• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPARASI ANALISIS TEBAL PERKERASAN LAPIS TAMBAH (OVERLAY) DENGAN METODA ASPHALT INSTITUTE DAN ANALISA KOMPONEN PADA JALAN CIHAMPELAS KOTA BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPARASI ANALISIS TEBAL PERKERASAN LAPIS TAMBAH (OVERLAY) DENGAN METODA ASPHALT INSTITUTE DAN ANALISA KOMPONEN PADA JALAN CIHAMPELAS KOTA BANDUNG"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPARASI ANALISIS TEBAL PERKERASAN LAPIS

TAMBAH (OVERLAY) DENGAN METODA ASPHALT

INSTITUTE

DAN ANALISA KOMPONEN PADA JALAN

CIHAMPELAS KOTA BANDUNG

COMPARISON ANALYSIS OF THICKNESS LAYER ADDED

PAVEMENT (OVERLAY) WITH ASPHALT INSTITUTE METHOD

AND COMPONENTS ANALYSIS METHOD AT CIHAMPELAS

STREET BANDUNG

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Konstruksi Sipil

Di Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

ADITYA PERMANA

NIM. 101121033

R GERY SANDY AGTIAR NIM. 101121056

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2013

                   

(2)

                   

(3)

                   

(4)

ABSTRAK

Tahap perencanaan pada proyek pembuatan jalan memegang peranan yang penting, salah satunya adalah pada saat penentuan nilai tebal perkerasan lentur. Konstruksi jalan yang telah habis masa pelayanannya perlu dilakukan lapis ulang dengan tujuan meningkatkan kembali nilai kekuatannya, menaikan tingkat keamanan dan kenyamanan, serta memperbaiki tingkat kekedapan terhadap air. Sebelum dilakukan lapis ulang (overlay) perlu dilakukan perhitungan yang tepat agar mendapatkan hasil yang optimal baik dari segi kekuatan, umur rencana, maupun dari segi ekonomis. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi yang tinggi, menyebabkan munculnya kebutuhan analisis secara cepat yaitu dengan menggunakan komputer. Inilah yang melatarbelakangi penggunaan software yang diharapkan dapat membuat praktis perhitungan.

Tugas Akhir ini membahas perhitungan nilai rancang tebal perkerasan dengan metoda

Asphalt Institute dan Metoda Analisa Komponen untuk memperoleh hasil perencanaan dan

perbandingan parameter yang terdapat dalam kedua metoda tersebut dengan, memperhatikan nilai–nilai yang lebih ekonomis dan efisien dari segi ketebalannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tebal perkerasan diantaranya kondisi lalu lintas, kondisi tanah dasar, faktor lingkungan dan kondisi perkerasan eksisting jalan. Persamaan dari kedua metoda tersebut adalah dalam menghitung tebal efektif perkerasan, berdasarkan pada nilai korelasi antara beban lalu lintas, kondisi tanah daasr dan kondisi perkeraasn eksisting.

Dari hasil perhitungan tebal perkerasan yang berlokasi di Jalan Cihampelas Kota Bandung, didapat nilai tebal perkerasan yang berbeda pada tiap metoda yang dipakai. Metoda yang dianggap ekonomis dan efisien adalah Metoda Analisa Komponen dengan biaya yang lebih murah sekitar 7% dari Asphalt Institute dan memiliki tebal perkerasan yang lebih tipis namun tetap optimal hingga akhir umur rencana dan sesuai spesifikasi minimum yang disyaratkan.

Kata Kunci : Overlay, Metoda Analisa Komponen, Metoda Asphalt Institute

                   

(5)

ABSTRACT

Planning in overlay construction projects is an important role. For example, in determining the value of asphalt thickness pavement. Road which out of services requires overlay so that it can develop the strength of asphalt pavement value, improve safety and comfort, and the watertightness. Before paving, it is better to obtain the exact calculation first to get optimal results both in terms of strength, plans of time of the strength limit, and economical cost. Along with the development of technology, need of analysis must be rapid. Therefore, using software is a must to fulfill the needs.

