• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSANEV_BPHN. Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUSANEV_BPHN. Overview ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK. Oleh:"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Overview

ANALISIS EVALUASI HUKUM

DALAM RANGKA

PARTISIPASI PUBLIK

DALAM PROSES PENGAMBILAN

KEBIJAKAN PUBLIK

Oleh:

ARFAN FAIZ MUHLIZI, S.H.,M.H.

Kelompok Kerja Analisis dan Evaluasi Hukum

Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional

Badan Pembinaan Hukum Nasional

@Bidang Politik, Hukum, Keamanan dan Pemerintahan 2016

(2)

Latar Belakang

Landasan

Permasalahan

Sasaran

Keterangan

 Transparansi dan

akuntabilitas kinerja

pemerintahan

 Good Governance

 Collaborative

governance

 Participatory public

policy

Bagaimana kesesuaian prinsip dan indicator

NKRI, Keadilan, Demokrasi, Kepastian

Hukum dan Pencegahan Korupsi terhadap

peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan Partisipasi Publik dalam

Proses Pengambilan Kebijakan Publik?

RPJMN :

Meningkatnya partisipasi

aktif masyarakat dalam

pengambilan kebijakan

publik dan pengelolaan

badan publik yang baik

Arah Kebijakan dan

Strategi dalam RPJMN :

1. Melaksanakan secara

konsisten UU tentang

Keterbukaan Informasi

Publik

2. Mendorong

masyarakat untuk

dapat mengakses

informasi publik, dan

memanfaatkannya

3. Meningkatkan kualitas

penyiaran

Bagaimana potensi tumpang tindih

peraturan perundang-undangan terkait

Partisipasi Publik dalam proses

pengambilan kebijakan publik jika dilihat

dari 4 aspek, yaitu:

1) kewenangan,

2) hak dan kewajiban,

3) perlindungan

4) penegakan hukum?

Bagaimana kendala dan/atau efektivitas

penerapan di lapangan terkait partisipasi

publik dalam proses pengambilan kebijakan

publik ?

Apakah rekomendasi yang akan diberikan

pemerintah terkait partisipasi publik dalam

proses pengambilan kebijakan publik ?

(3)

RPJM

N

Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses

Pengambilan Kebijakan Publik dengan

meningkatkan peran aktif masyarakat dalam

pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan

badan publik yang baik

Membangun Tata Kelola

Pemerintahan yang Bersih,

Efektif, Demokratis dan

Terpercaya

AGENDA

PEMBANGUNAN

NASIONAL

(4)

RPJM

N

Melaksanakan secara konsisten

UU No. 14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik

Mendorong masyarakat untuk

dapat mengakses informasi

publik, dan memanfaatkannya

Meningkatkan kualitas

penyiaran

meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan

kebijakan publik dan pengelolaan badan publik yang baik

1. Penataan regulasi

2. Pengelolaan dan pelayanan informasi dan

secara berkualitas

3. Penyebaran informasi publik secara

berkualitas

4. Pembentukan PPID di setiap badan publik

5. Penyediaan dan pelembagaan forum

konsultasi publik dan ruang partisipasi

lainnya

6. Penyediaan informasi yang terkait dengan

kebijakan publik

7. Penguatan SDM bidang komunikasi dan

informasi

1. Penguatan kemitraan dengan

organisasi masyarakat sipil, swasta

dan media untuk mengedukasi

masyarakat

2. Penguatan literasi media dalam

peningkatan kesadaran, kemampuan

dan kapasitas masyarakat

3. Pemanfaatan media sosial untuk

peningkatan akses dan partisipasi

masyarakat

4. Penguatan Government Public

Relation (GPR) untuk membangun

komunikasi

1. revisi terhadap UU tentang Penyiaran;

2. pembentukan pemeringkatan untuk

menilai kualitas penyiaran publik;

3. pengaturan pembatasan kepemilikan

media penyiaran;

4. pengaturan konten penyiaran;

5. penguatan peran Komisi Penyiaran

Indonesia

(5)

Peraturan Perundang-undangan terkait

UU

PP

Peraturan lain

1.

