• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1.

Pendelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu digunakan sebagai refrensi atau acuan untuk mendukung

penelitian ini. Peneliti menggunakan 3 penelitian sejenis yang dipilih berdasarkan

variabel serupa, yaitu variabel aktivitas pemasaran dalam media sosial Instagram dan

variabel minat beli.

Penelitian sejenis pertama yang dijadikan acuan adalah penelitian yang

berjudul “Media Sosial Instagram sebagai Sarana Promosi untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen” yang dilakukan oleh Deru R Indika dan Cindy Jovita dari

Universitas Padjajaran pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh media sosial yang digunakan Floating Market berpengaruh terhadap minat

beli konsumen atau wisatawan. Sampel penelitian yang digunakan adalah mahasiswa

Universitas Padjajaran di Kota Bandung Jawa Barat yang menggunakan aplikasi

Instagram dengan jumlah 100 orang.

Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

komunikasi pemasaran yang berfokus menggunakan media sosial dan minat beli

dengan model AIDA sebagai pengukur keberhasilan variabel minat beli. Penelitian

(2)

Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara media sosial

Instagram terhadap minat beli pengunjung Floating Market.

Penelitian kedua yang peneliti gunakan berjudul “Pengaruh Konten Instagram

@smrfoodies terhadap Minat Beli Followers” yang diteliti tahun 2019 oleh Sri

Wahyuni P., Finnah Fourqoniah dan Annisa Wahyuni Arsyad dari Universitas

Mulawarman, Kalimantan Timur. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui

dan menganalisis pengaruh konten Instagram @smrfoodies terhadap minat beli

followers. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengumpulan data

melalui penyebaran kuesioner online kepada 100 responden followers akun

@smrfoodies.

Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori New

Media dengan fokus media sosial Instagram, konsep minat beli dan teori Uses and Effect. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang kuat antara konten

Instagram @smrfoodies terhadap minat beli followers.

Penelitian ketiga yang dijadikan acuan memiliki judul “Pengaruh Akun

Instagram @explorebanten terhadap Minat Berkunjung (Travelling) ke Tempat

Wisata di Banten yang diteliti oleh Litta Ayu Amartin pada tahun 2018. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh akun Instagram @explorebanten

mempromosikan objek atau tempat wisata terhadap minat pengunjung wisatawan ke

tempat wisata di Banten. Teori dan konsep yang digunakan adalah teori komunikasi

(3)

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode survei. Data dikumpulkan

dengan cara penyebaran kuesioner kepada 100 responden yang merupakan followers

dari akun @explorebanten. Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh akun

Instagram @explorebanten terhadap minat berkunjung (travelling) ke tempat wisata

(4)

No Nama peneliti, tahun, judul

Tujuan Penelitian Teori/konsep Metodologi Kesimpulan

1. Deru R Indika dan Cindy Jovita / 2017 /

Media Sosial

Instagram sebagai Sarana Promosi untuk Meningkatkan Minat Beli Konsumen

Untuk mengetahui

pengaruh media

sosial yang digunakan

Floating Market

berpengaruh terhadap minat beli konsumen atau wisatawan

Komunikasi Pemassaran, Media Sosial dan Minat Beli Kuantitatif menggunakan pendekatan deskriptif dan verifikatif

Adanya pengaruh yang signifikan antara media sosial Instagram terhadap minat beli pengunjung

Floating Market.

2. Sri Wahyuni P.,

Finnah Fourqoniah & Annisa Wahyuni / 2019 / Pengaruh Konten Instagram @smrfoodies

terhadap Minat Beli

Followers Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh konten Instagram @smrfoodies

terhadap minat beli

followers

New Media,

Instagram, Minat Beli, Uses and

Effect. Kuantitatif metode survei dengan menggunakan kuesioner

Terdapat pengaruh yang

kuat antara konten

Instagram @smrfoodies terhadap minat beli

followers.

