• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG AKUSTIK KECIL"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUKURAN ABSORPSI BAHAN ANYAMAN ENCENG

GONDOK DAN TEMPAT TELUR DENGAN METODE RUANG

AKUSTIK KECIL

Aska1, Andreas Setiawan1,2, Adita Sutresno1,2,*

1

Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

2

Program Studi Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia

*

e-mail : adita@staff.uksw.edu

1. PENDAHULUAN

Indera pendengaran merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan kita, terutama saat kita berinteraksi satu sama lain, salah satu kegiatan interaksi adalah percakapan dalam ruang, seperti proses pembelajaran maupun dalam seminar. Agar hal tersebut dapat terlaksana dengan baik, tentunya diperlukan suatu ruangan yang memiliki akustik yang baik pula. Untuk acara seminar dan pertunjukan, akustik ruang berhubungan dengan kualitas bahan bangunan. Kualitas bahan bangunan dapat berbeda–beda di dalam ruangan termasuk lamanya waktu dengung yang di hasilkan. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengamatan besarnya waktu dengung dengan sumber bunyi yang sudah di tentukan. Pada ruangan yang di desain dari papan partikel

berukuran 1 m3 dengan bahan uji anyaman enceng gondok dan tempat telur.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui koefisien serapan suatu bahan dengan metode ruang akustik kecil. Karena akustik ruang yang paling banyak dikenal orang adalah waktu dengung, koefisien absorpsi dan pengujiannya dapat menggunakan ruang dengung. Kenyamanan suatu ruang ditentukan oleh beberapa faktor di antaranya adalah pemilihan bahan penyerap suara yang baik, sehingga didapatkanlah bahan penyerap bunyi yang sederhana, mudah di dapat dan harganya tidak terlalu mahal.

Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode tabung impedansi dan metode ruang akustik. Pada penelitian ini menggunakan pengukurna koefisien absorpsi bahan dengan metode

(2)

Gambar ( a ) Tempat telur Gambar ( b ) enceng gondok

2. DASAR TEORI

2.1 Waktu dengung

Kekuatan suara dalam sebuah ruang setelah sumber suara telah berhenti. Waktu dengung adalah waktu dalam detik yang dibutuhkan untuk tekanan suara pada frekuensi tertentu untuk peluruhan 60dB (decibel) setelah sumber suara dihentikan.

2.2 Waktu dengung Sabine

Pada tahun 1898, Fisikawan Amerika yang bernama Wallace Clement Sabine melakukan penelitian untuk menentukan waktu rata-rata peluruhan bunyi. Sabine menemukan bahwa semakin besar volume ruang (V), waktu dengungnya (T) semakin lama. Sebaliknya, semakin banyak bahan absorpsi yang berada didalam ruang maka waktu dengungnya semakin singkat. Secara Matematis, diperoleh persamaan. Dari hasil pengukuran waktu dengung yang dilakukan oleh sabine terhadap beberapa ruang tertutup yang memiliki karakteristik yang berbeda, didapatkan nilai sebesar 0,16 sabine [2] :

Tabel persamaan Sabien formula

Untuk ruang dengung absorpsi kosong

Dimana

t1 = Waktu denggung V = Volume Ruang (m3)

A = Total penyerapan Ruang (sabine)

Untuk ruang dengung absorpsi bahan anyaman enceng gondok dan tempat telur

Dimana

t2 = Waktu denggung V = Volume Ruang (m3)

A = Total penyerapan Ruang (sabine) αA = karena materi tambahan penyerapan

3. METODE PENELITIAN 1. Alat dan Bahan

Ada pun bahan yang di gunakan sebagai sampel adalah Anyaman enceng gondok dan Tempat telur. Penelitian ini menggunakan alat 1 speaker, 1 microphon, kabel, computer, dan generator sinyal dengan tipe GFG-8015G sebagai sumber bunyi.

(3)

2. Susunan alat

Sisi 4 Sisi 1 sisi 3 sisi 2 sisi 5

Pada penelitian ini penyusunan alat dapat dilihat seperti gambar di atas. Sumber bunyi di hubungkan dengan syinal generator, sedangkan microphone terhubung langsung ke komputer atau laptop.

3. Pemilihan sumber bunyi

Pengukuran ini menggunakan beberapa frekuensi sebagai sumber bunyi diantaranyn 400 Hz, 500 Hz, 630 Hz, 800 Hz, 1000 Hz, 1250 Hz, 1600 Hz, 2000 Hz, 2500 Hz, 3150 Hz, 4000 Hz.

