• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT

BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA ESKTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SKRIPSI Oleh:

AGUNG BAYU SAPUTRO K.5608001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2013

(2)

commit to user

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Agung Bayu Saputro

NIM : K.5608001

Jurusan/Program Studi : JPOK UNS/Penkepor

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PERBEDAAN PENGARUH

METODE LATIHAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA ESKTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013”, ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicatumkan dalam daftar pustaka

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.

Surakarta, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

Agung Bayu Saputro NIM. K.5608001

(3)

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT

BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA ESKTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh :

AGUNG BAYU SAPUTRO K.5608001

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A 2013

(4)

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, Januari 2013

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Mulyono, M.M. Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or. NIP. 19511009 198702 1 001 NIP. 19701102 20051 1 002

(5)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Agustiyanto, M.Pd

Sekretaris : Hendrig Joko Prasetyo, S.Pd.,M.Or

Anggota I : Drs. Mulyono, MM

Anggota II : Slamet Riyadi, S.Pd.,M.Or

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001

(6)

commit to user

MOTTO

 Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina dan sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam.

(HR. Ibnu Abdil Barr)

 Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi indah dengan agama hidup menjadi terarah.

(7)

commit to user

PERSEMBAHAN

 “SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar”

Kepada Pembina dan Pelatih Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar diucapkan terima kasih yang telah memberi bantuan dan bimbingan, sehingga saya dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku kuliah.

 “Bapak dan Ibu tercinta”

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang yang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki orang tua seperti kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu .

 “Teman-teman ku Angkatan 2008 FKIP JPOK UNS Surakarta”

Teman-teman Angkatan 2008 seperjuangan (Reza, Tristiyanto, Wahyu, Dodit, Tatar, Puas, Hermawan, Oky, Gora) bersama menempuh ilmu dalam Suka dan duka kita lalui bersama demi meraih cita-cita masa depan yang lebih baik.

 “Pujaan hatiku serta adek-adekku”

Engkau pujaan hatiku tercinta (Hany Septiana Widaryati) yang selalu

memberikan semangat dorongan serta tiada hentinya memberikan motivasi untukku agar mampu meraih cita-cita dan harapan demi masa depan yang terencana dan lebih baik. Serta adek-adekku tersayang (Argo dan Vita) terima kasih kalian adalah penyemangat dalam setiap hari-hariku.

(8)

commit to user

ABSTRAK

Agung Bayu Saputro. PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN

BAGIAN DAN KESELURUHAN TERHADAP KEMAMPUAN LAY UP SHOOT BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. (2) Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan pretest

posttest design. Populasi penelitian ini siswa putra ekstrakurikuler bola bakset

SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 40 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 30 orang dengan teknik

purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan tes

kemampuan Lay up shoot bola basket. Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Simpulan penelitian ini sebagai berikut: (1) Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up

shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1

Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013, dengan nilai perhitungan thit sebesar 2,786 dan ttabel sebesar 1,75 pada taraf signifikasi 5%. (2) Metode latihan keseluruhan lebih baik pengaruhnya daripada metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Kelompok 1 (kelompok metode bagian) memiliki peningkatan kemampuan lay up shoot bola basket sebesar 35.00%. Sedangkan kelompok 2 (kelompok metode keseluruhan) memiliki peningkatan sebesar 51.74%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, (1) ada perbedaan pengaruh antara metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket. Hal ini disebabkan metode bagian dan keseluruhan memiliki karekteristik yang berbeda. Metode bagian menekankan penguasaan teknik lay up shoot dengan memilah-milah ke gerakan yang mudah dan sederhana. Sedangkan metode keseluruhan menekankan keseluruhan gerakan lay up shoot bola bakset, sehingga siswa memiliki konsep gerakan lay up shoot yang benar. (2) Metode keseluruhan lebih baik pengaruhnya daripada metode bagian terhadap kemampuan lay up

shoot bola basket. Hal ini karena metode keseluruhan konsep gerakan lay up shoot

secara utuh dan sama dengan tes yang dilakukan, sehingga siswa lebih cepat menguasai gerakan lay up shoot bola basket.

Kata kunci: Metode latihan bagian dan metode latihan keseluruhan, lay up shoot

(9)

commit to user DAFTAR ISI Halaman JUDUL ...……… PERYATAAN... PENGAJUAN ...………. PERSETUJUAN ...……….. PENGESAHAN ...……… MOTTO ...………. PERSEMBAHAN ...……….. ABSTRAK……….. DAFTAR ISI ...………. DAFTAR TABEL ...……… DAFTAR GAMBAR ...………. DAFTAR LAMPIRAN ...……… KATA PENGANTAR……… BAB I PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang Masalah ………. B. Indentifikasi Masalah……….. C. Pembatasan Masalah……… D. Perumusan Masalah………. E. Tujuan Penelitian……….

F. Manfaat Penelitian………

BAB II LANDASAN TEORI………

A. Tinjauan Pustaka……….. 1. Bola Basket………..

a. Permainan Bola Bakset……….. b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket……… 2. Teknik Dasar Menembak (Shooting) Bola Basket……… a. Pentingnya Menembak (Shooting) dalam Permainan

Bola Basket……… i ii iii iv v vi vii viii ix xii xiii xiv xv 1 1 4 5 5 6 6 7 7 7 7 8 9 9

(10)

commit to user

b. Macam-Macam Tembakan (Shooting) dalam Permainan Bola Basket……… 3. Lay Up Shoot Bola Basket………

a. Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket……… b. Prinsip Dasar Lay Up Shoot Bola Basket……….. c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Lay Up Shoot

Bola Basket……… 4. Latihan……….. a. Metode Latihan………. b. Prinsip-Prinsip Latihan………. c. Sistematika Latihan……… d. Komponen Latihan……… 5. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian… a. Metode Bagian……….. b. Pelaksanaan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian……….. c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Lay Up Shoot Bola

Basket dengan Metode Bagian……….. 6. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Keseluruhan………..

a. Metode Keseluruhan………. b. Pelaksanaan Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan

Metode Keseluruhan………. c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Lay Up Shoot Bola

Basket dengan Metode Keseluruhan……….. B. Kerangka Berpikir ...……… C. Hipotesis……….. BAB III METODE PENELITIAN ...………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....……….. ……… B. Rancangan/Desain Penelitian……… 10 12 12 13 15 16 18 19 22 27 30 30 32 33 34 34 35 36 37 40 41 41 41

(11)

commit to user

C. Populasi dan Sampel………. D. Teknik Pengambilan Sampel……… E. Pengumpulan Data……… F. Validitas Instrumen Penelitian………... G. Analisis Data……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….

A. Deskripsi Data ...………. B. Pengujian Persyaratan Analisis………

C. Pengujian Hipotesis……….. D. Hasil Penelitian……… 1. Uji Reliabilitas……… 2. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan……… 3. Uji Perbedaan sesudah Diberi Perlakuan……….. 4. Perbedaan Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up

Bola Basket……… E. Pembahasan Hasil Penelitian………

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...……….………..

A. Simpulan...……… B. Implikasi ...……… C. Saran ...……….. DAFTAR PUSTAKA ...……… LAMPIRAN...……… 42 43 43 43 43 47 47 48 49 51 51 52 53 57 58 61 61 61 62 64 67

(12)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Rincian Jadwal Penelitian………..

