1
ANALISIS PENERAPAN BIAYA MUTU SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PADA PT SERMANI STEEL MAKASSAR
TAHIR MATTATA
(STIE-YPUP Makassar)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk. Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode deskriptif yaitu dengan mengidentifikasikan unsur-unsur biaya mutu, Pembuatan informasi biaya mutu, Mengukur persentase biaya mutu terhadap penjualan dan Regresi linear berganda. Penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kulaitas produk pada PT.Sermani Steel Makassar telah berpengaruh secara signifikan.
Kata-Kata Kunci: Audit Manajemen, biaya mutu, biaya pencegahan, biaya penialian PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
PT. Sermani Steel Makassar merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi Seng, yang berkantor pusat di Makassar, ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Pabrik dioperasikan dan dimonitor secara seksama oleh operator pengontrol dengan menggunakan sistem pemrosesan otomatis secara sentral. Setiap langkah, mulai dari penyeleksian bahan mentah, pengolahan seng hingga pengantaran pada konsumen dijiwai oleh semangat “kami menciptakan kualitas”, PT. Sermani Steel Makassar telah berhasil mendapatkan setifikasi dari societe generale de surveillance (SGS) berupa ISO 9001:2000 untuk manajemen mutu dan sertifikasi ISO 14001:2004 untuk manajemen lingkungan. Agar produknya dapat memuaskan kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan, PT. Sermani Steel Makassar betul-betul serius dalam menerapkan sistem manajemen mutu. Hal ini diwujudkan dengan dibentuknya Quality Assurance (QA) Department dan Quality Control (QC) Departemen. Quality assurance Department bertanggung jawab secara langsung terhadap mutu/ kualitas pekerjaan dan jaminan kualitas barang yang diterima maupun yang dihasilkan. Sedangkan Quality Control Department merupakan departemen yang bertanggung jawab terhadap pengendalian mutu atau mengontrol produk itu sendiri agar produk yang dihasilkan berkualitas dan sesuai yang distandarkan perusahaan. Dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh departemen QA dan QC dalam menjaga mutu dari awal hingga akhir proses produksi tentulah membutuhkan biaya-biaya. Biaya inilah yang pada akhirnya disebut biaya mutu.
Pada penelitian ini penulis memfokuskan pada dua biaya yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian yang terdapat pada biaya mutu,penulis tidak memasukkan biaya kegagalan internal dan kegagalan eksternal karena penulis ingin berfokus pada biaya proses produksi yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian.Biaya kegagalan internal dan eksternal merupakan biaya yang terjadi setelah barang diproduksi. Biaya mutu yang pengalokasiannya terfokus pada peningkatan kualitas produk membutuhkan analisa yang lebih seksama. Hal ini diharapkan memberikan keseluruhan program mutu yang selalu terkendali sehingga mampu menghasilkan produk yang bersaing dipangsa
pasar. Karena itulah penulis tertarik meneliti yang berjudul: “Analisis Penerapan Biaya Mutu Sebagai Alat Pengendalian Kualitas Produk Pada PT.Sermani Steel Makassar’’.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan adalah : “Bagaimana pengaruh penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk”.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk.
‘TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biaya
Menurut James & Polimeni (1985:22), biaya (cost) didefinisikan sebagai manfaat yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa. Manfaat tersebut (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dengan dalam unit moneter melalui pengurangan atas harta atau dibebankan sebagai hutang pada saat manfaat itu diperoleh. Pada saat perolehan, cost yang dibebankan adalah untuk manfaat masa sekarang dan masa mendatang. Bilamana manfaat diterima, maka cost menjadi beban (expense). Sedangkan expense didefenisikan sebagai cost yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Oleh karena itu, cost yang belum dapat dinikmati (unexpired cost) yang dapat memberikan manfaat di masa mendatang dikelompokkan sebagai harta. Pengertian Pengendalian
Menurut James dan Polimeni (1985:7), pengendalian (control) adalah “proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumya dengan tujuan akhir membandingkan pelaksanaan sebenarnya (actual) dengan program atau budget yang disiapkan melalui fungsi perencanaan”.
