• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan dasar teori yang menunjang penulisan tugas akhir mengenai pembuatan purwarupa aplikasi pelacak posisi kereta api menggunakan RFID.

Dasar teori yang digunakan dalam pengembangan ini adalah dasar teori tentang tahapan perancangan dan pengembangan perangkat lunak, UML, ASP .NET, RFID, dan MVC.

2.1 Tahapan Perancangan dan Pengembangan Sistem Perangkat Lunak

Dalam tahap perancangan dan pengembangan sistem, Pressman (2002) mengemukakan bahwa terdapat suatu model yang sering juga disebut dengan model sekuensial linier atau disebut juga dengan model air terjun (waterfall).

Model ini mengusulkan sebuah pendekatan kepada perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, dan pengujian. Model tersebut dapat dilihat dalam Gambar 2.1.

Analisis

Desain

Kode

Tes

Gambar 2.1 Model Sekuensial Linier (Pressman 2002)

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak, merupakan proses pengumpulan kebutuhan yang diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, analisis harus

(2)

memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja dan antar muka yang diperlukan.

2. Desain, merupakan proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda, antara lain struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antar muka dan detail prosedural.

3. Pembuatankode, merupakan proses penterjemahan desain ke dalam bentuk kode mesin yang dapat dibaca.

4. Tes atau pengujian, merupakan sebuah proses yang memfokuskan pada logika internal perangkat lunak, dengan memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji dan untuk menemukan kesalahan sehingga dapat memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.

2.2 Pemodelan Sistem

Untuk membuat suatu sistem yang baik diperlukan suatu metode atau perangkat pemodelan sistem. Perangkat pemodelan berfungsi sebagai media yang memberikan penjelasan tentang sistem yang dibuat. Perangkat pemodelan dapat berupa diagram maupun gambar.

Menurut Husni Iskandar Pohan (1997), tiga alasan untuk melakukan pemodelan sistem yaitu:

 Dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal penting dalam sistem tanpa mesti terlibat terlalu jauh.

 Mendiskusikan perubahan dan koreksi terhadap kebutuhan pemakai dengan resiko dan biaya minimal.

 Menguji pengertian penganalisis sistem terhadap kebutuhan pemakai dan membantu pendesain sistem dan pemrogram membangun sistem.

Pemodelan sistem dapat dipresentasikan dengan berbagai cara antara lain, diagram konteks (Data Flow Diagram Context Level), diagram alir (Flowchart), dan banyak model lainnya.

(3)

2.2.1 Diagram Konteks (Data Flow Diagram Context Level)

Data Flow Diagram (DFD) Context Level atau diagram konteks adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan dengan entitas luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

Diagram konteks mempunyai karakteristik penting dari sebuah sistem, yaitu :

1. Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana sistem melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator.

2. Data masuk yaitu data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus diproses dengan cara-cara tertentu.

3. Data keluar yaitu data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke pihak luar. 4. Penyimpanan data yang digunakan secara bersama-sama antara sistem dan

terminator. Data ini dapat dibuat oleh sistem dan digunakan oleh lingkungan atau sebaliknya.

5. Batasan antara sistem dan lingkungan.

2.2.2 Diagram Alir (Flowchart)

Flowchart atau diagram alir merupakan metode untuk menggambarkan tahap-tahap pemecahan masalah dengan merepresentasikan simbol-simbol tertentu yang mudah dimengerti, mudah digunakan, dan standar (Oetomo, Dharma B.S., 2002). Tujuan utama penggunaan diagram alir adalah untuk menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah secara sederhana, terurai, rapi, dan jelas dengan menggunakan simbol-simbol yang standar. Dalam penulisannya diagram alir dikenal dua model, yaitu diagram alir sistem dan diagram alir program.

2.2.2.1 Diagram Alir Sistem

Diagram alir sistem merupakan diagram alir yang menggambarkan suatu sistem peralatan komputer yang digunakan dalam proses pengolahan data serta hubungan antar peralatan tersebut. Diagram alir sistem tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah, tetapi hanya untuk

(4)

menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk. Simbol-simbol standar yang digunakan dan contoh penggunaannya ditunjukkan dalam Gambar2.2 dan Gambar2.3

Pita Magnetik Kartu Plong/ Keyboard

Punched Paper Tape

On Line Storage/ VDU

Input/Output Magnetic Drum Process Magnetic Disc

Off Line Storage Proses Sortir Proses Merge Arus

Gambar 2.2 Simbol-Simbol Diagram Alir Sistem (Oetomo 2002)

Keyboard

C P U

V D U

Disket

Gambar 2.3 Contoh Penerapan Diagram Alir Sistem (Oetomo 2002)

2.2.2.2 Diagram Alir Program

Diagram alir program merupakan diagram alir yang menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Simbol-simbol standar yang digunakan pada diagram alir sistem ditunjukkan dalam Gambar 2.4.

