• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan 2013-2015) - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan 2013-2015) - FISIP Untirta Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan 2013-2015)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh :

ERI HUSNA PERMATA NIM. 6662120923

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

BANTEN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

"Cukuplah Allah bagi kita dan Dia adalah sebaik-baiknya Pelindung."

Bismillah,

(6)

vi

Eri Husna Permata. NIM. 6662120923. Skripsi. INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta Angkatan 2013-2015). Pembimbing I: Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si dan Pembimbing II: Burhanuddin Mujtaba, M.Si.

Dari sekian banyak social media dan Seiring dengan berkembangnya zaman,

Instagram menjadi salah satu media sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri. Instagram merupakan media social yang cukup popular dikalangan anak muda zaman sekarang. Berbeda dengan jejaring sosial lainnya,

Instagram menggunakan foto sebagai media penyampai pesan. Presentasi diri dalam media sosial juga bisa dipandang sebagai sebuah bentuk revitalisasi atau eksperimen terhadap identitas dirinya. Individu bisa saja memiliki kendala dalam melakukan presentasi diri sesuai dengan impiannya. Namun media sosial memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi pengguna tersebut untuk mempresentasikan dirinya. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi diri mahasiswa Ikom Untirta. Dengan keberadaan media sosial sebagai media massa, maka dalam penelitian ini teori yang digunakan sebagai alat ukur atau pendukung adalah teori perbedaan individu. Metode yang digunakan adalah survei, dimana peneliti mengumpulkan informasi dari 75 responden dengan menyebarkan kuesioner pada mahasiswa Ikom Untirta angkatan 2013-2015. Dari analisis korelasi antara variabel penggunaan media social Instagram dan variabel presentasi diri memiliki hubungan yang kuat dan positif. Setelah dilakukan uji regresi dihasilkan persamaan Y = 8,838 + 0,547 X dengan hasil koefisien determinasi sebesar 51,6%, yang menandakan bahwa presentasi diri mahasiswa Ikom Untirta dapat dipengaruhi dengan penggunaan media social Instagram, sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor lain.

(7)

vii

Eri Husna Permata. NIM. 6662120923. Thesis. INSTAGRAM and SELF PRESENTATION (Quantitative Analyze Correlations Social Media Instagram Usage With Self Presentation Department of Communication Studies University of Sultan Ageng Tirtayasa Force in 2013-2015). Guide I: Dr. Rahmi Winangsih.,M.Si And Guide II: Burhanuddin Mujtaba, M.Si.

Of the many social media and with the development of the times, Instagram be one that is quite attractive social media to express themselves. Different from other social networks, Instagram use the image as a media transmitter of revitalization or experiments against his or her identity, the individual may have difficulties in implementing the self-presentation in accordance with his dream, but social media gives wide space for those users to present it-self. Then the purpose of this study was to determine the correlation between Instagram usage with the self-presentation department of communication studies UNTIRTA. In the presence of social media as mass media, in this study the theories used as a measuring tool or supporting the Individual Differences Theory. This research by using survey methods with 75 respondents as department of communication studies UNTIRTA force in 2013-2015. The result of correlation analyze, social media Instagram usage and self-presentation variables have a strong and positive correlation. After conducting regression test, there is found a regression Y = 8,838 + 0.547 X. then found the coefficients determination about 48.8%, indicating that the self-presentation department of communication studies UNTIRTA can be influenced by social media use Instagram, while the remainder caused by other factors out of research.

(8)

viii

yang telah memberikan rahmat serta karunia yang tidak terhingga sehingga skripsi berjudul “INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI dengan Sub Judul (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ikom UNTIRTA)” bisa tertuntaskan dengan baik. Juga shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang menjadi insiprasi dan pembuka gerbang cahaya bagi umatnya hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. Dalam penyusunannya, peneliti banyak menemukan kendala dan kesulitan, namun berkat niat dan usaha yang sungguh- sungguh serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini akan jauh lebih sulit dari yang dijalankan. Untuk itu peneliti ingin menyampaikan terimakasih yang setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2. Bapak Dr. Agus Sjafari M. Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(9)

ix

4. Bapak Burhanuddin Mujtaba, M.Si. selaku dosen pembimbing II, yang juga dengan penuh kesabaran menghadapi penulis serta meluangkan waktu, masukan, dan nasehat kepada penulis selama proses penyusunan tugas akhir ini.

5. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos.,M.Si selaku Ketua Penguji dan dosen dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran yang membangun.

6. Bapak Husnan Nurjuman, M.Si selaku Penguji II dan dosen dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran yang membangun.

7. Ibu Uliviana Restu H, S.Sos., M.I.Kom selaku Penguji III dan dosen dari penulis, yang memberi inspirasi, pengajaran serta kritik dan saran yang membangun.

8. Ibu Neka Fitriyah S.Sos.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik. Dosen-dosen pengajar Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan ageng tirtayasa yang telah memberikan ilmunya.

(10)

x

Terima kasih atas doa tulus yang tiada henti diberikan, perhatian dan cinta yang senantiasa menjadi kekuatan terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat tercinta, Terima kasih untuk Siti Nurfaizah, Egi Winadya, Yesi Afrianti, Nefi Lidya Maita, Della Krestianti P, Roviq Vidi Royansyah, Rydma, Apis, Ali, yang telah bersedia menemani dan memberi semangat. Semoga persahabatan kita selalu dijaga dan terjaga oleh Allah yang telah menyatukan kita.Heart you, my beloved friends!

12. Excellent Communication Society angkatan 2012 khususnya Abdul Nashir, trimakasih untuk semua suka dan duka yang telah dilewati bersama.You guys such an awesome family, I love you all!

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Serang, Oktober 2016

(11)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR DIAGRAM ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Identifikasi Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Kajian Teoritis... 10

2.1.1 Komunikasi ... 10

2.1.2 Komunikasi Massa ... 11

2.1.3New Media... 12

2.1.4 Media Sosial... 15

(12)

xii

2.3 Hipotesis Penelitian... 30

2.4 Oprasional Variabel ... 31

2.5 Penelitian Terdahulu ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 35

3.1 Pendekatan & Metode Penelitian ... 35

3.2 Paradigma Penelitian... 37

3.3 Fokus Penelitian ... 38

3.4 Lokasi Penelitian... 38

3.5 Tekhnik Pengumpulan Data... 38

3.6 Sumber Data ... 40

3.7 Instrumen Penelitian... 41

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian... 43

3.8.1 Hasil Uji Validitas ... 43

3.8.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 46

3.9 Populasi & Sampel Penelitian... 47

3.9.1 Populasi ... 47

3.9.2 Sampel ... 48

3.9 Tekhnik Pengolahan & Analisis Data ... 50

3.10.1 Tekhnik Pengolahan Data... 50

3.10.2 Analisis Data... 53

3.11 Jadwal Penelitian... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN ………. 62

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 62

4.1.1 Instagram... 62

4.1.2 Sejarah Singkat UNTIRTA ... 64

4.2 Deskripsi Data Penelitian... 68

(13)

