• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN SENSOR KECEPATAN BERBASIS DIODE MENGGUNAKAN FILTER

KALMAN UNTUK ESTIMASI KECEPATAN DAN POSISI KAPAL

Alrijadjis1, Bambang Siswanto1

1 Program Pascasarjana, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Email : alrijadjis@eepis-its.edu; bamsis@elect-eng.its.ac.edu

Abstrak

Makalah ini membahas design sensor kecepatan dengan menggunakan diode 1N4001 untuk mengestimasi kecepatan dan posisi kapal. Rangkaian seri dua diode dipanaskan oleh heater dan kecepatan angin akan mendinginkan diode. Perubahan karakteristik tegangan diode terhadap suhu akan dimanfaatkan sebagai sensor kecepatan. Output sensor selanjutnya akan diperbaiki linearitasnya dengan analog signal processing circuit. Untuk mengatasi noise yang timbul dalam proses pengukuran dan meningkatkan kehandalan sensor serta untuk estimasi kecepatan dan posisi kapal digunakan filter Kalman. Hasilnya menunjukkan bahwa filter Kalman dapat mengestimasi kecepatan dan posisi kapal dengan cukup akurat. Karena menggunakan diode standar 1N4001 (bukan diode thermal), maka kemampuan sensor hanya sampai kecepatan 10 m/s atau 36 km/jam.

Kata kunci : diode, sensor kecepatan, karakteristik tegangan diode, analog signal processing circuit, noise, filter

Kalman

1. Pendahuluan

Sensor kecepatan dengan menggunakan diode merupakan salah satu pengembangan yang relatif baru dari aplikasi diode yang diharapkan dapat menjadi alternatif teknologi sensor yang handal, akurat, tetapi relatif ekonomis dan sederhana

Umumnya diode dipakai sebagai rangkaian penyearah. Dengan memanfaatkan perubahan karakteristik tegangan diode terhadap suhu, diode dapat dipakai sebagai sensor suhu maupun sensor kecepatan angin. Rangkaian diode dipanaskan oleh

heater, kemudian kecepatan angin akan

mendinginkan diode, sehingga terjadi keterkaitan antara kecepatan angin dan tegangan diode. Konsep inilah yang dipakai sebagai sensor kecepatan angin [1].

Penelitian ini akan mengembangkan sensor kecepatan yang dipasang pada kapal untuk mengestimasi kecepatan dan posisi kapal menggunakan filter Kalman. Pemakaian filter Kalman dikarenakan output sensor kecepatan banyak terdapat noise yang berasal dari getaran mesin kapal, gerakan ombak, noise EM eksternal/internal, noise sensor, noise selama proses pengukuran dan lain-lain.

2. Rancangan sensor

Sensor kecepatan ini menggunakan dua diode 1N4001 yang disusun seri dan dilekatkan dengan sebuah heater yang berupa resistor berdaya 1 watt, seperti ditunjukkan pada gambar 2.1. Arus heater dijaga konstan agar diperoleh suhu yang konstan pada 150oC. Suhu ini akan memanaskan diode sehingga tegangan forward diode menjadi lebih kecil dari tegangan forward pada suhu kamar.

Angin yang disebabkan gerak maju kapal dengan kecepatan tertentu akan menyebabkan suhu diode turun, sehingga tegangan forward diode akan naik. Dengan konsep ini diperoleh keterkaitan antara kecepatan kapal dan tegangan forward diode.

Rangkaian signal conditioning dengan jembatan DC dan penguat instrumentasi digunakan untuk mengolah tegangan keluaran sensor seperti ditunjukkan pada gambar 2.2. Tegangan output rangkaian ini diseting pada range 0 – 5 volt sehingga dapat langsung diolah oleh ADC atau mikrokontroler.

Gambar 2.3 menunjukkan penempatan sensor kecepatan pada kapal. Sensor ditempatkan pada bagian terbuka sehingga dapat langsung berhubungan dengan udara sekitar.

angin

arus diode

arus heater

(2)

3. Rangkaian linearisasi

Pengujian untuk rangkaian sensor dengan signal

conditioning ditunjukkan pada gambar 3.1. Nampak

bahwa sensor hanya mampu mengukur kecepatan maksimum 10 m/s atau 36 km/jam. Setelah kecepatan melampaui 3 m/s keluaran sensor menjadi tidak linear. Karena itu perlu ditambahkan rangkaian linearisasi untuk memperbaiki dan meningkatkan linearitasnya.

