f
urnal
Rekursif,
Vol.2
No.2November 20L4,lSSN 2303-0755
SISTEM
PAKAR
DIAGNOSA
AUTISME,
PADA
ANAK
Dwi
Aprilia',
Asahar Johar2,Pudji
Hartutil
''''l'ruBram Studi l'eknik lntbmatika Fakultas I'eknik, Universitas Bengkulu.
Jl. WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371A INDONESIA (telp: 0736-34 I 022; fui: O7 3G34 1022)
2asahar.
joharGyahoo.
comAbslrak: Penelitian
ini
bertujuan untuk mombangun suatu Sistem Pakar Diag-nosa Autisme Pada Anakmulai dari
tahap inisialisasi sistem sampai dengan tahap implementasi sistem, mengetahui informasi mengenai gejala-gejala autisme yang ada dan referensi terapi untuk gejala tersebut. Permasalahan daripenelitian
ini
adalah bagaimana membangun suatu sistem pakaryang
dapat mendiagnosa gangguanautisme berdasarkan gejala-gejala
yang
ada serta memberikan referensiterapi untuk
gejala tersebut.Sistem dibangun menggunakan pendekatan terstruktur dengan
Data Flow
Diagram untuk
merancangsistem dan
Entity
RelationshipDiagram
untuk membuat database Metode pengembangan sistem yangdigunakan
terdiri dari
6
tahapyaitu
inisiasi
sistem,analisis dan
desainsistem, prototiping
cepatpengembangan sistem, implementasi dan pascaimplementasi.
Hasil
penelitianini
adalah Sistem Pakar Diagnosa Autisme Pada .Anak.Kata Kunci: Sistem Pakar, Diagnosa Autisme.
Abstrad:
This
research
aims
to
build
anExpert
Systemfor
autism
diagnosein
children
starting
from the initial
system
until
theimplementation
systern,to
find out
information
about the symptoms of the austims andtherapy
Reference
for
it.
Theproblem
ofthis
research ishow
to build
an expert systemthat
can diagnoseautism
disturbance based
on
the
existingsymptoms
and
provides
therapy
referencefor
it.
The
system
is built by
using
a
stucturedapproach to the
Data FIowDiagram
andEntity
Relationship
Diagram
as
a
tool
for
designingsystem
and
database, Systems
developmentmethod used
prototyping approach
which consistsof
6
stages,initiation
system, analysisand
systemdesign,
rapid prototyping,
systemdevelopment, implementation
and
post-implementation. The result of
this
researchin in
expert systemfor
autism diagnose inChildren.
Keywords: Expert
System,Autism
DiagnosisI.
PgNoauuluaN
Anak
yang sehat dan normal adalah dambaansetiap orang-tua. Namun
jika
harus menghadapikenyataan
bahwa
anaknya
mengalami ketidaknormalan dalam bentuk perilaku,fisik,
ataudalam
hal
mental,
tentu
setiap orangtua
akanmerasa
sedih
bercampur cemas,takut
anaknyatidak akan
mampu
menghadapikehidupan
inidengan baik.
Dalam dunia
medisdan psikiatris,
gangguan autisme atau biasa disebut ASD (Autistic SpectrumDisorder)
merupakan gangguan
perkembanganfungsi
otak yang
kompleks dan sangat bervariasi (spektrum). Biasanya gangguan perkembangan inif
urnal
Rekursif,
Vol.Z No.2November 20L4,ISSN
2303-075S
meliputi
bidang komunikasi, interaksi,
perilaku,emosi dan sensoris.
Dari
dara paraahli
diketahuipenyandang
ASD anak lelaki
empat
kali
lebihbanyak
dibanding penyandang
ASD
anak perempuanIl].
Seiring dengan kemajuan pesat
teknologikomputer
saatini,
perkembanganbidang
medisdan
psikiatris
juga
mengalami kemajuan
yang pesat. Kemajuan bidang medis dan psikiatris akansemakin
lengkap
jika
dapat
didukungperkembangan
teknologi
komputer,
terutamateknologi perangkat lunaknya. Ada satu penelitian
yang
dilakukanoleh
Joan Angelina Widians danSri
Hartati (2008)
membangunaplikasi
sistempakar untuk
mendiagnosa gangguanautis
pada anak. Metode yang digunakan dalam penelitian di atas adalahDSM
IV.
