Overview
ANALISIS EVALUASI HUKUM
DALAM RANGKA
PARTISIPASI PUBLIK
DALAM PROSES PENGAMBILAN
KEBIJAKAN PUBLIK
Oleh:
ARFAN FAIZ MUHLIZI, S.H.,M.H.
Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Hukum
Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional
Badan Pembinaan Hukum Nasional
@Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan Pemerintahan 2016
Latar Belakang
Landasan
Permasalahan
Sasaran
Keterangan
Transparansi dan
akuntabilitas kinerja
pemerintahan
Good Governance
Collaborative
governance
Participatory public
policy
Bagaimana kesesuaian prinsip dan indicator
NKRI, Keadilan, Demokrasi, Kepastian
Hukum dan Pencegahan Korupsi terhadap
peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan Partisipasi Publik dalam
Proses Pengambilan Kebijakan Publik?
RPJMN :
Meningkatnya partisipasi
aktif masyarakat dalam
pengambilan kebijakan
publik dan pengelolaan
badan publik yang baik
Arah Kebijakan dan
Strategi dalam RPJMN :
1. Melaksanakan secara
konsisten UU tentang
Keterbukaan Informasi
Publik
2. Mendorong
masyarakat untuk
dapat mengakses
informasi publik, dan
memanfaatkannya
3. Meningkatkan kualitas
penyiaran
Bagaimana potensi tumpang tindih
peraturan perundang-undangan terkait
Partisipasi Publik dalam proses
pengambilan kebijakan publik jika dilihat
dari 4 aspek, yaitu:
1) kewenangan,
2) hak dan kewajiban,
3) perlindungan
4) penegakan hukum?
Bagaimana kendala dan/atau efektivitas
penerapan di lapangan terkait partisipasi
publik dalam proses pengambilan kebijakan
publik ?
Apakah rekomendasi yang akan diberikan
pemerintah terkait partisipasi publik dalam
proses pengambilan kebijakan publik ?
RPJM
N
Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses
Pengambilan Kebijakan Publik dengan
meningkatkan peran aktif masyarakat dalam
pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan
badan publik yang baik
Membangun Tata Kelola
Pemerintahan yang Bersih,
Efektif, Demokratis dan
Terpercaya
AGENDA
PEMBANGUNAN
NASIONAL
RPJM
N
Melaksanakan secara konsisten
UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
Mendorong masyarakat untuk
dapat mengakses informasi
publik, dan memanfaatkannya
Meningkatkan kualitas
penyiaran
meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
kebijakan publik dan pengelolaan badan publik yang baik
1. Penataan regulasi
2. Pengelolaan dan pelayanan informasi dan
secara berkualitas
3. Penyebaran informasi publik secara
berkualitas
4. Pembentukan PPID di setiap badan publik
5. Penyediaan dan pelembagaan forum
konsultasi publik dan ruang partisipasi
lainnya
6. Penyediaan informasi yang terkait dengan
kebijakan publik
7. Penguatan SDM bidang komunikasi dan
informasi
1. Penguatan kemitraan dengan
organisasi masyarakat sipil, swasta
dan media untuk mengedukasi
masyarakat
2. Penguatan literasi media dalam
peningkatan kesadaran, kemampuan
dan kapasitas masyarakat
3. Pemanfaatan media sosial untuk
peningkatan akses dan partisipasi
masyarakat
4. Penguatan Government Public
Relation (GPR) untuk membangun
komunikasi
1. revisi terhadap UU tentang Penyiaran;
2. pembentukan pemeringkatan untuk
menilai kualitas penyiaran publik;
3. pengaturan pembatasan kepemilikan
media penyiaran;
4. pengaturan konten penyiaran;
5. penguatan peran Komisi Penyiaran
Indonesia
Peraturan Perundang-undangan terkait
UU
PP
Peraturan lain
1.
UU No. 14 Tahun 2008 tentang
keterbukaan informasi publik
2.
UU No. 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Depan Umum
3.
UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik
4.
UU No. 32 Tahun 2002 tentang
Penyiaran
5.
UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers
6.
UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan
1.
PP Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan UU No.14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik
2.
PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik
3.
