STRATEGI MEWUJUDKAN
GENERASI EMAS BANGSA
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
2015
Jakarta, 10 OKTOBER 2015
OLEH: WARTANTO
TAHUN 2045 SAAT 100 TAHUN INDONESIA MERDEKA ANAK-ANAK
INI AKAN MENJADI PEMIMPIN BANGSA
SETIAP TAHUN LAHIR 4,5 JUTA ANAK YANG AKAN MENJADI
SASARAN BARU PENDIDIKAN
CAPAIAN PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN
5
Kemampuan keaksaraan penduduk
Indonesia semakin membaik
Sumber: Susenas 2003-2013 dan RPJMN 2015-2019
Angka melek aksara penduduk Indonesia tahun 2014 menurut kelompok usia
79,7 90,2 91,4 93,8 96,3 96,7 97,3 97,6 99 99,2 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 > 60 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 - 19
Taraf pendidikan penduduk Indonesia
terus meningkat
Sumber: diolah dari data Susenas 2014
4,3 5,9 6,5 7,6 8,4 8,7 9,3 9,8 10,5 0 2 4 6 8 10 12 > 60 55 - 59 50 - 54 45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 La m a Se ko lah (T ah u n )
Kelompok Usia (Tahun)
Rata-rata lama sekolah penduduk Indonesia menurut kelompok usia pada tahun 2014
Tingkat partisipasi pendidikan terus meningkat, namun masih ada lulusan SD/SMP dan sederajat yang tidak melanjutkan sekolah.
Sumber: diolah dari Susenas 2014
Perkembangan kohort partisipasi sekolah penduduk usia 16-18 tahun, 1995-2014
87,8 60,6 46,7 36,5 96,7 90,8 82,2 73,3 0 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 Lulus SD/MI 7 8 9 SMP/MTsLulus 10 1995 2000 2007 2010 2012 2014 Lulus SMP/MTs Lulus SD/MI Masuk SMP/MTs Masuk SM
Sumber : Diolah dari Susenas 2014, BPS
Meskipun tingkat partisipasi pendidikan terus meningkat,
masih ada lulusan SD/SMP-sederajat yang tidak
melanjutkan sekolah
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18Usia
Lulus SM Putus sekolah di SM Sedang sekolah di SMLulus SMP/MTs tidak melanjutkan Putus sekolah di SMP/MTs Sedang sekolah di SMP/MTs Lulus SD/MI tidak melanjutkan Putus sekolah di SD/MI Sedang sekolah di SD/MI Tidak/belum pernah sekolah
Belum semua anak Indonesia terpenuhi
haknya untuk memperoleh akses
pendidikan yang bermutu
Tantangan
Proyeksi jumlah penduduk usia sekolah, 2010-2019
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 (Bappenas, BPS, dan UNDP)
“Peningkatan mutu dan akses pendidikan perlu
dilakukan karena jumlah penduduk usia sekolah akan
terus bertambah.”
Jenjang
Jumlah Sat.
Pendidikan
Umum
Jumlah Laboratorium
Jumlah
Ruang
Praktik
Siswa
(RPS)
Jumlah
Perpus-takaan
Jumlah
Ruang
Penunjang
Lainnya
IPA
Bahasa
Komp.
SD
147.556
3.278
896
9.175
-
73.299
-SDLB
261
2
1
17
-
96
-SMP
36.610
16.383
4.926
11.880
-
22552
-SMPLB
131
5
0
20
-
44
-SMA
12.794
11.474
-
6.842
45
9.158
54.338
SMK
12.956
2.002
-
9.978
6.909
6.926
55.782
SMLB
213
-
-
21
4
33
260
SLB
2.926
21
13
297
9
733
872
Sumber: Dapodik Kemdikbud, Mei 2015
Keterangan : Laboratorium untuk SMA/SMK/SMLB mencakup Fisika, Kimia, dan Biologi
14
“Sebagian yang bersekolah, belajar di tempat
22,9 26,7 25,5 32,4 49,5 46,3 45,1 33,7 66,9 64,0 66,7 59,0 46,7 50,3 49,5 61,6 10,2 9,3 7,8 8,7 3,8 3,4 5,5 4,7 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 SD SDLB SMP SMPLB SMA SMK SMLB SLB
Baik Rusak Ringan/ Sedang Rusak Berat Sumber: Dapodik Kemdikbud, Mei 2015
Persentase ruang kelas menurut tingkat kerusakan
“Bahkan, ada juga yang belajar di ruang kelas
yang rusak.”
