• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

(2)

Indonesia termasuk Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yaitu berkisar antara 250-280 juta penduduk namun kualitas pendidikan Indonesia masih lemah menurut survey United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara sedangkan kualitas para gurunya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang tentunya hal ini merupakan sesuatu hal yang tidak menyenangkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses peningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Guru merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas pendidikan dimana interaksi yang baik antara murid dengan guru akan menghasilkan mutu pengajaran yang baik pula. Menurut Pidarta bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu :

1. Kepemimpinan kepala sekolah 2. Fasilitas kerja

3. Harapan-harapan, dan

4. Kepercayaan personalia sekolah

(3)

kualitas manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah, dan kondisi lingkungan lainnya. Tingkat kualitas kinerja guru ini selanjutnya akan turut menentukan kualitas lulusan yang dihasilkan serta pencapaian lulusan yang dihasilkan serta pencapaian keberhasilan sekolah secara keseluruhan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yakni: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Kelima standar kompetensi tersebut terintegrasi di dalam kinerja kepala sekolah. Wahjosumijo (1999), mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kepala sekolah dalam hal ini dituntut mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi antar atasan dan bawahan dan mendelegasikan tugas.

(4)

meningkatkan efektivitas dan meningkatkan motivasi kerja bagi para guru karena adanya komunikasi dan kerjasama yang baik terjalin. Tentunya pelaksanaan tanpa adanya koordinasi yang baik tidak akan mencapai target yang telah ditentukan, disamping itu keberhasilan koordinasi yang dilaksanakan dari perkembangan dan kemajuan sekolah secara bertahap dimana mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan dapat ditunjukkan dengan adanya fenomena sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan dan kompetitif salah satu indikasi sekolah yang memiliki keunggulan dan kompetitif adalah adanya tampilan sikap dan perilaku para siswanya sesuai dengan norma yang berlaku dan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Guru di SDN 106800

Sumber : Operator SDN 106800, 2014

Dalam hal ini SDN 106800 Hamparan Perak telah memberikan sedikit perubahan kearah yang lebih baik secara perlahan semenjak pergantian kepala sekolah dari tahun ajaran 2011/2012 dengan meningkatnya nilai para siswa, kehadiran guru dan jumlah fasilitas pendukung belajar yang meningkat. Tentunya dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat memuaskan bagi seluruh pihak walaupun masih terdapat banyak kekurangan namun SDN 106800 Hamparan Perak diharapkan perubahan ini akan semakin meningkat.

No. Absensi 2012 2013 2014 1. Dengan keterangan 14 16 19 2. Tanpa keterangan 6 4 1

(5)

Tabel 1.2 Rata-Rata Nilai Siswa

Sumber : Operator SDN 106800, 2014

Tabel 1.3 Fasilitas Guru dan Belajar Siswa

Sumber : Operator SDN 106800, 2014

Berdasarkan berbagai fenomena yang sudah terjadi di SDN 106800 Hamparan Perak seperti sudah disampaikan di atas serta berdasarkan uraian materi tentang kinerja guru yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Rumusan Masalah

No. Absensi Nilai UN Nilai US

1. Matematika 7.00 7.28

2. Bahasa Indonesia 7.24 8.00

3. IPA 7.50 7.29

No. Fasilitas 2012 2013 2014

1. Perpustakaan - - 1

2. UKS - - 1

3. TV ruang guru - - 1

4. Komputer - - 2

(6)

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh dari gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja dan motivasi guru di SDN 106800 Hamparan Perak ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dalam suatu penelitian harus ada tujuan agar penelitian yang dilaksanakan mempunyai arah sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak .

1. Dengan mengetahui pengaruh kepemimpinan tersebut sehingga untuk selanjutnya diharapkan mampu menjawab berbagai kejanggalan pelaksanaan tugas yang dilakukan dilingkungan SDN 106800 Hamparan Perak.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain:

1. Manfaat secara ilmiah

(7)

menyusun suatu wacana baru dan memperkaya mengenai penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam kaitan pengaruh kepemimpinan. 2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan atau sumbangan saran bagi sekolah-sekolah untuk mengembangkan gaya kepemimpin dua arah dimana adanya hubunga dan koordinasi yang baik antara atasan dan bawahan. 3. Manfaat secara akademis

Sebagai tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dan menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1.5 Kerangka Teori

Teori adalah seperangkat konsep. Definisi dan dalil yang saling terkait secara sistematis yang dikedepankan untuk menjelaskan dan mempradiksi fenomena yang terjadi (Angha, Nader. 2002)

Teori atau sumber proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hipotesis kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan (Tamburaka, H.Rustam E:1999).

1.5.1 Pengertian Pengaruh

Menurut Norman Barry : Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika

(8)

terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak

merupakan motivasi yang mendorongnya

(influence is a type of power in that a person who is influenced to act in a certain way

may be said to be caused so to act, even though an overt threat of santions will not be

the motivating force)

Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang

ada dan timbul dari sesuatu (orang benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan

atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya

bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau

mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal

balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di

pengaruhi. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu,

menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut

berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.

