• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh pengiklanan produk dengan menggunakan brand image terhadap minat beli : studi kasus pada sepeda motor Honda Spacy di tiga universitas terbaik Yogyakarta versi Webomatrics - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh pengiklanan produk dengan menggunakan brand image terhadap minat beli : studi kasus pada sepeda motor Honda Spacy di tiga universitas terbaik Yogyakarta versi Webomatrics - USD Repository"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Kasus Pada Sepeda Motor Honda SPACY di Tiga Universitas Terbaik

Yogyakarta versi WEBOMATRICS

SKRIPSI

Diajukan dalam Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Progaram Studi Manajemen

DISUSUN OLEH:

Toni Paulus Turnip 082214129

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Kupersembahkan karya kecil ini

untuk mereka yang aku cintai :

1.

Bapa, Putra dan Roh Kudus sumber kekuatan &

penghiburanku

2.

Bapak & Mama Tercinta

3.

Seluruh Kelurga Besar Op. Frans Turnip

4.

Teman-

Teman Manajemen 2008 “Satu Hati”

(5)
(6)
(7)

vii

“PENGARUH PENGIKLANAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN BRAND IMAGE

TERHADAP MINAT BELI”

Studi Kasus Pada Sepeda Motor Honda SPACY di Tiga Universitas Terbaik Yogyakarta

versi Webomatrics

Toni Paulus Turnip Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara parsial atau simultan antar variabel iklan yang menggunakan brand image: citra perusahaan, celebrity endorser dan citra produk dalam mempengaruhi minat beli konsumen dalam membeli sepeda motor Honda SPACY dan variabel manakah yang paling dominan berpengaruh.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada sepeda motor Honda SPACY di tiga universitas terbaik di Yogyakarta versi Webomatrics. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Waktu penelitian yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa: citra perusahaan tidak berpengaruh terhadap minat beli secara sendiri, sedangkan variabel celebrity endorser dan variabel citra produk secara sendiri-sendiri berpengaruh positif terhadap minat beli sedangkan pengujian secara bersama-sama ketiga variabel tersebut berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

(8)

viii

INTEREST”

A Case Study To Honda SPACY Motorcycles in Best

Three Universities in Yogyakarta version Webomatrics

Toni Paulus Turnip

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2012

This research was aimed to figure out the relation between advertising variables which use brand image: corporate image, celebrity endorser, and product image in influencing

customers’ interest to buy Honda SPACY motorcycles as partially or simultaneously and which variables are the most dominant influence.

This sort of research is a case study for Honda SPACY motorcycles in the best three different universities in Yogyakarta version Webomatrics. Data collection technique used was questionnaires which were done on May to June 2012. Sample collecting technique used was purposive sampling. Data analysis technique applied was Analysis of Multiple Linear Regression.

The result of this research shows as follow: corporate image was not affected personal’s

buying interest, meanwhile celebrity endorser and product image’s variables have positive effect

in buying interest as personal, however the examination which was done altogether with these

three variables affect in customers’ buying interest.

(9)

ix

Sebab Aku mengetahui rancangan-rancangan apa yang

ada pada-KU mengenai kamu,demikianlah firman Tuhan,

yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan

kecelakaan, untu memberikan kepadamu hari depan yang

penuh harapan

(Yeremia 29:11)

“Takut akan TUHAN adalah permulaan penge

tahuan, tetapi

orang bodoh menghina hikmat dan didikan”

(Amsal 1:7)

Jika kamu tidak mengerti arti dari KEGAGALAN maka kamu

tidak mengerti arti KEBERHASILAN. Hargailah KEGAGALAN

(10)

x

rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Pengiklanan Produk Dengan menggunakan Brand Image Terhadap Minat Beli Motor

Honda SPACY“ yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak,

skripsi ini tidak dapat terwujud. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis ingin secara

khusus menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto selaku Kaprodi Manajemen Fakulutas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. A. Triwanggono, M.S. selaku Dosen Pembimbing I yang telah begitu baik

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan

bimbingan, masukan dan kritik yang sangat berharga, dengan penuh perhatian dan kesabaran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu Dra. Y. Rini Hardanti, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah begitu baik bersedia

meluangkan waktu tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, masukan dan kritik

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Segenap Dosen dan Staff pengajar Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada saya.

7. Bapak dan Mama yang tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan,

nasihat, kebahagiaan, dan memberikan pendidikan yang baik kepada saya.

8. Teman-teman D’ciples, Kak Uchu yang selalu memberi motivasi dan mendukung dengan

doa, terima kasih sudah menjadi tempat keluh kesahku.

9. Teman-temanku, Johannes Maysan Damanik “Joko”, Yohanes Ubad Barus ”Sagna”,

(11)
(12)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ` iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

(13)

xiii

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II: KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 10

1. Positioning Perusahaan ... 10

2. Pengertian Perilaku Konsumen ... 12

3. Fungsi dari Iklan/Promosi ... 17

4. Minat Beli ... 20

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli ... 22

6. Hubungan Efektivitas Iklan dengan Minat Beli... 25

7. Brand Image... 26

a. Manfaat Citra Merek ... 31

b. Hubungan Citra Merek dan Minat Beli ... 32

c. Citra Merek Sebagai Penenentu Minat Beli ... 32

B. Penelitian Sebelumnnya ... 37

C. Desain Penelitian ... 40

D. Rumusan Hipotesis ... 41

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian ... 42

(14)

xiv

E. Definisi Operasional ... 43

F. Populasi dan Sampel ... 44

G. Teknik Pengambilan Sampel ... 46

H. Teknik Pengumpulan Data ... 46

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 47

1. Uji Validitas ... 47

2. Uji Reliabilitas ... 48

3. Uji Asumsi Klasik ... 48

a. Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 48

b. Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas ... 50

c. Uji Asumsi Klasik Normalitas ... 50

J. Teknik Analisis Data ... 52

a. Analisi Regresi Linier Berganda ... 52

b. Uji t ... 53

c. Uji F ... 55

K. Uji Hipotesis Variabel Paling Berpengaruh ... 57

BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 58

A. Tiga Universitas Terbaik di Yogyakarta versi Webomatrics ... 58

B. Profil Universitas Gadjah Mada ... 61

1. Sejarah ... 61

2. Visi dan Misi ... 62

3. Kepimpinan ... 62

4. Fakutas di Universitas Gadjah Mada ... 63

C. Profil Universitas Negeri Yogyakarta ... 67

1. Sejarah... 67

2. Visi dan Misi ... 69

3. Kepimpinan ... 70

(15)

xv

2. Visi dan Misi ... 77

3. Kepimpinan ... 78

4. Fakutas di Universitas Gadjah Mada ... 78

E. Profil PT. Astra Honda Motor ... 80

1. Gambaran Identitas Responden ... 88

2. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 92

a. Validitas dan Reliabilitas Citra Perusahaan ... 93

b. Validitas dan Reliabilitas Celebrity Endorser ... 94

c. Validitas dan Reliabilitas Citra Produk ... 95

d. Validitas dan Reliabilitas Minat Beli ... 96

3. Uji Asumsi Klasik ... 96

5. Analisis Permasalahan Dua... 105

(16)

xvi

B. Saran ... 108

C. Keterbatasan Penelitian ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

(17)

xvii

Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Identitas Responden ... 88

Tabel 5.2 Distribusi Menurut Jenis Kelamin Terhadap Program Studi UGM 89 Tabel 5.3 Distribusi Menurut Jenis Kelamin Terhadap Program Studi UNY 91 Tabel 5.4 Distribusi Menurut Jenis Kelamin Terhadap Program Studi UII . 92 Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Citra Perusahaan ... 93