Hasil Uji Kompetensi Guru menunjukkan guru masih harus terus meningkatkan kompetensinya.
Nilai UKG Jumlah Guru
TK SD SMP SLB SMA SMK Total 0 - 10 83 822 527 5 349 89 1,875 10.1 - 20 176 4,300 1,068 28 1,620 460 7,652 20.1 - 30 3,956 86,175 14,631 834 13,677 5,652 124,925 30.1 - 40 19,538 268,408 57,204 3,099 35,822 21,298 405,369 40.1 - 50 44,094 264,138 96,833 4,333 50,293 35,833 495,524 50.1 - 60 57,025 132,537 86,452 2,377 45,375 32,791 356,557 60.1 - 70 36,824 37,478 49,142 652 26,132 17,469 167,697 70.1 - 80 8,693 4,733 18,534 74 8,901 5,072 46,007 80.1 - 90 452 188 2,930 4 1,225 654 5,453 90.1 - 100 3 57 92 24 16 192 Total 170,844 798,836 327,413 11,406 183,418 119,334 1,611,251 0 - 10 10.1 - 20 20.1 - 30 30.1 - 40 40.1 - 50 50.1 - 60 60.1 - 70 70.1 - 80 80.1 - 90 90.1 - 100 1.875 0.12 % 7.652 0.47 % 124.925 7.75 % 405.369 25.16 % 495.524 30.75 % 356.557 22.13 % 167.697 10.41 % 46.007 2.86 % 5.453 0.34 % 0.01 %192
-6 -4 -2 0 2 4
Masalah keuangan
Memiliki pekerjaan sampingan
Substansi SMP
Substansi SD
Siswa SMP (Bahasa Inggris)
Siswa SMP (Bahasa Indonesia)
Siswa SMP (IPA) Siswa SMP (Matematika) Siswa SD M o ti va si / K e se ja h te ra an K o mp e te n si H as il B e la ja r Si sw a
Dampak kausal sertifikasi guru
“Sementara itu, guru tersertifikasi belum juga mampu
memberikan pembelajaran yang lebih baik .”
Penelitian menunjukan
bahwa sertifikasi hanya
mampu mengatasi
masalah keuangan guru
dan mengurangi pekerjaan
sampingan guru.
Status Pekerjaan Utama <=SD/ sederajat SMP/ sederajat SMA/ sederajat D1/2/3/
Akademi Universitas Jumlah
Berusaha sendiri tanpa dibantu orang lain 11,5 4,0 4,4 0,2 0,4 20,5
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/ buruh tak
dibayar 13,3 2,9 2,7 0,1 0,2 19,3
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 1,6 0,7 1,3 0,2 0,4 4,2
Buruh/Karyawan/Pegawai 9,3 7,0 16,7 2,3 7,1 42,4
Pekerja bebas di pertanian 4,2 0,6 0,3 0,0 0,0 5,1
Pekerja bebas di nonpertanian 3,8 1,6 1,0 0,0 0,0 6,4
Pekerja keluarga/tak dibayar 10,3 3,4 2,7 0,1 0,2 16,8
Jumlah/Total
54,0
20,4
29,1
3,0
8,3
114,6
Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas menurut yang bekerja selama seminggu yang Lalu
menurut status pekerjaan utama dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan, 2014
Sumber: BPS, 2014
(dalam juta)
22
Mayoritas tenaga kerja di Indonesia masih
berpendidikan rendah. 65% tenaga kerja di Indonesia
tidak lulus SMA-sederajat.”
Postur Anggaran Pendidikan 2015 - 2016
*) Dalam RAPBN 2016 masuk ke dalam DAK Non Fisik **) Belum memiliki alokasi anggaran
Rp. milyar
17
KOMPONEN ANGGARAN PENDIDIKAN APBNP 2015 RAPBN 2016
I Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 154,363.75 143,819.00
Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 154.363,75 143,819.00
a Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 53.278,55 49,232.80
b Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 42.707,76 37,022.10
c Kementerian Agama 49.409,85 46,840.40
d Kementerian Negara/Lembaga lainnya 8.967,59 10,723.70
II Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 254,180.93 275,938.30
a DAU yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 134,970.30 126,673.20
b DAK Pendidikan 10,413.00 10,565.24
d Dana Tambahan Penghasilan Guru (DTPG) PNSD *) 1,096.00 1,020.51 e Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD *) 70,252.70 73,655.82 f Bantuan Operasional Sekolah *) 31,298.30 42,141.76
g BOP PAUD *) - 1,428.30
h Dana insentif daerah 1,664.50 **
i Otsus yang diperkirakan untuk anggaran pendidikan 4,234.70 **
III Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan - 5,000.00
Dana Pengembangan Pendidikan Nasional - 5,000.00
Anggaran Pendidikan 408,544.68 424,757.30
Belanja Negara 1,984,449.71 2,121,286.14
Pagu Anggaran Kemdikbud Tahun 2015-2016
Rp. milyar
No.
