• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA SPESIFIKASI KEMASAN DITINJAU DARI NOMOR IZIN EDAR (NIE) DAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKUDI PT. JAMU JAGO SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISA SPESIFIKASI KEMASAN DITINJAU DARI NOMOR IZIN EDAR (NIE) DAN UNDANG-UNDANG YANG BERLAKUDI PT. JAMU JAGO SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISA SPESIFIKASI KEMASAN DITINJAU DARI

NOMOR IZIN EDAR (NIE) DAN UNDANG-UNDANG

YANG BERLAKUDI PT. JAMU JAGO SEMARANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

SIANLY KUSUMA DEWI MULYONO

12.70.0055

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

i

ANALISA SPESIFIKASI KEMASAN DITINJAU DARI

NOMOR IZIN EDAR (NIE) DAN UNDANG-UNDANG

YANG BERLAKU DI PT. JAMU JAGO SEMARANG

Disusun Oleh :

Sianly Kusuma Dewi Mulyono

12.70.0055

Program Studi : Teknologi Pangan

Laporan kerja praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang

penguji pada tanggal 10 Juni 2015

Semarang, 10 Juni 2015

Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan Dekan

Dra. Eva Retnowulan Soewito, Apt Dr. Victoria Kristina Ananingsih, M.Sc.

Pembimbing Akademik

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan bimbingan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik. Laporan Kerja Praktek ini diajukan dengan tujuan untuk memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan. Selama kurang lebih satu bulan melaksanakan Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang, penulis diharapkan dapat mengenal lebih jauh mengenai kemasan obat tradisional atau jamu menurut Nomor Izin edar (NIE) dan Undang-Undang yang berlaku, serta proses produksi secara langsung di perusahaan yang bersangkutan.

Penulis menyadari bahwa bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak baik berupa bimbingan, saran, petunjuk, data-data dan keterangan yang diberikan sangat penting dan sangat penulis hargai. Karena itu, pada kesempatan ini penulis pengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Victoria Kristina A. ST. MSc. selaku dekan Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu penulis untuk Kerja praktek di PT. Jamu Jago Semarang. 2. Ibu Kartika Puspa Dwiana, STP. Msi. selaku koordinator Kerja Praktek Fakultas

Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu penulis untuk Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang.

3. Ibu Ivone E. Fernandez S.Si. MSc. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek Fakultas Teknologi Pertanian Program Studi Teknologi Pangan, Universitas Katolik Soegijapranata yang telah membantu penulis atas kesabaranya memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan dalam pembuatan laporan Kerja Praktek ini.

(4)

iii

5. Bapak Yehuda Rahmanu selaku pembimbing lapangan II Kerja Praktek PT. Jamu Jago Semarang, yang telah banyak memberikan bimbingan dan membantu selama pelaksanaan Kerja Praktek.

6. Simon Armando dan Agnes Faradita selaku rekan seperjuangan yang setia menemani dalam Kerja Praktek di PT. Jamu Jago Semarang.

7. Papa, Mama, Adik dan Setiyo Wiraman Adinata yang telah mendukung, membantu, dan memberi semangat selama pelaksaan serta pembuatan laporan Kerja Praktek PT. Jamu Jago Semarang.

8. Segenap dosen dan karyawan fakultas Teknologi Pertanian yang telah membantu dalam perizinan dan pemenuhan syarat untuk Kerja Praktek.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan Kerja Praktek ini.

Akhir kata, penulis berharap bahwa laporan Kerja Praktek yang masih jauh dari sempurna ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan membutuhkannya.

Semarang, 10 Juni 2015 Penulis,

(5)

iv 3.3.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku... 3.3.1.1.Pengujian Kimia... 3.3.1.2.1. Uji Angka Lempeng Total... 3.3.1.2.2. Uji Escherichia coli... 3.3.1.3.Pengujian Fisik... 3.3.1.3.1. Parameter Bobot Jenis... 3.3.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi...

(6)

v

3.3.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi... 3.4.Mesin dan Peralatan... 3.5.Proses Pengemasan... 3.6.Penggudangan dan Penyimpanan... 3.7.Pemasaran Produk... 3.8.Sanitasi... 3.9.Limbah... 4. PEMBAHASAN... 4.1.Nomor Izin Edar (NIE) dan Undang-Undang yang Berlaku... 4.2.Mapping Ketidaksesuaian... 5. KESIMPULAN... 6. SARAN... 7. DAFTAR PUSTAKA... 8. LAMPIRAN... 8.1.Foto Kerja Praktek... 8.2.Presensi Kerja Praktek...

(7)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Kemasan dengan Nomor Izin Edar (NIE) dan Undang-Undang yang Berlaku.

Tabel 2. Hasil Mapping Kemasan Jamu Jago.

(8)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. (a) Jamu Buyung Upik; (b) Jamu Esha; (c) Jamu Basmingin; (d) Jamu Bandrex; dan (e) Jamu Selasi.

Gambar 2. Proses Penerimaan Bahan Baku sampai ke Gudang Bahan Bersih. Gambar 3. Proses Produksi Produk Buyung Upik dari Bahan Baku Bersih sampai

ke Gudang Produk Jadi.

Gambar 4. Foto dengan Pembimbing Lapangan.

(9)

1

PENDAHULUAN

Dewasa ini, dunia pangan semakin berkembang pesat baik dari segi teknologi maupun pemahaman masyarakat mengenai pentingnya peranan makanan dalam hubungannya dengan kesehatan. Oleh karena itu kami sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam industri pangan. Selama di perkuliahan, kami mendapatkan berbagai teori dan ilmu mengenai dunia industri pangan secara garis besar. Akan tetapi, kami menyadari bahwa ilmu yang diperoleh selama perkuliahan dan praktikum belum mencakup semua bidang pada industri pangan yang ada di masyarakat. Ada beberapa hal yang tidak dapat diperoleh hanya melalui perkuliahan dan praktikum. Sehingga, kami memerlukan praktek yang sesungguhnya yaitu dengan melalui Kerja Praktek (KP). Tujuannya untuk dapat mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan dan mendapat tambahan pengetahuan baru.

(10)

2

(11)

1. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

PT. Jamu Jago merupakan perusahaan yang bergerak dibidang memproduksi dan memperdagangkan obat tradisional atau jamu, minuman kesehatan, dan kosmetika tradisional. Produk obat tradisional PT. Jamu Jago dalam bentuk sediaan berupa serbuk, kapsul, padat, dan cair; untuk minuman kesehatan berupa instant powder; sedangkan untuk produk kosmetika berupa padat dan powder. PT. Jamu Jago memiliki semboyan OJO DUMEH dan mempunyai program 7 UP Sapta Upaya yaitu: standart, efisiensi, kratifitas, citra, mutu, kontrol, dan kemampuan. Selain semboyan, PT. Jamu Jago memiliki visi dan misi. Visi dari PT. Jamu Jago adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dan dunia dengan obat tradisional yang aman, alami, mudah, dan terjangkau yang dibuat berdasarkan Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB). Sedangkan misi PT Jamu Jago adalah memproduksi Obat Tradisional dengan bahan baku hasil alam Indonesia yang diproses sesuai Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB) guna meningkatkan kesehatan masyarakat sesuai dengan motto Jamu Jago “ Rakyat Sehat, Negara Kuat”.

1.1.Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. Jamu jago merupakan salah satu perusahaan obat tradisional yang terkenal di Indonesia. Awalnya perusahaan ini adalah perusahaan perseorangan yang dirintis dan didirikan oleh Bapak T.K. Suprana. Beliau memulai usahanya di Wonogiri pada tahun 1918. Sejak muda beliau sudah mempelajari ilmu pengobatan tradisional dan menerima panggilan suara hatinya untuk mengamalkan pengetahuannya di bidang pengobatan demi kepentingan masyarakat yang membutuhkan.