Diagnostic and
Statisticallvlanual (DSM
IY)
merupakan aturanklinis
yangdapat
digunalian
untuk
mendiagnosa autisme.Aplikasi ini
telah berhasil membantu psikolog atau paramedis dalam melakukan diagnosa awal.Dari
penelitian tersebut
yang
dinilai
masihmemiliki
kelemahan,maka dalam penelitian ini
akan
perlu
adanya pengembangansistem
untukmenghasilkan
informasi
yang lebih
akurat
darisebelumnya.
Dari
metode
DSM
IV
yan1dipadukan dengan
ICD
l0
dan CHAT
akanmenghasilkan sebuah kesimpulan
yang
baik.Dalam
American
of
Pediatrics (2001)
dijelaskanbahwa
ChecHist
Autism
in
Toddlers (CHAT)
merupakan instrumen
skrining
untukmengidentifikasi anak-anak yang berusia
l8
bulanyang
beresikountuk
komunikasi sosial-disorders.CHAT
berupa kuesioner yangdiisi
olehorang tua.DSM
Mipadukan
denganICD
10 saarini
telahmenghasilkan sebuah
petunjuk manual
untuk mewawancara orang tuayaitu Autism
DiagnosticInterview Revised
(ADI-R)
yang
diterbitkan oleh We ste rn P syc hol ogical Se m ices.Dari
penjelasaandi
atas, dimanfaatkanlah ilmudan
teknologi yang
adauntuk
menganalisis dan membuat suatu sistem yang diangkat dalam skripsiini,
dengan
judul
*Sistem
Pakar
DiagnosaAutisme Pada
Anak"
II.
LeNoasaN TEoRrA.
Sistem PakorSistem
pakar(exprt
system)adalah
sistemyang
berusaha mengadopsi pengetahuan manusiake komputer, agar komputer dapat menyelesaikan
masalah seperti
yang
biasadilakukan
oleh
paraahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan
meniru kerja
dari
paraahli.
Dengan sistem pakarini,
orang awampun dapat menyelesaikan masalahyang cukup rumit yang
sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan paraahli.
Bagi
paraahli,
sistem pakar
ini
juga
akan
membantuaktivitasnya sebagai
asisten
yang
sangat berpengalaman [2].Tiga
komponenutama
yang
tampak
secaravirtual
pada setiap
sistem pakar
adalah
basispengetahuan,
mesin inferensi
dan
antarmukapengguna. Sistem
pakar dapat
pula
berisikomponen tambahan sebagai
berikut:
subsistemakuisisi
pengetahuan,
blackboard,
subsistempenjelasan
dan sistem
perbaikan
pengetahuan.Kebanyakan sistem
pakar
saat
ini
tidak
berisikomponen perbaikan pengetahuan
[3].
Deskripsi singkat tiap komponen sebagai berikut.f
urnal
Rekursif,
Vol.2
No.2November 2Ol4,lSSN 2303-0755
Lr*rysBorlte fqtryP*:afrr 8.o Fdar.--r& ^|rqffis{e i i&! tbrEl{b(Nhae ED.L+ \I
I
f"*,
ll"*
lm
l*
l/r".*\
Gambar I StrukturSistem Pakar. t3l
B.
AulismeGangguan
autisme
atau
biasa disebut
ASD(A u I is t i c S pe c tru m D is o r de
r)
merupakan gangguanperkembangan
fungsi
otak yang komplex
dan sangat bervariasi (spektrum). Biasanya gangguanperkembangan
ini
meliputi
bidang
komunikasi, interaksi, perilaku, emosi dansensoris[].
C.
Diagnosis AutismeUntuk menetapkan diagnosis gangguan autisme
para
klinisi
sering menggunakan pedomanDSM
lY
(Diagnosticand
Statistic ManualIn,
ICD l0
(lnternational Classification
of
Disease)
danCHAT
(ChecHist Autismin
Toddlers).I)
DSM lV(Diagnostic and Statistic
ManuallV)
dan ICD
l0
(lnternational Classification
of
Disease): dalam bahasa Indonesia yang sederhana
isi
DSM
IV
danICD
10 adalah sebagai berikut: Harus adatotal
6
gejaladari tiga
gejala pertama, denganminimal
dua gejala dari gelaja kesatu darr masing-masing satu gejaladari
gejala kedua dan ketiga[].
