• Tidak ada hasil yang ditemukan

Leontius Dwi Mesantono 1, Fransisco Danang Wijaya 2, Muhammad Isnaeni B.S. 3. Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Leontius Dwi Mesantono 1, Fransisco Danang Wijaya 2, Muhammad Isnaeni B.S. 3. Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERBANDINGAN GENERATOR

SINKRON FLUKS AKSIAL MAGNET

PERMANEN TANPA INTI BESI DAN

DENGAN INTI BESI PADA PUTARAN

RENDAH DAN PERBANDINGAN

BENTUK BELITAN PADA STATOR

Leontius Dwi Mesantono

1

, Fransisco Danang Wijaya

2

, Muhammad Isnaeni B.S.

3

Abstract— Indonesia is the emerald of the equator

nation, where there are lots of natural resources, including renewable energy resources, i.e. wind. This research tries to solve the utilization of renewable energy by developing small-size power plants by using permanent magnet NdFeB (Neodymium Boron Ferrite) that can be used to generate electricity in the future can be utilized as an alternative energy source by using wind energy or micro hydro energy or also known as distributed generation. There are parameters to be tested, i.e. Comparing the performance of circular windings stator and performance of hexagonal windings coreless stator, then conducted performance testing hexagonal windings coreless stator and compare with hexagonal windings by adding internal iron core. The results of the tests are obtained by comparing circular windings and hexagonal windings, and obtained some data that shows the power capacity of hexagonal windings is higher than circular windings. On the performance test of the hexagonal windings coreless stator with hexagonal windings iron cored stator are obtained some data that shows the power capacity of hexagonal windings iron cored stator is higher than coreless hexagonal windings stator, but iron cored hexagonal windings stator have more losses than coreless hexagonal windings stator because of eddy current and hysteresis current.

Intisari— Indonesia merupakan negeri zamrud

khatulistiwa, dimana terdapat banyak sumber daya alam yang berlimpah termasuk energi terbarukan seperti angin. Penelitian dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah pemanfaatan energi terbarukan dengan mengembangkan pembangkit listrik ukuran kecil dengan menggunakan magnet permanen NdFeB (Neodymium

Ferrite Boron) yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik yang dikemudian hari dapat

dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif dengan memanfaatkan energi angin atau mikrohidro atau disebut juga pembangkit terdistribusi. Terdapat parameter yang akan diuji, yakni membandingkan unjuk kerja generator dengan belitan lingkaran tanpa inti terhadap unjuk kerja generator dengan belitan segi enam tanpa inti, kemudian dilakukan pengujian unjuk kerja belitan segi enam tanpa inti dengan belitan segi enam dengan penambahan inti pada belitan stator. Dari hasil pengujian, diperoleh data unjuk kerja generator belitan lingkaran tanpa inti terhadap belitan segi enam tanpa inti dengan mendapatkan data kapasitas daya belitan segi enam dan tegangan belitan segi enam yang lebih besar dibanding belitan lingkaran. Pada pengujian belitan stator segi enam tanpa inti dan dengan inti diperoleh hasil dengan kapasitas daya pada generator dengan inti lebih besar dibanding belitan stator segi enam tanpa inti dengan rugi daya yang semakin besar pula akibat arus eddy dan arus histerisis.

Kata Kunci— generator sinkron, fluks aksial, belitan

stator, inti besi, perbandingan.

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara zamrud khatulistiwa, dimana banyak potensi energi baru terbarukan yang berasal dari alam Indonesia. Air, sumber daya alam ini tidak akan ada habisnya, dan mengalir deras dari hulu ke hilir bahkan hingga bermuara ke lautan lepas. Panas bumi, pegunungan, dan dataran tinggi di Indonesia jumlahnya banyak, dan potensi sumur panas bumi, dan sungai bawah tanah indonesia cukup tinggi seperti Gunung Sibayak (Sumut), Dieng (Jateng), Garut ( Jabar), dan lain sebagainya. Panas matahari, negara indonesia merupakan negara tropis yang terletak pada 0 derajat LU-LS. Oleh karena itu, penggunaan energi tersebut juga menjadi salah satu alternatif energi baru dan terbarukan. Potensi angin di Indonesia cukup rendah dengan kecepatan angin 4m/detik hingga 5m/detik yang mampu membangkitkan listrik 10-100 kW [2].