Usaha Bapak T.K. Suprana dimulai dengan membuka sebuah warung jamu yang sederhana. Warung tersebut hanya memiliki dua orang tenaga kerja yang terdiri dari Bapak T.K. Suprana dan istrinya sendiri. Bapak T.K. Suprana memegang bagian keuangan dan penjualan, sedangkan istrinya memegang bagian produksi dengan meramu jamu yang resepnya adalah warisan Ibu Suprana. Salah satu ide revolusioner beliau adalah mengolah jamu dalam bentuk serbuk dengan harapan dapat memproduksi jamu secara masal dalam bentuk yang praktis. Seiring berjalannya waktu usaha Bapak

(12)

T.K. Suprana semakin bertambah dan produknya diberi merk Jamu Jago untuk jamu khusus pria dan Jamu Babon untuk jamu khusus wanita. Akan tetapi setelah produk tersebut dipasarkan secara masal, merk tersebut disatukan menjadi merk Jamu Jago.

Pada tahun 1938, Bapak T.K. Suprana meninggal dunia, kemudian kegiatan perusahaan diserahkan kepada empat orang putranya yaitu: Anwar Suprana, Panji Suprana, Lambang Suprana, dan Bambang Suprana. Usaha Jamu Jago justru berkembang semakin pesat dibawah pimpinan generasi kedua. Sejak itu logo Jamu Jago mulai dirancang dan proses produksi mulai dengan menggunakan mesin-mesin yang dibuat khusus untuk memproduksi serbuk jamu. Dengan didukung promosi yang gencar mulai dari iklan sampai puluhan unit mobil propaganda, lingkup pemasaran jamu semakin luas. Pada saat itu daerah pemasarannya tidak hanya di Pulau Jawa dan Sumatra tetapi juga sampai ke Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Maluku.

Pada tahun 1949 pusat usaha industri Jamu Jago di Wonogiri dipindah ke Semarang. Alasan pemindahan tersebut karena ditinjau dari segi letak geografis Semarang adalah kota pelabuhan sehingga bahan baku dan bahan penolong bagi kegiatan produksi serta sarana pemasaran cukup terjamin. Pabrik pertama dibangun di Jalan Mataram 852 Semarang dengan dilengkapi peralatan mesin modern menurut ukuran saat itu. Untuk menampung kegiatan administrasi dan reklame yang semakin luas maka dibangun kantor pusat Jamu Jago di Jalan Ki Mangunsarkoro 106 Semarang. Seiring dengan perkembangan zaman, status hukum perusahaan dirasa perlu dirubah. Pada tahun 1960 status hukum perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas (PT). Dengan bentuk usaha ini kegiatan perusahaan menjadi lebih teratur dan berkembang. Dengan makin kokohnya kedudukan PT. Industri Jamu jago dapat diusahakan kredit bank yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam usaha memperluas jangkauan pemasaran produk.

(13)

obat tradisional dibawah para ahli yang terletak di Jalan Setiabudi Srondol. Pendirian tersebut guna memenuhi Surat keputusan Departemen Kesehatan tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang menyatakan bahwa dalam usaha pembuatan obat-obatan harus berada dalam satu atap. Sekarang ini lokasi perusahaan ada di dua tempat yaitu jalan Ki Mangunsarkoro 106 Semarang untuk kantor dan jalan Perintis Kemerdekaan 275 Semarang untuk bagian produksi dan pengemasan.

Adanya perubahan dalam struktur produksi kemudian diikuti perubahan kepemimpinan. Puncak pimpinan berganti dari putra Bapak T.K. Suprana hingga dijabat oleh Bapak Jaya Suprana. Dengan makin kuatnya PT. Industri Jamu Jago memenuhi segala kewajiban terhadap bank sebagai kreditur, maka PT. Industri Jamu Jago mendapat pengakuan internasional. Penghargaan tingkat dunia yang diperoleh PT. Industri Jamu Jago antara lain: penghargaan International Asia Award hingga dua kali dan International Trophy for Quality.

Lalu dalam mendapatkaan bantuan kredit yang semakin mudah dan pinjaman dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Dalam perkembangannya, pada tahun 1979 didirikan Pusat Pameran Jamu Jago (mengenai produksinya, prosedur, serta bahan yang digunakan) di Srondol. Secara bertahap dilengkapi dengan mesin dan peralatan kuno menjadi Museum Jamu. Selain itu terdapat Peragaan Bahan yang digunakan saat ada kunjungan, Kebun Jamu yang berada di Bandung, perpustakaan, audiovisual yang dapat digunakan ketika kunjungan, kedai jamu dapat minum jamu gratis, dan laboratorium Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Pada tahun 1984, PT. Jamu Jago Semarang memperoleh penghargaan Uji Mutu Standard Internasional (ISO 9001). Saat ini, PT. Jamu Jago dipimpinan oleh Bapak Vincent Suprana.

1.2.Struktur Organisasi

(14)

yaitu: Manager Produksi, Manager Product Planning Inventory Control (PPIV), Manager QC (Pengawasan Mutu), Manager R & D, manager Teknisi Penunjang, dan Manager Registrasi, Rumah Tangga.

1.3.Ketenagakerjaan

Saat ini jumlah tenaga kerja yang ada di PT. Jamu Jago Semarang sebanyak 1200 orang. Sebagian besar tenaga kerja berada dibagian produksi dan pengemasan. Untuk bagian staf berasal dari tingkat pendidikan perguruan tinggi sedangkan tenaga kerja harian bagian produksi dan pengemasan sebagian besar lulusan Sekolah Dasar (SD). Setiap karyawan mempunyai hak cuti yaitu Sabtu, Minggu, hari besar, dan ditambah 12 hari per tahun serta cuti hamil selama 3 bulan 10 hari dan cuti haid selama 2 hari. Sistem penilaian gaji ditentukan oleh nilai kerja. Masalah pembayaran kompensasi karyawan, PT. Jamu Jago menerapkan 2 keputusan yaitu:

1. Dibayar bulanan, biasanya sistem pembayaran ini diterapkan untuk staf.

2. Dibayar harian, biasanya sistem pembayaran ini diterapkan untuk karyawan biasa.

PT. Jamu Jago memberikan tunjangan kepada para karyawannya yang berguna untuk merangsang kinerja para karyawan. Tunjangan tersebut meliputi:

1. Tunjungann Hari Raya (THR) diberikan 1 bulan gaji ditambah hasil sisa laba perusahaan selama 1 tahun.

2. Tunjungan transpor, tunjungan disesuaikan dengan tarif angkutan.

3. Premi, tunjungan disesuaikan dengan prestasi atau tidaknya karyawan selama 1 tahun.

4. Tunjangan beras, tunjangan disesuaikan dengan harga beras dipasaran. 5. Astek dan Jamsostek.

(15)

karyawan bekerja secara kelompok yang terdiri dari 10 karyawan tiap kelompoknya dengan satu karywan yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan.

Dibagian Quality Control (QC) terdapat 3 orang karyawan dan 2 orang karyawan bagian administrasi yang bertugas menghitung banyaknya produk yang dikemas setiap harinya. Selain itu juga bertugas menghitung persediaan bahan kemasan dan menghitung gaji tiap karyawan. Terdaapat 5 oarang karyawan sevagai tenaga bantu yang tugasnya mengangkut drum-drum yang berisi produk ke dalam ruang pengemasan, mengangkut produk yang sudah selesai dikemas ke dalam gudang produk jadi. Karyawan bagian rumah tangga satu orang yang bertugas membuat minuman staf QC, staf administrasi dan tamu. Dan satpam yang bertugas menjaga keamanan pabrik pengemasan.