4.1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2…………

4.2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……….. 4.3. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data………. 4.4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket………. 4.5. Range Kategori Reliabilitas……… 4.6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 4.7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 1………. 4.8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 2……… 4.9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1

dan Kelompok 2……….. 4.10. Penghitungan Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………

41 47 48 49 52 52 53 54 55 56 57

(13)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Gerakan Lay Up Shoot Diawali dengan Operan………. 2.2. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot dari Dribbling……….. 2.3. Tahap Prestasi Tinggi………. 2.4. Rasio antar Indikator Beban Latihan……….. 2.5. Ilustrasi Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian 2.6. Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Kesleuruhan….. 2.7. Skematis Kerangka Berpikir……….. 4.1. Histogram Rerata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2…………. 4.2. Histogram Rerata Perbedaan Data Tes Awal Kemampuan Lay Up Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….. 4.3. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1……… 4.4. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 2……… 4.5. Histogram Perbedaan Rerata Data Tes Akhir Kemampuan Lay Up Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….. 4.6. Histogram Prosentase Peningkatan Kemampuan Lay Up Bola Basket antara Kelompok 1 dan Kelompok 2……….. 5. Lapangan Tes Lay Up Bola Basket………

14 15 25 26 33 36 37 48 53 54 55 56 57 84

(14)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Data Tes Awal Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket……….

2. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Lay Up Bola Basket….. 3. Pembagian Kelompok Sampel Penelitian secara Ordinal Pairing…… 4. Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket

Kelompok 1……….. 5. Uji Normalitas Data Tes Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 2……….. 6. Uji Homogenitas Data Kelompok 1 dan Kelompok 2………. 7. Data Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket……… 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket……… 9. Rekapitulasi Data Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 10. Uji Perbedaan Data Tes Awal Kelompok 1 dan Kelompok 2……….. 11. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1…………. 12. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2…………. 13. Uji Perbedaan Data Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2 14. Menghitung Peningkatan Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket dalam Persen pada Kelompok 1 dan Kelompok 2……… 15. Petunjuk Tes Lay Up Shoot Bola Basket………. 16. Program Latihan Lay Up Shoot Bola Basket dengan Metode Bagian dan Keseluruhan……… 17. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian……….. 18. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta………. 19. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar…

68 69 71 72 73 74 75 76 78 79 80 81 82 83 84 85 89 92 94

(15)

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Bagian dan Keseluruhan

Terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013

ini dapat diselesaikan dengan tepat pada waktunya

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. H. Mulyono, MM sebagai pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, saran dan masukan, sehingga skripsi ini terselesaikan

5. Slamet Riyadi, S.Pd., M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberi semangat dan dorongan serta pembimbingan skripsi, sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.

6. Bapak dan Ibu Dosen JPOK FKIP UNS Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Kepala sekolah dan guru pembimbing kelas olahraga SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

8. Siswa putra kelas VII, VIII dan IX ektrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

(16)

commit to user

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca, khususnya pada permainan olahraga bola basket..

Surakarta, Januari 2013

Penulis

(17)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bola basket merupakan salah satu olahraga permainan yang berkembang di Indonesia. Dalam perkembangannya, permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar yang diajarkan kepada siswa sekolah melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Selain itu diajarkan melalui pembelajaran pendidikan jasmani, permainan bola basket dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Eriyantoni (2011) 13 Mei 2012 menyatakan, “Salah satu fungsi kegiatan ekstrakurikuler yaitu mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka”.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah pada prinsipnya bertujuan untuk mengembangkan bakat siswa agar mampu berprestasi. Demikian halnya kegiatan ekstrakurikuler bola basket di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII sesuai bakatnya masing-masing, salah satunya ekstrakurikuler bola basket. Upaya mencapai prestasi yang tinggi dalam permainan bola basket, maka aspek-aspek yang mendukung pencapaian prestasi olahraga harus dilatih dan ditingkatkan dalam kegiatan ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. Aspek-aspek yang harus dilatih dan ditingkatkan dalam kegiatan ekstrakulikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar mencakup aspek fisik, teknik, taktik dan mental.

Teknik dasar merupakan salah satu faktor yang mendasari agar siswa memiliki ketrampilan bermain bola basket yang baik dan benar. Macam-macam teknik dasar bola basket yang dilatih dalam kegiatan ekstrakulikuler bola basket di SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar meliputi: melempar dan menangkap (passing dan catching), dribble (menggiring bola), menembak (shooting), (4) pivot atau olah kaki dan, (5) rebound.

(18)

commit to user

Menembak atau shooting merupakan salah satu teknik dasar bola basket yang mempunyai peran penting terhadap kemenangan suatu tim dalam permainan bola basket. Menang atau kalahnya suatu tim dalam pertandingan permainan bola basket ditentukan oleh banyaknya tembakan yang masuk ke dalam ring basket lawan dan dinyatakan sah berdasarkan peraturan yang berlaku. Mengingat pentingnya peranan tembakan atau shooting dalam permainan bola basket, maka para siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar dilatih teknik dasar shooting bola basket.

Tembakan dalam permainan bola basket dapat dilakukan dengan beberapa macam, yaitu tembakan 1 angka (bila memperoleh kesempatan hadiah penalty), tembakan 2 angka atau two point (jump shoot), tembakan 3 angka (three point), tembakan melayang (lay up shoot), serta tembakan slam dunk. Soebagio Hartoko (1993: 23-24) menyatakan, “Ditinjau dari pelaksanaannya, menembak dapat dilakukan dengan berhenti, memutar, melompat, dan berlari”. Lay up merupakan salah satu jenis tembakan yang sangat kompleks pelaksanaannya, dapat dilakukan dengan awalan berlari, melompat dan lain sebagainya tergantung dari situasi dalam permainan. Lay up shoot merupakan salah satu bentuk tembakan bola basket yang menuntut keterampilan yang tinggi. Hal ini karena, lay up shoot merupakan bentuk keterampilan bermain bola basket yang gerakannya terdiri perpaduan dari beberapa teknik dasar bola basket yaitu: diawali dengan dribbling atau menangkap bola, kemudian dilanjutkan melangkah dan meloncat untuk memasukkan bola ke dalam ring lawan.

Untuk meningkatkan kemampuan lay up shoot siswa esktrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar harus dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu dan diterapkan metode latihan yang tepat. Banyaknya metode latihan menuntut seorang guru harus cermat dan tepat dalam memilih dan metode latihan. Sugiyanto (1996: 66) menyatakan, “Metode latihan yang sering digunakan dalam pengajaran gerak di antaranya metode praktik keseluruhan dan metode praktik bagian”.

Metode bagian dan metode keseluruhan, merupakan metode latihan yang sering diterapkan dalam latihan keterampilan olahraga. Dari kedua metode latihan

(19)

commit to user

tersebut dapat diterapkan secara sendiri-sendiri atau mengkombinasikan diantara keduanya. Banyak penelitian yang membandingkan antara metode keseluruhan dan bagian. Dari penerapan metode latihan keseluruhan dan bagian hasilnya belum tentu sama. Hal ini karena, hasil suatu penelitian hanya relevan pada sampel yang digunakan dalam penelitian, sehingga jika diterapkan pada sampel yang berbeda hasilnya belum tentu sama.

