• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIORAMA SIKLUS AIR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI MI AL-WATHONIYAH 1 JAKARTA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIORAMA SIKLUS AIR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI MI AL-WATHONIYAH 1 JAKARTA UTARA"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIORAMA

SIKLUS AIR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

DI MI AL-WATHONIYAH 1 JAKARTA UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh:

Lutfiyatur Rohmah

11160183000065

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2020/1441

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air pada

Mata Pelajaran Kelas V MI Al-Wathoniyah 1 Jakarta Utara, disusun oleh

LUTFIYATUR ROHMAH Nomor Induk Mahasiswa 11160183000065, Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Telah Dinyatakan Lulus Dalam Ujian Munaqasah Pada Tanggal 18 Desember 2020 di Hadapan Dewan Penguji. Karena Itu, Penulis Berhak Memperoleh Gelar Sarjana SI (S.Pd) Dalam Bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Jakarta, 18 Desember 2020

Panitian Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Asep Ediana Latip, M.Pd. 25 Januari 2021

NIP. 19810623 200912 1001 ... ...

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Rohmat Widiyanto, M.Pd. 25 Januari 2021

NIP. 19890913 201801 1002 ... ...

Penguji I

Nafia Wafiqni, M.Pd. 18 Januari 2021

NIP. 198110032009122004 ... ...

Penguji II

Dina Rahma Fadhilah, M.Si 14 Januari 2021 NIDN. 2028128903 ...

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Sururin, M.Ag NIP. 19710319 199803 2001

... ..

(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air

Pada Mata Pelajaran IPA kelas V di MI Al Wathoniyah 1 Jakarta Utara yang

disusun oleh Lutfiyatur Rohmah, NIM. 1160183000065. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah Sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, 10 Desember 2020

Yang mengesahkan, Pembimbing

Rohmat Widiyanto, M.Pd NIP. 198909132018011002

(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DIORAMA SIKLUS AIR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V

DI MI AL WATHONIYAH 1 JAKARTA UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd)

oleh Lutfiyatur rohmah NIM. 11160183000065 Mengetahui, Dosen pembimbing Rohmat Widiyanto, M.Pd NIP. 198909132018011002

PROGRAM STUDI PRNDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M/1441 H

(5)

iv

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul

Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Al Wathoniyah 1 Jakarta Utara yang disusun oleh Lutfiyatur Rohmah, NIM. 11160183000065. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah diujikan kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta, 10 Desember 2020

Dosen pembimbing

Rohmat Widiyanto, M.Pd NIP. 198909132018011002

(6)

v

(7)

vi ABSTRAK

Lutfiyatur Rohmah (11160183000065) Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Al Wathoniyah 1 Jakarta Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran diorama siklus air, mengetahui kelayakan media pembelajaran diorama siklus air, dan mengetahui pemahaman Siswa terhadap materi siklus air.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and

development), dengan menggunakan model 4D. Media pembelajaran diorama

siklus air ini divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan penilaian praktisi pembelajaran. Media pembelajaran diorama siklus air diujicobakan secara terbatas dan uji coba lapangan pada siswa kelas V MI Al-Wathoniyah 1 Jakarta Utara. Data validasi dan data tingkat pemahaman siswa pada aspek kognitif dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

Media pembelajaran diorama siklus air dihasilkan melalui tahapan define,

design, dan develop. Hasil uji kelayakan media pembelajaran diorama siklus air

menurut ahli media memperoleh skor akhir 4,2 dengan kategori sangat baik, Menurut ahli materi memperoleh skor akhir 4,6 dengan kategori sangat baik, menurut penilaian praktisi pembelajaran memperoleh skor akhir 4,33 dengan kategori sangat baik. Lalu pada uji coba terbatas memperoleh skor 3,84 dengan kategori baik, dan pada uji coba lapangan memperoleh skor 4,34 dengan kategori sangat baik. Adapun pemahaman siswa terhadap materi siklus air berdasarkan aspek kognitif memperoleh skor rata-rata 81,1.

(8)

vii ABSTRACK

Lutfiyatur Rohmah (11160183000065) Development of Learning Media for Water Cycle Diorama in Class V Science Subject at MI Al Wathoniyah 1 North Jakarta.

This research aims to produce learning media for water cycle dioramas, to determine the feasibility of learning media for water cycle dioramas, and to find out students' understanding of the water cycle material.

This research is a research and development, using the 4D model. The learning media of this water cycle diorama is validated by material experts, media experts, and learning practitioners' assessments. Learning media for water cycle dioramas were tested on a limited basis and field trials on fifth grade students of MI Al-Wathoniyah 1 North Jakarta. Validation data and data on students' level of understanding on cognitive aspects were analyzed descriptive quantitative.

Learning media for water cycle dioramas are generated through the form of define, design and develop. The results of the feasibility test of the water cycle diorama learning media according to the media expert obtained a final score of 4.2 in the very good category, according to the material expert obtained a final score of 4.6 in the very good category, according to the assessment of the learning practitioner obtained a final score of 4.33 in the very good category . Then in the limited trial obtained a score of 3.84 in the good category, and in the field trial obtained a score of 4.34 in the very good category. The students' understanding of the water cycle material based on cognitive aspects obtained an average score of 81.1.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur Mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena Rahmat, karunia serta kasih sayang- Nya skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran Diorama Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA kelas V di MI Al Wathoniyah 1 Jakarta Utara” dapat terselesaikan. Shalawat serta salam Semoga

tetap tercurah kepada nabi terakhir, penutup para nabi yaitu Nabi Muhammad SAW.

Penyusunan skripsi ini tidak luput dari doa, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yaitu:

1. Prof. Dr. Hj. Amani Burhanuddin Umar bin Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 3. Asep Ediana Latip., M.Pd., selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah.

4. Rohmat Widiyanto, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang senantiasa mengingatkan dan mengarahkan dalam proses pembuatan skripsi ini.

5. Anis Fuadah Z, M.Pd.I., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasehat, bimbingan, dan apresiasinya.

6. Segenap dosen Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan nasehat, motivasi, apresiasi, dan semangatnya sehingga dapat menginspirasi saya melalui banyak hal.

7. Najmudin,S.Pd.I., selaku kepala dan seluruh staf guru MI Al Wathoniyah 1 Jakarta Utara yang dengan tangan terbuka menerima saya untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Keluarga penulis. Orang tua penulis, ayah Najmudin dan mamah Saidah yang paling berjasa dalam hidup saya. atas segala kasih sayang, perhatiannya, kesabarannya, dan doa-doa yang selalu dipanjatkan untuk

(10)

ix

penulis. Untuk adik Azza, Fajru, Ato yang senantiasa menjadi pemicu semangat penulis.

9. Keluarga Besar H. Rohili dan H. Mursalim. Beserta sepupuku Husnul Ma’ab, dan Minhatul Maula, terimakasih telah menjadi saudara yang menyemangati dan saling menginspirasi.

10. Teman-teman Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2016 Khususnya PGMI B yang sama-sama berjuang selama masa perkuliahan.

11. Teman-teman semasa kuliah, Rahmah, Nina, Dea, Alvi, Mimi, Peje. Serta Indah, Enung, Iko, Muiw, Amel, Kiki, Dandy, Lukman, om Agus, Mba Sri, Terimakasih telah banyak membantu serta menyemangati penulis dalam meraih cita-cita.