UU No. 14 Tahun 2008 tentang

keterbukaan informasi publik

2.

UU No. 9 Tahun 1998 tentang

Kemerdekaan Menyampaikan

Pendapat di Depan Umum

3.

UU No. 11 Tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik

4.

UU No. 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran

5.

UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers

6.

UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

1.

PP Nomor 61 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan UU No.14 Tahun 2008 tentang

Keterbukaan Informasi Publik

2.

PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi

Elektronik

3.

PP Nomor 11 Tahun 2005 ttg

Penyelenggaraan Penyiaran Republik

Indonesia

4.

PP Nomor 12 Tahun 2005 ttg Lembaga

Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia

5.

PP Nomor 13 Tahun 2005 ttg Lembaga

Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia

6.

PP Nomor 49 Tahun 2005 ttg Pedoman

Kegiatan Peliputan Lembaga Penyiaran Asing

7.

PP Nomor 50 Tahun 2005 ttg

Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga

Penyiaran Swasta

8.

PP Nomor 51 Tahun 2005 ttg

Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga

Penyiaran Komunitas

9.

PP Nomor 52 Tahun 2005 ttg

Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga

Penyiaran Berlangganan

1.

Keppres No.33/20033 tentang

Pengesahan Amendments Agreement

Establishing The Asia Pacific Institute For

Broadcasting Development (Perubahan

Atas Persetujuan Pendirian Institut

Pengembangan Penyiaran Asia Pasifik)

2.

Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012

tentang tata cara penyelenggaraan

pelayanan, pengamanan dan

penangangan perkara penyampaian

pendapat di muka umum

3.

Peraturan Menteri Komunikasi dan

Informatika Nomor 10 Tahun 2015

tentang Tata Cara Pendaftaran Sistem

Elektronik Instansi Penyelenggara Negara

Catatan:

Jika UU 32/2002 Direvisi maka

setidaknya 7 PP juga akan direvisi

(6)

Pengelompokan peraturan perundang-undangan

Partisipasi Masyarakat/Publik

Penyiaran

1. UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan

2. UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik

3. UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan

Pendapat di Depan Umum

4. UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

5. PP Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU No.14 Tahun

2008

6. PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan

Transaksi Elektronik

7. Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2012 tentang tata cara

penyelenggaraan pelayanan, pengamanan dan penangangan

perkara penyampaian pendapat di muka umum

8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 10 Tahun

2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Sistem Elektronik Instansi

Penyelenggara Negara

1.

UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

2.

UU No.40 Tahun 1999 tentang Pers

3.

PP Nomor 11 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Republik

Indonesia

4.

PP Nomor 12 Tahun 2005 ttg Lembaga Penyiaran Publik Radio

Republik Indonesia

5.

PP Nomor 13 Tahun 2005 ttg Lembaga Penyiaran Publik Televisi

Republik Indonesia

6.

PP Nomor 49 Tahun 2005 ttg Pedoman Kegiatan Peliputan

Lembaga Penyiaran Asing

7.

PP Nomor 50 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga

Penyiaran Swasta

8.

PP Nomor 51 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga

Penyiaran Komunitas

9.

PP Nomor 52 Tahun 2005 ttg Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga

Penyiaran Berlangganan

10. Keppres No.33/2003 tentang Pengesahan Amendments Agreement

Establishing The Asia Pacific Institute For Broadcasting

Development (Perubahan Atas Persetujuan Pendirian Institut

Pengembangan Penyiaran Asia Pasifik)

(7)

SISTEMATIKA LAPORAN POKJA

ANALISIS EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA

PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN

PUBLIK

Bab I Pendahuluan

A.

Latar Belakang

B.

Permasalahan

C.

Tujuan Kegiatan

D.

Ruang Lingkup Kegiatan

E.

Metode Analisis dan Evaluasi

Hukum

F.

