• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR - Alat ukur pencacah putaran `mesin uji kelelahan bahan` dengan tampilan LCD menggunakan mikrokontroler PIC16F84 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR - Alat ukur pencacah putaran `mesin uji kelelahan bahan` dengan tampilan LCD menggunakan mikrokontroler PIC16F84 - USD Repository"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT UKUR PENCACAH PUTARAN ‘MESIN UJI

KELELAHAN BAHAN’ DENGAN TAMPILAN LCD

MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PIC16F84

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Program Studi Teknik Elektro

Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma

Disusun oleh

FRANKIE TJANDRA

NIM: 015114022

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

(2)

ROTATION COUNTER MEASUREMENT AT ‘ROTARY

BENDING MACHINE’ WITH LCD DISPLAY USING

PIC16F84 MICROCONTROLLER

In partial fulfillment of the requirements for the degree of

SARJANA TEKNIK of Electrical Engineering Study Program

Compiled by:

NAMA: FRANKIE TJANDRA

NIM: 015114022

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT

ENGINEERING FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2007

(3)
(4)
(5)
(6)

kemuliaan Bapa Yang Maha Besar, Ayah

dan Ibu tercinta, saudara-saudariku

terkasih, dan teman-teman yang terbaik

dimanapun juga.

“Libatkan Tuhan dalam segala

perencanaan”

“Tekad dan niat serta semangat

mengalahkan

segala kesulitan”

“Selalu ada alasan untuk bersyukur“

(7)

Puji Tuhan karena telah memberikan bimbingan dan kasih-Nya kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi yang berjudul

Alat Ukur Pencacah Putaran ‘Mesin Uji Kelelahan

Bahan’ Dengan Tampilan LCD Menggunakan Mikrokontroler PIC16F84

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat selesai dengan baik tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak B. Djoko Untoro S. Ssi. MT selaku pembimbing I yang telah dengan sabar

membimbing, mendukung, dan menyemangati serta memberikan ilmunya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak Martanto, S.T., MT selaku pembimbing II yang telah memberikan saran-saran dan

bimbingan.

3. Bapak Petrus Setyo Prabowo S.T. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan

motivasi dan bimbingan dengan baik.

4. Segenap dosen dan karyawan Teknik atas bimbingan, ilmu dan pelayanan yang diberikan

selama ini.

5. Laboran TE (Mas Suryo, Mas Martono, Mas Mardi, Mas Broto) yang telah membantu

penulis.

6. Ayahku dan Ibuku yang telah dengan setia dan sabar memberikan dukungan doa, kasih,

dan bantuan moril yang sangat besar.

7. Kakakku (Herry) dan Adikku (Happie) yang senantiasa memberikan doa, teladan,

dukungan, dan semangat.

8. Teman-teman Fs : Yesika Fadeli, Ina, Marcell, Ratih, dan semuanya yang tidak dapat

disebutkan satu per satu atas inspirasi dan motivasi.

9. Teman-teman satu tim (Koko dan Andre) atas kerjasama dan dukungan yang diberikan.

(8)

Heri, Fandi, Purba, Sinung, Dani, dan Charles/penghuni terakhir, Widi) atas

kebersamaannya selama di Jogja.

11. Ko Dennis, Ci Tanti, Ko Aan, dan semua anak 2

nd

Home yang turut membantu dalam

pencarian bahan-bahan yang mendukung dalam tulisan ini dan kebersamaannya.

12. Ulis, Jimmi, Morris, Tyo, Jeksen, John, Alex, Septa, Eling, Erik, atas kebersamaan,

ide-ide, saran, dukungan dan semangat.

13. Winda, Tika, C-we, Imet, Rosa, Ius, Nessya, Enceng, Miko, Bung Yoyo atas

kebersamaan, dukungan, bantuan, semangat, dan kegembiraan yang kalian bagi.

14. Untuk teman-teman YM : Ririn, K. Esther, Rosy, Erline, Meilana, Lusi, Ex4, Intan,

Fatan, dll yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini, yang tak perlu diragukan

lagi atas segala kebaikan dan ketulusannya dalam membantu penulis.

Semoga Tuhan melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga tulisan ini

dapat berguna dan bermanfaat bagi semua, Amin.

Yogyakarta, Januari 2007

Penulis,

Frankie Tjandra

(9)

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN JUDUL (INGGRIS)...

ii

HALAMAN PERSETUJUAN...

iii

HALAMAN PENGESAHAN...

iv

HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN KARYA...

v

HALAMAN PERSEMBAHAN...

vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI...

ix

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR LAMPIRAN...

xv

INTISARI... xvi

ABSTRACT... xvii

BAB I. PENDAHULUAN ...

1

I.1 Judul...

1

I.2 Latar Belakang ...

1

I.3 Tujuan Penelitian...

2

I.4 Manfaat Penelitian...

2

1.5 Batasan Masalah...

2

I.6 Metodologi Penulisan ...

3

I.7 Sistematika Penulisan ...

4

BAB II. DASAR TEORI

2.1 Pencacah ...

5

(10)

2.2.1 Arsitektur PIC16F84...

8

2.2.2 Instruksi-instruksi untuk seri PIC16... 10

2.2.2.1 Instruksi-instruksi transfer data...

10

2.2.2.2 Instruksi-instruksi aritmetika dan logika...

11

2.2.2.3 Instruksi-instruksi operasi bit...

12

2.2.2.4 Instruksi pengarah aliran program... 13

2.2.2.5 Instruksi-instruksi lain...

14

2.2.3 Register status ... 15

2.3 Pendeteksi putaran motor...……...…………...………... 16

2.3.1 LED inframerah... ……… 17

2.3.2 Fototransistor... 18

2.4 Pengkondisi sinyal... 20

2.5 LCD...

21

2.6 Rangkaian reset………. 23

BAB III. RANCANGAN PENELITIAN...

26

3.1 Perancangan Perangkat Keras ... 26

3.2 Pendeteksi putaran motor ...

26

3.2.1 Rangkaian sumber cahaya ...

28

3.2.2 Rangkaian penerima ...

28

3.3 Rangkaian reset... 30

3.4 Koneksi LCD dengan mikrokontroler ...

30

3.4.1 Tampilan perkenalan ...

31

3.4.2 Tampilan pencacah... 32

3.4.3 Tampilan akhir ... 32

(11)

3.5.1 Diagram alir utama...

33

3.5.2 Diagram alir pencacah mencacah... 34

3.5.2 Diagram alir tampil LCD... 35

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Rangkaian sensor... 37

4.2 Pengkondisi sinyal... 38

4.3 Program mikrokontroler ... 39

4.4 Tampilan pencacah ... ...

40

4.4.1 Metode manual... 40

4.42 Metode pemberian tegangan... 41

4.43 Metode perbandingan...

42

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...

44

5.1 Kesimpulan... 44

5.2 Saran...

44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN

(12)

Gambar 2.1 Mikrokontroler PIC16F84... 6

Gambar 2.2 Arsitektur PIC16F84... 8

Gambar 2.3 Format register status... 15

Gambar 2.4 Rangkaian sumber cahaya... 17

Gambar 2.5 Rangkaian penerima menggunakan fototransistor... 19

Gambar 2.6 Bentuk gelombang masukan dan keluaran pembanding histerisis... 20

Gambar 2.7 Layar LCD 2x16... 21

Gambar 2.8 Reset

active low

... 24

Gambar 3.1 Blok diagram alat ukur pencacah banyaknya putaran motor... 26

Gambar 3.2 Penempelan tanda hitam pada motor... 26

Gambar 3.3 Keadaan sensor mengenai tanda hitam... 27

Gambar 3.4 Keadaan sensor mengenai badan piringan ... 27

Gambar 3.5 Rangkaian deteksi adanya putaran motor... 29

Gambar 3.6 Rangkaian reset... 30

Gambar 3.7 LCD dengan pengiriman data 8 bit ... 31

Gambar 3.8 Tampilan perkenalan pada LCD... 31

Gambar 3.9 Tampilan pencacah pada LCD... 32

Gambar 3.10 Tampilan akhir... 32

Gambar 3.11 Diagram alir utama... 33

Gambar 3.12 Diagram alir pencacah mencacah... 34

Gambar 3.13 Diagram alir tampil ke LCD... 35

Gambar 4.1 Sinyal keluaran pada fototransistor... 38

Gambar 4.2 Sinyal keluaran pada 74LS14... 39

(13)