12. Teman-teman KKN EDENSOR-123 bersama Desa Pagenjahan terimakasih telah menjadi keluarga yang saling peduli satu sama lain. 13. Semua pihak lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Terimakasih untuk motivasi yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tak luput dari kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar skripsi ini dapat mendekati kata sempurna. sehingga hal tersebut dapat memberikan nilai yang sangat berharga khususnya bagi penulis dan bagi pihak yang akan menjadikan penelitian ini sebagai referensi dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT Meridhoi, sehingga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Jakarta, 1 Desember 2020 Penulis,

(11)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH ... iii

UJI REFERENSI ... iv

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACK... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 5 C. Batasan Masalah ... 5 D. Rumusan Masalah ... 5 E. Tujuan Peneltian ... 6 F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan ... 6

H. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 9

A. Media Pembelajaran ... 9

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 9

2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran... 10

3. Fungsi Media Pembelajaran ... 11

4. Manfaat Media Pembelajaran ... 12

5. Klasifikasi Media Pembelajaran ... 13

6. Prinsip Pengembangan Dan Produksi Media ... 15

(12)

xi

C. Kajian Mengenai Tingkat Pemahaman Siswa ... 20

D. Siklus Air ... 21

E. Kajian Mengenai Media Diorama Siklus Air ... 23

F. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 26

G. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 27

H. Kerangka Berfikir ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Model Pengembangan ... 31

B. Prosedur Pengembangan ... 32

1. Tahap Pendefinisian (Define)... 33

2. Tahap Perencanaan (Design) ... 35

3. Tahap Pengembangan (Develop) ... 35

C. Subjek Penelitian ... 36

D. Intrumen Pengumpulan Data ... 36

1. Angket ... 37

2. Tes... 38

E. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Deskripsi Hasil Tahap Pendefinisian (Define) ... 41

1. Analisis Awal-Akhir... 41

2. Analisis Siswa ... 41

3. Analisis Konsep ... 42

4. Analisis Tugas... 42

5. Perumusan Tujuan Pembelajaran ... 42

B. Deskripsi Hasil Tahap Perencanaan (Design) ... 43

1. Pemilihan Media ... 43

2. Desain Awal Media ... 44

C. Deskripsi Hasil Tahap Pengembangan (Develop) ... 46

1. Data Validasi Ahli Media ... 46

2. Data Validasi Ahli Materi ... 50

3. Data Penilaian Praktisi Pembelajaran ... 53

(13)

xii

5. Data Hasil Uji Coba Lapangan ... 58

D. Revisi Produk ... 59

1. Revisi Oleh Ahli Media ... 59

2. Revisi Oleh Ahli Materi ... 62

3. Revisi Oleh Praktisi Pembelajaran ... 62

4. Revisi Uji Coba Terbatas ... 63

E. Deskripsi Data Pemahaman Siswa Terhadap Materi Siklus Air ... 64

F. Pembahasan ... 65

G. Keterbatasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif...

Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 42

Tabel 4.2 Penilaian Ahli Media Tahap I ... 47

Tabel 4.3 Penilaian Ahli Media Tahap II ... 48

Tabel 4.4 Penilaian Ahli Materi Tahap I ... 50

Tabel 4.5 Penilaian Ahli Materi Tahap II ... 52

Tabel 4.6 Penilaian Praktisi Pembelajaran Tahap I ... 53

Tabel 4.7 Penilaian Praktisi Pembelajaran Tahap II ... 55

Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Terbatas ... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Lapangan ... 58

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagian Depan Media Diorama Siklus Air... 23

Gambar 2.2 Bagian Belakang Media Diorama Siklus Air ... 24

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ... 30

Gambar 3.1 Desain Pengembangan ... 34

Gambar 4.1 Desain Awal Tahap Pertama ... 44

Gambar 4.2 Tahap Kedua Desain Menggunakan Bahan Sebenarnya ... 45

Gambar 4.3 Tahap Ketiga Diorama Siklus Air ... 45

Gambar 4.4 Diorama Siklus Air... 46

Gambar 4.5 Diagram Penilaian Ahli Media Tahap I Dan Tahap Ii ... 50

Gambar 4.6 Diagram Penilaian Ahli Materi Tahap I Dan Tahap Ii ... 53

Gambar 4.7 Diagram Penilaian Praktisi Tahap I Dan Tahap Ii ... 56

Gambar 4.8 Soal Evalusi Sebelum Revisi... 60

Gambar 4.9 Soal Evaluasi Sesudah Revisi ... 60

Gambar 4.10 Tampilan Materi Siklus Air Sebelum Revisi ... 61

Gambar 4.11 Tampilan Gambar Buku Pedoman Sebelum Revisi ... 61

Gambar 4.12 Tampilan Gambar Buku Pedoman Setelah Revisi ... 61

Gambar 4.13 Tampilan Buku Pedoman Sebelum Revisi ... 62

Gambar 4.14 Tampilan Buku Pedoman Setelah Revisi ... 63

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli Media... 77

Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Ahli Materi ... 78

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Praktisi Pembelajaran ... 79

Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Penilaian Siswa ... 80

Lampiran 5. Instrumen Angket ... 81

Lampiran 6. Kisi-Kisi Pemahaman Siswa ... 82

Lampiran 7. Perhitungan Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif ... 83

Lampiran 8. Foto Produk (Diorama Siklus Air) ... 84

Lampiran 9. Pedoman Penggunaan Diorama Siklus Air ... 85

Lampiran 10. Surat Bimbingan Skripsi ... 94

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian... 95

Lampiran 12. Surat Izin Validasi Ahli Media ... 96

Lampiran 13. Hasil Validasi Ahli Media Tahap I ... 97

Lampiran 14. Hasil Validasi Ahli Media Tahap II ... 100

Lampiran 15. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap I ... 103

Lampiran 16. Hasil Validasi Ahli Materi Tahap II ... 106

Lampiran 17. Hasil Penilaian Praktisi Pembelajaran Tahap I... 109

Lampiran 18. Hasil Penilaian Praktisi Pembelajaran Tahap II ... 111

Lampiran 19. Angket Uji Coba ... 113

Lampiran 20. Hasil Uji Coba Terbatas ... 115

Lampiran 21. Hasil Uji Coba Lapangan ... 116

Lampiran 22. Dokumentasi Kegiatan ... 117

Lampiran 22. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ... 118

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses membentuk kepribadian dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh Siswa. Pendidikan sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan awal untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sehingga dapat mempengaruhi keberhasilan untuk jenjang berikutnya. Pendidikan mengantarkan seseorang tidak hanya untuk mendapatkan ilmu, tetapi juga untuk meningkatkan status sosial sehingga bermanfaat untuk masyarakat sekitarnya.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu pada proses pembelajaran yang telah diterapkan.penyusunan proses pembelajaran dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Salah satu pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Dalam mempelajari IPA, Siswa lebih sering dihadapkan dengan konsep-konsep yang bersifat abstrak, banyaknya istilah asing dan nama-nama ilmiah sehingga tidak semua Siswa menguasai kompetensi seperti yang diharapkan. Penguasaan konsep IPA yang kurang ini disebabkan oleh kesulitan Siswa dalam merespon pembelajaran yang diberikan guru.

Dalam mengembangkan IPA guru harus menyadari bahwa pelajaran ini lebih dari kumpulan konsep atau fakta, tetapi juga sebagai kumpulan proses dan nilai yang dapat dikembangkan oleh kehidupan nyata. Hal ini juga disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal maupun eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri yang bersangkutan seperti rasa percaya diri, motivasi, minat, cita-cita dan kebiasaan belajar. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri yang bersangkutan seperti

(18)

banyaknya istilah asing, materi yang terlalu padat, dan terbatasnya media pembelajaran). Media pembelajaran dapat digunakan dalam menyampaikan bahan ajar pada semua pelajaran, salah satunya yaitu mata pelajaran IPA.