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Celebrity Endorser ... 94

Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Citra Produk ... 95

Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Minat Beli ... 96

Tabel 5.9 Uji Multikolinieritas ... 97

Tabel 5.10 Uji Normalitas ... 99

Tabel 5.11 Uji Heterokedastisitas ... 101

Tabel 5.12 Uji t ... 102

Tabel 5.13 Uji F ... 104

Tabel 5.14 Koefisien Determinasi... 105

(18)

xviii

(19)

xix

Lampiran Data Tabulasi Kuesioner` ... 138

a. Hasil X1 ... 138

b. Hasil X2 ... 140

c. Hasil X3 ... 143

d. Hasil Y ... 146

e. Hasil Rata-Rata Pertanyaan X2 ... 149

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persaingan antar industri penjualan motor terus meningkat seiring dengan

berjalannya waktu. Persaingan ini dapat dilihat dari banyaknya varian-varian

motor yang diluncurkan oleh produsen motor terkemuka di Indonesia seperti

Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki guna memenuhi kebutuhan

konsumen akan motor. Kita lihat saja bagaimana produsen motor di

Indonesia yang terus melakukan inovasi terhadap produknya baik dari segi

tampilan body, penambahan fitur lain yang tidak ada hubungannya dengan

fungsi utama dari motor. Hal ini dilakukan guna memenangkan persaingan

dengan para pesaing penghasil motor di Indonesia seperti Honda, Yamaha,

Suzuki dan Kawasaki yang notabene adalah produsen penghasil motor

terbesar di Indonesia. Hal ini masih diperburuk dengan masuknya motor

keluaran Cina yang harganya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan

motor hasil produksi Honda, Yamaha, Suzuki maupun Kawasaki yang mana

produk tersebut memiliki bentuk dan warna yang hampir mirip dengan

produk keluaran produsen yang terkenal.

Persaingan dalam dunia usaha merupakan suatu kondisi yang harus

dihadapi oleh perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan

(21)

semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini

membuat perusahaan-perusahaan baik yang bergerak di bidang manufaktur

maupun jasa terus ditantang untuk semakin kompetitif.

Semakin ketatnya persaingan membuat para manajer pemasaran harus

bekerja keras tentang bagaimana caranya supaya mampu

memasarkan/mengiklankan produk perusahaan dengan cara yang menarik

supaya konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Minat pembelian

konsumen sangat tergantung dari tipe produk yang akan dibeli, berbeda

sekali ketika seseorang akan membeli motor dengan akan membeli sabun

mandi. Konsumen yang akan membeli motor pasti akan memiliki tingkat

keterlibatan yang lebih tinggi dari pada pembelian sabun mandi, dengan

adanya hal ini menuntut manajer pemasaran mampu mengiklankan produk

perusahaan dengan semenarik mungkin guna menumbuhkan rasa

keingintahuan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Dalam memasarkan suatu produk, perusahaan dapat menggunakan media

komunikasi yang ada seperti media massa maupun media elektronik. Dalam

prakteknya, mengiklankan produk dengan menggunakan media elektronik

lebih menarik dibandingkan dengan menggunakan media massa dalam

mengiklankan suatu produk walaupun dari segi biaya, iklan dengan media

elektronik lebih memakan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan

(22)

Menurut Kotler (2007) iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

dan promosi gagasan, barang atau jasa olehsponsor tertentu yang harus

dibayar. Pengiklanan suatu produk merupakan salah satu hal yang paling

penting yang harus dilakukan seorang manajer pemasaran. Hal ini menjadi

sangat penting dilakukan karena dengan cara inilah para calon konsumen tahu

tentang suatu produk yang telah dikeluarkan oleh suatu perusahaan, baik itu

perusahaan jasa maupun dagang maupun manufaktur. Di era saat ini

menciptakan iklan yang mampu bekerja secara efektif untuk memposisikan

produk perusahaan di benak konsumen merupakan suatu tantangan yang berat

bagi para manajer pemasaran karena para manajer pemasaran dituntut untuk

menciptakan suatu iklan yang mampu mempresentasikan keunggulan produk

suatu perusahaan dengan mampu menggunakan tata bahasa yang mudah

dipahami oleh para calon konsumen.

Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan

melekat dibenak konsumen. Bagi konsumen hal ini sangat penting

dikarenakan mempengaruhi preferensi untuk melakukan pembelian. Dengan

kata lain semakin citra tersebut mampu ditangkap oleh konsumen dengan baik

maka dapat semakin tinggi pula keinginan atau minat konsumen dalam

melakukan pembelian. Jika dalam pemasaran iklan yang berisi tentang suatu

produk dengan menggunakan media elektronik biasanya dimungkinkan

(23)

menyampaikan suatu brand image yang ingin dibangun oleh suatu perusahaan

(brand image biasanya menggunakan artis terkenal) untuk menguatkan posisi

produk perusahaan dibenak konsumen dengan harapan konsumen mampu

mengingat jenis produk yang ditawarkan oleh perusahaan, jika hal itu tercapai

kemungkinan konsumen akan membeli produk yang ditawarkan saat

membutuhkan, dengan kata lain kemungkinan konsumen untuk membeli

produk tersebut akan lebih besar. Salah satu produk yang menggunakan brand

image produsen Honda yakni untuk produk Honda SPACY, yang dalam

pengiklanannya brand image yang ingin ditampilkan dalam iklan tersebut

adalah Motor compact dengan berbagai kemudahan dan fungsi yang cocok

untuk keluarga muda, eksekutif muda, kaum urban, mahawiswa, pekerja

kantoran yang suka bergaya elegan dan ingin motor yang fungsional.