Gambar 4.4 Perbandingan jumlah putaran dengan ‘alat uji kelelahan bahan’... 42

(14)

Tabel 2.1 Deskripsi pin PIC16F84... 6

Tabel 2.2 Tabel instruksi PIC16F... 14

Tabel 2.3 Tabel fungsi IC 74LS14... 21

Tabel 2.4 Pin LCD HD44780U... 22

Tabel 3.1 Keluaran rangkaian pendeteksi putaran... 29

Tabel 4.1 Tabel pengamatan rangkaian sensor... 37

Tabel 4.2 Penyimpanan data dalam berbagai format... 39

Tabel 4.3 Tabel pengamatan tampilan LCD terhadap tanda hitam ... 41

Tabel 4.4 Data pengukuran jumlah putaran... 41

Tabel 4.5 Perbandingan jumlah putaran dengan ‘alat uji kelelahan bahan ... 43

(15)

A. Gambar Rangkaian ... L1

B. Listing Program... L2

C. Data Sheet... L3

(16)

MIKROKONTROLER PIC16F84

Frankie Tjandra

015114022

Intisari

Pada laboratorium pengujian bahan terdapat alat ukur untuk menguji kekuatan suatu

bahan. Ide dasar dari peralatan ini adalah memberikan tekanan dan putaran terhadap bahan

uji. Putaran dari mesin akan dihitung dan akan berhenti jika bahan uji telah patah.

Pada tulisan ini akan dibahas tentang aplikasi mikrokontroler pada penampil cacahan

‘Alat Uji Kelelahan Bahan’. Sensor pada alat ini menggunakan infrared dan phototransistor

untuk mendeteksi putaran mesin, sedangkan pengkondisi sinyalnya menggunakan 74LS14.

Pada motor uji diberikan suatu tanda hitam, sehingga setiap tanda hitam yang dilalui sensor

akan menaikkan cacahan pada tampilan LCD. Untuk itu diperlukan suatu program pencacah

dalam mikrokontroler untuk menampilkan hasil cacahan tersebut pada LCD.

Pada tulisan ini dirancang untuk tampilan maksimum 9.999.999 cacahan, dan alat

ini telah dicoba dengan ‘metode pemberian tegangan’ sampai dengan tampilan 4 juta

cacahan. Jika dibandingkan dengan penampil pada ‘Alat Uji Kelelahan Bahan’, alat ini masih

belum dapat menampilkan hasil yang serupa dengan tampilan ‘Alat Uji Kelelahan Bahan’.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ini sudah dapat mencacah pada kecepatan motor

“mesin uji kelelahan bahan”, tetapi dengan error sebesar 1%.

(17)

Frankie Tjandra

015114022

Abstract

In the Material Testing Laboratory, there is equipment to test the strength of

materials. The basic concept of this equipment is to make a tension and a torsion force to the

specimens. The torsion force of the machines would be counted and must be stopped if the

specimen has been broken.

This paper would discuss about the microcontroller application counter at 'Rotary

Bending Machine'. The sensor of this device uses infrared and phototransistor to detect a

rotation. as for the signal conditioning, 74LS14 would be used. A black mark is given for the

motor tester, so that every black mark that is passed by the sensor will count up to the LCD's

display. Therefore, a counter program in microcontroller is needed to display the result of

counting at LCD.

This paper is made to maximum 9.999.999 count display, and this device has been

tested using ‘giving a voltage method’ until 4 million counts displaying. This device still does

not match if compared with the display at 'Rotary Bending Machine'. It could be concluded

that it has been able to count at the velocity of 'Rotary Bending Machine' with 1% of error.

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

Alat Ukur Pencacah Putaran ‘Mesin Uji Kelelahan Bahan’ dengan Tampilan LCD

Menggunakan Mikrokontroler PIC16F84

1.2 Latar Belakang Masalah

Suatu alat ukur tidak selalu dalam keadaan baik, ada kalanya alat ukur tersebut

mengalami kerusakan. Untuk memperbaiki kerusakan itu biasanya diperlukan suatu

penggantian komponen ataupun onderdil. Biaya yang dikeluarkan untuk proses penggantian

itu juga tidak sedikit. Sebagai contoh seperti kerusakan sensor yang pernah dialami pada alat

uji kelelahan bahan pada laboratorium teknik mesin, untuk mengganti sensor yang rusak

diperlukan biaya yang mahal.

Alat ukur yang akan dirancang disini adalah pencacah putaran motor yang dapat

dikembangkan untuk dapat diaplikasikan pada alat uji kelelahan bahan yang digunakan untuk

menguji ketahanan suatu benda terhadap beban lengkung-puntir. Alat uji kelelahan bahan

pada laboratorium ilmu logam fakultas teknik mesin misalnya, pengujian ketahanan benda uji

dilakukan dengan memberikan beban pada benda uji dan benda uji tersebut diputar sampai

patah (selama benda tersebut belum patah motor akan terus berputar). Alat uji tersebut akan

terus mencacah banyaknya putaran yang terjadi. Untuk itu diperlukan cacah putar dalam

jumlah yang banyak.

Alat uji kelelahan bahan pada laboratorium teknik mesin menggunakan sensor

logam untuk mendeteksi putaran yang terjadi, sedangkan pada penelitian ini akan digunakan

(19)

sensor infrared LED dan fototransistor. Sensor yang digunakan pada penelitian ini jauh lebih

murah serta mudah didapat.

1.3 Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Membuat suatu pencacah putaran motor dengan tampilan maksimum sebanyak 9.999.999

cacahan dengan menggunakan mikrokontroler PIC16F84 dan dapat ditampilkan hasilnya

pada LCD 2

×

16.

2. Mempelajari dan memanfaatkan mikrokontroler PIC16F84 dalam penerapannya pada alat

ukur banyaknya cacah putaran motor.

3. Dapat diaplikasikan pada alat uji kelelahan bahan pada Lab.TM.

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat dicapai dari penelitian ini, antara lain :

1. Dapat menjadi alternatif alat ukur uji kelelahan bahan yang lebih ekonomis.

2. Menambah literatur tentang aplikasi mikrokontroler menggunakan PIC.

1.5 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini akan dirancang sebuah alat ukur yang akan mencacah

banyaknya putaran motor menggunakan mikrokontroler PIC16F84 dengan nilai maksimum

9.999.999 cacahan dan data pengukuran yang dihasilkan dapat ditampilkan pada LCD 2

×

16.

(20)

1.6 Metode Pengumpulan Data

Penulisan laporan ini dijadikan beberapa metode pengumpulan data yaitu :

1. Studi Pustaka

Dalam hal ini pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mempelajari

beberapa litelatur/buku tentang PIC16F84, datasheet komponen yang digunakan dan

literatur lain yang diperoleh dari internet serta majalah-majalah elektronik yang

menunjang serta berhubungan dengan alat dan pemrograman yang dibuat.

2. Pembuatan Program

Dalam hal ini materi Tugas Akhir diterjemahkan dalam bahasa pemprograman

mikrokontroler, sehingga mampu didemontrasikan dalam sistem alat ukur.

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan tugas akhir ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, maksud dan tujuan tugas akhir, batasan

masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan.

BAB II. DASAR TEORI

Pada bab ini berisi tentang teori dari beberapa komponen yang digunakan dalam

pembuatan alat pencacah putaran.

BAB III. PERANCANGAN ALAT

(21)

BAB IV. DATA DAN ANALISA

Pada bab ini berisi tentang cara kerja alat keseluruhan dan analisis serta pembahasan

mengenai hasil tugas akhir yang telah dibuat.

BAB V. PENUTUP

Pada bab ini ini berisi kesimpulan dari hasil tugas akhir yang telah dilakukan dan saran

yang berisi ide-ide untuk perbaikan atau pengembangan terhadap tugas akhir yang telah

dilakukan.

(22)

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pencacah

Pencacah disini merupakan penghitung banyaknya putaran yang terjadi pada motor

yang berputar. Pada penelitian ini diperlukan pencacah sampai dengan 9.999.999 cacahan.