Personalia Pokja

G.

Jadwal Kegiatan

Bab II. Pengujian Norma Terhadap

Indikator

A.

Kelompok Partisipasi Publik

B.

Kelompok Penyiaran

Bab III. Potensi Tumpang Tindih

Norma

A.

Kewenangan

B.

Hak

C.

Kewajiban

D.

Perlindungan

E.

Penegakan Hukum

Bab IV. Efektifitas Hukum

Bab V. Rekomendasi

(8)

PRINSIP-PRINSIP UTAMA AE

8

(9)

Indikator Prinsip NKRI

NKRI

Adanya aturan yang jelas

tentang pembatasan

keikutsertaan atau

pengaruh asing

Adanya aturan yang jelas

tentang peningkatan

kesempatan dan

kemampuan dalam

negeri demi peningkatan

kesejahteraan dan

kemandirian bangsa

Adanya aturan yang jelas

tentang pembatasan

kepemilikan dan

pengelolaan individu

dan korporasi

Adanya pembagian

kewenangan dan

pedoman hubungan tata

kerja antar sektor

pembangunan dan antar

daerah

(10)

Indikator Prinsip Berkelanjutan

Berkelanjutan

Adanya aturan yang jelas yang

menjamin pola pemanfaatan

ruang dan SDA-LH yang

terkoordinasi berdasarkan

ekoregion dengan

mempertimbangkan daya

dukung dan daya tampung serta

pengendalian produksi.;

Adanya aturan yang jelas yang

mengedepankan fungsi

kepentingan umum yang

terukur serta ditujukan untuk

konservasi keanekaragaman

hayati dan berdasarkan nilai-nilai

budaya lokal;

Adanya aturan yang jelas yang

mewajibkan perencanaan

pengelolaan didasarkan pada

prinsip kehati-hatian

Adanya aturan yang jelas tentang

perlindungan terhadap

keanekaragaman hayati,

terutama yang langka dan

terancam punah.

Adanya aturan yang mengatur

kewajiban menghitung

dampak negative

yang akan muncul

dalam pemanfaatan SDA-LH dan

memasukkannya dalam biaya pengelolaan

SDA-LH (internalization of externalities).

Aturan ini juga harus mencakup pengelolaan

keuangan yang memastikan adanya biaya

pengelolaan yang dialokasikan, disalurkan dan

digunakan untuk memperbaiki dampak

negative tsb (pencemaran atau kerusakan

lingkungan)

PUSANEV_BPHN

(11)

Indikator Prinsip Keadilan

Keadilan

Adanya aturan yang jelas yang

menjamin pola pemanfaatan

yang sesuai untuk

keberlanjutan generasi kini dan

akan datang dalam upaya

mengelola dan memelihara

lingkungan agar konsisten

dengan perencanaan. (Keadilan

inter dan intra generasi)

Adanya aturan yang jelas

tentang keterlibatan

masyarakat hukum adat,

masyarakat lokal, perempuan

dan masyarakat marginal

lainnya.

(12)

Indikator Prinsip Demokrasi

Demokrasi

Adanya aturan yang

menjadikan semangat

perlindungan

Adanya aturan yang

menjamin kebebasan

mengeluarkan pendapat,

kebebasan persuratkabaran

dan kebebasan berkumpul

Adanya aturan yang

memberikan pengakuan

pada hak minoritas

Adanya aturan yang jelas

tentang akses informasi

publik dalam proses

kebijakan;

menjamin peluang yang

Adanya aturan yang

sama bagi setiap orang

untuk memberikan penilaian

terhadap jalannya proses

politik dan pemerintahan

secara logis

Adanya aturan yang jelas

tentang partisipasi

substantive masyarakat,

termasuk masyarakat

marginal dan pelaku usaha

kecil dan menengah,;

Adanya aturan yang

menjamin Sistem kerja yang

kooperatif dan kolaboratif

(13)

Indikator Prinsip Kepastian

Hukum

Kepastian

Hukum

Adanya aturan yang jelas

mengenai asas, norma, dan

kaidah yang adil, serta

dilakukan dengan cara

terkoordinasi, terpadu,

menampung dinamika, aspirasi

dan peran serta masyarakat,

serta menyelesaikan konflik.