1.5.2 Pengertian Kepemimpinan

Menurut George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)

Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,

mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk

mencapai tujuan yang diinginkan.

Menurut Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi

(9)

Menurut Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas,

diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan

aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan

yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi

dari situasi khusus.

Menurut G.L.Feman & E.K.aylor (1950) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk

menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas

maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.

Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok (Veithzal

Rivai ; 2004 : 3). Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu :

a. Kepemimpinan melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikutnya.

b. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan

anggota kelompok secra seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa

daya.

c. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda

untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.

(10)

Menurut Sondang Siagian (2003 : 138) gaya atau model kepemimpinan yang paling banyak dipakai dewasa ini adalah yang berdasarkan teori situasional yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Bahkan teori tersebut banyak dipakai dalam program pengembangan eksekutif oleh berbagai jenis perusahaan di Amerika Serikat, mulai dari perusahaan yang menghasilkan alat-alat berat, perusahaan komputer, perminyakan, dan bank. Bahkan juga oleh organisasi-organisasi kemiliteran. Gaya kepemimpinan yang timbul dapat mengambil empat bentuk, yaitu :

a. Memberitahukan b. Menjual

c. Mengajak bawahan berperan serta d. Melakukan pendelegasian

Satu hal yang menarik dalam teori ini ialah bahwa disamping membahas empat gaya kepemimpinan dalam menghadapi situasi tertentu juga membahas tentang tingkat kedewasaan para bawahan.

Menurut Sedarmayanti (2001 : 80) berbagai bentuk kepemimpinan dapat digolongkan dalam 6 (enam) golongan/tipe,

yaitu:

(11)

Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu mengandalkan kekuasaan formalnya, Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan pendekatan yang mendukung unsur paksaaan, Cenderung memberi hukuman pada bawahan.

2. Tipe Materialistis, mempunyai ciri-ciri : Dalam menggerakkan bawahan lebih cenderung menggunakan sistem perintah, Dalam menggerakkan bawahan selalu dikaitkan kepada pangkat dan jabatan, Senang dengan formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai peristiwa.

3. Tipe Paternalistis, mempunyai ciri-ciri : Menganggap bawahnnya sebagai manusia yang tidak dewasa, Bersikap terlalu melindungi, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, Cenderung bersifat maha tahu. 4. Tipe Kharismatis, mempunyai ciri antara lain memiliki pengikut yang

jumlahnya sangat besar karena mempunyai daya tarik yang besar. Kekayaan, kekuasaan, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma.

(12)

organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya, la senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya, Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan tim work yang kompak dalam usaha mencapai tujuan, Dengan ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahan untuk memperbaiki kesalahan mereka, Selalu berusaha mengembangkan kemampuan bawahannya.

6. Tipe Laissez Faire, mempunyai ciri : Tidak mempunyai keyakinan diri dalam kapasitas kepemimpinannya. Sebagai pemimpin yang, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok vang dipimpinnya, Pengambilan keputusan dan penetapan tujuan diserahkan kepada kelompok, Kelompok menjadi kurang bersemangat dan kurang minat untuk bekerja.

1.5.2.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan

(13)

1. Pimpinan sebagai penentu arah

Seorang pemimpin harus dapat menentukan arah yang akan ditempuh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang tepat untuk organisasinya. Strategik, teknik, taktik, dan pengambilan keputusan serta kemampuan pimpinan dalam menetukan arah organisasi di masa yang akan dating merupakan suatu saham yang teramat penting dalam kehidupan organisasional untuk pencapaian tujuan organisasi.

2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi

Tidak ada organisasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar organisasi yang bersangkutan sendiri. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu menjadi wakil dan juru bicara organisasi dalam menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak baik dari dalam organisasi maupun luar organisasi. 3. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif

(14)

sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan teknik-teknik komunikasi dengan baik merupakan kewajiban bagi setiap pemimpin.

4. Pimpinan sebagai mediator

Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam organisasi, terutama dalam menangani situasi terjadinya konflik.

5. Pimpinan sebagai integrator

Di dalam suatu organisasi, tidak jarang terjadi adanya kotak-kotak atau kumpulan golongan tertentu, baik itu yang bersifat negative maupun positif. Seorang pemimpin memiliki fungsi sebagai integrator maksudnya seorang pemimpin harus mampu bersikap efektif, rasional, objektif, dan netral dalam menghadapi keadaan tersebut diatas.

1.5.3 Kinerja Guru

(15)

tindakan sesuai dengan keinginannya. Perilaku bebas untuk bertindak ini tetap tidak bisa dilepaskan dari syarat-syarat formal seorang karyawan untuk meningkatkan fungsi efektif suatu organisasi. Cascio (1995 : 22) mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi karyawan dari tugas-tugas yang telah ditetapkan. kinerja guru berarti hasil kerja dan/atau prestasi seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik agar dapat mencapai tujuan dari sekolah tempatnya mengajar.

