• Tidak ada hasil yang ditemukan

(REVIU RENSTRA SKPD) Satuan Kerja Perangkat Daerah DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PONOROGO REVIU KE-3 RENCANA STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(REVIU RENSTRA SKPD) Satuan Kerja Perangkat Daerah DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PONOROGO REVIU KE-3 RENCANA STRATEGIS"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

REVIU KE-3 RENCANA STRATEGIS

Satuan Kerja Perangkat Daerah

(REVIU RENSTRA SKPD)

DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN

KABUPATEN PONOROGO

2016-2021

Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Ponorogo

Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan

(2)

Reviu Ke-3 Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 - i

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah S.W.T dokumen Reviu Ke-3 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 dapat disusun dan diselesaikan dengan baik dan lancar. Renstra merupakan dokumen perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun.

Dengan disusunnya dokumen Reviu Ke-3 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 diharapkan pelaksanaan pembangunan pertanian lebih terintegrasi mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Sehingga pada akhirnya nanti akan tercapai masyarakat yang sejahtera sebagaimana visi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo yaitu “Terwujudnya sistem pertanian modern sebagai basis peningkatan ekomomi masyarakat”.

Selanjutnya kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya dokumen Reviu Ke-3 Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 ini kami sampaikan terima kasih. Akhirnya semoga apa-apa yang tertuang dalam dokumen Reviu Ke-3 Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

(3)

Reviu Ke-3 Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 - ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ii

BAB I PENDAHULUAN... BAB I/1-8

1.1 Latar Belakang... BAB I/1-8 1.2 Landasan Hukum... BAB I/3-8 1.3 Maksud dan Tujuan... BAB I/5-8 1.4 Sistematika Penulisan... BAB I/6-8 BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN

PERIKANAN... BAB II/1-52 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat

Daerah... BAB II/1-52 2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah... BAB II/30-52 2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah... BAB II/35-52 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

Perangkat Daerah... BAB II/46-52 BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

PERANGKAT DAERAH... BAB III/1-20 3.1 Identiikasi Permasalahn Berdasarkan Tugas dan

Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah... BAB III/1-20 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah

dan Wakil Kepala Daerah Terpilih... BAB III/10-20 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra... BAB III/12-20 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis... BAB III/15-20 3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis... BAB III/17-20

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN... BAB IV/1-7

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas

Pertanian dan Perikanan... BAB IV/1-7

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN... BAB V/1-3

5.1 Strategi dan Kebijakan Perangkat Daerah... BAB V/1-3 BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN... BAB VI/1-97

BAB VII KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN... BAB VII/1-1

BAB VIII PENUTUP... BAB VIII/1-3 LAMPIRAN

(4)

Bab I/1-8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan secara operasional dijabarkan melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Organisasi Perangkat Daerah diharapkan selaras dalam proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pelaporan dalam pelaksanaan program dan kegiatan.

Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Ponorogo didampingi dan diasistensi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga diharapkan dapat diperoleh penilaian SAKIP yang baik sesuai yang diinginkan. Selama proses pendampingan dan asistensi itulah diperoleh berbagai arahan konstruktif yang berkenaan dengan naskah perencanaan di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo. Selanjutnya untuk melaksanakan berbagai arahan konstruktif tersebut dipandang perlu dilakukan reviu atas Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021.

Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perangkat daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra dimaksud memuat tujuan, sasaran, program, serta kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan serta menyesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas, serta berpedoman pada RPJMD dan bersifat indikatif. Adapun reviu atas Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan

(5)

Bab I/2-8

Kabupaten Ponorogo tahun 2016-2021 ini dilaksanakan guna mengakomodir perubahan tujuan, sasaran, program, serta kegiatan di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo.

Reviu Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Tahun 2016-2021 ini dilaksanakan sebagaimana ketentuan Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tatacara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.

Reviu Ketiga Atas Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 merupakan bagian tidak terpisahkan dari :

1. Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala

Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Nomor

050/17/405.15/2016 tanggal 14 September 2016;

2. Reviu Atas Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Nomor 188.4/17/405.24/2017 tanggal 17 Februari 2017.

3. Reviu Kedua Atas Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Nomor 188.4/17/405.24/ 2017 tanggal 18 Desember 2017.

(6)

Bab I/3-8 1.2. Landasan Hukum

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Perikanan Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2016–2021 disusun atas dasar:

- Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur;

- Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

- Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

- Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

- Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); - Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,

Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

(7)

Bab I/4-8

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

- Peraturan Presiden RI Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); - Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

- Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah; - Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025;

- Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ponorogo tahun 2012-2032;

- Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021;

- Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

- Peraturan Bupati Ponorogo No. 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Uraian Tugas dan Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo;

(8)

Bab I/5-8

- Peraturan Bupati Kabupaten Ponorogo Nomor ... Tahun 2017 tentang Reviu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021.

1.3 Maksud dan Tujuan

Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016–2021 sebagai salah satu bentuk penjabaran RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2016–2021 sekaligus sebagai dokumen perencanaan pembangunan pertanian yang mengakomodasi berbagai aspirasi yang ada, memfokuskan pada hasil identifikasi dan penanganan isu-isu strategis, yang berorientasi pada tindakan antisipatip.

Adapun maksud penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 adalah (1) untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pada setiap tahun anggaran selama 5 (lima) tahun ke depan; (2) untuk menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efektif, efisien, berkeadilan, dan berkelanjutan; (3) untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar pelaku pembangunan dan pemangku kepentingan dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Ponorogo.

Sedang tujuan penyusunan Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2021 adalah (1) untuk menjabarkan visi dan misi RPJMD Kabupaten Ponorogo ke dalam program dan kegiatan di Dinas Pertanian dan Perikanan sebagaimana tugas pokok dan fungsinya, yang selanjutnya dijadikan acuan untuk direalisasikan pada masing-masing tahun anggaran; (2) tersedianya dokumen perencanaan Dinas Pertanian dan Perikanan untuk periode 5 (lima) tahun ke depan sebagai pedoman dalam menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian, penyusunan

(9)

Bab I/6-8

program dan kegiatan pembangunan pertanian dalam dokumen Renja Dinas Pertanian dan Perikanan pada setiap tahunnya; (3) sebagai pedoman dalam penyusunan target kinerja yang dituangkan dalam perencanaan kinerja dan perjanjian kinerja yang selanjutnya dievaluasi dan dijabarkan dalam Laporan Kinerja (LKj) pada tiap-tiap

tahun anggaran sebagai perwujudan pelaksanaan Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). 1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Tahun 2016–2021 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN, berisi:

1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN, berisi:

2.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

2.2. Sumberdaya Perangkat Daerah 2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH, berisi:

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah

(10)

Bab I/7-8

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih

3.3. Telaahan Renstra K/L Dan Renstra

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis BAB IV.

