• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian tentang Strategy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian tentang Strategy"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1 Teori – Teori Umum

2.1.1. Pengertian tentang Strategy

Strategy menurut Dave Chaffey dan PR Smith (2008: 40) adalah pengaruh dari oleh kedua prioritas tujuan (menjual, melayani, berbicara, menyimpan dan mendesis) dan tentu saja, jumlah sumber daya yang tersedia.

Strategi merangkum bagaimana cara agar mencapai tujuan. Strategi dipengaruhi oleh kedua prioritas tujuan (menjual, melayani, berbicara, menyimpan dan mendesis) dan tentu saja, jumlah sumber daya yang tersedia, serta harus berpikir tentang e-strategic pemasaran sebagai strategi saluran di mana saluran elektronik dan media digital lainnya mendukung komunikasi dan saluran distribusi. Hal ini membutuhkan jelas prioritas bagaimana saluran harus digunakan.

2.1.2. Pengertian tentang Strategic

Strategic menurut Kerzner (2001: 1) adalah sebuah alat manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan.

(2)

2.1.3. Pengertian tentang Framework

Framework menurut Teguh (2011: 1) adalah kerangka kerja yang dapat diartikan juga sebagai kumpulan script (terutama class dan function) yang dapat membantu developer atau programmer dalam menangani berbagai masalah-masalah dalam pemrograman seperti koneksi ke database, pemanggilan variabel, file, dll sehingga developer lebih fokus dan lebih cepat membangun aplikasi.

2.1.4. Pengertian tentang Marketing (Pemasaran)

Menurut Kotler, Garry Amstrong, Veronica Wong, dan John Saunders(2012: 4) pemasaran adalah mengelola hubungan pelanggan menguntungkan. Tujuan ganda dari pemasaran adalah untuk menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini dan tumbuh dengan memberikan kepuasan.

2.1.5. Pengertian tentang Internet

Menurut Dave Chaffey (2009: 186) Internet adalah jaringan komunikasi global yang digunakan untuk mengirimkan informasi dipublikasikan di World Wide Web (WWW) dalam format standar berdasarkan Hypertext Markup Language (HTML) dengan menggunakan protokol standar yang berbeda seperti HTTP dan TCP / IP.

2.1.6. Pengertian tentang HTML

Menurut Garry B. Shelly, dan Denise M. Woods (2011: 9) HTML adalah platform independen, yang berarti dapat membuat, atau kode, file HTML pada satu jenis komputer dan kemudian menggunakan browser pada jenis lain dari komputer untuk melihat bahwa file sebagai halaman Web.

(3)

2.1.7. Pengertian tentang PHP atau Hypertext Preprocessor

PHP atau Hypertext Preprocessor menurut Luke welling dan Laura Thomson (2008: 2) adalah server-side scripting bahasa pemograman yang dirancang khusus untuk Web. Dengan sebuah Halaman HTML yang dapat menanamkan kode PHP dan selanjutnya akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. Kode PHP tersebut disimpan pada server web dan menghasilkan berupa output HTML atau lainnya.

2.1.8. Pengertian MySql

Menurut Welling (2008: 3) MySQL adalah Relational Database Management System (RDBMS) yang cepat dan kuat.

Sebuah basis data dapat mengguna untuk menyimpan, mencari, mengurutkan, dan mendapatkan data dengan sangat efisien. memastikan bahwa para pengguna dapat bekerja dalam waktu yang bersamaan, untuk mendukung akses secara cepat, dan memastikan hanya pengguna yang telah terotorisasilah yang mendapatkan hak akses.

MySQL menggunakan Server MySQL mengendalikan akses ke dalam data untuk bahasa SQL (Structured Query Language), yaitu bahasa query basis data yang baku bagi seluruh dunia. MySQL kembali dipublikasikan sejak tahun 1996, tetapi sejarah pengembangannya telah dilakukan dari tahun 1979. MySQL tersedia dengan lisensi open source, tetapi lisensi komersial pun tersedia apabila diperlukan.