Pencacah secara elektronis dengan menggunakan gerbang logika memerlukan IC lebih dari

satu, misalnya untuk pencacah 16 bit secara perangkat keras hanya mampu menampung data

sebanyak 65536 (2

16

) saja, sedangkan pada penelitian ini akan digunakan 2 buah IC

(Mikrokontroler dan 74LS14) untuk mencacah putaran motor sebanyak 9.999.999 cacahan.

Untuk dapat mencacah sebanyak 9.999.999 cacahan diperlukan software dengan

memanfaatkan sebuah mikrokontroler agar dapat menampung data sebanyak itu.

Unit pencacah terdiri dari 7 bagian pencacah, yaitu: satuan, puluhan, ratusan,

ribuan, puluhan ribu, ratusan ribu, dan jutaan.

2.2 Mikrokontroler PIC16F84

Mikrokontroler PIC16F84 merupakan mikrokontroler yang dikembangkan dan

diproduksi oleh perusahaan Microchip. Mikrokontroler PIC16F84 termasuk dalam

mikrokontroler 8 bit, yang berarti dapat melakukan pengolahan data sebanyak 8 bit secara

langsung. Pada perancangan ini dikehendaki agar program pada mikrokontroler dapat

mencacah putaran sebanyak 9.999.999 dengan tampilan bilangan desimal pada LCD.

Gambar 2.1 merupakan mikrokontroler yang akan digunakan pada perancangan,

yaitu PIC16F84.

(23)

Gambar 2.1 Mikrokontroler PIC16F84

Untuk deskripsi tiap pin pada PIC16F84 dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Deskripsi pin PIC16F84

Pin

Number

Description

1

RA2 - Port A

2

RA3 - Port A

3

RA4/TOCK1 - Port A

4

MCLR - Master clear input (active low)

5

Vss – Ground

6

RB0/INT – Port B

7

RB1 - Port B

8

RB2 - Port B

9

RB3 - Port B

10

RB4 - Port B

11

RB5 - Port B

12

RB6 - Port B

13

RB7 - Port B

14

Vdd - Positive Power Supply

15

OSC2/CLKOUT - Oscillator Output

16

OSC1/CLKIN - Oscillator Input

17

RA0 - Port A

(24)

Port I/O

Terdiri dari 13 pin I/O, yaitu 5 pada portA(RA0, RA1, RA2, RA3, RA4) dan 8 pada portB

(RB0, RB1, RB2, RB3, RB4, RB5, RB6, RB7).

Vdd

Merupakan

port

yang akan dihubungkan ke power suplai yaitu +5 volt DC. VCC terdapat

pada pin 14.

GND

Merupakan

port

yang akan dihubungkan ke

ground

atau pertanahan. GND terdapat pada pin

5.

XTAL 1 dan XTAL 2

Mikrokontroler PIC16F84 telah memiliki

on-chip osilator

yang dapat bekerja dengan

menggunakan Kristal eksternal yang dihubungkan ke kaki XTAL 1 dan XTAL 2. XTAL 1

dan XTAL 2 terdapat pada pin 15 dan 16.

MCLR

( Reset )

Merupakan masukkan

reset,

apabila diberi masukan ‘0’ pada saat osilator bekerja maka akan

mereset mikrokontroler tersebut. MCLR terdapat pada pin 4.

Mikrokontroler tersebut memiliki unit pengolah, unit masukan digital, unit keluaran

digital serta penyimpan sementara dan penyimpan permanen.

Mikrokontroler PIC16F84 memiliki fitur-fitur [4] berikut :

1. Memiliki 13 buah port I/O (5 pada port A dan 8 pada port B)

(25)

3. 1k Byte memori program

4. Kemasan fisik 18 pin DIP

5. Merupakan mikrokontroler RISC, sehingga hanya memiliki 35 instruksi

6. Pemrograman di dalam sistem (ICSP)

7. Tegangan operasi normal 5Vdc

Pada dasarnya PIC memerlukan 4 hal untuk dapat membuatnya bekerja, antara lain:

1. Sumber tegangan 5 Volt untuk sumber daya pada IC

2. Clock yang berfungsi memberikan kemampuan IC untuk memproses instruksi.

3. Software yang berisi suatu rentetan instruksi yang kita buat.

4. Programmer untuk memprogram mikrokontroller[3].

2.2.1 Arsitektur PIC16F84

(26)

Bagian-bagian utama dari mikrokontroler PIC16F84 (gambar 2.2), yaitu[1]:

1. ALU

Merupakan bagian mikrokontroler yang bertanggungjawab terhadap operasi

aritmetika (penjumlahan dan pengurangan) dan logika, termasuk pergeseran dalam

register (

shifting

).

2. Memori Program

Memori program direalisasikan dalam teknologi FLASH memori yang

memungkinkan pemrogram melakukan program hapus-tulis hingga berulang kali.

3. Program counter

Merupakan suatu register 13 bit yang berisi alamat instruksi yang sedang dieksekusi.

Program Counter

terbagi menjadi

byte

rendah (PCL) dan

byte

tinggi (PCH). PCL

bersifat dapat dibaca dan ditulis, sedangkan PCH hanya dapat ditulis.

4. Register status

Register status berisi status aritmetika dan ALU (C, DC, Z), status reset (TO, PD) dan

bit-bit pemilih memori (IRP, RP1, RP0).

5. Pembangkit c

lock -

osilator

Rangkaian osilator yang dibutuhkan oleh mikrokontroler untuk menyediakan

clock

bagi mikrokontroler.

6. Unit I/O

Agar mikrokontroler dapat berkomunikasi dengan dunia luar, maka harus ada

terminal yang menghubungkan keduanya. Terminal tersebut dinamakan

port

I/O yang

(27)

7. Timer

Timer

digunakan untuk keperluan menghasilkan tunda, mencacah pulsa, mengetahui

keberadaan proses yang sedang berlangsung, dan sebagainya.

2.2.2 Instruksi-instruksi Untuk Seri PIC16

Mikrokontroler seri PIC16 tergolong mikrokontroler jenis RISC sehingga instruksi

yang digunakan relatif sedikit, hanya 35 instruksi. Instruksi-instruksi tersebut tersebut terdiri

atas 6 instruksi untuk transfer data, 15 instruksi untuk operasi aritmetika dan logika, 2

instruksi pengarah aliran program dan instruksi umum.

2.2.2.1 Instruksi-instruksi Transfer Data

Transfer data dalam mikrokontroler dilakukan antara register kerja “w” (working

register) dan register file F (baik GPR maupun SFR). Instruksi transfer data digunakan untuk

memindahkan data antar register.

1. movlw = digunakan untuk memindahkan nilai literal ke register W. Dengan instruksi

ini kita dapat memuati register W dengan nilai tertentu.

2. movwf = digunakan untuk memindahkan isi register W ke register f. Dengan instruksi

ini kita dapat menyalin isi register W ke register f. Dalam hal ini isi register W tidak

berubah.

3. movf = digunakan untuk memindahakan isi register f ke register W jika d=0 atau ke

register f jika d=1.

4. clrw = digunakan untuk membersihkan isi register W. Dengan instruksi ini register W

akan diisi dengan 00h.

5. clrf = digunakan untuk membersihkan register f. Register f akan diisi nilai 00h.

6. swapf = digunakan untuk saling menukarkan 4 bit (nibble) atas dengan 4 bit (nibble)

(28)

2.2.2.2 Instruksi-instruksi Aritmetika dan Logika

Mikrokontroler PIC seri 16 hanya mengenal operasi aritmetika berupa penjumlahan

dan pengurangan. Bendera C, DZ, dan Z akan ditetapkan menurut hasil dari operasi ini,

dengan satu pengecualian, pengurangan dilakukan sebagai penjumlahan terhadap nilai

negatif. Unit logika pada seri PIC16 dapat melakukan operasi AND, OR (Inclusive OR),

XOR, COMF, dan rotasi RLF/RRF.

1. addlw = digunakan untuk menjumlakan suatu literal dengan register W, dan hasilnya

disimpan di register W.

2. addwf = digunakan untuk menjumlahkan isi register W dengan register f, kemudian

hasilnya disimpan di tujuan d.

3. sublw = digunakan untuk mengurangkan isi register W dari suatu nilai literal, hasilnya

disimpan di register W.

4. subwf = digunakan untuk mengurangkan isi register W dari register f, hasilnya

disimpan di tujuan d.