BAB V.

TUJUAN DAN SASARAN, berisi:

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Pertanian dan Perikanan

Dikemukakan rumusan pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Pertanian dan Perikanan dengan dilengkapi penyajian tabel yang berisi indikator tujuan/sasaran beserta target nya STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN, berisi:

5.1 Strategi dan Kebijakan Perangkat Daerah

Menunjukkan bagaimana cara untuk mencapai tujuan, sasaran jangka menengah Dinas Pertanian dan Perikanan, dan target kinerja hasil (outcome) program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Perikanan. Strategi dan kebijakan dalam Renstra Dinas Pertanian dan Perikanan selanjutnya menjadi dasar perumusan program dan kegiatan sesuai tugas dan fungsi Dinas Pertanian dan Perikanan. Dengan dilengkapi tabel yang berisi Visi dan Misi Kepala Daerah, Tujuan, Sasaran, serta Arah Kebijakan.

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA

PENDANAAN, berisi:

Dikemukakan rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama 5 (lima) tahun yang akan datang, sebagai penjabaran atas strategi dan arah kebijakan yang

(11)

Bab I/8-8

telah ditentukan. Pada bagian ini disajikan tabel yang berisi tujuan, sasaran, kode, program kegiatan, indikator kinerja, data capaian awal tahun, target kinerja, serta pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun ke depan. BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN

Memuat seluruh indikator kinerja Dinas Pertanian dan Perikanan yang tertuang di dalam RPJMD yang secara langsung menjadi prioritas dalam mendukung program dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Kabupaten Ponorogo.

BAB VIII. PENUTUP

Memuat tentang peran renstra sekaligus memberikan aturan bahwa renstra yang telah ditetapkan akan menjadi pedoman sampai dengan disusun dan ditetapkannya renstra yang baru.

(12)

Bab II/1 - 52

GAMBARAN PELAYANAN

DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah Berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo No 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Uraian Tugas dan Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, tugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo menyelenggarakan fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian dan perikanan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang pertanian dan perikanan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian dan perikanan;

d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah tangga Dinas;

e. Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga pemerintah/swasta yang berkaitan dengan lingkup tugas di bidang pertanian dan perikanan; dan

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.

Adapun tugas pokok dan fungsi setiap bidang di lingkup Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo No 78 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

(13)

Bab II/2 - 52

Perikanan Kabupaten Ponorogo, sebagai berikut: 1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program evaluasi dan pelaporan, administrasi umum, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan rumah tangga. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, sekretariat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. pengkoordinasian penyusunan rencana program kegiatan dan

anggaran bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administrative yang terkait;

b. pemberian dukungan administrasi yang meliputi

ketatausahaan kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan kerjasama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi; c. penataan organisasi dan tata laksana kerja organisasi;

d. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan; e. pengelolaan barang milik/kekayaan daerah/Negara; dan f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Secara struktural Sekretariat memiliki 3 (tiga) Sub Bagian, antara lain:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pembinaan administrasi umum, rumah tangga, dan kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. pengelolaan dan pembinaan administrasi umum dan ketatalaksanaan di lingkungan Dinas;

(14)

Bab II/3 - 52

pemberhentian, dan pensiun pegawai;

c. pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, disiplin pegawai, dan evaluasi kinerja pegawai;

d. pelaksanaan urusan rumah tangga, keamanan, dan kebersihan;

e. pelaksanaan penyusunan rencana dan pengadaan sarana dan prasarana kebutuhan Dinas;

f. penyusunan rencana, pengelolaan, dan perawatan

perlengkapan dan peralatan Dinas;

g. melakukan urusan tata usaha dan kearsipan;

h. penyelenggaraan inventarisasi, pengelolaan, dan pelaporan kekayaan/asset milik dinas/daerah/negara;

i. pelaksanaan telaahan dan penyiapan bahan penyusunan peraturan perundang-undangan;

j. penyelenggaraan protokoler, kehumasan, dan perjalanan dinas;

k. pengelolaan administrasi dan pembinaan kepegawaian di lingkungan Dinas; dan

l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

2) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan

administrasi keuangan di lingkungan Dinas. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyiapan bahan pelaksanaan penyusunan anggaran keuangan Dinas;

b. pelaksanaan pengelolaan keuangan, pembukuan,

perhitungan dan verifikasi, serta perbendaharaan

(15)

Bab II/4 - 52

d. pelaksanaan administrasi tata laksana keuangan;

e. penyusunan laporan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan pengelolaan keuangan Dinas; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Sub Bagian Program dan Pelaporan

Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan program dan pelaporan kegiatan Dinas. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana

program, kegiatan, dan anggaran keuangan Dinas; b. pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian

data statistik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas; c. pelaksanaan telahaan dan penyiapan bahan penyusunan

payung hukum pelaksanaan kegiatan Dinas;

d. penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan internal;

e. pelaksanaan evaluasi dan penyiapan bahan peningkatan pelayanan publik di lingkungan Dinas;

f. penyusunan laporan pelaksanaan dan pencapaian kinerja program/kegiatan Dinas; dan

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian

Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana pertanian. Dalam melaksanakan

(16)

Bab II/5 - 52

fungsi:

a. penyusunan kebijakan di bidang prasarana dan sarana pertanian;

b. penyediaan dukungan infrastruktur pertanian;

c. pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi pertanian;

d. penyediaan, pengawasan, dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida, serta alat dan mesin pertanian;

e. pemberian bimbingan pembiayaan pertanian; f. pemberian fasilitasi investasi pertanian;

g. pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana pertanian; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai 3 seksi, dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:

