• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 SEBAGAI DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendid

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20062007 SEBAGAI DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendid"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI

DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh

Valentina Anindhita Retnaning Puri NIM: 001114025

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP

KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISUIS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI

DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK

Oleh

Valentina Anindhita Retnaning Puri

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M. Si. Tanggal ……. Maret 2007

Pembimbing II

Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si. Tanggal ……… Maret 2007

(3)

KELOMPOK PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP

KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI

DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh Valentina Anindhita Retnaning Puri

NIM: 001114025

Telah dipertahankan di depan panitia penguji Pada tanggal 12 Maret 2007

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

SUSUNAN LENGKAP PANITIA PENGUJI

Nama lengkap Tanda tangan

Ketua : Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si. ………. Sekretaris : Fajar Santoadi, S. Pd . ………. Anggota : Drs. Puji Purnomo, M. Si. ………. Anggota : Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si. ………. Anggota : Dra. C. Larasati. Sr. Milburga C. B., M. Ed ……….

Yogyakarta, ……… Maret 2007

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D.

(4)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 14 Maret 2007

Penulis

Valentina Anindhita Retnaning Puri

(5)

PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP

KEBUTUHAN ANAK TAMAN KANAK-KANAK KELAS B TK KANISIUS DEMANGAN BARU YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SEBAGAI

DASAR USULAN TOPIK BIMBINGAN KELOMPOK Valentina Anindhita Retnaning Puri

Universitas Sanata Dharma 2007

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta yang memerlukan bantuan sekolah dan (2) menyusun usulan topik bimbingan kelompok tentang kebutuhan anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta menurut persepsi orang tua, yang pemenuhannya memerlukan bantuan sekolah.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. Subyek penelitian adalah seluruh orang tua anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta. Instrumen penelitian yang digunakan adalah “Kuesioner Kebutuhan Siswa TK” yang disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing. Data dianalisis menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut persepsi orang tua, kebutuhan anak Taman Kanak-kanak kelas B TK Demangan Baru Yogyakarta yang memerlukan bantuan sekolah antara lain (1) mampu makan sendiri, (2) mampu membuat garis tegak, garis datar dan lingkaran. Kebutuhan-kebutuhan lainnya dapat dilihat pada hasil penelitian bab IV halaman 64-66. Usulan topik-topik bimbingan kelompok yang sesuai dengan kebutuhan anak TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta kelas B di antaranya adalah (1) kerjasama dan (2) identitas diri.

(6)

PARENTS’ PERCEPTIONS OF THE NEEDS OF GRADE B STUDENTS OF KANISIUS DEMANGAN BARU KINDERGARTEN, YOGYAKARTA, IN THE ACADEMIC YEAR 2006/2007, AS A BASIS FOR THE TOPIC

OF GROUP GUIDANCE PROPOSAL

Valentina Anindhita Retnaning Puri Sanata Dharma University

2007

The aims of the research are (1) to know the parents’ perceptions of the needs of Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakarta, which require shool help, and (2) to construct a proposal for group guidance topic regarding the needs of Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakarta, as perceived by the parents, which require school help for their fulfillment .

The research is descriptive, using survey method. The research’s subjects are the parents of all Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakata. The instrument of the research is a questionnaire, titled “Questionnaire of the Needs of Kindergarten Students”, constructed by researcher under the guidance of the researcher’s advisor. The data are analyzed using Pearson’s Product Moment Correlation.

The result of research shows that according to the perceptions of the parents, the needs of Grade B Students of Kanisius Demangan Baru Kindergarten, Yogyakarta, that require school help are (1) the ability to draw a vertical line, a horizontal line, and the circle. The other needs can be look at chapter IV, on pages 64 – 65. The group guidance topics that are appropriate for the needs of Grade B students of Kanisius Demangan Baru Kindergaren, Yogyakarta, are (1) cooperation, and (2) self identity.

(7)

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas penyertaan dan segala kelimpahan rahmat dan berkatNya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa pernyertaanNya penulis merasa tidak mampu menghadapi segala rintangan dan hambatan selama proses penulisan skripsi ini.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini diberi judul “Persepsi Orang Tua Terhadap Kebutuhan Anak Taman Kanak-kanak Kelas B TK Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 Sebagai Dasar Usulan Topik Bimbingan kelompok”

Proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak berupa saran, nasehat, bimbingan, pemikiran, waktu, tenaga, dan dukungan. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D. selaku Dekan FKIP yang telah memberi kesempatan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. M. M. Sri Hastuti, selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menulis skripsi ini sampai selesai.

3. Drs. Puji Purnomo, M. Si sebagai Pembimbing I yang telah bekerja keras penuh kesabaran dan banyak memberi masukan dan perbaikan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik.

4. Dra. M. J. Retno Priyani, M. Si sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberi masukan, perbaikan dan bantuan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

5. Bapak Dr. St. Suwarsono yang telah membantu mengedit abstrak dalam Bahasa Inggris.

(8)

7. Kepala Sekolah TK Tumus Asih Yogyakarta atas kesempatan dan ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengadakan uji coba instrumen penelitian.

8. Orang tua murid TK Kanisius Demangan Baru 2006/2007 yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

9. My beloved family, Bapak Fr. Y. Kartika Budi atas segala bantuan dan pengertian serta kesabarannya dalam menyelesaikan tanggung jawabku, dan My Mom Fr. Tatiek Sucahyati, terima kasih atas doa, kesabaran, pengertian, peneduhan, dan terutama atas cinta kasih yang tak pernah putus; my sweety sister Mita, terim a kasih atas segala dukungan, sindiran-sindiran termasuk materinya. Waiting for me in pulau Dewata my sister!

10. Michaelle Yudhatama dan Hercules Yudhatama yang selalu menjadi ‘my guardian angel’. I really love you!

11. Teman-teman di TK/TB Ceria Timoho, terutama Bunda Yani yang sudah sangat memberi kelonggaran waktu dan tugas kantor, Mr Suryo atas semangat dan sindiran-sindiran yang cukup pedas tapi benar-benar membangunku, Ms Dini, terima kasih sudah mau menggantikanku untuk masuk, mas Fiji dan semua karyawan Ceria, dan murid-muridku terutama Red Class yang menberikan inspirasi untuk skripsiku, juga penghiburan di kala aku jenuh.

12. Delta Udeng Hunnie Mercia yang dengan sepenuh hati membantu menganalisis, dan memberi nasihat-nasihat kepadaku. Terima kasih atas segala waktu, tenaga, pikiran, dan hati yang sudah kamu berikan, “Aku lulus Hun….!” Juga temen-temen Airsoft + Rescue; Kur-kur, Danang + Ijonk, Ari ‘Porn’, Krisna + Ajeng, Fajar, Gelar, Thank for the great time I ever had with all of you..!

13. Kang Mo ku, terimakasih karena telah benar-benar mengerti aku seutuhnya dan menjadi tempat sampahku, juga bantuanmu meredakan ketegangan emosi, dan pikiranku serta “aroma therapy” nya yang benar-benar rileks. Juga Mbah Dedi, pak Hendro ‘tomblok’, si om, dan pak Ndon.

(9)

15. Mas Tito, atas segala dukungan spiritual dan kobaran semangatnya,dan Mas ‘Nu karena mengerti aku.

16. Penghuni gang buntu 20e terutama lantai atas; Den bagus Heru, komputermu berjasa sekali!!, Datuk, kapan nonton ayang umpyung maen lagi bro…, Aa odhong..,Tejo….terima kasih kartunnya yah, Beta, dan temen-temen lain, terima kasih.

17. Senja di ujung merapi, The Beatles, Rolling Stone, Iwan Fals, Kitaro, Shaggy Dog, yang selalu memberi nafas baru saat nafasku mulai tersengal.

18. Donny ‘ kumprung’ Riatmanto atas kisah petualangan kita yang indah ketika ber adventure mengejar senja dan proses hidup yang beberapa waktu ini kujalani bersamamu, dengan air mata, senyum, dan egoisme kita. Terima kasih atas rengkuhan tanganmu yang menarikku dari keputusasaanku. God know what I feel!. Kutunggu janjimu untuk kisah petualangan kita selanjutnya “menikmati senja di gunung apa lagi?, touring bersama Molek lagi? atau mengarungi jeram-jeram Ello?”

