• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG KABUPATEN BREBES SKRIPSI"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG

KABUPATEN BREBES

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Program Studi Agribisnis

Oleh : HERI PUJIANTO

H 0808059

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

ii

ANALISIS USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM (Patchouli Oil) CV. NILAM KENCANA JAYA DI KECAMATAN BANTARKAWUNG

KABUPATEN BREBES

Yang dipersiapkan dan disusun oleh: Heri Pujianto

H0808059

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal: 21 September 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Dr. Ir. Minar Ferichani, MP Umi Barokah, SP, MP Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP NIP. 196703311993032001 NIP. 197301292006042001 NIP. 19780715 200112 2 001

Surakarta, September 2012 Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 001

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes”, sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si, selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Nuning Setyowati, SP, M.Sc, selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Ir. Priya Prasetya, MS selaku Pembimbing Akademik atas bimbingan, dukungan, semangat, kritik, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 5. Ibu Dr. Ir. Minar Ferichani, MP, selaku Pembimbing Utama skripsi yang telah

memberi bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Umi Barokah, SP, MP, selaku Pembimbing Pendamping dalam skripsi ini,

terimaksih atas diskusi, bimbingan serta arahan kepada penulis.

7. Ibu Prof. Dr. Ir. Suprapti Supardi, MP selaku Dosen Penguji yang memberikan masukan/saran yang sangat membangun dalam penyusunan skripsi ini.

8. Ibu Ir. Sri Marwanti, MS selaku pengganti Pembimbing Akademik atas bimbingannya yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama kegiatan studi di Fakultas Pertanian Universitas Surakarta.

(4)

commit to user

iv

10. BPS Kabupaten Brebes dan Dinas Pertanian Kecamatan Bantarkawung, atas bantuan kepada penulis selama penelitian.

11. Keluarga pemilik (Ua Nurdin, Ua Martini, Kang Edi, Kang Epung dan Farida) serta seluruh karyawan CV. Nilam Kencana Jaya yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.

12. Bapak Trimo yang telah mempersiapkan nafkah bagi keluarga, pengorbanan, dukungan, amanat-amanat, serta menjadi motivator bagi penulis. Mohon maaf apabila penulis belum bisa menjadi anak yang seperti Bapak inginkan.

13. Ibu Oom Komariah yang telah memberikan kasih sayang, bimbingan, do’a yang luar biasa, pengorbanan, serta dukungan dan semangat bagi penulis. Mohon maaf apabila penulis belum bisa membalas dan membahagiakan Ibu.

14. Adeku tercinta Lugas yang selalu menjadi motivator penulis, semoga kau mempunyai masa depan yang lebih baik dari penulis. Mba Ika, Mba Dwi terimakasih atas dukungannya.

15. Keluarga besarku Bani Maksudin dan Bani Djoyodikromo terimakasih atas dukungan dan petuah-petuah yang telah diberikan kepada penulis. Ua Ipin dan Kang Dodi terimakasih atas dukungannya.

16. Sahabat kos Pondok “Ragil” dan tim Futsal “FUSABI’08” (Hendro, Dika, Udin, Bayu, Agung, Arya, Heru, Lilik, Nova, Rendi, Nanda, Kiki, Budi, Ari dan Adnan) atas kesediaan tempat dan kebersamaan kalian selama ini.

17. Seluruh teman-teman Agribisnis 2008, 2009, 2010 dan 2011 yang telah bersama-sama berjuang dalam kegiatan studi di Fakultas Pertanian UNS Surakarta.

18. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Namun penulis berharap semoga sumbangan pemikiran ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amiin.

Surakarta, September 2012

(5)

commit to user v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ix RINGKASAN... x SUMMARY... xi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Kegunaan Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 7

B. Landasan Teori ... 10

1. Budidaya Tanaman Nilam ... 10

2. Penyulingan Minyak Nilam ... 13

3. Analisis Usaha ... 16 a. Biaya ... 17 b. Penerimaan ... 17 c. Keuntungan ... 17 d. Profitabilitas ... 18 e. Efisiensi Usaha ... 18 f. Resiko Usaha ... 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 19

D. Hipotesis... 22

E. Asumsi-Asumsi ... 23

F. Pembatasan Masalah ... 23

G. Definisi Operasional Dan Konsep Pengukuran Variabel ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 26

B. Metode Penentuan Responden ... 26

(6)

commit to user

vi

D. Teknik Pengumpulan Data ... 27

E. Metode Analisis Data ... 27

1. Biaya ... 27 2. Penerimaan ... 28 3. Keuntungan ... 28 4. Profitabilitas ... 28 5. Efisiensi Usaha ... 29 6. Resiko Usaha ... 29

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis ... 32

B. Keadaan Penduduk ... 33

1. Komposisis Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 33

2. Komposisis Penduduk Menurut Umur ... 34

3. Komposisis Penduduk Berdasar Mata Pencaharian ... 34

C. Keadaan Sumber Daya Ekonomi ... 36

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Identitas Pemilik Usaha ... 37

2. Sejarah Usaha CV. Nilam Kencana Jaya ... 37

3. Bahan Baku ... 39

4. Tenaga Kerja ... 40

5. Peralatan ... 40

6. Proses Penyulingan Minyak Nilam ... 42

7. Pemasaran ... 43 8. Analisis Usaha ... 44 a. Biaya ... 45 b. Penerimaan ... 46 c. Keuntungan ... 48 d. Profitabilitas ... 48 e. Efisiensi Usaha ... 49 f. Resiko Usaha ... 50 B. Permbahasan 1.Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya .. 51

2.Permasalahan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana Jaya ... 56

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Data Luas dan Produksi Nilam di Kabupaten Brebes Tahun

2010... 3 2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan yang Diadakan... 9

3. Komposisi Penduduk Kecamatan Bantarkawung Menurut

Jenis Kelamin Tahun 2011... 33

4. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Usia Kecamatan

Bantarkawung Tahun 2011... 34

5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kecamatan

Bantarkawung Tahun 2011... 35

6. Jumlah Usaha Menurut Jenis Usaha di Kecamatan

Bantarkawung Tahun 2011... 36 7. Identitas Pemilik Usaha CV. Nilam Kencana Jaya... 37

8. Biaya Tetap Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011... 44

9. Biaya Variabel Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011... 45

10. Biaya Total Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011... 46

11. Penerimaan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam

Kencana Jaya Per Bulan di Kabupaten Brebes Tahun 2011... 47

12. Keuntungan Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011... 48 13. Profitabilitas Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011... 49

14. Efisiensi Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam

Kencana Jaya di Kabupaten Brebes Tahun 2011... 49

15. Risiko Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Nilam Kencana

(8)

commit to user

viii

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

1. Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam... 14

2. Kerangka berfikir pendekatan masalah Analisis Risiko

Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung

Kabupaten Brebes... 22 3. Skema Penyulingan Minyak Nilam... 43

(9)

commit to user

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1 Penyusutan dan Biaya Bunga Modal Sendiri Usaha

Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 61

Lampiran 2 Produktivitas dan Rendemen Hasil Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 62

Lampiran 3 Biaya Bahan Baku Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 63

Lampiran 4 Biaya Bahan Bakar Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 64

Lampiran 5 Biaya Listrik, Transportasi dan Lain-lain Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 65

Lampiran 6 Biaya Tenaga Kerja Keluarga Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011……... 66

Lampiran 7 Biaya Tenaga Kerja Luar Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011……... 67

Lampiran 8 Total Biaya Tenaga Kerja Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 68

Lampiran 9 Penerimaan Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 69

Lampiran 10 Profitabilitas Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 69

Lampiran 11 Efisiensi Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 70

Lampiran 12 Risiko Usaha Penyulingan Minyak Nilam Tahun 2011... 70

Lampiran 13 Daftar Pertanyaan Penelitian... 73

Lampiran 14 Dokumentasi Penelitian... 79

Lampiran 15 Peta Kabupaten Brebes... 81

(10)

commit to user

x

RINGKASAN

Heri Pujianto. H0808059. 2012. “Analisis Usaha Penyulingan Minyak

Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes”. Skripsi dengan pembimbing Dr. Ir. Minar Ferichani, MP dan

Umi Barokah, SP, MP. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, tingkat efisiensi dan tingkat risiko usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.

