• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP BRAND IMAGE SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP BRAND IMAGE SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI SURABAYA."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh:

Erwin Aldino Oktora

0512010029 / FE /EM

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`

JAWA TIMUR

(2)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat dan berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang

berjudul “Pengaruh (Celebrity Endorsers) dan kualitas produk Terhadap

Brand Image Sepeda Motor Honda Vario di Surabaya

.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian

Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil

maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar,MM. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Drs. Ec. H. R. A. Suwedi, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan

(3)

6. Kepada kedua orangtuaku dan Adikki tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moril ataupun material.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi

terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran

dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, Desember 2010

(4)

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

ABSTRAKSI ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 8

2.2 Landasan Teori... 10

2.2.1 Pengertian Pemasaran ... 10

2.2.1.1. Pengertian Marketing Mix... 11

2.3 Perilaku Konsumen... ... 13

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen ... 13

2.3.1.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 14

2.4. Celebrity Endorser... 22

2.4.1. Pengertian Celebrity Endorser... 22

2.4.1.1. Keuntungan Penggunaan Celebrity Endorser 25 2.4.1.3. Kriteria Celebrity Endorser... 26

2.5. Kualitas Produk... 29

(5)

2.7.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Brand Image ... 37

2.8. Kerangka Konseptual ... 39

2.9. Hipotesis... 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40

3.1.1. Pengukuran Variabel... 44

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 44

3.3 Teknik Pengumpulan data... 46

3.3.1. Jenis data ... 46

3.3.2. Sumber Data... 46

3.3.3. Pengumpulan Data ... 46

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 47

3.4.1 Teknik Analisis ... ... 47

3.4.2. Outliers ... 48

3.4.3. Evaluasi atas Outlier... 49

3.4.4. Uji Validitas... 49

3.4.5. Uji Reliabilitas... 50

3.4.6. Uji Normalitas ... 50

3.4.7. Multicollinearity dan Singularity... 51

3.4.8. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal... 51

3.4.9. Evaluasi Model ... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 55

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan... 55

(6)

4.3.2. Uji Reliabilitas ... 58

4.3.3. Uji Validitas ... 60

4.3.4. Uji Construct Reliability dan Varance Extracted... 61

4.3.5. Uji Normalitas... 63

4.4. Structural Equation Modelling... 63

4.4.1. Evaluasi Model One-Step Approach To SEM ... 63

4.4.2. Uji Hipotesis Kausalitas... 66

4.5. Pembahasan Hasil Uji Hiotesis ... 52

4.5.1. Pengaruh Celbrity Endorser Terhadap Brand Image . 67 4.5.2. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Brand Image.... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kesimpulan... 70

5.2. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Outlier... 58

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas ... 59

Tabel 4.5. Uji Validitas ... 60

Tabel 4.6 Construct Reliability dan Variance Extracted... 61

Tabel 4.7 Uji Normalitas... 63

Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indiches Model One Step Aproach – Base Model... 64

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness Of Fit Indiches Model One Step Aproach – Modification Model... 65

Tabel 4.10. Pengujian Hipotesis... 66

(8)

Gambar 4.1. Model Pengukuran Dan Struktural: Celebrity Endorser

kualitas produk dan Brand Image: Base Mdel ... 64 Gambar 4.2 Model Pengukuran Dan Struktural: Celebrity Endorser dan

kualitas produk dan Brand Image: Modification Model ... 65

(9)

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil Uji Outlier

Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas, Reliabilitas dan Normalitas Lampiran 5 : Hasil Uji Structural Equation Modelling

(10)

Erwin Aldino Oktora

Abstraksi

Dengan menggunakan artis atau selebritis, seperti Agnes Monica dan Baim Wong sebagai pendukung (endorser) diharapkan Honda mampu menciptakan image yang berbeda dari produknya dengan produk para pesaing. Melalui slogan Vario “ Inilah idola baru, warnai gayamu “, Honda mencoba menarik perhatian para anak muda yang gaul, stylish, ‘macho’, dan penuh percaya diri. Primadona skutik masih dipegang oleh Yamaha MIO yang menguasai hampir 58% pangsa pasar skutik dengan penjualan sebanyak 693.534 unit sampai bulan Juli 2009. Honda dengan pasukan Vario dan Beat hanya mampu mencatat penjualan sebanyak 406.600 unit. Suzuki tidak mau kalah bertarung disegmen skutik ini, buktinya mereka telah mencatat penjualan diatas 100,000 unit disegmen ini. pada 2009 tampak bahwa Honda Vario mengalami penurunan pada penjualannya artinya citra merek Honda Vario masih kalah dengan Yamaha Mio. Citra merek yang kuat memberikan sejumlah keunggulan, seperti posisi pasar yang lebih superior dibandingkan pesaing. Tujuan dalam penelitian ini adalah Mengetahui pengaruh celebrity endorser terhadap citra merek (brand image) sepeda motor Honda Vario di Surabaya dan Mengetahui pengaruh kualtas produk terhadap citra merek (brand image) sepeda motor Honda Vario di Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini seluruh konsumen yang membeli sepeda motor Honda Vario di Surabaya. Sampel yang diambil adalah sebesar 130responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban responden. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Structural Equation Modelling.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan telah didapatkan bahwa : a. Celebrity Endoser berpengaruh terhadap Brand Image, dapat diterima.b. Product Quality berpengaruh terhadapBrand Image, dapat diterima.

.

(11)

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Kini kita menghadapi suatu era baru yang ditandai oleh adanya

kecenderungan globalisasi dunia sebagai akibat semakin banyaknya negara yang

melaksanakan liberalisasi serta reformasi ekonomi yang ditunjang pula dengan

majunya teknologi komunikasi dan transportasi. Globalisasi sendiri mengandung

pengertian bahwa setiap negara bahkan setiap bisnis dan perusahaan, menghadapi

persaingan global, baik secara langsung maupun tidak langsung. Globalisasi telah

mengubah secara drastis pola produksi dari perusahaan-perusahaan multinasional.

Sejalan dengan adanya perubahan tersebut, kerjasama multilateral dan regional

semakin banyak dikembangkan guna mengantisipasi perkembangan yang sedang

dan akan terjadi di masa mendatang.

Perkembangan industri otomotif di era global ini juga mengalami suatu

lonjakan yang luar biasa, ini bisa ditunjukkan dengan membanjirnya

produk-produk otomotif terutama sepeda motor yang berasal dari Cina yang memasuki

pasar Indonesia. Potensi pasar sepeda motor di Indonesia sangat besar dan

merupakan produsen sepeda motor terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India.

Pada tahun 2002 ini, Indonesia akan memproduksi dan memasarkan 2,5 juta unit

sepeda motor, sementara Cina 12,5 juta unit sepeda motor, dan India 5 juta unit

sepeda motor (Kompas, 13 Juli 2002).

Pemilihan sumber penyampai pesan dalam iklan memang harus

(12)

mereka sebagai juru komunikasi sekaligus bintang iklan diyakini dapat

mengangkat kesadaran konsumen (awareness) dan mendongkrak penjualan.

Bahkan, ada keyakinan di kalangan pemilik merek, jika tetap memilih endorser,

kesuksesan hanya menunggu waktu saja (Hidayat, 2005).

Endorser sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung)

yaitu seorang pembicara yang mengantarkan sebuah pesan dan atau

memperagakan sebuah produk atau jasa (Belch & Belch, 2004, p.168). Endorser

juga diartikan sebagai orang yang dipilih mewakili citra sebuah produk (product

image). Biasanya dari kalangan tokoh masyarakat yang memiliki karakter

menonjol dan daya tarik yang kuat (Hardiman, 2006:38).