Program
APBNP 2015
Pagu Anggaran
2016
023.01.01 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3901.17 2889.93
023.02.03 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 212.00 195.94
023.03.06 Pendidikan Dasar dan Menengah 31730.62 27827.60
023.05.09 Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat 2073.69 2198.88
023.11.04 Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 1342.78 1414.08
023.13.10 Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra 501.26 499.17
023.14.11 Program Guru dan Tenaga Kependidikan 11817.83 12571.65
023.15.12 Pelestarian Budaya 1699.15 1635.55
Arah Kebijakan
Kebijakan Umum Pembangunan
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015 - 2019
1
Nawacita yang telah tertuang dalam RPJMN 2015-2019
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
Melakukan revolusi karakter bangsa.
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
2
Arahan Khusus Presiden
Wajib Belajar 12 Tahun.
Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata dan Kelautan/Maritim.
Pendidikan di Daerah Perbatasan, Papua, Papua Barat, dan Pedalaman.
STRATEGI :
1. Penguatan peran siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan
aparatur institusi pendidikan dalam ekosistem pendidikan
2. Peningkatan akses pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan masyarakat dan keluarga, serta pendidikan anak berkebutuhan khusus
3. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada
pembentukan karakter
4. Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan
melibatkan publik
2015
2016
Visi
Mewujudkan
Insan
serta
Ekosistem
Pendidikan dan Kebudayaan yang
Berkarakter
dengan berlandaskan
Gotong Royong
21
Arah Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• PENGUATAN PELAKU
PENDIDIKAN
• PERLUASAN AKSES
DAN MUTU
• TATA KELOLA DAN
PELIBATAN PUBLIK
PROGRAM
Nawacita
Program “Indonesia Pintar” melalui Wajib Belajar 12 tahun
Jenjang 2014 2015 2019
PAUD 66,4 68,1 77,20
SD 97,3 97,6 100,5
SMP 74,2 80,7 83,7
SMA/SMK 68,9 75,7 85,7
Peningkatan % Angka Partisipasi Kasar
19,2
Juta
siswa menerima KIP
980
Unit
Sekolah Baru dibangun
880
Unit
SD-SMP Satu Atap dibangun di
14.500
Ruang
Kelas Baru dibangun
Perbatasan, Papua, Pedalaman
1.010
Unit
PAUD Baru Dibangun
18 JUTA
ANAK USIA DINI (3-6 TAHUN)
AKSES
Beberapa Kegiatan Prioritas 2016:
(Rp.12,1 T) (Rp.170 M) (Rp.1,8T M) (Rp.2,9 T) (Rp41 M) ANGGARAN:
1
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*
1
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia*
Program “Indonesia Pintar”melalui Wajib Belajar 12 tahun
11.750
Ruang
kelas direhabilitasi
2.150
Perpustakaan
dibangun
74.500
Guru
disertifikasi
758.100
Guru
ditingkatkan
7.300
Laboratorium
dibangun
* Termasuk Kebijakan Umum 2.1, 3.1, dan 3.2
MUTU
Jenjang 2014 2015 2019
SD 45,0 58,8 75,0 SMP 50,5 54,0 70,0 SMA/SMK 77,1 78,6 85,0
Peningkatan % sekolah akreditasi minimum B
74.300
Sekolah
diakreditasi
Beberapa Kegiatan Prioritas 2016:
(Rp.1,25 M) (Rp.1,7 T) (Rp.250 M) (Rp.2,6 T) (Rp.443 M) (Rp.547 M) ANGGARAN:
kompetensinya
242
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional*
Membangun sejumlah science and technopark di kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.