This Final Project discusses the calculation of asphalt pavement thickness with the Asphalt Institute methods and Component Analysis Method. By using those methods, it will obtain the results of planning and parameters comparison, between them it will focus on values that are more economical and efficient beside. There are several factors that affect the value of asphalt pavement thickness such as traffic conditions , subgrade conditions , environmental factors and the condition of the existence asphalt pavement . The equation of the two methods is in calculating effective pavement thickness according to the correlation between the value of the traffic load, subgrade conditions and the condition of the existence asphalt pavement.

As result, the calculation of pavement thickness which is located in Cihampelas, Bandung, gets the difference of pavement thickness values by using those methods. The method which is apparently more economical and efficient is Component Analysis Method with a cheaper cost about 7% rather than the Asphalt Institute. Additionally, the asphalt pavement thickness has a thinner slab that is still optimum to the end of plans of time of the strength limit, and it appropriate with minimum required specifications.

Keywords: Overlay, Component Analysis method, Asphalt Institute method

                   

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir dengan judul “Komparasi Analisa Tebal Lapis Tambah (Overlay) Dengan Metode Asphalt Institute dan Metode Analisa Komponen Pada Jalan Cihampelas Kota Bandung”, tepat pada waktunya.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Konstruksi Sipil di Politeknik Negeri Badung. Serta sebagai dasar evaluasi yang berdasarkan pada hasil-hasil kegiatan perkuliahan yang telah dijalani dan sebagai tambahan pengetahuan bagi penyusun sendiri. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam penyusunan laporan Tugas Akhir, yaitu kepada :

1. Kepada kedua orang tua penulis.

2. Bapak Ir. Taufik Hamzah, MSA., MBA. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung.

3. Ibu Lilian Diasti Dessi Widuri,SST.,MT selaku dosen pembimbing.

4. Ibu Yusmiati Kusuma,SST.,MT.,MSC. dan Bapak Mochamad Duddy S.,Ir.,MT. Selaku dosen penguji. 5. Pihak - pihak lain yang telah banyak membantu, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dengan mendapatkan pahala yang berlipat.

Bandung, Juli 2013 Penyusun                    

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

DAFTAR ISTILAH ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. LATAR BELAKANG ... 1 1.2. TUJUAN ... 3 1.2.1. Tujuan Umum ... 3 1.2.2. Tujuan Khusus ... 3 1.3. LOKASI TINJAUAN ... 4 1.4. PERUMUSAN MASALAH ... 6 1.4.1. Permasalahan ... 6

1.4.2. Ruang Lingkup Pembahasan ... 6

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ... 8

2.1 Tinajauan Pustaka ... 8 2.2 Pengertian Jalan ... 10 2.2.1 JaringanJalan ... 12                    

(8)

2.2.2. Klasifikasi Jalan Menurut Fungsinya ... 15

2.2.3. Klasifikasi Jalan Menurut Statusnya. ... 15

2.3 PERKERASAN JALAN ... 16

2.4 PERKERASAN LENTUR ... 18

2.4.1. Lapis Permukaan (surface) ... 21

2.4.2. Lapis Pondasi (base) ... 22

2.4.3. Lapis PondasiBawah (sub-base) ... 24

2.4.4. Tanah Dasar (subgrade) ... 25

2.5 Campuran Beraspal Panas ... 25

2.6 Perkrasan Lapis Tambah (Overlay) PadaPerkerasanLentur ... 29

2.7 Parameter UmumPerencanaanTebalLapisanKonstruksiPerkerasan... 31

2.7.1. Fungsi Jalan ... 31

2.7.2. Kinerja Perkerasan ... 32

2.7.3. Umur Rencana ... 32

2.7.4. Kondisi Lalu Lintas ... 32

2.7.5. Sifat Tanah Dasar (Subgrade) ... 34

2.7.6. Kondisi Lingkungan ... 35

2.7.7. Sifat Material Lapisan Pekerjaan ... 36

2.7.8. Bentuk Geometrik Lapisan Pekerjaan ... 36

2.8. MetodaPerencanaanTebalPekerasan ... 37

2.8.1. Metoda Analisa Komponen ... 38

2.8.2. Metoda Asphalt Institute ... 54

2.9 Software Yang DigunakanDalamPerencanaanTebalPerkerasan ... 66                    

(9)

