• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan-1 TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertemuan-1 TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESIONAL"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Pertemuan-1

TINJAUAN UMUM ETIKA PROFESIONAL Pembahasan 1. Norma 2. Budaya 3. Etika 4. Moral 5. Struktur Etika 1. Norma

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan untuk berinteraksi dengan manusia lain.

Manusia mempunyai hak dan kewajiban. Manusia bisa berbuat kesalahan dan melakukan penyimpangan atau pelanggaran norma – norma sosial.

Untuk memulihkan ketertiban dan menciptakan kestabilan diperlukan sarana pendukung yaitu organisasi masyarakat. Yang dalam pelaksanaannya dilandasi oleh kode etik tertentu sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut Apakah yang menjadi dasar norma moral untuk mengakui perbuatan baik atau buruk ? Magnis Suseno (1975) mengemukakan kebiasaan sebagai dasarnya, tetapi Hobbes dan Rousseau seperti dikutip oleh Huijbers (1995) mengemukakan kesepakatan masyarakat sebagai dasar pengakuan perbuatan. Selain dari Kebiasaan dan kesepakatan masyarakat.

Ada beberapa kriteria lain dari beberapa aliran yang digunakan untuk menyatakan perbuatan moral itu baik atau buruk:

Aliran Hedonise (Aristippus pendiri mazhab Cyrene 400 SM, Epicurus 341271 SM) Perbuatan manusia dikatakan baik apabila menghasilkan kenikmatan atau kebahagiaan bagi dirinya sendiri atau orang lain (perbuatan itu bermanfaat bagi semua orang).

Aliran Utilisme (Jeremy Bentham 1742-1832, John Stuart Mill 1806-1873)Perbuatan itu baik apabila bermanfaat bagi manusia, buruk apabila menimbulkan mudharat bagi manusia. Aliran Naturalisme (J.J. Rousseau). Perbuatan manusia dikatakan baik apabila bersifat alami, tidak merusak alam. Aliran Vitalisme (Albert Schweizer abad 20).

Perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup, perbuatan buruk adalah perbuatan yang mengurangi bahkan merusak daya hidup

1.2. Budaya

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Sedangkan dalam bahasa inggris, kebudayaan di kenal dengan nama “Culture” yang berasal dari kata latin “Colere”, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

(2)

Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Unsur-Unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut

a. Melville J. Herskovits menyebutkan 4 unsur pokok, yaitu : • alat-alat teknologi

• sistem ekonomi • Keluarga

• Kekuasaan Politik

b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur yang meliputi :

• Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.

• Organisasi ekonomi.

• Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)

• Organisasi kekuatan (politik). 1.3. Etika

Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan. Bentuk jamaknya adalah ta etha artinya adat kebisaan, dari bentuk jamak inilah terbentuk kata Etika oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322 BC) dipakai untuk menunjukan filsafat moral. Berdasarkan asal – usul kata tersebut Etika berarti Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

1. Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya. 2. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah, negara dan

agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati. 3. Etika dapat mengantarkan manusia, pada sifat kritis dan rasional.

4. Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap semua norma

5. Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada. 1.4. Moral

Moral berasal dari bahasa Latin MOS , jamaknya adalah mores yang juga berarti adat kebisaan. Dengan merujuk pada kata Etika maka Moral berarti nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Faktor Penentu moralitas :

a. Motivasi b. Tujuan Akhir

(3)

c. Lingkungan Perbuatan

Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan :

a. Moralitas Objektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagaimana adanya, terlepas dari segala bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya.

b. Moralitas Subjektif, moralitas yang melihat perbuatan sebagai dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan perlakuan personal lainnya.

Dua kaidah dasar moral adalah : 1. Kaidah Sikap Baik.

Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakann dalam bentuk yang kongkret, tergantung dari apa yang baik dalam situasi kongkret itu.

2. Kaidah Keadilan.

Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang tentu saja disesuaikan dengan kadar angoota masing-masing.

Struktur Etika

Bahasan utama kita pada pertemuan pertama ini adalah : 1. Memahami arti tentang Etika dan Profesi

2. Perbedaan dan persamaan antara Etika dengan Etiket 3. Mengapa kita harus belajar Etika (Profesi)

4. Prinsip-prinsip Etika 5. Memahami jenis Etika

(4)

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen P dan K, 1988), etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti sebagai berikut.

1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);

2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan/masyarakat. Unsur-unsur Pokok dalam etika profesi:

Dalam hal berpikir etis perlu ada 4 hal yang diperhatikan yakni: Nilai, Norma, Situasi, Objek Norma-Kaidah

Suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap individu atau masyarakat untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama.

Nilai-nilai etika harus diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap tingkah laku manusia termasuk kegiatan dibidang keilmuan.

Perbedaan antara ETIKA dengan ETIKET

Etika Etiket

Berasal dari kata Yunani “Ethos”, artinya Adat, tata akhlak, watak, sikap, cara berpikir, lebih mengarah ke moral

Berasal dari kata Inggris “Ethics” dan Perancis “etiquette” yang artinya sopan santun

Menyangkut apakah suatu perbuatan boleh atau tidak boleh dilakukan

Menyangkut cara melakukan sesuatu kepada orang lain

Berlaku kapan saja walaupun tidak ada saksi Berlaku hanya kalau ada saksi di sekitar Memandang manusia dari lahir dan batin Bersifat realtif

Memandang manusia dari lainnya saja

Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun. Dalam bahasa Inggris etiket dikenal sebagai ethics atau etiquette (bahasaPerancis).

Persamaan antara etika dengan etiket

1. Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.

2. Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilkukan.

Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampur adukkan Mengapa Kita Harus Belajar Tentang Etika – (Profesi) ? Etika diperlukan untuk :

(5)

2. Memahami adanya perbedaan (suku, budaya, agama dll)

3. Mampu menyesuaikan dengan dampak modernisasi yang membawa perubahan yang berbeda

4. Penuntun kehidupan. Prinsip Etika

a. Prinsip Keindahan, etika manusia berkaitan dengan nilai-nilai keindahan

b. Prinsip Persamaan, hakekat manusia menghendaki adanya persamaan antara manusia satu dengan yang lain.

c. Prinsip Kebaikan, segala sesuatu yang menimbulkan pujian. Manusia kebaikan tatanan sosial, ilmu pengetahuan, agama dll

d. Prinsip Keadilan, adanya kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya.

e. Prinsip Kebebasan, menginginkan keleluasaan bertindak berdasarkan pilihan. f. Prinsip Kebenaran, segala sesuatu harus dapat dibuktikan kebenarannya

Dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia

1. ETIKA DESKRIPTIF

2. ETIKA NORMATIF

Etika deskriptif memberikan fakta sebaga idasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku yang dilakukan, sedangkan etika normatif memberikan penilaian sekaligus memberikan norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan

Tugas Individual :

ETIKA DESKRIPTIF ETIKA NORMATIF

Merupakan etika yang memberikan penilaian secara himbauan kepada manusia tentang bagaimana harus bertindak sesuai dengan norma yang berlaku

BERKAITAN DENGAN TINDAKAN UNTUK MELAKUKAN ATAU TIDAK MELAKUKAN Merupakan etika yang

berbicara mengenai sebuah fakta, yaitu tentang nilai dan pola perilaku manusia terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam kehidupan masyarakat BERKAITAN DENGAN MEMBUAT DAN MENGAMBIL KEPUTUSAN

(6)

Berikan masukan atau komentar tentang materi Pertemuan 1 ini :

1. Pengetahuan atau hal lain apa saja yang ingin Anda ketahui mengenai Etika Profesi ini? 2. Menurut pendapat Anda apakah mata kuliah ini perlu untuk diketahui dan dipelajari oleh

mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja? Harap berikan penjelasan jika jawaban Anda “ya” ataupun “tidak”

3. Jika Anda telah mengikuti perkuliahan iLearning sebelumnya selain Etika Profesi, sebaiknya seorang dosen menggunakan metoda atau cara yang bagaimana menurut Anda yang terbaik untuk memberikan perkuliahan iLearning ini? Jika Anda mahasiswa untuk pertama kalinya mengikuti kelas iLearning, berikan penjelasan apa motivasi Anda bergabung mengikuti kelas iLearning?

Semua jawaban harap dipostingkan dalam COMMENTS. Semua bentuk jawaban Anda tidak akan berpengaruh terhadap penilaian akhir (Anda bebas berpendapat dan memberikan masukan yang positif)

Catatan : Comment ditunggu paling lambat dua hari setelah pertemuan pertama selesai. Mahasiswa yang terlambat mengirim atau tidak mengirim “Comment” dianggap tidak menyelesaikan/mengikuti TUGAS (tidak akan mendapat nilai untuk komponen TUGAS)

(7)

Pertemuan-2

PROFESI dan PROFESIONAL

Pertemuan ini akan membahas mengenai

1. Apa yang dimaksud dengan PROFESI dan PROFESIONAL 2. Ciri-ciri PROFESI

3. Syarat suatu PROFESI

4. Apa perbedaan antara PROFESI dengan PROFESIONAL 5. Apa yang dimaksud dengan PROFESIONALISME

Profesi adalah suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga orang bekerja tetap sesuai dengan bidang keahliannya. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek Profesi merupakan:

Kelompok lapangan pekerjaan yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, didalamnya terdapat pemakaian dengan cara yang benar akan keahlian dan keterampilan tinggi, hanya dapat dicapai dengan memiliki penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas,serta adanya disiplin yang dikembangkan oleh kelompok anggota. Profesi adalah suatu Moral Community (Masyarakat Moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.

CIRI-CIRI PROFESI

Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :

1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan inidimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

(8)

SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI : a) Melibatkan kegiatan intelektual.

b) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.

c) Memerlukan persiapan profesional yang dalam dan bukan sekedar latihan. d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.

e) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen. f) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.

g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. h) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik. PERBEDAAN PROFESI DENGAN PROFESIONAL

PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

PROFESIONAL, adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.

PROFESI :

a) Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.

b) Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). c) Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.

d) Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam. e) PROFESIONAL :

f) Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.

g) Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. h) Hidup dari situ.

i) Bangga akan pekerjaannya.

Untuk menjadi profesional, seseorang yang melakukan pekerjaan dituntut untuk memiliki beberapa sikap sebagai berikut:

1. Komitmen tinggi. Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada pekerjaan yang sedang dilakukannya

2. Tanggung jawab. Seorang profesional juga harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang dilakukannya sendiri

3. Berpikir sistematis. Seorang profesional harus mampu menguasai berpikir secara sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya

4. Penguasaan materi. Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan/materi pekerjaan yang sedang dilakukannya

5. Menjadi bagian masyarakat profesional. Seyogyanya seorang profesional harus menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya

Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang sewajarnya terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional.

Profesionalisme berasal daripada profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).

(9)

Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.

Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan. Profesionalisme merupakan suatu proses yang tidak dapat di tahan-tahan dalam perkembangan dunia perusahaan modern dewasa ini Mengapa?

PERTAMA ialah bahwa manusia-manusia profesional tidak dapat di golongkan sebagai kelompok “kapitalis” atau kelompok “kaum buruh”. Juga tidak dapat dimasukkan sebagai kelompok “administrator” atau “birokrat”.

KEDUA ialah : bahwa manusia-manusia profesional merupakan suatu kelompok tersendiri, yang bertugas memutarkan roda perusahaan, dengan suatu leadership status. Jelasnya mereka merupakan lapisan kepemimpinan dalam memutarkan roda perusahaan itu. Kepemimpinan di segala tingkat, mulai dari atasan, melalui yang menengah sampai ke bawah.

CIRI – CIRI PROFESIONALISME

1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result),sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.

2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.

3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puasatau putus asa sampai hasil tercapai.

4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.

5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result), sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.

RESUME

Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut Kalangan Profesional.

Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat

Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral dan harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi. (Wignjosoebroto -1999)

Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan keterampilan tertentu yang didapati melalui pengalaman kerja pada orang yang terlebih dahulu menguasai keterampilan tersebut dan terus memperbarharui keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi.

Catatan tentang profesi adalah:

1. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan atau keahlian khusus yang didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan pada umumnya

2. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sebagai utama nafkah hidup dengan keterlibatan pribadi yang mendalam dalam menekuninya

3. Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengembangan profesi tersebut untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi

(10)

Keahlian profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi kesejahteraan umat manusia.Kalau didalam peng-amal-an profesi yang diberikan ternyata ada semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan, maka hal itu semata hanya sekedar “tanda kehormatan” (honour) demi tegaknya kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang hanya pantas diterimakan bagi para pekerja upahan saja.

