PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN
BAJENIS KOTA TEBING TINGGI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
M. DEDEK SUHENDRO NIM. 309131045
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Muhammad Dedek Suhendro, 309131045. Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi Tahun 2007-2011. Skripsi. Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis tahun 2007-2011, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Padang Hilir dari tahun 2007-2011.
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bajenis, 2014. Populasi dalam penelitian ini seluruh lahan yang ada di Kecamatan Bajenis dengan luas 907,80 Ha, mengingat jumlah waktu yang terbatas maka populasi dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumenter dan teknik komunikasi tidak langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan (1) Perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis tahun 2007-2011 adalah terjadinya perubahan lahan perkebunan rakyat seluas 88,20 Ha dan luas lahan pertanian berkurang seluas 22,20 Ha. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Padang Hilir tahun 2007-2011 dipengaruhi oleh kondisi sosial.. Kepadatan penduduk dan jumlah penduduk yang meningkat terhadap kebutuhan hidup mereka sehingga mendukung perubahan penggunaan lahan.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillah, segala puji syukur saya ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala,
atas rahmat dan hidayahnya yang telah memberikan penerangan dan arah hidup kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Skripsi ini
berjudul “Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi pasang surut semangat dalam
menyelesaikannya dan alhamdulillah dapat segera diselesaikan sesuai keinginan semua pihak.
Banyak pihak yang memberikan bantuan bimbingan dan arahan baik secara moral, spiritual
dan material sehingga skripsi ini dapat tersusun sampai selesai. Maka pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd. selaku Rektor Universitas Negeri Medan,
2. Bapak Drs. Restu, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, beserta fungsionaris Pembantu
Dekan I, II, dan III,
3. Bapak Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan,
4. Ibu Dra. Asnidar. M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu
5. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak
membantu dan membimbing Penulis sejak awal penulisan proposal sampai akhirnya
skripsi ini dapat terselesaikan,
6. Bapak Darwin P.Lubis, S.Si, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan masukan baik kritik maupun saran yang cukup membangun mental dan
akademik selama menjalani perkuliahan,
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi yang tidak bosan-bosannya
membimbing saya, mengingatkan saya dan terus menuntun saya agar menjadi anak
manusia yang lebih baik lagi,
8. Bapak Camat Kecamatan Bajenis beserta stafnya yang telah membagi waktu untuk
berdiskusi dan memberikan data yang mendukung penelitian saya,
9. Terkhusus dan teristimewa buat orang tua saya yang sangat saya cintai dan sayangi
sepanjang hidup yaitu Ayahanda Sumardi dan Ibunda Sumiati, yang telah mengasuh,
membesarkan dan mendidik serta memberikan dorongan moral dan material sehingga
ananda dapat menyelesaikan studi dengan baik.
10.Buat Adikku tercinta Muhammad Dimas Habibi dan Rizka Dina Aditya yang menjadi
motivasi penulis untuk segera menyelesaikan studi,
10. Kepada seluruh keluarga besar Alm Muliono yang telah memberikan doa serta semangat
sehingga penulis dapat menyelesaikan kewajiban nya
11. Teristimewa kepada Rusyda Nazira Yunus, S.Si yang tidak pernah bosan menemani,
memberikan semangat, memberikan masukan dan menjadi inspirasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi. Semoga apa yang kita harapkan, akan indah pada waktunya.
12. Kepada seluruh teman-teman Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat FIS UNIMED.
Dan Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Persiapan Deli Serdang. Ingatlah, kepedihan
kita hari ini akan terasa indah dan manis saat kita mengingatnya kelak. Berbuatlah dan
jalankan semua impianmu, karena sebenarnya dalam dirimu telah terdapat energi dan
kemampuan untuk melakukan apapun.
13. Terkhusus Ade Irma Nasution, Sisriani FM Sari, Hadi Wardhana, S.Pd, Seventina
Napitu, S.Pd, Kiki Fitriana, S.Pd, Putri Puspita, S.Pd, Aty Saidah S. Lubis, S. Pd,
Yunmiati Pohan, S. Pd, Tri Septia Ningrum, S. Pd dan Lidia Girsang, S. Pd yang sudah
banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan buat teman-teman satu
kelas (A Reguler 09) takkan terlupakan kenangan bersama kalian di dalam kelas maupun
di luar kelas. Terima kasih buat iringan doa, dan dukungannnya.
14. Terima kasih buat teman-teman di Gubuk Derita karena telah memberikan semangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Seluruh orang-orang yang telah memberikan do’a dan support kepada saya agar cepat
menyelesaikan skripsi ini, terima kasih banyak.