Metode penelitian yang digunakan adalah analytical descriptive. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kasus. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di CV. Nilam Kencana Jaya Kecamatan Bantakawung, Kabupaten Brebes dengan pertimbangan yaitu lokasi tersebut telah mulai mengusahakan usaha penyulingan minyak nilam sejak tahun 1989. Selain itu lokasi tersebut mampu bertahan hingga sekarang dan satu-satunya usaha penyulingan minyak nilam yang mampu berkembang hingga menjadi sebuah Commanditaire Vennootschop (CV) di Kecamatan Bantarkawung. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder.

Hasil penelitian menunjukan bahwa biaya total yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya untuk satu tahun yaitu tahun 2011 proses penyulingan sebesar Rp 2.359.672.735,5 yang terbagi menjadi biaya tetap sebesar Rp 59.620.735,5 dan biaya variabel sebesar Rp 2.300.052.000,-. Sedangkan penerimaan sebesar Rp 3.159.822.000,-. Sehingga diperoleh keuntungan sebesar Rp 800.149.264,5 dan profitabilitas dari usaha ini sebesar 33,90 % selama satu tahun yaitu tahun 2011.

Usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya. yang dijalankan selama ini nilai efisiensi sebesar 1,34 berarti setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan oleh pengusaha akan didapatkan penerimaan 1,34 kali dari biaya yang dikeluarkan.

Besarnya nilai koefisien variasi 1,03651 dan batas bawah keuntungan Rp -71.548.098,89. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat peluang kerugian yang

harus ditanggung oleh pemilik usaha penyulingan CV. Nilam Kencana Jaya yakni sebesar Rp 71.548.098,89 selama tahun 2011. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan agar CV. Nilam Kencana Jaya mulai menerapkan teknologi yang lebih modern dalam proses produksi agar diperoleh rendemen minyak yang lebih tinggi. Selain itu juga lebih meningkatkan penerimaan dengan cara memanfaatkan limbah dari

nilam bekas penyulinganuntuk dibuat menjadi pupuk dan memanfaatkan pasar ekspor

(11)

commit to user

xi

SUMMARY

Heri Pujianto. H0808059. 2012. “Business Analysis of Patchouli Oil

Refining (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya In Bantakawung District Brebes Regency”. Thesis with supervisor Dr. Ir. Ir. Minar Ferichani, MP dan Umi

Barokah, SP, MP. Ferichani Minar, MP and Umi Barokah, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University Surakarta.

The purpose of this study was to determine the cost, revenue, profit, profitability, efficiency and level of business risk patchouli oil refining CV. Nilam Kencana Jaya in Bantakawung District Brebes Regency.

The research method used was analytical descriptive. While the techniques used in this research is a case study technique. Determining the location of a deliberate (purposive) that CV. Nilam Kencana Jaya Bantakawung district, Brebes considering the site has started to commercialize patchouli oil refining business since 1989. Furthermore the site can survive up to now and the only one capable of patchouli oil refining business grew to become a Commanditaire Vennootschop (CV) in Bantarkawung District. The data used are primary and secondary data.

The results showed that the total cost incurred in patchouli oil refining business CV. Nilam Kencana Jaya patchouli for a year ie in 2011 the refining process of Rp 23.596.727.355 which is divided into a fixed fee of Rp 59.620.735,5 and the variable cost of Rp 2.300.052.000,-. While revenue of Rp 3.159.822.000,-. So obtain a profit of Rp 800.149.264,5 and the profitability of the business by 33,90% during the year, namely the year 2011.

Patchouli oil refining businesses CV. Nilam Kencana Jaya this long-run efficiency value of 1,34 means that each Rp 1,00 issued by produsen know will get 1,34 times the revenue of the costs incurred. The value of the coefficient of variation of 1,03651 and the lower profit of Rp -71.548.098,89. This may imply that there is a chance that the loss should be borne by the business owner refining CV. Nilam Kencana Jaya which amounted to Rp 71.548.098,89 during the year 2011. Based on the results of this study suggested that the CV. Nilam Kencana Jaya began to apply more modern technology in the production process in order to obtain a higher yield of oil. It also further enhances revenue by utilizing the waste from the former refinery patchouli to be made into fertilizer and take advantage of export markets to sell oil patchouli oil directly patchouli abroad.

(12)

commit to user I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilam yang sering juga disebut Pogostemon cablin Benth merupakan tanaman yang belum begitu dikenal secara meluas oleh masyarakat. Tanaman nilam sendiri merupakan tanaman yang berbentuk perdu, tak begitu tinggi, paling tinggi 120 cm, tumbuh berumpun dan warna daunnya hijau kemerahan (Daud, 1991). Hasil yang diperoleh dari tanaman nilam adalah berupa minyak, yaitu minyak nilam. Minyak nilam diperoleh dengan proses penyulingan daun, batang atau cabang tanaman nilam (Anonim, 2009).

Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki prospek ekonomi yang cerah dalam merebut pasar lokal maupun global. Minyak nilam digunakan sebagai bahan baku, bahan pencampur dan fiksatif (pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, farmasi dan kosmetik (Mustika dan Nuryani, 2006). Minyak nilam merupakan bahan baku utama yang fungsinya tidak dapat digantikan oleh minyak yang lain dalam industri parfum.

Komoditi minyak nilam dalam istilah perdagangan internasional dikenal dengan nama Patchouli Oil (Essential Oil Of Patchouli). Bahkan negara Indonesia telah mendapat sebutan produsen Patchouli Sumatra, karena dahulu sebagian besar tanaman nilam diusahakan oleh petani di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sejak sebelum Perang Dunia II, walaupun daunnya saat itu belum dapat diolah sendiri tapi tanaman ini telah menjadi barang dagangan yang menarik. Barulah pada awal tahun 1920 penyulingan minyak nilam dapat dilakukan sendiri (Santoso, 1990).

Penyulingan minyak nilam merupakan salah satu usaha potensial untuk dikembangkan sebab Indonesia memiliki iklim tropis yang cocok untuk ditanami tanaman nilam. Penyulingan minyak nilam merupakan usaha yang mampu memanfaatkan sumber daya lokal dan berorientasi pada pasar ekspor. Penyulingan minyak nilam juga tidak hanya menguntungkan secara

(13)

commit to user

ekonomis, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus menunjang produktivitas sektor perkebunan. Meskipun demikian belum banyak ditemui pengusaha penyulingan minyak nilam di Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu produsen minyak nilam terbesar di dunia dengan kontribusinya sekitar 90 %. Negara tujuan ekspor minyak nilam adalah Jepang, Singapura, Ameraika dan Perancis (Manurung, 2010). Sebagai komoditas ekspor, harga nilam di dalam negeri tergantung dari harga internasional. Perkembangan pasar internasional pada hakekatnya menurut Budiarto dan Widodo (2005) merupakan interaksi antara penawaran berlebih (excces supply) dan permintaan berlebih (excces demand). Apabila penawaran berlebih dan permintaan tetap, maka akan terjadi penurunan harga (Kindleberger dan Lindert, 1991). Begitu sebaliknya apabila penawaran tetap dan permintaan bertambah, maka harga akan meningkat kembali. Hukum tersebut berlaku pula pada komoditas nilam.