316
Unit
Sekolah Baru dibangun**
7.162
Ruang
Kelas Baru dibangun
SMK
50
Sekolah
SMK Kemaritiman
Beberapa Kegiatan Prioritas 2016:
** Pembangunan 1 Unit SMK Baru = Rp± 20 M (termasuk peralatan)
(Rp.1,5 T) (Rp.919 M) (Rp.36 M) (Rp.90 M) ANGGARAN:
30
Sekolah
SMK Pertanian
4.822
Ruang
Praktik Siswa dibangun
(Rp.213 M) (Rp.405 M)
1.829
Bantuan
Sekolah Unggul/ Model/
Rujukan/ Berprestasi
3
Melakukan revolusi karakter bangsa
Kurikulum
disempurnakan
53.190
Guru Non-PNS
diberi Tunjangan Fungsional
209.260
Guru
Non PNS diberi Tunjangan Profesi
Membangun pendidikan kewarganegaraan.
Menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional.
Jaminan hidup yang memadai bagi para guru terutama bagi guru yang ditugaskan di daerah terpencil.
Ujian Nasional
diperbaiki
62.390
Guru
di daerah perbatasan/pedalaman/CLC
* Tunjangan Profesi Guru PNS dan Tambahan Penghasilan Guru dibayar melalui Transfer ke Daerah (Rp. 71,2T)
Beberapa Kegiatan Prioritas 2016:
diberi Tunjangan Khusus
(Rp.1,7 T)
(Rp.156 M) (Rp.4.9 T) ANGGARAN:
PENGUATAN PELAKU PENDIDIKAN
Penguatan Pelaku
Ekosistem
Pendidikan
Orang
Tua
SEKOLAHKeberhasilan Pendidikan
merupakan tergantung pada :
1. Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
2. Orang Tua peserta didik
3. Ekosistem Pendidikan
Sekolahan/ Satuan Pendidikan Rumah Masyarakat / Ekosistem
Komunikasi antar sentra adalah kunci keberhasilan pendidikan anak
Orang Tua Harus bisa melakukan komunikasi
Orang tua harus memiliki kompetensi melakukan pendidikan,
pengasuhan dan memberi kasih sayang
Sekolahan /satuan pendidikan harus mampu melakukan komunikasi dengan
orang tua dan masyarakat sebagai upaya pertanggung jawaban dan membangun sinergi pendidikan anak Lingkungan masyarakat harus memberikan dukungan kondisi pendidikan positif bagi anak dan dapat
berkolaborasi/ sinergi dengan dunia
pendidikan
Guru harus memiliki kompetensi dalam interkasi klinis dengan orang tua dan masyarakat. Setiap
satuan pendidikan harus membuka bagi orang tua dan masyarakat terlibat dalam pendidikan
Keluarga adalah tempat pertama dan utama pendidikan anak
Asah Asih dan Asuh
Pembentukan Penumbuhan Pembiasaan Pembudayaan Orang Tua (Key)
Penghuni rumah Nilai-nilai dirumah Desain rumah
Usia 0-6 tahun adalah usia emas anak. Sudah mampukan orang tua kita memanfaatkan moment
penting bagi anak dengan asupan gizi, edukasi dan kasih sayang.
Cerdas secara komprehensif, berkarakter positif dan
berdaya saing Kecukupan gizi, sesuai masa tumbuh kembang (fisik dan psikis) dan kasih sayang
APAKAH ORANG TUA SAAT INI MAMPU DAN MENGUASAI TENTANG GIZI, TUMBUH KEMBANG ANAK, PERMASALAHAN ANAK DLL
PENDAMPINGAN BELAJAR ANAK
Apakah pendidikan
kita sudah dinamis
dan menyenangkan
jauh dari ancaman
Kemampuan guru
Sudah terpadukan pola pendidikan
Pembelajaran di sekolah Kegiatan ekstra di sekolah
Kasih sayang pembiasaan dan pembudayaan positif Peran dan dukungan
OT
Lingkungan masyarakat yg positif
penumbuhan, pembiasaan dan pembudayaan Penumbuha n budi pekerti, Iptek, Imtaq
Contoh : Hubungan Tri Sentra Pendidikan dalam penumbuhan
budi pekerti Tindak lanjut dr sekolahan Pembiasaan dan pembudayaan Tindak lanjut best practises dr rumah Dukungan dan pengendalian dukungan Cerdas komprehensif, berkarakter positif
EKOSISTEM DAN PELIBATAN PUBLIK
PENDIDIKAN ADALAH SEBUAH GERAKAN
INTERAKSI ANTAR PEMANGKU KEPENTINGAN (EKOSISTEM)
Satuan pendidikan