(4)

2.1.9. Pengertian tentang Class Diagram

Menurut John W. Satzinger, Robert Jackson,dan Stephen Burd (2010: 187 ) Class Diagram adalah diagram kelas yang digunakan untuk menunjukkan kelas objek untuk sistem.

Gambar 2.1.9.1. Class Diagram (John W. Satzinger, Robert Jackson,dan Stephen Burd, 2010: 187)

2.1.10. Pengertian tentang Perancangan Database

Menurut John W. Satzinger, Robert Jackson,dan Stephen Burd (2010: 488) Database adalah koleksi terpadu atau sekumpulan dari data yang tersimpan yang dikelola secara terpusat dan dikendalikan.

2.1.11. Pengertian tentang Rich Picture

Menurut Lars Matiassen, Andreas Munk Madsen, Peter Axel Nielsen, dan Jan Stage (2000: 334) Rich Picture adalah gambaran dari orang, benda, proses, struktur, dan masalah dalam masalah sistem dan aplikasi domain.

(5)

2.2 Teori – teori Khusus

2.2.1. Pengertian mengenai E – Marketing

E-Marketing menurut Dave Chaffey, Fiona Ellis – Chadwick, Kevin Johnston, dan Richard Mayer (2006: 9) adalah pemasaran elektronik yang memiliki lingkup lebih luas karena mengacu pada media digital seperti web, e-mail dan media nirkabel, tetapi juga meliputi pengelolaan data pelanggan digital, dan juga bagaimana Internet dapat digunakan bersama dengan media tradisional untuk memperoleh dan memberikan layanan kepada pelanggan. yang dapat dianggap memiliki lingkup yang lebih luas karena mengacu pada media digital seperti web, e-mail, dan media nirkabel.

2.2.2. Pengertian mengenai SOSTAC®

SOSTAC® menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008: 44) adalah suatu kerangka kerja perencanaan yang cocok untuk e-marketing dan dapat digunakan untuk mengembangkan semua jenis rencana, termasuk e-rencana pemasaran. Singkatan dari situation, objective, strategy, tactics, action, dan control. Pengertian dari masing masing singkatan SOSTAC® itu adalah :

(6)

1. Situation Analysis : adalah tahap awal dimana dilakukan analisa mengenai situasi yang sedang terjadi dalam pasar dan memposisikan perusahaan berada di tingkat mana dalam persaingan bisnis, serta menganalisa perubahan-perubahan yang terjadi dalam dunia online.

2. Objective : pada tahap ini akan ditentukan tujuan dari perusahaan melakukakan semua ini, target yang ingin dicapai juga hasil yang diinginkan.

3. Strategy : bagaimana perusahaan mencapai objective yang telah dibuat sebelumnya, penentuan akan strategi-strategi yang akan dilaksanan guna mendukung tercapainya target dan tujuan.

4. Tactics : adalah detail dari strategy. Pembahasan mengenai teknik-teknik dan alat-alat komunikasi yang digunakan.

5. Action : adalah detail dari tactics. Pembahasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan taktik tersebut.

6. Control : Tahap ini akan dilakukan pembuatan tolak ukur mengenai perencanaan yang telah dilakukan, apakah sukses atau gagal, mencapai target atau tidak, dan juga akan dilakukan perbaikan dan perubahan guna mendapatkan hasil yang terbaik.

(7)

2.2.2.1. Situation Analysis

Menurut Dave Chaffey (2009: 420) Analisis situasi adalah untuk memahami lingkungan masa sekarang dan masa depan di mana perusahaan beroperasi, agar tujuan strategisnya realistis dengan apa yang sedang terjadi di pasar.