Hanya ucapan Terima Kasih dan doa yang dapat Penulis ucapkan. Kiranya Tuhan
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Akhir kata penulis ucapkan
terima kasih. Semoga Skripsi ini besar manfaatnya kepada kita semua.
Medan, Agustus 2014 Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki daratan yang cukup luas yang
dapat digunakan sebagai tempat hidup manusia.Indonesia sebagai negara yang sedang
berkembang, pertambahan penduduknya meningkat setiap tahun.Pesatnya pertumbuhan
penduduk tidak dapat di hindarkan. Namun disisi lain seiring bertambahnya pertumbuhan
penduduk semakin bertambah pula kebutuhan masyarakatnya dalam rangka aktivitas manusia
untuk memeuhi kebutuhan hidup. Salah satunya sektor pemukiman yang merupakan hal
utama masyarakat untuk menjalankan aktifitasnya.
Penggunaan sumberdaya lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas
manusia terhadap sebagian fisik permukaan bumi.Bentuk penggunaan sumberdaya lahan
suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya.Semakin
meningkatnya jumlah penduduk dan semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat,
berdampak pada makin meningkatnya perubahan penggunaan lahan.
Sumberdaya lahan merupakan sumberdaya alam yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia karena diperlukan dalam setiap kegiatan manusia, seperti untuk
pertanian, daerah industri, daerah pemukiman, jalan untuk transportasi, daerah rekreasi atau
daerah-daerah yang dipelihara kondisi alamnya untuk tujuan ilmiah. Sitorus (2001) dalam
Narotama (2012), mendefinsikan sumberdaya lahan (land resources) sebagai lingkungan fisik
yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya
sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan. Sumberdaya lahan dapat dikatakan
sebagai ekosistem karena adanya hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas
Lahan memiliki banyak fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usaha
meningkatkan kualitas hidupnya.Menurut FAO (1995) dalam Luthfi Rayes (2007: 2) lahan
merupakan tanah dengan segala ciri, kemampuan maupun sifatnya beserta segala sesuatu
yang terdapat di atasnya, termasuk dalam kegiatan manusia dalam memanfaatkannya.
Sugiharto,2007 menyatakan penggunaan lahan merupakan
keterkaitan antara aktifitas manusia dengan sebidang lahan. Hal itu
menunjukan bahwa semakin banyak manusia yang bermukim pada
suatu wilayah, maka semakin besar intervensi manusia dalam
mengubah fungsi lahan untuk berbagai macam bentuk kegitan.
Perubahan fungsi lahan tersebut akan menimbulkan konsekuensi
terhadap lingkungan
Penggunaan lahan sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan lahan.Saat ini banyak
dijumpai penggunaan-penggunaan lahan yang kurang sesuai sehingga terjadi alih fungsi
lahan, misalnya perubahan lahan pertanian menjadi permukiman atau industri.Tidak dapat
dipungkiri, pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan persaingan penggunaan lahan
untuk berbagai kepentingan menjadi sangat tinggi.
Pembangunan di Indonesia yang semakin pesat dilakukan, seiring perkembangan
zaman dan pertumbuhan penduduk menyebabkan kebutuhan akan lahan semakin besar,
sementara jumlah lahan terbatas.Kebutuhan lahan yang semakin besar ini memicu alih fungsi
lahan yang sudah sering terlihat saat ini.Selama ini kebutuhan akan lahan diidentikan dengan
kebutuhan lahan untuk pertanian karena memang saat ini pertanian merupakan sumber utama
pangan manusia. Peralihan fungsi lahan perlu mendapat perhatian lebih karena penggunaan
Hingga tahun 2000-an diperkirakan dari 24 juta hektar lahan hijau (pertanian,
kehutanan, perkebunan, dan lain-lain) telah berubah peruntukannya menjadi lahan perkotaan.
Adanya perubahan penggunaan lahan tersebut dilihat dari aspek ekonomi pertanian
merupakan ancaman terhadap ketahanan pangan penduduk dan dilihat dari aspek lingkungan
hal itu merupakan ancaman terhadap daya dukung lingkungan.(Simmond 1989, dalam
Narotama 2012).