Alat pendidikan merupakan sesuatu yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Alat pendidikan bisa berupa perbuatan pendidik dan benda-benda. Alat pendidikan yang berupa benda bisa disebutkan sebagai media pembelajaran. Dengan adanya penggunaan media dalam pembelajaran, dapat diharapkan siswa mampu mempelajari materi secara kongkret yang mampu meningkatkan pemahaman.

Pengembangan media dikembangkan guru agar menciptakan suasana belajar yang merangsang siswa untuk aktif dalam daya tarik maupun motoriknya. namun, masih ada guru yang menggunakan media yang monoton bahkan terkadang tidak menggunakan. Sehingga siswa kurang tertarik untuk belajar dan kurang berhasilnya tujuan pembelajaran.1

Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada sasaran atau penerima pesan tersebut (siswa). Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Ditegaskan oleh Danim bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas pada penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar mengajar. Dan terutama dalam meningkatkan prestasi siswa.2

Media pembelajaran biasanya digunakan oleh guru untuk menyampaikan pembelajaran, agar materi yang disampaikan dengan mudah diterima siswa, sehingga pembelajaran lebih bermakna. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media diorama.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari Rabu, 20 Mei 2020 di MI Al-Wathoniyah 1 Jakarta Utara terkait materi siklus air

1 Miftah Devi Amalia, dkk. Pengembangan Media Diorama Pada Pembelajaran Tematik Terintegrasi Tema Indahnya Negeriku Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. PAEDAGOGIA.

Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 20 No. 2 Agusrus 2017. h, 187.

2 Nunu Mahnun. Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-Langkah Pemilihan Media Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran). Jurnal Pemikiran Islam: Vol. 37 No. 1

(19)

bahwa terdapat 40% siswa yang sulit memahami pelajaran IPA pada materi silus air, dikarenakan Siswa belum bisa memahami materi dengan baik dan kurang memahami istilah-istilah baru yang terdapat pada proses siklus air.

Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan dengan guru kelas V MI Al-Wathoniyah 1 yaitu Ibu Saidah, diduga ada beberapa faktor penyebab terjadinya permasalahan dalam pembelajaran IPA di kelas V. Hampir semua materi IPA di kelas V di ajarkan hafalan dan penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru masih sangat sederhana, salah satunya pada materi siklus air. Sebenarnya materi ini dapat diajarkan menggunakan media maupun melalui praktikum. Namun ketersediaan media pembelajaran dan alat praktikum pada pembelajaran IPA untuk mempelajari siklus air masih terbatas dan masih kurangnya gambar yang terdapat pada buku.

Materi siklus air merupakan materi tentang penjelasan bagaimana proses terjadinya siklus air, kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi siklus air, dan bagaimana cara menghemat air. Materi ini penting untuk diajarkan di sekolah dasar dengan tujuan agar siwa tahu dan mengerti tentang bagaimana harus bersikap terhadap alam dan memiliki sifat peduli terhadap alam. Namun tidak memungkinkan siswa diminta untuk mengamati proses siklus air yang terjadi secara langsung di alam, sehingga materi ini dibutuhkan media yang dapat memfasilitasi kegiatan siswa. Selain itu materi siklus air merupakan materi yang diajarkan menggunakan media pembelajaran.

Keterbatasan media pembelajaran membuat Siswa sulit untuk memahami materi siklus air. guru masih menggunakan media konvensional dalam kegiatan belajar mengajar seperti metode ceramah sehingga pembelajaran menjadi membosankan dan lebih banyak menggunakan buku sebagai sumber belajar. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, siswa yang duduk di belakang ramai sendiri dengn membicarakan hal-hal di luar materi. Hal tersebut menyebabkan tidak terjadi pemahaman terhadap materi yang di ajarkan dan peserat didik cenderung diam saat ditanya.

(20)

Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu media pembelajaran baru yang memudahkan siswa untuk saling beriteraksi dalam belajar dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga tidak membosankan, serta mampu meningkatkan motivasi dan Pemahaman Siswa.

Dalam penelitian ini media pembelajaran yang akan dikembangkan yaitu Diorama Siklus Air. Media diorama siklus air yang dikembangkan akan membantu siswa dalam memahami proses siklus air. Hal ini disebabkan media yang dikembangkan terdiri dari ilustrasi objek-objek pada proses siklus air. Seperti ilustrasi lautan yang nanti air pada laut tersebut akan mengalami penguapan, kemudian mengembun membentuk titik-titik air, dan menetes sebagai hujan. Selain itu media diorama siklus air dapat membantu siswa dalam melakukan aktifitas saintifik yaitu kegiatan yang terdapat pada lembar kerja siswa media diorama siklus air diantaranya mengamati, menalar, melakukan percobaan, dan mengkomunikasikan.

Dengan adanya penggunaan media diorama siklus air ini diharapkan siswa lebih aktif, membuat siswa lebih mandiri dalam menemukan konsep materi yang dipelajari dan memiliki semangat yang tinggi untuk belajar IPA dan senang mengikuti pembelajaran. hasil yang diharapkan penelitian ini adalah terciptanya media diorama siklus air yang layak digunakan untuk mempelajari materi proses siklus air pada mata pelajaran IPA kelas V di sekolah MI Al-Wathoniyah 1.

(21)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terindentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Keterbatasan media pembelajaran dalam mata pelajaran IPA pada materi siklus air kelas V.

2. Masih kurangnya variasi dalam mengembangkan media pembelajaran pada mata pelajaran IPA di materi siklus air kelas V.

3. Kurangnya perhatian Siswa terhadapat materi pembelajaran, sehingga menyebabkan tidak terjadinya pemahaman.

4. Guru lebih sering menggunakan media konvensional dikarenakan belum terdapat media yang sesuai.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah tersebut, maka peneliti memfokuskan pada Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air dan akan diuji cobakan pada pembelajaran IPA kelas V MI Al-Wathoniyah 1 Jakarta Utara.

D. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana Menghasilkan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Al-Wathoniyah 1?

2. Bagaimana Kelayakan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Al-Wathoniyah 1?

3. Bagaimana Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Al-Wathoniyah 1?

(22)

E. Tujuan Peneltian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut:

1. Menghasilkan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA kelas V MI Al-Wathoniyah 1.

2. Mengidentifikasi Kelayakan Media Pembelajaran Diorama Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA kelas V MI Al-Wathoniyah 1.

3. Mengidentifikasi Tingkat Pemahaman Siswa Terhadap Materi Siklus Air Pada Mata Pelajaran IPA kelas V MI Al-Wathoniyah 1.

F. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

1) Memfasilitasi siswa untuk mempelajari materi siklus air menggunakan media diorama.

2) Sebagai sumber belajar yang lain selain buku paket. 3) Meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa. b. Bagi Guru

1) Media pembelajaran diorama siklus air memberikan pancingan guru untuk mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

2) Media pembelajaran dapat digunakan untuk menambah variasi dalam menyampaikan bahan ajar.

c. Bagi Sekolah

Memberikan solusi alternatif untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan media pembelajaran yang ada.

G. Spesifikasi Produk Yang dikembangkan

Spesifikasi Produk Media Diorama dalam pengembangan ini adalah: 1. Jenis media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media

(23)

2. Media siklus air yang dikembangkan dikhususkan untuk materi siklus air kelas V. Media ini digunakan untuk membantu Siswa agar lebih memahami materi dan menambah minat, semangat serta memotivasi pada kegiatan belajar mengajar.

3. Media diorama siklus air ini dibuat menggunakan sterofoam, kaca untuk membuat aquarium, cat, lem, plastik, lampu bohlam, spons aquarium, lampu LED, saklar, pompa air, tumbuh-tumbuhan, magnet. Sedangkan alat yang digunakan meliputi gunting, jarum, double tape, tang, gergaji,

cutter, kuas, meteran, dan alat untuk membakar lem.