xiii

4.4 Pengujian Data Statistik ... 103

4.4.1 Analisis Deskriptif Data... 103

4.4.2 Uji Normalitas Data ... 104

4.4.3 Uji Koefesien Korelasi... 106

4.4.4 Uji regresi... 107

4.4.5 Uji Hipotesis ... 109

4.5 Pembahasan... 111

BAB V PENUTUP ……… 121

5.1 Kesimpulan ... 121

5.2 Saran... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 124

LAMPIRAN... 128

(14)

xiv

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ...32

Tabel 3.1 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha ...43

Tabel 3.2Case Processing SummaryX...44

Tabel 3.3Item-Total StatisticsX...44

Tabel 3.4Case Processing SummaryY...45

Tabel 3.5Item-Total StatisticsY...45

Tabel 3.6Reliability StatisticsX...46

Tabel 3.7Reliability StatisticsY...47

Tabel 3.8 Jumlah Mahasiswa IKOM Semester Genap...48

Tabel 3.9 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase...55

Tabel 3.10 Kriteria Interpretasi Koefisien Korelasi...56

Tabel 3.11 Jadwal Penelitian...61

Tabel 4.1 Jenis Kelamin...68

Tabel 4.2 Pengguna Instagram...69

Tabel 4.3 Frekuensi Mengakses Instagram...70

Tabel 4.4 Lama Menggunakan Instagram...71

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.1...73

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2...74

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3...75

Tabel 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4...77

Tabel 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5...78

Tabel 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6...79

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7...80

(15)

xv

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12...86

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13...87

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14...88

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15...89

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16...91

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17...92

Tabel 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18...93

Tabel 4.23 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19...95

Tabel 4.24 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20...96

Tabel 4.25 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21...97

Tabel 4.26 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22...98

Tabel 4.27 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.23...100

Tabel 4.28 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.24...101

Tabel 4.29 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.25...102

Tabel 4.30One Sample Kolmogorov Smirnov Test...105

Tabel 4.31Correlations...106

Tabel 4.32Coefficients...107

Tabel 4.33Anova...110

(16)

xvi

Gambar 2.2 Pencipta Instagram ... 22

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir... 29

Gambar 4.1 Jenis Kelamin ... 68

Gambar 4.2 Pengguna Instagram ... 69

Gambar 4.3 Frekuensi Mengakses Instagram ... 70

(17)

xvii

Diagram 4.2 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.2... 75

Diagram 4.3 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.3... 76

Diagram 4.4 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.4... 77

Diagram 4.5 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.5... 78

Diagram 4.6 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.6... 79

Diagram 4.7 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.7... 80

Diagram 4.8 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.8... 81

Diagram 4.9 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.9... 82

Diagram 4.10 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.10... 84

Diagram 4.11 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.11... 85

Diagram 4.12 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.12... 86

Diagram 4.13 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.13... 87

Diagram 4.14 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.14... 88

Diagram 4.15 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.15... 90

Diagram 4.16 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.16... 91

Diagram 4.17 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.17... 92

Diagram 4.18 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.18... 94

Diagram 4.19 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.19... 95

Diagram 4.20 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.20... 96

Diagram 4.21 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.21... 97

Diagram 4.22 Tanggapan Responden Pada Pernyataan No.22... 99

(18)
(19)

xix

Lampiran 2 Data dan Jawaban Responden ...132

Lampiran 3 Dokumentasi ...137

(20)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Maraknya dunia jejaring sosial terutama Instagram yang kemunculannya menjadi suatu hal yang cukup diminati oleh para pengguna social media,Instagram

bisa dibilang merupakan aplikasi edit berbagai foto maupun video yang paling fenomenal. Media sosial ini tidak jauh beda dengan jejaring sosial lainnya seperti

Facebook, twitter ataupun Path, yang membedakannya adalah Instagram lebih berfokus pada foto dan video dalam isi penyapaiannya diikuti dengan pesan yang diberikan pada foto dan video yang diunggahnya. Instagram menjadi salah satu media social yang sangat popular belakangan ini dikalangan anak muda zaman sekarang. Bagaimana tidak, aplikasiInstagramyang diluncurkan pada tahun 2010 lalu oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger yang kemudian diakuisisi oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2012, telah memiliki 400 juta lebih pengguna dari seluruh dunia. Dan dari angka tersebut Indonesia merupakan salah satu negara pengguna

Instagramterbanyak.1

Dikutip dari media online AntaraNews.com2 Pengguna instagram di Indonesia termasuk yang terbanyak di dunia bersama Jepang dan Brazil, kata Brand Development Lead, Instagram APAC Paul Webster. "Di Indonesia, pengguna aktif

1sella panduarsa gareta.kamis, 14 januari 2016 17:47 wib

http://www.antaranews.com/berita/540022/pengguna-instagram-indonesia-termasuk-terbanyak-di-duniadiakses pada sabtu, 07 januari 2017 pukul 21:08

(21)

per bulannya telah menjadi dua kali lebih besar dari tahun ke tahun per Maret 2015". Kendati tidak melansir jumlah pengguna Instagram asal Indonesia, Paul mengatakan terdapat 12.000 pengguna asal Indonesia yang bergabung di komunitas pengguna Instagram bernama InstaMeet dan 89% pengguna layanan Instagram berasal dari kalangan usia 18-34 tahun yang mengakses Instagram setidaknya seminggu sekali. Perempuan mendominasi dengan porsi 63%. Paul menyampaikan, mayoritas pengguna media sosial berlambang lensa kamera di Indonesia itu adalah anak muda, pengguna ponsel pintar, dengan kemampuan finansial yang baik dan memiliki gelar sarjana.

Menurut Paul, masyarakat Amerika Serikat masih menjadi pengguna terbesar di dunia media sosial yang kerap membagikan foto-foto ini, di mana angkanya mencapai 75 persen. Sementara 25 persen lainnya, tersebar di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, dengan jumlah keseluruhan mencapai 400 juta pengguna. Secara rata-rata, pengguna Instagram membagikan 150 foto dalam sebulan, dengan lebih dari 80 juta foto dan video dibagikan secara global setiap harinya, dan menghasilkan 3,5 miliar likes.

Adapun temuan lain yang dilakukan oleh TNS, sebuah lembaga riset dari Inggris, mengenai studi "Pengguna Instagram di Indonesia":3

 Pengguna Instagram di Indonesia 63% adalah anak muda usia 18-24

tahun yang terdidik dan mapan.

(22)

 88% pengguna menggunakanfilterdan 97% menggunakan

fitursearchuntuk mencari informasi yang lebih spesifik.

 97% menuliskan komentar pada postingan dan menandai (mention)

teman-teman mereka yang mendorong proses pencarian di Instagram.  85% pengguna di Indonesia juga memposting di media sosial lainnya

langsung dari Instagram (cross posting). 49% juga membeli produk dari penjual/jenama (brand) yang mereka ikuti (follow).

 Masyarakat Indonesia menggunakan Instagram untuk mencari inspirasi,

membagi pengalaman,dan mencari informasi dan tren terbaru.