19. Antok ‘simbah’ terimakasih atas segala wejangannya dan sudah menjadi simbah yang baik hati dan pengertian. “tunggu duriannya ya..”

20. Semua fihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga skripsi dapat penulis selesaikan dengan baik.

Semoga kebaikan semua fihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh rahmat, berkat, dan kasih yang melimpah dari Tuhan yang Maha kasih.

Maret 2007

(10)

Tabel Halaman

I. Subyek Penelitian ……… 43

II. Sebaran Item-item Kuesioner per Aspek ……… 44

III. Reliabilitas Setiap Item pada Setiap Aspek ……….. 49

IV. Validitas Setiap Item ………. 53

V. Hasil Penelitian ………... 57

VI. Usulan Topik Bimbingan Kelompok ………. 91

(11)

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……….. v

ABSTRAK……….. vi

ABSTRACT……… vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……… xv

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Perumusan Masalah……… 2

C. Tujuan Penelitian……… 2

D. Manfaat Penelitian ……… 3

E. Definisi Operasional………. 3

F. Variabel Penelitian………. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 6

A. Persepsi……….. 6

B. Hakekat Perkembangan Anak-Anak……….. 8

(12)

E. Pengertian Dan Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-kanak……….. 24

F. Hubungan Antara Kebutuhan Anak Taman Kanak-Kanak dan Program Bimbingan Konseling……… 40

G. Alur Pengembangan Program Bimbingan ……… 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………. 43

A. Jenis Penelitian……… 43

B. Subyek Penelitian………... 43

C. Alat Pengumpulan Data………. 44

1. Kuesioner………. 44

2. Uji Coba Alat Penelitian……….. 46

3. Reliabilitas Instrument Penelitian……… 47

4. Validitas Instrument Penelitian……… 51

D. Teknik Analisis Data………. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 57

A. Hasil Penelitian ……….. 57

B. Pembahasan ……… 66

BAB V USULAN MATERI BIMBINGAN KELOMPOK……… 91

BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN……….. 103

A. Ringkasan………... 103

B. Kesimpulan………... 107

C. Saran-saran ……….………….. 108

DAFTAR PUSTAKA……….…………. 110

(13)

Lampiran Halaman

1. Angket ……… 113

2. Tabel Skor Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ……… 120

3. Koefisien Reliabilitas dan Validaitas Item Kuesioner ………. 124

4. Tabel Skor Hasil Penelitian ………. 126

5. Surat Permohonan Ijin untuk Melakukan Penelitian ……….. 130

6. Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Coba Penelitian……… 131

7. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……… 132

(14)

Tabel Halaman

I. Subyek Penelitian ……… 43

II. Sebaran Item-item Kuesioner per Aspek ……… 44

III. Reliabilitas Setiap Item pada Setiap Aspek ……….. 49

IV. Validitas Setiap Item ………. 53

V. Hasil Penelitian ………... 57

VI. Usulan Topik Bimbingan Kelompok ………. 91

(15)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kunci keberhasilan hidup manusia adalah ketika seseorang dapat menjalani masa kanak-kanaknya dengan baik dan bagaimana orang-orang dewasa di sekitarnya memahami masa kanak-kanak tersebut. Terpenuhinya berbagai kebutuhan seseorang pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan mereka. Sejalan dengan pernyataan diatas, Conny (2002: 5) juga menuturkan bahwa hubungan yang harmonis antara anak dan orang tua di dalam keluarga akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjutnya.

Orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Anak-anak belajar hal baru pertama kali dari orang tua mereka. Proses belajar pada masa kanak-anak awal adalah proses imitasi, yaitu proses meniru. Anak-anak mengimitasi orang dewasa di sekitarnya. Lingkungan terdekat dengan anak-anak sebelum anak-anak masuk dalam lingkungan formal maupun informal adalah lingkungan keluarga. Oleh sebab itu orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam proses perkembangan dan penyesuaian diri anak-anak. Hubungan baik antara anak dan orang tua akan berakibat baik pula untuk perkembangan anak, begitu juga sebaliknya.

Pada usia 4-6 tahun anak-anak butuh bimbingan dari orang tua karena pada masa ini anak sangat peka terhadap hal-hal baru. Masa ini juga merupakan masa pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis. Masa ini adalah masa yang kuat untuk meletakkan dasar perkembangan sosial pada anak, oleh karena itu dibutuhkan kondisi dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan

(16)

perkembangan anak tercapai secara optimal.

Pemenuhan kebutuhan anak-anak tidak berhenti pada kebutuhan materi, sandang, papan, pangan saja. Orang tua juga harus mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan lainnya.

Setelah diketahui apa saja yang dibutuhkan anak-anak TK menurut persepsi orang tuanya, selanjutnya akan disusun usulan topik-topik bimbingan kelompok untuk anak-anak TK yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini pernyataan yang akan dijawab adalah:

1. Bagaimanakah persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?

2. Sebagai implikasi dari penelitian ini, usulan topik-topik bimbingan kelompok apakah yang sesuai dengan kebutuhan anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

(17)

D. Manfaat Penelitihan 1. Guru taman kanak-kanak

Guru Taman Kanak-kanak mendapat informasi tentang persepsi orang tua terhadap kebutuhan anak Taman kanak-kanak Dengan demikian guru Taman kanak-kanak dapat menyusun kegiatan sesuai dengan kurikulum yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak Taman kanak-kanak.

2. Orang tua

Orang tua mendapat informasi tentang kebutuhan-kebutuhan apa saja pada anak Taman Kanak-kanak. Dengan demikian orang tua mampu memenuhi kebutuhannya secara optimal.

3. Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman merancang dan melaksanakan penelitian serta menarik manfaat implikatif untuk mendesain usulan topik-topik bimbingan kelompok yang kontekstual bagi anak Taman Kanak-kanak. Pengalaman tersebut dapat berguna sebagai bekal kelak di kemudian hari, apabila peneliti bekerja menjadi guru Taman Kanak-kanak.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu:

(18)

Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007, sebagaimana diungkap dalam kuesioner.

2. Orang tua adalah semua bapak dan ibu kandung atau wali dari anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 3. Anak Taman Kanak-Kanak menurut Erikson adalah anak yang tergolong ke

dalam rentang Anak Usia Dini, berusia antara 0-6 tahun. Taman Kanak-kanak terbagi dalam 3 jenjang pendidikan, yaitu prasekolah usia 1-3 tahun, Taman Kanak-kanak tingkat A usia 3-5 tahun dan Taman Kanak-kanak tingkat B usia 5-6 atau 5- 7 tahun. Dalam hal ini Taman Kanakk-kanak yang dimaksud adalah usia 5-6 atau 5-7 tahun dan tergolong dalam Taman Kanak-kanak Tingkat B.

4. Kebutuhan anak Taman Kanak-kanak adalah hal-hal yang diperlukan oleh anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 seperti yang dimaksud oleh butir-butir kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini.

5. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan agar setiap individu mampu berkembang secara optimal.

6. Usulan topik-topik Bimbingan Kelompok adalah topik-topik bimbingan yang disusun berdasarkan kebutuhan anak Taman Kanak-Kanak sebagaimana terungkap dalam hasil penelitian ini.

F. Variabel Penelitian

(19)

1. Kebutuhan Fisik / Motorik a. Motorik halus b. Motorik kasar 2. Kebutuhan Intelektual

a. Kognitf b. Bahasa

3. Kebutuhan Psikis / Emosi

a. Menunjukan reaksi emosi yang wajar 4. Kebutuhan Sosial / Moral

a. Hubungan dengan orang lain b. Kedisiplinan

c. Sopan santun 5. Seni

a. Mengungkapkan gagasan dan daya ciptanya dalam berbagai bentuk 6. Nilai-nilai Agama

(20)

KAJIAN PUSTAKA

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Ada beberapa pendapat para ahli tentang persepsi, antara lain :

a. Persepsi merupakan proses diterimanya rangsangan sampai rangsangan tersebut disadari dan dimengerti. Persepsi bukan sekedar penginderaan, tetapi juga meliputi penafsiran pengalaman yang terjadi setelah penginderaan. (Irwanto, 1994: 71-72).

b. Proses persepsi terjadi karena adanya rangsangan dari luar individu, berupa kenyataan sosial lingkungan. Rangsangan tersebut diterima melalui alat indera, kemudian ditafsirkan sehingga mempunyai arti bagi individu tersebut. Adanya rangsangan dari luar individu mengakibatkan suatu proses dalam dirinya dan pada akhirnya individu tersebut akan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang diterimanya (Kartono, 1994: 57).

c. Persepsi dapat dipahami sebagai suatu proses individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan-kesan atau pengalaman-pengalaman sensori dengan usaha memberikan suatu makna atau arti tertentu pada lingkungan (Siagian, 2004 : 100).

d. Persepsi merupakan proses di mana individu mengorganisasi dan menafsirkan pola stimulus atau rangsangan dalam lingkungan (Atkinson, 1994 : 93).

