• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir kebakaran hutan sudah menjadi masalah global.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir kebakaran hutan sudah menjadi masalah global."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dekade terakhir kebakaran hutan sudah menjadi masalah global. Hal itu terjadi karena dampak dari kebakaran hutan tersebut bukan hanya dirasakan ole11 Indonesia saja tetapi juga sudah menjalar sainpai ke negara tetangga seperti Malaysia, Brunei dan Singapura. Akibat dari kebakaran tersebut telah menimbulkan kerugian yang sangat besar dibidang perekonomian, kesehatan dan lingkungan. Menurut World Wildlife Fund (WWF) dan Economic and Environment Programme for Southeast Asia (EEPSEA, 1988 dalam Levine et al., 1999), selarna bencana kebakaran dan asap yang terjadi pada tahun 1997 telah menyebabkan kerusakan dengan kerugian yang diperkirakan mencapai lebih dari 4,5 milyar dolar AS termasuk biaya langsung dan tidak langsung.

Darnpak langsung dari kebakaran hutan yang mengganggu bagi kehidupan adalah munculnya gangguan asap yang terdiri atas gas dan partikel yang membahayakan kehidupan manusia. Gas-gas yang dihasilkan dari suatu proses pembakaran seperti COY C02, 'C&, NOx dan non-methan hydrocarbon dapat menyebabkan gangguan pernafasan pada manusia, mempercepat pemanasan global (efek rumah kaca) dan memperburuk polusi udara (Goldammer, 1997). Selain itu asap tebal yang dilepaskan ke atrnosfir akan mengurangi jarak pandang sehingga mengganggu layanan jalur transportasi baik darat, laut maupun udara. Selain asap dampak lain yang dirasakan adalah rusaknya ekosistem hutan, perubahan iklim mikro dan makro serta p e n m a n surnber daya hayati.

(2)

Kebakaran hutan bukan saja terjadi pada lahan kering tetapi juga pada lahan basah seperti gambut yang telah dibuka. Hutan rawa gambut merupakan suatu tipe hutan dengan kondisi khusus, dimana tanahnya terbentuk dari sisa-sisa generasi hutan sebelumnya (Istomo, 1996). Meskipun tipe hutan ini berada pada areal yang banyak terdapat air, nanlun dalam kondisi tertentu dapat mengalami kebakaran. Adanya pengaruh cuaca seperti musim kemarau yang panjang dan kegiatan manusia dalam pembukaan hutan merupakan faktor yang dapat menyebabkan hutan ini terbakar.

Kebakaran pada hutan rawa gambut bukan saja terjadi melalui tajuk pohon atau permukaan tanah tetapi juga berlangsung di bawah permukaan tanah karena gambut merupakan bahan bakar yang cukup potensial. Kebakaran di bawah permukaan ini sulit untuk diamati sehingga tanpa diduga dapat menyebar dan melanda areal hutan secara luas. Akibat yang ditimbulkan bukan hanya hilangnya vegetasi dan satwa tetapi juga perubahan kualitas dan kuantitas tanah. Disamping itu menurut Ward dan Levin (1998 dalam Heil 1999), kebakaran pada hutan rawa

.

gambut banyak menghasilkan asap karena selain potensi bahan bakarnya lebih banyak juga proses pembakarannya didominasi oleh "smoldering".

Selama ini kebakaran hutan dipandang sebagai bencana alam sama halnya dengan musibah gempa bumi dan badai topan. Padahal kebakaran hutan tidak sama dengan bencana alam tersebut, karena dapat dicegah dan dikendalikan. Melalui manajemen bahan bakar dan pemahaman terhadap kondisi lingkungan, kebakaran dapat diminimalkan atau bahkan digunakan dalam pembukaan lahan tanpa merusak lingkungan. Keterkaitan antara bahan bakar dengan kondisi lingkungan dalam mempengaruhi kebakaran yang akan ditimbulkan dapat

(3)

diketahui dengan mengamati karakteristik kebakaran yang terjadi pada suatu proses pembakaran.

Komponen penting yang dapat diamati dari suatu karakteristik kebakaran antara lain adalah perilaku api, flamabilitas dan asap yang dihasilkan. Dengan mengamati karakteristik kebakaran dapat diketahui bagaimana api bereaksi dengan lingkungan dan besarnya atau kecilnya dampak yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut terhadap lingkungan. Hal ini penting agar dalam penggunaan api untuk tujuan tertentu tidak sampai menimbulkan dampak yang merugikan.

B. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik kebakaran (perilaku api, flarnmabilitas, dan emisi gas rumah kaca) pada hutan rawa gambut yang memiliki jenis gambut, karakteristik bahan bakar dan kondisi lingkungan berbeda.

C. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakteristik kebakaran yang terjadi pada hutan rawa gambut sehingga berguna dalam upaya pencegahan kebakaran, strategi pemadaman dan pembakaran secara terkendali pada hutan rawa gambut.

D. Kerangka Teoritis

Kebakaran hutan yang teijadi sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang mempemgaruhi terjadinya kebakaran yaitu karakteristik vegetasi dan kondisi lingkungan. Karakteristik vegetasi seperti potensi bahan bakar, kadp air,

(4)

ketebalan dan kandungan senyawa anorganik berperan dalam mensuplai energi yang tersedia bagi pembakaran sehingga akan menentukan besar atau kecilnya intensitas kebakaran yang tercipta dari suatu kebakaran. Kondisi lingkungan yaitu iklim akan menentukan produktivitas vegetasi sebagai sumber bahan bakar, curah hujan dan kelembaban akan menentukan pembakaran dan penyebaran api, angin berperan dalam pengeringan bahan bakar dan penyediaan oksigen, sedangkan topografi merupakan penentu dari penyebaran komunitas vegetasi.

Berdasarkan teori di atas maka dapat dijelaskan bahwa suatu kebakaran yang terjadi pada wilayah yang berbeda, dengan tipe bahan bakar yang dan kondisi lingkungan yang berbeda pula akan rnemberikan dampak kerusakan yang berbeda pula. Sebagai contoh kebakaran yang terjadi pada lahan kering akan berbeda dengan kebakaran yang terjadi pada lahan basah seperti hutan rawa gambut. Jika kebakaran hutan pada lahan kering hanya terjadi melalui permukaan dan tajuk, kebakaran pada lahan gambut selain terjadi pada pada permukaan dan tajuk juga terjadi pada bagian bawah, karena gambut (terutama gambut kering) merupakan bahan bakar yang cukup potensial. Dengan demikian kerugian yang ditimbulkan menjadi lebih besar. Selain berdampak besar terhadap lingkungan biofisik, kebakaran hutan rawa gambut juga sangat merugikan kesehatan karena banyak menghasilkan asap.

Di Indonesia hampir setiap tahun terjadi kebakaran hutan termasuk juga pada lahan basah seperti gambut. Kebakaran ini biasanya terjadi pada saat kemarau panjang. Namun sayangnya tehnik pencegahan dan penanggulangannya belum ditemukan. Padahal Indonesia memiliki lahan bergambut yang cukup luas diperkirakan mencapai 27 juta ha (Hardjowigeno, 1989) yang tersebar di

(5)

Kalimantan, Sumatera dan Irian Jaya. Jika ha1 ini dibiarkan saja bukan tidak mungkin gambut di Indonesia akan semakin menyempit luasannya karena mengalami kebakaran yang terus menerus. Tidak tersedianya data dan hasil penelitian tentang karakteristik kebakaran hutan pada lahan gambut merupakan salah satu penyebab sulitnya pengendalian kebakaran pada areal bergambut. Karakteristik kebakaran merupakan gambaran bagaimana komponen-komponen dari penyebab kebakaran berinteraksi sehingga tercipta kebakaran. Bagian dari karakteristik kebakaran yang penting untuk diamati adalah perilaku api dan asap yang ditimbulkan. Perilaku api adalah suatu kebiasaan atau kebiasaan api yang terjadi sebagai hasil reaksi dengan kondisi bahan bakar dan lingkungan (de Bano

et al., 1998).

Perilaku api penting untuk diamati sebagai acuan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Dengan mengetahui perilaku api dapat dibuat suatu estimasi tentang antisipasi tingkat bahaya kebakaran yang terkait erat antara tipe bahan bakar dan kondisi lingkungan pada suatu areal pada suatu waktu tertentu, sehingga upaya pencegahan kebakaran dapat dilakukan. Pemahaman terhadap perilaku api ini juga .bergma dalam pelaksanaan pembakaran secara terkendali.

Bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kebakaran adalah munculnya asap. Asap dan kandungan senyawa yang ada didalamnya dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara global dan sangat mengganggu kesehatan manusia. Jenis senyawa yang terkandung didalam asap dan besarnya konsentrasi ditentukan oleh jenis bahan bakar dan kandungan air. Hal ini penting diketahui

(6)

untuk menentukan tingkat ambang batas pencemaran yang ditimbulkan. Dalam penggunaan api untuk tujuan tertentu, besarnya asap yang ditimbulkan dapat diminimalkan melalui manajemen bahan bakar seperti menurunkan kadar air.

E. Kerangka Pemikiran

Kebakaran hutan rawa dan gambut dalam kondisi tertentu, misalnya disengaja atau terkendali dapat berdampak menguntungkan diantaranya; membantu peremajaan hutan secara alami, mempercepat menambahan unsur hara bagi tanaman, meningkatkan pH, menghindarkan kebakaran hutan dalam skala besar dan dapat juga digunakan untuk memusnahkan tegakan yang mati sehingga menghemat biaya (Suratmo, 1974).

Di sisi lain Kebakaran hutan rawa gambut dapat menimbulkan kerusakan yang sangat besar. Akibat kebakaran pada gambut menyebabkan gambut menjadi

irreversible drying (kering tidak dapat balik) dan mengalami pengkerutan

sehingga menyebabkan terjadinya penurunan permukaan lahan (subsidence).

Selain itu kebakaran juga menyebabkan kematian bagi vegetasi dail satwa, dan perubahan mikroklimat.

Dari fenomena ini dapat ditarik suatu kesirnpulan bahwa penggunaan api dalam batasan tertentu dapat dilakukan sepanjang tidak menimbulkan dampak yang merugikan. Hal ini dapat dipelajari dengan mengamati karakterisrik dari api itu sendiri. Dengan mengamati karakteristik api dapat diketahui bagaimana api bereaksi dengan lingkungan yaitu bahan bakar dan iklim yang berbeda dan sejauh mana dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Dari hasil pengarnatan ini dapat ditentukan langkah-langkah dalam pengendalian api, pemilihan strategi

(7)

dalam pemadaman kebakaran dan juga pembakaran secara terkendali. Secara singkat kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

I

Vegetasi

I

Lingkungan ~pb

1

Kegunaan:

-

Pengendalian api

-

Strategi pemadaman kebakaran

-

Pembakaran terkendali

Gambar 1. Skema kerangka penelitian.

F. Hipotesis

Karakteristik kebakaran pada hutan rawa garnbut dipengaruhi oleh jenis gambut, karakterisrik bahan bakar dan kondisi lingkungan.

Gambar

Gambar 1. Skema kerangka penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Memperoleh Gelar Doktor dalam Ilmu Hukum pada Universitas Indonesia di Jakarta Yang Dipertahankan Di Hadapan Sidang Terbuka Senat Guru Besar Universitas Indonesia Dibawah

 Penetrasi jaringan listrik yang sangat tinggi, sehingga dapat digunakan untuk penyediaan layanan broadband dengan mudah tanpa harus. membangun

Dari Gambar 9 dan 10 dapat diketahui bahwa dari waktu kultivasi 36 jam, untuk perlakuan freeze drying baik dengan penambahan laktosa maupun tidak, log VSC tertinggi adalah

LHA sebuah benda angkasa adalah sebagian busur dari katulistiwa angkasa, Dihitung dari derajah atas, kearah Barat, sampai titik potong lingkaran Zawal Benda angkasa itu di

Menurut Salman Rusydie dalam bukunya “Prinsip-prinsip Manajemen Kelas” (2011), bahwa keahlian atau kecakapan yang harus dimiliki oleh guru profesional adalah;

Penelitian yang telah dilaksanakan adalah mengenai modal sosial pada suporter sepakbola lebih menganalisis pada bagaimana jaringan, kepercayaan dan norma pada suatu suporter,

Hal ini perlu disadari, bahwa dalam pengamalan serta penghayatan terhadap nilai-nilai Pancasila di dalamnya terdapat rasa kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat

lalu lintas dengan kendaraan jenis sedan taksi yang sedang