4. Media diorama siklus air dilengkapi dengan lampu LED untuk memperjelas proses siklus air.

5. Media diorama siklus air membantu siswa dalam melakukan aktivitas saintifik seperti menalar, mengamati, melakukan percobaan dan mengkomunikasikan.

6. Keunikan dan kekhasan dari media diorama siklus air yang telah dibuat oleh peneliti yaitu Ilustrasi pada media memperlihatkan keadaan sebenarnya yang sulit dilihat, pada objek-objek terlihat lebih konkret, pada bagian wadah memiliki selang otomatis untuk menguras air sehingga tidak dilakukan secara manual, wadah yang digunakan untuk pembuatan media diorama menggunakan aquarium, dan Media Diorama Siklus Air dapat di akses di Youtube.3

(24)

7.

H. Definisi operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan media sebagai aktivitas yang berhubungan dengan penciptaan atau penemuan media baru menggunakan pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan permintaan.

2. Media diorama sebagai pemandangan tiga dimensi mini dari suatu objek, kejadian atau proses yang disusun atas berbagai simbol dan bahan-bahan nyata yang bertujuan untuk menggambarkan pemandangan yang sebenarnya seperti ilustrasi pada lautan, daratan, awan dan lainnya.

3. Siklus air merupakan gerakan air laut ke udara yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk lainnya, dan akhirnya mengalir ke laut kembali.

(25)

9 BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media bentuk jamak dari kata Medium, yang berasal dari kata latin

Medius, secara harfiah berarti ”Tengah”, “Perantara” atau “Pengantar”.

Jadi, Media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu seperti bahan

(software) dan alat (hardware).1

Media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran disebut dengan media pembelajaran. media berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua. 1) media dalam arti luas merupakan segala bentuk benda yang digunakan oleh seseorang untuk melakukan perubahan dengan harapan Perubahan tersebut bertahan lama yang terjadi melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. 2) media pembelajaran digunakan guru dalam proses belajar mengajar di kelas untuk menyelesaikan masalah atau untuk mencapai tujuan pembelajaran.2

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yang didapatkan akan sulit diterima oleh seseorang jika tidak ada media pendukung di dalamnya. guru harus mencari, memilih dan menggunakan sumber belajar dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran sehingga Pesan yang disampaikan guru akan tersalurkan kepada Siswa dengan baik. Karena media sebagai sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, atau pendapat dari sumber informasi kepada penerima informasi.

1Nizwardi Jalinus & Ambiyar. Media Dan Sumber Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2016) h, 2.

(26)

Gerlach dan Ely mengemukakan bahwa media belajar merupakan alat-alat grafis, fotografis atau elektronik untuk menangkap, proses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Sedangkan heinich, dkk. Mendefinisikan bahwa media pembelajaran merupakan pembawaan pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud maksud pembelajaran.

Malik sependapat dengan Heinich, dkk. Bahwa media pembelajan digunakan untuk mengirimkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan pembelajaran dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 3

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti bahan dan alat, lingkungan dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, serta mengubah sikap dan menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.

2. Ciri-ciri media pembelajaran

Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk Mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya.

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan melestarikan dan merekonstruksi, suatu objek atau peristiwa. Suatu objek yang telah direkam dengan video kamera dapat diproduksi dengan mudah kapan saja diperlukan. Dengan adanya ciri fixative ini, media memungkinkan satu rekaman kejadian yang terjadi pada suatu waktu dapat di transportasikan tanpa mengenal waktu. b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu 2 atau 3 menit dengan teknik pengambilan

3Rudi Sumiharsono & Hisbiyatul Hasanah. Media Pembelajaran. (Jawa Timur: CV Pustaka Abadi, 2017). h, 10.

(27)

gambar Time-Lapse Recording. Seperti bagaimana proses Larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. ciri manipulatif ini selain dapat dipercepat Suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Seperti proses tsunami dapat diamati melalui kemampuan manipulatif dari media. c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Distribusi media seperti rekaman video atau audio ini tidak hanya terbatas pada satu kelas tetapi dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.4

3. Fungsi Media Pembelajaran

Ada beberapa pendapat tentang fungsi media pembelajaran. Peranan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan efetivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. McKown dalam bukunya “Audio Visual Aids To Instruction” mengemukakan empat fungsi media. Keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

1. mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang tadinya teoritis menjadi fungsional praktis.

2. membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi ekstrinsik bagi pebelajar, sebab penggunaan media pembelajaran menjadi lebih menarik dan memusatkan perhatian pebelajar.

4 Cecep Kustandi & Daddy Darmawan. Pengembangan Media Pembelajaran Konsep & Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Siswa Di Sekolah Dan Masyarakat. (Jakarta:

(28)

3. memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat lebih jelas dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu.

4. memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pebelajar. Daya ingin tahu perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan yang harus penuhi melalui penyediaan media. Sedangkan Rowntree mengemukakan ada enam fungsi media, yaitu: 1) membangkitkan motivasi belajar, 2) mengulang apa yang telah dipelajari, 3) menyediakan stimulus belajar, 4) mengaktifkan respon siswa, 5) memberikan umpan balik dengan segera, dan 6) menggalakkan latihan yang serasi.5

4. Manfaat Media Pembelajaran

Keberadaan media pembelajaran sebagai alat bantu. Proses pembelajaran merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. guru sebagai penyampai pesan memiliki kepentingan yang besar untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan-pesan atau materi pembelajaran pada Siswa. Guru juga menyadari tanpa adanya media, materi pembelajaran akan sulit didapatkan, dicerna yang dipahami oleh siswa.

Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.6

Keberadaan media dalam proses pembelajaran tentu akan memberikan banyak manfaat terutama bila media tersebut digunakan sesuai dengan kondisi yang ada.

Manfaat dari media diungkapkan oleh Nana Sudjana, dkk. Mengemukakan manfaat media dalam proses belajar siswa antara lain:

5 Miftah. Fungsi, Dan Peran Media Pembelajaran Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa. Jurnal KWANGSAN Vol. 1 - Nomor 2, Desember 2013. h, 100.

6 Ali Muhson. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VII. No. 2, 2010. h, 3.

(29)

a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa.

c. Metode mengajar agar lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan dan gurunya tidak kehabisan tenaga.

d. Siswa lebih aktif melakukan kegiatan belajar, seperti mendemonstrasikan, mengamati, melakukan, dll.

e. Serta membantu guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga guru dengan mudah menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, dan siswa jauh lebih memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Media juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar mandiri tanpa adanya kehadiran guru.7

5. Klasifikasi Media Pembelajaran

Dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memperkaya sumber dan media pembelajaran jenis dan perangkatnya menjadi lebih canggih dan modern seperti televisi, radio, foto, film, komputer, laptop, slide, LCD. Awalnya media pembelajaran digunakan oleh guru Hanya berupa media sederhana seperti papan tulis, kapur, sketsa, gambar, bagan, model, dan sebagainya. Dengan bertambahnya jenis media pembelajaran maka mulai timbul pemikiran untuk mengadakan penggolongan atau klasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik setiap jenis media.

a. Klasifikasi menurut Wilbur Schramm

Dari segi kompleksitas dan besarnya biaya, schramm membedakan antara media rumit dan mahal (big media) dan media sederhana (Little media). Mengelompokkan media menurut kemampuan daya liput nya

7 Aji Heru Muslim. Media Pembelajaran PKN Di SD. (Jawa Tengah: CV Pena Persada, 2020) h, 8-9.

(30)

yaitu: 1) liputan luas dan serentak seperti TV, Radio, dan facsimile, 2) liputan terbatas pada tempat ruangan seperti film, video, slide, poster, audio, dll. 3) media untuk belajar Mandiri seperti buku, modul, program belajar dengan komputer dan telepon.

b. Klasifikasi menurut Gagne

gagne mengelompokkan media menjadi 7 kelompok yaitu: 1) Benda untuk didemonstrasikan.