2)
CHAT
(ChecHistAutism
in
Toddlers,di
atas usia
18bulan):
terdapat beberapa perangkatdiagnosis
untuk
screening
(uji
terapis)
padapenyandang
autism sejak
usia 18 bulan
seringdipakai
di
adalah
CHAT
(Checklist
Autism
inToddlers'1.
CHAT
dikembangkandi
Inggris
dantelah
digunakan
untuk
penjaringan
lebih
dari16.000
balita.
Pertanyaanberjumlah
l4
buahmeliputi aspek-aspek:
imilalion,
pretendplay,
andjoint
auentiont4l.III.
METoDoLoCIPenggunaan pendekatan
prototiping
untukmengembangkan
sistem pakar
melibatkan enam tahap pokok[3].Gambar 2 Skema siklus hidup pengernbangan sistem pakar[3]
a.
Inisiasi Sistem Tugas Utama dalam
faseinisiasi sistem adalah :
I
)
Definisi
Masalah:mengidentifikasi masalah yang sesuai dengan pengembangan sistem.2)
Penilaian
kebutuhan:
menentukankebutuhan
yang
akan
digunakan
dalam pengembangan sistem pakar diagnosa autisme.3)
Analisis
manfaat:meneidentifikasi
dan mengestimasi potensi kerugian dan manfaat dari sistem yang akan dibuat.b.
Analisis dan desain sistemSetelah konsep sistem disetujui, analisis sistem
detail
harus dijalankan
untuk
memperkirakanF&tr Aslisis da ddiodffi faIU Pr6ii!8 c+ra FelV k!g6d!q8E dstq
lac&lE Faoqtp. LErf
lr@3ai *na!-na da-fF*gl-I!tu-ibodan*f*tq H.Fha Itaclqrqi dcei!
f
urnal Rekursil
Vol.2 No.2November 20L4,ISSN
2303-0755
fungsionalitas sistem. Tugas utama dalam fase ini
meliputi
:
desain
dan
rencana
konseptual, pengembangan strategi dan sumber pengetahuan.Setelah Fase
I
selesai makadilakukan
tahapanalisis dan desain sistem yang marupakan tahap fase
ll.
Tugas utama dalam fase ini adalah :l)
Akuisisi
Pengetahuan:lahap
akuisisipengetahuan
merupakan
tahapan
untukmendapatkan
informasi
yang
dibutuhkan
dariseorang
pakar. Pada tahap
ini
penulismenggunakan
metode
wawancarauntukmendapatkan
informasi
kepakaranpakar
yangnantinya
akan diubah menjadi bentuk
basispengetahuan.
Sumber
pengetahuanyang
akandigunakan
dalam
pembuatan
sistem
pakardiagnosa autisme adalah seorang pakar diagnosa
autisme. Selain
itu
pengetahuan yang akan dibuatmenjadi
basis
pengetahuansistem didapat
daribuku-buku tentang diagnosa autisme.
2)
Representasi
Pengetahuan:pada
tahap representasi pengetahuan, data dan informasi yangtelah
didapatkanpenulis
dari
hasil
wawancaradengan
pakar akan
diubah dalam
bentuk representasi pengetahuan.3)
Desain
Detail:dalam
menentukan
dan membangun desain detail Sistem Pakar DiagnosaAutisme
PadaAnak
ini
digunakan proses DFD (Data Flow Diagram). DFDterdiri
dari DFD level0,
DFD
levell,
danDFD
level 2 dari sistem pakar diagnosa autisme yang akan dibangun.c"
Prototiping cepatTugas yang dilakukan pada tahap
ini
meliputi:membangun
prototipe
kecil,
menguji,mengembangkan, mendemonstrasikan
dan menganalisis kelayakan serta melengkapi desain.d.
Pengembangan sistemSetelah
proses prototipe
inisial
siap, pengembangansistem
dimulai. Dalam
fase
ini,basis pengetahuan dikembangkan
dan
dilakukanpengujian, peninjauan, dan perbaikan yang
terus-men€rus.
Aktifitas lainnya meliputi
pembuatan antarmuka (misalnya dengan database, dokumen, dan objek multimedia), pembuatan dan pengujian antar muka pengguna.e.