Endorser umumnya datang dari kalangan selebriti. Para selebriti dalam

iklan dapat memiliki pengaruh yang kuat kepada konsumen dalam pembelian

produk serta pemilihan merek. Kelompok selebriti adalah artis film, sinetron,

penyanyi, musisi, pelawak dan semua orang terkenal yang bergerak di bidang

hiburan. Para selebriti bisa juga para atlit yang terkenal, tokoh politik, para pejabat

pemerintah, para pakar, pengamat ekonomi, sosial dan politik. Dalam pemilihan

pendukung selebriti untuk iklan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara

lain: daya tarik (Attractiveness), keahlian (expertise) dan kepercayaan

(13)

tersebut tidak boleh bertolak belakang, sehingga nantinya tidak mengecewakan

konsumen yang menggunakannya. Kualitas produk atau mutu produk sering

diartikan sebagai komposisi teknis dari suatu produk, Kotler (1997: 49) mutu

adalah keseluruhan ciri serta sifat dari produk atau layanan yang berpengaruh

pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau

kebutuhan tersirat.

Dengan menggunakan artis atau selebritis, seperti Agnes Monica dan

Baim Wong sebagai pendukung (endorser) diharapkan Honda mampu

menciptakan image yang berbeda dari produknya dengan produk para pesaing.

Melalui slogan Vario “ Inilah idola baru, warnai gayamu “, Honda mencoba

menarik perhatian para anak muda yang gaul, stylish, ‘macho’, dan penuh percaya

diri. Peggunaan Agnes Monica dan Baim Wong sebagai endorsers dalam iklan

produk barunya, Honda berharap mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan

pasar saat ini. Sosok Agnes Monica dipersepsikan sebagai seorang publik figur

yang terkenal, menarik, fashionable (selalu mengikuti perkembangan trend),

berkelas, energik, serba bisa dan dijadikan trendsetter bagi remaja atau pemuda

saat ini. Sedangkan Baim Wong dipersepsikan, sebagai seorang yang sporty,

‘macho’, menarik dan menyenangkan (fun), dan merupakan selebriti yang banyak

digemari saat ini akibat berbagai perannya sebagai artis di beberapa sinetron.

(14)

bintang iklan produknya (Hidayat, 2005).

Penelitian ini dilakukan di dealer Honda Surabaya tepatnya di dealer

PT.MPM Motor Jl.Ngagel Jaya 59-59a Surabaya, penelitian ini dikhususkan pada

sepeda motor Vario saja, sebab penjualan untuk skutik terjadi pertarungan yang

sengit antara Honda Vario dengan Yamaha Mio masih menggunguli Honda Vario,

yaitu sekitar 545.630 unit dan Vario Hanya 413.122 unit, sedangkan untuk Suzuki

hanya menguntit di belakang saja, ironis lagi untuk tahun 2008 Yamaha Mio

masih merajai pasaran skutik sebesar 585.454 Unit dan selalu menunjukkan grafis

yang potensial di pasaran mati Honda Vario hanya 523.440 Unit. PT.MPM

merupakan salah satu perusahaan yang sering menggunakan publik figur atau

selebriti untuk iklannya. Mulai dari artis, pelawak sampai seniman sudah pernah

dijadikan endorser dalam iklannya. Hal itu juga diterapkan pada produk barunya

Honda Vario, PT Astra Honda Motor banyak melakukan kegiatan promosi,

terutama melalui iklan.

Primadona skutik masih dipegang oleh Yamaha MIO yang menguasai

hampir 58% pangsa pasar skutik dengan penjualan sebanyak 693.534 unit sampai

bulan Juli 2009. Honda dengan pasukan Vario dan Beat hanya mampu mencatat

penjualan sebanyak 406.600 unit. Suzuki tidak mau kalah bertarung disegmen

skutik ini, buktinya mereka telah mencatat penjualan diatas 100,000 unit

(15)

penjulaan skuter matik. Berikut dapat dilihat melalui data dealer PT.MPM Motor

Ngagel Surabaya.

Tabel : Data Penjualan Skutik Vario Area Jatim 2007-2009

Tahun Honda Vario Yamaha Mio Suzuki Spin 2007 413.122 Unit 545.630 Unit 189.795 Unit

2008 523.440 Unit 585.454 Unit 213.121 Unit

2009 406.616 Unit 693.534 Unit 100.307 Unit

Sumber : www.duniaotomotif,2010.

Berdasarkan data di atas menandakan bahwa selama tiga tahun terakhir,

PT MPM motor telah mampu membawa konsumen ke arah yang diharapkan.

Terbukti, selama tiga tahun (dari 2007 s/d 2009) tingkat penjualan sepeda motor

Honda selalu meningka namun juga mengalami penuurunan. Adanya kenaikan

penjualan tersebut mengindikasikan adanya preferensi konsumen terhadap merek.

Apabila penjualan meningkat, maka dapat diindikasikan bahwa celebrity endorser

dan kualitas produk yang digunakan oleh Hinda Vario memberikan perubahan

yang positif. Namun, pada 2009 tampak bahwa Honda Vario mengalami

penurunan pada penjualannya artinya citra merek Honda Vario masih kalah

dengan Yamaha Mio. Citra merek yang kuat memberikan sejumlah keunggulan,

seperti posisi pasar yang lebih superior dibandingkan pesaing, kapabilitas unik

yang sulit ditiru, loyalitas pelanggan dan pembelian ulang yang lebih besar, dan

(16)

terdepan. Para selebriti dalam iklan dijadikan penguat untuk pencapaian

kepercayaan citra merek kepada konsumen, dan nantinya diharapkan mampu

membangun preferensi konsumen akan merek dari produk motor Honda. Karena,

selama ini diyakini bahwa sepeda motor merek Honda merupakan salah satu

merek yang banyak menjadi pilihan (preference) masyarakat Indonesia.

Maka dalam penelitian ini diangkatlah judul penelitian: “Pengaruh

(Celebrity Endorsers) dan kualitas produk Terhadap Brand Image Sepeda Motor

Honda Vario di Surabaya“.

1.2. Perumusan Masalah

Ditinjau dari apa yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah

yang ditetapkan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap citra merek (brand

image) sepeda motor Honda Vario di Surabaya?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap citra merek (brand image)

sepeda motor Honda Vario di Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh celebrity endorser terhadap citra merek (brand

image) sepeda motor Honda Vario di Surabaya.

2. Mengetahui pengaruh kualtas produk terhadap citra merek (brand

(17)

penelitian, antara lain :

a. Konsumen

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sumber informasi untuk

mendapatkan kepuasan dalam mengkonsumsi produk yang ditawarkan

dalam iklan.

b. Peneliti

Dengan melakukan kajian ilmiah ini, maka wawasan peneliti menjadi

lebih luas dan hal ini akan sangat berguna jika terjun ke masyarakat

nantinya.

c. Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan sebagai referensi ilmiah bagi para peneliti

(18)

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh Hutomo,Agyl, Satrio, (2006) dengan judul penelitian ”Pengaruh

Kualitas Produk Dan Tingkat Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan

Pada Produk Makanan Tela Krezz Cabang Bekasi”. Rumusan masalah yang

diajukan adalah :1) Apakah kualitas produk mempunyai pengaruh yang positif

terhadap loyalitas pelanggan? 2). Apakah kepuasan konsumen mempunyai

pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan? 3). Apakah kualitas produk,

kepuasan konsumen secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap loyalitas pelanggan?