Setiap sumber bunyi akan menghasilkan instensitas bunyi yang berbeda-beda. seberapa besar energi bunyi yang datang ke telinga kita apabila kita berada di dekat dengan bunyi yang dihasilkan sumber. Penting untuk diketahui, supaya kita sadar dalam menjaga telinga yang dititipkan kepada kita, tentunya juga sadar terhadap telinga orang lain apabila kita membunyikan suatu sumber suara yang terlalu keras.

4. HASIL DAN DISKUSI

4.1 koefisien absorpsi anyaman enceng gondok tiap sisi bahan tetap yang berukuran 1 m3

table 1. koefisien absorpsi enceng gondok

frekuensi

(Hz) Sisi dinding1 Sisi dinding 2 sisi dinding3 sisi dinding4 Sisi dinding5

400 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 500 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 630 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 800 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 1000 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 1250 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 1600 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 2000 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 2500 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 3150 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 4000 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001

Gambar 1. Koefisien absorpsi enceng gondok

α 

Absorp

si

 

(4)

Dari table 1, dibuat grafik seperti gambar 1. Dari data besarnya absorpsi enceng gondok sama ditiap sisinya. Dalam penelitian ini menggunakan rentang frekuensi uji 1/3 oktaf dari frekuensi 400 – 4000 Hz. Dan hasil yang diperoleh bahwa anyaman enceng gondok menyerap bunyi paling besar pada frekuensi 2000 Hz.

4.2 koefisien absorpsi anyaman enceng gondok tiap sisi bahan ditambah yang ber ukuran 1 m3

table 2. koefisien absorpsi enceng gondok Frekuensi  (Hz)  1  bahan  2  bahan  3  bahan  4  bahan 5  bahan 400  0.002  0.002  0.003  0.005 0.006 500  0.001  0.003  0.004  0.006 0.007 630  0.001  0.002  0.003  0.004 0.007 800  0.002  0.003  0.004  0.005 0.008 1000  0.002  0.004  0.005  0.008 0.01 1250  0.002  0.005  0.006  0.007 0.009 1600  0.001  0.006  0.007  0.01 0.011 2000  0.003  0.007  0.008  0.01 0.012 2500  0.003  0.003  0.005  0.007 0.009 3150  0.002  0.002  0.003  0.005 0.009 4000  0.001  0.003  0.005  0.007 0.011  

Gambar 2. Koefisien absorpsi anyaman enceng gondok yang berukuran 1 m3.

koefisien absorpsi bunyi pada anyaman enceng gondok 1 bahan, 2 bahan, 3 bahan,

4 bahan, dan 5 bahan. Bila harga koefisien ini besar (lebih dari 0.2), maka material akan disebut sebagai bahan penyerap suara. Sebaliknya bila koefisien ini kecil (kurang dr 0.2), maka akan disebut bahan pemantul. semakin lebar luasan yang diberi absorpsi, maka penyerapannya akan semakin baik.

4.2 koefisien absorpsi tempat telur tiap sisi bahan tetap yang berukuran 4x30 cm

table 3. koefisien absorpsi tempat telur

frekuensi

(Hz) Sisi dinding 1 Sisi dinding 2 Sisi dinding 3 Sisi dinding 4 Sisi dinding 5 400 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 500 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 630 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 800 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 1000 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 1250 0.004 0.004 0.004 0.004 0.004 1600 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002 2000 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 2500 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001 3150 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001

Gambar 3. Koefisien absorpsi tempat telur Dari table 3, dibuat grafik seperti gambar 3. Dari data besarnya absorpsi tempat telur sama ditiap sisinya. Dalam penelitian ini menggunakan rentang frekuensi uji 1/3 oktaf dari frekuensi 400 – 4000 Hz. Dan hasil yang diperoleh bahwa tempat telur menyerap bunyi paling besar pada frekuensi 1250 Hz.

α   Absorpsi   Frekuensi ( Hz )  α   Absorpsi   Frekuensi (Hz ) 

(5)

4.3 koefisien absorpsi tempat telur tiap sisi bahan ditambah yang berukuran 4x30 cm

table 4. koefisien absorpsi tempat telur Frekuensi ( Hz )  1 bahan  2 bahan  3 bahan  4 bahan 5 bahan 400  0.001  0.001  0.002  0.003 0.005 500  0.001  0.001  0.003  0.006 0.007 630  0.001  0.002  0.004  0.006 0.008 800  0.001  0.003  0.004  0.005 0.009 1000  0.003  0.003  0.005  0.007 0.008 1250  0.004  0.005  0.006  0.008 0.011 1600  0.002  0.003  0.006  0.007 0.008 2000  0.001  0.003  0.005  0.007 0.008 2500  0.001  0.003  0.004  0.006 0.009 3150  0.001  0.001  0.002  0.003 0.005 4000  0.002  0.002  0.003  0.006 0.007  