Persepsi seseorang tidak timbul begitu saja. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang. Faktor-faktor itu yang menyebabkan perbedaan persepsi seseorang.

(21)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut menurut Adler, Ronald B. dan Neil Towne, 1990 adalah sebagai berikut :

a. Faktor Psikologi

Walaupun kejadiannya sama, tetapi intepretasi kita berbeda karena persepsi dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut :

1) Perasaan

Perbedaan cara kita melihat, mendengar, menyentuh dan mencium, serta merasakan rangsangan dapat mempengaruhi hubungan antar pribadi 2) Usia

Salah satu alasan perbedaan cara pandang orang tua dan remaja terhadap dunia adalah perbedaan ruang lingkup dan pengalaman. Perbedaan tersebut dapat membentuk persepsi tentang suatu yang berbeda pula. b. Norma sosial

Untuk mengurangi gap atau batas yang disebabkan oleh perbedaan budaya dan pengaruh psikologis, maka diperlukan norma sosial. Tetapi ketika norma menjadi sesuatu yang tidak bisa menyelesaikannya, orang akan melihat sesuatu dari sisi dirinya sendiri.

c. Konsep diri

(22)

Dalam penelitian ini persepsi adalah pendapat orang tua mengenai kebutuhan anak-anaknya pada usia Taman Kanak-kanak.

Dalam penelitian ini persepsi diukur dengan kuesioner dengan responden orang tua atau wali. Hasil pengukuran ini memiliki keterbatasan, yaitu dalam hal kesesuaian antara jawaban responden dengan kebutuhan anak yang sebenarnya. Orang tua yang sibuk belum tentu mengetahui dengan pasti perkembangan anaknya. Bila hal itu terjadi, jawaban mereka mungkin hanya berdasarkan intuisi, bukan keadaan yang sebenarnya dari anaknya.

B. Hakekat Perkembangan Anak-Anak 1. Masa Anak-Anak Awal

(23)

a. Perkembangan Motorik

Bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem saraf-otot (neuro-muskuler) memungkinkan anak-anak usia ini lebih lincah dan aktif bergerak. Dengan meningkatnya usia anak, maka terjadilah perubahan dari gerakan kasar mengarah ke gerakan yang lebih halus. Gerakan ini memerlukan kecermatan dan kontrol otot-otot serta koordinasi gerak. Alat permainan sederhana seperti kertas koran, kubus-kubus, bola, balok titian, tongkat dan lain-lain dapat digunakan untuk membantu mengembangkan aspek motorik. Beberapa keterampilan motorik yang perlu dilatih dalam keluwesan, kecepatan, dan ketepatannya antara lain, berjalan, berlari, melompat, keterampilan tangan dan jari (saat mandi, makan, berpakaian, melempar, menangkap, merangkai), keterampilan kaki (seperti meniti, berjingkat, menari, dan menendang).

b. Perkembangan Bahasa dan Berpikir.

Kemampuan berbahasa lisan pada anak akan berkembang seiring pematangan organ-organ bicara, fungsi berpikir dan lingkungan di mana ia tinggal. Di dalam segi berpikir, anak berada pada tahap pra-operasional dan egosentris. Dengan bertambahnya usia, egosentrisme akan berkurang dan ditambah dengan kefasihan berbicara. Anak semakin lama akan mampu menggunakan simbol-simbol. Kemampuan ini diperlukan karena pada usia ini anak mulai diperkenalkan dengan dunia baru yakni dunia pendidikan formal. Anak harus dapat menyesuaikan diri dengan peraturan dan disiplin sekolah serta program-program dalam berbagai bidang pengembangan

c. Perkembangan Sosial

(24)

ini anak dihadapkan pada tuntutan sosial dan pengendalian emosi yang lebih baik. Kebebasan dan kesempatan bereksplorasi dari orang tua akan membantu anak untuk mengembangkan kreatifitas, fantasi dan inisiatif anak.

2. Periodisasi Perkembangan Masa Anak-anak Awal

Anak-anak dalam perkembangannya mempunyai kehidupan yang tidak statis melainkan dinamis. Perkembangan juga merupakan hal yang kontinyu, akan tetapi untuk dapat lebih mudah memahaminya maka dibuatlah fase-fase atau

periodisasi-periodisasi tertentu.

Para ahli membagi periodisasi-periodisasi tersebut dalam 3 dasar yaitu periodisasi berdasarkan biologis, didaktis dan psikologis (Suryabrata, 1984 : 198-214).

a. Periodisasi-periodisasi berdasarkan perkembangan biologis

Beberapa ahli yang membuat periodisasi berdasarkan keadaan atau proses biologis tertentu antara lain Aristoteles, Kretschmer, dan Freud.

1) Aristóteles

a) Fase I dari 0-7 tahun : masa anak kecil, masa bermain.

b) Fase II dari 7-14 tahun : masa anak, masa belajar atau masa anak sekolah rendah.

c) Fase III dari 14-21 tahun : masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

(25)

2) Kretschmer

a) Fase I dari 0-3 tahun : disebut Fullungsperiod I pada masa ini anak kelihatan pendek dan gemuk.

b) Fase II dari 3-7 tahun : disebut Sterckungsperiod I pada masa ini anak kelihatan langsing.

c) Fase III dari 7-13 tahun : disebut Fullungsperiod II pada masa ini anak kembali kelihatan pendek dan gemuk.

d) Fase IV dari 13-20 tahun : disebut Sterckungsperiod II pada masa ini anak kembali kelihatan langsing.

Kehidupan kejiwaan anak-anak pada masa tersebut juga menunjukkan sifat-sifat yang khas. Pada periode-periode Fullung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa terbuka, mudah bergaul, dan mudah didekati. Pada periode-periode Sterckung anak menunjukkan sifat-sifat jiwa tertutup, sukar bergaul, dan sukar didekati.

3) Sigmund Freud

a) Fase oral : antara usia 0-1 tahun. Dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas yang dinamis pada manusia. b) Fase anal : antara usia 1-3 tahun. Dalam tahap ini, dorongan dan

aktivitas individu lebih banyak terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.

(26)

d) Fase latent : antara usia 5-12 tahun atau 13 tahun. Dalam tahap ini dorongan-dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung bertahan dan sepertinya beristirahat dalam arti tidak meningkatkan kecepatan pertumbuhan.

e) Fase pubertas : antara usia 12 atau 13 sampai kira-kira 20 tahun. Dalam tahap ini dorongan-dorongan aktif kembali, kelenjar-kelenjar indokrin tumbuh pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan kearah kematangan.

f) Fase Genital : setelah usia 20 tahun dan seterusnya. Dalam tahap ini pertumbuhan genital merupakan dorongan penting bagi tingkah laku seseorang.

Perkembangan dari lahir sampai usia 20 tahun tersebut merupakan penentuan yang penting bagi pembentukan kepribadian seseorang.

b. Periodisasi-periodisasi berdasarkan didaktis

Penggolongan periodisasi berdasarkan didaktis memiliki dua alasan mendasar, yaitu apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa tertentu dan bagaiman caranya mengajar dan mendidik anak didik pada masa-masa tertentu. Para ahli yang menggolongkan periodisasi berdasarkan didaktis antara lain Comenius dan J.J Rousseau.