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk mempunyai

pengaruh yang positif terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela

Krezz. 2. Kepuasan konsumen mempunyai pengaruh yang positif terhadap

loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz. 3.Berdasarkan hasil

perhitungan dengan analisis regresi berganda, menunjukkan bahwa kualitas

produk dan kepuasan konsumen secara bersama-sama mempunyai pengaruh

yang positif signifikan terhadap loyalitas pelanggan. 4. Jika dilihat dari

kontribusi parsial bahwa variabel kualitas produk dan variabel tingkat

kepuasan konsumen memiliki pengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Dalam

hal ini bahwa variabel tingkat kepuasan konsumen yang sangat besar kontribusi

(19)

partialnya terhadap loyalitas pelanggan pada produk makanan Tela Krezz

Cabang Bekasi.

Penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini telah

dilakukan oleh Pratiwi dan Wiryawan, (2009) dengan judul penelitian ”Analisis

Pengaruh Selebriti endorser Terhadap Brand image Pada Iklan Produk Kartu

Prabayar Xl bebas di bandar lampung. Rumusan masalah yang diajukan adalah

:apakah celebrity endorser berpengaruh terhadap brand image kartu Xl di

Surabaya.

Hasil penelitian ini bahwa.1)Ada perbedaan persepsi yang nyata antara

mereka yang menilai selebriti endorser iklan XL Bebas sebagai Corporate Image,

User Image, dan Product Image. 2. Celebrity Credibility, Celebrity Likeability,

Celebrity Attractiveness dan Celebrity Meaningfulness mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap Brand Image produk kartu prabayar XL Bebas. 3. Variabel

yang paling membedakan persepsi konsumen atau yang paling besar pengaruhnya

atas Brand Image XL Bebas adalah Celebrity Attractiveness. Hal ini menunjukkan

daya tarik selebriti merupakan factor yang paling membedakan persepsi

konsumen atas ketiga grup Brand Image XL Bebas. 4. Model diskriminan yang

ada ternyata valid dan dapat digunakan, karena tingkat ketepatannya cukup tinggi

(53 %) dan mempunyai cross-validation yang tinggi pula (53 %).

Penelitian selanjutnya dilakaukan oleh Ibrahim, (2007) dengan judul

penelitian “Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan

Membeli Air Minum Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota

(20)

berikut: 1). Seberapa besar pengaruh media iklan terhadap pengambilan keputusan

membeli air minum dalam kemasan Aqua? 2. Program periklanan yang mana

yang dominan mempengaruhi keputusan konsumen membeli air minum dalam

kemasan Aqua?. Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi berganda.

Kesimpulan penelitian ini adalah : 1). Media iklan melalui iklan Televisi,

iklan Surat Kabar, iklan Majalah, iklan Radio, Papan Reklame dan Spanduk

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

membeli air minum kemasan merek Aqua. Dari tiga media iklan yang

berpengaruh signifikan tersebut, yang paling dominan terhadap keputusan

konsumen dalam membeli air minum kemasan merek Aqua adalah media iklan

televisi, diikuti media iklan majalah, dan media iklan spanduk. Sedangkan media

iklan surat kabar berpengaruh sangat kecil

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (1997:8) Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan

dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan (1983 : 5) pemasaran adalah

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

(21)

maupun pembeli potensial.

Menurut Pride dan Ferrel (1995 : 4) pemasaran adalah proses perencanaan

dan pelaksanaan rancangan, penetapan harga, promosi dan distribusi

gagasan barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi

sasaran-sasaran individu dan organisasi.

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan seluruh kegiatan usaha yang dibuat untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa dalam menciptakan

hubungan pertukaran yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan

konsumen.

2.2.1.1. Pengertian Marketing Mix

Merupakan variabel-variabel yang dipakai oleh perusahaan sebagai

sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.

Menurut Swastha (1979 : 42) marketing mix adalah kombinasi dari empat

variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan

yang terdiri dari :

a. Produk

Dalam pengelolaannya perlu adanya perencanaan dan pengembangan

produk

atau jasa untuk dipasarkan, selain itu keputusan-keputusan yang perlu

diambil menyangkut masalah pembelian merek, pembungkusan, warna

(22)

b. Harga

Dalam kebijaksanaannya manajemen harus menentukan harga dasar

dari produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut

potongan harga, pembayaran ongkos kirim dan hal-hal lain yang

berhubungan dengan harga.

c. Promosi

Promosi ini dipakai untuk memberi tahu dan mempengaruhi pasar bagi

produk perusahaan yang termasuk kegiatannya adalah periklanan,

personal selling, promosi penjualan, publisitas.

d. Distribusi

Tugas dari distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan

dalam saluran distribusi, serta mengembangkan sistem distribusi secara

fisik menangani dan mengangkut produk supaya dapat mencapai pasar

yang dituju tepat pada waktunya.

Marketing mix merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yang

mana keempat variabel tersebut saling berhubungan atau saling mempengaruhi

agar perusahaan tersebut dapat melakukan tugas pemasarannya seefektif mungkin.

Jadi perusahaan tersebut tidak hanya sekedar memilih kombinasi yang terbaik

saja, tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam variabel dari marketing

(23)

2.3. Perilaku Konsumen

2.3.1. Pengertian Perilaku Konsumen

Terdapat beberapa definisi untuk memberikan penjelasan mengenai

perilaku konsumen.Engel, et. al. (1994), menyatakan bahwa perilaku konsumen

adalah tindakan individu yang langsung terlibat dalam mendapatkan,

mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan

yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Loudon dan Bitta (1993). Menyatakan bahwa perilaku konsumen meliputi

proses pengambilan keputusan dan kegiatan individu secara secara fisik pada saat

mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mendapatkan barang dan jasa.

Dari pendapat tersebut diperoleh dua hal penting yaitu:

a. Sebagai proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik dalam upaya menilai, memperoleh dan menggunakan barang

dan jasa.

Perilaku konsumen disebutkan sebagai interaksi yang dinamis antara

kesadaran atau pengertian, perilaku dan peristiwa lingkungan dimana manusia

melakukan aspek dengan mana pertukaran tentang kehidupan mereka.

Dari definisi diatas terdapat tiga hal penting yaitu :

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara perasaan dan kesadaran

perilaku serta peristiwa lingkungan

(24)

Definisi perilaku konsumen yang dikemukakan Swastha dan Handoko

(1987: 9) adalah kegiatan – kegiatan individu secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan

tersebut. Dari definisi tersebut terdapat dua elemen terpenting yaitu ;

a. Proses pengambilan keputusan

b. Kegiatan fisik.

Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan

menggunakan barang atau jasa ekonomi

Dari beberapa pengertian perilaku konsumen tersebut diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan

proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan dan menggunakan barang dan

jasa yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Dengan demikian kegiatan

pembelian hanyalah merupakan salah satu tahap dari proses untuk mendapatkan

barang dan jasa. Bagi pemasar memahami proses pembelian sangat penting.

Karena proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada

tindakan manusia untuk membeli suatu produk dalam memenuhi kebutuhan dan

keinginannya.

2.3.1.1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Faktor yang mempengaruhi konsumen anatara lain adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh lingkungan

(25)

3. Proses psikologis Engel, et. al. (1994)

Dalam tujuan pemasaran pihak pemasar berusaha keras untuk memenuhi

dan melayani kebutuhan dan belanja sasaran dengan maksimal sesuai dengan

keinginan dan harapan konsumennya, Yaitu memperoleh kepuasan sehingga

perusahaan harus mampu mengembangkan bauran pemasaran untuk

mempengaruhi konsumen agar mau mengambil keputusan untuk melakukan

pembelian atas produk atau jasa yang ditawarkan.