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran

atau citra tertentu yang dikaitkan pada suatu merek. Keterkaitan pada suatu

merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman untuk

mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat

dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek di dalam benak

konsumen. Citra yang baik merupakan salah satu cara yang efektif di dalam

menjaring konsumen, karena konsumen dengan sadar atau tidak sadar akan

memilih suatu produk yang memiliki brand image yang positif, sehingga

(24)

konsumen dalam proses keputusan pembelian terhadap suatu merek produk

tertentu. Brand image memiliki indikator yakni citra perusahaan, celebrity

endorser dan citra produk. Citra perusahaan adalah sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk

atau jasa. Dalam penelitian ini citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas

serta jaringan perusahaan. Celebrity endorser adalah sekumpulan asosiasi

yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang mengunakan barang

atau jasa. Hal ini meliputi kredibilitas selebriti, kecocokan selebriti dengan

khalayak, dan daya tarik selebriti. Sedangkan citra produk adalah sekumpulan

asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk. Dalam

penelitian ini meliputi warna, bentuk dan fasilitas.

Berangkat dari latar belakang ini, penulis ingin melakukan penelitian

yang berjudul “PENGARUH PENGIKLANAN PRODUK DENGAN

MENGGUNAKAN BRAND IMAGE TERHADAP MINAT BELI”. Studi

Pada Sepeda Motor Honda SPACY di Tiga Universitas Terbaik Yogyakarta

versi Webometrics.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah brand image: citra perusahaan, celebrity endorser dan citra produk

berpengaruh pada minat beli konsumen baik secara sendiri maupun

(25)

2. Dari variabel brand image: citra perusahaan, celebrity endorser dan citra

produk, manakah yang lebih dominan berpengaruh terhadap minat beli

konsumen?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah mahasiswa yang

berminat membeli Honda SPACY dengan kriteria:

1. Mereka para laki-laki dan perempuan dengan status mahasiswa untuk

jangka waktu enam bulan ke depan membutuhkan sepeda motor baru.

2. Pendapatan orang tua minimal Rp. 2.000.000 perbulan.

3. Pada penelitian ini, fokus penulis adalah pada variabel citra perusahaan

dengan indikator penelitian terdiri dari popularitas perusahaan, kredibilitas

perusahaan serta jaringan perusahaan.

4. Pada variabel citra produk, yang menjadi indikator penelitian adalah dari

segi warna, bentuk, dan fasilitas.

5. Pada variabel celebrity endorser yang menjadi indikator penelitian adalah

kredibilitas selebriti, kecocokan selebriti dengan khalayak dan daya tarik

selebriti.

6. Pada variabel minat beli yang menjadi indikatornya adalah minat

transaksional (kecenderungan untuk membeli), dan minat eksploratif

(26)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

antar variabel iklan yang menggunakan brand image: citra perusahaan,

celebrity endorser dan citra produk dalam mempengaruhi minat beli

konsumen dalam membeli SPACY.

2. Untuk mengetahui dari variabel brand image: citra perusahaan, celebrity

endorser dan citra produk yang paling berpengaruhi minat beli konsumen

dalam membeli SPCY.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan.

Diharapkan dengan hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu sumber

acuan dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan terkait untuk

memasarkan produk Honda SPACY tersebut.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma.

Diharapkan dapat menambah koleksi karya ilmiah yang telah dimiliki

oleh Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dan juga sebagai sumber

acuan referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis.

Penelitian ini sebagai aplikasi dari teori yang telah didapatkan penulis

selama perkuliahan selama ini dan juga untuk mengukur sejauh mana penulis

(27)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka

Bab ini berisikan teori-teori tentang positioning perusahaan, brand image:

citra perusahaan, celebrity endorser, citra produk dan minat beli sebagai dasar

penentuan diadakannya penelitian ini serta teori-teori praktis yang

mendukung.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan dan membahas tentang jenis penelitian, waktu dan

tempat penelitian, subyek dan obyek penelitian, variabel penelitian dan alat

pengukurannya,jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan

sampel, teknik pengambilan sampel dan teknik analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum

Bab ini memberikan gambaran serta informasi tentang Universitas Gadjah

Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia yang

menjadi tempat dilakukannya penelitian.

(28)

Bab ini menguraikan tentang hasil pengolahan data, analisis data,

pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI : Kesimpulan, Saran dan Keterbatasan Penelitian

Bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang diambil dari penelitian dan

saran-saran untuk pihak perusahaan disertai pernyataan penulis akan

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA.

A. Landasan Teori.

1. Positioning Perusahaan.

Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan

sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam

benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Positioning merupakan elemen

yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat

menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan

produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi.

Sedangkan menurut Kotler, keputusan pemilihan target pasar merupakan

titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam

menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning. Oleh karena itu,

strategi positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan

posisi pasar perusahaan disuatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya.

Dari definisi diatas terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi

pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk

menemukan suatu celah di benak konsumen agar konsumen mempunyai

image yang khusus terhadap produk atau merek produk atau bahkan terhadap

(30)

Setelah segmen potensial dapat diidentifikasi dan segmen yang dijadikan

sasaran promosi telah dipilih, perusahaan harus tetap milih penetepan posisi

untuk produk atau jasa dalam pikiran konsumen yang berada di segmen yang

telah dipilih. Penetapan posisi produk adalah penetapan arti produk didalam

pikiran konsumen menurut ciri atau arti pentingnya berdasarkan pembanding

dengan produk pesaing. Penetapan posisi produk seringkali dianggap sebagai

elemen yang sangat penting dalam strategi pemasaran perusahaan. Lebih dari

itu, penetapan posisi mengarahkan seluruh bauran pemasaran perusahaan.

Laporan penetapan posisi yang jelas merupakan penentuan arah aktivitas

promosi.

Strategi penetapan posisi dapat ditetapkan melalui salah satu dari empat

pendekatan sebagai berikut:

a. Citra produk.

Strategi ini banyak digunakan yakni dengan menghubungkan produk

dengan ciri yang mudah dikenali seperti warna, potensi, dan kelincahan.

b. Harga dan kualitas.

Meskipun harga dan kualitas dapat dianggap sebagai ciri, keduanya

penting sehingga perlu diperlakukan secara terpisah. Dalam berbagai

kategori produk, merek-merek tertentu yang menawarkan ciri

(31)

lebih mahal sebagai sugesti kepada konsumen agar mereka dipandang

sebagai warga masyarakat.

c. Penggunaan.

Dalam penetapan posisi berdasarkan penggunaan, perusahaan atau

pemasar berupaya memposisikan merek mereka sebagai produk yang

berhubungan dengan penggunaan atau kesempatan tertentu.

d. Pengguna produk.

Dalam penetapan posisi berdasarkan pengguna produk, merek

dihubungkan dengan pengguna khusus atau kelas pengguna dalam

masyarakat.