2.9.1. Software Bina Marga Analisa Komponen ... 67

2.9.2. Software SW-1 Asphalt Institute ... 70

BAB III METODOLOGI ... 75

3.1. MetodaPelaksanaanTugasAkhir ... 75

3.2. Metode Analisa Komponen ... 78

3.3. MetodaAsphalt Institiue MS-17 ... 81

3.4. Rencana Anggaran Biaya ... 83

BAB IV ANALISIS DATA ... 84

4.1. Penyajian Data ... 84

4.1.1. Data Ruas Jalan ... 85

4.1.2. Data Kondisi Lingkungan Jalan ... 85

4.1.3. Data Kondisi Eksisting Perkerasan ... 85

4.1.4 Data Lalu Lintas ... 86

4.2. Perhitungan Metoda Analisa Komponen ... 87

4.2.1. Lalu Lintas Rencana ... 87

4.2.2. Daya Dukung Tanah ... 94

4.2.3. Tebal Lapis Perkerasan ... 95

4.3. Perhitungan Metode Asphalt Institute MS-17 ... 99

4.3.1. Lalu Lintas Rencana ... 99

4.3.3 Analisa Tanah Dasar ... 105

4.3.3. Tebal Perkerasan Eksisting ... 105

4.3.4. Tebal Perkerasan Efektif... 106

4.4. Perhitungan Menggunakan Software ... 109

                   

(10)

4.4.1. Software AnalisaKomponenBinaMarga ... 109

4.4.2. Software SW-1 Asphalt Institite ... 112

4.5. Analisa Hasil Perhitungan ... 117

4.5.1. PerbandinganPerhitungan manual dansoftware AnalisaKomponen ... 117

4.5.2. PerbandinganPerhitungan manual dansoftware Asphalt Institute ... 118

4.5.3. PerbandinganPerhitunganAsphalt Institute danAnalisaKomponen ... 119

4.6. Rencana Anggaran Biaya ... 123

4.6.1. Volume Pekerjaan ... 123

4.6.2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan / AHSP ... 127

4.6.3. Rekapitulasi Biaya ... 135 BAB V PENUTUP ... 140 5.1. Kesimpulan ... 140 5.2. Saran ... 141 DAFTAR PUSTAKA ... 142 LAMPIRAN... 144                    

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tebal minimum Lapis Perkerasan 20

Tabel 2.2 Tebal aspal minimum berdasarkan lalu-lintas 22 Tabel 2.3 batas tebal minimum pondasi atas (base) 22 Tabel 2.4 Penggolongan kendaraan berdasar Pd.T-19-2004-B. 32 Tabel 2.5 Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan 39 Tabel 2.6 Koefisien Distribusi Kendaraan (C) Untuk Kendaraan

Ringan Dan Berat Yang Melewati Lajur Rencana.

39 Tabel 2.7 Angka Ekivalen (E) beban sumbu kendaraan 41

Tabel 2.8 Konfigurasi beban sumbu. 42

Tabel 2.9 Faktor Regional 46

Tabel 2.10 Nilai IPt 48

Tabel 2.11 Indeks permukaan pada awal umur rencana 49

Tabel 2.12 Batas minimum ITP 51

Tabel 2.13 Tebal minimum Perkerasan Berdasarkan ITP dan jenis bahan Perkerasan

52

Tabel 2.14 Nilai Kondisi Perkerasan 53

Tabel 2.15 Perkiraan persentase truck factor menurut FWHA 57

Tabel 2.16 Persentase truk sesuai desain lajur 58

Tabel 2.17 Persentase Tingkat Pertumbuhan Tahunan 58 Tabel 2.18 Nilai ESAL sesuai dengan kelas jalan 60 Tabel 2.19 Faktor konversi tebal lapisan permukaan 63 Tabel 2.20 Macam-macam perhitungan menggunakan Software SW-1

Tickness Design

71 Tabel 4.1 LHR kendaraaan di ruas jalan Cihampelas 86 Tabel 4.2 Perhitungan Jumlah Kendaraan Di Akhir Umur Rencana

5Tahun

87 Tabel 4.3 Perhitungan Jumlah Kendaraan Di Akhir Umur Rencana 88

                   

(12)