Walaupun demikian keberadaan nilam di Indonesia mengalami banyak kendala. Beberapa kendala umum yang ditemui adalah a) rendahnya rendemen minyak nilam yang diperoleh, b) mutu minyak rendah dan beragam, c) penyediaan produk tidak kontinyu dan d) harga yang terjadi berfluktuasi (Yuhono dan Suhirman, 2006). Permasalahan-permasalahan di atas erat kaitannya satu dengan yang lainnya sehingga diperlukan inovasi baru yang saling dapat menghilangkan permasalahan tersebut. Inovasi seperti perbaikan dalam teknologi budidaya, penanganan pasca panen yang lebih baik, penggunaan alat dan metode penyulingan yang lebih modern serta kebijakan pemerintah di bidang sosial ekonomi.

Akan tetapi, mengusahakan nilam juga mampu memberikan keuntungan. Menurut Santoso (1991), dua keuntungan yang dapat dipetik dari mengusahakan nilam, yaitu: a) bagi pemerintah, mampu menunjang program peningkatan ekspor non migas, sehingga menambah devisa negara, dan b) bagi petani nilam maupun pengusaha penyulingan minyak nilam, mampu meningkatkan pendapatannya, karena harga minyak nilam yang relative lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya.

(14)

commit to user

Kabupaten Brebes merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai potensi besar untuk usaha nilam karena keadaan alamnya sangat mendukung terhadap keberhasilan budidaya tanaman nilam. Berikut ini data luas dan produksi nilam di Kabupaten Brebes tahun 2010 :

Tabel 1. Data Luas dan Produksi Nilam di Kabupaten Brebes Tahun 2010

Kecamatan

Luas Areal (Ha) Produksi

TBM TM T/R Jumlah Produksi (kg) Rata-rata (kg/Ha) 01. Salem 02. Bantarkawung 03. Bumiayu 04. Paguyangan 05. Sirampog 06. Tonjong 07. Larangan 08. Ketanggungan 09. Banjarharjo 10. Losari 11. Tanjung 12. Kersana 13. Bulakamba 14. Wanasari 15. Songgom 16. Jatibarang 17. Brebes 121 76 13 15 - - - - - - - - - - - - - 45 33 9 5 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - 157 109 22 20 - - - - - - - - - - - - - 156.960 79.380 18.910 9.040 - - - - - - - - - - - - - 3.488 2.405 2.101 1.808 - - - - - - - - - - - - - Jumlah 216 92 - 308 264.290 9.802 2009 2008 7 5,2 146,5 76,65 - - 153,5 81,85 208,5 316.790 1.434 4.132,94

Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Brebes

Berdasarkan data Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Brebes tahun 2010, rata-rata produksi nilam sempat mengalami penurunan dari tahun 2008 hingga tahun 2009. Akan tetapi, mengalami peningkatan kembali dari 1.434 kg/Ha pada tahun 2009 menjadi 9.802 kg/ha pada tahun 2010. Peningkatan rata-rata produksi nilam dapat disebabkan karena adanya peningkatan permintaan minyak nilam oleh industri-industri parfum, kosmetika, dan farmasi, peningkatan tren mode, serta belum berkembangnya materi subsitusi minyak nilam di dalam industri parfum maupun kosmetik. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka prospek agribisnis dan agroindustri nilam di Indonesia sangat terbuka lebar.

(15)

commit to user

Selama ini pengusahaan nilam di Kabupaten Brebes masih dalam bentuk perkebunan rakyat dengan luas areal tanam yang relatif kecil. Selain itu, penyulingan nilam yang dilakukan juga masih tradisional yaitu dengan menggunakan mesin yang sederhana. Salah satu daerah yang banyak ditanami tanaman nilam dan mengusahakan pengolahan minyak nilam di Kabupaten Brebes adalah Kecamatan Bantarkawung. Meskipun luas areal dan jumlah produksi tanaman nilam Kecamatan Bantarkawung menempati posisi kedua setelah Kecamatan Salem namun di Kecamatan Salem belum terdapat usaha penyulingan minyak nilam.

Melihat prospek minyak nilam yang cerah dan potensi yang ada di Kecamatan Bantarkawung, penyulingan minyak nilam merupakan salah satu usaha yang patut untuk terus dikembangkan. Salah satu usaha yang bergerak dalam pengolahan nilam adalah usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya yang berada di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Kenyataan inilah yang mendorong peneliti mengadakan suatu penelitian mengenai analisis usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.

B. Perumusan Masalah

Setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya tentu saja mempunyai

tujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya dengan jalan

memaksimumkan pendapatan, meminimumkan biaya dan memaksimumkan penjualan (Soeparmoko, 2001). Hal ini berlaku juga untuk CV. Nilam Kencana Jaya. CV. Nilam Kencana Jaya merupakan salah satu usaha penyulingan minyak nilam yang ada di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Usaha penyulingan minyak nilam ini sangat cocok berada di Kecamatan Bantarkawung karena di daerah tersebut banyak terdapat tanaman nilam sehingga bahan baku mudah diperoleh. CV. Nilam Kencana Jaya tergolong usaha yang berskala menengah. Sistem produksi yang dilakukan menggunakan sistem kukus, dengan menggunakan alat

(16)

commit to user

produksi yang sederhana dan dikerjakan oleh tenaga manusia sehingga tenaga kerjanya tidak perlu melalui sekolah-sekolah khusus.

Kegiatan pokok usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya adalah mengolah tanaman nilam menjadi minyak nilam. Minyak nilam yang dihasilkan tersebut masih memerlukan proses yang lebih lanjut sebagai bahan pembuatan parfum, kosmetik, obat-obatan, sabun dan lain-lain. Jadi, usaha minyak nilam ini hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Bahan baku yang digunakan adalah nilam kering, sedangkan bahan bakarnya barupa ban bekas dan kayu bakar.

Saat ini permintaan minyak nilam yang dihasilkan CV. Nilam Kencana Jaya berasal dari Garut dan Purwokerto. Daerah tersebut bersedia menampung semua minyak nilam yang dihasilkan, berapapun jumlahnya, sehingga ada jaminan pemasaran. Berdasarkan hal tersebut di atas maka usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes perlu terus mendapat perhatian untuk dikembangkan.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan sebelum mengembangkan usaha adalah melakukan analisis usaha. Berdasarkan hasil analisis ini akan diketahui kondisi usaha penyulingan minyak nilam yang sebenarnya, apakah menguntungkan. Meskipun usaha tersebut menghasilkan keuntungan akan tetapi usaha tersebut tetap mempunyai kemungkinan adanya kerugian dan juga untuk mengetahui beberapa aspek sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes pada masa selanjutnya.

Berkaitan dengan uraian diatas untuk itu permasalahan yang akan diteliti dalam hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas dan tingkat efisiensi usaha dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes ?

2. Berapa tingkat risiko usaha dari penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes ?

(17)

commit to user C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, dan tingkat efisiensi usaha dari usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes.

2. Mengetahui tingkat risiko usaha dari penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kabupaten Brebes.

D. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah: 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan peneliti terkait

dengan bahan yang dikaji dan merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan pengembangan di bidang usaha penyulingan minyak nilam.

3. Bagi pengusaha penyulingan minyak nilam, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan usaha pengembangan dan peningkatan usaha.

4. Bagipembaca, hasil penelitian ini diharapkan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan.

(18)

commit to user

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Yuhono dan Suhirman (2006) yang berjudul Strategi Peningkatan Rendemen dan Mutu Minyak Nilam dalam Agribisnis Nilam menunjukkan bahwa beberapa upaya untuk meningkatkan rendemen dan mutu minyak nilam telah diperoleh antara lain melalui perbaikan teknologi budidaya, penanganan pasca panen, penggunaan alat dan metode penyulingan serta kebijakan di bidang sosial ekonomi.