(5)

Input/Output Pemberian Nilai Awal Proses Konektor pada satu halaman Konektor pada

satu halaman Arah Keterangan

Pengujian Awal/Akhir Program

Gambar 2.4 Simbol-Simbol Diagram Alir Program (Oetomo 2002)

Pada penggambaran diagram alir program, ada dua jenis metode, yaitu conceptual flowchart dan detail flowchart. Conceptual flowchart menggambarkan tentang alur dari suatu pemecahan masalah secara global saja.Sedangkan detail flowchart menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci.

2.3 Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa Perangkat Lunak adalah satu bidang profesi yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembanganan perangkat lunak dan manajemen kualitas. IEEE Computer Society mendefinisikan rekayasa perangkat lunak sebagai penerapan suatu pendekatan yang sistematis, disiplin dan terkuantifikasi atas pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan perangkat lunak, serta studi atas pendekatan-pendekatan ini, yaitu penerapan pendekatan engineering atas perangkat lunak.

(6)

2.4 Tahapan Proses

Tahapan proses merupakan langkah-langkah terurut untuk menyelesaikan suatu masalah, dimana untuk bisa masuk ketahap selanjutnya kita sebaiknya menyelesaikan tahapan sebelumnya.

2.4.1 Analisis dan Perancangan

Analisis dilakukan terhadap beberapa referensi sebagai dasar untuk melakukan implementasi. Adapun tahap-tahap dalam perancangan adalah sebagai berikut: perancangan sistem, perancangan proses, dan perancangan antarmuka. Metode perancangan yang digunakan yaitu pemodelan sistem terstruktur.

2.4.2 Implementasi dan Pengujian

Melakukan implementasi dari hasil perancangan yang telah didefinisikan sebelumnya ke dalam bentuk kode (coding). Setelah kode selesai, dilakukan pengujian perangkat lunak yang dibuat, yang ditujukan untuk menemukan kesalahan dan menganalisisnya sebagai umpan balik untuk perbaikan sistem, sehingga perangkat lunak akan terbebas dari segala kesalahan pada saat dieksekusi oleh pengguna.

Pengujian meliputi pengujian implementasi aplikasi yang merupakan pengujian terhadap fungsionalitas aplikasi yang di dalamnya termasuk pengujian terhadap kompatibilitas aplikasi terhadap jenis ponsel yang mengakses sistem.

2.4.3 Pengambilan Kesimpulan

Pengambilan kesimpulan dari aplikasi yang telah dibuat dilakukan setelah semua tahapan perancangan dan pengujian sistem aplikasi telah selesai dilakukan. Pengambilan kesimpulan ini didasarkan pada kesesuaian antara teori dan praktek. Kesimpulan ini merupakan informasi akhir dari perancangan aplikasi yang berisi tentang berhasil atau tidaknya aplikasi tersebut dijalankan.

(7)

2.5 Unified Modelling Language (UML)

Unified Modelling Language (UML) adalah sekumpulan simbol dan diagram untuk memodelkan perangkat lunak. Desain dalam bentuk simbol dan diagram, kemudian dapat diterjemahkan menjadi kode program. Telah tersedia alat-alat (tools) yang dapat membuat kode program berdasarkan UML Class Diagram. Implementasi kode program dari diagram UML dapat menggunakan bahasa pemrograman apa saja dengan syarat bahasa pemrograman tersebut harus mendukung pemrograman berorientasi objek (PBO) seperti C++, Java, C#, atau VB.NET.