Dengan menggunakan perbandingan realisasi aktual, suatu keputusan mengenai efesiensi operasi dan profitabilitas berbagai produk dapat dibuat. Perbedaan antara biaya budget (biaya standar) dan biaya sebenarnya menuntut adanya tindakan manajemen. Respon manajemen terhadap hasil aktual merupakan hal yang sangat penting, tetapi hal yang lebih penting adalah menelaah dan melakukan perbaikan terhadap proses pengendalian itu sendiri.
Proses Pengendalian
Menurut Robert N. Anthony dan Vijay (2002:66), sebuah proses pengendalian melewati beberapa tahap berikut:
1. Dimulai dari pengumpulan semua informasi yang tersedia untuk membuat sebuah perencanaan strategis untuk melaksanakan tujuan dan strategi organisasi.
2. Perencanaan yang bersifat strategis kemudian dimasukkan ke dalam anggaran tahunan yang dipusatkan pada perhitungan pendapatan dan belanja yang direncanakan oleh masing-masing pusat penanggung jawab.
3. Pusat tanggung jawab dituntun oleh aturan-aturan dan informasi formal lain.
4. Pusat tanggung jawab menjalankan operasi-operasi yang ditugaskan. Kemudian hasilnya dinilai dan dilaporkan.
5. Hasil-hasil aktual kemudian dibandingkan dengan yang tercantum dalam anggaran untuk menentukan apakah kinerja memuaskan atau tidak.
6. Jika hasilnya memuaskan, pusat tanggung jawab menerima umpan balik dalam bentuk pujian atau penghargaan lain.
7. Jika hasilnya tidak memuaskan, umpan balik yang diterima akan mendorong dilakukannya tindakan korektif disetiap pusat tanggung jawab serta kemungkinan untuk melakukan revisi dalam perencanaan yang dibuat.
Fungsi Pengendalian
Menurut Anthony & Vijay (2002:73) seorang pengendali menjalankan fungsi-fungsi berikut:
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan hasil aktual untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan personal manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendalian. Mutu
Menurut Tjiptono dan Diana (2001:34) mengemukakan”biaya mutu adalah biaya yang mungkin terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas buruk. Definisi lain dikemukakan oleh Tunggal (1992:52) mendefinisikan “biaya mutu adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan mutu produk atau jasa yang tidak tercapai, seperti yang didefinisikan oleh persyaratan yang disediakan oleh perusahaan dan kontraknya dengan pelanggan dan masyarakat”.
Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan suatu produk atau jasa yang dimiliki tidak terlepas dari penerapan pengendalian mutu dalam rantai bisnis. Sehingga pengendalian mutu ini pun membutuhkan suatu pengawasan untuk menjamin pelaksanaan perencanaan mutu yang telah ditetapkan. Menurut Hadiwiardjo dan Wibisono (1996:18) “pengendalian mutu adalah istilah yang menyatakan keseluruhan kegiatan dan teknik dalam proses yang dimaksudkan untuk menciptakan karakteristik mutu tertentu. Kegiatan ini mencakup pemantauan, mengurangi kemungkinan perubahan atau perbedaan, penghilangan sebab-sebab yang diketahui, dan usaha-usaha untuk meningkatkan keefektifan ekonomi”.
Menurut Hansen dan Mowen dalam mengatakan bahwa “Cost of Quality are the cost that exist because poor quality may or does exist.”(Hansen Mowen: 437). Definisi biaya mutu yang lain juga diungkapkan oleh Blocher (2000:175) yaitu “Cost of Quality are cost associated with the prevention, identification, repair and rectification of poor quality, and with opportunity costs, from lost production time and sales as a result of poor quality”. Selain itu Blocher (2000:220) mengidentifikasi empat kategori utama biaya mutu, yaitu:
a. Biaya Pencegahan (prevention cost) b. Biaya Penilaian (appraisal cost)
d. Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost) Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diduga bahwa penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kualitas produk pada PT.Sermani Steel Makassar belum berpengaruh secara signifikan.
METODE PENELITIAN Lokasi Dan Waktu Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, yang menjadi lokasi penelitian adalah PT Sermani Steel Makassar bertempat dijalan Urip Sumohardjo Provinsi Sulawesi Selatan Indonesia.Penelitian ini kurang lebih 2(dua) bulan yaitu 2 Mei sampai dengan 6 Juli 2011.