Pada proses pengemasan sekunder, karyawan mampu mengemas ± 120-180 box tiap jamnya. Pada proses pengemasan tersier tiap jam mampu mengemas ± 200-250 karton. Karyawan yang bertugas untuk mengemas bekerja dari pukul 07.30-16.00 dari hari Senin hingga Jumat. Diberikan waktu istirahat selama 30 menit dari pukul 12.00. Apabila permintaan pasar terhadap produk PT. Jamu Jago sedang tinggi maka diberlakukan jam kerja tambahan yang dilaksanakan setelah jam kerja normal selesai yaitu pada hari Sabtu dan Minggu.

Baik karyawan bagian pengemasan primer, sekunder, maupun tersier diwajibkan menggunakan pakaian kerja dan penutup kepala yang sudah disediakan oleh perusahaan selama jam kerja berlangsung. Pakaian yang dikenakan selama kerja berupa wear peak. Akan tetapi, para karyawan tidak menggunakan masker dan tidak memakai sarung tangan dengan alasan sudah terbiasa dan bahan-bahan yang diproduksi bukan bahan yang berbahaya.

1.4.Laboratorium

PT. Jamu Jago Semarang memiliki empat laboratorium dengan fungsi yang berbeda, yaitu:

(16)

 Laboratorium Kimia

Digunakan untuk melakukan kegiatan dalam pengawasan mutu secara kimiawi meliputi pengujian kadar air, susut pengeringan, kadar abu, dll.

 Laboratorium Formulasi

Digunakan untuk melakukan pembuatan formula baru yang nantinaya akan dibuat suatu produk baru.

 Laboratorium Mikrobiologi

Digunakan untuk melakukan kegiatan pengawasan mutu secara mikrobiologis yang meliputi pengujian angka lempeng total, pengujian ada tidaknya Escherichia coli.  Laboratorium Uji Stabilitas

Digunakan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pengujian stabilitas produk.

(17)

9 2. SPESIFIKASI PRODUK

Banyak perkembangan yang terjadi di PT. Jamu Jago sejak didirikan pada tahun 1918. Seiring dengan pergantian pimpinan di PT. Jamu Jago dan perkembangan teknologi, sudah banyak jenis produk jamu yang diproduksi. Jenis produknya yang beragam dan didukung dengan penggunaan teknologi yang berkembang membuat produk-produk PT. Jamu Jago berkualitas. Sekarang ini, PT. Jamu Jago memiliki beberapa produk unggulan yang sangat diminati masyarakat.

2.1. Jenis Produk

Produk PT. Jamu Jago tidak terbatas digunakan untuk dewasa saja namun juga untuk perawatan anak, remaja baik pria maupun wanita. Produk yang beredar lebih dari 200 jenis yang sebagian besar memenuhi kebutuhan kesehatan manusia dengan berbagai kategori yaitu: sebagai jamu, minuman, makanan kesehatan (food supplement), dan kosmetik. PT. Jamu Jago memiliki berbagai produk unggulan seperti: “Buyung Upik” yang merupakan produk jamu serbuk untuk menambah nafsu makan anak dan mengobati cacingan; “Esha” merupakan produk jamu untuk menjaga stamina pria; “Basmingin” merupakan produk jamu untuk mencegah serta mengobati masuk angin, “Selasi” dan “Bandrek” merupakan produk minuman kesehatan. Produk PT. Jamu jago yang menjadi perhatian dalam Kerja Praktek ini adalah produk jamu serbuk terutama produk Buyung Upik.

Berikut merupakan produk unggulan dari PT. Jamu Jago:

(18)

10

(c) (d) (e)

Gambar 1. (a) Jamu Buyung Upik; (b) Jamu Esha; (c) Jamu Basmingin; (d) Jamu Bandrex; dan (e) Jamu Selasi.

(19)

11

Produk jamu seduh yang diproduksi oleh PT. Jamu Jago sangatlah beragam. Ada produk yang khusus untuk pria, khusus wanita, tetapi ada juga yang diperuntukkan bagi pria dan wanita. Dengan produk yang beragam tentu saja memiliki khasiat yang beragam pula. Ada yang berkhasiat untuk menciptakan suasana bahagia, kesehatan wanita, menambah nafsu makan anak, menyembuhkan berbagai penyakit, menjaga kesehatan pria, dan jamu khusus pria. Jamu seduh biasanya dikemas dalam bentuk sachet dengan produk berbentuk serbuk. Setiap jenis produk dikemas dalam rupa yang beragam untuk kemasan primer dan sekundernya. Namun untuk kemasaan tersier dalam kemasan sama berupa karton.

2.2. Kapasitas Produksi

Dalam waktu satu bulan, PT. Jamu Jago mampu memproduksi sebanyak ± 1 ton ekstrak kapsul dan ± 120 ton produk serbuk. Jumlah masing-masing produk disesuaikan dengan permintaan pasar. Dalam satu drum produk olahan dapat menghasilkan ± 1000 sachet dengan isi tiap sachet sesuai dengan masing-masing produk yaitu 5 g, 7 g, dan 35 g. Tiap 10 sachet dikemas dalam satu box, 20 box kemudian dikemas dalam satu karton.

2.3. Strategi Pemasaran

Sistem pemasaran dan distribusi ditangani oleh tim pemasaran. Semua hasil produksi PT. Jamu Jago dipasarkan secara tidak langsung kepada konsumen melalui agen yang sudah bekerja sama. Dari para agen tersebut, produk PT. Jamu Jago kemudian dipasarkan kepada para konsumen melalui pedagang-pedagang kecil. Produk Jamu Jago dipasarkan menggunakan alat tranportasi darat yaitu bus untuk pengiriman di pulau Jawa, sedangkan untuk luar pulau jawa dengan menggunakan kapal laut maupun pesawat terbang.

Selain mengandalkan para agen, khusus di kota besar seperti halnya Jakarta dengan melalui perwakilan seperti supermarket dengan sistem titip jual. Sistem ini dilaksanakan untuk daerah pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri. Daerah pemasaran dalam negeri dibagi menjadi empat daerah utama yaitu:

(20)

12

2. Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meliputi: Semarang, Solo, Yogyakarta, Kudus, Pati, Blora, dan Magelang.

3. Jawa Timur, meliputi: Surabaya, Malang, Madiun, Mojokerto, dan Blitar.

4. Daerah luar pulau Jawa, meliputi: Palembang, Pekan Baru, Padang, Pontianak, Banjarmasin, Bali, Lombok, dan Papua.

(21)

13

3. PROSES PRODUKSI

Produk-produk unggulan yang diproduksi oleh PT. Jamu Jago hingga kini masih selalu diminati masyarakat. Produk menjadi unggulan tidak lepas dari kualitasnya yang baik ketika sampai ke konsumen. Kualitas produk jamu selalu menjadi perhatian dan ditingkatkan oleh PT. Jamu Jago. Kualitas produk jamu yang baik dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya: bahan baku yang digunakan, proses produksi yang baik, pengawasan mutu, dan sanitasi yang baik hingga ke tangan konsumen.