Kecepatan angin dan aliran mikrohidro di Indonesia yang relatif kecil membutuhkan generator yang dapat bekerja dengan baik pada kecepatan rendah, generator

1Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi

Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jl.Kayangan Gg.Pepaya no.2, Duri, Riau 28884 (tlp:089671870080;e-mail: leontius_te09@ugm.ac.id)

2, 3 Dosen ,Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi

Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jln.Grafika no.2, Yogyakarta 55281 INDONESIA

(telp:0274-552305;fax:0274-552305;e-mail:fdwijaya2000@gmail.com,isnaeni.jte@gmail.com)

Volume 1 Nomor 2, Juli 2014

(2)

magnet permanen fluks aksial merupakan salah alternatif terbaik yang dapat dikopling atau bahkan dihubungkan langsung dengan turbin angin ataupun air tersebut. Karakter generator fluks aksial yang memiliki jumlah kutub magnet yang banyak, densitas daya listrik yang tinggi, masa yang ringan, pendinginan yang baik, perawatan dan konstruksi yang sederhana, serta mudah dalam meningkatkan kapasitas daya menjadi keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan generator radial [4].

Generator fluks aksial adalah salah satu jenis mesin listrik yang dapat membangkitkan energi listrik dengan arah aliran fluks secara aksial. Generator jenis ini terus dikembangkan dengan berbagai variasi desain agar didapat tingkat efisiensi yang tinggi untuk diimplementasikan dengan sumber daya alam yang ada[5].

II. DASAR TEORI

Generator fluks aksial adalah suatu mesin yang dapat mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik yang memiliki arah aliran fluks rotor yang memotong stator secara tegak lurus atau aksial.

A. Rangkaian Ekivalen Generator

Pada keadaan tanpa beban seperti pada Gbr 1, tegangan keluaran dari generator hanya merupakan tegangan hasil induksi magnet permanen terhadap kumparan pada stator generator dengan Ea= V. Ra dan

XL, merupakan besar hambatan dan reaktansi pada

generator. Parameter tersebut akan mempengaruhi tegangan keluaran generator ketika berbeban. Tegangan keluaran generator akan dirumuskan pada (4) sebagai berikut:

.

a

.

L

Ea V

 

I R

jI X

(4)

Dengan, Ea = tegangan keluaran tanpa beban V = tegangan terminal

Ra = resistansi jangkar

XL = reaktansi induktif [3]

Gbr 1. Rangkaian ekivalen generator dan sudut fasor generator

B. Regulasi Tegangan dan Efisiensi Generator

1) Regulasi Tegangan : Regulasi tegangan adalah persentase perubahan tegangan terminal antara kondisi pada saat tanpa beban dengan kondisi saat berbeban penuh, dan dapat dinyatakan dengan (5) :

(5) Dengan , Vnl = tegangan tanpa beban (Volt)

Vfl = tegangan berbeban penuh (Volt) [3]

2) Efisiensi Generator : Efisiensi generator merupakan hubungan antara daya output dengan daya

input suatu generator. Nilai efisiensi tidak akan

melebihi dari nilai 100%, bahkan sangat jarang ditemukan generator yang memiliki efisiensi daya mencapai 100%.. Pada dasarnya dalam suatu konversi energi, khususnya pada generator, konversi energi terjadi dari mekanis menjadi elektris yang memiliki rugi-rugi. Efisiensi dapat dirumuskan pada (6)[3]:

% output 100 % input P x P

 (6)

input output loss

P

P

P

(7) 3) Total Harmonic Distortion : Total Harmonic

Distortion (THD) merupakan nilai persentase antara

total komponen harmonisa dengan komponen fundamentalnya. Semakin besar persentase THD ini, menyebabkan semakin besarnya resiko kerusakan peralatan akibat harmonisa yang terjadi pada arus ataupun tegangan. Untuk mencari nilai THD dari tegangan dapat digunakan (8) berikut:

(8)

Dengan, THDv = Total Harmonic Distortion (%) V1 = Tegangan Fundamental

Vn = Tegangan Harmonisa ke-n [1]

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gbr 2 seperti berikut : Mulai Persiapan dan perangkaian alat uji Perbandingan belitan

stator lingkaran tanpa inti dan belitan stator segi enam tanpa inti

Perbandingan stator tanpa inti dan generator

dengan inti Pengujian Beban Nol Pengujian Berbeban Frekuensi Konstan Penggerak mula konstan Pengumpulan data Pengolaha n dan analisis data Pembuatan laporan pengujian Selesai Pengujian

Gbr 2. Diagram alir pengujian generator sinkron fluks aksial magnet permanen

Volume 1 Nomor 2, Juli 2014

83

(3)

B. Pengujian

1) Pengujian Beban Nol: Pada pengujian ini, akan

dilihat karakteristik tegangan keluaran generator terhadap besarnya frekuensi listrik yang diputar oleh penggerak mula generator.