5. andlw = digunakan untuk melakukan operasi logika AND antara nilai literal dengan

register W. Hasil operasi diletakkan kembali di register W.

6. andwf = digunakan untuk operasi logika AND antara register W dengan register f,

hasil disimpan di tujuan d.

7. iorlw = digunakan untuk melakukan operasi OR antara register W dengan nilai literal

k. Hasil operasi ini disimpan di register W.

8. iorwf = digunakan untuk operasi logika OR antara register W dengan register f,

hasilnya ditempatkan di tujuan d.

9. xorlw = digunakan untuk operasi logika

Exclusive

OR (XOR) antara register W

(29)

10. xorwf = digunakan untuk operasi XOR antara register W dengan register f, hasilnya

ditempatkan di tujuan d.

11. incf = digunakan untuk menaikkan 1 nilai register f, kemudian hasilnya diletakkan di

tujuan d.

12. decf = digunakan untuk mengurangi 1 nilai register f, kemudian hasilnya diletakkan di

tujuan d.

13. rlf = digunakan untuk menggeser kiri bit-bit dalam register f. Hasil penggeseran

disimpan di tujuan d.

14. rrf = digunakan untuk menggeser kanan bit-bit dalam register f. Hasil pergeseran

diletakkan di tujuan d.

15. comf = digunakan untuk mendapatkan nilai komplemen dari isi register f. Nilai

komplemen tersebut kemudian disimpan di tujuan d.

2.2.2.3 Instruksi-instruksi Operasi Bit

Operasi bit dilakukan dengan instruksi BCF atau BSF. Instruksi ini digunakan untuk

menetapkan atau menghapus suatu bit dalam sebuah register.

1. bcf = digunakan untuk membersihkan suatu bit pada register f. Bit yang bersangkutan

akan diberi logika 0.

2. bsf = digunakan untuk menetapkan suatu bit pada register f. Bit yang bersangkutan

(30)

2.2.2.4 Instruksi Pengarah Aliran Program

Instruksi –instruksi akan dapat mengalihkan aliran program pada kondisi-kondisi

tertentu.

1. btfsc = digunakan untuk menguji logika suatu bit pada register f. Jika hasilnya “0”,

instruksi berikutnya dilompati (tidak dieksekusi), sedangkan jika hasilnya “1”,

instruksi berikutnya tetap dieksekusi.

2. btfss = digunakan untuk memeriksa bit pada register f. Jika nilainya”1”, lompati

instruksi berikutnya, jika “0” instruksi berikutnya tetap dieksekusi.

3. decfsz = digunakan untuk melakukan pengurangan register f dengan 1.Jika bernilai

“0” instruksi berikutnya dilompati. Hasil disimpan di tujuan d.

4. incfsz = digunakan untuk melakukan penambahan register f dengan 1. Jika hasilnya

“0” instruksi berikutnya dilompati. Hasil disimpan di tujuan d.

5. goto = digunakan untuk mengarahkan program ke suatu tempat dengan nama atau

alamat tertentu.

6. call = digunakan untuk memanggil suatu subrutin.

7. return = digunakan untuk kembali dari subrutin ke program utama yang

memanggilnya. Setelah kembali, program akan melanjutkan mengerjakan instruksi

berikutnya.

8. retlw = instruksi ini serupa dengan return, namun saat kembali dari subrutin, register

w akan diberi nilai literal k yang menyertainya.

9. retfie = digunakan untuk mengakhiri suatu rutin interupsi agar program dapat kembali

(31)

2.2.2.5 Instruksi-instruksi lain

1. nop = tidak ada yang dikerjakan

2. clrdwt = digunakan untuk mereset WDT. Saat WDT di

enable

, WDT harus direset

sebelum mencapai

overflow

karena apabila dibiarkan akan menyebabkan

mikrokontroler reset.

3. sleep = digunakan untuk membawa mikrokontroler ke keadaan

stand-by

. Mode sleep

sangat bermanfaat untuk menghemat daya pada aplikasi.

(32)

2.2.3 Register Status

Register status berisi status aritmetika dari ALU (C, DZ, Z), status reset (TO, PD) dan

bit-bit pemilih

bank

memori (IRP, RP0, RP1).

bit 7

bit 6

bit 5

bit 4

bit 3

bit 2

bit 1

bit 0

IRP

RP1

RP0

TO

PD

Z

DC

C

Gambar 2.3 Format register status

Bit 0 = C (

Carry

)

Transfer

Bit C merupakan bit yang dipengaruhi oleh operasi penjumlahan, pengurangan, dan

pergeseran.

1 =

transfer

tejadi dari bit tertinggi (MSB) pada hasil operasi

0 = tidak terjadi

transfer

Instruksi yang mempengaruhi ADDWF, ADDLW, SUBLW, SUBWF.

Bit 1 = DC (

Digit Carry

) DC

transfer

Bit DC juga dipengaruhi oleh operasi penjumlahan, pengurangan, dan pergeseran. Bit

DC menyatakan terjadinya transfer dari bit 3 ke bit 4 pada operasi penjumlahan, atau transfer

dari bit 4 ke bit 3 pada operasi pengurangan, atau operasi pergeseran antara bit 3 dan bit 4

dengan arah manapun.

1 = terjadi transfer antara bit 3 dan bit 4

0 = tidak terjadi

transfer

Bit 2 = Z (Zero bit)

Bit Z akan mengindikasikan apabila hasil operasi adalah nol. Bit ini akan diset jika

hasil operasi aritmetika atau logika sama dengan nol.

1 = hasil operasi sama dengan nol

0 = hasil operasi tidak sama dengan nol

(33)

Bit PD akan diset ketika

power supply

mulai ON atau setelah eksekusi instruksi

CLRWDT. Instruksi SLEEP akan mereset bit ini ketika mikrokontroler mulai memasuki

mode SLEEP.

1 = sesudah

power supply

ON

0 = saat eksekusi instruksi SLEEP

Bit 4 = TO (

Time Out

, WDT

overflow

)

Bit ini diset setelah

power supply

ON, eksekusi CLRWDT dan instruksi SLEEP.

Reset pada bit ini akan terjadi saat WDT

overflow

.

1 =

overflow

tidak terjadi

0 =

overflow

terjadi

Bit 5, 6 = RP1, RP0 (

Request Bank Select Bit

)

Kedua bit ini merupakan bit-bit pemilih

bank

pada mode pengalamatan langsung. Bit

RP0 tidak difungsikan karena bit ini hanya disisakan untuk keperluan ekspansi mendatang.

01 = bank 1

00 = bank 0

Bit 7 = IRP (

Register Bank Select Bit

)

Bit IRP digunakan untuk memilih

bank

pada pengalamatan tidak langsung.

1 =

bank

2 dan

bank

3

2 =

bank

1 dan

bank

0

2.3 Pendeteksi Putaran Motor

Untuk mendeteksi adanya putaran yang terjadi, maka diperlukan sensor. Sensor

yang akan dipergunakan disini adalah sebuah LED inframerah dan sebuah fototransistor.

Untuk rangkaian pemancarnya menggunakan LED inframerah sebagai sumber inframerah

(34)

2.3.1 LED inframerah

LED inframerah merupakan satu komponen yang prinsip kerjanya sama dengan

LED biasa. Saat menghantar arus LED inframerah juga memancarkan cahaya. Perbedaan

cahaya yang dipancarkan berupa cahaya tidak tampak, sedangkan pada LED biasa cahaya

yang dipancarkan tampak.

LED inframerah juga dilengkapi lensa untuk memfokuskan cahaya inframerah,

sehingga dapat membentuk berkas yang sempit dengan tujuan supaya jangkauan pancaran

cahaya mempunyai jarak yang jauh. Dengan demikian dapat ditransmisikan ke pendeteksi

cahaya infra merah (

fototransistor

) dengan cara menyinari pada daerah basisnya, sehingga

cahaya yang ditransmisikan oleh LED inframerah dapat diubah menjadi sinyal listrik.

Rangkaian pemancar dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Rangkaian sumber cahaya

.(2.2)

.

...

...

...

...

...

)

1

.

2

..(

...

...

...

...

...

...