Menurut Amstrong dan Kotler (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen meliputi budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Rangkaian dan

unsur masing-masing faktor dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen.

Budaya

Sumber : Kotler and Amstrong, (1992), Dasar-Dasar Pemasaran, Penerbit : Intermedia Jakarta.

1. Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting

(26)

a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.

Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku

dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. Anak-anak yang

dibesarkan di amerika serikat mendapatkan nilai-nilai berikut: prestasi dan

keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan

materi, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal, humanisme, dan

berjiwa muda,

b. Sub-Budaya

Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang

memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi yang khusus bagi

anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama,

kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-budaya yang membentuk

segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan progam

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social. Stratifikasi

tersebut kadang-kadang berbentuk sistim kasta yang berbeda dibesarkan

dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta

(27)

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh

faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai

pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau

perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap

seseoarang dinamakan kelompokkeanggotaan.

Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti

keluarga, teman, tetangga,dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan

seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang yang menjadi

kelompok anggota sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional,

dan asosiasi perdagangan, yang cendrung lebih formal dan membutuhkan

interaksi yang tidak rutin.Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan

mereka sekurang-kurang oleh tiga jalur. Kelompok acuan manghadapkan

seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga

memepengarui perilaku dan konsep pribadi seseorang. Kelompok acuan

menciptakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang

mempengarui pilihan produk dan merek aktual seseorang.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting

dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.

(28)

berpengaruh .Kita dapat membedakan antar dua keluarga dalam kehidupan

pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung

seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama,

politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Bahkan jika

pembeli tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya,

pengaruh keluarga terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan. Di

negara-negara dimana orang tua tinggal dengan anak-anak mereka yang

sudah dewasa, pengaruh mereka dapat menjadi sangat besar. Pengaruh

yang lebih langsung terhadap perilaku pembelian sehari-hari adalah

keluarga prokreasi yaitu, pasangan dan anak-anak seseorang.

c. Peran dan Status

Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya

keluarga, club, organisasi. Kedudukan orang itu masing-masing kelompok

dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan

yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran

menghasilakan status. Orang-orang memilih produk yang dapat

mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Pemasar

menyadari potensi simbol status dari produk dan merek.

3. Faktor Pribadi

Keputusan pembeli juga dipengarui oleh karakteristik pribadi, Karakteristik

tersebut meliputi usia, dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,

(29)

a. Usia Dan Tahap siklus Hidup

Orang yang memebeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya.

Mereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya,banyak

ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta

diet khusus selama tahun-tahun berikutnya. Selera orang terhadap perabot,

pakaian, dan rekreasi juga juga berhubungan dengan usia.

Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Beberapa karya

terbaru telah mengidentifakasikan tahap siklus hidup psikologis. Orang

dewasa mengalami perjalanan dan perubahan situasi hidup bercerai,

menduda/menjanda, kawin lagi dan dampak situasi itu terhadap perilaku

konsumsi.

b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengarui pola konsumsinya. Pilihan produk

sangat dipengarui oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang

dapat di belanjakan (level, kesetabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva

(termasuk presentase aktiva yang lancar/likuid), utang, kemampuan untuk

meminjam, dan sikap terus-menerus memperlihatkan kecendrungan

penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat suku bunga. Jika indikator

ekonomi menandakan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah

untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menempatkan

kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan

(30)

c. Gaya Hidup

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerja yang

sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda.Gaya hidup adalah pola

hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan dari seseorang yang

berinteraksi dengan lingkunganya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Masing-masing orang memiliki kepribadian yang berbeda yang

mempengarui perilaku pembelianya. Yang dimaksud kepribadian adalah

karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang

menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap

lingkunganya.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengarui oleh empat faktor psikologis utama

motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

a. Motivasi

Seseorang mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa

kebutuhan bersifat biogenis, kebutuhan tersebut muncul dari tekanan

biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang bersifat

Psikogenis, kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti

kebutuhan dan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok.

(31)

tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup

mendorong seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertidak. Bagaimana seseorang

yang termotivasi bertindak akan dipengarui oleh perspsinya terhadap

situasi tertentu. Persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang

individu memilih, mengorganisasi, dan mengintepretasi masukan-masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada

rangsangan yang behubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan

individu yang bersangkutan.

c. Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.

Keduanya kemudian mempengarui perilaku pembelian mereka.

Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan. Pendapat, atau

kepercayaan. Yang paling penting bagi para pemasar global adalah sering

mempertahankan keyakinan yang mudah dilihat tentang merek atau

produk berdasarkan negara mereka.

Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecendrungan tindakan

yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari

seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.Jadi sebuah perusahaan

sebaiknya menyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada daripada

(32)

pengecuailian dimana biaya besar untuk mengubah sikap orang-orang

akan memberikan hasil.

2.4. Celebrity Endorser

2.4.1. Pengertian Celebrity Endorser

Menurut Friedman & Friedman (1997), definisi selebritis yaitu a celebrity

is a personality (actor, entertainer, or athlete) who is known to the public for his

or her accomplishment in areas other than the product class endorsed (Shimp,

1997, p.282) yang artinya selebriti adalah pribadi (bintang film, penghibur, atau

atlet) yang dikenal oleh masyarakat karena kemampuannya dalam bidang tertentu

yang dapat mendukung produk yang diiklankan. Selebriti memiliki kekuatan

untuk menghentikan (stopping power). Mereka dapat menarik perhatian atas

pesan iklan di tengah banyaknya iklan lain (Belch & Belch, 2004, p.173). Selebriti

dapat digunakan sebagai alat yang cepat untuk mewakili segmen pasar yang

dibidik (Royan, 2005:.12)

Shimp (2003: 460) mendefinisikan publik figur atau selebriti adalah tokoh

(aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di

bidang – bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung. Dalam

mempromosikan sebuah produk, selebriti bisa berfungsi untuk: (1) memberikan

kesaksian (a testimonial), (2) memberikan dorongan dan penguatan (endorsement

), (3) bertindak sebagai aktor dalam iklan, (4) bertindak sebagai juru bicara

perusahaan ( Sumarwan; 2002 ).

Menurut Sumarwan (2002), kelompok selebriti adalah para artis film,

(33)

bergerak di bidang hiburan. Para selebriti bisa juga para pemain olahraga yang

terkenal, tokoh politik, para pejabat pemerintah, para pakar pengamat ekonomi,

sosial dan politik.

Sedangkan endorser merupakan seorang pendukung dalam periklanan. Para

pemasang iklan dengan bangga menggunakan kaum selebriti di dalam periklanan

karena atribut populer yang mereka miliki termasuk kecantikan, keberanian,

bakat, jiwa olahraga (atletisme), keanggunan, kekuasaan serta sifat-sifat yang

dimiliki oleh selebriti. Lebih umum lagi, para konsumen mungkin menyukai

merek hanya karena mereka menyukai selebriti yang mendukung produk tersebut

(Shimp, 2003: 456).

Dalam majalah SWA (Hidayat, 92: 2005) diungkapkan bahwa endorser

berperan besar terhadap kesuksesan produk. Keberadaan mereka sebagai juru

komunikasi sekaligus bintang iklan diyakini dapat mengangkat awareness dan

mendongkrak penjualan. Selain itu, menurut Shimp (2003 : 460), peran endorser

adalah untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap

produk yang didukungnya.

