BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahFungsi salah satu dari pendidikan yaitu untuk menciptakan generasi muda siap terjun ke dunia kerja. Tidak hanya berbekal pengetahuan saja, memiliki keterampilan atau skill sudah menjadi keharusan untuk dapat bersaing di dunia kerja dan memperbaiki kualitas hidup manusia. Keterampilan itu sendiri dapat di peroleh dan diasah salah satunya melalui kegiatan pendidikan di sekolah yang lumrah disebut sebagai kegiatan ekstrakurikuler (Dahliyana, 2017). Kegiatan ekstrakurikuler terbagi atas berbagai jenis kegiatan yang tersedia diseluruh sekolah dan dikelompokkan berdasarkan kemampuan dan minat peserta didik.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl (SISDIKNAS) Bab I Pasal 1 yang
berbunyi “pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan
terencana dalam menciptakan suasana proses belajar mengajar yang aktif untuk mengembangkan potensi diri peserta meliputi kekuatan kepribadian, spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan diri, masyarakat, bangsa dan negara”.
Diperkuat dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl (SISDIKNAS) BAB V tentang Peserta Didik Pasal 12 ayat 1b menyatakan bahwa “setiap peserta
didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya”.
Berdasarkan penjelasan diatas, setiap sekolah memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang dijadikan wadah atau fasilitas penunjang dalam mengasah kemampuan, minat, dan siswa. Upaya tersebut merupakan salah satu bentuk untuk mengembangkan talenta atau bakat dalam diri peserta didik. Dilihat dari tujuannya, kegiatan ekstrakurikuler memuat cerminan mengenai nilai-nilai yang baik dan luhur seperti menanamkan sifat jujur, adil, bertanggung jawab, religius yang pantas, benar, dan indah untuk kehidupan.
Pada Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum disebutkan bahwa peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti program ekstrakurikuler pilihan terkait maupun yang tidak berkaitan pada suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar.
Program ekstrakurikuler menjadi salah satu wadah yang menyalurkan berbagai keperluan untuk perkembangan siswa yang berbeda; misalnya peningkatan akan nilai moral dan sikap, kreativitas, serta kemampuan. Peserta didik dapat belajar mengembangkan dan menemukan kemampuan potensinya, berkomunikasi, serta meningkatkan jiwa kerja sama terhadap orang lain melalui partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, akan menjadikan satu nilai kelebihan
bagi peserta didik apabila mampu mengembangkan bakatnya dalam meraih prestasi tingkat kota, nasional, dan internasional.
Jenis-jenis ekstrakurikuler di sekolah telah dimuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Ekstrakurikuler Pendidikan Dasar dan Menengah antara lain yaitu:
1 Karya ilmiah, seperti: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, cerdas cermat, dan lainnya;
2 Sosial dan nilai, seperti: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya; 3 Latihan olah-bakat latihan olah-minat, seperti: kegiatan bakat
bidang olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
4 Keagamaan, seperti: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis Al Qur’an; atau
5 Bentuk kegiatan lainnya.
Dari jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler yang telah ditetapkan di atas, terdapat 7 jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 5 Kota Jambi, antara lain yaitu: 1) Kepramukaan; 2) Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra); 3) Futsal; 4) Penelitian Ilmiah Remaja Bidang (PIR) IPA; 5) English Club (Story telling); 6) Palang Merang Remaja (PMR); dan 7) Vokal grup, seni lukis dan kaligrafi, serta tari.
Peserta didik sangat tertarik berada lama di sekolah salah satunya karena adanya kegiatan ekstrakurikuler yang berfungsi sebagai wadah dalampenyaluran dan pengembangan potensi dan minat di dalam diri. Supaya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah berjalan lancer sesuai tujuan awal tentu harus ada arahan dari pemimpin. Pemimpin ialah orang yang memimpin. Pada satuan pendidikan, kepala sekolah merupakan orang yang memimpin di sekolah. Agar sekolah dapat terarah sesuai deengan tujuan tentunya ada peran dan tugas yang harus dipehuhi kepala sekolah.
Kepemimpinan kepala sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengatur bagaimana kegiatan di sekolah agar dapat berkembang dan meningkat setiap tahunnya. Kepala sekolah juga memiliki wewenang sebagai pemimpin dalam mengarahkan bawahan untuk menvaoai tujuan sekolah melaui kegiatan yang ada.