2) Pengujian Beban R: Pada pengujian ini, akan

dilihat karakteristik sebuah generator ketika terjadi pembebanan.

3) Pengujian Regulasi Tegangan dan Efisiensi

Generator: Pengujian ini akan melihat besarnya jatuh

tegangan dari hasil regulasi tegangan dan seberapa besar efisiensi yang diberikan generator ketika diberi beban.

4) Pengamatan Total Harmonic Distortion : Berdasarkan teori yang diteliti, distribusi fluks magnet pada rotor terhadap celah udara antar kumparan akan mempengaruhi besar harmonisa yang terjadi pada gelombang tegangan keluaran generator. Sehingga akan diamati harmonisa keberapa dan berapa besar tegangan harmonisa yang terjadi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan Belitan Stator Lingkaran Tanpa Inti Dan Belitan Stator Segi Enam Tanpa Inti

1) Pengujian Beban Nol: Pada pengujian ini akan

disajikan tabel dan grafik perbandingan belitan stator lingkaran terhadap belitan stator segi enam.

Berdasarkan Tabel 1 pada lampiran, dapat disajikan dengan grafik hasil perbandingan belitan stator segi enam terhadap belitan stator lingkaran sebagai berikut:

Gbr 3. Grafik perbandingan tegangan keluaran terhadap

frekuensistator belitan lingkaran dan belitan segi enam

Berdasarkan Gbr 3, data generator dengan belitan stator segi enam tampak lebih baik dalam menyalurkan tegangan dibandingkan belitan stator lingkaran. Hal ini disebabkan oleh sudut yang diberikan oleh segi enam, sehingga menyebabkan fluks magnet memotong kawasan aktif belitan stator.

2) Pengujian Berbeban : Pada pengujian ini

akan membandingkan kedua tipe belitan stator pada keadaan berbeban dengan penggerak mula konstan, grafik dan tabel akan disajikan sebagai berikut:

Berdasarkan Tabel 2 pada lampiran, dapat diolah kedalam bentuk grafik perbandingan sebagai berikut:

Gbr 4. Grafik perbandingan belitan stator lingkaran dan segi

enampada pengujian beban dengan penggerak mula 50Hz

Berdasarkan Gbr 4, terlihat bahwa belitan stator segi enam memiliki kapasitas daya yang lebih besar dibanding dengan belitan stator lingkaran, karena di dalam belitan stator segi enam memiliki panjang kawat lilitan yang lebih panjang, sehingga menyebabkan semakin besarnya hambatan pada kumparan stator. Dari besarnya hambatan tersebut menyebabkan jatuh tegangan yang lebih besar dibanding belitan stator lingkaran.

B. Perbandingan Generator Belitan Stator Segi Enam Tanpa Inti , dan Dengan Inti

1) Pengujian Beban Nol : Pada pengujian ini,

akan membandingkan generator dengan belitan stator segi enam yang tanpa inti dan dengan menggunakan inti. Data akan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel seperti berikut :

Berdasarkan Tabel 1, dan Tabel 3 lampiran, perbandingan generator belitan stator segi enam tanpa inti dan menggunakan inti dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:

Gbr 5. Grafik perbandingan generator belitan segi enam tanpa inti

dan dengan inti pada pengujian beban nol

2) Pengujian Berbeban : Pada pengujian ini, akan membandingkan generator dengan belitan stator segi enam tanpa inti dan dengan inti pada penggerak mula tetap di 50Hz. Berdasarkan Tabel 2, dan Tabel 4 pada lampiran, dapat digambarkan grafik perbandingan

Volume 1 Nomor 2, Juli 2014

(4)

belitan stator tanpa inti terhadap belitan stator dengan menggunakan inti sebagai berikut:

Gbr 6. Grafik perbandingan daya keluaran generator tanpa inti dan

dengan inti pada penggerak mula tetap 50Hz

Berdasarkan Gbr 6, daya keluaran generator dengan menggunakan inti lebih besar dibanding daya keluaran generator tanpa inti. Hal ini disebabkan oleh adanya arus eddy, dan arus histerisis yang menyebabkan rugi daya bertambah dibanding generator tanpa inti yang hanya memiliki rugi daya pada kumparan saja.