• • • • • •

Gambar 2.2.2.1.1. E-marketing plan from situation analysis (Chaffey, 2009: 421)

Demand Analysis

Faktor utama yang mendorong tujuan strategi E-Marketing dan E-Commerce adalah tingkatan saat ini dan proyeksi permintaan pelanggan di masa depan untuk layanan E-Commerce pada segmen pasar yang berbeda. Competitor Analysis

Analisis pesaing atau pemantauan pengguna pesaing dari E-Commerce untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan sangat penting dalam E-Marketing karena sifat dinamis dari media internet yang memungkinkan layanan baru akan d iluncurkan

(8)

dan promosi yang lebih cepat dibanding media cetak.

Intermediaries Analysis

Analisis situasi juga melibatkan analisis terhadap perantara relevan untuk sebuah pasar tertentu. Ini akan menjadi jenis portal yang berbeda seperti portal vertikal dan horisontal dimana akan dinilai kelayakannya untuk iklan, PR, atau kemitraan.

SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008: 444) SWOT adalah mengidentifikasi kekuatan internal, kelemahan, serta peluang eksternal dan ancaman.

(9)

2.2.2.2. Objectives

Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008: 22) Objectives adalah menginformasikan strategi dan taktik dan membantu dalam mengkomunikasikan tujuan strategis untuk tenaga kerja dan investor. Serta mendorong E-Marketing ke arah yang lebih baik, Objective terdiri dari 5Ss, yaitu Sell, Serve, Speak, Save, dan Sizzle.

Tabel 2.2.2.2.1. Objectives for the 5Ss of e-marketing (Chaffey, dan Smith, 2008: 23)

(10)

Sell: Salah satu manfaat dari adanya penerapan E-Marketing pada perusahaan adalah dapat membantu dalam meningkatkan penjualan, karena promosi yang dilakukan perusahaan secara online bisa menjangkau masyarakat luas.

Serve: Maksudnya disini memberikan keuntungan lebih untuk pelanggan secara online, dapat memberikan feedback untuk pelanggan pada perusahaan.

Speak: bertujuan untuk bisa lebih dekat dengan pelanggan,bisa dengan cara kuesioner, mendapatkan informasi dari pelanggan dengan cara memantau dari forum untuk pembelajaran akan informasi dari pelanggan.

Save: untuk mengurangi biaya promosi, maka buatlah E-Marketing yang dapat mengurangi anggaran biaya yang sering dikeluarkan perusahaan sebelum adanya penerapan E-Marketing, seperti contohnya promosi secara online atau lain sebagainya. Sizzle: Jika tujuan perusahaan menerapkan E-Marketing adalah untuk meningkatkan brand awareness dan recognition melalui jalur online.

(11)

2.2.2.3. Strategy

Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008: 454) Strategy adalah bagaimana perusahaan mencapai objective yang telah dibuat sebelumnya, penentuan akan strategi-strategi yang akan dilaksanan guna mendukung tercapainya target dan tujuan. Salah satu cara untuk mengingat beberapa komponen kunci dari strategi pemasaran adalah dengan cara berpedoman pada akronim : STOP dan SIT.

STOP terdiri dari :

Segments : Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008: 497) Segments adalah identifikasi kelompok yang berbeda dalam target pasar dalam rangka untuk mengembangkan penawaran yang berbeda untuk kelompok.

Target Markets : Evaluasi dan pemilihan segmen yang sesuai dan pengembangan penawaran .

Online Value Propositon (OVP) : Mendefinisikan penawaran online perusahaan, atau penawaran perusahaan kepada pelanggan melalui channel online.

Positioning : mengacu pada bagaimana sebuah merek dirasakan dalam benak kelompok target pelanggan.

SIT terdiri dari :

Sequence or Stage : Menentukan tahapan - tahapan dari tipe E-Marketing yang akan dibangun.

Integration : Menentukan integrasi proses atau integrasi database yang mana saja akan berhubungan.

(12)

Tools : Menentukan tool - tool yang akan digunakan untuk tahap pembuatan website perusahaan.