2) Komunikasi lisan. 3) Media cetak. 4) Gambar diam. 5) Gambar gerak. 6) Mesin belajar. 7) Film bersuara.

ketujuh kelompok ini dikaitkan dengan Kemampuan memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan yaitu pelontar stimulus belajar, menarik minat belajar, contoh perilaku belajar, menonton cara berpikir, menilai prestasi, dan memberi umpan balik. c. Klasifikasi menurut Sudirman

dilihat dari jenisnya , media dibagi ke dalam:

1) Media auditif, yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja. Seperti radio, recorder.

2) Media visual, yaitu media yang mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam ataupun gambar bergerak.

3) Media audio visual, media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi Kedua jenis media yang pertama dan kedua.8

8 Usep Kustiawan. Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. (Malang: Penerbit Gunung Samudera, 2016) h, 12-14.

(31)

6. Prinsip Pengembangan dan Produksi Media

Menurut Mukmin utuk mengembangkan media pembelajaran perlu perhatikan prinsip VISUALS, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Visual : mudah dilihat

Interesting : menarik

Simple : sederhana

Useful : isinya berguna/bermanfaat

Accurate : benar (dapat dipertanggung jawabkan)

Legitimate : masuk akal/sah

Structured : terstruktur/terususun dengan baik.9

Dalam mengembangkan media harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

f. Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran g. Kesesuaian dengan karakteristik pembelajar h. Dapat menjadi sumber belajar

i. Efektifitas dan efisiensi pemanfaat media j. Keamanan bagi pembelajar

k. Kemampuan media dalam mengembangkan keaktifan dan kreativitas pembelajar

l. Kemampuan media dalam mengembangkan suasana pembelajaran yang menyenangkan

m. Kualitas media.10

Terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan agar media pembelajaran benar-benar digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Adapun hal tersebut sebagai berikut:

a. Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran b. Media yang digunakan harus sesuai dengan materi ajar

9 Tejo Nurseto. Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 8 Nomor 1, 2011. h, 24.

10 Sa’adun Akbar. Instrumen Perangkat Pembelajaran. (Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2013). h, 117-118.

(32)

c. Media pembelajaran harus sesuai dengan kondisi siswa

d. Media pembelajaran yang digunakan harus memperhatikan efektifitas dan efisien

e. Dan media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasionalkan.11

B. Media Diorama

Media pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk memberikan pengalaman konkret atau nyata adalah Media Diorama. Karena diorama merupakan salah satu jenis media tiga dimensi. Sudjana menyatakan bahwa diorama adalah sebuah pemandangan 3 dimensi Mini bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya.12 Diorama ialah sebuah media pameran statis atau diam yang di desain untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan tentang peristiwa nyata yang terjadi di masa lalu atau sekarang dan menggambarkan masa yang akan datang dalam bentuk tiga dimensi.13

Yudhi Munadi mengemukakan bahwa diorama adalah pemandangan (scene) tiga dimensi yang dibuat dalam ukuran kecil untuk memperagakan atau menjelaskan suatu kejadian atau fenomena yang menunjukkan suatu aktivitas. Selain Pemilihan diorama sebagai media pembelajaran, diorama juga dapat digunakan sebagaia alternatif pemecahan masalah terkait dengan pemenuhan kebutuhan media tentang lingkungan.14

Dari Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa diorama merupakan media tiga dimensi untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya yang menggambarkan suasana nyata atau konkret dengan ukuran kecil untuk

11 Wina Sanjaya. Perencanaan Dan Desainsistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2008). h, 226.

12 Miftah Devi Amalia, Dkk. Pengembangan Media Diorama Pada Pembelajaran Tematik Terintegrasi Tema Indahnya Negeriku Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Paedagogia.

Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 20 No. 2, Agustus 2017. H, 187.

13 Benny A. Pribadi. Media Dan Teknologi Dalam Pembelajaran. (Jakarta: Kencana, 2017) H, 50.

14 Pintanti Darajat. Pengembangan Media Diorama Lingkungan (DOLAN) Sebagai Media Pembelajaran IPS Kelas III SDN Tahunan. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun

(33)

menyampaikan informasi dan pengetahuan suatu kejadian peristiwa nyata yang terjadi. Baik di masa lalu, sekarang, maupun yang akan datang.

Diorama biasanya terdiri atas bentuk-bentuk objek yang ditempatkan di pentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan penyajian. Diorama sebagai media pembelajaran terutama berguna untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayat sejarah, dan bahkan dapat digunakan untuk berbagai macam mata pelajaran.

Pendapat lainnya, Sudjana dan Rivai menyatakan bahwa diorama merupakan sebuah model khusus yang dapat digunakan untuk menciptakan suasana lingkungan tertentu, salah satu contohnya seperti boneka, merupakan variasi bentuk model yang diperuntukkan bagi pertunjukan lakon-lakon dramatisasi. Penggunaan benda nyata di dalam proses belajar mengajar terutama bertujuan untuk memperkenalkan Suatu unit pelajaran tertentu, proses kerja suatu objek studi tertentu, Atau aspek-aspek lainnya yang diperlukan.15

Benda-benda, baik berupa benda nyata atau Realita maupun berupa model, perlu disusun dan diletakkan pada bagian depan untuk menggambarkan suatu Pemandangan dalam kehidupan nyata. Untuk menghadirkan efek kehidupan nyata pemandangan tersebut perlu diberi latar belakang yang sesuai, seperti diorama peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di Indonesia di bagian bawah Monumen Nasional.

Dalam proses belajar di kelas, biar aman digunakan oleh guru untuk melukiskan suatu pelajaran atau memperkenalkan suatu topik utama, misalnya dalam pelajaran sejarah, diorama digunakan untuk melukiskan keadaan perang yang terjadi di masa lalu. Sedangkan dalam dunia industri, diorama sering dibuat untuk menampilkan tata letak sebuah pabrik untuk menghasilkan produk. Diorama seringkali dikoleksi oleh museum dalam ukuran yang sebenarnya.

15 Yaashinta Ismilasari & Hendratno. Penggunaan Media Diorama Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Sekolah Dasar. JPGSD. Vol. 1 No. 2, 2013. h,

(34)

Diorama biasanya diletakkan dalam sebuah kotak yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian depan dan latar belakang, bagian depan berbentuk tiga dimensi berisikan pemandangan dengan berbagai macam model, seperti orang, binatang, kendaraan, peralatan atau bangunan. Kadang-kadang seperti tumbuhan atau binatang bisa dimasukkan ke dalam semua diorama. Latar belakang diorama dibuat rata dengan tujuan untuk membuat efek gambar terlihat seperti nyata, latar belakang bisa dibuat dari foto, gambar, atau lukisan.