Kelompok profesionalis harus berpedoman pada nilai-nilai kebajikan yang mereka junjung tinggi dan direalisasikan melalui keahlian serta kepakaran yang dikembangkan berdasarkan wawasan keunggulan yang berkelanjutan (sustainable advantage)

Kelompok profesional harus memiliki visi dan misi dalam menegakkan dan menjunjung tinggi kehormatan profesinya, mengontrol praktek-praktek pengamalan dan pengembangan kualitas keahlian/ kepakaran, serta menjaga dipatuhinya kode etik profesi yang telah disepakati bersama

Tanggung Jawab Moral .Titik penekanan dari profesonalime adalah pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapan Sikap etis di dalam penggunaan teknologi modern, dalam rangka menunjang pekerjaan dengan profesi tertentu, diturunkan dari prinsip dasar tanggung jawab moral dari masing-masing pelakunya Setiap orang yang menghormati diri dan profesinya, akan bertanggung jawab terhadap peran/profesinyas

PROFESIONALISME KERJA DI BIDANG TI

Pembahasan

1. Bidang Pendidikan atau Pelatihan

2. Pengembang Sistem ( System Developer ) 3. Specialist Support

Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut

4.1. Instruktur

Instruktur IT adalah seorang yang memiliki kopetensi dan tanggung jawab proses belajar mengajar atau melatih dibidang Teknologi Informasi.

Instruktur IT harus memiliki kombinasi kemampuan menguasai Pengetahuan tentang software dan hardware yang menjadi tanggung jawabnya.

(11)

4.2. System Developer

Merupakan bidang keahlian dibidang pengembangan sistem informasi. System Developer ini mencakupi 3(tiga) bidanG keahlian, yaitu:

● Programer ● System Analyst ● Project Manager 4.2.1. Programmer

Seorang pengembang perangkat lunak atau orang yang menulis perangkat lunak komputer.

Istilah programmer komputer dapat mengacu pada suatu spesialis area computer programming atau pada suatu generalist kode untuk macam-macam perangkat lunak.

Orang praktisi atau berprofesi secara resmi terhadap programming dikenal juga sebagai seorang analis programmer, insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, atau analis perangkat lunak.

Suatu bahasa komputer utama programmer ( Java, C++, dll). REAL PROGRAMER

Real Programer atau “Hardcore” Programer adalah seorang programer yang menjauhkan diri dari hal yang modern atau tidak menggunakan graphical tools seperti IDE (Integrated Development Environment) dan lebih condong mengarah penggunaan bahasa assembler atau kode mesin, dan semakin dekat dengan perangkat keras.

Bahasa pemrograman yang digunakan biasanya seperti : ● Java

● C / C++ ● C#

● FORTRAN 4.2.2. Sistem Analist

Seseorang yang memiliki Tugas dan tanggung jawab secara umum sebagai berikut :

1. Meneliti Kebutuhan manajemen, mengenai penggunaan peralatan pengolahan data yang terintegrasi dan proses.

2. Investigasi, merencanakan, meralisasikan, menguji dan debugs sistem perangkat lunak.

3. Merencanakan, mengkoordinir, dan menjadwalkan investigasi, studi kelayakan dan survei, termasuk evaluasi ekonomi dari pengolahan data dan mesin aplikasi otomatis yang ada dan mengusulkan.

4. Mengambil bagian didalam perencanaan anggaran pembelian perangkat keras dan lunak dan monitoring untuk pemeliharaan perangkat keras dan lunak

5. Menyediakan pelatihan dan instruksi ke para pemakai dan karyawan lain dan menyediakan prosedur untuk pekerjaan sehari-hari .

Sistem Analist bertugas melakukan pengumpulan keterangan dari para user serta manajemen dalam rangka memperoleh bahan- bahan utama bagi perancangan sistem yang ditugaskan kepadanya. Bahan-bahan tersebut akan digunakan sebagai kriteria ruang lingkup dari sistem yang akan dibuatnya. Semua bahan tadi dikumpulkan dalam fase analisa sistem, sehubungan dengan adanya kebutuhan manajemen akan adanya sistem baru yang lebih memenuhi kebutuhan sistem informasi bagi pengelolaan perusahaan (bisnis) yang bersangkutan.

(12)

Selanjutnya, berdasarkan bahan-bahan yang diperolehnya tadi, seorang Sistem Analis akan melakukan perancangan sistem baru. Dalam proses perancangan sistem tersebut, maka sejumlah panduan dasar berikut dapat digunakannya sebagai pangkal tolak bekerja (merancang sistem) tersebut.

4.2.3. Project Manager

Seseorang yang mempunyai keseluruhan tanggung jawab untuk pelaksanaan dan perencanaan dan mensukseskan segala proyek.

Sebutan Project Manager ini digunakan dalam industri konstruksi, arsitektur dan banyak jabatan berbeda yang didasarkan pada produksi dari suatu produk atau jasa.

Manager proyek harus memiliki suatu kombinasi ketrampilan yang mencakup suatu kemampuan untuk menembus suatu pertanyaan, mendeteksi asumsi, tidak dinyatakan dan tekad konflik hubungan antar pribadi seperti halnya ketrampilan manajemen yang lebih sistematis.

Dalam hal ini, terdapat 2(dua) macam sertifikasi yang berkenaan dengan Profesionalisme Project Manager, yaitu :

1. Certified Project Manager (CPM)

2. Project Management Professional (PMP) Certifications. 4.3. Spesialisasi

Didalam dunia IT, memiliki beberapa spesialisasi dalam profesionalisme kerja, diantaranya yaitu : 1. Spesialisasi Bidang System Operasi dan Networking

• System Enginer • System Administrator

2. Spesialisasi Bidang Pengembangan Aplikasi dan Database • Application Developer

• Database Administrator

3. Spesialisasi Audit dan Keamanan Sistem Informasi • Information System Auditor

(13)

Pertemuan-3

ETIKA PROFESI DAN KODE ETIK PROFESI

Kita akan mengulas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan :

1. Peran etika dalam profesi

2. Prinsip Etika Profesi dan pentingnya Etika Profesi 3. Kode Etik Profesi

4. Prinsip dasar Kode Etik Profesi 5. Orientasi Kode Etik

6. Tujuan (dibuatnya) Kode Etik Profesi Etika Profesi

• Etika profesi adalah norma-norma, syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh sekelompok orang yang disebut Kalangan Profesional.