2.2.2.4. Tactics

Taktik adalah rincian dari strategi. Perbedaan taktik dengan strategi : strategi adalah sebuah konsep umum yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan. Biasanya strategi bersifat jangka panjang dalam penerapannya, sedangkan taktik adalah bentuk detail dari strategi yang akan dilakukan oleh perusahaan, taktik bersifat jangka pendek dan taktik hanya dapat dikembangkan setelah strategi telah disepakati (Chaffey, PR Smith, 2008: 464). Sebagai salah satu contoh, tujuan perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumen, maka strategi yang digunakan adalah ‘Peningkatan kualitas pelayanan terhadap konsumen’. Maka taktik yang diterapkan adalah :

- Membuat Fitur Testimonial/Comment, kritik dan saran terhadap produk dan layanan pada website e-marketing, sebagai sarana komunikasi antara pelanggan dengan perusahaan.

- Membentuk komunitas/fanspage pada social network yang terkenal seperti Facebook, Twitter, dll, dimana media ini berfungsi untuk membangun suatu komunikasi antara konsumen dengan perusahaan. Menurut Dave Chaffey, dan PR. Smith (2008: 51) menentukan taktik dapat menggunakan konsep marketing mix yang berarti suatu kerangka kerja mapan konseptual yang membantu pemasar untuk struktur pendekatan mereka untuk setiap pasar. Ini harus dikaji ulang dan diterapkan kembali untuk secara online dunia. Marketing mix dibagi menjadi 7P yaitu sebagai berikut :

(13)

Gambar 2.2.2.4.1. Keys aspects of the 7Ps of the classic marketing mix (Chaffey, dan Smith, 2008: 51)

Product : Menilai potensi penuh dari memperluas produk apapun secara online, menyediakan informasi produk secara online, membuat komunitas online, untuk menambah nilai produk.

Place : Dengan penjualan secara online memudahkan pemasaran, pembelian barang yang akan dibeli oleh customer, lalu mendapatkan informasi 24 jam akan produk atau jasa yang akan dibeli.

Price : Meninjau harga yang ingin dipasarkan dan mempertimbangkan beberapa model harga yang dinamis, contohnya membuat sebuah diskon untuk suatu produk atau jasa dari perusahaan kita secara online.

(14)

Promotion : Dengan jalur online dapat memudahkan perusahaan untuk melakukan promosi kapanpun atau dimanapun sehingga customer dapat melihat promosi langsung dari online.

People : Orang berperan penting untuk melakukan pelayanan online.

Process : Kemudahan untuk mengakses website perusahaan, kemudahan prosedur order melalui jalur online, dan memperhatikan kualitas performa.

Physical Evidence : seperti independent review mengenai kualitas produk yang ditulis oleh seseorang di luar perusahaan secara sukarela, news clippings yang ditulis media massa mengenai perusahaan, bentuk packaging dari produk, penampakan brand. Seperti Testimonial akan produk atau jasa kita.

2.2.2.5. Actions

Setelah menentukan strategi dan taktik maka perlu disusun rencana kerja yang terstruktur. Setiap rencana kerja yang tersusun harus memiliki project plan dalam pencapaian tujuan seperti berapa lama rencana kerja akan selesai, dan lain - lain (Chaffey & PR Smith, 2008: 469). Dalam pelaksanaan rencana kerja dapat dibuat gantt chart, rich picture, perkiraan biaya yang akan digunakan dalam pelaksanaan strategi e-marketing.

(15)

2.2.2.6. Control

Control dibuat untuk memantau, mengevaluasi, dan memastikan kinerja website e-marketing sudah berhasil mencapai tujuan apa tidak. Bagian dari rencana control e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan pendapat pelanggan dan teknik baru seperti analisis web server file log yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan tercapai (Chaffey & PR Smith, 2008: 470). Teknik- teknik baru tersebut adalah Chaffey & PR Smith, 2008: 704):

- Web analytic : Teknik yang digunakan untuk menilai dan meningkatkan kontribusi pemasaran secara online untuk bisnis termasuk meninjau lalu lintas volume, referensi, jangkauan data secara online, pelanggan, survei kepuasan pelanggan, dan penjualan.

- Performance Measurement System : Proses dimana metriks didefinisikan, dikumpulkan, disebarluaskan dan dilakukan.