)

(

=

+

×

=

F F CC d

F d F CC

I

V

V

R

V

R

I

V

Vcc = tegangan 5V

V

F

= tegangan dioda

I

F

= arus IRLED

(35)

2.3.2 Fototransistor

Fototransistor merupakan transduser optis karena komponen tersebut dapat

mengubah efek cahaya (sinar inframerah) menjadi sinyal listrik. Fototransistor terbuat dari

bahan dasar silikon dan dapat menghantarkan listrik saat terkena cahaya inframerah.

fototransistor pada dasarnya memiliki prisip kerja yang sama dengan transistor, namun pada

fototransistor arus basis digantikan oleh bias cahaya yang diterima pada kaki basis

fototransistor. Pada fototransistor, arus basis dipengaruhi oleh cahaya infra merah yang

mengenai permukaan dari fototransistor, sehingga ketika cahaya infra merah mengenai

permukaan fototransistor akan timbul arus

basis

(I

B

). Keadaan tersebut akan menyebabkan

resistansi emiter-kolektor

akan menjadi kecil sekali mendekati nol, sehingga arus akan

mengalir ke kaki kolektor (I

C

). Hal ini menyebabkan tegangan pada kaki kolektor mendekati

0V. Keadaan tersebut menyatakan keadaan transistor dalam keadaan

on

. Sebaliknya apabila

tidak ada cahaya infra merah atau dapat dikatakan dalam keadaan gelap, maka tidak ada I

B

.

Ketika tidak ada arus I

B

, maka resistansi emiter-kolektor menjadi besar dan tidak ada arus

kolektor (I

C

), sehingga tegangan di kaki kolektor terhadap

ground

(Vc) sama dengan Vcc,

sehingga transistor dalam keadaan

off

. Rangkaian penerima dapat dilihat pada gambar 2.5.

(36)

Besarnya arus kolektor yang dihasilkan pada rangkaian dipengaruhi oleh bias

cahaya yang dihasilkan oleh LED inframerah. Besarnya arus kolektor dapat diperoleh dari

persamaan matematis, sebagai berikut:

λ

β

I

I

C

=

... (2.3)

λ

I

adalah intensitas cahaya yang diterima oleh kaki basis

fototransistor

. Persamaan

matematis untuk mencari nilai R

E

adalah:

2.5)

(

...

...

...

...

)

4

.

2

..(

...

...

...

...

...

...

=

=

C CE CC E

E CE CC E

I

V

V

R

R

V

V

I

Besarnya V

O

dari gambar 2.4 jika

fototransistor

mendapat bias cahaya dari LED

inframerah dapat diperoleh melalui persamaan matematis 2.6.

E E

O

I

R

V

=

×

……….. (2.6)

2.4 Pengkondisi Sinyal

Pengkondisi sinyal disini menggunakan IC74LS14 yang di dalamnya terdapat

rangkaian

schmitt trigger

.

Schmitt trigger

merupakan suatu rangkaian yang digunakan

sebagai pembanding tegangan yang telah melintasi suatu peringkat tertentu[2].

Schmitt

trigger

berfungsi untuk membuat gelombang keluaran dari sensor menjadi kotak penuh,

sehingga memperjelas kondisi 0 dan 1 atau disebut juga sebagai pembentuk pulsa.

Pada gambar 2.6 terlihat bentuk gelombang sinyal masukan yang mempunyai waktu

naik-turun yang sangat lambat. Bentuk seperti ini akan dapat menyebabkan operasi dan

(37)

berhubungan langsung ke rangkaian penghitung atau rangkaian lainnya. Untuk itu perlu

ditambahkan rangkaian pengkondisi sinyal yang berupa pembanding histerisis.

Gambar 2.6 Bentuk gelombang masukan dan keluaran pembanding histerisis

Rangkaian pada pembanding histerisis menghasilkan bentuk gelombang dengan

pinggiran naik dan pinggiran turun yang tajam dan waktu naik-turun yang cepat. Waktu

bangkit yang cepat ini sangat dibutuhkan karena rangkaian-rangkaian dimaksudkan untuk

bekerja dengan tegangan masukan dua keadaan.

Tabel 2.3. Tabel fungsi IC 74LS14

Masukan

Keluaran

L

H

H

L

Keterangan : H = Level logika

HIGH

, L = Level logika

LOW

2.5 LCD HD44780U

LCD (

Liquid Crystal Display

) adalah suatu tampilan (

display

) dari bahan cairan

kristal yang dioperasikan dengan menggunakan sistem dot matriks. Pada perancangan alat ini

(38)

sebanyak 32 karakter. Masing-masing karakter tersebut terbentuk dari susunan

dot

yang

berukuran 8 baris dan 5 kolom

dot

seperti terlihat pada gambar 2.7

.

Jenis LCD yang

digunakan dalam perancangan alat ini adalah LCD HD44780U, dimana interface LCD

dengan mikrokontroler dapat dilakukan dengan sistem 4-bit ataupun 8-bit.

Tiap segment

Layar LCD terdiri dari 5 x 8

dot

Gambar 2.7 Layar LCD 2

×

16

Total jumlah karakter yang dapat ditampilkan sekaligus dalam satu layar adalah

sebanyak 32 karakter, dimana masing-masing karakter tersebut, terbentuk dari susunan

titik-titik (

dot

) yang berukuran 5 x 8.

Tabel 2.4 Pin LCD HD44780U

Nomor Pin

Simbol

1

V

EE

(0V)

2

V

CC

(5V)

3

GND (0V)

4

RS

5

R/W

6

E

7

DB0

8

DB1

9

DB2

10

DB3

11

DB4

12

DB5

13

DB6

14

DB7

15

A

(39)

Deskripsi pin:

1. DB0 s/d DB7, merupakan jalur data yang dipakai untuk menyalurkan kode ASCII

maupun perintah pengatur kerja LCD tersebut.

2. RS

(Register Select),

merupakan pin yang dipakai untuk membedakan jenis data yang

dikirim ke LCD. Jika RS berlogika ‘0’ maka data yang dikirim adalah perintah untuk

mengatur kerja LCD tersebut, jika RS berlogika ‘1’ maka data yang dikirim adalah

kode ASCII yang ditampilkan.

3. R/W

(Read/Write),

merupakan pin yang digunakan untuk mengaktifkan pengiriman

dan pengambilan data ke dan dari LCD. Jika R/W berlogika ‘0’ maka akan diadakan

pengiriman data ke LCD, jika R/W berlogika ‘1’ maka akan diadakan pengambilan

data dari LCD.

4. E

(Enable)

, merupakan sinyal sinkronisasi. Saat E berubah dari logika ‘1’ ke ‘0’,

maka data di DB0 s/d DB7 akan diterima atau diambil dari

port

mikrokontroler.

5. A

(Anoda)

dan K

(Katoda)

, merupakan pin yang digunakan untuk menyalakan

backlight

dari layer LCD.

2.6 Rangkaian Reset

Reset digunakan untuk mengembalikan mikrokontroler pada kondisi awal. Pada

keadaan tertentu, mikrokontroler dapat memasuki kondisi tak tentu akibat terjebak dalam

suatu loop atau sebab lain. Hal ini semacam “

hang up

” pada komputer.

Pada saat mikroprosesor mendapat reset, alamat dari

Program Counter

(PC) pada

mikroprosesor akan otomatis berisi nilai paling kecil ataupun paling besar (tergantung

arsitektur dari prosesor) dimana nilai pada

Program Counter

tersebut menunjuk ke alamat

program yang paling awal yang terdapat di dalam ROM

.

Rangkaian reset harus bisa

(40)

dikenal dengan

Power on Reset

, hal ini fungsinya untuk menjamin bahwa mikroprosesor

memulai mengambil instruksi dari awal program. Secara umum rangkaian untuk melakukan

reset terdiri dari 2 macam, yakni:

1.

Reset active high

: reset akan terjadi bila pada pin reset mendapat logika 1

selama beberapa saat.

2.

Reset active low

: reset akan terjadi bila pada pin reset mendapat logika 0

selama beberapa saat..