UML adalah bahasa standar untuk membuat model. Model adalah deskripsi masalah atau topik dari aplikasi yang akan dibuat. Dengan menggunakan model, tim pengembang akan terbantu dalam memahami lingkup masalah yang akan dipecahkan. Model adalah visualisasi dari aplikasi yang akan dibangun. Dengan UML semua anggota tim dapat berbicara dengan bahasa yang sama. UML menyediakan beberapa jenis diagram untuk merepresentasikan entities dan relationship yang terdapat di dalam aplikasi. Tahapan pembangunan aplikasi berorientasi objek pada umumnya bersifat iteratif dan incremental. Proses pembangunan aplikasi dibagi menjadi beberapa siklus. Setiap kali satu siklus dilakukan, dilakukan evaluasi sebagai bahan untuk memulai siklus berikutnya.

Setiap siklus biasanya terdiri atas: a. Tahap analisa permintaan

b. Tahap analisa sistem c. Tahap desain

d. Tahap implementasi

UML akan digunakan pada tahap analisa dan desain. Desain yang dihasilkan berupa diagram-diagram UML yang akan diterjemahkan menjadi kode program pada tahap implementasi. UML terdiri atas 13 jenis diagram resmi seperti tertulis dalam Tabel 2.1. (Munawar 2005).

(8)

Tabel 2.1 Jenis diagram resmi UML (Munawar 2005)

No. Diagram Kegunaan

1. Activity Perilaku prosedural dan parallel

2. Class Class, Fitur, dan relasinya

3. Communication Interaksi diantara objek. Lebih menekankan ke link

4. Component Struktur dan koneksi dari komponen

5. Composite structure Dekomposisi sebuah class pada saat runtime 6. Deployment Penyebaran / instalasi ke klien

7. Interaction overview Gabungan sequence dan activity diagram

8. Object Contoh konfigurasi dari contoh-contoh

9. Package Struktur hierarki saat kompilasi

10. Sequence Interaksi antar objek. Lebih menekankan pada urutan 11. State machihne Bagaimana event mengubah sebuah objek selama aktif 12. Timing Interaksi antar objek. Lebih menekankan pada waktu 13. Use case Bagaimana user berinteraksi dengan sebuah sistem

Diagram UML yang akan dibahas pada bab ini adalah use case diagram, sequence diagram, class diagram, activity diagram,dan statechart diagram.

Pada penelitian ini penulis menggunakan dua diagram yaitu Use Case Diagram dan Activity Diagram. Dibawah ini merupakan penjelasan diagram-diagram UML yang digunakan dalam mengimplementasikan program.

(Munawar 2005).

2.5.1 Diagram Use Case (Use Case Diagram)

Diagram use case ini digunakan untuk menunjukkan fungsionalitas dari suatu sistem dari sudut pandang pengguna atau user. OMG atau Object Management Group telah mendefinisikan notasi grafis untuk use case, tetapi tidak sampai pada menuliskan secara detail use case-nya. Digram use case mendeskripsikan interaksi tipikal antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan (Fowler 2005).

(9)

Beberapa notasi yang di gunakan pada diagram use case yaitu aktor, yang digunakan untuk menggambarkan pelaku atau pengguna. Pelaku ini meliputi manusia atau sistem komputer atau subsistem lain yang memiliki metode untuk melakukan sesuatu, use case, digunakan untuk menggambarkan spesifikasi pekerjaan (job specification) dan deskripsi pekerjaan (job description), serta keterkaitan antar pekerjaan (job), aliran proses (relationship), digunakan untuk menggambarkan hubungan antara use case dengan use case lainnya, aliran perpanjangan (extension point), digunakan untuk menggambarkan hubungan antara use case dengan use case yang diperpanjang (extended use case) maupun dengan use case yang dimasukkan (included use case) dan aliran yang digunakan untuk menggammbarkan hubungan antara actor dengan use case.

Sedangkan notasi-notasi yang lebih jelas yang digunakan dalam pemodelan diagram use case dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Notasi Diagram Use Case (Fowler 2005)

Notasi Deskripsi

Aktor, yang digunakan untuk menggambarkan pelaku atau pengguna. Pelaku ini meliputi manusia atau sistem komputer atau subsistem lain yang memiliki metode untuk melakukan sesuatu.

Contoh: Manager, Pelanggan, dan lain-lain.

Use case, digunakan untuk menggambarkan spesifikasi pekerjaan (job specification) dan deskripsi pekerjaan (job description), serta keterkaitan antar pekerjaan (job).

Contoh: pesan barang, menutup pintu, dan lain-lain. Aliran proses (relationship), digunakan untuk menggambarkan hubungan antara use case dengan use case lainnya.

