PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 1
PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
PERSAMAAN DIFERENSIAL
Suatu persamaan diferensial biasa orde n adalah persamaan bentuk :
x,y',y'',y ''',...,y n
0 FYang menyatakan hubungan antara x, fungsi y (x) dan turunannya y',y'',y''',...
sampai turunan orde n.
Misalnya : y''3y'2y6ex 0 (i)
y''' 22y'y''
y'' 2 0 ( ii )Persamaan ( i ) berorde dua tetapi derajad satu, sedangkan persamaan ( ii ) berorde tiga dan berderajad dua, karena tampilnya turunan ketiga dalam pangkat dua. Persamaan diferensial tersebut biasa atau Ordinary karena tidak adanya turunan parsial. Persamaan diferensial yang memiliki turunan parsial tersebut persamaan diferensial parsial, misalnya :
d cV t V b t V a x V x c ab t M 2 2 2 2
Sejumlah besar masalah fisika dan teknik harus ditangani dengan persamaan diferensial parsial. Dalam bab ini hanya akan kita tinjau persamaan – persamaan yang dapat diselesaikan untuk turunan tertinggi dan ditulis dalam bentuk :
1
... ,... ' ' , ' , , n n y y y y x F y PENYELESAIANDengan penyelesaian khusu diartikan sebuah fungsi y f
x,axb yang memiliki turunan sampai orde n dalam interval tersebut, sehinga persamaan (24 – 1 ) terpenuhi jika y dan turunannya disubstusikan dalam persamaan tersebut.Maka y = ex merupakan penyelesaian khusus dari persamaan ( i ) sedangkan y = x adalah penyelesaian khusus persamaan ( ii ).
Untuk kebanyakan persamaan difrensial ditemukan bahwa semua penyelesaian khusus dapat dicakup dalam satu bentuk y f
x,c1,c2...cn
dengan c1, c2, ………cn adalah sebarang konstantaPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 2
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
Persamaan diferensial yang ditinjau memiliki penyelesaian khusus yang dapat dicakup dalam bentuk :
x c c cn
f
y , 1, 2...
Dengan c1, c2, ………cn adalah sebarang konstanta. Misalnya semua penyelesaian dari persamaan ( i) diberikan oleh
x x e x c e c y 1 22
Penyelesaian y = ex diperoleh jika c1 = 0 dan c2 = 0.
Jika diperoleh bentuk (24.3) yang mencakup semua penyelesaian disebut Penyelesaian Umum. Untuk persamaan yang dibahas ini diketemukan bahwa jumlah konstanta sama dengan orde n.
Tampilnya sebarang konstanta tidak mengejutkan karena konstanta senatiasa muncul karena integrasi suatu persamaan diferensial yang paling sederhana :
x dx C F y x F y' ( )menghasilkan
Setelah integrasi, timbul satu konstanta sebarang c1 = C. Secara umum hal ini berlaku
untuk persamaan dengan orde tinggi.
2 1 5 3 an menghasilk 20 ' ' x y x c x c y
Setelah dua kali integrasi. Maka jelas bahwa integrasi turunan kedua memberikan dua konstanta.
PERSAMAAN ORDE SATU DERAJAD SATU
Persamaan diferensial orde satu dan derajad satu umunya diberikan dalam bentuk :
x y dy F
x y dx F dx dy , atau , Jika dikalikan dengan g (x,y) dapat dituliskan dalam bentuk M (x,y) dx + N (x,y) dy = 0
yang disebut Persamaan Diferensial Eksak Jika dipenuhi x N y M
maka (24-4) adalah diferensial dari suatu fungsi z = f (x,y). Ini berarti (24-4) sama dengan persamaan dz = 0 yang mempunyai penyelesaian umum z = c atau f (x,y) = c. Uraian ini kita buktikan dengan menemukan fungsi c = f (x,y).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 3 Dengan mengingat ketentuan bahwa M adan N diberikan dan memenuhi
x N y M
dapat diambil langkah :
(i) Integrasikan M terhadap x dengan y tetap. Hasilnya : z M dx Q
yx
Dengan Q (y) adalah fungsi sebarang dari y saja. (ii) Nyatakan A sebagai beda
xM dx y N A
M dx
x y x N dx M y x x N x M x x 2 2
Urutan diferensial dapat ditukar . Tetapi
y M dx M x y M dx M x x x
sehingga 2 Akibatnya 0 y M x N x Adan A bebas dari x
Sekarang akan kita tentukan Q (y) sehingga
xM dx y N A y Q'
Setelah ini dilakukan, diperoleh :
M dx
Q
y y N x '
Diperoleh :
M dx
Q
y N y y z M x z x
' dan ,Sehingga dy dzTinggalmenentukan Q(y)
y z dx x z dy N dx M
(iii) untuk mencari Q (y), integrasikan Q '
y terhadap y.