Pada kebanyakan mikroprosesor dibutuhkan waktu beberapa saat pin reset

mendapat logika 1 supaya terjadi reset, tetapi untuk PIC16F84 diberikan logika 0 untuk reset,

sehingga yang digunakan dalam perancangan ini adalah rangkaian

reset active low

.

gambarnya dapat dilihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Reset

active low

Pada saat pertama rangkaian di atas mendapat power, tegangan pada titik x

(tegangan kapasitor) akan sama dengan 0, sehingga terjadi reset. pada saat muatan di

kapasitor terisi dan mendekati penuh, maka pada titik x akan mulai muncul tegangan, yang

(41)

ditekan, seluruh muatan pada kapasitor maupun tegangan yang mengalir pada R akan

dialirkan semua ke

ground

(titik yang lebih rendah), sehingga titik x akan berlogika 0 dan

terjadilah reset. Waktu reset tersebut dapat dihitung dengan rumus T = RC. Untuk keamanan

dan untuk mencegah

bouncing

dari tombol reset yang dapat menyebabkan reset terjadi

beberapa kali meskipun tombol cuma sekali ditekan, maka ada baiknya pin reset diberi logika

0 selama lebih kurang 20 - 100 ms. Cara menanggulanginya adalah dengan mengatur nilai

pada resistor dan kapasitor yang mempengaruhi lama pengisian dan pembuangan muatan dari

kapasitor. Cara untuk menentukan nilai ini ialah dengan mencari konstanta waktu ( τ ),

dengan τ = R.C. Nilai τ menunjukkan waktu yang dibutuhkan kapasitor untuk melakukan

charging / discharging

sebesar 63,7 % dari tegangan catu, dan waktu yang dibutuhkan untuk

charging / discharging

penuh ialah 5 kali konstanta waktu (5.τ). Umumnya nilai R untuk

(42)

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1 Perancangan Perangkat Keras

Gambar dibawah ini merupakan blok diagram pada perancangan perangkat keras.

Gambar 3.1 Blok diagram alat ukur pencacah banyaknya putaran motor

3.2 Pendeteksi Putaran Motor

Rangkaian pendeteksi putaran motor dalam perancangan ini berfungsi untuk

mendeteksi ada atau tidaknya tanda hitam pada beban motor (piringan), untuk itu

ditempelkan tanda hitam/gelap pada piringan tersebut (seperti terlihat pada gambar 3.2).

Terdeteksinya tanda hitam menandakan telah terjadinya 1 putaran.

Gambar 3.2 Penempelan tanda hitam pada motor

(43)

Sensor pendeteksi putaran motor disini menggunakan rangkaian LED inframerah

sebagai rangkaian sumber cahaya dan rangkaian fototransistor sebagai penerima cahaya.

Suatu putaran terdeteksi jika pancaran cahaya infra merah tersebut terkena tanda hitam pada

motor, sehingga pancaran cahaya tersebut akan dipantulkan dan diterima oleh fototransistor

ditunjukkan gambar 3.3.

Gambar 3.3 Keadaan sensor mengenai tanda hitam

Jika cahaya inframerah tidak terkena tanda hitam (terkena badan piringan), maka

cahaya inframerah tidak akan dipantulkan ke fototransistor (gambar 3.4).

Gambar 3.4 Keadaan sensor mengenai badan piringan

Rangkaian pendeteksi putaran motor mempunyai dua bagian yaitu rangkaian

(44)

3.2.1 Rangkaian Sumber Cahaya

Rangkaian sumber cahaya dari rangkaian deteksi putaran motor pada perancangan

ini menggunakan sebuah LED inframerah, rangkaian sumber cahaya dapat dilihat pada

gambar 2.5. Keluaran LED inframerah berupa bias cahaya dengan intensitas tertentu dan

dianggap sebagai sumber arus bagi kaki basis fototransistor. Dalam menentukan hambatan R

d

sebagai pembatas arus pada LED inframerah, maka perlu diketahui tegangan bias maju dan

arus bias maju maksimum yang dimiliki oleh LED inframerah. Dari

datasheet

[4] diperoleh

data bahwa LED inframerah memiliki batas arus bias maju maksimum I

F

= 100mA dan

tegangan bias maju maksimum V

F

= 1.6V. Pada perancangan ini ditetapkan arus yang

mengalir pada LED inframerah sebesar I

F

= 20mA dan tegangan catu yang digunakan adalah

5V, sehingga dapat diperoleh nilai resistor Rd dari persamaan matematis 2.2 adalah:

=

=

170

02

,

0

6

,

1

5

d

R

Agar resistor dapat diperoleh di pasaran maka diambil nilai Rd yang mendekati

yaitu Rd = 180

.

3.2.2 Rangkaian Penerima

Bagian penerima cahaya dari rangkaian pendeteksi putaran adalah sebuah

fototransistor, rangkaian sumber cahaya dapat dilihat pada gambar 2.4. Pada perancangan

diinginkan fototransistor berprasikap sebagai saklar, sehingga fototransistor dibuat

saturasi

dengan cara membuat tegangan antara kaki kolektor dan emiter (V

CE

) = 0,4V, I

C

sat = 0,1 mA

sesuai dengan datasheet[4]. Keadaan tersebut dapat dicapai dengan cara memberi hambatan

pada kaki emiter (R

E

).

V

CC

yang diberikan pada fototransistor adalah V

CC

= 5V, I

E

I

C

sat sehingga dapat

(45)

=

k

R

E

46

0001

,

0

4

,

0

5

Pada perancangan digunakan nilai R

E

= 47k

yang ada di pasaran.

Besarnya V

O

dari gambar 3.5 jika fototransistor mendapat bias cahaya dari LED

inframerah dapat diperoleh melalui persamaan matematis 2.6. Jika I

E

hasil perancangan

adalah 1.8 mA, R

E

= 4700

maka dapat diperoleh nilai V

O

:

47000

0001

,

0

×

=

O

V

Volt

V

O

=

4

,

7

Jika fototransistor tidak mendapat bias cahaya dari LED inframerah maka tegangan

V

O

= 0V karena tidak ada arus I

E

yang mengalir melewati R

E

. Keadaan keluaran pendeteksi

putaran motor saat terdeteksi tanda hitam dan tidak ada tanda hitam yang dideteksi dari

perancangan dapat dilihat pada tabel 3.5.

Gambar 3.5 Rangkaian deteksi adanya putaran

(46)

Rangkaian pendeteksi putaran motor ini memiliki dua keadaan keluaran, jika ada

tanda hitam pada badan piringan maka keluaran rangkaian deteksi putaran adalah 0,25 V

(Logika ‘0’ IC 74LS14 dari

datasheet

[4]). Sebaliknya jika tidak ada tanda hitam pada badan

piringan maka keluaran rangkaian deteksi putaran adalah 3,4 V (Logika ‘1’ IC 74LS14 dari

datasheet

[4]).

3.3 Rangkaian Reset

Pada perancangan ini waktu reset 100 ms dengan menggunakan nilai kapasitor C =

10 uF maka nilai resistansi dapat dihitung sebagai berikut :

FxR

ms

10

µ

100

=

Κ Ω

=

=

10

10

.

10

10

.

100

6 3

R

Sehingga rangkaiannya menjadi:

VCC

PIC16F877

Reset

Res et 10k

10u

x

Gambar 3.6 Rangkaian reset

3.4 Koneksi LCD dengan Mikrokontroler PIC16F84

LCD yang dipakai pada pada alat pencacah ini menggunakan sistem pengiriman

data 8-bit dan diperlukan 10 jalur data untuk berhubungan dengan sistem mikrokontroler

(47)

FRANKIE TJANDRA

NIM = 015114022

1. Delapan jalur data untuk mengirimkan data instruksi dan data karakter yang akan

ditampilkan, kedelapan jalur tersebut secara berurutan yaitu kaki 7 (DB0), kaki 8 (DB1),

kaki 9 (DB2), kaki 10 (DB3), kaki 11 (DB4), kaki 12 (DB5), kaki 13 (DB6), kaki 14

(DB7).

2. Dua jalur lainnya adalah kaki 4 (RS

/Register select

), dan kaki 6 (E

/Enable

).

Gambar 3.7. LCD dengan Pengiriman data 8 bit

3.4.2 Tampilan Perkenalan

Gambar 3.8 Tampilan perkenalan pada LCD

Begitu tombol power ditekan, maka LCD akan menampilkan nama dan nomor mahasiswa

(48)

PENCACAH PUTARAN

CACAH = 7654321

selesai

3.4.3 Tampilan Pencacah

Gambar 3.9 Tampilan pencacah pada LCD

Keterangan:

1. Pencacah satuan

2. Pencacah puluhan

3. Pencacah ratusan

4. Pencacah ribuan

5. Pencacah puluhan ribu

6. Pencacah ratusan ribu

7. Pencacah jutaan

3.4.4 Tampilan Akhir

Gambar 3.10 Tampilan akhir

Setelah pencacah mencapai cacahan 9.999.999, maka LCD akan menampilkan tulisan

(49)

3.5 Diagram Alir

3.5.1 Diagram Alir Utama

mulai

Inisialisasi pencacah dan inisialisasi LCD

Tampilan tunggu

Start ditekan?