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam pembahasan ini adalah metode deskriptif dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan unsur-unsur biaya mutu. Tabel 1 PT. XXX Laporan Biaya Mutu
Tahun 2008-2009
Jenis Biaya Mutu 2008 2009
Biaya Pencegahan : Pengembangan sistem Pelatihan Kualitas
Supervisi untuk Aktivitas Pencegahan Proyek Perbaikan Kualitas
Total Biaya Penilaian : Inspeksi
Pengujian Reliabilitas
Supervisi untuk Pengujian & Inspeksi Depresiasi untuk Peralatan Pengujian
Total
Biaya Kegagalan Internal : Biaya Sisa Bahan Baku
Panundaan Akibat Kualitas yang buruk Pembuangan Produk yang Cacat
Total
Biaya Kegagalan Eksternal :
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Garansi Perbaikan Garansi Penggantian Retur
Biaya Field Servicing Jumlah
Total Biaya Mutu Penjualan
% Biaya Mutu dari Penjualan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Sumber : Garrison dan Norreen ( 2000: 852 )
2. Pembuatan informasi biaya mutu.
3. Mengukur persentase biaya mutu terhadap penjualan. (Blocher, 2000) Biaya Mutu
% Biaya Mutu = --- Penjualan
Hansen dan Mowen (2001:962), para ahli kualitas menjelaskan bahwa “tingkat kualitas optimal seharusnya sekitar 2-4% dari penjualan.
4. Regresi linear berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Cara pengolahan datanya dengan membandingkan unsur-unsur biaya mutu dengan tingkat produk dibawah standar dengan menggunakan analisis regresi linear dengan rumus persamaan sebagai berikut :
Y = a0 + b1X1 + b2X2
Y : Tingkat Kerusakan (Kualitas Produk) X1 : Biaya Pencegahan
X2 : Biaya Penilaian
X1, X2 adalah variable bebas yang akan menjelaskan Y sebagai variabel tak bebas
atau variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Parameter b1, b2 merupakan koefisien regresi yang perlu ditaksir yang dapat diketahui dengan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Unsur-unsur Biaya Mutu pada PT.Sermani Steel Makassar
Pelaporan biaya mutu diawali dengan mengidentifikasi biaya-biaya mutu yang dikeluarkan perusahaan dan mengklasifikasi biaya-biaya tersebut kedalam setiap kategori yang terdapat dalam biaya mutu. Dalam operasi PT.Sermani Steel Makassar tidak ada kegagalan eksternal karena sebelum produk samapai ketangan konsumen, produk tersebut sudah dipastikan memenuhi standar perusahaan oleh Quality Assurance Department dan Quality control Department.
Biaya pengadaan dan pembianaan karyawan yang terjadi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada table 1 berkut ini.
Tabel 1
PT.Sermani Steel Makassar Pengadaan dan Pembinaan Karyawan
Tahun 2008 – 2010
Tahun Pengadaan dan Pembinaan
karyawan 2008 2009 2010 4.922.000 4.928.000 7.434.000 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
1. Biaya Kesejahteraan
Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk memberikan pertanggungan kepada karyawan pabrik untuk memotivasi mereka agar dapat memberikan yang terbaik bagi perusahaan.
Biaya Kesejahteraan yang terjadi pada tahun 2008 sampai tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2
PT.Sermani Steel Makassar Biaya kesejahteraan Karyawan
Tahun 2008-2010
Tahun Biaya Kesejahteraan Karyawan 2008 2009 2010 Rp 98.434.000 Rp 134.044.00 Rp 101.543.000 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
a. Biaya penilaian
Biaya Yang terjadi berkaitan dengan pelaksanaan pemeliharaan mesin/peralatan yang dilakukan oleh karyawan Biro QA/QC untuk pengujian dalam menjamin keakuratan peralatan pengujian.
Pemeliharaan mesin/peralatan yang terjadi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3
PT.Sermani Steel Makassar Pemeliharaan Mesin/Peralatan
Tahun 2008-2010
Tahun Pemeliharaan Mesin dan peralatan 2008 2009 2010 140.050.000 168.017.000 147.830.000 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
2. Keamanan dan Keselamatan Kerja
Biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan kerja seperti alat-alat pengaman kerja dan biaya pemakaian bahan pembantu.