Hasil penelitian Haryanto (2008) yang berjudul Peranan Usaha Kecil Penyulingan Minyak Nilam Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Tahun 2008 menunjukkan bahwa usaha kecil penyulingan minyak nilam di Kecamatan Bantarkawung merupakan usaha kecil pedesaan yang masih bersifat tradisional dan mempunyai peluang besar untuk menjadi usaha yang lebih besar. Sistem produksi yang dilakukan yaitu menggunakan sistem kukus, dengan menggunakan alat produksi yang sederhana dan dikerjakan oleh tenaga manusia. Pemasaran hasil produksi dilakukan melalui pedagang perantara/agen. Usaha kecil penyulingan minyak nilam di Kecamatan Bantarkawung memiliki kemampuan untuk menyerap tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang berpendidikan rendah dan memiliki keterampilan terbatas. Hal ini dapat diketahui dari tingkat pendidikan para pekerja yang sebagian besar adalah tamatan sekolah dasar (SD). Dari keseluruhan jumlah tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 500 orang atau sebesar 0,86 % dari seluruh angkatan kerja yang ada di Kecamatan Bantarkawung.

Hasil penelitian Siregar (2009) yang berjudul Analisis Kelayakan Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) PT Perkasa Primatama Mandiri Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara menunjukkan bahwa bedasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan oleh

(19)

commit to user

PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk dijalankan. Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha penyulingan minyak nilam yang dilakukan oleh PT. Perkasa Primatama Mandiri layak untuk dijalankan pada tingkat diskonto 33,3 persen, yang diambil berdasarkan tingkat dividen yang diterima oleh masing-masing investor dari keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hasil NPV sebesar Rp 563.632.417 menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan selama umur proyek adalah sebesar Rp 563.632.417. Net B/C sebesar 2,93 menunjukkan bahwa setiap pengeluaran Rp 1 akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 2,93 dan IRR sebesar 119,64 persen menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan akan bernilai nol pada tingkat suku bunga atau diskonto 119,64 persen. Periode pengembalian investasi akan diperoleh setelah 1 tahun 11 bulan 26 hari. Karena periode pengembalian investasi yang diperoleh kurang dari umur proyek yang ditentukan yaitu 10 tahun, maka investasi pada usaha penyulingan minyak nilam ini layak untuk dijalankan.

(20)

commit to user

Tabel 2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan yang Diadakan

Peneliti Judul Tahun Hasil Akhir

J.T. Yuhono dan Sintha Suhirman

Strategi Peningkatan Rendemen Dan Mutu Minyak Dalam Agribisnis Nilam

2006 Diketahui bahwa beberapa upaya untuk meningkatkan rendemen dan mutu minyak nilam antara lain melalui perbaikan teknologi budidaya, penanganan pasca panen, penggunaan alat dan metode penyulingan serta kebijakan di bidang sosial ekonomi. Dodi

Haryanto

Peranan Usaha Kecil Penyulingan Minyak Nilam Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kecamatan

Bantarkawung Kabupaten Brebes Tahun 2008

2008 Diketahui bahwa usaha kecil penyulingan minyak nilamdi

Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes memiliki kemampuan untuk menyerap tenaga kerja dan memilki peluang besar untuk menjadi usaha yang lebih besar.

Lysti Fatimah Siregar

Analisis Kelayakan Usaha

Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli

Oil) PT Perkasa Primatama Mandiri

Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara

2009 Diketahui bahwa Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) PT Perkasa Primatama Mandiri Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara secara financial maupun non finansial layak untuk dijalankan.

Berdasarkan hasil penelitan tersebut dapat diketahui bahwa penyulingan minyak nilam merupakan usaha yang memiliki potensi yang besar dan layak untuk diusahakan. Disamping itu, usaha penyulingan minyak nilam tersebut menunjukkan pengelolaan usaha yang memilki keuntungan dalam segi finansialnya. Berpedoman dari ketiga hasil penelitian tersebut, peneliti mencoba untuk menerapkan pada usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes, guna menganalisis biaya, penerimaaan, keuntungan, profitabilitas, dan risiko usahanya.

(21)

commit to user B. Landasan Teori

1. Budidaya tanaman Nilam

Tanaman nilam merupakan tumbuhan daerah tropik. Tanaman ini termasuk family Labiatae dan merupakan tumbuhan semak dengan ketinggian sekitar 0,3-1,3 meter. Di alam bebas tumbuhan menggeliat-geliat tidak teratur dan cenderung mengarah ke datangnya sinar matahari, namun di kebun pertanaman nilam tumbuhnya dapat tegak ke atas atau merumpun pendek bila diberi penegak bambu (Santoso, 1990)

Nilam (Pogostemon cablin Benth) adalah suatu semak tropis penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan sama yaitu minyak nilam. Dalam perdagangan internasional, minyak nilam dikenal sebagai minyak patchouli (dari bahasa Tamil patchai (hijau) dan ellai (daun), karena minyaknya disuling dari daun). Aroma minyak nilam dikenal “berat” dan “kuat” dan telah berabad-abad digunakan sebagai wangi-wangian (parfum). Harga jual minyak nilam termasuk yang tertinggi apabila dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya. Klasifikasi ilmiah penghasil sejenis minyak atsiri yang dinamakan tanaman nilam :

Kingdom : Plantae Devision : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Pogostemon

Spesies : Pogostemon cablin

Nama binomial : Pogostemon cablin Benth (Anonima, 2009)

Syarat tumbuh nilam secara agroklimat antara lain yaitu tanaman nilam tumbuh baik di pada daerah dengan ketinggian 100 – 400 m dpl. Menghendaki tanah yang subur, cukup humus, tidak tergenag air, dan pH 6-7, tanah yang mengandung bahan organis memberikan hasil yang paling baik. Memerlukan penyinaran matahari yang cukup dan curah hujan yang

(22)

commit to user

dikehendaki berkisar 2.300 – 3.000 mm/tahun, dengan suhu 18 -27º C (Santoso, 1990).

Cara bercocok tanam tanaman nilam pada umumya dikembangkan secara vegetatif. Tanaman nilam hampir tidak pernah berbunga sehingga kemungkinan perbanyakan secara generatif sangat kecil. Berikut ini adalah teknis budidaya tanaman nilam.

a. Pembibitan

1. Stek cabang, pada stek ini harus ada 3 mata tunas atau 3 helai daun dan stek batang, harus ada 3-5 mata tunas.

2. Bahan stek terpilh terlebih dahulu disemai dalam bedengan dengan jarak 10 X 10 cm atau 5 X 5 cm dan ditanam miring 45º kedalam tanah yang telah disiapkan dengan perbandingan 1 : 2. Setelah 3-4 minggu stek mulai tumbuh, kemudian dipindahkan ke kebun yang telah disiapkan.

3. Bahan stek terpilih dapat juga langsung disemaikan di dalam Polybag yang telah diisi campuran tanah dan pupuk kandang. b. Persiapan lahan

1. Persiapan lahan dilakukan dalam bentuk pengolahan tanah. Tanah harus bersih dari rumput, kemudian dicangkul/ dibajak dan dibuat parit-parit pembuangan dengan lebar 30 – 40 cm dan kedalaman 50 cm.

2. Pada areal dengan kemiringan 20º-30º dilakukan menurut arah melintang lereng (countour), dibuat teras tangga.

3. Pada areal bergelombang dibuat teras berdasarkan lebarnya dan diberi pohon pelindung.

c. Jarak tanam

Menurut Santoso (1993), jarak tanam tanaman nilam bervariasi yaitu jarak tanam antar lubang antara 40 x 40 cm, 40 x 50 cm, 50 x 50 cm.