Ada tiga jenis daya tarik utama endorser yang biasa digunakan pada

kegiatan promosi dalam pemasaran:

1. Selebritis

Pada umumnya orang terpesona melihat orang yang kaya, sukses dan terkenal,

dan mereka bisa terkenal karena cantik atau ganteng dan mempunyai keahlian

(34)

yang dibeli, digunakan, ditonton, dimakan, diminum, didengarkan, dan dalam

kegiatan dimana mereka terlibat. Selebritis banyak digunakan untuk

mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang

sudah ada, karena untuk melakukan ini diperlukan pengaruh yang kuat.

Selebritis mempunyai kekuatan karena mereka menjadi idola banyak orang.

2. Ahli atau pemimpin pendapat

Mereka adalah orang orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu

dituruti oleh orang orang yang kurang tahu tentang produk tersebut. Biasanya,

mereka mempunyai peran yang penting dalam komunikasi dari mulut ke

mulut tentang suatu produk. Para ahli atau pemimpin pendapat juga bisa

berupa konsumen yang mengerti betul tentang suatu produk dan oleh

karenanya pendapatnya dituruti oleh orang lain di komunitas atau lingkungan

tempat tinggalnya. Pemasar mengetahui data para ahli atau pemimpin

pendapat ini dari daftar nama dan alamat orang orang yang pernah

menanyakan melalui surat tentang suatu produk di masa yang lampau.

Biasanya, orang orang tersebut bertipe inovator. Di samping itu, salesman

juga bisa dan diharapkan berperan sebagai pemimpin pendapat.

3. Orang biasa

Konsumen yang berpengalaman menggunakan produk, seperti disebutkan

sebelumnya, akan dituruti pendapatnya oleh calon konsumen. Konsumen juga

lebih mudah untuk mengidentifikasikan dirinya terhadap orang biasa yang

digunakan di iklan. Banyak sekali contoh iklan yang menggunakan kiat ini

(35)

yang menggunakan selebriti maupun non-selebriti (dalam kasus ini

menggunakan selebriti endorser), harus mampu Oleh karena itu, dapat

disimpulkan bahwa menggunakan pendukung selebriti (celebrity endorsers)

dalam iklan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang diiklankan.

Selain itu, menggunakan pendukung selebriti (celebrity endorsers) dapat

meningkatkan kepercayaan konsumen akan citra merek dari produk yang

diiklankan.

untuk menciptakan persepsi konsumen terhadap iklan ini. Keberhasilan upaya

membangun brand image sangat ditentukan oleh persepsi konsumen terhadap

selebriti yang menjadi ikon produk tersebut. Dengan dipersepsikannya seorang

selebriti endorser secara positif oleh masyarakat, diharapkan positif pula

brand image yang terbentuk di benak konsumen.

2.4.1.1. Keuntungan Penggunaan Celebrity Endorser

Terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan selebritis sebagai

endorser yaitu:

1. Celebrity endorser mempunyai kekuatan “menghentikan”. Selebritis sebagai

endorser dapat digunakan untuk menarik perhatian dan membantu

menyelesaikan kekacauan yang dibuat oleh iklan-iklan lainnya.

2. Celebrity endorser merupakan figur yang disukai dan dipuja. Audiens

diharapkan memiliki kekaguman terhadap selebritis sebagai endorser yang

akan berpengaruh pula pada produk atau perusahaan yang diiklankan.

(36)

perusahaan diharuskan memeriksa dan mengukur popularitas dan daya tarik

selebritis tersebut sebagai orang terkenal.

3. Celebrity endorser mempunyai keunikan karakteristik yang dapat membantu

mengkomunikasikan pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada audiens.

Selebritis sebagai endorser yang memiliki kesesuaian karakteristik dengan

produk yang diiklankan akan lebih membantu dalam menyampaikan pesan

dalam sebuah cara yang dramatis.

4. Celebrity endorser dianggap sebagai ahli yang berpengalaman di bidangnya

Maka keahlian yang dimiliki selebritis dengan merek produk yang diiklankan

haruslah relevan (Jewler & Drewniany, 200:10).

2.4.1.2. Kriteria Celebrity Endorser

Di dalam memilih selebriti yang menjadi endorser diperlukan

pertimbangan-pertimbangan dari pengiklan karena karakter endorser diakui

sangat efektif dalam mengangkat citra produk dan brand awareness (Royan,

2005: 23). Dalam mengevaluasi selebriti yang akan digunakan sebagai endorser

Amy Dyson dan Douglas Turco mengemukan konsep FRED (familiarity,

relevance, esteem, differentiation) (Miciak & Shanklim, 1994, p. 51) yaitu:

1. Familiarity

Merupakan komponen pertama yang penting dalam celebrity endorsement.

Artinya khalayak sasaran harus mengenal (aware) pada sosok sang artis dan

melihatnya sebagai pribadi yang tulus, menyenangkan (likeable) dan bisa

(37)

a. Mengenal (aware) pada sosok sang artis, Pesan yang disampaikan oleh

sumber yang menarik atau terkenal akan lebih menarik perhatian dan

mudah diingat. Itulah sebabnya mengapa pengiklan sering menggunakan

orang-orang terkenal sebagai juru bicara (Kotler, 2002, p.637). Selebriti

yang terkenal akan mempengaruhi perasaan, sikap dan perilaku konsumen.

Selebriti juga dapat meningkatkan persepsi audiens akan suatu produk

baik image ataupun performance (Belch & Belch, 2004:173).

b. Melihatnya sebagai pribadi yang tulus

Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator yang berkaitan

dengan wataknya. Apakah komunikator dinilai jujur, tulus, bermoral, adil,

sopan dan etis? Quintillianus menulis, “A good man speaks well; “orang

baik berbicara baik (Rakhmat, 2003:260).

c. Melihatnya sebagai pribadi yang menyenangkan (likeable)

d. Melihatnya sebagai pribadi yang bisa dipercaya (trustworthy)

Endorser harus dipandang sebagai pribadi yang jujur dan dapat dipercaya

(Pelsmacker, Geuens & Bergh, 2004: 199). Dalam menerima sesuatu

orang akan berpikir tentang sumbernya. Sekiranya sumber itu bisa

dipercaya, maka pesan yang disodorkan kepadanya akan mereka terima

dengan baik dan tanpa ragu-ragu (Suhandang, 2005: 112). Pesan yang

disampaikan oleh sumber yang sangat terpercaya akan lebih persuasif

(38)

2. Relevance

Artinya terdapat “hubungan yang berarti (kecocokan) antara image merek

yang diiklankan dan selebriti, serta antara selebriti dengan target market.

Pengiklan seringkali mencocokan image produk, karakteristik target market

dan personalitas dari celebrity endorser (Belch & Belch, 2004: 175). Dengan

demikian, kemilau selebriti tersebut bisa ditransfer dengan mudah ke produk

yang bersangkutan.K

a. Kecocokan antara image merek yang diiklankan dan selebriti

Harus ada kecocokan antara citra, kepribadian, gaya hidup endorser

dengan produk yang diklankan (Pelsmacker, Geuens & Bergh, 2004:199).