 Kategori konten yang paling banyak dibagikan di Instagram (berlaku

untuk Instagram dan Facebook) antara lain: Makanan yang dimakan, Barang yang dibelidan Barang yang mau dijual, Foto atau video dari keluarga dan Peristiwa-pristiwa khusus, Binatang peliharaan, Alam terbuka dan Tempat-tempat yang pernah dikunjungi, Foto atau video dari perjalanan, Kutipan ataumeme danFoto atau video yang ditemukan secara daring

Semakin berkembangnya Instagram di masyarakat, beragam pula karakter masyarakat pengguna media sosial ini. Selain pengguna biasa, ada juga yang memanfaatkan nya sebagai media mengekspresikan diri ataupun sebagai media bisnis. Banyak juga akun-akun yang menawarkan berbagai macam hal-hal yang unik untuk menarik pengguna lain. Keperibadian seseorang bisa juga dilihat dari

(23)

mengikuti (following) akun-akun yang membahas atau mengunggah hal-hal yang berhubungan dengan fotografi. Begitu juga dengan seseorang yang memiliki minat berpetualang pastilah mereka akan mengikuti akun yang membahas tentang

travelling dan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa media sosial saat ini memiliki kekuatan tersendiri untuk mempengaruhi individu salah satu contohnya adalah menjadikan media social sebagai wadah untuk mempresentasikan diri.

Presentasi diri melalui media sosial memberikan kesempatan yang luas bagi penggunanya, media sosial bisa difungsikan sebagai revitalisasi hubungan sosial diantara sesama pengguna. Kehadiran media sosial tidak berbayar, yang sekarang sudah sangat bervariasi, membuat penggunaan media sosial menjadi suatu praktek yang lumrah. Tanpa memerlukan keahlian khusus Sehingga hampir semua kalangan pun menjadi familiar dengan media social. Situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah dengan fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Dari sekian banyak social media dan Seiring dengan berkembangnya zaman, Instagram menjadi salah satu media sosial yang cukup diminati untuk mempresentasikan diri.4

Adanya keinginan untuk membuat kesan yang sempurna dan sesuai kepada orang lain dengan cara melakukan yang terbaik untuk terlihat sempurna inilah yang disebut sebagai impression management atau biasa dikenal dengan self-presentation atau presentasi diri. Presentasi diri dalam Instagram juga bisa

4Jandy E. Luik., 2014.Media social dan presentasi diri. UK Petra-Surabaya. Hal 9

(24)

dipandang sebagai bentuk uji coba terhadap identitas dirinya. Seseorang akan mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang sedang berinteraksi dengannya.5 Saat berinteraksi dengan orang lain khususnya didunia maya, sering kali perhatian individu tertuju pada bagaimana orang akan menilai perilakunya. Baik dalam menguploadfoto maupun cara berkomentar yang baik dan tidak menyinggung orang lain. Usaha untuk mengontrol bagaimana orang lain berfikir sesuai dengan pemikiran individu, sehingga individu tersebut perlu melakukan presentasi diri, yaitu usaha untuk mengatur kesan yang orang lain tangkap mengenai diri baik secara disadari maupun tidak.6

Sebagian individu memiliki masalah dalam melakukan presentasi diri sesuai dengan impiannya. Hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari seorang individu yang ingin banyak memberi komentar terhadap peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi namun mengalami masalah kurang percaya diri dalam cara penyampaiannya. Instagrammemberikan ruang yang luas bagi pengguna tersebut untuk mempresentasikan dirinya. Seorang mahasiswa yang dalam kesehariannya mengalami kesulitan dalam mempresentasikan diri, bisa begitu berbeda cara mempresentasikan diri ketika diInstagram.7Maka dari itu mahasiswa mendapatkan perasaan penerimaan diri di Instagram ketika orang lain memberikan komentar terhadap tampilan foto maupun video yang mereka unggah diInstagram.8

5 5Feldman, R.S.1995.Social Psychology. New Jersey: A Simaon & Schuster Company. Englewood

Cliffs. Hal 23

6Sarwono, S.W, & Meinarno, E.A. 2009.Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.Hal 42 7Nelson, J. 2011.The Sky Is Everywhere. United States: Penguin Group. Hal 65

8Ofcom. 2008.Social networking: A quantitative research report into attidues, behaviours and

(25)

Individu yang memiliki presentasi diri positif akan menunjukkan identitas sosial sesuai dengan situasi yang terjadi. Sering mengeluarkan perkataan-perkataan yang dapat menyenangkan hati para pengguna instagramlain dengan memuji dan menghargai antar pengguna instagram. Menunjukkan keselarasan antara diri pribadi dengan perilaku yang ditunjukkan di media social instagram.9 Hal ini dikarenakan individu lebih selektif dalam menampilkan diri di instagram.

Menyesuaikan tingkah laku verbal dengan non-verbal yang ditunjukkan lewat

uploadfoto maupun video, serta berusaha menyamai apa yang dilakukan oleh orang lain dalam situasi tertentu, misalnya ketika orang lain berkomentar ramah tentang individu maka akan dibalas dengan komentar yang ramah pula.10 Sedangkan presentasi diri negative, maka subjek akan terlihat menakutkan atau disegani oleh pengguna instagram lain. Individu seolah-olah menimbulkan rasa takut dengan meyakinkan seseorang bahwa dirinya adalah orang yang berbahaya. Individu berusaha untuk menimbulkan kesan bahwa dirinya memiliki ahli dibidang tertentu dengan menampilkan prestasi-prestasi yang dimiliki dan melebih-lebihkan kemampuan yang individu punya. Terkadang individu memperlihatkan ketidakmampuan dirinya untuk di update di instagram dan menunjukkan bahwa dirinya berpenampilan menarik dan pantas untuk diperhatikan.11

Goffman mengatakan bahwa manusia adalah aktor dalam panggung kehidupan, maka tentulah apa yang ditampilkan di panggung akan berdasarkan

9Gonzales, Amy L, M.A. and Jeffrey T. Hancock, Ph.D. 2010. Mirror, Mirror on my Facebook Wall:

Effects of Exposure to Facebook on Self-Esteem.Journal Cyberpsychology,Behavior, Andsocialnetworking, Vol: 020 (9). Hal 8

(26)

penataan. Apalagi jika kesempatan ini berada pada konteks media sosialinstagram

yang memberikan kebebasan bagi tiap individu untuk berkreasi, khususnya dalam menampilkan diri sebagai dirinya sendiri.12 Kalangan anak muda pada usia 18-24 tahun merupakan pengguna terbanyak dalam fenomena media sosial ini. Oleh sebab itu penulis memilih mahasiswa sebagai objek dari penelitian ini. Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal, yaitu usia 18-21 tahun dan 22-24 tahun. Pada usia tersebut mahasiswa mengalami masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal.13 Masa peralihan yang dialami oleh mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk menghadapi berbagai tuntutan dan tugas perkembangan yang baru. Tuntutan dan tugas perkembangan mahasiswa tersebut muncul dikarenakan adanya perubahan yang terjadi pada beberapa aspek fungsional individu, yaitu fisik, psikologis dan sosial.