Adanya pembentukan aturan

perundang-undangan yang

berdasarkan kajian ilmiah

(scientific based)

Adanya aturan mengenai

tindakan atas

peraturan-peraturan-peraturan yang

bertentangan atau tumpang

tindih

(14)

Indikator Prinsip Pencegahan

Korupsi

Pencegahan

Korupsi

Adanya penyataan

yang jelas terkait

mekanisme

pencegahan korupsi

(seperti transparansi

dan akuntabilitas);

Adanya aturan yang

jelas mengenai

pencegahan korupsi.

(15)

Persentase Permasalahan PUU

Terkait Pastisipasi Publik

Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Publik

36%

15%

9%

40%

Permasalahan Prinsip

Demokrasi

Pencegahan Korupsi

Kepastian Hukum

NKRI

PUSANEV_BPHN

(16)

6%

9%

7%

15%

2%

4%

9%

13%

17%

2%

6%

2%

6% 2%

Permasalahan Indikator

Akses Informasi Publik

Aturan Pencegahan Korupsi

dasar kajian ilmiah (scientific based)

kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan

pemerintah

partisipasi substantive masyarakat, termasuk masyarakat adat dan marginal

peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya

proses politik dan pemerintahan secara logis

pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah

agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional

pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang

politik, hukum, keamanan dan pemerintahan

pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan

pemerintahan

peningkatan kesempatan dan kemampuan daya olah di dalam negeri demi peningkatan

kesejahteraan dan kemandirian bangsa

pernyataan pencegahan korupsi

semangat perlindungan rakyat

Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif

tindakan atas peraturan-peraturan-peraturan yang bertentangan atau tumpang

tindih-Kepastian Hukum

(17)

KAJIAN ANALISIS POTENSI TUMPANG TINDIH DAN PERBEDAAN PENGATURAN

MENGGUNAKAN 4 (EMPAT) ASPEK

(18)

E

F

E

K

T

I

V

I

T

A

S

PUSANEV_BPHN

(19)

E

F

E

K

T

I

V

I

T

A

S

PUSANEV_BPHN

(20)

E

F

E

K

T

I

V

I

T

A

S

PUSANEV_BPHN

(21)

E

F

E

K

T

I

V

I

T

A

S

PUSANEV_BPHN

(22)

E

F

E

K

T

I

V

I

T

A

S

PUSANEV_BPHN

(23)

Rekomendasi

23

(24)

Matriks Rekomendasi Sementara

No. PUU Jumlah Pasal REKOMENDASI ANALISIS

REVISI CABUT TETAP

1 UU Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran 64 Pasal 5 Pasal 0 52 Pasal Selain ditemukan 7 (tujuh) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:

1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI (Pasal 26 ayat (2) dan Pasal 37);

2. peningkatan kesempatan dan kemampuan daya olah dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan di dalam negeri demi peningkatan kesejahteraan dan kemandirian bangsa- NKRI (Pasal 17 ayat (3)); 3. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan-NKRI (Pasal 18, Pasal 17 ayat (3)).

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 3 (tiga) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi;

2. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum; 3. aturan pencegahan korupsi.

2 UU No.9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka Umum

20 Pasal 3 Pasal 0 14 Pasal Selain ditemukan 3 (tiga) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:

1. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan-NKRI (Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5) Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 8 (delapan) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI

2. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi; 3. akses informasi publik- Demokrasi

4. peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis- Demokrasi 5. partisipasi substantive masyarakat, termasuk masyarakat adat dan marginal- Demokrasi

6. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum; 7. pernyataan pencegahan korupsi;

8. aturan pencegahan korupsi.