3. Litta Ayu Amartin / 2018 / Pengaruh Akun Instagram @explorebanten terhadap Minat Berkunjung (Travelling) ke Tempat Wisata di Banten Untuk mengetahui pengaruh akun Instagram @explorebanten mempromosikan objek atau tempat wisata terhadap minat pengunjung wisatawan ke tempat wisata di Banten. Teori Komunikasi Massa, New Media, Instagram dan teori Perbedaan Individu. Kuantitatif metode survei dengan menggunakan kuesioner

Adanya pengaruh akun Instagram @explorebanten terhadap minat berkunjung (travelling) ke tempat wisata di Banten.

(5)

2.2.

Teori

Untuk menguatkan dan mendukung penelitian ini yang bersangkutan

dengan aktivitas pemasaran dalam media sosial Instagram dan pengaruhnya

terhadap minat beli, dikemukakan teori dan konsep yang menjadi dasar dari

penelitian ini.

2.2.1. Komunikasi Pemasaran

Menurut Kotler & Keller (2018, p. 172) komunikasi pemasaran

adalah sarana usaha sebuah perusahaan yang secara langsung maupun

tidak langsung bertujuan untuk menginformasikan, membujuk, dan

meningkatkan konsumen tentang produk dan merek yang dijual. Intinya,

komunikasi pemasaran merepresentasikan “suara” sebuah perusahaan

atau mereknya dan menjadi medium perusahaan dapat menciptakan dan

membangun hubungan dengan konsumen. Komunikasi pemasaran harus

meliputi jawaban dari pertanyaan mengenai mengapa, dimana, kapan

dan bagaimana sebuah produk digunakan.

Suatu perusahaan melakukan komunikasi pemasaran bertujuan

untuk menginformasikan produk yang dihasilkannya kepada konsumen.

Menurut Kotler & Keller (2018, p. 174) bauran komunikasi pemasaran

(6)

1 Iklan (advertising)

Iklan adalah segala bentuk berbayar dari presentasi non

personal, promosi ide barang atau jasa. Iklan dapat menjadi medium

yang paling efektif dalam mendistribusikan pesan apabila mampu

mengenal dan memahami sasaran, pasar dan motif pembeli.

Menurut Kotler & Keller (2018, p. 202) terdapat lima cara

mengembangkan iklan dengan tepat yang dikenal sebagai 5M,

yaitu:

a. Mission, apa tujuan mengiklankan suatu produk

b. Money, seberapa banyak biaya yang akan dihabiskan untuk

iklan

c. Message, pesan apa yang harus dikirimkan

d. Media, media apa yang tepat untuk digunakan

e. Measurement, bagaimana cara agar bisa mengevaluasikan

hasil pengaruh penjualan dari iklan yang sudah dibuat

2 Promosi penjualan (sales promotion)

Promosi penjualan adalah berbagai cara untuk mendorong

pembelian produk atau jasa tertentu oleh konsumen. Iklan

memberikan alasan untuk membeli produk atau jasa, sedangkan

promosi penjualan memberikan insentif untuk membeli dan

(7)

selain itu promosi juga digunakan sebagai cara untuk menciptakan

hubungan dengan pembeli atau konsumen.

3 Acara dan pengalaman (event and experience)

Kegiatan dan program yang dirancang sedemikian rupa untuk

membangun interaksi konsumen dengan merek tertentu yang

disponsori oleh perusahaan. Acara dan pengalaman juga dapar

menjadi suatu bagian di waktu tertentu agar konsumen merasa

relevan dan dekat dengan kehidupannya. Apabila perusahaan dapat

mengelola acara dan pengalaman dengan tepat, keterlibatan

konsumen di dalamnya dapat berfungsi memperdalam hubungan

suatu merek dengan target pasarnya.