Diorama juga dapat memotivasi pengguna untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih apresiatif. Tampilan diorama dilengkapi dengan informasi tertulis tentang peristiwa yang ditampilkan melalui diorama tersebut. Diorama tidak menampilkan unsur gerak dalam penampilannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari salah pengertian tentang peristiwa atau kejadian terkandung dalam diorama.16

Menurut Subana kelebihan media diorama yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar adalah dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat, dipakai berulang-ulang, dapat memperlihatkan bagian dalam sesuatu yang keadaan sebenarnya sulit untuk dilihat, dapat melukis bentuk dari keadaan sebenarnya. Kelebihan lainnya dari media diorama ialah dapat menambah keindahan, daya tarik, dan dapat memotivasi pengguna untuk mendapatkan pengalaman belajar.17

diorama dapat disajikan sebagai media visual tiga dimensi yang berguna Dalam pengajaran dan pembelajaran untuk beberapa konsep yang berkaitan dengan ilmu sosial. Materi dapat disajikan dengan birama yang tepat dengan semua Gambaran seperti apa yang bisa dilihat. Contohnya peristiwa, kejadian, dan tempat. Sama halnya dengan guru ilmu sosial bisa membuat diorama yang berbeda sesuai dengan penggambaran Melalui sejarah, sosial dan aspek geografi seperti peristiwa peperangan.

Ada beberapa karakteristik dari media pembelajaran 3 dimensi, yaitu:

16 Benny A. Pribadi. Op.Cit., h, 51-52.

(35)

a. Belajar benda sebenarnya melalui widyawisata b. Belajar benda sebenarnya melalui specimen c. Belajar melalui benda tiruan

d. Peta timbul e. Boneka

Dalam penggunaan media diorama langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tema atau materi yang akan disampaikan, guru membagi peserta untuk dijadikan beberapa kelompok dan guru memberikan tema yang berbeda-beda.

2. Anak menuliskan sesuai tema atau perintah dari guru.18 Langkah-langkah pembuatan media diorama

Diorama adalah cara membuat suatu pemandangan dalam ruangan kecil. Diorama merupakan sebuah tampilan dari priode masa lalu, pemandangan alam, ataupun situasi fiksi yang digunakan sebagai kreatifitas dan inovasi.

Adapun langkah-langkanya sebagai berikut:

a. Memilih tema. Diorama ialah situasi kecil yang terbuat dari lapisan material, semuanya menggambarkan tema yang sama. Pilihlah tema yang sesuai diinginkan.

b. Membuat rancangan diorama. Membuat daftar ide yang akan dimasukkan kedalam diorama.

c. Pemilihan bingkai. Karena diorama mempunyai lapisan latar belakang, sehingga membutuhkan kotak/bingkai.

d. Membuat latar belakang. Membuat latar belakang terlebih dahulu lalu ke depan.

18 Muasromatul Azizah. Pengembangan Media Diorama Berbasis Tema Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Dari RA Nurul Anshor Desa Kapringan Kecamatan Krangkeng Kabupaten Indramayu. WALADUNI: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia

(36)

e. Membuat dataran. Pada pembuatan dataran menggunakan cat/ tanah liat.

f. Menambahkan hal-hal detail. Pertama tambahkan lapisan pertama detail dan benda dibagian belakang dan samping diorama. Dan bisa menambahkan benda-benda lainnya seperti pohon, batu atau furnitur

g. Menyelesaikan tampilan. Selesaikan tampilan diorama dengan menambahkan benda yang ingin ditambahkan. Sesuaikan dengan tema agar diorama terlihat nyata.

h. Tambahkan mainan. Seperti membuat tanah yang bertekstur, membuat pohon, membuat air, dan menambahkan benda di langit.19

C. Kajian Mengenai Tingkat Pemahaman Siswa

Proses pemahaman di MI/SD tidak terlepas dari aspek kognitif sebagai pedoman kegiatan belajar hingga penilaian. Pemahaman perkembangan kognitif siswa usia dasar pada proses pendidikan akan maksimal apabila bahan ajar yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa.20

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir termasuk kemampuan memahami menghafal, menganalisis, mengaplikasi, dan kemampuan mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis dan evaluasi.

Pada tingkat pengetahuan, siswa menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman siswa dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, siswa dituntut untuk menerapkan prinsip dan

19 Https://Id.Wikihow.Com/Membuat-Diorama

20 Triwahyu Riyatuljannah Dan Suyadi. Analisis Perkembangan Kognitif Siswa Pada Pemahaman Konsep Matematika Kelas V Sdn Maguwaharjo 1 Yogyakarta. Eduhumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar. Vol. 12 No. 1. 2020. h, 49.

(37)

konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, siswa diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab-akibat. Pada tingkat evaluasi, siswa mengevaluasi Informasi seperti bukti, sejarah, teori-teori terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.

Tujuan dari aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, serta kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan Menggabungkan beberapa ide, metode, gagasan, atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah.21

D. Siklus air

Air di daratan sebagian besar berasal dari curah hujan. Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, ada yang mengalir pada permukaan tanah melalui sungai kemudian terus ke laut. Ada juga yang mengalir ke Danau atau ke rawa-rawa, lalu Sebagian ada yang menguap langsung melalui tumbuhan-tumbuhan atau binatang-binatang. Semuanya akan kembali mengalir ke laut. Di laut airnya akan menguap dan akhirnya menjadi hujan, kemudian menuju ke daratan lagi. Proses inilah yang disebut dengan siklus air.22

Air yang ada di bumi mengalami pergerakan atau perpindahan dari tempat satu ke tempat lainnya dan dari wujud satu ke wujud yang lainnya. Hal tersebut dinamakan dengan istilah siklus air atau siklus hidrologi. Siklus ini terjadi secara berkesinambungan atau kontinu. Siklus hidrologi merupakan suatu sistem yang dinamis dan tertutup, didalamnya terdapat

21 Viethzal Rivai Zainal, Dkk. The Economics Of Education Mengelola Pendidikan Secara Profesional Untuk Meraih Mutu Dengan Pendekatan Bisnis. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2014) h, 151.

22 Hartono. Geografi: Jelajah Bumi Dan Alam Semesta. (Bandung: Citra Raya, 2017) h, 116.

(38)

proses presipitasi, evaporasi, transpirasi, infiltrasi, perkolasi, simpanan air tanah, aliran air permukaan, aliran air bawah tanah, dan aliran sungai.23

Siklus Hidrologi disebabkan oleh air dari laut menguap karena sinar matahari yang panas lalu menuju ke lapisan atmosfer di angkasa. Kemudian uap air menjadi hujan dan mengguyur permukaan tanah. lalu air yang terserap dari dalam tanah merambat kembali ke laut.24

Dalam kehidupan manusia di permukaan bumi terdapat tiga macam siklus air yaitu sebagai berikut:

a. Siklus kecil atau pendek

Air laut mendapat sinar matahari, kemudian mengalami Penguapan yang semakin lama semakin banyak. Cara mencapai ketinggian tertentu, temperatur udara menurun, maka terjadilah kondensasi (pengembunan), maka terbentuklah awan yang mengakibatkan turunnya hujan di atas permukaan laut.

b. Siklus sedang

Air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian menguap. Uap air tersebut terbawa oleh angin ke daratan. Akibat suhu udara di atas daratan (biasanya pegunungan) dingin, maka terbentuklah kondensasi sehingga terbentuklah awan. Jika Awan tersebut telah jenuh oleh uap air terjadilah hujan. Air hujan ada yang mengalir di permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah, ada juga yang masuk danau, sungai, dan akhirnya kembali ke laut.

c. Siklus panjang dan siklus besar

Siklus yang terjadi karena pengaruh panas matahari yang mengakibatkan Air laut menguap. Uap air yang terbawa oleh angin ke wilayah daratan. Setelah mengalami pendinginan, uap air tersebut berubah menjadi Kristal es sehingga terjadilah hujan salju. Salju yang berkumpul membentuk Padang Salju kemudian mencair dan mengalir

23 Amir Khosim & Kun Marlin Lubis. Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. (Jakarta: Grasindo, 2007) h, 141.