10 Tahun

Tabel 4.4 Perhitungan Jumlah Angka Ekivalen Kendaraan 89 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan 90 Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana 5

Tahun

91 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Umur Rencana

10 Tahun

91

Tabel 4.8 Kondisi Perkerasan Eksisting 98

Tabel 4.9 Distribusi Beban Kendaraan 100

Tabel 4.10 Perhitungan Truck Faktor kendaraan 2 Sumbu 4 Roda 101 Tabel 4.11 Perhitungan Truck Faktor kendaraan 2 Sumbu 6 Roda 102 Tabel 4.12 Perhitungan Truck Faktor kendaraan 3 Sumbu 10 Roda 103 Tabel 4.13 Perhitungan Truck Faktor kendaraan 3 Sumbu 14 Roda 103 Tabel 4.14 Hasil perhitunan ESAL umur rencana 5 tahun 104 Tabel 4.15 Hasil perhitunan ESAL umur rencana 10 tahun 105 Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Perhitungan Tebal Perkerasan 117 Tabel 4.17 Parameter pembeda dari Metoda Analisa Komponen dan

Asphalt Institute

118 Tabel 4.18 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Moblilisasi Peralatan 127 Tabel 4.19 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Moblilisasi Keseluruhan 128 Tabel 4.20 Analisa Harga Satuan Pekerjaan Tack Coat. 128 Tabel 4.21 Analisa Harga Satuan Pekerjaan AC-WC Leveling Metoda

Analisa Komponen untuk 5

129 Tabel 4.22 Analisa Harga Satuan Pekerjaan AC-Wc Leveling Metoda

Analisa Komponen untuk 10

130 Tabel 4.23 Analisa Harga Satuan Pekerjaan AC-WC Leveling Metoda

Asphalt institute untuk 5 tahun

131 Tabel 4.24 Analisa Harga Satuan Pekerjaan AC-WC Leveling Metoda

Asphalt institute untuk 10 tahun

132 Tabel 4.25 Analisa Harga Satuan Pekerjaan AC-BC Metode Analisa

Kompinen 10 tahun 133                    

(13)

Tabel 4.26 Analisa Harga Satuan Pekerjaan AC-BC Metode Asphalt

Institute 10 tahun

134 Tabel 4.27 Rekapitulasi Biaya Total Overlay dengan metoda Analisa

komponen Untuk 5 tahun

135 Tabel 4.28 Rekapitulasi Biaya Total Overlay dengan metoda Analisa

komponen Untuk 10 tahun

136 Tabel 4.29 Rekapitulasi Biaya Total Overlay dengan metoda Asphalt

Institute Untuk 5 tahun.

137 Tabel 4.30 Rekapitulasi Biaya Total Overlay dengan metoda Asphalt

Institute Untuk 10 tahun.

138                    

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Lokasi Jalan Cihampelas 4

Gambar 1.2 (a) Kondisi Perkerasan di Salah Satu Ruas Jalan Cihampelas (22-Feb-2013)

(b) Kepadatan Lalu Lintas di Jalan Cihampelas (23-Feb-2013)

5

Gambar 2.1 Bagian - Bagian Jalan 11

Gambar 2.2 Distribusi Beban Kendaraan Pada Perkerasan 16

Gambar 2.3 Komponen perkerasan lentur dan kaku 17

Gambar 2.4 Susunan lapis perkerasan lentur 18

Gambar 2.5 Pergerakan air pada badan jalan 35

Gambar 2.6 Konstruksi berbentuk kotak 36

Gambar 2.7 Konstruksi penuh sebadan jalan 37

Gambar 2.8 Korelasi DDT dan CBR 45

Gambar 2.9 Nomogram metoda Analisa Komponen 50

Gambar 2.10 Grafik antara ESAL dan RRD 55

Gambar 2.11 Grafik antara ESAL dan Modulus Elastisitas Tanah Dasar 55

Gambar 2.12 Pengklasifikasian kendaraan menurut FWHA 56

Gambar 2.13 Contoh perhitungan truk factor 59

Gambar 2.14 Contoh Perhitungan ESAL 61

Gambar 2.15 Grafik hubungan antara ESAL dan MR Perhitungan Nilai ITP secara

otomatis

65 Gambar 2.16 Bagian depan Software Bina Marga Analisa Komponen 67

Gambar 2.17 Input data 68

Gambar 2.18 Perhitungan Nilai ITP secara otomatis 69

Gambar 2.19 Hasil perhitungan tebal perkerasan 69

Gambar 2.20 Software SW-1 Tickness Design 70

Gambar 2.21 Tampilan awal Software SW-1 Tickness Design 72 Gambar 2.22 Halaman untuk Input data lalu lintas pada Software SW-1 Tickness