Hal itu sejalan dengan pendapat Mulyasa (2017) menjelaskan kepemimpinan merupakan suatu kegiatan mempengaruhi dan membujuk orang agar melakukan tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu fungsi kepemimpinan kepala sekolah yaitu mengatur perencanaan, menata komponen di sekolah, memainkan peran sebagai pengawas dan pengarah, serta melaksanakn pengelolaan pengawasan.
Jadi secara garis besar salah satu keberhasilan sekolah sangat dipengaruhi dengan keberhasilan kepala sekolah sebagai pemimpin dalam mengelola tenaga pengajar non pengajat yang ada di sekolah untuk mendidik peserta didik dan mewujudkan program-program sekolah yang
telah ditetapkan. Salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam pengelolaan kegiatan di sekolah adalah kepala sekolah.
Menurut Yahdiyani (2020) seorang kepala sekolah bukanlah penguasa yang bebas memerintah bawahannya secara sewenang-wenang, tetapi kepala sekolah merupakan pemimpin bagi guru dan pegawai yang memiliki tugas dan peran sentral dalam memajukan atau mundur sebuah sekolah. Efektivitas kepala sekolah yang selalu membina, mengarahkan, memotivasi, memberi teladan, serta mensupervisi bawahannya, melalui jalinan komunikasi dua arah agar tugas dan perintah yang di tanggung jawabkan dapat terlaksana dengan baik mencapai tujuan sesuai perencanaan di awal.
Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dengan baik dan mengalami progress seiring berjalannya waktu (tidak diam ditempat) tentu harus memiliki pedoman atau peraturan yang harus dilaksanakan. Selain itu juga harus ada kerjasama dari guru/pembina ekstrakurikuler seperti memberi pengenalan kepada peserta didik, dan mengarahkan potensi dan minat peserta didik kemana. Maka ditarik kesimpulan, untuk mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler disekolah kepala sekolah dan guru/pembina harus menjalankan peran nya masing-masing untuk mencapai tujuan yang dihendaki.
Adapun pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 5 Kota Jambi ini dengan membentuk serta melimpahkan perencanaan kegiatan
ekstrakurikuler kepada koordinator yang telah ditunjuk untuk setiap kegiatan ekstrakurikuler.
Berdasarkan fakta di lapangan, menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mendapatkan proporsi yang belum seimbang dan kurang mendapat perhatian. Hal itu terbukti melalui hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 5 Kota Jambi, adanya kegiatan yang belum berjalan sesuai dengan jadwal yang telah diatur oleh sekolah. Contohnya kegiatan seni pada saat awal semester latihan nya teratur, namun di ujung semester tidak tampak melaksanakan kegiatan dengan teratur. Kegiatan pramuka yang tidak lagi di ikut sertakan dalam kegiatan lomba atau acara penting sehingga sudah tidak ada lagi catatan prestasi yang ada dikegiatan ini. Selain itu, kegiatan futsal dan paskibra yang dipegang oleh satu pembina yang menjadi tumpang tindih tupoksi guru pembina.
Berdasarkan penjabaran permasalahan tersebut, maka peneliti akan mendalami penelitian ini serta menjadikan ini penelitian ilmiah dengan judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMP Negeri 5 Kota Jambi”. Pada penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan yang diteliti yaitu lebih mendalami penelitian terkait kepemimpinan kepala sekolah sebagai stake holder di sekolah yang memiliki wewenang besar dalam mempengaruhi komponen di sekolah untuk melakukan perubahan dan mewujudkan kegiatan ekstrakurikuler yang lebih baik lagi dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka, paskibra, futsal, dan seni.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 5 Kota Jambi ?
2. Apa kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri 5 Kota Jambi ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 5 Kota Jambi. 2. Untuk mengetahui apa saja kendala yang dihadapi kepala sekolah
dalam pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 5 Kota Jambi.
1.4 Manfaat Penelitian
Pada topik penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan banyak manfaat positif terhadap disiplin ilmu. Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini baik secara teoritis maupun praktis yaitu:
1 Secara Teoritis :
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan Ilmu Pendidikan khususnya yang berkaitan dengan Manajemen Pendidikan dengan memberikan informasi
tentang kepemimpinan kepala sekolah serta dapat mengaktualisasikan ilmu yang diperoleh saat duduk di perkuliahan dan realitas di masyarakat.
2 Secara Praktis :
Secara praktis hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau referensi serta pertimbangan bagi pihak sekolah yaitu kepala sekolah serta guru pembina ekstrakurikuler untuk membenahi pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler; selain itu, penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan pengetahuan serta kemampuan untuk menganalisis tentang “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler”.