Metode bagian dan metode keseluruhan memiliki karakteristik yang berbeda dan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Metode bagian merupakan bentuk latihan keterampilan yang dibagi dalam bentuk yang lebih mudah dan sederhana. Tiap-tiap bagian harus dipelajari dan jika telah dikuasai kemudian digabungkan secara keseluruhan. Sedangkan metode keseluruhan merupakan bentuk latihan keterampilan yang dilakukan secara utuh sesuai dengan keterampilan yang sebenarnya.

Berdasarkan karakteristik metode bagian dan keseluruhan, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan sehingga belum diketahui metode latihan mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lay up

shoot bola basket. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji dan diteliti

secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktik melalui penelitian eksperimen.

Penelitian eksperimen dilakukan pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Sejauh ini latihan

lay up shoot bola basket pada ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten

Karanganyar dilakukan secara langsung atau keseluruhan. Siswa dijelaskan teknik gerakan lay up shoot, diberikan contoh selanjutnya siswa mempraktikkan secara berulang-ulang. Dari latihan lay up shoot bola basket yang dilakukan secara keseluruhan, ternyata siswa peserta ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar seringkali melakukan kesalahan. Kesalahan yang sering dilakukan antara lain: walking, bola tidak masuk, dribbling kurang bagus dan lain sebagainya.Kesalahan lay up shoot bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain: siswa kurang sungguh-sungguh saat

(20)

commit to user

melakukan latihan lay up shoot, siswa jarang masuk, latihan hanya dilakukan satu kali dalam seminggu dan lain sebagainya.

Latihan lay up shoot bola basket pada siswa ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum pernah dilakukan latihan secara bagian dengan memilah-milah gerakan lay up shoot bola basket dalam bentuk yang sederhana dan mudah. Seharusnya jika siswa mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan lay up shoot dilakukan dengan cara memilah-milah ke bagian yang sederhana, selanjutnya digabungkan secara keseluruhan. Untuk melatih gerakan lay up shoot dengan memilah-milah gerakan

lay up shoot, maka dapat dilakukan dengan metode bagian. Disisi lain, melatih

gerakan lay up shoot secara keseluruhan juga perlu agar siswa memiliki konsep gerakan lay up shoot secara utuh yang benar. Untuk mengetahui pengaruh metode bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Bagian dan Keseluruhan terhadap Kemampuan Lay Up Shoot Bola Basket pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 sering melakukan kesalahan saat melakukan lay up

shoot.

2. Latihan lay up shoot bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 yang dilakukan hasilnya kurang maksimal.

3. Metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum diketahui.

(21)

commit to user

4. Kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 belum sepenuhnya lancar.

5. Kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013 dari penerapan metode latihan bagian dan keseluruhan belum diketahui.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi agar tidak menyimpang dari permasalahan. Oleh karena itu dalam penelitian ini hanya membahas tentang :

1. Pengaruh metode latihan bagian terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

2. Pengaruh metode latihan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diungkapkan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket pada siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013?

(22)

commit to user

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

2. Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan bagian dan keseluruhan terhadap kemampuan lay up shoot bola basket siswa putra ekstrakurikuler bola basket SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi peneliti pelatih dan siswa yang dijadikan obyek penelitian antara lain:

1. Dapat meningkatkan kemampuan lay up shoot bola basket bagi siswa yang dijadikan sampel penelitian, sehingga dapat mendukung keterampilan bermain bola basket.

2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjaskes SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar pentingnya penerapan metode latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.

3. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menentukan dan memilih metode latihan yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan kemampuan lay up

shoot bola basket bagi siswanya.

4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

(23)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bola Basket

a. Permainan Bola Basket

Bola basket merupakan cabang olahraga permainan bola besar yang diciptakan oleh Dr. A. James Naismith seorang anggota sekolah pelatihan YMCA (Young Men’s Christian Association) di Springfield Massachusetts) pada bulan Desember tahun 1981.

Permainan bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari 5 orang. Permainan bola basket dimainkan di atas lapangan yang keras baik di lapangan terbuka maupun di ruangan tertutup. Prinsip permainan bola basket yaitu, setiap regu mempunyai kesempatan untuk menyerang dan memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke keranjang lawan dan berusaha mencegah lawan memasukkan bola ke keranjang timnya sendiri. Wissel (2000: 2) menyatakan, “Bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain per tim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan bola ke keranjang dan mencegah tim lain melakukan hal serupa”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, tujuan dari permainan bola basket yaitu memasukkan bola ke ring basket lawan sebanyak-banyaknya dan mencegah lawan untuk berbuat hal yang sama pada timnya. Oleh karena itu, untukmemenangkan pertandingan bola basket harus memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke ring basket lawan. Untuk dapat memasukkan bola ke ring basket lawan sebanyak-banyaknya, maka setiap pemain bola basket harus menguasai teknik dasar permainan bola basket.

(24)

commit to user

b. Teknik Dasar Permainan Bola Basket

Menguasai teknik dasar permainan bola basket merupakan faktor fundamental agar memiliki keterampilan bermain bola basket. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun (1992: 223) menyatakan, “Keterampilan bermain bola basket dapat dicapai sampai tingkat tinggi apabila gerak dasarnya baik. Oleh karena itu gerak (teknik) dasar perlu dilakukan dengan cara yang benar, agar keterampilan dapat ditingkatkan”. Menurut Wissel (2000: 15) bahwa, “Meskipun bola basket adalah permainan tim, namun penguasaan teknik dasar individual sangatlah penting sebelum bermain di dalam tim”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, setiap pemain bola basket harus menguasai teknik dasar permainan bola basket. Seorang pemain bola basket yang menguasai teknik dasar permainan bola basket dengan baik akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun secara tim. Teknik dasar permainan bola basket menurut Soebagio Hartoko (1993: 22-25) yaitu “(1) Operan, (2) menangkap, (3) menembak, (4) menggiring, (5) olah kaki, (6) gerakan berporos, (7) melompat/meloncat, (8) gerak tipu”. Menurut Hal Wissel (2000: 15) bahwa, “Shooting, passing, dribbling, rebounding, defending bergerak dengan bola dan bergerak tanpa bola adalah teknik dasar yang harus dikuasai”. Dalam Republika.co.id/berita/olahraga/basket (2009) Mei 2012 dijelaskan bahwa:

Teknik dasar permainan bola basket yaitu: 1) Passing dan Catching:

a) Chest pass (operan setinggi dada) b) Bounce pass (operan pantul).

c) Overhead pass (operan diatas kepala) d) Baseball pass

e) Behind the back pass 2) Dribbling (menggiring bola):

a) Change of pace dribble b) Low or control dribble c) High or speed dribble d) Crossover dribble e) Behind the back dribble f) Between the legs dribble g) Spin dribble

(25)

commit to user

3) Shooting (menembak bola ke arah keranjang): a) Set shoot

b) Lay-up shoot c) Jump shoot 4) Cara berputar (Pivot):

a) Pivot kemudian dribble (membawa bola) b) Pivot kemudian passing (melempar bola) c) Pivot kemudian shooting (menembakan bola)

5) Rebound

Berdasarkan teknik dasar permainan bola basket yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, teknik dasar permainan bola terdiri dua macam yaitu, teknik dasar tanpa bola dan teknik dasar dengan bola. Teknik dasar tanpa bola meliputi olah kaki, gerakan berporos, melompat/meloncat dan, gerak tipu. Sedangkan teknik dengan bola meliputi operan, menangkap, menembak dan, menggiring. Keterlibatan teknik tanpa bola dan teknik dengan bola didasarkan kebutuhannya atau situasi yang terjadi di dalam permainan. Untuk menguasai teknik dasar permainan bola basket harus latihan secara sistematis dan kontinyu.