Ya

Tidak

Deteksi sensor

Pencacah mencacah Ada tanda

hitam?

Tidak

Ada

Selesai

Gambar 3.11 Diagram alir utama

Inisialisasi pencacah berisi pemesanan tempat register untuk menyimpan data

unit-unit pencacah dan pemberian nilai awal tiap unit-unit pencacah. Inisialisasi LCD digunakan untuk

mengkonfigurasikan tampilan LCD sesuai dengan tampilan yang kita kehendaki. Tampilan

tunggu berisi tampilan perkenalan yang mencakup Nama Mahasiswa dan NIM, serta tampilan

(50)

dan pencacah akan mulai mencacah setiap kali sensor terkena tanda hitam yang dimulai dari

pencacah satuan.

3.5.2 Diagram Alir Pencacah Mencacah

Tambahkan ‘satuan’ dengan 1 Satuan >9? Tambahkan ‘puluhan’ dengan 1 Puluhan >9? Tambahkan ‘ratusan’ dengan 1 Mulai Ya Tidak Tampilkan LCD Tampilkan LCD Tampilkan LCD Tidak Ya Ribuan >9? Tambahkan ‘puluhan ribu’ dengan 1 Puluhan ribu >9? A Tampilkan LCD Ya Ya Tidak Tidak Tampilkan LCD Nolkan satuan Nolkan puluhan Nolkan ribuan Tambahkan ‘ribuan’ dengan 1 Nolkan ratusan Ratusan ribu>9? Tambahkan ‘jutaan’ dengan 1 Jutaan >9? Selesai Tampilkan LCD Ya Ya Tidak Tidak Tampilan LCD “SELESAI” Nolkan ratusan ribu Tambahkan ‘ratusan ribu’ dengan 1 Tampilkan LCD Ratusan>9? A A A Tidak Ya Nolkan puluhan ribu

(51)

Jika sensor mendeteksi tanda hitam, maka pencacah satuan akan ditambahkan dengan

1 kemudian tampilkan ke LCD. Kemudian jika satuan belum bernilai 9, maka satuan akan

ditambahkan 1 jika sensor mendeteksi tanda hitam. Jika satuan telah bernilai 9, maka nilai

satuan akan di-nol-kan dan pencacah puluhan ditambahkan dengan 1 kemudian tampilkan ke

LCD. Setiap pencacah satuan >9, maka pencacah puluahan akan ditambahkan dengan 1. Jika

nilai puluhan telah >9, maka nilai puluhan akan di-nol-kan dan pencacah ratusan akan

ditambahkan dengan 1 kemudian ditampilkan LCD. Demikian seterusnya sampai semua unit

pencacah bernilai 9, maka LCD akan menampilkan tulisan “SELESAI”.

3.5.3 Diagram Alir Tampil LCD

Pindahkan data PORTB ke W

Set pin RS pada LCD

Panggil tunda 200us

Panggil tunda 200us Set pin E pada

LCD

Clearkan pin E pada LCD

Panggil tunda 200us

Selesai Mulai

(52)

Data-data yang ada pada PORTB (yang akan ditampilkan) dipindahkan ke register W.

LCD akan menuliskan data dengan cara men-

set

pin RS (untuk mengakses register data)

kemudian men-

set

pin E (untuk penulisan data) dan men-

clear

-kannya lagi. Untuk tiap-tiap

langkah tersebut diberikan waktu delay agar LCD dapat mengakses perintah-perintah

(53)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Rangkaian Sensor

Pada rangkaian sensor ini terdiri dari pemancar dan penerima. Pada bagian pemancar

menggunakan infra merah, yang mana arus yang dibutuhkan pada perancangan untuk

memancarkan sinar infra merah yang baik atau kuat sekitar 20 mA agar jarak yang ditempuh

dapat maksimal. Jika dioda infra merah dialiri arus yang lebih besar dari 100 mA maka dioda

akan rusak (sesuai dengan

datasheet

). Pada rangkaian dioda infra merah ini digunakan

resistor yang besarnya 174 Ω menggunakan tegangan Vcc 5,02 V.

Dari pengamatan dioda infra merah didapatkan hasil pengukuran V

led

= 1,23 V dengan V

R

=

3,79 V, maka berdasarkan Hukum Ohm didapatkan:

mA

I

I

R

V

I

R

7

,

21

174

79

,

3

=

=

=

Sedangkan pada pengamatan didapatkan Id terukur 21,2 mA.

Tabel 4.1. Tabel pengamatan rangkaian sensor

Keadaan

Fototransistor

V

c

(V)

I

c

(mA)

74LS14

(V)

Terkena tanda hitam

4,02

0,02

0,04

Terkena badan piringan

0,15

0,1

4,4

Pada saat fototransistor menerima cahaya infra merah akan dalam keadaan jenuh

sehingga tegangan dikaki kolektor akan mendekati ground yaitu 0,1 V. Semakin fokus infra

merah tersebut terhadap fototransistor maka tegangan pada kaki kolektor akan semakin

mendekati ground (0 V)

(54)

Pada saat fototransistor terkena tanda hitam pada piringan motor maka tegangan pada

kaki kolektor akan naik menjadi 4,02 V. Kejadian tersebut akan menaikkan nilai cacahan

pada tampilan LCD.

Gambar dibawah ini merupakan gambar sinyal keluaran pada photo transistor.

Gambar 4.1 Sinyal keluaran pada phototransistor

4.2 Pengkondisi Sinyal

Perubahan tegangan dari tinggi ke rendah atau sebaliknya sudah dapat mengaktifkan

schmitt trigger yang dihubungkan pada kaki kolektor fototransistor. Perubahan tegangan pada

kaki kolektor ini akan di inisialisasikan oleh schmitt trigger perubahan logika rendah ke

tinggi yang keluaran dari schmitt trigger dengan perubahan yang sebaliknya dengan tegangan

yang terukur dari 3,78 V untuk logika tinggi menuju 0,16 V untuk logika rendah.

Dengan adanya perubahan ini maka didapatkan gambar dari keluaran dari

fototransistor dan schmitt trigger. Dengan melihat gambar gelombang keluaran saat

fototransistor terhalang dan tidak terhalang didapatkan bentuk gelombang yang kurang tegas

antara perubahan keadaan rendah ke tinggi maka diperlukan schmitt trigger untuk

memperbaiki gelombang dari fototransistor. Dari gambar keluaran schmitt trigger didapat

gelombang yang tegas antara perubahan keadaan tinggi ke rendah dengan bentuk gelombang

(55)

trigger ini selain berfungsi untuk memberikan bentuk gelombang kotak yang tegas yang

dibutuhkan IC TTL juga membalikkan keluaran dari tinggi ke rendah.

Gambar 4.2. Sinyal keluaran pada 74LS14

4.3 Program Mikrokontroler

Dari diagram alir dapat dibuat program pada mikrokontroler PIC16F84.Data yang tersimpan

dalam bentuk 8 bit disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.2. penyimpan data dalam berbagai format

Data

BCD unpacked

(8 bit)

BCD packed

(4 bit)

Biner

(4 bit)

ASCII

0

0000 0000

0000 0000

0000 0000

30H

1

0000 0001

0000 0001

0000 0001

31H

2

0000 0010

0000 0010

0000 0010

32H

3

0000 0011

0000 0011

0000 0011

33H

4

0000 0100

0000 0100

0000 0100

34H

5

0000 0101

0000 0101

0000 0101

35H

6

0000 0110

0000 0110

0000 0110

36H

7

0000 0111

0000 0111

0000 0111

37H

8

0000 1000

0000 1000

0000 1000

38H

9

0000 1001

0000 1001

0000 1001

39H

10

0000 0001

0000 0000

0001 0001

0000 1010

30H 31H

11

0000 0001

0000 0001

0001 0010

0000 1011

31H 31H

12

0000 0001

0000 0010

0001 0010

0000 1100

31H 32H

13

0000 0001

0000 0011

0001 0011

0000 1101

31H 33H

14

0000 0001

0000 0100

0001 0100

0000 1110

31H 34H

15

0000 0001

0000 0101

(56)

Penyimpan data menggunakan tipe data BCD

unpacked

(8 bit) memudahkan dalam

penampilan data, data mudah diubah menjadi format ASCII yang dapat ditampilkan secara

langsung melalui tampilan LCD. Sedangkan tipe data hexa lebih menghemat tempat. Format

data untuk hexa bila akan ditampilkan harus dilakukan konversi terlebih dahulu. Format data

hexa cocok untuk pengolahan data secara langsung.