Berdasarkan fenomena di atas penulis memilih mahasiswa angkatan 2013-2015 sebagai objek penelitian khususnya mahasiswa FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi UNTIRTA. Menimbang mahasiswa pada angkatan tersebut masih dalam proses perkuliahan yang aktif dan mahasiswa Ilmu Komunikasi terbilang lebih peka perhatiannya terhadap media karena secara akademik didalamnya telah tersajikan pengetahuan dibidang media massa. Selain itu UNTIRTA merupakan universitas negri ternama di Serang-Banten. Dan dalam hal ini pula penulis tertarik

12Goffman, E. 1956.The Presentation of Self in Everyday Life. Harmondworth : Penguin. Hal 43 13Monk, F. J., Knoers, A. M. P., Haditono, S. R. 2001.Psikologi Perkembangan:Pengantar dalam

(27)

untuk meneliti tentang hubungan penggunaan media social instgaram dengan presentasi diri mahasiswa ilmu komunikasi untirta pada angkatan 2013-2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti lebih lanjut yaitu:“Bagaimana hubungan penggunaan media social Instagram dengan persentasi diri dikalangan mahasiswa ilmu komunikasi UNTIRTA ?”.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka identifkasi penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan Instagaram di kalangan Mahasiswa IKOM UNTIRTA ?

2. Bagaimana Persentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA melalui

Instagram?

3. Sejauh mana hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk:

(28)

2. Mengetahui sejauh mana persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA melalui Instagram

3. Mengetahui sejauh mana hubungan antara penggunaan Instagram dengan persentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang kelak diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Akademis, penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penelitian ini juga dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi penelitian serupa di masa yang akan datang. 2. Secara Teoritis, penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi

pengetahuan dibidang Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan studi Presentasi Diri dalam Komunikasi Antar Pribadi.

3. Secara Praktis, penelitian ini untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi sekaligus memberikan masukan kepada siapa saja yang ingin mengetahui hubungan Instagram

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin: communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini adalah maksudnya kesamaan makna.14

Rumusan komunikasi yang sangat dikenal adalah rumusan yang dibuat Harold Laswell. Menurut Laswell komunikasi adalah: “who says what in which chanell to whom with what effect”. Yang jika dijabarkan, akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu:15

 Siapa yang mengatakan (Komunikator)

 Kepada siapa disampaikan (Komunikan)

 Apa yang dikatakan (Pesan)

 Media apa yang digunakan (Media)

 Akibat apa yang terjadi (Efek)

14Onong Uchjana Effendi.Imu Komunikasi Teori dan Praktek. 2005.Hal.9

15Deddy Mulyana.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 2008.

(30)

2.1.2 Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukan oleh Bittner yang dikutip oleh Ardianto dkk dalam bukunya Komunikasi Massa, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.16Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa.

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa atau khalayak yang luar biasa banyaknya, tidak terbatas pada penduduk yang ada di suatu daerah melainkan semua orang dinegara yang satu dengan yang lain dapat mengetahui secara langsung apa yang disiarkan oleh media elektronik seperti televisi, radio, internet (satelit), beberapa ahli komunikasi juga mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komunikasi massa. Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa menjadi dua hal, yaitu: seperti halnya pengertian Komunikasi Massa:17

“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu

(31)

besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar–pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern seperti pers, film, radio dan televise”.

Dari pengertian di atas, secara umum sebenarnya komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara profesional menggunakan teknologi dalam menyebarluaskan pengalamannya yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. Dengan menggunakan saluran teknologi, komunikasi massa dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya buku, pamflet, majalah, surat kabar, warkat pos, radio, rekaman–rekaman, televisi, poster dan komputer serta aplikasinya jaringan telepon serta satelit (internet).

2.1.3New Media(Media Baru)

Media baru atauNew Mediamerupakan media yang menggunakan internet, media online berbasis teknologi, berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat berfungsi secara privat maupun secara publik.18Secara umum, media baru tidak hanya menjembatani perbedaan pada beberapa media, namun juga pada perbedaan mengenai batasan kegiatan komunikasi pribadi dengan batasan

(32)

kegiatan publik. Karakternya yang berbentuk digital, memudahkan dalam berkomunikasi dan saling bertukar informasi. Media baru dan media lama sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat melalui pendekatan interaksi sosial dan itegritas sosial media baru dan media lama. Pendekatan interaksi sosial membedakan media dengan seberapa mirip media tersebut dengan model interaksi tatap muka. Media yang lebih lama memiliki peluang interaksi yang sedikit, media yang lebih menekankan penyebaran informasi dan sedikit adanya interaksi yang diciptakan seperti halnya radio dan televisi. Media baru lebih memiliki interaksi didalamnya komunikator dengan komunikannya lebih bebas berkomunikasi dan berinteraksi.19

Rasmussen berpendapat bahwa media baru memiliki efek kualitatif yang berbeda terhadap integrasi sosial dalam jaringan masyarakat modern yang mengambil dari teori modernisasi Gidden (1991). Kontribusi pokoknya adalah untuk menjembatani jurang lebar yang terbuka antara dunia publik dan privat, antara dunia kehidupan dan dunia sistem serta organisasi. Kontras dengan televisi, media baru dapat memainkan peranan langsung dalam proyek kehidupan individual. Mereka juga mempromosikan keragaman penggunaan dan partisipasi yang lebih besar. Singkatnya, media baru membantu merekatkan kembali individu setelah efek tercerai – berai akibat dari efek modernisasi.20

Dalam bukunya, McQuail mengidentifikasikan Lima kategori utama media baru yang sama – sama memiliki kesamaan saluran tertentu dan kurang lebih

(33)

dibedakan berdasarkan jenis penggunaan, konten, dan konteks seperti berikut ini:21

1. Media komunikasi antar pribadi (Interpersonal communication media). Meliputi telepon (yang semakin mobile) dan surat elektronik (terutama untuk pekerjaan, tetapi semakin personal).

2. Media permainan interaktif (Interactive play media). Media ini terutama berbasis komputer dan video game, ditambah peralatan realitas virtual.

3. Media pencarian informasi (information search media). Ini adalah kategori yang luas, tetapi Internet/ WWW merupakan contoh yang paling penting, dianggap sebagai perpustakaan dan sumber data yang ukuran, aktualitas, dan aksesibilitasnya belum pernah ada sebelumnya.

4. Media partisipasi kolektif (collective participatory media). Kategorinya khususnya meliputi penggunaan Internet untuk berbagi dan bertukar informasi, gagasan, dan pengalaman serta untuk mengembangkan hubungan pribadi aktif (yang diperantarai komputer). Situs jejaring sosial termasuk di dalam kelompok ini. 5. Subtisusi media penyiaran (substitution of broadcasting media).

Acuan utamanya adalah penggunaan media untuk menerima atau

(34)

mengunduh konten yang di masa lalu biasanya disiarkan atau disebarkan dengan metode lain yang serupa.

Jelas media baru (new media) memiliki kecepatan untuk melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan sebuah informasi terbaru dan ter-update informasinya. Kelemahannya pada jaringan koneksi internet saja, jika jaringan internet lancar dan cepat maka informasi yang disampaikan kepada pembacanya lebih cepat serta harus ada koneksi internet dimana pun berada bersama media baru. Media baru (new media) masuk dalam kategori komunikasi massa. Hal ini dikarenakan pesan yang disampaikan kepada khalayak luas melalui media online / media baru.

2.1.4 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan Wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.22

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan dan membangun

22http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf diakses pada 12

(35)

sebuahkomunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat. Tak terkecuali, keinginan untuk aktualisasi diri dan kebutuhan menciptakan personal branding. Teknologi-teknologi web baru memudahkan semua orang untuk membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di Blog, tweet, atau video di YouTube dapat direproduksi dan dilihat oleh jutaan orang secara gratis. Pemasang iklan tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang iklannya. Sekarang pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan dilihat banyak orang.23

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “Sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".24

1. Ciri-ciri Media Sosial

Media sosial mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet.