Gambar 3.2 menunjukkan rangkaian linearisasi dengan menggunakan IC LM 35 sebagai sensor suhu diode. IC ini memiliki linearitas yang sangat baik dengan tingkat sensitifitas 10 mV/oC. Seperti ditunjukkan tabel 3.1, dapat dibuat persamaan tegangan keluaran LM 35 terhadap kecepatan angin , yaitu : 5 , 1 10 2 , 1 ) (s  svo [volt] (3.1) dimana : s = kecepatan [m/s]

Kemudian, diharapkan tegangan keluaran ini bergradien positif dan berada pada range 0 – 5 volt, sehingga diperlukan penguat inverting dengan nilai

gain 4 dan rangkaian penjumlah dengan vref 6 volt. Dengan demikian tegangan keluaran LM 35 sekarang menjadi : s s vo   10 8 , 4 ) ( ' [volt] (3.2)

Tegangan keluaran pada persamaan (3.2) selanjutnya dikalikan dengan tegangan keluaran

sensor diode dengan rangkaian pengali AD 533, sehingga menghasilkan tegangan keluaran yang lebih baik linearitasnya, seperrti ditunjukkan pada gambar 3.3. Vcc 5 V sensor R1 500 R2 500 R3

+

0 – 5 V Vo penguat instrumentasi

Gambar 2.2 Rangkaian signal conditioning

sensor

Gambar 2.3 Penempatan sensor di kapal

0 1 2 3 4 5 6 0 2 4 6 8 10 speed (m/s) T e g . O u tp u t (V )

Gambar 3.1 Keluaran sensor diode

arus heater arus diode angin LM 35 (10 mV/oC) penguat inverting v6 V ref AD 533

Gambar 3.2 Rangkaian linearisasi

Suhu (C) Vo IC LM35 (V) Kriteria Speed (m/s) Vo x Gain+6 30 0.3 High Speed (10 m/s) 10 4.8 150 1.5 Low Speed ( 0 m/s ) 0 0

Tabel 3.1 Keluaran LM 35 dan Linearisasi

0 1 2 3 4 5 6 0 2 4 6 8 10 speed (m/s) T e g . O u tp u t (V )

Gambar 3.3 Tegangan keluaran setelah linearisasi Hasil linearisasi

(3)

4. Pemodelan Filter Kalman

Persamaan state utuk filter Kalman dinyatakan sebagai berikut : k k

x

u

w

x

1

A

B

(4.1) k k

x

z

y

C

(4.2) dimana :

A, B, C : matriks sistem, input dan output x : state sistem

u : input yang diketahui/diberikan y : output dari pengukuran w : noise proses

z : noise pengukuran k : indeks waktu

Filter Kalman digunakan untuk mengestimasi sinyal atau state sistem yang diperoleh dari suatu pengukuran yang mengandung noise, seperti ditunjukkan pada gambar 4.1. State sistem x tidak bisa diukur secara langsung, sehingga dari pengukuran y dapat dilakukan estimasi untuk state sistem x. Nilai y yang terukur mengandung noise, sehingga perlu diestimasi nilai sebenarnya menggunakan filter Kalman.

Persamaan kinematika gerak lurus waktu kontinyu dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: 2 2 1 ) (t p vt at poo   (4.3)

at

v

t

v

(

)

o

(4.4) dimana :

p(t) : posisi setiap saat po : posisi awal vo : kecepatan awal a : percepatan

v(t) : kecepatan setiap saat

Persamaan (4.3) dan (4.4) akan diubah dalam sistem diskrit dengan periode sampling T sebagai berikut :    k   k    kk k p T v T u p p 2 2 1 1 (4.5)    k   kk k v T u v v 1 (4.6) dimana : T : periode sampling uk : input percepatan k p : noise/error posisi k v : noise/error kecepatan

Selanjutnya dari persamaan (4.5) dan (4.6) dapat dibuat persamaan model state sistem sebagai berikut : k k k k u w T T x T x                   2 2 1 1 1 0 1 (4.7)

k k k

x

z

y

0

1

(4.8) dimana:

k k k

v

p

x

: vektor state/variabel state

A        1 0 1 T : matriks sistem B         T T2 2 1 : matriks input

 

0 1 C : matriks output

Algoritma filter Kalman pada dasarnya akan menghitung besarnya gain Kalman, mengestimasi variabel state dan mengestimasi error covariance setiap indeks waktu, seperti ditunjukkan persamaan di bawah ini :

1   Z T k T k k APC CPC S K                   k k k k k k Ax Bu K y Cx x 1 1 T k z T k w T k k

AP

A

S

AP

C

S

CP

A

P

1 1  

(4.9) dimana : K : Gain Kalman

x

: estimasi variabel state x P : estimasi error covariance

Sz = E(zk.zkT) : matriks noise covariance Sw = E(wk.wkT) : matriks noise covariance

5. Simulasi

Bahasa pemrograman yang dipakai dalam simulasi ini adalah Matlab 6.5. Untuk simulasi digunakan periode sampling T = 0,1 detik atau data kecepatan diukur/diambil 10 kali tiap detik. Dengan demikian persamaan (4.7) akan menjadi :

k k k k x u w x                  1 , 0 005 , 0 1 0 1 , 0 1 1

Selanjutnya data-data simulasi diberikan sebagai berikut:

a. Input percepatan konstan u = 2 m/s2 b. Noise/toleransi pengukuran kecepatan

oleh sensor z = 1 m/s

c. Noise/toleransi input percepatan w = 0,2 m/s2

Matriks noise covariance dari pengukuran (Sz) ditentukan sebagai berikut :

a. zk = 1, maka zkT = 1. b. Sz =E(zk.zkT) = 1 x 1 = 1. Signal estimator (Kalman filter) noisy measurement estimate