Isu lingkungan saat ini dirasa semakin krusial dan menjadi masalah utama banyak
pihak, sehingga sosialisasi pemahaman pembangunan berkelanjutan harus terus dilaksanakan
dan dikembangkan.Pembangunan Berkelanjutan merupakan suatu tantangan yang sangat
besawr bagi seluruh negara di dunia, terlebih lagi bagi negara berkembang seperti
Indonesia.Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan berangkat dari satu tujuan yang mulia
yaitu mencapai kualitas hidup yang lebih baik bagi semua, untuk saat ini, esok dan generasi
mendatang.Hal ini membuat pemerintah merasa perlu menerbitkan sebuah aturan khusus
untuk menyikapi persoalan tersebut yang tertuang dalam Undang – Undang No.41 Tahun
2009 Pasal 44 (1) Lahan yang sudah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan.
Pada pelaksanaan pembangunan nasional, sudah tidak dapat dipungkiri bahwa dalam
perkembangannya akan dihadapkan dengan tantangan terjadinya degradasi kualitas
lingkungan yang saat inipun telah mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Oleh
karenanya, kebijakan pembangunan kedepan harus mampu mendorong peningkatan kualitas
lingkungan, baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian maupun dalam
proses pemeliharaan. Infrastruktur pekerjaan umum harus memenuhi karakteristik
keseimbangan dan kesetaraan, berpandangan jangka panjang dan sistemik.
Perubahan pemanfaatan sumberdaya lahan belakangan ini terjadi di Kecamatan
pemekaran kecamatan Padang Hulu dan kecamatan Rambutan. Pada tahun 2006 sesuai
dengan PerdaKota Tebing Tinggi Nomor 15 Tahun 2006 tanggal 09 November 2006 tentang
PEMBENTUKAN KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KOTA TEBING TINGGI.
Secara Geografis kecamatan Bajenis terletak dibagian barat wilayah kota Tebing Tinggi
dengan luas wilayah sekitar 9,0780 Km2. Keadaan topografinya datar, dan dilintasi oleh
sungai yang panjang, sebagian besar areal persawahan yang ada di wilayah kota Tebing
Tinggi berada di wilayah kecamatan Bajenis. Dapat dikatakan bahwa kecamatan Bajenis
merupakan lumbung padi bagi kota Tebing Tinggi.
Kecamatan yang dibentuk oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk melayani
kebutuhan kehidupan masyarakatnya.Kecamatan Bajenis terbagi atas 7 wilayah kelurahan
yaitu : Kelurahan Bulian, Kelurahan Pelita, Kelurahan Durian, Kelurahan Bandar Sakti,
Kelurahan Teluk Karang, Kelurahan Pinang Mancung dan Kelurahan Berohol. Penggunaan
Lahan di kecamatan Bajenis pada tahun 2007 sebagian besar digunakan untuk areal
pekarangan dan permukiman seluas 5.272 Ha, persawahan 405 Ha, lahan kering untuk
pertanian 1.568 Ha, dan 50 Ha untuk fasilitas umum lainnya.
Jumlah penduduk Kecamatan Bajenis sebanyak 33.512 jiwa pada tahun 2011. Dilihat
dari segi kepadatan penduduk maka dengan luas wilayah Kecamatan Bajenis 9,0780 Km2
maka rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Padang Hilir mencapai 3.680 jiwa/Km2.
Perkembangan kepadatan penduduk selama kurun waktu empat tahun dari tahun 2007-2011
dapat dilihat dengan cara membandingkan kepadatan penduduk tahun 2007 dengan kepadatan
penduduk tahun 2011. Pada tahun 2007 jumlah penduduk di daerah penelitian sebesar 30.283
jiwa, dengan demikian setelah dilakukan perhitungan maka pada tahun tersebut kepadatan
penduduk mencapai 3.336 jiwa/km2.
Dalam perkembangannya, ternyata secara perlahan pertumbuhan penduduk juga
Baik dari fenomena akibat aktifitas masyarakatnya yang merubah peruntukan hingga adanya
ketimpangan atas kesesuain akan fungsi lahan tersebut. Kecamatan Bajenis yang notabene
nya merupakan lumbung padi untuk kota Tebing Tinggi mengalami perubahan lahan yang
seharusnya diperuntukkan sebagai pertanian, kini ternyata telah beralih fungsi. Hal ini perlu
diperhatikanmengingat lahan-lahan di dunia ini tidak semakin bertambah tapi akan semakin
berkurang dan perlunya tindakan pelestarian untuk penggunaan lahan pada masa mendatang,
juga perlunya data spasial perubahan penggunaan lahan yang telah beralih fungsi, guna
mengawasi perubahan penggunaan lahan agar sesuai peruntukan nya seperti yang terjadi di
Kecamatan Bajenis.
B. Identifikasi Masalah
Dinamika akan sebuah pembangunan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Hal
itu juga secara tidak langsung mneyebabkan menurunnya tingakat kesadaran
masyarakat.Mengingat banyak nya persoalan yang terjadi di kecamatan Bajenis khusus nya
tentang penggunaan lahan. Maka di dapat beberapa masalah antara lain
1. Pertambahan penduduk semakin meningkat mengakibatkan rata-rata luas tanah yang
dikelola semakin kecil.