Biaya keamanan dan keselamatan kerja yang terjadi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4
PT.Sermani Steel Makassar Kemanan dan keselamatan kerja Tahun 2008-2010
Tahun Keamanan dan keselamatan kerja 2008 2009 2010 2.795.000 5.667.000 16.145.000 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
3. Biaya Penelitian dan Pengembangan
Biaya ini berhubungan dengan kegiatan penelitian dan pengujian bahan yang akan digunakan pada proses produksi agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diterapkan perusahaan.
Biaya penelitian dan pengembangan yang terjadi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:
Tabel 5
PT.Sermani Steel Makassar Biaya Penelitian dan Pengembangan
Tahun Biaya Penelitian dan pengembangan 2008 2009 2010 Rp 90.309.000 Rp 171.094.000 Rp.117.778.000 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
b. Biaya Kegagalan Internal
Biaya penilaian dan pengembangan kembali merupakan biaya yang berkaitan dengan pengujian kembali,inspeksi kembali, dan pengerjaan ulang produk yang tidak sesuai dengan standar atau spesifikasi yang ditetapkan sehingga pada akhirnya dicapai tingkat mutu yang disyaratkan.Biaya penelitian kembali dan pengembangan kembali yang terjadi pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6
PT.Sermani Steel Makassar
Biaya Penelitian dan Pengembangan Kembali Tahun 2008-2010
Tahun Biaya Penilaian dan pengembangan kembali 2008 2009 2010 Rp 81.662.000 Rp 165.561.000 Rp 85.665.000 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
Penyusunan Laporan Biaya Mutu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam PT.Sermani Steel Makassar tidak terdapat biaya kegagalan eksternal karena sebelum produk sampai ketangan konsumen,produk tersebut melalui serangkaian pemeriksaan kualitas agar produk yang berada ditangan konsumen dipastikan memenuhi standar perusahaan sedangkan produk yang tidak memenuhi spesifikasi dilakukan pengolahan dan pengujian kembali.Sedangkan serangkaian pemeriksaan dan pengujian ini dilakukan oleh Quality Assurance Department dan Quality Control Department.
Untuk lebih jelasnya laporan biaya mutu PT.Sermani Steel Makassar tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini :
Tabel 7
PT.Sermani Steel Makassar Laporan biaya mutu
Jenis Biaya Mutu 2008 2009 2010 Biaya Pencegahan
Pengadaan dan Pembinaan karyawan Biaya kesejahteraan Karyawan Jumlah
Biaya Penilaian
Pemeliharaan mesin\peralatan Keamanan dan keselamatan kerja Biaya penelitian dan pengembangan Jumlah
Biaya Kegagalan Internal
Biaya Penelitian dan pengembangan kembali Jumlah
Total Biaya Mutu Penjualan
%Biaya Mutu dari Penjualan
4.922.000 98.434.000 103.356.000 140.050.000 2.795.000 90.309.000 233.154.000 81.662.000 81.662.000 418.112.000 17.579.706.000 2,48 4.928.000 134.044.000 138.912.000 168.017.000 5.677.000 171.094.000 344.788.000 165.561.000 165.561.000 649.261.000 19.470.644.000 2,33 7.434.000 101.543.000 108.917.000 147.830.000 16.145.000 117.778.000 281.753.000 85.665.000 85.665.000 476.335.000 21.592.440.000 2,21
Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
1. Pengukuran Persentase Biaya Mutu Terhadap Penjualan
Signifikansi keuangan dari biaya mutu dapat lebih mudah dinilai dengan menggambarkan biaya mutu dalam bentuk persentase dari penjualan sesungguhnya berdasarkan laporan biaya mutu diatas, persentase biaya mutu terhadap penjualan actual tahun 2008 sampai 2010 adalah sebagai berikut :
Tabel 8
PT.Sermani Steel Makassar
Persentase biaya mutu terhadap penjualan Tahun 2008-2010
Tahun Biaya Mutu Penjualan %biaya mutu dari
penjualan 2008 2009 2010 418.112.000 649.261.000 476.335.000 17.579.706.000 19.470.644.00 21.592.440.000 2,48 2,33 2,21 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah penjualan mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai pada tahun 2010, sedangkan persentase biaya mutu terhadap penjualan mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai tahun 2010. Dengan melihat persentase biaya mutu terhadap penjualan yang mengalami penurunan setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa pengendalian kualitas produk
telah berjalan dengan baik. Hal ini juga dapat dilihat dari proporsi produk dibawah standar yang menurun.