2. Teknik Dasar Menembak (Shooting) Bola Basket

a. Pentingnya Menembak (Shooting) dalam Permainan Bola Basket

Menembak (shooting) merupakan usaha untuk memasukkan bola ke dalam keranjang (ring) basket. Wissel (2000: 43) menyatakan, “Shooting (menembak) adalah keahlian yang sangat penting di dalam olahraga bola basket”. Pendapat lain dikemukakan Soebagio Hartoko (1993: 38) bahwa, "Teknik dasar terpenting dalam bola basket adalah kemahiran menembak, karena kemenangan suatu pertandingan ditentukan dengan jumlah tembakan yang dibuat oleh suatu regu".

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menembak merupakan teknik dasar yang paling penting dalam permainan bola basket, bahkan dapat menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Hal ini karena, kemenangan suatu tim ditentukan oleh jumlah tembakan yang masuk pada keranjang lawan. Untuk menciptakan penembak-penembak yang baik, maka

(26)

commit to user

di dalam latihan harus diarahkan dengan baik kapan harus melakukan tembakan dan kapan tidak melakukan tembakan. Hal ini bergantung pada situasi permainan yang sedang dihadapi atau posisi pemain saat akan melakukan tembakan.

Keberhasilan tembakan dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh banyak faktor. Penguasaan teknik yang baik dan rasa percaya diri merupakan faktor yang dapat mendukung keberhasilan tembakan. Seperti dikemukakan Wissel (2000: 44) bahwa, "Hubungan langsung antara percaya diri dalam menembak dan keberhasilan dalam menembak adalah faktor yang paling konsisten yang kita kenal pada penembak-penembak handal, karena memiliki rasa percaya diri dapat mengontrol pikiran, perasaan dan teknik menembaknya". Hal ini artinya, memiliki rasa percaya diri, mampu mengatasi tekanan dari lawan, mampu mengontrol pikiran dan perasaan serta mampu penguasaan teknik yang baik saat melakukan tembakan merupakan faktor-faktor yang harus dimiliki seorang pemain bola basket. Memang tidak mudah untuk memiliki keterampilan menembak yang baik, harus dilakukan latihan yang rutin dan sungguh-sungguh.

b. Macam-Macam Tembakan (Shooting) dalam Permainan Bola Basket

Ditinjau dari pelaksanaan tembakan bola basket dapat dilakukan dengan beberapa macam. Hal ini bergantung pada kebiasaan dari pemain itu sendiri atau situasi yang sedang dihadapi dalam permainan. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun (1992: 230-233) membedakan teknik menembak terdiri atas: “(1) Menembak dengan dua tangan dari dada, (2) Tembakan dua tangan dari atas kepala, (3) Tembakan dengan satu tangan di atas kepala, (4) Tembakan satu tangan dengan meloncat dan, (5) Tembakan

lay up (lay up shoot)”. Menurut Agus Mukholid (2004: 44) bahwa,

“Menembak atau shooting dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: (1) menembak satu tangan di atas kepala, (2) menembak loncat dengan satu tangan dan (3) menembak kaitan”. Hal senada dikemukakan Soebagio Hartoko (1993: 24) bahwa:

(27)

commit to user

Jenis-jenis menembak dalam permainan bola basket sebagai berikut: 1) Menghadap papan dengan sikap berhenti

a) Tembakan dua tangan dari dada (Two handed set shoot). b) Tembakan dua tangan dari atas kepala (Two handed over

head set shoot).

c) Tembakan satu tangan (One handed set shoot).

d) Tembakan satu tangan dari atas kepala (One hand over head

shoot)

2) Menghadap papan dengan sikap melompat

a) Tembakan lompat dengan dua tangan dari atas kepala (Two

handed over head jump shoot).

b) Tembakan lompat dengan satu tangan (One handed jump

shoot).

3) Menghadap papan dengan sikap lari

a) Tembakan lay up dengan tangan kanan atau tangan kiri (Right/lefthand lay-up shoot).

b) Tembakan lay up dengan dua tangan dari bawah (Two hand

under hand lay-up shoot).

c) Tembakan lay up dengan dua tangan dari atas kepala (Two

hand over head lay-up shoot).

d) Tembakan lay up dengan satu tangan dari bawah (One hand

under head lay-up shoot).

e) Tembakan lay up dengan satu tangan running (One hand

shoot).

4) Membelakangkan papan dengan sikap berhenti

a) Tembakan memutar lurus di bawah keranjang (Straight turn

shoot under basket).

b) Tembakan melangkah di bawah keranjang (Stop away shoot

under basket).

c) Tembakan kaitan (The hook shoot).

d) Tembakan setengah gaetan (The half hook shoot).

e) Tembakan ayunan di bawah keranjang dengan dua tangan (Two hand under hand sweep shoot).

f) Tembakan ayunan di bawah keranjang dengan satu tangan (One hand under hand sweep shoot).

5) Membelakangkan papan dengan sikap melompat

a) Tembakan melompat di bawah keranjang (Up an under

shoot).

b) Tembakan melompat memutar dengan satu tangan (One hand

jump twist shoot).

c) Tembakan melompat memutar dengan dua tangan (Two hand

jump twist shoot).

Jenis-jenis tembakan tersebut dapat dilakukan di setiap permainan bola basket. Hal terpenting dan harus diperhatikan adalah situasi dan kondisi

(28)

commit to user

yang menguntung untuk melakukan tembakan. Tembakan yang gagal merupakan kesempatan lawan untuk melakukan serangan. Oleh karena itu setiap pemain bola basket harus mampu melakukan beberapa jenis tembakan, sehingga setiap ada kesempatan melakukan tembakan mampu menembak dengan cermat dan tepat pada keranjang tanpa mendapat rintangan.

3. Lay Up Shoot Bola Basket

a. Pengertian Lay Up Shoot Bola Basket

Lay up shoot merupakan teknik dasar shooting yang pelaksanaannya

dilakukan sedekat mungkin dengan ring basket. Imam Sadikun (1992: 103) menyatakan, “Tembakan lay up adalah jenis tembakan yang efektif, sebab dilakukan pada jarak yang sedekat-dekatnya dengan ring basket”. Wissel (2000: 61) berpendapat, “Tembakan lay up dilakukan dekat dengan ring setelah menangkap bola atau menggiring bola”. Pendapat lain dikemukakan Agus Mukholid (2004: 44) bahwa, “Lay up atau melangkah melayang adalah melangkah yang dilakukan dengan melayang mendekati basket (keranjang), biasanya setelah lay up dilanjutkan dengan tembakan ke arah basket (kerangjang dengan tanaga yang sedikit, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam basket (keranjang)”.