(23)

commit to user

d. Penanaman

Dilakukan pada awal musim hujan. Sebelum bibit ditanam terlebih dahulu dibuat lubang tanam dengan tugal atau mencangkul lubang dengan kedalaman 10 cm dengan memperhatikan agar bibit berdiri dengan sempurna.

e. Pemeliharaan 1. Penyulaman

Dilakukan pada tanaman yang mati atau tertekan pertumbuhannya. Penyulaman dilakukan satu bulan setelah tanam. 2. Penyiangan

Setelah tanaman berumur 2 bulan, tanaman akan mencapai 20 -30 cm dan telah bercabang. Pada saat ini perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan selanjutnya dilakukan secara periodik yaitu setelah 3 bulan sekali.

3. Pemangkasan

Setelah tanaman berumur 3 bulan, tanaman nilam tumbuh dengan sempurna telah membentuk perdu yang rimbun dan cabang-cabang telah mencapai panjang 30 cm yang menyebabkan setiap cabang saling bertautan dan menutupi. Dalam keadaan demikian dilakukan pemangkasan dan penjarangan. Pemangkasan dilakukan pada cabang dari tingkat 3 keatas.

(Anonimb, 2012)

Pada dasarnya seluruh bagian tanaman nilam seperti akar, batang, tangkai atau cabang maupun daunnya mengandung minyak atsiri, namun kandungan minyak terbesar terdapat pada daun nilam. Oleh karena itu berhasil tidaknya usahatani nilam tergantung dari mutu daunnya. Menurut Santoso (1990), waktu umur dan cara pemanenan daun nilam sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan.

a. Waktu Panen

Umur nilam yang tepat untuk dipanen 6 – 9 bulan setelah tanam. Panen dapat dilakukan berulang-ulang tergantung pada keadaan

(24)

commit to user

tanaman dan kesuburan tanah. Panen selanjutnya dapat dilakukan setelah 3 – 4 bulan setelah panen pertama.

Waktu pemanenan nilam harus dilakukan pagi atau sore hari, sebab pemanenan nilam pada siang hari akan menyebabkan (a) terjadinya proses transpirasi daun yang lebih cepat (b) kondisi daun tidak elastis sehingga midah robek. Kesemuanya itu akan membuat jumlah minyak yang dihasilkan akan berkurang.

b. Cara Panen

Pada panen pertama bagian yang boleh dipangkas adalah cabang-cabang dari tingkat dua keatas, cabang tingkat pertama ditinggalkan. Cabang tingkat pertama (cabang yang dekat dengan tanah) dibumbun/ditimbun dengan tanah pada setiap tunasnya. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak anakan tanaman sehingga membentuk satu rumpun yang padat. Tiga bulan kemudian (umur tanaman sembilan bulan) akan didapat rumpun-rumpun baru dimana pada bekas pangkasan akan tumbuh cabang-cabang baru dan pada setiap pada mata tunas yang dibumbun akan tumbuh anakan. Pada keadaan demikian dapat dilakukan panen kedua dengan memangkas cabang dan ranting dari tngkat kedua keatas. 3 bulan kemudian dapat dilakukan panen selanjutnya.

2. Penyulingan Minyak Nilam

Menurut Manoi (2007), pengolahan minyak nilam dilakukan dengan proses penyulingan. Proses penyulingan adalah suatu proses perubahan minyak yang terikat di dalam perenchym cortex daun, batang dan cabang tanaman nilam menjadi uap kemudian didinginkan sehingga berubah kembali menjadi zat cair yaitu minyak nilam.

(25)

commit to user

Daun + batang + cabang nilam

Tanpa dijemur Dengan dijemur (4 jam)

Pengeringan di dalam ruangan (6 hari)

Penyulingan (8 jam)

Pemisahan minyak

Pengemasan

Minyak nilam siap dipasarkan

Gambar 1. Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam

Menurut Santoso (1990), cara penyulingan terbagi menjadi tiga macam, yakni :

a. Penyulingan Air

Penyulingan dengan air termasuk cara yang paling sederhana dibandingkan dengan cara penyulingan lain. Bahkan, bahan ketel yang digunakan oleh penyuling berasal dari bekas drum aspal atau oli. Pengolahan dilakukan dengan memasak daun kering dalam air hingga mendidih dalam satu tangki atau ketel penyuling. Komposisi air dan daun nilam dibuat hampir berimbang, tergantung kapasitas muat ketel tersebut. Uap perebusan mengalami proses kondensasi hingga menjadi air dan minyak. Air dan minyak kemudian ditampung pada bak pemisah melalui sebuah pipa yang berhubungan dengan tabung pendingin untuk memilah antara minyak dan air. Proses penyulingan dengan cara ini sangat membutuhkan waktu lama karena bahan yang disuling tercampur menjadi satu dengan air sehingga proses pergerakan bahan menjadi uap air juga bergerak lambat. Cara ini kurang disukai karena minyak yang dihasilkan kurang banyak dan mutunya kurang baik.

b. Penyulingan Uap Langsung (Uap dan Air)

Penyulingan dengan uap langsung banyak digunakan oleh para petani penyuling dan tersebar hampir di seluruh wilayah yang memiliki

(26)

commit to user

lahan nilam, baik Sumatera, Jawa, maupun Kalimantan. Proses pengolahan dengan cara ini mudahdan sangat sederhana. Prinsip dasar dari cara penyulingan sistem ini yaitu menggunakan tekanan uap rendah. Adapun mekanisme pengolahannya yaitu bahan yang akan disuling dikukus/disteam dengan tekanan rendah dalam satu ketel atau tabung. Namun penempatan air dan daun yang disuling dilakukan secara terpisah atau tidak berhubungan langsung dengan air. Selanjutnya, kandungan minyak dalam daun akan terbawa bersama uap air melalui pipa dan selanjutnya masuk ke ketel pendingin.

Penggunaan cara penyulingan dengan sistem ini mempunyai kelebihan tersendiri yaitu uap air yang dihasilkan selalu dalam kondisi jernih. Selain itu, suhu yang dihasilkan tidak terlalu panas sehingga tingkat kegosongan minyak lebih terkendali. Tingkat kegosongan rendah karena bahan baku diletakkan di atas saringan, sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih. Namun, dibalik kelebihannya terdapat suatu kelemahan, yaitu tekanan uap yang dihasilkan relatif rendah sehingga belum bisa menghasilkan minyak dengan waktu yang cepat. Untuk menghasilkan rendemen minyak yang banyak serta tingkat persentase patchouli alkohol tinggi diperlukan waktu cukup panjang, yaitu lebih dari 8 jam dalam setiap sekali suling. c. Penyulingan Uap Tidak Langsung

Prinsip dasar sistem penyulingan dengan uap tidak langsung adalah penggunaan uap bertekanan tinggi. Tabung pendidih dipisahkan dari tabung penyulingan. Artinya, tabung air tersendiri dan tabung tempat bahan yang disuling juga tersendiri. Jumlah tabung bahan dapat ditempatkan beberapa buah secara terpisah, sesuai kapasitas dari ketel/tabung air dengan kapasitas ketel tempat bahan atau daun kering. Metode ini menghasilkan minyak berkualitas dengan rendemen tinggi. Selain itu, proses penyulingan berjalan relatif lebih cepat. Untuk menghasilkan jumlah minyak lebih banyak, pembuatan mesin suling

(27)

commit to user

dapat dilakukan dengan melakukan pemisahan beberapa tabung bahan dengan kapasitas yang sesuai dengan kemampuan tabung atau ketel uap. 3. Analisis Usaha

Menurut Hernanto (1993), secara menyeluruh tiga unsur utama yang berkaitan dengan analisis usaha secara keseluruhan merupakan pertelaan keuangan (financial statement) adalah arus biaya dan penerimaan (cash flow), neraca (balance sheet), dan pertelaan pendapatan (income statement).