Design 72                    

(15)

Gambar 2.23 Halaman untuk Input data tanah dasar pada Software SW-1 Tickness

Design

73 Gambar 2.24 Halaman untuk Input data tebal perkerasan pada Software SW-1

Tickness Design 73

Gambar 2.25 Hasil Perhitungan tebal perkerasan menggunakan Software SW-1

Tickness Design

74

Gambar 3.1 Flowchart pelaksanaan Tugas Akhir 75

Gambar 3.2 Flowchart perhitungan manual metoda Analisa Komponen 78 Gambar 3.4 Flowchart perhitungan manual metoda Asohalt Institute 81

Gambar 3.3 Flowchart Rencana Anggaran Biaya 83

Gambar 4.1 Kondisi Jalan Cihampelas (STA.1+400) 84

Gambar 4.2 Lapisan Perkerasan Eksisting Jalan Cihampelas 85

Gambar 4.3 Korelasi Antara CBR dan DDT 94

Gambar 4.4 Nomogram dengan nilai Ipt =2 dan Ipo ≥ 4 untuk umur rencana 10 tahun

97 Gambar 4.5 Nomogram dengan nilai Ipt =2 dan Ipo ≥ 4 untuk umur rencana 5

tahun

97 Gambar 4.6 Menentukan Nilai Tn Untuk Umur Rencana 5 Tahun 107 Gambar 4.7 Menentukan Nilai Tn Untuk Umur Rencana 10 Tahun 108

Gambar 4.8 Halaman Pengisisan Data 110

Gambar 4.9 Proses Perhitungan Otomatis 110

Gambar 4.10 Hasil Perhitungan Overlay Jalan Cihampelas Umur Rencana 5 Tahun 111 Gambar 4.11 Perhitungan Overlay Jalan Cihampelas Umur Rencana 10 Tahun 111

Gambar 4.12 Tampilan Awal Software Asphalt Institute. 112

Gambar 4.13 Halaman Pengisisan Data Lalu Lintas Umur Rencana 5 Tahun 113 Gambar 4.14 Halaman Pengisisan Data Lalu Lintas Umur Rencana 10 Tahun 114 Gambar 4.15 Halaman Pengisisan Data Kondisi Tanah Dasar 114 Gambar 4.16 Halaman Pengisisan Data Kondisi Perkerasan Eksisting 115 Gambar 4.17 Halaman Hasil Perhitunga Tebal Perkesan Umur Rencana 5 Tahun 116 Gambar 4.18 Halaman Hasil Perhitunga Tebal Perkerasan Umur Rencana 10 Tahun 116

Gambar 4.19 Ilustrasi hasil perhitungan Overlay. 117

                   

(16)

Gambar 4.20 Potongan Melintang Rencana 1 123

Gambar 4.21 Potongan Melintang Rencana 2 124

Gambar 4.22 Potongan Melintang Rencana 3 125

Gambar 4.23 Potongan Melintang Rencana 4 126

                   

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

I – 1 Lembar Asistensi Pelaksanaan Tugas Akhir

I – 2 Lembar Revisi Tugas Akhir

Lampiran II

II – 1 Surat Permohonan Data Jalan Cihampelas Kepada Dinas Bina Marga Dan Pengairan

II – 2 Surat Permohonan Data Jalan Cihampelas Kepada Dinas Perhubungan Lampiran III

III – 1 Gambar Potongan Memanjang Ruas Jalan Cihampelas

III – 2 Gambar Potongan Melintang Ruas Jalan Cihampelas Lampiran IV

IV – 1 Data Curah Hujan Kota Bandung Tahun 2012

IV – 2 Data Tanah Jalan Cihampelas Kota Bandung

IV – 3 Data Lalu Lintas Harian di Jalan Cihampelas

IV – 4 Data Pertumbuhan Lalu Lintas

Lampiran V

V – 1 Foto Kondisi Perkerasan di Ruas Jalan Cihampelas

Lampiran VI

VI – 1 Hasil Perhitungan tebal perkerasan menggunakan Software Analisa Komponen VI – 2 Hasil Perhitungan tebal perkerasan menggunakan Software Asphalt Institute

                   

(18)

DAFTAR ISTILAH

Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) – analisa jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analitis.