Salah satu pertimbangan utama dalam menyeleksi selebritis adalah

kecocokan selebritis dengan produk (celebrity and product matchup). Para

pengiklan membutuhkan selebritis yang mempunyai image nilai dan

kepantasan yang cocok dengan image produk yang ingin dimunculkan

pada suatu iklan (Shimp, 1997: 286). Penelitian menunjukan bahwa

keefektifan seorang endorser berhubungan dengan tipe produk yang

mereka sokong. Harus ada kecocokan yang masuk akal antara selebriti

dengan produk yang diiklankan (Aaker & Myers, 1987, p.299).

b. Kecocokan antara selebriti dengan target market.

Pemilihan sang bintang biasanya dilakukan bedasarkan brand personality

produk yang dikaitkan dengan target pasar yang dituju. Brand personality

tersebut sangat penting untuk menentukan karakter yang harus dibawakan

(39)

kesamaan dengan audiens target market yang berkaitan dengan sikap,

opini, aktivitas, latar belakang, status sosial ataupun gaya hidup dapat

menimbulkan daya pengenalan dan kesukaan atas suatu produk. Akan

mudah untuk membentuk empati dan pengenalan dengan menggunakan

sumber pesan yang memiliki kesamaan dengan audiens target market.

3. Esteem, Artinya terdapat respek dan kepercayaan yang tinggi dari konsumen

terhadap selebriti (kredibel). Respek dari konsumen Konsumen menghormati

selebriti karena selebriti tersebut memiliki karier yang unggul serta jiwa

salesmanship yang tidak dapat dibantah.

4. Differentiation, Artinya konsumen melihat endorser sebagai pribadi yang

unik, berbeda dan eksklusif atas produk yang dimilikinya. Ini merupakan

sebuah kontribusi besar bagi efektivitas seorang endorser.

2.5. Kualitas Produk

2.5.1. Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai komposisi

teknis dari suatu produk, Kotler (1997: 49) mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat

dari produk atau layanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan

kuat antara mutu, layanan dengan kepuasan konsumen dan profitabilitas. Semakin

tinggi tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen, mutu

produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan atau

produsen mengingat suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasaan

(40)

mencapai posisi produk. Mutu menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang

diharapkan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak hanya

ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut, melainkan

ditentukan oleh persepsi konsumen. Jadi kualitas produk tidak hanya berdasarkan

dari sudut pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut pandang konsumen sebab

suatu produk dikatakan berkualitas menurut konsumen apabila memenuhi dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, seperti pengertian kualitas

produk menurut Keegan dan Moriaty Duncan ( 1993,p 352 ) yaitu :"From

producer's perspective, the degree to which finished prduct meet specifications,

from customer's perspective, the degree to which product match needs and wants

including price

Dimensi daripada kualitas produk diuraikan oleh Tjiptono (1997:25) yaitu

sebagai berikut:

1. Performance yaitu kualitas produk yang menggambarkan keadaan yang

sebenarnya atau pelayanan yang diberikan oleh suatu produk dengan Cara

benar.

2. Feature yaitu kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki oleh suatu

produk.

3. Reliabiilty and durability yaitu kehandalan suatu produk dan tahan lama

produk tersebut sehingga tidak perlu terlalu sering melakukan perbaikan.

4. Estetika yaitu penampilan, corak, daya tarik yang menjadi aspek penting

(41)

5. Perceived yaitu kesan konsumen terhadap suatu produk terhadap kelebihan

– kelebihan yang dimilikinya menyangkut citra dan reputasi produk.

Harapan Konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam

menentukan kualitas produk dan kepuasan konsumennya. Pada dasarnya ada

hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan konsumen.

2.5.1.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Ada tiga faktor yang menentukan tingkatan kualitas produk menurut

Sofyan Assauri (1993:269), antara lain:

1. Fungsi Produk

Dalam menghasilkan produknya, perusahaan harus memperhatikan fungsi apa

yang akan dipenuhi oleh produk tersebut, karena fungsi ini akan

mempengaruhi kepuasan konsumen. Fungsi produk akan tercermin pada

spesifikasinya seperti: tahan lamanya, kegunaannya, beratnya, mudah atau

tidaknya perawatan dan kepercayaannya.

2. Wujud Luar

Wujud luar suatu produk juga mempengaruhi pandangan konsumen atas

kualitasnya. Walaupun produk yang dihasilkan dengan teknologi tinggi tetapi

bila wujud luamya kuno, maka konsumen cenderung beranggapan produk

tersebut kurang berkualitas. Wujud luar ini tidak hanya dilihat dari bentuknya

saja tetapi dari komposisi warna, pengemasan dan lainnya.

3. Biaya produk

Umumnya biaya dan harga suatu produk ikut menentukan kualitasnya. Jika

(42)

bahwa kualitas produk tersebut baik dan demikian juga sebaliknya. Perlu

disadari bahwa biaya produk tidak selamanya dapat digunakan untuk

menentukan kualitas produk karena biaya yang diperkirakan tidak selalu biaya

yang sebenarnya. Biaya atau harga suatu produk lebih tinggi dari nilai yang

sebenarnya karena ketidakefisienan atau tingginya keuntungan yang diambil

2.6.Brand Image (Citra Merek)

2.6.1. Pengertian Brand Image (Citra Merek)

Sebelum menjelaskan pengertian brand image, maka terlebih dahulu akan

dijelaskan arti brand (merek). Setiap produk yang dijual di pasar tentu memiliki

merek, di mana merek tersebut sebagai pembeda antara satu produk dengan

produk yang lain. “Merek menjadi salah satu faktor yang penting dalam strategi

pemasaran. Bagi sementara produsen, pemilihan merek merupakan hal yang

sangat penting, dan produsen menaruh perhatian besar terhadap merek” (Maulana,

1999:6).

Menurut Kotler (1997: 443), ”A brand is a name, term, sign, symbol, or

design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one

Seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitor.

Maksudnya, merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau desain, atau

kombinasi dari semuanya itu yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

dan jasa darin seseorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari

produk/barang pesaing. Setiap produk yang dijual di pasar memiliki merek, di

mana merek tersebut sebagai pembeda antara satu produk dengan produk yang

(43)

merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat,

dan jasa tertentu pada pelanggan. Merek-merek terbaik memberikan jaminan atas

kualitas.

Brand image itu sendiri dapat diartikan “The set of beliefs consumers hold

about a particular brand“Kotler et al. (1999: 770). Maksudnya, brand image

adalah sejumlah kepercayaan yang dipegang konsumen berkaitan dengan merek.

Pelanggan mungkin mengembangkan serangkaian kepercayaan merek mengenai

di mana posisi setiap merek menurut masing-masing atribut. Kepercayaan merek

membentuk citra merek atau brand image. Setiap pelanggan memiliki kesan

tertentu terhadap suatu merek. Kesan dapat timbul setelah calon pelanggan

melihat, mendengar, membaca atau merasakan sendiri merek produk, baik melalui

TV, radio, maupun media cetak. Brand image adalah persepsi pelanggan terhadap

suatu merek yang digambarkan melalui asosiasi merek yang ada dalam ingatan

pelanggan, sebagai mana yang dikatakan Keller (1993 : 3), “Brand image is

perceptions about brand as reflected by the brand association held in consumen

memory.”

Menurut Maulana (1999: 5),”Merek menjadi salah satu yang penting

dalam strategi pemasaran. Itulah sebabnya, merek harus dipilih secara hati-hati,

karena merek yang tepat dapat menambah peluang sukses produk.” Merek

menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor sebagaimana yang

dijelaskan oleh Durianto et al. (2001: 2) berikut ini:

1. Emosi konsumen terkadang naik-turun. Merek mampu membuat janji emosi

(44)

2. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Merek yang kuat

mampu diterima di seluruh dunia dan budaya, contoh Coca Cola, cDonalds

dapat diterima di mana saja dan kapan saja di seluruh dunia.

3. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan pelanggan. Semakin

kuat suatu merek, makin kuat pula interaksi dengan pelanggan dan makin

banyak brand association yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand

association yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat potensi

ini akan meningkatkan brand image.

4. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku pelanggan. Merek yang

kuat akan sanggup merubah perilaku pelanggan.

5. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh

pelanggan. Dengan adanya merek, pelanggan dapat dengan mudah

membedakan produk yang akan dibeli dengan produk lain sehubungan dengan

kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek

tersebut.

Berdasarkan sejumlah peranan penting suatu merek, maka dapat

disimpulkan bahwa merek mempunyai peranan yang penting dan merupakan ‘aset

prestisius’ bagi perusahaan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan

loyalitas pelanggan adalah kunci kesuksesan. Terlebih lagi pada kondisi sekarang,

nilai suatu merek yang mapan sebanding dengan realitas makin sulitnya

menciptakan suatu merek. Pemasaran dewasa ini bukan hanya merupakan

(45)

Pada saat ini pelanggan tidak hanya melihat sesuatu produk dari kualitas

dan harga, tetapi juga melihat brand image (citra merek) yang melekat pada

produk yang dikonsumsi. Banyak perusahaan menyadari akan hal terserbut,

sehingga mereka berlomba-lomba menciptakan brand image melalui promosi

secara besar-besaran. Menurut Assael (1992: 153), “Image is total perception of

the obyect that is formed by processing information from various sources over

time.” Maksudnya, image adalah keseluruhan persepsi atas obyek yang

diformulasi oleh pengolahan informasi dari berbagai sumber dalam waktu yang

lama. Setiap perusahaan berlomba-lomba menciptakan image positif atas produk,

layanan, nama perusahaan, dan merek, agar produk, layanan, nama perusahaan,

dan merek dikenal dan diterima baik oleh pelanggan. Hal ini berarti pelanggan

dapat memiliki image produk, image layanan, image nama perusahaan, dan image

merek atau brand image

Adapun instrumen indikatornya dari citra merek adalah sebagai berikut:

Setyaningsih dan Darmawan (2004)

1. Citra korporat (corporate image),

Konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan berbagai

merek produk yang dihasilkan oleh perusahaan’makakonsumen akan memiliki

citra positif terhadap perusahaan itu.sebuah organisasi dalam perusahaan harus

melakukan survei ulang publiknya selang beberapa waktu untuk mengetahui

apakah kegiatan pemasaran yang mereka lakukan telah memperbaiki atau

membentuk citra yang diiginkan.Kotler (2000) menurut Setyaningsih dan

(46)

kampanye biasanya terbatas,citra publik cenderung tetap,bila tidak ada

kemajuan,mungkin progam pemasaran organisasi harus diubah.

2. Citra pemakai (Image of the user)

Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek

tersebut.Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap

atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka

dapatkan dari layanan tersebut .Blackston (1993) menurut Setyaningsih dan

Darmawan (2004) berkata bahwa organisasi melaui pemasar tidak hanya

memikirkan tentang bagaimana mendekati konsumen dan cara agar konsumen

tertarik kepada merek mereka,tetapi bagaimana mendekatkan merek mereka

ke konsumen dan bagaimana merek mereka menunjukkan reaksi kepada

konsumen.

3. Citra Produk (Image of the product)

Menggambarkan image (gambaran) dari produk tersebut.Hal ini bisa berupa

kemasannya, bentuk atau modelnya, dsb.Hal ini sangat berpengaruh di mata

konsumen, karena citra dari produk tersebut bisa mendreskripsikan segala hal

baik yang negative atau positif.

2.7. Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Brand Image

Penggunaan endorser dalam iklan, baik yang menggunakan selebriti

maupun non-selebriti (dalam kasus ini menggunakan selebriti endorser), harus

mampu untuk menciptakan persepsi konsumen terhadap iklan ini. Keberhasilan

upaya membangun brand image sangat ditentukan oleh persepsi konsumen

(47)

seorang selebriti endorser secara positif oleh masyarakat, diharapkan positif pula

brand image yang terbentuk di benak konsumen.

Brand Image atau citra merek merupakan hasil dari pandangan atau

penilaian pengonsumsi terhadap suatu merek apakah itu baik atau buruk.

Pengonsumsi mungkin mengembangkan serangkaian kepercayaan mengenai

merek dimana posisi setiap merek menurut masing-masing atribut. Komponen

Brand Image ini dapat dilihat dari 3 hal ; Corporate Image, User Image dan

Product Image. Pratiwi dan Wiryawan,(2009).

Dalam mempengaruhi brand image suatu produk dapat dilihat dari

karateristik selebriti endorser. R. Ohanian (1991), seorang advertising researcher,

dalam jurnalnya yang bertajuk “The Impact of Celebrity Spokeperson Perceive

Image on Intention to Purchase” membagi 4 faktor penyebab mengapa responden

tertarik untuk membeli dan secara signifikan dapat mempengaruhi brand image

produk

2.7.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Brand Image

Kualitas produk, design, fitur, branding dan kemasaan. Mengembangkan

efektif kemasan dari suatu produk memerlukan beberapa keputusan seperti konsep

kemasan. Keputusan juga dibuat untuk elemen dari kemasan yaitu ukuran, bentuk,

material, warna, tulisan, merek. Element-element yang beragam ini harus

membentuk harmonisasi dengan harga, iklan dan elemen pemasaran lainnya

(Kotler, 1994), dengan produk yang berkualitas dari Aneka Ilmu yang berkaitan

dengan kualitas isi, layout yang menarik, jumlah halaman, warna, sampul, kualitas

(48)

Demikian halnya dengan Delene et al., (1997) menyatakan bahwa strategi

kualitas produk melalui even seperti pameran dan intensitas iklan serta promosi

dan memperluas jangkauan wilayah pemasaran akan berdampak pada

pembentukan citra yang positif bagi perusahaan. Dengan demikian kegiatan

promosi penjualan ini dapat menentukan apakah pada akhirnya suatu produk

tersebut sukses atau tidak. Sehingga produk yang dipromosikan tersebut dapat

menentukan serta mempengaruhi tinggi rendahnya citra merek produk

perusahaan.

Dampak dari citra merek yang tinggi dari pelanggan, produk yang

berkualitas dari Aneka Ilmu dan nilai yang dirasakan pelanggan akan semakin

meningkatkan persepsi yang positif dari pelanggan. Schifmann dan Kanuk (2000)

menyebutkan bahwa persepsi adalah cara orang memandang dunia ini. Dengan

demikian persepsi seseorang akan berbeda dari yang lain. Cara memandang dunia

sudah pasti dipengaruhi oleh sesuatu dari dalam dan dari luar seseorang. Stimulus

adalah input bagi proses baik internal maupun eksternal. Stimulus adalah input

(49)

2.8. Kerangka Konseptual

Citra Merek (Y)

Kualitas Produk (Z) Celebrity

Endorsers (X)

2.9. Hipotesis

1. Diduga celebrity endorser berpengaruh positif terhadap citra merek (brand

image) sepeda motor Honda Vario di Surabaya

2. Diduga kualitas produk berpengaruh positif terhadap citra merek (brand

(50)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan tentang

pengoperasiaan atau pendefinisian konsep penelitian termasuk penetapan cara dan

satuan pengukuran variabelnya, adalah sebagai berikut:

1. Celebrity Endorser (X) adalah seorang pendukung dalam periklanan yang dikenal masyarakat karena prestasinya di bidang – bidang yang berbeda dari

golongan produk yang didukung, seperti para artis film, sinetron, penyanyi,

musisi, palawak, dan semua orang terkenal yang bergerak di bidang hiburan

(Shimp, 2003 : 297). Berikut dimensi dan indikator dari celebrity endorser,

Pratiwi dan Wiryawan,(2009:264)

a. Celebrity Credibility, (X1), Segala hal yang berkaitan dengan kredibilitas selebriti untuk meyakinkan khalayak sasaran atas pesan yang disampaikan.