M dx dy y N y Q x
Memasukan persamaan ini dalam (24-5) memberikan c dy dx M y N dx M z x x
CONTOH : Tunjukan bahwa cos y dx + (2y – x sin y) dy = 0 adalah eksak. Jawab : M = cos y dan N = 2y – x sin y
x N y M y x N y y M Jelas . sin dan sin
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 4 .
umum. an penyelesai adalah cos sin sin 2 cos sin cos , cos cos 2 c y y x z dy y x y x y y x z y x y x y dx M y y x dx y dx M x x
PERSAMAAN DIFERENSIAL VARIABEL – VARIABEL TERPISAH
Jika persamaan eksak M dx + N dy = 0 mempunyai sifat bahwa M fungsi x saja dan N fungsi y saja, maka 0
x N y M
. Ini adalah bentuk paling sederhana dari persamaan diferensial eksak, dan dikatakan bahwa variable – variabelnya terpisah. Penyelesaian umum dapat ditulis :
M dx
Ndyc CONTOH dy (1) Selesaikan y' y/k Jawab : atau 0 x dx y dy x y dx dy x c c y c e x y c y dy c x y x dx y dy
dan , In In In dan 0 1 1 1Penyelesaian berlaku untuk semua (x,y) kecuali x = 0.
(2) Selesaikan 0 ) 1 ( 1 2 2 3 x xy y dx dy Jawab :
e c y y x c c x x y c y x y x dx x x dx y dy y dx x x y dy y c 2 3 2 2 3 6 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 2 1 1 In 6 1 In 3 In 6 1 In 2 1 1 In 2 1 In 3 1 In 3 1 0 1 1 maka terpisah. ya variabeln -el dan variab 0 1 1 1PERSAMAAN DIFERENSIAL HOMOGEN
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 5
x y
f
x yf n, , . Persamaan M (x,y) dx + N (x,y) dy = 0 disebut homogen jika M (x,y) dan (x,y) hohogen dengan derajad sama. Untuk persamaan homogen
dilakukan substitusi yvxdyvdxxdv.
Dengan substitusi ini persamaan homogen dibah menjadi bentuk variable – variable terpisah x dan v.