Aliran perpanjangan (extension point), digunakan untuk menggambarkan hubungan antara use case dengan use case yang diperpanjang (extended use case) maupun dengan use case yang dimasukkan (included use case).

(10)

Aliran yang digunakan untuk menggammbarkan hubungan antara actor dengan use case.

<<extended>> Kondisi yang mendeskripsikan apa yang terjadi antara use case dengan use case yang diperpanjang.

<<include>>

Include adalah kondisi aliran proses langsung (directed relationship) antara dua use case yang secara tak langsung menyatakan kelakuan (behaviour) dari use case yang dimasukkan.

<<has>> Adalah kondisi yang mendeskripsikan apa yang terjadi antara actor dengan use case.

Dan berikut ini adalah contoh diagram use case yang umum diterapkan pada sebuah Bank yang di jelaskan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Contoh Diagram Use Case pada bank (Raharjo 2009)

2.5.2 Diagram Aktifitas (Activity Diagram)

Diagram aktifitas menggambarkan berbagai alur aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, bagaimana mereka berakhir, dan juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. (Munawar 2005).

Oleh karena itu diagram aktifitas tidak menggambarkan perilaku internal sebuah sistem dan interaksi antar subsistem secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktifitas dari level atas secara

(11)

umum. Sedangkan notasi-notasi yang digunakan dalam pemodelan diagram aktifitas dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Notasi Diagram Aktifitas (Munawar 2005)

No. Notasi Keterangan

1.

Aktifitas, digunakan untuk menggambarkan aktifitas dalam diagram aktifitas.

2. Node keputusan (decision node), digunakan untuk menggambarkan kelakuan pada kondisi tertentu.

3. Titik awal, digunakan untuk menggambarkan awal

dari diagram aktifitas. 4.

Titik akhir (final acton), digunakan untuk menggambarkan akhir dari diagram aktifitas.

5.

Akhir alur (flow final), digunakan untuk menghancurkan semua tanda yang datang dan tak memiliki efek alur dalam aktifitas.

6.

Aksi (action), digunakan untuk menggambarkan alur antara aksi dengan aksi, titik awal dengan aksi, atau aksi dengan titik akhir.

7.

Aksi penerimaan kejadian (accept event action), sebuah aksi yang menunggu sebuah kejadian dari suatu peristiwa bertemu kondisi yang spesifikasi.

8.

DataStore digunakan untuyk menjaga agar semua tanda yang masuk dan menduplikasinya saat mereka dipilih untuk pindah ke alur selanjutnya (downstream).

9.

Node fork memiliki satu aksi yang masuk dan beberapa aksi yang keluar.

10.

Join node digunakan untuk menggambarkan beberapa aksi yang masuk dan satu aksi yang keluar.

(12)

Dibawah ini merupakan contoh penggunaan diagram aktifitas pada sebuah bank yang di jelaskan pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Contoh Diagram Aktifitas pada sebuah bank (Raharjo 2009)

2.5.3 Sequence Diagram

Sebuah sequence diagram secara khusus menjabarkan aktivitas sebuah skenario tunggal. Diagram tersebut menunjukkan sejumlah objek contoh dan pesan-pesan yang melewati objek-objek di dalam use case diagram (Fowler 2005).

Sequence diagram menunjukkan interaksi dengan menampilkan setiap partisipan dengan garis alir secara vertikal dan pengurutan pesan dari atas ke bawah. Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah kejadian (event) untuk menghasilkan output tertentu. Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Pesan digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Notasi-notasi yang digunakan dalam pemodelan sequence diagram adalah:

1. Aktor, merupakan sebuah peran yang dimainkan seorang pengguna dalam kaitannya dengan sistem.

2. Activation, menggambarkan waktu yang dibutuhkan suatu objek untuk menyelesaikan suatu aktifitas.

(13)

4. Aliran pesan, menggambarkan komunikasi antar objek.

Gambar 2.7: Notasi Sequence Diagram. (Raharjo:2009).

Gambar 2.8 Notasi Sequence Diagram (Raharjo 2009)

Gambar 2.8 Contoh Sequence Diagram pada saat admin melakukan login

(Raharjo 2009)

2.6 ASP .NET

ASP.NET adalah teknologi baru dalam pemrograman web yang merupakan kelanjutan dari teknologi ASP 3.0. Perbedaan utama disbanding ASP klasik adalah penggunaan .NET Framework sebagai fondasi pemrograman (M. Choirul Amri 2003). ASP.NET memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknologi terdahulu, antara lain :

1. Kemudahan mengakses berbagai library .NET Framework secara konsisten dan powerful, yang mempercepat pengembangan aplikasi.

