BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia termasuk Negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia yaitu berkisar antara 250-280 juta penduduk namun kualitas pendidikan Indonesia masih lemah menurut survey United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara sedangkan kualitas para gurunya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang tentunya hal ini merupakan sesuatu hal yang tidak menyenangkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Pendidikan dengan berbagai programnya mempunyai peranan penting dalam proses peningkatkan kualitas kemampuan profesional individu. Guru merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas pendidikan dimana interaksi yang baik antara murid dengan guru akan menghasilkan mutu pengajaran yang baik pula. Menurut Pidarta bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu :
1. Kepemimpinan kepala sekolah 2. Fasilitas kerja
3. Harapan-harapan, dan
4. Kepercayaan personalia sekolah
kualitas manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah, dan kondisi lingkungan lainnya. Tingkat kualitas kinerja guru ini selanjutnya akan turut menentukan kualitas lulusan yang dihasilkan serta pencapaian lulusan yang dihasilkan serta pencapaian keberhasilan sekolah secara keseluruhan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tanggal 17 April 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, kepala sekolah harus memiliki kompetensi yakni: kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Kelima standar kompetensi tersebut terintegrasi di dalam kinerja kepala sekolah. Wahjosumijo (1999), mengemukakan bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kepala sekolah dalam hal ini dituntut mampu mengambil keputusan yang cepat dan tepat memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi antar atasan dan bawahan dan mendelegasikan tugas.
meningkatkan efektivitas dan meningkatkan motivasi kerja bagi para guru karena adanya komunikasi dan kerjasama yang baik terjalin. Tentunya pelaksanaan tanpa adanya koordinasi yang baik tidak akan mencapai target yang telah ditentukan, disamping itu keberhasilan koordinasi yang dilaksanakan dari perkembangan dan kemajuan sekolah secara bertahap dimana mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan dapat ditunjukkan dengan adanya fenomena sekolah-sekolah yang memiliki keunggulan dan kompetitif salah satu indikasi sekolah yang memiliki keunggulan dan kompetitif adalah adanya tampilan sikap dan perilaku para siswanya sesuai dengan norma yang berlaku dan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Tabel 1.1 Tingkat Kehadiran Guru di SDN 106800
Sumber : Operator SDN 106800, 2014
Dalam hal ini SDN 106800 Hamparan Perak telah memberikan sedikit perubahan kearah yang lebih baik secara perlahan semenjak pergantian kepala sekolah dari tahun ajaran 2011/2012 dengan meningkatnya nilai para siswa, kehadiran guru dan jumlah fasilitas pendukung belajar yang meningkat. Tentunya dalam proses belajar mengajar diharapkan dapat memuaskan bagi seluruh pihak walaupun masih terdapat banyak kekurangan namun SDN 106800 Hamparan Perak diharapkan perubahan ini akan semakin meningkat.
No. Absensi 2012 2013 2014 1. Dengan keterangan 14 16 19 2. Tanpa keterangan 6 4 1
Tabel 1.2 Rata-Rata Nilai Siswa
Sumber : Operator SDN 106800, 2014
Tabel 1.3 Fasilitas Guru dan Belajar Siswa
Sumber : Operator SDN 106800, 2014
Berdasarkan berbagai fenomena yang sudah terjadi di SDN 106800 Hamparan Perak seperti sudah disampaikan di atas serta berdasarkan uraian materi tentang kinerja guru yang dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang”.
1.2 Rumusan Masalah
No. Absensi Nilai UN Nilai US
1. Matematika 7.00 7.28
2. Bahasa Indonesia 7.24 8.00
3. IPA 7.50 7.29
No. Fasilitas 2012 2013 2014
1. Perpustakaan - - 1
2. UKS - - 1
3. TV ruang guru - - 1
4. Komputer - - 2
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh dari gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja dan motivasi guru di SDN 106800 Hamparan Perak ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam suatu penelitian harus ada tujuan agar penelitian yang dilaksanakan mempunyai arah sesuai dengan apa yang diinginkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui Pengaruh Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru Pada SDN 106800 Hamparan Perak .