1) Comenius

Comenius mengemukakan konsepsi yang terkenal mengenai macam-macam sekolah yang disesuaikan dengan perkembangan jiwa anak. Konsepsi tersebut adalah:

(27)

b) Scola vernacula (sekolah bahasa ibu) untuk anak-anak usia 6-12 tahun.

c) Scola Latina (sekolah latin) untuk anak-anak usia 12-18 tahun. d) Academia (Akademi) untuk anak-anak usia 18-24 tahun. 2) J.J Rousseau

Rousseau juga mengemukakan periodisasi atas dasar didaktis yaitu : a) Usia 0-2 tahun adalah masa asuhan

b) Usia 2- 12 tahun adalah masa pendidikan jasmani dan latihan panca indera.

c) Usia 12-15 tahun adalah periode pendidikan akal.

d) Usia 15-20 tahun adalah periode pembentukan watak dan pendidikan agama.

c. Periodisasi-periodisasi berdasarkan psikologis

Tokoh utama pembagian berdasarkan psikologis ini adalah Oswald Kroh. Kroh dalam Suryabrata (2000 : 204) menyatakan bahwa apabila seseorang ingin berbicara tentang psikologi anak, maka dasar yang dipakai juga keadaan psikologis anak bukan keadaan biologis atau keadaan yang lain. Kroh menemukan bahwa setiap anak dalam perkembangannya mengalami masa kegoncangan. Masa kegoncangan ini oleh Kroh disebut dengan Trotzperiode.

(28)

Kedua Trotzperiode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan fase yang lainnya, jadi dengan demikian lalu kita dapatkan adanya tiga fase perkembangan yaitu :

1) Dari lahir sampai masa Trotz pertama, yang biasanya disebut masa anak-anak awal.

2) Dari masa Trotz pertama sampai masa Trotz kedua yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah; dan

3) Dari masa Trotz kedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Untuk berapa tepatnya berakhirnya masa remaja tidak dapat dikatakan dengan pasti, tetapi kira-kira pada usia 21tahun. (Suryabrata, 2000 : 192)

2. Tugas Perkembangan Anak-anak Awal

Hurlock (1987 : 40) mengemukakan bahwa ada sembilan tugas yang diharapkan dapat dipenuhi oleh anak-anak usia awal dalam mempersiapkan diri memasuki alam kehidupan masa dewasa. Havighurst dalam Hurlock (1987 : 40) mendefinisikan tugas perkembangan sebagai tugas yang timbul pada atau sekitar periode kehidupan individu tertentu. Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas perkembangan akan menimbulkan kebahagiaan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya, sedangkan kegagalan menimbulkan ketidak bahagiaan, ketidak setujuan masyarakat dan kesulitan dalam pelaksanaan tugas perkembangan lainnya kelak.

Kesembilan tugas perkembangan masa anak-anak awal yang didefinisikan Hurlock (1987 : 40) adalah :

(29)

b. Belajar makan makanan padat. c. Belajar berbicara.

d. Belajar mengendalikan proses pengeluaran kotoran. e. Belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan seksual. f. Mencapai stabilitas fisiologis.

g. Membentuk konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik.

h. Belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua saudara kandung dan orang lain.

i. Belajar membedakan yang benar dan yang salah serta mengembangkan nurani. Menurut Purwanti dan Widodo (2000 : 78) masa awal anak-anak dimulai usia 2 tahun sampai dengan 6 tahun. Dalam hal ini masa Taman Kanak-kanak usia 5-6 tahun masuk dalam kategori masa awal anak-anak, selanjutnya masa awal anak-anak awal akan disebut sebagai masa Taman Kanak-kanak. Sejalan dengan tugas perkembangan anak-anak awal, mereka mempunyai tugas perkembangan di keluarga, di dalam sekolah, dan di luar lingkungan sekolah. Adapun tugas-tugas perkembangannya sebagai berikut :

a. Tugas perkembangan di keluarga

Dari orang tua, anak mendapatkan bimbingan mengenai perbedaan jenis kelamin dan mendapatkan kosakata baru di rumah. Contoh : saat mandi orang tua dapat mengajarkan perbedaan antara pria dan wanita dengan menunjukkan bahwa pria mempunyai penis dan wanita mempunyai vagina.

b. Tugas perkembangan di sekolah

(30)

c. Tugas perkembangan di luar sekolah

Dari lingkungan sekitar, anak dapat membentuk konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik. Contoh : di dalam masyarakat anak dapat melihat bahwa ada orang kaya dengan rumah besar, orang miskin dengan rumah sederhana, ada orang tinggi, pendek, berambut lurus, keriting yang mungkin saja berbeda atau sama dengan keadaan dirinya. Kemampuan anak dalam menjalankan tugas perkembangannya dengan tepat atau tidak dapat menyebabkan orang tua mempunyai persepsi yang beragam.

C. Kebutuhan Masa Anak-anak Awal

Kebutuhan anak dapat terpenuhi dengan baik apabila orang-orang di sekitarnya terutama orang tua mendukung pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan baik. Adapun kebutuhan anak TK dirumuskan dalam Kurikulum dan Hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Anak TK sebagai berikut :

1. Kebutuhan Fisik / Motorik

(31)

karena anak banyak bergerak ia juga jadi lebih mandiri dan percaya diri. Anak yang baik perkembangan motoriknya biasanya juga mempunyai keterampilan sosial yang positif. Secara umum perkembangan motorik bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu, motorik kasar dan motorik halus.

a. Motorik halus

Gerakan motorik halus memerlukan koordinasi antara mata dan tangan yang baik. Anak sudah dapat menggunakan kemampuannya untuk melatih diri dengan bantuan orang dewasa. Anak dapat menyikat gigi, menyisir, mengancingkan baju, membuka dan memakai sepatu serta makan menggunakan sendok dan garpu. Gerakan ini juga memerlukan kelenturan dan keterampilan tangan. Anak dapat menggunakan tangannya untuk berkreasi. Contohnya: menggunting kertas, menggambar gambar sederhana dan mewarnai.

b. Motorik kasar.

(32)

ketinggian kurang lebih 60 – 70 cm dengan kedua kaki mendarat bersama.

2. Kebutuhan Intelektual a. Kognitif

Karakteristik anak usia ini yang menggambarkan kemampuan kognitifnya ialah mereka selalu bertanya, karena terdorong oleh rasa ingin tahu yang besar. Pertanyaan selalu ditandai dengan munculnya minat anak akan penggambaran “mengapa seperti itu”. Contoh ketika anak diberi tugas untuk mengelompokan bangunan yang sama, anak-anak akan menanyakan “Mengapa harus dikelompokan?” atau “ Untuk apa?”.

b. Bahasa

Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Melalui komunikasi anak akan mampu membentuk dan membangun suatu pemahaman pengetahuan baru tentang berbagai hal

3. Kebutuhan Psikis / Emosi

(33)

a. Menunjukan reaksi emosi yang wajar

Reaksi emosi dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Membentuk hubungan baik dengan teman sebayanya merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa usia TK. Dengan berinteraksi, anak belajar untuk mengekspresikan emosinya dengan tepat dan wajar. Apabila anak tidak dapat menunjukan reaksi emosi yang wajar, misalnya besikap destruktif maka anak akan tidak disukai oleh teman sebayanya bahkan dijauhi. Anak-anak yang memiliki kompetensi beremosi akan dapat bermain dengan teman sebayanya dengan senang. Mereka mungkin akan menggunakan ekspresi emosinya untuk mencapai tujuan sosial. Saat ia mampu mengekspresikan emosi dengan tepat maka ia akan menjadi anak yang disukai oleh lingkungan sekitarnya.

4. Kebutuhan Sosial / Moral

Perkembangan sosial dan moral berkaitan dengan aturan tentang apa saja yang seharusnya dilakukan sehubungan dengan interaksinya bersama orang lain. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, penerimaan lingkungan serta pengalaman-pengalaman positif lain selama melakukan aktivitas sosial merupakan modal dasar yang sangat penting untuk masa depan yang sukses dan menyenangkan di masa yang akan datang.

a. Hubungan dengan orang lain.

(34)

perkembangannya sekitar pada usia dua tahun anak memperlihatkan ciri atau sifat ingin berkawan yaitu dengan tukar-menukar alat permainannya (Gunarsa, 1991 : 96). Pada usia empat tahun anak makin senang bergaul dengan anak lain terutama teman yang usianya sebaya. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh anak dalam pergaulan dengan teman sebayanya akan membantu anak dalam mengembangkan aspek sosialnya. Melalui pengalaman dan penyesuaian diri terhadap orang lain, anak dapat mengetahui apakah ia di terima atau ditolak oleh orang-orang disekitarnya.

b. Kedisiplinan

Disiplin berasal dari kata disciple yang artinya orang belajar atau yang secara sukarela mengikuti pemimpinnya, dalam hal ini adalah orang tua dan guru (Ayahbunda : 1992). Jadi pengertian disiplin sendiri adalah cara masyarakat (orang tua, guru, atau orang dewasa lain) mengajarkan tingkah laku moral pada anak yang dapat diterima oleh kelompoknya. Tujuan semua disiplin adalah membentuk tingkah laku, oleh karenanya harus sesuai dengan peran yang sesuai dengan kelompok sosialnya. Elemen penting dari penerapan disiplin dari usia ini adalah adanya aturan. Bentuk dari aturan sendiri dapat ditentukan oleh orang tua, pendidik, atau teman bermain (Hurlock,1990 : 82).

c. Sopan santun

(35)

bersama dan dari kebiasaan-kebiasaan orang-orang yang hidup dalam kelompok sosial tersebut.