Berdasarkan pengertian lay up yang dikemukakan tiga tiga pendapat tersebut dapat disimpulkan, tembakan lay up merupakan tembakan yang dilakukan dengan gerakan melayang untuk mencapai ring sedekat mungkin agar lebih mudah memasukkan bola ke dalam ring basket. Berdasarkan gerakan lay up, maka lau up shoot sering disebut dengan tembakan melayang. Untuk melakukan tekbakan lay up diawali dengan lari, langkah panjang dan melompat setinggi mungkin agar lebih dekat dengan ring basket. A. Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun (1992: 233) bahwa, “Tembakan lay up gerakannya terdiri dari lari, langkah, lompat dan menembak”.

(29)

commit to user

Ditinjau dari efektifitas hasil tembakan, lay up shoot lebih efektif dibandingkan jenis tembakan bola basket lainnya. Ambler (2005: 36) menyatakan, "Lay up shoot adalah tembakan yang paling aman dan efektif kalau pemain yang memegang bola tidak dibayangi lawan". Sedangkan Oliver (2007: 13) berpendapat:

Meskipun banyak pemain banyak pemain bola basket terus mencoba melakukan tembakan tiga angka, statistik mengungkapkan bahwa para penembak tiga angka terbaik pun hanya 40 hingga 45 persen dari semua usaha lemparan tiga angka mereka. Persentase tembakan tertinggi adalah tembakan dalam, seperti lay up yang dilakukan oleh seorang pemain penyerang yang berada dalam jarak sekitar satu meter dari ring basket. Para pemain bola basket yang melakukan sebagian tembakan mereka dari posisi yang dekat dengan ring basket biasanya memiliki ketepatan tembakan paling tinggi (persentase bola masuk) 55 hingga 60 persen berhasil dari semua usaha tembakan mereka.

Pendapat tersebut menunjukkan, tembakan lay up memiliki peluang yang besar untuk masuk ke dalam ring basket lawan. Karena tembakan lay

up dilakukan sedekat mungkin dengan rung basket. Tembakan yang

dilakukan sedekat mungkin dengan ring basket, maka memiliki peluang yang besar bola dapat masuk ke dalam ring basket dengan baik.

b. Prinsip Dasar Lay Up Shoot Bola Basket

Lay up shoot bola basket merupakan cara melakukan tembakan yang

dilakukan dari perbaduan beberapa teknik dasar permainan bola basket. Biasanya lay up shoot diawali dari dribbling (menggiring bola) atau operan dari teman seregunya. Imam Sadikun (1992: 104) menyatakan, “Teknik tembakan lay up ada dua cara, yaitu (1) melalui operan dan (2) menggiring bola”. Hal senada dikemukakan Sarumpaet, Zulfar Djazet & Imam Sadikun .(1992:234) bahwa,“Tembakan lay up dapat dilakukan berkat kemahirannya dalam menggiring bola, menerobos pertahanan lawan, atau melalui bantuan teman seregunya memberi umpan sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap sambil melayang, diteruskan gerakan lay up shoot”.

(30)

commit to user

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bawa, prinsip dasar tembakan lay up ada dua cara yaitu, melalui operan dan diawali dengan menggiring bola. Tembakan lay up melalui operan yaitu, operan dilakukan oleh teman seregunya secara tepat (bola setinggi dada), pemain berusaha menjemput bola sambil melompat dan pada saat melayang inilah bola ditangkap. Setelah itu menumpu dengan kaki yang lain untuk melompat sambil membawa bola untuk ditembakkan ke dalam ring basket. Berikut ini disajikan ilustrasi gerakan lay up shoot diawali dari operan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Gerakan Lay Up Shoot Diawali dari Operan (Sumber: http://www.glossysports.com/lay-up-shot.html 23 Mei 2012)

Tembakan lay up yang diawali dengan menggiring bola yaitu, pemain menggiring bola sendiri menuju ke ring basket. Setelah dekat dengan basket, kemudian melakukan tembakan lay up tergantung pada perkiraan dan keterampilan masing-masing pemain. Menangkap bola dari menggiring bola tersebut dilakukan dari pantulan bola sambil melayang (melompat), melangkah, melompat untuk menembak seperti pada gerakan

lay up yang dilakukan dengan operan dari teman seregunya. Perbedaannya

hanyalah pada saat menerima bola dari diri sendiri saat menggiring bola. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar rangkaian gerakan lay up shoot diawali dari dribbling sebagai berikut:

(31)

commit to user

Gambar 2.2. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot dari Dribbling (Sumber: http://www.glossysports.com/lay-up-shot.html 23 Mei 2012)

c. Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Lay Up Shoot Bola Basket

Lay up merupakan keterampilan yang sulit dan memiliki unsur

gerakan yang kompleks. Bagi pemain pemula sering melakukan kesalahan saat melakukan lay up shoot bola basket. Wissel (2000: 62-63) menyatakan:

Kesalahan yang sering terjadi dalam lay up shoot yaitu:

1) Pada saat mengambil ancang-ancang menggunakan lompatan jauh (imbang ke depan atau ke samping) ketimbang melompat tinggi.

2) Sebelum melakukan tembakan memutar bola ke arah dalam dan sehingga gampang dihalangi atau dicuri lawan.

3) Kehilangan perlindungan dan kontrol pada bola karena terlalu cepat menarik tangan penyeimbang pada bola.

4) Tembakan berputar dari samping menghasilkan gerakan bola yang memutar menjauhi ring.

5) Bola memantul rendah pada papan dan keluar. Dengan sedikit sentuhan dengan tangan, tembakan jatuh rendah.

6) Setelah melakukan lay up tidak siap merebutnya kembali atau gagal melakukan rebound.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemain pemula saat melakukan lay up shoot bola basket antara lain: melakukan lompatan jauh saat melakukan ancang-ancang, melakukan putaran sebelum melakukan tembakan, kurang dapat melindungi dan mengontrol bola, tembakannya berputar, bola memantul rendah pada papan pantul dan tidak diikuti

rebound. Kesalahan-kesalahan saat melakukan lay up shoot harus dihindari.

(32)

commit to user

menjadi hak lawan. Usaha untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran dalam gerakan lay up shoot Wissel (2000: 63) menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1) Jaga posisi kepala tegak dan fokuskan pada target. Jalan beberapa langkah sebelum memulai (take off) sehingga dapat cepat menekuk lutut take off dan memeperoleh momentum gaya angkat. Sewaktu take off angkat lutut yang satu lagi lurus bersamaan dengan melompat bola ke dalam keranjang. Kombinasi dari mengangkat lutut ke atas dan gerakkan tangan akan mendorong tubuh melompat lebih tinggi.

2) Angkat bola lurus ke atas ketika menembak.

3) Jaga tangan penyeimbang pada bola sampai melepasnya.

4) Tembak dengan tangan yang berada di belakang bola agar diperoleh spin dan selanjutnya masukkan bola ke dalam keranjang.

