 410 1.0ˇ 0.4ˇ 1+0.5 210 210 210 0ˇ 0.1ˇ 1.5+0.25+0.25 215 215 215 0ˇ 0.1ˇ
IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Proses kendali dengan
sistem penalaan parameter kendali PID dengan logika
Fuzzy yang diaplikasikan pada sistem termal dapat
memperbaiki kinerja
kendali PID konvensional, untuk pengujian perubahan
set point dan perubahan
volume air dihasilkan
karakteristik respon sistem kendali dengan nilai rata-rata yaitu waktu kenaikan (tr) 231 detik, waktu puncak
(tp) 254 detik, waktu
penetapan (ts) 302 detik,
overshoot yang sangat kecil
sebesar 0,22℃ dan
kesalahan keadaan mantap sebesar 0,28℃. Sedangkan kendali PID konvensional dihasilkan nilai rata-rata waktu kenaikan (tr) 223 detik, waktu puncak (tp) 307 detik, waktu penetapan (ts) 678 detik, overshoot
sebesar 2,17℃ dan
kesalahan keadaan mantap sebesar 0,67℃.
2. Pembacaan fungsi
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
struktur array pada
pemrograman logika fuzzy dan PID yang ditulis dengan bahasa C, dapat menghemat
lokasi memori program
mikrokontroler AVR
ATmega32. Pada penelitian ini untuk mengakses dua masukan sistem fuzzy e(t) dan (t) kedalam kombinasi 49 aturan parameter K'p ,
K'd dan ߙ agar dapat ditala secara on-line, dibutuhkan lokasi memori program 26 Kbyte, sedangkan dengan
pendefinisian langsung
setiap fungsi dibutuhkan 31Kbyte.
4.2 Saran
Beberapa saran untuk alur
pengembangan penelitian lebih
lanjut dapat penulis berikan, yaitu: 1. Pengembangan dapat dilakukan
dengan mengatur kembali
bentuk dan rentang keanggotaan Kp, Kd dan α pada logika fuzzy untuk menghasilkan karakteristik respon sistem kendali yang berbeda.
2. Pengembangan dapat
diaplikasikan pada skala plant yang lebih besar.
Penulis berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, dan dapat memberikan
sumbangan nyata bagi
perkembangan teknologi
perangkat sistem kendali dan
perkembangan perangkat
embedded system yang bermanfaat dibidang industri. DAFTAR PUSTAKA [1] Atmel, 2003, 8-bit Microcontroller with 32K Bytes In-System Programmable Flash, http://www.atmel.com/ product/AVR/ . (download, 20/3/2008, jam 8:04).
[2] Agus,B. 2008, C dan AVR:
Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATmega8535, Yogyakarta, Graha Ilmu.
[3] Ahn, K.K & Nguyen, B.K. 2006, Position Control
of Shape Memory Alloy ActuatorsUsing Self Tuning Fuzzy PID Controller,
International Journal of
Control, Automation,
and Systems, vol. 4, no.
6, pp. 756-762. (download, 12/12/2008, jam 15:23). [4] Gopal, M. 2003, Control Systems, USA. McGraw-Hill. [5] Gunterus, Frans. 1994,
Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses,
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012
jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
[6]
http://www.hpinfotech.r o/download.html. [7] Jantzen, J. 1998, Tuning of
Fuzzy PID Controllers.
http://www.iau.dtu.dk/~ jj/pubs.
[8] Karray, F.O & De Silva, C. 2004, Soft Computing
and Inelligent Systems Design, England: Pearson.
[9] Kaufmann, A. and M.M.
Gupta, 1991,
Introduction to Fuzzy Arithmetic Theory and Applications , New York, Van Nostrand Reinhold.
[10] Klir, G.J. & T.A. Folger,
1988, Fuzzy Sets,Uncertainty, and Information , New Delhi, Prentice-Hall. [11] Kim, J.H. Kim, K.C. dkk, 1994, FuzzyPrecompensated PID Controllers, IEEE.
Trans. Syst. Man.
Cybern., Vol.2. No.4, (download, 22/1/2008, jam 11:16). [12] National Semiconductor, 2000, LM35Precision Centigrade Temperature Sensors, www.national.com. .(download, 9/5/2009, jam 13:08). [13] Ogata, K., 1997, Modern Control Engineering, New Jersey, Prentice hall
[14] Setiawan, I. 2008, Kendali
PID untuk Proses Industri, Jakarta, PT.
Elex Media
Komputindo.
[15] Sheroz, K. I. Adam, A. H. M. dkk, 2008,
Rule-Based Fuzzy Logic Controller with Adaptable Reference, International Journal of Intelligent Systems and Technologies 3;1 ©
www.waset.org.
(download 17/12/209, jam 9:23).
[16] Wang, L.X. 1997, A Course
in Fuzzy Systems and Control, New Jersey:Prentice-Hall International. Inc: pp. 257-263. [17] Wikipedia, An Introduction To Fuzzy Control Systems, http://en.wikipedia.org/ wiki/Main_Page, (download, 27/10/2009, jam 9:58).
[18] Zulfatman & Rahmat, M. F. 2009, Application of
Self-Tuning Fuzzy PID Controller on Industrial
POLITEKNOSAINS EDISI KHUSUS DIES NATALIS Juli 2012 Hydraulic Actuator Using System Identification Approach, Universiti Teknologi Malaysia,International Journal on Smart
Sensing and Intelligent
Systems, Vol.2.
(download, 20/12/2010, jam 11:12).
[19] Zhen-Yu Zhao, M. Tomizuka, & S. Isaka 1993, Fuzzy
Gain Scheduling of PID Controllers,IEEE.
Trans. Syst. Man.
Cybern., Vol.23. No.5: 1392–1398, (download, 6/8/2009, jam 10:34). [20] Zimmerman, H.J., 1991,
Fuzzy Set Theory and Its Applications, Amsterdam,Kluwer Publishing Co.
[21] Visioli A.,2006, Practical
PID Control, London, Springer. [22] Kularatna, N. 1998, Power Electronics Design Handbook, Woburn,Newnes. [23] Cheng-Ching Yu, 2006, Autotuning of PID Controllers, A Relay Feedback Approach, Springer 2nd. [24] National Instruments, 1998,
Getting started using ComponentWorks
Autotuning PID,
http://www.natinst.com , (download, 15/1/2009) [25] Li- Xuquan., Chen, j., dkk, 2004, A new method for
controlling refrigerant flow in automobile air conditioning, Applied Thermal Engineering 24 1073–1085, http://www.sciencedire ct.com [26] http://www.omega.com [27] Lian, H., Christopher H, dkk, 1999, Fuzzy
Hybrid PID Controller of a Steam Heated Dryer, Korea, IEEE.
International Fuzzy
Systems Conference