Dalam menetapkan posisi, pemasar dapat menerapkan beberapa

strategi sebagai berikut:

1. Penetapan posisi berdasarkan ciri khas produk.

2. Penetapan posisi berdasarkan manfaat produk.

3. Penetapan posisi berdasarkan penggunaan sesuai dengan event.

4. Penetapan posisi berdasarkan tingkat tertentu.

5. Penetapan posisi berdasarkan pembanding langsung dengan

produk pesaing.

(32)

2. Pengertian Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi

yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu

perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam

hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut.

Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu

mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini

dikenal dengan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan

individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan

mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa tersebut di dalam proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan

tersebut (Mowen dan Minor).

Strategi pemasaran terdiri atas unsur-unsur pemasaran yang terpadu yang

selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan

perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan-perubahan perilaku konsumen. Hal

ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan

pemasaran yang pokok yaitu: pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan

sasaran pemasaran dan merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang

dapat tepat dari bauran pemasaran, agar kebutuhan para konsumen dapat

(33)

Setiap konsumen memiliki minat beli berbeda-beda, maka dalam

memasarkan suatu produk tertentu diperlukan suatu perencanaan strategi guna

mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, mengapa demikian:

a. Keputusan yang diambil sekarang berkenaan dengan masa depan.

b. Soal-soal terpenting mengenai alokasi sumberdaya, yang akan dapat

menentukan keberhasilan perusahaan pada jangka lama.

c. Keunggulan untuk bersaing memungkinkan perusahaan melayani

kaum pelanggan secara lebih sempurna daripada pesaingnya.

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor-Faktor Kebudayaan

a. Budaya

Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang

paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar

diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.

b. Sub Budaya

Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil

yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku

anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan,

kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis.

(34)

Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok

cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor-Faktor Sosial

a. Kelompok Referensi

Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan

pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.

b. Keluarga

Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap

perilaku pembeli.

c. Peranan dan Status

Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam

pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang

mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya.

3.Faktor-faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Daur Hidup.

Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama

hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan

usianya.

b. Pekerjaan

Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat

(35)

c. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang

dapat berpengaruh terhadap pilihan produk yang akan digunakan.

d. Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan

perilaku pembelian.

e. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian adalah ciri-ciri psikologis yang membedakan setiap orang

sedangkan konsep diri lebih kearah citra diri.

4. Faktor-faktor Psikologis

a. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk

mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan.

Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi

oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu

yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh

(36)

d. Kepercayaan dan Sikap

Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap

selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian (Kotler, 1997).

3. Fungsi dari Iklan/Promosi.

Komunikasi pemasaran (Marketing Communication) mengenal upaya

pencitraan melalui iklan dan promosi. Yang juga mempunyai peran sangat

penting dalam membangun suatu brand image. Beriklan dan promosi

mempunyai target “audience” yang sangat luas. Sehingga dalam waktu

singkat, pesan yang ingin disampaikan tentang “brand image” akan lebih

diterima oleh masyarakat/konsumen. Dalam melakukan aktifitas bisnis,

mustahil jika kita sebagai pelaku bisnis akan melupakan yang namanya iklan

dan promosi.

a. Pengertian Periklanan

Periklanan adalah salah satu dari empat alat penting yang digunakan oleh

perusahaan dalam melancarkan komunikasi persuasif kepada pembeli dan

masyarakat. Iklan dapat merupakan cara yang berbiaya efektif guna

menyebarkan pesan, baik untuk membangun preferensi merek atau untuk

mendidik orang.

Menurut Morrison (1993) iklan diartikan sebagai setiap bentuk

komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli potensial

(37)

mempengaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik, untuk

berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan.

Menurut Tjiptono (1997) iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung

yang didasari pada informasi tentang keunggulan atas keuntungan suatu

produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan

pembelian.

b. Tujuan Periklanan

Menurut Tjiptono (1997) pada umumnya tujuan utama iklan adalah untuk

menjual sesuatu, baik itu berupa produk, maupun jasa, yang digunakan untuk

meningkatkan penjualan perusahaan.

Adapun tujuan dari periklanan tersebut secara umum adalah:

1. Menginformasikan

c. Memberitahukan pasar mengenai produk baru.

d. Mengusulkan kegunaan lain suatu produk.

e. Memberitahukan pasar mengenai perubahan harga.

f. Menjelaskan cara kerja suatu produk.

g. Menjelaskan pelayanan yang tersedia.

h. Mengoreksi kesan yang salah.

i. Mengurangi kecemasan konsumen.

(38)

2. Membujuk

a. Membentuk preferensi merek.

b. Mendorong pengalihan merek.

c. Masalah persepsi konsumen mengenai atribut produk.

d. Membujuk konsumen untuk segera membeli.

e. Membujuk konsumen untuk menghubungi penjual.

3. Mengingatkan

a. Mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut mungkin akan

di butuhkan dimasa yang akan datang.

b. Mengingatkan konsumen dimana dapat membeli.

c. Menjaga agar konsumen tetap ingat pada merek produk

walaupun tidak sedang pada musimnya.

d. Mempertahankan kesadaran puncak.

Secara umum media periklanan ada dua jenis yaitu:

1) Media cetak

a. Majalah.

b. Koran.

2) Media Elektronik

a. Televisi.

(39)

4. Minat Beli

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli

sesuatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen

melakukan pembelian (Mowen dan Minor, 2001).

Minat beli didefinisikan sebagai kecenderungan konsumen untuk

membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen

melakukan pembelian.

Pengertian minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak

unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan

bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang

merefleksi rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu.

Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli

konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli

ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku

konsumen dimasa datang.

Sedangkan definisi minat beli menurut Handoyo (2002) adalah

(40)

mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum

keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.

Erna Ferrinndewi (2008) mengemukakan bahwa minat beli merupakan

instruksi diri konsumen unutuk melakukan pembelian atas suatu produk,

melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan

seperti mengusulkan, merekomendasikan, memilih, dan akhirnya

mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) menyatakan bahwa minat beli

sebagai motivasi dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka

untuk tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi tinggi terhadap obyek

tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk

tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba

untuk menghindarkan obyek bersangkutan. Implikasi dalam pemasaran

adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk

atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.

Menurut Ferdinand (dikutip dari skripsi Yanti Febrianti), minat beli

dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk

membeli produk.

2. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang

(41)

dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari

produk tersebut.

Ekstensi merek terjadi apabila calon pembeli sudah mempunyai cukup

informasi mengenai merek induk dan sudah terbentuk persepsi, apabila

persepsi tersebut positif maka calon pembeli tersebut biasanya akan

tertarik untuk membeli produk ekstensi yang ditawarkan, terutama apabila

mereka melihat bahwa produk ektensi tersebut mempunyai kaitan yang

logis dengan produk dari merek induk.