5) Tembakan bola lebih tinggi dari papan sehingga bola terpantul masuk ke dalam keranjang. Walaupun tidak tepat tetapi ada kemungkinan bola akan masuk

6) Mendarat di tempat yang sama–posisi kaki dengan lutut dibengkokkan dan siap melakukan rebound.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam gerakan lay

up shoot harus segera dibetulkan dan diberi contoh gerakan lay up yang

benar. Kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola gerak yang salah, sehingga kualitas lay up shoot yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan.

4. Latihan

Latihan merupakan faktor penting dalam pelatihan olahraga. Melalui latihan yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu akan mampu mencapai prestasi yang tinggi. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, maka aspek-aspek yang mendukungnya harus dilatih dan ditingkatkan secara maksimal. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 104) menyatakan:

Tujuan dari optimalisasi potensi olahraga adalah untuk meningkatkan kekuatan atau kemampuan dalam olahraga ke arah yang lebih tinggi melalui pembinaan yang intensif antara lain mengenai:

1) Pembinaan Fisik:

a) Spesifik latihan fisik

(33)

commit to user 2) Pembinaan teknik

3) Pembinaan taktik 4) Pembinaan mental 5) Kematangan bertanding

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, aspk-aspek yang harus dilatih dan ditingkatkan untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam pelatihan olahraga meliputi: fisik, teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. Kelima aspek tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, sehingga dalam latihan masing-masing aspek harus ditingkatkan.

Latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal, menurut pola dan sistem tertentu, metodis, yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah. Berkaitan dengan latihan Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996:145) bahwa, “Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Andi Suhendro (2007: 3.6) berpendapat, “Latihan (training) merupakan proses kerja yang sistematis dan dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang makin meningkat”. Menurut Clenaghan & Rotella (1993: 317) bahwa, “Latihan dapat didefinisikan sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan”. Pendapat senada dikemukakan oleh Bompa (1990; 2) bahwa “Latihan … merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”.

Berdasarkan pengertian latihan yang dikemukakan empat ahli tersebut memiliki banyak kesamaan yaitu: latihan merupakan suatu proses, dilakukan secara sistematis, dilakukan secara berulang-ulang, dilaksanakan secara kontinyu dan berkelanjutan, beban latihan ditingkatkan secara bertahap dan dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama atau panjang.

(34)

commit to user

a. Metode Latihan

Metode latihan pada prinsipnya merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini tujuan prestasi yang tinggi dapat dicapai melalui metode latihan yang tepat. Berkaitan dengan metode latihan Berkaitan dengan metode latihan Noseck (1982: 15) menyatakan, “Metode latihan merupakan prosedur dan cara-cara pemilihan jenis-jenis latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan, kompleksitas dan beratnya beban”. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin (1996: 142) berpendapat “Metode mengajar atau melatih adalah suatu cara tertentu, sistem kerja seorang pelatih, atau olahragawan, sehubungan dengan pengetahuan dan kemampuannya yang cukup”. Hal senada dikemukakan Andi Suhendro (2007: 3.53) bahwa, “Metode latihan adalah suatu cara sistematis dan terencana, yang berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan fungsi fisiologis, psikologis dan keterampilan gerak, agar memiliki keterampilan yang lebih baik pada suatu penampilan khusus”.

Berdasarkan pengertian metode latihan yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode latihan merupakan cara yang digunakan seorang pembina atau pelatih yang berfungsi sebagai alat yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan bagi atlet yang dilatih. Untuk itu, seorang pelatih harus menguasai macam-macam metode latihan dan mampu menerapkan metode latihan yang tepat dan efektif agar tujuan latihan dapat tercapai secara maksimal. Sugiyanto (1998: 247) menyatakan, ”Cara-cara atau metode yang sering digunakan dalam pengajaran gerak di antaranya: (1) metode praktek keseluruhan, (2) metode praktek bagian, (3) metode drill, (4) metode pemecahan masalah, (5) metode ketepatan dan (6) metode kecepatan”. Menurut Suharno HP. (1993: 35) bahwa, “Metode-metode melatih teknik olahraga antara lain: metode keseluruhan, metode bagian, metode gabungan yaitu bagian keseluruhan, metode drill, metode pemecahan masalah, metode kecepatan, metode pertandingan, metode interval dan metode ulangan”.

(35)

commit to user

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, metode untuk melatihan teknik suatu cabang olahraga terdiri sepuluh macam. Seorang pelatih harus memahami dan menguasai macam-macam metode latihan teknik, sehingga dapat menerapkan metode latihan yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Seorang pelatih dapat memilih salah satu atau beberapa metode latihan menurut kebutuhan dalam latihan.

b. Prinsip-Prinsip Latihan

Latihan yang baik dan berhasil dilakukan secara teratur, seksama, sistematis, serta berkesinambungan atau kontinyu, dilakukan sepanjang tahun dengan pembebanan latihan (training load) yang selalu meningkat secara bertahap.

Latihan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang sistematis yang harus menganut prinsip-prinisp latihan tertentu, sehingga organisasi dan mekanisme neuro physiologis atlit akan bertambah baik. Nosseck (1982:14) menyatakan, “Prinsip latihan pada dasarnya merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik”. Sedangkan Sudjarwo (1995: 21) menyatakan, “Prinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Berdasarkan dua pendapat mengerai prinsip latihan dapat disimpulkan bahwa, prinsip latihan pada dasarnya merupakan pedoman yang harus dignakan dalam latihan, sehingga dalam memberikan dosis atau beban latihan tepat dan tidak merusak atlet yang dilatih. Sudjarwo (1995: 21-23) menyatakan, “Prinsip-prinsip latihan di antaranya: (1) prinsip individu, (2) prinsip penambahan beban, (3) prinsip interval, (4) prinsip penekanan beban (stress), (5) prinsip makanan baik dan, (6) prinsip latihan sepanjang tahun”. Menurut LANKOR (2007: 46-48) bahwa, “Prinsip latihan yang harus diperhatikan yaitu (1) prinsip pedagogik, (2) prinsip individual, (3) prinsip keterlibatan aktif dan (4) prinsip variasi”.

(36)

commit to user

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, dalam pelatihan olahraga prestasi seorang pelatih berhak untuk menganut prinsip latihan apa pun disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Yang perlu ditekankan dalam penerapan prinsip latihan yaitu, prinsip latihan digunakan sebagai pedoman dalam latihan. Penerapan prinsip latihan yang tepat dalam latihan, maka tujuan latihan dapat dicapai lebih maksimal. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:

1) Prinsip Pedagogik

Latihan pada dasarnya merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk membantu individu dalam meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Prinsip pedagogik mengarahkan latihan untuk mengikuti berbagai kaidah yaitu multilateral, pengembangan, kesehatan, kebermanfaatan, kesadaran, sistematik dan gradual.

Prinsip pedagogik sangat penting untuk menjalankan latihan menuju kepada perkembangan yang lengkap melalui kegiatan multilateral pada umur tertentu, mencapai prestasi tanpa mengorbankan kesehatan fisik maupun psikis atlet, latihan yang bermanfaat tidak hanya mengetahui dan memahami, tetapi atlet perlu untuk mampu bagaminan menerapkan dan hidup bersama dengan orang lain. Dengan prinsip pedagogik ini pelatih dituntut untuk memberikan kesdaran yang penuh akan setiap beban latihan yang diberikan kepada atlet dengan segala manfaat positif maupun dampak negatifnya, sehingga setiap latihan yang diberikan perlu dirancang secara sistematik dan meningkat secara gradual untuk menjamin semua unsur pedagogik dapat dicapai.