C. Pengujian Regulasi Tegangan dan Efisiensi Generator

1) Regulasi Tegangan : Pada pengujian ini, akan

dilihat karakteristik generator tanpa inti dan dengan inti ketika dibebani hingga beban penuh. Berikut data yang diperoleh dan diperoleh menjadi sebuah grafik :

Gbr 7. Grafik regulasi tegangan antara generator tanpa inti dan

dengan inti pada frekuensi 50Hz dengan pengujian frekuensi tetap

2) Efisiensi Generator : Pada pengujian ini, akan dilihat generator tipe apa yang menjadi generator paling efisien dalam kapasitas daya, ataupun aliran dayanya. Berdasarkan Tabel 5 pada lampiran, dapat digambarkan grafik perbandingan dari kedua tipe generator tersebut seperti berikut :

Gbr 8. Grafik perbandingan efisiensi generator tanpa inti dan

dengan inti pada pengujian frekuensi konstan 50Hz

Berdasarkan Gbr 8, terlihat bahwa generator dengan inti besi di dalamnya tidak lebih efisien dibanding generator tanpa inti. Hal ini disebabkan oleh adanya arus eddy yang menyebabkan cogging torque pada mekanikalnya. Namun, generator dengan inti besi akan lebih efisien ketika berada pada kecepatan putar yang tinggi, karena inersia yang disebabkan oleh

cogging torque tidak sebesar ketika pada kecepatan

putar yang rendah.

D. Total Harmonic Distortion

Pada pengujian ini akan membandingkan besaran

THDV pada sebuah generator tanpa inti dan dengan inti.

Besaran tersebut akan menentukan seberapa besar harmonisa yang terjadi akibat distribusi fluks magnet terhadap kumparan stator generator. Gambar gelombang tegangan keluaran pada generator dengan frekuensi 50Hz dapat dilihat pada Gbr 9, dan Gbr 10 seperti berikut :

Gbr 9. Gelombang tegangan keluaran generator tanpa inti

Gbr 10. Gelombang tegangan keluaran generator dengan inti Berdasarkan Gbr 9, dan Gbr 10, terdapat harmonisa pada gelombang keluaran kedua tipe generator. Hal ini disebabkan oleh pendistribusian fluks yang terjadi pada kumparan stator. Namun, pada Gbr 10, harmonisa yang terjadi lebih kecil daripada Gbr 9, dimana Gbr 10 merupakan generator dengan inti besi di dalam stator. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan dari simulasi, terdapat pada tabel seperti berikut :

TABEL 6

Tabel THDV pada generator tanpa inti dan generator dengan inti

Tipe Tegan ganR-N (V) Tegan gan S-N (V) Tegan gan T-N (V) THDV R (%) THDV S (%) THDV T (%) Tanpa Inti 18.25 18.15 18.66 11.485 11.485 11.485 Inti 20.03 19.70 19.74 8.089 8.0894 8.089

Berdasarkan Tabel 6, harmonisa yang lebih kecil terjadi pada generator yang menggunakan inti besi didalamnya. Hal ini terjadi karena distribusi fluks terfokus pada inti besi, dibandingkan generator tanpa inti yang pendistribusian fluksnya menyebar.

Volume 1 Nomor 2, Juli 2014

85

(5)

V.KESIMPULAN

Setelah melakukan pengujian terhadap generator sinkron magnet permanen fluks aksial putaran rendah dengan penambahan inti dan penggantian bentuk belitan stator, maka dapat diambil kesimpulan diantaranya :

1. Pada pengujian beban nol: Belitan stator segi

enam memiliki tegangan keluaran yang lebih baik dibanding belitan stator lingkaran. Belitan stator segi enam tanpa inti memiliki tegangan yang lebih baik dari belitan stator segi enam dengan inti.

2. Pada pengujian berbeban resistif : Belitan stator

segi enam tanpa inti memiliki kapasitas daya yang lebih besar dibanding belitan stator lingkaran. Namun, belitan stator dengan inti mempunyai kapasitas daya yang lebih tinggi. 3. Jatuh tegangan pada belitan stator segi enam

tanpa inti lebih besar dibanding belitan stator lingkaran. Jatuh tegangan pada belitan stator segi enam dengan inti jauh lebih tinggi akibat adanya rugi daya arus eddy dan arus histerisis yang ditimbulkan oleh inti besi. Rugi daya yang ditimbulkan oleh belitan stator adalah rugi kawat, dan rugi pada inti.