23Zarella.The Social Media Marketing Books. O'Reilly Media, Sebastopol. 2010. Hal 2

24http://www.trigonalmedia.com/2015/08/pengertian-media-sosial-menurut-para.htmldiakses

(36)

b. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper.

c. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya.

d. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi. 2. Jenis-jenis Media Sosial

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial: a. Proyek Kolaborasi

Website mengizinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di website ini.Contohnya wikipedia.

b. Blog dan microblog

User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya Twitter, Blogspot, Tumblr, Path dan lain-lain. c. Konten

Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya Youtube.

d. Situs jejaring social

(37)

dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh Facebook, Path, Instagram dan lain-lain.

e. Virtual game world

Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata, contohnya game online.

f. Virtual social world.

Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan yang lain. Namun, Virtual Social World lebih bebas, dan lebih kearah kehidupan, contohnya second life.

2.1.5 Instagram dan Sejarah Instagram 2.1.5.1 Instagram

Gambar 2.1.Logo Instagram

(38)

melalui berbagai layanan social media seperti Facebook, Twitter dan situs media lainnya.25

Ciri khas dari Instagram adalah hasil fotonya yang berupa persegi, mirip dengan produk Kodak Instamatic dan gambar-gambar yang dihasilkan oleh foto Polaroid - berbeda dengan kamera modern yang biasanya memiliki bentuk persegi panjang atau dengan rasio perbandingan bentuk 16:9. Pada awalnya Instagram hanya tersedia untuksmartphonemilik Apple, seperti:iPhone, iPad,daniPod Touch.

Kemudian sejak bulan April 2012, fasilitas Instagram mulai diintegrasikan untuk ponsel kamera Android sehingga pengguna Android pun bisa mulai menggunakan Instagram untuk aktivitassharing

foto mereka.26

Atmoko dalam bukunya yang berjudul Instagram Handbook menjelaskan bahwa aplikasi Instagram memiliki lima menu utama yang semuanya terletak dibagian bawah, aplikasi tersebut yaitu:27

1. Home Page : Halaman utama menampilkan linimasa foto-foto terbaru dari sesama pengguna yang telah diikuti.

2. Search: Untuk memudahkan pengguna melakukan pencaharian pada akun pengguna lainnya atau pencharian pada foto-foto yang sedang popular.

25http://www.scribd.com/doc/195027473/makalah-instagram. diakses 19 Mei 2016 pukul 18:59 26Ibid.

(39)

3. Camera: dengan menu ini pengguna dapat langsung memotret dan mengunggah foto atau video keinstagram dengan berbagai effek yang disediakan di dalam aplikasi tersebut

4. Profile : Dihalaman profil kita bisa mengetahui secara detail mengenai informasi pengguna, baik itu diri kita maupun orang lain sesama pengguna.

5. News Feed :Fitur ini menampilkan notifikasi terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pengguna Instagram.

Selain itu menurut Atmoko ada beberapa bagian yang sebaiknya diisi agar foto yang kita unggah lebih informative. Bagian-bagian tersebut yaitu:28

1. Caption :Membuat judul atau caption foto lebih bersifat untuk memperkuat karakter atau pesan yang ingin disampaikan pada foto tersebut.

2. Hashtag : Hashtag adalah suatu label berupa suatu kata yang diberi awalan symbol bertanda pagar (#). Fitur pagar ini penting karena sangat memudahkan penggunna untuk menemukan foto-foto di Instagram dengan label tertentu.

3. Geotageatau Lokasi : Instagram memaksimalkan teknologi ini dengan menyediakan fitur lokasi. Sehingga setiap foto yang diunggah akan menampilkan lokasi dimana pengambilannya.

(40)

4. Share :Instagram juga menyediakan fitur share kemedia social lainnya seperti facebook, twitter dan lainnya.

Menurut Atmoko, meski instagram disebut layanan photo sharing, tetapi Instagram juga merupakan jejaring social. Karena disini kita bisa berinteraksi dengan sesama pengguna. Ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan di Instagram, yaitu:29

1. Follow : Bisa dibayangkan betapa sepinya ketika sendirian didunia Instagram yang meriah. Oleh karena itu dengan adanya follow memungkinkan kita untuk mengikuti atau berteman dengan pengguna lain yang kita anggap menarik untuk diikuti.

2. Like : Jika menyukai foto yang ada di linimasa, jangan segan-segan untuk memberi like. Pertama dengan menekan tombol like dibagian bawah caption yang bersebelahan dengan komentar. Kedua, dengan double tap (mengetuk dua kali) pada foto yang disukai.

3. Comment : Sama seperti like, komentar adalah bagian dari interaksi namun lebih hidup dan personal. Karena lewat komentar, pengguna mengungkapkan pikirannya melalui kata-kata. Kita bebas memberikan komentar apapun terhadap foto, baik itu saran, pujian atau kritikan.

(41)

4. Mentions : Fitur ini memungkinkan kita untuk memanggil pengguna lain. Caranya adalah dengan menambahkan tanda arroba (@) dan memasukan akun instagram dari pengguna tersebut.

5. Message : Fiture yang membantu mengirim pesan secara pribadi yang berupa foto, video maupun tulisan yang dikirim oleh sesama pengguna Instagram.

2.1.5.2 Sejarah Instagram

Instagram pertama-tama dikembangkan di San Francisco oleh Kevin Systrom dan Brasil Michel "Mike" Krieger saat mereka berdua memilih untuk berfokus pada pembuatan aplikasi multi-fitur “HTML5 check-in” di proyek Burbn untuk fotografimobile.30

Gambar 2.2.Kevin Systrom dan Mike Krieger,

Pencipta Instagram (Sumber: Instagram Blog)

Pada tanggal 3 April 2012, Instagram untuk Android akhirnya dirilis. Aplikasi tersebut diunduh sebanyak lebih dari satu juta kali dalam waktu kurang dari satu hari. Pada minggu yang sama Instagram berhasil

(42)

mengumpulkan US$ 50 juta dari venture capitalist untuk berbagi share

perusahaannya, proses yang membuat nilai Instagram naik hingga sejumlah US$ 500 juta. Kenaikan pesat Instagram juga terlihat pada saat tiga bulan berikutnya Instagram mendapatkan lebih dari satu juta rating di Google

Play. Instagram menjadi aplikasi kelima yang pernah mencapai satu juta peringkat diGoogle Play.Kesepakatan emas datang kepada Instagram pada saat tawaran akuisisi datang dari Facebook, dengan tawaran untuk membeli Instagram (beserta seluruh 13 karyawannya) dengan nilai sekitar US$ 1 miliar dalam bentuk tunai dan saham pada bulan April 2012. Tawaran ini datang beserta dengan kebijakan untuk membiarkan Instagram tetap dikelola secara independen. Britain‟s Office Of Fair Trading menyetujui

kesepakatan pada tanggal 14 Agustus 2012, disusul dengan penutupan penyelidikan oleh Federal Trade Commission di Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 2012 yang memungkinkan kesepakatan antara Instagram dan Facebook untuk dilanjutkan. Kesepakatan tersebut akhirnya resmi pada tanggal 6 September 2012.