(39)

pada sungai es (gletser). Setelah mencair akhirnya kembali ke laut. siklus ini dinamakan siklus panjang.25

E. Kajian mengenai media diorama siklus air

Media diorama siklus air adalah media pembelajaran demonstrasi yang berguna untuk memvisualisasikan proses terjadinya siklus air. Media diorama ini dilengkapi dengan lampu LED untuk memperjelas tahapan siklus air. Media diorama siklus air ini dapat digunakan untuk materi siklus air. Materi siklus air ialah materi yang harus dipelajari di sekolah dasar yaitu pada kelas V semester 2. Berikut deksripsi tentang media diorama siklus air.

Gambar 2.1 Bagian Depan Media Diorama Siklus Air

Gambar di atas merupakan media diorama siklus air yang dikembangkan. Huruf A menunjukkan latar belakang pada media diorama siklus air. latar belakang ditunjukkan sebagai ilustrasi di langit. terdapat ilustrasi awan putih yang di dalemnya ada Lampu LED putih, ada ilustrasi matahari di dalemnya terdapat lampu LED kuning. Lampu LED ini berguna untuk menperjelas visualisasi pada awan dan matahari dan proses siklus air. Lalu terdapat ilustrasi dua awan hitam. Ilustrasi Awan hitam pertama di dalemnya terdapat magnet yang bisa digunakan untuk menjalankan awan ke kanan dan ke kiri. Lalu ilustrasi awan hitam kedua di dalamnya terdapat selang yang digunakan untuk menurunkan titik-titik air (hujan). Huruf B

25 Hartono. Op. Cit., h, 116.

C

D

A

(40)

menunjukkan ilustrasi lautan, disana terdapat pepohonan ditengahnya. Huruf C menunjukkan ilustrasi daratan. Terdapat dua daratan yaitu daratan rendah dan daratan tinggi. Pada daratan rendah terdapat ilustrasi sungai yang dikelilingi oleh batu. Air pada Ilustrasi sungai tersebut akan mengalir ke laut. Dan terdapat pepohonan. Lalu pada daratan tinggi terdapat gunung dan pepohonan. Huruf D menunjukkan ilustrasi resapan air di dalam tanah. Disetiap bagian diberikan tanda-tanda panah yang dgunakan untuk menjelaskan fungsi-fungsi dan kegunaannya.

Gambar 2.2 Bagian Belakang Media Diorama Siklus Air

Gambar di atas merupakan bagian belakang media diorama siklus air. Huruf E menunjukkan magnet yang di gunakan untuk menjalankan awan hitan pertama. Huruf F menunjukkan sebuah kotak yang di dalamnya terdapat saklar jumlahnya ada tiga, saklar pertama untuk menyalakan lampu LED pada matahari, lalu saklar kedua untuk menyalakan Lampu LED pada awan putih. Dan saklar ketiga untuk menurunkan air hujan. Huruf G menunjukkan pompa air mini yang dipasangkan dua selang. Selang pertama yang terdapat di atas berfungsi untuk menyemburkan air hujan dan selang kedua diletakan dibawah sterefoam untuk menguras air jika selesai digunakan.

Langkah-langkah penggunaan media diorama siklus air terdiri dari beberapa langkah penggunaan secara umum, kegiatan yang dapat dilakukan guru, dan kegiatan yang dapat dilakuka oleh siswa.

E

F

G

(41)

1. Langkah penggunaan media diorama siklus air secara umum

a. Siapkan media diorama siklus air, air di dalam wadah dan stop kontak.

b. Letakan media diorama siklus air di atas meja.

c. Isilah visualisasi laut dengan air yang telah disediakan.

d. Tekan tombol yang ada dibagian belakang untuk menyalakan lampu LED sebagai konfirmasi kegiatan siswa.

e. Di bagian belakang terdapat 3 tombol, tombol pertama untuk lampu LED pada awan, tombol kedua untuk matahari dan tombol ketiga untuk menurunkan hujan.

f. Setelah selesai, kuras air pada visualisasi laut. g. Buanglah air ketempat wadah yang telah disediakan. h. Tunggu sampai media kering, dan media siap disimpan. 2. Kegiatan yang dapat dilakukan guru sebagai berikut:

a. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok

b. Siswa diminta untuk duduk dengan kelompoknya c. Membagikan LKS kepada masing-masing kelompok

d. Siswa diminta untuk mengamati dan melakukan percobaan sesuai dengan yang diminta guru.

e. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada di LKS f. Guru berkeliling untuk memantau tugas siswa

g. Salah satu kelompok diminta untuk maju kedepan dan mempresentasikan hasil tugasnya.

h. Kelompok lain diminta untuk menanggapi 3. Kegiatan siswa meliputi:

a. Siswa duduk dengan kelompoknya

b. Siswa mengamati perubahan pada media diorama siklus air yang telah disiapkan oleh guru

c. Siswa mengerjakan LKS yang dibagikan guru

(42)

F. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Istilah ilmu pengetahuan alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini berasal dari bahasa latin yaitu Scientia yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa Inggris kata sains berasal dari kata science yang berarti pengetahuan. Lalu science dikembangkan menjadi social science yang dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan natural science yang dikenal dengan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).26

Ilmu pengetahuan alam IPA merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari Physical Sciences (Ilmu Fisika) dan Life Sciences (Ilmu Biologi). Yang termasuk ke dalam physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, biologi, kimia, mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan Life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi, mikrobiologi.27

Samatowa menyatakan bahwa IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan Pengamatan yang dilakukan oleh manusia. IPA tidak hanya sebagai kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Sementara itu, sudjana mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari mengenai gejala alam beserta isinya dengan menggunakan melalui metode ilmiah.

Metode ilmiah merupakan upaya untuk mencari penjelasan tentang berbagai kejadian, penyebab, serta dampak yang ditimbulkan suatu gejala alam. Sehingga dalam sains, metode ilmiah menjadi jembatan antara penjelasan secara teoritis dengan pembuktian secara empiris. Pengetahuan alam mencangkup pengetahuan tentang semua kejadian, dan gejala alam

26Hizbullah & Nurhayati. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar. (Makassar: Aksara Timur, 2018) h, 1.

27 Joni Purwono, Dkk. Penggunaan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan. Jurnal Teknologi Pendidikan

(43)

yang bergantung satu sama lainnya seperti kehidupan, ,planet, iklim, dan seterusnya.28

IPA memiliki karakteristik yang membedakannya dengan bidang ilmu lain. Ciri-ciri tersebut sebagai berikut:

a. IPA mempunyai nilai ilmiah kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

b. IPA merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan Dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

c. Kita merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi eksperimentasi penyimpulan penyusunan teori eksperimentasi observasi dan dan seterusnya saling mengaitkan antara cara yang satu dengan cara yang lain.

d. IPA meliputi empat unsur yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap.29

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga ipa bukan hanya mengumpulkan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip saja, tetapi juga sebagai suatu proses penemuan.30

G. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa penelitian yang memiliki beberapa keterkaitan tentang media Diorama sebagai rujukan dalam penelitian ini diantaranya yaitu:

28 Isrok’atun, Dkk. Pembelajaran Matematika Dan Sains Secara Integratif Melalui Situation Based-Learning. (Sumedang, Upi Sumedang Press, 2020) h, 21.

29 Hizbullah & Nurhayati. Op. Cit,. h, 3.

30 Bayu Wijayama. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Bervisi Sets Dengan Pendekatan Savi. (Semarang: Qahar Publisher, 2019), h, 9.