5. Seni

Seni akan membuat anak-anak mampu berpikir kreatif. Daya seni mengembangkan otak kirinya. Ketika otak kiri bekerja, maka otak kanan akan semakin berkembang secara pesat.

a. Mengungkapkan gagasan dan daya ciptanya dalam berbagai bentuk. Penciptaan gagasan atau pemikiran anak bermula ketika anak tidak mengalami pembatasan atau pengekangan gerak oleh orang dewasa. Pengungkapan gagasan yang dihargai akan membuat anak semakin percaya diri, kreatif dan inovatif. Hal ini akan menunjang perkembangannya nanti ketika ia dewasa.

6. Nilai-nilai Agama

Nilai-nilai agama akan membuat anak mengerti konsep Tuhan, kehidupan, kematian, perbuatan baik, dan perbuatan buruk. Mengerti akan nilai-nilai agama membantu anak untuk ikut menjaga keserasian dalam keluarga dan teman-temannya.

a. Melakukan ibadah

Ketertarikan anak-anak usia ini pada agama sebatas pada kegiatan keagamaan yang meyenangkan, misalnya sekolah minggu dengan para pembimbing yang sering menceritakan cerita alkitab yang menarik, atau ramai-ramai membangunkan sahur.

(36)

D. Program Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian, dan pemecahan masalah. Bimbingan bertujuan untuk membantu seseorang agar bertambah kemampuan bertanggung jawab atas dirinya (Sukardi, 1983 : 23).

Menurut Prayitno (1999) bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu, baik perseorangan maupun kelompok oleh orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Bimbingan tersebut bertujuan untuk memecahkan masalah yang dilakukan oleh klien atas kemampuan dan kemauan klien sendiri, dengan menggunakan berbagai bahan, interaksi, nasehat, ataupun gagasan serta alat-alat tertentu sesuai dengan norma-norma yang berlaku, tanpa memaksakan keinginannya kepada klien.

Bimbingan yang diberikan kepada anak bertujuan supaya anak tersebut mampu untuk memahami diri dan lingkungannya, mampu mengatur kehidupannya sendiri secara bertanggung jawab dan mampu menyelesaikan tugas perkembangannya secara optimal.

(37)

a. Bidang Bimbingan Pribadi.

Bidang bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan pribadi yang tangguh dan beriman serta bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.

b. Bidang Bimbingan Sosial.

Bidang bimbingan sosial bertujuan untuk membantu anak mengenal dan mampu berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi budi pekerti yang luhur.

c. Bidang Bimbingan Belajar.

Bidang bimbingan belajar bertujuan untuk membantu anak mengembangkan diri, sikap kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

d. Bidang Bimbingan Karier.

Bidang bimbingan karier bertujuan untuk membantu anak merencanakan dan mengembangkan cita-cita untuk masa depan kariernya.

2. Pengertian Program Bimbingan

(38)

direncanakan, dan dilaksanakan secara terarah dan sistematik agar berdaya dan berhasil guna dalam pencapaian tujuan.

E. Pengertian dan Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-Kanak 1. Pengertian Taman Kanak-Kanak

PP RI No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah, Bab I Pasal I Ayat ( 2 ) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai memasuki pendidikan dasar (Patmonodewo,2003 : 43-44). Satuan pendidikan prasekolah meliputi Penitipan Anak, Kelompok Bermain, dan Taman Kanak-Kanak.

Masih menurut Patmonodewo dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/U/19992 Bab I Pasal 2 Ayat (1) telah dinyatakan bahwa Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani anak didik sesuai dengan sifat-sifat alami anak. Biehler dan Snowman (1993) menggunakan pengertian anak prasekolah untuk anak-anak yang berusia 3 sampai 6 tahun.

(39)

dengan lebih baik. Pendidikan Anak Usia Dini dalam lembaga formal di Indonesia disebut pendidikan Taman Kanak-Kanak.

PAUD mempunyai misi sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak bangsa untuk mengikuti PAUD sesuai dengan potensi dan kemampuan dasar yang dimilikinya.

b. Memperbaiki mutu dan relevansi PAUD sehingga mampu memasuki persaingan bebas di tingkat nasional, regional, dan global.

c. Memperbaiki kemampuan manajemen dan kapasitas institusional pengelola PAUD sehingga mampu memberikan pelayanan yang prima dan professional terhadap masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan. d. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara

utuh sejak usia dini.

e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan PAUD berdasarkan prinsip otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Berdasarkan misi tersebut maka PAUD bertujuan untuk berkembangnya seluruh potensi anak usia dini secara optimal agar terbentuk pembiasaan perilaku dan kemampuan dasar sesuai tingkat perkembangannya. Pembaharuan sistem pendidikan memerlukan strategi tertentu. Strategi pembangunan PAUD dalam peraturan pemerintah ini meliputi:

a. Usaha pemerataan PAUD melalui jalur informal, nonformal, dan formal. b. Pelaksanaan PAUD jalur formal yang berbentuk taman kanak-kanak,

raudhatul athfal, dan bentuk lain yang sederajat.

c. Pelaksanaan PAUD jalur nonformal yang berbentuk tempat penitipan anak, kelompok bermain, dan bentuk lain yang sederajat.

d. Usaha peningkatan mutu PAUD melalui jalur formal dengan penerapan standar nasional pendidikan.

e. Peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan melalui pelatihan yang berkala.

f. Penerapan prinsip belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar. g. Integrasi antara kesehatan, gizi, dan psikososial.

h. Sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi persyaratan tumbuh kembang anak.

i. Pendanaan PAUD yang menitikberatkan pada pendanaan dari partisipasi masyarakat.

(40)

2. Kurikulum Taman Kanak-Kanak

Untuk dapat memberikan pendidikan yang dapat dipertanggung jawabkan, maka diperlukan sebuah rencana pendidikan yang sistematis, yang disebut kurikulum. Dalam kurikulum ini tercantum segala sesuatu yang akan dilakukan untuk mendidik anak dan yang berhubungan erat dengan pendidikan tersebut, misalnya, tujuan pendidikan, mata pelajaran atau kegiatan di sekolah, bahan pelajaran dan perinciannya dan cara pelaksanaannya.

Kurikulum adalah seluruh usaha atau kegiatan sekolah untuk merangsang anak supaya belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Anak tidak terbatas belajar dari apa yang diberikan di sekolah saja. Seluruh pengembangan aspek seseorang dijangkau dalam kurikulum ini, baik aspek fisik, intelektual, sosial maupun emosional ( Patmonodewo, 2003 : 56 ). Kurikulum ini meliputi sarana dan prasarana.

Menurut Patmonodewo ( 2003 : 56 ) ada berbagai bentuk kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli dalam bidang pendidikan yaitu:

a. Kurikulum yang sifatnya terpisah-pisah. Artinya setiap mata pelajaran mempunyai kurikulum tersendiri.

b. Kurikulum yang saling berkaitan. Antara masing-masing mata pelajaran ada keterkaitannya, antara dua mata pelajaran masih ada kaitannya. Dengan demikian anak dapat kesempatan untuk melihat keterkaitan antar mata pelajaran.

(41)

pelajaran yang lain saling berkaitan. Dengan demikian seluruh mata pelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh atau bulat.

Masih menurut Patmonodewo, kurikulum Taman Kanak-Kanak banyak mengalami perkembangan, antara lain :

a. Kurikulum TK 1976

Kurikulum TK 1976 ini memiliki prinsip-prinsip :

1) Prinsip fleksibilitas. Agar program pengembangan kepribadian anak didik sesuai dengan kebutuhan rohani dan jasmani, diperlukan penetapan berbagai bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang berisikan berbagai bidang pengembangan kepribadian tersebut harus fleksibel sehingga dapat dimengerti oleh pribadi anak didik. Prinsip fleksibilitas di dalam program kegiatan TK harus menyesuaikan lingkungan di sekitar anak, misalnya latar belakang ekonomi dan kebudayaan anak didik.