4 Hubungan masyarakat dan publisitas (public relations and

publicity)

Segala bentuk yang dibuat dengan tujuan promosi dan

mempertahankan citra baik perusahaan maupun produk. Pada

zaman sekarang, perusahaan kebanyakan menjalankan pemasaran

hubungan masyarakat atau MPR (Marketing Public Relation) untuk

sekaligus mendukung pemasaran dan promosi suatu produk, serta

menciptakan citra perusahaan atau produk. Secara tidak langsung,

kegiatan MPR juga dapat mempengaruhi kesadaran masyarakat

akan produk atau perusahaan hanya dengan biaya yang sebagian

(8)

5 Pemasaran langsung (direct marketing)

Bentuk pemasaran interaktif yang digunakan untuk

mendapatkan respon atau transaksi di setiap lokasi dengan

menggunakan satu atau beberapa media. Pemasaran langsung,

terutama pemasaran elektronik menunjukkan pertumbuhan yang

pesat. Selain pemasaran elektronik, pemasaran langsung juga dapat

meraih pelanggan atau calon pelanggan yang berpotensi pada waktu

yang tepat. Pemasaran langsung memungkinkan perusahaan

menentukan media dan pesan alternatif yang paling efektif dari segi

biaya, misalnya dalam menggunakan surat, telepon, e-mail, atau

internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan cara meminta

tanggapan dari pelanggan atau calon pelanggan yang berpotensi.

6 Pemasaran interaktif (interactive marketing)

Segala bentuk pemasaran online yang dibuat dengan

keterlibatan pelanggan atau calon pelanggan yang berpotensi untuk

memperbaiki citra, meningkatkan kesadaran, penjualan produk atau

jasa secara langsung atau tidak langsung. Selain itu, perusahaan

juga memberikan peluang kepada pelanggan untuk berinteraksi

yang sifatnya langsung dan pribadi melalui media – media yang

(9)

7 Pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth)

Segala bentuk komunikasi secara lisan, tertulis, maupun

elektronik yang tersebar diantara masyarakat yang berkaitan

dengan keunggulan, pengalaman membeli atau penggunaan produk

atau jasa. terdapat dua jenis bentuk WOM yang terkenal adalah

buzz, yaitu bentuk pemasaran yang menciptakan pembicaraan

merek diantara masyarakat dengan memasarkan produk atau jasa

dengan cara yang tidak biasa. Bentuk WOM yang kedua adalah

viral, yaitu usaha untuk menciptakan pembicaraan diantara

masyarakat secara daring mengenai pertukaran informasi produk

atau jasa.

8 Penjualan personal (personal selling)

Pemasaran interaksi secara langsung dengan calon pelanggan

yang berpotensi dengan cara melakukan presentasi, tanya – jawab

atau penyebaran pesan sebagai perantara perusahaan dengan

pelanggannya.

2.2.2. Media Baru

Munculnya new media atau media baru diawali dengan

kemunculan internet di dunia ini. Media baru merupakan istilah yang

dibuat pada era digital, komputer atau jaringan teknologi dan

(10)

mempunyai karakteristik yang bersifat manipulatif, padat, interaktif dan

menarik, sehingga kehadirannya menyebabkan terciptanya batasan pada

media yang sebelumnya sudah ada menjadi kabur (Widjajanti, 2016, p.

348). Media baru tidak hanya sekedar didefinisikan sebagai salah satu

bentuk munculnya teknis dan teknologi komunikasi, tetapi juga

menciptakan dampak sosial menjadi lebih kecil pada kehidupan

masyarakat

McQuails dalam Widjajanti (2016, p. 348) memiliki pemahaman

new media bukan hanya sebagai perangkat teknologi, tetapi juga

berhubungan dengan sistem komunikasi yang muncul mengikutinya dan

memberikan dampak kepada media yang sudah ada sebelumnya secara

langsung maupun tidak langsung.

Karakteristik media baru, di antaranya adalah (Vindiyanasari,

2018, p. 9):

1 Interaktif

Keunikan ini menjadi kunci yang paling menonjol karena

dianggap paling efektif dibandingkan dengan media yang sudah ada

sebelumnya bersifat satu arah seperti televisi, radio dan surat kabar.

2 Hipertekstual

Segala informasi yang sebelumnya sudah ada pada media lama

(11)

ini dimaksudkan agar database informasi yang sudah ada

sebelumnya tidak akan hilang begitu saja.

3 Jaringan (networking)

Kemunculan media baru juga menghasilkan jaringan yang

saling terhubung agar memudahkan penggunanya dalam

mendapatkan informasi. Contohnya adalah media sosial, forum

daring, World Wide Web, dan lain – lain.