1) Seksi Pengelolaan Lahan dan Irigasi Pertanian

Seksi Pengelolaan Lahan dan Irigasi Pertanian mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengelolaan lahan dan irigasi pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya seksi Pengelolaan Lahan dan Irigasi Pertanian mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan lahan dan irigasi pertanian;

c. penyiapan bahan penyediaan lahan, jalan usaha tani, jaringan irigasi tersier, dan jaringan tingkat desa/usaha tani;

(17)

Bab II/6 - 52

optimalisasi dan pengendalian lahan pertanian;

e. penyiapan bahan pengembangan tata ruang dan tata guna lahan pertanian;

f. penyiapan bahan bimbingan pemberdayaan kelembagaan petani/masyarakat pemakai air untuk pertanian;

g. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Seksi Pengelolaan Pupuk Pestisida dan Pembiayaan Pertanian Seksi Pengelolaan Pupuk Pestisida dan Pembiayaan Pertanian mempunyai tugasmelakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang pengelolaan pupuk, pestisida, dan pembiayaan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya seksi Pengelolaan Pupuk Pestisida dan Pembiayaan Pertanian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang pengelolaan pupuk dan pestisida pertanian;

c. penyediaan pupuk dan pestisida pertanian;

d. pengawasan peredaran dan pendaftaran pupuk dan pestisida pertanian;

e. penjaminan mutu pupuk dan pestisida pertanian;

f. penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis di bidang pembiayaan pertanian;

g. pendampingan dan supervisi di bidang pembiayaan pertanian;

(18)

Bab II/7 - 52

lingkup seksi; dan

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Seksi Pengelolaan Alat, Mesin, dan Investasi Pertanian

Seksi Pengelolaan Alat, Mesin, dan Investasi Pertanian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi dibidang pengelolaan alat, mesin, dan investasi pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya seksi Pengelolaan Alat, Mesin, dan Investasi Pertanian menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana

program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis di bidang alat, mesin, dan investasi pertanian;

c. melakukan pendampingan dan supervisi di bidang alat, mesin, dan investasi pertanian;

d. pelaksanaan bimbingan, fasilitasi, dan pelayanan investasi pertanian;

e. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan

(19)

Bab II/8 - 52

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. penyusunan kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan, dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

b. penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

c. penyusunan kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengawasan mutu, dan peredaran benih di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi bidang tanaman pangan dan hortikultura;

e. pengendalian dan penanggulangan hama penyakit,

penanggulangan bencana alam, dan dampak perubahan iklim di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

f. pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan, dan

pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura; g. pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang tanaman

pangan dan hortikultura;

h. pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan dan hortikultura; dan

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari 3 seksi, dengan tugas dan fungsi sebagai berikut:

1) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura

Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian

(20)

Bab II/9 - 52

hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi

Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di perbenihan dan perlindungan tanaman pangan dan hortikultura;

c. penyiapan bahan penyediaan pengawasan peredaran benih tanaman pangan dan hortikultura;

d. penyiapan bahan penyediaan pengawasan pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura;

e. penyiapan bahan sertifikasi benih dan pengendaliaan sumber benih tanaman pangan dan hortikultura;

f. penyiapan bahan penyusunan rencana kebutuhan benih dan pengembangan varietas unggul tanaman pangan dan hortikultura;

g. penyiapan bahan rekomendasi pemasukan dan

pengeluaran benih yang beredar;

h. penyiapan bahan bimbingan produksi benih dan kelembagaan benih tanaman pangan dan hortikultura;

i. penyiapan bahan pengendalian serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tanaman pangan dan hortikultura;

j. penyiapan bahan pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman pangan dan hortikultura;

k. penyiapan bahan pengendalian, pemantauan, bimbingan operasional pengamatan dan peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman pangan dan hortikultura;

l. pengelolaan data Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tanaman pangan dan hortikultura;

(21)

Bab II/10 - 52

tanaman pangan dan hortikultura;

n. penyiapan bahan penanganan dampak perubahan iklim dibidang tanaman pangan dan hortikultura;

o. penyiapan bahan penanggulangan bencana alam

dibidang tanaman pangan dan hortikultura;

p. penyiapan bahan bimbingan teknis perbenihan dan perlindungan dibidang tanaman pangan dan hortikultura; q. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di

lingkup seksi; dan

r. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Seksi

Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan, serta evaluasi di bidang produksi tanaman pangan dan hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura; c. penyiapan bahan penyusunan rencana tanam dan

produksi tanaman pangan dan hortikultura;

d. penyiapan bahan bimbingan peningkatan mutu dan produksi tanaman pangan dan hortikultura;

e. penyiapan bahan bimbingan penerapan teknologi budidaya tanaman pangan dan hortikultura;

(22)

Bab II/11 - 52

dan investasi di bidang produksi tanaman pangan dan hortikuktura;

g. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura

Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan kebijakan pelaksanaan, dan pemberian

bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi pengolahan dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan

hortikultura. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi

Pengolahan dan Pemasaran Hasil menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana

program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan pengolahan dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

c. melakukan penyiapan bahan bimbingan dan

pengembangan unit pengolahan hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

d. penyiapan kebutuhan alat pengolahan hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

e. penyiapan bahan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) dan pemberian Surat Keterangan Kelayakan Pengolahan (SKKP/SKP) di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

(23)

Bab II/12 - 52

pertanian;

g. pelaksanaan fasilitasi promosi dan pemasaran produk tanaman pangan dan hortikultura;

h. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikultura;

i. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikultura;

j. penyiapan bahan penyusunan kebijakan permodalan dan investasi di bidang pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikuktura;

k. penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Perkebunan

Bidang Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian

bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang

perkebunan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang

Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perkebunan;

b. perencanaan kebutuhan dan penyediaan benih di bidang perkebunan;

c. pengawasan mutu dan peredaran benih di bidang perkebunan; d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di

(24)