(42)

b. Kurikulum TK 1984

Dalam ketetapan MPR No II / 1983 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945 dinyatakan bahwa sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di segala bidang yang memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat sekaligus meningkatkan kreativitas, mutu, dan efisiensi. Penyesuaian ini dilaksanakan antara lain melalui perhatian kurikulum sebagai salah satu upaya perbaikan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

Pembenahan kurikulum ini diharapkan dapat memberikan peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Pengembangan kurikulum diadakan secara bertahap dalam arti bahwa upaya pemantapan tetap diadakan secara terus menerus. Ini penting mengingat kurikulum harus selalu disesuaikan dengan tahap pembangunan nasional melalui

penyempurnaan isi, bentuk, dan cara penyajiannya.

Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia prasekolah merupakan masa yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan perkembangan selanjutnya. Dalam masa ini anak berada pada situasi peka untuk menerima rangsangan dari luar. Bila pada masa ini anak memperoleh rangsangan yang sesuai tahap perkembangan anak, maka kemampuan anak akan berkembang dengan optimal.

(43)

dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta, yang diperlukan untuk hidup di lingkungan masyarakat; (2) memberikan bekal kemampuan dasar untuk memasuki jenjang sekolah dasar; (3) memberikan bekal untuk mengembangkan diri sesuai asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup. Guna menunjang tujuan di atas maka program kurikulum 1984 mencakup bidang-bidang pengembangan sebagai berikut : (1) Pendidikan Moral Pancasila; (2) Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa; (3) Kemampuan Berbahasa; (4) Perasaan, Kemasyarakatan, dan Kesadaran Lingkungan; (5) Daya Cipta; (6) Pengetahuan; (7) Jasmani dan Kesehatan.

c. Kurikulum TK 1994

Program kegiatan belajar TK merupakan sistem catur wulan, yaitu pembagian satu tahun ajaran menjadi tiga penggalan waktu catur wulan satu dan catur wulan dua, masing-masing berlangsung 12 minggu efektif, sedangkan catur wulan tiga berlangsung tiga bulan, Senin sampai dengan Sabtu, minimum 2 jam 30 menit (150 menit) setiap hari atau lima jam pertemuan. Satu jam pertemuan sekitar 30 menit.

(44)

kelompok A dan kelompok B bukan merupakan jenjang yang harus diikuti oleh setiap anak didik; (4) pelaksanaan pendidikan di TK menganut prinsip bermain sambil belajar karena dunia anak adalah dunia bermain.

Pendidikan prasekolah harus memperhatikan beberapa prinsip pendidikan, antara lain: (1) TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah, untuk itu TK perlu menciptakan situasi pendidikan yang dapat memberikan rasa aman dan menyenangkan; (2) masing-masing anak perlu mendapatkan perhatian yang bersifat individual, sesuai dengan kebutuhan anak usia prasekolah; (3) perkembangan adalah hasil proses kematangan dan proses belajar; (4) kegiatan belajar mereka adalah pembentukan perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari; (5) sifat kegiatan belajar di TK merupakan pengembangan kemampuan yang telah diperoleh di rumah; (6) bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik.

d. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum Berbasis Kompetensi membagi fokus kurikulum menjadi dua ( Kurikulum Hasil Belajar, 2002 )

1) Fokus Kurikulum Anak Usia 1-3 tahun

(45)

Sejalan dengan pertambahan usia anak, bertambah pula kemampuan anak pada setiap aspek perkembangannya.

Berbagai kemampuan dan keterampilan dasar mulai dikuasainya, pertumbuhan otot semakin berkembang dan pada usia ini anak semakin aktif dan senang melakukan penjelajahan di lingkungannya sehingga dia akan memperoleh pengetahuan atau konsep-konsep sederhana. Ia juga mulai senang berbicara sehingga kosa katanya meningkat. Untuk memenuhi keaktifan dan kesenangan bermainnya maka pembelajaran yang dilakukan harus memenuhi ciri khas anak yaitu dilakukan dengan bermain

2) Fokus Kurikulum Anak Usia 4-6 tahun

Kurikulum anak usia 4-6 tahun juga difokuskan pada

pengembangan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangannya, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, mengembangkan sosialisasi, mengenalkan pada peraturan dan menanamkan disiplin pada anak. Hal-hal tersebut dikembangkan dalam aspek-aspek yang mencakup perkembangan fisik, perkembangan emosi, perkembangan sosial, perkembangan bahasa dan komunikasi, seni dan daya pikir.

(46)

menjelajahi lingkungan sekitarnya, maka pembelajaran dibuat secara natural, hangat dan menyenangkan melalui kegiatan bermain. Anak lebih banyak belajar dengan cara berbuat dan mencoba langsung dari pada dengan cara mendengarkan orang dewasa yang menjelaskan kepadanya.

e. Developmentally Appropriate Practice (DAP)

Kurikulum pendidikan anak TK dikembangkan berdasarkan DAP. Developmentally Appropiate Practice (DAP) diartikan sebagai pendidikan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Konsep DAP muncul karena banyaknya kurikulum yang dikembangkan di sekolah-sekolah Amerika pada kurun waktu tahun 1960-an sampai akhir 1970-an tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

(47)

2. Bimbingan Konseling di Taman Anak-anak

Orientasi guru TK mengikuti sudut pandang bidang Bimbingan Konseling. Fokus perhatian guru pembimbing adalah membantu binimbing agar masing-masing aspek seperti aspek fisik-seksual, psiko-sosial, moral-spiritual, afektif, dan kognitif semakin berkembang seutuhnya sebagai pribadi. Orientasi guru pembimbing mengacu pada 3 sudut pandang, yaitu :

a. Orientasi Individual/Perseorangan

Guru pembimbing memfokuskan perhatiannya pada keunikan individual, tanpa mengabaikan kepentingan siswa secara keseluruhan. Arah perhatiannya adalah agar masing-masing binimbing memperoleh sebanyak mungkin manfaat dari pengalamannya di sekolah.

b. Orientasi Perkembangan

Tujuan dari segenap layanan bimbingan adalah agar masing-masing binimbing semakin berkembang seutuhnya dan seoptimal mungkin sebagai pribadi. Pelayanan bimbingan dilakukan untuk membantu binimbing menjalankan tugas-tugas perkembangannya, agar potensinya semakin teraktualisasikan, dan terbantu dalam mewujudkan kematangan kepribadiannya.

c. Orientasi Masalah/Kebutuhan

(48)

tugas perkembangannya (pendekatan preventif developmental) baik secara individual maupun kelompok atau klasikal.

Dalam praktek, setiap guru TK seharusnya mengikuti atau mempraktekkan ketiga orientasi tersebut. Artinya guru TK juga dapat berperan sebagai guru pembimbing, sekalipun tidak secara eksplisit disebut sebagai guru pembimbing dan kegiatannya sebagai pelayanan bimbingan. Pelayanan bimbingan di TK menyatu dalam semua kegiatan pendidikan di TK. Kegiatan pendidikan di TK adalah kegiatan pembimbingan dan guru berperan sebagai pembimbing

Materi Bimbingan TK beorientasi pada kegiatan belajar sambil bermain yang ditekankan pada pengembangan potensi di bidang fisik ( koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi ( daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap, perilaku, serta agama ). Bahasa dan komunikasi menjadi kemampuan yang utama dimiliki oleh anak.

Proses Bimbingan TK dilakukan secara terpadu dan berulang-ulang. Menurut kurikulum berbasis kompetensi (KBK), proses bimbingan TK harus mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak

(49)

b. Belajar Sambil Bermain

Upaya-upaya pembimbingan yang diberikan pembimbing hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan obyek-obyek yang dekat dengannya, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

c. Kreatif dan Inovatif

Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan pembimbing melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru.

d. Lingkungan Kondusif

Lingkungan harus diciptakan secara menarik dan memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang harus disesuaikan dengan ruang gerak anak sehingga tidak menghalangi interaksi antara anak dengan pendidik maupun anak dengan temannya.

e. Tema

Pemilihan tema dalam kegiatan hendaknya dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana dan menarik minat anak.