1.5.3.1 Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru

Selanjutnya Barnet Silalahi mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kerja adalah:

1. Imbalan finansial yang memadai 2. Kondisi fisik yang baik

3. Keamanan

4. Hubungan antar pribadi

5. Pengakuan atas status dan kehormatannya 6. Kepuasan kerja.

1.5.3.2 Penilaian Dari Kinerja Guru

(16)

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Guru memiliki dimensi utama dalam penilaian kerjanya dimana setiap guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa indicator kinerja dari seorang guru yaitu : perencanaan pembelajarannya yang harus disusun oleh para guru dalam bentuk RPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, penilaian pembelajaran bagi siswa secara kompetitif.

1.5.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam memengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur, lebih bertanggung jawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu organisasi yang besar, efektivitas seorang pemimpin tergantung pada kekuatan pengaruh gaya kepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadap bawahan (Yukl, 2005:174).

(17)

menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 2010:84).

Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaannya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan Kartono (2002:76), pemimpin adalah menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang diharapkan.

1.6. Definisi Konsep

(18)

akan diteliti, maka tulisan mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan, yaitu :

1. Pengaruh

Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.

2. Kepemimpinan

Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus.

Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan

mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin

kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi

khusus.

3. Motivasi

Motivasi secara umum didefinisikan sebagai alsan atau dorongan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya.

4. Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.

1.7. Definisi Operasional

(19)

1. Gaya kepemimpinan sebagai variable X atau variabel bebas, dengan indikator sebagai berikut :

a. Pemantauan, memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri ditempat dimana peristiwanya terjadi dan dimana bawahan itu bertugas.

b. Bimbingan dan pengarahan, adalah segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan tugas.

c. Tindakan disiplin, adalah segala usaha yang dilakukan pemimpin terhadap bawahan dalam rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku.

d. Tindakan korelsi, dimana segala upaya yang dilakukan pimpinan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan oleh bawahan.

2. Kinerja guru sebagai variabel Y atau terikat dengan indikator sebagai berikut : a. Ketaatan terhadap tata tertib dan peraturan yaitu kesanggupan guru untuk

mengikuti ketentuan-ketentuan tentang tata tertib dan peraturan lainnya yang berlaku selama bekerja.

b. Ketaatan terhadap waktu yaitu ketetapan dan keberadaannya pada jam kerja yang ditentukan sesuai dengan peraturan dan ketetapan dalam menyelesaikan tugas.

(20)

sebaik-baiknya dan tepat waktunya serta bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya.

d. Teknologi dan sarana yaitu kesanggupan serta kemampuan seorang guru dalam menggunakan sarana teknologi, sehingga guru dapat melakukan pekerjaannya dengan efektif dan efisien.

e. Pelayanan yaitu melayani kepentingan murid sesuai dengan bidang studinya

f. Kerjasama yaitu saling koordinasi sesame guru, sehingga menciptakan suasana yang harmonis.

g. Kepatuhan yaitu sikap dan prilaku yang baik terhadap pimpinan, sehingga segala sesuatu yang dikerjakan akan terasa ikhlas.

h. Menyelesaikan pekerjaan dengan baik sehingga diharapkan segala tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan dapat diperjakan sesuai dengan standard kualitas dan standard kuantitas yang telah ditetapkan sebelumnya.

1.8. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara tentang suatu penelitian yang sebenarnya akan dibuktikan dengan jalan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800

Gambar

Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Guru di SDN 106800
Tabel 1.3 Fasilitas Guru dan Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Diagram 2 : Aktivitas Siswa Dalam Penerapan Model TGT di kelas IV pada Siklus I dan II Dari berbagai diagram aktivitas yang telah siswa lakukan dalam penelitian mengalami kenaikan

Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Price to Book Value (PBV) Terhadap Harga Saham pada

Warga Negara Republik Indonesia, pemegang paspor diplomatik atau paspor dinas yang berlaku, dan Warga Negara Republik Ekuador, pemegang paspor diplomatik, paspor

Aljazair mempunyai peran lain yaitu sebuah suksesi seluruh orang-orang yang masuk ke Aljazair: kepala negara atau pemerintah, menteri luar negeri, menteri

Insidensi tumor pada kelompok perlakuan ekstrak dosis 250 mg/kg BB mencapai 4/10 dalam waktu 16 minggu, artinya hanya 4 ekor tikus yang terkena tumor mamae (n=10).. Adapun

Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir dalam enam, bulan, sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari

Menurut hukum Islam, praktek perkawinan lintas gama yang terjadi di Kelurahan Bugel adalah tidak sah karena perkawinan yang dilakukan secara Islam kemudian salah satu

Setiap individu mempun0ai /iri dan sifat atau karakteristik -awaan 1 heredity heredity 2 0an -er-eda+-eda dan 2 0an -er-eda+-eda dan karakteristik 0an diperoleh dari