- Performance Management System : Sebuah proses yang digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas suatu organisasi.

- Design For Analysis : Langkah-langkah yang diperlukan dari sebuah situs yang dipertimbangkan selama design, untuk memahami pengunjung situs dan sudut pandang mereka.

(16)

2.2.3. Metode Prototype Website E-Marketing

Pada umumnya metode prototyping digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan website e-marketing. Prototype adalah sebuah versi awal percobaan atau kerangka sebuah web yang dapat ditinjau oleh perusahaan atau tim pemasaran. Prototyping adalah proses yang dilakukan secara berkala dalam sebuah siklus hingga akhirnya tercapai versi final dari website/situs yang siap diluncurkan (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006, p.308). Dalam melakukan pembuatan prototype website harus melalui Four Stages of web site prototyping. Berikut tahap pembangunan prototype website :

Gambar 2.2.3.1. Four Stages of website prototyping (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006: 308)

Berikut penjelasan terhadap gambar diatas :

1. Analysis : pengertian mengenai persyaratan yang dibutuhkan dalam pembuatan website dan bisa mendukung jalannya bisnis yang ditentukan dari marketing strategi. Analysis Phase adalah identifikasi untuk mengetahui persyaratan dalam sebuah

(17)

website, teknik-teknik yang diperlukan untuk dilakukan diantaranya fokus kedalam group audiences, membuat kuesioner untuk diisi oleh customer atau interview dengan konsumen utama. Selain itu, pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan informasi mengenai kompetitor atau pesaing dengan melakukan review terhadap website yang dimiliki oleh kompetitor.Informasi yang berhasil dikumpulkan akan digunakan untuk memastikan bahwa website yang dibuat sesuai dengan kebutuhan user yang akan memakai website tersebut.

2. Design : Penjelasan mengenai spesifikasi fitur-fitur berbeda yang ada didalam website yang berguna untuk memenuhi keinginan dari user dan bisnis yang sudah ditentukan melalui analysis. Design dibagi menjadi dua diantaranya Design the information architecture dan Design the user experience. Information architecture adalah kombinasi dari organisasi, pemberian label dan skema navigasi yang terstruktur dalam sebuah sistem informasi(Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2008: 318). Manfaat dari pembuatan Information Architecture adalah

• Menggambarkan struktur dan kategori informasi yang akan mendukung tujuan user dan organisasi.

• Membantu menggambarkan aliran informasi pada website.

Search Engine Optimization : pengelompokkan informasi sebuah website kedalam struktur yang baik, website tersebut dapat masuk kedalam urutan paling atas pada hasil pencarian melalui search engine dengan kata kunci tertentu.

• Dapat digunakan untuk menggambarkan integrasi komunikasi offline dengan halaman tertentu pada website. Komunikasi offline berupa direct mail dalam suatu halaman website.

(18)

Perancangan Information Architecture dapat dilakukan dengan membuat sitemap, blueprint, wireframes, card sorting. Sitemap, digunakan untuk menggambarkan hubungan dengan halaman yang satu dengan halaman yang lain dalam suatu website dan juga hubungan antar konten yang berada dalam website (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006: 318). Card sorting adalah proses pengaturan sebuah objek organisasi dalam sebuah website dengan logo yang konsisten (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006: 319).

Blueprints adalah menunjukkan hubungan antara halaman dengan komponen yang lain dan dapat juga digunakan untuk navigasi dalam pemberian label dalam sistem (Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006: 319).

(19)

Gambar 2.2.3.2. Site structure diagram(blueprint) showing layout and relationship between pages(Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006:

320)

Wireframes adalah rancangan hasil akhir layout dari setiap halaman website yang akan dibangun(Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006: 320).