(14)

2. Penggunaan berbagai bahasa pemrograman secara penuh, misalnya VB.NET, C#, J#, dan C++. Dalam ASP.NET bahasa-bahasa ini dapat digunakan secara penuh sebagaimana layaknya bekerja di Windows Application. Hal ini jauh berbeda dibandingkan ASP klasik yang mengunakan scripting language. Misalnya VBScript agak berbeda syntax dengan VB, dalam ASP.NET kita dapat menggunakan VB.NET dengan syntax yang 100% sama dengan ketika membangun Windows Application. Demikian juga dengan C#, tidak ada perbedaan syntax antara C# untuk membuat kode ASP.NET dengan Windows Form. Ini sangat memudahkan memprogram aplikasi Windows dan Web secara konsisten.

3. Tersedia berbagai Web Control yang dapat digunakan membangun aplikasi secara cepat. Programmer dapat dengan mudah mengkaitkan data ke web control sebagaimana layaknya memprogram windows application. Hal ini sangat mempercepat pembuatan aplikasi dibandingkan harus menyusun kode – kode HTML secara manual.

4. Code Behind, artinya kode – kode pemrograman yang menjadi logic aplikasi ditempatkan terpisah dengan kode user interface yang berbentuk HTML. Ini sangat memudahkan dalam debugging, karena kode untuk presentation layer tidak tercampur dengan kode application logic.

2.7 RFID (Radio Frequency Identification)

2.7.1 Pengertian RFID

RFID atau Radio Frequency Identification atau Identifikasi Frekuensi Radio adalah sebuah teknlologi komunikasi nirkabel yang digunakan untuk mengidentifikasi objek yang diberikan tag secara unik (Hunt, Puglia dan Puglia 2007). Ada 3 komponen dasar dalam sistem RFID :

1. Tag (kadang disebut transponder), yang terdiri dari semikonduktor, chip, antena, dan kadang – kadang beterai.

2. Interogator (kadang disebut pembaca atau perangkat baca/ tulis), yang terdiri dari antena, RF modul elektronik, dan elektronik kontrol modul.

(15)

3. Sebuah Controller (kadang disebut host), yang biasanya menggunakan sebuah komputer atau workstation yang menjalankan basis data dan perangkat lunak sebagai controller.

Tag dan interogator mengkomunikasikan informasi satu dengan yang lainnya melalului gelombang radio. Ketika sebuah objek yang memiliki tag memasuki zona baca dari sebuah interogator, interogator memberikan sinyal kepada tag untuk mengambil data yang disimpan oleh tag tersebut. Tag dapat menyimpan berbagai jenis informasi tentang objek dimana dia ditempelkan, misalnya nomor seri, waktu, instruksi konfigurasi, dan masih banyak lagi. Setelah interogator menerima data dari tag, data tersebut disampaikan ke controller melalui jaringan, seperti LAN atau bahkan internet. Controller kemudian dapat menggunakan informasi tersebut untuk berbagai macam tujuan. Misalnya, controller dapat menggunakan data tersebut untuk sekedar menginventarisasi objek ke dalam basis data.

Gambar 2.9 Komponen Sistem RFID

Suatu sistem RFID dapat terdiri dari banyak interogator yang dikoneksikan ke satu controller. Sebuah interogator dapat berkomunikasi dengan banyak tag secara bersamaan. RFID tag dapat ditempelkan hampir pada semua objek, misalkan pada barang di rak toko, bayi yang baru lahir, kendaraan, dan lain - lain.

(16)

2.7.2 RFID Tag

Fungsi dasar sebuah RFID tag adalah untuk menyimpan data dan mengirimkan data ke interogator. Pada dasarnya, tag terdiri dari sebuah chip elektronik dan antena (lihat gambar) yang dikemas dalam sebuah paket untuk membentuk sebuah tag yang dapat digunakan. Secara umum chip berisi memori dimana data disimpan, dibaca, dan kadang – kadang ditulis juga. Beberapa tag juga menggunakan baterai, dan inilah yang membedakan antara tag aktif dan pasif.