3.1.Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan jamu PT. Jamu Jago sekitar 80% terdiri dari simplisia. Pengertian simplisia sendiri adalah rempah-rempah baik basah maupun kering yang belum mengalami proses pengolahan. Contoh dari simplisia yaitu rimpang, daun-daunan, buah-buahan, dan akar-akaran. Bahan baku tersebut berasal dari daerah di sekitar Semarang seperti Solo dan Ambarawa. Sedangkan untuk bahan baku Pasak bumi berasal dari Kalimantan. Bahan baku untuk Jamu Buyung Upik adalah Temulawak dengan gula rafinasi.

Bahan baku tersebut disimpan dengan memperhatikan kebersihan dan kebenarannya. Hal tersebut dilakukan guna menjamin produk jamu yang akan dibuat. Oleh karena itu, dilakukan penggawasan bahan baku atau standarisasi bahan baku. PT. Jamu Jago melakukan tiga macam standarisasi bahan baku, yaitu:

a. Kebenaran Bahan

Cek kebenaran bahan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan jenis dari bahan baku, seperti jenis dan varietas. Cek kebenaran ini dilakukan dengan cara visual, fisik dan juga melalui laboratorium Quality Control.

b. Bahan yang digunakan harus dalam bentuk kering

(22)

14

c. Kebersihan bahan

Kebersihan bahan dilakukan dengan menghilangkan kotoran maupun cemaran mikroorganisme yang berasal dari tanah tempat bahan baku dipanen. Standarisasi untuk kebersihan bahan baku telah ditetapkan oleh perusahaan dan pengecekan selalu dilakukan oleh Quality Control.

(23)

15

Gambar 2. Proses penerimaan bahan baku sampai ke gudang bahan bersih.

Pada proses penerimaan bahan baku, awalnya bahan baku dalam bentuk rempah-rempah (simplisia), dimasukkan dalam gudang bahan baku. Penyimpanan ini bertujuan untuk menunggu proses selanjutnya yaitu prosess sortasi, pencucian, pengeringan dan penyimpanan dalam gudang bahan bersih. Tujuan dari proses sortasi untuk memisahkan kotoran dan bahan asing dari bahan simplisia. Sortasi dilakukan pada simplisia kering maupun basah. Proses pencucian dilakukan untuk memisahkan kotoran dan bahan asing lainnya dari bahan simplisia seperti tanah yang mengandung bermacam-macam mikro. Proses pengeringan untuk mengurangi kadar air sehingga dapat disimpan dalam waktu lebih lama dan menghentikan reaksi enzimatik untuk mencegah penurunan mutu. Kadar air yang dikehendaki dalam simplisia maksimal 10%. Gudang bahan bersih digunakan untuk menyimpan sementara bahan baku sebelum digunakan ke proses pembuatan jamu berikutnya.

Pencucian

Pengeringan Sortasi

Bahan baku disimpan di gudang bahan bersih Penerimaan bahan baku simplisia dari pemasok

(24)

16

3.2.Alur Proses Produksi

Berikut merupakan alur produksi PT. Jamu Jago pada produk Buyung Upik dan merupakan proses kelanjutan dari proses penerimaan bahan baku diatas.

Gambar 3. Proses produksi produk Buyung Upik dari bahan baku bersih sampai ke gudang produk jadi.

Penimbangan bahan baku

Pengemasan

Penerimaan bahan baku dari gudang bahan baku

Ekstraksi bahan segar

Peracikan bahan baku

Ekstraksi bahan kering

Produk disimpan dalam gudang produk jadi Mixing I

Mixing II

(25)

17

Dalam produksi jamu serbuk Buyung Upik, bahan baku yang telah disimpan dalam gudang bahan baku ditimbang dan diracik sesuai dengan formulasi. Bahan segar dipisahkan dengan bahan kering lalu dilakukan proses ekstrasi secara terpisah.Tujuan dari proses ekstraksi ini adalah untuk mendapatkan sari dari bahan. Alat Disini terjadi proses maserasi dan evaporasi. Hasil dari proses ekstraksi lalu dilakukan proses mixing atau pencampuran dalam dua tahap. Selesai mixing tahap I dilakukan pengujian mikrobiologis dan kadar air. Setelah dinyatakan lolos, dilanjutkan proses mixing tahap II dan dilakukan uji homogenitas oleh Quality Control (QC). Proses selanjutnya yaitu pengisian dan dilakukan pengujian keseragaman bobot, kebocoran dan kerapian, serta mikrobiologi. Proses berikutnya adalah pengemasan dengan uji kontrol isi (kebenaran dan jumlah) serta kebenaran dan kelengkapan penandaaan. Produk Buyung Upik untuk tiap sachet dilakukan pengisian 7 gram. Setelah diisi lalu dilakukan pengemasan di dalam plastik dan karton, dan terakhir dimasukkan dalam kardus.Terakhir disimpan di gudang produk jadi menunggu dipasarkan.

3.3.Pengawasan Mutu

3.3.1. Pengawasan Mutu Bahan Baku

(26)

18

Pengawasan mikrobiologis dilakukan saat bahan baku datang, bagian Quality Control (QC) akan mengambil sampel bahan baku secara acak lalu memeriksa ketercemaran terhadap mikroorganisme yang berbahaya atau tidak. Hal yang berhubungan dengan mikroorganisme yaitu kadar air. Hal terpenting kadar air harus tercapai sebesar 10%. Pemeriksaan kadar air ini dilakukan sebelum pengeringan. Lalu dilakukan uji secara organoleptis yang terdiri dari bentuk bahan, bau bahan, warna, dan rasa dari bahan. Apabila dari hasil pemeriksaan ditemukan ketidakcocokan dengan kriteria pada standar bahan baku maka bahan baku langsung dikembalikan pada supplier. Akan tetapi, bila sesuai standar maka langsung dimasukkan ke gudang bahan baku untuk disimpan sementara waktu sambil menunggu proses selanjutnya.

3.3.2. Pengawasan Mutu Proses Produksi

Tujuan dari pengawasn mutu proses produksi adalah untuk memantau dan mengetahui perubahan yang terjadi selama proses produksi berlangsung. Bagian QC akan mengamati dan menganalisa sampel pada setiap tahap produksi dengan cara mengambil sejumlah sampel pada setiap tahapan yang dilakukan pengawasan mutu kemudian dilakukan beberapa pengujian, perubahan yang terjadi dan dicari solusi terbaik untuk mengurangi kekurangan. Pada proses produksi, pengawasan mutu dilakukan setelah dilakukan pemeriksaan mikrobiologi, kadar air, derajat kehalusan, dan homogenisitas. Tujuannya untuk menjadi kualitas produk.

3.3.3. Pengawasan Mutu Produk Jadi

Pada pengawasan mutu produk jadi lebih dititikberatkan pada pengawasan terhadap pengewasan, pengawasn mutu ini dilakukan saat pengisian dalam kemasan 7 gram yang meliputi: kontrol isi (kebenaran dan jumlah), cek kebenaran dan kelengkapan penandaan, pengawasan keseragaman bobot, kebocoran dan kerapian, mikrobiologi.

a. Kontrol isi (kebenaran dan jumlah)

Digunakan untuk mengecek kebenaran dari isi tiap kemasan dan jumlahnya supaya tepat dan sesuai dengan jumlah yang diset di mesin.

b. Cek kebenaran dan kelengkapan penandaan

(27)

19

c. Keseragaman bobot

Tujuannya untuk mengecek keseragaman bobot antar satu sachet dengan sachet yang lainnya.

d. Kebocoran dan kerapian

Digunakan untuk mengecek kemasan mengalami kebocoran atau tidak. Apabila terdapat kebocoran maka kemasan akan dibuang.