• Profesionalisme tanpa etika menjadikannya “Bebas Sayap” dalam arti tanpa kendali dan tanpa pengarahan.

• Etika tanpa profesionalisme menjadikannya “Lumpuh Sayap” dalam arti tidak maju bahkan tidak tegak.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI :

1. Tanggung jawab : Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya. 2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi

haknya.

3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberikebebasan dalam menjalankan profesinya.

Ethica is in which can act as the performance index or reference for our control system  etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik sengaja

dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik

 sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya

(14)

Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi.

Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional

Kode etik adalah sistem norma, nilai, atau aturan profesional tertulis secara tegas menyatakan apa benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik menjadi profesional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi profesi. Tujuan kode etik adalah pelaku profesi tersebut dapat menjalankan tugas dan kewajiban serta memberikan pelanyanan sebaik-baiknya kepada pemakai jasa tersebut.

Prinsip dasar kode etik profesi:

1. Prinsip standar teknis. Setiap anggota profesi harus melaksanakan jasa profesional yang relevan dengan bidang profesinya

2. Prinsip kompetensi . Setiap anggota profesi harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan

3. Prinsip tanggung jawab profesi . Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan

4. Prinsip kepentingan publik . Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak memberikan jasa profesionalnya dalamkerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme

5. Prinsip integritas . Pelaku profesi menunjung nilai tanggung jawab profesional dengan integritas setinggi mungkin untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik yang menggunakan jasa profesionalnya

6. Prinsip objektivitas . Setiap anggota harus menjaga objektivitas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya

7. Prinsip kerahasiaan. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya

8. Prinsip perilaku profesional . Setiap anggota harus perilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi yang diembankannya

Kode etik profesi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari suatu profesi, sehingga kode etik ibarat kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus juga menjamin mutu moral profesi itu dimata masyarakat.

• Kode Etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi seorang profesional.

• Kode etik adalah norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

Sifat Kode Etik Profesional  Singkat

(15)

• Sederhana

• Jelas dan konsisten • Masuk akal

• Dapat diterima

• Praktis dan dapat dilaksanakan • Komprehensif dan lengkap • Positip dalam formulasinya TUJUAN KODE ETIK PROFESI

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. 3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. 6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat. 8. Menentukan baku standarnya sendiri.

FUNGSI KODE ETIK PROFESI

1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

Pada umumnya kode etik akan sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.  Sanksi moral

 Sanksi dikeluarkan dari organisasi

PROFESIONALIME

Profesionalisme merupakan suatu tingkah laku, suatu tujuan atau suatu rangkaian kwalitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu “profesi”.

Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sebagai sumber penghidupan.

CIRI – CIRI PROFESIONALISME

1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil (perfect result),sehingga kita dituntut untuk selalu mencari peningkatan mutu.

2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapatdiperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.

3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.

4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh “keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.

5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.

(16)

PROFESIONALISME dan KEPEMIMPINAN

PROFESIONALISME dan KOMPETENSI

Kompetensi

adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan unju kkerja yang efektif atau superior pada jabatan tertentu

(17)

PERTEMUAN-4

STANDAR KOMPETENSI DAN SERTIFIKASI PROFESI

Hal apa saja yang akan kita bahas?

1. Apa yang dimaksud dengan (Standar) KOMPETENSI? 2. Mengapa perlu dilakukan standarisasi (kompetensi) 3. Sertifikasi Kompetensi (apa dan bagaimana?) 4. Sertifikasi Profesi (apa dan bagaimana?)

5. Apa manfaat dari kedua jenis sertifikasi ini bagi para profesional?

Kompetensi adalah karakteristik pokok seseorang yang berhubungan dengan unjuk kerja yang efektif atau superior pada jabatan tertentu pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan standar profesi adalah kompetensi.

(18)

Kompetensi disini mencakup:

 Pendidikan yang berkaitan dengan profesinya,

 Pengetahuan dan ketrampilan dibidang yang bersangkutan,  Working attitude (sikap kerja).

(19)

 Kemampuan komunikasi dan sosial serta training. Standar Kompetensi

 Perbedaan pendidikan dan bidang yang digeluti membutuhkan adanya standarisasi  Standar industri (vendor) besar lebih disukai karena bersifat global

 Seringkali sertifikat ini lebih disukai oleh perusahaan dibandingkan ijazah dari perguruan tinggi atau lembaga penddikan yang tidak terkenal

 Untuk mendapat sertifikat dari vendor, seperti misalnya Microsoft atau Cisco dibutuhkan biaya yang tidak sedikit

Sertifikasi kompetensi kerja adalah proses pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia/dan atau internasional.

 Sertifikasi terhadap kompetensi profesi: dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Personil/Profesi, berlaku apabila masih kompeten.

 Sertifikasi untuk mendapat status profesi: dilakukan organisasi profesi, biasa disebut juga lisensi/registrasi profesi.

 Sertifikat pelatihan: oleh lembaga pelatihan, biasa disebut juga Certificate of Attainment, berlaku selamanya

Sertifikasi

 Sertifikasi berbeda dengan ujian, lisensi ataupun registrasi.

 Sertifikasi IEEE (Institute of Electrical and Electronic Engineer) adalah suatu jaminan tertulis, yang merupakan suatu demonstrasi formal yang merupakan konfirmasi dan merupakan suatu sistem atau komponen dari suatu persyaratan tertentu dan diterima untuk keperluan operasi. Manfaat Sertifikasi bagi tenaga profesional

(20)

 Sertifikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi, gaji),

 Perencanaan karir  Profesional development

 Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga profesional tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan mengakui keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.

Profesional Dengan Sertifikasi

 Sertifikasi merupakan salah cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi.  Sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalisme.

Jenis-jenisSertifikasi (Bidang TI)

 Cisco : Cisco Certified Network Associate (CCNA), Cisco Certified Network Professional (CCNP), Cisco Certified Designing Associate (CCDA), Cisco Certfied Designing Professional (CCDP), dan Cisco Security Specialist 1 (CSS 1)

 Microsoft : Microsoft Certified System Engineer (MCSE), Microsoft Certified System Administrator (MCSA), Microsoft Certified Solution Developer (MCSD), dan Microsoft Certified Database Administrator (MCDBA)

 Lotus : Certified Lotus Specialist (CLS), Certified Lotus Professional Application Development (CLP AD), dan Certified Lotus Professional System Administration (CLP SA)

 Oracle : Oracle Certified Professional Database Administrator (OCP DBA) dan Oracle Certified Professional Developer (OCP Developer)

 Dibidang internet, sertifikasi dari CIW (Certified Internet Web Master), seperti Master CIW Administrator, Master CIW Enterprise Developer

SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profesional IT (Information Technology) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan komputer dari negara-negara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand. DUA MODEL KLASIFIKASI OLEH SEARCC

1. Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi.

2. Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem.

PROFESIONALISME KERJA

Pembahasan

1. Pengertian Profesi 2. Pengertian Profesional

(21)

3. Pengertian Profesionalisme

4. Pengenalan Profesionalisme Bidang IT

3.1. Pengertian Profesi

Bekerja merupakan kegiatan pisik dan pikir yang terintegrasi. Pekerjaan dapat dibedakan menurut kemampuan (fisik dan intelektual), kelangsungan (sementara dan terus menerus), lingkup (umum dan khusus), tujuan (memperoleh pendapatan dan tanpa pendapatan).

Profesi adalah : Pekerjaan tetap bidang tertentu berdasarkan keahlian khusus yang dilakukan secara bertanggung jawab dengan tujuan memperoleh penghasilan.

Nilai moral profesi (Franz Magnis Suseno,1975) : • Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi

• Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi • Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi

3.2. Pengertian Profesional

Profesional adalah Pekerja yang menjalankan profesi.

Setiap profesional berpegang pada nilai moral yang mengarahkan dan mendasari perbuatan luhur. Dalam melakukan tugas profesi, para profesional harus bertindak objektif, artinya bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas dan enggan bertindak.

Dengan demikian seorang profesional jelas harus memiliki profesi tertentu yang diperoleh melalui sebuah proses pendidikan maupun pelatihan yang khusus, dan disamping itu pula ada unsur semangat pengabdian (panggilan profesi) didalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Hal ini perlu ditekankan benar untuk membedakannya dengan kerja biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan materiil-duniawi.

(22)

Kelompok profesional merupakan :

kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran -- yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi -- yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri.

Tiga watak kerja seorang Profesional

1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil.

2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat.

3. Kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi

3.3. Pengertian Profesionalisme

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan – serta ikrar (fateri/profiteri) untuk menerima panggilan tersebut - untuk dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan ditengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

Empat prespektif dalam mengukur profesionalisme menurut Gilley dan Enggland : a. Pendekatan berorientasi Filosofis

b. Pendekatan perkembangan bertahap c. Pendekatan berorientasi karakteristik d. Pendekatan berorientasi non-tradisional

(23)

Kopetensi profesionalisme dibidang IT, mencakupi berberapa hal : 1. Keterampilan Pendukung Solusi IT

a. Installasi dan Konfigurasi Sistem Operasi (Windows atau Linux) b. Memasang dan Konfigurasi Mail Server, FTP Server dan Web Server c. Menghubungkan Perangkat Keras

d. Programming 2. Keterampilan Pengguna IT

a. Kemampuan Pengoperasia Perangkat Keras

b. Administer dan Konfigurasi Sistem Operasi yang mendukung Network c. Administer Perangkat Keras

d. Administer dan Mengelola Network Security e. Administer dan Mengelola Database

f. Membuat Aplikasi berbasis desktop atau Web dengan multimedia 3. Pengetahuan di Bidang IT

a. Pengetahuan dasar Perangkat Keras, memahami organisasi dan arsitektur komputer

b. Dasar-dasar telekomunikasi. Mengenal perangkat keras komunikasi data serta memahami prinsip kerjanya

(24)

PERTEMUAN-5

ETIKA PROFESI

Bahasan kali ini adalah berhubungan dengan budaya kerja,

1. Apa yang dimaksud dengan budaya kerja? Mengapa budaya kerja itu penting? 2. Bagaimana membangun budaya kerja?

3. Apa manfaat menjalankan dan membangun budaya kerja? 4. Bagaimana budaya kerja (tinggi) dapat dijalankan?

5. Hal apa saja yang perlu diperhatikan agar budaya kerja dapat dimplementasikan?

• Budaya kerja adalah satu komponen kuantitas manusia yang melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan

• Budaya kerja dapat ikut menentukan integritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin kesinabungan kehidupan bangsa

• Budaya kerja sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dimilikinya, terutama falsafah bangsa yang mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya

• Budaya kerja adalah falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat

Warna budaya kerja adalah produktivitas, yang berupa perilaku kerja yang dapat diukur antara lain:

• Kerja Keras • Ulet – Disiplin

• Produktif – Tanggung jawab • Motivasi – Manfaat

• Kreatif – Dinamik • Konsekuen – Konsisten • Responsive – Mandiri

• Makin lebih baik……….dan lebih baik lagi Tujuan dan Manfaat Budaya Kerja

Tujuan utama adalah menciptakan suatu perubahan sikap, perilaku SDM untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan

Menjamin hasil kerja dengan kualitas lebih baik, membuka seluruh jaringan komunikasi, keterbukaan, kebersamaan, kegotong royongan, kekeluargaan, menemukan kesalahan dan cepat memperbaiki, cepat menyesuaikan diri perkembangan dari luar

• Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya Kerja, akan memahami dan menghargai lingkungannya (sosial, ekonomi, politik, budaya)

• Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya Kerja akan berpatisipasi aktif dan loyal kepada kehidupan (pribadi, masyarakat, organisasi/ perusahaan)

• Orang yang terlatih dalam kelompok Budaya kerja dengan pengetahuan dan keahliannya akan lebih siap dalam mengelola tugas atau kewajibannya.

• Mengubah sikap dan perilaku pegawai untuk meningkatkan produktivitas kerja.

• Meningkatkan kepuasan kerja dan pelanggan, pengawasan fungsional, dan mengurangi pemborosan.