Minat beli yang diakibatkan daya tarik produk atau jasa yang

ditawarkan merupakan suatu mental dari konsumen yang merefleksikan

rencana pembelian suatu produk terhadap merek tertentu.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan (2005) mengemukakan faktor-faktor yang

mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi,

bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa

maka hal itu akan memperkuat minat membeli, ketidakpuasan biasanya

menghilangkan minat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat,

yaitu:

a. Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan

(42)

yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan

waktu senggangnya, dan lain-lain.

b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang mempunyai

sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai apa yang

diinginkannya daripada yang mempunyai sosial ekonomi rendah.

c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana seseorang

menggunakan waktu senggangnya.

d. Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda

dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.

e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan

orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas

benda dan seseorang.

Menurut Kotler (2004) bahwa tahapan-tahapan dalam proses

keputusan membeli yaitu:

1. Pengenalan masalah

Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau

kebutuhan.

2. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya akan mencari

informasi atau pun mungkin tidak mencari informasi yang lebih

(43)

dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli

obyek itu.

3. Penilaian alternatif.

Tahap dalam pengambilan keputusan membeli dimana konsumen

menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek

alternatif dalam satu susunan pilihan. Dalam mengevaluasi merek

yang ditemukan, konsumen dapat melakukan tahap penilain, yakni

dengan cara mengevalusinya dengan melihat citra produk yang

ditampilkan oleh suatu perusahaan maka dapat dikatakan

konsumen sudah memiliki minat untuk melakukan pembelian

terhadap suatu produk.

4. Keputusan membeli

Tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli dimana

konsumen benar-benar membeli produk dan jasa.

5. Perilaku pasca beli.

Tahap dalam proses pengambilan keputusan dimana konsumen

mengambil keputusan apakah membeli atau tidak berdasarkan

kepuasan dan ketidakpuasan yang mereka rasakan.

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa proses keputusan pembelian

dimulai jauh sebelum tindakan membeli itu sendiri dan mempunyai

(44)

masalah atau kebutuhan, dimana kesadaran kebutuhan merupakan tahap

dalam proses pembelian. Selanjutnya mereka akan mencari

informasi-informasi yang berkaitan dengan kebutuhan, kemudian akan menentukan

pilihan atau alternative yang paling sesuai dengan kebutuhan tersebut. Setelah

itu, mereka harus memutuskan antara membeli atau tidak membeli. Jika

keputusan yang diambil adalah membeli konsumen harus membuat

serangkain keputusan yang menyangkut merek, harga, warna toko dan lain

sebagainya.

6. Hubungan Efektifitas Iklan dengan Minat Beli

Menurut hierarchy of effect model, dari melihat iklan sampai dengan

melakukan pembelian, konsumen selalu mengikuti alur proses yang sangat

teratur. Pengambilan keputusan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi

produk/merek tertentu diawali oleh awareness atau pengenalan terhadap

produk tersebut, kemudian dilanjutkan dengan pemahaman, ditindak lanjuti

dengan tingkat kesukaan dan penilaian lebih baik dibandingkan dengan

produk lain dan akhirnya konsumen memutuskan untuk mencoba merek

tersebut. Dari model ini disebutkan bahwa proses ini selalu berurutan dan

selalu berawal dari proses pengenalan.

Awareness sendiri berasal dari ditangkapnya informasi tentang merek dan

produk oleh konsumen, baik oleh usaha yang dilakukan oleh konsumen

(45)

ataupun oleh aktivitas proaktif pengelola produk/merek untuk

mengkomunikasikan produk/jasanya.

7. Brand Image

Menurut Mowen dan Miror (2001) citra merek (brand image) adalah

gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang sudah ada

dibenak konsumen. Pembentukan citra merek juga dipengaruhi oleh

pengalaman konsumen. Menurut Patricia (2004) citra merek (brand image)

adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu. Menurut

Shimp (2000) citra merek (brand image) adalah jenis asosiasi yang muncul

dibenak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu.

Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan

melekat dibenak konsumen. Citra merek memiliki tiga komponen pendukung

yaitu: citra pembuat (corporate image), celebrity endorser dan citra produk

(product image) itu sendiri (Nicolino, 2004).

1. Citra Pembuat (corporate image)

Corporate Image adalah persepsi publik terhadap perusahaan, dalam

persepsi publik citra perusahaan terbentuk dari asosiasi antara perusahaan

sebagai subjek dan atribut-atributnya seperti: baik, buruk, berkualitas, peduli

lingkungan, dan bertanggung jawab. Akumulasi dari citra perusahaan akan

membentuk reputasi perusahaaan yang sangat bermakna bagi perusahaan,

(46)

tetapi juga dengan stakeholder yang lain, reputasi yang baik ketika

berhubungan dengan pemasok, dapat meningkatkan bargaining position,

demikian dengan jalur distribusi, perusahaan yang mempunyai reputasi baik

akan mendapat perlakuan khusus, apalagi dengan pelayanan publik akan

mendapatkan banyak kemudahan.

2. Celebrity Endorser.

Celebrity endorser adalah suatu iklan yang menggunakan tokoh terkenal

atau public figure sebagai penyampai pesan iklannya yang kelak mungkin

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena prestasi sang

bintang tersebut atau rasa suka dari konsumen. Termasuk kelompok selebritis

ini adalah bintang televisi maupun bintang film, bintang olah raga, politikus,

seorang pengusaha, artis, dan orang-orang tertentu yang berasal dari militer.

Pendapat ini menunjukkan bahwa ukuran selebritis adalah orang-orang yang

dikenal publik dengan berbagai latar belakangnya, baik dalam entertainment,

militer, ilmu pengetahuan, olah raga, maupun bidang lainnya. Orang-orang

terkenal ini biasanya menjadi figur publik sehingga posisinya sebanding

selebritis.

Endorser sering juga disebut direct source (sumber langsung) yaitu

seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan atau memperagakan

sebuah produk atau jasa. Endorser juga diartikan sebagai orang yang dipilih

(47)

sebagai endorser tersebut berasal dari kalangan tokoh masyarakat yang

memiliki karakter menonjol dan daya tarik yang kuat. Maka keahlian yang

dimiliki selebriti dengan merek produk yang diiklankan haruslah relevan.

Kaitan antara celebrity endorser dengan citra merek adalah selain untuk

meningkatkan kredibilitas brand, keuntungan utama menggunakan selebriti

adalah kemampuan iklan untuk diingat dalam waktu singkat. Citra (image)

yang dimiliki oleh publik tentang bintang ini secara tidak langsung ditransfer

ke dalam merek (brand) yang dibintanginya dibandingkan non-celebrity atau

lay endorser. Penggunaan bintang-bintang terkenal ini lebih efektif untuk

menghasilkan respons yang positif terhadap brand sekaligus meningkatkan

keinginan untuk membeli.