Bab II/13 - 52

penanggulangan bencana alam, dan dampak perubahan iklim di bidang perkebunan;

f. penanggulangan gangguan usaha, dan pencegahan

kebakaran di bidang perkebunan;

g. pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan, dan pemasaran hasil di bidang perkebunan;

h. pemantauan dan evaluasi di bidang perkebunan; dan

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam kelengkapan organisasinya, Bidang Perkebunan terdiri dari 3 (tiga) seksi. Seksi dipimpin oleh Kepala Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang. Adapun tugas dan fungsi masing-masing seksi adalah sebagai berikut:

1) Seksi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan

Seksi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi perbenihan dan perlindungan di bidang perkebunan. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program kegiatan dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyediaan dan pengawasan peredaran/penggunaan benih tanaman perkebunan;

c. pengawasan dan pengujian mutu benih tanaman perkebunan;

d. penyusunan rencana kebutuhan benih dan

(25)

Bab II/14 - 52

pengeluaran benih yang beredar;

f. penyiapan bahan bimbingan produksi benih dan kelembagaan benih;

g. penyiapan bahan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT);

h. penyiapan bahan pengamatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);

i. penyiapan bahan pengendalian dan pemantauan

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), bimbingan operasional pengamatan dan peramalan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);

j. pengelolaan data Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penyiapan bahan bimbingan kelembagaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT);

k. penyiapan bahan sekolah lapang pengendalian hama terpadu;

l. penyiapan bahan penanganan dampak perubahan iklim;

m. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis

perbenihan dan perlindungan di bidang perkebunan;

n. penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

o. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2) Seksi Produksi Perkebunan;

Seksi Produksi Perkebunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi produksi di bidang perkebunan. Dalam melaksanakan tugasnya Seksi Produksi Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

(26)

Bab II/15 - 52

program, kegiatan dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan produksi di bidang perkebunan;

c. penyiapan bahan penyusunan rencana tanam dan produksi tanaman di bidang perkebunan;

d. pelaksanaan bimbingan peningkatan mutu dan produksi tanaman di bidang perkebunan;

e. pelaksanaan bimbingan penerapan teknologi budidaya tanaman di bidang perkebunan;

f. penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.

Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perkebunan. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perkebunan;

c. penyiapan bahan bimbingan dan pengembangan unit pengolahan hasil di bidang perkebunan;

d. penyiapan kebutuhan alat pengolahan hasil di bidang perkebunan;

(27)

Bab II/16 - 52

Yang Baik (CPPOB) dan pemberian Surat Keterangan Kelayakan Pengolahan (SKKP/SKP) di bidang perkebunan; f. pelaksanaan pelayanan dan pengembangan informasi

pasar;

g. melakukan fasilitasi promosi dan pemasaran produk di bidang perkebunan;

h. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis

pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perkebunan;

i. pematauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perkebunan; j. penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan di

lingkup seksi; dan

k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan. Untuk tugas tersebut Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan kebijakan di bidang benih/bibit, produksi peternakan dan kesehatan hewan, perlindungan, serta pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;

b. pengelolaan sumber daya genetik hewan;

c. pengendalian peredaran dan penyediaan benih/bibit Ternak, pakan Ternak, dan benih/bibit hijauan pakan Ternak;

d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak; e. pengendalian penyakit hewan dan penjaminan kesehatan

(28)

Bab II/17 - 52

g. pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan dan produk hewan;

h. pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner;

i. penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan;

j. pemberian izin/rekomendasi di bidang peternakan, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner;

k. pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan, dan pemasaran hasil di bidang peternakan;

l. pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan; dan

m. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas fungsinya.

Kelengkapan organisasi Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri dari 3 seksi, dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut adalah:

1) Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan;

Seksi Perbibitan dan Produksi PeTernakan mempunyai tugas tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang benih/bibit, pakan, dan produksi peternakan. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan menyelenggarakan fungsi :

a. koordinasi dan pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran di lingkup seksi; b. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di

(29)

Bab II/18 - 52

pakan, benih/bibit ternak, dan hijauan pakan Ternak; d. pelaksanaan penyiapan bahan pengendalian penyediaan

dan peredaran Hijauan Pakan Ternak (HPT);

e. pelaksanaan penyiapan bahan pengawasan produksi, mutu, pakan, benih/bibit Hijauan Pakan Ternak (HPT);

f. pelaksanaan penyiapan bahan pengujian benih/bibit Hijauan Pakan Ternak (HPT);

g. pelaksanaan penyiapan bahan pengelolaan sumber daya genetik hewan melalui jaminan kemurnian dan kelestarian; h. pelaksanaan pemberian bimbingan peningkatan produk

peternakan;

i. pelaksanaan penyiapan bahan pemberdayaan kelompok peternak;

j. pelaksanaan penyusunan pelaporan dan

pendokumentasikan kegiatan di lingkup seksi; dan

k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

2) Seksi Kesehatan Hewan;

Seksi Kesehatan Hewan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan hewan. Dalam melaksanakan tugas, Seksi Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi :

a. koordinasi dan pelaksanaan penyiapan bahan

penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi;

b. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang kesehatan hewan;

c. pelaksanaan penyiapan bahan pengawasan dan mutu obat hewan tingkat distributor;

(30)

Bab II/19 - 52

dan pemberantasan penyakit hewan;

e. pelaksanaan penyiapan bahan penetapan persyaratan teknis kesehatan hewan dan penerbitan keterangan kesehatan hewan;

f. pelaksanaan fasilitasi unit pelayanan kesehatan hewan;

g. pelaksanaan penyiapan bahan penanggulangan,

penutupan, dan pembukaan daerah wabah penyakit hewan menular;

h. pelaksanaan penyiapan bahan pengawasan peredaran dan penerapan mutu obat hewan;

i. pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan

izin/rekomendasi usaha distributor obat hewan;

j. pelaksanaan penyusunan pelaporan dan

pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

k. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Peternakan

Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan, dan Pemasaran Hasil Peternakan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan, dan pemasaran hasil peternakan. Dalam melaksanakan tugasnya Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan menyelenggarakan fungsi :

a. koordinasi dan pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran di lingkup seksi;

(31)

Bab II/20 - 52

bidang kesehatan masyarakat veteriner, pengolahan dan pemasaran hasil peternakan;

c. pelaksanaan penyiapan bahan penilaian penerapan penanganan limbah dampak, hygiene dan sanitasi usaha produk hewan;

d. pelaksanaan pemberian fasilitas sertifikasi unit usaha produk hewan skala kecil;

e. pelaksanaan penyiapan bahan rekomendasi teknis hasil penilaian dokumen aplikasi pengeluaran dan/atau pemasukan produk hewan;

f. pelaksanaan analisis resiko pengeluaran dan pemasukan produk hewan;

g. pelaksanaan penyiapan sertifikasi veteriner pengeluaran produk hewan;

h. pelaksanaan penyiapan bahan pencegahan penularan zoonosis;

i. pelaksanaan penyiapan bahan bimbingan rumah potong dan pemotongan hewan qurban;

j. pelaksanaan penyiapan bahan bimbingan dan

pengembangan unit pengolahan hasil dibidang petemakan; k. pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan kebutuhan alat

pengolahan dan pemasaran hasil petemakan;

l. pelaksanaan penyiapan bahan penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) dan pemberian Surat Keterangan Kelayakan Pengolahan (SKKP/SKP) di bidang petemakan dan kesehatan hewan;

m. pelaksanaan pelayanan dan pengembangan informasi pasar di bidang peternakan dan kesehatan hewan;

n. pelaksanaan fasilitasi promosi produk di bidang petemakan dan kesehatan hewan

(32)

Bab II/21 - 52

kesehatan hewan, pengolahan dan pemasaran hasil bidang petemakan;

p. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesehatan hewan, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;

q. pelaksanaan penyusunan laporan dan pendokumentasian kegiatan dilingkup seksi; dan

r. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

6. Bidang Penyuluhan

Bidang penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan, program, dan pelaksanaan pertanian.

Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penyuluhan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang

kelembagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

c. penyiapan bahan penguatan, pengembangan, dan peningkatan kapasitas di bidang kelembagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

d. penyiapan bahan dan fasilitasi akreditasi kelembagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

e. penyiapan bahan dan fasilitasi sertifikasi dan akreditasi kelembagaan petani dan kelembagaan usaha masyarakat di sektor perikanan;

f. penyiapan bahan penilaian dan pemberian penghargaan balai penyuluhan pertanian dan perikanan;

g. penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

(33)

Bab II/22 - 52

Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kelengkapan bidang penyuluhan mempunyai 3 seksi, dengan tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1) Seksi Kelembagaan Penyuluhan

Seksi Kelembagaan Penyuluhan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan pelaksanaan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang kelembagaan penyuluhan. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi kelembagaan Penyuluhan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang kelembagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

c. penyiapan bahan penguatan, pengembangan, peningkatan kapasitas di bidang kelembagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

d. penyiapan bahan dan fasilitasi akreditasi kelembagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

e. penyiapan bahan dan fasilitasi sertifikasi dan akreditasi kelembagaan petani dan kelembagaan usaha masyarakat di sektor perikanan;

f. penyiapan bahan penilaian dan pemberian penghargaan balai penyuluhan pertanian dan perikanan;

g. penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(34)

Bab II/23 - 52

penyiapan bahan penyusunankebijakan pelaksanaan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang ketenagaan (sumber daya manusia) penyuluhan. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Ketenagaan Penyuluhan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan rencana program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi;

b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan ketenagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

c. penyusunan dan pengelolaan database ketenagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

d. penyiapan bahan pengembangan kompetensi kerja ketenagaan penyuluhan pertanian dan perikanan;

e. penyiapan bahan dan fasilitasi penilaian dan pemberian penghargaan penyuluh pertanian dan perikanan;

f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan penyuluhan pertanian dan perikanan;

g. penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3) Seksi Metode dan Informasi penyuluhan

Seksi Metode dan Informasi Penyuluhan mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan

pelaksanaan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang metode dan informasi penyuluhan. Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Metode dan Informasi Penyuluhan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

(35)

Bab II/24 - 52

rencana program, kegiatan, dan anggaran di lingkup seksi; b. penyiapan bahan penyusunan kebijakan di bidang metode

dan informasi penyuluhan pertanian dan perikanan;

c. penyiapan bahan penyusunan materi dan pengembangan metodologi penyuluhan pertanian dan perikanan;

d. penyiapan bahan supervisi materi dan pengembangan metodologi penyuluhan pertanian dan perikanan;

e. penyiapan bahan informasi dan media penyuluhan pertanian dan perikanan;

f. penyiapan bahan pengembangan dan pengelolaan sistem

manajemen informasi penyuluhan pertanian dan

perikanan;

g. penyusunan pelaporan dan pendokumentasian kegiatan di lingkup seksi; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Bidang Perikanan

Bidang Perikanan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang perikanan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Perikanan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

a. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan budidaya dan perbenihan perikanan;

b. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan pengawasan dan pengendalian sumberdaya perikanan;

c. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan usaha perikanan; dan d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

(36)

Bab II/25 - 52

tugas pokok dan fungsi sebagai berikut: 1) Seksi Perbenihan dan Budidaya Perikanan

Seksi Perbenihan dan Budidaya Perikanan mempunyai tugas

penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemberian

bimbingan teknis, dan pemantauan serta evaluasi di bidang perbenihan dan budidaya perikanan. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud, Seksi Perbenihan dan Budidaya Perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dan analisa pemanfaatan dan pengelolaan perbenihan dan budidaya perikanan;

b. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dan pemetaan potensi pengembangan kawasan perikanan budidaya;

c. pelaksanaan kebijakan pembangunan teknologi budidaya (pembesaran dan pembenihan) ikan air tawar;

d. pelaksanaan kebijakan pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana perbenihan dan budidaya ikan;

e. pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit ikan serta pengawasan peredaran obat ikan;

f. pelaksanaan kebijakan pengembangaan pakan ikan mandiri;

g. pelaksanaan pembinaan kepada pelaku utama bidang perbenihan dan budidaya perikanan;

h. pelaksanaan pembinaan dan penguatan kelembagaan kelompok pembenih dan kelompok pembudidaya ikan;

i. pelaksanaan pembinaan pelaku utama perikanan

budidaya dalam rangka penyerapan Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB);

j. pelaksanaan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(37)

Bab II/26 - 52

Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan serta evaluasi di bidang

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Dalam

melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaa inventarisasi, identifikasi, dan analisa

pemanfaatan atau pengelolaan pengolahan dan

pemasaran hasil perikanan;

b. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dan pemetaan

potensi pengembangan kawasan pengolahan dan

pemasaran hasil perikanan;

c. pelaksanaan kebijakan pembangunan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

d. pelaksanaan kebijakan pembangunan dan

pengembangan pengelolaan sarana prasarana pengolahan dan pemasaran ikan;

e. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan untuk

menumbuhkan minat masyarakat terhadap pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

f. pelaksanaan pembinaan kepada pelaku utama bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

g. pelaksanakan pembinaan dan penguatan kelembagaan kelompok pengolah dan pemasar ikan;

h. pelaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan serta evaluasi

(38)

Bab II/27 - 52

perikanan. Dalam melaksanakan tugasnya Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dan analisa pemanfaatan/pengelolaan sumber daya perikanan;

b. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dan pemetaan potensi pengembangan kawasan sumberdaya perikanan;

c. pelaksanaan kebijakan pembangunan dan eksplorasi sumber daya perikanan;

d. pelaksanaan pengawasan pemanfaatan dan perlindungan sumber daya perikanan khususnya di perairan umum;

e. pelaksanaan pembinaan kepada pelaku utama bidang pemanfaatan sumber daya perikanan;

f. pelaksanakan pembinaan dan penguatan kelembagaan kelompok masyarakat pengawas sumber daya perikanan; g. pelaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh

Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

Secara keseluruhan Susunan Organisasi Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Bupati Kabupaten Ponorogo Nomor 78 Tahun 2016 terdiri dari:

1). Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan 2). Sekretariat, terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Program dan Pelaporan.

3). Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, terdiri dari: a. Seksi Pengelolaan Lahan dan Irigasi Pertanian;

b. Seksi Pengelolaan Pupuk, Pestisida dan Pembiayaan Pertanian;

(39)

Bab II/28 - 52

4). Bidang Tanaman Pangan, terdiri dari:

a. Seksi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura;

b. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; dan

c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Pangan dan Hortikultura.

5). Bidang Perkebunan, terdiri dari:

a. Seksi Perbenihan dan Perlindungan Perkebunan; b. Seksi Produksi Perkebunan; dan

c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran hasil Perkebunan. 6). Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdiri dari:

a. Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan; b. Seksi kesehatan Hewan; dan

c. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan.

7). Bidang Penyuluhan, terdiri dari: a. Seksi Kelembagaan Penyuluhan; b. Seksi Ketenagaan Penyuluhan; dan c. Seksi Metode dan Informasi Penyuluhan 8). Kelompok Jabatan Fungsional,

9). Unit Pelaksana Teknis Dinas PBAT

Struktur organisasi di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo dipimpin oleh pejabat eselon II yaitu Kepala Dinas, struktur organisasi secara lengkap tersaji pada Gambar 2.1.

(40)

Bab II/29 - 52 Lampiran : Nomor : 78 tahun 2016 Tanggal : 19 Desember 2016 SEKSI PENGELOLAAN ALAT, MESIN DAN INVESTASI

PERTANIAN

SEKSI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SEKSI PENGOLAHAN DAN PEMASARAN PERKEBUNAN

SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER, PENGOLAHAN DAN

PEMASARAN PETERNAKAN

SEKSI SEKSI

METODE DAN INFORMASI PENYULUHAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN SEKSI PENGELOLAAN PUPUK, PESTISIDA DAN PEMBIAYAAN PERTANIAN SEKSI

PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SEKSI PRODUKSI PERKEBUNAN SEKSI KESEHATAN HEWAN SEKSI SEKSI

KETENAGAAN PENYULUHAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SUMBER

DAYA PERIKANAN SEKSI

PENGELOLAAN LAHAN DAN IRIGASI PERTANIAN

SEKSI SEKSI

PERBENIHAN DAN PERLINDUNGAN

PERKEBUNAN

SEKSI

PERBIBITAN DAN PRODUKSI PETERNAKAN

SEKSI SEKSI

PERBENIHAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERBENIHAN DAN BUDIDAYA PERIKANAN BIDANG

BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BIDANG PERKEBUNAN BIDANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BIDANG BIDANG

PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PENYULUHAN PERIKANAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUBAG

UMUM DAN KEPEGAWAIAN

SUBAG KEUANGAN

SUBAG PENYUSUNAN PROGRAM DAN

PELAPORAN

UMUM DAN KEPEGAWAIAN Peraturan Bupati Ponorogo

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN (TIPE A)

Nomor : KEPALA DINAS

SEKRETARIS

(41)

Bab II/30-52 2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah

1. Sumber Daya Manusia

Secara keseluruhan sampai dengan Januari 2017 jumlah pegawai di Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo berjumlah 230 orang. Terbagi pada Sekretariat, Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Perkebunan, Bidang Penyuluhan, Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bidang Perikanan, Kepala UPTD, serta Penyuluh Pertanian. Secara rinci tersaji pada Tabel 2.1 sampai dengan Tabel 2.3 di bawah ini.

Tabel 2.2 : Profil Pegawai Negeri Sipil Di Masing-Masing Perangkat Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Ponorogo Keadaan per Januari 2017

No Bagian/ Sub Bagian Jumlah (Orang)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sekretariat

Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura

- Staf Teknis TPH di Kecamatan Bidang Perkebunan

Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan - Staf Teknis Peternakan di Kecamatan Bidang Penyuluhan Bidang Perikanan Penyuluh Pertanian Kepala UPTD 19 13 12 2 11 17 16 17 15 87 21 JUMLAH 230

Tabel 2.1 : Status Kepegawaian dan Pangkat Pegawai Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Ponorogo Keadaan per Januari 2017

No Golongan Jumlah (Orang)

1. 2. 3. 4. Golongan IV Golongan III Golongan II Golongan I 56 137 37 - J U M L A H 230 230

(42)

Bab II/31-52

Tabel 2.3 : Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Pertanian dan Perikanan Kab. Ponorogo Keadaan per Januari 2017

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1. 2. 3. 4. 5. 6. Pasca Sarjana Sarjana/Diploma IV Diploma III SLTA SLTP SD 22 128 8 47 1 - J U M L A H 230 2. Sarana Prasarana

Sebagai penunjang operasional kelembagaan, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo ditunjang dengan sarana dan prasarana berupa tanah, bangunan gedung, alat transportasi, peralatan, dan perlengkapan kantor. Adapun rekap inventaris dinas sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

a. Tanah : 21 bidang

b. Bangunan Gedung : 46 unit

c. Alat-Alat Besar : 216 buah

d. Alat Angkutan (R4, R3, Speedboat, dll) : 231 buah

e. Alat Bengkel dan Alat Ukur : 183 buah

f. Alat Pertanian : 350 buah

g. Alat Kantor dan Alat Rumah Tangga : 4.301 unit

h. Alat Studio dan Alat Komunikasi : 68 unit

i. Alat-Alat Kedokteran : 103 unit

j. Alat-Alat Laboratorium : 410 unit

Dinas Pertanian dan Perikanan dalam pelayanannya menempati beberapa gedung kantor secara terpisah-pisah, adapun alamat masing-masing kantor dapat dilihat pada tabel 2.4.

(43)

Bab II/32-52

Tabel 2.4: Daftar alamat gedung/kantor di lingkup Dinas Pertanian dan Perikanan

No Nama aset Alamat

1 Gedung Pusat Dinas Pertanian dan Perikanan (Sekretariat, Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian)

Jl. Urip Sumohardjo No. 58 Ponorogo

2 Gedung Bidang Peternakan dan

Bidang Perikanan Jl. Gajah Mada No. 48 Ponorogo

3 Gedung Bidang Perkebunan Jl. Budi Utomo No. 8

Ponorogo

4 Gedung Bidang Penyuluhan Jl. Letjen Suprapto No. 14 C

Ponorogo 5 Gedung Pusat Kesehatan Hewan

(Puskeswan) Kec. Jetis, Pudak, Mlarak dan Sukorejo

7 Balai Benih Ikan (BBI) Ds. Sedah Kec. Jenangan

Kab. Ponorogo

8 Lahan Benih Perkebunan Ds. Jebeng Kec. Slahung Kab.

Ponorogo

9 Gudang Pestisida Ds. Pondok Kec. Babadan

Kab. Ponorogo

10 Gudang Bibit Ds. Pondok Kec. Babadan

Kab. Ponorogo

11 Lantai Jemur Ds. Pondok Kec. Babadan

Kab. Ponorogo

12 Rumah Dinas Petugas Ds. Pondok Kec. Babadan

Kab. Ponorogo 13 Gedung BPP/UPTD Kec.

Babadan Jl Raya Seloaji Kel. Kadipaten

14 Gedung BPP/UPTD Kec.

Badegan Jl. Raya Ponorogo- Solo Ds. Badegan

15 Gedung BPP/UPTD Kec. Balong Jl. Plosojenar Ds. Ngumpul 16 Gedung BPP/UPTD Kec.

Bungkal Jl. Raya Bungkal- Slahung Ds. Bedi Wetan

17 Gedung BPP/UPTD Kec.

Jambon Ds. Bulu Lor Kec. Jambon

18 Gedung BPP/UPTD Kec.

Jenangan Jl. Raya Jenangan No No. 135

19 Gedung BPP/UPTD Kec. Jetis Jl. Gajah Mada No 39 Ds.

Jetis 20 Gedung BPP/UPTD Kec.

Kauman Jl. Kartini Ds. Carat

21 Gedung BPP/UPTD Kec.

(44)

Bab II/33-52

22 Gedung BPP/UPTD Kec. Pulung Jl;. Dr. Sutomo 36 Pulung 23 Gedung BPP/UPTD Kec. Sambit Jl. Raya Ponorogo –

Trenggalek Km. 18,5 Ds. Besuki Sambit

24 Gedung BPP/UPTD Kec.

Sampung Komplek Kantor Camat Kec. Sampung

25 Gedung BPP/UPTD Kec. Sawoo Jl. Raya Ponorogo – Trenggalek Ds. Sawoo 26 Gedung BPP/UPTD Kec. Siman Jl. Raya Siman

27 Gedung BPP/UPTD Kec. Slahung

Jl. Jebeng-Simo No. 1 Ds. Jebeng

28 Gedung BPP/UPTD Sooko Dkh. Krajan Ds. Jurug

29 Gedung BPP/UPTD Sukorejo Dsn. Nambaan Ds.

Bangunrejo

30 Gedung BPP/UPTD Ponorogo Jl. Letjen Suprapto No. 07

Ponorogo 3. Sumber Daya Lainnya

Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Ponorogo dikenal sebagai daerah yang mengandalkan sektor pertanian (Agraris). Lahan yang digunakan sebagai areal persawahan ini mencapai 19.9 persen dari luas wilayah, belum termasuk untuk sektor perikanan, peternakan, dan perkebunan. Secara administratif pemerintahan, Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi 21 kecamatan, terdiri dari 307 desa dan kelurahan. Kondisi topografi Kabupaten 79% terletak kurang dari 500 mdpl, 14,4% antara 500 – 700 mdpl, dan sisanya 5,9% di atas 700 mdpl. Ditinjau dari sentra-sentra pengembangan ekonomi, Kabupaten Ponorogo bagian tengah merupakan dataran rendah dengan ketinggian 46 – 140 mdpl, sangat cocok untuk pengembangan padi, palawija, dan sayuran dataran rendah. Bagian barat daya merupakan lereng gunung wilis dengan ketinggian 400 – 2.500 mdpl, cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan, buah-buahan, dan sayuran dataran tinggi. Sedangkan bagian utara adalah pegunungan kapur dan pegunungan kendeng merupakan kawasan hutan jati.

(45)

Bab II/34-52

Berdasarkan status tanah dan peruntukannya dibedakan atas lahan pertanian dan non pertanian. Lahan pertanian dibedakan menjadi dua, yaitu lahan sawah seluas 34.638 ha dan non sawah seluas 52.457 ha. Lahan sawah terdiri atas sawah irigasi teknis seluas 29.929 ha, sawah irigasi setengah teknis 625 ha, sawah irigasi non teknis 2.334 ha, dan sawah tadah hujan 1.750 ha. Lahan pertanian yang non sawah, di mana termasuk di dalamnya adalah untuk peruntukan perkebunan seluas 52.457 ha. Lahan non pertanian terdiri atas lahan pekarangan dan bangunan 8.618 ha, yang di dalamnya termasuk kolam maupun lahan yang digunakan untuk usaha peternakan, hutan negara 38.259 ha, dan lain-lain 1.371,78 ha.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir penggunaan lahan tersebut mengalami perubahan. Perubahan penggunaan lahan yang cukup signifikan terjadi pada jenis tanah sawah. Alih fungsi lahan sawah tidak hanya pada daerah sub urban, akan tetapi telah masuk ke daerah pedesaan. Jika ditinjau dari aspek pertanian, meskipun terjadi perubahan penggunaan lahan sawah namun luas lahan pertanian yang ada masih mampu untuk mencukupi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi masyarakat. Namun demikian, alih fungsi lahan tersebut harus dikendalikan secara ketat agar tidak mengancam potensi pertanian dan ketersediaan bahan pangan.

Sebagai daerah pertanian, sumber daya air merupakan komponen penting dalam proses produksi pertanian. Gambaran ketersediaan dan potensi sumber daya air dapat dimanifestasikan sebagai banyaknya sungai tetap, banyaknya bendungan dan atau dam, adanya bangunan irigasi yang baik, sumber air tanah, sumur dalam, maupun sumur-sumur dangkal yang dapat digunakan oleh petani di Kabupaten Ponorogo.

(46)

Bab II/35-52

2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah

Sesuai amanat Perda No. 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2016–2021, pembangunan pertanian tetap menjadi

prioritas utama yang memegang peran strategis dalam

menggerakkan perekonomian daerah. Peran strategis pertanian digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui penyediaan bahan pangan, bahan pakan, bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, sumber pendapatan masyarakat, serta pelestarian lingkungan melalui praktek usaha tani yang ramah lingkungan.

Upaya pemenuhan kebutuhan pangan sebagai salah satu peran strategis pertanian merupakan tugas yang tidak ringan, mengingat jumlah penduduk yang terus meningkat, sementara daya dukung lahan dan air semakin berkurang.

Meskipun demikian, keberhasilan capaian produksi dan

produktivitas tanaman pangan, khususnya beras, telah

mendapatkan apresiasi nasional untuk semakin mengokohkan Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu kabupaten penyangga stok pangan nasional.

Margin atau keuntungan usaha tani tanaman pangan yang relatif rendah, mengakibatkan keberhasilan capaian peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan tidak serta merta selalu diikuti oleh peningkatan pendapatan petani yang signifikan. Pengembangan komoditas potensial baik hortikultura maupun rumah tangga petani, sekaligus upaya konservasi dan optimalisasi pemanfaatan lahan-lahan kurang produktif.

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo sebagai salah satu Dinas yang cukup besar mempunyai tugas pokok dan fungsi pelayanan terhadap 2 urusan, meliputi urusan pertanian serta perikanan dan kelautan. Ada 12 (dua belas) program dibuat

(47)

Bab II/36-52

dan dipilih untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran penyelenggaraan urusan pertanian adalah sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

3. Program Peningkatan Disiplin dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur;

4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;

5. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani dan Pemberdayaan Penyuluh;

6. Program Peningkatan Produksi Pertanian;

7. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan; 8. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku; 9. Program Peningkatan Produksi Perkebunan;

10. Program Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan/ Pertanian Organik;

11. Program Pengembangan dan Peningkatan Prasarana dan Sarana Pertanian.

Program yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran urusan perikanan dan kelautan adalah sebagai berikut:

1. Program Pengembangan Perikanan dan Promosi Hasil Perikanan.

Dengan penetapan program dimaksud serta didukung oleh anggaran yang memadai diharapkan Dinas Pertanian dan Perikanan dapat mencapai sasaran pembangunan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan secara optimal. Adapun anggaran dan realisasi pendanaan pelayanan perangkat daerah

Gambar

Tabel 2.2 :   Profil  Pegawai  Negeri  Sipil  Di  Masing-Masing  Perangkat  Dinas  Pertanian  dan  Perikanan  Kab
Tabel 2.3 :  Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Pertanian dan  Perikanan Kab. Ponorogo Keadaan per Januari  2017
Tabel 2.4:  Daftar alamat gedung/kantor di lingkup  Dinas  Pertanian dan Perikanan
Tabel 2.6 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian dan Perikanan  Kabupaten Ponorogo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan bahwa: program pengawas sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Dasar di Lingkungan UPTD Suku I DISDIKPORA Kota Banda Aceh, yang

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka Presiden Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 124 Tahun

Sesuai dengan indikator kinerja sebagai penerjemahan dari Rencana Strategis (Renstra) Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik Tahun 2016 –

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Budiman, dkk (2010) yang berjudul Hubungan Status Demografi Dengan Kepuasan Masyarakat Tentang Pelayanan Jamkesmas di

Aku suka dengan gayamu...kita tidak keberatan kalau kamu merokok, disekeliling kita sudah biasa kok banyak orang yang merokok.. Asal kamu tidak merokok didepan orang sakit saja...”

Penambahan alpha-tocopherol sebagai antioksidan yang menangkal kerusakan peroksidasi lipid bereaksi dengan lemak tak jenuh dalam semen entog sehingga mengalami

Laporan Kinerja ini disusun dengan melakukan analisa dan mengumpulkan bukti untuk menjawab pertanyaan, sejauh mana sasaran pembangunan yang ditunjukkan

Atau dengan kata lain basa kuat akan diubah menjadi air oleh garam buffer fosfat yang mengalami perubahan bentuk dari asam lemah menjadi basa