4 Maya atau virtual

Kemunculan media baru tidak hanya membawa dampak yang

positif, tetapi juga negatif salah satunya sifat maya yang membuat

penggunanya dengan mudah memanipulasi identitas seseorang atau

kelompok sehingga tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Selain itu,

cakupan penyebaran informasi yang tidak memiliki batas

menyebabkan penyebaran informasi yang akurat maupun tidak

menjadi tidak terkendali.

5 Simulasi

Era digital berkaitan erat dengan simulasi atau peniruan. Sama

halnya dengan media lama, media baru juga memiliki konsekuensi

untuk ditiru oleh siapapun. Media baru menirukan beberapa media

lama yang dianggap dapat diintegrasikan dengan media baru. Para

(12)

media baru untuk masuk ke dunia nyata dan mempengaruhi

kehidupannya.

Salah satu jenis media baru adalah media sosial. Menurut

Ardianto (2013, p. 165) mendefinisikan media sosial sebagai sebuah

medium daring menggunakan internet yang memudahkan para

penggunanya untuk saling menciptakan, berbagi dan melakukan

komunikasi. Kemajuan teknologi berdampak kepada para penggunanya

dapat berhubungan dimanapun dan kapanpun.

Boyd dalam Nasarullah (2015, p. 11) mendefinisikan media

sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang membuat penggunanya

baik perorangan ataupun komunitas untuk berbagi, melakukan

komunikasi dan kolaborasi. Sedangkan menurut Nasarullah (2015, p.

11) media sosial memiliki definisi medium internet yang membuat

penggunanya merepresentasikan bagaimana seseorang melakukan

interaksi, bekerja sama, dan melakukan komunikasi dengan pengguna

lainnya untuk menciptakan ikatan sosial secara maya.

Berdasarkan berbagai pengertian dari beberapa ahli, peneliti

menyimpulkan bahwa media sosial adalah suatu medium yang dijadikan

jembatan antar pengguna untuk dapat melakukan interaksi dan aktivitas

(13)

Media baru yang sedang berkembang adalah media sosial

Instagram. Instagram berasal dari kata “insta” yang berasal dari kata instan dan “gram” yang berasal dari kata Telegram dengan artian media

pertukaran informasi dengan cepat. Dari penggabungan tersebut, dapat

disimpulkan pengertian Instagram menjadi sebuah media yang dapat

menciptakan dan mengirimkan konten foto atau video dalam waktu

yang singkat. Instagram diciptakan pada Oktober 2010 oleh Kevin

Systrom dan Mike Krieger yang hanya dalam jangka waktu 3 bulan

terus berkembang dan mendapatkan 1 juta pengguna pada Desember

2010 (Abbas, 2014, p. 84).

Instagram yang terus berkembang dimanfaatkan bukan hanya

sekedar sebagai alternatif dalam bersosialisasi, tetapi juga dimanfaatkan

untuk aktivitas pemasaran dalam berbisnis. Fungsi utama Instagram

adalah membagikan foto atau video, jika melihat dari segi bisnis,

Instagram dapat menjadi media visual untuk memicu minat beli

terutama produk yang memiliki benda fisik. Dalam perkembangannya,

Instagram terus mengeluarkan fitur – fitur canggih yang sering

digunakan oleh pengguna sekarang ini (Juliana, 2018, p. 23), yaitu:

1. Instagram Stories: Fitur ini digunakan untuk membagikan foto atau

video yang diunggah pada akun pribadi dan dapat dilihat maupun

(14)

Gambar 2.1 Fitur Instagram Stories

Sumber : DroidLime

2. Boomerang: Fitur yang ada di dalam Instagram Stories ini akan

mengambil video kita dengan cepat dan menghasilkan video yang

diputar secara bolak – balik.

3. Direct Message: Fitur ini sama seperti aplikasi chatting lainnya,

Pengguna dapat mengirimkan pesan secara pribadi dengan

pengguna lainnya. Apabila pengguna memberikan komentar atau

respon pada Instagram Stories, maka komentar tersebut akan masuk

pada fitur direct message.