1. Dengan mengetahui pengaruh kepemimpinan tersebut sehingga untuk selanjutnya diharapkan mampu menjawab berbagai kejanggalan pelaksanaan tugas yang dilakukan dilingkungan SDN 106800 Hamparan Perak.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak antara lain:
1. Manfaat secara ilmiah
menyusun suatu wacana baru dan memperkaya mengenai penerapan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam kaitan pengaruh kepemimpinan. 2. Manfaat secara praktis
Secara praktis penelitian ini dapat menjadi masukan atau sumbangan saran bagi sekolah-sekolah untuk mengembangkan gaya kepemimpin dua arah dimana adanya hubunga dan koordinasi yang baik antara atasan dan bawahan. 3. Manfaat secara akademis
Sebagai tahapan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir dan menuangkannya dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
1.5 Kerangka Teori
Teori adalah seperangkat konsep. Definisi dan dalil yang saling terkait secara sistematis yang dikedepankan untuk menjelaskan dan mempradiksi fenomena yang terjadi (Angha, Nader. 2002)
Teori atau sumber proposisi ilmiah, cara mengujinya adalah melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hipotesis kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data-data yang dikumpulkan (Tamburaka, H.Rustam E:1999).
1.5.1 Pengertian Pengaruh
Menurut Norman Barry : Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika
terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak
merupakan motivasi yang mendorongnya
(influence is a type of power in that a person who is influenced to act in a certain way
may be said to be caused so to act, even though an overt threat of santions will not be
the motivating force)
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah daya yang
ada dan timbul dari sesuatu (orang benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan
atau perbuataan seseorang. Dari pengertian di atas telah dikemukakan sebelumnya
bahwa pengaruh adalah merupakan sesuatu daya yang dapat membentuk atau
mengubah sesuatu yang lain. Pengaruh adalah suatu keadaan ada hubungan timbal
balik, atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di
pengaruhi. Di sisi lain pengaruh adalah berupa daya yang bisa memicu sesuatu,
menjadikan sesuatu berubah. Maka jika salah satu yang disebut pengaruh tersebut
berubah, maka akan ada akibat yang ditimbulkannya.
1.5.2 Pengertian Kepemimpinan
Menurut George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Rauch & Behling (1984) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
Menurut Kartini Kartono (1994 : 48) Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas,
diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan
aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan
yang khusus. Pemimpin kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi
dari situasi khusus.
Menurut G.L.Feman & E.K.aylor (1950) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas
maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi
aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok (Veithzal
Rivai ; 2004 : 3). Tiga implikasi penting yang terkandung dalam hal ini yaitu :
a. Kepemimpinan melibatkan orang lain, baik itu bawahan maupun pengikutnya.
b. Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan
anggota kelompok secra seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa
daya.
c. Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda
untuk memengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.
Menurut Sondang Siagian (2003 : 138) gaya atau model kepemimpinan yang paling banyak dipakai dewasa ini adalah yang berdasarkan teori situasional yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard. Bahkan teori tersebut banyak dipakai dalam program pengembangan eksekutif oleh berbagai jenis perusahaan di Amerika Serikat, mulai dari perusahaan yang menghasilkan alat-alat berat, perusahaan komputer, perminyakan, dan bank. Bahkan juga oleh organisasi-organisasi kemiliteran. Gaya kepemimpinan yang timbul dapat mengambil empat bentuk, yaitu :
a. Memberitahukan b. Menjual
c. Mengajak bawahan berperan serta d. Melakukan pendelegasian
Satu hal yang menarik dalam teori ini ialah bahwa disamping membahas empat gaya kepemimpinan dalam menghadapi situasi tertentu juga membahas tentang tingkat kedewasaan para bawahan.
Menurut Sedarmayanti (2001 : 80) berbagai bentuk kepemimpinan dapat digolongkan dalam 6 (enam) golongan/tipe,
yaitu:
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu mengandalkan kekuasaan formalnya, Dalam tindakan penggerakannya sering menggunakan pendekatan yang mendukung unsur paksaaan, Cenderung memberi hukuman pada bawahan.