(43)

menyebabkan banyak pengguna beralih ke layanan lain yang mirip dengan Instagram. Akhirnya pada Januari 2013 Instagram menegaskan kembali bahwa pihaknya telah merevisi kebijakan yang menyebabkan terjadinya pemahaman yang ambigu di kalangan pelanggan, juga menekankan bahwa Instagram tidak akan menggunakan foto milik pengguna untuk tujuan komersil apapun.31

2.1.6 Teori Perbedaan Individu

Nama teori ini diketengahkan oleh Malvin D.Dafleur ini lengkapnya “Individual Differences Theory of Mass Communication Effect”. Menurut teori ini individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan-pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainnya. Tanggapannya terhadap pesan pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi efek media massa pada khalayak itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara individual berbeda satu sama lain dalam stuktur kejiwaannya.32

Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia berbeda satu sama lain ketika mereka diterpa media massa, hal ini bisa terjadi bisa karena perbedaan psikologis, cara pandang berpikir, pengaruh lingkungan sekitar, sikap, nilai, agama, kepercayaan dan sebagainya. Teori ini mengatakan adanya pengaruh

31Ibid.

(44)

unsur-unsur psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dan menghasilkan efek. Dengan demikian terdapat suatu kaitan yang kuat antara pesan-pesan media dengan respon setiap individunya. Respon atau tanggapan terhadap pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologis setiap individu tersebut. Jadi efek media kepada khalayak massa itu tidak seragam melainkan beragam. Hal ini disebabkan karena mereka secara individual berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam struktur kejiwaan maupun pola hidup yang terbentuk oleh lingkungan tempat individu tersebut dan berkembang.

2.1.7 Presentasi Diri

Dalam bukunya Deddy Mulyana, Presentasi diri Menurut Goffman yaitu:

“Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu tertentu untuk

memproduksi definisi situasi dan identitas sosial bagi para aktor dan definisi situasi

tersebut mempengaruhi ragam interaksi yang layak dan tidak layak bagi para aktor

dalam situasi yang ada”.33Lebih jauh presentasi diri merupakan upaya individu untuk

menumbuhkan kesan tertentu di depan orang lain dengan cara menata perilaku agar

orang lain memaknai identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia inginkan. Dalam

proses produksi identitas tersebut, ada suatu pertimbangan-pertimbangan yang

dilakukan mengenai atribut simbol yang hendak digunakan sesuai dan mampu

mendukung identitas yang ditampilkan secara menyeluruh.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya kepada orang lain. Dalam bukunya yang berjudul ‘The

(45)

Presentation of Self in Everyday Life’,34 Goffman menyebutkan istilah self presentation (presentasi diri) dengan impression management (manajemen kesan). Menurutnya, dunia sama dengan panggung sandiwara. Setiap manusia mengatur hal-hal yang dia lakukan ketika berinteraksi dengan orang lain. Goffman menyebutnya sebagai dramaturgi. Menurut Goffman, dalam pementasan terdapat front stage (panggung depan), back stage (panggung belakang),team of performers(kelompok atau tim yang terlibat dan mendukung pementasan), danaudience(masyarakat).35

Goffman memperkenalkan manajemen kesan sebagai kebutuhan individu dalam mempresentasikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diterima oleh orang lain. Dia menjelaskan bahwa diri sebagai penampil (self as performer), bukan semata-mata sebuah produk sosial, tapi juga memiliki dasar motivasi. Individu menata kesan miliknya ketika mereka berharap untuk diterima sebagai seorang yang memiliki citra diri disukai oleh orang-orang.36 Pada umumnya Impression

Management digunakan dalam konteks untuk mendapatkan pujian atas pertunjukan, wawancara, mencari respon balik, dan kesuksesan dalam karier. Pada tahun 1982 Jones & Pittman membangun sebuah sistem untuk merekam bermacam-macam perilaku manajemen kesan. Lima kelompok teoritik dari manajemen kesan telah diidentifikasikan paling banyak digunakan oleh setiap

34Goffman, Erving. 1959.The Presentation of Self in Everyday Life. United States of America:

Doubleday Anchor Books

35Ibid.

36Bolino, M. C., Kacmar, M. K., Turnley, W. H., & Gilstrap, B. J. (2008). A multilevel review of

(46)

individu. Sistem tersebut mencakup lima strategi yang meliputi: ingratiation, selfpromotion, exemplification, intimidationdansupplication.37

Goffman memperkenalkan manajemen kesan sebagai kebutuhan individu dalam mempresentasikan dirinya sebagai seseorang yang bisa diterima oleh orang lain.38 Sedangkan menurut Schlenker, manajemen kesan terdiri dari perilaku individu saat menciptakan, mengendalikan, serta menata atau menjaga citra diri mereka (self image), dan hal tersebut mempengaruhi cara mereka dianggap oleh orang penting lainnya. Usaha manajemen kesan yang merupakan bagian dari presentasi diri ini jelas digunakan oleh banyak orang. Pada umumnya, seseorang menginginkan dirinya untuk diterima public sebagai sosok yang intelligent, friendly, dan morally good.39 Dalam penelitian ini penulis menggunakan taktik

impression managementmilik Jones & Pittman yang terdiri dariingratiation, self-promotion, exemplification, intimidationdansupplication.40

1. IngratiationTindakan yang dilakukan untuk terlihat menarik dengan cara

memuji diri sendiri, memuji orang lain, menyetujui pendapat yang ada, melakukan hal-hal baik seperti memberi bantuan dan hadiah, menutupi kelemahan dengan menunjukkan kelebihannya.

37Jones, E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic Self-presentation. In J.

Suls (Ed.),Psychological Perspectives on the Self(Vol.1, pp. 231-262). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum

38Goffman, Erving. 1959.The Presentation of Self in Everyday Life. United States of America:

Doubleday Anchor Books

39Schlenker, B. R. (1980).Impression management: The self-concept, social identity and

interpersonal relation.Monterey, CA: Brooks/Cole.

40Jones, E. E., & Pittman, T. S. (1982). Toward a general theory of strategic Self-presentation. In J.

(47)

2. IntimidationDilakukan agar terkesan berbahaya. Menimbulkan rasa takut pada lawan, dengan memberikan ancaman, meluapkan amarah, pamer kekuasaan atau kekuatan.

3. Self Promotion Dilakukan agar orang lain terkesan, dengan terlihat

kompeten. Dilakukan dengan cara memberikan penjelasan deskriptif, unjuk kemampuan dan prestasi.

4. ExemplificationMenunjukkan bahwa dirinya bermoral dan berintegritas,

dengan jalan menunjukkan dirinya sebagai seseorang yang peduli, disiplin, jujur, dermawan, serta rela berkorban. Dilakukan agar dihormati dan dikagumi.