(50)

1) Bermain

Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak TK. Melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup. Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi otot kasar. Bermacam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini, seperti merayap, merangkak, berjalan, berlari, meloncat, menendang dan melempar. Anak juga dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya untuk memecahkan berbagai masalah seperti kegiatan mengukur isi, mengukur berat, membandingkan dan mencari jawaban yang berbeda. Dengan bermain anak juga dapat mengembangkan kemampuan sosialnya seperti membina hubungan dengan anak lain, menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan paham bahwa setiap perbuatan ada konsekuensinya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan bermain anak akan memperoleh kesempatan memilih kegiatan yang disukainya, bereksperimen dengan berbagai macam bahan dan alat, berimajinasi, memecahkan masalah, bercakap-cakap secara bebas, berperan dalam kelompok, bekerja sama dalam kelompok, dan memperoleh pengalaman yang menyenangkan (Moeslichatoen, 1999: 33).

(51)

a) Menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Contohnya meniru ibu memasak di dapur.

b) Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata seperti guru mengajar di kelasnya, petani menggarap sawah dan sebagainya

c) Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup yang nyata. Contohnya ibu memandikan adik, kakak mengerjakan tugas sekolah dan sebagainya

d) Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul kaleng. e) Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima

seperti berperan menjadi anak nakal, pelanggar lalu-lintas dan lain-lain.

f) Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti sarapan pagi dan gosok gigi.

g) Mencerminkan pertumbuhan misalnya semakin bertambah tinggi tubuhnya, semakin gemuk badanya dan semakin dapat berlari cepat. h) Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian

masalah seperti menghias ruangan.

Kegiatan bermain anak biasanya dilakukan berdasarkan pada kegemaran anak misalnya bermain bebas, bermain pura-pura, bermain dengan cara membangun atau menyusun, bertanding atau berolah raga.

2. Karya wisata.

Karya wisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Dengan mengamati secara langsung anak memperoleh kesan yang sesuai dengan pengamatannya. Dan pengamatan ini diperolah melalui panca inderanya.

(52)

Melalui karya wisata anak TK mendapat kesempatan untuk menumbuhkan minat tentang sesuatu hal misalnya minat tentang dunia hewan, dengan membawa anak ke kebun binatang. Minat tersebut menimbulkan dorongan untuk memperoleh informasi lebih lanjut seperti informasi tentang kehidupannya, makanannya, cara berkembang biaknya, dan tempat tinggalnya.

3. Dialog dan Tanya Jawab atau Bercakap-cakap

Bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk komunikasi antar pribadi. Berkomunikasi merupakan proses dua arah. Untuk terjadinya komunikasi dalam percakapan diperlukan keterampilan berbicara. Bercakap-cakap dapat berarti komunikasi lisan antara anak dan guru atau antara anak dengan anak melalui kegiatan monolog dan dialog. Kegiatan monolog dilakukan anak dengan cara mengungkapkan segala sesuatu yang diketahui, dialami, atau yang dirasakan mengenai sesuatu hal.

(53)

4. Bercerita

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman bagi anak TK, dengan membawakan cerita pada anak TK secara lisan. Cerita yang dibawakan harus menarik, dan mengundang perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pendidikan. Beberapa teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain, membaca langsung dari buku, menggunakan ilustrasi dari buku gambar, menggunakan papan flannel, menggunakan boneka, dan bermain peran dalam suatu cerita.

Bagi anak usia TK mendengarkan cerita yang menarik merupakan kegiatan yang mengasyikan. Kegiatan bercerita juga memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan.

5. Penugasan

Metode pemberian tugas merupakan pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK, yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas ini diberikan untuk memberi kesempatan pada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan. Tugas yang diberikan pada anak dapat diberikan secara perseorangan atau kelompok.

(54)

Pemberian tugas merupakan tahap yang paling penting dalam pembelajaran karena guru memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak. Pemberian tugas yang diberikan secara teratur dan berkala akan menanamkan kebiasaan dan sikap belajar yang positif sehingga dapat memotivasi anak untuk belajar sendiri. Pemberian tugas dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir.

6. Menyanyi.

Menyanyi atau mendengarkan musik merupakan bagian dari kebutuhan alami individu. Melalui nyanyian dan musik, kemampuan apresiasi anak akan berkembang. Menyanyi merupakan bagian dari ungkapan emosi.

Ada beberapa manfaat dari menyanyi antara lain ( Rahman, 2005: 90 ), a) Memberikan suasana tenang. Suasana hati yang negatif dapat

berkembang menjadi positif melalui nyanyian atau alunan musik. b) Mengasah emosi. Melalui nyanyian, seseorang akan terbawa emosinya, bahkan bisa larut terbawa isi lagu.

c) Membantu menguatkan daya ingat. Melalui nyanyian yang menarik, anak akan lebih mudah untuk mengingat atau menghafal sesuatu.

d) Mengasah kemampuan apresiasi, imajinasi dan kreasi. e) Sebagai sarana dan media pembelajaran.

F. Hubungan Antara Kebutuhan Anak Taman Kanak-Kanak dan Program Bimbingan Konseling

(55)

yang kritis bagi perkembangan anak. Maksudnya masa ini merupakan masa pembentukan dan peletakan struktur perilaku yang kompleks yang dibangun sepanjang kehidupan anak. Benar atau salah, tepat atau tidak tepat, baik atau buruk, peletakan dasar pada anak akan sangat mempengaruhi aspek perkembangan selanjutnya. Salah satu kunci keberhasilan hidup manusia adalah ketika seseorang dapat menjalani masa kanak-kanaknya dengan baik dan bagaimana orang-orang dewasa di sekitarnya memahami masa kanak-kanak tersebut. Terpenuhinya berbagai kebutuhan seseorang pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan mereka.

Pemberian bimbingan ditekankan pada pengembangan berbagai potensi anak seperti perkembangan fisik, bahasa dan komunikasi, pengembangan intelektual, aspek perilaku yang meliputi sosial, emosional, disiplin dan konsep diri serta aspek pengembangan moral, agama dan seni.

Berbagai jenis pembimbingan yang diberikan untuk anak-anak dalam hal ini adalah anak TK harus berorientasi pada kebutuhannya dan dilakukan dengan memahami kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan masing-masing anak. Proses bimbingannya dilakukan secara berulang-ulang dan terpadu.

(56)

G. Alur Pengembangan Program Bimbingan untuk Anak Taman Kanak-Kanak

ANAK BERKEMBANG

(57)

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif jenis survei. Sudjana dan

Ibrahim (1989 : 64) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat

sekarang (pada saat penelitian berlangsung). Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan persepsi orang tua anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan

Baru terhadap kebutuhan anak Taman Kanak-kanak Kanisius Demangan Baru sebagai

dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan kelompok.

Metode yang digunakan adalah metode survei yaitu metode yang digunakan

untuk mengumpulkan informasi mengenai variabel dengan data terbatas (Furchan, 1982

: 418).

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang tua atau wali anak Taman Kanak-kanak

Kanisius Demangan Baru tahun ajaran 2005 / 2006, dengan rincian sebagai berikut

Tabel I. Subyek Penelitian

NO KELAS JUMLAH ORANG TUA

1

2

A

B

15

15

Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampling dengan metode random atau

acak

(58)

C. Alat Pengumpul Data 1. Kuesioner

Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner

kebutuhan anak usia taman kanak-kanak yang disusun oleh peneliti sendiri

berdasarkan Kurikulum dan Hasil Belajar Rumpun Pelajaran Pendidikan Anak

Usia Dini (Pusat Kurikulum Litbang Depdiknas : 22) yang berjumlah 60 item.

Kuesioner ini terdiri dari bagian-bagian yang berisi identitas serta petunjuk, dan

bagian yang berisi kebutuhan anak Metode ini dipakai sebab hal yang diselidiki

adalah persepsi dari responden, yaitu orang tua anak Taman Kanak-kanak

Kanisius Demangan Baru Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006.

Item-item pertanyaan dalam kuesioner di jabarkan dari enam Kebutuhan

Anak menurut Izzaty, 2004. Masing-masing dilengkapi lima alternatif jawaban

yaitu, “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”,”kurang setuju”, ”tidak setuju”.