ImplementasiTugas
pokok
dalam
fase
ini
meliputi: penerimaanoleh
pengguna, pendekatan intalasi dan pemilihan waktu, dokumentasi dan keamanan, integrasi dan pengujian lapangan. Pengguna yang dimaksud adalah orang tua yang anaknyamemiliki
gejala gangguan autisme.
f.
PascaimplementasiYang paling
pentingdari
aktivitas
ini
adalahoperasi,
pemeliharaan, upgrade, perluasan, dan evaluasi sistem.IV.ANALrsts DAN PERANCANcAN SrsrEM
A.
Analisis SistemSistem
yang berlaku
di
tempat
penelitianmerupakan sistem manual yang digunakan untuk
mendiagnosa gangguan autisme. Sistem manual
tersebut menggunakan data-data
yang ada
padabuku SCQ (The Social
CommunicalionQuestionnaire). Selain
itu,
digunakanpula
buku Autisma yang berisi petunjuk-petunjuk terapi yangdapat
dilakukan untuk anak yang
terdiagnosa autisme. Penulis menggunakan data-data tersebut dalam proses pembuatan systemB.
Sumber PengetahuanI
)
A kuisisi
P engetahuan: akuisisi pengetahuanmerupakan tahap pengumpulan pengetahuan dari
pakar
diagnosa autisme
yang
kemudian
akandibuat dalam bentuk basis
pengetahuan"furnal
Rekursif,
Vol.2
No.ZNovember
ZOL4,ISSN
2303-0755
ditambahkan
dengan
pengetahuanyang
didapatdari
bukuyang
digunakan. Salah satu buku yangdigunakan sebagai pengetahuan tambahan untuk
sistem pakar diagnosa autisme pada anak adalah
buku SCQ (the
Social
CommunicationQuestionnaire)
dan
pengetahuan
yang
telah didapat dari pakar diagnosa autism2)
RepresenlasiPengetahuan:
ada beberapajenis
representasi pengetahuan.Salah
satunyaadalah dengan
representasi
aturan
produksi. Pengetahuanyang
ada disusun dalambentuk
12aturan dengan teknik penelusuran DFS.
C.
Membangun Data Flow Diagram (DFD) Proses pembzrngunanDFD
pada
Sistem
pakarDiagnosa Autisme pada
Anak
menggunakansimbol versi
Gane/Sarson. Sedangkanjenis
DFDyang dibangun adalah DFD logik.
l)
DFD
Konteks
(evel
0):
DFD
Lrvel
Konteks
merupakantingkatan yang paling
awal dan menggambarkan hubungan antara sistem luardengan sistem pakar. Pada
level
ini
sistemberinteraksi dengan
2
entitasyaitu
penggrtna danpakar. Pada
level
ini
pakar akanmemilih
gejalayang
terjadi
pada anak sampai semua gejala telahterpilih
dan
setelah selesai
sistem
akanmemberikan kesimpulan kepada user.
DFD
Level Konteks pada sistemini
dapatdilihat
pada gambar 3 berikut ini.Gambar
I
DFD Konteks (level 0)2)
DFD (Data Flow
Diagram)
level I:DFD
level
I
merupakan penjabarandari
proses DFDlevel
0.
PadaDFD
level 1
ini
mempunyai duaproses
yaitu
prosespada menu
pengguna danproses
pada menu pakar.
Menu
penggunaditujukan
untuk
pengguna
biasa
agar
dapatmelakukan proses konsultasi.
Sedangkan menupakar
ditujukan
untuk
seorang
pakar
yangmemiliki
data
namadan
passwordyang
sesuaidengan
yang
ada
di
databasesehingga
dapat mengedit dan menambah pengetahuan pada sistem.DFD level
I
ditunjukkan pada gambar 4. @EEEB-e0*l &m lm I It-II dr.Ff@tOn @9.8 & b-d* 6 br. rl,dAEttulr. dye9rlts -(rr6:aI
F...--..."...-.'".-...* tmilRt lF-tsrieDqmtn Er56s* bo.-@E.F Gambar4 DFD level IV.
}trAsIL DAN PEMBAHASANA.