2. Tipe Materialistis, mempunyai ciri-ciri : Dalam menggerakkan bawahan lebih cenderung menggunakan sistem perintah, Dalam menggerakkan bawahan selalu dikaitkan kepada pangkat dan jabatan, Senang dengan formalitas yang berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai peristiwa.
3. Tipe Paternalistis, mempunyai ciri-ciri : Menganggap bawahnnya sebagai manusia yang tidak dewasa, Bersikap terlalu melindungi, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, Cenderung bersifat maha tahu. 4. Tipe Kharismatis, mempunyai ciri antara lain memiliki pengikut yang
jumlahnya sangat besar karena mempunyai daya tarik yang besar. Kekayaan, kekuasaan, kesehatan, profil tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk kharisma.
organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari para bawahannya, la senang menerima saran, pendapat bahkan kritik dari bawahannya, Selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan tim work yang kompak dalam usaha mencapai tujuan, Dengan ikhlas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada bawahan untuk memperbaiki kesalahan mereka, Selalu berusaha mengembangkan kemampuan bawahannya.
6. Tipe Laissez Faire, mempunyai ciri : Tidak mempunyai keyakinan diri dalam kapasitas kepemimpinannya. Sebagai pemimpin yang, tidak menetapkan tujuan untuk kelompok vang dipimpinnya, Pengambilan keputusan dan penetapan tujuan diserahkan kepada kelompok, Kelompok menjadi kurang bersemangat dan kurang minat untuk bekerja.
1.5.2.2 Fungsi-Fungsi Kepemimpinan
1. Pimpinan sebagai penentu arah
Seorang pemimpin harus dapat menentukan arah yang akan ditempuh suatu organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Pemimpin harus dapat mengambil keputusan yang tepat untuk organisasinya. Strategik, teknik, taktik, dan pengambilan keputusan serta kemampuan pimpinan dalam menetukan arah organisasi di masa yang akan dating merupakan suatu saham yang teramat penting dalam kehidupan organisasional untuk pencapaian tujuan organisasi.
2. Pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
Tidak ada organisasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar organisasi yang bersangkutan sendiri. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus mampu menjadi wakil dan juru bicara organisasi dalam menjalin hubungan baik dengan berbagai pihak baik dari dalam organisasi maupun luar organisasi. 3. Pimpinan sebagai komunikator yang efektif
sehingga dapat dikatakan bahwa penguasaan teknik-teknik komunikasi dengan baik merupakan kewajiban bagi setiap pemimpin.
4. Pimpinan sebagai mediator
Pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam organisasi, terutama dalam menangani situasi terjadinya konflik.
5. Pimpinan sebagai integrator
Di dalam suatu organisasi, tidak jarang terjadi adanya kotak-kotak atau kumpulan golongan tertentu, baik itu yang bersifat negative maupun positif. Seorang pemimpin memiliki fungsi sebagai integrator maksudnya seorang pemimpin harus mampu bersikap efektif, rasional, objektif, dan netral dalam menghadapi keadaan tersebut diatas.
1.5.3 Kinerja Guru
tindakan sesuai dengan keinginannya. Perilaku bebas untuk bertindak ini tetap tidak bisa dilepaskan dari syarat-syarat formal seorang karyawan untuk meningkatkan fungsi efektif suatu organisasi. Cascio (1995 : 22) mengatakan bahwa kinerja merupakan prestasi karyawan dari tugas-tugas yang telah ditetapkan. kinerja guru berarti hasil kerja dan/atau prestasi seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik agar dapat mencapai tujuan dari sekolah tempatnya mengajar.