(4)

Matriks noise covariance dari proses (Sw) ditentukan sebagai berikut :

a. Noise/toleransi input percepatan  = 0,2. b. Posisi p  0,5.T2.percepatan, maka

variance noise posisi p2 = (0,5.T2)2. 2 = (0,005)2.(0,2)2 = 1x10-6.

c. Kecepatan v  T.percepatan, maka

variance noise kecepatan v2 = T2. 2 = (0,1)2.(0,2)2 = 4x10-4.

d. Kombinasi noise posisi dan kecepatan = p.v = (0,005.0,2).(0,1.0,2) = 2x10-5. e. SwE(wk.wkT)E(x.xT)

                     2 2 v vp pv p E v p v p E          4 5 5 6 10 4 10 2 10 2 10 1 x x x x

Gambar 5.1 menunjukkan hasil simulasi, dimana ditampilkan perbadingan antara kecepatan dari pengukuran (garis hitam), kecepatan dari estimasi filter Kalman (garis biru) dan kecepatan sesungguhnya (garis merah). Nampak bahwa hasil estimasi kecepatan dengan filter Kalman mendekati kecepatan sesungguhnya.

Gambar 5.2 menunjukkan perbandingan posisi estimasi dan posisi sebenarnya. Nampak bahwa hasil estimasi mendekati posisi sebenarnya.

Error pengukuran kecepatan dan error estimasi

kecepatan ditunjukkan pada gambar 5.3. Nampak bahwa error estimasi kecepatan dengan filter Kalman kurang dari 0,5 m/s, dimana jauh lebih kecil dari error pengukuran kecepatan yang dapat mencapai lebih dari 2 m/s.

Error estimasi posisi ditunjukkan pada gambar

5.4. Nampak bahwa error estimasi posisi terbesar adalah sekitar 1,3 meter pada detik ke-9 atau sekitar 1,6%.

Gambar 5.1 Hasil simulasi untuk kecepatan black : measurement blue : estimation red : true

Gambar 5.2 Estimasi posisi

Gambar 5.3 Error pengukuran dan estimasi

kecepatan

(5)

6. Kesimpulan

Dari hasil eksperimen dan simulasi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Diode dapat dipakai sebagai sensor kecepatan kapal yang handal, compact, ekonomis dan sederhana.

2. Untuk meningkatkan kemampuan batas ukur dapat dipakai jenis diode thermal atau dengan metode diode array.

3. Toleransi sensor kecepatan dapat diatasi dengan mengolah data menggunakan filter Kalman.

4. Filter Kalman dapat mengestimasi dengan tingkat keakuratan yang handal pada suatu pengukuran yang penuh dengan noise.

DAFTAR PUSTAKA

1. Arif Harianto,”Aplikasi Diode Sebagai Sensor

Pada Alat Ukur Kecepatan Angin Tipe Thermal”,Tugas Akhir Jurusan Elektronika,

PENS-ITS, 2005

2. Yoshihito Shimada,”Design of Air Flowmeter

Using Thermal Diode”, Transistor Technique

Magazine, May 2003

3. R.G Brown, P.Y.C Hwang,”Introduction to

Random Signal and Applied Kalman Filtering”,

Gambar

Gambar 4.1  Filter Kalman
Gambar  5.2  menunjukkan  perbandingan  posisi  estimasi  dan  posisi  sebenarnya.    Nampak  bahwa  hasil estimasi mendekati posisi sebenarnya

Referensi

Dokumen terkait

Melalui teks berita yang telah ditulis oleh Majalah Detik, dikatakan bahwa Ahok meminta adanya transparasi dalam gaya kepemimpinan serta program-programnya, Ahok tegas

Dosis terbaik yang digunakan dalam pengobatan yaitu perlakuan C (700 ppm) dimana hasil histologi hati pada perlakuan C kelainan menunjukkan paling ringan, begitupula pada

Dalam hal ekspor komoditas kepiting, Filipina merupakan ancaman terbesar bagi Indonesia karena mengekspor jenis komoditas yang sama yakni rajungan dan kepiting

Judi atau permainan “judi” atau “perjudian” menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah “Permainan dengan memakai uang sebagai taruhan” Perjudian diartikan

Sebagai capacity building, pemekaran daerah merupakan bagian dari upaya penataan wilayah dalam upaya meningkatkan kapasitas pemda yang dianggap memiliki masalah

Dengan mengunakan pengontrolan ini diharapkan dapat menghindari penggunaan energi listrik yang sia-sia dan dapat menekan penggunaan energi listrik di Laboratorium Teknik

Jika kita lihat bahwa satu dependensi fungsional, f1, dalam sebuah himpunan dapat diturunkan dari dependesi fungsional lain dalam himpunan menggunakan penilaian lain, maka f1