PP Nomor 11 Tahun 2005 ttg
Penyelenggaraan Penyiaran Republik
Indonesia
4.
PP Nomor 12 Tahun 2005 ttg Lembaga
Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia
5.
PP Nomor 13 Tahun 2005 ttg Lembaga
Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
6.
PP Nomor 49 Tahun 2005 ttg Pedoman
Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing
7.
PP Nomor 50 Tahun 2005 ttg
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Swasta
8.
PP Nomor 51 Tahun 2005 ttg
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Komunitas
9.
PP Nomor 52 Tahun 2005 ttg
Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Berlangganan
1.
Keppres No.33/20033 tentang
Pengesahan Amendments Agreement
Establishing The Asia Pacific Institute For
Broadcasting Development (Perubahan
Atas Persetujuan Pendirian Institut
Pengembangan Penyiaran Asia Pasifik)
2.
Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012
tentang tata cara penyelenggaraan
pelayanan, pengamanan dan
penangangan perkara penyampaian
pendapat di muka umum
3.
Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika Nomor 10 Tahun 2015
tentang Tata Cara Pendaftaran Sistem
Elektronik Instansi Penyelenggara Negara
Catatan:
Jika UU 32/2002 Direvisi maka
setidaknya 7 PP juga akan direvisi
Pengelompokan peraturan perundang-undangan
Partisipasi Masyarakat/Publik
Penyiaran
1. UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan
2. UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
3. UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Depan Umum
4. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
5. PP Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU No.14 Tahun
2008
6. PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik
7. Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012 tentang tata cara
penyelenggaraan pelayanan, pengamanan dan penangangan
perkara penyampaian pendapat di muka umum
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 10 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Sistem Elektronik Instansi
Penyelenggara Negara
1.
UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran
2.
UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers
3.
PP Nomor 11 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Republik
Indonesia
4.
PP Nomor 12 Tahun 2005 ttg Lembaga Penyiaran Publik Radio
Republik Indonesia
5.
PP Nomor 13 Tahun 2005 ttg Lembaga Penyiaran Publik Televisi
Republik Indonesia
6.
PP Nomor 49 Tahun 2005 ttg Pedoman Kegiatan Peliputan
Lembaga Penyiaran Asing
7.
PP Nomor 50 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Swasta
8.
PP Nomor 51 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Komunitas
9.
PP Nomor 52 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga
Penyiaran Berlangganan
10. Keppres No.33/2003 tentang Pengesahan Amendments Agreement
Establishing The Asia Pacific Institute For Broadcasting
Development (Perubahan Atas Persetujuan Pendirian Institut
Pengembangan Penyiaran Asia Pasifik)
SISTEMATIKA LAPORAN POKJA
ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA
PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN
PUBLIK
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang
B.
Permasalahan
C.
Tujuan Kegiatan
D.
Ruang Lingkup Kegiatan
E.
Metode Analisis dan Evaluasi
Hukum
F.
Personalia Pokja
G.
Jadwal Kegiatan
Bab II. Pengujian Norma Terhadap
Indikator
A.
Kelompok Partisipasi Publik
B.
Kelompok Penyiaran
Bab III. Potensi Tumpang Tindih
Norma
A.
Kewenangan
B.
Hak
C.
Kewajiban
D.
Perlindungan
E.
Penegakan Hukum
Bab IV. Efektifitas Hukum
Bab V. Rekomendasi
PRINSIP-PRINSIP UTAMA AE
8
Indikator Prinsip NKRI
NKRI
Adanya aturan yang jelas
tentang pembatasan
keikutsertaan atau
pengaruh asing
Adanya aturan yang jelas
tentang peningkatan
kesempatan dan
kemampuan dalam
negeri demi peningkatan
kesejahteraan dan
kemandirian bangsa
Adanya aturan yang jelas
tentang pembatasan
kepemilikan dan
pengelolaan individu
dan korporasi
Adanya pembagian
kewenangan dan
pedoman hubungan tata
kerja antar sektor
pembangunan dan antar
daerah
Indikator Prinsip Berkelanjutan
Berkelanjutan
Adanya aturan yang jelas yang
menjamin pola pemanfaatan
ruang dan SDA-LH yang
terkoordinasi berdasarkan
ekoregion dengan
mempertimbangkan daya
dukung dan daya tampung serta
pengendalian produksi.;
Adanya aturan yang jelas yang
mengedepankan fungsi
kepentingan umum yang
terukur serta ditujukan untuk
konservasi keanekaragaman
hayati dan berdasarkan nilai-nilai
budaya lokal;
Adanya aturan yang jelas yang
mewajibkan perencanaan
pengelolaan didasarkan pada
prinsip kehati-hatian
Adanya aturan yang jelas tentang
perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati,
terutama yang langka dan
terancam punah.