2) Prinsip Individual

Setiap atlet merupakan individu yang unik dan tidak ada dua individu yang sama. Hal ini mengandung konsekuensi terhadap bagaimana individu tersebut mereaksi beban latihan. Beban latihan yang

(37)

commit to user

sama tidak akan direaksi dengan sama oleh atlet yang berbeda. Oleh karena itu, pelatih perlu memahami setiap atlet secara individual. Individu ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor keturunan, umur latihan dan umur perkembangan. Prinsip individu juga berkaitan dengan hukum kekhususan yang berimplementasi pada latihan yang khusus bagi setiap atlet. Hukum dan prinsip inilah yang memunculkan adanya beban luar dan beban dalam.

Beban luar adalah beban yang diberikan dari luar atlet. Sedangkan beban dalam adalah beban fisiologis dan psikologis atlet setelah mendapatkan beban luar sebagai reaksi dan adaptasi internalnya seperti, denyut nadi, perubahan warna kulit dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa dua orang yang berbeda diberikan beban luar yang sama akan mereaksi secara berbeda yang ditunjukkan dengan denyut jantungnya, kadar laktat dalam darahnya, sehingga wajar bila atlet yang satu mengalami kelelahan lebih dahulu daripada atlet yang lain. Sebaliknya bila atlet diminta untuk berlari dengan beban dalam yang sama (denyut nadi 160/menit), maka waktu yang dicapai (beban luar) untuk berlari 1200 meter akan berbeda.

3) Prinsip Keterlibatan Aktif

Salah satu tugas pelatih dalam proses latihan dalah memperlakukan atlet dengan kesempatan yang sama. Oleh karena itu,pelatih perlu meraacang maanajemen latihannya agar setiap atlet dapat melaksanakan kegiatannya secara optal. Keterlibatan yang aktif pada setiap atlet akan memperoleh hasil yang optimal. Keterlibatan ini berkaitan dengan hal-hal sebaga berikut:

(a) Kegiatan fisik (motor density) yaitu bagaimana atlet dapat melaksanakan aktifitas fisik dengan kesempatan yang sama pada setiap sesi latihan.

(38)

commit to user

(b) Kegiatan mental dan intelektual, yaitu bagaimana atlet dilibatkan dalam setiap pengamilan keputusan yang berkaitan dengan penyususnan program latihan, pelaksanaan latihan dan kompetisi dan berbagai hal yang berkaitan dengan pengembangan kepribadian dan kedewasaan atlet. (LANKOR, 2007: 48).

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, keterlibatan aktif atlet dalam latihan mencakup aspek fisik, mental dan psikologis. Dengan melibatkan atlet aktif dalam kegiatan altihan, maka akan mendukung pencapaian tujuan lebih optimal, baik secara fisik, kepribadian dan kedewasaan.

4) Prinsip Variasi

Latihan merupakan proses jangka panjang. Oleh karena itu, diperlukan kegembiraan dan kesenangan dalam berlatih agar tidak terjadi kebosanan dan atlet meninggalkan latihan. Pemberian variasi dalam latihan merupakan cara yang baik untuk memberikan kesempatan bagi atlet untuk menikmati latihan dengan rasa senang dan gembira. LANKOR (2007: 48) menyatakan, “Variasi yang dapat diberikan oleh pelatih dalam latihan dapat berupa: (1) tempat latihan yang berganti-ganti, (2) metode latihan yang bervariasi dan (3) suasana latihan”.

c. Sistematika Latihan

Latihan yang baik harus dirancang secara sistematis dengan mengikuti berbagai karakteristik cabang olahraga yang dipelajari, ketersediaan waktu dan atlit yang dilatih atau dibina. LANKOR (2007: 49-52) menyatakan:

Beberapa aspek penting untuk menentukan sistematika latihan sebagai berikut:

1) Tahapan latihan: a) Tahap latihan dasar b) Tahap latihan lanjut c) Tahap prestasi tinggi

(39)

commit to user 2) Pembebanan latihan

a) Unsur-unsur beban b) Indikator beban

Pendapat tersebuit menunjukkan bahwa, sistematika latihan mencakup dua aspek yaitu: tahapan latihan dan pembebanan latihan. Dari kedua sistematika tersebut di dalamnya terdapat beberapa aspek. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan sistematika latihan sebagai berikut:

1) Pentahapan Latihan

Prestasi puncak seorang atlet sering dicapai pada usia di atas 20 tahun dan biasa disebut usia emas (golden age). Bahkan ada beberapa cabang olahraga prestasi puncak dapat bertahap sampai usia mendekati 30 tahun. Dengan demikian latihan merupakan proses yang panjang dan lama, sehingga dilakukan secara sistematik dengan membagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:

a) Tahap Latihan Dasar

Latihan dasar merupakan tahap awal yang harus dilewati oleh atlet muda sebelum masuk dalam spesialisasi pada satu-satunya cabang olahraga yang ditekuni. Harus diakui bahwa pencarian bakat bukanlah hal yang mudah tanpa melalui pelaksanaan aktifitas pada berbagai gerakan motorik ke cabang olahraga maupun kemampuan kondisi fisik yang sesuai. Dengan melakukan berbagai aktifitas dalam latihan dasar yang berprinsip multilateral, maka dimungkinkan atlet muda dapat diidentifikasi bakatnya sejak dini. Selain itu kesempatan jasmani atlet pada tingkat kebugaran yang memadai pada usia muda sangat mendukung proses latihan untuk tahap selanjutnya.

Tujuan pada tahap latihan dasar untuk memberikan landasan yang baik kepada atlet muda berkaitan dengan aspek fisik, mekanik, psikologi dan moral sebagai prekondisi untuk mencapai hasil yang

(40)

commit to user

baik melalui kemampuan pengembangan, keterampilan dan karakter. LANKOR (2007: 49) menyatakan:

Sasaran yang harus dicapai pada tahap latihan dasar sebagai berikut:

(1) Pengembangan pengkondisian dan koordinasi.

(2) Pengembangan pola gerak olahraga yang akan dituju atau ditekuni

(3) Kesiapan berlatih dan pembentukan kepribadian yang baik seperti kesiapan, persahabatan, team spirit, disiplin, kejujuran, solidaritas, kemauan dan bekerja keras untuk berlatih.

(4) Menanamkan pengalaman pada latihan dan kompetisi dengan sikap yang baik.