Rincian aspek dan nomor-nomor item pernyataan sebagai berikut :

Tabel II. Sebaran Item-item Kuesioner per Aspek

Aspek Indikator No.item positif Total

Fisik / Motorik a. Motorik halus

- Mengurus diri sendiri

- Membuat keterampilan

sederhana

1, 2, 3

4, 5, 6

3

(59)

b.Motorik kasar

- menunjukan koordinasi

dan keseimbangan untuk

melakukan berbagai

-memberi informasi secara

lisan

18, 19, 20, 21, 22,

23

6

Psikhis / Emosi a.Menunjukan reaksi emosi

yang wajar 24, 25, 26, 27, 28,

29

6

Sosial / Moral a.Hubungan dengan orang

(60)

c.Sopan-santun 35, 36, 37 3

Seni a.Mengungkapakan gagasan

dan daya ciptanya dalam

berbagai bentuk

38, 39, 40, 41, 42,

43, 44, 45, 46, 47,

48

11

Nilai-nilai

Agama

a.Melakukan ibadah 49, 50, 51, 52, 53,

54, 55, 56, 57

9

TOTAL 57 57

2. Uji Coba Alat Penelitian

Uji coba bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat

penelitian, sehingga layak digunakan sebagai alat yang handal untuk

mengungkap hal-hal yang akan diteliti.

Pada tahap ini peneliti melakukan beberapa persiapan untuk

melaksanakan uji coba. Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan kuesioner setelah usulan proposal disetujui oleh dosen

pembimbing.

b. Meminta ijin uji coba alat penelitian yang berupa kuesioner ke Taman

Kanak-kanak Tumus Asih Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 2006.

c. Mengadakan uji kuesioner pada tanggal 11 Januari 2006 di Taman Kanak

-kanak Tumus Asih Yogyakarta.

(61)

3. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila alat pengukur dipakai dua

kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Pengujian tingkat

realibilitas alat ukur ditempuh dengan metode belah dua (split half methode)

(Masidjo, 1995). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat

ukur dengan satu kali pengukuran pada satu kelompok subyek uji coba. Metode

belah dua yang dipakai adalah berdasarkan urutan nomor item yang bernomor

ganjil pada belahan 1 dan yang bernomor genap menjadi belahan 2.

Proses penghitungan tingkat reliabilitas alat ukur dilakukan dengan cara

memberi skor pada tiap item dan mentabulasi data uji coba. Selanjutnya

skor-skor yang berasal dari item-item yang bernomor ganjil dimasukkan dalam

belahan 1 (X) dan yang berasal dari item-item bernomor genap dimasukkan

dalam belahan 2 (Y). Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan

dijumlahkan dan akhirnya diperoleh skor total untuk belahan 1 dan skor total

untuk belahan 2. Penghitungan koefisien korelasi dilakukan dengan bantuan

komputer program SPSS versi 11. Koefisien korelasi yang diperoleh dari

penghitungan skor item ganjil-genap adalah 0,9172. Akhirnya hasil koefisien

korelasi tersebut dikoreksi dengan menggunakan formulasi korelasi dari

Spearman Brown dengan rumus sebagai berikut:

(62)

Keterangan :

rtt = koefisien reliabilitas

rgg = koefisien gasal-genap

Hasil penghitungan uji reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

rtt = 2 x rgg

1 + rgg

rtt = 2 x 0,9172

1 + 0,9172

rtt = 1,8344

1,9172

rtt = 0,9568

Untuk menentukan taraf keterandalan kuesioner atau instrumen, Kaplan

& Saccuzo (Barus, 1999) menegaskan bahwa koefisien reliabilitas yang

besarnya antara 0,70 – 0,80 dianggap baik untuk digunakan.

Untuk mempertegas status tingkat reliabilitas kuesioner tersebut

digunakan kriteria Guilfoord (Barus, 1999), yang menetapkan koefisien ≥ 0,70

sampai < 0,90 sebagai reliabilitas tinggi, dan koefisien ≥ 0,90 sampai dengan

1,00 sebagai reliabilitas sangat tinggi.

Berdasarkan hasil penghitungan dan setelah dikoreksi dengan rumus

Spearman Brown, maka diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,9568. Ini termasuk kualitas sangat tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

alat penelitian yang digunakan adalah reliabel.

(63)

Tabel III. Reliabilitas Setiap Item pada Setiap Aspek

- Membuat keterampilan

sederhana

Motorik d.Motorik kasar

- menunjukan koordinasi

dan keseimbangan untuk

(64)

d.Bahasa

-memberi informasi secara

lisan

a.Menunjukan reaksi emosi

yang wajar

a.Hubungan dengan orang lain

b.Kedisiplinan

dan daya ciptanya dalam

(65)

43

a.Melakukan ibadah 52

53

1) Validitas Instrumen Penelitian

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu

suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat ukur yang

(66)

Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi Product Moment dari Pearson:

Intepretasi hasil uji validitas dilakukan dengan melihat kolom corrected

item-total correlation. Dalam kolom tersebut terdapat nilai korelasi masing-masing pertanyaan yang diuji. Jika nilai korelasi suatu butir > 0,4 (Sugiyono,

2000) maka dapat disimpulkan bahwa butir tersubut adalah valid. Sebaliknya

jika nilai korelasi suatu butir < 0,4, maka dapat disimpulkan bahwa butir

tersebut tidak valid (dinyatakan gugur).

(67)

Tabel IV. Validitas Setiap Item Kuesioner

- Membuat keterampilan

sederhana

Motorik f. Motorik kasar

- menunjukan koordinasi

dan keseimbangan untuk

(68)

f. Bahasa

-memberi informasi secara

lisan

a.Menunjukan reaksi emosi

yang wajar

a.Hubungan dengan orang lain

b.Kedisiplinan

dan daya ciptanya dalam

(69)

43

a.Melakukan ibadah 52

53

Dari hasil analisis data hasil uji coba, item-item yang tidak valid tetapi

angka validitasnya mendekati 0.4 tetap digunakan dengan modifikasi.

(70)

menjadi 0.4 digugurkan. Dari keseluruhan kuesioner yang terdiri dari 60 item,

tiga item yang digugurkan, sehingga ada 57 item yang digunakan.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti meliputi tahap-tahap sebagai

berikut :

1. Scoring, yaitu memberikan jawaban setiap responden untuk setiap item yaitu skor 1 untuk jawaban “sangat tidak setuju”, skor 2 untuk jawaban

“tidak setuju”, skor 3 untuk jawaban “ragu-ragu”, skor 4 untuk jawaban

“setuju” dan skor 5 untuk jawaban “sangat setuju”.

2. Tabulasi data, yaitu memasukkan skor dari setiap item yang diperoleh

setiap orang tua ke tabel data.

3. Menghitung skor total dari setiap item berdasarkan skor yang diperoleh

setiap orangtua.

4. Menghitung besarnya persentase skor total tiap item dengan rumus

sebagai berikut :

Persentase skor total setiap item = ×100% item

maksimal skor

item setiap total skor

5. Mengurutkan persentase item dari yang persentasenya terbesar hingga

yang terkecil.

6. Setiap item yang memiliki angka persentase terhadap skor total ≥ 75%,

ditetapkan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan

Gambar

Tabel III. Reliabilitas Setiap Item pada Setiap Aspek
Tabel IV. Validitas Setiap Item Kuesioner
Tabel V. Hasil Penelitian
Tabel VI. Usulan Topik Bimbingan Kelompok
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan perintah Malaikat, Yusuf berangkat ke Mesir. Pengungsian ke Mesir adalah jalan panjang dan penuh perjuangan. Situasinya tidak pasti dan tidak mudah

2.2 Teori-Teori yang Relevan dengan Obyek 2.2.1 Tujuan Perancangan Pusat Edukasi Interaktif Tujuan utama Pusat Edukasi Interaktif adalah sebagai sarana belajar dalam berbagai

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”

Bale Luar menggambarkan hubungan antar manusia untuk saling menghormati dan mempertahankan sikap kekeluargaan, sedangkan Bale Dalem yang lebih privat, memperlihatkan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor

Berdasarkan Pasal 12 ayat (3) Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki tentang SLIP), maka yang dimaksud dalam

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan

Komunikasi data yang digunakan ialah bahasa pemrograman Python untuk Gerbang otomatis sedangkan pada pengolahan citra menggukan ODBC, komunikasi data mengirimkan data ke