(44)

1. Miftah Devi Amalia, Dkk. (2017). Jurnal Penelitian Pendidikan Yang Berjudul Pengembangan Media Diorama Pada Pembelajaran Tematik

Terintegrasi Tema Indahnya Negeriku Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini menggunakan metodologi research dan

development (R&D). Adapun hasil dari analisis data bahwa kevalidan dari ahli media sebesar 79%, dan ahli materi sebesar 88,3%. Sedangkan pengembangan pada media diorama dilakukan uji coba kepada siswa dengan hasil 92% respon siswa dan 87,5% respon guru. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa media diorama layak digunakan disekolah dasar.

2. Candra Kurniawan dan Hidayati. (2019). Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. yang Bejudul Pengembangan Media Pembelajaran Siklus Air Dan

Dampaknya Pada Tema Peristiwa Dalam Kehidupan Untuk Kelas V SDN JETIS II. Berdasarkan hasil penelitian dapat dismpulkan bahwa

media ini menggunakan model pengembangan 3D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Summel. Berdasarkan Penilaian Ahli Materi mendapatkan skor 3,84 termasuk dalam kategori Baik, Berdasarkan Penilaian Ahli Media dengan kategori baik mendapatkan skor 3,41, Berdasarkan hasil uji coba terbatas media ini termasuk dalam kategori Baik dengan skor 3,67 dan hasil uji coba lapangan mendapatkan skor rata-rata 4,03 dengan kategori Baik.

3. Ayu Dandini Kisma, dkk. (2020). Naturalistic; Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran. dengan Judul Penggunaan Media

Pembelajaran Diorama Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Kelas IV SD Negeri 2 Hadipolo. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa hasil tes pemahaman konsep pada siklus I peroleh rata-rata 73,72 dengan kriteria Perlu Bimbingan dan pada siklus II peroleh rata-rata 85,05 dengan kriteria Baik. Jadi, media diorama dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi sumber daya alam. 4. Raudhatul Munawaroh, dkk. (2020). Sawabiq: Jurnal Keislaman. dengan Judul Respon Siswa Terhadap Media Diorama Tema 8 Kelas IV.

(45)

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan media mengacu pada model pengembangan Borg and Gall. Hasil Validasi Media peroleh rata-rata 98,0% (Valid), Validasi Bahasa peroleh rata-rata 91,11% (Valid), Validasi RPP peroleh rata-rata 85,4% (Valid) dan Validasi Materi peroleh rata-rata 96,0% (Valid), Berdasarkan Hasil Angket Siswa Kemenarikan Media Pembelajaran Diorama Peroleh Nilai Sebesar 98,12% (Sangat Baik).

(46)

H. Kerangka Berfikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu proses dari upaya manusia untuk memahami gejala alam, dan dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah pandangan dan sikap manusia terhadap alam semesta sehingga diperlukan pemahaman dalam pembelajaran IPA.

Salah satu materi yang diajarkan disekolah dasar adalah materi siklus air. Materi siklus air dapat diajarkan dengan menggunakan media yang sesuai atau kegiatan praktikum. Akan tetapi media pembelajaran pada siklus air di sekolah-sekolah masih terbatas.

Keterbatasan media pembelajaran pada materi siklus air ini memiliki dampak negatif bagi proses pembelajaran seperti guru masih menggunakan metode ceramah pada saat kegiatan belajar mengajar, dan lebih banyak menggunakan buku paket. Serta keterbatasan gambar yang ada di buku siswa. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, masih terdapat siswa yang berbicara kepada temannya di luar hal-hal yang mengenai materi siklus air, hal-hal tersebut yang menyebabkan beberapa siswa kurang dalam memahami materi siklus air.

Sehingga diperlukan adanya pengembangan mdia pembelajaran. media yang dikembangkan merupakan media diorama siklus air yang dikembangkan menggunakan model 4D namun hanya dilakukan sampai tahap ketiga saja. Media diorama siklus air yang dikembangkan dilengkapi dengan lampu LED sebagai penanda proses siklus air. Media pembelajaran yang telah disusun kemudian divalidasi bertujuan untuk memperbaiki media pembelajaran agar layak di ujicobakan. Pada proses validasi dilakukan perbaikan sesuai dengan saran validator. Kemudian media yang sudah diperbaiki dapat diujicobakan. Hasil dari uji coba akam memberikan informasi kelayakan media dalam proses pembelajaran di sekolah.

(47)

Gambar 2.3 kerangka berfikir

Materi siklus air Pada mata pelajaran IPA

Dapat diajarkan meggunakan media yang sesuai atau

kegiatan praktikum

Kenyataannya, guru mengajarkan hanya menggunakan buku siswa

Masalah

1. Keterbatasan media pembelajaran dan alat praktikum 2. Untuk mengajarkan beberapa materi mebutuhkan

kemampuan memodifikasi alat/media pembelajaran 3. Materi siklus air membutuhkan alat/media pembelajaran

yang bervariasi, kreatif dan sesuai.

Solusi

(48)

31 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model pengembangan

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

Research And Development (R&D) sama maknanya dengan Metode

penelitian pengembangan. Menurut Sugiyono Metode Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan sebuah produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. sedangkan menurut sukmadinata mengemukakan bahwa research & development ialah pendekatan penelitian untuk menghasilkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada.1

Sedangkan Gall mengemukakan bahwa model pengembangan pendidikan didasarkan pada industri yang menggunakan temuan-temuan penelitian dalam merancang produk dan prosedur baru. Dengan adanya penelitian tersebut dapat dites di lapangan secara sistematis, dievaluasi, diperbaiki hingga memperoleh kriteria khusus tentang keefektifan, kualitas, atau standar yang sama.2

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa metode pengembangan atau Research And Development (R&D) ialah metode penelitian yang menghasilkan dan dapat merancang sebuah produk baik itu produk baru atau produk yang sudah ada untuk disempurnakan sehingga dapat berkembang dan memiliki efeketifitas dalam kegiatan proses belajar.

metode penelitian pengembangan (Research & Development) termasuk dalam kategori “need to do” diartikan sebagai penelitian yang

1 Budiyono Saputro. Manajemen Penelitian Pengembangan (Research & Development) Bagi Penyusun Tesis Da Disertasi. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2017) h, 8.

2 Emzir. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif Dan Kualitatif. (Depok: Rajawali Pers, 2017). h, 263.

Gambar

Gambar 2.3 kerangka berfikir Materi siklus air
Gambar 3.1 Desain Pengembangan
Tabel 3.1 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif
Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pengunaan media botol blood stream dalam pembelajaran IPA materi sistem peredaran darah manusia pada siswa kelas V di MI

Penelitian ini bertujuan untuk: 1 mengetahui langkah-langkah pengembangan media pembelajaran Berbasis Web Offline Pada Mata Pelajaran IPA Materi Bumi dan Gerakannya Kelas VI MI

Aktivitas guru pada siklus I dengan rata-rata yaitu 91,67% (baik) meningkat pada siklus II yaitu 100% (sangat baik). Model pembelajaran learning cycle juga pernah diterapkan

pembelajaran di kelas selama ini hanya menggunakan metode ceramah dan kurangnya media dalam proses pembelajaran. Dari 35 siswa dengan rincian 16 siswa laki-laki dan 19

Kesulitan-kesulitan dan kendala-kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran online adalah tidak dapat berinteraksi langsung dengan peserta didik,

MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS V MATERI AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY DI MI MUHAMMADIYAH BESANI

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk: 1) Menghasilkan media pembelajaran audio visual materi proses daur air berbasis adobe flash pada mata

Email: Anastas201803050001@student.atmajaya.ac.id; Ivan.stevanus@atmajaya.ac.id * PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SDS