• Tidak ada hasil yang ditemukan

TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS IMPLEMENTASI PARADIGMA PEMBANGUNAN

(PERTUMBUHAN EKONOMI, KESEJAHTERAAN, DAN

SUMBER DAYA MANUSIA)

DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2008 – 2013

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

Oleh

RAHADIAN FEBRY MAULANA

NIM: 24011021

(Program Studi Pembangunan)

(2)

ABSTRAK

ANALISIS IMPLEMENTASI PARADIGMA PEMBANGUNAN (PERTUMBUHAN EKONOMI, KESEJAHTERAAN,

DAN SUMBER DAYA MANUSIA)

DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008 – 2013

Oleh

Rahadian Febry Maulana NIM: 24011021

Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasca reformasi telah membawa perubahan mendasar terhadap sistem pemerintahan, yakni bergantinya peran MPR sebagai lembaga tertinggi negara menjadi lembaga tinggi negara, serta dihapuskannya GBHN sebagai Ketetapan MPR yang mengatur pedoman pembangunan nasional. Pembangunan nasional sendiri diartikan sebagai usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pada masa pra reformasi, MPR merupakan pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat, sehingga GBHN sebagai Ketetapan MPR memiliki kedudukan hukum tertinggi kedua setelah UUD 1945. Dalam konteks ini GBHN bersifat mengikat seluruh elemen penyelenggara negara, baik skala nasional maupun skala daerah. Potensi perubahan terhadap GBHN sangat kecil, karena hanya dapat dilakukan oleh MPR sebagai lembaga yang menetapkan.

Selama 30 tahun GBHN telah menjadi acuan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang yang secara spesifik mengatur keselarasan pembangunan daerah dengan pembangunan nasional. Setelah GBHN dihapuskan, pemerintah Indonesia tidak memiliki pedoman pembangunan yang berkedudukan hukum setara seperti GBHN.

Sebagai gantinya, pemerintah bersama DPR membuat UU No.25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Ditinjau dalam perspektif kedudukan hukum, UU SPPN tidak sekuat GBHN karena bersifat undang-undang. Sifat perundang-undangan berpotensi mengalami perubahan ketika dilakukan

judicial review yang diajukan kepada Mahkamah Konstitusi.

Dalam UU SPPN diatur tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN), rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN), rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) dan rencana pembangunan jangka menengah daerah RPJMD.

(3)

Untuk perencanaan pembangunan di tingkat nasional/pusat, dokumen RPJPN disusun oleh Presiden terpilih dan berlaku selama 20 tahun. RPJPN kemudian digunakan sebagai pedoman penyusunan RPJMN yang juga disusun oleh Presiden terpilih berdasarkan visi misinya setiap 5 tahun sekali. Sedangkan dalam perencanaan pembangunan daerah, dokumen RPJPD disusun oleh kepala daerah terpilih untuk jangka waktu 20 tahun dengan berpedoman pada RPJPN, kemudian sebagai rencana pembangunan jangka menengah daerah, dokumen RPJMD disusun oleh kepala daerah berdasarkan visi misinya setiap 5 tahun dengan berpedoman pada RPJPD.

Ditinjau dari perspektif pembangunan daerah, dokumen RPJMD telah memberikan kewenangan kepada setiap pemerintah daerah untuk menentukan sendiri strategi pembangunannya sesuai dengan visi misi masing-masing kepala daerah terpilih selama lima tahun. Dalam konteks ini visi misi kepala daerah merupakan hasil dari kesepakatan politik antara simpatisan pendukung dengan kepala daerah terpilih, sehingga hal ini berpotensi hanya merepresentasikan kepentingan kelompok tertentu.

Lebih jauh lagi penjabaran visi misi kepala daerah ke dalam strategi dan program RPJMD tidak disertai dengan penjelasan mengenai paradigma apa yang digunakan untuk melakukan pembangunan di daerahnya. Jika terdapat kejelasan mengenai paradigma pembangunan yang digunakan, maka realisasi dari RPJMD dapat dievaluasi keberhasilannya berdasarkan paradigma pembangunan yang digunakan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penelitian ini berfokus mengkaji paradigma apa yang digunakan dalam strategi RPJMD berdasarkan 3 (tiga) Paradigma Pembangunan (Pertumbuhan Ekonomi, Kesejahteraan dan Sumberdaya Manusia). Dalam hal ini yang dikaji adalah strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. Adapun struktur RPJMD tersebut terdiri dari 151 strategi.

Kemudian tahap selanjutnya, dengan menggunakan pendekatan pohon keilmuan, setiap paradigma pembangunan diuraikan menjadi elemen dan kriteria dari elemen. Paradigma Pertumbuhan Ekonomi terdiri atas 4 elemen dan 14 kriteria, kemudian Paradigma Kesejahteraan terdiri atas 4 elemen dan 11 kriteria, serta Paradigma Sumberdaya Manusia terdiri atas 6 elemen dan 24 kriteria.

Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan 151 strategi RPJMD dengan elemen-elemen yang dimiliki oleh ketiga paradigma pembangunan tersebut. Alat bantu dalam mengkorelasikan hal ini digunakan matriks korelasi. Dari hasil pengkorelasian tersebut, diketahui bahwa seluruh elemen Paradigma Pertumbuhan Ekonomi, yaitu: (1)akumulasi modal, (2)industrialisasi, (3)eksploitasi sektor primer, (4)pasar bebas, dan seluruh elemen Paradigma Kesejahteraan, yaitu: (1)sentralistik, (2)pelayanan publik, (3)redistribusi/transfer pemerintah, (4)jaminan sosial telah terpenuhi dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat

(4)

Sedangkan Paradigma Sumberdaya Manusia hanya terpenuhi dua elemen, yakni: (1)pemberdayaan dan (2)kesetaraan, sementara elemen yang tidak terpenuhi adalah (3)berkelanjutan, (4)produktivitas, (5)partisipasi masyarakat, dan (6)transparansi.

Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis implementasi terhadap elemen dari ketiga paradigma pembangunan yang terpenuhi dalam strategi RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013. Analisis tersebut dilakukan berdasarkan indikator capaian pembangunan yang bersumber dari data LKPJ 2012 (akhir periode) dan Jawa Barat Dalam Angka. Analisis tersebut membandingkan capaian rata-rata realisasi pembangunan periode 2008-2013 dengan kondisi awal (tahun 2007). Hasil yang diperoleh dari analisis implementasi di atas, diperoleh kesimpulan bahwa, elemen: (1)akumulasi modal, (2)industrialisasi, (3)eksploitasi sektor primer, (4)pasar bebas, (5)sentralistik, (6)pelayanan publik, (7)redistribusi/transfer pemerintah, (8)jaminan sosial, (9)kesetaraan, dan (10)pemberdayaan telah diimplementasikan dalam pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Sementara elemen-elemen yang belum diimplementasikan, adalah: (1)partisipasi masyarakat, (2)produktivitas, (3)berkelanjutan, dan (4)transparansi.

Kata kunci: Amandemen UUD 1945, SPPN, Strategi RPJMD, Paradigma Pembangunan, Matriks Korelasi.

(5)

ABSTRACT

IMPLEMENTATION ANALYSIS OF DEVELOPMENT PARADIGM (ECONOMC GROWTH, WELFARE, AND PEOPLE CENTERED)

WITHIN WEST JAVA PROVINCE’S RPJMD STRATEGY PERIOD 2008 – 2013

by

Rahadian Febry Maulana NIM: 24011021

After the reformation, National Amendment 1945 has brought fundamental changes to the system of government; one of them was the role of the National Assembly as the highest institution of the state into state institutions, as well as the abolition of GBHN as an MPR decree which set the guidelines for national development planning. National development interpreted as efforts to improve the quality of human in Indonesia, so they are conducted on an ongoing basis, based on the national capacity in the use of science and technology, as well as attention to the challenges of global development.

In the pre-reform period, MPR (National Assembly) held and carried the sovereignty of the people, so that the GBHN as an MPR decree legally stand as the second highest law after National Amendment 1945. In this context, the GBHN are binding on all elements of the state apparatus, both national and regional scale. GBHN as the highest law can’t be changed and it can only be done by the National Assembly who established that law.

After 30 years, GBHN has been decided as a reference for national or regional government for development programs in every aspect. GBHN also set the harmony of the development both in region and national. The abolition of the GBHN made Indonesian government has no guidelines for the development of such GBHN, the legal law.

In return, the government together with the Parliament makes a regulation No.25/2004 named Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Seen in the perspective of the legal position, this regulation is not as strong as GBHN, because it’s just seen as a regulation. The characteristic of regulation can be change when the Constitutional Court makes judicial review.

In SPPN regulation is set of long-term national development plan (RPJPN), medium-term national development plan (RPJMN), long-term regional development plan (RPJPD) and medium-term development plan RPJMD area.

(6)

For development planning for the national/central stage, RPJPN documents prepared by President and is valid for 20 years. RPJPN then used as a reference for preparing RPJMN which was also prepared by the President elected by the vision of its mission once every 5 years. While in local development planning, the document prepared by the regional head (governor) elected for 20 years. Based on the RPJPN, then as a regional medium-term development plan, a document drawn up by the regional head (governor) based on its mission every five years.