Adanya aturan yang mengatur
kewajiban menghitung
dampak negative
yang akan muncul
dalam pemanfaatan SDA-LH dan
memasukkannya dalam biaya pengelolaan
SDA-LH (internalization of externalities).
Aturan ini juga harus mencakup pengelolaan
keuangan yang memastikan adanya biaya
pengelolaan yang dialokasikan, disalurkan dan
digunakan untuk memperbaiki dampak
negative tsb (pencemaran atau kerusakan
lingkungan)
PUSANEV_BPHN
Indikator Prinsip Keadilan
Keadilan
Adanya aturan yang jelas yang
menjamin pola pemanfaatan
yang sesuai untuk
keberlanjutan generasi kini dan
akan datang dalam upaya
mengelola dan memelihara
lingkungan agar konsisten
dengan perencanaan. (Keadilan
inter dan intra generasi)
Adanya aturan yang jelas
tentang keterlibatan
masyarakat hukum adat,
masyarakat lokal, perempuan
dan masyarakat marginal
lainnya.
Indikator Prinsip Demokrasi
Demokrasi
Adanya aturan yang
menjadikan semangat
perlindungan
Adanya aturan yang
menjamin kebebasan
mengeluarkan pendapat,
kebebasan persuratkabaran
dan kebebasan berkumpul
Adanya aturan yang
memberikan pengakuan
pada hak minoritas
Adanya aturan yang jelas
tentang akses informasi
publik dalam proses
kebijakan;
menjamin peluang yang
Adanya aturan yang
sama bagi setiap orang
untuk memberikan penilaian
terhadap jalannya proses
politik dan pemerintahan
secara logis
Adanya aturan yang jelas
tentang partisipasi
substantive masyarakat,
termasuk masyarakat
marginal dan pelaku usaha
kecil dan menengah,;
Adanya aturan yang
menjamin Sistem kerja yang
kooperatif dan kolaboratif
Indikator Prinsip Kepastian
Hukum
Kepastian
Hukum
Adanya aturan yang jelas
mengenai asas, norma, dan
kaidah yang adil, serta
dilakukan dengan cara
terkoordinasi, terpadu,
menampung dinamika, aspirasi
dan peran serta masyarakat,
serta menyelesaikan konflik.
Adanya pembentukan aturan
perundang-undangan yang
berdasarkan kajian ilmiah
(scientific based)
Adanya aturan mengenai
tindakan atas
peraturan-peraturan-peraturan yang
bertentangan atau tumpang
tindih
Indikator Prinsip Pencegahan
Korupsi
Pencegahan
Korupsi
Adanya penyataan
yang jelas terkait
mekanisme
pencegahan korupsi
(seperti transparansi
dan akuntabilitas);
Adanya aturan yang
jelas mengenai
pencegahan korupsi.