Hal-hal yang menjadi indikator celebrity endorser yang baik yaitu

popularitas (bagaimana seorang selebriti dikenal oleh masyarakat), daya tarik

selebriti (hal-hal yang dimiliki oleh seorang selebriti yang mampu menyita

perhatian masyarakat), dan kecocokan selebriti (kecocokan selebriti dengan

segmen pasar dari sebuah produk).

3. Citra Produk.

Citra produk adalah respon konsumen pada keseluruhan penawaran

yang diberikan didefinisikan sebagai sejumlah kepercayaan, ide-ide, dan

(48)

keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat tentang produk yang

akan dijual dipasaran.

Citra berperan menimbulkan preferensi untuk melakukan pembelian.

Citra perusahaan juga akan mempengaruhi citra produk dan selanjutnya akan

mempengaruhi preferensi untuk melakukan pembelian. Pembentukan citra

dipengaruhi oleh familiaritas terhadap produk dan perusahaan yang

bersangkutan. Familiaritas dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang

diterima oleh konsumen yang bersumber dari pengalaman pribadi,

pengalaman orang lain dan media massa. Citra merupakan suatu hal yang

penting diperhatikan oleh perusahaan, apabila perusahaan memiliki citra yang

baik maka produk dari perusahaan tersebut akan dapat pula diterima dengan

baik dipasaran. Demikian halnya dengan citra yang dimiliki oleh produk yang

dihasilkan apabila produk sebelumnya memiliki citra yang baik maka pada

peluncuran produk berikutnya kemungkinan besar akan mendapat sambutan

yang baik pula bagi konsumen.

Citra produk merupakan persepsi masyarakat terhadap produk yang

dihasilkan perusahaan. Citra produk dibangun agar menjadi postitif di mata

publik, baik publik yang telah menggunakan produk itu maupun potensial

customer yang hendak dibidik agar mengkonsumsi produk tersebut. Manakala

citra suatu merek produk telah menancap dalam pikiran konsumen, maka pada

(49)

yang pertama kali muncul dalam ingatan adalah merek produk yang sudah

tertancap di pikirannya sehingga secara refleks mereka membelinya. Citra

produk akan meningkat apabila produk bermutu tinggi dan terus-menerus

mengalami perbaikan. Mutu produk dibangun dengan cara melakukan

continuous improvement disegala aspek. Peningkatan kualitas perlu dibarengi

dengan promosi memperkenalkan keunggulan produk tersebut. Pada massa

sekarang dengan ramainya persaingan bisa saja terjadi produk yang

sebenarnya bagus namun tidak sukses di pasar karena tidak dikenal oleh

publik, disebabkan publik telah dibanjiri oleh informasi produk yang

bertubi-tubi dari para pesaing.

Berikut adalah beberapa keuntungan dengan terciptanya brand image

yang kuat antara lain:

1. Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan

memiliki prospek bisnis yang bagus.

2. Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang

bagus.

3. Menciptakan loyalitas konsumen.

4. Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil

(50)

5. Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin

merek dikenal oleh masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang

diciptakan perusahaan akan mudah dikenali konsumen.

6. Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan.

7. Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan.

8. Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan

produk.

Manfaat Citra Merek

Dikenalnya suatu merek (recognition) artinya seorang konsumen

mengingat merek tersebut. Citra konsumen terhadap suatu merek

merupakan hal penting untuk strategi pemasaran perusahaan. Berikut

adalah manfaat dari suatu citra merek:

1. Citra dapat dibuat sebagai suatu tujuan di dalam strategi pemasaran.

2. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan

merek-merek lain dari produk sejenis.

3. Citra merek juga dapat membantu dalam memperbaharui penjualan

suatu merek.

4. Citra merek dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efektifitas dari

strategi pemasaran.

5. Citra merek dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha

(51)

Hubungan citra merek dan minat beli

Menurut Mahmud (2010), “Sikap positif terhadap merek tertentu akan

memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu

sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen dalam melakukan

pembelian”.

Menurut Erna Ferrinndewi (2008), “Citra merek positif dapat

membantu agar konsumen lebih mudah mengingatnya sehingga

mempermudah pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian”.

Dengan memiliki citra yang positif maka keuntungan besar bagi merek

karena konsumen akan mudah mengingat mereknya tersebut sehingga

peluang konsumen untuk mengambil keputusan dalam membeli produk

pun semakin besar.

Citra merek akan memudahkan konsumen dalam membedakan mutu

sehingga dapat berbelanja secara efisien, dan juga merek sangat berperan

dalam membentuk persepsi konsumen tentang kualitas produk dan

persepsi yang terbentuk melelui merek tersebut akan banyak

mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen.

Citra Merek sebagai Penentu Minat Beli.

Keputusan pembelian lebih sering didasarkan pada pertimbangan

merek yang memiliki citra positif daripada hal-hal lain (AB Susanto dan

(52)

Kualitas citra merek memberikan alasan yang peting untuk membeli.

Hal ini mempertimbangkan merek-merek mana yang harus

dipertimbangkan dan selanjutnya merek mana yang dipilih. Apabila image

yang tertanam dalam suatu produk baik, maka konsumen akan membeli

produk itu untuk dikonsumsi, namun sebaliknya bila image yang tertanam

dalam benak konsumen akan merasa tidak puas karena tidak sesuai

dengan informasi yang diketahui dan tidak sesuai dengan harapan. Image

yang positif tentu menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan produk

tersebut.

Image yang diyakini oleh konsumen mengenai sebuah merek sangat

bervariasi dari persepsi masing-masing individu. Kualitas sebuah merek

memberikan alasan yang penting untuk membeli. Hal ini

mempertimbangkan merek-merek mana yang akan harus dipertimbangkan

dan selanjutnya merek mana yang akan dipilih. Apabila image yang

tertanam dalam suatu produk baik, maka konsumen akan membeli produk

itu untuk dikonsumsi, namun sebaliknya bila image yang tertanam dalam

benak konsumen mengenai merek tersebut negatif maka harapan

konsumen akan membeli semakin menurun. Image yang positif tentu

menjadi kekuatan bagi brand yang digunakan tersebut.

Jejaring memori konsumen berkembang dan mencakup pula informasi

(53)

mengevaluasi produk berdasarkan faktor konsistensi dan kualitas.