From the perspective of regional development, RPJMD has given authority to determine its own development strategy in accordance with the vision and mission of each governor elected for five years. In this context, the vision and mission of the elected governor is the result of a political agreement between sympathizers supporting of the elected regional head (governor), so it potentially represents only the interests of a particular group.

Further, the elaboration of governor about their mission and vision into RPJMR programs did not explain what the paradigm is used to develop in their region. If there is an exact development paradigm is used, then the realization of its could be evaluated RPJMD based development paradigm used.

Based on the description above, this study focuses to examine what the paradigm used in RPJMD strategy. Using three Paradigm Development methods (Economic Growth, Welfare and Human Resources) it will analyze West Java Province’s RPJMD strategy on 2008-2013. The structure of RPJMD consists of a 151 strategy.

Then, using a scientific approach called ‘pohon keilmuan’, each paradigm of development decomposed into elements and criteria of the elements. Economic Development Paradigm consists of 4 elements and 14 criteria, then Welfare Paradigm consists of 4 elements and 11 criteria, as well as Human Resources paradigm consists of 6 elements and 24 criteria.

The next step is to correlate the 151 strategy with elements of the three development paradigm. The research tool used in this case is correlation matrix. From the results of these correlations, it is known that all elements of the Growth Paradigm, namely: (1)the accumulation of capital, (2)industrialization, (3)the exploitation of the primary sector, (4)the free market, and the elements of the welfare paradigm, namely: (1)centralized, (2)public service, (3)redistribution/transfer government, (4)social security have been done in West Java Province’s RPJMD in 2008-2013. While the paradigm of Human Resources, namely: (1)empowerment and (2)equality had been done. Meanwhile, the element that didn’t do are (3)sustainable (4)productivity, (5)participation, and(6) transparency.

The next stage is to analyze the implementation of the element of the three development paradigm on West Java Province’s RPJMD 2008-2013. The analysis is based on the development indicators derived from the data of LKPJ Governor of West Java province in 2012 (end of period) and West Java in Numbers. The analysis compares the average performance realization of the construction period

(7)

The results obtained from the analysis, it is concluded that, those elements: (1)the accumulation of capital, (2)industrialization, (3)the exploitation of the primary sector, (4)the free market, (5)centralized, (6)public service, (7)redistribution/transfer government, (8)social security, (9)equality, and (10)has been implemented in the construction of empowerment in the province of West Java. While elements have implemented yet, are: (1)participation, (2)productivity, (3)sustained, and (4)transparency.

Keywords: Amendment of the 1945 Constitution, SPPN, Strategy RPJMD, Paradigm of Development, Correlation Matrix.

(8)

ANALISIS IMPLEMENTASI PARADIGMA PEMBANGUNAN (PERTUMBUHAN EKONOMI, KESEJAHTERAAN

DAN SUMBER DAYA MANUSIA)

DALAM STRATEGI RPJMD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2008-2013

Oleh :

Rahadian Febry Maulana NIM : 24011021

(Program Magister Studi Pembangunan) Institut Tekonologi Bandung

Menyetujui Pembimbing

Tanggal : ……… Pembimbing

(9)

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS

Tesis S2 yang tidak dipublikasikan, terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut Teknologi Bandung dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti HaKI yang berlaku di Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenan dicatat, tetapi kutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyertakan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah dengan seizin Direktur Program Pascasarjana Institut Teknologi Bandung.

(10)

HALAMAN PERUNTUKAN (DEDICATION)

Tesis ini dipersembahkan untuk kedua Orang Tua penulis, Bapak Tatang Isya Iskandar dan Ibu Tati Kurniati Dewi

Referensi

Dokumen terkait

Ekosistem hutan mangrove dikenal sebagai ekosistem pesisir yang memiliki produktivitas yang tinggi, karena mangrove mampu memberikan kontribusi nutrisi yang dibutuhkan oleh

Sistem pembayaran listrik yang dilalatlcan di Indonesia adalah dengan menghitung daya yng terpakai (melalui KWH meter), dimana secara periodik diperlulmn petugas

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kepadatan sarang Apis cerana (Hymenoptera: Apidae) pada kebun campur di Desa Pagar Puding Kecamatan Tebo Ulu

Untuk mengetahui mana saja kegiatan kritis dari suatu proyek, maka digunakan teknik Critical Path Method; yaitu dengan menggambar Network Diagram dari proyek tersebut,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisa proses sertifikat tanah atas tanah wakaf. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

Salah satu diversifikasi pangan dari bahan lokal yang dapat dijadikan sebagai produk yang populer dikonsumsi masyarakat seperti mie dan makaroni adalah pati sagu.. Penggunaan pati

Berdasarkan pengukuran dengan menggunakan alat Digital theodolite yang telah dilakukan di area BM Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, maka didapatlah sebuah data yang

pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.. Pembayaran atau pelunasan pajak yang