Angka Ekivalen (E) - angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).

Aspal Makadam - lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan / atau agregat pengunci bergradasi terbuka atau seragam yang dicampur dengan aspal cair, diperam dan dipadatkan secara dingin.

Aspal Track Coat – suatu lapisan relative tipis yang berfungsi untuk mengikat antara permukaan lapisan yang berbeda dari perkerasan aspal, misalnya lapisan aspal lama dengan lapis tambahan (overlay).

California Bearing Ratio (CBR) – Perbandingan beban penetrasi pada suatu bahan dengan bahan standar pada penetrasi dan kecepatan pembebanan yang sama dan dinyatakan dalam persentase

Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) - suatu skala yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan kekuatan tanah dasar.

Equivalent Single Axle Load (ESAL) – perhitungan beban lalu lintas berdasarkan pada beban factor ekivalensi beban truk terhadap beban standar satu poros atau sumbu sebesar 8.16 Ton atau 80 kN

Faktor Regional (FR) - faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan. Hot Mix Asphalt – Kombinasi antara agregat yang dicampur merata dan dilapisi dengan aspal. Campuran material dipanaskan dengan panas yang dikontrol.

                   

(19)

Hot Rolled Asphalt (HRA) - merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

Indeks Permukaan (IP) – suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan atau kehalusan serta kekokohan permukaan jalan yang berkaitan dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat dalam periode waktu tertentu.

Indeks Tebal Perkerasan (ITP) – suatu angka yang berhubungan dengan penentutan tebal perkerasan.

Konstruksi Telford – Jenis konstruksi yang terbuat dari batu belah ukuran 15 – 25 cm dengan batu pengunci

Laburan Aspal (BURAS) – merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran butir maksimum dari lapisan aspal taburan pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.

Laburan Batu Dua Lapis (BURDA) – merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan. Tebal maksimum 35 mm.

Laburan Batu Satu Lapis (BURTU) – merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam. Tebal maksimum 20 mm.

Lalu lintas harian Rata-rata (LHR) – Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik pengamatan dalam satu satuan waktu. LHR berupa jumlah rata-rata lalu-lintas kendaraan bermotor yang dicatat selama 24 jam sehari untuk kedua arah.

Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) – campuran yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler (bila diperlukan) yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin.

                   

(20)

Lapis Aspal Beton (LASTON) – merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal keras, yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN) – suatu lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup. Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) – merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.

Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) – merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

Lintas Ekivalen Akhir (LEA) - jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir umur rencana.

Lintas Ekivalen Permulan (LEP) - jumlah lintas ekivalen harian ratarata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana.

Lintas Ekivalen Tengah (LET) - jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada jalur rencana pada pertengahan umur rencana. Lintas Ekivalen Rencana (LER) - Jumlah lintsa ekivalen yang akan melintasi jalan tersebut selama masa pelayanan, dari saat dibuka sampai akhir umur rencana.

Modulus Resilient (MR) – karakteristik prilaku tegangan-regangan tanah dasar yang mengalami beban lalu lintas dalam desain perkerasan.

                   

(21)

Overlay – Penambahan tebal perkerasan yang meliputi pemberian lapis perata untuk memperbaiki kontur perkerasan lama.

Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) – suatu daerah sepanjang jalan yang dikiri-kanan jalan dibatasi oleh patok ambang pengaman jalan, terdiri dari badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.

Ruang Milik Jalan (Rumija) – suatu ruang sepanjang jalan yang dikiri- kanan jalan dibatasi oleh patok batas pemilikan tanah (patok RMJ).