(3) Selesaikan xy y x y 2 2 ' 0 dan x 0 y untuk In In 2 1 0 1 substitusi , 1 ' : 2 2 2 2 1 2 cx x x y c x v x dx dv v dx v dv x dx v v dy vx y v v x y y Jawab (4) Selesaikan 2 xy dy = (x2 – y2 ) dx
Jawab : Persamaan ini homogen derajat dua. Subsitusi y = xv
1 3 memberikan 1 3 1 atau 0 c In In 3 3 1 In dan , In In 3 1 In 3 1 3 1 3 1 3 1 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 ) x y c (x v x c x v c x v x dx v v d x dx v dv v dx x v x dv x dx v vx x (5) Selesaikan sin
cos
xdyydx
0y y y x dy y dx x y x
Jawab : Persamaan ini homogen derajat dua. Subsitusi y = vx
x sin v (vx dx + x2 dv + vx dx) + vx cos v (x2 dv + vx dx – vx dx ) = 0 sin v ( 2 v dx + x dv ) + xv cos v dv = 0 0 2 sin cos sin x dx dv v v v v
Maka In vsin v 2In x In c dan x2 (v sin v ) = C menghasilkan
C x y xysin
(6) Selesaikan
x22y2
dy2xydx0PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 6
v
C y x y C vx c x v v c x v x dx v dv v v dv x dx dv v v v vdx dv x dx v v ) 2 3 ( dan 2 3 Maka ' In 3 In 3 2 3 In In ' In 3 In 3 2 3 In v In 0 2 3 3 4 3 0 2 3 2 1 0 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 (7) Selesaikan
x2 y
dx y3 x
dy0Jawab : Persamaan dapat ditulis x2 dx + (y dx + x dy ) + y3 dy = 0 x3 xy y4 C
4 1 3
1
(8) Selesaikan
xexsiny
dx yexcosy
dy0Jawab : Integrasi dari xdx ydy
excosydyexsinydx
0 Memberikan : x y exsinyC 2 1 2 1 2 2 (9) Selesaikan x xy + y dx = 2 x2 y dxJawab : Bentuk x dy – y dx memberikan segesti pada bentuk
cx x y C x x y dx x x y d x dx x x dx y dy x x x dx y dy x x y d 3 2 2 3 2 2 2 atau 2 2 1 dikalikan atas di Persamaan (10) Selesaikan x dy + y dx = 2 x2 y dx
Jawab : Kombinasi x dy + y dx memberikan sugesti pada bentuk
C x xy dx x xy dx y dy x xy xy dx y dy x xy d 2 In dan 2 memberikan 1 dikalikan atas di Persamaan In (11) Selesaikan x dy +
3yex
dx0Jawab : Dikalikan dengan x2 diperloeh x3 dy + 3x2 y dx = x2 ex dx
x y x e dx x y
x e dxx e xe e CPUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 7
PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR ORDE SATU
Persamaan diferensial dengan bentuk py Q dx
dy
Dengan P dan Q adalah fungsi x saja, disebut persamaan diferensial linear orde satu. Perlu diperhatikan bahwa turunan dan variable tidak bebas y hanya tampil dalam derajat satu. Persamaan ini memiliki factor integrasi S (x) = e
P dx Berarti ruas kiri dan kanan harus dikalikan S (x) kemudian di integrasikan .CONTOH
(1) Selesaikan y'xyx
Jawab : P
x xdan S e
xdxe1/2x2Persamaan dikalikan S memberikan e1/2x2y'|xye1/2x2 xe1/2x2
1/2x2 1/2x2 xe e dx d
xe dxC e C y e1/2x2 1/2x2 1/2x2 Maka y 1ce1/2x2
x y f f x y y x x f d f df y x dy y dx x dy y dx x y x d y x dy y dx x y x d y x dx y dy x x y arc d x dx y dy x x y d dy x dx y dy d 1 1 1 1 In 2 2 2 2 log 2 1 tan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir. Bambang Hutomo, Bc. TT. MATEMATIKA IV 8 (2) Selesaikan y x cx dx dy cos cot
Jawab : P(x)cotxdan
pdx
cotxdxIn sinxC x x y dx dx x dy x x e x x y dx dy x x e x S x sin dan cos sin cos sin cot sin sin ) ( In sin PERSAMAAN DIFERENSIAL
Persamaan diferensial yang tidak linear mungkin dapat disusutkan dalam bentuk linear dengan mengadakan substitusi yang sesuai. Suatu persamaan yang cukup penting ialah persamaan Bernoulli, berbentuk : yP
x y Q
xdx
dy n
Dengan P dan Q ialah fungsi dari x saja dan n sebarang bilangan bukan nol. Tranformasi dilakukan dengan substitusi :
dx dz n dx dy y y z n n 1 1 dan 1
Yang menghasilkan persamaan linear . CONTOH (1) Selesaikan y xy2 dx dy dengan dikalikan setelah atas di persamaaan dan memberikan Substitusi . 2 dan 1 ) ( dengan , berbentuk ini Persamaan : 2 1 2 1 1 dx dy y dx dz y y y z n x P xy Py dx dy Jawab n n 2 y menghasilkan