4.4 Tampilan Pencacah

Berikut merupakan tampilan pencacah dengan 3 buah metode yang berbeda:

4.4.1 Metode manual

Metode ini dilakukan dengan cara memutar piringan pada motor sebanyak data yang

didapatkan seperti yang telah tertulis pada tabel 4.3.

Gambar 4.3 Sensor dan alat uji

Gambar 4.3 merupakan gambar sensor dan alat uji untuk pengujian data pada tabel

4.3 dan tabel 4.4

(57)

Tabel 4.3 Tabel pengamatan tampilan LCD terhadap tanda hitam.

Tanda Hitam ke-

Tampilan LCD

1

1

2

2

:

:

90

90

91

91

92

92

:

:

299

299

300

300

301

301

:

:

Dari pengambilan data pada metode ini, tampilan putaran pada LCD sesuai dengan

banyaknya sensor yang mendeteksi benda hitam

.

4.4.2

Metode Pemberian Tegangan

Metode ini dilakukan dengan menggunakan alat uji pada gambar 4.3 dengan cara

memberikan tegangan pada motor. Kecepatan motor pada alat uji dapat diketahui dari periode

pada keluaran 74LS14 (Gambar 4.2). Berikut merupakan data pengukuran:

Tabel 4.4 Data pengukuran jumlah putaran

No.

Periode

(ms)

Cacah=

Periode

60

rpm

(perhitungan)

Banyaknya cacah

1"

2"

5"

10"

1

58

1034

1030

2058

4655

10292

1038

2060

4650

10295

2

50

1200

1180

2390

5980

11803

1185

2397

5988

11813

3

34

1764

1756

3528

8792

17660

1758

3530

8797

17655

4

27

2222

2250

4470

11130

22516

2257

4473

11139

22526

5

25

2400

2391

4764

11855

23920

(58)

Jumlah putaran motor(rpm) =

Periode

putar

Waktu

(det)

……… (5.1)

Pengukuran banyaknya putaran motor dilakukan selama 1 menit, 2 menit, 5 menit,

dan 10 menit pada setiap periode. Banyaknya cacah putaran motor dalam perhitungan dapat

dibandingkan dengan data cacah putaran motor dalam waktu 1 menit.

Menurut rumusan 5.1, maka data perhitungan yang diperoleh pada tabel 4.4 masih

terdapat selisih dengan data pengamatan yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

1. Sulitnya mengukur/mengamati periode yang tepat pada layar osiloskop karena resolusi

pada osiloskop (keterbatasan alat ukur).

2. Sulit untuk menentukan waktu yang tepat pada motor untuk berhenti pada waktu yang

ditentukan.

4.4.3 Metode Perbandingan

Metode ini dilakukan dengan membandingkan dengan tampilan pada ‘mesin uji

kelelahan bahan’ dengan cara memberikan tanda hitam yang kecil/tipis pada motor yang

berputar. Berikut ini merupakan gambar hasil perbandingan putaran dengan ‘Alat Uji

Kelelahan Bahan’ pada Laboratorium Teknik Mesin.

(59)

Data-data perbandingan hasil putaran dengan ‘MesinUji Kelelahan Bahan’ dapat

dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Perbandingan jumlah putaran dengan ‘Alat uji kelelahan bahan’

No.

Jumlah putaran

LCD

Digital counter

Error (%) =

×

100

%

nt

DigitalCou

LCD

nt

DigitalCou

1

1142

1161

1,63

2

3760

3803

1,13

3

5668

5728

1,04

4

9103

9187

0,91

5

9243

9329

0,92

6

10074

10176

1

7

10823

10925

0,93

8

23993

24298

1,25

9

26198

26458

0,98

10

26450

26716

0,99

Dari data yang diperoleh pada tampilan cacah pada LCD masih terdapat

perbedaan/selisih dari tampilan pada ‘Mesin Uji Kelelahan Bahan’. Ini dapat berarti bahwa

alat ini sudah dapat untuk mendeteksi cacah putar pada kecepatan 2880 rpm, tetapi dengan

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengolahan data yang tersimpan dalam pencacah tergantung pada tipe data yang

dipakai pada pencacah.

2. Alat ini dapat dikembangkan untuk dapat menjadi alternatif pencacah pada ‘alat uji

kelelahan bahan’.

3. Dilihat dari segi ekonomis alat ini mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan

sensor mesin uji kelelahan bahan, yaitu lebih murah dan mudah didapat di

pasaran.

5.2 Saran

1. Jarak antara sensor dengan putaran motor

0,5cm agar dapat menghasilkan jumlah

cacahan yang baik.

2. Agar mudah mengamati putaran motor dengan baik, maka digunakan kecepatan

putaran motor yang rendah terlebih dahulu.

3. Sebaiknya digunakan tanda hitam yg kecil/tipis agar dapat menampilkan cacahan

yang benar.

4. Dengan mengurangi

level stack

yang digunakan, alat ini dapat dikembangkan lagi

untuk tampilan cacahan lebih dari 9.999.999.

5. Untuk menentukan kebenaran jumlah putaran yang terjadi pada ‘Mesin Uji

Kelelahan Bahan’, maka harus ada alat ukur yang dapat mengukurnya secara

tepat.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

1. Pratomo, Andi,

Belajar Cepat Dan Mudah Mikrokontroler PIC16F84

, Gramedia,

Jakarta, 2004

2. Stanley.W.O, “

Operational Amplifier With Linier Integrated Circuit

” New York. Mc.

Millan College Publishing Co. 1994

3. www.jdm.homepage.dk

(62)
(63)

Re

47k

Sensor

RPOT

CONTRAST

1

3

2

START

R1

10k

RANGKAIAN SENSOR

5 V

4MHz

XTAL

10k

R1

U1

PIC16F84

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

RA2

RA3

RA4/TOCKI

MCLR

Vss

RB0/INT

RB1

RB2

RB3

RB4

RB5

RB6

RB7

VD

D

OSC1/CLKIN

OSC2/CLKOUT

RA0

RA1

RESET

U2A

74LS14

1

2

14

7

Gambar

Gambar 2.1 Mikrokontroler PIC16F84
Tabel 2.3. Tabel fungsi IC 74LS14
Gambar 3.2 Penempelan tanda hitam pada motor
Gambar 3.11 Diagram alir utama
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan SLC (System Life Cycle.) Webcam dapat dimanfaatkan sebagai sistem keamanan dengan menggunakan metode deteksi

Akan tetapi penulis membatasi Teido no Fukushi yang akan dibahas hanya amari, mattaku, motto, totemo, zuibun, dan zutto yang hanya terdapat dalam contoh kalimat yang ada

The approach used to predict a missing streamflows data is the principle of information entropy, which is based on the probability of distribution of each river flow

Jika bauran promosi ini diterapkan untuk penjualan lembaga, pejabat, atau kandidat politik, hasilnya adalah bauran promosi politik ( promo- tion mix of politic ) yang terdiri

Didalam Majalah The Nihongo Journal Vol 12 penulis menemukan terdapat banyak kalimat yang menggunakan Teido no Fukushi, tetapi penulis hanya mengambil 5 kalimat, dari beberapa

Data kualitatif untuk produk Programming multimedia learning ini diperoleh dari komentar dari para mahasiswa. Data kualitatif digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

Dari sembilan atribut yang digunakan yaitu umur, pekerjaan, penghasilan, jenis asuransi, jangka waktu, cara bayar, mata uang, premi, dan jumlah hari dengan menggunakan

Jawaban: Sinetron India nggak suka kak, tapi yang bersambung-sambung gitu.. Kalau film india yang sekali tayang langsung habis, itu baru suka