Menurut Suratiyah (2008), untuk menghitung biaya dan pendapatan dalam usahatani dapat digunakan tiga macam pendekatan yaitu pendekatan nominal (nominal approach), pendekatan nilai yang akan datang (future value approach), dan pendekatan nilai sekarang (present value approach).

a. Biaya

Menurut Gasperz (1999), biaya terbagi menjadi dua macam, yakni: 1) Biaya tetap (fixed cost), merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembayaran input-input tetap (fixed inputs) dalam proses produksi jangka pendek. Perlu dicatat bahwa penggunaan input tetap tidak tergantung pada kuantitas output yang diproduksi. Dalam jangka pendek, yang termasuk dalam biaya tetap adalah : biaya untuk mesin dan peralatan, upah dan gaji tetap untuk karyawan, dan lain-lain. 2) Biaya variabel (variabel cost), merupakan biaya yang dikeluarkan

untuk pembayaran input-input variabel (variabel inputs) dalam proses produksi jangka pendek. Perlu dicatat bahwa penggunaan input variabel tergantung pada kuantitas output yang diproduksi, dimana semakin besar kuantitas output yang diproduksi, pada umumnya semakin besar pula input variabel yang digunakan. Dalam jangka pendek, yang termasuk biaya variabel adalah : biaya atau upah tenaga kerja langsung, biaya material, dan lain-lain.

(28)

commit to user

Biaya total (TC) adalah penjumlahan dari biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : TVC TFC TC= + Keterangan : TC = Total biaya TFC = Total biaya tetap TVC = Total biayavariabel b. Penerimaan

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

TR = PQx Q

Keterangan :

TR = Penarimaan Total (Rupiah)

Q = Kuantitas (Unit)

PQ = Harga (Rupiah)

c. Keuntungan

Lipsey, et. al. (1990) mendefinisikan laba sebagai kelebihan penerimaan (revenue) atas biaya-biaya yang dikeluarkan. Definisi lain masih menurut Lipsey et. al. laba adalah selisih antara pendapatan yang diterima dari penjualan dengan biaya kesempatan dari sumber daya yang digunakan.

Keuntungan atau laba pengusaha adalah penghasilan bersih yang diterima oleh pengusaha, sesudahnya dikurangi dengan biaya-biaya produksi (Tohir, 1983). Menurut Gasperz (1999) keuntungan adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TC

TR

-= p

(29)

commit to user Keterangan :

π

= Keuntungan usaha TR = Total penerimaan TC = Total biaya d. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba/profit. Oleh karena itu istilah rasio profitabilitas merujuk pada beberapa indikator atau rasio yang berbeda yang bisa digunakan untuk menentukan profitabilitas dan prestasi kerja perusahaan (Downey dan Steven, 1992).

Menurut Riyanto (1994), profitabilitas dimaksud untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya kinerja usaha. Dengankata lain, profitabilitas merupakan perbandingan antara keuntungan dari penjualan dengan biaya total yang dinyatakan dengan prosentase. Adapun profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Profitabilitas = 100%

TC´

p

Keterangan:p = Keuntungan usaha

TC = Biaya total

e. Efisiensi Usaha

Efisiensi mempunyai tujuan memperkecil biaya produksi persatuan produk yang bermaksud untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah memperkecil biaya keseluruhan dengan mempertahankan produksi yang telah dicapai atau memperbesar produksi tanpa meningkatkan biaya keseluruhan (Rahardi, 1999).

Efisiensi usaha adalah perbandingan besarnya penerimaan dan biaya yang digunakan dalam berproduksi yaitu dengan menggunakan R/C Rasio. R/C Rasio adalah singkatan Return Cost Ratio atau dikenal

(30)

commit to user

dengan perbandingan antara penerimaan dan biaya. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

R/C ratio =

Biaya Penerimaan

Keterangan :

R = Penerimaan usaha C = Biaya total usaha

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi adalah : R/C ratio < 1 : Usaha yang dijalankan tidak efisien (merugi)

R/C ratio = 1 : Usaha yang dijalankan baru mencapai kondisi impas (belum efisien)

R/C ratio > 1 : Usaha yang dijalankan sudah efisien (Soekartawi, 1995)

f. Risiko Usaha

Setiap proses produksi, produsen harus selalu

mempertimbangkan risiko yang ditanggungnya dibandingkan dengan keuntungan yang akan diperoleh. Salah satu risiko yang sering dihadapi produsen adalah adanya ketidakpastian harga jual, yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar (Hernanto, 1993).

Secara umum, arti risiko dikaitkan dengan kemungkinan (probabilitas) terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan. Bila investor menanamkan modal untuk mendirikan usaha, tujuannya adalah untuk memperoleh keuntungan di masa depan, tetapi pada waktu yang sama juga memahami risiko kurang dari yang diharapkan, makin besar kemungkinan rendahnya keuntungan atau bahkan rugi, dikatakan makin besar risiko usaha tersebut (Soeharto, 1997).

Ukuran dispersi, range atau variance, deviasi standard dan sebagainya, dapat digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya risiko. Semakin tinggi nilai statistik dispersinya, semakin tinggi risiko yang terkandung di dalamnya (Suparmoko, 1992).

(31)

commit to user C. Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

Setiap pengusaha dalam menjalankan usahanya tentu saja mempunyai

tujuan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya dengan jalan

memaksimumkan pendapatan, meminimumkan biaya dan memaksimumkan penjualan (Soeparmoko, 2001). Begitu pula dengan usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya mempunyai tujuan memperoleh kuntungan yang sebesar-besarnya dengan proses produksi yang efisien. Oleh karenanya, analisis biaya sangat penting dilakukan oleh seorang dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan.

Biaya adalah sejumlah nilai uang yang dikeluarkan oleh pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi (Supardi, 2000). Biaya pengeluaran dapat dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan variabel (Sarwono dan Saragih, 2001). Biaya tetap adalah biaya yang secara tetap dibayar atau dikeluarkan oleh produsen atau pengusaha dan besarnya tidak dipengaruhi oleh tingat output (Supardi, 2000). Adapun biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam terdiri dari biaya penyusutan alat, biaya bunga modal investasi. Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh kuantitas produksi, sehingga biaya ini besarnya berubah-ubah dengan berubahnya jumlah barang yang dihasilkan (Gasprz, 1999). Usaha penyulingan minyak nilam yang termasuk dalam biaya variabel yaitu bahan baku, bahan bakar, perawatan, transportasi, tenaga kerja, listrik dan lain-lain. Menurut Gasperz (1999) biaya total merupakan keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan, yaitu penjumlahan dari total biaya tetap dan total biaya variabel.

Proses produksi adalah suatu proses dimana beberapa barang atau jasa yang disebut input diubah menjadi barang lain atau output. Proses produksi yang dimaksud yaitu sebuah proses mengolah nilam kering menjadi minyak nilam. Kegiatan produksi ini akan menghasilkan penerimaan. Menurut Soekartawi (1995) penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual yaitu dengan mengalikan total produksi (Q) dengan harga produk (P).

(32)

commit to user

Menurut Gasperz (1999) keuntungan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya total yang dikeluarkan. Adapun profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan dari penjualan dengan biaya total yang dinyatakan dalam prosentase (Riyanto, 1994). Sedangkan efisiensi usaha adalah perbandingan besarnya penerimaan dan biaya yang digunakan dalam berproduksi. Suatu usaha untuk mencapai keuntungan, pengusaha akan menghadapi risiko atas kegiatan usaha tersebut. Secara statistik risiko dapat dihitung dengan menggunakan ukuran keragaman (variance) atau simpangan baku (standart deviation).