(25)

• Menjamin hasil kerja berkualitas

• Memperkuat jaringan kerja ( networking) • Menjamin keterbukaan ( accountable ) • Membangun kebersamaan

• Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Agar Budaya Kerja Dapat diimplementasikan • Komitmen, konsisten, dialog –> harus ada satu alasan kuat, budaya kerja harus dapat

mendorong setiap program dapat dilaksanakan dengan baik • dan mendapat dukungan dari semua pihak

• Ada visi yang jelas –> menggambarkan maksud dan tujuan yang seharusnya dapat dilakukan dan menjadi kerangka kerja dalam pengambilan keputudan

• Target Measurable –> Tujuan yang akan dicapai harus terukur • Ada stretegi yang jelas untuk mencapai tujuan

• Komunikasi (antar departemen, bagian)

Budaya Kerja Meendorong pertumbuhan dan perubahan kemandirian • Budaya Berani Ambil Resiko

• Budaya Kerja yang Fokus pada Proses

• HARD WORKER CULTURE (Budaya kerja keras termasuk budaya yang sulit, penuh dengan aktifitas yang energetik.Lingkungan budaya ini sangat kondusif bagi orang-orang yang aktif, erat dengan pencapaian target tertentu.)

(26)

ETIKA PROFESI

Pembahasan

(27)

2. Kode Etik Profesi

3. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK

2.1. Pengertian Etika Profesi

Bartens (1995) menyatakan, kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.

Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga anggota kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman.

Kode etik profesi merupakan hasil pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan moral yang hakiki, yang tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri.

Kode etik profesi merupakan rumusan norma moral manusia yang mengemban profesi itu. Kode etik profesi menjadi tolak ukur perbuatan anggota kelompok profesi. Kode etik profesi merupakan upaya pencegahan berbuat yang tidak etis bagi anggotanya

2.2. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru ataupun calon anggota kelompok profesi.

Kode etik profesi telah menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan bagaimana profesional menjalankan kewajibannya.

Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik,

(28)

sehingga memuaskan semua pihak.

Fungsi Kode Etik Profesi

Mengapa kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis ? Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya, yaitu : a. Sebagai Sarana Kontrol Sosial

b. Sebagai Pencegah Campur Tangan Pihak Lain c. Sebagai Pencegah Kesalahpahaman dan Konflik

Kelemahan Kode Etik Profesi

a. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan berbingkai.

b. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional. Rupanya kekurangan ini memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat menyimpang dari kode etik profesinya.

2.3. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dengan pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh.

Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam. kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan.

(29)

Apabila manusia sudah jauh dari nilai-nilai, maka kehidupan ini akan terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia harus tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran.

Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya fungsi tersebut dari kerja mental manusia

Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya

Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka harus menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat. Dengan etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan pekerjaannya.

(30)

Pertemuan-6

FAKTOR YANG BERPERAN DALAM MENGEMBANGKAN

PROFESIONAL

Bahasan minggu ini akan mengulas tentang faktor yang berperan dalam mengembangkan profesionalisme

Hal-hal apa saja yang dapat kita pelajari dari perkuliahan keenam ini?

1. Kita dapat memahami bahwa kecerdasan manusia itu satu sama lainnya memiliki perbedaan. 2. Kita sering menginterprestasikan mengenai tingkat kecerdasan itu selalu diukur dan

dihubungkan dengan yang namanya IQ saja.

3. Jenis kecerdasan yang berperan dalam menunjang keberhasilan hidup (sukses) seseorang ternyata bukan hanya IQ saja.

4. Kita dapat memahami disamping IQ, ada kecerdasan lain yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan hidup seseorang (Kecerdasan apa itu?)

5. Kecerdasan selain IQ, adalah EQ, SQ, CQ, AQ!!

Dan ternyata menurut penelitian (para ahli) IQ hanya menyumbang 20% saja bagi keberhasilan hidup seseorang itu. Sisanya 80% adalah disumbang oleh

KECERDASAN

Untuk menjawab semua ini. Silakan mahasiswa mengikuti bahan ajar berikut ini

Hingga kini masih banyak oramg yang memuja kecerdasan intelektual yang mengandalkan kemampuan berlogika semata.

Orang merasa bangga dan berhasil mendidik anak, bila melihat anak-anaknya mempunyai nilai rapor yang bagus, menjadi juara kelas. Tentu saja hal ini tidak salah, tetapi tidak juga benar seratus persen.

Karena beberapa penelitian justru menunjukkan bahwa kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spirituallah yang lebih berpengaruh bagi kesuksesan seorang anak.

Selama ini, yang namanya “kecerdasan” senantiasa dikonotasikan dengan Kecerdasan Intelektual” atau yang lazim dikenal sebagai IQ saja (Intelligence Quotient). Namun pada saat ini, anggapan bahwa kecerdasan manusia hanya tertumpu pada dimensi intelektual saja sudah tidak berlaku lagi. Selain IQ, manusia juga masih memiliki dimensi kecerdasan lainnya

RUMPUN ATAU MACAM-MACAM KECERDASAN TERSEBUT ADALAH : • IQ (INTELLEGENCE QOUTIENT) • EQ (EMOTIONAL QOUTIENT) • SQ (SPIRITUAL QOUTIENT) • CQ (CREATIVITY QOUTIENT) • AQ (ADVERSITY QOUTIENT) Memahami Kecerdasan

David Wechsler (1939) mendefinisikan kecerdasan sebagai kumpulan kapasitas seseorang untuk bereaksi searah dengan tujuan, berpikir rasional dan mengelola lingkungan secara efektif.

(31)

IQ (INTELIGENCE QUOTIENT)

CIRI-CIRI PERILAKU INTELEGEN / CERDAS :

• Masalah yang dihadapi merupakan masalah baru bagi yang bersangkutan. • Serasi tujuan dan ekonomis (efesien).

• Masalah mengandung tingkat kesulitan. • Keterangan pemecahannya dapat diterima. • Sering menggunakan abstraksi.

• Bercirikan kecepatan.

• Memerlukan pemusatan perhatian. EQ (EMOTIONAL QUOTIENT)

Emotional Quotient (EQ) mempunyai peranan penting dalam meraih kesuksesan pribadi dan profesional. EQ dianggap sebagai persyaratan bagi kesuksesan pribadi.

• Alasan utamanya adalah masyarakat percaya bahwa emosi-emosi sebagai masalah pribadi dan tidak memiliki tempat di luar inti batin seseorang juga batas-batas keluarga.

• Penting bahwa kita perlu memahami apa yang diperlukan untuk membantu kita membangun kehidupan yang positif dan memuaskan, karena ini akan mendorong mencapai tujuan-tujuan PROFESIONAL kita.

PENGERTIAN EQ

(Emotional Quotient) / kecerdasan emosi :

• Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN). • Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER). • Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan, ketajaman,

emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (COOPER & SAWAF).

• Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (SEAGEL).

PERILAKU CERDAS EMOSI

• Menghargai emosi negative orang lain. • Sabar menghadapi emosi negative orang lain • Sadar dan menghargai emosi diri sendiri. • Emosi negative untuk membina hubungan • Peka terhadap emosi orang lain.

• Tidak bingung menghadapi emosi orang lain. • Tidak menganggap lucu emosi orang lain. • Tidak memaksa apa yang harus dirasakan. • Tidak harus membereskan emosi orang lain. • Saat emosional adalah saat mendengatkan EQ TINGGI ADALAH :

• Berempati.

(32)

• Mengendalikan amarah. • Kemandirian.

• Kemampuan menyesuaikan diri. • Disukai.

• Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi. • Ketekunan.

• Kesetiakawanan. • Keramahan. • Sikap hormat.

SQ (SPRITUAL QUOTIENT)

Kecerdasan spiritual atau spiritual intelligence atau spiritual quotient (SQ) ialah suatu intelegensi atau suatu kecerdasan dimana kita berusaha menyelesaikan masalah-masalah hidup ini berdasarkan nilai-nilai spiritual atau agama yang diyakini,

kita berusaha menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupan kita ke dalam suatu konteks yang lebih luas dan lebih kaya, serta lebih bermakna.

Kecerdasan spiritual merupakan dasar yang perlu untuk mendorong berfungsinya secara lebih efektif, baik Intelligence Quotient (IQ) maupun Emotional Intelligence (EI). Jadi, kecerdasan spiritual berkaitan dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

Sumber:Widodo Gunawan, tersedia dalam http://suaraagape.org/wawasan/Ei2.php.

Lima karakteristik orang yang cerdas secara spiritual menurut Roberts A. Emmons, The Psychology of Ultimate Concerns: (1) kemampuan untuk mentransendensikan yang fisik dan material; (2) kemampuan untuk mengalami tingkat kesadaran yang memuncak; (3) kemampuan untuk mensakralkan pengalaman sehari-hari; (4) kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual buat menyelesaikan masalah; dan kemampuan untuk berbuat baik. Karakteristik yang kelima: memiliki rasa kasih yang tinggi pada sesama makhluk Tuhan.

“The fifth and final component of spiritual intelligence refers to the capacity to engage in

virtuous behavior: to show forgiveness, to express gratitude, to be humble, to display compassion and wisdom,”

BAGAIMANA CARA MENINGKATKAN SQ? (1) Jadilah kita suri tauladan yang baik,

(2) bantulah klien (sesama) untuk merumuskan “missi” hidupnya,

(3) baca kitab suci bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita, (4) ceritakan kisah-kisah agung dari tokoh-tokoh spiritual,

(5) diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif rohaniah, (6) libatkan klien dalam kegiatan-kegiatan ritual keagamaan,

(7) bacakan puisi-puisi, atau lagu-lagu yang spiritual dan inspirasional, (8) ajak klien untuk menikmati keindahan alam,

(9) bawa klien, keluarga atau anak ke tempat-tempat orang yang menderita, dan (10) ikut-sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan sosial.

CREATIVITY QUOTIENT

Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi lebih terbuka pikirannya terhadap imajinasinya, gagasannya sendiri maupun orang lain. Sekalipun beberapa pengamat yang memiliki rasa humor merasa bahwa kebutuhan manusia untuk menciptakan

(33)

berasal dari keinginan untuk “hidup di luar kemampuan mereka”, namun penelitian mengungkapkan bahwa manusia berkreasi adalah karena adanya kebutuhan dasar, seperti : keamanan, cinta dan penghargaan.

Kreativitas sering dianggap terdiri dari dua unsur

1. Kepasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan menghasilkan sejumlah besar gagasan dan ide-ide pemecahan masalah secara lancar dan cepat.

2. Keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan untuk menemukan gagasan atau ide yang berbeda-beda dan luar biasa untuk memecahkan suatumasalah.

Beberapa cara memunculkan gagasan kreatif yaitu :

• Kuantitas gagasan. Teknik-teknik kreatif dalam berbagai tingkatan keseluruhannya bersandar pada pengembangan pertama sejumlah gagasan sebagai suatu cara untuk memperoleh gagasan yang baik dan kreatif. Akan tetapi, bila masalahnya besar dimana kita ingin mendapatkan pemecahan baru dan orisinil maka kita membutuhkan banyak gagasan untuk dipilih.

• Teknik brainstorming. Merupakan cara yang terbanyak digunakan, tetapi juga merupakan teknik pemecahan kreatif yang tidak banyak dipahami. Teknik ini cenderung menghasilkan gagasan baru yang orisinil untuk menambah jumlah gagasan konvensional yang ada.

• Sinektik. Suatu metode atau proses yang menggunakan metafora dan analogi untuk menghasilkan gagasan kreatif atau wawasan segar ke dalam permasalahan, maka proses sinektik mencoba membuat yang asing menjadi akrab dan juga sebaliknya.

• Memfokuskan tujuan. Membuat seolah-olah apa yang diinginkan akan terjadi besok, telah terjadi saat ini dengan melakukan visualisasi yang kuat. Apabila proses itu dilakukan secara berulang-ulang, maka pikiran anda akan terpusat ke arah tujuan yang dimaksud dan terjadilah proses auto sugesti ke dalam diri maupun keluar.

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, psikiater, mengemukakan bahwa SDM dengan CQ yang tinggi mampu merubah bentuk. Dari suatu ancaman (THREAT) menjadi tantangan (CHALLENGE) dan dari tantangan menjadi peluang (OPPORTUNITY). Daya kreativitas tipe ini dapat membangkitkan semangat, percaya diri (SELF CONFIDENCE) dan optimisme masyarakat dan bangsa untuk menghadapi masa depan yang lebih baik, daya kreativitasnya bersifat rasional, tidak sekedar angan-angan belaka (WISHFUL THINKING), dan dapat di aplikasikan serta diimplementasikan.

AQ (ADVERCITY QUOTIENT) Apakah adversity quotient (AQ) itu ?

Menurut Stoltz, AQ adalah kecerdasan untuk mengatasi kesulitan. “AQ merupakan faktor yang dapat menentukan bagaimana, jadi atau tidaknya, serta sejauh mana sikap, kemampuan dan kinerja Anda terwujud di dunia,” Orang yang memiliki AQ tinggi akan lebih mampu mewujudkan cita-citanya dibandingkan orang yang AQ-nya lebih rendah.