2. Kebutuhan tempat tinggal semakin banyak, yang mengakibatkan lahan kosong
khususnya di Kecamatan Bajenis kota Tebing Tinggi terancam punah.
3. Mengidentifikasikan tingkat laju perubahan lahan di kecamatan Bajenis
4. Mengidentifikasi bagaimana perubahan penggunaan lahan pertanian ke sektor
non-pertanian.
5. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab perubahan penggunaan
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti akan membatasi untuk
mempermudah penelitian ini pada perubahan penggunaaan lahan pertanian ke sektor
non-pertaniandan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah di atas, maka akan muncul berbagai
masalah yang perlu diperhatikan. Permasalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis dari tahun 2007 –
2011 ?
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis
kota Tebing Tinggi ?
E. Tujuan Penelitian
Adapan tujuan penelitian ini berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dan
perumusan masaalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis Kota
Tebing Tinggi tahun 2007 – 2011.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan
di Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi.
F. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas maka diharapkan hasil penelitian ini
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting yang dapat
digunakan sebagai salah satu bahan pertimbngan bagi perencanaan kota dalam rangka
penyusunan pengendalian terhadap bentuk penggunaan lahan
2. Untuk memberikan pertimbangan bagi pemerintah khususnya pemerintah kota Tebing
Tinggi dalam mngembil keputusan terhadap pengelolaan penggunaan lahan.
3. Secara teoritis berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang Geografi di
Unimed
4. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang masalah
yang di teliti
5. Sebagai acuan bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian berhubungan dengan
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini mencakup penggunaan lahan, faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan penggunaan lahan, dan dampak perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Bajenis sejak tahun 2007-2011, adapun data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis dalam tahun 2007 dapat diketahui pada tabel
10 dan gambar peta penggunaan lahan tahun 2007. Menunjukkan bahwa pertanian seluas
184,90 Ha (21,56%), perkebunan rakyat 154,80 Ha (18,41%), permukiman seluas 476,80 Ha
(52,30%), lahan kosong seluas 7,10 Ha (0,74%), sarana dan prasarana seluas 49,00 Ha
(3,36%),dan industri seluas 51,20 Ha (3,60%).
Penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis dalam tahun 2011 dapat diketahui pada tabel
2 dan gambar peta penggunaan lahan tahun 2011. Menunjukkan bahwa penggunaan lahan
untuk pertanian seluas 162,70 Ha (18,63%), perkebunan rakyat seluas 73,80 Ha (8,455%),
permukiman seluas 563,20 (64,49%), lahan kosong seluas 7,10 Ha (0,81%), sarana dan
prasarana seluas 49,00 Ha (3,66%),dan industri seluas 51,20 Ha (3,91%).
Penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis disetiap kelurahan dari waktu ke waktu akan
mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena tingkat kebutuhan manusia yang semakin
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Bajenis dapat dilihat dengan
membandingkan perubahan penggunaan lahan pada tahun 2007-2011.Perubahan penggunaan
lahan di Kecamatan Bajenis dalam kurun waktu antara tahun 2007-2011 telah terjadi
perubahan luas penggunaan lahan. Diketahui bahwa penggunaan lahan untuk pertanian
berkurang seluas 22,20 Ha dari 184,90 Ha pada tahun 2007 menjadi 162,7 Ha pada tahun
2011. Pengurangan lahan untuk perkebunan rakyat berkurang 88,20 Ha dari 154,80 Ha tahun
2007 menjadi 73,8 Ha tahun 2011. Penambahan di pemukiman seluas 86,20 Ha dari 476,80
Ha pada tahun 2007 menjadi 563,00 Ha pada tahun 2011. Tidak ada perubahan pada lahan
kosong di kecamatan ini dari tahun 2007 sampai 2011 yaitu tetap seluas 7,10 Ha. Penggunaan
lahan untuk sarana dan prasarana di kecamatan Bajenis ini dari tahun 2007 sampai 2011 tidak
mengalami penambahan yaitu tetap seluas 49,00 Ha. Penggunaan lahan untuk industri juga
tidak mengalami penambahan yang signifikan, tetap seluas 51,20 Ha.
Perubahan luas lahan yang paling dominan adalah pengurangan luas lahan pertanian
dan perkebunan untuk penambahan lahan pemukiman. Perubahan luas penggunaan lahan di
Kecamatan Bajenis dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini :
No. Penggunaan Lahan
Tahun Perubahan Luas
(Ha)
Sumber: Kantor Camat Bajenis 2011
Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Bajenis dapat dilihat dengan
membandingkan perubahan penggunaan lahan di setiap kelurahan.. Di bawah ini akan
dibahas perubahan penggunaan lahan yang terjadi di setiap kelurahan yang terjadi di
Kecamatan Bajenis.