3.4.Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan dalam proses pembuatan jamu harus diperhatikan dari awal hingga akhir supaya dapat berjalan dengan lancar. Mesin yang digunakan ditekankan pada jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat tanpa mengurangi kualitas yang dihasilkan. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan jamu Buyung Upik yaitu: mesin pemeras simplisia segar, mesin ekstraksi, mesin pencampur granulasi dan gula, mesin kristalisasi jadi serbuk, mesin pencampur produk antara dan rasa, serta, mesin pengemas. Dari bahan baku yang telah dicuci bersih lalu dimasukkan ke mesin pemeras. Disini didapatkan hasil dari simplisia segar menjadi bentuk cair. Lalu dimasukkan ke dalam mesin ekstraksi agar diperoleh ekstrak dari bahan baik bahan segar maupun bahan kering. Hasil dari ekstraksi bahan segar dan bahan kering kemudian dicampur dengan menggunakan mesin pencampur granulasi. Disini juga dilakukan penambahan gula rafinasi. Selanjutnya dikristalisasi menggunakan mesin kristalisasi dengan evaporasi dan pengadukan. Setelah menjadi produk antara dilakukan pencampuran dengan ras menggunakan mesin mixing yang selanjutnya dimasukkan mesin pengemas.

(28)

20

dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Jadi, dengan proses pembersihan mesin ini diharapkan produk jamu yang dihasilkan benar-benar sesuai standart baik fisik, kimia, dan mikrobiologis.

3.5.Proses Pengemasan

Dalam proses pengemasan di PT. Jamu Jago disesuaikan dengan sifat dari produk yang dibuat. Seperti jamu serbuk yang mempunyai sifat higroskopis (menyerap air). Apabila hal tersebut tidak ditangani dengan benar maka dapat menurunkan kualitas dari jamu. Oleh karena itu, diperlukan pembungkus yang memiliki daya penahan terhadap uap air yang tinggi.

Sebelum dilakukan proses pengemasan jamu Buyung Upik perlu dilakukan proses awal pada alat kemas agar dapat berjalan baik. Pada dasarnya dalam penggunaan alat kemas perlu dilakukan pembersihan. Dalam penggunaan alat kemas perlu di-setting supaya berat setiap sachet selama pengisian sama. Pengisian dilakukan kontrol rutin setiap 1 jam agar berat tiap sachet tetap sama dan mengontrol kemasan rusak atau tidak terisi. Sachet yang telah diisi lalu dimasukkan dalam kantong plastik dan dimasukkan ke dalam kemasan sekunder yang berisi 10 kantong plastik dan dimasukkan lagi dalam kemasan tersier/ dos berisi 200 secara manual. Selanjutnya diberi tanggal pengemasan, kode produksi dan expired date.

Kemasan yang dipakai untuk mengemas Buyung Upik terdiri dari tiga macam, yaitu: kemasan primer, sekunder, dan tersier. Kemasan primer pada umumnya langsung bersentuhan dengan produk. Kemasan sekunder berguna untuk lebih memantapkan barier dan membuat produk lebih menarik. Kemasan tersier berguna untuk mempermudah dalam transportasi dan penyimpanan. Kemasan primer Buyung Upik terdiri dari tiga lapisan yaitu: plastik PP, aluminium foil, dan PE. Untuk kemasan sekunder menggunakan plastik dan karton sedangkan kemasan tersier menggunakan kardus.

(29)

21

didalam kardus. Kemudian produk disimpan dalam gudang produk jadi dan menunggu untuk dipasarkan.

3.6.Penggudangan dan Penyimpanan

Terdapat beberapa gudang penyimpanan yang dimiliki oleh PT. Jamu Jago. Gudang penyimpanan tersebut meliputi gudang alat kemas, gudang bahan non simplisia, gudang hasil ayak, gudang bahan baku, gudang bahan kemas, dan gudang produk jadi yang mendukung dalam proses produksi. Bahan baku yang datang dari supplier sebelum mengalami sortasi dan pencucian, langsung dimasukkan ke dalam gudang bahan baku. Pada penyimpanan dalam gudang bahan baku, bahan-bahan tersebut disimpan dengan cara ditumpuk untuk menunggu proses pembersihan. Untuk bahan baku basah, ketika bahan baku datang langsung dilakukan pembersihan. Pada saat dilakukan pengambilan dari gudang bahan baku dilakukan sistem First In First Out (FIFO), dimana bahan yang pertama kali masuk akan pertama kali dilakukan pemrosesan.

Pada bahan baku yang telah mengalami penanganan pencucian, sortasi, dan pengeringan, bahan akan ditimbang sesuai kebutuhan dan disimpan dalam gudang bersih. Dalam penyimpanan dilakukan penataan sesuai dengan batch dan keseragaman produk. Bahan-bahan tersebut diitumpuk dan cara pengmabilannya juga berdasarkan metode FIFO. Pada bahan-bahan seperti madu dan gula sebelum disimpan terlebih dahulu dilakukan pengujian mutu, setelah itu baru disiman dalam gudang non simplisia sesuai dengan batch dan cara pengambilan juga berdasarkan metoode FIFO. Lama penyimpanan bahan baku di gudang maksimal tiga bulan.

(30)

22

3.7.Pemasaran Produk

Pemasaran produk dari Jamu Jago ini dilakukan melalui: 1. Above the Line

Above the line adalah suatu strategi pemasaran yang dilakukan melalui pemasangan iklan baik di televisi maupun di koran.

2. Below the Line

Below the line adalah suatu strategi pemasaran yang dilakukan melalui pembicaraan dari masyarakat.

Pemasaran produk-produk PT. Jamu Jago saat ini telah sampai ke mancanegara. Produk dari Jamu Jago ini juga banyak di ekspor ke luar negeri antara lain negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina, Cina, dan sudah merambah ke Amerika dan Australia. Produk-produk yang diekspor ini mencapai 10-20% dari seluruh hasil produksi. Pendistribusian produk Jamu Jago dilakukan melalui toko-toko meilik Jamu Jago yang tersebar di Semarang. Selain itu, PT. Jamu Jago juga mendistribusikan produknya ke warung-warung kecil yang ada di Semarang. Toko-toko tersebut menrima stok barang secara rutin dan berdasarkan permintaan, dari keterangan yang diterima, pedagang besar yang menjual secara partai besar dan juga partai kecil (eceran) dan pedagang besar yang lain menjual hanya secara grosir. Pengecekan tanggal kadaluarsa tidak dilakukan oleh pihak penjual. Jika produk Jamu Jago ada yang melewati tanggal kadaluarsa, maka penjual akan melakukan retur kepada produsen.

3.8.Sanitasi

(31)

23

proses produksi selesai yaitu sore hari. Prosesnya dengan mengumpulkan jadi satu produk terbuang (tidak layak pakai) kemudian ditangani sesuai prosedur pengolahan limbah.

Untuk menjaga kualitas dari produk, tidak hanya kebersihan selama proses produksi yang perlu dijaga, namun juga kebersihan pabrik, mulai dari bangunan pabrik hingga barang-barang kecil yang harus diperhatikan dengan baik agar tidak menyebabkan kontaminasi pada produk. Bangunan PT. Jamu Jago Semarang terdiri dari gedung persiapan bahan baku, gedung pengolahan, laboratorium, WC, dan juga gudang. Gudang terbagi menjadi 3, yaitu gudang bahan baku, gudang barang jadi, gudang bahan kemas. Gudang telah dilengkapi dengan pallet-pallet sehingga barang yang bersentuhan dengan lantai tidak mengalami kerusakan. Semua ruangan dalam bangunan pabrik ini dipisahkan oleh sekat, sehingga tidak dapat berhubungan langsung. Semua lantai bangunan menggunakan semen plester. Selain itu, semua bangunan telah dilengkapi dengan penerangan dan juga ventilasi yang cukup, serta disediakan exhaustfan untuk memperlancar pertukaran udara dalam gedung. Sanitasi dibagian gudang untuk menghindari hewan pengerat dan serangga, dilakukan pengaturan tata letak gudang dan pemberian jarak antara lantai dengan bahan yang disimpan. Selain itu juga diberi perangkap tikus untuk meminimalkan hewan pengerat.