Konsumen mulai memakai nama merek berdasarkan citra merek

bersangkutan sebagi alat heuteristik dalam pembuatan keputusan

pembelian. Hal ini selanjutnya memungkinkan konsumen untuk

mengidentifikasi dan membedakan citra merek dari suatu merek tertentu

dari para pesaingnya dan sekaligus berperan sebagai jaminan kualitas yang

konsisten.

Melalui pemahaman dan pengalaman tertentu dengan merek spesifik

konsumen merasa sangat dekat dengan merek tersebut dan bahkan merasa

bahwa merek tersebut telah menjadi bagian dari dirinya. Pada umumnya

kemampuan sebuah merek menjadi ikon dihasilkan dari persistensi dan

konsistensi para pemilik dan manajer merek dalam mengkomunikasikan

dan menyampaikan nilai-nilai yang sama selama periode waktu yang

relatif lama sehingga calon konsumen mampu mempersepsikan dan

mencari informasi yang cukup tentang citra suatu produk.

Merek-merek yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan

keyakinan/kepercayaan terhadap atribut fungsional produk. Kerapkali

sangat sukar bagi konsumen untuk menilai kualitas dan fitur secara

obyektif atas begitu banyak tipe produk, sehingga mereka cenderung

memilih merek-merek yang dipersipsikan sesuai dengan kualitasnya.

(54)

untuk memperkenalkan suatu produk. Dengan penggunaan cara

penyampain citra tersebut dengan media selebritis banyak berkaitan

dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakinan yang dipegang

konsumen adalah bahwa dengan memiliki merek semacam ini, akan

tercipta asosiasi yang kuat antara dirinya dengan kelompok aspirasi

tertentu.

Tjiptono (2011) mengemukakan pentingnya pengembangan citra

merek dalam keputusan pembelian. Brand image yang dikelola dengan

baik akan menghasilkan konsekuensi yang positif, meliputi:

a. Meningkatkan pemahaman terhadap aspek-aspek perilaku konsumen

dalam mengambil keputusan pembelian.

b. Memperkaya orientasi komsumen terhadap hal-hal yang bersifat

simbolis dari pada fungsi-fungsi produk.

c. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

d. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi

teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

Penciptaan kesan menjadi salah satu karakteristik dasar dalam

orientasi pemasaran modern yaitu lewat pemberian perhatian lebih serta

penciptaan merek yang kuat. Implikasi dari hal tersebut menjadikan

(55)

tentang suatu produk dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen

dalam memilih suatu produk.

Brand image merupakan salah satu alat pemasaran utama yang

merupakan hal penting karena temuan riset dan pengalaman menunjukkan

menentukan keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dan

meningkatkan tingkat pembelian. Oleh karena itu, brand image akan jadi

penentu kebijakan pengelola dalam menetapkan strategi pemasaran yang

baik. Dengan demikian brand image merupakan unsur pemasaran yang

memiliki hubungan erat dengan konsumen yang akan membeli produk

perusahaan tersebut.

Brand image dianggap sebagai asosiasi sebuah produk ketika didengar

oleh konsumen. Pembelian oleh konsumen disebabkan karena terjadi

suatu penilian yang objektif atau karena dorongan emosi yang mendorong

keputusan bertindak, dan keputusan pembelian dipengaruhi oleh kondisi

psikologis konsumen yang akan menentukan mereknya. Brand image

mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pengukuran seseorang untuk

melakukan pembelian.

Sikap pembeli terhadap merek mempengaruhi perilaku (behavior)

sehingga brand image yang positif sangat mempengaruhi keputusan

pembelian. Citra merek mempunyai posisi yang paling penting dalam

(56)

pembelian adalah keputusan mengenai merek. Konsumen akan lebih

mudah dan tidak dibingungkan lagi oleh berbagai macam merek yang ada

karena merek yang telah melekat dibenak mereka.

Menurut Patricia (2001), citra merek adalah segala kesan yang muncul

dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek,

asosiasi merek yang bisa membentuk citra merek, menjadi pijakan

konsumen dalam keputusan pembelian. Sehingga apabila suatu

perusahaan mempunyai kekuatan citra merek yang positif, akan

memberikan kontribusi bagi perusahaan dalam mengakumulasikan

konsumen untuk melakukan pembelian.

B. Penelitian Sebelumnya.

Yudhi Aliwiyanto (2002) yang meneliti tentang pengaruh selebritis

produk kartu perdana ProXL bebas terhadap keputusan pembelian

dikalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Hasil penelitian ini adalah diketahui bahwa variabel independen yang

terdiri dari: keahlian selebritis, kepercayaan terhadap selebritis, dan

ketertarikan terhadap secara simultan dan maupun secara sendiri-sendiri

mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen kartu

perdana ProXL bebas.

Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

(57)

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang

lemah antara kedua variabel. Terdapat hubungan positif yang signifikan

antara brand image dengan keputusan pembelian konsumen, maka

hipotesis yang diajukan penulis, yaitu: Brand image Airplane System

memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian konsumen,

dapat diterima. Oleh karena itu penulis menyarankan agar faktor â faktor

lain selain brand image, seperti harga dan kualitas pakaian maupun jahitan

dapat ditingkatkan.

Eni Heruwati (2010) dalam penelitianya yang berjudul Analisis

Pengaruh Daya Tarik, Kredibilitas, dan Keahlian Celebrity Endorser

Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor YAMAHA MIO. (Studi

pada konsumen PT Harpindo Jaya Jl. Dr. Cipto No.61 Semarang).

Berdasarkan analisis yang telah digunakan, dapat ditarik beberapa

kesimpulan pada saat dilakukan pengolahan regresi berganda. Dari

persamaan regresi yang diperoleh, variabel dependen yang memiliki nilai

paling signifikan yakni kredibilitas. Pengujian hipotesis dengan

menggunakan uji t menunjukkan bahwa variabel daya tarik, kredibilitas

dan keahlian yang diteliti, ketiga variabel tersebut secara signifikan

mempengaruhi keputusan pembelian. Sedangkan pada uji F menunjukkan

signifikan < 0,05. Hal ini berarti variabel daya tarik (x1), kredibilitas (x2)

(58)

Yanti Febriyanti (2011) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Citra Merek dan Iklan Menggunakan Celebrity Endorser Afgan dan Cinta

Laura Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Motor Honda Beat

di PT. Sinar Rejeki Lembang. Dari penelitian ini diketahui hasil yang

diperoleh dari uji F menunjukan bahwa citra merek dan iklan

menggunakan celebrity endorser berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen secara simultan (bersama-sama) dan

berdasarkan hasil Uji t menunjukan bahwa citra merek berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen secara sendiri-sendiri

iklan menggunakan celebriy endorser pun berpengaruh signifikan

(59)

C. Desain Penelitian.

Keterangan:

: pengaruh secara sendiri-sendiri.