Tabel 12. Perubahan Luas Penggunaan Lahan Pertanian di Kecamatan Bajenis Tahun
5.
6.
7.
Teluk Karang
Pinang Mancung
Berohol
-
71,50
-
-
71,50
-
-
-
-
Jumlah 184,90, 184,90 -22,2
Sumber : Kantor Camat Bajenis,2011
Berdasarkan pada tabel 12 di atas dapat dijelaskan bahwa perubahan lahan pertanian
yang paling luas berkurang luasnya terdapat di Kelurahan Bulian 18,5 Ha. Perubahan luas
lahan pertanian di Kecamatan Bajenis yang paling dominan berubah ke lahan pemukiman.
Tabel 13. Perubahan Luas Penggunaan Lahan Perkebunan Rakyat di Kecamatan
Bajenis Tahun 2007-2011
No Kelurahan
Sumber : Kantor Camat Bajenis,2011
Berdasarkan pada tabel 13 di atas dapat dijelaskan bahwa perubahan lahan
perkebunan rakyat yang paling luas berkurang luasnya terdapat di Kelurahan Bulian 50,80
Ha, dan perubahan lahan perkebunan rakyat yang paling sedikit berkurang luasnya terdapat di
Kelurahan Bandar Sakti 0,50 Ha. Perubahan luas lahan basah di Kecamatan Bajenis yang
paling dominan berubah ke lahan pemukiman, kantor pemerintah, sekolah, tempat ibadah,
Gambar 3 : Pembangunan Mesjid di kelurahan Pinang Mancung
Tabel 14. Perubahan Luas Penggunaan Lahan Pemukiman di Kecamatan Bajenis
Tahun 2007-2011
No Kelurahan
Penggunaan
2007
(Ha)
2011
(Ha)
Perubahan
1.
Sumber : Kantor Camat Bajenis,2011
Berdasarkan pada tabel 14 dapat dijelaskan bahwa perubahan lahan pemukiman di
Kecamatan Bajenis tahun 2007-2011 dapat dilihat perubahan lahan pemukiman yang paling
luas terdapat di Kelurahan Durian 33,30 Ha, dan perubahan lahan pemukiman yang paling
sedikit terdapat di Teluk Karang 0,5 Ha. Perubahan luas lahan pemukiman di Kecamatan
Tabel 15. Perubahan Luas Penggunaan Lahan Kosong, Sarana Prasarana dan Industri
di Kecamatan Bajenis Tahun 2007-2011
No Kelurahan
Sumber : Kantor Camat Bajenis,2011
Berdasarkan pada tabel 15 di atas dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat perubahan
pada luas lahan kosong, sarana prasarana, dan industri di Kecamatan Bajenis tahun
2007-2011.
Tabel 16. Penggunaan lahan di Kelurahan Bulian Kecamatan Bajenis
1.
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui perubahan penggunaan lahan tanah kering di
kelurahan Bulian paling dominan dengan jumlah 60, 58 ha selama periodr 2007 – 2011.
Sedangkan yang paling sedikit mengalami perubahan adalah jenis lahan kosong dengan
jumlah 4,90 ha.
Tabel 17. Penggunaan Lahan di kelurahan Pelita Kecamatan Bajenis
No Jenis Lahan
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
Perubahan Penggunaan Lahan di Kelurahan Pelita Kecamatan Bajenis pada tanah
kering sebanyak 2,20 ha dan penggunaan lahan untuk peruntukan sekarang berkurang
Tabel 18. Perubahan Penggunaan Lahan di Kelurahan Durian kecamatan Bajenis
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
Berdasarkan Data yang diperoleh pada tabel 18 telah terjadi perubahan penggunaan
lahan yang signifikan untuk tanah kering di kelurahan pelita sebanyak 29,60 ha sedangkan
untuk penggunaan lahan pekarangan mengalami penambahan sebanyak 33,30 ha pada tahun
2011. Sebaliknya untuk jenis tanah sawah dan lahan kosong tidak mengalami penambahan
maupun pengurangan.