Semua ruangan dibersihkan setiap hari secara rutin, dan untuk ruang produksi dibersihkan sebelum dan setelah proses produksi berlangsung. Peralatan yang digunakan antara lain: sapu ijuk, sapu lidi, tempat sampah tertutup, ember, jaringan pipa air setiap ruangan, lubang pembuangan air, kamar mandi dan WC yang letaknya berjauhan dari proses produksi, serta loker untuk meletakkan barang-barang karyawan selama bekerja.

3.9.Limbah

(32)

24

(33)

25

(34)

26

4. PEMBAHASAN

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keanekaragaman flora. Tidak hanya itu, flora dapat tumbuh begitu subur di tanah Indonesia. Diantara flora tersebut, ada yang disebut sebagai tamanan obat karena manfaatnya. Pemanfaat tanaman obat yang sudah dilakukan sejak zaman nenek moyang ini kemudian dikenal dengan obat tradisional (Anonim, 2015). Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional pasal 1 tahun 2005, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhann, bahan hewan, mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan sebagai pengobatan berdasarkan pengalaman.

Berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim, dan tingkat khasiat pembuktian, obat tradisional dibagi menjadi tiga macam, yaitu: jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Yang diisebut sebagai jamu adalah obat tradisional Indonesia. Jamu juga harus memenuhi mutu dan keamanan, khasiatnya dibuktikan secara empiris/nyata, serta klaim penggunaan sesuai jenis pembuktian tradisional.berdasarkan defini tersebut, makan produk yang diproduksi (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012). PT.Jamu Jago sebagian besar termasuk dalam kategori jamu. PT. Jamu Jago merupakan pabrik yang memproduksi jamu.

Produk-produk jamu PT. Jamu Jago sudah diedarkan di seluruh wilayah di Indonesia dan beberapa negara di Asia. Jangkauan pemasaran produk jamu yang luas maka waktu produk jamu sampai konsumen akan semakin lama. Produk jamu berfungsi untuk menyehatkan konsumen yang meminumnya. Oleh karena itu, kualitas produk jamu harus benar-benar diperhatikan. Waktu distribusi yang lama dapat menurunkan kualitas dari produk jamu karena sangat mudah mengalami kerusakan fisik, kimia, dan mikrobiologi.

(35)

27

melindungi produk dari kerusakan fisik, kimia, dan mikrobiologi. Selain itu, kemasan berfungsi sebagai wajah dari produk jamu yang dapat menarik konsumen untuk membeli dan mencantumkan berbagai informasi (spesifikasi) terkait dengan produk jamu didalamnya. Oleh karena fungsi kemasan yang sangat penting bagi produk jamu, maka spesifikasi kemasan produk jamu diatur oleh pemerintah melalui Nomor Izin Edar (NIE) dan Undang-Undang.

4.1.Nomor Izin Edar (NIE)

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI (2012), jamu hasil produksi pabrik harus dikemas sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan oleh pemerintah sehingga mendapatkan Nomor Izin Edar (NIE) Obat Tradisional. Izin Edar merupakan bentuk persetujuan pendaftaran obat tradisional, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka yang diberikan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) untuk dapat diedar di wilayah Indonesia. Izin Edar ini menjadi penandaan yang harus ada pada kemasan jamu.

Jamu dengan adanya kemasan membuat kualitasnya tetap baik dan menurunkan resiko rusaknya produk saat diterima oleh konsumen. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 2 bahwa obat tradisonal yang akan dipasarkan wajib memiliki Nomor Izin Edar. Izin Edar ini dikeluarkan oleh Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dengan masa berlaku selama 5 tahun. Izin edar ini dapat diperpanjang jika masih memenuhi syarat ketentuan yang berlaku.

(36)

28

Dalam pemberian Nomor Izin Edar tidak diberikan secara sembarang dan acak. Terdapat arti dan maksud pada setiap nomor. Nomor Izin Edar (NIE) obat tradisional terdiri dari 2 kode huruf lalu diikuti 9 digit angka. Kode huruf tersebut menandakan jenis obat tradisional, yaitu sebagai berikut:

Obat tradisional

TR: Obat tradisional lokal TI: Obat tradisional Impor TL: Obat tradisional Lisensi HT: Obat tradisional Terstandar FF: Fitofarmaka

Obat Kuasi

QD: Obat Kuasi Lokal QI: Obat Quasi Impor QL: Obat Kuasi Lisensi Suplemen Makanan

SD: Suplemen makanan lokal SI: Suplemen makanan import SL: Suplemen Makanan Lisensi

Setelah 2 kode huruf tersebut diikuti dengan 9 digit angka dengan arti sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Digit ke- Arti

Digit 1,2 Tahun produk tersebut mulai terdaftar Departemen Kesehatan dan/atau Badan POM.

Digit 3 Bentuk perusahaan. 1 . Pabrik Farmasi 2. Pabrik Jamu (IOT) 3. Perusahaan Jamu (IKOT) Digit 4 Bentuk sediaan.

(37)

29

3. bentuk kapsul

4. bentuk pil, granul, boli, pastiles, jenang. 5. bentuk dodol, majun, tablet, kaplet 6. bentuk cairan

7. bentuk salep, cream 8. bentuk plester, koyok

9. bentuk lain, dupa, ratus, mangir, permen. Digit 5, 6, 7, 8 Nomor urut jenis produk yang terdaftar. Digit 9 Jenis macam kemasan yang keberapa.

1. -15 ml (-15 gr) 2. – 30 ml (-30 gr) 3. – 45 ml (-45 gr) (Herusasongko, 2012).

Sebanyak 161 macam sampel kemasan ditemukan dalam gudang bahan kemas PT. Jamu Jago. Dari 161 macam sampel kemasan, lalu dilakukan pencocokan dengan data form Nomor Izin Edar baru (tahun 2013) yang dimiliki perusahaan. Disini ditemukan 141 macam sampel kemasan yang terdapat pada form Nomor Izin Edar. Selanjutnya dilakukan pencocokan kode Nomor Izin Edar (NIE) dan spesifikasi kemasan pada form NIE.

(38)

30

Spesifikasi sampel kemasan pada gudang bahan kemas, kemudian dicocokkan dengan spesifikasi kemasan pada form NIE. Dari 141 sampel kemasan ditemukan sebanyak 27 macam sampel kemasan yang spesifikasinya tidak sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada form NIE. Ketidaksesuaian spesifikasi kemasan pada gudang bahan kemas dengan spesifikasi pada form NIE dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ketidaksesuaian spesifikasi kemasan pada gudang bahan kemas dengan spesifikasi pada form NIE.

Nama Produk

Ketidaksesuaian Spesifikasi Form NIE

Sakit Pinggang

- Tulisan Berat Bersih 7 gram tanpa line hitam.

lingkaran pada sebelah kanan nama produk.

(39)

31

- Khasiat: sakit tenggorokan. - Khasiat: kering tenggorokan.

- Terdapat tulisan registered sign (huruf R dalam lingkaran) berwarna merah pada ujung atas nama produk.