Gambar 2.2 Fitur Direct Message

Sumber : DroidLime

4. Instagram Live: Pengguna dapat melakukan video atau siaran

langsung di fitur Instagram Live dan akan disaksikan oleh

(15)

5. Instagram Business: Instagram memberikan fasilitas yang dapat

memudahkan pebisnis menjalankan bisnisnya karena profil dapat

diubah menjadi fungsi bisnis untuk memasarkan dan memberi tahu

pengguna Instagram lainnya mengenai bisnis yang dijalankan. Hal

yang disediakan Instagram antara lain adalah kontak, e-mail, lokasi,

dan sebagainya.

6. Multiple Photos/Videos: Apabila dulu Instagram hanya bisa

mengunggah satu foto atau video dalam postingannya, kini

Instagram memberikan akses yang memungkinkan pengguna dapat

mengunggah foto atau video banyak dengan jumlah maksimal 10.

7. Saved Photos/Videos: Pengguna dapat menyimpan unggahan foto

atau video milik akun pengguna lainnya dengan fitur ini.

Gambar 2.3 Fitur Saved Photos/Videos

Sumber: Kompas Tekno

8. Face Filters: Fitur face filters mampu menambah sense of

(16)

unggahan kita menjadi lebih indah atau menarik dengan

menambahkan efek yang diberikan pada wajah ataupun latar

belakang foto kita

Gambar 2.4 Fitur FaceFilters

.

Sumber: Urbandigital

Fitur dan kecanggihan yang diberikan media sosial Instagram

tentunya harus dioperasikan dengan baik agar dapat berfungsi secara

maksimal. Chris Heuer, seorang penemu Social Media Club dan seorang

inovator new media, mengemukakan gagasan 4C dalam mengoperasikan

sistem media sosial (Solis, 2010, p. 263), yaitu:

1. Context, yaitu bagaimana cara kita menyusun momen dalam media

sosial

2. Communication, yaitu cara atau langkah kita dalam membagikan

(17)

3. Collaboration, yaitu cara kita untuk bekerja sama dengan yang

lainnya untuk membuat sesuatu hal menjadi lebih baik, efektif,

dan efisien agar sesuai dengan tujuan dan harapan.

4. Connection, yaitu cara kita menjaga dan memadu hubungan

dengan lainnya dalam media sosial.

Sedangkan Solis (2010, p. 259) dalam bukunya mengemukakan

gagasan 7C, yaitu:

1. Clear, yaitu pesan yang disampaikan harus jelas, agar dapat

berjalan dengan efektif

2. Concise, yaitu singkat dan padat, menggunakan kata – kata yang

mudah dipahami dan langsung pada inti yang ingin disampaikan

3. Concrete, yaitu pemilihan penulisan, apakah menggunakan kata

yang spesifik atau abstrak.

4. Correct, yaitu konten yang akurat dan benar terkait ejaan, tata

bahasa, tanda baca dan format.

5. Coherent, yaitu pesan yang disampaikan masuk akal dan mudah

dicerna.

6. Complete, yaitu informasi yang diberikan harus lengkap dan pasti. 7. Courteous, yaitu sopan dengan membangun itikad yang baik harus

(18)

2.2.3. Social Media Marketing

Social Media Marketing adalah salah satu bagian dari pemasaran

yang menggunakan media sosial (Gilbrieth, 2020, p. 50). Masuknya

dunia digital yang mengubah penggunaan media lama ke media baru

memiliki dampak terhadap dunia pemasaran. Sedangkan menurut

Chaffey dan Ellis Chadwick (2016, p. 258), social media marketing

merupakan memberikan pengawasan dan fasilitas kepada pelanggan

untuk dapat berinteraksi dan berpartisipasi secara online agar tercipta

hubungan yang berkelanjutan dan positif antara pelanggan dan

perusahaan.

Menurut Gunelius (2011, p. 59-62) terdapat empat elemen

pengukur kesuksesan Social Media Marketing yaitu content creation,

content sharing, connecting dan community building. Content creation

memiliki pengertian bahwa konten yang diunggah menarik dan menjadi

cerminan dari perusahaan maupun produknya dengan harapan menarik

dan dipercaya oleh pelanggan maupun calon pelanggan potensial.