Persentase Permasalahan PUU
Terkait Pastisipasi Publik
Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik
36%
15%
9%
40%
Permasalahan Prinsip
Demokrasi
Pencegahan Korupsi
Kepastian Hukum
NKRI
PUSANEV_BPHN
6%
9%
7%
15%
2%
4%
9%
13%
17%
2%
6%
2%
6% 2%
Permasalahan Indikator
Akses Informasi Publik
Aturan Pencegahan Korupsi
dasar kajian ilmiah (scientific based)
kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan
pemerintah
partisipasi substantive masyarakat, termasuk masyarakat adat dan marginal
peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya
proses politik dan pemerintahan secara logis
pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah
agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional
pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang
politik, hukum, keamanan dan pemerintahan
pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan
pemerintahan
peningkatan kesempatan dan kemampuan daya olah di dalam negeri demi peningkatan
kesejahteraan dan kemandirian bangsa
pernyataan pencegahan korupsi
semangat perlindungan rakyat
Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif
tindakan atas peraturan-peraturan-peraturan yang bertentangan atau tumpang
tindih-Kepastian Hukum
KAJIAN ANALISIS POTENSI TUMPANG TINDIH DAN PERBEDAAN PENGATURAN
MENGGUNAKAN 4 (EMPAT) ASPEK
E
F
E
K
T
I
V
I
T
A
S
PUSANEV_BPHN
E
F
E
K
T
I
V
I
T
A
S
PUSANEV_BPHN
E
F
E
K
T
I
V
I
T
A
S
PUSANEV_BPHN
E
F
E
K
T
I
V
I
T
A
S
PUSANEV_BPHN
E
F
E
K
T
I
V
I
T
A
S
PUSANEV_BPHN
Rekomendasi
23
Matriks Rekomendasi Sementara
No. PUU Jumlah Pasal REKOMENDASI ANALISIS
REVISI CABUT TETAP
1 UU Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran 64 Pasal 5 Pasal 0 52 Pasal Selain ditemukan 7 (tujuh) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:
1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI (Pasal 26 ayat (2) dan Pasal 37);
2. peningkatan kesempatan dan kemampuan daya olah dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan di dalam negeri demi peningkatan kesejahteraan dan kemandirian bangsa- NKRI (Pasal 17 ayat (3)); 3. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan-NKRI (Pasal 18, Pasal 17 ayat (3)).
Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 3 (tiga) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi;
2. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum; 3. aturan pencegahan korupsi.
2 UU No.9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum
20 Pasal 3 Pasal 0 14 Pasal Selain ditemukan 3 (tiga) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:
1. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan-NKRI (Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5) Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 8 (delapan) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI
2. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi; 3. akses informasi publik- Demokrasi
4. peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis- Demokrasi 5. partisipasi substantive masyarakat, termasuk masyarakat adat dan marginal- Demokrasi
6. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum; 7. pernyataan pencegahan korupsi;
8. aturan pencegahan korupsi.
3 UU 11 Tahun 2008 Tentang ITE 54 Pasal 5 Pasal 0 32 Pasal Selain ditemukan 5 (lima) pasal yang perlu direvisi direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:
1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI (Pasal 18 ayat (3) dan (5), Pasal 37)
2. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional_ NKRI (Pasal 40) 3. akses informasi publik- Demokrasi (Pasal 9, Pasal 14)
4. pernyataan pencegahan korupsi (Pasal 3)
Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 5 (lima) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi;
2. peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis- Demokrasi; 3. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif- Demokrasi;
4. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum; 5. aturan pencegahan korupsi.
4 UU No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
64 Pasal 4 Pasal 0 42 Pasal Ditemukan 4 (empat) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:
1. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional-NKRI (Pasal 26, Pasal 27 ayat (1)) 2. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi (Pasal 58)
3. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif- Demokrasi (Pasal 18) 5 UU No. 40 Tahun 1990 Tentang Pers 21 Pasal 2 Pasal 0 15 Pasal Ditemukan 4 (empat) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:
1. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan-NKRI (Pasal 4 ayat (1), (2), dan (3)) 2. semangat perlindungan rakyat- Demokrasi (Pasal 4 ayat (4))
Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 5 (lima) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional-NKRI 2. mewajibkan diperhatikannya prinsip kehati-hatian dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi
3. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi 4. pernyataan pencegahan korupsi;
5. aturan pencegahan korupsi. 6 PP No. 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
22 Pasal 2 Pasal 0 14 Pasal Ditemukan 2 (dua) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:
1. mewajibkan diperhatikannya prinsip kehati-hatian dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi (Pasal 2) 2. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif- Demokrasi (Pasal 13)
Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 1 (satu) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. tindakan atas peraturan-peraturan-peraturan yang bertentangan atau tumpang tindih
7 PP No. 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik
90 Pasal 3 Pasal 13 Pasal Ditemukan 3 (tiga) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:
1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI (Pasal 11 ayat (2), Pasal 65 ayat (2), dan Pasal 69 ayat (1));