Hubungan antara simpangan baku dengan keuntungan rata-rata diukur dengan koefisien variasi (CV) dan batas bawah keuntungan (L). Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung pengusaha dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh sebagai hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi (CV=V/E). Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa risiko yang harus ditanggung oleh pengusaha semakin besar dibanding dengan keuntungannya. Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai normal yang terendah yang mungkin diterima oleh pengusaha. Apabila nilai (L) ini sama dengan atau lebih dari nol, maka pengusaha tidak akan mengalami kerugian. Sebaliknya jika nilai L kurang dari nol maka dapat disimpulkan bahwa dalam setiap proses produksi ada peluang kerugian yang akan dialami pengusaha. Hubungan antara koefisien variasi (CV) dengan batas bawah keuntungan adalah apabila nilai CV ≤ 0,5 dan nilai L> 0 pengusaha akan selalu untung atau impas. Sebaliknya apabila nilai CV ≥ 0,5 dan nilai L < 0 pengusaha akan mengalami kerugian (Hernanto, 1993).

(33)

commit to user

Kerangka berfikir pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2. Kerangka berfikir pendekatan masalah Analisis Usaha Penyulingan Minyak Nilam (Patchouli Oil) CV. Nilam Kencana Jaya Kabupaten Brebes

D. Hipotesis

1. Diduga usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes menguntungkan, memiliki profitabilitas dan sudah efisien.

Usaha Penyulingan Minyak Nilam CV. Kencana Jaya di Kabupaten Brebes

Masukan (bahan baku)

Proses Produksi Keluaran

(minyak nilam) Biaya tetap : 1. Penyusutan alat 2. Biaya bunga modal investasi Biaya variabel : 1. Bahan baku 2. Bahan bakar 3. Perawatan 4. Transportasi 5. Tenaga kerja 6. Listrik 7. Lain-lain Biaya Total Analisis Usaha : 1. Keuntungan 2. Profitabilitas 3. Efisiensi 4. Risiko Penerimaan

(34)

commit to user

2. Diduga usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya di Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes menanggung risiko usaha.

E. Asumsi

1. Produksi minyak nilam dianggap terjual seluruhnya. 2. Teknologi selama penelitian dianggap tetap.

3. Bahan baku berupa nilam tercukupi dan memilki mutu yang sama.

F. Pembatasan Masalah

1. Analisis usaha yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada biaya, penerimaan, dan keuntungan usaha penyulingan minyak nilam di CV. Nilam Kencana Jaya.

2. Analisis usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya menggunakan data jumlah produksi satu tahun yaitu tahun 2011.

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Minyak nilam adalah minyak yang dihasilkan dari penyulingan nilam kering.

2. Usaha penyulingan minyak nilam adalah kegiatan penyulingan nilam kering sampai menjadi minyak nilam yang siap jual. Satu kali sulingan isinya 400 kg nilam kering diperoleh minyak nilam 6 kg.

3. Responden adalah pemilik usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya.

4. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha penyulingan minyak nilam, baik yang benar-benar dikeluarkan atau tidak yang terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

5. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang besarnya tidak dipengaruhi oleh kuantitas minyak nilam yang dihasilkan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya yang tergolong biaya tetap meliputi :

(35)

commit to user

a. Biaya penyusutan

Menurut Suratiyah (2008) perhitungan besarnya biaya penyusutan peralatan dengan menggunakan metode garis lurus dengan rumus sebagai berikut :

Biaya penyusutan peralatan = Nilai Awal – Nilai Akhir Umur (tahun) b. Biaya bunga modal investasi

Perhitungan biaya bunga modal investasi menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : B = bunga modal

M = nilai investasi awal (Rp) R = nilai investasi akhir (Rp) N = umur ekonomis (tahun)

i = suku bunga rata-rata selama tahun 2011 (6%).

6. Biaya variabel adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang besarnya berubah-ubah secara proporsional terhadap kuantitas minyak nilam yang dihasilkan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya yang tergolong biaya variabel meliputi :

a. Upah tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja dalam usaha penyulingan minyak nilam.

b. Biaya perawatan adalah biaya yang dikeluarkan untuk perawatan alat dan ketel penyulingan minyak nilam.

c. Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku berupa nilam kering dan nilam basah.

d. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk distribusi minyak nilam ke agen penampung minyak nilam.

(36)

commit to user

e. Biaya bahan bakar adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan bakar berupa kayu bakar dan ban bekas yang digunakan untuk proses produksi penyulingan minyak nilam.

f. Biaya listrik adalah biaya ayang dikeluarkan untuk membayar pajak listrik yang digunakan untuk penerangan di pabrik.

g. Biaya lain-lain adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli makan dan minum bagi tenaga kerja.

7. Penerimaan adalah hasil perkalian antara jumlah minyak nilam yang dihasilkan dengan harga minyak nilam per satuan kg, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

8. Keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

9. Profitabilitas adalah perbandingan antara keuntungan yang diperoleh dengan biaya total yang digunakan dalam usaha penyulingan minyak nilam, dinyatakan dalam persen (%).

10. Efisiensi usaha adalah perbandingan antara jumlah total penerimaan penjualan minyak nilam yang diperoleh dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan dalam usaha penyulingan minyak nilam.

11. Risiko usaha adalah fluktuasi keuntungan yang akan diterima oleh pengusaha atau kemungkinan kerugian yang akan diterima oleh pengusaha penyulingan minyak nilam.

(37)

commit to user

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analytical descriptive. Metode deskrptif yakni metode yang memusatkan perhatian pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dan pada masalah-masalah yang aktual. Sedangkan analitik dilakukan dengan cara data-data yang telah terkumpul mula-mula disusun, dianalisis dan kemudian dijelaskan (Surakhmad, 1994). Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi kasus (Singarimbun dan Efendi, 1995).

B. Metode Pengambilan Responden

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara

pengambilan daerah penelitian dengan pertimbangan-pertimbangan

berdasarkan tujuan penelitian (Singarimbun dan Efendi, 1995). Lokasi penelitian yang dipilih adalah CV. Nilam Kencana Jaya Kecamatan Bantakawung Kabupaten Brebes dengan pertimbangan yaitu lokasi tersebut telah mulai mengusahakan usaha penyulingan minyak nilam sejak tahun 1989. Selain itu lokasi tersebut mampu bertahan hingga sekarang dan satu-satunya usaha penyulingan minyak nilam yang mampu berkembang hingga menjadi sebuah Commanditaire Vennootschop (CV) di Kecamatan Bantarkawung.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.

1. Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan dan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dari pemilik usaha penyulingan minyak nilam CV. Nilam Kencana Jaya dan pegawai. Data dalam penelitian ini meliputi jumlah produksi dan biaya produksi selama satu tahun yaitu tahun 2011.

(38)

commit to user

2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mengutip data laporan dan dokumen dari instansi atau lembaga yang berhubungan dengan penelitian ini. Instansi yang berkaitan dalam penelitian ini dan berupa sumber tertulis. Dokumen dalam penelitian ini adalah profil perusahaan, jumlah penduduk menurut mata pencaharian, luas daerah penelitian, luas dan areal tanaman nilam yang diperoleh dari kantor Kecamatan setempat.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada obyek penelitian.

2. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data primer melalui wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan yantelah dipersiapkan terlebih dahulu.

3. Pencatatan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pencatatan darin segala sumber yang berkaitan dengan penelitian.