Content sharing memiliki tujuan untuk membangun dan memperluas

jaringan dengan cara membagikan konten kepada pelanggan maupun

calon pelanggan potensial. Connecting merupakan jaringan sosial yang

(19)

pelanggan potensial. Community building merupakan jaringan luas yang

diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk atau jasa.

2.2.4. Minat Beli

Minat beli menurut Chinomona (2013, p. 3) adalah kemungkinan

pembelian produk atau jasa oleh pelanggan atau calon pelanggan

potensial. Semakin minat beli meningkat, keputusan pelanggan untuk

melakukan pembelian produk atau jasa semakin besar. Minat beli dapat

timbul apabila seseorang mendapatkan informasi atau ketertarikan yang

cukup tentang produk atau jasa yang diminati.

Sedangkan menurut Assael dalam Soesatyo & Rumambi (2013,

p. 5) minat beli didefinisikan sebagai perilaku pelanggan dalam

menentukan dan mengambil keputusan produk yang diinginkan,

berkaitan dengan peluang pelanggan melakukan pembelian produk atau

jasa.

Ferdinand (2006, p. 129) mengemukakan empat indikator yang

dapat mengidentifikasi minat beli, sebagai berikut:

1. Minat eksploratif, yaitu keinginan seseorang dalam mencari

informasi tentang produk atau jasa yang diinginkan untuk

(20)

2. Minat preferensional, yaitu keinginan seseorang berdasarkan

prefrensi dari darinya sendiri. Minat prefrensi ini hanya dapat

diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya.

3. Minat transaksional, yaitu keinginan seseorang melakukan

pembelian produk atau jasa. Dalam tahap ini, seseorang sudah yakin

untuk membeli produk atau jasa yang diinginkan.

4. Minat referensional, yaitu keinginan seseorang memberikan

referensi atau rekomendasi untuk orang lain agar membeli produk

atau jasa yang diinginkan.

2.3.

Hipotesis Teoritis

Hipotesis didefinisikan sebagai jawaban sementara dari rumusan

masalah pada penelitian yang telah dibuat dalam bentuk kalimat tanya

(Sugiyono, 2017, p. 96). Kebenaran dari kemungkinan jawaban pada hipotesis

akan dibuktikan dari hasil penelitian tersebut, yang setelah mendapatkan hasil

penelitian, hipotesis dapat diterima atau ditolak. Berdasarkan rumusan masalah

yang telah ada, dapat dibuat hipotesis teoritis dalam penelitian ini adalah :

H0: Tidak terdapat pengaruh antara aktivitas pemasaran dalam media

sosial Instagram terhadap minat beli pelanggan Lawless

(21)

H1 : Terdapat pengaruh antara aktivitas pemasaran dalam media

sosial Instagram terhadap minat beli pelanggan Lawless

Burgerbar.

2.4.

Alur Penelitan

Bagan 2.1 Alur Penelitian

Gambar

Gambar 2.1 Fitur Instagram Stories
Gambar 2.3 Fitur Saved Photos/Videos
Gambar 2.4 Fitur FaceFilters

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi minat beli konsumen, peneliti mengambil judul ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

Adapun yang mendukung penelitian ini dapat dipengaruhi oleh penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh display produk terhadap minat beli konsumen sebelumnya telah

Dari penjelasan mengenai minat beli diatas, maka dapat dikemukakan bahwa minat beli merupakan suatu proses perencanaan pembelian suatu produk yang akan dilakukan

pengertian minat beli ulang adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespon positif terhadap apa yang telah diberikan oleh suatu perusahaan dan berminat untuk melakukan

Minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespon positif terhadap kulitas pelayanan suatu perusahaan dan berniat melakukan pembelian

Instrumen itu merupakan suatu format dalam menentukan harapan dan presepsi pelanggan, serta dapat digunakan untuk menentukan kualitas jasa suatu perusahaan atas

Terdapat dua indikator dalam minat beli yaitu Attention Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan,

Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini sangat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement, ketika konsumen tidak (terlalu)