- Tidak ada tulisan registered sign (huruf R dalam lingkaran) berwarna merah pada ujung atas nama

- Manfaat: memelihara kesehatan dibagian kiri atas dan dibawahnya bertuliskan indication: to maintain health.

- Kegunaan/Indication

terdapat dibagian kiri atas. Dibagian bawahnya terdapat Perhatian /Caution: tidak dianjurkan untuk bayi. - Komposisi: Saccharium album

(gula pasir), flavour.

- Komposisi: Saccharium album, flavour Tutti Frutti.

- Terdapat tulisan “ Minuman

Ekstrak Sayuran + Curcuma” berwarna putih dengan line hijau pada bagian bawah gambar depan kemasan.

Terdapat tulisan “ Suplemen Makanan” berwarna putih dengan line hijau pada bagian dengan warna putih dan line berwarna hitam serta tulisan bunga disebelah kanan dan kiri.

- Gambar kepala ibu dan bayi

- Khasiat: mengembalikan otot-otot perut yang kendor agar menjadi kencang kembali, menjaga kesehatan perut, mengobati sakit perut dan mulas sehabis melahirkan.

(40)

32 dalam lingkaran) dibagian ujung nama produk. didalam lingkaran pada belakang nama produk.

- Terdapat tulisan UH didalam lingkaran dengan warna dasar putih pada Memelihara dan menambah kesehatan dan kesegaran tubuh kaum wanita. Mencegah masuk angin, rasa malas dan lesu serta mempertinggi daya tahan tubuh.

(41)

33 Memelihara kesehatan dan kecantikan badan, mengurangi lemak dalam tubuh serta menyingsetkan badan. Tubuh akan menjadi padat berisi, sehat, and physical beauty. To elimanate fat and to reduce weight.

- Indication: help to reduce body fat and helps maintain the health of women.

- Komposisi dalam persentase. - Komposisi dalam bentuk gram.

- Dibagian bawah nama produk “

Sehat lelaki- Tonic for men”.

- Dibagian bawah nama memelihara dan menambah kesehatan serta kesegaran tubuh kaum pria. Mencegah rasa malas, badan lemah, muka pucat dan sering masuk angin serta mempertinggi daya tahan tubuh.

- Khasiat dan kegunaan: memelihara kesehatan pria dan menyegarkan badan.

- Komposisi: Retrofracti fructus 0,14 gr.

Komposisi: Retrofracti fructus 0,7 gr. lingkaran pada samping kanan nama produk.

- Tidak terdapat tulisan UH didalam lingkaran pada samping kanan nama produk.

- Gambar celana yang dipakai lebih panjang dan berbentuk persegi.

- Gambar celana yang dipakai lebih pendek.

- Cara pemakaian: sebungkus 1 bungkus jamu diseduh dengan ½ gelas (±100 ml) air matang panas lalu diminum seluruhnya.

- Cara pemakaian: Sebungkus jamu diseduh dengan ½ tradisional Purwoceng dan Pasak Bumi berkhasiat sebagai

(42)

34

tumbuhan untuk membantu memelihara stamina pria, menambah gairah kehidupan serta

- Tidak ada saran penyimpanan. - Penyimpanan: Simpan dibawah suhu 30o C.

Bahan-bahan lain hingga 5000 mg. - Terdiri dari: Flavour Jeruk dan

dibagian tengah dibawah nama produk.

(43)

35

20 ml orange dan terdapat sarang lebah serta putih.

orange dan terdapat sarang lebah.

- Gambar 2 buah jeruk nipis dengan ukuran sama besar.

- Gambar 2 buah jeruk nipis dengan ukuran besar dan kecil. Jeruk nipis kecil dengan warna isi orange. - Nomor Izin Edar diatas dibagian

kanan bawah serta vertikal.

- Nomor Izin Edar diatas tulisan Jamu Jago.

- Line pada tulisan Sarimadu tipis. - Line pada tulisan Sarimadu lebih tebal.

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 27 sampel kemasan dari gudang bahan kemas yang spesifikasinya tidak sama dengan dengan spesifikasi di form NIE. Ketidaksesuaian tersebut sebagain besar ditemukan dalam hal penulisan. Kemudian ditemukan pula sebagian kecil ketidaksesuaian perbedaan letak, gambar dan logo.

4.2.Undang-Undang yang Berlaku

(44)

36

Gambar 4. Logo Jamu yang Berlaku.

Penandaan pembungkus harus berisi informasi sebagai berikut: nama obat tradisional atau nama dagang, komposisi, bobot/ isi tiap wadah, dosis pemakaian, khasiat atau kegunaan, kontra indikasi (bila ada), kadaluarsa, nomor pendaftaran, nomor kode produksi, nama industri atau sekurang-kurangnya alamat nama kota dan kata INDONESIA, bila ada lisensi dicantumkan dari industri yang memberikan. Penandaan tersebut harus jelas, tidak mudah rusak oleh air, gosokan, dan sinar matahari. Penandaan yang dimaksudkan harus ditulis dengan bahasa Indonesia huruf latin. Untuk produk keperluan ekspor perlu dicantumkan menggunakan bahasa asing dengan arti bahasa yang sama (Peraturan menteri kesehatan RI nomor 246/MENKES / PER/V/1990 pasal 34 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional).

Spesifikasi sampel kemasan dari gudang penyimpanan bahan kemas dicocokkan dengan spesifikasi kemasan menurut undang-undang yang berlaku. Dari 141 kemasan ditemukan sebanyak 6 sampel kemasan yang tidak sesuai dengan undang-undang, dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ketidaksesuai Sampel Kemasan dengan Undang-Undang yang Berlaku. Nama Produk berwarna hijau didalam lingkaran hijau dengan warna dasar putih atau didalam lingkaran tanpa ada lambang ranting berwarna hijau.

- Tulisan JAMU berwarna hitam, lambang ranting hijau didalam lingkaran berwarna hijau dengan warna dasar putih atau kontras.

(45)

37

berwarna hijau, hanya tulisan “JAMU” berwarna hitam didalam lingkaran.

hitam dan lambang ranting berwarna hijau didalam lingkaran berwarna hijau dengan warna dasar putih ranting berwarna hijau didalam lingkaran berwarna hijau dengan warna dasar

Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa ketidaksesuaian spefisikasi sampel kemasan pada gudang bahan kemas menurut Keputusan Kepala BPOM RI nomor HK. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alami Indonesia terdapat 7 kemasan.Ketidaksesuaian tersebut seluruhnya disebabkan tulisan dan logo JAMU yang tidak sama.