Rentang AQ meliputi tiga (3) golongan : 1. AQ rendah (0-50)

2. AQ sedang (95-134) 3. AQ tinggi (166-200

Kecerdasan Intelegensia, Kecerdasan Adversity akan membentuk kompetensi seseorang Sedangkan kecerdasan lainnya seperti :

(34)

Kecerdasan Emosi ; Spritual dan Creativity akan berpengaruh terhadap pengembangan/pembentukan karakter.

(35)

Pertemuan-7

PROFESI DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

Untuk menutup perkuliahan Etika Profesi mid semester ini kita akan membahas Dari bahasan ini kita akan mendapatkan pengetahuan mengenai :

1. Gambaran umum pekerjaan yang bersentuhan dengan dunia IT 2. Profesi di bidang IT

3. Standarisasi Profesi versi SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) Gambaran Umum Pekerjaan di bidang Teknologi Informasi

Dengan posisi tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi (TI) yang sangat bervariasi karena menyesuaikan dengan skala bisnis dan kebutuhan pasar, maka sangat sulit untuk mencari standardisasi pekerjaan di bidang ini.

Kita dapat mengklasifikasikan tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi tersebut berdasarkan jenis dan kualifikasi pekerjaan yang ditanganinya.

Secara umum, pekerjaan di bidang Teknologi Informasi setidaknya terbagi dalam 4 kelompok sesuai bidang pekerjaannya.

A. Kelompok Pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software) baik mereka yang merancang sistem operasi, database maupun sistem aplikasi. Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya :

1. Sistem analis, Merupakan bidang pekerjaan untuk melakukan analisis dan desain terhadap sebuah sistem sebelum dilakukan implementasi atau pemrograman lebih lanjut. Analisis dan desain merupakan kunci awal untuk keberhasilan sebuah proyek-proyek berbasis komputer. Jenis pekerjaan ini juga memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada programmer.

2. Programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem analis yaitu membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang dianalisa sebelumnya. Jenis pekerjaan ini memiliki 3 tingkatan yaitu : Supervised (terbimbing). Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman, membutuhkan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya. Moderately supervised (madya). Tugas kecil dapat dikerjakan oleh mereka tetapi tetap membutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih besar, 3-5 tahun pengalaman Independent/Managing (mandiri). Memulai tugas, tidak membutuhkan bimbingan dalam pelaksanaan tugas

3. Web designer adalah orang yang melakukan kegiatan perecanaan, termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.

4. Web programmer orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer yaitu membuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.

5. dan lain-lain.

B. Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di perangkat keras (hardware). Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :

1. Technical enginer, sering juga disebut sebagai teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam bidang teknik baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem komputer.

(36)

2. Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan komputer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.

3. dan lain-lain.

C. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi. Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :

1. EDP Operator, adalah orang yang bertugas untuk mengoperasikan program-program yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau organisasi lainnya.

2. System Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.

3. MIS Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sistem tersebut secara keseluruhan baik hardware, software maupun sumber daya manusianya.

4. dan lain-lain

D. Kelompok yang keempat, adalah mereka yang berkecimpung di pengembangan bisnis Teknologi Informasi. Pada bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi.

Jenis pekerjaan yang termasuk profesi ini harus memiliki dua karakteristik:

1. Kompetensi. Sifat yang selalu menuntut setiap profesional di bidangnya masing-masing untuk memperdalam dan memperbaharui pengetahuan dan keterampilannya sesuai tuntutan profesinya

2. Tanggung jawab pribadi . Kesadaran untuk membebankan hasil pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi sehingga bisa mempertanggung jawabkan semua pekerjaan yang dilakukannya secara moral : Merekomendasikan apa adanya, Bekerja sesuai kompetensi, Mendahulukan kepentingan umum

Pertanyaannya adalah : “Apakah pekerjaan di bidang teknologi informasi dapat disebut sebagai sebuah profesi?”

Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi atau bukan, maka harus diuji kriteria dari pekerjaan tersebut karena tidak semua pekerjaan adalah profesi. Demikian juga dengan pekerjaan di bidang komputer.

Sebagai contoh, pekerjaan sebagai staf operator komputer (sekedar mengoperasikan), tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf operator tersebut seseorang bisa dari berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan seorang software enginer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena seseorang yang bekerja sebagai software enginer haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja di bidangnya.

Jenis keterampilan/teknik yang diperlukan

Teknik Rekayasa. Mempelajari analisis, rekayasa, spesifikasi, implementasi, validasi untuk menghasilkan produk untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang

Teknik Industri. Mempelajari riset operasi, perencanaan produksi, pengendalian kualitas, optimasi proses dan sumber daya untuk mencapai keberhasilan

(37)

DUA MODEL KLASIFIKASI OLEH SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profesional IT (Information Technology) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan komputer dari negara-negara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand.

1. Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi.

2. Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem.

Referensi

Dokumen terkait

Harus memenuhi syarat minimum pendidikan, kualifikasi keahlian/ keterampilan dan pengalaman kerja, khusus untuk Site Engineer, Pelaksana, Estimator dan Petugas K3

ini diidentifikasikan dari pengetahuan dari pengalaman orang lain yang berhasil melakukan kecurangan dan keahlian/keterampilan yang dimiliki untuk melaksanakan

Etika komputer hrs dipandang sbg suatu cabang etika profesional yg terkait dgn standar kode dan praktek yg dilakukan oleh para profesional di bidang komputasi. Isu-isu Pokok

Profesionalisme TI tidak hanya tentang memperoleh keterampilan, pengetahuan, pengalaman, dan sertifikasi, tetapi juga memberikan nilai-nilai moral inti, prinsip, dan

agar auditor memiliki pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan keterampilan dalam melak- sanakan audit (Kode Etik dan Standar Audit Pusdiklatwas BPKP, 2008). Selain 4

Sikap profesional guru adalah sikap seorang guru dalam menjalankan pekerjaannya yang mencakup keahlian, keterampilan dan kecakapan yang memenuhi standar

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, standar kerja, keterampilan, pelatihan, kewaspadaan universal, dan ketersediaan sarana prasarana

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, standar kerja, keterampilan, pelatihan, kewaspadaan universal, dan ketersediaan sarana prasarana