Gambar 4. Koefisien absorpsi tempat telur yang berukuran 4x30 cm

. 1 bahan, 2 bahan, 3 bahan, 4 bahan, dan 5 bahan. Bila harga koefisien ini besar ( lebih dari 0.2), maka material akan disebut sebagai bahan penyerap suara. Sebaliknya bila koefisien ini kecil (kurang dari 0.2), maka akan disebut bahan pemantul. semakin lebar luasan yang diberi absorpsi, maka penyerapannya akan semakin baik.

5 KESIMPULAN

Dari hasil dan diskusi dapat disimpulkan bahwa metode ruang akustik kecil dapat digunakan sebagai pengukur koefisien absorpsi bunyi pada bahan. Untuk tempat telur paling efektif menyerap bunyi pada frekuensi 1250 Hz. Sedangkan anyaman enceng gondok paling efektif menyerap bunyi pada frekuensi 2000-2500 Hz. Untuk kedua bahan semakin lebar luasan yang diberi absorpsi, maka penyerapannya akan semakin baik. Mikropon yang digunakan mampu menangkap frekuensi bunyi dengan rentang antara 400 Hz sampai 4000 Hz.

6 DAFTAR PUSTAKA

1. Cicilia Nuning Tiastiti.2011. Pengukuran Kopesien Serapan Bunyi pada Bahan Menggunakan Metode Tabung Ipendansi Dua Mikropon.

2. István L. Vér, Leo Leroy Beranek, Noise and vibration control engineering: principles and applications, 2006.

3. Dody Firmansyah, Adobe Audition, Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung(2008).

4. Acoustics – Measurent of Sound Absorption in a Reverberation Room, International Standard, ISO 354

α   Abs o rpsi   Frekuensi ( Hz ) 

(6)

Gambar

Tabel persamaan Sabien formula
table 1. koefisien absorpsi enceng gondok  frekuensi  (Hz)  Sisi  dinding1  Sisi  dinding 2  sisi  dinding3  sisi  dinding4  Sisi  dinding5  400 0.002 0.002 0.002  0.002 0.002  500 0.001 0.001 0.001  0.001 0.001  630 0.001 0.001 0.001  0.001 0.001  800 0.0
table 2. koefisien absorpsi enceng gondok  Frekuensi  (Hz)  1  bahan  2  bahan  3  bahan  4  bahan 5  bahan 400  0.002  0.002  0.003  0.005 0.006 500  0.001  0.003  0.004  0.006 0.007 630  0.001  0.002  0.003  0.004 0.007 800  0.002  0.003  0.004  0.005 0.
table 4. koefisien absorpsi tempat telur  Frekuensi ( Hz )  1 bahan  2 bahan  3 bahan  4 bahan 5 bahan 400  0.001  0.001  0.002  0.003 0.005 500  0.001  0.001  0.003  0.006 0.007 630  0.001  0.002  0.004  0.006 0.008 800  0.001  0.003  0.004  0.005 0.009 1

Referensi

Dokumen terkait

Bila anda masih ingin memeriksa hasil pencarian Google yang dimuat pada halaman yang lain, klik link nomor halaman atau kata next yang terdapat pada bagian bawah halaman

Ketika kita bergerak menuju arah pembelajaran abad ke-21, yang berfokus pada pendidikan berpusat pada peserta didik, mekanisme penilaian yang efektif diperlukan

Persentase kematangan gonad meningkat dengan meningkatnya kadar protein pakan dan pada umur 10 bulan, induk betina matang gonad mencapat 100% dengan berat

Penelitian mengenai kepadatan dan distribusi keong mas ( Pomacea canaliculata ) di saluran irigasi bendungan Batang Samo Desa Suka Maju Kabupaten Rokan Hulu telah dilaksanakan

In the throne room, the delegate Arcturus and Alpha Centauri had taken their place before Peladon, who with Hepesh and Grun flanking him, patiently awaited the last delegate to

Desain Pengendalian Parabola Bergerak ini terdiri dari 4 komponen utama, dimana komponen pertama sebagai Tiang penopang payung, komponen kedua digunakan sebagai

Faktor psikologis yang diduga mempengaruhi pemilihan merek sepeda motor di Fakultas MIPA Universitas Diponegoro yaitu : motivasi, kepribadian, persepsi, sikap dan

Images : Although the SP computer model has not yet been generalized to work with patterns in two dimensions, there is clear potential for the SP system to be applied to