3 UU 11 Tahun 2008 Tentang ITE 54 Pasal 5 Pasal 0 32 Pasal Selain ditemukan 5 (lima) pasal yang perlu direvisi direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:

1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI (Pasal 18 ayat (3) dan (5), Pasal 37)

2. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional_ NKRI (Pasal 40) 3. akses informasi publik- Demokrasi (Pasal 9, Pasal 14)

4. pernyataan pencegahan korupsi (Pasal 3)

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 5 (lima) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi;

2. peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis- Demokrasi; 3. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif- Demokrasi;

4. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum; 5. aturan pencegahan korupsi.

4 UU No.14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

64 Pasal 4 Pasal 0 42 Pasal Ditemukan 4 (empat) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:

1. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional-NKRI (Pasal 26, Pasal 27 ayat (1)) 2. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi (Pasal 58)

3. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif- Demokrasi (Pasal 18) 5 UU No. 40 Tahun 1990 Tentang Pers 21 Pasal 2 Pasal 0 15 Pasal Ditemukan 4 (empat) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:

1. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan-NKRI (Pasal 4 ayat (1), (2), dan (3)) 2. semangat perlindungan rakyat- Demokrasi (Pasal 4 ayat (4))

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 5 (lima) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional-NKRI 2. mewajibkan diperhatikannya prinsip kehati-hatian dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi

3. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi 4. pernyataan pencegahan korupsi;

5. aturan pencegahan korupsi. 6 PP No. 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik

22 Pasal 2 Pasal 0 14 Pasal Ditemukan 2 (dua) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:

1. mewajibkan diperhatikannya prinsip kehati-hatian dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi (Pasal 2) 2. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif- Demokrasi (Pasal 13)

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait dengan 1 (satu) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu: 1. tindakan atas peraturan-peraturan-peraturan yang bertentangan atau tumpang tindih

7 PP No. 82 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik

90 Pasal 3 Pasal 13 Pasal Ditemukan 3 (tiga) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan indikator:

1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan- NKRI (Pasal 11 ayat (2), Pasal 65 ayat (2), dan Pasal 69 ayat (1));

(25)

Matriks Rekomendasi Sementara

No.

PUU

Jumlah

Pasal

REKOMENDASI

ANALISIS

REVISI

CABUT

TETAP

1

UU Nomor 32

Tahun 2002

Tentang

Penyiaran

64

Pasal

4

Pasal

0

52

Pasal

Selain ditemukan 4 (empat) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak

sesuaian dengan indikator:

1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum,

keamanan dan pemerintahan- NKRI (Pasal 26 ayat (2) dan Pasal

37);

2. peningkatan kesempatan dan kemampuan daya olah dalam

bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan di dalam

negeri demi peningkatan kesejahteraan dan kemandirian

bangsa-NKRI (Pasal 17 ayat (3));

3. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan

korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan

pemerintahan-NKRI (Pasal 18, Pasal 17 ayat (3)).

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru

yang terkait dengan 3 (tiga) indikator yang sama sekali tidak

dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu:

1. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul

dalam setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi;

2. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum;

3. aturan pencegahan korupsi.

(26)

Matriks Rekomendasi Sementara

No

.

PUU

Jumlah

Pasal

REKOMENDASI

ANALISIS

REVISI

CABUT

TETAP

2

UU No.9 Tahun

1998 Tentang

Kemerdekaan

Menyampaikan

Pendapat Di

Muka Umum

20 Pasal

3 Pasal

0

14

Pasal

Selain ditemukan 3 (tiga) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian dengan

indikator:

1. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan korporasi dalam

bidang politik, hukum, keamanan dan pemerintahan-NKRI (Pasal 2, Pasal 3,

Pasal 5)

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait

dengan 8 (delapan) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang

ini, yaitu:

1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan

pemerintahan- NKRI

2. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap

perbuatan pemerintah- Demokrasi;

3. akses informasi publik- Demokrasi

4. peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap

jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis- Demokrasi

5. partisipasi substantive masyarakat, termasuk masyarakat adat dan

marginal-Demokrasi

6. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum;

7. pernyataan pencegahan korupsi;

8. aturan pencegahan korupsi.