Tabel 19. Perubahan Penggunaan Lahan di kelurahan Bandar Sakti
No Jenis Lahan
Penggunaan
(Ha) (Ha)
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
Berdasarkan pengamatan tabel 19 penggunaan lahan di kelurahan Bandar Sakti
Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi untuk Jenis Lahan Tanah Sawah tidak mengalami
perubahan baik penambahan maupun pengurangan selama periode 5 tahun berbeda dengan
jenis lahan tanah kering mengalami pengurangan 3,40 ha sedangkan untuk jenis lahan yang
peruntukan nya pekarangan mengalami penambahan sebanyak 3,40 ha.
Tabel 20. Perubahan Penggunaan Lahan di Kelurahan Teluk Karang
No Jenis Lahan
Berdasarkan Tabel 20 terjadi perubahan penggunaan lahan untuk jenis tanah kering
mengalami pengurangan 2,03 ha selama periode 2007 – 2011 sedangkan untuk penggunaal
lahan jenis pekarangan mengalami penambahan seluas 0,50 ha begitu juga pada lahan kosong
mengalami penambahan 1,53 ha
Tabel 21. Perubahan Penggunaan Lahan Di Kelurahan Pinang Mancung
No Jenis lahan
Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi
Penggunaan lahan di kelurahan Pinang Mancung Kecamatan Bajenis pada mengalami
beberapa perubahan pada tahun 2007 hingga tahun 2011 untuk jenis tanah kering mengalami
pengurangan sebanyak 1,37 ha dan untuk jenis lahan kosong mengalami pengurangan
sebanyak 0,83. Berbeda untuk penggunaan jenis lahan pekarangan mengalami penambahan
sebanyak 2,10 ha.
Tabel 22. Perubahan Penggunaan Lahan di Kelurahan Berohol Kecamatan Bajenis
No Jenis Lahan Penggunaan
2007
(Ha)
2011
(Ha)
1.
Sumber : Kantor Kelurahan Berohol (2013)
Berdasarkan Tabel tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Penggunaan Lahan di
Kelurahan Berohol mengalami perubahan untuk jenis tanah kering mengalami penurunan
sebanyak 1,70 ha begitu pula untuk jenis lahan kosong berkurang sebanyak 1 ha sedangkan
untuk jenis lahan pekarangan mengalami penambahan sebanyak 3,20 ha selama periode 2007
hingga 2011.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pada tahun 2007 sampai
2011 ditinjau faktor social.
a. Faktor Sosial
Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis pada
tahun 2007 sampai tahun 2011 ditinjau dari faktor sosial yaitu jumlah penduduk.
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk setiap satuan luas lokasi yang dimana
menunjukkan rata-rata penduduk menempati setiap 1 kilometer persegi permukaan bumi.
Kepadatan Penduduk Aritmatika (Kasar) adalah Jumlah penduduk suatu wilayah : Luas
wilayah = Kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk di Kecamatan Bajenis tahun 2007
Tabel 24. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Bajenis Tahun 2007
Sumber: Kantor Camat Bajenis, 2007
Dari tabel 24 dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Bajenis tahun
2007 termasuk dalam kategori sangat padat dibuktikan dengan kepadatan penduduk sebanyak
Kelurahan Bandar Sakti sejumlah 6707 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk yang terendah di
Kecamatan Bajenis terdapat di Kelurahan Pelita sejumlah 2092 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk di Kecamatan Bajenis tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 25 di
bawah ini:
Tabel 25. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Bajenis Tahun 2011
No. Kelurahan Luas (km2)
Sumber: Kantor Camat Bajenis, 2011
Dari tabel 18 dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk di Kecamatan Bajenis tahun
2011 juga termasuk kepadatan penduduk yang sangat padat dibuktikan dengan kepadatan
penduduk sebanyak 30.107 jiwa/km2. Kepadatan penduduk yang terbanyak di Kecamatan
Bajenis terdapat di Kelurahan Teluk Karang sejumlah 6759 jiwa/km2 dan kepadatan
penduduk yang terendah di Kecamatan Bajenis terdapat di Kelurahan Pelita sejumlah 1986
jiwa/km2.
Jumlah penduduk adalah jumlah penduduk yang bertempat tinggal atau berdomisili
pada suatu wilayah atau daerah dan memiliki mata pencaharian tetap di daerah itu serta
tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang belaku di daerah
tersebut(http//Wikipedia.com). Jumlah penduduk di Kecamatan Bajenis dapat dilihat pada
tabel 26 sebagai berikut :
Tabel 26.Jumlah Penduduk di Kecamatan Bajenis
No. Kelurahan
Sumber: Kantor Camat Bajenis, 2011
Dari tabel 19 dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah penduduk tertinggi di
Kelurahan Pinang Mancung sebanyak 1524 jiwa, sedangkan yang pertambahan terendah di
Kelurahan Teluk Karang sebanyak 328 jiwa. Selain itu, terdapat juga beberapa kelurahan
banyak dari pengurangan selama 2007-2011.Hal ini disebabkan tingkat kelahiran dan
perpindahan penduduk.