(20)

Gambar 2.2.3.3. Example of wireframe for a children toy site(Chaffey, Chadwick, Johnston & Mayer, 2006: 321)

Menurut Ben Shneiderman, dan Catherine Plaisant (2010: 88) dalam tahap design ini dapat menggunakan metode 8 golden rules of interface design untuk pembentukan design interface pada website. 8 metode tersebut diantaranya adalah : 1. Strive for Consistency (tetap konsisten) : urutan tindakan yang konsisten harus seperti dalam situasi berupa: terminologi identik harus digunakan dalam prompt, menu, dan layar bantuan, dan warna yang konsisten, tata letak, kapitalisasi, font, dan sebagainya.

2. Cater to Universal usability (memenuhi kebutuhan universal) : mengenali kebutuhan pengguna yang beragam dan desain untuk kemudahan bagi pengguna website tersebut.

3. Offer informative feedback (memberikan informai umpan balik) : untuk setiap tindakan pengguna,

(21)

harus ada umpan balik sistem. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Design dialogs to yield closure (Desain dialog untuk menghasilkan penutupan) : Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Dengan terdapatnya umpan balik yang informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

5. Prevent Errors (mencegah kesalahan) : Sebanyak mungkin, merancang sistem sehingga pengguna tidak dapat membuat kesalahan serius, misalnya tidak mengizinkan karakter abjad di bidang entri numerik.

6. Permit Easy Reversal of Action ( Mudah kembali ketindakan sebelumnya) : Fitur ini mengurangi kecemasan, karena pengguna tahu bahwa kesalahan dapat dibatalkan sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Support internal locus of control (Mendukung tempat pengendali internal) : Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.

(22)

8. Reduce short – term memory load ( Mengurangi beban ingatan jangka pendek) : Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan.

3. Develop : Pengembangan isi dalam webpage dan content yang terdapat dalam website. Programmer melakukan kegiatan programming disini meliputi menulis konten HTML, membuat grafik, dan menulis source code lainnya seperti javascript or ActiveX.

4. Test and Review : Testing diperlukan untuk memastikan bahwa aspek-aspek yang ada didalam website bisa memenuhi tujuan awal dan bisa bekerja dengan baik. Testing meliputi aspek-aspek yang berbeda dalam konten seperti spelling, validity of links, formatting on different web browser and dynamic features seperti pengisian form dan database query. Terdapat 2 cara dalam melakukan pendekatan prototype sebuah website yaitu :

- Hardlunch : Website yang diperkenalkan kepada target audience sudah berupa final version.

- Softlunch : Website yang diperkenalkan kepada target audience masih berupa trial version dengan publisitas yang terbatas dan yang nantinya akan diperbaiki secara bertahap.

Gambar

Gambar 2.1.9.1. Class Diagram (John W. Satzinger, Robert Jackson,dan  Stephen Burd, 2010: 187)
Gambar 2.2.2.1. SOSTAC® planning framework (Chaffey, 2009: 419)
Gambar 2.2.2.1.1. E-marketing plan from situation analysis (Chaffey, 2009: 421)
Tabel 2.2.2.1.1.  SWOT Analysis (Chaffey, dan Smith, 2008: 443)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi untuk membuat rendemen pada semi refined carrageenan lebih besar adalah bertambahnya konsentrasi KOH dan suhu yang tinggi pada saat

Proses penyusunan anggaran pada intinya menggambarkan interaksi antara manajemen puncak selaku pemberi otorisasi, departemen anggaran selaku bagian yang melaksanakan review

Tujuan penelitin tindakan kelas ini yaitu untuk meningkatkan proses pembelajaran dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tatacara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari Kegiatan tertentu (Lembaran Negara Republik

Menurut Sugiyono (2016) metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu

Hasil penelitian tentang “Pengelolaan Supervisi Akademik di SD Negeri 6 Putatsari Grobogan”, sebagai berikut: 1) Pada kegiatan perencanaan supervisi akademik di SD Negeri 6

Abdul Kadir Salam, M.Sc.. Ali Kabul

Berdasarkan data tabel diatas 4.2.3.3.7 Motivasi jaminan keselamatan “Jaminan lingkungan kerja yang aman” dapat kita lihat bahwa jawaban tertinggi dari responden adalah ”Sangat