: pengaruh secara simultan

Citra Perusahaan ( )

1. Popularitas.

2. Kredibilitas.

3. Jaringan perusahaan.

Minat Beli (Y)

1. Transaksional.

2. Ekploratif.

Celebrity Endorser ( )

1. Popularitas selebriti.

2. Kecocokan selebriti dengan khalayak dan merek.

3. Daya tarik selebriti

Citra Produk ( )

1. Warna.

2. Bentuk.

(60)

D. Rumusan Hipotesis

1. Terdapat pengaruhpositif dari variabel-variabel: citra perusahaan, celebrity

endorser dan citra produk secara sendiri-sendiri terhadap minat beli

konsumen.

2. Terdapat pengaruh variabel-variabel: citra perusahaan, celebrity endorser

(61)

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi di Universitas Gadjah

Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia.

B. Subjek dan Objek Penelitian.

1. Subjek penelitian.

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah mereka laki-laki dan

perempuan yang orang tuanya berpendapatan minimal Rp. 2.000.000

perbulan. Status dari subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia

yang enam bulan ke depan membutuhkan sepeda motor baru.

2. Objek penelitian.

Adalah data/informasi yang dibutuhkan untuk mampu menjawab

masalah penelitian atau menguji hipotesis dalam hal ini adalah Honda

SPACY.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian.

a. Waktu penelitian

Penelitian akan dilakukan selama bulan Mei-Juni2012.

(62)

Penelitian akan dilakukan di Universitas Gadjah Mada, Universitas

Negeri Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia

D. Variabel Penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yakni:

1. Variabel (independent) yaitu brand image.

= Citra Perusahaan. terdiri dari popularitas, kredibilitas serta

jaringan perusahaan.

= Celebrity Endorser. terdiri dari kredibilitas selebriti, ecocokan

selebriti dengan khalayak, dan aya tarik selebriti.

= Citra Produk. terdiri dari warna, bentuk, fasilitas dan manfaat.

2. Variabel Y (dependent) yaitu minat beli konsumen terhadap Honda

SPACY yang dapat dilihat dari minat transaksional, dan ekploratif.

E. Definisi Operasional.

a. Brand image.

Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan

melekat dibenak konsumen. Citra merek (Brand image) adalah gebyar

dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang sudah ada

dibenak konsumen.Pembentukan citra merek juga dipengaruhi oleh

pengalaman konsumen. Menurut Kotler (2001:225) citra merek (Brand

(63)

b. Citra perusahaan

Citra perusahaan adalah persepsi publik terhadap perusahaan, dalam

persepsi publik citra perusahaan terbentuk dari asosiasi antara perusahaan

sebagai subjek dan atribut-atributnya seperti: baik, buruk, berkualitas,

peduli lingkungan, dan bertanggung jawab.

c. Celebrity endorser

Celebrity endorser adalah suatu iklan yang menggunakan tokoh

terkenal atau public figure sebagai penyampai pesan iklannya yang

kelak mungkin mempengaruhi keputusan pembelian konsumen karena

prestasi sang bintang tersebut atau rasa suka dari konsumen.

d. Minat beli.

Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli

sesuatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan

pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen

melakukan pembelian.

F. Populasi dan Sampel.

a. Populasi.

Populasi untuk penelitian ini adalah mahasiwa Universitas Gadjah

Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia.

(64)

Kriteria sampel yang akan dipakai adalah laki-laki dan perempuan

orang tuanya berpendapatan minimal Rp. 2.000.000 perbulan. Status dari

subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang enam bulan ke depan

membutuhkan sepeda motor baru.

Dikarenakan jumlah populasinya tidak diketahui secara pasti maka

untuk menentukan besarnya sampel yaitu dengan menggunakan rumus

Unknown Populations :

Keterangan :

N = Jumlah sampel

Za = Ukuran tingkat kepercayaan dengan a = 0,05 (tingkat kepercayaan

95% berarti Z 1/2 .95% = Z. 0,475 dalam tabel ditemukan 1,96)

Σ = Standar deviasi

e = Standart error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05)

(65)

G. Teknik Pengambilan Sampel.

1. Survei kuesioner

Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara menyusun pertanyaan-pertanyaan yang

sifatnya tertutup dan terbuka dengan jawaban yang telah disediakan, dan

harus diisi oleh responden dengan cara memilih salah satu alternative

jawaban yang tersedia beserta alasannya.

2. Studi kepustakaan

Merupakan pengumpulan data dengan tujuan untuk mengetahui berbagai

pengetahuan atau teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan

penelitian, diantaranya berasal dari buku, majalah, jurnal, ataupun

berbagai literatur yang relevan dengan penelitian.

H. Teknik Pengumpulan Data.

Instrumen penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner ini dirancang

menggunakan skala ordinal model likert. Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu fenomena.

Penerapan skala likert dalam penelitian ini adalah pada setiap nomor

pertanyaan disediakan lima kotak jawaban, dimana tiap kotak jawaban diberi

kategori. Responden diminta memilih salah satu kotak diantara lima kotak

jawaban yang disediakan sesuai dengan penilaian dengan membubuhkan

(66)

1. Sangat setuju skor 5

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Pengujian validitas merupakan

suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Untuk mengukur validitas

kuesioner yang diberikan kepada responden digunakan korelasi product

moment dari Karl Pearson. Rumus yang dapat digunakan adalah :

Gambar

Gambar 5.2Uji Heterokedastisitas ..................................................................
tabel total variance explained dipilih manakah yang memiliki nilai
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Identitas Responden
Tabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Jenis kelamin Terhadap Program
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam pelaksanaan Program BOS, masing-masing pengelola program di tiap tingkatan (Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota,

YAPSI Sumberjaya Lampung Barat sudah terlaksana dengan baik hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang di terapkan sudah sesuai dengan indikator dalam teori

Pada bagian ini kita akan mendiskusikan secara rinci arti persaingan sempurna, memperlihatkan bahwa di dalam persaingan sempurna harga pasar dan

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga atau bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan

Topografi daerah aktivitas pertambangan PT Aneka Tambang Tbk. UBPE Pongkor dan sekitarnya merupakan suatu daerah perbukitan sedang sampai dengan terjal dengan

Berdasarkan hasil analisis hierarki proses diperoleh alternatif strategi yakni bantuan modal kerja dan berbagi pengetahuan untuk meningkatkan minat petani terhadap

Hal tersebut mnunjukkan bahwa variabel bebas seperti biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida padat, biaya pestisida cair, biaya tenaga kerja, dan produksi mempunyai pengaruh

Viola atau biola alto memiliki ukuran yang lebih besar dari pada biola, dan memiliki karakter suara yang lebih rendah dan gelap. Nada-nada tinggi