Berikut ini adalah data produksi yang dihasilkan oleh PT.Sermani Steel Makassar beserta produk dibawah standar selama tahun 2008 sampai tahun 2010.
Tabel 9
PT.Sermani Steel Makassar
Laporan Jumlah Produksi dan Produk Dibawah Standar Tahun 2008- 2010 Tahun Produksi ( Ton) Produk Dibawah Standar (Ton) Persentase (%) 2008 2009 2010 11.500 13.000 15.000 345 260 292 3 2 1 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
2. Analisis Pengaruh Biaya Mutu Terhadap Produk Dibawah Standar
PT.Sermani Steel Makassar terus menerus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dengan pendekatan biaya mutu sudah pasti dapat mewujudkan hal tersebut. Tetapi, yang menjadi pertanyaan penting yang harus dianalisis yaitu, seberapa besar biaya mutu yang akan dan telah dikeluarkan dapat mempengaruhi tingkat kualitas produk yang dihasilkan? Analisis regresi linear pada program SPSS Versi.14 for windows diperkenankan untuk memecahkan masalah tersebut. Analisis regresi berguna untuk memprediksi seberapa jauh pengaruh satu variable bebas (independent) terhadap variable bergantung (dependent) . Adapun distribusi biaya pencegahan dan biaya penilaian tahun 2008 sampai 2010 per triwulan dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10
PT.Sermani Steel Makassar Laporan Per Triwulan
Biaya Pengendalian dan Produk Dibawah Standar Tahun 2008 – 2010
Tahun Periode Biaya pencegahan X1 Biaya Penilaian X2 Produk Dibawah Standar Y 2008 Januari – Maret April – Juni Juli – September Oktober– 27.233.000 26.270.000 25.450.000 24.403.000 59.988.000 58.788.500 57.850.000 56.527.500 88,25 86,25 85,30 85,20
Desember Jumlah 103.356.000 233.154.000 345 2009 Januari – Maret April – Juni Juli – September Oktober -Desember Jumlah 36.120.000 35.152.000 34.250.000 33.390.000 138.912.000 87.540.000 86.750.000 85.797.000 84.701.000 344.788.000 66,75 65,45 64,55 63,25 260 2010 Januari – Maret April – Juni Juli – September Oktober -Desember Jumlah 29.820.000 27.259.000 26.929.250 24.908.750 108.917.000 72.953.000 70.990.000 69.890.000 67.920.000 281.753.000 70,75 72,25 75,67 73,33 292 Jumlah 351.185.000 859.695.000 897 Sumber : PT.Sermani Steel Makassar
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk melihat sebarapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,penulis menggunakan analisis regresi linear.Hasil pengolahan datanya dapat dilihat pada table 11 berikut ini:
Tabel 11
Analisi Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 119.414 3.600 33.169 .000 Biaya_Pencegahan 1.53E-006 .000 .711 4.475 .002 Biaya_Penilaian -1.25E-006 .000 -1.620 -10.196 .000
a Dependent Variable: Produk_Dibawah_STD sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil uji SPSS dengan menggunakan software SPSS versi 14 for Windows® maka didapat hasil:
R= 0,986 dengan tingkat signifikansi 0,00.. Y = 119.414 + (1.53E-006 X1) - (-1.25E-006 X2)
R sebesar 0,986 dengan tingkat signifikasi <0,05 menyatakan bahwa model regresi tepat menggambarkan bahwa seluruh variabel independent secara simultan (biaya pencegahan dan biaya penilaian) mempengaruhi variabel independent (produk dibawah standar) sebesar 98,6% sangat berarti. Ini menjelaskan bahwa tindakan PT.