4. THDV belitan stator segi enam sama dengan

belitan stator lingkaran, namun terdapat perbedaan adanya ripple akibat terdapatnya sudut perpotongan fluks pada belitan stator segi enam. Namun, belitan segi enam dengan inti memiliki

THDV yang lebih kecil.

UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada dosen pembimbing pertama Bapak Danang, dan dosen pembimbing kedua Bapak Isnaeni yang telah meluangkan waktu untuk

membimbing penulis dalam pengerjaan tugas akhir ini. Terimakasih kepada keluarga teman seperjuangan dan narasumber yang memberikan bantuan secara tidak langsung kepada penulis.

REFERENSI

[1] Irasari, P., & Fitriana. (2009). Pengaruh Harmonik Terhadap Tegangan Keluaran Prototip Generator Magnet Permanen Kecepatan Rendah. Teknologi Indonesia , 1-6.

[2] LIPI. (2012). Pengembangan Energi Angin Memungkinkan. www.energi.lipi.go.id. diakses September 15, 2013.

[3] Nasar, S. A., & Unnewehr, L. E. (1979). Electromechanics and Electric Machines. New York: John Wiley & Sons, Inc. [4] Nilendra, B. M. (2012). Analisa Perbandingan Desain dan

Simulasi Generator Fluks Aksial Magnet Permanen 3 Fasa Untuk Aplikasi Generator Angin Kecepatan Rendah. Skripsi S-1, Universitas Indonesia, Jurusan Teknik Elektro, Jakarta. [5] Nugroho, R. A. (2013). Perancangan Generator Sinkron

Magnet Permanen Fluks Aksial Putaran Rendah. Skripsi S-1, Universitas Gadjah Mada, Jurusan Teknik Elektro dan Teknolgi Informasi Fakultas Teknik, Yogyakarta.

LAMPIRAN

TABEL1

TABEL TEGANGAN KELUARAN GENERATOR TERHADAP FREKUENSI ELEKTRIS GENERATOR PADA BELITAN STATOR LINGKARAN DAN

BELITAN STATOR SEGI ENAM

Frekue nsi (Hz) Tegangan (V) Lingkaran Frekue nsi (Hz) Tegangan (V) Segi enam tanpa inti R-N S-N T-N R-N S-N T-N 75.08 27.33 27.25 28.06 74.1 29.1 28.6 28.3 70.34 25.61 25.41 26.06 71 27.87 27.51 27.22 65.1 23.93 23.8 23.49 64.5 25.03 24.5 24.25 60.38 22.11 22.01 22.64 63.1 24.6 24.28 23.99 55.28 20.13 19.98 20.53 60 23.8 23.4 23.1 50.06 18.25 18.15 18.66 55.4 21.8 21.3 21 45.14 16.47 16.4 16.87 51.03 20.63 20.25 20.02 40.16 14.61 14.58 14.91 44.3 17.44 17.308 16.8 35.02 12.62 12.57 12.89 41.35 16.29 15.8 15.7 30 10.71 10.66 10.95 35 13.7 13.4 13.2 24.56 8.87 8.83 9.07 29.18 11.4 11.2 11.08 20.69 7.42 7.35 7.54 25.9 10.19 9.98 9.85 TABEL2

TABEL PERBANDINGAN DAYA TERHADAP FREKUENSI PADA PENGUJIAN PENGGERAK MULA KONSTAN 50HZ

Freq. (Hz)

Daya (W) Segi enam tanpa inti Freq.

(Hz) Daya (W) Lingkaran R S T R S T 51.03 0.190 0.181 0.183 50 0.196 0.193 0.200 50.96 0.206 0.202 0.204 50 0.210 0.210 0.216 50.82 0.228 0.229 0.228 50 0.234 0.233 0.241 50.26 0.258 0.249 0.246 50 0.259 0.266 0.274 50.05 0.310 0.297 0.292 50 0.293 0.299 0.312 49.2 0.357 0.351 0.343 50 0.372 0.375 0.404 49.16 0.441 0.436 0.426 50 0.453 0.461 0.475 49.3 0.627 0.582 0.585 50 0.566 0.567 0.591 49 1.028 0.961 0.977 48.4 0.859 0.851 0.861 47.84 1.814 1.707 1.734 45 1.503 1.440 1.624 47.01 2.803 2.640 2.728 39.6 1.925 1.891 2.026 41.6 4.366 4.246 4.237 23.2 1.287 1.262 1.249 34.3 3.912 3.675 3.637 14.5 0.746 0.730 0.756 TABEL3

TABEL KELUARAN GENERATOR TERHADAP FREKUENSI ELEKTRIS PADA BELITAN STATOR SEGI ENAM MENGGUNAKAN INTI

Frekuensi (Hz)