(27)

Matriks Rekomendasi Sementara

No

.

PUU

Jumla

h Pasal

REKOMENDASI

ANALISIS

REVISI

CABUT

TETAP

3

UU 11 Tahun 2008

Tentang ITE

54

Pasal

5 Pasal

0

32

Pasal

Selain ditemukan 5 (lima) pasal yang perlu direvisi direvisi terkait ketidak sesuaian

dengan indikator:

1. pembatasan pengaruh asing dalam bidang politik, hukum, keamanan dan

pemerintahan- NKRI (Pasal 18 ayat (3) dan (5), Pasal 37)

2. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja antara Pusat dan

daerah agar sejalan dengan kebijakan dan kepentingan nasional (Pasal 40)

3. akses informasi publik- Demokrasi (Pasal 9, Pasal 14)

4. pernyataan pencegahan korupsi (Pasal 3)

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru yang terkait

dengan 5 (lima) indikator yang sama sekali tidak dipenuhi oleh undang-undang ini,

yaitu:

1. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam setiap

perbuatan pemerintah- Demokrasi;

2. peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap

jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis- Demokrasi;

3. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif;

4. dasar kajian ilmiah (scientific based)- Kepastian Hukum;

5. aturan pencegahan korupsi.

(28)

Matriks Rekomendasi Sementara

No

.

PUU

Jumlah

Pasal

REKOMENDASI

ANALISIS

REVISI

CABUT

TETAP

4

UU No.14 Tahun

2008 Tentang

Keterbukaan

Informasi Publik

64

Pasal

4

Pasal

0

42

Pasal

Ditemukan 4 (empat) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak

sesuaian dengan indikator:

1. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja

antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan

kepentingan nasional-NKRI (Pasal 26, Pasal 27 ayat (1))

2. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam

setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi (Pasal 58)

3. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif (Pasal 18)

(29)

Matriks Rekomendasi Sementara

No

.

PUU

Jumlah

Pasal

REKOMENDASI

ANALISIS

REVISI

CABUT

TETAP

5

UU No. 40 Tahun

1990 Tentang

Pers

21

Pasal

1 Pasal

0

15

Pasal

Ditemukan 1 (satu) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak sesuaian

dengan indikator:

1. pembatasan kepemilikan, hak dan kewajiban individu dan

korporasi dalam bidang politik, hukum, keamanan dan

pemerintahan-NKRI (Pasal 4 ayat (1), (2), dan (3))

2. semangat perlindungan rakyat- Demokrasi (Pasal 4 ayat (4))

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal baru

yang terkait dengan 5 (lima) indikator yang sama sekali tidak

dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu:

1. pembagian kewenangan dan pedoman hubungan tata kerja

antara Pusat dan daerah agar sejalan dengan kebijakan dan

kepentingan nasional-NKRI

2. mewajibkan diperhatikannya prinsip kehati-hatian dalam setiap

perbuatan pemerintah- Demokrasi

3. kewajiban menghitung dampak negative yang akan muncul dalam

setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi

4. pernyataan pencegahan korupsi;

5. aturan pencegahan korupsi.

(30)

Matriks Rekomendasi Sementara

No

.

PUU

Jumlah

Pasal

REKOMENDASI

ANALISIS

REVISI

CABUT

TETAP

6

PP No. 61 Tahun

2010 Tentang

Pelaksanaan

Undang-undang

Nomor 14 Tahun

2008

Tentang

Keterbukaan

Informasi Publik

22 Pasal

2

Pasal

0

14

Pasal

Ditemukan 2 (dua) pasal yang perlu direvisi terkait ketidak

sesuaian dengan indikator:

1. mewajibkan diperhatikannya prinsip kehati-hatian dalam

setiap perbuatan pemerintah- Demokrasi (Pasal 2)

2. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif- Demokrasi (Pasal

13)

Undang-undang ini juga perlu menambahkan beberapa pasal

baru yang terkait dengan 1 (satu) indikator yang sama sekali tidak

dipenuhi oleh undang-undang ini, yaitu:

1. tindakan atas peraturan-peraturan-peraturan yang

bertentangan atau tumpang tindih

(31)

8 isu yang dapat dikaji lebih jauh untuk

menjadi rekomendasi tim pokja:

1.