(5) Menemukan bakat atlet dan mengembangkannya kepad arah yang benar.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam latihan dasar mencakup pengembangan kondisi fisik dan koordinasi, pembentukan kepribadian, menanamkan pengalaman dan menemukan atlet yang berbakat untuk dikembangkan lebih lanjut.

b) Tahap Latihan Lanjutan

Tahap lanjutan merupakan tahap penghubung dari tahap latihan dasar menuju tahap prestasi tinggi. Pada tahan lanjutan bertujuan untuk memperkuat fondasi keterampilan, kualitas dan kemampuan fisik dan melakukan latihan yang lebih khusus (spesialisasi) pada cabang olahraga atau nomor yang ditekuni. Tahap latihan lanjutan dimulai pada sekitar usia 14 tahun pada cabang-cabang olahraga tertentu. LANKOR (2007: 5) menyatakan:

Sasaran pada tahap latihan lanjutan yaitu:

(1) Memperkuat kemampuan (will power) untuk berlatih dan menghadapi berbagai kendala psikologis dan fisik.

(2) Mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dengan koordinasi seperti: kekuatan, daya tahan, kelincahan dan mobilitas untuk menuju spesialisasi cabang olahraga dengan pendasaran fisik yang kuat menuju ke prestasi tinggi di kemudian hari.

(41)

commit to user

(3) Pengembangan latihan teknik dan taktik dengan melakukan

berbagai uji coba atau implementasi latihan dan pertandingan dengan frekuensi yang lebih sering.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sasaran dalam tahap latihan lanjutan yaitu, memperkuat kemauan yang tinggi dalam berlatih maupun kendalam dalam latihan, mengembangkan harmonisasi kondisi fisik dan pengembangan latihan teknik dan taktik serta melakukan pertandingan uji coba yang lebih banyak.

c) Tahap Prestasi Tinggi

Tahap prestasi tinggi merupakan bagian yang terakhir dari seluruh proses latihan. Tujuan pada tahap ini adalah kemampuan atlet untuk mengikuti kejuaran baik Nasional maupun Internasional serta mencatatkan prestasi terbaik. LANKOR (2007: 51) menggambarkan sasaran pada tahap prestasi tinggi sebagai berikut:

Gambar 2.3. Tahap Prestasi Tinggi (Sumber: LANKOR, 2007: 51)

2) Pembebanan Latihan

Beban latihan dapat dilihat dari berbagai perspektif dari sisi beban sebagai kombinasi dari fungsi volume, intensitas, recovery, dapat juga ditinjau dari sisi indikator lainnya. Berkaitan dengan pembebanan latihan LANKOR (2007: 51) menyatakan beban latihan ditinjau dari beberapa perspektif dan bagaimana beban tersebut secara skematis diberikan pendomannya sebagai berikut:

Tahap Prestasi Tinggi Tahap Lanjutan Tahap Dasar HP Spesialisasi Pembinaan Multirateral

(42)

commit to user (a) Unsur-unsur beban

Setiap latihan memiliki indikator latihan yaitu, fisik, teknik, taktik dan mental. Keempat unsur latihan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Harmonisasi dari kemampuan keempat indikator tersebut akan memberikan kontribusi yang besar terhadap prestasi. Keempat indikator ini dapat diimplementasikan pada beban latihan dengan indikator dan karakteristik yang berbeda sesuai dengan cabang olahraga dan nomor-nomornya.

(b) Indikator beban

Untuk menentukan beban latihan tepat atau tidak berat atau ringan, dapat dilihat dari tiga indikator yaitu:

(1) Volume: volume menunjukkan jumlah pembebanan dengan satuan kilo meter, meter, kilo gram dan waktu dalam menit atau detik.

(2) Intensitas: intensitas latihan menunjuk pada persentase beban dari kemampuan maksimalnya.

(3) Pemulihan (recovery): waktu dan bentuk kegiatan yang diperlukan untuk melakukan pulih asal setelah melakukan pembebanan, baik dalam seri, set maupun antar sesi.

Penempatan rasio antar indikator beban latihan sangat menentukan keberhasilan proses latihan dan hasil peningkatan kinerja atlet. LANKOR (2007: 52) menggambarkan rasio beban latihan secara umum sebagai berikut:

Gambar 2.4. Rasio antar Indikator Beban Latihan (Sumber: LANKOR, 2007: 52)

Rasio pembebanan ini disusun sesuai dengan periode dan fase latihannya, tujuan latihan yang akan dicapai dan berat ringannya latihan.

Intensitas

Volume

(43)

commit to user

Misalnya, pada persiapan umum biasanya latihan memiliki ciri volume yang meningkat tetapi intensitasnya masih rendah. Sedangkan pada periode kompetisi intensitas yang tinggi, volume sudah menurun rendah.

d. Komponen Latihan

Komponen latihan merupakan bagian penting dalam latihan olahraga prestasi. Komponen latihan memiliki fungsi untuk memberikan dosis latihan yang tepat agar terjadi peningkatan yang lebih baik. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi penekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Suhendro (2007: 3.22) menyatakan, “Komponen penting yang harus ada dalam suatu latihan meliputi: (1) volume latihan (2) intensitas latihan (3) density latihan dan (4) kompleksitas latihan”.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, komponen dalam latihan meliputi: volume latihan, intensitas latihan, density latihan dan kompleksitas latihan. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut:

1) Volume Latihan

Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting untuk mendapatkan teknik yang tinggi dan pencapaian fisik yang lebih baik. Menurut Bompa (1986: 2) volume diartikan “Sebagai jumlah kerja yang dilakukan selama satu kali latihan atau selama fase latihan”. Hal senada dikemukakan Andi Suhendro (2007: 3.17) bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP. (1993: 32) adalah “Ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran".

Gambar

Gambar 2.1. Gerakan Lay Up Shoot Diawali dari Operan              (Sumber: http://www.glossysports.com/lay-up-shot.html 23 Mei 2012)
Gambar 2.2. Rangkaian Gerakan Lay Up Shoot dari Dribbling  (Sumber: http://www.glossysports.com/lay-up-shot.html 23 Mei 2012)
Gambar 2.3. Tahap Prestasi Tinggi                                           (Sumber: LANKOR, 2007: 51)
Gambar 2.4. Rasio antar Indikator Beban Latihan                                                (Sumber: LANKOR, 2007: 52)
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH GAWANG MINI TERHADAP HASIL KETERAMPILAN LAY UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Agus Gustiawan

Pada umumnya latihan smash dilakukan dengan langsung menggunakan bola bergerak (bola diumpankan) seperti teknik gerakan smash yang sebenarnya. Kedua bentuk latihan

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat keefektifan antara lay up shoot melalui pantul papan dan lay up shoot langsung ke ring basket dalam permainan

”Pengaru h Latihan Chair Shoot dan One Hand Shoot Terhadap Hasil Shooting Free Throw ( Eksperimen Pada Peserta Ekstrakurikuler Bola Basket Putri SMP Negeri 3 Batang

Keterampilan lay up shoot merupakan cara mencetak angka yang efektif dan tidak terlalu sukar untuk dilakukan, akan tetapi banyak pemain bola basket yang

metode latihan practice speed memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil under ring shoot bola basket siswa ektrakulikuler SMP Negeri 3 Kendal. Berdasarkan

Kekhususan tersebut yaitu menyangkut sistem energi serta pola gerakan (keterampilan) yang sesuai dengan nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk latihan-latihan yang

Pengaruh Penggunaan Media Latihan Alas Terhadap Peningkatan Keterampilan Dasar Lay Up Shoot Pada Ekstrakurikuler Bola Basket di SMA Negeri 1 Sukatani.. Persepsi Siswi Terhadap