Tegangan (V) Segi enam inti

R-N S-N T-N 75 28.9062 28.4133 28.4928 70.3 27.3798 26.9187 26.9982 65.9 25.7421 25.3128 25.3605 61.5 23.9772 23.5956 23.6274 55.4 22.0374 21.6717 21.7035 51.4 20.034 19.7001 19.7478 46.05 17.9829 17.8398 17.6331 39.54 15.3753 15.2163 15.1845 35.12 13.6899 13.7535 13.3719 30.21 11.6865 11.7024 11.8455 24.75 9.5718 9.4128 9.5241

Volume 1 Nomor 2, Juli 2014

(6)

TABEL4

TABEL DAYA KELUARAN GENERATOR SEGI ENAM DENGAN INTI PADA FREKUENSI 50HZ DENGAN PENGGERAK MULA TETAP

Freq. (Hz) Daya (W) segi enam inti

R S T 50.3 0.213727 0.206802 0.203778 50.3 0.244167 0.236466 0.228648 50.3 0.268326 0.259547 0.252873 50.3 0.301328 0.291709 0.282984 50.3 0.354245 0.342204 0.32983 50.3 0.407473 0.394044 0.382914 50.2 0.497865 0.515063 0.48465 50.1 0.662413 0.643821 0.617812 49.8 0.915821 0.88516 0.872998 49.5 1.435025 1.427434 1.387153 49 2.022445 1.958534 1.911127 48 3.183495 3.078467 3.036754 44.8 5.070122 4.922656 4.86209 39 5.737027 5.528803 5.68511 TABEL 5

TABEL DAYA MASUKAN, DAYA KELUARAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR TANPA INTI DAN DENGAN INTI PADA PENGUJIAN

FREKUENSI KONSTAN 50HZ

Segi Enam Tanpa Inti Segi Enam Dengan Inti Pin 3ph (W) Pout 3ph (W) Eff 3ph (%) Pin 3ph (W) Pout 3ph (W) Eff 3ph (%) 0.553 0.548 99.129 0.648 0.643 99.213 0.629 0.624 99.130 0.722 0.716 99.213 0.711 0.704 99.126 0.817 0.810 99.214 0.791 0.784 99.123 0.864 0.858 99.213 0.923 0.915 99.126 0.997 0.989 99.213 1.112 1.103 99.123 1.206 1.196 99.209 1.346 1.334 99.122 1.560 1.548 99.209 1.726 1.711 99.119 2.071 2.054 99.205 2.639 2.615 99.101 2.939 2.915 99.198 4.069 4.033 99.091 4.412 4.376 99.183 5.579 5.527 99.071 6.177 6.125 99.160 9.757 9.665 99.065 9.782 9.696 99.124 18.787 18.594 98.970 19.442 19.255 99.040 30.445 30.091 98.837 23.410 23.132 98.811

Volume 1 Nomor 2, Juli 2014

87

Gambar

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gbr 2  seperti berikut :  Mulai Persiapan dan  perangkaian alat  uji Perbandingan belitan  stator lingkaran tanpa  inti dan belitan stator  segi enam tanpa inti
Tabel THD V  pada generator tanpa inti dan generator dengan inti  Tipe  Tegan  ganR-N (V)  Tegangan  S-N (V)  Tegangan  T-N (V)  THD V R (%)  THD V S (%)  THD V T (%)  Tanpa Inti  18.25  18.15  18.66  11.485  11.485  11.485  Inti  20.03  19.70  19.74  8.08

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan

Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 menyebutkan bahwa perbankan syari’ah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syari’ah dan unit usaha syari’ah,

Dari hasil penelitian didapat faktor – faktor dominan yang mengidentifikasi masalah dan pengelolaan kecelakaan dalam upaya mewujudkan zero accident ini antara lain

Additionally, participants are asked to immediately notify the DEA of changes in personnel and account information to insure the integrity of the ARCOS

Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, guna mengetahui kapasitas ruang parkir yang.. ada, kemudian dievaluasi secara lebih lanjut sehingga menghasilkan

4.11 Menyusun teks instruksi (instruction), tanda atau rambu (short notice), tanda peringatan (warning/caution), lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, dengan

Pengaruh perlakuan terhadap bobot tongkol (berkelobot dan kupasan), diameter tongkol, panjang tongkol, dan jumlah baris biji per tongkol merupakan komponen hasil jagung

Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-entitas anak, perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto Entitas Anak