5. Supplication Menampilkan dirinya sebagai orang yang lemah, tidak

(48)

2.2 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini kerangka berfikir yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3.Kerangka pemikiran Teori Perbrdaan Individu

(Individual Differences Theory)

INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI

(Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media SosialInstagram

DenganPresentasi DiriMahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA angkatan 2013-2015)

Ha = Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

(49)

2.3 Hipotesis Penelitian

Secara etimologis, hipotesis dibentuk dari dua kata, yaitu Hypo dan kata

thesis.Hypo berarti kurang danthesis adalah pendapat. Kedua kata itu kemudian digunakan secara bersama menjadihypothesisdan penyebutan dalam dialek Bahasa Indonesia menjadi hipotesa kemudian berubah menjadi hipotesis yang maksudnya adalah suatu kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang belum sempurna.41

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta- fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.42

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

Ho : Tidak terdapat hubungan antara Instagram dan Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

41Burhan Bungin.Metodologi Penelitian Kuantitatif.2009. Hal.75

(50)

2.4 Oprasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel terdiri atas dua macam, yaitu variabel independen atau variabel (X) atau variabel bebas, dan variabel dependen atau variabel (Y) atau variabel terikat.43 Dalam penelitian ini variabel tersebut adalah:

1. Variable Bebas (X) yaitu Penggunaan Media Sosial Istagram

2. Variable Terikat (Y) yaitu Presentasi Diri Mahasiswa IKOM UNTIRTA

Untuk lebih jelas dan terperinci maka operasional variabel dijelaskan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini:

Tabel 2.1 Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti Variabel

(51)

1 2 3 4

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

(52)

Teori Teori

Psikodinamika dan Teori Sosial

Learning

TeoriNew Media TeoriIndividual Differences Theory of 0,000 lebih kecil dari 0,05 sesuai dengan kriteria bahwasannya Ha diterima dan Ho ditolak. sebesar 0,719 hal ini menunjukan bahwa antara0,60 – 0,799. Dan dari hasil perhitungan uji t, menyatakan bahwa H0 ditolak dan Ha

(53)

terkait presentasi diri

terkait penggunaan Instagram

penggunaan Instagram dan presentasi diri Perbedaan Penelitian ini

menggunakan dua variabel

independen dan satu variable dependen serta perbedaan objek yang diteliti

Metode yang digunakan tidaklah sama serta perbedaan objek yang diteliti

Metode yang

(54)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi dan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena sudah cukup lamadigunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah telah memenuhi kaidah- kaidah ilmiah yaitu konkret atau empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode kuantitatif merupakan penelitian yang berupa angka- angka dan analisis menggunakan ilmu statistik. Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi pusat perhatian peneliti. Penelitian kuantitatif dilakukan pada populasi dan sampel tertentu yang representatif. Sifatnya deduktif untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Pada umumnya sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.44

Metode yang diusung dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode ini menggunakan kuesioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan data. Metode ini sering digunakan, karena desainnya sederhana serta prosesnya yang cepat. Sementara menurut Irawan Soehartono (2002:54), bahwa penelitian survei

(55)

adalah penelitian pengamatan yang bersekala besar pada kelompok-kelompok manusia.45 Tujuan survei yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan penggunaan media social Instagram Dengan presentasi diri mahasiswa Ikom Untirta. Dari jawaban-jawaban yang terhimpun dari berbagai responden nanti, maka peneliti akan dapat menarik kesimpulan sehingga akan terjawab apa dan bagaimana hubungannya dengan presentasi diri. Mengapa memilih survei, dikarenakan metode ini akan lebih mudah jika digunakan pada penelitian yang bersifat asosiatif seperti yang peneliti gunakan.

Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif adalah lebih obyektif, terukur rasional dan sistematis. Sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh S.Arikunto (2002:11) yang menjelskan tentang beberapa keuntungan penelitian yang disajikan secara kuantitatif yaitu sebagai berikut:

1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal.

2. Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

3. Dalam desain: desain, langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan jelas.

4. Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.

5. Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.

(56)

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian yang digunakan sesuai dengan metode penelitian kuantitatif, yaitu paradigma positivistik. Paradigma positivistik dinyatakan sebagai paradigma tradisional, eksperimental, atau paradigma empirisistis yang dikembangkan oleh para ahli sosiologi seperti Comte, Durkheim dan Mill. Positivisme menggambarkan pendekatan baru terhadap pengetahuan. Masyarakat bergerak dalam tiga tahap berdasarkan pola pikir dari teologis atau fiktif ke metafisik atau abstrak ke penjelasan ilmiah atau positif. Dalam tahap positif, gejala sosial dapat diungkapkan melalui observasi empiris atas gejala tersebut. Tidak seperti dalam tahap teologis dan metafisik yang mengandalkan kekuatan inti tertentu pada terjasinya suatu gejala. Tahap positif ditandai oleh kepercayaan akan data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir. Comte mengembangkan pendekatan positivisme dalam mempelajari masyarakat berpendapat bahwa aplikasi metodologi ilmu- ilmu alam dan asumsinya untuk mempelajari manusia akan menghasilkan satu “positive science of society’’. Dia percaya bahwa perilaku orang diatur oleh prinsip- prinsip sebab akibat.46

Begitu pula dalam penelitian ini, pada paradigma ini, suatu gejala dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab- akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Paradigma positivistik atau empiris berasumsi bahwa kebenaran objektif dapat dicapai dan bahwa proses meneliti untuk menemukan kebenaran dapat dilakukan

(57)

paling tidak dengan bebas dari nilai.47Positivisme sangat memperhatikan ketepatan dalam pembentukan teori atau terikat pada ketetapan konstruksi teori. Konsep-konsep atau variabel-variabel dan batasan mereka yang tepat adalah dasar dari pembentukan teori. Dalam paradigma positivistik atau kuantitatif, suatu teori harus dapat diuji secara empiris.

3.3 Fokus Penelitian

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka peneliti memfokuskan Penelitian yang akan diteliti, yaitu untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara penggunaan media social Instagram dengan presentasi diri di kalangan Mahasiswa IKOM UNTIRTA angkatan 2013-2015.

3.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengenai “Analisis Kuantitatif hubungan penggunaan media socialInstagramDengan presentasi diri mahasiswa IKOM UNTIRTA” dilakukan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang terletak di Jl. Raya Jakarta KM.4 Pakupatan Serang-Banten, 42122, Indonesia.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dan strategis dalam sebuah penelitian. Karena lewat kegiatan ini, sebuah penelitian bisa memperoleh data untuk diproses dan diolah menjadi sebuah kesimpulan penelitian.

(58)

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.48

Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian tersebut. Maka disana terdapat proses bagaimana peneliti berusaha memperoleh data dan fakta dari lapangan atau objek penelitian. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber yang peneliti nilai sesuai dengan materi penelitian. Karena penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, maka teknik yang dilakukan peneliti yakni sebagai berikut:

1. Kuesioner

Pertanyaan peneliti seputar penelitian dan jawaban responden dapat dilakukan dalam bentuk kuesioner lembaran tertulis atau tercetak. Pertanyaan – pertanyaan yang diajukan adalah seputar fakta dan pendapat responden berkenaan dengan penggunaan instagram dan presentasi diri.

Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner tertutup, dimana responden hanya diperkenankan memilih dari sejumlah alternatif jawaban yang sudah peneliti sediakan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen- dokumen non- buku, atau literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian seperti: data jumlah mahasiswa jurusan,company profile

(59)

atau data lain yang relevan. Sifat utama dari data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk hal-hal yang telah silam.49

3.6 Sumber Data

Kegiatan penelitian tidak akan berjalan apabila peneliti tidak dapat mengumpulkan data dan bahan yang diperlukan untuk melengkapi hasil penelitian. Maka peneliti memerlukan sumber untuk memperoleh semua data yang diperlukan untuk mendukung berjalannya penelitian. Data hasil penelitian bisa didapatkan melalui dua sumber, yakni:

a. Data Primer

Menurut S. Nasution, data Primer adalah data yang dapat diperoleh secara langsung dari lapangan tempat penelitian. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil kuesioner yang disebar di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang perolehannya dari penelitian kepustakaan atau bahan yang bersifat teoritis yang relevan dengan penelitian. Misalnya diperoleh dari buku- buku, majalah, internet dan media lainnya. Data ini sebagai data pendukung dan pelengkap serta yang relevan dengan masalah yang tengah diteliti.

(60)

3.7 Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dalam penelitian harus ada dan menggunakan alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social yang diamati. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variable penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti.50 Titik tolak dari penyusunan adalah variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Darivariabel- variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.51 Alat pengukuran yang utama dalam penelitian ini adalah kuesioner dan menggunakan SPSS versi 21 for windows untuk menghitungnya. Karena menggunakan kuesioner sebagai alat penelitian, maka alat tersebut harus diuji kelayakannya melalui:

1. Uji Validitas

Validitas artinya alat ukur yang digunakan dalam pengukuran, dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Hasan, 2006:15). Peneliti menggunakan SPSS 21 dengan mengolah data yang diperoleh di lapangan kedalam program tersebut untuk mengukur validitas instrument dalam penelitian ini. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing- masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknikcorelation product momentyang rumusnya sebagai berikut:52

50Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatifdan R & D. 2012. Hal.114-115. 51Sugiyono.Metode Penelitian Administrasi.2007.Hal.120

(61)

Dimana:

r = koefisien korelasi

n = jumlah observasi / responden X = Skor pertanyaan

Y = Skor total

Ketentuan pengujian uji validitas adalah rhitungdibandingkan dengan rtabel (dengan melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 5% atau 0,05, dan jumlah N atau responden, barulah kita akan mendapatkan nilai rtabel). Apabila rhitung < rtabel maka instrument dikatakan tidak valid, namun sebaliknya jika rhitung> rtabelmaka instrumen penelitian dikatakan valid.53 2. Uji Reliabilitas

Sugiarto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan.54 Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach alpha dengan rumus sebagai berikut:

(62)

K = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Si = Jumlah varians butir

St = Varians total

Tabel 3.1

Tingkat Reliabilitas Berdasarkan nilai Alpha

Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel >0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel >0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel

>0,60 s/d 0,80 Reliabel >0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel

Sumber: Wahyu Agung, 2010:9555

3.8 Pengujian Instrumen Penelitian 3.81 Hasil Uji Validitas

Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas intrumen dengan menyebarkan kuesioner pada 30 orang, Responden diminta untuk menyatakan jawaban pada pilihan jawaban yang telah disediakan. Syarat untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu butir pertanyaan, maka r hitung harus dibandingkan dengan r table. Pernyataan dalam penelitian ini dikatakan valid apabila nilai

corrected item-total correlation(r hitung) lebih besar dari nilai r table.

55Nisfu Maryana.Pengaruh Penyajian Media Internal terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pegawai

(63)

1. Uji Validitas Variabel X

Table 3.2

Analisis: Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan rtabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka harga rtabel sebesar 0,361 (rtabel dapat dilihat pada halaman lampiran). Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir tersebut dikatakan valid. Rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel 3.3 setelah

Case Processing Summary

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

(64)

membandingkan rtabel dan rhitung maka dapat disimpilkan bahwa butir pertanyaan pada variable X atau Penggunaan Sosial Media Instagram terdapat satu butir pertanyaan yang tidak valid yaitu pada butir pertanyaan Q13 karena nilainya kurang dari 0,361 sehingga pertanyaan tersebut tidak digunakan dalam penelitian.

2. Uji Validitas Variabel Y

Table 3.4

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Q15 29.4667 18.878 .581 .444 .836

Q16 29.0333 19.620 .482 .370 .843

Q17 29.0667 19.444 .551 .540 .840

Q18 29.4000 17.903 .572 .647 .836

Q19 28.9667 19.413 .428 .662 .847

Q20 28.8667 19.085 .512 .562 .841

Q21 29.2000 18.648 .462 .588 .846

Q22 29.8333 18.626 .488 .639 .843

Q23 29.5000 16.328 .715 .822 .823

Q24 29.1000 18.093 .589 .783 .835

(65)

Analisis: Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan dengan rtabel. Dengan taraf kesalahan 5%, dan N=30 maka harga rtabel sebesar 0,361 (rtabel dapat dilihat pada halaman lampiran). Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir tersebut dikatakan valid. Rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation pada tabel 3.5 setelah membandingkan rtabel dan rhitung maka dapat disimpilkan bahwa butir pertanyaan pada variable Y atau Presentasi diri mahasiswa semua butir pertanyaannya valid sehingga semua pertanyaan tersebut digunakan dalam penelitian.

3.8.2 Hasil Uji Reliabilitas 1. Uji Reliabilitas Variabel X

Table 3.6 Reliability Statistics X Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.883 .881 14

Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom Cronbach’s Alpha

(66)

2. Uji Reliabilitas Variabel Y

Table 3.7

Dari table diatas dapat dilihat bahwa nilai pada kolom Cronbach’s

Alpha adalah sebesar 0,851 dari variable presentasi diri mahasiswa (Y), berdasarkan criteria ketentuan Alpha Cronbach pada tabel 3.1 dapat dikatakan bahwa butir pertanyaan variabel Y (Presentasi diri mahasiswa) yaitusangat reliabel.

3.8 Populasi dan Sampel Penelitian 3.8.1 Populasi

Populasi adalah semua individu atau unit-unit yang menjadi target penelitian. Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi.56

Gambar

Gambar 2.3. Kerangka pemikiran
Tabel 2.1 Operasional Variabel berdasarkan Olahan Peneliti Variabel
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Table 3.6 Reliability Statistics X Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .883 .881 14
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah anda menyadari like dari akun lain berarti anda menunjukkan citra diri yang tidak berdaya dan mengharapkan bantuan orang lain.

(Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pencitraan Diri Para Pengguna Media Sosial Path di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Reguler. FISIP UNS

Dalam hal ini, beberapa dari mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Muhammadiyah Jember melakukan pengungkapan diri lewat fitur aplikasi Instagram Story , yang

Judul Skripsi : IMPRESSION MANAGEMENT PENGGUNA SOSIAL MEDIA INSTAGRAM DALAM DUNIA MAYA DAN NYATA (Study Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah

Saran Hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti tentang literasi media berdasarkan karakteristik Instagram pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2017 Fakultas Ilmu

Pengaruh film mata tertutup terhadap sikap mahasiswa tentang radikalisme ( survei komunitas video komunikasi untirta ). PRODI ILMU KOMUNIKASI

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara perbandingan sosial dengan presentasi diri pengguna instagram pada mahasiswa di Universitas

Pengalaman komunikasi yang dirasakan oleh pengguna instagram sebagai komunikasi pembelajaran oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Riau