2.7.3 Tag Aktif & Pasif

RFID tag dikatakan aktif jika tag tersebut memiliki sumber daya sendiri seperti baterai. Ketika tag mengirimkan data ke interogator, tag tersebut menggunakan sumber daya dari baterai untuk mentransmisikannya, sama seperti telepon seluler yang menggunakan baterai. Oleh karena itu, tag aktif dapat berkomunikasi dengan interogator walaupun sinyal dari interogator kurang kuat dan dapat mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih luas hingga ratusan meter. Jenis tag ini biasanya juga memiliki memori yang lebih besar hingga 128 Kbytes. Baterai pada tag aktif dapat bertahan selama 2 tahun sampai 7 tahun.

RFID tag pasif tidak memiliki sumber daya sendiri. Mereka mendapatkan daya untuk mengirimkan data dari sinyal yang dikirimkan interogator. Hal ini membuat tag pasif lebih kecil dan murah. Namun jarak baca dari tag ini pun menjadi semakin sempit dan juga memerlukan interogator yang lebih kuat. Kapasitas memori dari tag pasif juga lebih kecil jika dibandingkan dengan tag aktif.

2.7.4 Read-Only Tag & Read/ Write Tag

Hal lain yang membedakan tag adalah tipe memorinya. Ada dua jenis tipe memori dari tag yaitu: read-only (RO) dan read/ write (RW). RO memori adalah memori yang hanya bisa dibaca. RO tag mirip dengan barcode yang tidak dapat diubah setelah diprogram/ dibuat. Cara kerja nya spereti CD-ROM yang hanya bisa dibaca dan tidak bisa diubah.

(17)

RW tag biasa nya juga disebut tag pintar. Tag pintar lebih fleksibel daripada RO tag. Tag ini dapat menyimpan data dan memiliki alamat memori yang mudah untuk diubah. Data pada RW tag dapat dihapus dan ditulis ulang ribuan kali. Bisa dikatakan cara kerja tag pintar itu mirip seperti sebuah flashdisk.

2.7.5 Interogator RFID

Interogator RFID bertindak sebagai jembatan antara RFID tag dengan controller. Beberapa fungsi dasar dari interogator adalah sebagai berikut :

A. Membaca isi data dari RFID tag

B. Menulis data ke dalam tag (untuk tag pintar) C. Menyampaikan data dari atau ke controller D. Memberikan daya kepada tag (untuk tag pasif)

Pada intinya, interogator RFID merupakan komputer kecil. Bagian utama dari interogator adala antena, modul elektronik RF yang digunakan untuk berkomunikasi dengan RFID tag, dan modul elektronik controller yang digunakan untuk berkomunikasi dengan controller.

2.8 Arsitektur MVC

Arsitektur Model-View-Controller (MVC) adalah sebuah pola yang terbukti membangun proyek secara lebih efektif. Hal itu dilakukan dengan memilah komponen antara Model, View dan Controller pada bagian – bagian dalam proyek (Joyce Avestro 2007).

2.8.1 Motivasi

Aplikasi apapun, bagian dalam kode yang sering mengalami perubahan adalah bagian user interface. User interface adalah bagian yang paling terlihat oleh user dan bagaimana ia berinteraksi dengan aplikasi, membuatnya menjadi titik fokus pengubahan berdasar kemudahan penggunaan.

(18)

Business-logic yang rumit pada user-interface membuat pengubahan pada user interface menjadi lebih kompleks dan mudah terjadi kesalahan. Perubahan pada satu bagian memiliki potensi keterkaitan dengan keseluruhan aplikasi.

2.8.2 Solusi

Pola MVC menyediakan sebuah solosi terhadap permasalahan tersebut dengan membagi aplikasi menjadi bagian – bagian tersendiri, Model, View dan Controller, memisahkan antar bagian tersebut dan membuat tata interaksi diantaranya.

2.8.3 Model

Pola MVC memiliki layer yang disebut dengan Model yang merepresentasikan data yang digunakan oleh aplikasi sebagaimana proses bisnis yang diasosiasikan terhadapnya. Dengan memilahnya sebagai bagian terpisah, seperti penampungan data, persistence, serta proses manipulasi, terpisah dari bagian lain aplikasi.

Terdapat beberapa kelebihan dalam pendekatan ini. Pertama, membuat detail dari data dan operasinya dapat ditempatkan pada area yang ditentukan (Model) dibanding tersebar dalam keseluruhan lingkup aplikasi. Hal ini memberikan keuntungan dalam proses maintenance aplikasi.

Kedua, dengan pemisahan total antara data dengan implementasi interface, komponen model dapat digunakan kembali oleh aplikasi lain yang memiliki kegunaan yang hampir sama.

2.8.4 View

Layer ini mengandung keseluruhan detail dari implementasi user interface. Disini, komponen grafis menyediakan representasi proses internal aplikasi dan menuntun alur interaksi user terhadap aplikasi. Tidak ada layer lain yang berinteraksi dengan user, hanya View. Penggunaan layer View memiliki beberapa kelebihan : Pertama, memudahkan pengabungan divisi desain dalam

(19)

development team. Divisi desain dapat berkonsentrasi pada style, look & feel, dan sebagainya, dalam aplikasi tanpa harus memperhatikan lebih pada detail yang lain.

Dan juga, memiliki layer View yang terpisah memungkinkan ketersediaan multiple interface dalam aplikasi. Jika inti dari aplikasi terletak pada bagian lain (dalam Model), multiple interfaces dapat dibuat (Swing, Web, Console), secara keseluruhan memiliki tampilan yang berbeda namun mengeksekusi komponen Model sesuai fungsionalitas yang diharapkan.

2.8.5 Controller

Terakhir, arsitektur MVC memiliki layer Controller. Layer ini menyediakan detail alur program dan transisi layer, dan juga bertanggungjawab akan penampungan events yang dibuat oleh user dari View dan melakukan update terhadap komponen Model menggunakan data yang dimasukkan oleh user.

Kelebihan dalam penggunaan layer Controller secara terpisah : Pertama, dengan menggunakan komponen terpisah untuk menampung detail dari transisi layer, komponen view dapat didesain tanpa harus memperhatikan bagian lain secara berlebih. Hal ini memudahkan team pengembang multiple interface bekerja secara terpisah dari yang lain secara simultan. Interaksi antar komponen View terabstraksi dalam Controller.

Kedua, dengan menggunakan layer terpisah yang melakukan update terhadap komponen Model, detail tersebut dihapus dari layer presentasi. Layer presentasi kembali pada fungsi utamanya untuk menampilkan data kepada user. Detail tentang bagaimana data dari user mengubah ketetapan aplikasi disembunyikan oleh Controller. Hal ini memisahkan dengan jelas antara presentation logic dengan business logic.

(20)

Gambar

Gambar 2.1 Model Sekuensial Linier (Pressman 2002)
Gambar 2.2 Simbol-Simbol Diagram Alir Sistem (Oetomo 2002)
Gambar 2.4 Simbol-Simbol Diagram Alir Program (Oetomo 2002)
Tabel  2.1 Jenis diagram resmi UML (Munawar 2005)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas sumur resapan dalam membantu proses infiltrasi pada kondisi tanah tertentu dengan kondisi permeabilitas yang telah

Jika dilihat pada Gambar 10, nilai maksimum tegangan ekuivalen terbesar terdapat pada desain 4 dengan nilai tegangan sebesar 4,3095 MPa namun untuk nilai minimum

Saat AC sedang dalam keadaan mati, bukalah jendela agar udara segar dan cahaya matahari dapat menembus ruangan; (2) kurangi menyemprot pewangi ruangan yang mengandung

Dalam rangka pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan fasilitas elektronika dan listrik yang meliputi perencanaan, penyediaan, pemasangan, pengoperasian dan pemeliharaan peralatan

Pada grafik percobaan menggunakan selang dengan diameter 3/4 tekanan tertinggi mencapai 0.28 pada variasi 7 dimana katup 1 ditutup penuh dan katup 2 ditutup 45 derajat, hal ini

Tim Gabungan terus melakukan evakuasi pencarian korban longsor di dusun Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara.. Dari hasil pencarian

Dilihat dari pola yang ada tampak bahwa lama waktu perkembangan larva stadia 4 dan 8 adalah sama, walaupun data pada Tabel 11 memperlihatkan bahwa antar perlakuan dan/atau

Uji beda rata-rata digunakan untuk membandingkan antara hasil produksi dan pendapatan usahatani cabai merah yang diperoleh petani sebelum perubahan iklim dengan