1.5.3.1 Faktor yang Memengaruhi Kinerja Guru
Selanjutnya Barnet Silalahi mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kerja adalah:
1. Imbalan finansial yang memadai 2. Kondisi fisik yang baik
3. Keamanan
4. Hubungan antar pribadi
5. Pengakuan atas status dan kehormatannya 6. Kepuasan kerja.
1.5.3.2 Penilaian Dari Kinerja Guru
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Guru memiliki dimensi utama dalam penilaian kerjanya dimana setiap guru dalam mempersiapkan materi pembelajaran harus memperhatikan beberapa indicator kinerja dari seorang guru yaitu : perencanaan pembelajarannya yang harus disusun oleh para guru dalam bentuk RPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku, pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang aktif dan efektif, penilaian pembelajaran bagi siswa secara kompetitif.
1.5.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Guru
Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam memengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Artinya, gaya kepemimpinan dapat menuntun pegawai untuk bekerja lebih giat, lebih baik, lebih jujur, lebih bertanggung jawab penuh atas tugas yang diembannya sehingga meraih pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Dalam suatu organisasi yang besar, efektivitas seorang pemimpin tergantung pada kekuatan pengaruh gaya kepemimpinannya terhadap atasan, rekan sejawat, dan pengaruhnya terhadap bawahan (Yukl, 2005:174).
menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 2010:84).
Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat, berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaannya. Atas dasar inilah selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan tinggi. Sebagaimana yang dikemukakan Kartono (2002:76), pemimpin adalah menggerakkan orang-orang lain agar orang-orang dalam suatu organisasi yang telah direncanakan dan disusun terlebih dahulu dalam suasana moralitas yang tinggi, dengan penuh semangat dan kegairahan dapat menyelesaikan pekerjaannya masing-masing dengan hasil yang diharapkan.
1.6. Definisi Konsep
akan diteliti, maka tulisan mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan, yaitu :
1. Pengaruh
Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus.
Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan
mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin
kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi
khusus.
3. Motivasi
Motivasi secara umum didefinisikan sebagai alsan atau dorongan seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya.
4. Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan dan waktu.
1.7. Definisi Operasional
1. Gaya kepemimpinan sebagai variable X atau variabel bebas, dengan indikator sebagai berikut :
a. Pemantauan, memeriksa langsung perihal atau orangnya sendiri ditempat dimana peristiwanya terjadi dan dimana bawahan itu bertugas.
b. Bimbingan dan pengarahan, adalah segala kegiatan yang dilakukan pimpinan dalam memberikan saran terhadap pelaksanaan tugas.
c. Tindakan disiplin, adalah segala usaha yang dilakukan pemimpin terhadap bawahan dalam rangka memberikan sanksi bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku.
d. Tindakan korelsi, dimana segala upaya yang dilakukan pimpinan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan oleh bawahan.
2. Kinerja guru sebagai variabel Y atau terikat dengan indikator sebagai berikut : a. Ketaatan terhadap tata tertib dan peraturan yaitu kesanggupan guru untuk
mengikuti ketentuan-ketentuan tentang tata tertib dan peraturan lainnya yang berlaku selama bekerja.
b. Ketaatan terhadap waktu yaitu ketetapan dan keberadaannya pada jam kerja yang ditentukan sesuai dengan peraturan dan ketetapan dalam menyelesaikan tugas.
sebaik-baiknya dan tepat waktunya serta bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukannya.
d. Teknologi dan sarana yaitu kesanggupan serta kemampuan seorang guru dalam menggunakan sarana teknologi, sehingga guru dapat melakukan pekerjaannya dengan efektif dan efisien.
e. Pelayanan yaitu melayani kepentingan murid sesuai dengan bidang studinya
f. Kerjasama yaitu saling koordinasi sesame guru, sehingga menciptakan suasana yang harmonis.
g. Kepatuhan yaitu sikap dan prilaku yang baik terhadap pimpinan, sehingga segala sesuatu yang dikerjakan akan terasa ikhlas.
h. Menyelesaikan pekerjaan dengan baik sehingga diharapkan segala tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan dapat diperjakan sesuai dengan standard kualitas dan standard kuantitas yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.8. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara tentang suatu penelitian yang sebenarnya akan dibuktikan dengan jalan penelitian. Hipotesis dalam penelitian ini adalah