Ruang Pengawasan Jalan (Ruwasja) – suatu ruang tertentu diluar ruang milik jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan, dengan zona udara setinggi 5 m dari permukaan as jalan.

SMA (Split Mastic Asphalt) – beton aspal bergradasi terbuka dengan selimut aspal yang tebal. Campuran ini mempergunakan tambahan berupa fiber selulosa yang berfungsi untuk menstabilisasi kadar aspal yang tinggi.

Truck Factor – jumlah ESAL disumbangkan oleh satu bagian kendaraan

Umur Rencana (UR) - jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan yang baru.

                   

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Asphalt Institute.1991. Tickness design asphalt pavement for highways and streets. Asphalt

Institute. Amerika Serikat

Asphalt Institute. 2005. SW-1 User’s Guide. Asphalt Institute. Amerika Serikat.

Departemen Pekerjaan Umum,1987, Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metoda Analisa Komponen (SKBI – 2.3.26. 1987). Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum 2005 Perencanaan Lapis Tambah Perkerasan Lentur

Menggunakan Alat Bankelman Beam, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta

Departemen Pekerjaan Umum. 2007 . Rancangan Spesifikasi Umum Bidang Jalan Dan

Jembatan. Puslitbang Jalan dan Jembatan . Jakarta.

Google Maps.2013.Bandung.https://maps.google.co.id/maps?hl=id&tab=wl.Google.

Hakzah.2009. Tinjauan Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Dengan Menggunakan Metoda

Asphalt Institute Dan Metoda Bina Marga Pada Ruas Jalan Pinarang – Rappang Kbupaten Pinarang. Majalah Ilmiah Al-Jibra Vol.10 No.32. Universitas Muhammadiah

Pare-Pare. Pare Pare.

Hardiyatmo.Hary. 2007. Pemeliharaan Jalan Raya. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hendarsin, Sirley L.2000. Penuntun Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya. Politeknik

Negeri Bandung. Bandung

Kosasih, Djunaedi. TT. Perencanaan Perkerasan dan Bahan. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Martalata.Andi. 2013. Perancangan Peningkatan Ruas Jalan Lubuk Begalung-Teluk Bayur

(KM. 5+000 – KM.9.550) di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Politeknik Negeri

Bandung. Bandung

Oriza. Rizky. 2009. Evaluasi Tebal Lapis Tambah (Overlay) dengan Metoda Bina Marga dan

Asphalt Institute Mengunakan Alat Bankelman Baeam. Universitas Sumatra Utara.

Medan.

Soedarsono,Djoko. 1979. Konstruksi Jalan Raya. Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta.

                   

(23)

Sukirman, Silvia, 1999, Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Lentur Jalan Raya. Nova, Bandung

Suryadharma, Hendra.1999. Rekayasa Jalan Raya. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta.  

                 

Gambar

Tabel 4.26  Analisa Harga Satuan Pekerjaan AC-BC Metode Asphalt  Institute 10 tahun
Gambar 4.20  Potongan Melintang Rencana 1  123

Referensi

Dokumen terkait

Berhubung dengan pergeseran penduduk dari desa kekota dan meningkatnja taraf pendidikan kesehatan dikalangan penduduk maka sangat dirasakan kekurangan persedian air

Kata Kunci: penghimpunan dana; peningkatan profitabilitas; strategi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi penghimpunan dana, implikasi dari

Kegiatan pendampingan yang bertujuan menjaga dan menumbuhkan kembali budaya literasi membaca, kegemaran baca dan tulis Al Qur’an, memiliki keterampilan tangan,

1) Informasi Pasar Kerja yang selanjutnya disebut IPK Adalah keterangan mengenai karakteristik dan persediaan tenaga kerja. 2) Penyuluhan Bimbingan Jabatan Adalah

Dalam penelitian ini, model peran MSDM yang dipilih adalah model yang dikembangkan oleh Ulrich (1997), yakni (1) peran MSDM sebagai strategic partner, (2) peran MSDM

Sebagian besar produsen terasi (63,3%) tidak mengetahui tentang zat warna yang berbahaya, 63,3% responden juga mengatakan Rhodamin B adalah pewarna untuk makanan dan mereka

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya ssehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah berjudul: