• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 1

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT

PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN

PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA

(Kasus di Kelompok Saung Domba Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang)

THE CORRELATION BETWEEN CHARACTERISTICS OF

INNOVATION WITH THE LEVEL OF KNOWLEDGE AND

ATTITUDES OF FARMER ON EXTENSION OF SILAGE MAKING

FOR SHEEP

(Case in Saung Domba Group Genteng Village Sukasari Sub-Distric Sumedang District)

Muhammad Ikram Wiriaatmadja*, Syahirul Alim**, Sugeng Winaryanto**

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung – Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016

**Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: wiriaatmadja94@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian mengenai “Hubungan Karakteristik Inovasi dengan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Peternak pada Penyuluhan Pembuatan Silase Untuk Ternak Domba” dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2016 di Kelompok Saung Domba Desa Genteng Kecamatan Sukasari. Maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik inovasi, tingkat pengetahuan dan sikap peternak terhadap inovasi silase dan menganalisis hubungan karakteristik inovasi terhadap tingkat pengetahuan dan sikap peternak pada penyuluhan pembuatan silase. Penelitian ini menggunakan metode sensus melalui pendekatan kuantitatif. Analisis data menggunakan uji kerataan menggunakan korelasi Rank Spearman. Responden penelitian adalah seluruh anggota kelompok Saung Domba berjumlah 25 orang. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik inovasi silase termasuk dalam kategori tinggi (80%), tingkat pengetahuan dan sikap peternak termasuk dalam kategori tinggi (68%), dan hasil uji korelasi menunjukkan rs = 0,8. Inovasi silase dapat diterima oleh peternak kelompok Saung

Domba karena inovasi silase dapat memberi keuntungan, sesuai dengan kebutuhan peternak, mudah diterapkan, dapat dicoba dalam skala terbatas, serta dapat diamati tahapan dan hasil pembuatannya. Tingkat pengetahuan dan sikap peternak mempunyai pengetahuan yang cukup memadai sehingga peternak dapat merepakan inovasi ini, serta peternak mempunyai sikap yang positif/mendukung/setuju terhadap inovasi silase. Terdapat hubungan yang kuat/erat

(2)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 2

antara karakteristik inovasi dengan tingkat pengetahuan dan sikap peternak pada penyuluhan pembuatan silase.

Kata Kunci: Inovasi, Tingkat Pengetahuan, Sikap, Penyuluhan, Silase ABSTRACT

The Research about "The Correlation Between Characteristics of Innovation with The Level of Knowledge and Attitudes of Farmer on Extension of Silage Making for Sheep” was held on May until June, 2016 in Saung Domba Group Genteng Village Sukasari Sub-Distric. The purpose of this research are to find out the characteristics of innovation, the level of knowledge and attitudes of farmer about silage innovation, and analyzing the correlation between characteristics of innovation with the level of knowledge and attitude of farmer on Extension of Silage Making for Sheep. The method used was a census with a quantitative approach. The data were analyzed with correlation Rank Spearman. The respondents are all members of the group Saung Sheep numbered 25 people. The results showed that the characteristics of innovation silage was the high category (80%), the level of knowledge and attitudes farmer were the high category (68%), and the correlation test results showed rs = 0.8. Innovation silage can be received by farmer group Saung Domba because, silage innovation can bring benefits, according to the farmer's needs, easy to implement, can be tried on a limited scale, and can be observed stages and the results of silage making. The framer have sufficient knowledge and positive attitudes toward silage, so they can try to make a silage in their farming. There is a strong correlation between the characteristics of innovation with the level of knowledge and attitudes of farmer on extension of silage making for sheep.

Keyword : Innovation, Level of Knowledge, Attitudes, Extention, Silage

PENDAHULUAN

Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dalam pemeliharaannya relatif mudah, hal ini dikarenakan ternak domba mempunyai badan yang relatif kecil dan cepat dewasa. Faktor yang harus diperhatikan pada suatu usaha ternak domba salah satunya yaitu manajemen pakan. Pakan yang diberikan pada ternak ruminansia ini pada umumnya hijauan berupa rumput dan legum. Kendala yang ditemukan dilapangan produksi hijauan pada musim kemarau tidak tersedia sesuai kebutuhan, sebaliknya pada musim hujan produksi hijauan

(3)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 3

cukup berlimpah. Ketersediaan produksi hijauan yang berlebih pada musim hujan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pakan silase.

Silase merupakan awetan basah segar yang disimpan dalam silo, sebuah tempat yang tertutup rapat dan kedap udara, pada kondisi anaerob. Pada suasana anaerob tersebut akan memepercepat pertumbuhan bakteri anaerob untuk membentuk asam laktat (Mugiawati, 2013). Melalui pembuatan silase, hijauan yang dihasilkan telah mengalami perombakan komponen-komponen kompleksnya menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana, sehinga mudah dicerna oleh mikroba rumen dan meningkatkan daya cerna serta efisiensi pakannya (Sutanto, 2000).

Teknologi silase merupakan salah satu inovasi yang dianggap baru bagi usaha ternak domba. Sebuah inovasi dapat diterima oleh peternak apabila telah memenuhi lima kriteria yang menandai setiap gagasan atau cara-cara baru yang terkandung dalam inovasi tersebut. Gagasan tersebut terdiri dari: relative advantages, compatibility, complexity, trialability, dan

observability (Rogers dan Shoemaker, 1971).

Silase pada dasarnya mudah untuk diaplikasikan karena pembuatannya relatif mudah, namun peternak domba di Desa Genteng Kecamatan Sukasari masih jarang yang menggunakan teknologi ini dikarenakan masih kurang pengetahuan peternak dalam pembuatan silase. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pertanian Perikanan dan Peternakan Sukasari Kabupaten Sumedang mengadakan penyuluhan untuk peternak domba dengan tujuan agar peternak domba dapat mengetahui cara pembuatan silase serta dapat mengaplikasikan cara pembuatan silase. Penyuluhan yang dilakukan di kelompok Saung Domba Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang menggunakan metode pendekatan kelompok. Teknik penyuluhan yang dilakukan dengan menggunakan media informasi lisan serta dilakukan demonstrasi cara pembuatan silase.

Interaksi antar penyuluh dengan peternak merupakan suatu pertanda adanya proses komunikasi. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari pemberi terhadap penerima pesan. Penyerapan informasi yang akan disampaikan pada peternak dipengaruhi oleh tingkat efektivitas komunikasi yang terjadi pada saat penyuluhan berlangsung. Indikator keberhasilan penyerapan infomasi dalam sebuah komunikasi dapat dilihat dari perubahan pengetahuan dan sikap yang ditimbulkan.

(4)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 4

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 2006). Objek pada penelitian ini adalah hubungan karakteristik inovasi dengan tingkat pengetahuan dan sikap peternak kelompok Saung Domba pada penyuluhan pembuatan silase.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode sensus melalui pendekatan kuantitatif. Analisis data menggunakan uji kerataan menggunakan korelasi Rank Spearman. Responden penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok Saung Domba yang telah mengikuti penyuluhan pembuatan silase yang berjumlah 25 orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Inovasi

Persepsi peternak terhadap suatu inovasi dapat menggambarkan karakteristik pada inovasi tersebut, dalam penelitian ini terdapat lima karakteristik menurut Rogers dan Shoemaker (1971) yaitu: relative adventage (keuntungan relatif), compability (kesesuaian),

complexity (kerumitan), trialability (dapat dicoba), dan observability (dapat diamati).

Persepsi peternak terhadap karakteristik inovasi silase dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penilaian Tingkat Karakterisitik Inovasi Silase pada Peternak Domba di Kelompok Saung Domba

No Uraian Kelas Kategori

Tinggi Sedang Rendah

………%……… 1 Relative adventage 72,00 28,00 0,00 2 Compability 56,00 36,00 8,00 3 Complexity 0,00 32,00 68,00 4 Trialability 60,00 40,00 0,00 5 Observability 60,00 40,00 0,00 Karakteristik Inovasi 80,00 20,00 0,00

Berdasarkan Tabel 1 nilai karakteristik inovasi silase di peternakan domba kelompok ternak Saung Domba adalah 80,00% dikategorikan tinggi, 20,00% dikatergori sedang. Tingginya karakteristik inovasi (80%) dilihat dari kriteria-kriteria inovasi silase di peternakan domba kelompok Saung Domba, ini dikarenakan relative adventage (keuntungan relatif),

(5)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 5

compability (kesesuaian), trialability (dapat dicoba), dan observability (dapat diamati)

sebagian besar responden menilai tinggi, sehingga inovasi ini dapat diberikan kepada peternak karena memiliki karakteristik inovasi yang tinggi pada peternak tersebut.

Inovasi silase dapat diterima oleh peternak kelompok Saung Domba karena: 1. inovasi silase dapat memberi keuntungan dalam penggunaan biaya, penggunaan waktu, dan penggunaan tenaga dalam penyediaan pakan ternaknya; 2. inovasi silase sesuai dengan kebutuhan peternak; 3. inovasi silase mudah diterapkan karena dalam pembuatan silase tidak terdapat kerumitan dalam hal persiapan alat, persiapan bahan baku, serta dalam proses pembuatan silase; 4. inovasi silase dapat dicoba dalam skala terbatas; 5. inovasi silase dapat diamati setiap tahapan pembuatan serta dapat diamati hasil pembuatannya.

2. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Peternak

Aspek pengetahuan dan aspek sikap merupakan beberapa unsur dalam menentukan persepsi seseorang terhadap suatu objek. Aspek pengetahuan dalam penelitian ini berupa pengetahuan tentang pemahaman, tujuan, serta prosedur pembuatan silase. Aspek sikap dalam penelitian ini adalah sikap responden terhadap stimulus berupa tanggapan. Aspek sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavourable) pada objek tersebut (Azwar, 2012). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Peternak dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Penilaian Tingkat Pengetahuan dan Sikap Peternak pada Peternak Domba di Kelompok Saung Domba

No Uraian Tinggi Sedang Rendah

% % %

Pengetahuan Peternak 32,00 68,00 0,00

1 Pemahaman pembuatan silase 44,00 48,00 8,00

2 Tujuan pembuatan silase 32,00 68,00 0

3 Prosedur pembuatan silase 52,00 48,00 0

Sikap Peternak 80,00 20,00 0,00 4 Tanggapan peternak mengenai tujuan

pembuatan silase 92,00 8,00 0

5 Tanggapan peternak mengenai hasil dari

pembuatan silase 64,00 24,00 12,00

6 Tanggapan peternak mengenai pentingnya

pembuatan silase untuk ternak domba 72,00 28,00 0 Tingkat Pengetahuan dan Sikap Peternak 68,00 32,00 0

(6)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 6

Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan sikap peternak domba kelompok Saung Domba sebesar 68,00% responden termasuk kategori tinggi, dan sebesar 32,00% responden termasuk kategori sedang. Secara garis besar tingkat pengetahuan dan sikap peternak domba kelompok Saung Domba berada di tingkat yang tinggi, hal ini dikarenakan Sikap dari peternak yang memberikan tanggapan yang mendukung atau memihak (favourable) terhadap inovasi silase.

Pengetahuan peternak domba kelompok Saung Domba dalam pembuatan silase masih tergolong sedang yaitu sebesar 68,00%. Hal ini disebabkan pengetahuan mengenai pemahaman pembuatan silase dan tujuan pembuatan silase berada dalam kategori sedang. Mayoritas responden kurang mengerti akan pemahaman pembuatan silase dan tujuan pembuatan silase, tidak begitu dengan prosedur pembuatan silase, mayoritas responden mengetahui proses pembuatan silase dari persiapan alat dan bahan, proses pemotongan hijauan, proses memasukan hijauan kedalam silo, proses pemberian zat aditif, proses pemadatan agar tidak terdapat udara didalam silo, proses penutupan silo, proses penyimpanan, dan sampai dengan proses pengeluaran. Pada umumnya peternak mempunyai pengetahuan yang cukup memadai dalam pemahaman, tujuan, dan prosedur pembuatan silase sehingga peternak dapat merepakan inovasi ini

Sikap peternak domba kelompok Saung Domba dalam pembuatan silase tergolong tinggi yaitu sebesar 80,00%. Peternak mempunyai sikap berupa tanggapan yang positif/mendukung/setuju terhadap inovasi silase mengenai tujuan pembuatan silase, hasil dari pembuatan silase, dan pentingnya pembuatan silase untuk ternak domba.

3. Hubungan Karakteristik Inovasi dengan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Peternak

Berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan statistik korelasi Rank Spearman (rs),

hubungan karakteristik inovasi dengan tingkat pengetahuan dan sikap peternak domba kelompok Saung Domba di Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,8. Berdasarkan aturan Guilford dalam Rakhmat (2001), maka hubungan antara kedua variabel dengan rs = 0,8 berada pada kisaran 0,70 ≤

rs(0,8) < 0,90. Hasil tersebut dikategorikan hubungan dua variabel tersebut termasuk kedalam

hubungan kuat/erat. Hubungan ini menandakan bahwa terdapat hubungan positif antara karakteristik inovasi dengan tingkat pengetahuan dan sikap peternak pada penyuluhan pembuatan silase. Kedua variabel yaitu karakteristik inovasi dan tingkat pengetahuan dan sikap peternak saling berhubungan dan berbanding lurus, artinya jika variabel karakteristik

(7)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 7

inovasi meningkat, maka variabel tingkat pengetahuan dan sikap peternak pun akan meningkat, sebaliknya jika variabel karakteristik inovasi rendah, maka variabel tingkat pengetahuan dan sikap peternak pun akan rendah.

SIMPULAN

1. Karakteristik inovasi silase di peternakan domba kelompok ternak Saung Domba termasuk dalam kategori tinggi (80%). Inovasi silase dapat diterima oleh peternak kelompok Saung Domba karena inovasi silase dapat memberi keuntungan, sesuai dengan kebutuhan peternak, mudah diterapkan, dapat dicoba dalam skala terbatas, dan dapat diamati setiap tahapan pembuatan serta dapat diamati hasil pembuatannya. 2. Tingkat pengetahuan dan sikap peternak domba kelompok ternak Saung Domba

termasuk dalam kategori tinggi (68%). Tingkat pengetahuan dan sikap peternak kelompok Saung Domba mempunyai pengetahuan yang cukup memadai dalam pemahaman, tujuan, dan prosedur pembuatan silase sehingga peternak dapat merepakan inovasi ini, serta peternak mempunyai sikap yang positif/mendukung/setuju terhadap inovasi silase mengenai tujuan, hasil, dan pentingnya pembuatan silase.

3. Terdapat hubungan yang kuat/erat antara karakteristik inovasi dengan tingkat pengetahuan dan sikap peternak pada penyuluhan pembuatan silase, hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan rs = 0,8. Kedua variabel saling berhubungan dan berbanding lurus, artinya jika variabel karakteristik inovasi meningkat, maka variabel tingkat pengetahuan dan sikap peternak pun akan meningkat, sebaliknya jika variabel karakteristik inovasi rendah, maka variabel tingkat pengetahuan dan sikap peternak pun akan rendah.

SARAN

1. Perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk mengakomodasi peralatan (silo) untuk pembuatan silase agar peternak dapat menerapkan teknologi ini.

2. Penyuluh harus mempertimbangkan kemampuan peternak (biaya dan lahan) dalam mengaplikasikan teknologi silase pada usaha ternaknya.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Syahirul Alim, S.Pt., M.Si.., dan bapak Ir. H. Sugeng Winaryanto, MS., selaku pembimbing yang telah membimbingan dan memberi

(8)

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran | 8

arahan yang diberikan kepada penulis. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada UPTD Sukasari dan Kelompok Ternak Saung Domba yang telah membantu dalam proses penelitian, serta kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Azwar, Saifuddin. 2012. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Liberty. Yogyakarta. Rakhmat, Jalaluddin. 2001. Metode Penelitian Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Rogers, E.M., dan Shoemaker, F.F., (1971). Communication of Innovation. The Free Press. New York.

Mugiawati, R.E. 2013. Kadar air dan ph silase rumput gajah pada hari ke-21 dengan

penambahan jenis additive dan bakteri asam laktat. Jurnal Ternak Ilmiah. 1 (1):

201-207.

Sutanto, H. 2000. Masalah Gizi dan Produktivitas Ternak Ruminansia di Indonesia. Universitas Brawijaya. Malang.

Gambar

Tabel 1. Penilaian Tingkat Karakterisitik Inovasi Silase pada Peternak Domba di Kelompok  Saung Domba
Tabel  2.  Penilaian  Tingkat  Pengetahuan  dan  Sikap  Peternak  pada  Peternak  Domba  di  Kelompok Saung Domba

Referensi

Dokumen terkait

Evaluasi Tahfidz dilaksanakan setiap 3 bulan sekali, penilaiannya dari segi bacaan yaitu kelancaran, makhroj, tajwid dan penguasaan hafalan, selain itu terlihat pada proses

2) Bibit kentang yang dihasilkan berupa bibit kentang unggul bermutu sehingga mampu menghasilkan umbi konsumsi berkualitas sesuai dengan kebutuhan pasar domestik dan

Prosentase penyimpangan model dengan hasil pengamatan untuk keberangkatan penumpang SSK II Pekanbaru dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini : Tabel 6.. Model Kebutuhan

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan minat belajar menggunakan pembelajaran model diskusi kelas dengan model

Secara umum, koefisien total hamburan (scattering) relatif tinggi ditemui di perairan pesisir khususnya dekat muara sungai setiap musim dan relatif rendah di

Hingga usia tersebut, anak-anak mengandalkan bantuan orang dewasa untuk menunjukkan bahwa mereka dapat dipercaya, model peran, mendorong hubungan yang baik dengan kelompok, dan

ditujukan untuk membantu para petani jagung dalam proses penanaman benih jagung, namun, pada pelaksanaannya teknologi modern yang telah dibuat tidak digunakan oleh

Penelitian yang dilakukan oleh Riska (2013) berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei)”