Usulan menyatukan beberapa komisi yaitu Komisi Informasi Publik, Komisi Penyiaran Indonesia, Dewan Pers, Lembaga Sensor Film ke dalam

satu atap dan menambahkan fungsi pengawasan terhadap penerapan UU ITE. Selama ini terdapat kewenangan-kewenangan yang mirip dan

terkadang saling tumpang tindih antara komisi-komisi ini;

2.

Pelarangan pengalihan izin penyiaran yang diatur dalam Pasal 34 UU Penyiaran perlu diubah karena selama ini pada prakteknya orang

mengalihkan izin penyiarannya dengan mengacu pada ketentuan UU PT. Ke depannya, pengalihan izin perlu diizinkan namun dibuat

persyaratan-persyaratan misalnya tidak boleh terjadi monopoli;

3.

Prinsip anti pembredelan dalam UU PERS perlu ditinjau ulang karena jangan sampai kemudian disalahgunakan misalnya untuk membuat

disintegrasi di tengah-tengah bangsa. Namun untuk mencegah pembredelan yang membabi buta, perlu dibuat prosedur yang adil misalnya

dengan melalui mekanisme hokum;

4.

Sanksi dalam undang-undang KIP lebih tepat menggunakan sanksi administratif dan bukan sanksi pidana. Meski demikian, rumusan sanksi

administratif harus se-riil mungkin;

5.

Dalam persoalan perizinan penyiaran, Kemenkominfo sebaiknya menjadi regulator saja tetapi pemberian izin diserahkan pada Pemerintah

Daerah;

6.

Pasal 17 Undang-Undang KIP perlu tetap ada. Dibutuhkan untuk segera dibuat aturan tentang uji konsekuensi agar penetapan suatu informasi

dikecualikan betul-betul melalui prosedur yang benar;

7.

Penguatan KPI dengan memberikan kewenangan untuk mencabut izin perlu dikaji;

8.

Soal ketentuan yang mewajibkan siaran TV lokal menggunakan bahasa Indonesia perlu diubah menjadi bahasa Indonesia/bahasa daerah

setempat.

(32)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

pendidikan pemilik berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi. 2) Nilai signifikansi skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi sebesar 0,173 sehingga

Dalam penelitian ini, pengkategorian otomatis artikel ilmiah dilakukan dengan menggunakan kernel graph yang diterapkan pada graph bipartite antara dokumen artikel

Jadi jelas bahwa metode adalah cara yang dianggap efisiean yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan suatu mata pelajaran tertentu kepada siswa, agar tujuan

Tentunya pelaksanaan tanpa adanya koordinasi yang baik tidak akan mencapai target yang telah ditentukan, disamping itu keberhasilan koordinasi yang dilaksanakan

Gegambaran ngenani wanita utama sing nduweni rasa setya kagambar saka paraga Sudi Yatmini Putri, dheweke uga minangka paraga wanita utama sajroning Cerbung Tresnaku Mung

Sebelum ditemukan transplantasi hati sebagai terapi pilihan pada anak dengan penyakit hati stadium akhir, angka kelangsungan hidup jangka panjang pada anak

Pengolahan yang tepat dan mengikuti selera pasar dengan berbagai varian rasa yang disukai konsumen dari mulai anak-anak sampai dewasa seperti rasa vanilla, anggur,

Saya akan mendapat teguran dari guru apabila pada saat guru menjelaskan pelajaran, saya bercanda dengan teman sebangku.. Saya akan giat belajar kalau ada guru di dalam kelas