(46)

38

4.3.Mapping Ketidaksesuaian

Dari sebanyak 34sampel kemasan yang tidak sesuai kemudian dilakukan pemetaan (mapping). Terdapat 3 kriteria yang dimiliki oleh PT. Jamu Jago dalam memetakan ketidaksesuaian spesifikasi kemasan yaitu critical, mayor, dan minor. Suatu ketidaksesuai termasuk dalam kriteria critical adalah ketidaksesuaian yang dapat menyebabkan terjadinya penarikan produk dari pasaran (recall), tidak hanya menyebabkan kerugian besar perusahaan, tetapi juga dapat dianggap obat palsu sehingga memperburuk citra perusahaan farmasi. Biasanya terkait dengan Izin Edar yang ada pada pembungkus. Ketidaksesuaian mayor merupakan ketidaksesuaian yang dapat merugikan industri farmasi biasanya terkait dengan pencantuman informasi minimal dalam penandaan. Langkah yang harus diambil adalah melakukan perbaikan karena pembungkus tidak sesuai dengan persyaratan informasi minimal yang harus tercantum dalam penandaan. BPOM dapat memberikan peringatan bila ditemukan dalam investigasi. Akan tetapi, kemungkinan penarikan produk sangat kecil. Beberapa ketidaksesuaian kriteria mayor tersebut termasuk dalam poin informasi minimal yang harus dicantumkan dalam penandaan, seperti yang diatur dalam Peraturan Kepala BPOM tentang Kriteria dan Tatalaksana Registrasi Obat, sehingga harus segera dilakukan perbaikan, sedangkan beberapa ketidaksesuaian lain yang termasuk dalam kriteria mayor tersebut berkaitan dengan sistem internal dalam industri, misalnya item number, yang merupakan identitas produk. Hal ini dapat menyulitkan proses adminitrasi. Item number juga berfungsi untuk membedakan edisi bahan kemas di gudang agar tidak terjadi mix up, oleh karena itu harus segera dilakukan perbaikan pada ketidaksesuaian item number. Sedangkan ketidaksesuaian minor adalah ketidaksesuain yang tidak berpengaruh pada industri farmasi. Dibutuhkan perbaikan akan tetapi tidak perlu dilakukan dengan segera seperti ketidaksesuian mayor dan critical.

(47)

39

Kriteria Keterangan Jumlah Produk

Critical Nomor Izin Edar tidak ada. - - Nomor Izin Edar tidak sesuai. - -

Mayor

Perbedaan komposisi 4 Sawanan, Basmingin, Kuat Pria, Anak Jago Instan Rasa Jeruk

Berat/bobot isi tidak sesuai. 1 Anak Jago Instan Rasa Jeruk Perbedaan khasiat dan

kegunaan 5

Tapel Cap Jago, Purwoceng Plus, Panas Dalam (Rastung), Tujuh Keliling, Esha Plus UH

Perbedaan cara pemakaian 1 Anak Jago Instan Rasa Jeruk Perbedaan arti bahasa asing 2 Esha Plus UH, Basmurat.

Minor

Perbedaan penulisan.

(tulisan UH, R (registered sign), line,tulisan berbeda)

29

Sakit Pinggang, Sehat Pria, Tujuh Angin, Sehat Wanita, Gadung Klingsir, Sehat Ginjal, Sari Rapat UH, Panas Dalam (Rastung), Sri Angin, Enerzi, Sayuri, Sawanan, Tapel Cap Jago, Basmingin, Tujuh Keliling Cap Jaho UH, Sehat Wanita UH, Selokarang, Basmurat, Basmingin Flu, Esha Plus UH, Galian Singset UH, Sehat Pria UH, Kuat Pria, Esha, Anik, Param Pusaka, Bandrex, Sarimadu rasa Jeruk Nipis.

Warna kemasan tidak sama. 7

Tujuh Angin, Pegel Linu UH, Sri Angin, Tapel Cap Jago, Tujuh Keliling Cap Jago UH, Param Pusaka, Anak Jago Instan Rasa Jeruk, Sarimadu Rasa jeruk Nipis.

Logo JAMU tidak sesuai 8

Tapel Cap Jago, basmingin, Esha, Enerzi, Tujuh Keliling Cap Jago UH, Esha Plus UH, Buyung Upik Smarta Rasa Melon. Adanya logo lain/ tambahan 2 Bandrex, Basmingin Flu

Perbedaan letak penandaan 3 Sayuri, Anak Jago Instan Rasa Jeruk,

Tujuh Keliling Cap Jago UH.

(48)

40

Jamu tidak sesuai sebanyak 8, adanya logo tambahan/ lain sebayak 2, perbedaan letak penandaan sebanyak 3, perbedaan gambar produk sebanyak 3, serta perbedaan ukuran lambang dan logo sebanyak 1.

(49)

41

5. KESIMPULAN

 PT. Jamu Jago merupakan industri yang memproduksi obat tradisional (jamu).

 Spesifikasi kemasan jamu menurut Undang-Undang harus berisi informasi sebagai berikut: nama obat tradisional atau nama dagang, komposisi, bobot/ isi tiap wadah, dosis pemakaian, khasiat atau kegunaan, kontra indikasi (bila ada), kadaluarsa, nomor pendaftaran, nomor kode produksi, nama industri atau sekurang-kurangnya alamat nama kota dan kata INDONESIA, bila ada lisensi dicantumkan dari industri yang memberikan.  Izin Edar diberikan oleh Kepala Badan POM untuk dapat diedar di wilayah Indonesia.  Ada 3 macam kriteria ketidaksesuaian, yaitu: critical, mayor, dan minor.

 Temuan ketidaksesuaian di PT.Jamu Jago terbanyak pada kriteria minor dan tidak ada pada ketidaksesuaian critical.

(50)

42

6. SARAN

 Sebaiknya sistem pengaturan dalam gudang bahan kemas diperbaiki lagi sehingga tidak ada pembungkus yang sudah tidak diproduksi tapi masih masih tertinggal dalam gudang.

 Adanya pengontrolan stok yang dilakukan rutin dalam jangka waktu tertentu di gudang bahan kemas.

(51)

43 7. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2015). Sejarah Jamu.

http://jamuindonesia.com/shop/index.php?route=news/article&news_id=15. Diakses tanggal 9 April 2015.

Herusasongko. (2012). Kode Izin Edar Produk. Pharmacys Herbal Corner.

http://herusasongko.staff.mipa.uns.ac.id/. Diakses tanggal 9 April 2015.

Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (2004). HK. 00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alami Indonesia. BPOM. Jakarta.

Kepala Badan Pengawasan Obat & Makanan. (2005). HK.00.05.41.1384 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional. BPOM. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (1990). Permenkes RI nomor 246/MENKES / PER/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional. Jakarta.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Registrasi Obat Tradisional. Peraturan

(52)

44 8. LAMPIRAN

8.1.Foto Kerja Praktek

Gambar 4. Foto dengan Pembimbing Lapangan.

8.2.Tabel Sampel Kemasan Produk yang sesuai dengan Spesifikasi NIE dan

Undang-Undang

Gambar

Tabel 2.    Hasil Mapping Kemasan Jamu Jago.
Gambar 4. Foto dengan Pembimbing Lapangan.
Gambar 1. (a) Jamu Buyung Upik; (b) Jamu Esha; (c) Jamu Basmingin; (d) Jamu
Gambar 2. Proses penerimaan bahan baku sampai ke gudang bahan bersih.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Baja Cu Gambar 6 (b), morfologi permukaan patah akibat tarikan yang terjadi lebih ulet dan berserabut serta elongation baja dengan unsur Cu adalah lebih tinggi

asal, sebagai penggantinya dapat digunakan Surat Pernyataan dari dosen yang bersangkutan yang menyatakan sudah tidak lagi sebagai dosen tetap di P.T.. asal Æ Kopertis akan

Penyajian informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan menciptakan transparansi dan nantinya akan mewujudkan akuntabilitas (Nordi- awan, 2010). Semakin baik

Tujuan dilaksanakan wawancara adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Siswa di minta untuk mengungkapkan pengetahuan tentang gerak lurus berubah beraturan secara

[r]

Berdasarkan hasil kajian bahawa 8.5 % perilaku penyalahgunaan dadah dalam kalangan remaja dipengaruhi kerana rendahnya resilience dalam jiwa mereka sehingga mudah terjerumus

Alhamdulilah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir ini tepat

“ Karakteristik Akad Pembiayaan Al-Qardh Sebagai Akad Tabarru’, Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya akad tabarru’ ini adalah memberikan sesuatu (giving something)