- Keahlian (X11)

- Berpengalaman (X12)

- Keterampilan (X13)

- Dapat dipercaya (X14)

b. Celebrity Likeability (X2), yaitu tingkat disukai selebritis oleh audience.

Apabila seorang selebriti banyak disukai, maka akan mempengaruhi

persepsi konsumen terhadap produk yang diiklankan oleh si selebriti.

- Humoris (X21)

(51)

- Ramah (X23)

c. Celebrity Attractiveness (X3), Merupakan berbagai daya tarik yang

dimiliki selebriti dalam berperan sebagai endorser. Hal ini dapat mencakup

daya tarik fisik dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan

pengguna produk.

- elegan (X31)

- Moderen dan enak untuk dilihat (X32)

- Tampan atau cantik (X33)

d. Celebrity Meaningfulness (X4), ini menyangkut seberapa kuat pengaruh

selebriti dalam benak masyarakat sehingga ia dapat “memerintahkan”

target audience untuk membeli produk.

- Menjadi inspirasi konsumen yang membeli produk (X41)

- Disukai oleh konsumen (X42)

- Sukses atau naik daun (X43)

2. Kualitas Produk (Z) terdiri dari :

a. Kinerja produk ( Z1 ) yaitu karakteristik pokok dari produk inti yang dibeli

atau hal yang paling penting bagi pelanggan adalah apakah kualitas produk

menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan diberikan dengan cara

yang benar. Instrumen pada indikator sebagai berikut : Tjiptono, Fandy

(1997:25)

- memiliki daya jual yang tinggi ( Z1.1 )

(52)

b. Ciri – ciri atau keistimewaan ( Z2 ) yaitu karakteristik sekunder atau

pelengkap yang memberikan kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki

suatu produk. Instrumen indikator sebagai berikut :

- Desain Produk ( Z2.1 )

- Ornamen produk( Z2.2 )

c. Keandalan dan Daya tahan ( Z3 ) yaitu Kehandalan produk dalam

penggunaan secara normal serta berapa lama produk dapat digunakan.

Instrumen dalam indikator sebagai berikut :

- Umur Ekonomis Produk ( Z3.1 )

- Kemungkinan Mengalami kerusakan ( Z3.2 )

d. Estetika ( Z4 ) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Instrumen

indikator tersebut sebagai berikut :

- Model ( Z4.1 )

- warna (Z4.2)

e. Kualitas yang dipersepsikan ( Z5 ) yaitu citra dan reputasi produk serta

tanggung jawab perusahaan terhadap produk tersebut. Instrumen indikator

tersebut :

- Harga murah ( Z5.1)

- Merek terkenal ( Z5.2 )

3. Citra Merek (Y) adalah sejumlah kepercayaan yang dipegang konsumen berkaitan dengan merek. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

(53)

a. Citra korporat (corporate image).Konsumen mempunyai pengalaman yang

baik atas penggunaan berbagai merek produk yang dihasilkan oleh

perusahaan maka konsumen akan memiliki citra positif terhadap

perusahaan itu.

b. Citra pemakai (Image of the user), Dapat dibentuk langsung dari

pengalaman dan kontak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah

nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau

layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari layanan

tersebut .

c. Citra Produk (Image of the product), Menggambarkan image (gambaran)

dari produk tersebut. Hal ini bisa berupa kemasannya, bentuk atau

modelnya, dsb.Hal ini sangat berpengaruh di mata konsumen, karena citra

dari produk tersebut bisa mendreskripsikan segala hal baik yang negative

atau positif.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan skala interval dengan pembobotan skala likert (likert scale). skala

likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi

seseorang tentang fenomena yang terjadi. Kemudian indikator tersebut dijadikan

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa

(54)

3.1.1. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential

scale). Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

pendapatnya tentang serangkaian pernyataan yang berkaitan dengan obyek yang

diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi. Dalam penelitian

ini, setiap pertanyaan masing-masing diukur dalam 7 skala dan ujung-ujung

ditetapkan dengan kata sifat yang tidak secara kontras berlawanan. sebagai

berikut:

1 7

Sangat Jelek Sangat Bagus

3.2.Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang membeli sepeda

motor Honda Vario di Surabaya sebesar 151.255 responden.

b. Sampel

Untuk penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Non

Probability sampling yaitu dengan purposive Sampling yaitu penarikan

sampel berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh sampel.

Ciri-ciri sampel tersebut adalah: konsumen yang membeli dan menggunakan

sepeda motor Honda Vario di Surabaya yang mengenal endorser Honda Vario

yaitu Agnes Monica. Penggunaan sampel dikarenakan cukup banyaknya

(55)

sampel tersebut diharapkan mampu mewakili total keseluruhan populasi.

Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi, maka

dalam penentuan sampel penilitian ini digunakan rumus Slovin (dalam

Umar,2004:108) sebagai berikut :

N

n = --- (1 + N.e²)

Dimana:

n = ukuran sampel (orang)

N = ukuran populasi

e = % kesalahan yang diinginkan atau ditolerir (digunakan sebesar 10%)

Jumlah sampel yang akan digunakan mengikuti aturan rumus Slovin, yaitu dari

total populasi (N =151.255) akan menghasilkan jumlah sampel minimum

sebanyak 400 orang.

Menurut Ferdinand (2002: 48).

- Ukuran sampel yang harus terpenuhi dalam model ini adalah 100 -200

sampel untuk teknik (Maximum Likelihood Estimation).

- Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi pedomannya adalah 5-10

kali jumlah parameter yang diestimasi

- Karena terdapat 26 indikator maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah (26X5 = 130) maka sampel yang digunakan adalah minimal sebesar

Gambar

Tabel : Data Penjualan Skutik Vario Area Jatim 2007-2009
Gambar 2.1. : Faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen.
Gambar 3.1 :  Contoh Model Pengukuran citra merek
Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan WebSite Sanggar Tari Sangrina Bunda menggunakan Macromedia Dreamweaver MX yang bertujuan agar masyarakat dapat mengetahui informasi Sanggar Tari

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Dalam Pasal 21 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 ditetapkan bahwa anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia diperoleh, baik secara sukarela maupun secara wajib dari

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga atau bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan

Kepada teman-teman Fakultas Psikologi Unika Widya Mandala Surabaya yang mendukung saya khususnya untuk Trinanda, Junike, Claudya, dan Sanggar, yang telah banyak membantu

Tahapan penelitian pada Gambar 3.1 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Tahap pertama: Mengidentifikasi masalah dan pengumpulan data. Masalah yang

Nilai Income Over Feed Cost (IOFC) didapat dari membandingkan pendapatan yang diperoleh dari penjualan ayam dengan biaya ransum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan kompetensi kepribadian guru sebelum dan sesudah mengikuti program sertifikasi, (2) perbedaan kompetensi pedagogik guru