ImplementasiPada tahap implementasi sistem, rancangan dan
desain sistem
diimplementasikanpada
bahasa pemrograman. Pada pembuatanskipsi ini,
sistemdibangun dengan bahasa pemrograman
Delphi
7, Crystal Report dan photoshop CS 3.l)
Halaman konsultasi: halamanini
digunakan oleh user untuk memilih jenis gejala yang dialami.Pada
saat
pengguna mengakses
halaman konsultasi, zser harus mengisi data pasien terlebihdahulu
sebelum melakukan konsultasi.
Setelah data pasiendiisi,
maka langsung menuju halaman konsultasi. Pada halaman pengisian data user pad,agambar 5, terdapat kode program yang digunakan untuk menyimpan data diri user.
dia hrir
|urnal Rekursil
Vol.2 No.2November
20t4,ISSN
2303-0755
$&
HNS]I.T}IAfiN{ISA
SISTHM
I'AKAR
lrttuhan Lr-rl.
,krLl lnrh ! rst tp&
Gambar 7. Halaman Hasil Dagnosa
Gambar 5. Halaman Data aser
Iika
user
telah
mengisi data
dirinya,
makaselanjutnya
sistem
akan menyajikan
halamankonsultasi seperti gambar
6.
Pada
halamankonsultasi
ini,
user akan
memilih
jenis perkembanganterlebih
dahulu,
lalu
dilanjutkandengan memilih
jenis
gejala. Prosesini
akan terus berlangsung hingga user memasukkan semua jenisgejala yang dirasakan.
Gambar 6 lfulaman Konsultasi
2)
Halaman
Hasil
diagnose:halaman hasildiagnosa merupakan halaman
yang
memberikan hasil diagnosa dari konsultasi yang telah dilakukanuser berdasarkan gejala-gejala yang
dipilih
sepertigambar
7.
Pada halamanhasil
usertidak
hanyadiberikan
diagnosaawal,
tetapi
juga
diberikanpenjelasan
terapi yang
dapat dilakukan
apabila hasil diagnosa gejala autis dan autis.B.
Hasil PengujianUji
kelayakan
sistem pakar
menggunakan angket yang diberikan kepada sampel yang telah ditentukan,Wali
Siswa Sekolah Alam Mahira yangberjumlah 250 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah tel<rrik purposive sampling
dengan
jumlah
sampelllYo
darijumlah
populasiyangad4 yaitu 25 orang.
Dari
penilaian keempat aspek yang ada, yaitutampilan,
kemudahan penggunan,kinerja
sistemdan
isi
(content), Sistem Pakar Diagnosa AutismePada Anak termasuk kategori
baik.
Hal itu
dapatdilihat
secara keseluruhandari
hasil
perhitunganangket, yang menunjukkan persentase
dari
setiapkategori, yaitu jawaban
Tidak
Baik (TB)
sebesar0,27o/o, Kurang
Baik
(KB)
sebesar 7,2o/o,Baik(B)
sebesar 68Yo
dan
SangatBaik
sebesar 24,53o/o.Dari
persentasetersebut
dapat
dilihat
bahwakategori
Baik @) memiliki nilai
persentase palingbesar
yaitu
68%.Maka
dapat disimpulkan bahwaSistem Pakar
Diagnosa
Autisme Pada
Anaktermasuk
ke
dalam kategori yangbaik
dan layak untuk digunakan lebih lanjut oleh pengguna.VI.Kes[\,Ipur-.c.N
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Setelah
melakukan
analisis
danperancangan
sistem
serta
uji-coba
dengan memasukkan contoh gejala autisme, Sistem Pakarfurnal
Rekursif,' Vol.2 No.ZNovember
2014, ISSN 23A3-07 55
Diagnosa Autisme pada Anak yang telah dibangun
ini
telah
dianggapcukup layak untuk
digunakanoleh pengguna sebagai media konsultasi diagnosa autisme pada anak.
RBmxsNsr
[ 1] h@://puterakembara.orglarchives8/00000009.shnn1
[dikunjungi tanggal 5 April 2009].
[2] Kusumadewi,
Sri.
2003. Artificial Intelegence.Yogyakarta: Graha llmu.
[3] Turban, E&aim. 2005. Decision &ryort Systems atd
Intelllgent Systems Jilid 2. Yogyakafta:ANDl.
[4]
American
Psychiatric.2W2.
Association:Diagnostic drd Statistical Manual of Mental Disorders
(DSM-IV-ZN