Dari hasil angket yang diperoleh dari warga sekitar dapat disimpulkan bahwa ada
sebagian masyarakat yang setuju dan tidak setuju dengan perubahan penggunaan lahan yang
terjadi di Kecamatan Bajenis ini dikarenakan dampak positif dan dampak negatif yang
ditimbulkannya. Seperti halnya dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu
lahan pertanian yang berkurang akan menimbulkan ke kuatiran sendiri di masyrakat, arus
urbanisasi yang tidak terbendung, kesenjangan sosial hingga konflik sosial di masyrakat.
Tetapi, tidak hanya dampak negatif saja yang dirasakan oleh masyarakat sekitar adapula
dampak positif yang dirasakan mereka yaitu dapat memajukan wilayah tersebut serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan penduduk, hingga kemjuan informasi dan
B. Pembahasan
Pembahasan ini menyajikan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
mengetahui perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis tahun 2007-2011, dan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kecamatan
Bajenis tahun 2007-2011.
1. Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Bajenis Sejak Tahun 2007-2011
Menurut Wahyunto (2010), perubahan penggunaan lahan adalah bertambahnya suatu
penggunaan lahan dari satu sisi penggunaan ke penggunaan yang lainnya diikuti dengan
berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau
berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Pembahasan dalam sub ini
yaitu untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan yang dilihat dari jenis, luas dan
perubahan yang paling dominan yang terjadi di Kecamatan Bajenis. Perubahan penggunaan
lahan di Kecamatan Bajenis sejak tahun 2007-2011 dapat dilihat secara garis besar,
penggunaan lahan di Kecamatan Bajenis dapat dibagi atas enam yaitu: (1) lahan pertanian,
(2) lahan perkebunan rakyat (3) lahan permukiman, (4) lahan kosong, (5) lahan sarana dan
Perubahan penggunaan lahan pertanian di Kecamatan Bajenis sejak tahun 2007-2011
secara keseluruhan berkurang luasnya sebesar 42,20 Ha. Perubahan penggunaan lahan
pertanian yang paling luas terdapat di Kelurahan Bulian seluas 38,5 Ha, pengurangan luas
lahan ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang membangun rumah, RUKO (Rumah
Toko), dan wahana hiburan, demi memenuhi kebutuhan hidup dan pertambahan penduduk,
secara teoritis dapat dikaji sebagai ciri-ciri perkembangan suatu wilayah ke arah positif
walaupun pada akhirnya perubahan tersebut membawa dampak negatif seperti semakin sempitnya
wilayah hijau di kelurahan ini.
Gambar 4 : Pembangunan Ruko di Areal Bekas Timbunan Sawah Di Kecamatan Bajenis
Perubahan penggunaan lahan perkebunan rakyat di Kecamatan Bajenis sejak tahun
2007-2011 berkurang luasnya 88,20 Ha. Perubahan penggunaan lahan perkebunan rakyat
dialihfungsikan ke lahan permukiman dan lahan sarana-prasarana hal ini dikarenakan
kelurahan ini memiliki lahan perkebunan rakyat yang cukup luas, dan daerah ini merupakan
salah satu dari kelurahan yang lahannya banyak digunakan untuk permukiman dan sarana –
prasarana. Sedangkan perubahan penggunaan lahan perkebunan rakyat yang paling sedikit
terdapat di Kelurahan Pinang Mancung seluas 1,7 Ha. Perubahan lahan perkebunan rakyat ini
dominannya pada setiap kelurahan di kecamatan ini dialihfungsikan ke lahan permukiman
serta sarana dan prasarana.
Gambar 5: Areal pertanian yang berubah menjadi kios terbangun
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan
Bajenis tahun 2007-2011
Jumlah penduduk adalah jumlah manusia yang bertempat tinggal atau berdomisili
pada suatu wilayah atau daerah dan memiliki mata pencaharian tetap di daerah itu serta
tercatat secara sah berdasarkan peraturan yang berlaku di daerah tersebut Kepadatan
penduduk sangat mendukung perubahan penggunaan lahan. Semakin padat tingkat kepadatan
penduduk akan semakin banyak perubahan penggunaan lahan terjadi. Hal ini disebabkan
tingginya tingkat kebutuhan hidup. Jumlah penduduk yang meningkat 3128 dalam periode
2007 -2011 akan sangat mempengaruhi tingkat kepadatan penduduk.