Sermani Steel Makassar untuk menjelaskan bahwa tindakan PT.Sermani Steel Makassar untuk mengurangi produk dibawah standar dengan mempengaruhi atau merubah variabel biaya pencegahan dan biaya penilaian secara simultan merupakan tindakan yang tepat karena kedua komponen biaya tersebut berpengaruh sanagt kuat terhadap produk dibawah standar. Secara parsial, jika variable biaya pencegahan dinaikkan sebanyak satu unit, maka akan mepengaruhi variabel dependent produk dibawah standar sebesar 1,53 x 10-6.
Sementara secara parsial pula biaya penilaian dinaikkan sebanyak satu unit maka akan mempengaruhi variabel dependent produk dibawah standar secara negatif sebesar 1,25 x 10.
Dari hasil uji Anova atau F test diatas,dapat dihitung sebesar 156,860 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang jauh lebih kecil dari pada derajat kepercayaan dengan probabilitas 0,05, maka variabel X1 dan X2 dapat digunakan untuk memprediksi
tingkat produk dibawah standar. Berdasarkan hasil uji anova atau F test diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian dapat memprediksi tingkat produk dibawah standar. Berdasarkan hasil uji t diatas untuk menguji konstanta variabel dependen X1 dan X2 diperoleh nilai t hitung variabel X1
sebesar 4.475 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari pada derajat kepecayaan dengan probabilitas 0,05 yang berarti bahwa variabel X1 berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat produk dibawah standar sedangkan nilai t hitung variabel X2 -1.620 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari pada
derajat kepercayaan dengan probabilitas 0,05, yang berarti bahwa variabel X2
berpengaruh secara signifikan terhadap produk dibawah standar.
Berdasarkan hasil uji t diatas, maka penulis berkesimpulan bahwa biaya pencegahan (X1) dan biaya penilaian (X2) berpengaruh signifikan terhadap tingkat
produk dibawah standar, sedangkan angka R model regresi sebesar 0,986 menandakan hubungan yang sangat kuat antara variabel independen dan variabel dependen. Angka r square model regresi sebesar 0,972 menandakan bahwa produk dibawah standa (Y) dapat dijelaskan oleh variabel biaya pencegahan (X1)dan variabel
biaya penilaian (X2), sedangkan sisanya dijelaskan dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak dianalisis dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu biaya pencegahan dan biaya penialaian mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan variabel dependen yaitu produk dibawah standar.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan terhadap penerapan biaya mutu sebagai alat pengendalaian kualitas produk pada PT.Sermani Steel Makassar, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Penerapan biaya mutu khususnya biaya pencegahan dan biaya penilaian dalam pengendalian kulaitas produk pada PT.Sermani Steel Makassar telah berpengaruh secara signifikan.
2. Berdasarkan analisis regresi linear berganda, maka dapat disimpulkan bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian mempunyai hubungan negative terhadap tingkat produk dibawah standar. Ini berarti bahwa peningkatan biaya pencegahan dan biaya penilaian mampu mengurangi tingkat produk dibawah standar.
3. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan pengaruh secara simultan berdasarkan uji anova atau F test, bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian dapat memprediksi tingkat produk dibawah standar.
4. Berdasarkan hasil penelitian ,maka dapat disimpulkan pengaruh secara parsial berdasarkan uji t, bahwa biaya pencegahan dan biaya penilaian berpengaruh signifikan terhadap tingkat produk dibawah standar.
DAFTAR PUSTAKA
Feigenbaum, A. V.1996. Kendali Mutu Terpadu. Edisi Ketiga Terjemahan oleh Ir. Hudaya Kandahjaya,M.S. Penerbit Erlangga : Jakarta.
Hadiwiardjo, Bambang, & Sulistijarningsih Wibisono, 1996. Sistem Manajemen Mutu, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung.
Hasan Ikbal M, 2002. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif), Edisi Kedua, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya : Penentuan Harga Pokok,Ikhitisar Teori,soal dan penyelesaian.Yogyakarta :ANDI Offset.
Muhandri, Tjahja dan Darwin Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Bogor : IPB press.
Purnama, Nursyabani. 2006. Manajemen Kualitas, Edisi Pertama. Yogyakarta : Ekonisia.
Santoso, Singgih. 2006. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 14. PT. Media Elex Komputindo. Jakarta
Tjiptono, Fandi dan Anastasia Diana. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta : ANDI Offset.