E. Metode Analisis Data

1. Biaya, penerimaan, keuntungan dan profitabilitas

a. Biaya total (TC) adalah penjumlahan dari biaya tetap total (TFC) dan biaya variabel total (TVC) (Soekartawi, 1995). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TVC TFC

TC = + ………...………..…………(1)

Keterangan :

TC = Total biaya dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) TFC = Total biaya tetap dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) TVC = Total biaya variabel dari usaha penyulingan minyak nilam

(39)

commit to user

b. Total penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual (Soekartawi, 1995). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut : Q P Q TR = ´ ………...….(2) Keterangan :

TR = Total penerimaan dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) Q = Total produk yang terjual dari usaha penyulingan minyak nilam

(Kg)

Q

P = Harga produkdari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

c. Keuntungan usaha adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya(Gasperz, 1999). Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

TC

TR

-=

p ……….(3)

Keterangan :

π

= Keuntungan usaha dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

TR = Total penerimaan dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) TC = Total biaya dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) Q = Total produk yang terjual dari usaha penyulingan minyak nilam

(Kg)

PQ= Harga produk dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

FC = Biaya tetap dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) VC = Biaya variabel dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) d. Nilai profitabilitas usaha merupakan profitabilitas usaha yang

dinyatakan dalam persen (Riyanto, 1994). Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

Profitabilitas = 100%

TC´

p

………...….(4)

Keterangan :

p = Keuntungan usaha dari usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

(40)

commit to user

e. Efisiensi usaha dapat dihitung dengan menggunakan analisis R/C rasio yaitu dengan membandingkan antara besarnya penerimaan total dengan biaya total (Soekartawi, 1995). Secara sistematis dirumuskan sebagai berikut : R/C ratio = Biaya Penerimaan ... (5) Keterangan :

R = Penerimaan usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) C = Biaya total usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Kriteria yang digunakan dalam penilaian efisiensi adalah : R/C ratio < 1 : Usaha penyulingan minyak nilam tidak efisien (merugi) R/C ratio = 1 : Usaha penyulingan minyak nilam break even point atau

baru mencapai kondisi impas (belum efisien)

R/C ratio>1 : Usaha penyulingan minyak nilam efisien

(menguntungkan). 2. Aspek pertimbangan usaha

a. Risiko usaha

Menurt Hernanto (1993) mengukur risiko usaha secara statistik, dipakai ukuran ragam (variance) atau simpangan baku (standard deviation). Rumus ragam adalah :

) 1 n ( ) E E ( V n 1 i 2 i 2 -=

å

= ………...……….(6) Keterangan : 2 V = ragam

n = jumlah periode pengamatan

E = keuntungan rata-rata usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah) Ei = keuntungan usaha penyulinganminyak nilam pada periode i

Setelah mengetahui keuntungan rata-rata usaha penyulingan minyak nilam selanjutnya mencari simpangan baku dengan

(41)

commit to user

menggunakan metode analisis ragam, karena simpangan baku merupakan akar dari ragam, yaitu :

2

V

V = ………….………...….(7)

Koefisien variasi merupakan perbandingan antara risiko yang harus ditanggung pengusaha dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh, dirumuskan sebagai berikut :

E V

CV= ………...…….…..….(8)

Keterangan :

CV = koefisien variasi usaha penyulingan minyak nilam

V = simpangan baku keuntungan usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

E = keuntungan rata-rata usaha penyulingan minyak nilam (Rupiah)

Sebelum mengukur koefisien variasi, harus mencari

keuntungan rata-rata dan simpangan baku, dimana dirumuskan sebagai berikut : n E E n 1 i i

å

= = ………...……(9) Keterangan :

E = keuntungan rata-rata usaha penyulinganminyak nilam (Rupiah) Ei = keuntungan usaha penyulinganminyak nilam pada periode i n = jumlah periode pengamatan

Setelah itu untuk mengetahui batas bawah keuntungan digunakan rumus :

V 2 E

L = - ………...(10)

Keterangan : L = Batas bawah keuntungan

E = Keuntungan rata-rata

V = simpangan baku

Berdasarkan persamaan 8 dan persamaan 10 di atas, dapat diperoleh suatu hubungan antara nilai batas bawah keuntungan dengan

(42)

commit to user

nilai koefisien variasi. Apabila nilaiCV£0,5 atau L³0, menyatakan bahwa pengusaha akan selalu terhindar dari kerugian dan nilai CV > 0,5 atau L < 0 berarti ada peluang kerugian yang akan diderita oleh pengusaha.

(43)

commit to user

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Kecamatan Bantarkawung adalah salah satu Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Terlatak kurang lebih 75 km di sebelah selatan ibu kota Kabupaten Brebes dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Larangan dan Ketanggungan

Sebelah Selatan : Kabupaten Cilacap

Sebelah Barat : Kecamatan Salem dan Kabupaten Cilacap

Sebelah Timur : Kecamatan Bumiayau dan Tonjong

Banyaknya desa/kelurahan di Kecamatan Bantarkawung yang secara administratif terbagi dalam 18 desa/kelurahan yaitu: Desa Cinanas, Desa Banjarsari, Desa Cibentang, Desa Telaga, Desa Karangpari, Desa Waru, Desa Pangebatan, Desa Ciomas, Desa Tambakserang, Desa Legok, Desa Terlaya, Desa Jipang, Desa Bantarkawung, Desa Bangbayang, Desa Bantarwaru, Desa Sindangwangi, Desa Pangerasan, Desa Kebandungan. Dari delapan belas Kecamatan yang ada, usaha penyulingan minyak nilam hanya ada di dua Kecamatan, yaitu Desa Legok dan Desa Terlaya.

Kecamatan Bantarkawung memiliki suhu udara berkisar antara 23°C sampai 30°C. Curah hujan yang turun mencapai 2.606 mm per tahun. Ketinggian daerah berkisar antara 62 m dpl sampai 575 m dpl. Sesuai dengan pernyataan Santoso (1993) daerah tersebut masuk dalam kriteria syarat tumbuh untuk ditanami tanaman nilam. Desa-desa yang terdapat usaha penyulingan minyak nilam adalah Desa Legok dan Desa Terlaya. Kedua Desa tersebut terletak dalam satu kawasan yang saling berdekatan, sehingga mempermudah pemerintah dalam membina dan mengembangkan usaha tersebut. Hal ini akan dapat mendorong usaha penyulingan minyak nilam untuk semakin meningkatkan usahanya. Khususnya CV. Nilam Kencana Jaya yang terletak di Desa Legok.

Gambar

Tabel 1. Data Luas dan Produksi Nilam di Kabupaten Brebes Tahun 2010
Tabel 2. Perbandingan Penelitian Sebelumnya dengan yang Diadakan
Gambar 1.  Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam
Gambar  2.    Kerangka  berfikir  pendekatan  masalah  Analisis  Usaha  Penyulingan  Minyak  Nilam  (Patchouli  Oil)  CV
+7

Referensi

Dokumen terkait

potato, the nutrient of sweet potato, the definition of pizza, the history of pizza, the variety of pizza, the pizza dough composition, pizza dough making process4.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen pengembangan kompetensi guru yang efektif, kendala-kendala yang dihadapi dalam

Perawatan intensif tidak serta merta merujuk kepada ICU, namun pasien dengan skor MEOWS yang tinggi memiliki kebutuhan level of care yang lebih tinggi juga baik dari

Konsentrasi adalah angka banding volume zat terlarut (ekstrak daun selada air dengan jenis pelarut berbeda) terhadap volume zat pelarut (aquades).. Zona hambat pertumbuhan

Seluruh Dosen, Karyawan, dan Seluruh Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya yang telah memberikan semangat dan banyak membantu dalam

Terdapatnya perbedaan peningkatan hasil berlatih atau pengaruh antara pelatihan passing and stoping antara menggunakan pendekatan ttaktis dengan metode games terhadap

Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar

Perkembangan teknologi harus dapat membantu setiap Perguruan Tinggi dalam melakukan pengungkapan (disclosure) terkait informasi yang disajikan di dalam website