Sugiharto,2007 menyatakan penggunaan lahan merupakan keterkaitan antara aktifitas
manusia dengan sebidang lahan. Hal itu menunjukan bahwa semakin banyak manusia yang
bermukim pada suatu wilayah, maka semakin besar intervensi manusia dalam mengubah
fungsi lahan untuk berbagai macam bentuk kegitan. Perubahan fungsi lahan tersebut akan
menimbulkan konsekuensi terhadap lingkungan
Ketersediaan sumberdaya alam dan standar hidup akan semakin menurun sejalan
dengan perkembangan kota dan berbanding terbalik dengan meningkatnya jumlah penduduk
dan pencemaran lingkungan. Selain itu, meningkatnya luasan areal terbangun di perkotaan
yang umumnya dicirikan dengan bangunan beton dan aspal akan meningkatkan suhu udara.
Sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi yang makin pesat, tekanan terhadap
Gambar 6: Perumahan di Kelurahan Pinang Mancung Kecamatan Bajenis
. Masalah-masalah lingkungan pun bermunculan mulai dari pencemaran udara, banjir,
kebisingan, peningkatan suhu udara dan penurunan kualitas lingkungan lainnya dari hari ke
hari semakin meningkat.
Perkembangan kota yang pesat ditandai dengan meningkatnya aktivitas manusia
seperti pemanfaatan lahan, permukiman, perindustrian, sarana prasarana dan sebagainya. Hal
ini menyebabkan kualitas lingkungan hidup di perkotaan cenderung menurun.(Budiharjo dan
72
DAFTAR PUSTAKA
Berutu, L. 2011. Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan Di Kecamatan
DanauParis KabupatenAceh Singkil Tahun 2005-2009 (Studi Tentang Analisis Peta Ruang Kecamatan DanauParis).Jurusan Pendidikan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial : Universitas Negeri Medan.
BPS, 2007.Kecamatan Bajenis dalam Angka 2007.Tebing Tinggi: BadanPusat Statistik.
BPS, 2012.Kecamatan Bajenis dalam Angka 2012.Tebing Tinggi: BadanPusat Statistik.
Damandiri.Perubahan Lahan Bab 2.(http://www.damandiri.or.id. diakses pada tanggal 27 Desember 2013).
Erpina.2008. Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan Di Kecamatan Sei Rampah
Kabupaten Serdang Bedagai Sejak Tahun 2004-2007. SkripsiJurusan
PendidikanGeografi. Medan FIS UNIMED.
Herwanda,A.Setya.Peran Penting Rencana Tata Ruang Wilayah dalam Pembangunan. (http://green.kompasiana.com diakses pada tanggal 15 maret 2013
Ginting, Lespita O Riani. 2012. Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan di
Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli serdang Tahun 2005-2010.Skripsi.
Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Gultom, Sulastri Anna. 2012. Analisis perubahan Penggunaan Lahan di
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011-2010. Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Hariyanto.Laporan. (http:http://fcpfindonesia.org/donlotp.php. diakses 27 Desember 2013)
Mahendra, Tri. 2007. Peta Perubahan Penggunaan Lahan Permukiman Tahun
1999-2004 di Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Skripsi Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial: Universitas Negeri Semarang.
Mallingreau and Rosalia, 1981.Land use/Land Cover Classification in Indonesia, Fakultas GeografiUGM Yogyakarta
Narotama.2012. Perubahan Penggunaan Lahan dan Perubahan Garis Pantai di
Das Cipunagara dan Sekitarnya Jawa
Rayes, Luthfi.2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Yogyakarta : Andi Offset
Silalahi, S.B. 1997. Penggunaan Tanah dan Persebaran Kritis di Propinsil
Sumatera Utara Pengolahan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Bogor :
Pasca Sarjana IPB
Sadyohutomo, Mulyono. 2008. Manajemen Kota dan Wilayah.Medan : USU press
Sugiharto,2006. Pembangunan Dan Pengembangan Wilayah.Medan : USU press
Tatag, Wibiseno. 2002. Kajian Perubahan Penggunaan Lahan Kecamatan
Mranggen Kabupaten Demak sebagai Kawasan Pinggiran Kota
Semarang. Tesis Jurusan Teknik Pembangunan Kota,
Semarang:Universitan Dipenogoro.
Togatorop, Sandi P. 2011. Analisis Perubahan Bentuk Penggunaan Lahan Di
Kecamatan PantaiLabu Kabupaten Deli Serdang tahun 2004-2009.
Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial : Universitas Negeri Medan.
Yulita.2011. Perubahan Penggunaan Lahan dalam Hubungannya dengan
Aktifitas di Kabupaten Bangka Tengah. Tesis Jurusan Ilmu Perencanaan